10
Seminar Genap 14/15 1 PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM KOTA MAKASSAR DENGAN KONSEP PINISIQ Interior Design in Museum Kota Makassar with Pinisiq Concept NUR ALAMSYAH HATTA 1 Program Studi Desain Interior, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta Jl. Parangtritis km 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta 1) Email: [email protected] Abstract Makassar, the gate of eastern Indonesia has great potential as a tourism city. One of them is tourism culture through museums with the historical relics. Museum is a building that was built in order to accommodate the relic of the past. Expected from the presence of these museums could raise awareness about the precious heritage of our ancestors. Ironically, people now think that museum is an old, boring, and unattractive building. The result will be obtained is a concept of museum that not just displaying some of relic and collection, but also as an amusement park for its visitor. Based on the thought above, the author tries to analyze and find any information so that it appears a solution which is then used in the process of preservation of the collection and the museum building. Design theme at Museum Kota Makassar is pinisiq covered modern style and combined with the colonial feel of the building itself. The concept of making pinisi, pinisiq shape transforms as interpretation of Makassar applied to the circulation and display systems retaining the existing building. Supporting facilities in this design are the lobby, gift shop, café, which will make visitors comfortable. This amusement concept will be blended with folklore and pinisiq's geometrical shapes with a little touch of colonial. This geometric formation is used in order to make the displayed looks more prominent and attractive. Keywords: Interior, Museum, Makassar, Pinisiq UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/1850/8/JURNAL.pdfsebagai gudang tempat penyimpanan barang bersejarah yang tidak menarik serta membosankan. Hal ini banyak disebabkan

  • Upload
    ngocong

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Seminar Genap 14/15 1

PERANCANGAN INTERIOR

MUSEUM KOTA MAKASSAR DENGAN KONSEP PINISIQ

Interior Design in Museum Kota Makassar with Pinisiq Concept

NUR ALAMSYAH HATTA 1

Program Studi Desain Interior, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, ISI YogyakartaJl. Parangtritis km 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta

1) Email: [email protected]

Abstract

Makassar, the gate of eastern Indonesia has great potential as a tourismcity. One of them is tourism culture through museums with the historical relics.Museum is a building that was built in order to accommodate the relic of the past.Expected from the presence of these museums could raise awareness about theprecious heritage of our ancestors. Ironically, people now think that museum is anold, boring, and unattractive building. The result will be obtained is a concept ofmuseum that not just displaying some of relic and collection, but also as anamusement park for its visitor.

Based on the thought above, the author tries to analyze and find anyinformation so that it appears a solution which is then used in the process ofpreservation of the collection and the museum building. Design theme at MuseumKota Makassar is pinisiq covered modern style and combined with the colonialfeel of the building itself.

The concept of making pinisi, pinisiq shape transforms as interpretation ofMakassar applied to the circulation and display systems retaining the existingbuilding. Supporting facilities in this design are the lobby, gift shop, café, whichwill make visitors comfortable. This amusement concept will be blended withfolklore and pinisiq's geometrical shapes with a little touch of colonial. Thisgeometric formation is used in order to make the displayed looks more prominentand attractive.

Keywords: Interior, Museum, Makassar, Pinisiq

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 2

Abstrak

Makassar merupakan pintu gerbang wilayah timur Indonesia yang memiliki

potensi besar dalam bidang pariwisata. Salah satunya yaitu pariwisata budaya

melalui museum-museum yang menyimpan sisi historis kota Makassar. Museum

adalah bangunan penting yang dapat mewadahi peninggalan masa lalu. Sehingga

dari kehadiran museum ini, ada harapan agar masyarakat sadar akan kayanya harta

warisan nenek moyang. Namun permasalahan yang dihadapi adalah pemikiran

masyarakat yang menganggap museum sebagai sebuah bangunan kuno yang tidak

menarik, serta membosankan. Hasil akhir yang ingin dicapai yaitu sebuah konsep

museum yang tidak hanya menampilkan sebuah koleksi saja, tetapi juga sebagai

wahana hiburan bagi pengunjung.

Berangkat dari pemikiran di atas, penulis mencoba menganalisis dan

mencari informasi secara keseluruhan sehingga muncul solusi yang kemudian

digunakan dalam proses pelestarian koleksi dan bangunan museum. Tema

perancangan pada Museum Kota Makassar adalah Pinisiq yang dikemas dengan

gaya modern dan dipadukan dengan nuansa kolonial bangunan itu sendiri.

Konsep prosesi pembuatan pinisiq, gubahan bentuk pinisiq sebagai

interpretasi kota Makassar diterapkan ke dalam perancangan sirkulasi dan sistem

display Museum Kota Makassar dengan tetap mempertahankan eksisting

bangunan. Fasilitas pendukung dalam perencanaan ini; yaitu adanya lobby, ruang-

ruang diskusi, cafe dan giftshop sehingga pengunjung akan merasa nyaman.

Bentukan geometris digunakan agar yang dipamerkan, dapat terlihat lebih

menonjol dan lebih menarik.

Kata kunci: Interior, Museum, Makassar, Pinisiq

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 3

PENDAHULUAN

Museum adalah sebuahlembaga yang diperuntukkan bagimasyarakat umum, tempatmengumpulkan, merawat, meriset,mengomunikasikan, dan memamerkanbenda nyata kepada masyarakat sertamelestarikan warisan budaya manusia,alam dan lingkungannya untuk tujuanstudi, penelitian dan kesenangan atauhiburan. Karena itu ia bisa menjadibahan studi oleh kalangan akademis,dokumentasi kekhasan masyarakattertentu, ataupun dokumentasi danpemikiran imajinatif pada masa depan.Sehingga dari kehadiran museum ini,ada harapan agar masyarakat luassadar akan kayanya harta warisan darinenek moyang kita. Namun ironisnya,masyarakat sekarang kurang tertarikakan kehadiran museum.

Museum cenderung dianggapsebagai gudang tempat penyimpananbarang bersejarah yang tidak menarikserta membosankan. Hal ini banyakdisebabkan oleh faktor kurangmatangnya perencanaaan untukmendirikan sebuah museum. Banyakmuseum yang keadaan dan kondisinyatidak memenuhi persyaratan dan perlumendapat perhatian yang cukup seriusuntuk dapat dikategorikan sebagaimuseum dengan kualitas baik. Untukitu diperlukan wadah atau fasilitasyang dapat mengakomodasikebutuhan informasi dan rekreasipengunjungnya. Lokasi Museum KotaMakassar yang strategis dan eksistingbangunan bernuansa kolonialmerupakan potensi tersendiri yangdapat dieksplore dengan kemasan nilai

filosofi pinisiq agar lebih menarikbagi pengunjung lokal maupunmancanegara.

METODE

Gambar 1. Pola Pikir Perancangan(Sumber : Rosemary Kilmer,. Designing

Interiors. 1992)Pengumpulan Data Lapangan

Penulis melakukan surveylokasi dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yang sekiranya mampumemberi masukan untuk melengkapidata yang dikumpulkan sebelumnya.Data yang telah ada berupa layoutgedung, analisa tapak luar, foto-foto,studi aktifitas dan fasilitas museumserta ukuran-ukuran gedung.

Lokasi yang menjadi tempatobservasi terletak di jantung KotaMakassar dan mudah diakses. Gedungyang menjadi site perancanganmemiliki luas sekitar 1100m2.Pengumpulan Data Literatur

Salah satu tahap awal dalamperancangan interior Museum KotaMakassar adalah pengumpulan data-data literatur dan tinjauan pustakayang berhubungan dengan obyekperencanaan.Pengumpulan Data Tipologi

Tipologi adalahmengumpulkan data dari proyekproyek sejenis yang bisa dijadikanperbandingan untuk merancangsesuatu. Data tipologi yang dipakai

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 4

pada perancangan museum KotaMakassar adalah Museum KonfrensiAsia Afrika dan Museum Louvre.Kedua tempat ini merupakan museumsejarah yang masing-masing memilikikelebihan dan kekurangan masing-masing.Analisa Data

Setelah semua dataterkumpul, maka dalam tahap ini,informasi dan data yang diperolehakan dianalisa untuk kemudiandievaluasi, dikomparasikan danditerapkan dalam rancangan eksistingyang telah ada. Kemudian datatersebut akan dikelompokkan. Datakemudian diolah dalam programmingdan menentukan standar perancanganyang akan digunakan seperti besaranruang, karakteristik ruang, hubunganantar ruang, dan pengelompokanzoning dan grouping.Analisa yang dilakukan adalah sebagaiberikut :- Analisa aktifitas pengunjung- Analisa motivasi- Analisa teknik penyajian / display- Analisa pencahayaan- Analisa material- Analisa kebutuhan ruang- Analisa site plan dan eksistingMenentukan Konsep Desain

Setelah mengumpulkan data,menemukan dan memecahkanpermasalahan, tahap berikutnya adalahmemulai menentukan konsep yangingin diwujudkan dalam perancanganmuseum ini. Konsep dalam desaininterior adalah sebuah dasar pemikirandesainer dalam memecahkanpermasalahan desain. Konsep jugadigunakan sebagai acuan desain agarperancangan memiliki batasan desainsehingga saat merancang, desain tidak

terlalu meluas dan keluar jalur.Konsep akan membentuk batasandesain, suasana, bentukan, sirkulasidan perilaku pengguna yang ingindibentuk dan diharapkan olehperancang dalam desainnya.

Dalam perancangan MuseumKota Makassar ini konsep yangdigunakan adalah folklore dan bentukgeometri pinisiq. Sehingga bentukan-bentukan yang akan digunakan, akanmengusung nilai kearifan budayasetempat dan menggunakan bentukangeometris.Skematik Desain

Dalam skematik desain akanterjadi proses awal dari ide-idespontan menuju desain akhir.Skematik desain diawali dengansketsa-sketsa ide secara spontan baikruang maupun perabot. Sketsa-sketsaini tetap harus dibuat mengacu padaanalisis pemecahan masalah yangsudah dibuat sebelumnya sertakebutuhan dan hubungan penggunadengan ruang. Sketsa ide yang dibuatdapat berbentuk pembagian ruang,pola lantai dan plafon, sketsa bentukperabot, perspektif suatu ruang untukmemperlihatkan suasana dari ruangtersebut.Pembuatan Gambar Kerja DesainAkhir

Tahap ini adalah tahapterakhir dalam proses desain danperancangan. Desain yang sudahdibuat, diaplikasikan ke dalam gambarkerja yang detail dan lengkap dalamketerangan material dan finishing yangdigunakan, ukuran-ukuran secaralengkap dan disajikan dengan formatyang mudah dimengerti oleh orang-orang yang akan bekerjamengaplikasikan desain tersebut

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 5

dalam bangunan nyata seperti mandordan tukang-tukang.

HASILKurangnya minat masyarakat

untuk berkunjung ke museum bisadisebabkan oleh beberapa faktor, salahsatunya karena kurang terkonsepnyasirkulasi & sequence, hal tersebutdapat dilihat dari denah museum yangmasih mengadopsi fungsi bangunansebagai kantor. Oleh karena itudiperlukan adanya perhatian khususdalam perancangan museum tersebut,diantaranya:1. Mengeksplorasi bentuk-bentukhubungan antar ruang pada museum2. Menjadikan integrasi antara ruangluar dan ruang dalam sebagai suatubentuk daya tarik Museum KotaMakasar terhadap pengunjung. Areaperancangan Museum Kota Makassarmeliputi area indoor dan outdoordengan total 819 m2.

Gambar 2 : Layout lantai satu Museum KotaMakassar

(Sumber : Survei penulis, 2016)

Pada dasarnya, yang menjadiMuseum Kota Makassar adalahseluruh bangunan Gedung yang saatini berstatus sebagai bangunan cagarbudaya. Namun tidak semua ruanganyang dapat dijelajahi pengunjungmuseum yaitu ruang tengah yangmenjadi ruang kerja pengelola dansalah satu urangan pada sayap kanangedung yang menjadi brangkaspenyimpanan dokumen era hindiabelanda. Ruang audio visual padalantai dua, ruang pamer temporer, danruang pada sayap kiri bangunan yangmenjadi ruang pamer tetap adalahzona terbuka bagi tiap pengunjung.

Secara garis besar, alursirkulasi pengunjung pada MuseumKota Makassar dapat dibedakanmenjadi dua, yaitu sirkulasipengunjung dengan didampingipemandu dan sirkulasi pengunjungtanpa pemandu. Adapun alur sirkulasipengunjung dengan didampingipemandu yaitu sebagai berikut.

Gambar 3 : Alur sirkulasi pengunjungmuseum

(Survei penulis, 2016)Jenis pencahayaan yang

digunakan pada ruang pamer tetapMuseum Kota Makassar yaitupencahayaan alami dan buatan.Pencahayaan alami berasal darijendela yang terdapat di sepanjangdinding ditutupi oleh tirai yangberhadapan dengan bagian luargedung. Namun cahaya dari luarmasih dapat masuk walaupun tidakmaksimal. Pemakaian tirai juga

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 6

dilakukan untuk menghindariterjadinya silau akibat cahaya yangmasuk pada koleksi-koleksi yangberada dekat dengan jendela.Sedangkan pencahayaan buatanberasal dari lampu yang dipasang padaruangan tersebut. Jenis lampu yangdigunakan yaitu Fluorescent danHalogen. Fluorescent digunakan untukpencahayaan merata dengan teknikDownlight dan Uplight, serta sistempencahayaan terarah dengan teknikBacklight. Sedangkan lampu jenisHalogen digunakan untuk sistempencahayaan terarah dengan teknikspotlight.

PEMBAHASAN

Meja receptionist ditengah-tengah hall museum mengambilbentuk bagian belakang posi' pinisiqdengan menggunakan material kacadan konstruksi rangka metal.Penggunaan material kaca ditujukanatas pertimbangan eksisting bangunanasli yang menganut gaya Art deco agartetap transparan dan muncul kesatuandalamnya

Gambar 4 : Refensi Desain(Sumber : google images, 2016)

1. Lingkup Perancangan

Gambar 5. Lingkup Perancangan Interior(Sumber: Pengelola Museum Kota Makassar,

2016)

2. Transformasi Bentuk

Gambar 7. Tranformasi Bentuk(Sumber: Dokumen Pribadi)

3. Skema Warna dan Material

Warna yang diterapakan dalamperancangan museum kota makassaradalah warna-warna khas nuansabangunan kolonial seperti putih beige,krem, abu-abu dan lain sebagainya.

Gambar 7: Skema Warna(Sumber: Pinterest)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 7

Material yang digunakan padaperancangan interior lobby hall, ruangpameran dan ruang sinema dan kafe diMusuem Kota Makassar ini yaitumaterial-material modern, sepertipenggunaan tempered glass, besihollow, akrilik, kaca patri dan lain-lain. Penggunaan material-materialdipilih agar dapat memunculkan kesanmodern tanpa merusak eksisting aslibangunan.

Gambar 8: Skema Bahan(Sumber: Dokumen pribadi)

Dilihat dari tampilansebelumnya, penggunaan materialsolid dari hall / lobby museum inimemunculkan kesan kuno danmembosankan. Perancangan area inibertujuan agar pengunjung bisadengan mudah mengetahui letak pusatinformasi dan sekaligus menampilkankesan mewah diawal pengunjungmemasuki museum.

Gambar 9: Lobby sebelum redesain(Sumber: Survei penulis, 2016)

Gambar 10: Lobby setelah redesain(Sumber: Dokumen pribadi)

Perencanaan interior hanyasebatas elemen interior, tidak padastruktur bangunan. Karena merupakanbangunan cagar budaya, makatreatment pada elemen interior yangmerusak eksisting akan diminamalisirsehingga budaya pinisiq sebagaibagian dari unsur daerah kemudiandapat diterapkannya ke dalam desaininterior museum bergaya kolonialtersebut.

Perancangan ini bertujuanuntuk menjadikan museum sebagaisarana hiburan dan education centeryang menarik bagi masyarakatsetempat. Karena sebagian ruangmerupakan area open space, makaperlu memperhatikan hubungan antarruang dalam dan ruang luar sebagaibentuk daya tarik. Fasilitas sepertikafe misalnya yang sengaja

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 8

diposisikan di dekat area transisi agarpara pengunjung dapat bersantaisambil beristirahat sejenak sebelummaupun sesudah berkeliling melihatmuseum ini.

Gambar 11: Ruang Pamer sebelum redesain(Sumber: Survei penulis, 2016)

Gambar 12: Lobby setelah redesain(Sumber: Dokumen pribadi)

Gambar 13: Ruang Pamer sebelum redesain(Sumber: Survei penulis, 2016)

Gambar 14: Lobby setelah redesain(Sumber: Dokumen pribadi)

Gambar 15: Ruang Pamer sebelum redesain(Sumber: Survei penulis, 2016)

Gambar 16: Lobby setelah redesain(Sumber: Dokumen pribadi)

Penataan jalur pergerakandalam suatu kegiatan pameran untukmenghindari terciptanya suasanamonoton karena adanya hubungansegaris lurus antara ruang yang satudengan ruang yang lain perludilakukan agar memberikan kesannyaman, menarik dan komunikatifantara objek pamer dan pengunjung.

Keseluruhan hal diatas jikadiamati lebih jauh adalah sebuahalegori dalam penataan upacara yangtelah memadukan unsur-unsur teknis,ekonomis dan kepercayaan menjadisuatu kesatuan agar tercipta sebuahperahu. Sehingga secara umummemungkinkan timbulnya motivasi,keinginan agar semua pihak yangterlibat dalam pembuatan perahu dapatmenyelesaikan tujuan mereka dengansebaik-baiknya. Dengan kata lainpengunjung dan pengelola dapat lebih

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 9

efektif dalam hubungannya. Hal-haltersebut dibungkus dalam metafor-metafor yang diambil dari polapergaulan masyarakat dan sikluskehidupan manusia.

KESIMPULAN

Perancangan desain interiorMuseum Kota Makassar merupakanproyek yang membutuhkan kejeliandalam masalah penataan sirkulasi danpengadaan fasilitas edukasi ketimbangpada aspek estetis pada interior ruang.Museum Kota Makassar merupakanbangunan cagar budaya dilindungipemerintah dimana pengelolamenginginkan interior ruang museumyang yang dapat mencerminkanidentitas lokal Makassar bergayamodern tanpa mengubah eksisting aslibangunan. Konsep museum inimengadopsi skema pembuatan pinisiqdan gubahan bentuk-bentuk dasarperahu, penggunaan material kayuulin dan bitti yang difinishing modernserta pemanfaatan potensi alam sepertisinar matahari sebagai sumberenerginya. Desain yang moderndiharapkan juga akan berpengaruhpada tingginya tingkat minatberkunjungan ke museum. Penerapanskema pembangunan pinisiqdiharapkan museum mampu menjadiruang publik yang menyatukan.Melaui redesain Museum KotaMakassar ini, museum tidak hanyaberperan sebagai objek rekreasinamun juga berperan dalammemfasilitasi berbagai kegiatanberkebudayaan masyarakat setempat.Museum bukan saja menjadi arenapameran/pergelaran seni dalam artiluas, akan tetapi digunakan juga untuk

ajang pertukaran pikiran dan pendapatdi antara budayawan, seniman,cendekiawan daerah melalui formatseminar, diskusi, dialog atauworkshop bahkan dapat digunakansebagai ruang publik yang bisadigunakan oleh semua suku bangsauntuk beraktivitas dalam aspekkebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek-

Jilid 2 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga.

Direktorat Jenderal Pariwisata. 2002.

Pengantar Pariwisata Indonesia.

Jakarta : Departemen Pendidikan dan

kebudayaan

Pabittei H, SittiAminah. 1990. Nilai-

nilai luhur budaya spiritual

masyarakat Amma Toa Kajang.

Indonesia; Kanwil Depdikbud

Propinsi Sulawesi Selatan.

Ching, Francis D.K.1996. Ilustrasi

Desain Interior. Jakarta: Erlangga.

________________. 2011. Desain

Interior dengan Ilustrasi edisi kedua.

Nurmianto Eko. 1998. Ergonomi

Konsep Dasar Dan Aplikasinya.

Tedjo, Purakusuma. 1989. Museum

dan Objek Koleksi. Jakarta :Balai

pustaka

Panero, Julius, -at al-. 1979. New

York. Human Dimension & Interior

Space, Whitney Library of Design.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Seminar Genap 14/15 10

Pedoman Pelaksanaan Teknis

Proyek-Proyek Pengembangan

Permuseuman di Indonesia .Jakarta :

Departemen Pariwisata

Hatta, Ma’ruf, 2005. Visualisasi

Desain Interior dan Pengaruh Bagi

Kehidupan. Jakarta, Gramedia.

Julius Panero dan Martin Zelnik.

1979. Dimensi Manusia dan Ruang

Interior. Erlangga: Jakarta.

http://blog.cityshoppingpoint.com/tra

velers-guide/louvre-museum-facts-

history-location-map/ Diakses pada

tanggal 10 Oktober 2016

https://www.youtube.com/watch?v=

unso15Fj0FE daikses pada tanggal

12 Desember 2016

http://e-

journal.uajy.ac.id/2410/7/6TA12278.

pdf diunduh pada tanggal 13

Desember 2016

https://ktp09003.files.wordpress.com

/2010/04/konsep-kemanusiaan.pptx

diunduh pada tanggal 12 Desember

2016

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta