15
JURNAL ADEGAN PERANG BHARATAYUDHA SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: I WAYAN DEWANA NIM 1012104021 PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

JURNAL

ADEGAN PERANG BHARATAYUDHA SEBAGAI

TEMA PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

PENCIPTAAN KARYA SENI

Oleh:

I WAYAN DEWANA

NIM 1012104021

PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2017

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

A. Judul: ADEGAN PERANG BARATAYUDHA SEBAGAI TEMA

PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

B. Abstrak

Oleh:

I Wayan Dewana

(NIM. 1012104021/SL)

Abstrak

Pengalaman mampu menggerakkan seorang seniman untuk menciptakan

karya, salah satunya didapatkan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar yang

terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam berkarya seniman

mendapatkan pengalaman melalui pengamatan, kekaguman, serta kecintaan

terhadap hal-hal tertentu. Sebagian besar individu yang hidup dan berinteraksi

dengan lingkungan, maka kehidupan dan aktivitas yang dilakukan juga

dipengaruhi oleh lingkungan.

Ketertarikan pada cerita pewayangan yang menjadi warisan nenek moyang,

menjadi inspirasi untuk karya tugas akhir seni lukis. Penulis mencoba untuk

mengadopsinya menjadi bagian-bagian dan mengurai tokoh-tokoh pada cerita

pewayangan yang menjadi kekuatan pada cerita perang Baratayudha dalam epos

Mahabharata.

Cerita perang Bharattayuddha adalah perang yang terjadi karena perselisihan

Pandawa dengan saudara mereka Korawa. Cerita Bharatayudha, adalah sebuah

pedoman atau gambaran contoh agar kita bisa lebih memaknai kehidupan dengan

cara bersosial dan berperilaku yang lebih baik. Timbulnya berbagai masalah sosial

yang terjadi di masyarakat menjadi pekerjaan rumah paling utama bagi segenap

lapisan masyarakat untuk membenahi mental-mental kurang baik yang telah

menjangkit, hal ini juga menimbulkan ide untuk mewujudkan perang

Bharatayudha dalam karya seni rupa bentuk visual dua dimensional yaitu lukisan.

Bharatayudha yang berhubungan dengan budaya dan filosofinya merupakan

faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan mengapa tertarik terhadap

cerita perang Bharatayudha sebagai tema dalam tugas akhir yang kemudian

diteruskan dengan pengalaman yang dirasakan sendiri dan melihat dari

lingkungan sekitar, seperti cerita legenda yang banyak mengandung nilai-nilai

kehidupan, menghubungkan manusia dengan alam sekitar serta manusia dengan

manusia seiring berkembangnya zaman era gobalisasi.

Kata kunci:Tokoh, Cerita, Budaya, Filosofi.

Abstract

Experience is able to move an artist to create a creation, one of which is

obtained through interaction with the surrounding environment that occurs

directly or indirectly. In creating, artists get experience through observation,

admiration, and love of certain things. Most of the individuals who live and

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

interact with the environment, then the life and activities undertaken are also

influenced by the environment.

The interesting in the puppet story that became the heritage of the ancestors,

became the inspiration for the final project of painting. The author tries to adopt

them into sections and unravel the characters in the puppet story that became the

power of the war story of the Bharatayudha in the Mahabharata epic.

Bharatayudha war story is a war that occurred because of the Pandawa and

Korawa dispute. Bharatayudha story is a guideline or illustration of the example

so that we can interpret life by way of social and behave better. The emergence of

various social problems that occur in society becomes the most important

homework for all levels of society to fix the bad mentality that has been infected.

It also raises the idea to realize the Bharatayudha war in the art of visual two

dimensional, which is painting.

Bharatayudha that is related to culture and philosophy is the external and

internal factors that become the basis why interested in Bharatayudha war story as

the theme in the final project and then continued with the experience of perceived

and seen from the environment, such as the stories of legends that contain many

values of life, connecting humans with the natural surroundings and humans with

humans as the era of globalization grows.

A.1 Latar Belakang Penciptaan

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan.

Kebudayaan yang ada penting untuk dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi

muda saat ini, sehingga kekayaan budaya di Indonesia dapat terjaga dengan baik.

Penulis tertarik untuk mengangkat salah satu cerita pewayangan yang selama ini

masih melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Terbukti pada

pertunjukkan seni budaya yang menjadi hiburan dan tontonan masyarakat

Indonesia. Ketertarikan penulis pada cerita pewayangan yang menjadi warisan

nenek moyang, menjadi inspirasi untuk karya tugas akhir seni lukis. Penulis

mencoba untuk mengadopsinya menjadi bagian-bagian dan mengurai tokoh-tokoh

pada cerita pewayangan yang menjadi kekuatan pada cerita perang baratayudha

dalam epos Mahabharata.

Berbagai pengalaman yang telah dilalui selama tinggal di Bali sebagai kota

kelahiran dan lingkungan berkesenian, menjadi inspirasi untuk merepresentasikan

cerita perang Baratayudha dengan mengisahkan tentang tokoh-tokoh kesatria pada

peperangan di medan tempur Kurusetra. Alasan lain adalah kesenangan

menonton film Mahabharata dan membaca komik yang dikarang oleh R.A.

Kosasih serta ketertarikan pada kesenian tradisi yang menceritakan legenda

Mahabharata. Kisah perang dari cerita Mahabaratha menjadi daya tarik yang kuat

karena beragam karakter dan sifat manusia yang melekat dalam cerita legenda

tersebut. Selain berisi cerita kepahlawanan, juga mengandung nilai-nilai agama

Hindu, oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap cerita suci, diistimewakan

oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sansekerta

ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan

peradaban Hindu pada masa lalu.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Ketertarikan untuk memvisualkan karakter tokoh Mahabharata dalam perang

bharatayudha ini karena kekaguman pada tokoh yang memiliki peran dan karakter

kuat pada cerita. Karakter ini didukung dengan visualisasi gambar dan ilustrasi

yang ditonjolkan pada komik perang Bharatayudha. Setiap pembaca komik

maupun penonton film Mahabharata pada edisi perang Bharatayudha memiliki

ketertarikan yang berbeda satu dengan yang lainnya, baik dari segi karakter

maupun penggambaran tokoh-tokohnya pada setiap alur cerita yang ditayangkan.

Seperti halnya ketertarikan dengan adegan akhir pada setiap tokoh yang menonjol

dalam episode cerita peperangan Bharatayudha.

Perang Bharatayudha disajikan sebagai pokok pikiran di dalam suatu ekspresi

pengalaman estetik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan

menggunakan garis dan bentuk, dan dalam hal ini lebih banyak membuat

visualisasi dari beberapa adegan dari babak dalam perang Bharathayuddha.

Adegan yang dipilih untuk divisualisasikan ke dalam lukisan berdasar pada cerita

yang sarat makna maupun secara visual terlihat dramatis dan artistik.

C.2 Rumusan / Tujuan

a. Apa yang menarik dari tokoh-tokoh dan kisah perang Bharatayudha?

b. Apa manfaat yang terkandung dari cerita pertempuran Bharatayudha?

c. Bagaimana adegan pertempuran pada perang Bharatayudha divisualisasikan

dalam karya seni lukis?

C.3 Teori dan Metode

A. Teori

Konsep merupakan rancangan dalam penciptaan seni lukis, konsep

penciptaan atau ide sangat terpengaruh berlangsungnya proses kreatif. Timbulnya

ide atau konsep tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi seperti: “Faktor

dari dalam yang disebut faktor intrinsik: yang tekandung di dalamnya”1 yaitu

proses intuitif, yang muncul dari imajinasi dan pengalaman yang pernah dialami.

“Faktor luar yang disebut faktor ekstrinsik: yaitu merupakan faktor dari luar

diri”2 dimana melihat fenomena berdasarkan pengalaman orang lain atau melihat

dimana melihat fenomena berdasarkan pengalaman orang lain atau melihat

melalui informarmasi dari koran atau berita di televisi.

Pengalaman mampu menggerakkan seorang seniman untuk menciptakan

karya, salah satunya didapatkan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar yang

terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam berkarya seniman

mendapatkan pengalaman melalui pengamatan, kekaguman, serta kecintaan

terhadap hal-hal tertentu. Sebagian besar individu yang hidup dan berinteraksi

dengan lingkungan, maka kehidupan dan aktivitas yang dilakukan juga

dipengaruhi oleh lingkungan.

1Suharso dan Ana Retnoningsih, ''Kamus Besar Bahasa Indonesia'', (Semarang: Widya

Karya, 2 009),p. 188. 2Ibid., p.131.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Pada era globalisasi saat ini banyak masyarakat di Indonesia telah kehilangan

jati diri kebangsaan, kehilangan sikap ke Indonesiaan, seperti sikap sopan santun,

saling tolong menolong, saling menghargai sesama mahluk sosial . Sikap baik

tersebut kini mengalami pergeseran menjadi sikap seperti bringas, cepat emosi,

anarkis, bengis, cepat tersinggung, acuh, dan sifat-sifat yang bertentangan dengan

jati diri bangsa. Melihat permasalahan yang terjadi dimasyarakat juga menjadi

kegelisahan karena memahami cerita perang Bharattayuddha adalah perang yang

terjadi karena perselisihan Pandawa dengan saudara mereka Korawa. Cerita

Bharatayudha, adalah sebuah pedoman atau gambaran contoh agar kita bisa lebih

memaknai kehidupan dengan cara bersosial dan berperilaku yang lebih baik.

Timbulnya berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat menjadi pekerjaan

rumah paling utama bagi segenap lapisan masyarakat untuk membenahi mental-

mental kurang baik yang telah menjangkit, hal ini juga menimbulkan ide untuk

mewujudkan perang Bharatayudha dalam karya seni rupa bentuk visual dua

dimensional yaitu lukisan.

B. Metode

Ide yang sudah ditemukan divisualkan dengan pembuatan sketsa alternatif

pada kertas. Proses pertama memberi warna pada kanvas dengan cara berlapis

hingga rata setelah itu memindahkan sketsa pada kertas ke kanvas menggunakan

cat atau kapur tulis. Proses pemindahan sketsa tidak harus sama persis dengan apa

yang ada pada kertas, jika dibutuhkan akan terjadi penambahan atau pengurangan

beberapa bentuk yang sekiranya mendukung, setelah itu secara transparan dan

plakat serta langsung membentuk volume dan pencahayaan.

Penulis juga menggunakan foto-foto sebagai acuan. Foto yang digunakan

adalah foto-foto gerak dan anatomi tubuh manusia untuk membantu proses

mencari ide/gagasan. Foto-foto didapat dari observasi di lapangan maupun dengan

cara mencari di internet

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Gb. 1. Ide yang sudah ditemukan direalisasikan dengan

membuat sketsa alternatif pada kertas HVS.

(Foto: I Putu Cipta Suryanta, 2016)

Bentuk merupakan sesuatu yang diamati, sesuatu yang memiliki makna dan

sesuatu yang berfungsi secara struktural pada objek-objek seni. Bentuk yang

dimaksud dalam karya tugas akhir, adalah bentuk objek yang masih mengangkat

nilai tradisional klasik yang timbul dari renungan cerita legenda. Bentuk

dipergunakan dalam menvisualkan dan mempertegas ide atau gagasan.

Garis merupakan perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar

atau kesan yang terbentuk oleh batas limit dari bentuk.Dalam karya ini garis hadir

sebagai volume dari bentuk atau warna.

Tekstur adalah nilai raba atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Tekstur

yang digunakan adalah tekstur semu yaitu tekstur yang seolah-olah kasar/timbul

tapi bila diraba terasa datar/halus, dibentuk dengan pengolahan gelap terang warna

dan penempatan bayangan. Pada karya ini memakai tekstur untuk memperkuat

kesan artistik pada lukisan.

Komposisi dalam setiap karya dipertimbangkan secara matang. Komposisi

yang dimaksud di sini suatu integritas dari komponen objek yang membangun

kesatuan hingga menghadirkan kesan seimbang dan harmonis, komposisi yang

disajikan dalam karya ini sebagian besar komposisi formal atau seimbang.

beberapa karya memakai komposisi formal untuk menimbulkan kesan objek tokoh

berada di tengah-tengah medan pertempuran.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 7: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Gb. 2. Proses pewarnaan pada karya

(Dokumentasi oleh: I Putu Cipta Suryanta), 2016.

Warna adalah getaran atau gelombang yang diterima indera penglihatan

manusia berasal dari pancaran cahaya melalui sebuah benda. Warna mempunyai

beberapa fungsi yang dapat mendukung karakter objek dan tema yang diangkat

dalam karya. Mengenai fungsinya, warna dijelaskan sebagai berikut: “Warna

mempunyai tiga fungsi yaitu: warna simbol, media ekspresi dan warna tanpa

mengasosiasikan sesuatu”.3 Warna yang digunakan dalam berkarya hanya untuk

menghasilkan komposisi warna yang menarik tanpa harus mengasosiasikan

dengan sesuatu atau hanya sebagai ekspresi dalam berkarya.Warna yang

divisualkan pada karya seni lukis ini lebih banyak memakai warna-warna

monokrome, hitam putih, serta dominan memakai warna abu-abu pada setiap

karakter tokoh-tokoh Bharatayudha.

Berdasarkan uraian elemen-elemen bentuk karya di atas dapat dinyatakan

bahwa konsep bentuk pada tugas akhir ini menghadirkan tokoh dalam perang

Bharatayudha menampilkan penggalan cerita dan gambaran tokoh-tokohnya, yang

direpresentasikan secara nyata melalui komposisi elemen-elemen seni rupa pada

bidang dua dimensi dengan figur objek yang telah mengalami proses visualisasi.

3Fajar Sidik dan Aming Prayitno, Disain Elementer, (Yogakarta: STSRI”ASRI”,1981),

P. 4.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 8: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Adapun karya-karya beberapa seniman yang menjadi acuan penulis dalam

penciptaan seni lukis. Karya-karya yang menjadi acuan penulis merupakan karya-

karya yang penulis kagumi secara ide maupun visual.

C. PEMBAHASAN KARYA

Gb. 3. Perang Bersaudara, 120 cm x 80 cm, Mixed media pada kanvas, 2016.

(Dokumentasi oleh: I Putu Cipta Suryanta), 2016.

Karya ini menggambarkan awal peperangan yang terinsiprasi dari sifat

manusia yang tidak pernah puas terhadap apa yang dimilikinya. Pada umumnya

sifat manusia memang tidak pernah puas, ketika satu keinginan terpenuhi akan

ada keinginan-keinginan lain yang akan meracuni pemikiran manusia jika hal itu

terjadi akan menjadi bumerang dikemudian hari untuk manusia itu sendiri, seperti

dalam karya ini memvisualkan awal peperangan Bharatayudha. Karya ini

memiliki intensitas kekuatan warna sama pada setiap karakternya dominan

berwarna gelap dengan tujuan semakin memunculkan kesan kesuraman,

kesedihan, pertumpahan darah yang ditimbulkan dari peperangan. Seperti yang

diketahui perang Bharatayudha adalah perang saudara yang memperebutkan tahta

kerajaan Astina Pura.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 9: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Gb. 4. Formasi daun Teratai, 100 cm x 100 cm, Mixed Media pada Kanvas, 2016.

(Dokumentasi oleh: I Putu Cipta Suryanta), 2016.

Karya ini menggambarkan kegigihan dan pengorbanan Abimanyu saat

perang Bharatayudha. ''Direncanakan pada hari itu, Yudistira memanggil

Abimanyu dan berkata. ''Anakku, Mahaguru Durna berusaha menembus pasukan

kita. Arjuna tidak berada di sini. Ia akan amat sedih jika kita kalah.tidak ada yang

bisa mengalahkan Durna. Hanya engkau yang bisa menahan Durna. Aku berharap

engkau bersedia memikul tugas ini.''

Jawab Abimanyu: ''Ya, Paman. Aku bersedia melakukannya. Ayah pernah

mengajarkanku cara menembus formasi itu. Hanya saja aku belum mempelajari

cara keluarnya.

Seperti yang direncanakan, para Pandawa mengikuti Abimanyu ketika

kesatria muda itu menerjang dan menerobos masuk formasi pasukan Korawa.

Tapi, putra ipar Destarata, Jayadrata, Raja Sindhu yang gagah berani menghalangi

jalan para Pandawa dengan pasukannya. Gerakan yang tidak terduga ini membuat

pasukan Korawa bisa menutup kembali celah yang berhasil dibuka Abimanyu.

Abimanyu terjebak dan terpaksa bertarung sendirian melawan pasukan Korawa.

Dengan memutar-mutar pedangnya. ia hadang serangan musuh-musuh yang

mengeroyoknya. Tombak Durna mematahkan pedang Abimanyu dan Karna

berhasil menghancurkan prisai yang digunakan kesatria muda itu.

Abimanyu terus melawan, diambilnya roda kereta yang sudah berantakan

dan menggunakannya sebagai senjata. Roda dimaknai sebagai kehidupan

terkadang diatas, dan ada kalanya dibawah, berbagai permasalahan di masyarakat

kebanyakan dari kita hanya memikirkan hal tersebut ketika berada dibawah.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 10: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Dalam cerita ini kita diajarkan kegigihan Abimanyu yang menggunakan roda

kereta sebagai senjata, pesan yang bisa kita artikan dalam cerita ini adalah: jangan

menyalahkan nasib ketika di bawah dan jangan terbuai ketika mendapat posisi

puncak. Dalam kehidupan hal terpenting perlu untuk diingat roda tidak akan

berputar tanpa ada niat dan usaha manusia untuk memutarnya.''

Gb. 5. Amarah Raksasa Muda, 90 cm x 70 cm, Mixed Media pada Kanvas, 2016.

(Dokumentasi oleh: I Putu Cipta Suryanta), 2016.

Karya ini menceritakan tentang ketangguhan putra Bima, Gatotkaca pada

hari ke delapan. Hari itu Duryudana mengirimkan sahabatnya, raksasa Alambasa

untuk melawan pasukan raksasa yang datang bersama Irawan dari kerajaan Naga.

Setelah bertarung sengit, Irawan pun tewas. Melihat Irawan putra Arjuna

terbunuh, Gatotkaca meraung sekeras-kerasnya. Raungan itu membuat pasukan

musuh gemetar ketakutan. Bersama pasukannya, ia menerjang pasukan Korawa

dengan ganas. Serangan itu membuat pasukan Korawa kacau balau. Dalam karya,

warna emas pada atribut Gatotkaca menyimbolkan putra kesayangan dari para

Pandawa, komposisi formal yang disajikan dalam karya yang menyimbolkan

Gatotkaca sedang berada di tengah-tengah medan tempur.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 11: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Gb. 6. Senjata Konta, 100 cm x 70 cm, Mixed Media pada Kanvas, 2016.

(Dokumentasi oleh: I Putu Cipta Suryanta), 2016.

Karya ini menggambarkan saat Gatotkaca dikejar tombak sakti yang di

lepaskan adipati Karna, yang nampak dari kejauhan di udara. Terlihat dalam

penempatan penggunaan warna hitam yang menutupi warna putih di sekeliling

Gatotkaca menyimbolkan kematian yang medekatinya.

Pertarunggan sengit berlangsung antara Gatotkaca dengan Karna, beberapa

panah dilontarkan kearah Gatotkaca gatotkaca yang memiliki kesaktian akan

kebal senjata hanya diam dan menerima serangan dari Karna, anak panah yang

dilontarkan ke arah Gatotkaca jatuh bertaburan keatas tanah tidak ada satupun

senjatanya yang mampu menembus kulitnya, Karna semakin geram karena

melihat lawannya hanya diam membusungkan dada seolah-olah menantang

dirinya, ditengah kegaduhan dan kepanikan akhirnya Karna melontarkan senjata

konta ke arah Gatotkaca. Menyadari kekuatan senjata konta yang dimiliki Karna,

Gatotkaca mencoba untuk menghindar dengan terbang kelangit, namun senjata

Konta adalah senjata yang diberikan oleh Batara Indra kepada Karna, pasti akan

merenggut nyawa apabila sudah dilepaskan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 12: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Gb. 7. Senjata Konta #2, 120 cm x 80 cm, Mixed Media pada Kanvas, 2016.

(Dokumentasi oleh: I Putu Cipta Suryanta), 2016.

Karya ini digambarkan senjata konta yang merenggut nyawa kesatria

muda putra dari Bima, karya ini lebih dominan menggunakan warna abu-abu yang

menyimbolkan kesedihan Gatotkaca akan dirinya dikarenakan tidak dapat

menemani ayah serta paman-pamannya sampai perang berakhir serta aksen merah

yang dimasudkan darah atau pengorbanan Gatokaca dalam membukakan jalan

kemenangan Pandawa. Dalam kisahnya, nyawa Arjuna terselamatkan tetapi

dengan pertukaran yang sangat mahal yaitu kematian putra Bima menjadi tameng

untuk pamannya Arjuna.

D. KESIMPULAN

Penciptaan karya Tugas Akhir ini muncul karena adanya keinginan untuk

menyampaikan sesuatu tentang kisah peperangan Bharatayudha, karena dari setiap

peristiwa pada perang itu mengandung nilai-nilai kehidupan yang menarik untuk

dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Tugas Akhir yang berjudul

''Adegan Perang Bharattayudha Sebagai Tema Penciptaan Karya Seni'' ini adalah

ungkapan ketertarikan imajinatif atas cerita legenda yang di jumpai dalam

kehidupan, yang kemudian diproses secara personal dan simbolik dalam bentuk

karya seni lukis. Selain itu karya ini juga sebagai salah satu sarana untuk

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 13: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

meluapkan emosi, perasaan, dan kegelisahan, berkaitan dengan kehidupan yang

sudah dikonsepkan secara matang.

Karya yang disajikan menghadirkan figur dari beberapa tokoh Bharatayudha

dan objek pendukung lainnya sehingga memunculkan cerita, situasi peperangan

yang dipresentasikan, melalui komposisi elemen-elemen seni rupa pada bidang

dua dimensi dengan figur objek yang telah mengalami proses pembaharuan (masa

kini). Dari pemikiran kemudian diwujudkan dalam bentuk visual yaitu karya dua

dimensional. Karya seni lukis ditampilkan melalui berbagai aspek estetis visual

atau elemen-elemen seni rupa yaitu garis, warna, bentuk, bidang, tekstur, dan

komposisi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 14: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

E. DAFTAR PUSTAKA

Fajar Sidik dan Aming Prayitno. (1981), Disain Elementer, Yogakarta,

STSRI”ASRI”.

Suharso dan Ana Retnoningsih. (2009), Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Semarang.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 15: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3710/7/I Wayan Dewana.pdf · PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI . JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta