of 118 /118
i

UPAYA-UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/124/1/Agus Yulis Setiyawan_11111211.pdfii upaya-upaya kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme

  • Author
    lamnhu

  • View
    249

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of UPAYA-UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/124/1/Agus Yulis...

  • i

  • ii

    UPAYA-UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM

    MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU

    DI MTS ASSALAFI SUSUKAN KABUPATEN

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

    Oleh

    AGUS YULIS SETIYAWAN

    NIM 11111211

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2015

  • iii

  • iv

  • v

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    Jl.Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

    Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangan di bawahini :

    Nama : Agus Yulis Setiyawan

    NIM : 111 11211

    Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwaskripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah.

    Salatiga, 29 Agustus 2015

    Yang menyatakan,

    Agus Yulis Setiyawan

    NIM. 11111211

    http://www.iainsalatiga.ac.id/mailto:[email protected]
  • vi

    MOTTO

    Pemimpin sejati adalah orang yang mampu

    memimpin dirinya sendiri dan mampu memberikan

    kemajuan terhadap sesuatu yang dipimpinya.

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Maka

    kupersembahkan skripsi ini untuk :

    1. Bapakku Kasri Sutrisno dan Ibuku Lilis Minawati yang selalu

    memberikandoa, kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan

    baktiku kan selalu tertuju untukmu.

    2. Nenekku (mbah Menik) dan Kakekku (mbah parsi) kalian adalah orang

    yang penting bagiku yang selalu menekankan untuk menjadi manusia

    yang lebih baik.

    3. Adikku tersayang (Nada Trisnawati) kamu adalah teman sekaligus guru

    kehidupanku.

    4. Mbak sepupu aku (mb Zuly Alimah) yang mau meminjami printer buat

    menyelesaikan skripsi ini dan telah banyak membantu aku.

    5. Bapak Mufiq, S.Ag., M. Phil. selaku pembimbing akademik. Yang telah

    banyak membantu, membimbing, memotivasi, dan memberi saran yang

    terbaik buat aku.

    6. Dosen pembimbing skripsi Bapak Fatchurrohman, S.Ag.,

    M.Pd.Yangmembimbingdanmendidikkudenganpenuhkeikhlasandankesab

    aran.

    7. Bapak dan IbuDosenIAINSalatiga yang telahmengajar, mendidik,

    danmemberikanbegitubanyakilmukepadapenulisselamaperkuliahan.

    8. Sahabat-sahabatku yang aku sayangi.

    9. Almamaterku tercintaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

    Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

    segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

    kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

    tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

    Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar

    kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang

    sedalam-dalamnya kepada :

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. IbuSiti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

    (PAI).

    4. Bapak Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. Sebagai dosen pembimbing skripsi yang

    telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

    waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Mufiq, S.Ag., M. Phil. selaku pembimbing akademik.

    6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  • ix

    7. Bapak dan ibu serta keluarga besarku yang telah mendoakan dan mendukung

    penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih

    sayang dan kesabaran.

    8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

    dalam penyelesaian skripsi ini

    Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

    setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga

    bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Salatiga, 25 Agustus2015

    Penulis,

    Agus Yulis Setiyawan

    NIM.11111211

  • ABSTRAK

    Setiyawan, Agus Yulis. 2015. Upaya-upaya Kepala Sekolah Dalam

    Mengembangkan Profesionalisme Guru Di MTs Assalafi Susukan

    Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi

    Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing: Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

    Kata kunci: Upaya-upaya, kepala sekolah, pengembangan, profesionalisme,

    guru.

    Penelitian ini membahas tentang profesionalisme guru, upaya-upaya

    kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru, problematika dan solusi kepala sekolah dalam mengembangkan profefesionalisme guru di MTs Assalafi Susukan, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Adapun latar belakang masalah yang ada, guru diharapkan mampu bersikap profesional dalam profesinya yaitu mempunyai kompetensi keguruan sebagai syarat profesionalisme guru.

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti bertindak langsung

    sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan sedangkan data tambahan berupa dokumentasi dan observasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan trigulasi.

    Hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan

    profesionalisme guru sudah baik. Kepala sekolah melakukan beberapa cara untuk

    mengembangkan profesionalisme guru. Tindakan-tindakan tersebut berupa

    nasehat, motivasi, pengecekan dan pengawasan. Dalam pengembangan

    profesionalisme kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP,

    pelatihan-pelatihan, membatu memecahkan masalah. Hambatan yang terjadi,

    sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan tingkat kedisipilanan guru.

    Solusinya,

    memberikesempatanuntukmecariilmudiluarsekolahataumelanjutkanstudinya,

    memberlakukanfinger print, pemotongangajibagi guru yang tidakdisiplin.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL .....................................................................................................

    LEMBAR BERLOGO ................................................................................. i

    JUDUL ......................................................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

    PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

    MOTO ......................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

    ABSTRAK ................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LatarBelakangMasalah ................................................................... 1

    B. RumusanMasalah .......................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

    D. ManfaatPenelitian .......................................................................... 5

    E. Penegasan Istilah ............................................................................ 6

    F. Metode Penelitian .......................................................................... 8

    G. Sistematika Penulisan ................................................................... 15

  • BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Kepala Sekolah ............................................................................. 17

    1. Pengertian Kepala Sekolah .................................................... 17

    2. Syarat-syarat Kepala Sekolah ................................................ 18

    3. Tipe-tipe Kepemimpinan ....................................................... 19

    4. Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah ....................... 20

    5. Dampak Kepala Sekolah Profesional ................................... 24

    B. Profesionalisme Guru ..................................................................... 28

    1. Pengertian Profesionalisme Guru dan Syarat Guru ................ 28

    2. Fungsi dan Peran Guru .......................................................... 30

    3. Kompetensi Guru .................................................................... 32

    4. Materi Uji Kompetensi Guru .................................................. 35

    5. Pemberdayaan Guru ................................................................ 37

    6. Teknik Pengembangan Profesionalisme Guru ....................... 38

    7. Pembinaan Profesionalisme Guru ........................................... 38

    8. Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan dan

    Pengembangan Profesionalisme Guru .................................... 40

    9. Permasalahan Guru ................................................................ 41

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum MTs Assalafi Kenteng Susukan ...................... 42

    1. Sejarah Berdirinya MTs Assalaafi Kenteng Susukan ............ 42

    2. Letak Geografis ....................................................................... 44

    3. Profil MTs .............................................................................. 45

  • 4. Informasi Dokumen dan Perijinan ......................................... 46

    5. Visi dan Misi .......................................................................... 46

    6. Struktur Organisasi ................................................................ 47

    7. Data Sarana dan Prasarana ...................................................... 48

    8. Data Jumlah Guru dan Siswa ................................................. 49

    B. Temuan Penelitian ......................................................................... 51

    1. Profesionalisme Guru ........................................................... 51

    2. Upaya-upaya Kepala Sekolah Dalam

    Mengembangkan Profesionalisme Guru ................................. 52

    3. Problematika yang Dihadapi Kepala Sekolah

    Dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru dan

    Solusinya di MTs Assalafi Susukan ....................................... 62

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Profesionalisme Guru ..................................................................... 65

    B. Upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam

    mengembangkan profesionalisme guru ......................................... 68

    C. Problematika yang dihadapi kepala sekolah dalam

    mengembangkan profesionalisme guru dan solusinya di MTs

    Assalafi Susukan ............................................................................ 74

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................... 77

    B. Saran .............................................................................................. 79

  • DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data Responden

    Lampiran 2 Pedoman Wawancara

    Lampiran 3 Instrumen Penilaian Kinerja Guru

    Lampiran 4 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

    Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi

    Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 7 DaftarNilai SKK

    Lampiran 8 Riwayat Hidup Penulis

    Lampiran 9 Ringkasan Power Point Skripsi

    Lampiran 10 Foto Tentang MTs Assalafi Kenteng Susukan Kab. Semarang

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk

    pembentukan karakter sebuah peradaban dan kemajuan yang

    mengiringinya. Disamping itu pendidikan merupakan wahana untuk

    menciptakan generasi muda yang kompeten untuk masa depan negeri ini.

    Tanpa adanya pendidikan yang berkualitas tentu saja masa depan bangsa

    ini akan semakin terpuruk karena anak didiknya dididik secara

    serampangan dan tidak sesuai dengan kemajuan zaman yang terus

    berkembang secara cepat. Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas

    tentu saja diperlukan kerja sama dari segala pihak yang berkompeten untuk

    memberikan yang terbaik dalam memajukan pendidikan yang lebih baik

    dan berkualitas.

    Dalam pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

    kesuksesan pendidikan, antara lain : guru, siswa, sarana dan prasarana dan

    lingkungan pendidikan. Dari faktor- faktor tersebut, guru dalam proses

    pembelajaran di Sekolah menduduki peran yang sangat penting dan

    sebagai faktor penunjang yang lain, guru adalah sebagai subyek

    pendidikan yang sangat penting untuk menentukan kesuksesan belajar

    seseorang itu sendiri. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi

    diri seseorang sehingga dapat berkembang.

  • Para guru merupakan benteng terdepan dalam terciptanya pendidikan yang

    berkualitas tentu saja memerlukan kerja keras untuk menghasilkan dan

    membawa anak didiknya menuju gerbang kesuksesan. Tentu saja guru

    tidak berjalan sendiri tanpa memerlukan perangkat pendidikan dan pranata

    pendidikan yang akan mengarahkannya dalam mendidik anak. Oleh karena

    itu sistem yang baik, kurikulum yang tepat, suasana pendidikan yang

    kondusif, gaji yang memadai serta kepala sekolah dalam memimpin dapat

    berlaku dengan bijak dan berorientasi untuk maju.

    Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

    paling berperan dalam meningkatkan kualiatas pendidikan. Seperti

    diungkapkan Supriadi (1998: 346) bahwa: Erat hubungannya antara mutu

    kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah dengan berbagai

    aspek sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan

    menurunnya perilaku nakal peserta didik. Dalam pada itu kepala sekolah

    bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara micro, yang secara

    langsung berkaiatan dengan proses pembelajaran di sekolah (Mulyasa,

    2007: 25).

    Madrasah Tsanawiyah Assalafi Susukan merupakan lembaga

    pendidikan dan pengajaran lanjutan tingkat pertama. Tinggi rendahnya

    mutu sekolah ditentukan oleh profesionalisme guru serta cara kepala

    sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya di sekolah. Salah satu cara

    untuk bisa menempuh dalam meningkatkan mutu sekolah adalah

    meningkatkan profesionalisme guru tersebut.

  • Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

    pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga

    diartikan sebagai suatujabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan

    pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan

    akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45).

    Pada dasarnya profesionalisme guru dipengaruhi oleh faktor dari

    dalam diri guru itu sendiri yaitu bagaimana guru itu bersikap terhadap

    pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor luar diprediksi berpengaruh

    terhadap profesionalisme guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena

    kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah.

    Keberhasilan tujuan pendidikan tidak dapat terwujud apabila tidak

    didukung oleh tenaga pendidik yang profesional yaitu guru. Guru adalah

    figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya.

    Kriteria guru yaitu belajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran

    merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi secara bersama-

    sama, pada waktu yang sudah diatur oleh sekolahan yang terdiri dari

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pembelajaran di

    sekolah di tentukan oleh perilaku dan sikap guru dalam mengajar. Sudah

    jelas sekali, bahwa guru dituntut untuk cakap dalam mewujudkan prestasi

    belajar siswa. Jadi sudah sangat jelas bahwa profesionalisme adalah suatu

    pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut

    keahlian. sedangkan seorang guru adalah pendidik profesional dengan

    tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

  • menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Maka tugas

    guru akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang

    tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang

    memenuhi standar mutu.

    Kepala Sekolah MTS Assalafi Desa Kenteng, Kecamatan Susukan,

    Kabupaten Semarang adalah salah satu contoh pemimpin madrasah yang

    telah berhasil menerapkan pola kepempimpinan madrasah, sehingga

    tertarik diteliti lebih lanjut karena dengan kemampuannya memadukan

    semua unsur yang ada didalam madrasah dan dengan dukungan sistem

    kepemimpinan yang baik menjadikan MTS Assalafi menjadi salah satu

    pilihan masyarakat DesaKenteng Kec. Susukan Kab. Semarang dan

    sekitarnya dalam menyekolahkan putra putrinya.

    Keberhasilan yang telah dicapai tidak hanya itu saja, ternyata masih

    ada keberhasilan yang lain yang mampu diraihnya setelah diterapkan

    kepemimpinan kepala madrasah, yaitu kedisiplinan guru dan pegawai,

    peningkatan efektifitas kinerja guru, sampai pada meningkatnya prestasi

    akademik siswa, sehingga dengan kemajuan-kemajuan inilah penulis

    tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Upaya-upaya

    Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru Di MTs

    ASSALAFI Susukan Kabupaten Semarang.

  • B. Rumusan Masalah

    Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian

    ini adalah:

    1. Bagaimana profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun

    pelajaran 2015?

    2. Apa upaya-upaya kepala MTS Assalafi dalam mengembangakan

    profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun pelalajaran 2015?

    3. Apa problematika yang di hadapi Kepala sekolah dalam

    mengembangkan profesionalisme guru MTS Assalafi dan bagaimana

    solusinya?

    C. Tujuan Penelitian

    Sebagai konsekwensi dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan

    penelitian ini untuk mengetahui :

    1. Profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun pelajaran 2015.

    2. Upaya-upaya kepala MTS Assalafi dalam mengembangakan

    profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun pelalajaran 2015.

    3. Problematika yang di hadapi Kepala sekolah dalam mengembangkan

    profesionalisme guru MTS Assalafi dan bagaimana solusinya.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua

    kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermanfaat

    bagi para guru dan seluruh anggota sekolah.

  • Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis penelitian ini akan memberikan wawasan dan

    pengetahuan, mengenai upaya-upaya kepala sekolah dalam

    mengembangkan profesionalisme guru.

    2. Manfaat Praktis

    Secara praktis hasil penelitin sebagai bahan masukan, terutama

    bagi kepala sekolah dan guru di MTS Assalafi susukan, mengenai

    upaya-upaya kepala sekolah dalam mengembangakan profesionalisme

    guru.

    E. Penegasan Istilah

    Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul skripsi di atas,

    maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:

    1. Kepala Sekolah

    Kepala Sekolah adalah bapak sekaligus ibu dari semua guru yang

    bertugas disekolah tersebut. Hal ini memberikan kosekwensi logis

    bahwa seorang kepala sekolah haruslah mempunyai tingkat

    kemampuan ebih sehingga dapat mengkontibusi segala kebutuhan

    guru-guru yang bersifat psikis dan bahkan bersifat fisik. Kondisi ini

    memaksa kepala sekolah untuk dapat memosisikan diri sebagaimana

    yang diinginkan anak buahnya, guru-guru (saroni, 2006: 47).

  • 2. Profesionalisme Guru

    Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

    pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga

    diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

    mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan kusus yanag diperoleh

    dari pendidikan akademis yang intensif(webstar,1989).

    Sementara itu yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah,

    nilai tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang

    berkaitan dengan pencaharian seseorang. Profesionalisme guru

    merupakan kondisi, arah, nilai,tujuan dan kualitas suatu keahlian dan

    kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

    dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan

    pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian(kunandar, 2011:

    45-46).

    Dalam pengertian yang sederhana, Guru adalah orang yang

    memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan

    masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-

    tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa

    juga di masjid, di surau/mushola, di rumah, dan sebagainya(Djamarah,

    2005: 31).

    Prefesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan

    kualitas suatau keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan

    pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi

  • mata pencaharian. Sementara itu guru yang profesional dalah guru

    yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan ugas

    pendidikan dan pengajaran.Kompetensi disini meliputi pengetahuan,

    sikap, dan ketrampilan professional, baik yang bersifat pribadi, sosial,

    maupun akademis. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    pengertian guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan

    dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu

    melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

    maksimal. Guru yang professional adalah orang yang terdidik dan

    terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di

    bidangnya (Kunandar, 2007: 45- 47 ).

    3. Metode Penelitian

    Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena

    merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu

    tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian

    dapat diperoleh secara optimal.

    1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam

    penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif

    merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

    perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2003:90). Penelitian ini

    disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

  • bercorak kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di lapangan.

    Adapun yang dimaksud kegiatan disini adalah upaya-upaya kepala

    sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru di MTS

    Assalafi Kec. Susukan Kab. Semarang.

    2. Kehadiran Peneliti

    Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen

    utama pengambil data.Peneliti merupakan perencana, pelaksana

    pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya

    peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen

    atau alat penelitian di sini tepat karena peneliti menjadi segalanya

    dalam proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di sini

    dimaksudkan sebagai alat pengumpul data seperti tes pada

    penelitian kualitatif (Moleong, 2009:168).

    3. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MTS Assalafi Desa Kenteng

    Kec. Susukan Kab. Semarang.

    4. Sumber Data

    Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2009 : 157)

    sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,

    dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

    dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis

    datanya dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,

    dan foto.

  • Jenis-jenis data diatas digolongkan menjadi dua yaitu

    sumber data primer dan sekunder.Sumber data primer adalah

    sumber data yang dikumpulkan langsung dari informan utama

    yaitu Kepala Sekolah MTS Assalafi.

    Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang

    mendukung penelitian seperti dari guru, pengurus,dan juga bahan-

    bahan pustaka dan dokumentasi lapangan.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penilitian ini penulis menggunakan alat pengumpulan data,

    yaitu:

    a. Interview/wawancara

    Menurut Esterberg (2002) wawancara merupakan

    pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

    tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

    topik tertentu (Sugiyono, 2014 : 317).

    Sedangkan menurut Dudung Abdurrahman (2003: 10)

    wawancara adalah suatu metode penelitian yang meliputi

    pengumpulan data melalui interaksi verbal langsung anatara

    pewawancara dengan responden, pengumpulan data ini

    dilakukan dengan bertanya, namun dalam pelaksanaanya, ada 2

    (dua) cara dilakukan ,yaitu secara lisan dan mengunakan

    tulisan.

  • Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan

    adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.

    Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat

    kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak

    perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009:187).

    Interviev atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan

    untuk memperoleh informasi tentang:

    1) Profesionalisme guru MTS Assalafi Susukan Tahun

    pelajaran 2015?

    2) Upaya-upaya kepala MTS Assalafi dalam

    mengembangakan profesionalisme guru MTS Assalafi

    Susukan Tahun pelalajaran 2015?

    3) Problematika yang di hadapi Kepala sekolah dalam

    mengembangkan profesionalisme guru MTS Assalafi dan

    bagaimana solusinya?

    b. Metode Dokumentasi

    Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

    atau variabel yang berupa catatan, traskip, buku, surat kabar,

    majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan

    sebagainya(Arikunto, 1996:234).

    Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data

    tentangkeadaan kepala sekolah,guru, dan sebagainya di MTs

    Assalafi Kec. Susukan Kab. Semarang.

  • c. Metode Observasi

    Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi

    kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

    menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 1996: 145). Teknik

    ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan

    situasi dan kondisi MTS Assalafi Kec. Susukan Kab.

    Semarang.

    6. Analisis Data

    Analisis data menurut Bogdan (1980), adalah proses

    mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

    hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

    dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

    kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

    mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit,

    menyusun ke dalam suatu pola, memilih mana yang penting dan

    yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

    diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014 : 334).

    Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah

    upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

    mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

    dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

    menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

    memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

  • (Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data adalah untuk

    menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya

    dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan

    menafsirkan atau memaknai ( Imam dan Tobroni, 2003: 134).

    Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode

    analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian kemudian

    penulis tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung.

    Dengan menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk

    memperoleh penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan

    kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan

    obyek penelitian. Metode yang digunakan untuk membahas

    sekaligus sebagai kerangka pikir pada penelitian adalah sebagai

    berikut :

    a. Reduksi Data

    Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,

    mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

    polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338).

    Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil

    wawancara ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai

    dengan tipologi data tersebut. Hasil data ataupun informasi

    yang diperoleh disusun secara sistematis dan identifikasi secara

    sederhana agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan

    tujuan penelitian.

  • b. Menyusun Kategorisasi

    Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan

    kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong,

    2009: 288). Penulis kemudian mengklasifikasikan atau

    mengolah berdasarkan katagori masing-masing menurut fokus

    masalahnya.

    c. Sintesisasi

    Mensintesiskan merupakan mencari kaitan antara satu

    kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis

    melakukan penanganan suatu objek tertentu dengan cara

    menggabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang

    lainnya, sehingga menghasilkan pengertian yang baru. Dengan

    demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

    7. Pengecekan Keabsahan Data

    Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis

    menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta

    triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

    pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,

    2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data

    dari informan primer dengan informan lain, hingga data benar-

    benar dapat teruji kebenarannya. Ada dua macam triagulasi yang

    digunakan yaitu:

  • a. Triagulasi sumber data

    Triagulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari

    sumber yang berbeda-beda dengan tehnik yang sama

    (Sugiyono, 2011:241).

    b. Triagulasi Metode

    Triagulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat

    kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tehnik

    pengumpulan data dengan metode yang sama (Moleong,

    2011:331).

    G. Sistematika Penulisan Skripsi

    BAB I:PENDAHULUAN

    Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan

    masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, definisi

    operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Menjelaskan tentang pengertian kepala sekolah, syarat-

    syarat kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan, fungsi dan

    tanggung jawab kepala sekolah, teknik pengembangan

    profesionalisme guru, pembinaan profesionalisme guru, faktor-

    faktor yang mempengaruhi dan pengembangan profesionalisme

    guru, dampak kepala sekolah profesional. Membahas mengenai

    profesionalisme guru yang meliputi tentang pengertian

  • profesionalisme, fungsi dan peran guru, kriteria guru ideal, syarat

    guru, pemberdayaan guru dan permasalahan guru.

    BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

    Merupakan pembahasan tentang gambaran umum MTs

    Assalafi Susukan Kabupaten Semarang meliputi profil MTs

    Assalafi, sejarah MTs Assalafi dan keadaan dan letak geografis

    MTs Assalafi, Struktur organisasi MTs Assalafi, program

    kegiatan MTs Assalafi, Sarana dan prasarana pendidikan MTs

    Assalafi, peraturan MTs Assalafi, jadwal belajar mengajar MTs

    Assalafi, keadaan guru dan siswa MTs Assalafi,dan temuan data

    penelitian.

    BAB IV : ANALISIS DATA

    Kemudian dalam Bab IV membahas mengenai analisis data

    yang meliputi: analisis data tentanganalisis data tentang

    profesionalisme guru,upaya-upaya kepala sekolah dalam

    mengembangkan profesionalisme guru, problematika yang

    dihadapi kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme

    guru dan solusinya.

    BAB V : PENUTUP

    Di dalam Bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan

    dan mengenai kesimpulan dan saran.Sedangkan bagian akhir

    skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran yang mendukung isi

    dari skripsi, kemudian daftar pustaka.

  • BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Kepala Sekolah

    1. Pengertian Kepala Sekolah

    Pada sebuah sekolah, kepala sekolah adalah bapak sekaligus ibu

    dari semua guru yang bertugas disekolah tersebut. Hal ini memberikan

    kosekwensi logis bahwa seorang kepala sekolah haruslah mempunyai

    tingkat kemampuan lebih sehingga dapat mengkontibusi segala

    kebutuhan guru-guru yang bersifat psikis dan bahkan bersifat fisik.

    Kondisi ini memaksa kepala sekolah untuk dapat memosisikan diri

    sebagaimana yang diinginkan anak buahnya, guru-guru (Saroni, 2006:

    47)

    Dalam kaitannya peran kepala sekolah dalam meningkatkan

    kinerja tenaga kependidikn, perlu dipahami bahwa setiap kepala

    sekolah bertnggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga

    kependidikan, dan dia sendiri harus berbuat baik. Fungsi pemimpin

    hendaknya diartiakan seperti motto Ki Hadjar Dewantara: Ing ngarso

    sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani di depan

    menjadi teladan, di tengah membina kemauan, di belakang menjadi

    pendorong atau memotivasi(Mulyasa, 2007: 160).

  • Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan

    yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan

    (Mulyasa, 2007: 24).

    2. Syarat-syarat Kepala Sekolah

    Disamping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang

    tidak kurang pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan

    yang dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki

    kepribadian yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan

    dipegangnya. Ia hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil dan dapat

    dipercaaya, suka menolong dan membantu guru dalam menjalankan

    tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah,

    mempunyai sifat tegas dan konsekuen yang tidak kaku. Seorang

    kepala sekolah harus berjiwa nasional dan memiliki filsafah hidup

    yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara kita.

    Berdasarkan teori-teori diatas, maka syarat seorang kepala

    sekolah adalah sebagai berikut:

    a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan

    yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, disekolah yang sejenis

    dengan sekolah yang dipimpinnya.

    c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-

    sifat kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan kependidikan.

  • d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama

    mengenai bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan

    bagi sekolah yang dipimpinnya.

    e. Mempunyai dan ide inisiatif yang baik untuk kemajuan dan

    pengembangan sekolahnya (Daryanto, 2008: 92).

    3. Tipe-tipe Kepemimpinan

    Tipe seorang pemimpin satu dengan yang lainnya berbeda-beda,

    sesuai dengan karakter dan kepribadian masing-masing. Tipe-tipe

    kepemiminan menurut G. R. Terry sebagaimana ditisir Maman Ukas,

    ada enam tipe:

    a. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam sistem

    kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan

    mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan

    atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang

    bersangkutan.

    b. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership).

    Segala sesuatu kebijakan dilaksanakan bawahan-bawahan atau

    media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.

    c. Tipe kepemimpinan otoriter (authoritarian leadership).

    Pemimpin otoriter biasanya bbekerja keras, sungguh-sungguh,

    teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang

    berlaku secara ketat dan intruksi-intruksinya harus ditaati.

  • d. Tipe kepemimpinan demokratis (democratic leadership).

    Pemimpin yng demokratis menganggap dirinya sebagai bagian

    dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya

    berusaha bertanggung jawab atas terlaksananya tujuan bersama.

    e. Tipe kepemimpinan paternalistik (paternalistic leadership).

    Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat

    kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok.

    f. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indigenous leadership).

    Biasanya, tipe kepemimpinan ini timbul dari sekelompok orang-

    orang informal, di mana mungkin ia berlatih dengan adanya

    sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari

    kelompok yang bersangkutan (Asmani, 2009: 100-101).

    4. Fungsi Dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

    a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

    1) Kepala Sekolah sebagai Penanggungjawab

    Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang

    bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah.

    Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk

    menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam

    lingkungan sekolah yang dipimpinya dengan dasar pancasila

    dan bertujuan untuk:

    a) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa

    b) Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

  • c) Mempertinggi budi pekerti

    d) Memperkuat kepribadian

    e) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

    2) Kepala Sekolah sebagai Pimpinan Sekolah

    Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam

    bukunya yang berjudul Administrasi Pendidikan

    menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah:

    a) Perumus tujuan Kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy)

    sekolah.

    b) Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang

    mencakup:

    1) Mengatur pembagian tugas dan wewenang.

    2) Mengatur petugas pelaksana.

    3) Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi).

    c) Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:

    1) Mengawasi kelancaran kegiatan.

    2) Mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

    3) Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan.

    4) Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana

    dansebagainya (daryanto, 2008: 80-82).

    b. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

    Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam

    kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi

  • pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Dalam pelaksanaannya

    kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prisip-prisip:

    (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis, (2) dilaksanakan

    secara demokratis, (3) berpusat pada tenaga kependidikan, (4)

    dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan, (5) merupakan

    bantuan profesiaonal.

    c. Kepala Sekolah Sebagai Leader

    Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan

    petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga

    kependidikan.

    Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai

    leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga

    kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil

    keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.

    Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin akan

    tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) pecaya diri, (3) tanggung

    jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar,

    (6) emosi yang stabil, (7) teladan.

    d. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

    Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,

    kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin

    hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

    mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

  • tenaga kependidikan disekolah, dan mengembangkan model-model

    pembelajaran yang inovatif.

    Kepala sekolah sebagi innovator akan tercermin dari cara-cara ia

    melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif,

    integratif, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta

    adaptabel dan fleksibel.

    e. Kepala Sekolah Sebagai motivator

    Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang

    tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan

    dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat

    ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan urusan

    kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan

    berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar

    (PSB).

    Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah

    untuk mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu

    meningkatkan profesionalismenya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

    1) Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan

    yang dilakukannya menarik, dan menyenangkan.

    2) Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan

    kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui

    tujuan ia bekerja. Para tenaga kependidikaan juga dapat dilibatkan

    dalam penyusunan tujuan tersebut.

  • 3) Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari

    setiap pekerjaannya.

    4) Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-

    waktu hukuman juga diperlukan.

    5) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan

    jalan memperhatikan kodisi fisiknya, memberikan rasa aman,

    menunjukkna bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka,

    mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai

    pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan (Mulyasa, 2007:

    111-122).

    5. Dampak Kepala Sekolah Profesional

    Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen

    pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang

    cukup mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan disekolah.

    Dampak tersebut antara lain:

    a. Efektifitas proses pendidikan

    b. Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat

    c. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif

    d. Budaya mutu

    e. Teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis

    f. Kemandirian

    g. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat

    h. Transparasi manajemen

  • i. Kemauan untuk berubah

    j. Evaluasai dan perbaikan berkelanjutan

    k. Tnggap terhadap kebutuhan

    l. Akuntabilitas

    m. Sustainabilitas (Mulyasa, 2007: 89-94).

    B. Profesionalisme Guru

    1. Profesionalisme guru dan Syarat Guru

    a) Pengertian Profesionalisme Guru

    Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu

    bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.

    Profesi juga diartikan sebagai suatujabatan atau pekerjaan tertentu

    yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang

    diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (webstar, 1989).

    Profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenagana dalam

    suatu jabatan tertentu ynag mensyaratkan kompetensi

    (pengetahuan, sikap, keterampilan) tertentu secara khusus yang

    yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi

    biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam

    memenuhi kebutuhan hidup. Dengaan demikian, profesi guru

    adalah keahlian dan kewenangan kusus dalam bidang pendidikan,

    pengajaran, dan pelatih yang ditekuni untuk menjadi mata

    pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.

  • Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan

    kualitas suatu keahlian dan kewenagan yang berkaitan dengan mata

    pencaharian seseorang.

    Prefesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan

    dan kualitas suatau keahlian dan kewenangan dalam bidang

    pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan

    seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu guru

    yang profesional dalah guru yang memiliki kompetensi yang

    dipersyaratkan untuk melakukan ugas pendidikan dan

    pengajaran.Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan

    ketrampilan professional, baik yang bersifat pribadi, sosial,

    maupun akademis. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa pengertian guru professional adalah orang yang memiliki

    kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga

    ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

    kemampuan maksimal. Guru yang professional adalah orang yang

    terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang

    kaya di bidangnya (Kunandar, 2007: 45- 47 ).

    Guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada

    anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang

    melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti

    dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di

    surau/mushola, di rumah, dan sebagainya (Djamarah, 2005: 31).

  • Menurut Reminsa (2008), ada beberapa syarat untuk

    menjadi guru ideal, antara lain memiliki kemampuan intelektual

    yang memadai, kemampuan memehami visi dan misi pendidikan,

    keahlian mentransfer ilmu pengetahuan atau metodologi

    pembelajaran, memahami konsep perkembangan anak psikologi

    perkembangan, kemampuan mengorganisasi dan mencari

    pemecahan masalah, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik.

    Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-

    cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa

    depan. Kalau guru-guru yang berintereaksi langsung dengan murid

    kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak didik akan

    lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh,

    pesimis dalam menghadapi masa depan.

    Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada

    dirinya sendiri, apakah sudah menjadi guru yang baik, Apakah dia

    sudah mendidik dengan benar, Apakah anak didiknya mengerti

    pelajaran yang dia sampaikan. Selalu melakukan introspeksi dan

    memperbaiki diri. Selalu merasa kurang dalam proses

    pembelajarannya. Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan.

    Selalu ada novasi baru yang dia ciptakan dalam proses

    pembelajarannya. Selalu memperbaiki proses pembelajarannya

    melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Selalu belajar sesuatu

  • yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya

    (Mamur, 2010: 17-32).

    F. Syarat Guru

    Dalam perspektif agama, syarat menjadi guru yang ideal

    sebagaimana disampaikan KH. Moh. Hasyim Asyari, ada 20

    macam :

    1) Selalu istiqomah dalam muraqabah kepada Allah SWT.

    2) Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala

    ucapan dan tindakan.

    3) Senatiasa bersikap tenang.

    4) Senantiasa bersifat wara(meninggalkan perkara syubhat dan

    perkara yang tidak bermanfaat).

    5) Selalu bersikap tawadhuk.

    6) Selalu bersikap khusyu terhadap Allah.

    7) Menjadikan Allah SWT sebagai tempat meminta pertolongan

    dalam segala keadaan.

    8) Tidak menjadikan ilmunya sebagai tangga mencapai

    keuntungan duniawi, baik jabatan, harta, popularitas, atau agar

    lebih maju dibanding temannya yang lain.

    9) Tidak diskriminatif terhadap murid.

    10) Bersikap zuhud terhadap urusan dunia sebatas apa yang ia

    butuhkan, yang tidak membahayakan dirinya sendiri, keluarga,

    bersikap sederhana dan bersikap qanaah.

  • 11) Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang rendah dan hina

    menurut manusia, juga hal-hal yang dibenci oleh syariat

    maupun adat setempat misalnya.

    12) Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat

    walaupun jauh dari keramaian.

    13) Selalu menjaga syiar-syiar Islam dan zhahir-zhahir hukum,

    seperti sholat jamaah dimasjid, menyebarkan salam, amar

    maruf nahyi munkar, serta senantiasa sabar terhadap musibah

    yang menimpanya.

    14) Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang

    mengandung unsur bidah, menegakkan segala hal yang

    mengandung kemaslahatan bagi kaum muslimin dengan jalan

    yang dibenarkan syariat, dengan cara yang baik dan lembut,

    baik menurut adat istiadat maupun watak.

    15) Membiasakan diri melakukan sunnah yang bersifat syariat ,

    baik qauliyah atau filiyah, seperti membaca ayat-ayat suci al-

    quran baik dihati atau dilisan.

    16) Bergaul dengan ahklak yang baik, seperti menampakkan wajah

    berseri, banyak mengucapkan dan menebarluaskan salam.

    17) Membersihkan hati dan tindakan dari aklak yang jelek dan

    dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.

    18) Seanantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan

    bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitas ibadah.

  • 19) Tidak boleh membeda bedakan status, nasab, dan usia dalam

    mengambil hikmah dari semua orang.

    20) Membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum

    pengetahuan (Asmani, 2010: 32-38).

    2. Fungsi dan Peran Guru

    Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang

    dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara

    lain:

    a. Pendidik

    Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai

    dengan materi pelajaran yang diberika kepadanya. Sebagai seorang

    pendidik, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi,

    mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian

    sangat menunjang kualitas ilmu guru.

    b. Pemipin

    Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa

    menguasai, mengendaikan, dan mengarahkan kelas menuju

    tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang

    pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-

    cara kekerasan.

    c. Fasilitator

    Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk

    menemukan dann mengembangkan bakatnya secar pesat.

  • Menemukan bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia

    membutuhkan eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus,

    dan evaluasi rutin.

    d. Motivator

    Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu

    membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik

    bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya.

    e. Administrator

    Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus

    mengabsen terlebih dahulu, mengisi urnal kelas dengan lengkap,

    mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan

    tanda tangan. Pada waktu ujian, ia harus membuat soal uian,

    mengawasi, mengoreksi, memberinila rapor kepada wali kelas.

    f. Evaluator

    Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara,

    dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan,

    meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih

    objektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah,

    guru yang lain, dan murid-muridnya.

    Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan, namun

    lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggunakna

    quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan ritis dalam lembar khusus

    yang berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya,

  • sehingga mereka tidak terbebai dengan apa yang akan ditulisnya

    (Mamur, 2010: 39-54).

    3. Kompetensi Guru

    Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

    melaksanakan kewajiban-kewajiban secra bertanggung jawab dan

    layak atau kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan

    profesi keguruan. Menurut Mulyasa (dalam Asdiqoh, 2013:24)

    menjelaskan sedikitnya terdapat dua kategori kompetensi yang harus

    dimiliki oleh seorang guru yaitu: a. Kompetensi profesional:

    kemahiran merancang, melaksanakan dan menilai tugas sebagai guru

    yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi

    pendidikan, b. Kompetensi personal yang meliputi etika, moral,

    pengabdian, kemampuan sosial dan spiritual. Untuk menciptakan

    peserta didik yang berkualitas guru harus menguasai empat

    kompetensi:

    1) Kompetensi Pedagogik

    Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

    pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik dalam standar

    pendidikan nasional sebagaimana dikutip Asmani (dalam Asdiqoh,

    2013:32) penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan

    mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

    terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

  • pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan penembangan peserta

    didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

    Dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tentang

    guru dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan

    kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

    yang sekurang-kurangnya meliputi:

    a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

    b) Pemahaman terhadap peserta didik.

    c) Pengembangan kurikulum/silabus.

    d) Perancangan pembelajaran.

    e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

    f) Pemanfaatan hasil belajar.

    g) Evaluasi hasil belajar.

    h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktuilasasikan

    berbagai potensi yang dimilikinya (Asmani, 2009: 60).

    2) Kompetensi Profesional

    Menurut Asmani (dalam Asdiqoh, 2013:29) mengemukakan

    bahwa pengertian kompetensi profesional adalah penguasaan

    materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup

    penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan

    subtansi keilmuan secara filosofis.

  • Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi

    guru, secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang

    indikator profesional guru sebagai berikut:

    a) Guru dituntut menguasai bahan ajar.

    b) Guru mampu mengelola program belajar mengajar.

    c) Guru mampu mengelola kelas.

    d) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.

    e) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.

    f) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.

    g) Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan

    pengajaran.

    h) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan

    penyuluhan.

    i) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi

    sekolah.

    j) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan

    mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk

    kepentingan pengajaran (Kunandar, 2007: 55-56).

    3) Kompetensi Kepribadian

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat

    (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

    kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

  • mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi

    peserta didik, dan berakhlaq mulia (Mulyasa, 2008: 117).

    4) Kompetensi Sosial

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28

    ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

    kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

    masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

    peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

    tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut

    diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi

    sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat

    yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

    a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat

    b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

    fungsional

    c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

    tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik

    d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar (Mulyasa,

    2008: 173).

    4. Materi Uji Kompetensi Guru

    Materi uji kompetensi guru dijabarkan dari kriteria professional.

    Kriteria professional jabatan guru mencakup fisik, kepribadian,

    keilmuan, dan ketrampilan sebagai berikut :

  • a. Kemampuan Dasar (kepribadian)

    1) Beriman dan bertaqwa

    2) Berwawasan pancasila

    3) Mandiri penuh tanggung jawab

    4) Berwibawa

    5) Berdisiplin

    6) Berdedikasi

    7) Bersosialisasi dengan masyarakat

    8) Mencintai peserta didik dan peduli dengan pendidikannya

    b. Kemampuan Umum (Kemampuan Mengajar)

    1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan

    2) Menguasai kurikulum

    3) Menguasai didaktik metodik umum

    4) Menguasai pengelolaan kelas

    5) Mampu melaksanakan monitoring dan pemanfaatan panjangan

    kelas

    6) Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri

    c. Kemampuan Khusus (Pengembangan ketrampilan mengajar)

    1) Ketrampilan bertanya

    2) Memberi penguatan

    3) Mengadakan variasi

    4) Menjelaskan

    5) Membuka dan menutup pelajaran

  • 6) Membimbing diskusi kelompok kecil

    7) Mengelola kelas

    8) Mengajar kelompok kecil dan perseorangan (Mulyasa, 2005:

    190-192).

    5. Pemberdayaan Guru

    Kelompok kerja guru dan tenaga kependidikan mengemukakan

    langkah-langkah peberdayaan guru berdasarkan hasil analisis atas

    kondisi guru di indonesia adalah:

    a. Peningkatan kesejahteraan guru

    Peningkatan kesejahteraan dapat berupa kesejahteraan

    ekstrinsik dan intrinsik. Kesejahteraan ekstrinsik terkait gaji yang

    layak yang minimal dapat memenuhi kebutuhan fisik.

    b. Pengembangan karir guru

    Pengembangan karir antara lain dapat dilakukan dengan

    sistem promosi terbuka dan jujur sehinnga membuka peluang untuk

    berkompetisi secara fair iantara sesama guru.

    c. Peningkatan kemampuan para guru

    Peningkatan profesional guru dapat dilakukan dengan

    berbagai cara seperti: Pendidikan lanjutan dalam jabatan, inservice

    training, pembentukan wadah-wadah peningkatan kwalitas guru.

  • d. Mengatasi beban psikologis guru

    Sekolah perlu mengembangkan pembinaan guru secara

    orang perorang dan bersifat pendekatan pribadi untuk memenuhi

    keutuhan masing-masing guru (Marno & Idris, 2010: 26-28).

    6. Teknik Pengembangan Profesionalisme guru

    Macam-macam teknik pembinaan yang dilakukan kepala

    sekolah dan pengawas, tujuannya untuk meningkatkan proses belajar

    mengajar. Ahmad (dalam Supriadi, 2009:32) menjelaskan teknik-

    teknik pembinaan yaitu: (a) kunjungan kelas; (b) pertemuan pribadi;

    (c) rapat dewan guru; (d) kunjungan antar kelas; (e) kunjungn antar

    sekolah; (f) penerbitan buletin profesional; (g) penataran; (h)

    pertemuan dalam kelompok kerja; (i) pemanfaatan guru model dan (j)

    kunjungan penilik keluar wilayah kerja.

    7. Pembinaan Profesionalisme Guru

    Pembinaan Profesionalisme Guru Meliputi:

    a. Membina Profesi Mengajar

    Dalam usaha meningkatkan profesi mengajar, berkaitan

    dengan usaha guru membantu murid-murid dalam memperbaiki

    proses belajarnya. Proses belajar mengajar yang dilakukan ole

    gurutersebut merupakan suatu sistem, yaitu seperangkat obyek

    terdiri dari komponen-komponen yang saling bergantung.

    Menurut Sahertian (dalam Murtiah, 2007:84) bahwa situasi

    proses belajar mengajar itu atas dasar beberapa komponen yang

  • perlu ditingkatkan. Komponen-komponen tersebut mencakup

    bebrapa hal yaitu:

    1) Membantu guru melihat dengan jelas kaitan antara tujuan-

    tujuan pendidikan.

    2) Membantu guru agar lebih mampu membimbing pengalaman

    belajar dan keaktifan belajar murid.

    3) Membantu guru dalam menggunakan sumber media dan

    media belajar.

    4) Membantu guru dalam menerapkan metode dan teknik

    mengajar.

    5) Membantu guru dalam menganalisa kesulitan-kesulitan

    belajar dan kebutuhan belajar murid.

    6) Membantu guru dalam proses belajar mengajar dan hasil

    belajar murid.

    b. Membina Sikap Personal Profesional Guru

    Sikap personal guru merupakan suatu sikap yang ada pada

    guru tersebut, tidak semua sikap guru tampak lebih baik. Ada

    beberapa hal yang yang mempunyai sikap guru dalam kehidupan,

    masalah yang sering dihadapi guru yang berhubungan dengan

    sikap personalnya diantaranya masalah keluh kesah, masalah

    kesejahteraan guru, dan masalah pribadi Sahertian (dalam

    Murtiah 2007:94).

  • Untuk bisa membantu guru-guru, kepala sekolah dapat

    menggunakan teknik-teknik tertentu agar masalah yang dihadapi

    oleh guru tersebut dapat dipecahkan tanpa menimbulkan

    ketidaksenjangan antara rekan sejawatnya atau dengan kepala

    sekolah.

    8. Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan dan Pengembangan

    Profesionalisme Guru.

    a. Faktor Pendukung

    1) Faktor internal: (a) antusias guru yang luar biasa; (b)

    keinginan guru untuk mengembangkan kompetensinya; (c)

    kesadaran guru dalam menghadapi tantangan global.

    2) Faktor eksternal: (a) pengawasan kepala sekolah; (b) fasilitas

    yang memadai.

    b. Faktor Penghambat

    1) Faktor internal: (a) kurangnya semangat guru dalam

    meningkatkan kualitas dirinya; (b) kesibukan guru diluar

    sekolah.

    2) Faktor eksternal

    Kurangnya dana

    Faktor penghambat yang satu ini memang sering terjadi

    disetiap organisasi manapun, baik formal maupun non

    formal. Sehingga perlu adanya solusi tepat dalam masalah

    ini, yaitu dengan mencari sumber dana lain agar pelaksanaan

  • strategi pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru

    tetap terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan

    (Mufarrihah, 2010:159-161).

    9. Permasalahan Guru

    Dimasa lalu mungkin juga masa sekarang, suasana lingkungan

    belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa,

    membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton

    sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Di

    lain pihak para guru juga berada dalam suasana lingkungan yang

    kurang menyenangkan dan seringkali terjebak dalam rutinitas sehari-

    hari. Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir)

    guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir professional.

    Menurut Mulyasa (2005) ada tujuh kesalahan yang sering

    dilakukan guru antara lain:

    a. Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran

    b. Menunggu peserta didik berperilaku negatif

    c. Menggunakan destructive discipline

    d. Mengabaikan perbedaan peserta didik

    e. Merasa paling pandai dan tahu

    f. Tidak adil

    Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini

    adalah sebagai berikut:

  • a. Tidak terjebak pada rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan

    dan memberdayakan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan

    kualifikasi dan kompetensinya baik melalui pendidikan formal

    maupun pelatihan, seminar, lokakarya dan lainnya. Guru jangan

    hanya terjebak pada aktifitas datang, mengajar, pulang, begitu

    berulang-ulang sehingga lupa mengembangkan potensi dirinya

    secara maksimal.

    b. Guru mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model

    pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

    menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motifasi

    belajar peserta didik.

    c. Dominasi guru dalam pembelajaran, dikurangi sehingga

    memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani,

    mandiri, dan kreatif dalam proses belajar-mengajar.

    Guru menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar

    sebagai suatu profesi yang menyenangkan (Kunandar, 2007: 42-

    43).

  • BAB III

    LAPORAN HASIL PENELITIAN

    A. GambaranUmum MTs AssalafiKenteng

    1. SejarahBerdirinya MTs AssalafiKenteng

    Pada tahun 1985 berdirilah pondok pesantren Mahirul-Hikam

    Assalafi, dimulai dengan 40 orang santri mukim dan sekitar 90 orang

    santri yang non mukim, dari tahun ketahun bertambahlah santri

    dilingkungan pondok ini, kemudian mulai tahun 1987 mulai diadakan

    pendidikan madrasah diniyah di Pondok Pesantren Assalafi, dari

    madrasah ibtida, al-ula, dan wustho. Dari tahun ketahun

    bertambahlah siswa dan santri pada pondok ini, pada tahun 1991

    diresmikan pondok pesantren ini dengan sebutan Yayasan

    Pendidikan dan Kesejahteraan Umat Islam Assalafi dengan akta

    notaris oleh Nur Fariah Latif, SH pada tahun 1991. Yayasan Assalafi

    diketuai Langsung oleh pengasuh pesantren yaitu KH. Muhammad

    Toha, S.Pd, M.Pd. Setelah pesantren memiliki badan hukum,

    menimbang dengan segala perkembangan santri dan perkembangan

    zaman, maka Pondok Pesantren Assalafi berinisiatif untuk mengikuti

    progam pemerintah wajib belajar 9 tahun. Dewan pengurus yayasan

    dan para pemuka pendidikan dilingkungan Kecamatan Susukan

    dikumpulkan dan bermusyawarah untuk mendirikan Sebuah Sekolah

    Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). Kemudian

  • menghasilkan satu keputusan berdirinya sebuah MTs, yang diberi

    nama MTs Asssalafi.

    Mulai juli 1993 berdirilah sebuah MTs di Kenteng, dengan

    murid pertama 160 orang untuk dijadikan empat kelas, saat itu Kepala

    sekolahnya adalah Maftah Bajuri dengan dibantu 22 orang pendidik

    dari para sarjana dilingkungan Kecamatan Susukan, Kecamatan

    Tengaran, dan Kecamatan Suruh. Saat itu sekolah masih menginduk

    pada MTs Negeri Susukan yang menjadi kepala sekolah adalah

    Drs.H.Qowaid. 5 tahun sekolah berdiri akhirnya diadakan akreditasi

    sekolah oleh Depag Kab.Semarang. Pada tahun 1996 kepala sekolah

    di MTs Assalafi adalah Bapak Syamsul Marwan, SE. Beliau adalah

    santri mukim yang berasal dari Palembang,Sumatra Selatan. Sekolah

    semakin berkembang karena didukung oleh fasilitas, semangat kerja

    dari para dewan guru dan dewan komite sekolah, kemudian pada

    tahun 1999/2000 MTs Assalafi mengalami pergantiaan kepala

    sekolahyaitu Bapak Jony Mohandis, S.Ag. Saat itu sekolah semakin

    berkembang dan siswa menjadi semakin banyak.

    Melihat perkembangan sekolah Yayasan ingin meningkatkan

    program yaitu dengan mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

    Pada tahun 2002/2003 berdirilah SMA Assalafi. Hal ini bertujuan

    untuk mempermudah siswa-siswi MTs Assalafi untuk melanjutkan

    sekolahnya. Pada tahun 2006 kepala sekolah digantikan oleh Dra. Dwi

    Astuti sampai saat ini. Sekolah mengalami peningkatan dengan

  • beberapa kali meluluskan siswa-siswinya dengan kelulusan 100%. Hal

    itu merupakan berkat usaha keras dewan guru juga siswa-siswi,dengan

    tidak meninggalkan konsep tawakal dan ihtiyar yaitu dengan diadakan

    jam tambahan disertai mujahadah untuk mendekatkan diri pada Allah.

    2. Letak Geografis

    Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalafi, terletak di wilayah

    kabupaten Semarang, tepatnya di dusun Talok, RT 18 RW 05, desa

    Kenteng, Kecamatan Susukan. Sekitar 43 km arah selatan dari ibu

    kota kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah

    dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh

    jalur transportasi jalan raya. Wilayah desa Kenteng merupakan salah

    satu desa pinggiran dari arah kabupaten Semarang. Dilihat dari

    topografi, ketinggian wilayah Kenteng berada pada 765 m ketinggian

    dari permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 2000-3000

    mm/tahun, serta suhu rata-rata pertahun adalah 23-29oC. Desa

    Kenteng disebelah utara dilalui sungai kalongan yang merupakan

    perbatasan desa kemetul kecamatan susukan. Keberadaan sungai

    dengan air yang mengalir sepanjang tahun di desa kenteng tersebut

    membantu dalam menjaga kondisi permukaan air tanah. Secara

    administrasi desa Kenteng terletak dikecamatan susukan, kabupaten

    semarang. Dengan batas sebelah utara yaitu desa Kemetul, sebelah

    selatan yaitu desa Duren kecamatan Tengaran, dan sebelah barat yaitu

    Cukil kecamatan Tengaran, serta sebelah timur desa Koripan, desa

  • Kenteng merupakan bagian dari wilayah pemerintah kecamatan

    Susukan kabupaten Semarang yang terletak di pinggir utara dengan

    luas tanah 7563 m2

    dengan kondisi tanah perbukitan.

    3. Profil MTs AssalafiKenteng

    a. Identitas

    1) NSM : 121233220008

    2) NPSN : 20320527

    3) Status Madrasah : Swasta

    4) WaktuBelajar : Pagi

    5) NamaMadrasah : MTs Assalafi

    6) NPWP : 00.003.410.8.505.000

    b. Alamat Madrasah

    1) Jalan/Kampung :Jl.Klero-Suruh,Km.05, Desa

    Kenteng, Dsn.Talok, RT.18 RW.05

    2) Wilayah daerah :Pedesaan

    3) Propinsi : Jawa Tengah

    4) Kabupaten/Kota : Kab. Semarang

    5) Kecamatan : Susukan

    6) Desa/Kelurahan : Kenteng

    7) Jarak Pusat ke Kecamatan : 6 KM

    8) Jarak Puasat ke Kabupaten : 60 KM

    9) KodePos : 50777

    10) Latitude (Lintang) :-7.408469

  • 11) Longitude (Bujur) : 110.592694

    c. InformasiDokumendanPerijinan

    1) TahunBerdiri : 1994

    2) No. SK Pendirian :Wk.5.c/PP.00.6/3267/1994

    3) Tgl SK Pendirian : 10-03-1994

    4) No. SK IzinOperasional :Kd.11.22/4/PP.00/IV/1994

    5) Tgl SK IzinOperasional : 04-12-1994

    6) Status Akreditasi : B

    7) TahunAkreditasi : 2009

    8) No. SK Akreditasi :

    Kw.11.4/4/PP.03.2/624.22.29/2009

    4. Visi dan Misi

    a. Visi

    ` Terwujudnya generasi islam yang islami, qiroah, tekun

    beribadah, berakhlak karimah, dan berprestasi.

    b. Misi

    1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam

    pencapaian prestasi akademik dan non akademik.

    2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam

    mempelajari Al-Quran dan menjalankan agama islam.

    3) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang

    mengaktualisasi diri dalam masyarakat.

  • 4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

    pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

    5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

    transparan dan akuntabel.

    5. StukturOrganisasi

    StrukturOrganisasiMtsAssalafiSusukan

    TahunPelajaran 2014/2015

    6.

    KepalaSekolah:

    Ahmad Jamsuki, S.Ag.

    Waka Kurikulum:

    Nur Habib, S.Kom.

    Waka Kesiswaan:

    Nur Istiqomah, S.Pd.I.

    Waka Sarpras

    Abdul Nurkolis, S.Pd.

    WaliKelas VII A

    Siti Zumaroh, S.Pd.I.

    WaliKelas VII B:

    Rini Fatmawati, S.Pd.

    Wali Kelas VIII A

    Siti Robiatun, S.Pd.

    Wali Kelas VIII B:

    Drs. Ahmad Hasuna

    Wali Kelas VII C

    Sri Haryanti, S.Pd.

    WaliKelas IX A:

    Dra.DwiAstuti

    Wali Kelas IX B

    Ngatiyatun, S.Pd.

  • 7. Data SaranaPrasarana

    a. Tanah danBangunan

    1) Luas Tanah : 7563 m2

    2) LuasBangunan : 4356 m2

    b. SaranaPendukungBelajar/Mengajar

    Tabel 3.1

    SaranaPendukungBelajar/Mengajar

    No JenisRuang

    Kondisi (Unit)

    Baik RusakRinga

    n

    RusakBera

    t

    1. RuangKelas 3 3 1

    2. RuangKepala Madrasah - - -

    3. Ruang Guru - 1 -

    4. Ruang Tata Usaha - 1 -

    5. RuangLaboratorium IPA - - -

    6. RuangLaboratoriumKomput

    er - - -

    7. RuangLaboratoriumBahasa - - -

    8. RuangPerpustakaan - - -

    9. Ruang UKS - - -

    10. RuangKeterampilan - - -

    11. RuangKesenian - - -

    12. Ruang Toilet Guru - 1 1

    13. Ruang Toilet Siswa - 1 -

  • 8. Data Jumlah Guru danSiswa

    a. Data guru

    Tabel 3.2

    Data Guru

    NO NIP/NIGNP Nama Lengkap

    Personal

    Status Alamat

    1 121233220008020001

    H. M. Thoha, S.Pd. Guru Al-Quran

    Hadist

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    2 121233220008020002

    Drs. Ahmad Hasuna Guru Bahasa

    Indonesia

    Desa Kemetul, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    3 121233220008020003

    Ahmad Jamsuki, S.Ag Kepala Sekolah/

    Guru Fiqih

    Desa Trian, Kec Suruh, Kab.

    Semarang

    4 121233220008020004

    Dra. Dwi Astuti Guru IPS Terpadu

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    5 121233220008020005 Aminnudin Asrori, S.Ag Guru SKI Ampel, Kab. Boyolali

    6 121233220008020006

    Syamsul Hadi, S.Ag Guru Penjaskes

    Pabelan, Kec.Pabelan, Kab.

    Semarang

    7 121233220008020007

    Nur Istiqomah, S.Pd.I Guru Bahasa

    Inggris

    Pabelan, Kec.Pabelan, Kab.

    Semarang

    8 121233220008020008 Nur Habib, S.Kom Guru TIK

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    9 121233220008020009

    Rini Fatmawati, S.Pd Guru Matematika

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    10 121233220008020010

    Abdul Nur Kholis, S.Pd Guru Bahasa

    Jawa

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    11 121233220008020011 Ngatiyatun, S.Pd Guru IPA

    Bancak, Kec. Susukan, Kab.

    Semarang

    12 121233220008020012 Sri Haryanti, S.Pd Guru Matematika Susukan, Kab, Semarang

    13 121233220008020013 Najib Saifullah, S.Pd.I

    Guru Bahasa

    Arab

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    14 121233220008020014 Siti Zumaroh, S.Pd.I

    Guru Bahasa

    Inggris

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    15 121233220008020015 Siti Robiatun, S.Pd Guru SBK Suruh, Kab. Semarang

  • 16 121233220008020016 Eva Yuliana Guru IPA

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    17 121233220008020017 Taufiq Riza Guru SBK

    Regunung,Kec.Tengaran, Kab.

    Semarang

    18 121233220008020018 Nur Kholis Karyawan

    Desa Kenteng, Kec. Susukan,

    Kab.Semarang

    b. Data Siswa

    Tabel 3.3

    Data JumlahSiswaTahunAjaran 2014/2015

    No.

    UraianSiswa&Rombel

    Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9

    Lk. Pr. Lk. Pr. Lk. Pr.

    1. JumlahSiswaAwal TP 2013/2014 27 31 46 33 24 22

    2. JumlahSiswaPindahMasuk

    3. JumlahSiswaPindahKeluar

    4. JumlahSiswa Drop-out Keluar

    5. JumlahSiswa Drop-out Kembali

    6. JumlahSiswaNaikKelas

    7. JumlahSiswa Lulus

    8. JumlahRombel

  • B. Temuan Penelitian

    Berdasarkan temuan penelitian di MTs Assalafi Susukan tentang

    profesionalisme guru di MTs Assalafi Susukan. Beberapa garis besar yang

    dapat tergambarkan sebagai berikut:

    1. Profesionalisme Guru

    a) Kompetensi Kepribadian

    Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja,

    tapi juga aspek kepribadian yang ditampilkannya. Mampukah

    menarik anak didik dan memunculkan aura optimis dalam

    menghadapi berbagai tantangan hidup.

    Kompetensi kepribadian yang dilakukan guru MTs Assalafi

    Susukan berdasarkan pengamatan saya yang terjadi adalah guru

    dalam menerima tamu sangat ramah, itu terbukti saat saya

    melaksanakan penelitian disana pada 16 september 2015 guru

    menerima saya dengan ramah tamah dan murah senyum. Dalam

    hal kedisiplinan yang saya amati pada 21 september 2015 guru

    datang kesekolah tepat waktu karena jam 07.00 guru rutin

    melaksanakan sholat dhuha bersama-sama dengan karyawan dan

    murid setiap pagi dihalaman sekolahan dan jam 07.30 guru

    memulai KBM.

  • b) Kompetensi Pedagogik

    Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada 17

    september 2015 guru membuat RPP sebelum mengajar, dalam

    kegiatan KBM di kelas guru memanfaatkan teknologi informasi

    dan komunikasi, setelah pembelajaran guru melakukan evaluasi

    untuk mengetahui pemahaman peserta didik.

    c) Kompetensi Profesional

    Berdasarkan data yang saya peroleh dan pengamatan yang

    saya lakukan pada 16 september 2015 sampai 19 september 2015

    guru mengajar sesuai dengan bidangnya, guru dalam

    menyampaikan pembelajaran guru sudah menguasai materi, guru

    juga memakai seragam yang telah ditetapkan sekolah tersebut.

    Sampai saat ini guru yang sudah sertifikasi 95%.

    d) Kompetensi Sosial

    Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di MTs

    Assalafi Susukan pada 16 september 2015 sampai 19 september

    2015 guru dalam bertingkah laku dan berkomunikasi secara sopan

    santun, ramah dalam menerima tamu, ada infaq untuk subsidi anak

    tidak mampu.

    2. Upaya-upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Dalam

    Mengembangkan Profesionalisme Guru:

    a) Kompetensi Kepribadian

    1) Menurut AJ selaku kepala sekolah, beliau menuturkan bahwa:

  • Dari masing-masing guru dipanggil untuk menyelesaikan

    masalah-masalah atau sharing mencari solusi yang terbaik,

    memaksimalkan kinerja guru, menjadi tutor sebaya, sehingga

    kepribadian bisa meningkat (wawancara, AJ. 18/09/15).

    Menurut NH:

    Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi

    kepribadian guru, tentunya kepala sekolah tetap mengawasi

    tindakan guru dan memberikan masukan-masukan yang baik,

    sharing, menjadi tutor sebaya, dsb (wawancara, NH.

    18/09/15).

    Menurut NI:

    Kepala sekolah hanya memberi saran, masukan kepada guru.

    Karena ini menyangkut kepribadian guru, jadi guru tersebutlah

    yang lebih mengetahui (wawancara, NI: 18/09/15).

    Menurut SH:

    Di adakannya shalat dhuha setiap pagi, sharing dan kepala

    sekolah memberi contoh yang baik (wawancara, SH. 18/09/15).

    2) Cara kepala sekolah agar guru datang tepat waktu ke sekolah

    Menurut AJ selaku kepala sekolah:

    Sebagai orang yang diberi kepercayaan dari yayasan untuk

    memimpin sekolah, saya sebagai kepala sekolah mempunyai

    tanggung jawab besar mengelola sekolah dengan baik agar

    menghasilkan lulusan yang berkualitas serta bermanfaat bagi

    bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu

    yang perlu diperhatikan adalah profesionalisme guru, karena

    dengan guru yang profesional tentunya akan menghasilkan

    lulusan dengan kualitas unggul. Guru yang profesional adalah

    orang yang mempunyai kemampuan dan mempunyai keahlian

    khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan

    tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

    maksimal. Absensinya disini dengan finger print jadi secara

    otomatis guru akan datang kesekolah dengan tepat waktu

    (wawancara, AJ. 17/09/15).

  • Menurut NH cara kepala sekolah agar guru datang kesekolah

    tepat waktu adalah:

    Begini mas, kepala sekolah datang lebih pagi, keliling

    memeriksa kehadiran guru dan memberi sangsi bagi guru yang

    terlambat (wawancara, NH.17/09/15).

    Sependapat dengan bapak NH, ibu NI mengemukakan bahwa

    cara kepala sekolah agar guru datang kesekolah datang tepat

    waktu adalah:

    hmmmz gini mas, kepala sekolah memberi contoh yaitu

    dengan datang pagi secara otomatis guru termotivasi dan

    absensi dengan finger print(wawancara, NI.17/19/15).

    Pendapat senada juga diungkapkan oleh ibu SH, beliau

    mengatakan bahwa:

    iya disini absensinya dengan finger print, jadi guru sangat

    jarang ada yang terlambat bahkan bisa dikatakan tidak ada guru

    yang terlambat kalau tidak ada halangan yang

    mendadak(wawancara, SH.17/19/15).

    3) Cara kepala sekolah menumbuhkan semangat kerja dan tanggung jawab para guru terhadap pekerjaan mereka

    Menurut AJ selaku kepala sekolah, beliau menuturkan bahwa:

    Cara saya menumbuhkan semangat kerja dan tanggung jawab

    para guru terhadap pekerjaan mereka disini saya memberi

    contoh disiplin, guru saya minta administrasinya dan saya

    memonitoring(wawancara, AJ.17/09/15).

    Menurut penuturan NH, cara kepala sekolah untuk

    menumbuhkan semangat kerja dan tanggung jawab para guru

    terhadap pekerjaan mereka adalah:

    Ya kepala sekolah hanya sekedar memberi motivasi terhadap

    guru-guru, memberi contoh disiplin dan guru diminta

    administratornya(wawancara, NH.17/09/15).

    Menurut ibu NI selaku guru bahasa inggris beliau mengatakan

    bahwa:

    Hmmmzzz apa ya, gini mas diadakannya supervisi dan

    perbulan ada monitoring kepala sekolah juga memberi suntikan

    motivasi, baik secara individu maupun secara kelompok

    (wawancara, NI.17/19/15).

    Ibu SH juga berpendapat dengan ibu NI bahwa:

    Kepala sekolah mengadakan supervisi setiap sebulan

    sekali(wawancara, SH.17/19/15).

  • 4) Cara kepala sekolah untuk menjadikan para guru supaya menjadi contoh yang baik bagi siswanya

    AJ selaku kepala sekolah mengungkapkan bahwa:

    Yang kalau saya tidak ada penekanan kusus buat para guru,

    karena kalaau menurut saya guru sudah tau bagaiamana harus

    bersikap terhadap sesama ataupun terhadap siswanya

    (wawancara, AJ.17/09/15).

    Menurut NH cara kepala sekolah untuk menjadikan guru

    supaya menjadi contoh yang baik bagi siswanya adalah:

    Singkron juga dengan progam kepala sekolah, guru, karyawan

    bersama murid-murid melaksanakan sholat dhuha setiap pagi,

    bersih lingkungan setiap satu minggu sekali(wawancara,

    NH.17/09/15).

    Menurut NI menuturkan bahwa:

    Begini mas, kalau disini guru sudah tau tata cara guru dengan

    guru, guru dengan murid, dan guru terhadap kepala

    sekolah(wawancara, NI.17/09/15).

    SH juga mengatakan bahwa:

    Kepala sekolah mengingatakan agar sopan kepada siapa saja,

    khususnya kalau masih dilingkungan sekolah(wawancara,

    SH.17/09/15).

    b) Kompetensi Pedagogik

    1) Menurut AF selaku kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:

    Untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru, saya

    arahkan ke MGMP sekecamatan Susukan dan yang senior

    mengarahkan terhadap yang junior, membantu cara membuat

    RPP dan metode, melakukan kunjungan kelas (wawancara,

    AF. 18/09/15).

    Menurut NH:

    Untuk hal ini kepala sekolah membantu saya apabila saya

    mengalami kesulitan KBM, pembuatan RPP dan metode

    (wawancara, NH. 18/09/15).

  • Menurut NI:

    Kepala sekolah menyuruh untuk banyak membaca agar

    menambah pengetahuan (wawancara, NI. 18/09/15).

    Menurut SH:

    Kepala sekolah menganjurkan agar kegiatan yang sekiranya

    dapat kompetensi pedagogik saya, seperti mengikuti MGMP,

    seminar dan pelatihan-pelatihan (wawancara, SH. 18/09/15).

    2) Cara kepala sekolah membantu guru yang kesulitan dalam memahami keberagaman siswa siswinya:

    Menurut AJ selaku kepala sekolah mengatakan bahwa:

    Untuk memahami karakter tiap peserta didik memang

    membutuhkan waktu yang tidak singkat, terutama dalam

    kegiatan pembelajaran. Maka saya menghimbau kepada

    bapak/ibu guru untuk lebih inovatif dan kreatif. Agar

    siswa/siswinya tertarik terhadap mata peljaran

    tersebut(wawancara, AJ.17/09/15).

    Menurut NH mengatakan bahwa:

    Gini mas, tiap guru kan mempunyai karakter masing-masing

    jadi kepala sekolah hanya menekankan dalam kegiatan

    pembelajaran agar lebih menarik sehingga siswa/siswinya

    tidak jenuh terhadap pelajaran tersebut(wawancara,

    NH.17/09/15).

    Ibu NI Juga sependapat dengan bapak NH, beliau mengatakan

    bahwa:

    Kepala sekolah hanya menekankan bahwa dalam KBM guru

    dituntut agar semenarik mungkin dalam menyamoaikan materi

    agar siswa/siswinya tidak jenuh sehingga bisa tercapainya

    pembelajaran yang efektif(wawancara, NI.17/09/15).

    Menurut SH mengatakan bahwa:

    Yang dilakukan kepala sekolah Cuma memberikan

    pengarahan saja, beliau bersedia membatu saya kalau

    mengalami kesulitan(wawancara, SH.17/09/15).

    3) Cara kepala sekolah lakukan agar guru membuat RPP sebelum mengajar

    AJ selaku kepala sekolah mengatakan bahwa:

    Kalau saya harus ngecek setiap hari spertinya tidak mungkin

    mas, karena saya pasti juga ada keperluan yang lain dan

    pastinya guru tidak membuat RPP setiap hari. Jadi untuk RPP

    saya selalu adakan rapat sekali dalam sebulan(wawancara,

    AJ.17/09/15).

  • NH selaku guru TIK mengatakan bahwa:

    Untuk RPP diadakan rapat bulanan dan kepala sekolah selalu

    mengingatkan karena kepala sekolah mewajibkan harus

    membuat RPP sebelum mengajar(wawancara, NH.17/09/15).

    Menurut NI cara kepala sekolah dalam pembuatan RPP adalah:

    Guru disuruh membuat RPP lalu diajaukan ke kepala sekolah

    setelah di tandatangani oleh kepala sekolah selanjutnya

    dikembaliakan(wawancara, NI.17/09/15).

    Menurut SH:

    RPPnya diminta, ditandatangani dan sering mengadakan

    supervisi(wawancara, SH.17/09/15).

    4) Cara kepala sekolah dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapai para guru dalam kegiatan belajar mengajar

    Menurut AJ selaku kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: