12
[287] UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN MAHARAH KALAM Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) Jawa Timur [email protected] / [email protected] Abstrak Bahasa Arab merupakan suatu bahasa yang memiliki banyak keistimewaan dari bahasa lainnya. Salah satunya adalah bahasa pemersatu Umat Islam di dunia. Namun dibalik semua keistimewan tersebut, bahasa Arab memiliki problematika-problematika khusus dalam pembelajaraanya. Problematika yang dapat ditemukan terbagi menjadi dua, yaitu masalah Linguistik dan Non Linguistik. Motivasi adalah salah satu problematika Non Linguistik yang sangat penting untuk diperhatikan, karena peserta didik yang tidak mempunyai motivasi kuat dalam belajar bahasa Arab akan mengalami kesulitan di dalamnya. Sehingga motivasi harus terus ditanamkan dalam diri siswa, terkhusus motivasi dalam berbicara bahasa Arab. Karena kemahiran dalam berbicara adalah puncak dari empat skill (maharatul kitabah, maharatul qira‟ah, maharatul istima‟, maharatul kalam) berbahasa dan merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa modern termasuk bahasa Arab. Berbicara bahasa Arab juga tidak semudah bahasa lainya, sering kali para siswa kurang percaya diri dan cenderung takut untuk berbicara bahasa Arab. Oleh karena itu, dalam artikel ini menawarkan beberapa metode dan strategi untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam berbicara bahasa Arab atau maharah kalam. Kata Kunci : Peningkatan Motivasi, Maharah Kalam, Problematika Problematika Pembelajaran Maharah Kalam Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya. 1 Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam berbahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh pengajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat mendasar dalam mempelajari bahasa asing. 2 1 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset, 2009),Hal. 135. 2 Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu;atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN- Malik Press,2011),Hal. 88.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

[287]

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA

UNTUK MENINGKATKAN MAHARAH KALAM

Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam

Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) Jawa Timur

[email protected] / [email protected]

Abstrak

Bahasa Arab merupakan suatu bahasa yang memiliki banyak keistimewaan dari bahasa

lainnya. Salah satunya adalah bahasa pemersatu Umat Islam di dunia. Namun dibalik

semua keistimewan tersebut, bahasa Arab memiliki problematika-problematika khusus

dalam pembelajaraanya. Problematika yang dapat ditemukan terbagi menjadi dua, yaitu

masalah Linguistik dan Non Linguistik.

Motivasi adalah salah satu problematika Non Linguistik yang sangat penting untuk

diperhatikan, karena peserta didik yang tidak mempunyai motivasi kuat dalam belajar

bahasa Arab akan mengalami kesulitan di dalamnya. Sehingga motivasi harus terus

ditanamkan dalam diri siswa, terkhusus motivasi dalam berbicara bahasa Arab. Karena

kemahiran dalam berbicara adalah puncak dari empat skill (maharatul kitabah, maharatul

qira‟ah, maharatul istima‟, maharatul kalam) berbahasa dan merupakan salah satu jenis

kemampuan berbahasa modern termasuk bahasa Arab. Berbicara bahasa Arab juga tidak

semudah bahasa lainya, sering kali para siswa kurang percaya diri dan cenderung takut

untuk berbicara bahasa Arab.

Oleh karena itu, dalam artikel ini menawarkan beberapa metode dan strategi untuk

menumbuhkan motivasi siswa dalam berbicara bahasa Arab atau maharah kalam.

Kata Kunci : Peningkatan Motivasi, Maharah Kalam, Problematika

Problematika Pembelajaran Maharah Kalam

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/speaking skill) adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran

berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang

lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat

yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam

rangka memenuhi kebutuhannya.1 Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling

penting dalam berbahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari

oleh pengajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat

mendasar dalam mempelajari bahasa asing.2

1 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset, 2009),Hal. 135.

2 Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu;atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN-

Malik Press,2011),Hal. 88.

Page 2: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

Upaya Peningkatan Motivasi Siswa untuk Meningkatkan Maharah Kalam | 288

Rabu, 18 Desember 2019

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Al Azhar Indonesia

Sedangkan maharah kalam adalah berbicara secara terus-menerus tanpa henti tanpa

mengulang kosakata yang sama dengan menggunakan pengungkapan bunyi3. Kemahiran

berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam

pengajaran bahasa modern termasuk bahasa arab. Berbicara merupakan sarana utama

untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa

sebagai medianya.4Selama ini masih banyak siswa mengeluh akan sulitnya berbicara

bahasa Arab dikarenakan kurangnya siswa dalam menguasai perbendaharaan

kosakata/mufrodat sehingga dorongan untuk berbicara bahasa Arab sangatlah kurang,

Disamping itu, lingkungan sekolah yang tidak mendukung dalam penerapan disiplin

bahasa akan mempengaruhi motivasi siswa dalam berbicara bahasa Arab, sehingga

menimbulkan problematika yang akan mempengaruhi motivasi siswa dalam berbicara

bahasa Arab.

Apabila diamati dengan teliti, akan mendapatkan hal yang sangat mengejutkan, karena

ternyata tidak sedikit orang yang tidak bisa berbahasa Arab dengan fasih dan lancar

padahal ia adalah tamatan lembaga bahasa dan pesantren, bahkan ketika sekolah ia

mengambil jurusan bahasa Arab. Masih banyak dijumpai mahasiswa-mahasiswa jurusan

bahasa yang tidak bisa berbahasa Arab fasih dan lancer. Hal yang lebih miris lagi ternyata

ada pengakuan dari pengajar bahasa Arab di perguruan tinggi bahwa mahasiswa yang

pandai berbahasa Arab dengan fasih dan lancar ialah mereka yang sebelumnya telah pandai

berbahasa Arab sebelum mereka masuk kejurusan bahasa Arab. Ini artinya ada beberapa

lembaga pendidikan yang tidak mampu menjadikan peserta didiknya untuk menguasai

bahasa Arab dengan fasih dan lancar.5

Permasalahan yang sering dihadapi oleh guru ketika mengajar bahasa Arab dikelas

dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah karena dua hal yaitu rendahnya

motivasi minat belajar bahasa Arab, dan juga tidak sesuai dengan metode yang digunakan

oleh guru dalam mengajarkan bahasa Arab di kelas. Disamping itu sulitnya bagi

mahasiswa untuk meninggalkan bahasa Ibu turut menjadi problemmatika dalam

mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk berani berbicara bahasa Arab dan juga

terbatasnya pengetahuan dan wawasan karena kurangnya informasi yang disampaikan

kepada khalayak mengenai kedudukan dan fungsi bahasa Arab.

Dan Juga masih banyak dari kalangan siswa yang masih membutuhkan motivasi dan

bimbingan belajar untuk mendorong semangat dalam meningkatkan kemampuan berbicara

bahasa Arab. Hal ini dikarenkan masih banyak ditemukan mahasiswa yang masih memiliki

kekurangan dalam berbicara bahasa Arab dengan fasih dan lancar.

Selama ini banyak siswa yang mengeluh akan sulitnya memulai untuk berbicara.

Seakan –akan katup yang mengunci mulutnya untuk berbicara apa yang ada didalam

pikirannya. Padahal beribu-ribu kata yang muncul di dalam otaknya, namun tak satu

3 Ibid.89

4 Ahmad Fuad, Metodologi Pembelajaran (Malang; Penerbit Misykat,2012),Hal.139.

5 Fatur rohman , Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang : Madani Kelompok Intrans Publising Wismakali

metro,2015).Hal.45.

Page 3: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

289 |Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam

“Multaqa Nasional Bahasa Arab (MUNASBA) ke- II”

katapun berani untuk mengungkapkannya. Menurut H. Tayar Yusuf dan Syaiful anwar

(1997) dalam bukunya Metode pengajaran Agama dan Bahasa Arab mengungkapkan

bahwa dalam psikologi belajar, masalah motivasi ini selalu mendapatkan khusus dari para

ahli. Karena motivasi itu sendiri merupakan gejala jiwa yang mendorong manusia untuk

bertindak atau berbuat sesuatu keinginan dan kebutuhan atau motif-motif. Motif pad

dasarnnya berkaitan erat dengan kebutuhan hidup seseorang berupa biologis dan

psikologis/kerohanian. Semakin terang kebutuhan manusia yang di inginkan, maka

semakin jelas pula motif yang melatarbelakanginya.

Karena keterampilan berbicara sangatlah penting agar para siswa mampu

berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara

baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara social

yang dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai tahap kepandaian berbicara

diperlukan dorangan atau motivasi agar siswa mempunya keinginan kuat untuk berlatih

dan praktek sehingga diperlukan motivasi yang kuat dan mendukung..

Artikel ini mencoba menawarkan solusi dalam meningkatkan motivasi belajar dalam

berbicara bahasa Arab yang selama ini di anggap sulit, yang diharapkan dapat menambah

wawasan guru tentang pembelajaran maharotul kalam di satu sisi, dapat membuat siswa

tidak takut lagi untuk memulai berbicara apa yang ada didalam pikirannya, sehingga guru

dapat memotivasi siswa untuk berani menuangkan isi pikirannya, kemudian terbiasa dan

akhirnya menikmati pembelajaran berbicara bahasa Arab. Metode atau teknik

pembelajaran berbicara bahasa Arab yang ditawarkan dalam makalah ini bukanlah ide

murni penulis, tetapi penulis ambil atau penulis kembangkan dari ide para ahli

pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran berbicara

Tujuan utama dalam pembelajaran berbicara adalah agar para siswa mampu

berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Dan juga

mengantarkan siswa untuk dapat mengungkapkan perasaannya, pikirannya, dan

keyakinannya dengan mudah, dalam berbagai situasi kehidupan dengan mengungganakan

ungkapan yang benar dan jelas serta dengan gaya kalimat yang mengesankan.

Ada beberapa tujuan umum berbicara menjadi tujuan perilaku, sebagai berikut :

1. Siswa akan mudah dalam menyampaikan ma’lumat kepada orang lain

2. Bisa merangkum pembicaraan orang dengan mudah

3. Siswa mampu merangkai kosakata yang sudah dihafal.

4 Membuat seni berbicara menjadi indah sehinggah diharapkan siswa mampu

memperbagus kalimat atau rangkaian bahasa sehingga enak di dengar.

5. Siswa mampu menerjemahkan dari bahasa asing kedalam bahasa sehari-hari..

6. Siswa mampu menghafal kosa kata dalam jumlah relative banyak dalam setiap

pertemuan.

Page 4: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

Upaya Peningkatan Motivasi Siswa untuk Meningkatkan Maharah Kalam | 290

Rabu, 18 Desember 2019

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Al Azhar Indonesia

Metode Pembelajaran Maharah Kalam

Sebuah metode dikatan berhasil apabila metode tersebut dapat mengantarkan pada

tujuan pembelajaran yang di harapkan dengan penggunaan waktu dan tenaga yang

relative hemat, baik bagi guru maupun bagi murid, disamping itu juga dapat

membangkitkan minat murid, menumbuhkan perhatian dan dorongannya kepada aktivitas

yang positif, yaitu yang dapat membuatnya kreatif dalam belajar dan berfikir secara

bebas, produktif, dan kratif dan inovatif.6

Guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat menggunakan metode yang ia ciptakan

sendiri sesuai pengalamannya dalam mengajar, memakai metode yang ia ciptakan sendiri

sesuai pengalamannya dalam mengajar, memakai metode hasil dari penelitian para ahli,

atau mengembangkannya yang ada. Dalam artikel ini disajikan beberapa metode untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa untuk berbicara bahasa Arab, yaitu metode

langsung, metode audiolingual, metode membaca, dan metode gabungan yang dilengkapi

dengan langkah-langkah pembelajarannya.

1. Metode Langsung (Direct Method)

Metode langsung (at–Thoriqoh al-mubasyaroh/direct method) dikembangkan oleh

Carles Berlitz, seorang ahli dalam pengajaran bahasa, di Jerman menjelang abad ke-19.7

Faktor kemunculannya di belakangi oleh penolakan atau ketidak puasaan terhadap

metode tata bahasa dan terjemah. Pada saat itu memang metode tata bahasa dan terjemah

merupakan metode pengajaran bahasa kedua dan asing yang popular. Akan tetapi

ditengah kepopulerannya muncul banyak ketidakpuasan di banyak kalangan, sehingga

muncullah kritik bahkan penolakan terhadap metode ini. Secara lebih rinci factor-faktor

itu antara lain:

a) Pada saat penduduk Eropa semakin bertambah, tingkat komunikasi mereka semakin

kompleks. Hal ini mengakibatkan kebutuhan mereka untuk menguasai satu bahasa

(sebut saja Bahasa Inggris) sebagai lingua franca secara aktif dan produktif

semakin mendesak. Buku-buku sumber yang di temukan pada saat itu kurang

memuaskan mereka, karena pada umumnya tidak mengajarkan penggunaan bahasa

tujuan secara praktis dan efektif, melainkan berbicara tentang bahasa tujuan.

b) Di bebeapa Negara Eropa pada waktu itu, pendekatan pendekatan baru dalam

pengajaran bahasa tujuan yang dicetuskan oleh para ahli pengajaran bahasa secara

terpisah-pisah memberi ide kepada para guru bahasa tujuan untuk mengangkat

metode lain yang dipandang lebih baik untuk mengajarkan bahasa tujuan. Hal ini

membuka jalan merek untuk memunculkan metode langsung.

Meskipun metode langsung merupakan reaksi kuat terhadap metode tata bahasa dan

terjemah, namun orang-orang telah lebih dulu menggunakan dalam mengajarkan bahasa

asing. Nababan menyebutkan bahwa penggunaanya telah berlangsung sekitar abad 15 SM

6 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset, 2009),Hal. 135 7 Lengkawati, Revitalisasi Pendidikan Bahasa(Solo: Pustaka karya 2003.Hal.72

Page 5: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

291 |Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam

“Multaqa Nasional Bahasa Arab (MUNASBA) ke- II”

ketika para pemuda Romawi diberi pelajaran bahasa Yunani oleh guru-guru bahasa dari

Yunani. Namun penggunaan metode langsung pada waktu itu tidak benar-benar sebagai

metode langsung, ‘’kelangsungannnya’’ dapat dikatakan tidak murni seratus persen,

sebab dalam bebeapa hal masih menggunakan bahasa ibu dan kedua. Baru mulai tahun

1920an, beberapa ahli pengajaran yang secara terpisah menggunakan metode langsung

secara murni dan sistematis.

Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa asing sama dengan bahasa ibu,

yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Para pelajar

menurut metode ini, belajar bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara,

sedangkan membaca dan mengarang dapat di kembangkan kemudian, sebab inti

berbahasa adalah menyimak dan berbicara. Oleh karena itu mereka harus dibiasakan

berfikir dengan bahasa asing. Maka untuk mencapai ini semua penggunaan bahasa ibu

dan bahasa kedua ditiadakan sama sekali. Bahkan unsur tata dalam bahasa di dalam

metode ini tidak terlalu diperhatikan, sebab tekanan intinya adalah bagaimana agar pelajar

pandai menggunakan bahasa asing yang dipelajari, bukan pandai tentang bahasa asing

yang dipelajari. Tata bahasa hanya diberikan memlalui situasi (kontekstual) dan dilakukan

secara lisan, bukan dengan cara menghapal kaidah-kaidah.

Metode langsung memiliki tujuan agar pelajar mampu berkomunikasi dengan bahasa

asing yang dipelajarinya seperti bahasa ini. Untuk mencapai kemampuan ini para pelajar

diberi latihan secara intensif. Latihan-latihan ini diberikanden dengan asosiasi langsung

antara kata-kata/kalimat-kalimat dengan maknanya, melalui demonstrasi/ peragaan,

gerakan, mimic muka, dan sebagainya. Dengan tidak menggunakan bahasa Ibu atau

terjemahan sekalipun, pelajar dipandang dapat memahami kata-kata/kalimat yang

dikemukakan.

Merode langsung dapat digunakan secara individu. Prosedur pembelajarannya

sebagai berikut :1. Pendahuluan membuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi

yang akan disajikan baik berupa appersepsi, atau tes awal tentang materi, atau yang lain,

2.Guru memberikan materi berupa dialog-dialog pendek yang rilek, dengan bahasa yang

biasanya digunakan sehari-hari secara berulang-ulang, Materi ini mula-mula disajikan

secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi atau

gambar-gambar. Bahkan jika diperlukan pelajar dibawa kealam nyata untuk memudahkan

peragaan atau menunjukan benda-benda yang berkaitan dengan materi yang disajikan, 3.

Siswa diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog yang disajikan sampai lancar, 4.

Para siswa dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-temannya secara

bergiliran, 5. Stuktur/ tata bahasa diberikan bukan dengan menganalisa nahwu melainkan

dengan memberikan contoh-contoh secara lisan yang dapat mungkin menarik perhatiaan

pelajar untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan sendiri.

Berikut contoh tema dan pernyataan yang dapat diajukan guru kepada siswa :

قلمماهذا ؟ هذا

ما هذه ؟ هذه حقيقة

Page 6: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

Upaya Peningkatan Motivasi Siswa untuk Meningkatkan Maharah Kalam | 292

Rabu, 18 Desember 2019

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Al Azhar Indonesia

Setelah pembebelajaran selesai , jika diperlukan evaluasi akhir berupa pertanyaan-

pertanyaan dialog yang harus dijawab oleh pelajar sebagaimana pola-pola dialog diatas.

Pelaksanaan bisa saja individual atau kelompok, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika

tidak memungkinkan karena waktu, misalnya guru dapat menyajikannnya berupa tugas

yang harus dikerjakan di rumah masing-masing pelajar.

Adapun jenis dari metodologi Langsung ialah metodologi berbicara spontan, yaitu

sejenis permainan sederahana yang mampu membantu siswa dalam menunjang

kemahiran berbicara. Langkah langkah yang harus dipersiapakan oleh guru ialah:

menyiapkan sejumlah lipatan kertas kecil. Pada setiap kertas ditulis suatu topic tertentu

sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan usia siswa. Misalnya, untuk siswa

menengah diberi topic (a) hobiku, (b) berpergian yang mengesankan, (c) rencana kegiatan

liburan. Untuk siswa yang kemampuan bahasanya sudah tinggi, diberikan topic yang

mungkin agak abstrak, namun harus etap berhubungan dengan pengalaman mereka.

Dan juga langkah-lang prosedur siswa dalam menerapkan metode ini yakni: 1.Siswa

mengambil secara acak satu lipatan kertas dan membaca topic yang tertulis pada lipatan

kertas tersebut, 2. Siswa diminta langsung memulai berbicara tentang topic tersebut, 3.

Kesempatan berbicara tersebut diberikan selama 3-5 menit, 4.Agar lebih merangsang

siswa, pembicaraan mereka dapat direkam. Keuntungan perekam ini, siswa dapat

memutar dan mengamati kembali pembicaraanya, baik secara bersama maupun

perorangan. Dengan demikian, siswa dapat berlatih mengenali kemampuan atau

mengoreksi pembicaraanya.8

Metode langsung merupakan proses terhadap metode tata bahasa dan tarjamah.

Dilihat dari sisi ini metode langsung sedikit maju dibandingkan metode sebelumnya.

Walau demekian tetap saja metode langsung memiliki kelemahan, terutama jika dilihat

dari konsep dasar dan kritikan para ahli yang ditujukan kepadanya.

2. Metode Audiolingual

Metode audiolingual ( at-thoriqoh al- sam‟iyah al-syafawiyah/ audiongual method)

mula mula muncul di Amerika Serikat (AS). Metode ini pada dasarnya mengintensifkan

prinsip-prinsip pada direct method atau method langsung yang dikembangkan oleh

Charles Berlizt di Jerman menjelang abad ke 19. Metodhe ini mencoba menstimulisasikan

cara pelajar belajar bahasa asing secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Pelajar

bahasa asing dalam hal ini dibiasakan untuk berfikir dengan bahasa asing. Oleh karena itu

penggunaan bahasa ibu dan bahasa kedua dielakan sama sekali. Melihat adanya

peningkatan kebutuhan akan penguasaan bahasa asing secara cepat, para pengajar bahasa

asing memandang perlu adanya method yang dipandang lebih berhasil.

8 Asrori Imam, 1000 Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang,CV. Bintang Sejahtera, Cetakan 3).

Hal.31-32

Page 7: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

293 |Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam

“Multaqa Nasional Bahasa Arab (MUNASBA) ke- II”

Adanya dua pendekatan teori yang mendasari pengajaran bahasa, sebagaimana kita

ketahui, yaitu teori tata bahasa tradisional dan stuktural. Keduanya memiliki pandangan

yang saling berbeda dalam hal tata bahasa. Teori tradisional meyakini adanya tata bahasa

yang semesta, sedangkan teori stuktural meyakini bahwa stuktur-stuktur bahasa di dunia

tidak sama; menurut teori tradisional bahasa baik dan benar ialah menurut para ahli

bahasa (dalam istilah linguistic disebut preskriptif, sedangkan menurut theory stuktural

yang baik dan benar adalah yang digunakan oleh penutur asli (dalam istilah linguistic

disebut deskrptif).

Metode audiongual ialah metode mendasarkan diri kepada pendekatan structural dalam

pengajaran bahasa. Sebagai implikasinya metode ini menekankan penelahaan dan

pendeskripsian suatu bahasa yang akan dipelajari dengan memulainya dari system bunyi

(fonologi), kemudian system pembentukan kata (morfologi), dan system pembentukan

kalimat. Karena menyangkut stuktur bahasa secara keseluruhan, maka dalam hal ini juga

ditekankan system tekanan, nada, dan lain-lain. Maka bahasa tujuan diajarkan dengan

mencurahkan perhatian pada lafal kata dan pada latihan berkali-kali secara intensif.

Bahkan drill inilah yang biasanya dijadikan teknik utama dalam proses mengajar.9

Drill adalah suatu teknik mengajar pengajaran bahasa yang dipakai oleh semua guru

bahasa pada suatu waktu untuk memaksa para pelajar mengulang dan mengucapkan suatu

pola kalimat dengan baik tanpa kesalahan.10

Mengadakan drill dengan konsisten akan

melahirkan suatu kebiasaan yang baik dalam berbahasa. Menurut Hubbard drill ini

berdasarkan langsung pada theory psikologi yang disebut behaviorisme.

Pandangan ini menjadikan dasar yang kuat bagi method audiolingual dalam

pengajaran bahasa. Selanjutnya melahirkan dasar pikiran tertentu yang membedakan

dengan lainnya. An-naqah dan Badri mengatakan dasar itu adalah bahwa bahasa adalah

ujaran bukan tulisan, bahasa terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang harus dipelajari

adalah bahasa, bukan tentang bahasa, bahasa bukan untuk dibicarakan tetapi harus

digunakan dan semua bahasa di dunia ini memiliki perbedaan.

Sebagaimana nama metode ini, yaitu mendengarkan dan berbiara, maka dalam

aplikasinya lebih menekankan dua aspek ini sebelum kepada dua aspek lainnya. Jika

melihat konsep dasarnya, maka ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam

aplikasinya, berikut adalah langkah-langkah penggunaan metode bilingual: 1.Siswa harus

menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca,dan akhirnya menulis, 2. Tata bahasa

harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-dialog dengan topic situasi

sehari-hari, 3. Latihan (drill/ al tadribat) harus mengikuti operant-conditioning seperti

yang telah di jelaskan. Dalam hal ini hadiah adalah baik diberikan, 4. Semua tata bahasa

harus disajikan dari yang mudah kepada yang sukar atau bertahap, 5. Kemungkinan-

kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam memberi respond harus dihindarkan,

9 Acep hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung PT. Remaja Rosda Karya, Cetakan1,2011).hal.185

10 Ibid.hal.186

Page 8: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

Upaya Peningkatan Motivasi Siswa untuk Meningkatkan Maharah Kalam | 294

Rabu, 18 Desember 2019

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Al Azhar Indonesia

sebab penguatan positif dianggap lebih efektif daripada penguatan negative. Prinsip ini

kata Nababan disebut ‘’penghindaran kesalahan’’.

Terlihat bahwa metode audiolingual pada dasarnya tidak hanya menekankan latihan

dan pembiasaan para siswa untuk membentuk kecakapan berbahasa, tetapi kecermatan

juga pengajar dalam membimbing mereka perlu diperhatikan. Oleh sebab itu seorang

pengajar harus benar-benar menguasai prinsip –prinsip itu.

3. Metode Membaca Nyaring

Di awal abad ke 20, pengguanaan method langsung di sekolah-sekolah menengah di

kawasan eropa mulai berkurang. Yang muncul pada waktu itu penggunaan method

langsung yang telah mengalami revisi. Usaha revisi ini menghasilkan versi-versi yang

menyatukan teknik-teknik method langsung dengan aktivitas-aktivitas terpimpin

berdasarkan tata kebahasaan. Popularitas versi tertentu pada abad itu memberi inspirasi

kepada para ahli linguistic terapan di Amerika Serikat untuk mencoba mengembangkan

satu versi resmi di sekolah-sekolah menengah negeri itu.

Tujuan Pengajaran bahasa asing yang menekankan keterampilan berbicara,

sebagaimana yang dimaksud oleh metode langsung, dianggap kurang memuaskan

hasilnya, Karena waktu yang disediakan untuk bahasa asing bagi pelajar atau mahasiswa

sangatlah sedikit. Dalam laporan hasil penelitian Coleman dan kawan-kawan pada tahun

1929, seperti yang dituturkan oleh nababan dianjurkan bahwa tujuan pengajaran bahasa

asing yang realistis adalah tercapainya keterampilan membaca, maka perlu digunakan

metode membaca (Thariqoh al-qira‟ah/ reading method). Hasil laporan ini adalah bahwa

tujuan utama program-program bahasa sebagai bahasa asing adalah diganti menjadi

keterampilan membaca.

Sasaran utama method membaca (Thariqah al-qiro‟ah/reading method), sebagaimana

diutarakan di atas, adalah pelajar di sekolah-sekolah menengah dan mahasiswa di

perguruaan tinggi. Salah satu kegiatan penting untuk memperoleh informasi itu adalah

membaca nyaring sampai pemahaman. Bahasa adalah sarana dalam menyampaikan

informasi. Satuan bahasa yang terkecil adalah kosa kata, dan setiap makna kosa kata akan

menentukan makna kalimat, maka kosakata merupakan unsur yang sangat menentukan

bahasa.

Hal ini ditegaskan oleh Coleman dan kawan-kawan bahwa kosakata adalah unsur

pengajaran bahasa dan kawan-kawan bahwa kosakata adalah unsur pengajaran bahasa

yang terpenting, unsur selanjutnya adalah membaca pemahaman. Sementara itu menurut

Palmer (1932) seperti dikemukakan oleh badri bahwa membaca dan memahami secara

cepat mesti didahului oleh latihan pengucapan yang benar, kelancaran pengucapan, dan

penggunaaan pola-pola kebahasaan.

Page 9: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

295 |Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam

“Multaqa Nasional Bahasa Arab (MUNASBA) ke- II”

Dari sini jelas bahwa metode membaca, selain menekankan kemampuan membaca

diam (al-qira‟ah al shaamitah/ silent reading) untuk memahami (al-qira‟ah al-jariyah/

oral reading) merupakan kegiatan yang banyak dilatihkan. Kemampuan ini dipandang

dapat membantu para siswa dalam pengungkapan lisan. Sedangkan penguasaan kaidah

grammatical merupakan kemampuan yang dikembangkan kemudian, itu juga kaidah-

kaidah yang sekiranya diperlukan oleh pembaca di dalam membaca.

Itulah sebabnya tujuan utama methode ini adalah menanamkan kemampuan membaca

teks-teks bahasa asing dengan mudah tanpa harus menerjemahkan baik secara lisan

maupun tulis kedalam bahasa siswa, tetapi langsung mencerna isi yang terkandung oleh

teks bahasa asing.

Adapun banyak langkah yang mungkin dilakukan oleh guru dalam menggunakan

metode membaca seperti yang disebutkan sebagai berikut : 1.Pendahuluan, berkaitan

dengan berbagai hal tentang materi yang akan disajikan baik berupa appersepsim atau tes

awal tentang materi, atau yang lainnya, 2. Pemberian kosakatadan istilah yang dianggap

sukar: ini diberikan dengan definisi-definisi dan contoh-contoh dalam kalimat,

3.Penyajian teks bacaan tertentu. Teks ini dibaca secara diam (al-qiro’ah al –

shamitha/silent reading) selamakurang lebih 10-15 menit atau disesuaikan dengan alokasi

waktu yang tersedia. Bisa jadi guru menugaskan para siswa untuk membaca teks ini

dirumah masing –masing pelajar sebelum pertemuan ini. Cara ini nampaknya lebih

menghemat waktu, sehingga guru dapat lebih leluasa mengembangkan bacaan di kelas, 4.

Diskusi mengenai isi bacaan. Langkah ini dapat berupa dialog bahasa belajar, 5.

Pembicaraan atau penjelasan tata bahasa secara singkat jika diperlukan untuk membantu

pemahaman pelajar tentang isi bacaan, 6. Diakhir pertemuan guru memberikan tugas

kepada para siswa tentang isi bacaan, misalnya : membuat rangkuman, isi bacaan, atau

membuat diagram, atau yang lainnya.

4. Metode Gabungan (Eklektik Method)

Adapun yang dimaksud gabungan disini tentu saja bukan menggabungkan semua

metode yang ada sekaligus, melainkan lebih bersifat ‘’ tambal sulam’’, artinya suatu

metode tentu dapat dipandang dapat mengetasi kekurangan metode yang lain. Walaupun

setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, namun tidak berarti semuanya dapat

digabungkan sekaligus, sebab menggabungkan disini sesuai kebutuhan atas dasar

pertimbangan tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, kemampuan belajar, bahkan

kondisi guru. Yang cocok dilakukan dalam hal ini adalah memanfaatkan kelebihan

metode tertentu untuk mengatasi kekurangan metode tertentu.

Munculnya metode gabungan (al thoriqoh al-intiqoiyah/ electic method) dengan

demikian merupakan kreativitas para pengajar bahasa asing untuk mengefektikan proses

belajar mengajar bahasa asing. Methode ini juga sekaligus memberikan kebebasan kepada

mereka untuk menciptakan variasi metode. Seabagiaman metode-metode lainnya, metode

Page 10: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

Upaya Peningkatan Motivasi Siswa untuk Meningkatkan Maharah Kalam | 296

Rabu, 18 Desember 2019

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Al Azhar Indonesia

gabungan memiliki dasar yang di jadikan pijakannya. Ada enam hal yang menjadi pijakan

metode gabungan sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Khulul :

1. Setiap metode pengajaran bahasa asing memiliki kelebihan. Kelebihan ini bisa

dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa asing.

2. Tidak ada metode yang sempurna, dan juga tidak ada metode yang jelek, tetapi

semuanya memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan metode tertentu bisa jadi

dapat mengatasi kelemahan tertentu.

3. Setiap metode memiliki latar belakang, karakteristik, dasar pikiran, dan peruntukan

yang berbeda, bahkan bisa jadi suatu metode muncul karena menolak metode

sebelumnya. Jika metode-metode tersebut digabungkan, maka akan menjadi sebuah

kolaborasi yang paling sempurna.

4. Tak ada satu metode pun yang sesuai dengan semua tujuan, semua siswa, semua

guru, dan semua program pengajaran bahasa asing.

5. Hal yang penting dalam mengajar adalah memberikan perhatian kepada para

pengajar dan kebutuhannya, bukan menguasai metode tanpa didasarkan kepada

pelajar dan kebutuhannya.

6. Setiap guru bahasa asing diberi kebebasan untuk menggunakan langkah-langkah

atau teknik-teknik dalam menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan

kebutuhan para pelajaranya dan sesuai dengan kemampuaannya.

Seperti yang dijelaskan diatas, meggunakan metode gabungan dalam pengajaran

bahasa asing adalah memanfaatkan kebaikan metode tertentu untuk mengatasi

kekurangan metode tertentu. Misalnya seorang guru bermaksud melatihkan kemampuan

berbicara sekaligus kemampuan memahami teks bacaan dan kaidah gramatika, maka ia

dapat mengkolaborasikan metode langsung ( al-thariqoh al-mubasyiroh/ direct method),

dengan method tarjamah dan kaidah (thariqah al-qawa‟id wal-tarjamah) ditambah

metode membaca (al-thariqoh al-qira‟ah/reading method).

Seperti metode lain, langkah yang bisa digunakan untuk menggunakan method ini

fleksibel. Misalnya langkah yang ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut : 1.

Pendahuluan, sebagaimana metode-metode yang lain, 2. Memberikan materi berupa

dialog-dialog pendek yang rilek, dengan tema kegiatan sehari-hari secara berulang-ulang,

3. Para siswa diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu menirukan

dialog-dialog itu dengan teman-temannya secara bergiliran, 5. Setelah lancar menerapkan

dialog-dialog yang telah dipelajari, mereka diberi teks bacaan yang temanya berkaitan

dengan dialog-dialog tadi. Selanjutnya guru memberi contoh cara membaca yang baik

dan benar, diikuti oleh pelajar secara berulang-ulang, 6. Jika terdapat kosakata yang sulit,

guru memaknai mula-mula dengan isyarat, atau gerakan, atau gambar, atau lainnya. Jika

tidak mungkin dengan ini semua, guru menerjemahkannya ke dalam bahasa pelajar, 7.

Page 11: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

297 |Hani’atul Mabruroh dan Fajar Nur Syah Alam

“Multaqa Nasional Bahasa Arab (MUNASBA) ke- II”

Guru mengenal beberapa stuktur yang penting dalam teks bacaan, lalu membahas

seperlunya, 8. Guru menyuruh para pelajar menelaah bacaan, lalu mendiskusikan isinya,

9. Sebagai penutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang

isi bacaan yang telah dibahas. Pelaksanaannya bisa saja secara individual atau kelompok,

sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika tidak memungkinkan karena waktu, misalnya,

guru dapat menyajikannya berupa tugas yang harus dikerjakan di rumah masing-masing.

Penutup

Beberapa metode pembelajaran tersebut merupakan sebagian kecil dari metode yang

ada untuk meningkatkan motivasi siswa untuk berani berbicara. Masih ada banyak sekali

metode yang bisa diterapkan dan dikembangkan guna menyesali masalah motivasi siswa

ini. Pemilihan metode dan kreatifitas guru dalam memadupandakan metode sangatklah

penting dalam pembelajaran bahasa.

Dengan demikian, literasi tentang metode pembelajaran ini dapat dimanfaatkan untuk

menambah pengetahuan. Dan semoga menambah minat guru untuk mengembangkan

metode yang lebih menarik untuk motivasi siswa berani untuk memulai berbicara bahasa

Arab.

Daftar Pusaka

Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu;atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran

Bahasa Arab, (Malang : UIN-Malik Press,2011)

Ahmad Fuad, Metodologi Pembelajaran (Malang; Penerbit Misykat,2012)

Lengkawati, Revitalisasi Pendidikan Bahasa (Solo: Pustaka karya 2003

An-Naqoh, Mahmud Kaamil, Ta‟lim Lugho al-arobiyah Lin-Naatiqin bilughotin ukhro.

‘Atha, Ibrahim Muhammad. Turuq Tadris al-lugho al-„arobiyah wal al-tarbiyah al-

diniyah. Maktabah al-nahdah al-mishiriyah, Kairo 1996/1416a

Asrori, Imam. 1000 Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab.Malang:

CV.Bintang Sejahtera.

Hermawan, Acep.2011 Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 12: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI SISWA UNTUK …

Upaya Peningkatan Motivasi Siswa untuk Meningkatkan Maharah Kalam | 298

Rabu, 18 Desember 2019

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Al Azhar Indonesia