67
JUDUL LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH TUJUAN KEGUNAAN KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESA OBYEK DAN METODE POPULASI DAN SAMPEL MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MODEL ANALISIS STATISTIK OPERASIONALISASI VARIABEL PENGUJIAN HIPOTESA WAKTU DAN TEMPAT PEMBIAYAAN ORGANISASI PENELITIAN KUESIONER PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN DAN PENULISAN PROPOSAL PPM KERJASAMA FAPET UNPAD DENGAN UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU Maman Paturochman 1

Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

  • Upload
    vuhanh

  • View
    240

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

JUDULLATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAHTUJUAN

KEGUNAANKERANGKA PEMIKIRAN

HIPOTESAOBYEK DAN METODE

POPULASI DAN SAMPELMENENTUKAN JUMLAH SAMPELTEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

MODEL ANALISIS STATISTIKOPERASIONALISASI VARIABEL

PENGUJIAN HIPOTESAWAKTU DAN TEMPAT

PEMBIAYAANORGANISASI PENELITIAN

KUESIONER

PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN DAN PENULISAN PROPOSAL PPM

KERJASAMA FAPET UNPAD DENGAN UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU

Maman PaturochmanROCHADI TAWAF

KATA PENGANTAR

1

Page 2: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

Sebelum seorang mahasiswa melakukan penelitian dan menuliskannya dalam suatu laporan yang disebut karya ilmiah, maka terlebih dahulu harus mampu membuat suatu perencanaan penelitian sebagai pegangan yang harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukannya. Perencanaan penelitian ini tiada lain adalah apa yang disebut dengan usul penelitian atau terjemahan dari project proposal. Agar mahasiswa dapat menyusun usul penelitian atau project proposal dengan baik, maka harus memiliki bekal ilmu pengetahuan yang cukup memadai.

Tulisan ini akan mencoba menyampaikan cara-cara menyusun usul penelitian dalam bahasa yang lebih gambling, sehingga mudah untuk dimengerti, difahami dan diaflikasikan oleh siapa saja yang memerlukannya. Pengguna akan dibawa, dituntun dan diarahkan pada jalan yang tepat sasaran yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukannya.

Tulisan ini dimulai dari bagaimana cara merumuskan sebuah judul penelitian, dari mana judul tersebut diperoleh, persyaratan apa saja yang harus dipenuhinya, sampai pada bagian akhir yang berupa penulisan perencanaan waktu penelitian. Suatu usul penelitian yang baik, harus memuat secara lengkap keseluruhan unsur-unsur atau komponen yang menyertainya. Usul penelitian sebagai suatu pedoman yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, bukan hanya untuk dapat dimengerti oleh penyusunnya, tetapi juga berbagai fihak lain yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Tulisan mengenai pembuatan/penyusunan usul penelitian sudah banyak disam-paikan oleh para penulis yang lain, baik dalam bentuk secara khusus, maupun menyatu sebagai bagian dari metodologi penelitian, namun demikian mungkin tulisan ini ada baiknya untuk disampaikan sebagai upaya untuk memperkaya tulisan yang sudah ada.

Tulisan ini mudah-mudahan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dan memberikan manfaat yang besar untuk pengem-bangan ilmu pengetahuan sosial ekonomi khususnya di Indonesia. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari para pembaca sekalian.

Bandung, September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

2

Page 3: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

Daftar Isi

Bagian I Judul

Bagian II Latar Belakang

Bagian III Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Bagian IV Tujuan

Bagian V Kegunaan

Bagian VI Kerangka Pemikiran

Bagian VII Hipotesa

Bagian VIII Obyek Dan Metode

Bagian IX Populasi Dan Sampel

Bagian X Penentuan Jumlah Sampel

Bagian XI Teknik Pengambilan Sampel

Bagian XII Model Analisis Statistik

Bagian XIII Operasionalisasi Variabel

Bagian XIV Pengujian Hipotesa

Bagian XV Waktu dan Tempat

Bagian XVI Pembiayaan

Bagian XVII Personalia

Bagian XVIII Kuesioner

I

JUDUL PENELITIAN

3

Page 4: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

1.1. Kepentingan Judul

Mobil, motor, televisi, komputer dan berbagai jenis barang buatan manusia

mempunyai nama, karena diberi nama oleh orang atau lembaga atau industri pabrik yang

membuatnya. Seuatu nama tentang apapun, punya kepentingan yang sangat besar, karena

jika ada sesuatu barang yang tidak punya nama, maka dapat dibayangkan bagaimana

kesulitan yang dihadapi manusia dalam melakukan komunikasi antara seseorang dengan

yang lainnya. Pada waktu Alloh menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam,

pengetahuan yang pertama kali diajarkan kepadanya adalah tentang nama-nama benda

yang ada. Demikian juga para perintis dalam bidang ilmu pengetahuan, jika mereka

menemukan sesuatu yang dianggap baru, maka pertama kali yang dilakukannya adalah

memberi nama. Dengan demikian, maka nama itu sangat penting, agar terjadi pemahaman

yang sama tentang sesuatu barang, meskipun ada juga orang yang beranggapan bahwa

nama itu tidak penting, seperti ungkapan “apalah artinya sebuah nama”.

Dalam dunia ilmiah, industri dan perdagangan, suatu nama dari barang atau

jasabaru sangat besar kepentingannya dan agar tidak menimbulkan suatu kesalahfahaman

yang tidak diinginkan, barang atau jasa baru tersebutharus didaftarkan untuk memperoleh

hak paten bagi penemunya.Dalam dunia ilmiah keberadaan nama suatu karya ilmiah

sangat penting, karena hal tersebut merupakan kekayaan intelektual yang harus dilindungi

dan secara material dapat memberikan keuntungan bagi penemunya. Nama sesuatu karya

ilmiah yang dihasilkan oleh seseorang, tiada lain adalah yang bernama judul atau topic.

1.2. Memperoleh Judul

Sebelum seorang peneliti melakukan penelitian, maka terlebih dahulu dia harus

memiliki sebuah judul yang akan menjadi focus perhatiannya. Untuk memperoleh judul

penelitian ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu mengamati berbagai mata kuliah

dan teori yang menarik, membaca buku teks, membaca jurnal, membaca berbagai karya

ilmiah seperti skripsi-tesis-disertasi, membaca majalah ilmiah, mengikuti seminar,

diskusi, bertanya kepada orang-orang yang dianggap tahu, mendengarkan berita radio-

televisi dan membuka internet, menghubungi lembaga tempat mahasiswa belajar,

menghubungi berbagai lembaga kedinasan, menghubungi lembaga pemerintahan,

4

Page 5: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

menghubungi berbagai lembaga swadaya masyarakat, menghubungi berbagai perusahaan

industri, menghubungi berbagai lembaga keuangan-asuransi-pegadaian, menghubungi

berbagai lembaga yang mengelola pemasaran serta mengamati keadaan lingkungan.

Melalui cara apapun judul itu diperoleh, maka yang terpenting adalah bahwasanya dia

berhubungan dengan sesuatu yang sedang hangat dibicarakan orang, sehingga menarik

untuk dibahas.

Berbagai mata kuliah yang telah diikuti diamati kembali, mungkin di dalamnya ada

bagian-bagian tertentu yang memungkinkan mengarahkan mahasiswa kepada sesuatu

judul penelitian. Dari pengamatan mata kuliah tersebut, mungkin pula mahasiswa

menemukan berbagai teori yang menarik, sehingga dapat pula dirumuskan suatu judul

penelitian. Buku teks sebagai sumber ilmu pengetahuan, tidak perlu dipertanyakan lagi

kebenarannya dan selain dari itu dapat pula memberikan suatu inspirasi yang menuju

pada penemuan suatu judul penelitian.

Membaca jurnal sangat dianjurkan, karena isinya sudah pasti informasi terbaru dari

berbagai penelitian yang dilakukan para ahli. Dari jurnal dapat pula diperoleh informasi

tentang penggunaan model analisis baru, penemuan variable baru atau bahkan suatu teori

baru.Mahasiswa dapat mengambil manfaat dan merumuskan judul tertentu yang berbeda

dengan memilih obyek dan tempat yang berbeda. Selain dari itu mahasiswa dapat pula

mengambil judul yang hampir sama dan melakukan pengujian terhadap sesuatu

penemuan baru tersebut. Karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis dan disertasi juga

merupakan bacaan yang dianjurkan, karena pada bagian akhir tulisan tersebut dapat

ditemui saran-saran yang dapat memberikan inspirasi untuk sebuah judul.

Seminar-seminar yang dilaksanakan secara resmi dan diskusi-diskusi ilmiah yang

membahas berbagai permasalahan yang sedang hangat dibicarakan masyarakat sangat

baik untuk diikuti. Perhatikan dengan seksama bagaimana mereka mengemukakan

pendapat yang sama ataupun berbeda satu sama lainnya dan bagaimana cara mereka

mencari jalan keluar. Dari forum seperti ini, mahasiswa dapat pula memperoleh petunjuk

untuk membuat suatu judul.

Suatu perguruan tinggi adalah pusat tempat berkumpulnya orang-orang yang

bekerja untuk memberikan manfaat dalam trasnformasi dan pengembangan ilmu

pengetahuan bagi masyarakat. Tri darma perguruan tinggi yang merupakan tugas insan

5

Page 6: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

akademik, terdiri dari tiga pilar pokok yang sangat penting, yaitu pendidikan, penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa jangan ragu-ragu mendatangi mereka

untuk bertanya, berdiskusi, menyampaikan pendapat dan meminta pertimbangan dalam

merumuskan sebuah judul.

Radio, televisi dan terutama internet, pada masa kini tidak kalah penting dibanding

dengan berbagai sumber lainnya. Melalui internet mahasiswa dapat menjelajah daerah

yang sangat luas untuk mencari informasi, baik dari berbagai sumber di dalam negeri,

maupun di luar negeri. Penelusuran internet memberikan kemungkinan untuk

memperoleh informasi yang tidak terduga dan sangat bermanfaat dalam menentukan

sebuah judul.

Dari berbagai sumber yang telah diinformasikan di atas, mahasiswa dapat membuat

judul penelitian yang sangat banyak dan berfariasi, selain itu memungkinkan juga untuk

melakukan penelitian kerja sama dan bahkan memperoleh dana.

1.3. Persyaratan Judul

Untuk memperoleh judul yang baik, maka ada beberapa persyaratan yang harus

dipatuhi yang tercakup ke dalam dua kelompok persyaratan, yaitu persyaratan keharusan

dan persyaratan kepatutan. Menurut Sutrisno Hadi (1990) persyaratan yang harus

dipenuhi suatu judul terdiri dari empat unsur, yaitu judul yang dikuasai (manageable

topic), judul yang menarik (interested topic), judul yang bermakna (significance of topic)

dan data yang dapat diperoleh (obtainable data).Menurut penulis, ke empat persyarat

tersebut dalam langkah operasionalnya masih diperlukan persyaratan lainnya yangterdiri

dari lima unsur, yaitu judul menggambarkan isi, judul memperlihatkan hubungan

variabel, judul menghemat penggunaan kata, judul menggunakan kata yang jelas dan

judulharus bebas dari unsur“sara”. Ke empat unsur yang harus dipenuhi oleh suatu judul

yang disampaikan oleh Sutrisno Hadi, dalam pembahasan berikut ini, oleh penulis disebut

persyaratan keharusan, sedangkan persyaratan operasional yang diajukan oleh penulis

disebut persyaratan kepatutan.

1.3.1. Persyaratan Keharusan

6

Page 7: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

Sesuai dengan namanya, yaitu persyaratan keharusan, maka berarti mau tidak

mausuatu judul penelitian yang diajukan harus memenuhi ke empat unsurberikut,

yaitu:judul yang dikuasai (manageable topic), judul yang menarik (interested topic), judul

yang bermakna (significance of topic) dan data yang dapat diperoleh (obtainable data).

1.3.1.1. Judul yang dikuasai (manageable topic).

Pada saat mahasiswa merumuskan sesuatu judul penelitian, maka ia harus

menyadari/introspeksi diri apakah judul tersebut tidak memberatkan dirinya dilihat dari

berbagai aspek sehubungan dengan penelitian tersebut. Rumuskanlah judul penelitian

yang sesuai dengan kemampuan, ada dalam jangkauan dan penguasaan peneliti.Suatu

judul yang baik, harus mampu menjawab beberapa pertanyaan berikut: 1. Apakah latar

belakang pengetahuan umum, nilai-nilai mata kuliah yang berhubungan, metodologi

penelitian dan kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi cukup memadai

dan menunjang judul tersebut? 2. Apakah persyaratan pembiayaan sudah tersedia

secukupnya, sehubungan dengan metode penelitian yang digunakan?3. Apakah batas

waktu yang tersedia cukup leluasa untuk menyelesaikan penelitian sampai tuntas? 4.

Apakah diperlukan bantuan tenaga orang lain untuk tugas pengumpulan data di lapangan?

Suatu penelitian akan mengalami berbagai hambatan, jika peneliti tidak memiliki

bekal pengetahuan yang memadai, sehubungan dengan judul penelitiannya. Contoh yang

extrim misalnya seorang mahasiswa yang mendalami ekonomi, membuat judul penelitian

bidang sosiologi, jelas akan menemui berbagai hambatan dalam berbagai aspek. Suatu

penelitian harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan keilmuan yang harus ditaati

secara ketat. Penelitian tidak dapat dilakukan dengan tangan hampa dan berjalan tanpa

arah meraih apa saja yang ditemui dalam perjalanan.Pengetahuan metodologi yang cukup

sehubungan dengan penentuan jumlah sample, teknik pengambilan sample, penggunaan

model analisis, cara tabulasi dan mengolah data harus dimiliki.Kadang-kadang ada

kejadian, peneliti harus kembali lagi bolak-balik ke lapangan untuk mengumpulkan data

tambahan atau sebaliknya banyak data yang harus dibuang, karena tidak ada

hubungannya dengan judul penelitian. Jika hal yang terakhir tersebut yang terjadi, maka

si peneliti bagaikan Sang Hanoman ketika disuruh mengambil Bunga Wijaya Kesuma

7

Page 8: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

oleh Sri Rama, karena ia tidak mengetahui bunga yang dimaksud, maka ia membawa

Gunung yang ditunjuki, dimana bunga tersebut tumbuh.

Permasalahan mungkin juga muncul sehubungan dengan pembiayaan yang tidak

memadai, jika peneliti ingin penelitian besar, tetapi biaya yang tersedia kecil. Buatlah

perencanaan penelitian yang disesuaikan dengan ketersediaan biaya, karena baik tidaknya

suatu penelitian bukan tergantung kepada banyak sedikitnya biaya, tetapi kepada aspek

aspek metodologi, validitas dan reliabilitas instrumen serta data empiric yang disertai

dengan analisa, interpretasi dan pembahasan yang baik.

Ketersediaan waktu harus dipertimbangkan dengan matang, karena penelitian

yang mencakup aspek yang banyak, tentu memerlukan waktu yang lama. Aspek-aspek

penelitian yang banyak, bukan hanya menyita waktu dalam pembuatan perencanaan,

tetapi juga dalam pembuatan kuesioner, pengumpulan data, tabulasi data, analisis data

dan penulisan hasil serta perumusan kesimpulannya. Pilihlah judul penelitian yang hanya

memerlukan waktu yang relative singkat dengan aspek yang sedikit, tetapi difokuskan

pada aspek yang penting, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Jika pengetahuan, biaya dan waktu tidak menjadi kendala, silahkan saja peneliti

merencanakansesuatu penelitian yang besar, tetapi ada satu hal lain lagi yang harus

mendapat perhatian, yaitu ketersediaan tenaga yang akan membantu penelitian tersebut

sejak mulai dari perencanaan sampai dengan penulisan laporannya. Hal ini mungkin saja

dapat terjadi, jika peneliti mendapat biaya dari kerjasama dengan fihak lain.

1.3.1.2. Judul yang menarik (interested topic).

Penentuan judul penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan, sambil lalu

dan comot sana-sini, tetapi harus harus dipertimbangkan dengan matang dan disetujui

oleh hati kecil peneliti. Rumuskanlah judul yang menarik perhatian peneliti, sehingga

dapat menimbulkan minat, semangat dan perhatian yang besar untuk dapat bersegera

menyelesaikan. Judul yang tidak menarik minat dapat menimbulkan berbagai kendala

yang tidak diharapkan, seperti malas, waktu terbuang, biaya membengkak dan yang

paling jelek pekerjaan tidak kunjung selesai. Jika keadannya sudah seperti itu, tentu akan

menimbulkan berbagai permasalahan lain yang lebih besar lagi dan sangat susah mencari

solusinya. Pertanyaan yang harus dijawab sehubungan dengan judul yang menarik adalah:

8

Page 9: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

1. Apakah judul dapat menimbulkan dan membangkitkan minat peneliti yang pasif? 2.

Apakah tidak ada “udang di balik batu”, jika judul tersebut dipilih? 3. Apakah minat yang

timbul tersebut berasal dari keinginan untuk mencari ilmuatau penyimpangan sikap

semata saja?

Timbulnya minat peneliti yang besar terhadap sesuatu judul, mungkin saja berupa

suatu kelemahan dalam suatu penelitian, jika minat tersebut didorong hanya untuk meraih

bukti kebenaran pendapat pribadi dan bukannya untuk mencari kebenaran ilmiah. Sikap

tersebut mungkin saja dapat timbul secara tidak sengaja, tetapi jelas reliabilitas dan

validitas hasilnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Saran yang disampaikan untuk

peneliti adalah, pilihlah judul yang menarik tetapi lakukanlah segala sesuatunya secara

obyektif. Terimalah kenyataan apa adanya, meskipun hal tersebut bertentangan dengan

keinginan pribadi.

1.3.1.3. Judul yang bermakna (significance of topic).

Judul penelitian yang dipilih harus dapat memberikan kegunaan bagi masyarakat,

baik secara praktis maupun keilmuan. Beberapa pertanyaan yang harus dapat dijawab

dengan baik sehubungan dengan judul yang bermakna adalah: 1. Apakah hasil penelitian

dapat memberikan sumbangan secara praktis dan atau teoritis untuk masyarakat? 2. Judul

penelitian yang dipilih, apakah berbeda dengan yang sudah ada? 3. Apakah ada hasil

penelitian orang lain yang meragukan dan perlu dilakukan pengujian.

Judul penelitian jangan hanya bermanfaat sebatas judul saja dan kemudian tidak

punya arti apa-apa, tetapi harus memberikan manfaat bagi fihak-fihak yang terlibat dalam

penelitian tersebut agar dapat diterapkan secara langsung untuk mengatasi permasalahan

yang dihadapi. Selain itu juga, jika memungkinkan dapat memberikan manfaat dalam

memperkaya, menambah atau mengembangkan teori atau ilmu pengetahuan yang sudah

ada. Apapun wujud sumbangannya, judul yang dipilih harus mampu merumuskan

identifikasi permasalahan yang baru dan pemecahan yang baru atau menemukan

pemecahan baru dari permasalahan yang lama.

Merumuskan judul yang sama dengan yang telah diteliti oleh orang lain, sudah

pasti hanya merupakan kegiatan yang mubazir, tidak bermanfaat dan penghamburan

segala sumber daya dan dana saja. Kegiatan seperti ini dapat dicegah, jika peneliti banyak

9

Page 10: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

membaca kepustakaan dalam bidang kajian ilm yang menjadi wawasan dari judul yang

dipilihnya.

Suatu pengetahuan tertentu, pada suatu saat mungkin memerlukan penelitian

kembali, hal ini dimungkinkan karena terjadinya perubahan kondisi kondisiyang sangat

jauh berbeda daripada kondisi pada waktu penelitian lama berlangsung. Kondisi lain yang

memungkinkan seorang peneliti mengkaji kembali sesuatu pengetahuan yang telah ada,

jika ia meragukan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain. Sebagai contoh,

konon katanya suatu judul film kartun anak-anak yang bernama “Popeye the saylor

men”adalah upaya penyuluhan pada masyarakat, agar ibu-ibu rumah tangga mau

memberikan bayam untuk anak-anak mereka, karena kadar protein daun bayam sangat

tinggi, yaitu mencapai angka 23,4%. Jika anak balita diberikan makanan yang

berproteintinggi, diharapkan dapat tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang cerdas.

Penelitian yang menghasilkan informasi tersebut dilakukan oleh suatu lembaga

yang terkenal. Di lain fihak, ada seorang ahlidalam bidang yang sama, merasa heran

mengapa daun bayam memiliki kandungan protein yang tinggi, padahal sejauh

pengetahuanyang dimilikinya, tidak ada daun-daunan yang berkadar protein sampai lebih

dari 20%. Terdorong oleh rasa keingintahuannya, kemudia ia melakukan penelitian yang

sama dan hasilnya sangat mengejutkan, karena kadar protein daun bayam hasil

penelitiannya hanya berkisar pada angka dua lebih sedikit.

Berbekal hasil penelitiannya, ia menghubungi lembaga yang terkenal tersebut,

kemudian mendiskusikannya. Hasil diskusi dari kedua orang ahli tersebut, akhirnya

menuju kepada angka yang benar, bahwa kadar protein daun bayam hanya sekitar angka

dua saja. Peneliti dari lembaga yang terkenal tersebut, mengakui telah terjadi kesalahan

yang tidak disengaja saat penempatan tanda koma pada angka hasil penelitiannya. Kadar

protein daun bayam (spinach)dari hasil penelitiannya, bukannya 23,4 tetapi angka yang

sebenarnya adalah 2,34.

Itulah manfaat dari adanya suatu penelitian untuk menguji kebenaran/pengetahuan

yang telah ada. Kasus yang telah dipaparkan di atas harus menjadi pedoman bagi para

peneliti, jika menemukan sesuatu yang berada di luar kebiasaan, maka harus dihadapi

dengan sikap yang extra hati-hati agar tidak menimbulkan permasalahan yang fatal. Dapat

dibayangkan bagaimana kejadiannya, jika ibu-ibu rumah tangga terus menerus

10

Page 11: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

memberikan bayam kepada anak balitanya, dengan harapan dapat tumbuh sehat dan

cerdas, tetapi memperoleh hasil yang sebaliknya, yaitu anak-anak yang kerdil dan bodoh.

1.3.1.4. Data yang dapat diperoleh (obtainable data).

Suatu judul penelitian yang baik harus ditunjang dengan ketersediaan data empirik

di lapangan, agar hipotesa yang telah dirumuskan melalui kerangka pemikiran dapat diuji

kebenarannya. Beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan ketersediaan data adalah:

1. Apakah data empirikdi lapangan tersedia secukupnya, untuk kegunaan pengujian dan

pembahasan? 2. Apakah teknik pengumpulan data cukup dikuasai, sehingga diperoleh

data yang valid dan reliable? 3. Apakah sumber kepustakaan tersedia secukupnya, agar

dapat merumuskan hipotesa dengan baik dan pembahasan yang mantap?

Judul penelitian yang ditunjang dengan latar belakang,kerangka pemikiran dan

hipotesa merupakan serangkaian hubungan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu

penelitian. Kristalisasi dari latar belakang menghasilkan permasalahan dan intisari dari

kerangka pemikiran menghasilkan hipotesa, dimana keduanya tidak akan memberi

manfaat, jika tidak ada data empirik yang menjadi bahan untuk pengujian hipotesa. Kasus

yang sangatterkenal dan menghebohkan dalam dunia ilmu pengetahuan adalah yang

disebut orang dengan nama Teori Darwin tentang evolusi perubahan mahluk semacam

kera menjadi mahluk yang bernama manusia. Dilihat dari sudut pandang metodologi,

yang namanya Teori Darwin tersebut, sebenarnya belum merupakan suatu teori, tetapi

hanya baru sampai sebatas “hipotesa”. Suatu hipotesa yang dirumuskan melalui cara

berfikir deduktif, baru akan menjadi suatu teori, jika kebenarannya telah teruji dengan

data empiric.

Sejak dahulu sampai dengan awal abad ke 20, meskipun ada yang pro dan kontra

hipotesa tersebut masih banyak diperbincangkan. Pada akhir abad ke 20 hipotesa tersebut

ditolak kebenarannya, dengan adanya bukti secara genetik, ternyatatidak ada hubungan

sama sekali antara mahluk semacam kera dengan manusia. Gen-gen pembawa sifat yang

dimiliki manusia, jauh lebih banyak daripada yang dimiliki mahluk semacam kera. Jadi

tidaklah mugkin mahluk semacam kera berubah menjadi manusia, seperti halnya komodo

bukan keturunan dari biyawak atau sebaliknya. Berbagai jenis mahluk hidup yang ada di

11

Page 12: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

dunia sekarang ini, baik itu hewan maupun tanaman, masing-masing diciptakan Allah

sebagaimana adanya sejak diciptakan.

Jika tuan Darwin pada waktu itu, berfikir dengan cara deduktif yang benar, tidak

mungkin merumuskan hipotesa seperti tu, karena berfikir deduktif itu harus berdasarkan

kepada teori/prinsip/hukum/dalil yang sudah berlaku umum. Menurut Sutrisno Hadi

(1990), lahirnya teori Darwin tentang natural selection dan the survival of the fittest ada

pada period ke tiga perkembangan metodologi penelitian (Rummel, 1958), yaitu periode

speculation and argumentation. Perkembangan ilmu pengetahuan pada periode tersebut

sangat menderita, karena orang terlalu mendewakan akal dan ketangkasan lidah, seolah

olah satu satunya kebenaran adalah apa yang dapat dicapai oleh akal (fikir) dan ucapan

semata-mata yang sama sekali dapat dilepaskan dari kenyataanya.

Itulah kepentingannya data empirik, peneliti tidak mungkin melakukan penelitian,

jika tidak ada data empirik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesa. Suatu hipotesa

akan terus berstatus hipotesa, selama tidak ada data empirikyang dapat digunakan untuk

menguji kebenaran dari hipotresa tersebut.

Data yang valid dan reliable hanya mungkin didapat melalui suatu instrumen yang

digunakannya jugavalid dan reliabel. Demikian juga halnya dengan teknik pengumpulan

data, harus dilakukan melalui cara-cara dan langkah-langkah yang benar. Selain itu, ada

hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu penentuan jumlah sample.

Instrumen penelitian yang berupa kuesioner harus disusun sedemikian rupa,

sehinga dapat menghimpun data yang baik dan benar, sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Sebelum instrument tersebut digunakan, maka terlebih dahulu harus dilakukan pengujian

dan jika ada satu atau beberapa pertanyaan yang tidak tepat guna, harus segera diperbaiki

agar dapat digunakan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan.

Teknik pengambilan sample yang biasa digunakan dalam penelitian survey ada

empat macam, yang penggunaannya sangat tergantung kepada keadaan anggota populasi.

Jika keadaan anggota populasi homogen, gunakan teknik pengambilan sample acak

sederhana (simple random sampling).Jika keadaan anggota populasi heterogen, gunakan

teknik pengambilan sample acak berstrata (stratified random sampling). Jika keadaan

anggota populasi terbagi ke dalam kelompok yang mengikat, baik secara organisatoris

ataupun administrative, gunakan teknik pengambilan acak klaster (cluster random

12

Page 13: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

sampling). Jika keadaan anggota populasi terbagi ke dalam kelompok yang bertingkat,

gunakan teknik pengambilan sample bertahap ganda (multistage random sampling).

Dalam penelitian survey, sample yang diambil harus betul-betul dapat mewakili

populasi dari mana sampel tersebut diambil. Penentuan jumlah sample dapat dilakukan

dengan berbagai cara menggunakan rumus, ketentuan khusus, berdasarkan pada table

yang dibuat secara khusus atau nomogram. Masing-masing cara penggunaan penentuan

jumlah sample tersebut memiliki kekuatan dan kelemahan, tetapi pada dasarnya

semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, karena dibuat oleh para ahli yang

berpengalaman.

Untuk dapat menyusun latar belakang dengan baik dan terutama kerangka

pemikiran beserta pembahasan dari data yang terkumpul, maka harus ditunjang oleh

kepustakaan yang memadai. Makin banyak buku teks, jurnal dan hasil penelitian yang

dapat digunakan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka akan makin baik

pemecahan masalah dan perumusan kesimpulan yang dihasilkan. Melakukan pemecahan

masalah melalui cara berfikir deduktif, induktif dan komparatif dapat dilakukan makin

mudah, jika ditunjang oleh kepustakaan yang banyak.

1.3.2. Persyaratan Kepatutan

Setelah dinilai mampu memenuhi persyaratan keharusan, suatu judul penelitian

dituntut pula untuk memenuhi persyaratan kepatutan atau operasional. Sesuai dengan

namanya kepatutan, maka persyaratan ini bukan persyaratan pokok yang harus dipenuhi,

tetapi hanya berupa persyaratan untuk keindahan penampilan judul. Meskipun demikian,

ada baiknya persyaratan kepatutan ini juga diperhatikan dalam penentuan suatu judul.

Adapun persyaratan kepatutan yang dimaksud adalah: 1. Judul harus menggambarkan isi,

2. Judul memperlihatkan hubungan antar variabel, 3. Judul menghemat penggunaan kata,

4. Judul menggunakan kata yang jelas, 5. Judul harus bebas dari unsur“sara”.

1.3.2.1. Judul harus menggambarkan isi.

Suatu judul yang dirumuskan oleh peneliti harus punya keterkaitan yang sangat

erat dengan isi pokok dan pembahasan karya tulis ilmiah tersebut. Bagi peneliti pemula

kadang-kadang ditemui suatu judul penelitian yang sangat jauh berbeda dengan isi dan

13

Page 14: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

pembahasan karya tulis yang dibuatnya. Hal ini harus dihindari, agar setiap orang yang

membaca judul tersebut tidak punya interpretasi lain, selain sesuai dengan yang dimaksud

peneliti. Selain menggambarkan isi dan pembahasan, suatu judul sering juga memberikan

informasi tentang model analisis yang digunakan. Sebagai contoh misalnya, jika suatu

judul menggunakan kata peranan/hubungan/pengaruh, maka sudah dapat diduga bahwa

model analisis yang digunakannya adalah regresi atau korelasi atau model pengembangan

dari regresi seperti path analisis.

1.3.2.2. Judul memperlihatkan hubungan variabel

Judul penelitian sebaiknya memperlihatkan hubungan variabel, artinya minimal

menampilkan dua variabel, sehingga isi dari penelitian tersebut tergambar dengan jelas.

Hal ini mempunyai arti yang sangat penting, karena dapat digunakan untuk mencegah

terjadinya penelitian yang bersifat duplikasi. Penelitian yang duplikasi, bukan hanya

merupakan pekerjaan yang mubazir saja, tetapi juga peneliti yang belakangan dapat

dianggap sebagai plagiator. Jika keadaannya sudah seperti itu, maka akan menyangkut

Haki yang akan menimbulkan permasalahan yang semakin rumit.Yang dimaksud dengan

hubungan variabel di sini adalah variabel-variabel pokok yang mempunyai peranan besar

dan menjadi fokus analisa, interpretasi, pembahasan dan perumusan kesimpulan nanti.

1.3.2.3. Judul menghemat penggunaan kata

Meskipun suatu judul dituntut untuk dapat memenuhi kedua persyaratan yang

telah disampaikan di atas, harus diperhatikan pula agar dapat menghemat atau tidak

terlalu banyak menggunakan kata-kata yang justru mungkin akan memberikan gambaran

yang membingungkan. Agar dapat memenuhi persyaratan ini maka upayakan jumlah kata

yang digunakan tidak lebih dari 20 atau berkisar antar 15-20. Dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk memenuhi persyaratan tersebut, salahsatu upaya yang biasa

dilakukan oleh para ahli/pakar yang sudah banyak pengalaman adalah memisahkannya

menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan judul pokok yang berisi kata-kata yang

sangat penting saja dan semuanya ditulis dalam huruf kapital. Bagian kedua merupakan

judul tambahan yang bersifat menjelaskan, biasanya berisikan penjelasan tentang metode

yang digunakan, obyek yang diteliti dan tempat penelitian dilakukan. Bagian kedua ini

14

Page 15: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

ditulis di dalam kurung dengan menggunakan huruf kecil, kecuali untuk huruf awalnya

digunakan huruf kapital. Jumlah kata yang maksimal 20 dapat disusun menjadi empat

baris dan bentuknya diupayakan seperti piramida terbalik, agar tampaknya bagus dan

menarik.

1.3.2.4. Judul menggunakan kata yang jelas

Penggunaan kata-kata yang jelas untuk suatu judul sangat diharapkan, karena

tidak akan memberikan interpretasi yang berbeda bagi siapa saja yang membacanya. Hal

yang sebaliknya dapat terjadi, jika ada satu atau beberapa kata yang tidak jelas, maka

akan memberikan iterpretasi yang berbeda diantara mereka yang membacanya. Keadaan

seperti ini akan membawa akibat yang lebih jauh, yaitu terjadinya suatu diskusi yang

panjang untuk membahas judul tersebut dan diakhiri dengan perubahan judul tersebut.

Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bagi para peneliti dianjurkan

untuk menggunakan kata-kata yang jelas, tidak bermakna ganda dan berlaku secara

nasional. Jika ada satu atau beberapa kata asing atau daerah yang tidak dapat dihindari,

maka kata-kata itu diberi tanda petik dan di bagian lain diberi penjelasanapa yang

dimaksud dengan kata-kata tersebut.

1.2.3.5. Judul harus bebas dari unsur “sara”

Salah satu tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan, baik

yang berupa pengetahuan baru yang sebelumnya tidak ada, pengembangan dari yang

sudah ada sebelumnya atau melakukan menguji terhadap teori yang sudah ada. Ilmu

pengetahuan yang sudah dimiliki manusia sangat berguna untuk memecahkan berbagai

permasalahan hidup manusia itu sendiri. Jika suatu judul penelitian mengandung unsur

“sara” (suku bangsa, agama, antar golongan), mungkin akan menimbulkan berbagai

masalah baru dalam pergaulan hidup kita. Hal seperti ini harus dihindari, sebab jika sudah

terjadi akan sangat sulit untuk memperbaikinya. Ada beberapa pepatah yang berhubungan

dengan upaya pencegahan sesuatu kejadian yang dapat menimbulkan bahaya, yaitu: 1.

Jangan membangunkan harimau yang sedang tidur; 2. Lebih baik mencegah penyakit

daripada mengobatinya; 3. Jangan minum racun, karena punya obat penawarnya. Pilihlah

15

Page 16: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

judul yang netral atau bebas dari “sara” sehingga dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan kehidupan manusia.

II

LATAR BELAKANG

Setelah peneliti memiliki judul, maka langkah selanjutnya adalah menyusun latar

belakang, yaitu suatu uraian/keterangan yang menjelaskan secara panjang lebar mengenai

penelitiannya. Adapun isi dari latar belakang adalah berupa informasi yang terdiri dari

berbagai data, fakta, gejala dan pendapat yang berhubungan denganjudul, obyek, variabel

dan tempat penelitian, sejak waktu lampau sampai dengan penyusunan usul penelitian

ini.Sampaikan data, fakta, gejala dan pendapat tersebut secara kronologis dan sistematis,

namun demikian janganlah menyampaikan berbagai hal yang terlalu jauh hubungannya

dengan judul, obyek, variabel dan tempat penelitian.Berbagai informasi ini disampaikan

“apa adanya” secara deskriptif atau orang jerman menyebutnya das sein. Artinya peneliti

tidak boleh menyampaikan pendapat, analisa, pembahasan atau interpretasi secara teoritis.

Sebagai contoh, misalnya seorang peneliti ingin mengkaji sesuatu hal yang

berhubungan dengan sektor informal “pedagang asongan”. Judul yang diajukan peneliti

adalah: Hubungan Antara Eksistensi Pedagang Asongan Dengan Tingkat Pendapatan,

Permodalan Dan Tingkat Pendidikan (Suatu Survey di Terminal Bis/Angkot Cicaheum,

Kota Bandung). Dengan judul penelitian seperti ini, maka berbagai data, fakta, gejala dan

pendapat yang harus diinformasikan peneliti adalah: kriteria pedagang asongan, sejak

kapan mereka itu ada, berbagai jenis barang yang ditawarkan, tempat barang yang

digunakan, perkiraan kisaran usia, tempat tinggal, kebiasaan makan dan minum, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, permodalan, pendapatan, lingkungan sosial, kelompok,

daerah asal, jam kerja, alasan bekerja, jumlah mereka dan pekerjaan orang tua.

Kriteria pedagang asongan: Cari informasi ke dinas perdagangan, tenaga kerja,

tata kota, pasar, kelurahan, kecamatan dan statistik tentang criteria pedagang asongan.

Deskripsikan dengan jelas apa yang dimaksud dengan pedagang asongan. Pedagang

asongan adalah pedagang yang menawarkan berbagai jenis makanan, minuman, rokok

dan gula-gula dan atau berbagai jenis buah-buahan serta jenis barang lainnya kepada

16

Page 17: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

konsumen secara langsung yang umumnya berada di pinggir jalan. Mereka termasuk ke

dalam kelompok pedagang pengecer berbagai jenis barang dengan modal sangat kecil.

Sejak kapan mereka berada: Informasikan sejak kapan mereka ada dan berjualan

di terminal bis/angkot di Cicaheum. Apakah keberadaan mereka bersaman dengan

terminal tersebut atau mereka datang belakangan dari tempat lain di sekitar kotaBandung

atau mereka sudah ada sebelumnya. Apakah keberadaan meraka dari waktu ke waktu

makin banyak atau tetap atau mungkin berkurang atau berfluktuasi sejalan dengan situasi

dan kondisi yang menyertainya.

Jenis barang: Informasikan berbagai jenis barang yang mereka tawarkan, apakah

mayoritas sama jenisnya atau ada perbedaan-perbedaan, demikian juga jumlahnya, karena

hal ini ada kaitannya dengan besarnya investasi modal usaha. Informasikan pula tempat

jualan yang mereka gunakan, ukurannya, bahannya, bentuk dan modelnya.

Usia: Informasikan kisaran usia mereka apakah mengelompok pada usia tertentu,

misalnya usia muda sekitar belasan sampai dua puluhan tahun atau relative menyebar dari

usia belasan sampai enam puluhan tahun. Ada dugaan keberadaan mereka ini punya

hubungan dengan ketidakmampuan orang tua menyekolahkan mereka. Mereka umumnya

telah lulus pendidikan Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Pertama. Untuk membantun

meringankan beban hidup orang tua, mereka menjadi pedagang asongan yang tidak

memerlukan modal besar.

Modal: Informasikan sumber modal dan besarnya kisaran modal yang mereka

investasikan. Sumber modal dapat dimungkinkan berasal dari beberapa fihak, misalnya

dari orang tua sendiri, pinjaman dari kaum kerabat atau saudaranya. Investasi modal

untuk pedagang asongan ini berapa minimal dan maksimalnya, karena sangat kuat

hubungannya dengan omzet penjualan dan perputaran modal.

Pendapatan: Informasikan besarnya pendapatan mereka dari usaha yang dilakukan

dengan jam kerja sekitar 10-12 jam per hari, berapa penerimaan hasil penjualan barang

dan berapa biaya yang harus dikeluarkan serta berapa keuntungan yang diperoleh.

Apakah dari usaha asongan seperti ini mereka mampu menyisihkan sebagian keuntungan

yang diperolehnya untuk tabungan atau hanya impas saja habis dikonsumsi.

Dalam penelitian bidang ilmu sosial ekonomi, sebelum penelitimembuat usul

penelitian, melakukan survey pendahuluan untuk memperoleh berbagai informasi tentang

17

Page 18: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

obyek yang akan diteliti adalah suatu keharusan. Hal ini sangat diperlukan, karena

peneliti hanya akan mendapatkan data dan mampu menulis latar belakang dengan benar,

jika dilandasi oleh berbagai informasi yang benar. Sebagai contoh, misalnya untuk

menentukan jumlah sampel, maka harus diketahui dahulu jumlah anggota populasi dari

mana sampel tersebut akan diambil. Untuk menentukan teknik pengambilan sample yang

cocok digunakan harus tahu terlebih dahulu homogenitas atau heterogenitasnya anggota

populasi.

III

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Pada latar belakang telah diuraikan secara panjang lebar segala sesuatu aspek

yang berhubungan dengan judul penelitian secara terterinci dan sistematis. Langkah

selanjutnya adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan

yang sebenarnya dihadapi dalam bentuk kalimat yang pendek, tegas dan jelas. Jenis

kalimat dari masalah yang berhasil diidentifikasi dan dirumuskan adalah kalimat tanya,

karena permasalahan itu adalah sesuatu keadaan yang harus dicari pemecahannya atau

jalan keluarnya atau penyelesaiannya atau jawabannya. Pengertian dari masalah itu

sendiri adalah terjadinya suatu keadaan kesenjangan antara apa-apa yang diharapkan

dengan kenyataan yang dihadapi.

Sebagai contoh misalnya kita mengharapkan keadaan lingkungan di daerah kita

selalu dalam keadaan bersih, sehingga dapat hidup dengan nyaman, sehat dan senang.

Suatu ketika di daerah tempat tinggal kita terjadi keadaan yang mosak-masik akibat

terjadinya serangan badai. Menghadapi keadaan seperti itu kita tentu merasa tidak

nyaman lagi, karena lingkungan menjadi kotor, bau dan menjijikkan. Dengan adanya

kejadian tadi, masalah yang kita hadapi adalah bagaimana caranya agar lingkungan

tempat tinggal kita menjadi nyaman lagi.

Hubungan antara latar belakang dengan permasalahan yang diidentifikasi sangat

erat sekali, karena permalahan merupakan kristalisasi/intisari dari latar belakang. Dengan

demikian, maka peneliti tidak mungkin merumuskan sesuatu permasalahan tertentu yang

18

Page 19: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

tidak ada informasinya di latar belakang. Atau dengan kata lain, jika kita melihatnya dari

sisi permasalahan, maka permasalahan yang diidentifikasi tersebut harus ditunjang oleh

informasi yang diuraikan secara panjang lebar di latar belakang.

Sebagai contoh, misalnya judul penelitian kita sesuai dengan judul yang ada pada

latar belakang, yaitu: Hubungan Antara Eksistensi Pedagang Asongan Dengan Tingkat

Pendapatan, Permodalan Dan Kemampuan Menabung. Peneliti tidak mungkin dapat

membuat identifikasi dan merumuskan masalah “Sejauhmana hubungan antara eksistensi

pedagang asongan dengan tingkat pendapatan”, jika pada latar belakang tidak ada

informasi yang diuraikan secara panjang lebar tentang tentang eksistensi pedagang

asongan dan tingkat pendapatannya. Atau jika pernyataan ini dibalik, maka peneliti tidak

mungkinmengidentifikasi dan merumuskan masalah “Sejauhmana hubungan antara

eksistensi pedagang asongan dengan tingkat pendapatan”, jika tidak ditunjang oleh

informasi yang diuraikan secara panjang lebar pada latar belakang.

Bagi peneliti pemula yang belum punya pengalaman menyusun usul penelitian

mungkin relatif susah untuk mengidentifikasi dan merumuskanmasalah/permasalahan

yang punya hubungan sangat erat dengan latar belakangnya. Hal tersebut adalah suatu

kewajaran saja dan tidak usah menjadi suatu beban pikiran yang memberatkan, karena

dengan cara melatihnya secara konsisten, maka dengan segera akan memahaminya.

Dalam ujian proposal yang diikuti mahasiswa, kadang-kadang masih ditemui sesuatu

keadaan yang tidak menyambung antara apa-apa yang diuraikan pada latar belakang

dengan permasalahan yang diidentifikasi, karena mahasiswa kurang mampu memahami

pengarahan yang diberikan dosen pembimbingnya. Jika ditemui keadaan seperti itu, maka

pembahas/penguji kadang-kadang memberikan komentar “jauh panggang dari api” atau

“permasalahan yang diidentifikasi dipetik dari langit” atau dalam bahasa daerah sunda

berbunyai “nya picung nya hulu maung”. Ketiga ungkapan tadi artinya sama saja, yaitu

suatu keadaan yang tidak menyambung antara latar belakang dengan permasalahan.

Kalimat yang digunakan dalam mengidentifikasi dan merukuskan masalah adalah

berbentuk kalimat tanya, karena masalah itu adalah sesuatu yang dipertanyakan, yang

harus dicari pemecahannya/jalan keluarnya/jawabannya. Agar tidak terlihat seperti ada

sesuatu yang datang secara mendadak, penulisan masalah dalam usul penelitian dapat

diperhatikan contoh berikut: Sejalan dengan uraian latar belakang yang disampaikan

19

Page 20: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

secara panjang lebar, maka dapat diidentifikasi dan dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: “Sejauhmana hubungan antara eksistensi pedagang asongan dengan tingkat

pendapatan”.

IV

TUJUAN

Setiap gerak langkah manusia pasti mempunyai tujuan tertentu, demikian pula

halnya dengan suatu penelitian. Adapun tujuan dari suatu penelitian ada hubungannya

dengan rasa ingin tahu dan berusaha memperoleh sesuatu yang belum diketahui tersebut.

Rasa ingin tahu inilah yang selalu mendorong manusia untuk maju lebih jauh ke depan

sehingga dapat memuaskan perasaannya untuk waktu itu. Jika hal tersebut telah tercapai

dan dapat dirasakannya, lama kelamaan menjadi bosan dan timbul lagi rasa ingin tahu

yang lainnya dan begitu seterusnya.

Rasa ingin tahu yang dihadapi manusia harus diwaspadai, karena memiliki

sifatambivalen. Pada satu sisi adalah rasa ingin tahu yang bersifat positif, yaitu rasa ingin

tahu terhadap hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan sisi lainnya adalah

yang bersifat negatif, yaitu rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang mudarat. Rasa ingin tahu

terhadap yang positif lah yang harus dikembangkan, sedangkan terhadap yang negatif

harus dihindari.

Rasa ingin tahu merupakan sesuatu masalah yang selalu dihadapi manusia yang

kadarnya hanya biasa saja, sedang, kuat atau sangat kuat dan frekuensinya mungkin

hanya datang satu kali atau beberapa kali atau setiap periode waktu tertentu.Rasa ingin

tahu yang timbul harus segera disikapi dengan cara mencari tahu, karena akan

memberikan suatu pengalaman yang berguna untuk mengatasi rasa ingin tahu berikutnya.

Kumpulan pengalaman yang dimiliki masyarakat, lama kelamaan akan berkembang

menjadi suatu pengetahuan. Pengkajian terhadap pengetahuan yang dimiliki masyarakat,

dalam kurun waktu tertentu dan telah teruji kebenarannya, maka pengetahuan tersebut

akan menjadi ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan usul penelitian,cara penulisan tujuan penelitian yang ingin

dicapai, hanya berbeda sedikit dengan pernyataan dari identifikasi dan perumusan

20

Page 21: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

masalah. Sebagai contoh, misalnya pada permasalahan di atas berbunyi:”Sejauhmana

hubungan antara eksistensi pedagang asongan dengan tingkat pendapatan”. Rumusan

tujuan penelitianny adalah: Mengetahui keeratan hubungan antara eksistensi pedagang

asongan dengan tingkat pendapatan. Agar penulisannya tidak terasa seperti muncul begitu

saja, maka sebelumnya harus diawali dahulu dengan suatu prolog sebagai penghantar.

Sebagai contoh, misalnya: Sejalan dengan identifikasi dan perumusan masalah di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk: “Mengetahui keeratan hubungan antara

eksistensi pedagang asongan dengan tingkat pendapatan”.

V

KEGUNAAN

Segala sesuatu yang dibuat atau dikerjakan manusia, pada dasarnya harus dapat

memberikan kegunaanatau manfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri dan jangan

sebalinya memberikan kemudaratan. Sebagai contoh, misalnya dari suatu penelitian

manusia berhasil mengetahui ada suatu reaksi kimiayang dapat menimbulkan tenaga yang

sangat dahsyat. Gunakanlah tenaga tersebut untuk kemaslahatan hidup manusia, bukan

sebaliknya dijadikan suatu senjata yang dapat memusnahkan manusia itu sendiri.

Dalam suatu penelitian dituntut dua macam kegunaan, yaitu kegunaan praktis dan

teoritis. Kegunaan praktis adalah kegunaan yang ditimbulkan dari hasil penelitian untuk

pemecahan masalah-masalah krusial yang dihadapi oleh fihak-fihak yang terlibat secara

langsung terutama obyek yang menjadi pusat perhatian peneliti. Kegunaan teoritis adalah

kegunaan yang ditimbulkan dari hasil penelitian untuk memecahkan masalah-masalah

yang bersifat teori dalam upaya menuju mengembangkan ilmu pengetahuan.

Hidup dan kehidupan manusia mau tidak mau selalu didampingi oleh berbagai

permasalahan. Berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dapat digolongkan ke

dalam tiga kelompok, yaitu permasalahan yang ringan, sedang dan berat. Dilihat dari

frekuensinya, permasalahan tersebut mungkin hanya datang satu kali atau berkali-kali

selama hidup atau bagi permasalahan yang ringan mungkin saja muncul tiga kali dalam

satu hari. Sebagai contoh, misalnya permasalaan rasa lapar dapat muncul tiga kali dalam

21

Page 22: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

kurun waktu satu hari, tetapi masalah memperoleh pasangan hidup hanya muncul satu

kali saja seumur hidup.

Permasalahan yang dihadapi manusia memiliki cirri-ciri yang bersifat umum,

begitu juga ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, dengan demikian maka peranan

ilmu pengetahuan dalam memecahkan berbagai permasalahan sangat besar. Berbagai

permasalahan hidup yang dihadapi manusia pada saat ini sangat jauh lebih banyak dan

kompleks dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kita tidak usah khawatir untuk

menghadapi permasalahan tersebut, karena ilmu pengetahuan yang dikuasai manusia juga

makin banyak dan kompleks dengan spesialisasi yang tinggi.

VI

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran adalah suatu uraian/keterangan yang disampaikan secara

panjang lebar, dalam upaya peneliti untuk mencari jalan keluar/ memperoleh

jawaban/memecahkan permasalahan yang berhasil diidentifikasi dan dirumuskan. Adapun

isi dari kerangka pemikiran ini adalah berbagai informasi yang berupa: teori, prinsip,

hukum dan dalil yang dituangkan dalam bentuk premis-premis. Penyampaian informasi

pada kerangka pemikiran ini bersifat analitis bagaimana seharusnya (das sollen) menurut

teori, prinsip, hukum dan dalil yang diperoleh dari berbagai buku teks, jurnal, disertasi,

tesis dan hasil-hasil penelitian lainnya yang mutakhir. Kerangka pemikiran punya

keterkaitan yang sangat erat dengan tinjauan pustaka, karena ia dikristalisasidari tinauan

pustaka. Artinya tidak seluruh teori, hokum, prinsip dan dalil yang disampaikan pada

tinjauan pustaka dimasukkan ke dalam kerangka pemikiran, tetapi hanya ia yang punya

hubungan yang erat/relevant saja dengan judul, obyek dan daerah penelitian.

Kerangka pemikiran atau kerangka berfikir merupakan salah satu bagian yang

penting dalam penyusunan usul penelitian, karena di dalam kerangka pemikiran inilah

letaknya ruh yang menjadi makna suatu penelitian yang baik dalam arti valid dan reliable.

Kerangka pemikiran yang baik yang ditunjang oleh premis-premis/dasar argumentasi

22

Page 23: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

yang tepat dapat menghasilkan hipotesa yang baik dan tidak terbantahkan dan ketika

dilakukan pengujian, hipotesa tersebut pasti diterima, jika data empirik tidak berubah.

Kerangka pemikiran yang disampaikan harus punya hubungan/keterkaitan yang

sangat erat dengan hipotesa yang dirumuskan, karena hipotesa merupakan kristalisasi dari

kerangka pemikiran. Hipotesa yang berhasil dirumuskan harus didukung oleh berbagai

keterangan yang disampaikan secara panjang lebar pada kerangka pemikiran atau dengan

kata lain tidak mungkin dapat dirumuskan sesuatu hipotesa, jika pada kerangka pemikiran

tidak ada penjelasannya secara panjang lebar sehubungan dengan hipotesa tersebut.

Pemecahan masalah pada kerangka berfikir dilakukan melalui suatu cara berfikir

yang disebut deduktif. Cara berfikir deduktif adalah suatu cara berfikir yang bertitik tolak

dari: norma-norma, dalil-dalil, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori yang sudah

berlaku secara umum, kemudian dirumuskan kesimpulan dan diberlakukan kepada hal-hal

atau keadaan yang bersifat khusus. Perumusan kesimpulan dari kerangka pemikiran yang

disebut dengan hipotesa adalah cara pemecahan masalah yang bersifat deduktif, oleh

karena itu cara pemecahan masalah seperti ini disebut “deducto hypotetico”.

Menurut Sutrisno Hadi (1990), pemecahan masalah pada kerangka berfikir yang

menghasilkan hipotesa, tidak hanya melalui cara berfikir deduktif, tetapi juga cara yang

lain ialah berfikir induktif. Pemecahan masalah melalui cara berfikir induktif adalah cara

pemecahan masalah yang bertitik tolak dari norma-norma, dalil-dalil, prinsip-prinsip,

hukum-hukum dan teori-teori yang berlaku secara khusus, kemudian dirumuskan suatu

kesimpulan dan diberlakukan kepada hal-hal yang bersifat umum.

Selain cara berfikir deduktif dan induktif, sebenarnya ada lagi cara berfikir yang

dapat dimanfaatkan dalam merumuskan hipotesa, yaitu berfikir komparatif. Pemecahan

masalah melaui cara berfikir komparatif adalah cara pemecahan masalah yang bertitik

tolak dengan cara memperbandingkan dua hal atau lebih untuk memperoleh perumusan

baru yang lebih baik dari pada yang diperbandingkan.

Ke dua cara berfikir yang disebutkan terakhir ini, yaitu induktif dan komparatif,

sebenarnya sudah termasuk ke dalam berfikir deduktif, karena kedua-duanya bertitik

tolak dari sesuatu yang sudah ada atau sudah diinformasikan dan diketahui oleh

masyarakat. Dengan demikian, maka pada dasarnya cara berfikir dalam upaya pemecahan

masalah pada kerangka pemikiran adalah cara berfikir deduktif.

23

Page 24: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

VII

HIPOTESA

Hipotesa adalah suatu rumusan kesimpulan sementara terhadap permasalahan

yang diidentifikasi yang harus diuji kebenarannya atau hipotesa adalah jawaban

sementara terhadap permasalahan yang diidentifikasi yang harus diuji kebenarannya.

Mengapa suatu hipotesa yang berhasil dirumuskan dari kerangka pemikiran harus diuji

kebenarannya, karenahipotesa tersebut dirumuskan dengan cara berfikir deduktif. Pada

waktu pengujian hipotesa tersebut dapat menerima dua macam keputusan, yaitu diterima

atau ditolak.Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah berbagai model

analisis statistik dan bahan yang diperlukan untuk pengujian adalah data empirik yang

diperoleh secara langsung dari pengumpulan data di lapangan.

Dalam suatu penelitian, hipotesa itu ada dua macam, yaitu hipotesa penelitian dan

hipotesa statistik. Hipotesa penelitian akan ditemui jika penelitian dilakukan terhadap

populasi, sedangkan hipotesa statistik akan ditemui jika suatu penelitian dilakukan

dengan mengamati sampel dari suatu populasi. Selain itu dalam suatu penelitian ada pula

hipotesa yang lain, yaitu yang disebut dengan hipotesa kerja dan hipotesa alternative.

Hipotesa kerja diberi notasi H1 dan hipotesa alternative sebagai lawannya H0.

VIII

OBYEK DAN METODE

8.1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu benda hidup atau mati yang menjadi fokus

perhatian peneliti dari mana variabel yang akan diukur diperoleh. Obyek penelitian

merupakan sumber data dari mana peneliti akan melakukan pengukuran variabel. Sebagai

contoh, misalnya seorang peneliti ingin mengetahui keadaan kesehatan finansial sebuah

koperasi, maka yang menjadi obyek penelitian dalam hal ini adalah lembaga koperasinya.

Contoh lain, misalnya peneliti ingin mengetahui hubungan antara usia orang dewasa

dengan tekanan darah atau usia bayi dengan bobot badan, maka yang menjadi obyek

penelitian dalah hal ini adalah manusia atau bayi tersebut. Dalam konteks yang lain

24

Page 25: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

misalnya dalam penentuan jumlah sampel atau teknik pengambilan sampel, maka obyek

penelitian ini tiada lain adalah unit analisis. Dari unit analisis/obyek penelitian inilah

peneliti akan mengukur variabel-variabel yang sesuai dengan keperluannya.

Peneliti pemula yang belum berpengalaman mungkin akan mengalami

kekeliruandalam menentukan mana yang menjadi obyek dan mana yang menjadi variabel,

sebab kedua-duanya sama-sama menjadi pusat perhatian peneliti. Sehubungan dengan

contoh di atas, maka yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah: simpanan

wajib, sisa hasil usaha, usia orang dewasa, tekanan darah, usia bayi dan bobot badan bayi.

8.2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu tata cara dalam melakukan penelitian yang

dihubungkan dengan generalisasi dari kesimpulan yang diperoleh, apakah hanya terbatas

pada yang diteliti saja atau dapat diberlakukan secara umum. Dalam bidang ilmu sosial

ekonomi, metode penelitian ini dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu metode

penelitian dengan experiment (perlakuan) dan metode penelitian non experiment (tanpa

perlakuan).

Metode penelitian experiment terdiri dari beberapa designs/rancangan, yaitu: 1.

Pre Experimental Designs; 2. True Experimental Designs; 3. Factorial Designs dan 4.

Quasi Experimental Designs. Metode penelitian non experiment terdiri dari beberapa

jenis, yaitu: 1. Studi Kasus (Case Study); 2. Survey (Survey) dan 3. Sensus (Census).

Pada kesempatan ini, penulis tidak akan menjelaskan metode penelitian experiment, tetapi

khusus hanya metode penelitian non experiment.

Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang hanya mempelajari kasus-kasus

atau kejadian-kejadian tertentu dalam bidang sosial ekonomi dan kesimpulan yang

berhasil dirumuskan hanya berlaku untuk suatu kasus tertentu saja. Menurut Vredenbregt

(1984), sifat khas dari “case study” adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk

mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam

rangka “studi kasus” dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai

obyek yang bersangkutan. Obyek yang diamati atau diteliti dalam studi kasus dapat

dipilih seorang individu, sebuah keluarga, sebuah kelompok sosial, sebuah perusahaan

25

Page 26: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

dan lain sebagainya. Penelitian studi kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitian yang

eksploratif. Contoh penelitian studi kasus adalah penelitian Malinowsky mengenai

masyarakat “Trobriand” dan penelitian Whyte mengenai “The Street Corner Gang”.

Survey adalah suatu metode penelitian yang mempelajari sample dari suatu

populasi dengan tujuan untuk memperoleh nilai generalisasi, sejauh populasi dari mana

sample tersebut diambil. Sampel yang diambil dari populasi harus dilakukan secara

random dan sample tersebut harus menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya,

jadi jangan hanya asal diambil begitu saja. Penelitian survey adalah penelitian sample dan

nilai sampel yang diperoleh merupakan nilai duga/prediksi terhadap nilai populasi. Nilai

nilai yang diperoleh dari sample disebut statistik dan nilai populasi disebut parameter atau

tolok ukur. Dengan demikian, maka nilai-nilai statistic yang diperoleh dari sample

merupakan nilai duga terhadap nilai-nilai parameter, sebagai contoh misalnya nilai rata-

rata atau total. Kita hanya akan tahu nilai-nilai parameter, jika penelitian yang dilakukan

adalah penelitian populasi (sensus). Sebagai contoh, misalnya seorang peneliti ingin

mengetahui berapa juta rupiah rata-rata kebutuhan hidup setiap tahun, seorang mahasiswa

Unpad yang kuliah dan tinggal di Jatinangor. Hasil sensus menunjukkan angka 7 juta

rupiah (parameter), hasil yang diperoleh melalui survey akan berkisar antara (6-8) juta

rupiah. Hasil survey ini, mungkin akan berada di bawah angka 7 juta (6 juta) atau di atas

7 juta (8 juta) atau persis 7 juta yang berarti besarnya sama dengan nilai populasi.

Sensus adalah suatu penelitian dengan cara meneliti seluruh unit anggota populasi

sebagai unit analisis atau obyek pengamatan.Nilai-nilai yang diperoleh melalui penelitian

sensus adalah nilai sebenarnya dari suatu populasi atau nilai-nilai parameter. Jika peneliti

ingin memperoleh nilai-nilai yang sebenarnya dari suatu populasi, maka gunakanlah

metode sensus. Dalam kenyataan di lapangan, melaksanakan penelitian sensus ini tidak

mudah, karena banyak masalah yang menyertainya, misalnya seperti biaya, tenaga dan

waktu sangat banyak diperlukan, apalagi jika berhadapan dengan jumlah anggota

populasi di atas 1000 unit. Sebaliknya, jika peneliti berhadapan dengan anggota

populasiyang relative sedikit, misalnya (30-40) unit analisis lakukanlah secara sensus.

26

Page 27: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

IX

POPULASI DAN SAMPEL

9.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit yang ada dalam satu kelompok atau kelas

tertentu, yang berupa barang berwujud seperti: berupa orang, hewan, barang, lembaga

atau segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra yang menjadi perhatian

peneliti. Ruang lingkup populasi pada dasarnya tidak ada batasan dan penentuannya

tergantung kepada kehendak peneliti. Sebagai contoh, misalnya Unpad adalah suatu

universitas yang besar, jika dilihat dari jumlahmahasiswanya (student body) yang

mencapai angka 45.000 orang. Seorang peneliti yang ingin mengetahui salah satu

parameter yang berhubungan dengan Mahasiswa Unpad, maka anggota populasi yang

harus dijadikan dasar pengkajiannya adalah 45.000 orang mahasiswa. Jika peneliti ingin

mengetahui parameter di atas dalam ruang lingkup yang lebih kecil, maka ia dapat

menentukan populasi Mahasiswa Unpad yang ada di Fakultas Peternakan saja yang

jumlahnya sekitar 1.500 orang. Jika peneliti inginmengetahui parameter di atas dalam

lingkup yang lebih kecil lagi, maka ia dapat menentukan populasi Mahsiswa Unpad yang

ada di Fakultas Peternakan angkatan tahun 2004/2005 saja yang berjumlah 250 orang.

Dalam suatu penelitian ada dua pengertian populasi, yaitu total populasi dan target

populasi. Total populasiadalah keseluruhan unityang ada dalam satu kelompok atau kelas

tertentuyang menjadi perhatian peneliti, misalnya total mahasiswa (pria dan wanita)

Fakultas Ilmu Komunikasi Program D-3 angkatan 2005/2006 sebanyak 900 orang. Target

populasi adalah sebagian unit dari total populasi yang menjadi perhatian peneliti. Sebagai

contoh, misalnya seorang peneliti ingin tahu berapa ribu rupiah rata-rata uang jajan yang

dibelanjakan mahasiswa (wanita) Fakultas Komunikasi Program D-3 angkatan 2005/2006

yang berjumlah 500 orang.Penelitian hanya difokuskan kepada mahasiswa (wanita) saja,

karena menurut informasi yang ada, mahasiswa (wanita) membelanjakan uang jajan lebih

banyak dari pada mahasiswa. Dalam keadaan lain, total populasi akan sama dengan target

populasi. Sebagai contoh, misalnya peneliti tidak membedakan status gender antara

mahasiswa pria dan wanita, maka total populasi adalah sama dengan target poplasi yaitu

900 orang mahasiswa.

27

Page 28: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

9.2. Sampel

Sampel adalah sebagian unit dari anggota populasi,yang menjadi wakil populasi

dalam penelitian yang menggunakan metode survey. Agar sampel dapat mewakili

populasi, maka jumlahnya tidak boleh ditentukan secara sembarangan dan begitu juga

cara pengambilannya harus menggunakan teknik yang tepat. Sampel sebagai wakil dari

populasi harus dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, karena dari

nilai sampel itulah peneliti akan mengadakan generalisasi sejauh populasi dari mana

sampel tersebut diambil. Jika keadaan anggota populasi seragam (homogen), maka

sample juga harus seragam, tetapi jika sample beragam (heterogen), maka sample juga

harus beragam.

X

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL

Penentuan jumlah sample dibicarakan hanya ketika peneliti menggunakan metode

survey dalam melakukan penelitiannya, sedangkan penelitian dengan menggunakan

metode sensus dan studi kasus tidak perlu. Penentuan jumlah sampel dari suatau populasi

masih sering menjadi pembicaraan yang hangat, karena adanya tuntutan bahwa sampel

harus mewakili populasi dan hasil penelitian yang valid dan reliable. Untuk menentukan

jumlah sample dari populasi dapat dilakukan melalui beberapa cara, apakah dengan

menggunakan rumus tertentu yang telah disampaikan oleh beberapa orang ahli atau

dengan menggunakan nomogram atau daftar khusus atau ketentuan khusus yang sengaja

dibuat untuk keperluan tersebut. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus

disampaikan oleh para akhli antara lain sebagai berikut, yaitu: Parel,C.P. at all (1973);

Slovin (Husein Umar, 2001); Cochran, W.G. (1977). Penentuan jumlah sampel dengan

menggunakan table yang dibuat khusus antara lain sebagai berikut: Krejcie (Sugiyono,

1997); Paturochman (2005). Penentuan jumlah sampel menurut ketentuan khusus antara

lain sebagai berikut: Parel, C.P. at all (1973); Gay (Husein Umar, 2001).

Rumus apa atau ketentuan dari siapa yang akan digunakan oleh seorang peneliti,

pada dasarnya diberi kebebasan yang seluas-luasnya, karena masing-masing memiliki

28

Page 29: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

keunggulan dan kelemahan tersendiri. Sebagai contoh, misalnya menurut ketentuan yang

disampaikan oleh Parel, C.P. at all (1973), jika penggunaan rumus tidak memungkinkan

karena berbagai alasan, maka jalan terbaik untuk menentukan jumlah sample dari suatu

populasi adalah dengan cara menentukan sejumlah persentase tertentu.

XI

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Dalam kegiatan penelitian sosial ekonomi, teknik pengambilan sample dapat

dibagi menjadi tiga cara, yaitu pertama random sampling, kedua semi random sampling

dan ketiga cara non random. Menurut pertimbangan para akhli, cara random dapat

dipandang lebih baik, karena lebih bersifat obyektif dan validitas serta reliabilitasnya

dapat lebih dipertanggungjawabkan dari pada non random. Teknik pengambilan sample

secara random adalah teknik pengambilan sample yang memberi keswempatan yang sama

terhadap seluruh anggota populasi untuk terambil sebagai sample. Teknik pengambilan

sample secara semi random adalah teknik pengambilan sample yang hanya memberi

kesempatan yang sama kepada sebagian anggota populasi saja. Teknik pengambilan

sample non random adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberikan

kesempatan yang samaterhadap seluruh anggota populasi untuk terambil sebagai sample.

Dilihat dari sisi obyektifitas, maka random sampling dianggap lebih obyektif dari pada

non random sampling.

Teknik pengambilan sample secara random ada empat macam, yaitu: 1. Simple

Random Sampling; 2. Stratified Random Sampling; 3. Cluster Random Sampling dan 4.

Mutistage Random Sampling. Teknik pengambilan sample secara semi random ada dua

macam, yaitu: 1. Sistematic Sampling dan 2. Ordinal Sampling.Teknik pengambilan

sample secara non random ada empat macam, yaitu: 1. Purposive Sampling; 2. Quota

Sampling; 3. Accidental Sampling dan4. Snowball Sampling. Pada kesempatan ini,

penulis hanya akan menyampaikan teknik pengambilan sample secara ringkas, karena

perlu perlu tempat yang banyak dan pada tulisan yang lain (Penentuan Jumlah Dan

Teknik Pengambilan Sampel Untuk Ilmu Sosial Ekonomi Peternakan) dipaparkan secara

terperinci.

29

Page 30: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 2340

11.1. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana)

Teknik pengambilan sampel acak sederhana adalah teknik pengambilan sampel

yang dilakukan terhadap suatu populasi yang keadaannya homogen, dilihat dari satu atau

beberapa variabel penentu yang mempunyai hubungan yang jelas secara teoritis antara

variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent). Sebagai contoh,

misalnya peneliti ingin mengetahui besarnya efisiensi usaha peternakan broiler di daerah

Bandung Selatan, maka variabel penentu yang keadaannya harus homogen adalah skala

usaha pemilikan ternak. Contoh lainnya, peneliti ingin mengetahui keuntungan yang

diperoleh pedagang asongan di Terminal Leuwi Panjang, maka variabel yang harus

homogen adalah besarnya modal usaha.

Teknik pengambilan sample acak sederhana dapat dilakukan melalui tiga cara,

yaitu: 1. Cara Undian; 2. Cara Penggunaan Tabel Random dan 3. Cara Penggunaan

Kalkulator. Ke tiga cara ini memiliki langkah langkah yang sangat berbeda dan dalam

penerapannya juga memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.Jika ketiga cara

tersebut diperbandingkan, maka penggunaankalkulator lebih sederhana dari dua cara yang

lainnya.

Populasi Homogen Sampel Homogen

11.2. Stratified Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi)

Teknik pengambilan sample acak stratifikasi adalah teknik pengambilan sample

yang digunakan terhadap anggota populasi yang keadaannya heterogen, dilihat dari satu

atau beberapa variabel penentu yang punya hubungan yang jelas secara teoritis antara

variabel terikat dengan variabel bebas. Sebagai contoh, misalnya peneliti ingin

mengetahui hubungan antara keuntungan dengan kemampuan pemupukan modal pada

usaha peternakan sapi perah rakyat yang skala usaha pemilikan ternaknya berkisar antara

a a a aa a a

234

30

Page 31: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

dua sampai lima belas ekor.Menghadapi keadaan pemilikan sapi anggota yang heterogen

seperti ini, paling tidak dapat dibagi menjadi tiga strata. Contoh lainnya, peneliti ingin

mengetahui hubungan antara kemampuan acting dengan pengalaman sebagai aktor

sinetron, sedangkan pengalaman actor sinetron tersebut kisarannya antara satu sampai

sepuluh tahun. Menghadapi populasi yang pengalamannya begitu beragam dalam

hitungan tahun, maka paling tidak populasi tersebut harus dibagi ke dalam dua strata.

Pengambilan sample pada populasi yang heterogen, setelah anggota populasi

dibagi ke dalam dua atau lebih strata, maka sejumlah sample yang telah ditentukan

sebelumnya, selanjutnya harus dialokasikan kepada masing-masing sub populasi/stratum.

Alokasi sample kepada sub populasi yang dapat dilakukan secara sederhana ada tiga

macam, yaitu alokasi secara proportional (seimbang); non proportional (sembarang) dan

equal (sama banyak).

Populasi Heterogen Populasi HeterogenSampel HeterogenSub Populasi Homogen

11.3. Cluster Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Klaster)

Teknik pengambilan sample acak klaster adalah teknik pengambilan sample yang

digunakan terhadap anggota populasi yang keadaannya sudah terbagi ke dalam kelompok

kelompok tertentu, baik secara administrative atau normative atau cara lainnya. Secara

administrative contohnya pembagian warga ke dalam Rukun Tetangga, Rukun Warga,

Kelurahan. Pembagian anak Sekolah Dasar ke dalam kelas-kelas tertentu. Secara

normative contohnya Pembagian Anggota Koperasi ke dalam kelompok dan tempat

pelayanan koperasi.

Teknik pengambilan sample pada acak klaster tidak dilakukan kepada unit analisis

secara langsung, tetapi pada kelompok/kelas dimana unit analisis tersebut dihimpun.

Sebagai contoh, misalnya seorang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) ingin mengetahui

kemampuan siswa kelas dua yang baru naik kelas ke kelas tiga dalam mata pelajaran

Matematika, Fisika dan Biologi di sebuah SMA tertentu di Kota Bandung. Di sekolah

a a b c d d c b a a c b d a c d c a d b b c a

31

a a a a a a a ab b b b b b b c c c c c c c cd d d d d d d

a ab bc cd d

Page 32: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

tersebut ada 12 kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang masing-masing berisi

50 orang murid. Sampel ditentukan sebanyak 30 %, maka pengambilan sample secara

acak sederhana dilakukan terhadap 12 kelas sebagai populasi dan diperoleh sample

sebanyak empat kelas. Dengan demikian, maka jumlah murid yang diteliti sebagai unit

analisis adalah: 4 x 50 orang murid = 200 orang murid.

Populasi (12x50) Sampel (4x50)

11.4. Multistage Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Bertahap)

Multistage Random Sampling adalah teknik pengambilan sample yang digunakan

terhadap anggota populasi yang keadaannya sudah terbagi bagi ke dalam kelompok

kelompok tertentu yang keadannya secara bertingkat. Istilah multistage di sini dimulai

dari dua tahap atau lebih pengambilan sample. Untuk memberikan kriteria yang lebih

jelas, lebih baik dinyatakannya secara langsung banyaknya tahapan pengambilan sample

tersebut, misalnya twostage (dua tahap) atau threestage (tiga tahap).

Berbeda dengan cluster yang pengambilan sampelnya kelompok/kelas, pada

multistage ini dimulai dengan pengambilan sample kelompok yang kemudian diikuti

dengan pengambilan sample terhadap unit analisisnya (murid). Sebagai contoh seorang

peneliti melakukan pengambilan sample dua tahap (two stage random sampling), jika

peneliti tersebut adalah guru SMA tersebut di atas, maka setelah pengambilan sampel

kelas yang banyaknya empat, maka pekerjaan itu dilanjutkan dengan melakukan

pengambilan lagi sample dari masing-masing kelas yang berisi 50 orang murid, misalnya

ditentukan sebanyak 50 % atau sebanyak 25 orang. Jadi banyaknya sample murid yang

akan diuji kemampuannya adalah: 4 x 25 = 100 orang murid.

32

50*

50 50 50

50

50*

50*

50

50*

50 50 50

50 50

50 50

Page 33: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

Populasi(12x50)Sampe ke I (4x50)Sampel ke II(4x25)

XII

MODEL ANALISIS STATISTIK

Yang dimaksud dengan model analisis statistik adalah berbagai rumus atau

persamaan yang akan digunakan untuk melakukan pengujian analisis secara satatistik.

Adapun berbagai model analisis statistik yang dimaksud antara lain adalah:

1. Analisis Investasi: Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Ratio-ratio

2. Analisis Usaha: Biaya, Pengeluaran, Penerimaan, Keuntungan, Titik Impas, OIR.

3. Tataniaga: Biaya, Marjin, Keuntungan, Elastisitas Permintaan.

4. Hubungan variabel: Trend, Regresi, Korelasi, Path.

Model analisis statistik yang digunakan harus sesuai dengan bagian bagian yang

lainnya, ke bagian belakang sesuai dengan judul, latar belakang, identifikasi masalah,

tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesa dan ke bagian depansesuai dengan

operasionalisasi variabel, pengujian hipotesa dan bahkan sampai dengan kesimpulan.

Sebagai contoh misalnya: Seorang peneliti menggunakan model analisis korelasi, maka

pada judul harus sudah terlihat adanya hubungan antar variabel yang akan dianalisa. Pada

latar belakang harus ada data, fakta, gejala dan pendapat yang disampaikan sehubungan

dengan variabel-variabel yang terlibat. Pada identifikasi masalah harus dipertanyakan

tentang hubungan atau pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent.

Pada tujuan penelitian harus dinyatakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau

hubungan antar variabel, baik secara parsial/mandiri dan atau secara total/bersama. Pada

kerangka pemikiran harus diuraikan secara teoritis hubungan atau pengaruh antar variabel

yang terlibat. Pada hipotesa harus dirumuskan dengan gamblang, jelas dan pasti bahwa

salah satu atau dua atau lebih atau seluruh variabel independent berpegaruh positif atau

33

50 * 50 50 5050 50 * 50 * 5050 * 50 50 50

25 2525 25

50 5050 50

Page 34: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

sebaliknya negatif terhadap variabel dependent. Pada operasionalisasi variabel harus

dijelaskan mana variabel independent dan mana variabel dependent, ukuran,

skalapengukuran dan cara mengukur serta jenis datanya, apakah nominal, ordinal, interval

atau ratio. Pada pengujian hipotesa harus dirumuskan bunyi dari H0 dan H1 sebagai

alternatifnya. Terakhir pada perumusan kesimpulan harus dapat dengan jelas menjawab

permasalahan yang diajukan.

XIII

OPERASIONALISASI VARIABEL

Operasionalisasi variabel adalah penjelasan mengenai variabel-variabel yang

terlibat dalam penelitian yang dimaksud sehubungan dengan model analisis yang

digunakan. Apa ukuran dari variabel tersebut, apakan skala nominal, ordinal, interval atau

ratio atau apakah ada transformasi dari ukuran tersebut, sebagai contoh misalnya ukuran

ordinal ditransformasi menjadi ukuran ratio. Apa alat ukur yang akan digunakan untuk

variabel tersebut, sebagai contoh misalnya: 1. untuk mengukur berat digunakan

timbangan; 2. untuk mengukur jarak digunakan meteran; 3. untuk mengukur pendapatan

dilakukan perhitungan besarnya pendapatan untuk satu bulan atau satu tahun.

13.1. Skala Nominal

Ukuran-ukuran variabel dengan skala nominal adalah suatu variabel sebagai

hasildari membuat kategori,memberi nama dan menghitung, dalam hal ini peneliti tidak

melakukan pengukuran. Skala nominal akan menghasilkan data nominal atau diskrit,

sebagai contoh misalnya: pria, wanita, siang, malam, kursi, meja, mobil, kepala bagian,

sekretaris, komputer, jumlah pegawai, jumlah ruangan. Dalam skala nominal sering

terjadi peneliti menggabungkan kategori, nama dan hitungan. Sebagai contoh misalnya

tiga orang pria yang menduduki kepala bagian.

34

Page 35: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

13.2. Skala Ordinal

Ukuran-ukuran variabel dengan skala ordinal adalah skala ukur yang memiliki

kedudukan yang lebih tinggi dari skala nominal, karena skala ordinal ini merupakan skala

yang sudah berjenjang, dimana kedudukan yang satu dapat lebih tinggi atau lebih rendah

dari pada yang lainnya. Pada skala ordinal, peneliti sudah melakukan pengukuran dengan

cara menimbang, mengukur, mengelompokan dan membuat peringkat, tetapi jarak antara

kelompok yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Skala ordinal akan menghasilkan

data ordinal, sebagai contoh misalnya: Mengukur kejuaraan olahraga, prestasi kerja,

prestasi mahasiswa. Juara pertama bola voly mahasiswa Unpad; Pegawai berprestasi

peringkat kedua Pemda Kota Bogor; Mahasiswa berprestasi ketiga Fakultas Peternakan.

13.3. Skala Interval

Ukuran-ukuran variabel dengan skala interval adalah skala ukur yang posisinya

lebih tinggi dari skala ordinal, karena selain sudah memperlihatkan adanya jenjang atau

peringkat, jarak antara satu data dengan data lainnya sudah sama dan tetap, tetapi belum

memiliki nilai nol yang mutlak. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala

interval disebut data interval. Sebagai contoh misalnya skala ukur pada thermometer,

jarak antara data yang satu dengan yang lainnya sama, yaitu satu derajat, tetapi tinggi

temperatur di suatu daerah pada saat yang bersamaan diukur dengan Thermometer

Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin akan memperlihatkan angka yang berbeda.

Meskipun demikian, orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa 40 0Celcius sama

dengan 104 0 Fahrenheit atau sama dengan 32 0 Reamur, karena ada suatu rumus

perhitungan yang dapat digunakan. Selain tidak punya nilai nol yang mutlak, untuk skala

interval ini belum berlaku perhitungan-perhitungan statistik yang sangat sederhana

sekalipun, seperti penjumlahan, pembagian dan perkalian.

13.4. Skala Ratio

Ukran-ukuran variabel dengan skala ratio adalah skala ukur yang posisinya

menempati urutan paling tinggi, karena skala ukur ini sudah memiliki nilai nol yang

mutlak dan sudah berlaku segala perhitungan dan rumus statistik dari mulai yang paling

sederhana sampai yang paling rumit sekalipun, misalnya perhitungan logaritma, kuadrat,

35

Page 36: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

akar, pangkat, sinus dan tangen.Sebagai contoh misalnya berat barang 9 gram, panjang

penggaris 20 cm, pendapatan si Y = Rp.10.000.000,00 dan kecepatan mobil 70 km/jam.

Jika dikatakan pendapatan si Y = Rp.0,00 berarti si Y tersebut tidak berpendapatan sama

sekali atau kecepatan mobil 0 km/jam, berarti mobil tersebut tidak bergerak sama sekali.

Skala ratio merupakan skala ukur yang paling banyak digunakan manusia dengan

berbagai standar baku yang sangat beragam. Skala ukur ini makin lama makin bertambah

banyak dan berkembang dengan pesat, sejalan dengan makin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh manusia.

XIV

PENGUJIAN HIPOTESA

Pengujian hipotesa adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji kebenaran

dari hipotesa yang telah dirumuskan sebagai hasil dari cara berfikir deduktif. Alat yang

digunakan untuk melakukan pengujian adalah berbagai model analisis statistik dan bahan

yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesa tersebut adalah data empirik yang

dikumpulkan oleh peneliti dengan alat kuesioner yang telah teruji reliabilitasnya.

Pada saat pengujian, hipotesa yang telah dirumuskan terdahulu, keputusannya ada

dua macam, yaitu hipitesa diterima atau ditolak.Secara prinsip suatu hipotesa yang

dirumuskan dengan baik yang ditunjang oleh premis-premis yang benar dan jalan

deduksinya benar, maka pada waktu pengujian ia harus diterima. Jika ada suatu hipotesa

yang ditolak pada waktu pengujian, maka faktor penyebabnya ada enam macam, yaitu

pertama peneliti kurang mampu memilih premis-premis yang menunjang dengan kuat;

kedua peneliti melakukan kesalahan pada waktu melakukan deduksi; ketiga data empirik

yang dijadikan sebagai bahan untuk pengujian tidak valid dan; keempat model analisis

statistik yang digunakan tidak cocok; kelima jumlah sample yang digunakan tidak

memenuhi syarat minimal; keenam teknik pengambilan sample yang digunakan tidak

cocok. Selain itu, meskipun keenam macam faktor penyebab tadi tidak ada, masih ada

satu kemungkinan lagi yang menyebabkan hipotesa ditolak, yaitu data empirik sudah

berubah. Jika ditemui hal seperti yang terakhir ini, maka berarti peneliti memperoleh

sesuatu pengetahuan yang baru.

36

Page 37: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

Seperti telah disampaikan di atas, bahan yang digunakan untuk melakukan

pengujian hipotesa adalah data empirik yang diperoleh dari pengumpulan data di

lapangan, oleh karena itu agar peneliti memperoleh data yang representative dan dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik, maka kuesioner yang digunakan sebagai alat untuk

mengumpulkan data harus diuji reliabilitasnya. Demikian juga halnya dengan model

analisis statistik yang digunakan harus cocok dengan keadaan datanya, pilih model

analisis statistik yang cocok dan sesuai dengan peruntukannya. Kesalahan penggunaan

model analisis statistik ini sering dialami oleh peneliti pemula yang belum berpengalaman

atau ikut-ikutan orang lain, karena menggunaannya sedang “ngetrend “.

XV

WAKTU DAN TEMPAT

15.1. Waktu

Waktu penelitian adalah keseluruhan waktu yang diperlukan untuk melakukan

penelitian, yang dimulai sejak penyusunan proposal sampai dengan pencetakan dan

penyerahan hasil. Dilihat dari lamanya kurun waktu yang diperlukan, suatu penelitian

yang paling cepat dapat ditempuh selama tiga ( 3 ) bulan. Hal ini dapat dilakukan oleh

orang orang yang sudah biasa/berpengalaman melakukan penelitian. Bagi mahasiswa

sebagai peneliti pemula dan di bawah bimbingan dosen, paling cepat dapat selesai dalam

kurun waktu selama enam ( 6 ) bulan.

Banyaknya waktu yang diperlukan harus dihitung berdasarkan jenis dan jumlah

pekerjaan yang akan dikerjakan. Pekerjaan disusun berdasarkan urut-urutan apa-apa saja

yang harus dikerjakan lebih dahulu dan apa saja yang harus belakangan, tetapi sering

ditemui beberapa jenis pekerjaan yang waktunya panjang. Satuan waktu yang diperlukan

biasanya berdasarkan pada kurun waktu miunggu dan bulan. Sebagai contoh misalnya,

pekerjaan penelitian lapangan memerlukan waktu dua bulan. Pada minggu ke berapa dan

bulan apa pekerjaan itu dilaksanakan. Maka pada tabel penggunaan waktu dan jenis

pekerjaan harus terlihat dengan jelas dan pasti.

37

Page 38: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

Sebagai contoh misalnya sebuah penelitian memerlukan waktu selama tiga bulan

dan pekerjan yang harus dilakukan adalah: Penyelesaian Administrasi, Penyusunan Usul

Penelitian, Konsultasi dengan Pembimbing, Seminar, Penelitian Lapangan, Tabulasi da

Analisis Statistik, Penulisan, Konsultasi dengan Pembimbing dan Ujiamen. Kronologis

pekerjaan dan waktu yang diperlukan ini harus dibuat dalam suatu tabel khusus, sehingga

siapa saja yang melihatnya akan mendapat kejelasan dan kepastian.

Tabel 9. Jenis Pekerjaan Dan Waktu Yang Diperlukan

No Jenis Pekerjaan Bulan

123456789

Penyelesaian AdministrasiPenyusunan Usul PenelitianKonsultasi Seminar Usul PenelitianPenelitian LapanganAnalisa StatistikPenulisanKonsultasiUjian

1 2 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4x

x xx

xx x

xx x x

xx

15.2. Tempat

Jelaskan dimana tempat penelitian dilakukan, apakah hanya di suatu desa tertentu

atau kecamatan atau kabupaten atau beberapa tempat tertentu atau lembaga tertentu.

Informasi ini disampaikan agar orang lain yang ingin mengetahui atau melakukan

pengujian dapat mencapainya dengan mudah atau untuk menghindari adanya penelitian

yang duplikasi. Sebagai contoh misalnya suatu penelitian tentang Indeks Pembangunan

Manusia pada anggota sebuah koperasi produksi teladan: Penelitian yang berjudul

”HubunganAntara Pendapatan Dengan Indeks Pembangunan Manusia Anggota Koperasi

Tahu Dan Tempe” telah dilakukan di Kecamatan Cibuntu Kabupaten Bandung.

38

Page 39: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

XVI

PEMBIAYAAN

Besarnya pembiayaan yang diperlukan untuk penelitian diperinci secara garis

besarnya saja. Perincian pembiayaan sangat berkaitan erat dengan berbagai jenis

pekerjaan yang dilakukan yang telah dijelaskan sebelum ini. Penjelasan ini sangat penting

terutama jika penelitian yang dilakukan mendapat biaya/dana dari sesuatu lembaga. Agar

informasi yang disampaikan ini lebih komunikatif, biasanya ada standar biaya yang

khusus untuk setiap pekerjaan yang dilakukan. Sebagai contoh misalnya biaya untuk

perjalanan: Apakah perjalanan itu antar propinsi dan apa jenis transportasi yang

digunakan.

XVII

ORGANISASI PENELITIAN

Organisasi penelitian sangat penting ditampilkan terutama jika suatu penelitian

mendapat biaya/dana dari fihak lain atau suatu penelitian kerjasama antar beberapa orang

dengan sebuah lembaga atau antar lembaga dengan lembaga. Jelaskan siapa yang menjadi

nara sumber, penanggung jawab, ketua pelaksana dan anggota peneliti. Keterangan ini

sangat penting, karena menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan tanggung

jawab kedua belah fihak.

XVIII

KUESIONER

Kuesioner adalah sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk menghimpun

data dari obyek yang diteliti. Istilah lain dari kuesioner adalah Instrumen Penelitian.

Adapun data yang diperlukan biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang masih murni dalam arti belum dianalisa dan

dilaporkan oleh seseorang atau sebuah lembaga tertentu. Data sekunder adalah data yang

39

Page 40: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

telah dianalisa dan dilaporkan oleh seseorang atau sebuah lembga tertentu. Data primer

adalah data utama/pokok yang sengaja dikumpulkan oleh peneliti sebagai bahan untuk

melakukan pengujian hipotesa. Data sekunder adalah data penunjang yang digunakan

oleh peneliti untuk memperkaya analisa dan pembahasan dan berhubungan dengan data

primer.

Kuesioner/instrumen penelitian dalam bidang sosial ekonomi tidak ada yang

sudah baku, karena itu maka setiap peneliti harus membuat sendiri, sesuai dengan

kebutuhannya yang spesifik. Titik tolak penyusunan instrumen adalah variabel-variabel

yang telah ditetapkan untuk diukur, seperti yang telah diuraikan dalam operasionalisasi

variabel sebelumnya. Dari variabel-variabel tersebut kemudian ditentukan berbagai

indikator yang akan diukurnya. Berdasarkan indikator tersebut kemudian disusunlah butir

butir pertanyaan atau pernyataan tertentu. Banyaknya indikator untuk masing-masing

variabel biasanya tidak sama.

Sebagai contoh misalnya salah satu variabel yang diteliti adalah tingkat kekayaan.

Indikator dari kekayaan misalnya: rumah, kendaraan,tempat belanja, jenis makanan, jenis

olahraga dan pendidikan anak. Indikator untuk rumah misalnya: jumlah rumah, daerah

atau jalan letak rumah, luas rumah, banyak lantai, kualitas bangunan. Indikator untuk

pendidikan anak misalnya: di dalam negeri, di luar negeri, sekolah khusus atau sekolah

negeri.Agar dapat menentukan indikator yang tepat dari setiap variabel perlu wawasan

yang luas dan mendalam, karena biasanya relatif sulit apalagi bagi peneliti pemula.

Banyak membaca buku dan bertanya kepada yang berkompeten adalah suatu cara untuk

mencari jalan keluar yang baik dari masalah yang dihadapi.

40

Page 41: Usul penelitian untuk ilmu-ilmu sosial ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

1. Blach, J.A.; Champion, D. J. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Penerbit Pt Eresco. Bandung. 1992.

2. D.A. de Vaus. Surveys in Sicial Research. Third Edition. Department of Siciology. La Trobe University. Melbourne. UCL Press. London. 1992.

3. Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Cetakan Keempat PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.

4. Joko Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Cetakan Pertama. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 1991.

5. Kartini Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Cetakan VI. Penerbit Mandar Maju. Bandung. 1990.

6. Mardalis. Metode Penelitian. Suatu Pendekatan Proposal. Cetakan Pertama Pencetak PT Melton Putra Jakarta. 1990.

7. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Peneitian Survai. Cetakan Kedua. LP3ES. Jakarta. 1995.

8. Mercado, C.M. Langkah langkah Penelitian Ilmu Sosial, Institut Komuniksi Massa, Universitas Philippina, Philippina. 1971

9. Nasution, S. Metode Research. Penelitian Ilmiah. Penerbit Jembar.Bandung. 1987.

10. Parel, C. P. ; Caldito, G. C. ; Ferrer, P. L. ; De Guzman, G. G. ; Sinsioco,C.S.;Tan,R.H. Sampling Design and Procedures. The Agricultural Development Council 630 Fifth Avenue. New York. N. Y. 10020 and Tanglin P.o. Box 34 Singapore 10. 1973.

11. Sugiyono. Metode Penelitian Adminstrasi. Edisi ke 5.Penerbit Alfabeta. Bandung.1997.

12. Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Cetakan Keenam. Rajawali Pers. Jakarta. 1991.

12. Sutrisno Hadi. Metodologi Research. Jilid I. Cetakan Ke XXII. Penerbit Andi Offset Yogyakarta. 1990.

14. Vredenbregt, J. Metode Dan Teknik Penelitian Masyaearakat. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. 1984.

41