78
VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna mendapat Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar IIN SARIANTI 10533767514 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

IIN SARIANTI

10533767514

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 2: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

MOTTO

Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian

itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu yaitu orang-orang yang

meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan

kembali pada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah : 45-46)

Sesungguhnya Ridho Allah ada pada orang tua, maka mohonlah doa restu kepada

orang tua. Usaha, do‟a dan kesabaran merupakan suatu kesatuan utuh untuk

meraih keberhasilan, dan Allah akan memberi yang terbaik.

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahan kepada beliau yang paling berjasa dalam hidupku,

dan paling aku cintai, beliau adalah kedua orang tuaku. Terima kasih atas kasih

sayang, doa, dan dukungannya. Semoga bapak dan ibu selalu dalam lindungan

dan kasih sayang Allah Swt.

Page 3: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang patut terucap selain puji dan syukur kepada Allah

Swt, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan

diselesaikan sesuai yang direncanakan. Salawat dan salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menggulung tikar-tikar kebatilan dan

membentangkan tikar-tikar kebajikan seperti yang kita rasakan saat ini. Penulis

sebagai pengikut Nabi Muhammad saw. patut mencontoh perilakunya dan beliau

menjadi suri teladan bagi kita semua.

Sebagai hamba Allah yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan,

penulis menyadari bahwa skripsi ini masi jauh dari kata sempurna dan masih

terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis senantiasa

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

penyempurnaan penyusunan skripsi ini selanjutnya. Penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan karena bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan terima kasih secara tulus kepada :

Dr. Munirah, M.Pd., pembimbig I yang penuh kesabaran, dan

kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tak henti-

hentinya di sela-sela kesibukannya. Andi Adam, S.Pd., M.Pd., pembimbing II

yang penuh kesabaran, dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan,

dan dorongan yang tak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya

Page 4: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd.,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Para Dosen Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terima kasih atas ilmu, motivasi, arahan,

dan dorongan selama studi di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Segenap staf

jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis.

Ayahanda dan ibunda tercinta terima kasih atas kasih sayang, doa,

motivasi, dan dukungan sehingga penulis tidak putus asa menyelesaikan studi

dengan baik, adik-adikku dan keluarga besarku terima kasih atas kasih sayang,

doa, dan semangatnya. Buat seseorang yang selalu bersama penulis dalam hal apa

pun terimakasih atas bantuan, waktu, motivasi, doa, dan dukungannya.

Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia terkhusus Indah Chaerunnisa, Ayu Astuti Mukhtar, Sri Wahyuni , dan

teman-teman Kelas C Angkatan 2014 terima kasih atas persahabatan, dukungan,

bantuan, dorongan kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

dengan baik, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Page 5: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Walaupun skripsi ini masih belum sempurna penulis berharap supaya

skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semuanya. Sekian

pengantar dari penulis semoga apa yang telah diusahakan mendapatkan ridho dari

Allah Swt dan memperoleh hasil yang maksimal

Makassar, Juli 2013.

Penulis

Iin Sarianti

Page 6: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

DAFTAR ISI

Halama Judul ...................................................................................... i

Lembar Pengesahan ........................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii

Surat Pernyataan................................................................................. iv

Surat Perjanjian .................................................................................. v

Motto dan Pembahasan ...................................................................... vi

Abstrak .............................................................................................. vii

Kata Pengantar ................................................................................... viii

Daftar Isi........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................... 2

C. Tujuan Penelitian ................................................ 2

D. Manfaat Penelitian ............................................... 2

BAB II KAJIAN PUATAKA ............................................................ 7

A. Penelitian yang Relevan ...................................... 7

B. Tataran Morfologi ................................................ 7

1. Kelas Kata ....................................................... 7

2. Verba............................................................... 12

3. Ciri-ciri Verba ................................................. 15

4. Bentuk-bentuk Verba ...................................... 26

5. Verba Resiprokal ............................................ 32

C. Kerangka Pikir ..................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN..................................................... 39

A. Jenis Penelitian .................................................... 39

B. Sumber Data ........................................................ 39

C. Teknik Pengumpulan Data .................................. 40

D. Teknik Analisis Data ........................................... 42

Page 7: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 43

A. Hasil Penelitian .................................................... 43

B. Pembahasan ......................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................. 62

A. Simpulan ......................................................... 62

B. Saran .............................................................. 64

Daftar Pustaka ..................................................................................

Lampiran .........................................................................................

Page 8: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang

sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga

merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagai mana disiratkan dalam

sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia diresmikan pada

kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa

dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui

penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Secara sejarah,

bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang

struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan

dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu klasik dan bahasa Melayu

kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru

dianggap „‟lahir‟‟ atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.

Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi

diakui keberadaannya.

Bangsa Indonesia harus bangga karena mempunyai bahasa nasional

sendiri. Satu hal yang tidak terlalu sukar ditemukan dalam sejarah, bahwa suatu

bangsa yang terdiri dari pemakai ratusan bahasa daerah dapat dipersatukan oleh

satu bahasa nasional yang diakui dan kini dipakai oleh semua kelompok

masyarakat yang bermacam-macam yang ada di Indonesia.

1

Page 9: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer,yang merupakan

alat komunikasi antar anggota masyarakat. Komunikasi bertujuan menyampaikan

gagasan, pengalaman, perasaan, ide dan informasi. Komunikasi dapat

dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Bahasa merupakan alat

untuk menyampaikan ide, gagasan, pengalaman, perasaan, pendapat, dan

informasi, dengan perantara sistem lambang. Komunikasi dengan menggunakan

bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.

Sejarah harian Fajar, pada tahun 1967, sebuah perusahaan penerbit surat

kabar mingguan bernama yayasan penerbit Expres telah berdiri. Surat kabar yang

di dirikan Harun Rasyid Djibe, berdasarkan surat izin terbit (SIT) nomorr

1565/pers/SK/Dirjen-PG/SIT/1967 pertanggal 28 Maret 1972 dan surat izin cetak

dari ketertiban daeraah. Awal 1980-an harian Expres menghadapi berbagai

kendala, salah satunya adalah masalah dana. Awal 1981, Harun Rasyid Djibe

berusaha menggandeng Muhammad Alwi Hamu sebagai pemodal dan pemohon

surat izin penerbit kembali surat kabar expres kepada pemerintah. Atas kebijakan

Dirjen pembinaan pers dan grafik departemen penerbangan 6 April 1981,

mengeluarkan surat izin untuk terbit kembali terhadap permohonan Harun Rasyid

Djibe dan Muhammad Alwi Hamu.

Nama FAJAR diambil karena Fajar terbit dari ufuk timur, yang

merupakan pusat peredaran dan penerbitan di kawasan timur Indonesia di ibu kota

Sulawesi Selatan, yakni Makassar. Badan yang menaungi Harian FAJAR pernah

berubah, setelah 4 tahun berjalan, sejak terbit perdana tepatnya 1984 telah terjadi

perubahan undang-undang pokok pers serta dikeluarkan peraturan Mentri

Page 10: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Penerangan RI NO. 01/Pers/Menpen PT.Media FAJAR sebagai penerbit bukan

yayasan bukan penerbit Expres yang sesuai dengan keputusan mentri penerbangan

No.050/SK?SIUPPA/A.7/1986, Maret 1986.

Tahun 1987, Harian FAJAR mengalami kemunduran karena faktor

dana, maka pada tahun 1988, berusaha bangkit kembali bergabung dengan

perusahaan besar seperti Jawa Pos dan Tempo. Akhirnya Harian FAJAR bernaung

di bawah bendera grup Jawa Pos bersama sejumlah perusahaan penerbitan

lainnya, yakni suara Indonesia (Surabaya), serta puluhan media lainnya yang

terbit belakangan.

Kantor Racing Centre, pilihan lokasi gedung baru jatuh di tanah milik

HM Jusuf Kalla di jalan Racing Centre Makassar. Membangun gedung di tanah

atas tanah itu, tanpa bantuan kredit Bank, pada tahun 1991 gedung kantor di jalan

Racing Centre diresmikan. Mesin cetak baru juga diadakan untuk menambah

kualitas surat kabar, FAJAR tampil berwarna. Surat-surat kabar dalam dan luar

daerah Makassar mulai dikembangkan seperti Ujung Pandang Ekspres berita kota

Makassar, Pare Pos, Plopo Pos, Kendari Pos, dan lainnya. Kantor Racing Centre

menjadi saksi bagaimana FAJAR selama kurun waktu 16 tahun (1991-2007)

merangkak naik menjadi yang terbesar.

Kantor Graha Pena, tren bisnis yang semakin berkembang, anak

perusahaan yang semakin menjamur, dan jumlah karyawan semakin banyak,

FAJAR membangun gedung kantor Graha Pena di Jalan Urip Sumoharjo no.20

Makassar. Diresmikan awal tahun 2007 berlantaikan 19 lantai dan menjadi

gedung tertinggi pertama di pulau Jawa. Fungsinya bukan hanya sekedar sebagai

Page 11: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

kantor bagi FAJAR dan anak perusahaannya, tetapi juga disewakan kepada

khalayak umum untuk ruang kantor maupun untuk berbagai kegiatan. Kantor di

Recing Center menjadi Universitas FAJAR.

Dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus

dilakukan penelitian pada berbagai aspek kebahasaan. Salah satu aspek yang perlu

diteliti dan dikaji adalah bentuk verba. Penelitian bentuk verba dalam bahasa

Indonesia sudah banyak dilakukan oleh pakar bahasa. Meskipun buku-buku

bahasa Indonesia sudah banyak, belum lengkap bila tidak dibahas masalah verba

khususnya verba resiprokal.

Verba atau kata kerja adalah kata yang berfungsi untuk menjelaskan

tentang suatu aktifitas atau suatu perbuatan/kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang. Kata kerja atau verba berasal dari bahasa latin yakni verbum yang

artinya kata. Sehingga kata kerja dapat didefinisikan sebagai kelas kata yang

menyatakan suatu tindakan, keberadaan, atau pengertian dinamis lainnya.

Umumnya kata kerja (verba) menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat.

Penggunaan verba resiprokal dalam bahasa Indonesia sangat produktif

dan meliputi berbagai aspek kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal ini sejalan

dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat pemakai bahasa. Penggunaan

verba resiprokal sendiri dalam berbagai kegiatan sosial selalu menjadi pilihan

karena verba resiprokal adalah verba yang mempunyai makna “ saling

menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dalam waktu yang

bersamaan”.

Page 12: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Verba resiprokal yang dimaksud adalah verba yang menyatakan

perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan perbuatan tersebut dilakukan

dengan berbalasan. Kedua belah pihak terlibat dalam suatu perbuatan. Verba

resiprokal disebut juga verba yang mengandung makna “saling”. Kata kerja

seperti berkelahi, bersentuhan, bersalaman, bercubitan, termasuk juga verba

resiprokal. Dikatakan demikian karena kata-kata tersebut menyatakan perbuatan

yang dilakukan oleh dua pihak dalam waktu yang bersamaan.

Penelitian ini akan berfokus pada penelitian verba resiprokal bahasa

Indonesia dalam harian Fajar, yang akan memaparkan bentuk verba resiprokal dan

penyimpangan verba resiprokal. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk

menyelesaikan dan menutup semua permasalahan yang ada. Tetapi justru

sebaliknya, yakni agar hasil penelitian ini dapat membuka cakrawala baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk verba resiprokal bahasa indonesia pada harian Fajar ?

2. Bagaimana bentuk penyimpangan verba resiprokal pada harian Fajar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk verba resiprokal pada harian Fajar.

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan verba resiprokal pada harian Fajar.

D. Manfaat Penelitian

Analisis dalam penelitian ini terkait pada bentuk verba resiprokal dan

penyimpangan verba resiprokal, ada beberapa manfaat yang dihasilkan dari

Page 13: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

penelitian ini. Adapun manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil penelitian yang memperkaya

khasanah penelitian bentuk-bentuk verba beserta makna yang diperoleh,

khususnya verba resiprokal dalam bahasa Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini

diharapkan bermanfaat untuk perkembangan tata bahasa Indonesia, khususnya

bidang morfologi.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah bagi penelitian lebih lanjut, hasil

penelitian ini dapat dikembangkan untuk menjadi bahan penelitian tentang bahasa,

khususnya verba resiprokal bahasa Indonesia. Bagi para peminat bahasa,

penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang analisis verba

khususnya verba resiprokal bahasa Indonesia.

Page 14: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Dalam tinjauan hasil penelitian sebelumnya akan dilihat bagaimana

hubungannya dengan topik penelitian yang penulis kaji. Hal ini dimaksudkan agar

tidak terjadi tumpang tindih dari ruang lingkup masalah yang dikaji.oleh karena

itu, yang menjadi sasaran tinjauan dan yang membedakan dengan penelitian

selanjutnya adalah ruang lingkup kajiannya.

Tinjauan hasil penelitian mengenai verba dapat dilihat dari “Verba

Derivatif Bahasa Indonesia” oleh Mawar yang dikerjakan pada tahun 1990.

Dalam pembahasannya Mawar menguraikan tentang jenis verba derivatif dalam

bahasa Indonesia.

B. Tataran Morfologi

Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti

„bentuk‟ dan kata logi yang berarti „ilmu‟. Jadi secara harfiah kata morfologi

berarti „ilmu mengenai bentuk‟. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu

mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata; sedangkan di dalam kajian

biologi morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau

jasad-jasad hidup. Memang selain bidang kajian linguistik, di dalam kajian biologi

ada juga digunakan istilah morfologi. Kesamaannya, sama-sama mengkaji tentang

bentuk.

Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang

susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007:5),

7

Page 15: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

secara etimologis istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari

gabungan kata morphe yang berarti „bentuk‟, dan logos yang artinya „ilmu‟. Chaer

(2008: 3) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu bentuk-bentuk dan

pembentukannya.

Pada kamus linguistik (Kridalaksana, 2008:159), pengertian morfologi

adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya

atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yaitu

morfem. Nurhayati dan Siti Mulyani (2006:62), menyatakan morfologi adalah

ilmu yang membicarakan kata dan proses pengubahannya. Berbagai pengertian

morfologi tersebut menjadi acuan peneliti dalam mendefinisikan arti morfologi

yaitu sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi

pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagian-bagian kata

atau morfem.

Berdasarkan para pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa morfologi

adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa atau linguistik yang secara khusus

mempelajari seluk-beluk morfem serta gabungan antara morfem-morfem.

1. Kelas Kata

Menurut Crystal (1980:383-385), kata adalah satuan ujaran yang

mempunyai pengenalan intutif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa

lisan maupun bahasa tulisan.

Ditinjau dari sudut semantik, kata selalu memiliki arti atau makna, baik

arti leksikal maupun arti gramatikal. Arti leksikal yang dimaksudkan di sini

adalah arti yang terdapat pada satuan bentuk bahasa tersebut berdiri sendiri

Page 16: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

(belum bergabung dengan bentuk bahasa yang lain) dalam pemakaiannya,

sedangkan yang dimaksudkan dengan arti gramatikal adalah arti yang terdapat

pada satuan bentuk bahasa, setelah bentuk bahasa tersebut bergabung dengan

bentuk bahasa yang lain.

Ditinjau dari sudut morfologi, kata selalu berada dalam bentuk morfem,

baik yang berupa morfem tunggal (morfem bebas) maupun yang berupa morfem

kompleks (gabungan dari beberapa buah morfem).

Ditinjau dari sudut sintaksis, kata selalu merupakan satuan bentuk

bahasa yang berarti sendiri dalam pemakaiannya, baik dalam pengucapan maupun

dalam penulisannya.

Ada dua bentuk kata dalam bahasa Indonesia, yaitu:

a. Kata dasar merupakan satuan bahasa yang bermakna yang berupa morfem

bebas dan berdiri sendiri dalam pemakaiannya.

b. Kata jadian atau kata turunan merupakan satuan bentuk bahasa yang

bermakna yang berupa morfem kompleks dan berdiri sendiri kata dasar

dalam pemakaiannya seperti kata berafiks, kata berulang, kata

berpartikel, dan kata berklitik.

c. Kata berafiks adalah kata dasar yang telah dilekati oleh afiks atau

imbuhan, seperti prefiksasi atau kata berawalan (bermain, penulis,

ditendang, melihat,dsb), infiksasi atau penyisipan (telunjuk, temali,gerigi),

sufiksasi atau pengakhiran (makanan, hitamkan, turuni, rasanya), konfiks

atau gabungan (kebetulan, perhentian, pedesaan).

Page 17: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

d. Kata berulang merupakan kata yang mengalami pengulangan bentuk, baik

pengulangan seluruhnya maupun pengulangan dengan perubahan fonem

atau tidak dengan perubahan fonem. Kata berulang ini terdiri atas empat

yaitu :

1) Kata berulang utuh

Misalnya : rumah-rumah, baca-baca, makan-makan.

2) Kata ulang dengan perubahan fonem merupakan kata berulang di mana

bentuk pengulangannya mengalami perubahan atau variasi fonem.

Misalnya : gerak-gerak, sayur-mayur, serta-merta.

3) Kata ulang sebagian merupakan di mana bentuk pengulangannya

adalah sebagian dari bentuk kata dasarnya.

Misalnya : mengambil-ambil, menulis-nulis, terinjak-injak.

4) Kata ulang dengan penambahan imbuhan merupakan kata berulang di

mana bentuk pengulangannya mendapat tambahan imbuhan.

Misalnya : tulis-menulis, berkejar-kejaran, tuduh-menuduh.

e. Kata berpartikel adalah semacam kata tugas yang mempunyai bentuk

khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi

tertentu.

Jenis-jenis partikel tersebut adalah :

1) Partikel –kah, fungsinya adalah untuk memberi penekanan makna pada

kalimat yang berjenis kalimat pertanyaan.

2) Partikel –lah, fungsinya adalah memberi penekanan makna kelas kata

benda dan kata kerja.

Page 18: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Misalnya : sayalah yang dipanggil ke kantor untuk melaporkan persoalan

yang rumit itu.

3) Partikel –pun, fungsinya adalah memberi penekanan makna pada kata-kata

tugas yang dipakai dalam kalimat berita dan menunjukkan makna

pertentangan.

Misalnya : ada pun maksud kedatangan saya ke tempat ini adalah untuk

menghindari seminar proposal.

f. Kata berklitik merupakan bentuk dasar yang dilekati oleh bentuk klitik

yaitu –ku, -nya, -mu. Proses pelekatan bentuk klitik pada bentuk dasar ini

dinamakan klitikisasi. Kata ini terdiri dari dua yaitu:

1) Kata berproklitik merupakan bentuk dasar yang dilekati oleh klitik

pada bagian awal bentuk dasar.

Misalnya : Ku ambil : dilekati oleh proklitik ku-

Ku makan : dilekati oleh proklitik ku-

2) Kata ber enklitik bentuk dasar yang dilekati oleh klitik pada bagian

akhir bentuk dasar.

Misalnya : Bukumu : dilekati oleh enklitik –mu

Bapaknya : dilekati oleh enkliti –nya

Uangku : dilekati oleh enklitik –ku

Kridalaksana (1982:98) mendefenisikan leksem sebagai berikut:

a. Satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk

inflektif suatu kata. Contoh: sleep, slept, sleeping, adalah bentu-bentuk

dari leksem sleep.

Page 19: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

b. Kata atau frasa yang merupakan satuan bermakna; satuan terkecil dari

leksikon.

Setiap kata menjadi anggota suatu kategori leksikal mayor disebut butir

leksikal (lexical item), yang merupakan entri dalam leksikon. Entri untuk setiap

butir leksikon. Entri untuk setiap butir leksikal akan mencakup pengucapannya

(fonologi), informasi tentang maknanya (semantik) termasuk kategori leksikal apa

dan dalam lingkungan sintaksis mana kata itu dapat muncul (subkategorisasi).

a. Verba

Pembicaraan mengenai kelas kata verba merupakan hal pokok dalam

penulisan ini. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui pengertian atau batasan

tentang verba. Uraian berikut membicarakan pengertian verba yang akan

dikemukakan oleh para pakar.

Verba atau kata kerja adalah semua kata yang menyatakan

perbuatan atau tingkah laku. Darwis (2012:41) berdasarkan perilaku

morfologinya, verba bahasa Indonesia mula-mula dibagi menjadi dua subkategori

besar, yaitu (1) verba dasar dan (2) verba bentukan.verba dasar itu adalah verba

pangkal yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba

bentukan itu adalah pangkal yang telah mengalami proses morfologi afiksasi,

reduplikasi dan pemajemukan (komposisi).

Selanjutnya, pengertian verba menurut Alisyahbana (1982 :65) kata kerja

atau verba ialah kata yang menyatakan kerja, bukan sebagai suatu benda atau

keadaan. Yang termasuk golongan ini ialah kata-kata yang berawalan me- dan di-.

Page 20: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Dari pengertian tersebut, Alisyahbana ingin memperjelas perbedaan kata kerja

dengan yang bukan kata kerja seperti kata keadaan dan kata benda. Yang

termasuk golongan kata kerja ini hanya kata-kata yang berawalan me- dan di-,

contoh kata kerja menyulam,diangkat berbeda dengan kata benda misalnya

sulaman dan kata sifat atau keadaan misalnya :dingin, merah, dan sebagainya.

Dalam hal ini, Alisyahbana sudah memperkenalkan afiks pembentuk kata kerja

yaitu prefiks me- dan di-.

Manurut Soetama (1976 : 32) verba ialah kata yang menyatakan tindakan

atau pengertian yang dinamis. Zain (1943 :43) yang menggunakan istilah kata

pekerjaan menyatakan bahwa verba itu ialah kata yang dapat menjawab

pertanyaan mengapa seseorang atau sesuatu, atau diapakan seseorang atau

sesuatu. Kemudian Lubis (1954 :37) mendefenisikan verba tersebut sebagai kata

yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan. Sebagai pembanding, dikemukakan

pula pendapat Zainuddin (1985 :64) yang menyebutkan bahwa kata kerja (verba)

itu adalah kata yang di dalamnya terkandung suatu gerak atau perbuatan dalam

arti yang seluas-luasnya, atau menunjukan keadaan hasil gerak sekalian anggota

perasa, baik gerak sengaja maupun tidak disengaja. (Darwis, 1990:22).

Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat ditegaskan bahwa secara

semantik verba itu dipahami sebagai suatu perbuatan atau pekerjaan yang

dilakukan atau mengenai si pelaku. Dengan demikian, tercakup di dalamnya apa

yang lazim disebut dengan perbuatan aktif (verba aktif). Hal ini berimplikasi

bahwa kata kerja seperti tahu, suka, ingat, (men-)duga, (men-)kira dan sebagainya

Page 21: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

bukanlah verba karena masing-masing tidak menyatakan perbuatan atau tindakan

yang dilakukan atau mengenai seseorang atau sesuatu. (Darwis, 1990:32).

Dengan tidak mengurangi penghargaan penulis terhadap hasil-hasil studi

atau riset para pakar bahasa di atas, penulis dalam penelitian ini memiliki kriteria

morfologis yang diajukan oleh Darwowidjojo (1966 :47) yang mengatakan bahwa

verba itu dapat diberi prefiks ter- yang bermakna superlatif „paling‟ seperti halnya

adjectiva. Kemudian secara semantik penulis menerima defenisi verba menurut

Moeliono dan Darwowidjojo (1986 :76) yang mengatakan bahwa verba itu

mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat

atau kualitas. Dengan kriteria ini, kata-kata seperti suka, tahu, ingat, duga, kira,

menekan, mendesak, dan bergolak, diterima sebagai verba, bukan adjectiva.

Untuk menyatakan makna paling atau superlatif, kita tidak pernah

menggunakan bentuk-bentuk tersuka, tertahu, teringat, terduga, terkira, tertekan,

terdesak, dan tergolak. Kehadiran prefiks ter- pada contoh di atas memberikan

makna ketimbal-balikan atau komplatif maupun potensi. Kata-kata tersebut lebih

menyatakan makna keadaan yang bukan sifat atau kualitas. Hal ini dapat

dibandingkan dengan kata-kata adjectiva seperti cantik, baik, tinggi, putih, yang

mengandung makna keadaan sifat atau kualitas serta dapat disuperlatifkan dengan

prefiks ter- seperti : tercantik,terbaik, tertinggi, „paling baik‟ terputih, „paling

putih‟ (Darwis, 1990:32).

Demikian pengertian atau defenisi tentang verba yang telah dikemukakan

oleh beberapa ilmuwan bahasa.

Page 22: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Setelah mengetahui pengertian verba, selanjutnya akan diuraikan ciri-ciri

apa yang dimiliki oleh kelas kata tersebut. Ciri-ciri atau identitas verba ini penting

guna melihat bagaiman ciri khas yang melekat pada jenis kata ini. Adapun yang

dimaksud dengan ciri-ciri verba adalah tanda-tanda formal yang relatif tetap

menjadi identitas suatu kelas kata verba, secara ideal, ciri-ciri lengkap verba dapat

diketahui dengan mengamati bebrapa ciri atau pelaku.

1. Ciri-Ciri Verba

Adapun ciri-ciri verba dapat diketahui dan diamati melalui :

a) Perilaku morfologis

b) Perilaku sintaksis

c) Perilaku semantisnya

Namun, secara umum verba dapat diidentifikasi dan dibedakan dari

kelas kata yang lain, terutama dari adjectiva karena ciri-ciri berikut :

1. Verba memiliki fungsi sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam

kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi yang lain.

Contoh :

a. Pencuri itu lari

b. Mereka sedang belajar di kamar.

c. Bom itu seharusnya tidak meledak.

d. Orang asing itu tidak akan suka masakan indonesia.

Bagian yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas adalah

predikat, yaitu bagian yang menjadi pengikat bagian lain dari kalimat itu.

Page 23: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Lari, sedang belajar, tidak meledak, tidak akan suka termasuk predikat,

sedangkan belajar, meledak dan suka berfungsi sebagai inti predikat.

1) Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses atau keadaan

yang bukan sifat atau kualitas.

2) Verba khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter-

yang berarti „paling‟. Verba seperti mati atau suka tidak dapat diubah

menjadi termati atau tersuka.

3) Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang

menyatakan makna kesangatan. Tidak ada bentuk seperti agak belajar,

sangat pergi, dan bekerja sekali meskipun ada bentuk seperti sangat

berbahaya, agak mengecewakan, dan mengharapkan sekali.

a. Ciri Morfologis

Secara morfologi verba yang berupa kata turunan dapat dikenali

dari bentuknya yang :

1. Berprefiks ber-

Berkonfiks ber-an

Berklofiks ber-an

Berklofiks ber-kan

Page 24: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

2. Berprefiks me-

Berklofiks me-kan

Berklofiks me-i

Berklofiks memper

Berprefiks me- dan konfiks per-kan

Berprefiks me- dan berkonfiks per-i

(masing-masing dengan bentuk pasifnya berprefiks di-, berprfiks ter- dan

prefiks zero).

3. Berprefiks ter-

Berkonfiks ter-kan

Berkonfiks ter-i

4. Berprefiks se-

5. Bersufiks –kan

6. Bersufiks –i

7. Berkonfiks ke-an (di samping adanya bentuk ke-an yang berkelas

nomina).

Ciri morfologis adalah ciri yang dapat dilihat dari kata yang telah

mengalami proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.

Wujud verba adalah adanya afiksasi, yaitu dengan adanya penambahan afiks

pada bentuk dasar. Bentuk dasar dapat berupa nomina, adjectiva, numeralia,

atau verba itu sendiri. Adapun bentuk afiks dapat berupa prefiks, sufiks,

konfiks, atau afiks lainnya. Contoh kata memukul yang berasal dari kata

Page 25: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

dasar pukul yang berkelas kata verba, dan mendapat prefiks me- sehingga

membentuk kata kerja memukul.

Demikian pula kata dasar nomina, misalnya rotan mendapat

prefiks me- dapat menjadi merotan. Pada kata dasar numeralia kata satu

diberikan prefiks ber- sehingga membentuk kata kerja bersatu. Adapun

contoh verba dari afiksasi lain dapat dilihat pada kata disiksa, ditembakkan,

tertawa, menuliskan, dan sebagainya. Dengan demikian, ciri verba umumnya

berafiks me-, ber-, di-, ter-, -kan dan –i.

Adapun ciri-ciri dari proses reduplikasi yang tidak berafiks.

Contoh reduplikasi tanpa afiks dapat kita lihat pada kalimat berikut :

a. Jangan bawa-bawa nama saya dalam perkara itu!

b. Kami cuma keliling-keliling di kebun teh.

c. Jangan bongkar-bongkar lagi barang itu!

Kata kerja bawa-bawa, keliling-keliling, bongkar-bongkar, adalah

bentuk reduplikasi tanpa afiks, sedangkan verba dari bentuk reduplikasi

berafiks dapat kita lihat pada contoh berikut :

a. Anjing itu mencakar-cakar pintu rumah Pak Ali.

b. Jangan dibanting-banting barang itu.

c. Ayah tidur-tiduran di bawah pohon mangga.

Dari berapa contoh di atas, dapat dilihat adanya bentuk afiks.

Afiks-afiks tersebut membentuk verba atau kata kerja.

Page 26: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Ciri verba dari proses komposisi (pemajemukan) dapat kita lihat pada contoh

berikut :

a. Orang tua itu membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.

b. Anak itu berdiam diri di dalam kamarnya.

c. Kedua anak itu berjabat tangan sebagai tanda persaudaraan.

Berdasarkan kalimat di atas, kita dapat melihat kata kerja

membanting tulang, berdiam diri, serta berjabat tangan yang merupakan kata

kerja majemuk karena di antara kata itu tidak dapat disisipi kata lain. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa komposisi atau pemajemukan adalah salah

satu proses morfologis yang dapat menghasilkan kata kerja (verba).

b. Ciri Sintaksis

Ciri sintaksis verba dapat dilihat dari perilaku sintaksis verba.

Dalam hal ini akan dilihat bagaimana hubungan verba dengan frasa, klausa

dengan kalimat. Perilaku yang dimaksud adalah dengan mengamati frasa

verbanya.

Secara sintaksis verba biasanya (malah selalu) menduduki fungsi

predikat dalam sebuah klausa, dan selalu dapat diikuti oleh frase

dengan...contoh :

1. Adik duduk dengan tenang

2. Ayah merokok dengan santai

3. Ibu menulis surat dengan pensil

Page 27: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

1. Pengertian Frasa Verbal

Vrasa verbal ialah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata

atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa.

Dengan demikian, frasa verbal mempunyai inti dan ada kata lain yang

mendampinginya. Posisi kata yang mendampingi ini tegar sehingga tidak

dapat dipisahkan secara bebas ke posisi lain. Perlu ditegaskan bahwa

subjek, objek, dan pelengkap tidak termasuk frasa verbal.

Contoh :

a) Ibu akan memasak kue

b) Kesehatan kakek sudah membaik

c) Anak-anak itu sering makan dan minum di kantin

Pada kalimat di atas, konstruksi akan memasak, sudah membaik,

sering makan dan minum adalah frasa verbal. Intinya adalah memasak,

membaik, makan dan minum yang dihubungkan oleh kata dan.

2. Jenis-jenis Frasa Verbal

Dilihat dari segi kontruksinya, frasa verbal dapat dilihat atas

verba inti dan kata lain yang bertindak sebagai penambah arti verba

tersebut. Kontruksi seperti : akan memasak, sudah membaik, seperti ada

contoh tadi merupakan jenis frasa verbal yang berbentuk endosentris,

sedangkan frasa verbal seperti makan dan minum masing-masing

mempunyai dua verba inti yang dihubungkan kata dan. Frasa seperti ini

disebut frasa endosentrik koordinatif.

Page 28: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

3. Frasa Endosentrik Atributif

Frasa verbal yang endosentrik atributif terdiri atas inti verba dari

pewatas (modifier) yang ditempatkan di depan atau di belakang verba inti.

Yang di depan dinamakan pewatas depan dan yang di belakang pewatas

belakang.

Salah satu kelompok kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas

depan adalah akan, harus, dapat, bisa, boleh, suka, ingin, dan mau. Dilihat

dari segi urutannya, pewatas depan adalah akan, harus, dapat, bisa, boleh,

suka, ingin, dan mau. Lebih jelasnya pewatas dapat dilihat dalam bagan di

bawah ini :

Urutan

1 2 3

Akan Harus Dapat

Bisa

Boleh

Suka

Ingin

Mau

Hendak

Contoh dalam kalimat :

a) Pemerintah akan menerbitkan pengurusan sertifikat tanah.

b) Kami harus memeriksa semua barang yang masuk.

Page 29: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

c) Mahasiswa dapat mengajukan permohonan cuti akademik.

d) Mereka harus dapat menyelesaikan tugas itu minggu ini.

e) Dia harus dapat menyelesaikan soal itu.

f) Ayah Andika hendak menunaikan sholat.

Dari contoh di atas kita dapat melihat bagaimana urusan pewatas

tersebut. Pewatas-pewatas demikian disebut verba bantu.

4. Frasa Endosentrik Koordinatif

Wujud frasa endosentrik koordinating sangatlah sederhana, yakni

dua verba yang digabungkan dengan memakai kata penghubung dan atau

atau.

Contoh:

a. Mereka menangis dan meratapi nasibnya.

b. Kami pergi atau menunggu dulu.

Contoh di atas memperlihatkan bahwa kalimat (a) dihubungkan

oleh kata penghubung dan, kalimat (b) dihubungkan oleh kata penghubung

atau.

Pewatas depan dan pewatas belakang pada frasa kodinatif seperti

ini memberi keterangan tambahan pada kedua verba bersangkutan dan bukan

verba yang pertama saja.

Secara sintaksis menurut Keraf (1984:84} bahwa verba dapat

diperluas dengan kelompok kata dengan+kata sifat.

Contoh :

a. Ia berjalan dengan cepat

Page 30: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

b. Anak itu tidur dengan nyenyak

Pada kalimat di atas verbanya adalah berjalan dan tidur. Verba

ini mengalami perluasan , yaitu dengan cepat serta dengan nyenyak. Kata

cepat dan nyeyak termasuk kata sifat.

Adapun ciri sintaksis menurut Ramlan (1983:50) adalah verba

dapat diikuti frasa dengan sangat + kata sifat sebagai keterangan cara.

Contoh :

a. Adik membaca dengan sangat tenang

b. Ayah berdiri dengan sangat tegak

Dengan kalimat di atas, yang tergolong verba adalah membaca

dan berdiri. Verba ini dapat diikuti oleh frase dengan sangat tenang dan

dengan sangat tegak. Kata yang dapat mengisi di belakang pewatas kata sifat

seperti pada contoh : tenang dan tegak. Pendapat Keraf dan Ramlan. Ramlan

mengatakan bahwa verba dapat diperluas dengan kelompok kata dengan +

kata sifat, sedangkan Ramlan menggunakan istilah frasa untuk memperluas

verba dengan pola dengan sangat + kata sifat. Ramlan juga menggunakan

kata sangat di depan kata sifat. Namun, perbedaan itu tidak menjadi masalah

karena yang penting kita bisa mengetahui bahwa secara sintaksis verba dapat

mengalami perluasan dengan pola-pola di atas.

Menurut Moeliono, dkk (1988 :132-135) jika dari segi fungsinya,

verba (vrasa verba) lebih cenderung menduduki fungsi predikat. Walaupun

demikian, (frasa verba) dapat pula menduduki fungsi lain seperti subjek,

Page 31: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

objek, keterangan, serta pelengkap. Dengan demikian, verba (frasa verba)

dapat menduduki fungsi sebagai berikut:

a. Verba (frasa verbal) berfungsi sebagai predikat

Dalam kalimat, umumnya verba berfungsi sebagai predikat atau

sebagai inti predikat.

Contoh :

1) Kaca jendela itu pecah

2) Kedua orang tuanya bertani

Dalam kalimat (1) dan (2) verbanya adalah pecah dan bertani

berfungsi sebagai predikat.

b. Verba dan frasa verba sebagai objek

Dalam kalimat berikut verba dan frasa verbal dengan

perluasannya berfungsi sebagai objek.

Contoh :

1) Dia sedang mengajarkan menari pada adik saya.

2) Dia sedang tidur lagi tanpa bantal.

Dalam kalimat (1) dan (2) di atas verba menari adalah objek dari

predikat sedang mengajarkan. Dalam kalimat (2) yang berfungsi sebagai

objek ialah verba tidur yang diikuti oleh keterangan tanpa bantal.

c. Ciri Semantik

Menurut Chaer (1989:2) semantik diartikan sebagai ilmu tentang

makna atau arti dalam bahasa, jika bahasa ini dihubungkan dengan verba

atau kata kerja, kita akan mengetahui makna apa yang dikandung oleh suatu

Page 32: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

verba. Karena itu, kita perlu mengetahui makna atau arti yang dikandung

oleh verba atau kata kerja tersebut.

Menurut Moeliono, dkk, (1988:76) verba mengandung makna

dasar perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas

pandangan yang diberikan oleh Moeliono, dkk mengenai verba, khususnya

yang bermakna keadaan tersebut dapat kita lihat pada beberapa contoh

berikut ini :

1) Pemuda itu memanjat pohon kelapa.

2) Rika sedang tidur di kamar.

Bagian yang dicetak miring pada bagian di atas adalah predikat,

yaitu bagian yang menjadi pengikat bagian inti lain dari kaliimat itu dan

yang membawa makna pokok. Verba memanjat dan tidur mengandung

makna perbuatan. Verba seperti itu biasanya dapat menjawab pertanyaan “

Apa yang dilakukan oleh Rika dan pemuda itu? Berikut contoh verba yang

mengandung makna proses :

1) Kompor bu Ani seharusnya tidak meledak.

2) Kristal-kristal es itu telah mencair.

Verba meledak dan mencair mengandung makna dasar proses

verba seperti itu dapat menjawab pertanyaan “ Apa yang terjadi pada

subjek?” pada contoh di atas. Kita dapat bertanya, “ Apa yang terjadi pada

kompor bu Ani atau pada kristal-kristal es itu?”

Perbedaan antara kedua verba itu sangat penting diketahui karena

pertanyaan yang satu tidak dapat menjadi jawaban terhadap pertanyaan yang

Page 33: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

lain. Kita dapat bertanya, misalnya “ Apa yang terjadi pada pemuda

itu?”demikian pula kita dapat bertanya “ Apa yang terjadi pada kompor bu

Ani?” dengan jawaban “ kompor itu meledak” Namun, tepat apabila kita

bertanya “ Apa yang terjadi pada kompor bu Ani?. Berikut ini dikemukakan

kalimat yang mengandung verba dengan makna lain.

Contoh :

1) Tamu asing itu suka masakan Indonesia.

Verba suka mengandung makna keadaan. Verba yang

mengandung makna keadaan ini harus dibedakan dengan adjectiva atau kata

sifat. Suatu ciri yang umumnya dapat membedakan keduanya adalah

terdapatnya prefiks ter- . Prefiks ter- yang berarti „paling‟ ditambahkan

pada adjectiva misalnya terdingin, berarti paling dingin, tertinggi berarti

paling tinggi, tetapi pada verba suka tidak dapat dibentuk tersuka yang

berarti paling suka.

Demikianlah ciri-ciri verba yang ditinjau dari ciri semantik. Pada

dasarnya verba dapat mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau

keadaan.

2. Bentuk-Bentuk Verba

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa bentuk verba secara

umum, kita mengenal bentuk verba seperti verba asal, (verba dasar bebas) dan

verba turunan. Di samping kedua verba tersebut, dikenal juga bentuk verba

dasar seperti verba aktif, verba pasif, verba resiprokal, verba nonresiprokal,

verba reflektif, verba nonreflektif, verba telis, verba atelis, dan lain-lain.

Page 34: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

a. Verba Asal dan Verba Turunan

Dilihat dari prosesnya, verba dibedakan atas :

a. Verba Asal

Menurut Moeliono (1988:77) verba asal adalah verba yang

dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks sintaksis. Kridalaksana

(1986:49) menyebut verba asal dengan verba dasar bebas, yaitu verba

yang berupa morfem dasar bebas. Kata-kata seperti : duduk, makan,

mandi, pergi, pulang, tidur, naik, jatuh, suka, termasuk verba asal

karena verba tersebut berdiri sendiri tanpa afiks dalam kalimat.

Contoh :

1) Setelah tiba di Bone, kirim surat kemari!

2) Orang perlu tidur sekitar delapan jam sehari.

Kata tiba dan tidur dalam kalimat di atas adalah verba asal

karena berdiri sendiri tanpa afiks dalam kalimat.

b. Verba Turunan

Kridalaksana (1986:49) mengatakan bahwa verba turunan

ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan

proses atau berupa paduan leksem. Menurut Kridalaksana, verba

turunan ini dapat berupa :

1) reduplikasi, seperti berjalan-jalan, pukul-memukul, makan-makan,

dan ingat-ingat.

Page 35: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

2) Verba paduan leksem, seperti cuci mata, campur tangan, naik haji,

unjuk rasa, dan Verba ber afiks, seperti ajari, bernyanyi, menar,i

dan menjalani.

1) Verba penyebarluasan.

Tata bahasa baku Bahasa Indonesia (1988:78) membagi verba

turunan menjadi tiga subkelompok, yaitu:

a) Verba yang dasarnya adalah dasar bebas, tetapi memerlukan

afiks supaya dapat berfungsi sebagai verba, misalnya :

mendarat, berlayar, bersepeda, dan bertelur.

b) Verba yang dasarnya adalah dasar bebas yang dapat memiliki

afiks yang secara mana suka, misalnya: (mem-) baca, (mem-)

beli, dan (ter-) balik.

c) Verba yang dasarnya adalah dasar terikat dan memerlukan

afiks, misalnya : bertamu, berjumpa, menemukan dan

berjuang.

b. Verba Aktif, Verba Pasif, Verba Antraktif, Verba Antipasif

Dilihat dari segi hubungan verba dengan nomina dapat dibedakan

atas :

1. Verba Aktif

Kusno (1985:69) mengatakan bahwa verba aktif adalah verba atau

kata kerja yang berdasarkan bentuk katanya berawalan me- atau ber-

sedangkan berdasarkan fungsinya dalam kalimat, verba tersebut sebagai

predikat, yang subjeknya melakukan pekerjaan. Kata-kata seperti membaca,

Page 36: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

menangis, memakai, berjalan, berpikir, berjualan adalah verba aktif.

Menurut Kridalaksana (1986:51), verba aktif ialah verba yang subjeknya

berperan sebagai pelaku atau penanggap. Verba ini biasanya berafiks me-,

ber- atau tanpa prefiks seperti mencintai, memaksakan, bertanam, berburu,

berpakaian, minum, makan, dan tarik.

2. Verba Pasif

Menurut Kridalaksana (1986:70) verba pasif ialah verba yang

subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran atau hasil. Dengan kata lain,

verba pasif ialah verba yang subjeknya dikenai pekerjaan atau perbuatan.

Biasanya, verba pasif ini diawali dengan prefiks di- dan ter- atau dengan

konfiks ke-an misalnya : dimulai, ditulis, dipukul, terinjak, terjatuh,

kehujanan, dan kejatuhan.

Pada umumnya, verba pasif dapat diubah menjadi verba aktif yaitu

dengan mengganti afiksnya.

Conoh :

a) Adik disayangi Ayah Ayah menyayangi Adik

b) Meja itu diangkat oleh Adik Adik dapat mengangkat meja

3. Verba Antiaktif (Ergatif)

Verba antiaktif adalah verba pasif yang tidak dapat diubah menjadi

verba aktif dan subjeknya merupakan penanggap.

Contoh:

Kakinya terantuk batu.

Page 37: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

4. Verba Antipasif

Verba antipasif adalah verba aktif yang tidak dapat diubah menjadi

verba pasif.

Contoh :

a) Ia haus akan kasih sayang.

b) Pak tani bertanan padi.

c. Verba Transitif dan Verba Intransitif

Dilihat dari segi banyaknya argumen, verba dapat dibagi menjadi

dua bagian yaitu:

1) Verba Transitif

Verba transitif , yakni verba yang memiliki objek. Disamping perlu

dibedakan adanya verba monotransitif, yang objeknya sebuah dan verba

bitransitif yang objeknya dua buah.

Menurut Kusno (1985:70), verba transitif atau kata kerja transitif

ialah kata kerja yang memerlukan objek langsung. Kridalaksana (1986:50)

mengatakan bahwa verba transitif ialah verba yang mempunyai makna atau

mendampingi objek. Menurur buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(1988:136), verba transitif ialah verba yang memerlukan nomina sebagai

objek. Kata-kata seperti menulis, membeli, membersihkan, mendirikan, dan

mencintai adalah verba transitif karena dapat diikuti oleh nomina sebagai

objeknya.

Contoh :

a) Menulis surat, membeli saham.

Page 38: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

b) Membersihkan kamar mandi, mendirikan masjid.

c) Mencintai pekerjaan.

Berdasarkan objeknya, Kridalaksana (1986:50) dan buku Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988:136) membagi verba atas:

a) Verba monotransitif atau verba ekatransitif, yaitu verba yang mempunyai

satu objek.

Contoh : saya menulis surat

(S) (O)

b) Verba bitransitif, yaitu verba yang mempunyai dua objek

Contoh : Ibu memberi Adik kue

(S) (O tak langsung) (O langsung)

c) Verba ditransitif, yaitu verba yang objeknya tidak muncul.

Contoh : Adik sedang makan.

2) Verba Intransitif

Verba intransitif, yakni verba yang tidak mempunyai objek. biasa

juga disebut verba tak transitif, yaitu verba yang tidak memerlukan objek

langsung misalnya : menangis, meludah, berjanji, bekerja, dan bersepeda.

Menurut Kridalaksana (1986:50) verba taktransitif ialah verba yang

menghindarkan objek, sedangkan verba transitif adalah verba yang tidak

memiliki nomina di belakangnya dan dapat berfungsi sebagai objek dalam

kalimat pasif. Misalnya : bangkit, bangun, datang, mendarat, membantu,

bertelur, berduri, berguna, dan merokok. Kata-kata tersebut termasuk verba

taktransitif karena tidak diikuti oleh nomina. Kata-kata seperti berjabat tangan,

Page 39: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

bertatap muka,bertanam jagung, memang diikuti oleh nomina tangan, muka,

dan jagung tetapi nomina-nomina itu bukanlah objek dan tidak dapat menjadi

subjek dalam kalimat pasif. Karena itu, berjabat, bertatap, bertanam, disebut

verba intransitif, sedangkan tangan, muka, dan jagung merupakan pelengkap.

d. Verba Resiprokal dan Verba Nonresiprokal

Dilihat dari interaksi antara nomina dan pendampingnya, verba dapat

dibagi atas :

1) Verba Resiprokal

Kajian tentang verba resiprokal dalam bahasa Indonesia dirasa

perlu dilakukan untuk mengetahui aneka tipe/pola verba resiprokal yangkini

tengah berkembang serta untuk mengetahui sistem morfosintaktiknya yang

menyertai proses pembentukannya. Hal itu mengingat semakin meluanya

pemakaian bentuk verba resiprokal dalam peristiwa berbahasa karena

dipandang sebagai pilihan kata yang tepat. Satu hal yang ingin dicapai oleh

penutur adalah ingin lebih mengefisienkan komunikasi dengan

mempergunakan diksi yang dipandang lebih efektif. Misalnya untuk

menginformasikan suatu kenyataan atau keadaan yang dapat ditangkap

dengan indra berdasarkan atas perilaku sosial atau suatu pertanda yang

dipandang layak kesahannya oleh sekelompok masyarakat.

Pembahasan verba resiprokal dalam buku-buku tata bahasa

biasanya ditemukan dalam pembahasan tentang afiks ber-, ber(-an), dan

makna kata ulang. Mungkin baru Kridalaksana (1986:53) yang menyatakan

verba resiprokal menjadi salah satu subkategori verba dalam bahasa

Page 40: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Indonesia. Alisjahbana (1986:25) dalam pembahasan makna awalan ber-

menyebutkan bahwa salah satu makna awalan ber- adalah menyatakan

saling. Misalnya : berperang, bertinju, berdamai, berjanji, berkelahi, dan

bergulat. Selanjutnya, dalam pembahasan makna kata ulang, Alisjahbana

(1986:66) mengatakan bahwa salah satu bentuk kata ulang mengandung

makna „saling‟ seperti tuduh-menuduh. Dalam bentuk tuduh menuduh

menurut Alisjahbana terdapat makna „saling menuduh‟ yaitu seseorang

menuduh yang lain dan yang lain balik menuduh orang itu.

Keraf (1980:112-117) dalam pembahasan tentang makna afiks

ber-an dan makna kata ulang menyinggung verba resiprokal. Menurut

Keraf, salah satu makna afiks ber-an ialah mengandung makna „saling‟

(timbal balik) terutama bila kata-kata itu diulang. Misalnya, berkiriman,

berkenalan, bertangisan. Pada uraian tentang makna kata ulang, Keraf

(1980:122) mengatakan bahwa ulangan pada kata kerja dapat menurunkan

makna „saling‟ atau pekerjaan yang berbalasan (timbal-balik; resiprokal),

misalnya : berpukul-pukulan, bersalam-salaman, tolong-menolong dan

tikam-menikam.

Ramlan (1985:165) menyatakan bahwa afiks ber-an mempunyai

tiga makna. Salah satu di antaranya bermakna „saling‟ seperti bersentuhan,

bertabrakan, dan berpapasan. Selanjutnya, Ramlan mengatakan bahwa

salah satu bentuk perulangan mengandung makna saling. Misalnya : pukul-

memukul, pandang-memandang, kunjung-mengunjungi, surat-menyurat,

dan dorong-mendorong.

Page 41: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Kridalaksna (1986:52) mengatakan bahwa verba resiprokal ialah

verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak, dan

perbuatan tersebut dilakukan dengan berbalasan. Kedua belah pihak terlibat

perbuatan berbalasan. Kata-kata seperti berkelahi, berperang, bersentuhan,

berpegangan, bermaaf-maafan, tolong-menolong, dan cubit-cubitan

termasuk verba resiprokal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa verba

resiprokal itu ialah verba yang mengandung perbuatan yang dilakukan

secara berbalasan (timbal-balik) antara dua pelaku. Verba resiprokal itu

dapat juga disebut verba kesalingan karena verba itu menyatakan „saling‟.

2) Verba Nonresiprokal

Verba nonresiprokal adalah verba yang menyatakan perbuatan

tidak dilakukan oleh dua pihak dan tidak saling berbalasan.

Contoh : Adikku makan kue.

Kalimat di atas terdiri atas verba makan yang menyatakan

perbuatan yang tidak dilakukan oleh dua pihak dan tidak berbalasan.

e. Verba Reflektif dan Verba Nonreflektif

Dilihat dari sudut referensi argumennya, verba dapat dibedakan

atas :

1) Verba Reflektif

Kridalaksana (1986:63) mengatakan bahwa verba reflektif ialah

verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama. Verba reflektif

ini mempunyai dua bentuk, yaitu:

Page 42: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

a) Verba yang berfrefiks ber-, dan nominanya berpadu dengan prefiks itu.

Contoh : bercermin, bercukur, berdandan, berhias, dan berjemur.

b) Verba yang berfrefiks me-, bersufiks (-kan), dan berobjek diri.

Contoh :

a) Melarikan diri

b) Membaringkan diri

c) Memanaskan diri

2) Verba Nonreflektif

Verba nonreflektif adalah verba yang menyatakan perbuatan tidak

ditujukan untuk dirinya sendiri.

Contoh :

a) Ibu membelikan adik baju baru.

b) Polisi harus memperlancar arus lalu lintas.

c) Cocky Sitohang mendatangkan penyanyi terkenal itu.

f. Verba Kopulatif dan Verba Ekuatif

Dilihat dari sudut hubungan identitas antara argumen-argumennya,

verba dapat dibagi atas :

1) Verba Kopulatif

Verba kopulatif adalah verba yang berjabatan sebagai pengantar kata

nama sebutan. Di depan kata kopulatif ini berjabatan dengan subjek.

Contoh :

1) Rumah adalah tempat peristirahatan.

Page 43: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

2) Kamar itu merupakan tempat peristirahatan.

2) Verba Ekuatif

Verba ekuatif adalah verba yang menggunakan ciri suatu argumen.

Contoh :

1) Pancasila terdiri atas lima sila.

2) Peraturan itu berdasarkan hukum.

Dari contoh di atas verba terdiri atas, mengungkapkan ciri bahwa

pancasila mempunyai lima sila. Begitu juga dengan verba berdasarkan

mengungkapkan bahwa peraturan itu mempunyai landasan hukum.

g. Verba Telis dan Verba Atelis

Konsep telis dan atelis dibicarakan bila verba berfrefiks me-

dipertentangkan dengan verba berfrefiks ber-. Verba atelis berfrefiks me-

sedangkan verba atelis berfrefiks ber-. Verba telis menyatakan perbuatan yang

sudah tuntas, sedangkan atelis menyatakan menyatakan perbuatan yang belum

tuntas.

Contoh :

1) Ia menukar pakaian itu (telis)

2) Ia bertukar pakaian (atelis)

Page 44: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

h. Verba Performatif dan Verba Konstantif

1) Verba Performatif

Verba performatif adalah verba dalam kalimat yang secara langsung

mengungkapkan pertuturan yang dibuat oleh pembicara pada waktu

mengujarkan kalimat.

Contoh :

a) Dengan ini saya berjanji akan datang besok pagi.

b) Saya menyatakan janji itu dengan kesungguhan hati.

Jadi, verba berjanji dan menyatakan merupakan ungkapan yang

secara langsung dibuat oleh pembicara.

2) Verba Konstantif

Verba konstantif adalah verba dalam kalimat yang menyatakan

atau mengandung gambaran tentang suatu peristiwa.

Contoh :

a) Adik menembaki burung itu.

b) Dia menulis surat untuk adiknya.

C. Kerangka Pikir

Upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan

di berbagai aspek kebahasaan, salah satu diantaranya adalah hal yang berkaitan

dengan verba resiprokal. Hal tersebut dilakukan agar permasalahan verba

resiprokal pada perkembangannya dalam harian Fajar dapat diimbangi dengan

upaya pembinaan dan pengembangan secara intensif. Dengan adanya pembahasan

mengenai verba resiprokal diharapkan tidak terjadi penyimpangan pada

Page 45: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

penggunaan verba resiprokal dalam bahasa Indonesia. Untuk menyelesaikan

pokok-pokok permasalahan tersebut, dilakukan beberapa kajian masalah, yaitu

bagaimana bentuk-bentuk verba resiprokal dan bagaimana bentuk penyimpangan

dalam masalah penggunaan verba resiprokal pada harian Fajar.

Page 46: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Bagan Kerangka Pikir

VERBA RESIPROKAL

Bentu-bentuk

verba resiprokal

Struktur penggunaan

Temuan

Tulis

Kata saling di depan

berafiks ber-an

Harian Fajar edisi

Februari 2018

Bentuk-bentuk

penyimpangan dan

penggunaan verba

resiprokal

Analisis

Page 47: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta yang ada, sehingga

yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang sifatnya apa adanya.

Selain itu penelitian deskriptif menandai pada hasil penelitian yang bersangkutan

dengan sikap atau pandangan peneliti terhadap ada dan tidaknya penggunaan

bahasa, tahap demi tahap (Sudaryanto, 1988:62-63). Penelitian ini bersifat

deskriptif, yaitu menampilkan butir-butir kata yang termasuk kata verba resiprokal

pada harian Fajar.

Langkah-langkah dalam metode deskriptif yang digunakan adalah

penyediaan data, yaitu data berupa koran harian Fajar edisi Februari tahun 2018.

Setelah itu dilakukan pembacan terhadap objek penelitian untuk menemukan data-

data yang berupa verba resiprokal. Setelah itu melakukan pengumpulan data

dengan pencatatan. Setelah pencatatan dilakukan pengkategorisasian data sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan dan dilakukan analisis berdasarkan teori yang ada.

Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan.

B. Sumber Data

Dalam penulisan ini yang menjadi sumber data adalah penggunaan

verba resiprokal yang terdapat pada harian Fajar. Hal ini telah ditemukan dari

berbagai sumber berupa bentuk verba resiprokal lebih dahulu diuraikan dengan

39

Page 48: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

menerangkan makna yang ditimbulkan beserta dengan kaidah pemakaiannya,

tanpa memperhatikan apakah bentuk verba resiprokal itu secara morfologi benar

atau salah. Dengan demikian, dalam menggunakan teknik deskriptif, penulis

melukiskan atau menggambarkan apa adanya dalam menganalisis data yang

diperoleh dalam penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data merupakan hal yang paling penting. Untuk

itu, diperlukan data yang lengkap dan diperlukan metode pengumpulan data, yaitu

metode pengumpulan data dan metode analisis data, adapun penulis gunakan

dalam tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan

cara membaca/menelaah sejumlah literatur dan hasil penelitian yang berhubungan

dengan verba respirokal dalam bahasa Indonesia. Penelitian pustaka ini penting

dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan

dalam pembahasan tentang verba respirokal bahasa Indonesia.

2. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer tentang

verba repirokal dalam bahasa Indonesia. Untuk memperoleh data primer,

digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik ini adalah suatu cara yng

dilakukan dengan mencatat semua fakta tentang verba respirokal yang ditemukan

melalui bacaan atau buku-buku (penelitian lapangan). Terutama untuk mencatat

Page 49: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

penggunaan verba respirokal sumber data. Untuk keperluan tersebut maka,

disiapkan buku catatan khusus. Dalam buku inilah terdapat data berkaitan dengan

penggunaan verba respirokal yang telah dicatat selanjutnya data tersebut

dituliskan ciri/tipe atau aspek yang dijadikan pusat penelitian.

a) Teknik Observasi

Penelitian di lapangan untuk menjaring data primer. Dari penelitian

lapangan ini, penulis telah mendapatkan beberapa data dari sumber tertulis seperti

pada beberapa surat kabar harian di kota Makassar.

Sejalan dengan hal itu, untuk mendapatkan data yang objektif dalam

penulisan ini, digunakan metode observasi. Obserasi bukan hanya melihat,

mengamati akan tetapi, observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatat dan

pengkodean serangkaian perilaku dan suasana sesuai dengan tujuan-tujuan

empiris.

b) Teknik catat

Teknik catat adalah mencatat semua data yang diperoleh atau yang telah

ditemukan sebelumnya. Mencatat bentuk-bentuk penggunaan verba respirokal

bentuk penyimpangannya harian Fajar.

c) Teknik dan Dokumentasi

Setelah menemukan bentuk-bentuk respirokal dalam harian Fajar, data

kemudian dimasukkan dalam kartu data yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini

akan memudahkan penulis, apabila sewaktu-waktu membutuhkan kembali data

tersebut

Page 50: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

D. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptf.

Analisis deskriptif yang dimaksud yakni mendeskripsikan bentuk penyimpangan

verba resiprokal.adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Data yang terkumpul diidentifikasi berdasarkan bentuk verba resiprokal, yang

telah ditentukan dalam penelitian ini.

2. Mencocokkan data dengan teori yang terdapat dalam penelitian ini dengan

cara analisis penanda morfologi dan konteks kalimat yang ada pada harian

Fajar tersebut. Data yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian kemudian

direduksi.

3. Data yang dianggap memenuhi kriteria tersebut kemudian dianalisis sesuai

dengan keabsahan penelitian dan pengetahuan keabsahan peneliti.

4. Data yang telah dianalisis di atas kemudian diklasifikasikan secara urut

berdasarkan bentuk penyimpangan verba resiprokal pada harian Fajar.

Page 51: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian hasil analisis data dibahas tentang identifikasi data,

klasifikasi data, dan kesimpulan data dibahas berikut ini.

1) Identifikasi data

Verba resiprokal adalah verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan

secara berbalasan (timbal-balik) antara dua pelaku. Verba resiprokal dalam harian

Fajar yang terbit pada Februari 2018. Ditemukan 27 verba resiprokal. Verba

resiprokal tersebut menjadi data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Dalam hal ini ibu berperan penting memberikan contoh kepada anak, karena

ibu adalah wanita pertama yang dicintai.(Fajar, 2018 : 2)

2. Karena itu, pihaknya ingin timnya bisa bermain pada hari senin, kamis ataupun

sabtu. (Fajar, 2018 : 2)

3. Kami tahu. Tetapi kami tidak kalah sebelum bertanding,”kata Cristhope

Galtier. (Fajar, 2018: 2)

4. Aku kan anak yang kuat, jawabnya sambil berjalan menuju kamar (Fajar,

2018: 2)

5. Penampilan seni bela diri Taichi, berkenalan, makanan Tionghoa, serta gim.

(Fajar, 2018: 2)

6. Agus Arifin Nu‟mang bersalaman semua anggota dewan yang hadir.

(Fajar,2018: 2)

43

Page 52: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

7. Marcus akan berhadapan dengan wakil Thailand, Tinn Isriyanet/Kittisak

Namdash.(Fajar,2018: 2)

8. Karena hidup bertetangga tentu harus saling membantu dan menolong. (Fajar,

2018 :2)

9. Seluruh rakyat berjuang untuk saling merebut hak bangsa yang diambil oleh

penjajah. (Fajar, 2018 : 2)

10. Setelah sampai di puncak gunung, mereka tampak takjub dan saling

mengamati kuasa akan ciptaan tuhan. (Fajar, 2018 : 2)

11. Para murid kelompok bermain Sawerigading terlihat serius saling

mendengarkan arahan para pengajar. (Fajar, 2018 : 2)

12. Melihat ia saling melemparkan kata-kata sundal yang tak patut

dikeluarkan.(Fajar, 2018: 2)

13. Menghadapi persoalan seperti ini, kita harus saling merencanakan

pengelolaan bisnis media cetak. (Fajar, 2018: 2)

14. Samosir mengatakan, hotel berlomba-lomba menawarkan berbagai inovasi.

(Fajar, 2018: 2)

15. Kita tonton layaknya sebuah sinetron yang bisa disiarkan, diputar tanpa harus

dicegah? Budaya hukum Pancasila tidak berpandang-pandangan demikian.

(Fajar, 2018: 2)

16. Jika biasanya, setiap ada operasi, terjadi aksi kejar-kejaran. (Fajar, 2018: 2)

17. Hanya masalah sepele, dua warga Bajoe, Bone baku tikam di tengah sawah.

18. Mahasiswa Fakultas Teknik UMI terlibat baku pukul dengan mapala UMI.

Page 53: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

19. Para penggawa yang berada dalam skuat bernilai 279,9 juta euro atau

Rp4.657.342.759.083 bermain kompak. (Fajar, 2018: 2)

20. Untuk merekrut pemain naturalisasi itu, iya harus bersaing dengan Sriwijaya

FC yang juga kembali mengincarnya. (Fajar, 2018:2)

21. Tim putri Indonesia akan berhadapan dengan tim Tiongkok di pertandingan

kedua penyisihan grup Z. (Fajar, 2018:2)

22. Dengan terampilnya putri Emmilia Contessa ini mengajak para tamu saling

berdialog dalam bahasa Makassar.(Fajar, 2018: 2)

23. Mereka cenderung merasa kesulitan saling berkomunikasi dengan teman,

pacar bahkan keluarga. (Fajar, 2018: 2)

24. Mereka saling berhadapan dengan polisi, tentara, kelompok “klu-klu-klan”

bahkan para turis dari berbagai negara. (Fajar, 2018: 2)

25. Kedua pihak saling serang-menyerang satu sama lain (Fajar, 2018: 2)

26. mulai angkatan kerja, kesehatan lingkungan, sosial, dan terakhir masalah

ekonomi, semuanya saling tarik-menarik. (Fajar, 2018: 2)

27. Mahasiswa Fakultas Teknik UMI terlibat baku pukul dengan mapala UMI.

2) Klasifikasi Data

Data berupa verba resiprokal yang ditemukan dalam penelitian ini

diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu, bentuk verba resiprokal, struktur

penggunaan verba resiprokal, dan penyimpangan penggunaan verba resiprokal.

1. Bentuk Verba Resiprokal

Verba resiprokal adalah verba yang menyatakan perbuatan yang

dilakukan secara berbalasan (timbal-balik) antara dua pelaku. Dilihat dari segi

Page 54: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

bentuknya, verba resiprokal memiliki empat bentuk dengan berbagai variasinya,

yaitu :

1. (ber) + Verba dasar + (-an) disingkat ber- VD-an

2. Kata saling + verba berafiks

3. Verba bentuk reduplikasi

4. Kata baku + verba dasar disingkat baku + VD

Keempat macam bentuk verba resiprokal tersebut akan dijelaskan di

bawah ini :

1. Verba Resiprokal Bentuk ber + Verba Dasar (VD) + (-an)

Verba resiprokal bentuk ber + verba dasar + (-an) ini dapat dijabarkan

menjadi dua macam bentuk, yaitu :

a. Bentuk ber + VD

b. Bentuk ber + VD+an

Verba resiprokal yang berbentuk ber-VD adalah verba dasar yang

mempunyai sifat resiprokal dan mendapat afiks ber sehingga ditulis berurutan,

yaitu ber-verba dasar atau disingkat ber-VD.

Contoh : peran berperan

Main bermain

Tarung bertarung

Bentuk kata seperti bertemu, bermain, bercerai dan bertanding merupakan

verba resiprokal karena kata-kata tersebut mengandung makna perbuatan yang

dilakukan secara berbalasan (timbal-balik) antara dua pelaku. Makna resiprokal

Page 55: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

itu akan lebih jelas bila kata-kata tersebut digunakan dalam kalimat. Perhatikan

penggunaan kata berperan, bercerai dan berpisah dalam kalimat berikut ini :

1. Dalam hal ini ibu berperan penting memberkan contoh kepada anak, karena

ibu adalah wanita pertama yang dicintai(Fajar, 2018 : 2)

2. Karena itu, pihaknya ingin timnya bisa bermain pada hari senin, kamis

ataupun sabtu. (Fajar, 2018 : 2)

3. Kami tahu. Tetapi kami tidak kalah sebelum bertanding,”kata Cristhope

Galtier. (Fajar, 2018: 2)

4. Aku kan anak yang kuat, jawabnya sambil berjalan menuju kamar (Fajar,

2018: 2)

Kata berperan, bermain, berjalan dan bertanding dalam kalimat 1,2,dan 3

mengandung makna perbuatan yang dilakukan secara timbal-balik antara dua

pelaku.

Verba berafiks ber- tidak semua mengandung makna resiprokal. Kata-kata

seperti bersama, berserak, bertukar tidak memiliki makna resiprokal.

Contoh :

Bersama bermakna berdua atau lebih dari satu orang

Berserak bermakna berhamburan

Bertukar bermakna berganti

Berdasarkan makna kata-kata tersebut, jelaslah bahwa verba berafiks ber

seperti di atas tidak memiliki makna resiprokal. Artinya perbuatan bersama,

berserak, dan bertukar tidak dilakukan secara berbalasan antar dua pelaku,

melainkan perbuatan tersebut dilakukan oleh seorang pelaku.

Page 56: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Verba resiprokal bentuk ber- VD- an, maksudnya verba dasar tersebut

belum memiliki makna atau tidak mengandung makna resiprokal, tetapi verba

tersebut akan mengandung makna resiprokal apabila sudah mengalami proses

morfologis dengan mendapat afiks ber-an. Kata-kata seperti kenal, damping,

salam, pasang, hadap, ganti, tukar dan kirim sebenarnya belum mengandung

makna resiprokal, tetapi akan bermakna resiprokal setelah mendapat afiks ber-an

atau ber-VD-an.

Contoh :

Berkenalan „saling mengenal‟

Bersalaman „saling menyalami‟

Berhadapan „saling menghadap‟

Makna resiprokal pada kata-kata tersebut di atas akan lebih jelas bila

digunakan dalam sebuah kalimat. Untuk lebih jelasnya perhatikan penggunaan

kata berkenalan, bersalaman, dan berhadapan dalam kalimat berikut :

1. Penampilan seni bela diri Taichi, berkenalan, makanan Tionghoa, serta gim.

(Fajar, 2018: 2)

2. Agus Arifin Nu‟mang bersalaman semua anggota dewan yang hadir.

(Fajar,2018: 2)

3. Marcus akan berhadapan dengan wakil Thailand, Tinn Isriyanet/Kittisak

Namdash.(Fajar,2018: 2)

Page 57: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Kata berkenalan, bersalaman dan berhadapan dalam kalimat di atas

merupakan verba resiprokal karena kata-kata tersebut mengandung makna

perbuatan yang dilakukan secara berbalasan.

a. Verba Resiprokal Bentuk Saling + Verba Berafiks

Verba resiprokal bentuk saling + verba berafiks ini dapat dijabarkan

menjadi :

1. Saling- meng- VD

2. Saling meng – VD-i

3. Saling meng – VD- kan

Ketiga bentuk verba resiprokal tersebut akan dijelaskan di bawah inoi :

1. Hadap „saling menghadap‟

Ancam „saling mengancam‟

Rebut „saling merebut‟

2. Amat „saling mengamati‟

Pandang „saling memandangi‟

3. Dengar „saling mendengarkan‟

Hancur „saling menghancurkan‟

Rencana „saling merencanakan‟

Verba berafiks meng-VD, meng-VD-i dan meng-VD-kan seperti

mengancam, merebut, mengamati, memandangi, mendengarkan, memberikan dan

merencanakan belum mengandung makna resiprokal. Untuk mendapatkan makna

resiprokal maka di depan verba berafiks tersebut harus ditambahkan kata saling.

Page 58: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Setelah menambahkan kata saling kata tersebut baru bermakna resiprokal. Contoh

penggunaan dalam kalimat antara lain :

1. Karena hidup bertetangga tentu harus saling membantu dan menolong.

(Fajar, 2018 :2)

2. Seluruh rakyat berjuang untuk saling merebut hak bangsa yang diambil oleh

penjajah. (Fajar, 2018 : 2)

3. Setelah sampai di puncak gunung, mereka tampak takjub dan saling

mengamati kuasa akan ciptaan tuhan. (Fajar, 2018 : 2)

4. Para murid kelompok bermain Sawerigading terlihat serius saling

mendengarkan arahan para pengajar. (Fajar, 2018 : 2)

5. Melihat ia itu saling melempar kata-kata sundal yang tak patut

dikeluarkan.(Fajar, 2018: 2)

6. Menghadapi persoalan seperti ini, kita harus saling merencanakan

pengelolaan bisnis media cetak. (Fajar, 2018: 2)

Kata membantu, merebut, mengamati, memandangi, mendengarkan,

memberikan,melempar dan merencanakan belum memiliki makna resiprokal.

Oleh karena itu, di depan kata-kata tersebut harus ditambahkan kata „saling‟ untuk

mendapatkan makna resiprokal. Jika kata-kata tersebut ditinggalkan dari

konteksnya, kalimat-kalimat tersebut tidak lagi mengandung makna resiprokal.

Oleh karena itu, di depan kata-kata tersebut harus ditambahkan kata „saling‟ di

depan kata-kata tersebut ditinggalkan dari konteksnya, kalimat-kalimat itu tidak

lagi mengandung makna resiprokal.

Perhatikan kalimat-kalimat tanpa kata saling di bawah ini :

Page 59: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

(1a) Karena hidup bertetangga tentu harus membantu dan menolong. (Fajar,

2018: 2)

(2a). Pemain Chili tampak merebut bola di menit-menit terakhir pertandingan.

(Fajar, 2018: 2)

(3a). Setelah sampai di puncak gunung, mereka tampak takjub dan mengamati

kuasa akan ciptaan tuhan. (Fajar, 2018: 2)

(4a).Para murid kelompok bermain Sawerigading terlihat serius mendengarkan

arahan para pengajar. (Fajar, 2018: 2)

(5a). Melihat ia itu melemparkan kata-kata sundal yang tak patut dikeluarkan.

(Fajar, 2018: 2)

(6a).Menghadapi persoalan seperti ini, kita harus saling merencanakan

pengelolaan bisnis media cetak. (Fajar, 2018: 2)

Dengan meninggalkan kata saling yang digunakan di depan meng- VD,

meng-VD-i, dan meng-Vd-kan dalam kalimat (7) sampai (12), maka kalimat (7a)

sampai (12a) jelas tidak lagi mengandung makna resiprokal sebab kata saling

sebagai penanda makna resiprokal tidak dipakai dalam kalimat (7a) sampai (12a).

Kesimpulannya, untuk mendapatkan makna resiprokal, kata saling harus

digunakan di depan kata meng-VD, meng-VD-i, dan meng-VD-kan. Apabila tidak

menggunakan kata saling di depan verba seperti itu jelas tidak akan menghasilkan

kalimat yang bermakna resiprokal.

Page 60: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

b. Verba Resiprokal Bentuk Reduplikasi

Reduplikasi atau pengulangan kata merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan makna resiprokal. Maksudnya, makna resiprokal dalam bahasa

Indonesia dapat dihasilkan dengan pengulangan kata. Hal ini sesuai dengan

makna kata ulang atau pengulangan kata, adalah mengandung makn resiprokal.

Kata ulang yang mengandung makna resiprokal dalam bahasa Indonesia

memiliki tiga bentuk yaitu :

1. Verba dasar – meng-verba + bentuk ulang (reduplikasi) disingkat VD-meng

– VR.

2. Kata ber-verba reduplikasi-an, disingkat ber-VR-an.

3. Verba dasar – verba reduplikasi – an disingkat VD-VR-an

Ketiga bentuk reduplikasi yang bermakna resiprokal itu diberikan contoh

sebagai berikut :

1. Tuding tuding-menuding „saling menuding‟

Belajar suap-menyuap „saling menyuap‟

2. Berpandangan berpandang-pandangan „saling memandang‟

Berhadapan berhadap-hadapan „saling berhadapan‟

3. Kejar kejar-kejaran „saling berkejaran‟

Ganti ganti-gantian „saling bergantian‟

Bentuk perulangan dalam contoh (1), (2), dan (3) di atas mengandung

makna resiprokal atau makna perbuatan yang dilakukan secara berbalasan antara

dua pelaku. Makna resiprokal itu akan lebih jelas bila digunakan antara dua

Page 61: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

pelaku. Makna resiprokal itu akan lebih jelas bila digunakan dalam kalimat.

Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini :

1. Samosir mengatakan, hotel berlomba-lomba menawarkan berbagai

inovasi. (Fajar, 2018: 2)

2. Kita tonton layaknya sebuah sinetron yang bisa disiarkan, diputar tanpa

harus dicegah? Budaya hukum Pancasila tidak berpandang-pandangan

demikian. (Fajar, 2018: 2)

3. Jika biasanya, setiap ada operasi, terjadi aksi kejar-kejaran. (Fajar, 2018:

2)

Kata berlomba-lomba, berpandang-pandangan, merupakan bentuk ulang

bermakna „saling‟. Bentuk ulang tuding-menuding bermakna saling berlomba dan

bentuk ulang berpandang-pandangan bermakna „saling memandang‟.

Kata berhadap-hadapan, kejar-kejaran, dan ganti-gantian merupakan

verbaresiprokal bentuk reduplikasi atau bentuk ulang yang bermakna „saling

berhadapan‟ dan bentuk kejar-kejaran bermakna „saling mengejar‟.

c. Verba Reduplikasi Bentuk Baku + Verba Dasar

Verba resiprokal bentuk ini adalah verba resiprokal yang didahului kata

baku dan diikuti verba dasar. Kata baku yang diikuti verba dasar. Kata baku yang

diikuti verba dasar ini akan menghasilkan verba resiprokal atau verba dengan

makna „saling‟.

Page 62: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Kata baku bermakna „saling‟

Contoh :

1. Baku pukul

2. Baku tikam

Contoh di atas dapat dilihat bahwa kata baku diikuti oleh verba dasar

seperti pukul dan tikam sehingga terbentuk verba resiprokal : baku pukul dan

baku tikam. Kata-kata tersebut mengandung makna saling. Makna saling itu akan

lebih jelas apabila digunakan dalam kalimat. Brikut ini adalah contoh kalimat-

kalimat yang menggunakan kata baku.

1. Hanya masalah sepele, dua warga Bajoe, Bone baku tikam di tengah

sawah.

2. Mahasiswa Fakultas Teknik UMI terlibat baku pukul dengan mapala UMI.

Kata baku pukul dan baku tikam di atas merupakan verba resiprokal sebab

kata tersebut mengandung makna „saling‟. Bentuk baku pukul bermakna saling

memukul dan bentuk kata baku tikam bermakna saling menikam. Makna yang

demikian itu terdapat pula pada kata-kata berikut:

Baku hantam bermakna „saling menghantam‟

Baku lempar bermakna „saling melempar‟

Baku tendang bermakna „saling menendang‟

Baku tuding bermakna „saling menuding‟

Page 63: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

d. Struktur Penggunaan Verba Resiprokal

Verba resiprokal dalam sebuah kalimat sangat ditemukan oleh kata

tertentu di depan kata dasar. Berdasarkan data yang terkumpul, penggunaan verba

dengan makna resiprokal dalam sebuah kalimat selalu didahului dengan kata atau

frasa yang mengandung makna resiprokal. Untuk lebih jelasnya ditampilkan

beberapa contoh penggunaan kata/frasa yang mengandung makna resiprokal

tersebut, yang dikutip dari Harian Fajar.

1. Para penggawa yang berada dalam skuat bernilai 279,9 juta euro atau

Rp4.657.342.759.083 bermain kompak. (Fajar, 2018: 2)

2. Untuk merekrut pemain naturalisasi itu, iya harus bersaing dengan

sriwijaya FC yang juga kembali mengincarnya. (Fajar, 2018:2)

3. Tim putri Indonesia akan berhadapan dengan tim Tiongkok di

pertandingan kedua penyisihan grup Z. (Fajar, 2018:2)

Dalam kalimat di atas terdapat verba bermakna resiprokal, yaitu bermain,

bersaing, dan berhadapan. Kata-kata tersebut mengandung makna perbuatan yang

dilakukan secara berbalasan antara dua pelaku. Dalam kalimat-kalimat di atas

penggunaan verba tersebut selalu didahului oleh kata-kata atau frasa yang

mendukung makna resiprokal.

Penggunaan kata berhadapan dalam kalimat (20) didahului oleh kata dua tim

teratas sebagai pelaku perbuatan berhadapan. Penggunaan kata dua tim teratas

mempunyai hubungan semantik dalam struktur kalimat dengan menggunakan kata

berhadapan yang bermakna perbuatan yang dilakukan secara berbalasan antar

pelaku dua tim teratas.

Page 64: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Kalimat bermain dan bersaing juga bermakna resiprokal, yaitu perbuatan

yang dilakukan secara berbalasan. Dengan kata lain secara struktur, penggunaan

kata bermain dan bersaing menuntut kata dua tim dan konsumen sebagai pelaku

perbuatan yang lebih dari satu orang.

3. Penyimpangan Penggunaan Verba Resiprokal

Dalam surat kabar, verba resiprokal sering ditemukan penggunaannya

secara tidak tepat. Maksudnya, penggunaan verba resiprokal menyimpang dari

kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk penyimpangan penggunaan

verba resiprokal ini dapat berupa

a. Penggunaan kata saling di depan verba resiprokal berafiks ber-an, seperti

saling berhadapan, saling bersaing, saling memukul.

b. Penggunaan kata saling di depan bentuk ulang yang bermakna saling

seperti saling tembak-menembak, saling tarik menarik. Penyimpangan

penggunaan verba resiprokal seperti itu sering ditemukan dalam

penggunaan bahasa surat kabar.

Kedua bentuk penyimpangan tersebut akan dijelaskan satu persatu di

bawah ini :

a. Penggunaan kata ‘saling’ di depan verba resiprokal bersufiks (ber-an)

Kata-kata seperti berpandangan, berpasangan, berhadapan, dan berkenalan

termasuk verba resiprokal karena kata-kata tersebut sudah mengandung makna

saling. Kata berpandangan bermakna saling memandang, berkenalan bermakna

saling mengenal, berhadapan bermakna saling menghadap. Kata-kata tersebut

Page 65: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

sudah mengandung makna saling maka di depan kata-kata tersebut tidak perlu lagi

ditambahkan kata saling.

Dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa kalimat yang

menggunakan verba resiprokal yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia.

a. Dengan terampilnya putri Emmilia Contessa ini mengajak para tamu

saling berdialog dalam bahasa makassar.(Fajar, 2018: 2)

b. Mereka cenderung merasa kesulitan saling berkomunikasi dengan teman,

pacar bahkan keluarga. (Fajar, 2018: 2)

c. Mereka saling berhadapan dengan polisi, tentara, kelompok “klu-klu-

klan” bahkan para turis dari berbagai negara. (Fajar, 2018: 2)

Dalam kalimat di atas terdapat kata berdialog, berkomunikasi, dan

berhadapan. Kata-kata tersebut termasuk verba resiprokal karena masing-masing

mengandung makna perbuatan yang dilakukan secara berbalasan oleh dua pelaku

atau lebih. Namun, kalimat di atas jelas menyimpang dari kaidah bahasa

Indonesia sebab penggunaan kata saling di depan kata berdialog, berkomunikasi,

dan berhadapan bersifat pemborosan kata.

b. Menggunakan kata saling di depan bentuk ulang yang bermakna saling

Untuk menyatakan bahwa perbuatan itu dilakukan oleh dua pihak dan

saling mengenal. Dalam bahasa Indonesia digunakan kata ulang, dengan kata lain

pengulangan itu dilakukan untuk menyatakan makna „saling‟. Kata ulang seperti

belajar-mengajar, serang-menyerang, harga-menghargai, tarik-menarik,

Page 66: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

berfungsi untuk menyatakan makna saling yaitu saling mengajar, saling

menghargai, saling menarik.

Pada bagian ini, pembicaraan difokuskan pada penggunaan bentuk ulang

bermakna „saling‟ di belakang kata saling. Maksud kata „saling‟ itu digunakan

secara bersamaan dengan bentuk ulang yang bermakna saling. Misalnya

penggunaan bentuk ulang yaitu :

1. Saling serang-menyerang

2. Saling harga-menghargai

3. Saling tarik-menarik

Dalam kalimat sepeti itu, terdapat dua kata yang sama maknanya, dan

kedua kata tersebut dipakai sekaligus. Untuk memenuhi penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar, penggunaan dua kata yang mempunyai makna

yang sama secara sekaligus tidak digunakan lagi.

Pada media massa, penggunaan kata „saling‟ masih banyak ditemukan

seperti pada contoh :

1. Ayah pernah kena getahnya saat ingin memisahkan perawan tua itu yang

sedang beradu mulut dengan tetanggaku yang lain, ia saling mencaci-

maki. (Fajar, 2018: 2)

2. Saling hina-dina musabahnya aku pun tak tahu pasti. (Fajar, 2018: 2)

Dalam kalimat (1) dan (2) terdapat kesalahan bentuk ulang yang sudah

bermakna saling. Bentuk ulang yang dimaksud adalah caci-maki dan hina-dina.

Semua bentuk ulang tersebut mengandung makna saling yaitu saling caci dan

saling hina.

Page 67: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Penggunaan kata saling diikuti bentuk ulang seperti pada kalimat di atas

termasuk penggunaan yang berlebihan. Penggunaan yang sesuai kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benar, cukup dipilih salah satunya yaitu caci-maki atau

saling mencaci.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kalimat tersebut :

(1a). ia mencaci tetangga yang lain

(1b). ia saling mencaci-maki tetangga yang lain

(1c). Ia saling mencaci tetangga yang lain

Dalam kalimat (1a) dan (1b) terdapat penggunaan bentuk ulang

yang bermakna saling menyerang. Penggunaan bentuk ulang bermakna saling

dibelakang in kata saling seperti dalam kalimat (1b) termasuk penggunaan

kata yang berlebihan.

Seperti contoh kalimat di bawah ini :

1. Mereka tampak saling bergantian mengambil gambar.(Fajar, 2018: 2)

2. Karena memaksa masuk, maka terjadilah saling dorong-mendorong

dengan petugas. (Fajar, 2018: 2)

Penggunaan bentuk ulang saling bergantian dalam kalimat (26) dan (27),

saling dorong-mendorong mengandung makna saling bergantian dan saling

mendorong. Meskipun demikian, di depan kedua bentuk ulang tersebut, masing-

masing terdapat kata saling yang digunakan secara sekaligus, dengan bentuk

ulang yang telah bermakna resiprokal.

Page 68: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Jadi jelas bahwa kata-kata yang telah mengandung makna saling di depan

kata-kata tersebut tidak perlu lagi didahului kata saling karena kata-kata tersebut

telang mengandung makna perbuatan yang dilakukan oleh dua pelaku atau lebih.

Contoh :

(1a). Mereka tampak bergantian mengambil gambar

(2a).Karena memaksa masuk, maka terjadilah dorong-mendorong dengan petugas.

(2b). Karena memaksa masuk, maka terjadilah saling mendorong dengan petugas.

B. Pembahasan Data

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap bentuk,

penggunaan, dan penyimpangan verba resiprokal pada harian Fajar, secara

keseluruhan jumlah verba resiprokal terdapat dua puluh tujuh verba resiprokal

yang diperoleh. Ditemukan sembilan belas bentuk verba resiprokal, empat

penggunaan verba resiprokal, dan empat penyimpangan verba resiprokal pada

harian Fajar Februari 2018.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Septi Priyatiningsih (2010) dengan

judul “ verba resiprokal bahasa Jawa pada rubrik majalah Penjebar Semangat

2010” Septi Priyatiningsih menguraikan tentang bentuk dan makna verba

resiprokal.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji verba

resiprokl dalam bidang morfologi. Sedangkan perbedaannya hanya pada objek

yang diteliti, pada penelitian ini menggunakan koran harian Fajar sedangkan Septi

Priyatiningsing adalah majalah Penjebar semangat.

Page 69: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Skripsi yang dijadikan sebagai acuan di atas, peneliti juga

menggunakan pandangan dari pakar bahasa. . Chaer (2008: 3) berpendapat bahwa

morfologi merupakan ilmu bentuk-bentuk dan pembentukannya. Dan Darwis

(2012: 41) berdasarkan perilaku morfologinya, verba bahasa Indonesia mula-mula

dibagi menjadi dua subkategori besar, yaitu (1) verba dasar dan (2) verba

bentukan.Verba dasar itu adalah verba pangkal yang belum mengalami proses

morfologis manapun, sedangkan verba bentukan itu adalah pangkal yang telah

mengalami proses morfologi afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan (komposisi).

Dengan adanya satu tulisan skripsi dan pendapat beberapa pakar yang telah

disebutkan di atas, dapat menjadi bahan acuan sebagai penulis untuk menganalisis

bentuk, penggunaan, dan penyimpangan verba resiprokal pada harian Fajar.

Page 70: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penulis telah membahas bentuk, strukrtur dan penggunaan verba

resiprokal dalam bahasa Indonesia, penulis akan menyimpulkan beberapa hal

yang berkaitan dengan bentuk, struktur, dan penggunaan verba resiprokal

tersebut. Simpulan mengenai verba resiprokal ini akan dilengkapi dengan sarana

yang menjadi bahan masukan sehubungan dengan penggunaan verba resiprokal

dalam bahasa Indonesia. Setelah dianalisis data mengenai verba resiprokal dalam

kalimat bahasa Indonesia, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Verba resiprokal terdiri atas tiga bentuk, yaitu :

a. Verba resipokal bentuk ber-VD (-an)

b. Verba resiprokal bentuk saling + verba berafiks, yang dijabarkan lagi atas

verba resiprokal bentuk saling + meng – VD, saling + meng- VD-i dan

salig + meng- VD – (-kan).

c. Verba resiprokal bentuk reduplikasi, yang dapat dijabarkan lagi atas VD-

meng-VR, ber-VR-an, dan VD-VR-an.

2. Struktur penggunaan verba resiprokal menuntut adanya pelaku perbuatan

yang lebih dari satu orang, dan perbuatan itu dilakukan secara bersama-sama

dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan verba resiprokal harus

memperhatikan siapa dan beberapa orang/pihak yang menjadi subjek atau

pelaku perbuatan dalam kalimat. Penggunaan verba resiprokal yang didahului

62

Page 71: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

pelaku perbuatan yang mengacu pada satu orang akan menghasilkan kalimat

yang tidak efektif.

3. Penyimpangan yang terjadi dalam penggunaan verba resiprokal dapat terjadi

karena :

a. Penggunaan kata „saling‟ di depan verba resiprokal yang berafiks ber-an.

b. Penggunaan kata saling di depan verba resiprokal bentuk ulang yang sudah

bermakna saling.

4. Penggunaan verba resiprokal berafiks ber- an dan bentuk ulang yang

mengandung makna resiprokal secara sekaligus dengan kata saling dalam

kalimat termasuk penggunaan yang berlebih-lebihan atau penggunaan yang

besifat pleonastis.

5. Penggunaan kata saling di depan verba resiprokal berafiks ber-an atau di

depan bentuk ulang bermakna resiprokal dapat diperbaiki dengan cara :

a. Menghilangkan kata saling di depan verba resiprokal berafisk ber-an dan

di depan bentuk ulang bermakna saling dan

b. Mengubah verba berafiks ber-an dan verba bentuk ulang menjadi meng-

VD (-i / -kan) dengan ketentuan bahwa kata saling di depan verba

resiprokal tetap digunakan pada kalimat.

Page 72: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

B. SARAN

Hasil penelitian ini membahas tentang bentuk verba resiprokal,

penggunaan verba resiprokal, dan penyimpangan verba resiprokal bahasa

Indonesia. Dari hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi para pembaca diharapkan dapat lebih teliti memahami tentang

bentuk, penggunaan, dan penyimpangan verba resiprokal bahasa

Indonesia.

2. Penelitian ini mengkaji bentuk, penggunaan, dan penyimpangan verba

resiprokal bahasa Indonesia pada harian Fajar tahun 2018. Peneliti

menyarankan bagi peneliti lain untuk meneliti verba resiprokal pada

tataran sintaksis yaitu fungsi kata verba resiprokal pada kalimat.

Page 73: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S.T. 1986. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta Dian

Rakyat.

Anwar, Rosihan. 1984. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta : Pradnya

Haramita.

Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta.

___________, 2015. Teori Semantik. Jakarta : Rineka Cipta.

___________, 2015. Teori Sintaksis. Jakarta : Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, dkk.2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Bratara

Karya Aksara.

Darwis, Muhammad.2012. subkategori Verba dalam Bahasa Indonesia. Fakultas

Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Keraf, Gorys.1980. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores : Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : Granedia.

Kridalaksana, Harimurti.1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta :

Gramedia.

Kusno.1985. Pengantar Tata Bahasa Indonesia. Bandung :Rosda.

Lubis, Madong. 1954. Paramasastera Landjut. Jakarta: Amstrendam Versluys.

Moeliono, Anton.M. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

pustaka.

Nurhayati, Endang dan Siti Mulyani.2006. Linguistik Bahasa Jawa Kajian

Fonologi, Morfologi,Sintaksis, dan Semantik. Yogyakarta: Bagaskara.

Parera, J. Daniel. 1988. Morfologi, Jakarta : Gramedia.

____________.1990. Teori Semantik. Jakarta : Erlangga.

____________.1991. Teori Sintaksis. Jakarta : Gramedia.

Ramlan. M. 1985. Tata Bahasa Indonesia : Yogyakarta : Andi offset.

Page 74: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

___________.1985. Penggolongan Kata : Yogyakarta : Andi Offset.

___________. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: Gaja Mada

University Press.

Sudaryanto.1988. Metode Linguistik. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Verhaar, J.W.M. 1983. Pengantar Linguistik. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

___________. J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gaja Mada

University perss.

Wirjosoedarmo, S. 1983. Tata Bahasa Indonesia. Surabaya : Sinar Wijaya.

Harian Fajar, Februari 2018. Bahan Penelitian. Makassar: PT Fajar pres.

__________, Februari 2018.Bahan Penelitian. Makassar: PT Fajar pres.

https://akutidakjugakau.blogspot.com/2010/11/karakteristik-verba.html?m=1

Page 75: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

Kutipan data verba resiprokal pada harian Fajaar

No Kutipan Verba resiprokal bentuk penggunaan penyimpangan

1 Dalam hal ini ibu

berperan penting

memberkan contoh

kepada anak,

karena ibu adalah

wanita pertama

yang dicintai

Berperan

bentuk

2 Mereka cenderung

merasa kesulitan

saling

berkomunikasi

dengan teman,

pacar bahkan

keluarga

Saling

berkomunikasi

penyimpangan

3 Kami tahu. Tetapi

kami tidak kalah

sebelum

bertanding,”kata

Cristhope Galtier

Bertanding

Bentuk

4 Aku kan anak yang

kuat, jawabnya

sambil berjalan

menuju kamar

Berjalan

bentuk

5 Penampilan seni

bela diri Taichi,

berkenalan, dengan

Tionghoa, serta

gim

Berkenalan

Bentuk

6 Kedua pihak saling

serang-menyerang

satu sama lain

Saling serang-

menyerang

penyimpangan

7 Marcus akan

berhadapan

dengan wakil

Thailand, Tinn

Isriyanet/Kittisak

Namdash

Berhadapan

bentuk

8 Karena hidup

bertetangga tentu

harus saling

membantu dan

menolong

Saling membantu

Bentuk

Page 76: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

9 Untuk merekrut

pemain naturalisasi

itu, iya harus

bersaing dengan

sriwijaya FC yang

juga kembali

mengincarnya

Bersaing

Penggunan

10 Setelah sampai di

puncak gunung,

mereka tampak

takjub dan saling

mengamati kuasa

akan ciptaan tuhan

Saling mengamati

Bentuk

11 Para murid

kelompok bermain

Sawerigading

terlihat serius

saling

mendengarkan

arahan para

pengajar

Saling

mendengarkan

Bentuk

12 Melihat ia itu

saling

melemparkan kata-

kata sundal yang

tak patut

dikeluarkan

Saling

melemparkan

bentuk

13 Menghadapi

persoalan seperti

ini, kita harus

saling

merencanakan

pengelolaan bisnis

media cetak

Saling

merencanakan

Penggunaan

14 Samosir

mengatakan, hotel

berlomba-lomba

menawarkan

berbagai inovasi

Berlomba-lomba

Bentuk

ulang

15 Kita tonton

layaknya sebuah

sinetron yang bisa

disiarkan, diputar

tanpa harus

dicegah? Budaya

Berpandang-

pandangan

Bentuk

ulang

Page 77: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

hukum Pancasila

tidak berpandang-

pandangan

demikian

16 Jika biasanya,

setiap ada operasi,

terjadi aksi kejar-

kejaran

Kejar-kejaran

Bentuk

ulang

17 Hanya masalah

sepele, dua warga

Bajoe, Bone baku

tikam di tengah

sawah

Baku tikam

Bentuk

18 Para penggawa

yang berada dalam

skuat bernilai 279,9

juta euro atau

Rp4.657.342.759.0

83 bermain

kompak

Bermain

Penggunaan

19 Agus Arifin

Nu‟mang

bersalaman semua

anggota dewan

yang hadir

Bersalaman

Bentuk

20 Tim putri Indonesia

akan berhadapan

dengan tim

Tiongkok di

pertandingan kedua

penyisihan grup Z

Berhadapan

Penggunaan

21 Dengan

terampilnya putri

Emmilia Contessa

ini mengajak para

tamu saling

berdialog dalam

bahasa makassar

Saling berdialog

Bentuk

22 Mereka cenderung

merasa kesulitan

saling

berkomunikasi

dengan teman,

pacar bahkan

keluarga

Saling

berkomunikasi

Bentuk

Page 78: VERBA RESIPROKAL BAHASA INDONESIA DALAM HARIAN FAJAR · 2018. 10. 3. · Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar

23 Mereka saling

berhadapan

dengan polisi,

tentara, kelompok

“klu-klu-klan”

bahkan para turis

Saling

berhadapan

penyimpangan

24 Karena itu,

pihaknya ingin

timnya bisa

bermain pada hari

senin, kamis

ataupun sabtu

Bermain

Bentuk

25 mulai angkatan

kerja, kesehatan

lingkungan, sosial,

dan terakhir

masalah ekonomi,

semuanya saling

tarik-menarik

Saling tarik-

menarik

Penyimpangan

26 Mahasiswa

Fakultas Teknik

UMI terlibat baku

pukul dengan

mapala UMI.

Baku pukul

Bentuk

27 Seluruh rakyat

berjuang untuk

saling merebut hak

bangsa yang

diambil oleh

penjajah

Saling merebut

Bentuk