88
UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI DESA SUMBER SARI KECAMATAN TUNGKAL JAYA KABUPATEN MUSI BANYUASIN SKRIPSI YETTI ANGGRAENI NIM : TP 151485 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT

WAJIB DI DESA SUMBER SARI KECAMATAN TUNGKAL

JAYA KABUPATEN MUSI BANYUASIN

SKRIPSI

YETTI ANGGRAENI

NIM : TP 151485

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT

WAJIB DI DESA SUMBER SARI KECAMATAN TUNGKAL

JAYA KABUPATEN MUSI BANYUASIN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S1)

YETTI ANGGRAENI

NIM : TP 151485

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 4: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 5: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 6: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 7: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

vi

PERSEMBAHAN

لام على أشرف النبياء والمرسلين، وعلى أله وأصحابه الحمد لله رب العالمين، والصلاة والس

ين، أما ب عد ومن تبعهم بإحسان إلى ي وم الد

Dengan Rahmat Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang segala puji bagi

Allah, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, ucapan rasa

syukur yang tiada hentinya pada-Mu ya Rabb, serta shalawat dan salam kepada

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang mulia

Ku Persembahkan Karya Sederhana Ini Kepada

kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda Suharjo. S (Alm) dan

Ibundaku Tercinta Marsinah yang telah mengasuhku mulai dari lahir hingga

dewasa sekarang ini, semoga kedua orang tuaku selalu mendapat rahmat dari

Allah Subhanahu wa Ta‟ala, Aamiin. Saudara saudari ku yang tercinta Emiyati,

A.Md dan Ali Imron, S.P terima kasih atas dukungan dan do‟a kalian sehingga

saya dapat menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi ini, sahabat-sahabat

seperjuanganku khususnya Program Studi Pendidikan Agama Islam, umumnya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi serta orang-

orang yang mencintai ilmu pengetahuan. Terima kasih untuk semua yang telah

membantuku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala

selalu memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua. Amin yaa Robbal „Alamin.

Akhir Kata, Semoga Skripsi Ini Memberikan Manfaat Baik Untuk Penulis

Maupun Pembacanya Aamiin .

Page 8: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

vii

MOTTO

ى ل ع ب ص وا ر ك ن م ل ا ن ع ه ن وا روف ع م ل ا ب ر م وأ ة ل ص ل ا م ق أ ن ب ا يك ب ا ص أ ا ور م لم ا زم ع ن م ك ل ذ ن إ

Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan

yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa

kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang

diwajibkan (oleh Allah). (Q. S Luqman : 17)

Page 9: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

viii

Page 10: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

ix

ABSTRAK

Nama : Yetti Anggraeni

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Upaya Orang Tua dalam Mendidik Anak Sholat Wajib di Desa

Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin

Skripsi ini membahas tentang upaya orang tua dalam mendidik anak sholat di desa

Sumber Sari kecamatan Tungkal Jaya kabupaten Musi Banyuasin ini merupakan

penelitian kualitatif. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa upaya

orang tua dalam mendidik anak sholat wajib di desa Sumber Sari kecamatan

Tungkal Jaya kabupaten Musi Banyuasin antara lain dengan cara mengantar anak

ke tempat pengajian (antara maghrib dan isya), memasukkan anaknya ke

Madrasah Ibtidaiyah, memberi contoh yang baik dan dinasehati serta diberi tahu

tentang dampak meninggalkan sholat. Adapun kendala orang tua adalah

kesibukan orang tua dalam bekerja, pengetahuan agama dari orang tua, anak yang

malas, pengaruh negative media informasi. Sementara solusi orang tua dalam

mengatasi kendala adalah memasukkan anak belajar ke madrasah, orang tua

mengikuti pengajian agama, mengajak anak sholat berjamaah, membatasi dan

mengawasi penggunaan media informasi anak-anak. Hasil dari penelitian ini

diharapkan kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan sholat

anak. Bantuan yang diberikan orang tua merupakan kontribusi positif yang

membantu tercipta insan kamil sesuai dengan tujuan pendidikan islam. Kepada

pihak orang tua juga harus selalu melakukan pengawasan dan mengontrol anak

selama anak melakukan aktivitas sholat di rumah, karena ini sangat membantu

kemajuan pendidikan sholat anak. Kepada para orang tua juga harus bekerja sama

dengan guru pengajian malam menghadapi segala permasalahan pendidikan sholat

anak di rumah. Pengalaman yang berbeda antara dua tempat pendidikan ini sangat

membantu pencapaian pendidikan sholat pada diri anak.

Kata kunci : Upaya, Orang tua, Sholat Wajib

Page 11: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

x

ABSTRACT

Name : Yetti Anggraeni

Study Program : Islamic Education

Thesis Tittle : Parents' Effort in Educating Children to Do Praying at

Sumber Sari village Tungkal Jaya district Musi Banyuasin

regency.

This thesis discusses parents' effort in educating children to do praying at Sumber

Sari regency Tungkal Jaya district Musi Banyuasin regency. This is a qualitative

research. The instrument of collecting the data in this research is interview,

observation, and documentation. This research finds that parents' effort in

educating children to do praying at Sumber Sari village Tungkal Jaya district

Musi Banyuasin regency includes bring them to the recitation place, enrolled them

to the Madrasah Ibtidaiyah, give them good example, and advise them, and let

them know about the effect of not doing praying. On the other side, the problem

faced by the parents is their business in work, parents' knowledge, the lazy

children, negative effect of informational media. While the solution for parents in

overcoming the problem is by enrolled the children to madrasah, parents join the

recitation activity, teach them to pray with others, limit and control the children of

using informational media. The result of this research is hoped for the parents to

pay more attention to children's praying. The help provided by the parents be the

positive contribution that help to create good person in line with the purpose of

Islamic education. The parents should also watch and control their children while

doing praying at home since it will help children's progress in doing praying. The

parents must also have cooperation with the teacher at recitation place in facing

the problem related to students' praying at home. The different experience in these

two place will help much in gaining praying education for cchildren.

Key words : Effort, Parents, Praying.

Page 12: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

NOTA DINAS ........................................................................................ ii

PENGESAHAN ..................................................................................... iii

PERYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iv

PERSEMBAHAN ................................................................................... v

MOTTO .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................... 3

C. Rumusan Masalah .................................................................. 4

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis ........................................................................ 6

B. Studi Relevan .......................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penlitian ............................................ 22

B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................. 23

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 25

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 28

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................... 29

G. Jadwal Penelitian .................................................................... 31

Page 13: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

xii

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ....................................................................... 33

B. Temuan Khusus dan Pembahasan .......................................... 42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 61

B. Saran ....................................................................................... 61

C. Penutup .................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian................................................................... 31

Tabel 2 Letak Geografis ..................................................................... 33

Tabel 3 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa .............................. 36

Tabel 4 Orbitasi/Jarak Ibu Kota ........................................................ 37

Tabel 5 Prasarana Umum Yang Ada ................................................. 37

Tabel 6 Aset atau Kekayaan Desa ...................................................... 38

Tabel 7 Sumber Daya Alam ............................................................... 38

Tabel 8 Sumber Daya Manusia .......................................................... 40

Tabel 10 Sumber Daya Sosial Budaya ................................................ 41

Page 15: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

xiv

DAFTAR GAMBAR

4.1 Struktur Organisasi ............................................................................................. 36

Page 16: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah yang utama dan pertama, tetapi kadang-kadang perilaku

menunjukkan penyimpangan, hal ini disebabkan karena makna amanah dari

pendidikan dipahami secara sempit, terbatas dan cenderung kapada materi saja,

sedangkan aspek-aspek yang mendasar yaitu masalah akidah terabaikan.

Akibatnya bermunculan perilaku generasi yang hampa aqidah, dingin dan acuh

kepada hakikat hidup dan kehidupan mereka termasuk pendidikannya.

Untuk itu orang tua menampakkan perilaku dan contoh yang baik mereka

akan dapat diarahkan menjadi sosok pribadi yang beriman, berakhlak dan berbudi

luhur. “Orang tua adalah Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, cara dan sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-

unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh itu” (Zakiah Darajat, 2010, hal. 71).

“Anak pada masa kecil menurut Ph. A. Kohnstam adalah masa estetika,

anak memandang dan mengamati dunia sekelilingnya dengan suatu keindahan,

mendengar cerita yang sesuai dengan fantasinya, dan mencoba mengenal benda-

benda yang warna mencolok, aneh menurutnya, dan berusaha untuk

mengenalinya”. (Departemen Agama, 2010, hal. 99).

Pendidikan dalam keluarga merupakan sesuatu yang penting dilaksanakan

semaksimal mungkin.Pendidikan yang diberikan kepada mereka bersifat

menyeluruh dan seimbang. Luqman seorang ayah yang mulia memberi pelajaran

kepada anaknya, pertama-tama, dengan mengajarinya tauhid (Keesaan Allah),

sebuah contoh bagi para ayah bahwa fondasi pendidikan dan pengajaran anak

harus dimulai dengan pelajaran tauhid. Dia meneruskan pelajaran kepada

anaknya dengan menanamkan sikap hormat kepada orang tua, serta memelihara

dan menegakkan shalat.(Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Orang tua berkewajiban untuk membimbing anaknya ke jalan yang benar,

dalam arti kata mendidik, menasehati dan mampu memberi contoh yang

Page 17: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

baik.Keluarga merupakan lembaga pertama dalam pendidikan Islam. Anak

merupakan nikmat, karunia dan rahmat Allah yang teramat besar. Dia bukan saja

buah hati keluarga, tetapi yang terpenting merupakan amanah Allah yang harus

dijaga dan dipelihara. Masalah anak dalam kehidupan keluarga, menurut ajaran

Islam, termasuk penting, sebab menurut Islam, anak merupakan generasi penerus,

semua itu di mintai Allah pertanggung jawaban nanti.

Allah memerintahkan kepada setiap kepala keluarga dan orang-orang yang

beriman agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka dalam surat At-Tahrim,

66: 6.

Anak dalam agama Islam mempunyai hak-hak yang di realisasikan dengan

sebaik-baiknya, salah satunya hak untuk memperoleh pendidikan, karena

pendidikan bagi anak sangat banyak memberi manfaat positif bagi perkembangan

kehidupan selanjutnya. Pengajaran dan pengarahan yang di berikan keluarga

kepada anak merupakan upaya untuk membentuk sebuah generasi penerus yang

mempunyai kepedulian dan mengerti arti tanggung jawab. Selain itu, generasi

penerus juga harus format sesuai dengan tata karma, baik itu pada akal, jasmani

maupun rohani.

Menciptakan generasi penerus yang dapat di jamin eksistensinya sebagai

tonggak baru, pendidikan Islam segera di tanamkan sedini mungkin dalam

lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan inti masyarakat dan memiliki

pengaruh besar terhadap anak sebagai kader-kader umat yang berkualitas imtaq

dan mantap. Keselamatan dan kesejahteraan anak, adalah penting, bukan saja baik

bagi masyarakat yang bersangkutan, melainkan juga bagi kedua orang tuanya.

Anak-anak sebagai generasi penerus bagi kelangsungan hidup bangsa dan Negara

bahkan agama, kesuksesan mereka tergantung dari Ibu dan Bapak dalam mendidik

mereka.

Nabi dan Rasul yang diutus untuk manusia memiliki tugas sebagai

penyampai pesan Illahi untuk menjadikan manusia yang taat kepada penciptanya.

Ketaatan tersebut dibuktikan melalui berbagai macam bentuk yang meliputi, segi

keamanan, akhlak dan ibadah.Segi terakhir yang dibicarakan tersebut tidak bisa

ditinggalkan oleh pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab dalam

Page 18: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pendidikan anak-anak mereka. Realitas kehidupan sehari-hari sekarang ini terlihat

banyak orang yang mengatasnamakan beragama Islam, namun tidak

mengamalkan keislaman ini dalam kehidupan mereka, yang diantaranya adalah

segi ibadah sholat.

Ibadah sholat yang merupakan kewajiban setiap umat Islam, termasuk

anak yang telah berkewajiban mendirikan sholat. Ada sejumlah anak yang

terkadang sengaja meninggalkan sholat lima waktu. Terutama sholat shubuh,

dzuhur, dan ashar, faktor lain adalah tidak adanya sanksi dari orang tua untuk

anaknya yang meninggalkan sholat, sehingga membiasakan anak-anaknya tidak

sholat. Padahal anak-anak sejak kecil perlu diperkenalkan kepada kewajiban

sholat dan melaksanakannya sebagai suatu yang tidak bisa diringankan atau

ditunda-tunda.

Permasalahan di atas juga terkait dengan kesibukan orang tua dalam

bekerja hingga membuat para orang tua hanya sedikit memberi pendidikan

terhadap ibadah sholat anak. Pada umumnya pekerjaan orang tua di Desa Sumber

Sari adalah petani, pedagang dan pekerjaan lainnya yang banyak menita waktu

utuk bisa mendidik dan mengawasi pelaksanaan ibadah sholat anak di rumah,

maka dari itu orang tua perlu menggunakan upaya untuk membiasakan ibadah

sholat anak. Berdasarkan permasalahan di atas dan dari pengamatan awal (grand

tour) pada tanggal 01 Agustus 2018 yang dilakukan oleh penulis di Desa Sumber

Sari Kec.Tungkal Jaya Kab. Musi Banyuasin dengan jumlah KK keseluruhan

sebanyak 892 KK, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti dan membahas

masalah ini dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul :“Upaya Orang

Tua dalam Mendidik Anak Shalat Wajib di Desa Sumber Sari Kecamatan

Tungkal Jaya Kab. Musi Banyuasin”.

A. Fokus Penelitian

Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula, maka perlu

adanya pembatasan masalah maka peneliti hanya meneliti upaya orang tua

terhadap pendidikan sholat wajib anak yang berusia 7-12 tahun karena di

Page 19: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

lingkungan penulis banyak anak-anak usia kisaran usia 7-12 tahun yang masih

melalaikan sholat.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber Sari Rt 13 Kecamatan Tungkal Jaya

Kabupaten Musi Banyuasin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari judul dan latar belakang yang telah dikemukakan, maka

untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan dalam

penelitian ini. Penulis perlu merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya orang tua dalam pelaksanaan sholat wajib bagi anak-

anak di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin?

2. Apa saja kendala yang dihadapi orang tua dalam pelaksanakan sholat

wajib bagi anak-anak di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya

Kabupaten Musi Banyuasin?

3. Bagaimana solusi orang tua dalam pelaksanaan sholat wajib bagi anak-

anak di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

yakni sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam mendidik sholat wajib bagi

anak-anak Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten

Musi Banyuasin

b. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi orang tua dalam mendidik

sholat wajib bagi anak-anak di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal

Jaya Kabupaten Musi Banyuasin

Page 20: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Untuk mengetahui solusi orang tua dalam mendidik sholat wajib bagi

anak-anak di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten

Musi Banyuasin

2. Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat mempunyai kegunaan antara

lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Untuk syarat mencapai gelar S1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

STS Jambi.

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai

Upaya Orang tua dalam mendidik shalat anak di Desa Sumber Sari

Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin

c. Untuk Desa Sumber Sari, Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi

atas kelemahan-kelemahan yang ada.

Page 21: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

Untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan dan judul yang dibahas,

maka diperlukan suatu kajian dan analisa dari beberapa teori atau pendapat para ahli.

1. Pengertian Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Istilah upaya dapat diartikan

dengan “Usaha, kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk

mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, perkara, ikhtiar) daya upaya

untuk mencapai sesuatu.”(Anonim, 1988, hal. 1524).

Menurut Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional (2008, hal.

1787), “Upaya adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya”.

Upaya adalah suatu usaha yang dilakukan dengan maksud tertentu agar

semua permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik dan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa upaya yang

dimaksud disini adalah upaya orang tua dalam mengatasi semua permasalahan

yang ada pada anak, yang mana permasalahannya adalah tentang pendidikan

shalat anak.

2. Pengertian Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “Orang tua

adalah ayah ibu kandung”. Selanjutnya A. H. Hasanuddin menyatakan bahwa,

“Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula pertama oleh putra putrinya”.

Dan H.M Arifin juga mengungkapkan bahwa “Orang tua menjadi kepala

keluarga”.(M Arifin, 1987, hal. 74).

Page 22: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

7

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan

demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada

umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari

kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan

karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami

membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya

pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara

orang tua dan anak.(Zakiah Daradjat, 2012, hal. 35).

Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat

berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anak-

anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap

anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati,

pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap

anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula. (M. Ngalim Purwanto, 2009,

hal. 80)

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang

terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu

di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu

bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta

kepada ibunya daripada anggota keluarga lainnya.

Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar

yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah

seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.Sebagian orang

mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa. Nyatalah betapa berat tugas

seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga. Baik buruknya

pendidikan ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap

perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari.

Page 23: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

8

Dapat dipahami bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang bertanggung

jawab atas pendidikan anak dan segala aspek kehidupannya sejak anak masih

kecil hingga mereka dewasa.

3. Tanggung Jawab Orang tua

Secara sederhana peran orang tua dapat dijelaskan sebagai kewajiban

orang tua kepada anak. Diantaranya adalah orang tua wajib memenuhi hak-hak

(kebutuan) anaknya, seperti hak untuk melatih anak menguasai cara-cara

mengurus diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan berdoa,

sungguh sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan

perkembangan dirinya sebagai pribadi. Sikap orang tua sangat memengaruhi

perkembangan anak.Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh

tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan

secara langsung memengaruhi reaksi emosional anak. (Hasbullah, 2011, hal. 88).

Upaya menghasilkan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas,

diperlukan adanya usaha yang konsisten dan kontinyu dari orang tua di dalam

melaksanakan tugas memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anak mereka

baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa dan atau mampu berdiri

sendiri, dimana tugas ini merupakan kewajiban orang tua. Begitu pula halnya

terhadap pasangan suami istri yang berakhir perceraian, ayah dan ibu tetap

berkewajiban untuk memelihara, mengasuh dan mendidik anak-

anaknya.(Mahmud Gunawan dkk, 2013, hal. 132).

Sebagaimana Allah memerintahkan kepada setiap kepala keluarga dan

orang-orang yang beriman agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka dalam

surat At-Tahrim, 66: 6.

ها يا انار وأهليكم أنفسكم قوا آمنوا الذين أي

Page 24: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

9

“Hai Orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka”. (Departemen Agama, 2002: 561).

Melalui pengasuhan, perawatan dan pengawasan yang terus menerus, diri

serta kepribadian anak dibentuk. Dengan nalurinya, bukan dengan teori,

orang tua mendidik dan membina keluarga. Tanggung jawab orang tua

terhadap anaknya dalam hal pengasuhan, pemeliharaan dan pendidikan anak,

ajaran Islam menggariskannya sebagai berikut:

a. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akidah

b. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akhlak

c. Tanggung jawab pemeliharaan kesehatan anak

d. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan intelektual (Hasbullah,

2011, hal. 137-138).

Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan

kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah

darah dagingnya namun bila ada keterbatasan dari kedua orang tua ini, maka

sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain yaitu

melalui sekolah.Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina

oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain:

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan

makan, minum dan perawatan agar ia hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah

maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya

lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa

mampu , berdiri sendiri dan membantu orang lain.

Page 25: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

10

d. Membahagiaan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya

pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan

akhir hidup muslim. (Zakiah Darajat, 2012, hal. 38).

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab

orang tua terhadap anak meliputi berbagai hal diantaranya membentuk pribadi

seorang anak, bukan hanya dalam hal fisik saja (materi), juga pada mental

(rohani), moral, keberagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak

secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan

yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiassaan yang dilihat dari orang tua,

tetapi telah disadari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan

perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.

Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar

bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat tabiat anak

sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang

lain.(Hasbullah, 2011, hal. 89).

4. Mendidik Anak Sholat Wajib

1. Pengertian Anak

Menurut Subino Hadisubroto, anak apabila dilihat dari perkembangan

usianya, dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama, umur 0-3

tahun.Pada periode ini yang terjadi adalah perkembangan fisik penuh. Oleh

karena itu, anak yang lahir dari keluarga cukup material, pertumbuhan

fisiknya akan baik bila dibandingkan dengan kondisi ekonomi yang rata-rata.

Periode kedua, umur 3-6 tahun.Pada masa ini yang berkembang adalah

bahasanya. Oleh karena itu, ia akan bertanya segala macam, terkadang apa

yang ditanya membuat kesulitan orang tua untuk menjawabnya. Periode

ketiga, umur 6-9 tahun, yaitu masa social imitation (masa mencontoh). Pada

Page 26: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

11

usia ini, masa terbaik untuk menanamkan contoh teladan perilaku yang baik.

Periode keempat, umur 9-12 tahun, periode ini disebut tahap individual. Pada

masa ini, anak sudah timbul pemberontakan, dalam arti menentang apa yang

tadinya dipercaya sebagai nilai atau norma. Masa ini merupakan masa kritis.(

M. Mahmud dkk, 2013, hal. 132).

2. Shalat pada Anak

Shalat menurut arti harfiahnya berasal dari kata shilah yang berarti

hubungan antara seseorang manusia dengan Tuhannya. (Ebrahim, 1988).

Dalam istilah ilmu fiqih, shalat adalah salah satu macam atau bentuk ibadah

yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai

dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu.

(Departemen Agama RI, 1983, hal. 79).

Dengan demikian ibadah shalat adalah suatu penghambaan manusia

kepada khaliq, yang dilaksanakan karena iman dan taqwa dan dinyatakan

dengan perbuatan serta mengikuti aturan-aturan yang telah disyaratkan. Shalat

memiliki kedudukan yang sangat tinggi, antara lain sebagai berikut:

a. Shalat sebagai tiang agama

b. Ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah

c. Amalan yang pertama kali dihisab

d. Benteng terakhir yang menopang Islam

e. Merangkum semua unsur rukun Islam (M. Mu‟inudinillah Basri,

2014, hal.

Selanjutnya shalat secara terminologis berarti bentuk ibadah mahdah

yang terdiri dari getaran jiwa, ucapan dan gerakan badan tertentu yang diawali

dengan takbiratul ihram dan diakhiri degan salam dan dilaksanakan untuk

mendekatan diri secara khusu‟ yang ditujukan dalam rangka penccapaian

keridhoan dan kecintaan Ilahi. (Zakiah Darajat, 1984, hal. 45)

Page 27: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

12

Perintah shalat adalah Al-Qur‟an Surat Al Ankabut : 45 yang artinya

“Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur‟an) dan

dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)

adalah lebih besar (keutamaannya) dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Selanjutnya dalil dari Hadits yang bersumber dari Abdillah bin Umar

yang artinya “Dari Abdillah bin Umar berkata : Rasulullah SAW bersabda :

Islam itu dibina atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain

Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, menegakkan

shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan haji

(H.R Muslim), karena keduanyalah yang menjadi dasar dari segala gerak-

gerik kehidupan umat Islam termasuk dalam upaya mendidik anak. Jika umat

Islam tidak mengambil landasan Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai

pedomannya dalam mendidik anak, maka jelaslah iaakan menuju kepada

kesesatan dan akan rusaklah semua pola fikir serta usahanya untuk mendidik

anaknya itu.

Mendidik ketaatan ibadah pada anak mulai dari dalam keluarga

dengan membimbing dan mengajarkan atau melatih anak dengan ajran agama

seperti syahadat, shalat, berwudhu, doa-doa, bacaan Al-Qur‟an. Lafas zikir

dan akhlak terpuji, seperti bersyukur ketika mendapatkan anugrah, bersikap

jujur, menjalin persaudaraan dengan orang lain, dan menjauhkan diri dari

perbuatan yang dilarang Allah.(Syamsu Yusuf LN, 2010, hal. 139).

3. Teknik atau Cara Mendidik Shalat pada Anak

Orang tua sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam

lingkungan keluarga, termasuk tanggung jawab atas pendidikan anggota

keluarganya. Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan untuk

Page 28: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

13

mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik yang diserahkan pada

kedewasaan secara utuh agar sanggup berdiri sendiri untuk mengembangkan

segala tugas kehidupan sesuai dengan idiologi yang dimilikinya. Dengan

demikian maka proses bimbingan, pertolongan serta pengarahan harus

meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. (A. Muri Yusuf, 1982,

hal. 13).

Pendapat lain mengatakan bahwa bimbingan adalah:

Membina boleh berarti sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan

secara sistematis metodis dan demokratis dari seseorang yang memiliki

kompetensi yang memadai dalam mengadakan pendekatan, metode dan teknik

layanan kepada individu agar si terbantu ini lebih memahami diri,

mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata dini dalam mengadakan

penyesuaian, membuat pilihan dan memecahkan persoalan-persoalan secara

lebih memadai sesuai dengan tingkat perkembangan yang dicapai.(Andi

Mapiare, 1984, hal. 136).

Dengan demikian konsepsi bimbingan dalam skripsi ini penulis

memberi batasan bahwa yang dimaksud bimbingan adalah upaya orang tua

dalam memberikan bimbingan, arahan, tuntunan serta pendidikan terhadap

anaknya dalam melaksanakan ibadah shalat.

Orang tua sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam

lingkungan keluarga, termasuk tanggung jawab atas pendidikan anggota

keluarganya.Dalam upaya memberikan pendidikan serta pendidikan kepada

anak terutama dalam memberikan pendidikan terhadap pelaksanaan ibadah

shalat. Perlu diperhatikan bimbingan-bimbingan Nabi Muhammad SAW,

maka kita temukan bahwa beliau memfokuskan mendidik anak ini beberapa

pilar (Muhammad Suwaid, 2009, hal. 175). Berikut beberapa pilar tersebut :

Page 29: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

14

a. Memerintahkan Shalat

Kedua orang tua bisa mulai membimbing anak untuk mengerjakan

shalat dengan cara mengajak melakukan shalat di sampingnya, dimulai ketika

dia sudah mengetahui tangan kanan dan tangan kirinya. Ini berdasarkan hadits

yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Abdullah bin Habib bahwa Nabi

Muhammad SAW berdsabda, ” Jika seseorang anak sudah mengetahui dan bisa

membedakan tangan kanan dan kirinya, maka perintahkanlah dia untuk

mengerjakan shalat”.

b. Mengajari Shalat

Pada periode ini, kedua orang tua mulai mengajarkan rukun-rukun

shalat, kewajiban-kewajiban dalam mengerjakan shalat serta hal-hal yang bisa

membatalkan shalat. Nabi Muhammad SAW telah menetapkan bahwa usia

tujuh tahun merupakan awal periode pengajaran.

Abu Daud meriwayatkan dari Sibrah bin Ma‟bad Al-Juhani bahwa dia

berkata Rasulullah SAW bersabda yang Artinya: “Perintahkanlah anak-anak

kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berumur 7 tahun dan

pukullah mereka (jika mereka tidak mau mengerjakannya) ketika mereka telah

berumur sepuluh tahun. Pisahkanlah juga tempat tidur mereka (antara laki-laki

dan perempuan).

Rasulullah SAW sendiri yang langsung mengajarkan kepada anak-

anak hal-hal yang dibutuhkan didalam shalat. Rasulullah SAW juga

meluruskan kesalahan mereka dalam mengerjakan shalat, kemudian juga

mengajarkan adzan dan iqamah. Rasulullah SAW biasa menyampaikan saran

setiap hendak mengerjakan shalat dengan menempatkan anak-anak di shaf

terakhir, lalu juga memperingatkan anak-anak agar tidak menoleh ke kanan

dan kiri ketika sedang melaksanakan shalat .

Page 30: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

15

c. Memukul Anak Jika Enggan Shalat

Periode ini dimulai ketika anak berumur sepuluh tahun. Jika dia

mengabaikan shalatnya atau bermalas-malasan dalam menunaikannya, ketika

itu kedua orang tua boleh memukulnya sebagai pelajaran atas pengabdian ini,

dan juga atas kezhalimannya mengikuti jalan setan.Sebab, yang menjadi

prinsip dalam hal ini adalah mematuhi perintah Allah di mana dia masih

berada dalam periode fitrah, dan pengaruh setan pun masih lemah. Jika dia

tidak menunaikan shalat, merupakan bukti bahwa setan sedikit demi sedikit

menguasai dirinya. Oleh karena itu, harus diatasi dengan terapi Nabi, yaitu

dengan memukulnya.

لاة وهم أبناء سبع سنين ، واضربوهم عليها وهم أبناء مروا أولادكم بالصقوا بينهم في المضاجع عشر ، وفر

Artinya: “Perintahkan anak-anak kalian untuk menunaikan shalat saat mereka

berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka saat mereka berusia sepuluh

tahun, pisahkan tempat tidur di antara mereka.” (HR. Al-Albany dalam

Shahih Abu Daud)

Hukuman dan menghukum itu bukanlah soal perseorangan, melainkan

mempunyai sifat kemasyarakatan.Hukuman tidak dapat dilakukan sewenang-

wenang menurut kehendak seseornag, tetapi menghukum itu adalah suatu

perbuatan yang tidak bebas, yang selalu mendapat pengawassan dari

masyarakat dan negara.Apalagi hukuman yang bersifat pendidikan, harus

memenuhi syarat-syarat tertentu.

Islam memberi arahan dalam memberi hukuman terhadap anak atau

peserta didik, si pendidik hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:

1) Tidak menghukum anak ketika marah, karena terbawa emosional

yang dipengaruhi nafsu syetan

Page 31: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

16

2) Tidak menyakiti perasaan dan harga diri anak

3) Tidak merendahkan derajat dan martabat yang dihukum

4) Tidak menyakiti secara fisik

5) Bertujuan mengubah perilaku yang tidak atau kurang baik.( Heri

Jauhari Muchtar, 2005, hal. 18-22).

Jadi dapat dipahami bahwa hukuman memiliki tujuan untuk merubah

tingkah laku manusia menjadi lebih baik. Hukuman merupakan upaya akhir

yang dilakukan pendidik apabila upaya yang bersifat lemah lembut tidak

menunjukkan perubahan atau hasil yang positif. Dalam menerapkan hukuman

harus dilakukan dengan hati-hati dan proporsional dalam arti sesuai dengan

tingkat kesalahan anak dan yang terpenting adalah hukuman dapat merubah

perilaku menjadi lebih baik.

d. Mendidik Anak agar Menghadiri Shalat Berjamaah

Mendidik anak untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi anak laki-

laki dapat dimulai dari menjalankan shalat Jumat di Masjid atau dapat pula

diajarkan ketika shalat berjamaah pada waktu Maghrib di Masjid. Maka ketika

dia baligh maka dia telah terbiasa menunaikannya. Sebagaimana hadits Nabi

yang berbunyi :

داء فلم يأته فلا صلاة له إلا من عذر من سمع الن

“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada

shalat baginya, kecuali bila ada uzur.” (Hr. Abu Daud dan Ibnu Majah. Hadits

ini dinilai shahih oleh Syekh al-Albani dalam Misykat al-Mashabih: 1077 dan

Irwa‟ al-Ghalil no. 551)

e. Beberapa Contoh Qiyamul Lail (Shalat Malam)

Anak-anak para sahabat tidak hanya memelihara shalat lima waktu,

namun juga menambahnya dengan shalat-shalat sunnah yang berupa shalat

Page 32: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

17

malam, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Abbas. Seorang pendidik atau orang

tua yang sadar dan akan selalu berusaha mencari cara yang efektif untuk

membimbing anak dalam melaksanakan ibadah terutama ibadah shalat. Ada

pula cara yang dapat ditempuh orang tua menurut Abdullah Nasih Ulwan

adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan dengan Teladan

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling sukses

untuk mempersiapkan akhlak seorang anak, dan membentuk jiwa serta rasa

sosialnya. Sebab, seorang pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan

anak, dan akan menjadi panutan baginya. Disadari atau tidak, sang anak

didik akan mengikuti tingkah laku pendidiknya. Bahkan akan terpatri kata-

kata, tindakan, rasa dan nilainya di dalam jiwa dan perasannya, baik ia tahu

maupun tidak tahu. Dari sini, teladan merupakan faktor yang amat penting

dalam memperbaiki atau amat penting dalam memperbaiki atau merusak

anak. Jika seorang pendidik bersifat jujur, amanah, mulia dan jauh dari

maksiat, maka anak akan tumbuh dengan sifat jujur, amanah,berakhlak,

mulia, berani dan suci. Tapi, bilamana pendidiknya pendusta, pengkhianat,

nakal, kikir, pengecut dan hina, maka anak akan tumbuh dengan sifat dusta,

khianat, nakal, pengecut, kikir dan hina. Pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa anak akan mengikuti perbuatan orang tua nya atau anak memiliki

sifat meniru (imitasi). Maka sudah sepatutnya orang tua dalam membimbing

anak harus mempunyai cara atau metode keteladanan.

2. Pendidikan Dengan Pembiasaan

Merupakan ketetapan syariat Islam bahwa seorangg anak sejak lahir

telah diciptakan dalam fitrah tauhid yang bersih, juga fitrah agama yang

lurus dan iman kepada Allah, pembiasaan, pengajaran, dan pendidikan

tampak memainkan peranannya dalam pertumbuhan anak, untuk

Page 33: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

18

membesarkannya di atas tauhid yang murni, akhlak yang mulia, keutamaan

jiwa, dan etika Islam yang benar.

Pendidikan dalam lingkungan keluarga lebih menitikberatkan pada

penanaman nilai-nilai moral keagamaan pada anak yang diawali dengan

pengenalan symbol-simbol agama, tatacara sholat, baca al-Qur‟an serta doa-

doa.Orang tua diharapkan mampu membiasakan diri melaksanakan shalat,

membaca al-Qur‟an dan melafalkan doa-doa di setiap melaksanakan sesuatu

atau kegiatan baru.

Pengajaran adalah aspek teoritis dalam perbaikan dan pendidikan,

sedangkan pembiasaan merupakan aspek praktis dalam pembentukan dan

persiapan.Usia anak-anak lebih mudah untuk menerima pengajaran dan

pembiasaan daripada usia atau tahapan lainnya. Maka, orang tua dan para

guru harus memfokuskan pengajaran tentang kebaikan pada anak dan

pembiasaannya sejak ia mulai dapat berpikir dan memahami hakikat

kehidupan.

3. Pendidikan dengan Nasihat yang Bijak

Nasihat merupakan metode pendidikan yang cukup efektif dalam

membentuk iman seorang anak, serta mempersiapkan akhlak, jiwa dan rasa

sosialnya. Nasihat dan petuah memberikan pengaruh besar untuk membuka

hati anak terhadap hakikat sesuatu, mendorongnya menuju hal-hal yang

positif, mengisinya dengan akhlak mulia dan menyadarkannya akan prinsip-

prinsip Islam. Tidaklah aneh bila Al-Qur‟an menggunakan metode ini dan

menyeru jiwa-jiwa manusia dengan nasihat, serta mengulangnya pada

beberapa ayat di tempat yang berbeda-beda.Perhatian orang tua yang

diberikan kepada anak biasa dilakukan dengan dialog dan berusaha

memahami persoalan yang dihadapi anak. Pada anak mereka mulai berfikir

logis, kritis, suka dengan membandingkan apa yang mereka lihat di rumah

Page 34: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

19

dan di luar rumah. Diharapkan orang tua dapat memberikan penjelasan dan

pemahaman yang sesuai dengan tingkat pola berfikir anak mereka.

Bimbingan dengan cara memberikan dialog atau nasihat ini dapat

dilakukan orang tua dalam memaparkan makna dan manfaat shalat atau

dengan cara menceritakan tentang perintah shalat yang telah tercantum di

dalam Al-Qur‟an.

Metode ini secara tidak langsung menanamkan etika perlunya

menghargai orang lain. Perlu diketahui waktu yang dihabiskan anak di

sekolah lebih sedikit dibanding waktu di rumah. Sebagai orang tua harus

mengingatkan anak agar bisa menggunakan waktu di rumah untuk belajar

apa yang telah dipelajari di sekolah hendaknya dapat diulang atau

diteruskan di rumah untuk hasil yang lebih baik. Tanpa sikap yang demikian

dari pihak orang tua, maka problem pendidikan yang dihadapi anak tambah

runyam, termasuk menghilangnya gairah membaca buku dan mencintai

pelajaran sekolah.

Beberapa pendapat diatas mengenai teknik atau cara membimbing

anak maka penulis lebih menekankan pada pendapat Abdullah Nasih Ulwan

yang membagi cara membimbing anak dengan tiga cara yaitu pendidikan

dengan teladan, pendidikan dengan pembiasaan, pendidikan dengan nasihat

yang bijak.

B. Studi Relevan

Berdasarkan pada pengkajian penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, ada beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini

diantaranya sebagai berikut :

1. Ni‟mah, tahun 2016 Program Studi Pendidikan Agama Islam tentang

“Peranan Orang Tua dalam Membimbing Anak untuk melaksanakan Shalat

Lima Waktu di Lingkungan Pasar Kahayan Palangka Raya”. Fakultas

Page 35: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

20

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa 1. Peranan orang tua dalam memberikan bimbingan yaitu

menggunakan metode pembiasaan, nasihat dan cerita , keteladanan,

pemeliharaan, partisipasi, disiplin, hiwar nabawi, ibrah, danmau‟izzah dan

metode targhib. Orang tua memberikan bimbingan secara bergantian setiap

hari, tetapi dalam pelaksanaanya seorang ibu lebih banyak berperan dalam

memberikan bimbingan. Orangtua mengajarkan cara berwudhu, bacaan dan

gerakan shalat serta rukun shalat 2. Kendala yang dihadapi yaitu karena

kesibukan pekerjaan orang tua , banyak anak yang sering malas bangun

subuh, malas shalat, senang menonton TV dan asik bermain bersama teman-

teman sehingga malas untuk shalat. 3. Solusi yang di gunakan yaitu orang tua

selalu bergantian untuk membimbing anak, mengingatkan, mengajak,

menasihati, dan ada keluarga yang menggunakan trik khusus. Faktor

pendukung dalam memberikan bimbingan pada anak seperti buku-buku yang

berhubungan dengan shalat, poster serta memasukan anak ke sekolah TPA.

2. Nur Shufiyati, Tahun 2017 Program Studi Program Studi Pendidikan Agama

Islam tentang “Upaya Orang Tua dalam meningkatkan kedisiplinan shalat

lima waktu pada anak di dusun pulosari Karangasem Rt 04/03 Desa Sroyo

Jaten Karanganyar 2016/2017”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Surakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang Upaya Orang

tua dalam meningkatkan kedisiplinan shalat lima waktu pada anak di desa

Pulosari Karangasem meliputi : 1. Perintah. Dari hasil penelitian di tiga

keluarga mereka memerintahkan anak untuk segera melaksanakan shalat. 2.

Keteladanan. Maksud dari keteladanan disini adalah ketika para orang tua

memerintah anak untuk segera melaksanakan shalat atau mengajak shalat

berjama‟ah. 3. Nasehat. Para orang tua dalam penelitian ini selalu

memberikan nasehat-nasehat agar anak-anak mereka mengerti dan faham

pentingnya shalat.

Page 36: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

21

3. Ernaya Amor Bhakti, Tahun 2017 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Islam tentang “Peran Orang Tua dalam Menanamkan Ibadah Shalat pada

Anak Usia Dini di Desa Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung. Adapun factor

pendukung orang tua dalam menanamkan ibadah shalat pada anak usia dini

yaitu adanya dorongan dari orang tua, dukungan dari masyarakat, sarana

prasarana yang memadai. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat kurang

maksimalnya orang tua dalam menanamkan ibadah shalat pada anak usia dini

yaitu adanya siaran televisi, kesibukan dari orang tua, lingkungan pertemanan,

sehingga akan membuat terhambatnya pendidikan bagi anak. maka diperoleh

kesimpulan bahwa peran orang tua dalam menanamkan ibadah shalat pada

anak usia dini sudah terlaksana, namun belum maksimal.

Page 37: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, jenis penelitian ini termasuk

dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Yaitu suatu

penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu

organisasi, lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus

hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit tetapi dari sifat penelitian,

penelitian kasus lebih mendalam. (Suharsimi Arikunto, 2002, hal. 120).

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong

mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J Moleong, 2011, hal. 3) Metode

deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya

menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini berupaya

menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan

fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian dianalisis

beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk memberikan

solusi tentang Upaya orang tua dalam mendidik shalat anak, yang dimana lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten

Musi Banyuasin.

Page 38: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan

lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011, hal. 5)

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sumber Sari kecamatan

Tungkal Jaya kabupaten Musi Banyuasin, atas berbagai pertimbangan;

banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada anak-anak di Desa Sumber

sari kecamatan Tungkal Jaya kabupaten Musi Banyuasin dari kurangnya

perhatian orang tua terhadap shalat anak. Alasan pemelihan lokasi tersebut

karena didasarkan beberapa pertimbangan yaitu, keterjangkauan lokasi

penelitian oleh peneliti, baik dari tenaga maupun waktu.

2. Subjek Penelitian

Istilah subyek penelitian menunjuk pada orang atau individu atau

kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. (Sanapiah

Faisal, 2007, hal. 109) maka yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek

penelitian) ini adalah:

a) Kepala Desa Sumber Sari kec. Tungkal Jaya kabupaten Musi

Banyuasin

b) Para Orang tua di Desa Sumber Sari kecamatan Tungkal Jaya

kabupaten Musi Banyuasin.

c) Anak-anak di desa Sumber Sari kecamatan Tungkal Jaya

kabupaten Musi Banyuasin

Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang di perlukan.Dalam bahasa sederhana purposive

sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika

orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,

Page 39: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011, hal. 5) Sumber

data ialah subyek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 1998 :

114). Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) Kepala Desa Sumber Sari

b) Para Orang Tua

c) Tokoh Masyarakat

d) Anak-anak yang berusia 7-12 Tahun

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan

data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta

sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata

lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi

serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan

sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada

sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010, hal. 86)Yakni data

yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan

(observasi) terhadap Upaya Orang tua dalam Mendidik Anak Sholat

Wajib, informasi kendala orang tua, sarana dan prasarana dalam

menerapkan solusi orang tua dalam mendidik anak di Desa Sumber sari

kecamatan Tungkal Jaya kabupaten Musi Banyuasin.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah dan struktur

organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010, hal. 90) Data sekunder

adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh

Page 40: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

orang di luar penyelidik sendiri walau yang dikumpulkan itu

sesungguhnya data asli. (Zarkasi syam, 2006, hal. 74). Data sekunder

adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi struktur

organisasi Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh.

(Suharsimi Arikunto, 2002, hal. 207) Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana data-

data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002, hal. 106) Sumber data yaitu

berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara.

Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi.Dan sumber

data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber

data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Jam‟an

Satori, 2009, hal. 105)

Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu :

a. Sumber data berupa manusia, yakni Kepala Desa, para anak dan

Orang tua di lingkungan Desa Sumber Sari.

b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Desa Sumber sari

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip

dokumentasi resmi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan

data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.

karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui metode pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009, hal. 308). Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode observasi,

wawancara, dokumentasi.

Page 41: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1. Metode Observasi

Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,

(Lexy J Moleong, 2011, hal. 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun

langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan

pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang

dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara

langsung data yang ada dilapangan, terutama Sejarah Desa, Letak Geografis,

Struktur Organisasi Pemerintahan, Orbitasi/Jarak Ibu Kota, Prasarana Umum

yang Ada, Aset atau Kekayaan Desa, dan Keadaan Sosial yang ada di Desa

Sumber Sari kecamatan Tungkal jaya kabupaten Musi Banyuasin.

Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara

langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan meningkatkan

nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekitar.

Langkah-langkah yang dilakukan:

a) Mengamati upaya orang tua dalam mendidik anak shalat wajib di

desa Sumber Sari kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin

b) Mengamati apa saja kendala orang tua dalam mendidik anak shalat

wajib di Desa Sumber Sari

c) Memperhatikan solusi yang diterapkan para Orang tua dalam

mendidik Anak shalat wajib di Desa Sumber Sari

2. Metode Wawancara / interview

“Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi ”(Nasution,

2006, hal. 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil

data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan

mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan

oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi

dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, anak dan Orang tua di

desa Sumber sari. Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data

kualitatif dengan menggunakan instrument yaitu pedoman wawancara.

Page 42: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara yang tidak

terstruktur. Wawancara yang tak terstruktur merupakan wawancara yang

berbeda dengan yang terstruktur. Cirinya kurang diinterupsi dan arbitrer.

Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan

baku atau informasi tunggal (Lexi J Moleong, 2013 , hal. 190). Sebelum

penulis melalukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat

pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.

Adapun datanya meliputi:

a) Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan kegiatan

dalam mendidik Anak shalat wajib di Desa Sumber Sari.

b) Upaya-upaya Orang tua dalam mendidik anak shalat wajib di Desa

Sumber Sari kecamatan Tungkal Jaya di Kabupaten Musi

Banyuasin.

c) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang

digunakan.

Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi :

a) Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas

menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang

akan dikumpulkan.

b) Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang

dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan

pertanyaan lengkap dan terperinci seperti, yang dimaksud dalam

interview terstruktur.

c) Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas

dan interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002, hal. 132)

3. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal

seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiyono, 2012, hal. 138)

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui tentang catatan

catatan atau dokumen yang ada di Desa Sumber Sari kecamatan Tungkal Jaya

Page 43: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kabupaten Musi Banyuasin yang nantinya dapat mendukung kegiatan

penulisan skripsi ini. Data tersebut antara lain :

a) Historis dan geografis

b) Struktur Organisasi

c) Keadaan Orang Tua dan Anak

d) Keadaan sarana dan prasarana.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian iniakandi analisis melalui pendekatan kualitatif dengan

menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses berfikir dengan

mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian dibahas kepada

permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi:

1. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi”.(Jam‟an Satori, 2009, hal. 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka

langkah selanjutnya adalah reduksi data.

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang

muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan

selama penelitian berlangsung.

2. Penyajian data

Setelah melalui reduksi data selanjutnya langkah analisa data adalah

penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti

melalukan penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi / penarikan kesimpulan

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

Page 44: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

awal, didukung oleh bukti-bukti yang fvalid dan konsisten saat peneliti

kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang temukan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian

berada di lapangan (Sugiyono,2013, hal. 252).

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik

pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,

ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan,

diantaranya :

1. Perpanjang keikutsertaan

Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di

lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini

dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada

konteks, membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh

dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan

waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan

data yang dikumpul. (Sugiono, 2012, hal. 219)

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara

rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.(Sugiono,

2012, hal. 99). Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul

akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun

kesalahan responden yang tidak benar dalam memberikan informasi.

Page 45: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Triangulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik

pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori.(Lexy J

Moleong, 2011, hal. 178)

Page 46: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari Oktober 2018 sampai Februari 2019, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tabel 3.1.Rencana Penelitian

Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

N

o Kegiatan

Bulan, Ke- Tahun 2018-2019

Agustus Januari Februari Maret April Mei Juni Juli September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

penelitian √

2

Menyusun

atau menulis

konsep

proposal

3

Mengajukan

judul ke

Fakultas

untuk

persetujuan

judul

4

Konsultasi

dengan

dosen

pembimbing

√ √

5 Seminar

proposal √

Page 47: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

6 Izin atau

perintah riset √

7 Pelaksanaan

riset √

8

Penulisan

konsep

skripsi √

9

Konsultasi

kepada

dosen

pembimbing

10 Penggandaa

n skripsi

11

Munaqasah

dan

perbaikan

12

Penggandaa

n skripsi dan

penyampaia

n skripsi

kepada tim

Penguji dan

Fakultas

Page 48: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

33

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Desa

Desa Sumber Sari dahulunya pada tahun 1987merupakan Desa

Transmigrasi dengan jumlah Kepala Keluarga gelombang pertama sebanyak

20 KK, selanjutnya pada tahun yang sama gelombang kedua datang dengan

nama Trans Swakarsa mandiri hingga jumlah Kepala keluarga mencapai 500

KK.Pada awal Pemerintahan Desa hingga tahun 1990 Kepala Pemerintahan

dipimpin oleh KUPT Bapak Taufik, pada tahun 1990 Kepala Pemerintahan

dipimpin oleh PJS Bapak Kustiyoso, selanjutnya pada tahun 1991 dipimpin

oleh PJS Ibu Painah.

Pesta Demokrasi pertama pemilihan Kepala Desa Sumber Sari terjadi

pada tahun 1991 dengan terpilihnya Bapak Rohmat Wahyudi sebagai Kepala

Desa Pertama Desa Sumber Sari. Selanjutnya berturut – turut Kepala

Pemerintahan Desa Sumber Sari dipimpin oleh :

a. Tahun 1999 – 2003 Kepala Desa Mukzi dan Sekretaris Desa

Sunanto.

b. Tahun 2003 – 2008 Kepala Desa Sarto Cipto Sukarto dan

Sekretaris Desa Suwarso.

c. Tahun 2008 – 2014 Kepala Desa Suparmin dan Sekretrais Desa

Suwarso

d. Tahun Agustus 2014– Mei 2015 PLT Kepala Desa Suwarso.

e. Tahun 2015 sampai sekarang Kepala Desa M. Taufik Ilahi, S.Pd.I

dan Sekretaris Desa Hafidz Asnan.

Dan sampai dengan sekarang Desa Sumber Sari terus berkembang.

2. Letak Geografis

Secara geografis Desa Sumber Sari berbatasan wilayah dengan :

Tabel 1 : Letak Geografis

Page 49: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Batas Desa Kecamatan

Sebelah Utara Desa Tampang Baru,

Desa Sinar Tungkal

Bayung Lencir,

Tungkal Jaya

Sebelah Selatan Desa Banjar Jaya Tungkal Jaya

Sebelah Timur Desa Sumber Harum Tungkal Jaya

Sebelah Barat Desa Srimulyo Tungkal Jaya

Luas wilayah Desa Sumber Sari menurut penggunannya adalah ± 1.750 Ha

yang terdiri dari :

Tabel 2 : Luas Wilayah

Luas tanah pemukiman perkarangan rakyat 125 Ha

Luas tanah persawahan rakyat - Ha

Luas tanah Perkebunan rakyat 1.457 Ha

Luas tanah Kuburan 4 Ha

Luas tanah Perkantoran ¼ Ha

Luas tanah Desa 9 Ha

Luas tanah Lainnya - Ha

Dari luas wilayah Desa Sumber Sari diatas untuk luas tanah lahan

hanya perkiraan oleh karena belum di ukur secara akurat.

Dilihat secara umum keadaannya merupakan daerah dataran rendah

dan tidak berbukit - bukit, beriklim tropis hal tersebut mempengaruhi pola

perekonomian penduduk setempat.

3. Struktur Organisasi Pemerintahan

Terorganisasi suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor

berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan

kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan.Selain merupakan peraturan

pemerintah bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus secara

Page 50: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.

Organanisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dan keberhasilan

pembangunan.Suatu wilayah keluaran biasanya mempunyai tiga persyaratan

unsur penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian juga

halnya dengan Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi

Banyuasin.Desa Sumber Sari dipimpin oleh seorang Kepala Desa, berjalan

atau tidaknya suatu pemerintahan Desa Sumber Sari sangat bergantung pada

kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya. Kondisi

Pemerintahan Desa Sumber Sari sebagai berikut :

Page 51: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sumber : Dokumen kantor Kepala Desa Sumber Sari Tahun 2015

KEPALA DESA

M. TAUFIK ILAHI, S.Pd.I

SEKRETARIAT DESA

HAFIDZ ASNAN

KEPALA URUSAN PERENCANAAN DANI CAHYONO

KEPALA URUSAN Tata Usaha Dan

Umum KUAT BASUKI

KEPALA URUSAN Keuangan MUGIONO

KEPALA SEKSI Pemerintahan

EKA BOY SANDI

KEPALA SEKSI Kesejeteraan SUHARTONO

KEPALA SEKSI Pelayanan

MUNIRUL IHWAN

KEPALA DUSUN 3

ISMAIL

KEPALA DUSUN 2

SUPRIADI

KEPALA DUSUN 1

SAMIDI

Page 52: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4. Orbitasi/Jarak Ibu Kota

Orbitasi Desa Sumber Sari yaitu :

Uraian Keterangan

Jarak ke ibukota Kecamatan Sumber Sari 30 Km

Jarak ke ibukota Kabupaten Musi Banyuasin 120 Km

Jarak ke ibukota Provinsi Sumatera Selatan 180Km

Sumber : kantor Kepala Desa Sumber Sari Tahun 2015

5. Prasarana Umum Yang Ada

Desa

: Sumber Sari

Kecamatan : Tungkal Jaya

Kabupaten : Musi Banyuasin

Provinsi : Sumatera Selatan

Tabel 5 : Prasarana Umun

No Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan

1 Aset prasarana umum :

a. Jalan Utama 15 KM

a. Jalan Setapak 250 M

b. Jembatan 2 Unit

d. Dan seterusnya...............

2 Aset Prasarana pendidikan :

a. Gedung SD 1 Unit

b. Taman Pendidikan Alqur'an 4 Unit

c. Dan seterusnya...............

3 Aset prasarana kesehatan :

a. Posyandu 1 Unit

b. Polindes 1 Unit

c. Sarana Air Bersih 1 Unit

d. Dan seterusnya...............

Sumber : Kantor Kepala Desa Sumber Sari Tahun 2015

Page 53: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

6. Aset atau Kekayaan Desa

Kekayaan Desa Sumber Sari yaitu barang milik Desa yang berasal dari

kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa atau diperoleh hak lainnya yang syah.beberapa Aset Desa

Sumber Sari yaitu :

Aset atau Kekayaan Desa

No Jenis Aset Volume Lokasi

1 Tanah Kas Desa 9 Ha Dusun 2

2 Pasar Desa 5000 M² Dusun 1

3 Bangunan Desa 2500 M² Dusun 1

4 Lainnya M²

Sumber Daya Alam

DesaSumber Sarimemiliki beberapa potensi Sumber Daya Alam, Sampai saat

ini potensi sumber daya belum benar-benar optimal diberdayakan.hal ini

terjadi dikarenakan belum teratasinya hambatan-hambatan yang ada. Berikut

beberapa potensi Sumber Daya Alam Desa Sumber Sari :

Sumber Daya Alam

No Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan

1 Lahan Perkebunan 1.450 Ha

2 Lahan Persawahan - Ha

3 Lahan Hutan - Ha

4 Sungai - Km

7. Keadaan Sosial

Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan

sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, Agar dapat menjadi dasar

pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas

SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga

potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam

Page 54: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pembangunan,khususnya pembangunan Desa Sumber Sari berkaitan dengan

kependudukan, aspek yang penting antara lain perkembangan jumlah

penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.

Pertumbuhan sumber penghasilan Ekonomi Masyarakat Desa Sumber

Sarisecara umum juga mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari

bertambahnya jumlah penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan

walaupun jenis pekerjaan tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan

bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman

modal usaha dari pemerintah.Yang menarik perhatian penduduk Desa

Sumber Sarimasih banyak yang memiliki usaha atau mata pencaharian tetap

dibidangperkebunan, hal ini dapat di indikasikan bahwa masyarakat Desa

Sumber Sariterbebasnya dalam ilmu pengetahuan dibidang pertanian dan

perkebunan karet dan kelapa sawit oleh karena tidak adanya tenaga ahli yang

mendampingi mareka dalam hal ini, bagaimana masyarakat berbuat untuk

menjadi petani yang baik dan hasil yang maksimal untuk didapatkan,

masyarakat untuk mendapakan ilmu pengetahuan dibidang pertanian dan

perkebunan hanyalah dari mulut petani kemulut petani serta penyaluran

pupuk bersubsidi tidak tepat waktu sehingga berpengaruh pada hasil produksi

pertanian dan perkebunan, meskipun ada tenanga yang dinanamakan PPL

didesa, Ini yang menyebabkanbelum terlepas dari kemiskinan, sementara

potensi cukup tersedia.

Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan

sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia,

sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh kerena itu pembangunan kualitas

manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa Sumber

Saricukup baik, Pada masa yang akan datang akan lebih baik lagi.

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat

kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan

Page 55: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kewirausahaan dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan

pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah

untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.

Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola

pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju.

Dibawah ini tabel yang menunjukan tingkat rata-rata Sumber Daya Manusia

Desa Sumber Sari yaitu :

Sumber Daya Manusia

No Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Satuan

1 Penduduk dan keluarga :

a. Jumlah penduduk laki-laki 1478 Jiwa

b. Jumlah penduduk perempuan 1409 Jiwa

c. Jumlah Kepala keluarga 892 KK

2 Sumber penghasilan utama penduduk :

a. Pertanian, perikanan, perkebunan dan

Perternakan 1147 Jiwa

b. Buru Tani, Buru Bangunan 120 Jiwa

c. PNS/TNI/POLRI 50 Jiwa

d. Tenaga Honor 100 Jiwa

e. Sopir 51 Jiwa

f. Bengkel 10 Jiwa

g. Ibu Rumah Tangga 1409 Jiwa

h. Belum Bekerja 361 Jiwa

i. Dan seterusnya ...... ... Jiwa

3 Tenaga kerja berdasarkan latar belakang

pendidikan :

a. Lulusan Sarjana S-1 keatas

Jiwa

Page 56: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Lulusan Sarjana S-1 59 Jiwa

c. Lulusan Sarjana D3 – D1 20 Jiwa

d. Lulusan SMU 290 Jiwa

e. Lulusan SMP 375 Jiwa

f. Lulusan SD 500 Jiwa

g. Tidak Sekolah 40 Jiwa

Sumber : Kantor Kepala Desa Sumber Sari Tahun 2015

Sumber Daya Sosial Budaya

a. Pada bidang budaya ini masyarakat DesaSumber Sarimenjaga dan

menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para

leluhur, hal ini terbukti masi berlakunya tatanan budaya serta kearipan

lokal pada setiap prosesi pernikahan, panen raya.

b. Kehidupan beragama

Penduduk DesaSumber Sari 99 % memeluk agama islam. Dalam

kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan

khususnya agama islam sangat berkembang dengan baik.

c. Politik

Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan

peluang untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah

proses konsolidasi demokrasi. Kemajuan demokrasi telah

dimamfaatkan oleh masyarakat untuk menggunakan hak demokrasinya

antara lain dibuktikan dengan adanya peningkatan partisipasi

masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam proses pemilihan

umum

Berikut tabel data sumber Daya Sosial Budaya Desa Sumber Sari

adalah :

Daftar Sumber Daya Sosial Budaya

Desa

: Sumber Sari

Kecamatan : Tungkal Jaya

Page 57: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kabupaten : Musi Banyuasin

Provinsi

: Sumatera Selatan

No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah Satuan

1 Gotong Royong 1 Kali 1 Bulan

2 Panen raya 2 Kali 1 Tahun

3 Dan seterusnya ....... .......

Sumber : Kantor Kepala Desa Sumber Sari Tahun 2015

B. Temuan Khusus

1. Upaya Orang Tua dalam Mendidik Anak Sholat Wajib

Sifat pendidikan dalam keluarga adalah informal dan berlangsung

sepanjang waktu, bahkan ketidak beradaan orang tuapun proses pendidikan itu

tetap berlangsung.

Pendidikan Sholat anak dalam keluarga yang terpenting adalah apa

yang di berikan pada anak agar anak melaksanakan Sholat, baik itu berupa

pembiasaan yang ataupun dengan contoh tauladan yang baik dari orang tua

terhadap anak. Mereka menjadi sumber kebahagiaan keluarga, yang harus

dijaga dan dipertahankan kesuciannya oleh kedua orang tuanya dan seluruh

anggota keluarga lainnya guna kelestarian pertumbuhan kepribadian mereka

secara totalitas, karena semua itu memiliki pendidikan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan ajaran tanpa diamalkan.

Dan ada juga orang tua yang benar-benar mau anaknya mengenal

tentang Sholat dimulai dari yang dia ajarkan sendiri tanpa harus anaknya

mengenyam pendidikan agama dari orang lain terlebih dahulu, karena bagi

mereka itu semua amal jariyah yang akan bermanfaat bagi mereka ketika

mereka telah tiada.(Observasi, 12 April 2019)

Sebagaimana salah satu orang tua yang mengungkapkan bahwa :

“Saya mengajar anak saya mengaji dan sholat dimulai dari usia anak

saya 7 tahun, karena saya tidak mau anak saya mengenyam pendidikan agama

dari orang lain sebelum dia tau dasar-dasar dari bacaan Al-Qur‟an dan dasar-

dasar shalat karena itu sudah menjadi kewajiban orang tua dan insyaallah akan

menjadi amal jariyah bagi kami sebagai orang tua.” (Wawancara, 12 April

2019).

Page 58: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Anak yang orang tuanya rajin sholat, anaknya tidak memerlukan waktu

banyak untuk mengajarinya, bahkan ada beberapa anak yang baru berumur 7

tahun atau kelas dua, sudah hafal semua bacaan sholat, setelah saya tanyakan

tertanya yang mengajarinya adalah kedua orang tuanya, sebaliknya ada

beberapa anak yang susah sekali diajaari tatacara sholat, apalagi bacaan sholat

padahal sudah kelas IV (empat), setelah saya konfirmasikan kepada anak

tersebut tentang kebiasaan orang tua melaksanakan sholat di rumah, ia dengan

jujur mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat orang tuanya sholat di rumah.

(Observasi, 17 April 2019)

Dari hasil Observasidi atas, penulis tanyakan kepada seorang anak yang

bernama Rahmania Aulia Sari 11 tahun, ia mengatakan :

“Saya sejak kecil selalu diajari orang tua sholat di rumah, dan diajari

bacaan-bacaannya, jadi sekarang saya sudah jarang ketinggalan

sholatnya, karena memang saya dimarahi dan tidak diberi uang jajan

kalau ketahuan meninggalkan sholat.” (Wawancara, Rahmania Aulia

Sari, 12 April 2019)

Lain halnya dengan anak bernama Riki Abdul Halim, dia dengan jujur

mengatakan bahwa :

“Gimana saya mau sholat, saya jarang melihat orang tua saya sholat,

dan juga tidak pernah menyuruh saya sholat, yang sering menyuruh

saya sholat paling guru sekolah saya.” (Wawancara, Riki Abdul Halim,

12 April 2019)

Dari hasil wawancara di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

kebiasaan orang tua mengerjakan sholat, akan berdampak pada anaknya untuk

rajin melaksanakan sholat, sebaliknya orang tua yang jarang atau tidak

melaksanakan sholat, maka seorang anak juga tidak atau jarang melaksanakan

sholat.

Kesimpulan yang penulis uraikan di atas sesuai dengan pengamatan

yang penulis lakukan selama di Desa Sumber sari. Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa kesimpulan tersebut tidak berlaku 100% sebab dalam

pengamatan yang penulis uraikan di atas sesuai dengan pengamatan

selanjutnya penulis menemukan beberapa orang anak yang rajin melaksanakan

Page 59: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

sholat, hal ini penulis mewawancarai seorang anak yang bernama Kevin

Setiawan, ia mengatakan :

“Orang tua saya jarang saya lihat melakukan sholat, tapi karena guru-

guru di sekolah selalu mengajarkan tentang perintah sholat terutama

sekali saat ngaji malam, jadi saya juga rajin sholat, walaupun orang tua

saya jarang melaksanakan sholat.” (Wawancara , Kevin, 17 April 2019)

Seperti yang penulis lihat dari sumber di atas bahwa peran orang tua

sangat strategis dalam mengajarkan kewajiban Sholat terhadap anaknya.

Walaupun orang tua tidak atau jarang melaksankan Sholat tapi ia

berkeyakinan akan kewajiban sholat, dan kewajiban untuk mengajarkan

Sholat kepada anaknya tetaplah ia menyuruh anaknya menunaikan Sholat

akan tetapi ada juga yang belum menyadari hal tersebut. (Observasi 17 April

2019)

Selain itu ada pula upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam

mendidik sholat wajib anak menurut pengamatan penulis diantaranya :

a. Mengantar anak ke tempat pengajian (Antara maghrib dan isya)

Upaya seperti ini dilakukan orang tua yang punya pendidikan rendah

dan orang yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk

melaksanakan sholat dan juga terlalu sibuk sehingga untuk mengajarkan

anak sholat tidak sempat dan tidak ada waktu, dan hanya diserahkan ke

guru ngaji untuk mengajarkan dan mendidik anaknya tentang pengetahuan

sholat, seperti diungkapkan oleh bapak Sunarwan:

“Saya sholat seadanya, mungkin masih banyak yang salah karena

memang saya sekolah sampai SD saja.Jadi untuk mengajarkan anak

Sholat saya menyuruh anak belajar di tempat guru ngajinya di Masjid.”

(Wawancara, Sunarwan, 18 April 2019)

Anak-anak di Desa Sumber Sari, disamping belajar agama secara

formal di sekolah, juga terdapat beberapa tempat pengajian, baik yang

dilaksanakan di surau/langgar atau di masjid, maupun yang dilaksanakan di

rumah penduduk yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan agama

yang memadai, khususnya kemampuan membaca Al-Qur‟an dan tentang

sholat.

Page 60: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Pengajian yang dilaksanakan di Desa Sumber Sari umumnya

dilaksanakan setalah sholat maghrib sampai masuk waktu Isya, walaupun

ada beberapa tempat pengajian yang dilaksanakan sholat ashar. Anak yang

masuk ke tempat pengajian umumnya adalah anak-anak yang memiliki

orang tua yang pengetahuan agamanya sedikit. Walaupun demikian ada

juga yang memasukkan anaknya ke tempat pengajian, agar anak

termotivasi dengan melihat temannya, disamping itu orang tua tidak

memiliki kesempatan untuk mengajar anaknya (Obsevasi 19 April 2019)

Seperti yang diungkapkan oleh bapakAdin :

“Sebenarnya kalau sekedar Sholat dan mengaji mampulah saya

mengajari anak-anak, tapi kadang tidak punya waktu karena sibuk

mencari nafkah dan anak juga inginnya belajar dengan teman-teman

sebayanya, saya serahkan kepada guru ngaji biar dia belajar dan

berbaur dengan teman-temannya.” (Wawancara, Adin 19 April 2019)

Dengan adanya kondisi seperti penulis paparkan di atas, maka secara

tidak langsung guru ngajinya disamping ia mengajarkan fiqh terutama

tentang tatacara mengerjakan wudhu dan sholat. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Hamdan, salah satu guru ngaji di Desa Sumber

sari.

“Biasanya saya sebelum mengajar ngaji anak-anak sholat berjama‟ah

maghrib dulu, setelah selesai mengaji ia sholat isya lagi secara

berjama‟ah dengan masyarakat pada umumnya. Dalam satu minggu

saya sediakan waktu untuk mempelajari cara berwudhu, bacaan sholat

dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah keagamaan.”

(Wawancara, Hamdan, 20 April 2019)

Dan tidak semua orang tua juga menyerahkan anaknya ke tempat

pengajian atau serahkan kepada guru ngaji da nada juga yang mengajarkan

anak-anaknya dengan sedikit demi sedikit tentang sholat seperti yang

diungkapkan oleh beberapa orang tua di bawah ini :

Penulis telah menanyakan hal ini kepada bapak Kaslan yang

merupakan imam salah satu Masjid di Desa Sumber Sari, beliau

mengungangkapkan bahwa :

Page 61: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

“Untuk mengajarkan sholat bagi anak itu musti dan wajib, sebab kita

orang islam dan sudah kewajiban kita mengajari anak, sebab kalau kita

tidak mengajari anak-anak nanti anak tidak tahu sholat, tapi kalau dia

tahu bahwa ciri-ciri islam yang baik adalah sholat, dari yang

membedakan islam dengan agama lain adalah sholat, pasti anak mau

sholat.”(Wawancara, Kaslan, 20 April 2019)

Pernyataan bapak di atas hampir senada dengan yang diungkapkan

oleh Ibu Eva (Guru Agama di SD Sumber sari) beliau mengatakan :

“Untuk mengajari anak sholat, yang pertama diajarkan adalah

kedudukan sholat dulu gbagi orang islam, sebab kalau langsung diajari

sholat, nanti anak akan bingung untuk apa sholat, tapi kalau keyakian

dulu ditanamkan pada jiwa anak bahwa sholat adalah kewajiban orang

islam, alat untuk berhubungan dengan Allah SWT dan yakin dengan

ajaran itu maka dengan sendirinya akan mau belajar Sholat, apalagi

kalau ditanamkan dalam jiwa anak bahwa kalau kita tidak sholat nanti

akan masuk neraka.”(Wawancara , Eva, 22 April 2019)

Lebih lanjut dalam hal ini penulis menanyakan langsung kepada salah

seorang anak bernama Kholif :

“Sholat itu adalah kewajiban setiap orang islam, baik laki-laki atau

perempuan, kata bapak guru kalau kita tidak berarti kita sama dengan

orang kafir, dan kita nanti kalau mati pasti masuk

neraka.”(Wawancara, Kholif, 22 April 2019)

Hal senada dikemukakan oleh anak yang bernama Qori, murid

Madrasah Ibtidaiyah swasta di Desa Sumber sari, ia mengatakan :

“Kata ibu kalau tidak Sholat kita bukan islam, makanya kalau ibu

Sholat saya juga sholat sebab saya takut nanti kalau sudah mati

berpisah dengan ibu, saya mau masuk surga bersama-sama dengan ibu

dan bapak, saya takut masuk neraka kalau tidak sholat.” (Wawancara,

Qori 22 April 2019)

Dari beberapa sumber di atas dapat diketahui bahwa kewajiban Sholat

dan kemauan menunaikan kewajiban Sholat lima waktu didasari karena

adanya pengetahuan dasar tentang kedudukan Sholat dalam agama

Islam.”(Observasi, 22 April 2019)

Page 62: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

47

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Walaupun berbeda cara dan upaya yang dilakukan dengan beberapa

responden di atas, namun hasil yang diperoleh hampir sama, hal ini

dibuktikan dengan rajinnya anak-anaknya dalam melaksanakan sholat.

Seperti beberapa wawancara di atas, orang tua yang melaksanakan

upaya seperti ini ialah orang yang memiliki keyakinan yang kuat dan

pengamalan ibadah yang baik. Biasanya orang tua seperti ini orang tua

yang memiliki pengetahuan agama yang luas dan kesadaran akan

keududukan sholat bagi orang islam.

b. Memasukkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah

Di Desa Sumber Sari terdapat dua lembaga pendidikan keagamaan atau

Madrasah Ibtida‟iyah.Satu Madrasah Ibtida‟iyah swasta pada pagi hari

belajar umum dengan agama tapi lebih banyak pelajaran agama dan satu

lagi pada sore hari Sekolah Madrasah (khusus agama).

Dari hasil pengamatan penulis sepanjang hari sebagian anak hampir

tidak punya waktu untuk ada di rumah, ia hanya pulang makan siang dan

mengganti pakaian dan kembali lagi ke madrasah sore, dan pulang dari

madrasah jam lima sore, menjelang maghrib ia berangkat lagi ke masjid

untuk mengaji, ia pulang setelah menunaikan sholat isya.(“Observasi, 23

April 2019)

Aktivitas anak di Desa Sumber sari mayoritas seperti yang penulis

paparkan di atas. Kondisi ini didukung oleh kebiasaan anak-anak dan

dorongan para orang tua mereka, dengan alasan dapat mengurangi

kegiatan anak yang kurang baik, seperti yang dikemukakan oleh Lia :

“Memasukkan anak di Madrasah paling tidak ia dapat belajar agama

lebih banyak dibandingkan dengan SD, dengan demikian kita sebagai

orang tua tidak menemukan kesulitan untuk mengajari agama lagi di

rumah, apalagi kalau dia juga belajar di tempat pengajian, kita sebagai

orang tua tidak menemukan kesulitan untuk menyuruh mereka sholat,

karena anak sering mempraktekkan di Madrasah pada waktu ashar, dan

di praktekkan di masjid pada saat waktu sholat maghrib dan isya. Jadi

di rumah hanya sholat subuh dan dzuhur saja”. (Wawancara, Lia, 11

April 2019)

Page 63: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Dari informan di atas dapat diketahui bahwa peran madrasah

diharapkan oleh orang tua yang ada di Desa Sumber Sari sebagai tempat

untuk mempelajari pengetahuan agama, khususnya tatacara Sholat dan

ketika beranjak remaja, dewasa diharapkan dapat mengamalkannya,

dengan adanya kebiasaan mengamalkan sewaktu masih berusia 7-12

tahun.

c. Memberi contoh yang baik dan dinasehati serta diberi tahu tentang

dampak meninggalkan sholat

Apapun yang dilakukan oleh kedua orang tua biasanya menjadi contoh

bagi anak-anaknya. Seorang ayah yang rajin melaksanakan ibadah atau ibu

yang rajin melaksanakan ibadah, maka besar harapan anaknya akan

mengikuti kedua orang tuanya, sebaliknya orang tua yang jauh dari ajaran

agama, maka anaknya akan besar kemungkinan akan jauh dari agama.

Keterangan yang sama penulis dapatkan dari seorang ibu yang bernama

Eni yang rajin sholat berjamaah di rumahnya bersama anak-anaknya, ia

mengatakan :

“Supaya anak rajin sholat, kita dulu sebagai orang tua yang rajin, kalau

kita saja malas, tidak mungkin kita menyuruh anak yang rajin.Orang tua

harus terlebih dahulu baru diikuti anak, kalau kita sudah rajin, anak kita

masih malas, baru anak disuruh.”(Wawancara, Eni, 24 April 2019)

Pernyataan di atas searah dengan apa yang penulis temukan disaat

mengadakan observasi bahwa ada beberapa keluarga yang tidak

melaksanakan sholat karena kedua orang tuanya tidak mengajarkan

anaknya sholat.(Observasi, 25 April 2019)

Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

orang tua memiliki peran yang sangat penting dan memiliki kewajiban dan

tanggung jawab yang besar yaitu kewajiban memimpin, kewajiban

menafkahi, dan kewajiban mendidik dan membimbing.

Page 64: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Kendala yang dihadapi Orang tua dalam Mendidik Anak Sholat Wajib

di Desa Sumber Sari

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa ternyata orang tua di

Desa Sumber Sari dalam mendidik anaknya sholat masih menemukan

beberapa kendala, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan agama

yang dimilikinya, namun mereka tetap berupaya untuk melaksanakan

kewajiban mereka mendidik ibadah sholat anak-anaknya. (Observasi, 13 April

2019)

Pengamatan yang penulis lakukan dalam hal ini didukung oleh

pengakuan beberapa orang tua yang memiliki kesulitan dan kendala dalam

mendidik anak-anaknya sholat, hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak

Rasno yang memiliki anak berumur 10 tahun. (Observasi 13 April 2019)

“Saya tidak bisa mengajarkan anak saya bacaan sholat, sebab saya

masih banyak salah dalam menyebutkan atau melafalkan bacaan sholat

karena saya kurang tahu ngaji, saya sholatnya masih pas-pasan belum

bisa dicontoh oleh orang banyak.”(Wawancara, 11 April 2019)

Ungkapan Bapak Rasno di atas menunjukkan adanya kendala yang

dihadapi dalam memenuhi kewajiban mendidik anak sholat karena orang tua

tidak mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap sholat.

a. Kesibukan orang tua dalam bekerja

Masyarakat yang berada di Desa Sumber Sari ini mempunyai kesibukan

yang berbeda-beda, hal ini tentunya membuat lalai para orang tua dalam

memperhatikan pendidikan anak-anak mereka, apalagi pendidikan sholat

yang seharusnya diberikan pada anak sedini mungkin.

Hal di atas penulis mewawancarai orang tua yang hasilnya dapat dilihat

pada hasil wawancara sebagai berikut :

“Saya menyadari sangat sedikit sekali perhatian saya terhadap anak-

anak saya, itu sebenarnya bukan keinginan saya tetapi pekerjaan yang

menuntut demikian, karena saya bekerja sebagai petani yang pergi pagi

pulang sore, dan terkadang pada malam hari sudah capek karena

bekerja seharian, dan sedikit sekali waktu untuk bersama anak dan

Page 65: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mengajarkan sholat kepada anak saya”. (Wawancara, Raso, 14 April

2019)

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa tingkat kesibukan

orang tua juga kendala besar bagi upaya mendidik anak-anak mereka,

tetapi hal itu tentunya bisa disadari, apabila orang tua menyadari betapa

pentingnya mendidik anak agar melaksanakan sholat karena anak adalah

amanat dari yang maha kuasa sebagai generasi penerus yang mesti diajar,

di didik, serta dibimbing oleh orang tua sebagai pendidik dalam rumah

tangga.

Wawancara dengan Taufik Ilahi Kepala Desa Sumber Sari yang

mengemukakan :

“Di Desa Sumber Sari ini kebanyakan atau mayoritas orang tua bekerja

sebagai petani atau berkebun, pegawai honorer, sehingga orang tua

dapat dikatakan jarang di rumah untuk meluangkan waktunya dengan

anak-anak di rumah dengan mengajarkan sholat”. (Wawancara, Taufik

Ilahi, 15 April 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa yang

menjadi hambatan orang tua dalam pelaksanaan pendidikan sholat

terhadap anaknya yaitu sedikitnya waktu orang tua bersama anak-anaknya

karena kesibukan orang tua itu sendiri dalam bekerja sehingga untuk

mengontrol anak itu dalam melaksankan sholat sedikit sekali.

b. Pengetahuan Agama dari Orang Tua

Sholat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang mukallaf atau baligh.

Jika orang tua yang jarang sholat atau tidak memahami betapa pentingnya

sholat dalam mewujudkan manusia yang berkepribadian muslim dan

berakhlak mulia maka tidaklah mustahil ia keluar dari jalur kebenaran.

Orang tua sebagai pendidik yang selalu jadi contoh oleh anak, setiap

tingkah laku orang tua senantiasa untuk ditirunya, karena orang tuanya

yang paling pertama memberikan pendidikan.

“Walaupun saya tidak terlalu tahu tentang pendidikan agama, tapi

dalam hal sholat saya tetap berusaha mencari solusi agar anak saya

Page 66: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tetap melaksanakan sholat wajib, karena saya tidak ingin anak saya

sama seperti saya”. (Wawancara, 14 April 2019)

Orang tua yang tinggal di Desa Sumber Sari kurang mengerti dan

memahami tentang pendidikan agama yang baik dan benar, sangat sulit

sekali dalam mendidik anak mereka ini terlihat ketika anak bertanya

tentang sholat, para orang tua hanya dapat menyerahkan kepada guru

mereka, bahkan ada orang tua yang meminta anaknya menanyakan

langsung kepada guru di sekolah atau guru ngaji. (Observasi, 14 April

2019)

Pengetahuan orang tua dalam keagamaan tentu sangat dominan dalam

membentuk kepribadian anak yang muslim khususnya dalam sholat.

Pendidikan sholat yang didapat pertama sekali oleh anak yaitu dari orang

tuanya sendiri.Jika orang tua kurang memiliki pengetahuan dan

pemahaman keagamaan apalagi tentang sholat, maka ini merupakan suatu

hambatan dalam pelaksanaan pendidikan sholat kepada anak-anak mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Maryati, yang mengatakan :

“Dalam mengajarkan sholat yang menjadi hambatan bagi saya yaitu

masih kurangnya pemahaman dan pengetahuan dalam melaksanakan

sholat dengan baik dan benar, baik itu bacaan serta gerakan yang

sempurna, karena saya dari dahulu tidak pernah menempuh

pendidikan agama dan juga masih kebiasaan malas dalam

mengerjakan sholat”. (Wawancara, Maryati, 17 April 2019)

Salah satu kendala dalam pelaksanaan pendidikan kepada anak yaitu

adalah masalah bacaan sholat. Dalam bacaan sholat yang masih kurang

baik sehingga untuk mengajarkan sholat kepada anak menjadi hambatan

karena pendidikan sholat yang akan diberikan kepada anak bisa menjadi

tidak baik dan benar.

Berdasarkan hasil temuan wawancara dia atas dapat dipahami bahwa

salah satu hambatan orang tua dalam pelaksanaan pendidikan sholat

terhadap anak yaitu masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang

Page 67: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tua tentang sholat, sehingga orang tua kurang memiliki kemampuan dalam

pelaksanaan pendidikan sholat terhadap anak.

Untuk mengetahui kendala orang tua dalam mengajarkan sholat

dalam hal ini juga dapat diketahui dengan hasil data observasi dimana

orang tua masih memiliki kebiasaan malas dalam melaksanakan sholat

seperti halnya dalam sholat jum‟at orang terkadang masih malas untuk

sholat ke masjid. (Observasi, 15 April 2019)

Berkaitan dengan hal ini maka dapat diketahui dari seorang informan

sebagai tokoh agama yaitu Suwarli, yang mengemukakan :

“Warga disini memang ada beberapa sebagian orang tua yang tidak

pernah menempuh sekolah agama dan juga tergolong rendah

pendidikannya, sehingga pemahamannya tentang agama masih

kurang khususnya tentang sholat.Oleh karena iulah mungkin orang

tua itu tidak merasakan penting utnuk melaksanakan sholat”.

(Wawancara, Suwarli, 17 April 2019)

Dengan demikian salah satu hambatan orang tua dalam pelaksanaan

ibadah sholat kepada anak dapat disimpulkan, masih kurangnya

pemahaman orang tua dalam pelaksanaan pendidikan sholat kepada anak

serta kurangnya merasakan pentingnya itu sholat, selain itu juga yang

menjadi hambatan orang tua karena kurangnya keseriusan anak dalam

belajar sholat, sehingga tidak efektif orang tua untuk mengajarkan sholat,

karena anak masih senang bermain-main.

c. Anak yang Malas

Satu lagi kendala yang dihadapi orang tua, yakni penyebabnya dari

anak itu sendiri karena malas melaksanakan sholat.Hal ini bisa jadi karena

anak tersebut terlalu dimanjakan oleh salah satu orang tuanya, atau mereka

juga melihat ada orang-orang disekitarnya atau teman-teman

sepermainannya yang juga tidak melaksanakan sholat. Untuk mengetahui

penyebab anak yang seperti ini dapat dilihat dalam hasil wawancara

penulis dengan orang tua berikut ini :

Page 68: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

“Saya selaku orang tua rasanya sudah cukup sering menasehati anak

saya untuk melaksanakan sholat, dari kecil dia sudah saya didik untuk

melaksanakan sholat, sepertinya sampai saat ini sepertinya dia sangat

malas untuk melaksankan sholat, mungkin semakin menariknya

acara-acara yang ditawarkan di televisi dan juga karena bapaknya

yang terlalu memanjakan dia, jadi walaupun saya marah, dia tidak

merasa takut, karena bapaknya akan membelanya.” (Wawancara, Sri,

16 April 2019)

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yang

bernama Isah memberikan komentar berbeda :

“Dalam melaksanakan sholat di rumah kepada anak yang merupakan

hambatan bagi saya yaitu anak tidak pernah serius dan malas untuk

belajar sholat, selain itu juga dia tidak menghiraukan

saya.”(Wawancara, Isah, 17 April 2019)

Dapat juga dikatakan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan sholat

terhadap anak yaitu kurangnya keseriusan anak belajar sholat di rumah.

Memang ada saja hambatan atau masalah yang dihadapi oleh orang

tua dalam mendidik anak-anak mereka, terhadap masalah yang dihadapi

oleh orang tua ini, para orang tua mencoba dan terus mencoba

mengatasinya sehingga apabila telah sampai pada saatnya nanti, mereka

tidak disalahkan oleh anak-anak mereka, untuk mengetahui tindakan orang

tua terhadap anak yang malas melaksanakan sholat dapat dilihat pada hasil

observasi yang penulis lakukan sebagai berikut :

Penulis melihat bahwa orang tua tetap mendorong anak untuk

melakukan sholat walaupun itu dilakukan dengan memberi hukuman

kepada anak, karena mereka menganggap bahwa anak sekarang ini jika

dibiarkan tanpa hukuman mereka tidak akan menurut dalam melaksanakan

sholat, dilain pihak ada juga orang tua yang memberikan nasehat saja

dengan harapan agar anak terbuka hatinya untuk melaksanakan sholat

dengan tanpa kekerasan. (Observasi, 18 April 2019)

Page 69: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Ini semua menunjukkan bahwa orang tua memperhatikan anak-anak

mereka untuk melaksanakan sholat tetap berusaha memberikan dorongan

masih sangat tinggi, karena orang tua harus bersikap sabar dalam

menghadapi anak-anaknya.

d. Pengaruh Negatif Media Informasi

Seperti canggihnya alat komunikasi seperti yang diketahui saat

sekarang ini, sangat memberikan pengaruh yang besar bagi anak. Media

elektronik seperti Handphone, Televisi dan lain sebagainya sangat

berpengaruh terhadap kesehatan akhlak anak. Hasil observasi di lapangan

diperoleh suatu data maupun gambaran bahwa ada anak yang memiliki

pola hidup yang belum islami seperti tidak taat beribadah.Hal ini

disebabkan pengaruh tontonan yang marak saat ini. (Observasi, 18 April

2019)

Selanjutnya hasil wawancara dengan Darningsih orang tua di Desa

Sumber Sari yang mengatakan :

“Faktor lain yang mempengaruhi pendidikan terhadap pelaksanaan

sholat anak di Desa Sumber sari karena dampak negatif media

elektronik seperti TV. Dimana melalui TV ini didukung dengan

adanya parabola, video, film-film, terutama dari luar sehingga para

anak keasyikan nonton akhirnya lupa dan malas untuk

beribadah.”(Wawancara, Darningsih, 18 April 2019)

Masalah ini memang dapat dirasakan bersama para orang tua di desa,

dimana pengaruh media massa menghambat bagi orang tua dalam

memberikan pendidikan terhadap pelaksanaan sholat bagi anak di Desa

Sumber Sari.

3. Solusi Orang tua dalam mengatasi kendala dalam Mendidik Anak

Sholat Wajib di Desa Sumber Sari

Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta

pertanggung jawabannya sebagai seorang pemimpin, begitu pula orang tua

dalam keluarga juga merupakan pemimpin bagi keluarga dan anak-anak,

terutama tanggung jawab sebagai pendidik pertama dan utama dalam

keluarga.

Page 70: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan suatu kewajiban yang

harus dilaksanakan, dan jika tanggung jawab tersebut dilalaikan oleh orang

tua, maka ia akan dituntut dan dipersalahkan. Kewajiban orang tua terhadap

anak dalam suatu keluarga sangatlah banya, namun dalam hal ini yang

menjadi sasaran penelitian adalah upaya yang dilakukan orang tua dalam

mendidik Ibadah sholat bagi anak-anaknya.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan selama ini, khususnya

dalam rangka menyusun skripsi ini, penulis menemukan beberapa usaha yang

dilakukan oleh orang tua berperan dalam mendidik sholat anak-anaknya

antara lain :

a. Memasukkan Anak Belajar ke Madrasah

Pendidikan agama di Madrasah dapat dipahami sebagai suatu

program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter Islami melalui

proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, yang dikemas

dalam bentuk mata pelajaran yang selalu merujuk pada konsep pendidikan

Islam secara utuh dengan harapan kelak dapat menjadi ilmuwan yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah, mampu mengabdikan ilmunya untuk

kesejahteraan umat manusia.

Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali anak didik agar

memiliki pengetahuan lengkap tentang hokum Islam dan mampu

mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah.Dengan demikian

anak dapat membiasakan dan melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar

menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan

diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Melalui pendidikan agama ini sangat penting sekali membiasakan

yang baik, artinya bagi anak-anak sejak dini agar anak-anak belajar sejak

awal atau dari dasar.Karena di madrasah-madrasah masalah pengetahuan

agama pasti diajarkan disana. Untuk itu salah satu solusi orang tua dalam

mengatasi kendala dalam mendidik anak Sholat wajib adalah dengan cara

memasukkan mereka ke madrasah-madrasah yang belajarnya pada sore

hari.

Page 71: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan temuan di lapangan di Desa Sumber Sari banyak para

orang tua yang memasukkan anak belajar ke madrasah dinniyah setelah

pulang sekolah dan beristirahat anak dapat belajar lagi di madrasah sore

hari sampai jam lima sore sekaligus dapat bertemu teman dan bermain

bersama teman-temannya.” (Observasi, 19 April 2019)

Hal ini sebagaimana ditegaskan Bapak Nurkholis yang memberikan

keterangan bahwa :

“Saya menyuruh anak-anak masuk ke madrasah supaya mereka ada

kegiatan pada waktu sorenya, mereka belajar tentang ilmu-ilmu

agama, maklumnya saya jarang di rumah, dari pagi sampai sore

saya bekerja di lading.”(Wawancara, 19 April 2019)

Penulis juga mewawancarai Ainun , anak yang belajar di Madrasah

dinniyah ia mengatakan sebagai berikut

”sepulang dari sekolah setelah saya makan siang, saya pergi

mengaji ke madrasah dinniyah untuk belajar ilmu-ilmu agama,

maklum orang tua saya sibuk mencari rezeki dari pagi sampai sore.

Jadi supaya kami tetap ada kegiatan pada sore harinya, saya

dimasukkan ke madrasah dinniyah ini.”(Wawancara, 20 April 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa

diantaranya solusi yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak sholat

wajib adalah dengan cara memasukkan anak-anaknya ke madrasah yang

belajarnya pada sore hari selain anak mendapatkan ilmu lagi di madrasah

sore tersebut anak juga dapat bertemu dan bermain bersama teman-

temannyahal tersebut mengingat kesibukan orang tua masing-masing yang

mencari nafkah dari pagi sampai sore.

b. Orang Tua untuk Mengikuti Pengajian Agama

Para orang mengkuti pengajian agama juga merupakan upaya dalam

mengatasi kendala menerapkan kiat membiasakan ibadah sholat

anak.Orang tua yang kurang memahami pengetahuan agama dapat

mengikuti pengajian pengajian agama yang tujuannya menambah

Page 72: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

khazanah ilmu pengetahuan agama.Semakin sering orang tua mengikuti

pengajian agama maka semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat

oleh orang tua.

Pengamatan penulis dimana para orang tua di Desa Sumber Sari

cukup banyak yang mengikuti pengajian agama di masjid, baik itu para ibu

dan bapak-bapaknya.Para ibu mendengarkan pengajian pada waktu siang

dan para bapak mendengarkan pengajian pada waktu malam.Mereka

mendengarkan ceramah ustadz-ustadz yang berkaitan dengan pengetahuan

agama agar leih memahami tentang agama Islam.” (Observasi, 21 April

2019)

Hal tersebut sebagaimana yang ditegaskan ustadz Hamdan yang

memberikan komentar kepada penulis :

“Upaya orang tua agar lebih memahami tentang agama Islam,

mereka bisa mengikuti dan mendengar ceramah-ceramah agama

dimana saja, di masjid, atau di tempat-tempat pengajian, mengikuti

kegiatan peringatan hari-hari besar Islam, Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj,

dan lain sebagainya.Semuanya itu merupakan kegiatan keagamaan.”

(Wawancara, 21 April 2019)

Hasil wawancara dengan Bapak Raso juga memberikan tanggapan

dan komentar yang mengatakan bahwa :

“Upaya kita untuk mendengar ceramah-ceramah agama adalah agar

lebih memahami dan mengetahui tentang makna Sholat itu sendiri,

apa hukuman Sholat, apa hukumannya meninggalkan Sholat, Sholat

itu gunanya untuk apa, faedahnya dan lain sebagainya. Ini sangat

penting diketahui untuk kita semua.” (Wawancara, 22 April 2019)

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat penulis

simpulkan bahwa pengajian-pengajian gama disini seperti halnya

mendengar ceramah, ikut kegiatan isra‟ Mi‟raj, ikut kegiatan Maulid Nabi,

dan kegiatan-kegiatan agama lainnya juga akan sangat membantu para

orang tua untuk mengetahui dan memahami tentang Sholat, dan tentang

pengetahuan agama yang lebih luas lagi. Dalam ceramah tentunya ada

penjelasan-penjelasan dari pihak penceramah.

Page 73: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Membiasakan anak melaksanakan Sholat berjamaah tepat pada

waktunya

Membiasakan anak-anak agar mereka dapat melaksanakan sholat

tepat pada waktunya merupakan hal yang paling sulit. Anak-anak yang

sudah terbiasa bermain dan tetap melanjutkan meskipun sudah tiba

waktunya sholat akan sangat sulit untuk disuruh melaksanakan sholat lima

waktu tepat pada waktunya, membiasakan sholat tepat waktunya

merupakan tanggung jawab yang berat pada diri orang tua. Karena, orang

tua saja belum tentu dapat melaksanakan sholat lima waktu tepat pada

waktunya. Hasil wawancara dengan Bapak Kholik mengatakan :

“Kalau melaksanakan sholat berjamaah di rumah, saya selalu

mengajak anak-anak saya. Dengan mengajak mereka sholat

berjamaah saya berharap mereka akan mengetahui betapa pentingnya

kebersamaan dalam menjalankan hal-hal yang bertujuan kepada

kebaikan. Dengan demikian, semua hambatan dan halangan jika

pekerjaan itu dilaksanakan dengan sadar ikhlas dan bersama-sama

maka akan dating jalan keluar yang akan ditemukan.” (Wawancara,

21 April 2019)

Pelaksanaan ibadah sholat berjamaah ini akan lebih baik jika

dilaksanakan dengan mengajak anak-anak mereka terbiasa untuk

melaksanakan sholat bejamaah di rumah atau di masjid. Sholat berjamaah

adalah sebuah solusi yang efektif untuk membentuk kepribadian anak-

anak sejak dini, agar mereka terbiasa dengan kebersamaan, kerapian,

musyawarah, dan masih banyak lagi yang akan membuat pemikiran anak-

anak berkembang pada saat mereka dewasa nanti.

Wawancara penulis dengan salah seorang anak yang ada di Desa

Sumber Sari, Nimas yang penulis tanyakan mengenai sholat berjamaah

yang dilakukan dengan orag tuanya di masjid, Nimas mengatakan :

“Orang tua saya selalu mengajak setiap kali melaksanakan sholat

lima waktu di rumah dan kadang kalau waktu menjalankan sholat

maghrib ayah saya mengajak saya ke masjid.Saya melakukan sholat

Page 74: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

59

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

berjamaah bersama dengan orang tua sejak masih kecil.”

(Wawancara, 22 April 2019)

Pembiasaan menjalankan ibadah sholat berjamaah seperti yang

dilakukan orang tua Nimas ini sangat bermanfaat untuk masa depan anak

kelak di kemudian hari.anak-anak yang sudah terbiasa melakukan sholat

berjamaah akan berpikir lebih baik melakukan semuanya dengan cara

berjamaah, terlebih pada hal-hal yang bertujuan pada kebaikan dan

mengharap ridho Allah, danpembelajaran yang paling penting dari adanya

sholat berjamaah ini adalah bahwa dengan sholat berjamaah maka

muslimin dapat menjaga keharmonisan dan keutuhan agama Islam.

d. Mengawasi dan Membatasi Anak dalam Menggunakan Media

Informasi

Anak seperti halnya kertas putih yang masih bersih tergantung orang

tuanya ingin mencoretnya seperti apa. Media Informasi ini akan sangat

berdampak buruk apabila anak tidak diawasi karena di Media Informasi

semuanya dapat di akses secara mudah tanpa sepengetahuan orang tua

anak dapat melihat apa yang tidak pantas dan sepatutnya untuk dilihat

anak kecil.

Seperti di lapangan banyak para orang tua yang mengizinkan anak

mereka bermain media elektronik seperti HP tetapi dibatasi hanya

beberapa jam dalam sehari dan masih dalam pengawasan orang tua, orang

tua dapat selalu mengecek handphone anak mereka (Observasi,25 April

2019)

Seperti yang dikemukakan Ibu Isah kepada penulis yaitu :

“Saya memberikan anak saya handphone tetapi ada perjanjiannya

tidak boleh membawa HP ke sekolah lalu sepulang sekolah kerjakan

PR dulu baru boleh bermain HP.” (Wawancara, 25 April 2019)

Anak Ibu Isah juga mengemukakan kepada penulis yaitu :

“Saya diberikan handphone tetapi ada syaratnya nilai sekolah tidak

boleh turun kalau sampai turun maka handphone akan ditarik

Page 75: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

60

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kembali dan batas saya bermain HP hanya beberapa jam dalam

sehari .” (Wawancara, Noval 25 April 2019)

Maka dari observasi dan wawancara di atas bahwa pengaruh media

informasi sangat akan berdampak buruk bila tidak dibatasi dan diawasi

oleh orang tua, anak dapat mengakses hal yang tidak sepatutnya untuk

diketahui. Orang tua perlu membatasi dengan hanya mengizinkan untuk

menggunakan media elektronik hanya beberapa jam dalam sehari dan

orang tua dapat selalu mengecek apa yang di akses oleh anak.

Page 76: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka

pada bab akhir ini dapat penulis ambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Upaya Orang Tua dalam mendidik Sholat Wajib Anak di Desa Sumber

Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin antara lain

dengan cara mengantar anak ke tempat pengajian (antara maghrib dan

isya), memasukkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah, memberi contoh

yang baik dan dinasehati serta diberi tahu tentang dampak

meninggalkan sholat.

2. Kendala yang dihadapi dalam Upaya Orang Tua mendidik Sholat

Wajib Anak di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten

Musi Banyuasin diantaranya adalah kesibukan orang tua dalam

bekerja, pengetahuan agama dari orang tua, anak yang malas, pengaruh

negative media informasi.

3. Solusi Orang Tua dalam mengatasi kendala Upaya Orang Tua dalam

Mendidik Sholat Wajib Anak di Desa Sumber Sari Kecamatan

Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin adalah memasukkan anak

belajar ke madrasah, orang tua mengikuti pengajian agama, mengajak

anak sholat berjamaah, membatasi dan mengawasi penggunaan media

informasi anak-anak.

B. Saran-saran

Setelah menarik kesimpulan, melalui penelitian disampaikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan

pendidikan sholat anak. Bantuan yang diberikan orang tua merupakan

kontribusi positif yang membantu tercipta insan kamil sesuai dengan

tujuan pendidikan islam.

Page 77: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

62

2. Kepada pihak orang tua juga harus selalu melakukan pengawasan dan

mengontrol anak selama anak emlakukan aktivitas sholat di rumah,

karena ini sangat membantu kemajuan pendidikan sholat anak.

3. Kepada para orang tua juga harus bekerja sama dengan guru pengajian

malam menghadapi segala permasalahan pendidikan sholat anak di

rumah. Pengalaman yang berbeda antara dua tempat pendidikan ini

sangat membantu pencapaian pendidikan sholat pada diri anak.

C. Penutup

Berkat Rahmat Allah SWT, maka sampailah penulisan pada akhir dari

penulisan skripsi ini. Perlu kiranya penulis kemukakan segenap daya telah

penulis curahkan secara maksimal dalam penulisan skripsi ini.

Apabila dalam pembahasannya terdapat hal-hal yang bermanfaat,

maka bersyukurlah kepada Allah, karena berkat petunjuk dan hidayah-Nya

juga, sebaliknya jka di sana-sini terdapat kekurangan, maka hal itu adalah

kesalahan dari penulis itu sendiri, sebab keterbatasan yang ada pada penulis.

Oleh sebab itu, penulis akan menerima segala kritikan dan saran yang sifatnya

membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan mengucap Alhamdulillahi robbil „Alamin, penulis

bersyukur ke hadirat Allah SWT, dan selalu berdo‟a semoga tulisan ini dapat

memberi manfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat serta taufik

hidayah-Nya selalu bersama kita Aamiin.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Jambi, November 2019

YETTI ANGGRAENI

NIM. TP 151485

Page 78: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

63

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur‟an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Bintang

Indonesia Jakarta, 2011

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan

PenelitianGabungan.

Prenadamedia Group: Jakarta. 2015

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam. Terj. Tarbiyatul Aulad

Fil Islam oleh Jamaludin Misri, LC Jakarta : Pustaka Amani 1995.

Ahmad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi. Solo : Pustaka Arafah. 2004

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Peneletian, Yogyakarta : Rineka cipta, 1993

Manajemen Penelitian,Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2010

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Gafindo Persada,

2011

Jam‟an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2009

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

Moleong J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya. 2011

Mukhtar. Bimbingan Skripsi, Thesis, dan Artikel Ilmiah Panduan Berbasis

Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan. Jambi : Gaung

Persada Press. 2010

Nasution. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara, 2006

Quraish Shihab, M, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Jakarta: Lentera Hati, 2002

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2012

Page 79: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

64

Tim Penyusun. (2018). Panduan penulisan skripsi

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2010

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Ni‟mah. Peranan Orang Tua dalam Membimbing Anak untuk melaksanakan

Shalat Lima Waktu di Lingkungan Pasar Kahayan Palangka Raya. 2016

Nur Shufiyati. Upaya Orang Tua dalam meningkatkan kedisiplinan shalat lima

waktu pada anak di dusun pulosari Karangasem Rt 04/03 Desa Sroyo

Jaten Karanganyar 2016/2017. 2017

Ernaya Amor Bhakti. Peran Orang Tua dalam Menanamkan Ibadah Shalat pada

Anak Usia Dini di Desa Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. 2017

Page 80: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

NAMA : YETTI ANGGRAENI

NIM : TP 151485

TAHUN AKADEMIK : 2019

JUDUL SKRIPSI : UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK

ANAK SHOLAT DI DESA SUMBER SARI

KECAMATAN TUNGKAL JAYA KABUPATEN

MUSI BANYUASIN

A. OBSERVASI

1. Mengamati aktivitas sehari-hari orang tua.

2. Mengamati aktivitas anak-anak.

3. Mengamati cara orang tua mendidik anak dalam melaksanakan

sholat.

4. Mengamati faktor anak yang tidak mau sholat.

5. Mengamati aktivitas keagamaan masyarakat.

B. WAWANCARA

1) Wawancara dengan Anak-anak Desa Sumber sari RT 13

a) Umur berapa anda diajarkan oleh Orang tua Sholat?

b) Mengapa anda disuruh Sholat oleh Orang tua anda?

c) Bagaimana cara orang tua anda mendidik anda Sholat?

d) Menurut anda pentingkah pelaksanaan Sholat itu?

e) Apa persiapan anda apabila ingin melaksanakan Sholat?

f) Apakah anda mengikuti kegiatan Agama di RT anda?

2) Wawancara dengan Orang Tua Desa Sumber sari RT 13

a) Apa tingkat Pendidikan anda?

b) Apa pekerjaan anda?

c) Jam berapa anda berangkat kerja dan pulang kerja?

d) Bagaimanakah anda mendidik anak anda Sholat?

e) Menurut anda pentingkah mendidik anak dan membina

anak-anak Sholat?

f) Apa upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam

mendidik anak-anak Sholat?

g) Menurut anda pentingkah mendidik anak dan membina

anak-anak Sholat?

h) Bagaimana hasil yang dicapai oleh orang tua dalam

mendidik anak-anak untuk melaksanakan Sholat?

3) Wawancara dengan Warga Desa Sumber sari

a) Bagaimanakah sejarah munculnya Desa Sumber sari

b) Mengapa masih ada anak-anak yang tidak Sholat?

Page 81: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

C. DOKUMENTASI

1) Historis dan Geografis

2) Struktur Organisasi Desa Sumber sari

3) Jumlah Masyarakat Desa Sumber sari

4) Keadaan penduduk dan ekonomi

5) Keagamaan Agama dan Pendidikan

Page 82: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA KETERANGAN

1. Taufik Ilahi, S. Pd. I Kepala Desa Sumber Sari

2. Suwarli Tokoh Masyarakat

3. Kaslan Imam Masjid

4. Hamdan Guru Mengaji

5. Eva, S. Pd. I Guru Agama di SD

6. Fakhrudin Tokoh Masyarakat

7. Darningsih Orang Tua

8. Eni Orang Tua

9. Nurkholis Orang Tua

10. Adin Orang Tua

11. Sunarwan Orang Tua

12. Ngatinah Orang Tua

13. Emi Orang Tua

14. Raso Orang Tua

15. Maryati Orang Tua

16. Isah Orang Tua

17. Lia Orang Tua

18. Rahmania Aulia Sari Anak

19. Qori Anak

Page 83: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

20. Kholif Anak

21. Naufal Anak

22. Ainun Anak

23. Kevin Anak

24. Riki Abdul Halim Anak

25.

26.

27.

Page 84: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 85: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 86: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 87: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu
Page 88: UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT WAJIB DI …repository.uinjambi.ac.id/2442/1/TP151485_YETTI ANGGRAENI_PEN… · UPAYA ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SHOLAT ... Untuk itu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Yetti Anggraeni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal Lahir : Muba, 01 Maret 1997

Alamat : Perumahan Valencia

Pekerjaan : -

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 0853-7795-2628

Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal :

1. SDN Sumber Sari, Tahun 2009

2. SMP N 3 Tungkal Jaya, Tahun 2012

3. MA GUPPI Sumber Sari, Tahun 2015

Pendidikan Non Formal

Motto Hidup :

“Kunci Kebahagiaan Hidup adalah Sabar dan Syukur. Bersabar atas ujian yang

Allah beri dan Bersyukur atas Nikmat-Nya”.