Uveitis Media

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    1/23

    Uveitis Media

    PENDAHULUAN

    A.  LATAR BELAKANG

    Organ penglihatan manusia terdiri atas banyak elemen yang saling bersinergi untuk 

    menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu organ yang berperan penting dalam

    melaksanakan fisiologis dari penglihatan ini adalah suatu lapisan vaskular pada mata yang

    dilindungi oleh kornea dan sklera disebut uvea (Ilyas, 2!" #aughan et all , 2$.

    Uvea terdiri atas % struktur" iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan bagian yang paling

    depan dari lapisan uvea. Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan

    kaya akan pembuluh darah. &orpus siliaris (badan siliaris$ adalah struktur melingkar yang

    menonjol ke dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan

     perluasan lapisan khoroid ke arah depan.

    &horoid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. &horoid merupakan lapisanyang banyak mengandung pembuluh darah dan sel'sel pigmen sehingga tampak berarna hitam

    ()usuf, 2%$.

    Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua bagian dari uvea

    (iris, badan siliar*korpus siliar, dan koroid$. Uvea merupakan lapisan vaskular mata yang

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    2/23

    tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat memberikan nutrisi kepada mata. +danya

     peradangan pada area ini dapat mempengaruhi elemen mata yang lain seperti kornea, retina,

    sklera, dan beberapa elemen mata penting lainnya. Sehingga kadang gejala yang dikeluhkan

     pasien mirip dengan penyakit mata yang lain. +dapun gejala yang sering dikeluhkan pasienuveitis seara umum yaitu mata merah (hiperemis konjungtiva$, mata nyeri, fotofobia,

     pandangan mata menurun dan kabur, dan epifora (Ilyas, 2!" )usuf, 2%" #aughan et all ,

    2$.

    -eradangan uvea (uveitis$ dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa parameter. +dapun

     parameter yang digunakan antara lain demografi" lokasi dari tempat peradangan" durasi, onset,

    dan perjalanan penyakit" karakter dari peradangan yang terjadi" dan penyebab dari inflamasi.

    &lasifikasi dan standarisasi dari uveitis sangat penting dilakukan untuk diagnosis dan

     penanganan penyakit. Sehingga penanganan yang cost-efective dapat terlaksana (/aroo0ui,

    /oster, dan Sheppard, 21$.

    PERADANGAN PADA UVEA (UVEITIS)

    A.  ANATOMI DAN FISIOLOGI UVEA

    Mata sebagai organ penglihatan manusia, tersusun atas elemen'elemen yang memiliki

    struktur yang berbeda'beda. Struktur yang dimiliki oleh masing'masing elemen menunjang

    fungsi dari elemen tersebut dalam fisiologis penglihatan manusia. Salah satu elemen mata

    manusia adalah uvea yaitu suatu lapisan vaskular tengah mata yang membungkus bola mata dan

    dilindungi oleh kornea dan sklera. Uvea terdiri atas % unsur yaitu iris, badan siliar, dan koroid

    (Ilyas, 2!" #aughan et all , 2$.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    3/23

    ambar 3. +natomi bola mata

    Iris (Iris, pelangi$

      Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini munul dari badan

    siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik mata depan

    dan belakang. 4elah di antara iris kiri dan kanan dikenal sebagai pupil.

      Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh

    darah. -ermukaan depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior$

     berbentuk tidak teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel'sel fibroblas. -ermukaan

     posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel yang menutupi permukaan

    korpus siliaris. -ermukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung banyak sel'sel pigmen

    yang akan menegah ahaya melintas meleati iris. 5engan demikian iris mengendalikan

     banyaknya ahaya yang masuk ke dalam mata dan ahaya akan terfokus masuk melalui pupil

    ()usuf, 2%" #aughan et all , 2$.

      -ada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot sfingter*konstriktor 

     pupil. &edua otot ini akan mengubah diameter pupil. Otot dilatator pupil yang dipersarafi oleh

     persarafan simpatis akan melebarkan pupil, sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh

     persarafan parasimpatis (6. III$ akan memperkeil diameter pupil (uyton, 3778"#aughan et all ,

    2$.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    4/23

      )umlah sel'sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan mempengaruhi arna

    mata. 9ila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam, sebaliknya bila melanosit sedikit mata

    tampak berarna biru ()usuf, 2%$.

    Badan Siliaris (Kor!s siliaris)

      &orpus siliaris (badan siliaris$ adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata

    terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke

    arah depan. &orpus siliar disusun oleh jaringan penyambung jarang yang mengandung serat'serat

    elastin, pembuluh darah dan melanosit.

      9adan siliaris membentuk tonjolan'tonjolan pendek seperti jari yang dikenal sebagai

     prosessus siliaris. 5ari prosessus siliaris munul benang'benang fibrillin yang akan berinsersi

     pada kapsula lensa yang dikenal sebagai :onula :inii ()usuf, 2%$.

      &orpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. ;apisan luar kaya akan pigmen dan

    merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. ;apisan dalam yang tidak berpigmen

    merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif terhadap ahaya. Sel'sel di

    lapisan ini akan berfungsi sebagai pembentuk humor a0ueaeus (mengeluarkan airan filtrasi

     plasma yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang (kamera okuli posterior$$ (#aughan et

    all , 2$.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    5/23

    anyaman'anyaman trabekula untuk mempengaruhi besar pori'porinya (uyton dan

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    6/23

    Uveitis juga dapat ditemukan dengan hubungannya dengan kelainan autoimun, seperti S;>

    (Systemic Lupus Erythematosus$ dan Rheumatoid Arthritis (@+$. -ada kasus ini, uveitis dapat

    disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas yang menyebabkan penimbunanan kompleks imun pada

     jaringan uvea.-enyebab ganda telah dibuktikan menyebabkan terjadinya uveitis anterior. &ebanyakan tipe

    uveitis anterior merupakan reaksi peradangan steril, dimana hal inilah yang membedakan dengan

    uveitis posterior yang sering disebabkan oleh infeksi. -ersentase terjadinya uveitis anterior 

    idiopatik antara %1'8A dari seluruh kejadian uveitis anterior. &emudian penyebab terbanyak 

    kedua adalah terjadinya onset akut (

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    7/23

    gambar 2. -embagian uveitis berdasarkan tempat peradangan yang terjadi

    *.  U+iis in+r+dia+

    Uveitis Intermediate adalah bentuk peradangan yang tidak mengenai uvea anterior atau

     posterior seara langsung. Sebaliknya ini mengenai :ona intermediate mata. Ini terutama terjadi

     pada orang deasa muda dengan keluhan utama melihat Bbintik'bintik terapungC di dalam

    lapangan penglihatannya. -ada kebanyakan kasus kedua mata terkena. Didak ada perbedaan

    distribusi antara pria dengan anita. Didak terdapat rasa sakit, kemerahan, maupun fotofobia.

    -asien mungkin tidak menyadari adanya masalah pada matanya, namun dokter melihat adanya

    kekeruhan dalam vitreus, yang sering menutupi pars plana inferior, dengan oftalmoskop.

    )ikapun ada, hanya sedikit gejala uveitis anterior. &adang'kadang terlihat beberapa sel di

    kamera okuli anterior, sangat jarang terjadi sinehia posterior dan anterior. Sel radang lebih besar 

    kemungkinan terlihat di ruangan retrolental atau di vitreus anterior pada pemeriksaan dengan

    slit'lamp. Sering timbul katarak subkapsular posterior. Oftalmoskopi indirek sering menampakan

    kekeruhan tipis bulat halus di atas retina perifer. >ksudat seluler ini mungkin menyatu, sering

    menutupi pars plana. Sebagian pasien ini mungkin menunjukan vaskulitis, yaitu terlihat adanya

    selubung perivaskuler pada pembuluh retina.

    -ada kebanyakan pasien, -enyakit ini tetap stasioner atau berangsur membaik dalam aktu !

    sampai 3 tahun. -ada beberapa pasien timbul edema makular kistoid dan parut makular 

     permanen, selain katarak subkapsular posterior. -ada kasus berat dapat terjadi pelepasan

    membran'membran siklitik dan retina. laukoma sekunder adalah komplikasi yang jarang

    terjadi.

    -enyebabnya tidak diketahui. &ortikosteroid adalah satu'satunya pengobatan yang menolong

    namun hanya dipakai pada kasus yang berat, terutama bila penglihatan menurun sekunder akibat

    edema makular. Mula'mula dipakai kortikosteroid topikal, namun jika gagal suntikan subtenon

    atau retrobulber dengan kortikosteroid mungkin efektif. -engobatan demikian meningkatkan

    resiko timbulnya katarak. Untungnya pasien'pasien ini menyembuh setelah operasi katarak.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    8/23

    /.  B+ra dan +r0alanan +n1a'i -

    a. +kut

     b. Sub'akut

    . &ronik 

    d. @ekurens

    9erdasarkan berat dan perjalanan dari uveitis dapat dikategorikan menjadi akut, subakut,

    kronis (E % bulan$, dan rekurens. Misalnya, pada iritis (inflamasi iris$ akut sering terjadi pada

    deasa muda. ejala aal yang sering dirasakan adalah nyeri, kemerahan, dan fotofobia

    (sensitif terhadap ahaya$. Seringnya, pasien memiliki hubungan genetik dengan timbulnya iritis

    akut seperti adanya riayat anggota keluarga lain mengalami hal yang sama.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    9/23

    )enis uveitis non'granulomatosa umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan

     berespon baik terhadap terapi kortikosteroid, diduga peradangan ini adalah semaam fenomena

    hipersensitivitas. Uveitis nongranulomatosa terutama timbul di bagian anterior traktus ini, yakni

    iris dan korpus siliar. Derdapat reaksi radang, dengan terlihatnya infiltrasi sel'sel limfosit dan sel plasma dalam jumlah ukup banyak dan sedikit sel mononuklear. -ada kasus berat dapat

    terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion di dalam kamera okuli anterior.

    -ada bentuk non'granulomatosa onset khasnya akut, dengan rasa sakit, injeksi, fotofobia,

    dan penglihatan kabur. Derdapat kemerahan sirkum korneal yang disebabkan oleh dilatasi

     pembuluh darah limbus. 5eposit putih halus (presipitat keratik*&-$ pada permukaan posterior 

    kornea dapat dilihat dengan slitlamp atau dengan kaa pembesar. -upilnya keil dan mungkin

    terdapat kumpulan fibrin dengan sel kamera okuli anterior. )ika terdapat sinekia posterior maka

     pupil tampak tidak teratur.

    -asien harus ditanya tentang adanya riayat arthritis dan kemungkinan terpajan terhadap

    toksoplasmosis, histoplasmosis, tuberulosis, dan sifilis. &emungkinan adanya fokus infeksi jauh

    dalam tubuh harus pula diari.

    *.  Gran!loaosa

    Sedangkan, uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke jaringan oleh

    organisme penyebab (misalnya. Mycoacterium tuerculosis atau To!oplasma "ondii$. Meskipun

     begitu patogen ini jarang ditemukan, dan diagnosis etiologik pasti jarang ditegakkan.

    &emungkinan'kemungkinan seringkali dapat dipersempit oleh pemeriksaan klinik dan

    laboratorium. Uveitis granulomatosa dapat mengenai sembarang bagian traktus uvealis namun

    lebih sering pada uvea posterior. Derdapat kelompok nodular sel'sel raksasa yang dikelilingi

    limfosit di daerah yang terkena. 5eposit radang pada permukaan permukaan posterior kornea

    terutama terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. 5iagnosis spesifik dapat ditegakkan dengan

     pemeriksaan histopatologis pada mata yang yang dikeluarkan dengan menemukan kista

    to?oplasma, basil tahan asam tuberkulosis, spirohaeta pada sifilis, tampilan granuloma khas

     pada sarkoidosis atau oftalmia simpatika, dan beberapa penyebab spesifik langka lainnya.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    10/23

    -ada uveitis granulomatosa (yang dapat menimbulkan uveitis anterior, uveitis posterior, dan

    keduanya$, biasanya onsetnya tidak kentara. -englihatan menjadi kabur dan mata tersebut

    memerah seara difus daearh sirkumkornea. Sakitnya minimal, dan fotofobianya tidak sama

     berat dengan non'granulomatosa. -upil sering mengeil dan menjadi tidak teratur karenaterbentuk sinekia posterior. &- Bmutton fat C besar'besar terlihat di permukaan posterior kornea

    dengan slitlamp. Dampak kemerahan (flare$ dan sel'sel di kamera anterior, dan nodul yang terdiri

    atas kelompok sel'sel putih tampak di tepian pupil iris ( nodul koeppe$. 6odul'nodul ini sepadan

    dengan &- mutton fat. 6odul serupa diseluruh stroma iris disebut nodul usacca.

    ;esi koroid dan retina yang aktif dan segar tampak sebagai berak'berak putih'kekuningan

    samar'samar dengan oftalmoskop melalui orpus vitreum berkabut. &asus posterior demikian

     pada umumnya digolongkan sebagai penyakit granulomatosa. &arena retina dan koroid saling

    melekat erat, retinanya hampir selalu ikut terkena (korioretinitis$. 5alam proses penyembuhan,

    kabut vitreus berangsur hilang, dan pigmentasi berangsur timbul di tepian bintik'bintik putih

    kekuningan. -ada tahap sembuh, umumnya terdapat deposit pigmentasi yang ukup banyak. )ika

    makula tidak terkena, kesembuhan penglihatan sentral umumnya sempurna. -asien umumnya

    tidak menyadari adanya skotoma di perifer lapangan pandang sesuai dengan daerah parut.

    4.  D+o,ra5i$ la+ralias dan 5a'or +n1+ra -

    a. 5istribusi menurut umum

     b. 5istribusi menurut kelamin

    . 5istribusi suku bangsa atau ras

    d. Unilateral dan bilateral

    e. -enyakit yang menyertai atau mendasari

    6.  P+n1+*a* 1an, di'+a"!i -

    a. 9akteri tuberkulosa, sifilis

     b. #irus herpes simpleks, herpes :oster, 4M#, -enyakit #ogt'&oyanagi'

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    11/23

    . )amur &andidiasis

    d. -arasit Doksoplasma, toksokara

    e. Imunologik ;ens'indued iridosiklitis, oftalmia simpatika

    f. -enyakit sistemik penyekit kolagen, arthritis rheumatoid, multiple slerosis, sarkoidosis, penyakit vaskuler.

    g. 6eoplastik ;imfoma, retiulum ell saroma

    h. ;ain'lain +I5S

    D.  PENDEKATAN DIAGNOSIS PERADANGAN UVEA (UVEITIS )

    ejala penyakit pada traktus uvealis tergantung tempat terjadinya penyakit itu. Misalnya,

    karena terdapat serabut'serabut nyeri di iris, pasien dengan iritis akan mengeluh sakit dan

    fotofobia. -eradangan iris itu sendiri tidak mengaburkan penglihatan keuali bila prosesnya berat

    atau ukup lanjut hingga mengeruhkan humor a0ueous, kornea, dan lensa. -enyakit koroid

    sendiri tidak menimbulkan sakit atau penglihatan kabur. &arena dekatnya koroid dengan retina,

     penyakit koroid hampir selalu melibatkan retina, penglihatan sentral akan terganggu. #itreus juga

    dapat menjadi keruh sebagai akibat infiltrasi sel dari bagian koroid dan retina yang merdang.

     6amun gangguan penglihatan proposional dengan densitas kekeruhan vitreus dan bersifat

    reversible bila peradangan mereda. +dapun, seara umum pasien yang sedang mengalami

     peradangan uvea akan mengeluhkan gejala'gejala umum sebagai berikut

    ' Mata merah (hiperemis konjungtiva$

    ' Mata nyeri

    ' /otofobia

    ' -andangan mata menurun dan kabur 

    ' >pifora

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    12/23

    -asien dengan uveitis anterior menunjukan banyak gejala. ejala'gejala ini bervariasi dari

    gejala ringan (pandangan kabur dengan kondisi mata normal$ hingga gejala berat, fotofobia, dan

    hilang penglihatan yang berhubungan dengan injeksi yang munul dan hipopion. /aktor diluar 

    gejala mata kadang membantu dalam menegakan diagnosis uveitis anterior. Onset, durasi, dankeparahan gejala seperti unilateral atau bilateral harus diketahui. Selain itu usia pasien, latar 

     belakang pasien, dan keadaan mata harus menjadi pertimbangan. @iayat rini dan revie dari

    sistem merupakan pendekatan diagnosis yang berharga bagi pasien dengan uveitis.

    Un!' +n+,a''an dia,nosis dari !+iis ada *+*+raa ++ri'saan 1an, +rl!

    dila'!'an anara lain-

    &.  P++ri'saan s!*1+'i5 aa

    a. -emeriksaan subyektif mata yang perlu dilakukan meliputi pemeriksaan tajam pengllihatan,

     pemeriksaan gerakan bola mata.

     b. -ada mata yang terkena akan mengalami penurunan tajam penglihatan

    . Sedangkan pada pemeriksaan gerakan bola mata ditemukan hasil yang normal

    /.  P++ri'saan o*1+'i5 aa

    -ada pemeriksaan obyektif mata dapat ditemukan

    a. -emeriksaan sekitar mata, palpebra, dan duktus lakrimalis dalam kondisi normal

     b. 5itemukan injeksi konjungtiva (-ola dari injeksi konjungtiva pada uveitis sering ditemukan

     pada %F derajat dari injeksi perilimbus dan akan semakin meningkat menuju arah limbus.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    13/23

    ' /otofobia onsensus sangat membantu dalam membedakan antra iritis dan beberapa

     penyebab fotofobia lain, seperti konjungtivitis.

    ' -upil dalam kondisi miosis

    2.  P++ri'saan 5!nd!s'oi

    4.  P++ri'saan *ioi'ros'ois7sli la

    a. -eriksa epithelium dari kornea untuk menemukan adanya abrasi, edem, ulkus, atau benda

    asing.

     b. ;akukan inspeksi pada kondisi ulkus yang dalam dan edema kornea

    . Demukan tanda patogonomis dari iritis yaitu keratitic precipitates * &- (sel darah putih pada

    endothelium$. +pabila ditemukan &- keil'sedang maka diklasifikasikan ke dalam uveitis

    nongranuloma, sedangkan &- pada uveitis granuloma lebih besar, kotor, dan penuh lemak 

    (gambaran granula Bmutton-fat C$.

    d. -ada kamera okuli anterior ditemukan fler (sel radang$ yang menyebabkan kamera okuli

    anterior tampak kotor.

    e. Sel darah merah (hifema$ atau sel darah putih (hipopion$ dapat ditemukan pada kamera okuli

    anterior dan dapat diklasifikasikan menjadi derajat G3 s*d G=

    ' H tidak ditemukan

    ' G3 H ditemukan dalam jumlah sedikit

    ' G2 H ditemukan dalam jumlah sedang (iris dan lensa masih terlihat jelas$

    ' G% H iris dan lensa terlihat berkabut

    ' G= H intens (ditemukan deposit fibrin dan a0ueous terkoagulasi$

    6.  P++ri'saan la*oraori!

    a. -emeriksaan laboratorium ini dilakukan jika saat dilakukan anamnesis ditemukan hubungan

    etiologi uveitis dengan penyebab sistemik. 6amun pemeriksaan laboratorium ini tidak dilakukan

     bila pasien mengalami uveitis nongranulomatosus unilateral untuk pertama kali dan pada

    anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan penanda yang khas.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    14/23

     b. +pabila dalam kondisi uveitis bilateral, uveitis granulomatosa, dan uveitis rekurens, pada

    anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak menunjukan tanda khas maka dilakukan pemeriksaan

    laboratorium nonspesifik, seperti tes darah lengkap, dll.

    E.  PENANGANAN PERADANGAN UVEA (UVEITIS )

    -enanganan uveitis paling aal adalah melakukan diagnosis yang tepat dan bagi setting

     penanganan pelayanan primer ataupun pada I@5 segera melakukan rujukan kepada ahli spesialis

    mata. alaupun ditemukan mata merah dan ditemukan sel radang, darah putih, atau darah merah

     pada kamera okuli anterior, antibiotik tidak diindikasikan untuk diberikan kepada pasien.

    +dapun penanganan seara medikamentosa, ditujukan untuk mengurangi nyeri dan

     peradangan. Seara tradisional, manajemen medis terdiri atas kortikosteroid topikal atau sistemik 

    dan sering diberikan sikloplegik. Obat yang dapat dipakai adalah

    &.  P+*+rian O*a Ani Radan,

    a.  Kori'os+roid

    &ortikosteroid memiliki efek yang baik untuk menghambat peradangan yaitu dengan ara

    ' Mengurangi gejala radang dengan ara menghambat pengeluaran asam arakidonat dari

    fosfolipid, menghambat transkripsi dan mengaktifkan sitokin, dan membatasi aktifitas sel 9 dan

    sel D. &ortikosteroid diberikan dengan indikasi adanya peradangan yang bukan disebabkan

    karena infeksi.

    ' Mengurangi permeabilitas pembuluh darah

    ' Mengurangi pembentukan jarangan parut

    4ara pemberian dengan topikal, periokular dan sistemik. -emberian dosis juga sangat

     bervariasi, tergantung dari kondisi pasien, tapi pemberian dalam jumlah minimal untuk 

    mengontrol inflamasi harus diberikan untuk menurunkan peluang terjadinya komplikasi. Initial 

    dose yang digunakan untu mengontrol penyakit rata'rata dari 2,! mg hingga beberapa ratus mg

    setiap hari. )ika digunakan kurang dari %'= minggu, kortikosteroid diberhentikan tanpa taperin" 

    off . 5osis yang paling keil dengan masa kerja yang pendek dapat diberikan setiap pagi untuk 

    meminimal efek samping karena kortisol menapai punaknya sekitar jam 1. pagi dan terjadi

    umpan balik yang maksimal dari seekresi +4D

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    15/23

    level yang rendah dan dengan sekresi +4D< yang normal sehingga dosis rendah dari prednison

    (2,! sampai !mg$ pada malam hari sebelum tidur dapat digunakan untuk memaksimalkan supresi

    adrenal.

    -enggunaan glukokortikoid jangka panjang yaitu lebih dari % sampai = minggu perludilakukan penurunan dosis seara perlahan'lahan untuk menari dosis pemeliharaan dan

    menghindari terjadi supresi adrenal. 4ara penurunan yang baik dengan menukar dari dosis

    tunggal menjadi dosis selang sehari diikuti dengan penurunan jumlah dosis obat. Untuk 

    menegah terjadinya supresi korteks kelenjar adrenal kortikosteroid dapat diberikan selang sehari

    sebagai dosis tunggal pada pagi hari (jam1$, karena kadar kortisol tertinggi dalam darah pada

     pagi hari. &eburukan pemberian dosis selang sehari ialah pada hari bebas obat penyakit dapat

    kambuh. Untuk menegahnya, pada hari yang seharusnya bebas obat masih diberikan

    kortikosteroid dengan dosis yang lebih rendah daripada dosis pada hari pemberian obat.

    &emudian perlahan'lahan dosisnya diturunkan. 9ila dosis telah menapi 8,! mg prednison,

    selanjutnya pada hari yang seharusnya bebas obat tidak diberikan kortikosteroid lagi. +lasannya

    ialah bila diturunkan berarti hanya ! mg dan dosis ini merupakan dosis fisiologik. Seterusnya

    dapat diberikan selang sehari.

    E5+' sain, 1an, daa +r0adi a'i*a +*+rian s+roid-

    ' Menurunkan daya reaksi jaringan

    ' Mengaktifkan proliferasi bakteri

    ' Steroid menyembunyikan gejala penyakit lain

    ' Menambah keaktifan kolagenase yang merusak tukak 

    ' Memberikan penyulit glaukoma dan katarak bila dipakai lama

    ' Mengakibatkan midriasis pupil dan ptosis kelopak mata

    ' Mengaktifkan infeksi herpes simpleks dan infeksi virus

    ' Menambah kemungkinan infeksi jamur 

    ' Menambah berat radang akibat infeksi bakteri

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    16/23

    &arena efek samping yang serius khususnya karena pemberian dosis tinggi dan pemberian

     jangka panjang, agen imunosupresif biasanya digunakan untuk uveitis kronik atau uveitis yang

    menganam penglihatan (menyebabkan kebutaan$.

    Ada!n *+*+raa "al +nin, 1an, +rl! di+r"ai'an anara lain

    J Kori'os+roid oi'al untuk uveitis anterior, digunakan steroid topikal tetes. Dergantung dari

    keparahan peradangan yang akan dipulihkan, frekuensi pemberian bervariasi. -rednisolon asetat

    3A merupakan obat yang paling disukai namun karena persediaan berbentuk preipitate,

    sehingga pasien harus menggoyangkan dahulu botol sebelum digunakan. &adang'kadang steroid

    dapat menyebabkan hipertensi okular" sehingga pemakaian dalam jangka ='F minggu perlu

    dimonitor.

    J Kori'os+roid +rio'!lar" digunakan apabila segmen posterior terkena atau ketika mulai

    dirasakan gejala yang mengarah komplikasi. -emberian terpai inisial selam %'= minggu sebelum

     pemberian steroid jangka panjang dapat membantu mengidentifikasi pasien yang responsive

    terhadap kortikosteroid. 9eberapa bukti menunjukan baha injeksi dalam transeptal

    menyebabkan lebih sedikit hipertensi oular dibandingkan dengan pemberian sub'tenon. 6amun

     pemberian injeksi ini tidak digunakan pada pasien dengan uveitis yang infeksius atau skleritis

    karena penebalan slera dan kemungkinan terjadi perforasi.

    J Kori'os+roid sis+i' " diberikan pada saat

    3. Uveitis yang menganam penglihatan seperti beresiko menyebabkan kebutaan

    2. Uveitis yang tidak responsive terhadap pemberian dengan metode lainnya

    J %ono" o*a 'ori'os+roid 1an, di,!na'an !n!' !+iis-

    ' Pr+dnisolon+ &8 (r+d 5or+) H steroid paling kuat dan merupakan dru" of choiceuntuk 

    uveitis. -rednisolone dapat menurunkan reaksi peradangan dengan mendepresi migrasi dari

    leukosit -M6 dan menurunkan permeabilitas dari pembuluh darah.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    17/23

     boleh digunakan pada pasien hipersensitif dengan prednisolone dan pasien sedang mengalami

    infeksi jamur, virus, dan bakteri. 5osis yang digunakan yaitu 3 gtt setap 3'F jam (deasa$.

    -rednisolone dapat meningkatkan tekanan intraoular dan beresiko menimbulkan katarak dalam

     pemakaian jangka panjang.

    *.  O*a ani in5laasi nons+roid

    Sepeti obat kortikosteroid, obat anti inflamasi nonsteroid ini juga berfungsi untuk 

    menurunkan gejala peradangan dan diberikan apabila pasien memiliki kondisi

    kontra.&ontraindikasi pada kortikosteroid terdiri dari kontraindikasi mutlak dan relatif. -ada

    kontraindikasi absolut, kortikosteroid tidak boleh diberikan pada keadaan infeksi jamur yang

    sistemik, herpes simpleks keratitis, hipersensitivitas biasanya kortikotropin dan preparat

    intravena. Sedangkan kontraindikasi relatif kortikosteroid dapat diberikan dengan alasan

    sebagai life savin" dru"s# &ortikosteroid diberikan disertai dengan monitor yang ketat pada

    keadaan hipertensi, tuberkulosis aktif, gagal jantung, riayat adanya gangguan jia, positive

     purified derivative$ glauoma, depresi berat, diabetes, ulkus pepti, katarak, osteoporosis,

    kehamilan. Dermasuk ke dalam golongan antiinflamasi yang bersifat antilimfosit seperti

    fenilbuta:on, indometasin, salisilat, natrium diklofenak, dan golongan %on-Steroid Anti-Infamasi

     &ru"s (6S+I5s$ yang lainnya .

    /.  O*a si'lol+,ia

    Obat sikloplegia bekerja melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil, selain

     juga mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi. Mekanisme ini dapat

    mengurangi rasa nyeri dan fotofobia yang terjadi.

    %ono" o*a si'lol+,ia-

    ' Aroin (9$683/8) merupakan sikloplegik kuat dan juga bersifat midriatik. >fek maksimal

    diapai setelah %'= menit. 9ila terjadi kelumpuhan otot akomodasi maka akan normal kembali

    2 minggu setelah obat dihentikan. +tropin memberikan efek samping seperti nadi epat, demam,

    merah, dan mulut kering.

    ' Si'lo+nola+ 9$63/8 (#1#lo,1l) H menyebabkan efek sikloplegia 2!'8! menit dan midriasis

    setelah %'F menit. >fek yang dihasilkan bertahan selama 3 jam. 6amun efek ini dapat menurun

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    18/23

     pada kondisi parah. Sehingga homatropin lebih sering digunakan pada uveitis dibandingkan

    siklopentolat. Siklopentolate dapat menghambat kerja obat arbaol dan kolinesterase inhibitor.

    Selain itu siklopentolate juga tidak boleh digunakan pada pasien yang mengalami glaukoma

    sudut tertutup dan pasien yang hipersensitif dengan siklopentolate. 5osis yang digunakan yaituylogyl 3 gtt %dd (deasa$.

    ' Hoaroin+ /368 (isoo) H menyebabkan efek sikloplegia %'7 menit dan midriasis

    setelah 3'% menit. >fek yang dihasilkan bertahan selama 3'=1 jam untuk sikloplegia dan F

     jam ' = hari untuk midriasis.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    19/23

    -enanganan lain yang terbaru adalah penggunaan farmakoterapi intraoular melalui injeksi

    intravitreal dan implantasi bedah. 9eberapa laporan kasus melaporkan adanya manfaat dalam

     penggunaan triamkinolone injeksi (biasanya = mg dalam ,3 $ untuk manajeman refraksi pada

    edema makular kistoid. 6amun, kelemahan injeksi intravitral ini memiliki aktu paruh yang pendek sehingga injeksi akan dilakukan berulang kali (multipel$. Sehingga resiko terjadi

     pembentukan katarak dan peningkatan tekanan intraokular, serta beresiko untuk terjadinya

    endoftalmitis (endoftalmitis steril$ sekitar ,3A.

    Selain terapi medikamentosa, terdapat terapi pembedahan yang diindikasikan dalam

    manajemen uveitis dengan tujuan rehabilitasi penglihatan, biopsa untuk diagnosis ketika

    menemukan perubahan dalam renana pengobatan, dan mengambil media yang menagalami

    opasitas untuk memonitor segmen posterior mata. alaupun manfaat dalam terapi inflamasi dan

    immunomodulatori, namun kadang didapatkan perubahan struktural yang dapat terjadi pada mata

    misalnya pembentukan katarak, glaukoma sekunder, ablasio retina$.

    5alam mempersiapkan preoperasi, penanganan medis harus diintensifkan untuk minimal

     jangka aktu % bulan untuk menapai proses inflamasi komplit (eradikasi komplit dari sel

    kamera okuli anterior dan sel vitreus aktif$. Seara umum, 2='=1 jam preoperative, topial

     prednisolone asetat 3A diberikan setiap 3'2 jam (saat pasien dalam kondisi sadar$ dengan

     prednisolon (3 mg*kg$ tergantung dari proses inflamasi alami. Steroid intraokular dan periokular 

    dapat diberikan saat operatif sedang berlangsung. Medikasi sistemik dan topikal diberikan

    dengan dosis diturunkan seara perlahan tergantung dari derajat inflamasi yang terjadi.

    S+lain +nan,anan di aas$ +rdaa "al3"al 1an, +rl! di+r"ai'an s+*a,ai 5ollo:3!

    1ai!-

    ' /ollo up dengan oftalmologis dalam 2= jam sebaiknya dilakukan

    ' -ada fase akut, kasus uveitis diikuti setiap 3'8 hari dengan pemeriksaan biomikroskopis*slit

    lamp dan pemeriksaan tekanan intraoular.

    ' Oftalmologis harus melakukan taperin" off  dosis untuk kortikosteroid dan sikloplegik yang

    dipakai dalam terapi medikamentosa

    ' )ika kondisi pasien telah stabil, maka pemonitoran dilakukan setiap 3'F bulan.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    20/23

    F.  KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS PERADANGAN UVEA (UVEITIS )

    Ada!n 'oli'asi 1an, alin, s+rin, +r0adi ada !+iis 1ai!-

    3. Gla!'oa s+'!nd+r+dapun mekanisme terjadinya peningkatan tekanan intraoular pada peradangan uvea antara

    lain

    a. Sin+'ia an+rior +ri5+r (iris +ri5+r +l+'a ada 'orn+a) dan terjadi akibat peradangan

    iris pada uveitis anterior. Sinekia ini menyebabkan sudut iridokornea menyempit dan

    mengganggu drainase dari humor a0ueous sehingga terjadi peningkatan volume pada kamera

    okuli anterior dan mengakibatkan peningkatan tekanan intraokular,

     b. Sin+'ia os+rior ada !+iis an+rior terjadi akibat perlekatan iris pada lensa di beberapa

    tempat sebagi akibat radang sebelumnya, yang berakibat pupil terfiksasi tidak teratur dan terlihat

     pupil yang irreguler. +danya sinekia posterior ini dapat menimbulkan glaukoma dengan

    memungkinkan berkumpulnya humor a0ueous di belakang iris, sehingga menonjolkan iris ke

    depan dan menutup sudut iridokornea.

    . Gan,,!an drainas+ "!or a;!+o!s juga dapat terjadi akibat terkumpulnya sel'sel radang

    (fler$ pada sudut iridokornea sehingga volume pada kamera okuli anterior meningkat dan terjadi

    glaukoma.

    -ada uveitis intermediate, glaukoma sekunder adalah komplikasi yang jarang terjadi.

    /.  Aro5i n+r!s oi'!s

    Setelah terjadi peningkatan tekanan intraokular, pasien dapat mengalami atrofi nervus optikus

    sehingga terjadi kebutaan permanen.

    2.  Kaara' 'oli'aa

    &atarak komplikata akibat penyakit intraoular disebbakan karena efek langsung pada fisiologis

    lensa. &atarak biasnya beraal dari di daerah subkapsul posterior dan akhirnya mengenai

    seluruh struktur lensa. &atarak yang terjadi biasanya unilateral. -rognosis visualnya tidak sebaik 

    katarak senilis biasanya.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    21/23

    4.  A*lasio r+ina

    6.  Ed+a 'isoid a#!lar

    lektrolit

    32. Sistem immunitas

    '

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    22/23

    alaupun komplikasi dapat terjadi, prognosis dari uveitis bagus apabila dilakukan penanganan

    yang tepat.

    KESIMPULANUveitis adalah proses inflamasi pada salah satu atau semua bagian dari uvea (iris, badan

    siliar*korpus siliar, dan koroid$. Uvea merupakan lapisan vaskular mata yang tersusun atas

     banyak pembuluh darah yang dapat memberikan nutrisi kepada mata. +danya peradangan pada

    area ini dapat mempengaruhi elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa

    elemen mata penting lainnya.

    -enyebab pasti dari uveitis belum diketahui sehingga patofisiologi yang pasti dari uveitis

     juga belum diketahui. Seara umum, uveitis dapat disebabkan oleh reaksi imunitas. Uveitis

    sering dihubungkan dengan infeksi seperti herpes, to?oplasmosis, dan sifilis" adapun, postulate

    reaksi imunitas seara langsung melaan benda asing atau antigen yang dapat melukai sel dan

     pembuluh darah uvea.

    Uveitis diklasifikasi berdasarkan beberapa parameter. +dapun parameter yang digunakan

    antara lain demografi" lokasi dari tempat peradangan" durasi, onset, dan perjalanan penyakit"

    karakter dari peradangan yang terjadi" dan penyebab dari inflamasi. &lasifikasi dan standarisasi

    dari uveitis sangat penting dalam diagnosis dan penanganan penyakit. Sehingga penanganan

    yang cost-efective dapat terlaksana.

    -enanganan uveitis paling aal adalah melakukan diagnosis yang tepat dan bagi setting

     penanganan pelayanan primer ataupun pada I@5 segera melakukan rujukan kepada ahli spesialis

    mata. alaupun ditemukan mata merah dan ditemukan sel radang, darah putih, atau darah merah

     pada kamera okuli anterior, antibioti tidak diindikasikan untuk diberikan kepada pasien. +dapun

     penanganan seara medikamentosa, ditujukan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. terapi

     pembedahan yang diindikasikan dalam manajemen uveitis dengan tujuan rehabilitasi

     penglihatan, biopsy untuk diagnosis ketika menemukan perubahan dalam renana pengobatan,

    dan mengambil media yang menagalami opasitas untuk memonitor segmen posterior mata.

    alaupun komplikasi dapat terjadi, prognosis dari uveitis bagus apabila dilakukan penanganan

    yang tepat.

  • 8/20/2019 Uveitis Media

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    +l'/aa:, +bdullah.. ;evinson. @alph. 5.. (23$. Uveitis$ Anterior$ Granulomatose. &iakses

    tan""al ) Maret *+,+$ dari .emediine.medsape.om+l'/aa:, +bdullah.. ;evinson. @alph. 5.. (23$. Uveitis$ Anterior$ %on-

    Granulomatose. &iakses tan""al ) Maret *+,+$ dari .emediine.medsape.om

    /aroo0ui, Saadia. Kohra.. /oster, 4. Stephen.. Sheppard.. (21$. Uveitis$ lassification. &iakses

    tan""al ) Maret *+,+$ dari .emediine.medsape.om

    ordon, &ilbourn. (27$. Iritis and Uveitis. &iakses tan""al ) Maret *+,+$

    dari.emediine.medsape.om

    uyton, +rthur. 4., .. (3778$.  .uku A/ar 'isiolo"i 0edokteran. >disi 7. >4

    )akarta.

    Ilyas, Sidarta, dkk. (22$. Ilmu 1enyakit Mata Untuk &okter Umum dan Mahasis2a

     0edokteran. >disi ke'2. Sagung Seto )akarta.

    Ilyas, Sidarta. (2!$. Ilmu 1enyakit Mata. >disi %. /akultas &edokteran Universitas Indonesia

    )akarta.

    )anigian, @obert.