12
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi per Siklus 1. Siklus I Dalam pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Kropak Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan selama ini peneliti alami, siswa kelihatansikap yang kurang antusias dalam menerima pelajaran. Hal ini menyebabkan suasana kelas kurang kondusif, interaksi timbal balik antara guru dan siswa tidak terjadi, pembelajaran masih didominasi oleh guru. Permasalahan yang dimunculkan oleh guru sebelum dilempar pada siswa justru guru dengan cepat menjawab sendiri, kondisi inilah yang pada akhirnya membuat hasil belajar Matematika belum sesuai dengan harapan. Perlu diketahui bahwa pelajaran Matematika kelas I dilaksanakan secara rutin dalam waktu 1 minggu. Sebelum implementasi tindakan dimulai terlebih dahulu diadakan tes awal. Hasil tes awal ini dari 40 siswa, rata- rata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti sebagian besar siswa belum menguasai materi (prestasi rendah). Dari hasil pengamatan dan masukan baik teman sejawat maupun supervisor diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 tentang mengurutkan benda- benda ruang yang sejenis pada mata pelajaran Matematika kelas I semester 1 tahun pelajaran 2011 / 2012 di SD Negeri 2 Kropak Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, ada peningkatan perbaikan dan menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata siswa mampu mengerjakan soal-soal tentang mengurtkan benda- benda ruang yang sejenis. Namun demikian hasil belajar tersebut masih belum menunjukkan peningkatan yang berarti. a. Perencanaan Dengan mengetahui hasil pembelajaran sebelum diadakan perbaikan pembelajaran yang masih jauh dari keberhasilan, maka peneliti menyusun

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

  • Upload
    vanmien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi per Siklus

1. Siklus I

Dalam pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Kropak Kecamatan

Wirosari Kabupaten Grobogan selama ini peneliti alami, siswa kelihatansikap yang

kurang antusias dalam menerima pelajaran. Hal ini menyebabkan suasana kelas

kurang kondusif, interaksi timbal balik antara guru dan siswa tidak terjadi,

pembelajaran masih didominasi oleh guru. Permasalahan yang dimunculkan oleh

guru sebelum dilempar pada siswa justru guru dengan cepat menjawab sendiri,

kondisi inilah yang pada akhirnya membuat hasil belajar Matematika belum

sesuai dengan harapan. Perlu diketahui bahwa pelajaran Matematika kelas I

dilaksanakan secara rutin dalam waktu 1 minggu. Sebelum implementasi tindakan

dimulai terlebih dahulu diadakan tes awal. Hasil tes awal ini dari 40 siswa, rata-

rata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti sebagian besar

siswa belum menguasai materi (prestasi rendah).

Dari hasil pengamatan dan masukan baik teman sejawat maupun

supervisor diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 tentang

mengurutkan benda- benda ruang yang sejenis pada mata pelajaran Matematika

kelas I semester 1 tahun pelajaran 2011 / 2012 di SD Negeri 2 Kropak Kecamatan

Wirosari Kabupaten Grobogan, ada peningkatan perbaikan dan menunjukkan hasil

yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa

yang ditunjukkan dengan rata-rata siswa mampu mengerjakan soal-soal tentang

mengurtkan benda- benda ruang yang sejenis. Namun demikian hasil belajar

tersebut masih belum menunjukkan peningkatan yang berarti.

a. Perencanaan

Dengan mengetahui hasil pembelajaran sebelum diadakan perbaikan

pembelajaran yang masih jauh dari keberhasilan, maka peneliti menyusun

Page 2: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

24

rencana perbaikan pembelajaran siklus I yang memfokuskan pada

penggunaan media konkrit. Dari rencana perbaikan pembelajaran siklus I ini,

ternyata hasil belajar yang dicapai siswa masih belum mencapai kriteria

ketuntasan. Agar hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan dan kekurangan

rencana perbaikan pembelajaran siklus I dapat diatasi, selanjutnya penelitii

merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

b. Pelaksanaan

Sebelum perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti telah

menganalisis hasil belajar yang diperoleh. Dari proses analisis dapat

dikemukakan bahwa jumlah nilai 2315. Dengan jumlah siswa sebanyak 40,

dapat dihitung rata-rata sebesar 57,88. Tingkat ketuntasan klasikal sebelum

perbaikan ini mencapai 25 %. Selanjutnya peneliti melaksanakan perbaikan

pembelajaran siklus I pada tanggal 7 November 2011 dengan alokasi waktu 2

x 35 menit (1 x pertemuan) untuk pertemuan pertama, sedangkan untuk

pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 November 2011

dengan alokasi waktu juga sama seperti pertemuan I. Dari proses perbaikan

pembelajaran siklus I, jumlah nilai yang diperoleh siswa sebesar 2780, dengan

rata-rata sebesar 69,50 dan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 70 %. Untuk

mengetahui lebih jelas hasil sebelum perbaikan dan perolehan hasil siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Klasikal Pra Siklus dan Setelah Perbaikan Siklus I

NO STATISTIK PRA SIKLUS PERBAIKAN

SIKLUS I

1. Jumlah nilai 2315 2780

2. Jumlah siswa 40 40

3. Nilai rata-rata kelas 57,88 69,50

4. Tingkat ketuntasan klasikal 25 % 70 %

5 Siswa yang mencapai KKM 10 28

Page 3: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

25

Untuk lebih memperjelas tabel 4.1 di atas, berikut ini peneliti sajikan diagram

batang dari data di atas.

I

1.Pra Siklus

2.Siklus I

Diagram 4.1

Nilai Rata-rata Kelas Sebelum dan Setelah Perbaikan Pembelajaran Siklus I

1.Pra Siklus

2.Siklus I

Diagram 4.2 Tingkat Ketuntasan Klasikal Sebelum dan Setelah

Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Page 4: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

26

Diagram 4.3 Siswa yang memenuhi KKM Pada Pra Siklus dan Siklus I

Dengan melihat tabel 4.1, diagram 4.1 dan diagram 4.2 dan diagram 3 dapat

diketahui bahwa sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata-rata kelas hanya

57,88 dengan tingkat ketuntasan klasikalsebesar 25 %. Ini dikarenakan

pembelajaran masih berjalan apa adanya tanpa menggunakan media gambar

dan dukungan beberapa metode yang relevan sehingga anak kurang aktif

dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan nilai tarap serap

masih jauh dari target yang harus dicapai. Setelah diadakan perbaikan

pembelajaran pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas 69,50 dengan

tingkat ketuntasan klasikal mencapai 70 %. Ini berarti ada kenaikan jika

dibandingkan dengan kondisi awal ( pra siklus) Hal tersebut menunjukkan

bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus I cukup berhasil karena

penggunaan gabar sangat menarik perhatian siswa.

. Kalau sebelum perbaikan pembelajaran yang tuntas hanya 10

siswa yang tuntas dari 40 orang, pada perbaikan pembelajaran siklus II

menjadi 28 orang. Demikian pula hasil pembelajaran siklus I memperoleh nilai

rata- rata 69,50 , sedangkan perbaikan pembelajaran siklus I ketuntasan

menjadi 70 %

Page 5: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

27

c. Pengamatan

Dalam melaksanakan pebaikan pembelajaran siklus I guru sudah

menggunakan media gambar yang telah dipersiapkan dengan baik, akan

tetapi guru belum banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan peran guru masih terlalu

dominan. Sedangkan dari pengamatan terhadap siswa didapat hasil yaitu

siswa sudah terlihat dapat menguasai materi pembelajaran, siswa sudah

banyak yang berani mengerjakan soal tanpa ditunjuk, interaksi antara siswa

dengan guru sudah agak berkembang tapi peran aktif siswa masih sedikit.

Proses pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan cukup berhasil.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan proses pembelajaran siklus I, ada beberapa

keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru antara lain, guru sudah

menggunakan media gambar dengan cukup baik dan guru juga menerapkan

metode yang bervariasi untuk membantu mencapai hasil belajar yang

diharapkan, tidak hanya ceramah terus yang dipergunakan selama dalam

proses mengajar. Beberapa keukurangn yang masih dilakukan guru yaitu,

guru belum banyak melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. .

Namun demikian secara garis besar proses perbaikan pembelajaran

siklus I yang memfokuskan pada penggunaan media gambar sudah dapat

meningkatkan hsil belajar siswa, walupun kenaikan presentase ketuntasan

siswa masih kecil. Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I dapat

dikemukakan bahwa sebelum diadakan perbaikan banyak siswa yang

memperoleh nilai tuntas atau nilai ≥ KKM (65) hanya10 orang dari 40 orang

atau tingkat tuntas klasikal hanya mencapai 25 %, setelah perbaikan

pembelajaran siklus I meningkat menjadi 28 orang atau tingkat tuntas klasikal

meningkat menjadi 70 %. Untuk rata-rata kelas sudah meningkat dari 57,88

menjadi 69,50. Karena tingkat ketuntasan baru mencapai 45 %, maka perlu

diadakan perbaikan pembelajaran siklus II agar tingkat ketuntasan dapat

mencapai ≥ 60 %.

Page 6: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

28

2. Siklus II

Catatan pada proses perbaikan pembelajaran siklus II pada saat perbaikan

pembelajaran yang perencanaan, pelaksanaan, pengamatan sampai dengan

refleksi adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Rencana perbaikan pembelajaran peneliti susun berdasarkan hasil

perbaikan pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini rencana perbaikan

pembelajaran peneliti tekankan pada kemampuan siswa memanfaatkan alat

peraga media gambar, karena media ini sangat dengan dekat dengan

kehidupan anak sehari- hari. Rencana perbaikan pembelajaran dapat berhasil

dengan baik dan hasil yang dicapai siswa dapat maksimal apabila segala

sesuatunya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan demikian rencana

perbaikan pembelajaran siklus II yang telah peneliti susun dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Setelah perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti telah

menganalisis hasil belajar yang diperoleh. Dari proses analisis dapat

dikemukakan bahwa jumlah nilai 2780. Dengan jumlah siswa sebanyak 40

dapat dihitung rata-rata kelas sebesar 69,50. Tingkat ketuntasan klasikal pada

perbaikan pemebelajaran siklus I mencapai 70 %. Selanjutnya peneliti

melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II pada tanggal 14 November

2011 untuk pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (1 x

pertemuan), dan pertemuan ke dua pada tanggal 15 November 2011 dengan

alokasi waktu sama dengan pertemuan pertama.Evaluasi juga hanya

dilaksanakan pada pertemuan ke dua mengingat tidak tepatnya waktu pada

pertemuan I .Dari proses perbaikan pembelajaran siklus II jumlah nilai yang

diperoleh siswa sebesar 2860, dengan rata-rata kelas 71,50 dan tingkat

ketuntasan klasikal mencapai 90 %. Untuk mengetahui lebih jelas hasil

perbaikan siklus I dan hasil perbaikan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.1

Page 7: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

29

Tabel 4.2 Perolehan Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Klasikal

Setelah Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

No Statistik Perbaikan

Siklus I

Perbaikan

Siklus II

1. Jumlah nilai 2780 2860

2. Jumlah siswa 40 40

3. Nilai rata-rata kelas 69,50 71,50

4. Tingkat ketuntasan klasikal 70 % 90 %

5 Siswa yang mencapai KKM 28 36

Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas.

Siklus I Siklus II

Diagram 4.4 Nilai Rata-rata Setelah Perbaikan Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II

Page 8: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

30

Dari tabel 4.2, diagram 4.3 dapat dikemukakan bahwa, dari perbaikan

pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 69,5 dengan tingkat

ketuntasan klasikal mencapai 70 %. Selanjutnya, setelah diadakan perbaikan

pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 71,5 dengan tingkat

ketuntasan klasikal mencapai 90 %. Ini berarti ada kenaikan nilai rata-rata

kelas sebesar 3 dan tingkat ketuntasan klasikal sebanyak 90 %. Dengan

tercapainya tingkat ketuntasan klasikal lebih dari 60 %, berarti perbaikan

pembelajaran pada siklus II sudah berhasil.

Disamping disajikan data nilai rata-rata tingkat ketuntasan klasikal,

agar mudah untuk membandingkan ketuntasan siklus I dan siklus II .Berikut ini

peneliti menyajikan daftar rekapitulasi ketuntasan setelah perbaikan

pembelajaran siklus I dan siklus II pada diagram 4.4

Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas.

Siklus 1

Diagram 4.5 Pencapaian Hasil Evaluasi Belajar Setelah Perbaikan Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II

Page 9: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

31

Diagram 4.6 Siswa yang memenuhi KKM Pada Pra Siklus dan Siklus I

Pada diagram 4.4 dan diagram 4.5 di atas dapat dilihat bahwa,

keberhasilan siswa makin tampak. Kalau pada perbaikan pembelajaran siklus

I jumlah siswa yang tuntas 70 % siswa, setelah pembelajaran siklus II jumlah

siswa yang tuntas menjadi 90 %. Pada siklus II masih ada siswa yang belum

tuntas sebanyak 4 siswa. Walaupun pada perbaikan pembelajaran II ini masih

ada siswa yang memperoleh nilai < KKM, yaitu sebanyak 4 orang, namun

perbaikan pembelajaran sudah berhasil dan perbaikan pembelajaran cukup

sampai siklus II saja, karena keempat siswa tersebut memang tergolong agak

lambat dalam belajar.

c. Pengamatan

Pembelajaran pada siklus ini berjalan cukup hidup karena guru telah

memanfaatkan media gambar dan pemanfaatan berbagai metode untuk

mendukung keberhasilan. Beberapa catatan yang ada adalah : dengan

menggunakan media gambar dan didukung metode yang bervareasi

memungkinkan siswa untuk terlabat dalam proses kegiatan belajar mengajar

Page 10: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

32

, guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam

proses pembelajaran. Siswa lebih berani berpendapat menyapaikan

temuaannya dan peran guru sudah tidak terlalu dominan, siswa menjadi lebih

senang mengikuti proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru

sudah berlangsung baik dan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan memperhatikan hasil temuan di atas maka secara umum

pembelajaran sudah dianggap berhasil.

d. Refleksi

Kegiatan belajar mengajar sudah dilaksanakanoleh guru dengan baik.

Setelah selesai melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II,

ditemukan indikator keberhasilan dan kegagalan. Keberhasilan pembelajaran

yang dilakukan guru antara lain, guru sudah menggunakan media gambar

untuk memperjelas konsep mengurutkan benda- benda ruang menurut

ukurannya dengan baik dan guru sudah memberikan kesempatan kepada

siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan peran guru sudah

tidak terlalu dominan. Kekurangan yang dilakukan guru yaitu, guru belum

dapat menuntaskan belajar seluruh siswa, masih ada 4 siswa yang

memperoleh nilai di bawah KKM. Mereka terlihat pasif dan tidak dapat

menyelesaikan soal-soal dengan baik.

Namun walaupun ada beberapa kekurangan, pada proses

pembelajaran siklus II ini, hasil belajar yang dicapai siswa meningkat dengan

signifikan. Kalau pada perbaikan pembelajaran siklus I yang memperoleh nilai

tuntas 25 % . Dan sebanyak 30 dari 40 siswa atau tingkat tuntas klasikall

hanya mencapai 70 %, setelah perbaikan pembelajaran siklus II meningkat

menjadi 25 orang atau tingkat tuntas klasikal meningkat menjadi 87,5 %.

Untuk rata-rata kelas sudah meningkat dari 61 menjadi 73. Dengan tingkat

ketuntasan mencapai 87,5 %, maka tidak perlu diadakan perbaikan

pembelajaran lagi karena tingkat ketuntasan sudah mencapai ≥ 60 %.

Page 11: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

33

4.2 Pembahasan

Dengan melihat hasil yang dicapai maka dapat dikatakan bahwa faktor yang

menjadi penentu dalam keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam

menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran yang tepat sehingga anak aktif

dan kreatif dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk

itu, dalam melaksanakan proses perbaikan pembelajaran peneliti bekerja sama

dengan teman sejawat, konsultasi dengan pembimbing dan dengan mengkaji berbagai

sumber yang dapat peneliti pergunakan dalam mengambil tindakan perbaikan

pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

1. Siklus I

Pada siklus I ini peneliti memfokuskan pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dengan menggunakan media

berupa gambar hasil belajar siswa dapat meningkat walaupun persentase

ketuntasannya masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika sebelum

perbaikan pembelajaran tingkat ketuntasan sebesar 25 %, setelah diadakan

perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 70%. Demikian pula dengan nilai rata-

rata kelas, kalau sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata-rata siswa hanya

57,88, setelah perbaikan pembelajaran siklus I meningkat menjadi 69,50.

Adanya kenaikan hasil evaluasi belajar yang dicapai siswa ini karena

guru sudah menggunakan media gambar dengan baik dan guru juga menerapkan

metode yang bervariasi, tidak melulu ceramah terus. Selain beberapa tindakan

tersebut, penggunaan media konkrit ini juga sangat sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Piaget dalam Karim, 1996 : 2 yang mengemukakan bahwa,

anak SD berada pada tahap Operasional Kongkret (7-12 tahun). Pada tahap ini,

anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkrit untuk

menyelidiki hubungan model-model abstrak. Anak mulai berpikir logis sebagai

akibat adanya kegiatan memanipulasi benda-benda konkrit.

Oleh karena jumlah siswa yang tuntas baru 10 dari 40 siswa atau

peningkatan hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus I ini belum

mencapai ≥ 60 %, karena tingkat ketuntasan baru mencapai 25% maka

Page 12: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1358/5/T1_262010710_BAB IV.pdfrata nilai 55,90, tingkat ketuntasan klasikal hanya 25%. Ini berarti

34

selanjutnya peneliti mencari alternatif lain untuk lebih meningkatkan hasil belajar

siswa terutama siswa yang belum tuntas belajar, yaitu senyak 14 siswa atau 43,7

%.

2. Siklus II

Pada siklus II peneliti memfokuskan pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dengan pemanfaatan media gambar. Dengan menerapkan metode

berfariasi, hasil evaluasi belajar siswa ternyata dapat meningkat secara maksimal.

Jika sebelum pada perbaikan pembelajaran siklus I tingkat ketuntasan mencapai

70 %, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 90 %. Demikian

pula dengan rata-rata kelas, kalau pada sebelum perbaikan pembelajaran nilai

rata-rata siswa hanya 69,50, setelah perbaikan pembelajaran siklus II meningkat

menjadi 71,50.

Kenaikan tersebut dapat terjadi karena pada proses perbaikan

pembelajaran siklus II guru sudah menggunakan media gambar untuk

memperjelas konsep urutan dengan baik dan guru tidak memonopolii

pembelajaran sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran . Dalam

proses perbaikan pembelajaran siklus II dpat dikemukakan bahwa siswa dalam

mengikuti pembelajaran juga sudah serius dan tidak banyak bicara sendiri. Selain

itu penguasaan materi oleh siswa lebih baik karena mungkin juga faktor perbaikan

pembelajaran yang sudah dilakukan dalam dua siklus. Dengan keberhasilan

perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan bahwa metode pemecahan

masalah yang diterapkan guru sangat efektif. Dengan demikian perbaikan

pembelajaran dapat selesai pada siklus II.

Oleh karena jumlah siswa yang tuntas dari 40 siswa sudah sebanyak 36

siswa atau tingkat ketuntasan mencapai 90 %, sehingga peningkatan hasil belajar

siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II ini sudah mencapai ≥60 %, maka

dari itu perbaikan pembelajaran cukup selesai pada siklus II. Untuk 4 siswa yang

belum tuntas, dapat dikemukakan bahwa mereka memiliki tingkat kecerdasan dii

bawah rata-rata. Untuk itu, peneliti mengadakan bimbingan khusus bagi mereka di

hari yang akan datang