143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh: MURTIANIS NIM K1207025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP

NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh:

MURTIANIS NIM K1207025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP

NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh:

MURTIANIS NIM K1207025

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK Murtianis. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2011. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas proses menulis teks berita dan (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi dan interpretasi; (4) tahap analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII D dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Objek penelitian adalah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa. Sumber data dalam penelitian meliputi: (1) peristiwa pembelajaran; (2) informan; dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi; (2) wawancara; (3) angket; dan (4) tes. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas (baik proses maupun hasil) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Peningkatan kualitas proses ditandai dari: (1) meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 45%, 61%, dan 84%; (2) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 42%, 67%, dan 81%; dan (3) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, sebesar 48%, 73%, dan 91%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan postes yang dilakukan selama tiga siklus. Pada uji pratindakan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (75) 6 siswa (22%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa (42%), siklus II meningkat sebanyakn 22 siswa (67%), dan siklus III meningkat sebanyak 28 siswa (87%).

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

God always answer your request, maybe not always with “YES”

but always with “THE BEST” (Budi Hartono)

Yang penting bukan berapa kali aku gagal, tapi yang penting

berapa kali aku bangkit dari kegagalan (Abraham Lincoln)

Yakinlah bahwa apa yang telah kamu lakukan

tidak ada yang sia-sia (Penulis)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan

Untuk:

1. Bapakku (Pamujo) dan Ibuku (Juariah),

yang senantiasa memberikan doa,

kepercayaaan, dan dukungan

2. Kedua kakakku Dewi Winarsih dan

Yantiana yang selalu memberikan

nasihat dan semangat

3. Mas Arief Yuri Wahyu Nugraha yang

selalu memberikan motivasi dan

bimbingan

4. Teman-teman Bastind 2007

5. Teman-teman Kos Three Ana 2 (Mery,

Dini, Rini, Rima, Yuni, Nia, dan Nur)

6. Almamater

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah selalu penulis ucapkan ke hadirat Allah

Subhanahu wa Ta`ala yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada kita semua.

Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswatun hasanah kita Nabi

Muhammad Sallallahu `Alaihi wassalam.

Banyak hambatan yang penulis hadapi selama penulisan penelitian ini.

Namun demikian berkat Allah dan bantuan berbagai pihak sehingga penulisan

penelitian ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan

selama ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah

mengizinkan penelitian ini.

2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.

3. Bapak Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta yang turut membantu

mendewasakan peneliti.

4. Bapak Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan motivasi.

5. Bapak Drs. Purwadi selaku Pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan motivasi.

6. Bapak/Ibu Dosen di almamaterku

7. Bapak Drs. Soebiyanto, MM, selaku Kepala SMP Negeri 1 Plaosan,

Magetan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah almamaternya.

8. Ibu Eko Hetik, S. Pd yang telah mengizinkan kelasnya untuk dijadikan

subjek penelitian.

9. Siswa-siswi kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, walaupun begitu penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan bagi pengajaran

bahasa dan sastra Indonesia.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................... i

PENGAJUAN........................................................................................... ii

PERSETUJUAN ...................................................................................... iii

PENGESAHAN........................................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran ................................................................ 10

2. Hakikat Menulis......................................................................... 16

3. Hakikat Berita ............................................................................ 28

4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif .................................... 34

5. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) .............................................. 43

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 47

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 50

D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 53

B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 54

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 55

D. Sumber Data Penelitian .................................................................. 56

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 57

F. Teknik Uji Validitas Data ............................................................... 59

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 60

H. Indikator Keberhasilan ................................................................... 60

I. Prosedur Penelitian ......................................................................... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi awal ................................................................... 66

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian .................................... 74

1. Deskripsi Siklus I ....................................................................... 74

a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 74

b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 76

c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 78

d. Analisis dan Refleksi ............................................................. 82

2. Deskrisi Siklus II ....................................................................... 84

a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 84

b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 86

c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 89

d. Analisis dan Refleksi ............................................................. 93

3. Deskripsi Siklus III .................................................................... 95

a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 95

b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 97

c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 100

d. Analisis dan Refleksi ............................................................. 104

C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 106

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................ 118

B. Implikasi ........................................................................................ 119

C. Saran .............................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 124

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita .......................... 24

2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita ............ 26

3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ............................. 39

4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC........... 46

5. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................................... 54

6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses ............................................ 61

7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil.............................................. 62

8. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses

Pembelajaran Menulis Teks Berita dalam Pelaksanaan

Siklus I, siklus II, dan siklus III ........................................................ 112

9. . Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita ............ 116

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 51

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 65

3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses

Pembelajaran Menulis Teks Berita ...................................................... 113

4. Grafik Tabulasi Nilai Menulis Teks Berita .......................................... 117

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Pratindakan

Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan .......... 130

Lampiran 2 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ......................... 131

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Kepada guru ........................................... 134

Lampiran 4 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru .................... 135

Lampiran 5 : Pedoman Wawancara dengan Siswa .......................................... 139

Lampiran 6 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ................... 140

Lampiran 7 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa (Pratindakan)............... 149

Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................. 150

Lampiran 9 : Angket Pratindakan ................................................................... 155

Lampiran 10 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pratindakan............................. 158

Lampiran 11 : Hasil Pengisian Angket Pratindakan ......................................... 173

Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran (Pratindakan) ................. 175

Siklus I

Lampiran 13 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I .............................. 178

Lampiran 14 : Silabus ..................................................................................... 179

Lampiran 15 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................. 180

Lampiran 16 : Contoh Teks Berita .................................................................. 191

Lampiran 17 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I .............................. 192

Lampiran 18 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 196

Lampiran 19 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 198

Lampiran 20 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ..... 203

Lampiran 21 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses

Pembelajaran Siklus I .............................................................. 215

Lampiran 22 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus I .............. 216

Lampiran 23 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 217

Lampiran 24 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I .......................... 222

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Siklus II

Lampiran 25 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ............................. 225

Lampiran 26 : Silabus ..................................................................................... 226

Lampiran 27 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................. 227

Lampiran 28 : Contoh Teks Berita .................................................................. 237

Lampiran 29 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ............................. 238

Lampiran 30 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 242

Lampiran 31 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 244

Lampiran 32 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II .... 249

Lampiran 33 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses

Pembelajaran Siklus II ............................................................. 260

Lampiran 34 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus II ............. 261

Lampiran 35 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 262

Lampiran 36 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ......................... 267

Siklus III

Lampiran 37 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III ............................ 270

Lampiran 38 : Silabus ..................................................................................... 271

Lampiran 39 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ................ 272

Lampiran 40 : Contoh Teks Berita .................................................................. 282

Lampiran 41 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ............................ 283

Lampiran 42 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 287

Lampiran 43 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 289

Lampiran 44 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III ... 294

Lampiran 45 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses

Pembelajaran Siklus III ............................................................ 304

Lampiran 46 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus III ............ 305

Lampiran 47 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 306

Lampiran 48 : Angket Pascatindakan .............................................................. 311

Lampiran 49 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ......................... 312

Lampiran 50 : Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ..................................... 317

Lampiran 51 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus III ........................ 318

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat terlepas

dari kehidupan kita sehari-hari. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat

komunikasi yang paling efektif, baik komunikasi secara lisan maupun tulisan.

Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia adalah

melaui pembelajaran bahasa Indonesia.

Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi para siswa

adalah untuk menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek

keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)

keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading

skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan

berbahasa tersebut tidak dapat dimiliki secara otomatis, tetapi memerlukan proses

untuk belajar dan berlatih. Masing-masing aspek mempunyai keterkaitan satu

sama lain. Aspek menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa

yang bersifat reseptif atau menerima, sedangkan aspek berbicara dan menulis

keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menggunakan.

Melalui pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki, (1)

keterampilan berbahasa Indonesia yang meliputi keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis; (2) pengetahuan yang memadai tentang

kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis; (3) sikap positif terhadap

bahasa Indonesia; dan (4) dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai luhur melalui

pengajaran apresiasi sastra (Swandono, 2007).

Pembelajaran bahasa juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam hal berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis dengan bahasa

Indonesia secara baik dan benar sehingga pada akhirnya siswa dapat

mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku.

user
Inserted Text
user
Inserted Text
Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi

oleh siswa untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa di atas,

terutama keterampilan menulis.

Penelitian Rankin dan Anderson (dalam Rasty, 2010) tentang kegiatan

berbahasa memperlihatkan bahwa (i) menyimak: 45%, (ii) berbicara: 30%, (iii)

membaca: (16%), (iv) menulis: 9%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis

tidak begitu diminati oleh banyak orang.

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan

menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui

latihan dan praktik secara terus-menerus. Melalui latihan secara intensif maka

dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti

mengarang, membuat surat dengan tulisan.

Sabarti Akhadiah (1996: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti

mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara

tersurat. Menulis berarti menuangkan ide pikiran, gagasan, pengetahuan, dan

wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa dipahami oleh orang lain.

Tujuan pengajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mempunyai

kemampuan menulis sehingga siswa tidak beranggapan bahwa keterampilan

menulis itu merupakan kegiatan yang rumit. Di samping itu, tujuan yang

diharapakan dalam pembelajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mampu

memahami dan dapat mengungkapkan apa yang mereka tangkap, gagasan,

pendapat, pesan, dan perasaan mereka dalam bentuk tertulis.

Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar

siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan atau pendapat secara tertulis

atau pun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman

hidup, ide, imaji, aspirasi, dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 1999: 70).

Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP) adalah keterampilan menulis teks berita. Pada kelas

VIII, standar kompetensi yang dikembangkan antara lain: menulis rangkuman dari

beberapa teks bacaan yang memiliki kemiripan topik, menulis laporan, menulis

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

surat resmi, menulis ulasan buku biografi, menyunting tulisan sendiri atau orang

lain, menulis teks berita, menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer,

menulis slogan dan poster untuk berbagai keperluan, menulis rencana kegiatan,

menulis surat dinas, dan menulis petunjuk (Kurikulum 2004 SMP: 23-25).

Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi

berbahasa yang harus dikembangkan. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

menulis teks berita, siswa diharapkan dapat menyusun data pokok berita, mampu

merangkai data-data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.

Selama ini kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII

D SMP Negeri 1 Plaosan masih rendah. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yakni

faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari siswa. Berdasarkan hasil

observasi pembelajaran menulis teks berita pada siswa siswa kelas VIII D SMP

Negeri 1 Plaosan diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif

dalam kegiatan pembelajaran (lihat lampiran 2 halaman 131).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1

Plaosan menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan tidak ada interaksi

antara guru dan siswa sehingga siswa tidak antusias dalam mengikuti

pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, guru belum menggunakan media

dalam pembelajaran menulis teks berita. Guru hanya menggunakan buku paket

atau pun LKS dalam mengajar.

Pengelolaan kelas secara individu juga menjadi kendala dalam

pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Guru

jarang menerapkan metode kerja kelompok dalam mengajar. Sementara itu, faktor

yang berasal dari siswa meliputi kurangnya minat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Dalam proses pembelajaran menulis

teks berita, siswa belum dapat menulis teks berita secara detail, siswa merasa

kebingungan harus menulis apa, siswa belum dapat menyusun kalimat dengan

struktur kalimat yang baik dan benar. Siswa juga belum memperhatikan ejaan dan

penggunaan kosakata yang baik dalam menulis teks berita.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Hasil angket menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau

63% kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita. Siswa kurang aktif

selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa jarang membaca berita. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang menyatakan

bahwa pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat

kabar atau pun menonton berita. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang

menunjukkan bahwa dari 27 siswa hanya 3 siswa (11%) yang sering membaca

berita dalam surat kabar, sedangkan 24 siswa (89%) jarang membaca berita (lihat

lampiran 11 halaman 173).

Berdasarkan hasil observasi di kelas mengenai pembelajaran menulis teks

berita, peneliti menemukan bahwa kegiatan menulis teks berita yang diajarkan

oleh guru masih bersifat konvensional, yakni: (1) guru melakukan apersepsi; (2)

guru menjelaskan mengenai materi tentang pembelajaran menulis teks berita; (3)

guru memberikan contoh teks berita dan mengidentifikasi unsur 5W+1H bersama

siswa; (4) guru menyuruh siswa menulis teks berita; (5) guru meminta siswa

untuk mengumpulkan tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, faktor yang diduga sebagai penyebab

rendahnya kualitas pembelajaran menulis teks berita di atas berhubungan erat

dengan metode pembelajaran yang belum inovatif dan tidak adanya kebiasaan

membaca teks berita yang mengakibatkan rendahnya kemampuan menulis teks

berita siswa. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan rendahnya kualitas hasil

pembelajaran menulis teks berita.

Berdasarkan data nilai menulis yang diperoleh dari guru mata pelajaran,

hanya 6 siswa (22%) dari 27 siswa yang nilai menulisnya sudah mencapai standar

ketuntasan minimal (lihat lampiran 7 halaman 149). Tidak adanya media dalam

pembelajaran, metode mengajar yang didominasi dengan metode ceramah, dan

pengelolaan kelas yang bersifat individual membuat para siswa kurang antusias

dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa siswa yang

duduk di belakang berbicara sendiri ketika guru memberi penjelasan, salah satu

siswa meletakkan kepalanya di bangku, dan terdapat siswa yang bermain sendiri

di bangku belakang. Selain itu, guru tidak menerapkan tahapan-tahapan dalam

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kegiatan menulis yang meliputi prapenulisan, penulisan, dan tahap pascapenulisan

sehingga pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam kegiatan

menulis.

Berdasarkan hal-hal di atas seperti kurangnya motivasi dan antusias siswa

dalam mengikuti pembelajaran, kesulitan siswa dalam menulis teks berita, metode

pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sebaiknya guru mencari suatu

pendekatan atau inovasi baru untuk meningkatkan keterampilan menulis teks

berita siswa sehingga pembelajaran tidak terpaku pada konsep konvensional,

yakni guru hanya ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru

kemudian mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru.

Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks berita

membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat oleh guru untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil.

Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu

menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang

dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif

dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP

Negeri 1 Plaosan disepakati masalah pembelajaran tersebut diperbaiki dengan

penerapan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini dipilih karena memiliki

beberapa kelebihan. Trianto (2007: 44) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan

kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama

dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk

menghargai satu sama lain.

Sejalan dengan pendapat Trianto di atas, Isjoni (2009: 15) mengungkapkan

bahwa model kooperatif diterapkan untuk memotivasi siswa berani

mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling

memberikan pendapat (sharing ideas).

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru menyepakati bahwa metode

kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita adalah metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Menurut Rini Susanti Wulandari (2010) Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas

reading dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk

melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki tiga

elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi langsung dalam

memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah dibaca.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Muhammad Nur dan Prima

Retno Wikandari (2000: 28). Menurut mereka, CIRC adalah sebuah program

komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis

untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar

kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa.

Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam

pembelajaran menulis bertujuan untuk merancang, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa

yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program CIRC,

para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan

kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka (Slavin, 2010: 204).

Metode ini dipilih karena sesuai dengan materi menulis dan juga sesuai

dengan jenjang pendidikan siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Slavin

(2010: 200) yang menyatakan bahwa Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) merupakan sebuah program yang komprehensif untuk

mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih

tinggi di sekolah dasar. Lebih lanjut Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan

bahwa metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, di antaranya: membuat siswa

lebih percaya diri, kelas menjadi lebih hidup, dan terbangunnya kerja sama

kelompok.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

memungkinkan siswa untuk memberikan tanggapan secara bebas mengenai unsur-

unsur pokok berita dan siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain.

Di samping itu, metode CIRC memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama dengan temannya dan menumbuhkan rasa senang yang dapat merangsang

siswa untuk aktif dalam kelompok.

Melalui metode CIRC siswa dapat bekerja secara kelompok, mengidentifikasi

pokok-pokok isi berita terlebih dahulu, mengembangkan unsur-unsur pokok tersebut

menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas, kemudian menyunting teks berita

yang telah mereka susun. Dengan metode CIRC siswa dapat melaksanakan kegiatan

menulis sesuai dengan prosedur atau tahapan-tahapan dalam penulisan, yakni tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti

mengenai ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) Pada Siawa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan

Tahun Ajaran 2010/2011”. Melalui penerapan metode ini, diharapkan dapat

meningkatkan motivasi dan antusias siswa dalam pembelajaran menulis sehingga

kualitas pembelajaran menulis akan meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat

ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

Magetan tahun ajaran 2010/2011?

2. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran

menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

Magetan tahun ajaran 2010/2011?

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas maka

dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa

kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa

kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis teks

berita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan minat atau motivasi, perhatian, dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.

2) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita.

b. Bagi guru

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru bahasa dan

sastra Indonesia dalam upaya pengembangan pembelajaran menulis

teks berita.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita.

c. Bagi sekolah

1) Memberikan motivasi bagi para guru untuk melakukan inovasi

dalam pembelajaran dengan metode yang bervariasi.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks berita baik proses

maupun hasil sehingga menghasilkan kualitas siswa yang baik.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

d. Bagi peneliti

Penelitian ini meningkatkan kemampuan peneliti dalam pengembangan

inovasi pembelajaran menulis teks berita.

e. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menulis

teks berita.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran merupakan suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Lebih lanjut Oemar Hamalik (2003:58) juga mengemukakan

bahwa ada lima pengertian pengajaran berdasarkan teori belajar, yaitu:

1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta

didik/siswa di sekolah.

2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui

lembaga pendidikan sekolah.

3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan

kondisi belajar bagi peserta didik.

4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi

warga masyarakat yang baik.

5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Menurut Gino, dkk. (2000: 30) istilah pembelajaran sama dengan

‘instruction” atau pengajaran yang berarti; cara/perbuatan atau mengajarkan.

Pengajaran berarti perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru).

Selanjutnya, pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk

memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti

yang diinginkan atau bisa juga dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan

secara sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan

mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal

adalah situasi yang memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berinteraksi

dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur

dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi tersebut dapat dioptimalkan dengan

menggunakan metode dan atau media yang tepat agar dapat diketahui

keefektifan kegiatan belajar-mengajar maka setiap proses dan hasilnya harus

dapat dievaluasi (Gino, 2000:30).

Sementara itu, konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful

Sagala, 2007: 61) adalah suatu proses yang melibatkan lingkungan seseorang

yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah

laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap

situasi tertentu.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu pertama dalam proses

pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas

siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana

dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk

memperbaiki dan menigkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya

kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan

yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2007:63).

Agus Suprijono (2010: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara

pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning

dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses perbuatan,

cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai

kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini

merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai ‘panglima’, guru dianggap

paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui.

Lebih lanjut, Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan tentang

pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan

esensial istilah pembelajaran dengan pengajaran adalah pada tindak ajar.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pada pengajaran guru mengajar dan peserta didik belajar, sedangkan pada

pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi

lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif

pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya

untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.

Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik

dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk

mendapatkan respon yang tepat yang melibatkan media dan metode untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

beberapa komponen. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) komponen tersebut antara

lain sebagai berikut:

1) Guru

Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar

mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

2) Siswa

Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

3) Tujuan

Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi

perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.

4) Isi pelajaran

Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta,

prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5) Metode

Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru

yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

6) Media

Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan

informasi kepada siswa.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan

hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar

mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi berhasil tidaknya

pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (2000: 36-39) faktor yang memengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:

1) Motivasi belajar

Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang

secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai

tujuan tertentu.

2) Bahan belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang

digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan

dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar

dapat diminati olehnya.

3) Alat bantu belajar

Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari sumber

belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan alat

yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,

komputer, tape recorder, dan lain-lain.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4) Suasana belajar

Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan

tempat proses pembalajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung

kegiatan pembelajaran yang baik antara lain: susana kekeluargaan, suasana

sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa tidak

terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.

5) Kondisi siswa

Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik, melainkan

juga keadaaan psikis siswa.

6) Kemampuan guru

Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan

materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang mungkin

terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan

kemampuan guru adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan,

namun tidak terkesan menggurui.

b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar

dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.

c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan

memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di

kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang.

d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran juga

diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 41) yang

menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung

sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar

mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari

setiapkomponen tersebut adalah sebagai berikut:

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu

kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena

hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke

arah mana kegiatan itu akan dibawa.

2) Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses

belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan

berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan

menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala

sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua

komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh

mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

4) Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh

guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir.

5) Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran.

6) Sumber Pelajaran

Sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan

yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.

7) Evaluasi

Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu

yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut apabila orang tersebut dapat memahami bahasa

dan gambaran grafik tersebut. Gambar atau lukisan dapat menyampaikan makna-

makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.

Menulis diartikan sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan,

pengalaman hidup, ide-imaji, dan lain-lain dengan bahasa tulis yang baik, benar,

dan menarik. Ia mensyaratkan suatu keaktifan dan kreativitas yang lebih jauh

daripada membaca karena kalau membaca itu lebih bersifat memahami ide-ide

orang lain dalam naskah, maka penulis justru mengungkapkannya dalam bentuk

naskah kepada orang lain agar dipahami (Yant Mujiyanto, dkk., 1999:70).

Proses menulis merupakan rangkaian kegiatan mulai dari menemukan

gagasan sampai menghasilkan tulisan (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).

Suyitno dan Purwadi (1998:1) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik

itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi

tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu

representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

Keterampilan menulis tidak akan datang begitu saja, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pada dasarnya, kegiatan

menulis tidak sekadar melahirkan perasaan atau pikiran, akan tetapi juga

mengungkapkan atau menuangkan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman

hidup seseorang dalam bahasa tulis. Penyampaian bahasa tulis tersebut harus

dapat dipahami oleh orang lain sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh

penulis. Oleh karena itu, menulis merupakan suatu proses yang harus dipelajari

dan tidak begitu saja terjadi.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah proses atau rangkaian kegiatan menuangkan, mengungkapkan

atau mengekspresikan ilmu pengetahuan, ide atau gagasan, pengalaman hidup,

dan sebagainya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa tulis yang

baik, benar, dan menarik, sehingga tulisan tersebut bisa dipahami oleh orang

lain.

b. Tahap-tahap Penulisan

Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari

penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft

akhir). Proses tersebut sebenarnya mencakup beberapa tahap, yaitu tahap

persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada tahap

prapenulisan langkah yang biasa dilakukan adalah dengan memikirkan dan

mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dapat

dimulai.

Pada tahap penulisan seseorang berusaha mengembangkan gagasannya,

memecahkan topik ke dalam sub topik, memberikan uraian, contoh, dan

sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkain kalimat, dan rangkaian

paragraf (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).

S. Efendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk., 1999:71) menyatakan bahwa

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif, menulis

merupakan suatu proses. Ada beberapa tahap dalam proses menulis. Tahap-tahap

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mencatat pokok tulisan atau tema.

2) Mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan.

3) Memilih bahan yang paling berkaitan dan menata pilihan tersebut dalam

kerangka tulisan atau outline.

4) Menguraikan apa yang terumus dalam outline ke dalam sebuah karangan.

5) Menyunting karangan yang sudah ada sebelum menerbitkannya.

Menurut Atar Semi (1990:11) menulis merupakan suatu proses kreatif.

Sebagai suatu proses kreatif, seseorang harus mengalami suatu proses yang

secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Secara garis besar, terdapat tujuh

langkah yang harus dilaksanakan di dalam proses menulis, yakni:

1) Pemilihan dan penetapan topik

Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang

penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di

dalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya keterampilan dan

kesungguhan.

Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan

di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui

empat sumber, yakni a) pengalaman; b) pengamatan, c) imajinasi; dan d)

pendapat dan keyakinan.

2) Pengumpulan informasi

Langkah kedua yang harus ditempuh adalah mengumpulkan informasi

dan data bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih.

Pengumpulan informasi dan data perlu dilakukan agar tulisan menjadi tulisan

yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan

adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan

sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data informasi dapat berupa gambar,

statistik, grafik atau beberapa cuplikan pendapat orang lain.

3) Penetapan tujuan

Menetapkan tujuan tulisan merupakan kegiatan yang penting sebelum

mulai menulis karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk,

panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan.

4) Perancangan tulisan

Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai

kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan

pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih

besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap

paling baik. Hasil merancang tulisan antara lain berupa kerangka tulisan

(outline) dan penetapan gaya penyajian tulisan.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5) Penulisan

Setelah langkah-langkah sebelumnya dipenuhi atau dilalui, langkah

selanjutnya adalah melakukan kegiatan penulisan. Kerangka tulisan yang

telah disiapkan mulai dikembangkan atau ditulis satu persatu.

6) Penyuntingan atau revisi

Setelah draf pertama selesai dan gagasan pokok tertuang ke atas

kertas maka seseorang perlu melakukan langkah selanjutnya, yaitu

penyuntingan atau perevisian. Penyuntingan berfungsi agar tulisan menjadi

lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

7) Penulisan naskah jadi

Setelah penyuntingan selesai, langkah selanjutnya adalah menulis

kembali. Tujuannya agar tulisan yang selesai menjadi rapi dan bersih. Pada

saat seseorang melakukan pengetikan terakhir perlu diperhatikan kembali

masalah ejaan dan tanda baca.

Senada dengan pendapat Atar Semi, Sabarti Akhadiah, dkk., (1996: 3-5)

juga mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi:

1) Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis,

di dalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan menulis karangan

meliputi:

a) Menentukan topik

Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam

tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu,

pengetahuan, dan pengamatan.

b) Membatasi topik

Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk

mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau

cara visualisasi lainnya.

c) Menentukan tujuan penulisan

Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan

dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan.

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d) Menetukan bahan penulisan

Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk

mencapai data penulisan.

e) Membuat kerangka karangan

Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap

persiapan penulisan.

2) Tahap Penulisan

Pada tahap penulisan ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada

dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu

kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang

akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang

tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan cepat. Kata-kata

tersebut harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat

tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan

yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat.

3) Tahap Revisi

Pada tahap revisi sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti

secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,

kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang

memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

hakikatnya kegiatan menulis dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prapenulisan,

penulisan, dan revisi. Ketiga tahap tersebut harus dilalui dalam proses menulis

agar tulisan yang dihasilkan baik.

c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Menulis

Suyitno dan Purwadi (1998:2) berpendapat bahwa pada prinsipnya fungsi

utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis

sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir juga

dapat menolong berpikir secara kritis. Tulisan dapat memudahkan manusia

merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, menyusun urutan

pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran.

Pada hakikatnya terdapat hubungan antara kegiatan menulis dengan

kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap

kesalahan-kesalahan, baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosa kata. Hal ini

disebabkan karena gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur

sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya (Sujanto,

1998: 58).

Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) mengungkapkan

bahwa keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan suatu tulisan,

akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri. Tujuan keterampilan

menulis tidak lain agar seseorang memiliki kemampuan atau pengalaman menulis

serta memanfaatkan kemampuan tersebut untuk berbagai keperluan. Selanjutnya

Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) merangkum beberapa tujuan

penulisan sebagai berikut:

1) Assigment purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penugasan sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis

menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri (misalnya para

siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan

membuat laporan, notulen rapat)

2) Altruistio purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedukaaan

para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan

dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya tersebut. Seseorang tidak akan dapat menulis

secara tepat guna jika orang tersebut percaya, baik secara sadar maupun secara

tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau

“musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.

3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang

diutarakan.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para

pembaca.

5) Self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada para pembaca.

6) Creative purpose (tujuan kreatif)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian

7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.

Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara

cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima

oleh para pembaca.

Tujuan penulisan adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi,

mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyataannya,

adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur, dalam arti mempunyai tujuan ganda.

Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung informasi-informasi, tulisan yang

informatif pun mempunyai unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan

dapat juga diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca (Sujanto, 1988: 68).

d. Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Di dalam setiap pembelajaran pasti diadakan kegiatan evaluasi. Secara umum

dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/ penaksiran terhadap pertumbuhan

dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum

(Harjanto, 2006: 277).

Evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu

kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan (Aunurrahman, 2010:

209). Dalam kegiatan evaluasi terdapat dua aspek yang saling berkaitan, yakni

mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran,

pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu, menilai adalah mengambil suatu

keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kuantitatif

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 3).

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pengukuran adalah proses pemerian angka atau usaha memperoleh deskripsi

numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai

karakteristik tertentu. Sedangkan penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai

cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang

sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta

didik (Aunurrahman, 2010: 207).

Bentuk tes dibedakan menjadi dua, yakni tes objektif dan tes subjektif.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks berita

menggunakan alat ukur yang berupa tes. Bentuk tes yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini berupa tes subjektif (uraian). Sebelum menyususn sebuah tes uraian,

terlebih dahulu harus dipersiapkan aspek-aspek apa saja yang hendak dinilai. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses penilaian. Berikut ini

merupakan pedoman penilaian untuk keterampilan menulis teks berita.

1) Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang

diinginkan..

Nana Sujana (2009: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh

siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan

kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini

berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang

dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2009: 80 – 81) mengungkapkan

bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran

meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti

pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi,

respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran (perhatian, kerja sama,

konsentrasi, dsb). Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang

digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita adalah sebagai berikut.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita

No. Nama Siswa

Keaktifan Siswa selama

Apersepsi

Keaktifan dan perhatian

siswa pada saat guru

menyampaikan materi

Minat dan motivasi

siswa saat mengikuti kegiatan

pembelajaran

Skor Nilai Ket.

(Diadaptasi dari Sarwiji, 2009 : 130)

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesaui dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b) Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5) Nilai = 90 – 100 sangat baik

(3) Nilai = 50 – 69 cukup

d) Keaktifan siswa dalam apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 4 : Jika siswa selama apersepsi (cukup merespons stimulus yang

diberikan guru saat apersepsi).

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (tidak merespons

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 2 : Jika siswa kurang efektif pada saat apersepsi (tidak serius dan

sama sekali tidak mau merespons stimulus yang diberikan guru

saat apersepsi).

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

merespons pertanyaan atau stimulus saat apersepsi)

e) Keaktifan siswa dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan mengerjakan

setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan,

dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, serta memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbiacara atau membuat gaduh).

f) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajawan

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sunguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

menhgikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

serius).

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di atas meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

2) Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Teks Berita

Tabel 2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita

No Aspek yang dinilai

Skor Kriteria

1 Isi 27-30

22-26

17-21

13-16

Sangat baik-Sempurna: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan dan tuntas. Cukup-Baik: informasi cukup substansif cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. Sedang-Cukup; informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, dan permasalahan tidak cukup. Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada permasalahan.

2 Organisasi 18-20

14-17

10-13

7-9

Sangat baik-Sempurna: gagasan diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif. Cukup-Baik:kurang lancar, kurang terorganisis tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, dan urutan logis tetapi tidak lengkap. Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. Sangat-Kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisir, dan tidak layak nilai.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3 Kosakata 18-20

14-17

10-13

7-9

Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. Sangat-Kurang: : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai.

4 Peng Bahasa

22-25

18-21

11-17

5-10

Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.

5 mekanik 5

4

3

2

Sangat baik-Sempurna: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan. Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.

Jumlah Skor (Diadaptasi dari Burhan Nurgiyantoro, 2010: 441)

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Hakikat Berita

a. Pengertian Berita

Berita adalah pernyataan antarmanusia sebagai pemberitahuan tentang

peristiwa atau keadaan atau gagasan yang disampaikan secara tertulis atau lisan,

atau dengan isyarat jika pernyataan atau pemberitahuan tersebut disalurkan

melalui media pers, orang menyebutnya berita pers (Suriamiharja, 1997: 64).

Syarifudin (dalam Totok Djuroto 2003 :6) menyatakan bahwa berita

adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik

perhatian publik massa media. Pendapat yang senada diutarakan oleh Wahyudi

(dalam Totok Djuroto 2003:6), bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa

atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian

khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa

periodik. Peristiwa atau pendapat tidak dipublikasikan melalui media massa

periodik.

Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik

perhatian pembaca. Berita merupakan laporan tercepat dari suatu peristiwa atau

kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta

menyangkut kepentingan mereka. Berita menekankan pada aspek “keanehan”

atau “ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu

atau curiosy (Depdiknas, 2005: 28)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang bersifat unik, menarik

atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau dipublikasikan

kepada masyarakat luas melalui media massa.

b. Persyaratan Berita

Untuk bisa menulis berita seseorang harus mengetahui persyaratan berita.

Persyaratan dalam menulis berita yaitu 5W+ H (What, Who, Where, Why, When

dan How). Untuk negara Indonesia rumusan tersebut ditambah satu lagi, yaitu S

(Security) atau keamanan (Totok Djuroto 2003 : 10-11).

What (apa) : artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian

apa yang sedang terjadi.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Who (siapa) : artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu.

Where (di mana) : artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu berlangsung.

When (kapan) : artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.

Why (mengapa) : artinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi.

How (bagaimana) : artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.

Security (aman) : Keamanan (aman bagi keseluruhan).

Totok Djuroto (2003:12) menyatakan bahwa selain 5W + 1H, terdapat

satu lagi yang masuk dalam persyaratan berita, yakni kebenaran yang berarti

bahwa sebuah berita harus benar karena banyak kejadian atau peristiwa atau

pendapat orang yang dianggap sebagai sebuah fakta, akan tetapi ternyata berita

tersebut mengandung kebohongan. Padahal, fakta dalam sebuah berita

merupakan data utama.

c. Unsur Berita

Menurut Totok Djuroto (2003:13) agar bisa membuat berita yang baik,

selain harus mengetahui pengertian dan persyaratan berita maka seseorang juga

harus dapat memahami unsur berita, yakni unsur-unsur yang harus terdapat

dalam berita. Selanjutnya, Totok Djuroto (2003:13-25) menambahkan bahwa

sebuah berita harus dapat menarik perhatian pembaca. Unsur-unsur yang harus

diperhatikan dalam menulis berita adalah sebagai berikut.

1) Aktual atau baru (termasa)

Unsur aktual atau baru merupakan bagian penting agar berita kita dapat

menarik perhatian. Sesuatu yang baru, peristiwa yang baru terjadi, kejadian

yang masih hangat dibicarakan masyarakat lebih menarik, dibandingkan

dengan kejadian atau peristiwa yang sudah lama.

2) Jarak

Jauh dekatnya jarak yang terimbas pada berita merupakan unsur yang perlu

diperhatikan. Apabila seseorang ingin membuat berita untuk kepentingan

warga kota maka peristiwa yang terjadi di lingkungan kota, lebih menarik

perhatian daripada peristiwa di kota lain.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3) Terkenal (ternama)

Penting tidaknya perstiwa untuk diberitakan, tidak hanya terletak pada besar

kecilnya peristiwa, menarik atau tidaknya kejadian itu, tetapi juga terkenal

atau tidaknya subjek yang terkait pada peristiwa tersebut.

4) Keluarbiasaan

Kejadian atau peristiwa yang aneh dan luar biasa, selalu menarik perhatian.

5) Akibat

Kejadian yang dapat menimbulkan akibat atau pengaruh biasanya menarik

perhatian masyarakat. Suatu kejadian yang mempunyai pengaruh atau

akibat, selalu menarik perhatian masyarakat karena menggugah sifat

egosentris manusia.

6) Ketegangan

Unsur ketegangan dijadikan dasar untuk membuat pembaca tetap tertarik

mengikuti berita yang dibuat atau dipublikasikan.

7) Pertentangan

Perang dan tinju merupakan gambaran dari suatu pertentangan bahkan

sampai dengan mengadu fisik. Perang dan tinju merupakan berita yang

banyak dibaca oleh masyarakat, karena menimbulkan pertentangan yang

dapat menarik perhatian masyarakat.

8. Seks

Masalah seks dapat menarik perhatian. Seks dapat menimbulkan rangsangan

tersendiri. Itulah sebabnya pemberitaan tentang seks banyak diminati.

9. Kemajuan

Pemberitaan tentang kemajuan dapat menarik perhatian khalayak karena

pada hakikatnya semua manusia ingin maju.

10. Human Interest

Human interest disebut juga satu kehidupan yang menarik. Kehidupan yang

menarik pada penampilan berita merupakan rangsangan tersendiri bagi

pembaca. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang selalu ingin

mengetahui yang aneh dan menarik.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

11. Emosi (perasaan)

Emosi merupakan salah satu sifat manusia yang didahului dengan rasa simpati.

Simpati yang ditimbulkan oleh suatu berita, selalu menarik perhatian pembaca

12. Humor

Sesuatu yang lucu biasanya menyenangkan. Humor yang ringan yang dapat

merangsang pembaca untuk ikut tertawa merupakan bagian dari sisi pembuatan

berita agar disenangi.

d. Bahasa Berita

Pada dasarnya bahasa berita tidak berbeda dengan bahasa Indonesia yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ras Siregar (1992: 138) menyatakan bahwa

ciri khas bahasa berita terletak pada kata, kalimat, dan isi pernyataan.

1) Kata

Ciri khas kosakata dalam jurnalistik adalah: 1) mudah dimengerti, artinya setiap

kata yang digunakan itu mudah dipahami pembaca dan pendengar; 2) dinamis,

artinya kata yang ditampilkan harus memberi arti yang lebih hidup,

bersemangat, sesuai dengan kondisi dan situasi pernyataan yang disampaikan;

3) demokratis, artinya setiap kata yang ditampilkan harus bermakna satu dan

dapat diterima oleh orang banyak sejauh media itu sampai; 4) kata yang tepat,

artinya sesuai dengan kebutuhannya.

2) Kalimat

Kalimat yang digunakan dalam berita adalah kalimat yang baik, praktis,

sederhana dengan kata yang secukupnya saja, tidak berlebihan, tidak mubazir,

dan tidak berbunga-bunga.

3) Isi Pernyataan

Isi pernyataan yang dimaksud adalah cara penyampaian yang akan

disampaikan kepada pembaca. Isi pernyataan yang baik memuat pedoman

dalam penyusunan kalimat, yaitu: 1) kesatuan pikiran, setiap kalimat harus

mengandung kesatuan pikiran, satu ide yang utuh, antara pokok yang satu

dengan yang lain harus mempunyai kaitan; 2) Koherensi, artinya terdapat

hubungan yang jelas antara unsur yang membentuk kalimat; 3) penekanan,

artinya setiap pikiran dalam kalimat mendapat tekanan sesuai dengan maksud

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pernyataan; 4) variasi, artinya terdapat variasi penggunaan kata dan kalimat

yang sampai digunakan kata atau kalimat yang diulang-ulang;

4) Paralelisme, artinya kesamaan letak penekanan pada setiap kalimat yaitu di

awal, di tengah, maupun di akhir.

5) logika, artinya semua dituliskan dengan pemikiran yang logis, wajar, dan apa

adanya.

e. Sifat Berita

Berita, baik untuk surat kabar, radio, maupun televisi memiliki tiga sifat

yang harus dipenuhi, Totok Djuroto (2003:27) berpendapat bahwa terdapat tiga sifat

yang harus dipenuhi dalam sebuah berita, yaitu:

1) Mengarahkan, artinya berita yang dibuat harus mampu mengarahkan perhatian

pembaca, pendengar atau pemirsa sehingga mengikuti alur pemikiran kita.

2) Menumbuhkan atau membangkitkan semangat, artinya berita harus dapat

memberi rangsangan, dorongan, dan semangat bagi pembacanya.

3) Berita yang bersifat memberi penerangan, artinya berita harus mampu memberi

penerangan kepada masyarakat. Memberi penerangan maksudnya adalah

memberikan penjelasan atau contoh-contoh kejadian yang tidak baik agar tidak

ditiru oleh masyarakat.

f. Jenis dan Macam Berita

Menurut Totok Djuroto (2003: 38), jenis berita dilihat dari penyajiannya ada

tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1) Berita Selebaran

Berita selebaran dalam bahasa asing disebut news bulletin. Berita bulletin

adalah berita yang disiarkan secara kilat atau cepat. Biasanya berita yang

bersifat hangat dan singkat, penyajiannya sangat terikat dengan waktu. Jenis

berita tersebut penyajiannya terikat oleh waktu. Semakin cepat berita disiarkan

maka akan semakin baik. Berita yang termasuk dalam kategori bulletin antara

lain:

a) Berita keras : Berita yang biasanya tidak menyenangkan, misalnya tentang

kekerasan, kesengsaraan, dan lain-lain.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b) Berita lunak : Berita yang menyenangkan, misalnya pemberian gelar,

keberhasilan seseorang, dan lain-lain.

c) Berita singkat : Berita yang memiliki nilai tinggi. Oleh karena itu,

penyajiannya secara langsung hanya pada inti berita saja

d) Berita pendek : Berita yang amat penting dan menarik untuk diberitakan,

yakni pada saat berita tersebut masih menjadi pembicaraan masyarakat luas.

e) Berita sisipan : Berita yang memiliki nilai tinggi serta dinantikan oleh

masyarakat luas.

2) Berita Majalah

Berita majalah adalah jenis berita yang penerbitannya secara berkala dan

teratur, misalnya majalah mingguan, dua mingguan atau bulanan. Berita yang

termasuk dalam kelompok berita majalah antara lain:

a) Feature : sesuatu uraian berita dalam ruang lingkup satu pokok yang

merupakan pendalaman tema yang dilihat dari berbagai segi latar belakang

perkembangan sebuah berita.

b) Human Interes : uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa

kemanusiaan.

c) Berita Ringan : uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa

kemanusiaan.

d) Berita Nyata : uraian berita yang secara sistematis memiliki kepekaan

dalam ruang lingkup yang sejenis dan tidak perlu terikat pada keadaan baru

dan lamanya berita.

e) Analisis Berita : berita yang disusun atas dasar data dan fakta serta

keseimbangan analisis tanpa ditambahi pendapat pribadi baik secara

langsung ataupun secara tidak langsung.

3) Berita Penerangan.

Berita penerangan adalah berita yang mengandung penjelasan lebih lanjut dari

suatu berita yang telah disiarkan atau penjelasan yang bertitik tolak dari berita

yang sudah disajikan tetapi sangat terkait dengan waktu.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

g. Hal-hal yang Harus diperhatikan di dalam Menulis Berita

Menulis berita tidak sama dengan menulis surat atau buku harian di

dalam kamar yang merupakan uneg-uneg hati. Djuharie Setiawan (2001: 35)

memberi penekanan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam

menulis berita, yaitu:

1) Tulisan berita harus dapat menyentuh kebutuhan manusia akan informasi,

kesenangan, keingintahuan, ketidakpahaman, dan sebagainya.

2) Berita yang ditulis di dalam surat kabar harus aktual sehingga tidak menjadi

berita yang basi.

3) Penulisan berita untuk surat kabar harus cepat dan singkat tetapi

kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dengan sumber yang jelas.

4) Tulisan berita harus dapat menjawab: apa, kapan, siapa, bagaimana, dan di

mana suatu berita yang ditulis sehingga tidak membuat pembaca bertanya-

tanya tentang ketidakjelasan berita.

5) Tulisan berita yang berkelanjutan tentang sesuatu hal, pada akhir berita harus

diungkapkan kembali tentang latar belakang peristiwa tersebut agar pembaca

yang baru membacanya (mengikutinya) menjadi jelas terhadap berita yang

baru dibacanya tersebut.

4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Sebelum membicarakan tentang pengertian model pembelajaran

kooperatif, terlebih dahulu akan sedikit disinggung mengenai pengertian dari

model pembelajaran itu sendiri. Agus Suprijono (2010: 45-46) menyatakan

bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru di kelas.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong

tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi

siswa untuk memahami pelajaran sehinggga memungkinkan siswa mencapai

hasil belajar yang lebih baik (Aunurrahman, 2010: 143).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang berkembang adalah

moedel pembelajaran kooperatif. Etin Solehatin (2008: 4) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur

kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.

Keberhasilan kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri.

Carol, et all (dalam Rosini B Abu, 2007) mengungkapkan bahwa

cooperative learning as an instructional methodology provides opportunities for

students to develop skills ingroup interactions and in working with others that

are needed in today’s world. Pendapat Carol tersebut menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran instruksional yang

terdiri dari kelompok siswa dengan karakter yang berbeda-beda. Agar dapat

mengembangkan kemampuan siswa, para siswa berinteraksi dalam kelompok

dan saling melengkapi satu sama lain.

Hal senada juga diungkapkan oleh Johnson dan Stane (dalam Ghaith

Ghazi M, 2005: 45) mengungkapkan Cooperative learning is defined in the

context of this article as an instructional approach that emphasizes conceptual

learning and the development of social skills as learners work together in small

groups according to the principles of: 1) heterogeneous mixed-ability teams; 2)

positive interdependence; 3) individual accountability; 4) face-to-face promotive

interaction; 5) group processing.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Johnson dan Stane di atas menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif

terdiri dari lima prinsip, yakni: 1) terdiri atas kelompok yang heterogen; 2)

saling ketergantungan positif; 3) tanggung jawab perorangan; 4) interaksi tatap

muka; dan 5) proses kelompok.

Slavin dalam Isjoni (2009: 15) berpendapat bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu model yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang

dengan struktur kelompok heterogen.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk belajar dan bekerja sama yang anggotanya terdiri dari dua orang atau lebih

yang memungkinkan terjadinya interaksi tatap muka.

b. Unsur-unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif

Bennet (dalam Isjoni, 2009: 60-61) menyatakan ada lima unsur dasar

yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:

1) Positive Interdepedence

Positive Interdepedence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya

kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana

keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau

sebaliknya.

2) Interaction face to face

Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antarsiswa tanpa

adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada

hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa yang

ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif

sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya karena

tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota

kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4) Membutuhkan keluwesan

Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antarpribadi,

mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja

yang efektif.

5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai

dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerja

sama dan berhubungan. Hal tersebut merupakan keterampilan yang penting

dan sangat diperlukan di masyarakat. Para siswa mengetahui tingkat

keberhasilan dan tingkat efektivitas kerja sama yang telah dilakukan.

Sejalan dengan hal di atas, Roger dan David Johson (dalam Anita Lie,

2008: 31) mengungkapkan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap

cooperative learning. Menurut Agus Suprijono (2010: 58), ada unsur-unsur

dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian

kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model

pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola

kelas lebih efektif.

Anita Lie (2008: 32) menjelaskan bahwa untuk mencapai hasil yang

maksimal, ada lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan,

yaitu:

1) Saling Ketergantungan Positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

Dalam kerja sama tersebut, guru harus mampu menciptakan suasana siswa

saling membutuhkan. Inilah yang dimaksud ketergantungan positif.

2) Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan

positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung

jawab untuk melakukan yang terbaik. Penilaian kelompok didasarkan atas

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

rata-rata penguasaaan semua anggota kelompok secara individual. Inilah yang

dimaksud tanggunga jawab individual. Kunci keberhasilan metode kriteria

kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.

3) Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran

beberapa siswa akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu siswa saja.

Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil

masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4) Komunikasi Antaranggota

Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan

cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian

mendengarkan dan berbicara. Pembelajar juga perlu diberitahu secara

eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana

caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan

orang tersebut, menyanggah dalam ungkapan yang lebih halus, mengkritik ide

bukan mengkritik teman, dan berbagai cara lain dalam berkomunikasi.

Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak

perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok. Akan tetapi, bisa diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran kooperatif. Format evaluasi bisa bermacam-macam,

tergantung pada tingkat pendidikan siswa.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2007: 48) mengungkapkan bahwa terdapat enam langkah utama

atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.

Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4 Membimbing kelompok belerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajara pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargi baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sementara itu, langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran

kooperatif secara umum menurut Slavin (dalam Etin Solihatin dan Raharjo,

2009: 10-12) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut:

1) Langkah pertama adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada

langkah ini menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam

pembelajaran. Dalam merancang program pembelajaran harus

mengorganisasikan materi-materi dan tugas-tugas yang mencerminkan

sistem kerja dalam kelompok kecil.

2) Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang

lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa

dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam

menyampaikan materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang

lebar karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan siswa

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

ketika belajar secara bersama dalam kelompok. Pada saat siswa belajar, guru

melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa

berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang.

3) Langkah ketiga, dalam melakukan observasi, guru mengarahkan dan

membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok, baik dalam

memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama

kegiatan belajar berlangsung. Pemberian kritrik dan pujian merupakan aspek

penting yang harus diperhatikan guru.

4) Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-

masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada saat

diskusi kelas, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk

mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap

materi atau hasil kerja yang telah ditampilkan. Pada saat presentasi

berarkhir, guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap

proses jalannya pembelajaran, dengan tujuan memperbaiki kelemahan yang

ada atau sikap serta perilaku yang menyimpang yang dilakukan selama

pembelajaran.

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran pastilah memiliki keunggulan dan kelemahan.

Berdasarkan beberapa penelitian mengenai pembelajaran kooperatif, Etin

Solihatin dan Rahardjo (2008: 13) menyimpulkan keunggulan dari pembelajaran

kooperatif antara lain:

1) mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu pada diri siswa

2) berkembangnya sikap ketergantungan yang positif

3) mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa

4) pengembangan ketercapaian kurikulum

5) sikap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratis dalam

kelas

6) mendorong peningkatan prestasi pada siswa

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Adapun keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan

Parker (dalam Isjoni, 2010: 24-25), antara lain:

1) saling ketergantungan yang positif;

2) adanya pengakuan dalam meresponss perbedaan individu;

3) siswa dilibatkan dalam perancanaan dan pengelolaan kelas;

4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan;

5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antarsiswa dengan guru;

dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman

emosi yang menyenangkan.

Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif meliputi:

1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu

memerlukan banyak tenaga, pemikiran, dan waktu;

2) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai;

3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

permasalahan yang sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;

4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan

siswa yang lain menjadi pasif.

e. Metode-metode dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang

dapat diterapkan, yaitu di antaranya: (1) Students Teams Achievement Division

(STAD); (2) Jigsaw; (3) Teams Games Tournaments; (4) Group Investigation

(GI); (5) Rotating Trio Excange; (6) dan Group Resume. Dari beberapa model

pembelajaran tersebut model yang banyak dikembangkan adalah model Students

Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw (Isjoni, 2009: 73).

Menurut Trianto (2007: 49) setidaknya terdapat empat pendekatan yang

seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif, yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok

(Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Strukturatl yang

meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Agus Suprijono (2010: 89-101) menyatakan ada 11 teknik dalam

pembelajaran kooperatif antara lain: 1) jigsaw; 2) think-pair-share; 3) numbered

head together; 4) group investigation; 5) two stay two stray; 6) make a match; 7)

listening team; 8) inside-outside circle; 9) bamboo dancing; 10) point-counter-

point dan; 11) the power of two.

Slavin (2008: 9-34) mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok besar

jenis metode kooperatif yang telah dikembangkan luas oleh para ahli. Metode itu

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembelajaran tim siswa

Pembelajaran ini terdiri dari lima prinsip metode pembelajaran. Tiga

di antaranya adalah metode pembelajaran kooperatif yang dapat

diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas, yakni

Students Team-Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament

(TGT), dan Jigsaw. Dua yang lain adalah kurikulum komprehensif yang

dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas

tertentu, yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

digunakan untuk mata pelajaran membaca pada kelas 2-8 dan Teams

Accelerated Instruction (TAI) untuk mata pelaran matematika kelas 3-6.

2) Metode pembelajaran kooperatif yang lain

Metode pembelajaran kooperatif yang lain terdiri dari beberapa jenis,

yakni Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction,

Structure Dyadic Methods, Co-op Co-op, Thing-Pair, Numbered Heads

Together, Listening Team, Two Stay Two Stray, Make a Match, Inside-

Outside Circle, Bamboo Dancing, Point-Counter-Point, dan The Power of

Two.

Sementara itu, Anita Lie (2008:25) mengungkapkan bahwa macam atau

jenis dari teknik belajar-mengajar Cooperative Learning meliputi Mencari

Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-Berempat, Berkirim Salam

dan Soal, Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua

Tamu, Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran

Kecil-Lingkaran Besar, Tari Bambu, Jigsaw, dan Bercerita Berpasangan.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5. Hakikat Metode Pembelajaran Coopertive Integrated Reading and

Composition (CIRC)

a. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari (2000: 28) memberikan

pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah

sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran

membaca dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja

dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa.

Metode CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif

yang diperuntukkan siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (kelas 2-8

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program

pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada

siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah

menengah (Slavin, 2010: 11).

Pendapat senada dikemukakan oleh Rini Susanti Wulandari (2010)

yang berpendapat bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas reading

dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk

melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki

tiga elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi

langsung dalam memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah

dibaca.

Canadian Council (on Learning, 2009:4) mengungkapkan bahwa CIRC

are currently in use, a common method involves forming “learning teams”

made up of students (usually four) who are varying levels of reading

proficiency. These students work on different cooperative activities, including

creative writing, peer reading, identification of major elements in a story,

summarizing of stories and stiry retelling, and activities geared toward

practice of basic reading skills (e. g., spelling, decoding, and vocabulary).

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Canadian Council di atas menyatakan bahwa CIRC yang akhir-akhir ini

digunakan merupakan metode yang meliputi pembentukan kelompok belajar

yang terdiri atas beberapa siswa (biasanya empat siswa) dengan kemampuan

yang berbeda-beda, melakukan proses penulisan kreatif, membaca secara

berkelompok, mengidentifikasi unsur utama dalam cerita, dan menceritakan

kembali cerita, dan aktivitas yang diarahkan untuk tujuan praktik kemampuan

dasar membaca (meliputi pelafalan, penerjemahan makna, dan kosakata).

CIRC merupakan suatu program pembelajaran kooperatif yang

komprehensif untuk pembelajaran membaca dan menulis di tingkat-tingkat atas

di sekolah dasar. Komposisi kelompoknya pun hampir sama dengan

pembelajaran kooperatif lain, hanya bentuk penugasannya disesuaikan dengan

tugas khas pelajaran bahasa. Pengembangan model CIRC dilaksanakan untuk

mengatasi permasalahan membaca, menulis, dan pembelajaran sastra tradisional

(Suprayekti, 2006: 88).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) adalah salah satu jenis dari pembelajaran

kooperatif untuk pembelajaran membaca dan menulis secara komprehensif yang

diterapkan pada kelas 2-8.

b. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Kessler (1992: 184) menjelaskan bahwa metode pembelajaran CIRC

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) suatu tujuan kelompok; (2) ada

tanggung jawab tiap individu; (3) dalam satu kelompok mempunyai kesempatan

yang sama untuk sukses; (4) tidak ada tugas khusus; (5) penyesuaian diri dengan

kebutuhan menjadi kewajiban tiap individu.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan.

Demikian halnya dengan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Berikut ini

merupakan kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe

CIRC.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1) Kelebihan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Amin Suyitno (2004) mengemukakan bahwa metode CIRC

mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain:

a) siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas

b) siswa dilatih untuk bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain

c) bahan pelajaran dapat disampaikan oleh guru dengan baik karena sudah

ada persiapan dan penguasaan materi sehingga bahan pelajaran tersebut

dapat disampaikan dengan cara yang menarik, lebih mudah diterima, dan

diingat oleh para siswa

d) melatih para siswa untuk berani mengemukakan pendapat

e) tidak bersikap pasif dalam proses pembelajaran

Sementara itu, Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan bahwa

metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, diantaranya:

a) membuat siswa lebih percaya diri

b) kelas menjadi lebih hidup

c) terbangunnya kerja sama kelompok.

2) Kekurangan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Pada dasarnya setiap metode yang diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Di atas telah

disebutkan kelebihan dari metode CIRC. Rini Susanti Wulandari (2010)

mengemukakan bahwa kekurangan metode CIRC, yakni kelas menjadi agak

ramai atau gaduh dan banyak waktu yang terbuang.

Menurut Slavin (2010: 213) kekurangan dari metode CIRC, antara

lain:

a) pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil di depan kelas.

b) siswa yang tidak tampil bersikap pasif dalam mengikuti pelajaran

c) apabila tidak bisa mengontrol kelas dengan baik makan akan membuat

kelas menjadi ramai

d) tidak semua guru pandai melaksanakan metode CIRC

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d. Tahap-tahap Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Agus Suprijono (2009: 130) memaparkan langkah-langkah metode

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sebagai

berikut:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen

2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar

kertas

4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5) Guru membuat kesimpulan bersama

6) Penutup

CIRC merupakan suatu pembelajaran komprehensif yang memadukan

keterampilan membaca dan menulis. Dalam CIRC siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok secara heterogen. Adapun ringkasan pelaksanaan metode

CIRC pada pembelajaran menulis teks berita dapat dijelaskan pada table

rangkuman pelaksanaan CIRC berikut ini:

Tabel 4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC

Kegiatan Langkah-langkah pembelajaran

Awal 1. Guru melakukan kegiatan apersepsi

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

3. Guru memotivasi agar siswa antusias dalam

mengikuti pembelajaran

4. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen

yang terdiri dari 4-5 siswa

5. Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan

metode CIRC

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Inti 1. Guru menjelaskan materi tentang berita

2. Guru membagikan contoh teks berita

3. Guru menyuruh siswa mencermati isi berita

4. Guru menyuruh siswa mengidentifikasi pokok-pokok

unsur-unsur berita berupa 5W+1H

5. Guru meminta siswa menuliskan kembali isi berita

berdasarkan pokok-pokok berita yang telah dicatat

dengan menggunakan bahasa mereka sendiri

6. Guru menyuruh siswa menyunting hasil tulisannya

terlebih dahulu

7. Guru menyuruh siswa mempresentasikan hasil

pekerjaan siswa

8. Siswa mengumpulkan tugas

Akhir 1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru menutup kegiatan pembelajaran

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tentang

pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebagai berikut:

1. Korib Farhan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Teks Berita Dengan Pembelajaran Kontekstual

Komponen Pemodelan Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kajoran

Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”.

Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,

dan jurnal. Permaslahan yang terjadi, yaitu pendekatan yang digunakan oleh

guru masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan sehingga

ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran tersebut. Faktor lain yang

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berasal dari siswa adalah kurangnya motivasi untuk menulis teks berita karena

ada anggapan bahwa menulis teks berita adalah kegiatan yang sulit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks berita

pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang meningkat

setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen

pemodelan sebesar 12,39%. Rata-rata skor pada siklus I menunjukan

peningkatan dibandingkan dengan rata-rata skor pada prasiklus 68,29%menjadi

74,51%. Rata-rata skor yang dicapai pada siklus II sebesar 80,68% , ini

menunjukan peningkatan sebesar 13,50% dari prasiklus ke siklus I, 69,29% dari

siklus I ke siklus II, dan 18,93% dari siklus prasiklus ke siklus II. Perubahan

tingkah laku yang tampak dalam pembelajaran menulis teks berita dengan

pembelajaran kontekstual komponen pemodelan, yaitu siswa merasa senang,

lebih bersemangat, aktif, dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugasnya.

Persamaan penelitian Karib Farhan dengan penelitian ini adalah sama

pada objek penelitiannya. Kedua penelitian sama-sama menggunakan objek

menulis berita. Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada metode

yang digunakan. Penelitian Karib Farhan menggunakan metode pembelajaran

Kontekstual Komponen Pemodelan, sedangkan penelitian ini menggunakan

metode metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

2. Penelitian Wigati tahun 2010 dengan judul “Pembelajaran Kooperatif Model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku Harian pada Siswa Kelas VII B

SMP Negeri 1 Sentolo Tahun Pelajaran 2009/2010).

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dari pembelajaran kooperatif

model CIRC terjadi penerapan dua aspek, yaitu membaca dan menulis dalam

sebuah materi menulis buku harian. Teknik pengumpulan data melalui

wawancara, angket, dokumen, dan pengamatan.

Permasalahan yang terjadi, yaitu rendahnya kualitas menulis buku

harian siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo yang berhubungan erat

dengan metode pembelajaran dan kebiasaan membaca buku. Dengan kata lain

metode pembelajaran yang tidak memadai dan tidak adanya kebiasaan

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

membaca buku mengakibatkkan rendahnya kemampuan menulis siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan menulis buku harian

siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo. Hal ini ditunjukkan dari nilai yang

diperoleh siswa dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Siklus I nilai terendah

40 menjadi 50 pada siklus II, dan meningkat menjadi 60 pada siklus III. Nilai

tertinggi siklus I 75 menjadi 80 pada siklus II, dan 85 pada siklus III.

Sementara itu, rerata kelas siklus I sebesar 55 menjadi 65 pada siklus II, dan

meningkat menjadi 70 pada siklus III.

Persamaan penelitian Wigati dengan penelitian ini adalah sama dalam

subjek dan metode yang digunakan, yakni keduanya sama-sama menggunakan

siswa SMP sebagai subjek penelitian. Selain itu, kedua penelitian ini juga

sama-sama mengguanakan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada objek

penelitiannya. Objek penelitian Wigati adalah kemampuan menulis buku

harian, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis

berita. Untuk persamaan dalam penelitian ini, yaitu sama-sama menggunakan

metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

3. Sumarni tahun 2010 dengan judul “Peningkatan Kompetensi Siswa dalam

Menulis Teks Berita dengan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII E Semester Genap

pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Permasalahan yang terjadi, yaitu rendahnya kualitas pembelajaran

menulis berita siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Tasikmadu. Hal ini

disebabkan karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran

menulis berita. Selain itu, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang

sesuai, guru hanya menyiapkan perangkat kegiatan belajar mengajar dengan

lengkap.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai rerata

kompetensi menulis berita siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Tasikmadu

setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Cooperative Learning Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD). Pada saat prasiklus, jumlah

siswa yang tuntas mencapai 13 siswa (34%) dan nilai rerata 65, siklus I

jumlah siswa yang tuntas mencapai 16 siswa (42%) dan nilai rerata 67, siklus

II jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa (58%) dan nilai rerata 68,

sedangkan pada terjadi kenaikan yang cukup signifikan, siswa yang tuntas

mencapai 35 siswa (92%) dan nilai rerata 70.

Persamaan penelitian Sumarni dengan penelitian ini adalah sama-

sama mengambil subjek siswa kelas VIII dengan variabel penelitian

kemampuan atau keterampilan menulis berita. Perbedaan antara penelitian

Sumarni dan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan, penelitian

Sumarni menggunakan metode STAD, sedangkan penelitian ini

menggunakan metode CIRC.

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

Kabupaten Magetan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor. Faktor tersebut

berasal dari siswa itu sendiri maupun dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Para

siswa kurang termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita.

Pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat kabar. Selain itu,

penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

besar.

Selama ini pembelajaran menulis teks berita yang dilakukan oleh guru masih

didominasi dengan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Di samping itu dalam mengajarkan keterampilan menulis, guru

belum menerapkan tahapan-tahapan dalam kegiatan menulis sehingga siswa mengalami

kesulitan dalam melaksanakan keterampilan menulis. Selain itu, guru juga belum pernah

menggunakan media dalam mengajarkan materi menulis berita. Berdasarkan kondisi

tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia untuk mengadakan

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui tiga siklus. Tiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti dan guru sepakat menggunakan metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada pembelajaran menulis

teks berita. Metode ini memang ditekankan untuk pembelajaran bahasa khususnya

pembelajaran membaca dan menulis. Metode ini cocok diterapkan pada siswa kelas 2-8.

Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir

Kondisi awal sebelum diberi tindakan

Proses pembelajaran: 1. Guru

a. Guru belum menggunakan metode yang inovatif dalam pembelajaran menulis teks berita.

b. Guru belum menggunakan media sebagai penunjang dalam pembelajaran menulis teks berita.

2. Siswa a. Siswa kurang tertarik atau antusias mengikuti kegiatan

pembelajaran menulis teks berita. b. Siswa tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran menulis

teks berita. c. Siswa jarang membaca berita.

Hasil pembelajaran: 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita

rendah. 2. Siswa mengalami kesulitan menentukan berita

apa yang harus ditulis. 3. Siswa mengalami kesulitan menentukan dan

mengembangkan pokok-pokok atau unsur-unsur berita.

4. Siswa kurang detail dalam menulis teks berita. 5. Nilai rata-rata menulis teks berita rendah

Kolaborasi guru dan peneliti, dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam

pembelajaran menulis teks berita

Kondisi akhir setelah diberi tindakan

Proses Pembelajaran: 1. Guru

a. Guru menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita.

b. Guru menggunakan media surat kabar dan kliping sebagai penunjang dalam pembelajaran menulis teks berita.

2. Siswa a. Siswa tertarik atau antusias mengikuti kegiatan

pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC.

b. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC.

c. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC, siswa senang membaca berita.

Hasil pembelajaran: 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita

meningkat. 2. Siswa lebih mudah menentukan topik berita

yang akan ditulis. 3. Siswa lebih mudah dan cepat dalam

menentukan dan mengembangkan pokok-pokok atau unsur-unsur berita.

4. Siswalebih detail dalam menulis teks berita. 5. Nilai rata-rata menulis teks berita siswa

meningkat.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

D. Hipotesis Tindakan

Berbagai tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan

membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran

keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

Magetan tahun ajaran 2010/2011. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas

VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.

2. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat

meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas

VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penellitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Plaosan yang beralamatkan di

Jalan Jurusan Sarangan – Plaosan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sekolah ini

terletak dekat dengan kecamatan Plaosan. Sekarang dikepalai oleh Drs.

Soebiyanto, M. Pd. yang bertindak sebagai kepala sekolah. SMP Negeri 1 Plaosan

memiliki 18 ruang kelas yang terbagi menjadi 6 ruang kelas VII, 6 ruang kelas

VIII, dan 6 ruang kelas IX.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester II tahun

pelajaran 2010/2011. Kelas yang dijadikan tempat penelitian adalah kelas VIII D

yang terdiri atas 34 siswa, dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, ibu Eko

Hetik, S. Pd. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran menulis

berita sesuai dengan kompetensi dasar 12.2 Menulis teks berita secara singkat,

padat, dan jelas.

Alasan pemilihan sekolah ini adalah pertama, berdasarkan hasil

wawancara dan observasi awal, keterampilan menulis teks berita siswa pada

umumnya masih rendah dibandingkan dengan keterampilan yang lain. Kedua,

sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang sejenis sehingga

terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, jarak antara sekolah dan

rumah peneliti cukup dekat sehingga mempermudah peneliti dalam hal

akomodasi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan selama tujuh bulan,

yakni pada bulan Desember 2010 sampai bulan Juni 2011. Adapun rincian waktu

dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 5. Tabel Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Waktu/jenis

kegiatan

Des. `10 Jan. `11 feb. `11 Mar. `11 Aprl. `11 Mei. `11 Juni’11

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul

Persiapan survei awal dan penyusunan proposal

Penyusunan instrumen

Pelaksanaan penelitian

Analisis data

Penyusunan laporan

Ujian pendadaran

Revisi

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1

Plaosan tahun pelajaran 2010/2011. Siswa kelas ini berjumlah 34 siswa yang

terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Selain siswa, subjek

dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII D,

yakni ibu Eko Hetik, S. Pd. Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran

menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara peneliti,

guru, siswa, dan staf sekolah yang lain untuk menciptakan suatu kinerja sekolah

yang lebih baik. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.

Wallace (dalam Suwarsih Madya, 2009: 9) mengungkapkan bahwa

penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data secara sistematik

tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan-

keputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan di masa mendatang

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2010: 3) mengemukakan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama.

Sarwiji Suwandi (2010: 10-11) menyatakan bahwa PTK merupakan

penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan

riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan.

Alternatif pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata

(action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi dalam PBM. Tindakan itu harus direncanakan

dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Jika ternyata tindakan

tersebut belum dapat menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu dilakukan

penelitian siklus berikutnya untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan

yang lain sampai permasalahan tersebut dapat diatasi).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki ciri khusus yang membedakan

dengan jenis penelitian lain. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action)

yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium)

dan ditujukan untuk memecahkan praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu

kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu (Suharjono dalam

Suharsimi Arikunto, 2010: 62).

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pada dasarnya terdapat empat langkah dalam penelitian tindakan kelas,

yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi

tindakan (action observation), dan refleksi terhadap tindakan (Iskandar, 2009:

115-119).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan menulis teks berita pada siswa

kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan ajaran 2010/2011 dengan menerapkan metode

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Peneliti berusaha mengamati dan mendeskripsikan permasalahan-

permasalahan yang dialami guru dalam pembelajaran menulis teks berita.

Kemudian, peneliti berusaha memberikan alternatif usaha untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Alternatif usaha tersebut diharapkan mampu memberikan

kontribusi ke arah perbaikan pembelajaran menulis berita di kelas.

Dalam penelitian ini, peneliti bersama guru Bahasa Indonesia sebagai

pemegang otoritas pengajaran di dalam kelas menyususn rencana tindakan

bersama, kemudian peneliti bersama guru melaksanakan tindakan berdasarkan

rencana tindakan yang telah disepakati bersama. Kegiatan pelaksanaan tersebut

diikuti pula dengan kegiatan pemantauan atau pengamatan terhadap pembelajaran

di dalam kelas secara menyeluruh. Apabila dirasa kurang maksimal, peneliti mulai

menentukan perencanaan selanjutnya untuk siklus berikutnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan realita yang ada. Peneliti

mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan berbagai fenomena dalam

pelaksanaan tindakan serta hasil penelitian dalam data tertulis.

D. Sumber Data Penelitian

Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian

dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut

meliputi:

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini,

yakni berbagai kegiatan pembelajaran menulis teks berita yang

berlangsung di dalam kelas yang dialami oleh siswa dengan menggunakan

metode Cooperative Reading and Composition (CIRC).

2. Informan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan guru

bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas VIII D SMP

Negeri 1 Plaosan.

3. Dokumen yang berupa kurikulum dan silabus yang ditentukan oleh pihak

sekolah, catatan hasil wawancara dengan guru dan siswa, rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru dan peneliti, catatan

lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus, lembar observasi

aktivitas siswa, hasil tes siswa, daftar nilai, dan foto kegiatan

pembelajaran menulis teks berita.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

lima cara, yaitu :

1. Teknik Nontes

a. Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Anas Sudijono,

2005: 76).

Hal senada juga diungkapkan oleh Sarwiji Suwandi (2010: 38)

yang mengungkapkan bahwa observasi adalah segala upaya merekam

segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung

baik dengan alat maupun tanpa alat bantu.

Teknik observasi digunakan untuk mengamati kegiatan

pembelajaran menulis teks berita yang berlangsung di kelas. Kegiatan

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

observasi bertujuan untuk mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh guru dan siswa di dalam kelas.

Observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran

di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di tempat

duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil

mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk memeroleh data dari guru dan siswa

tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita di dalam kelas.

Wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk mencari

informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru maupun siswa dalam

pembelajaran menulis teks berita dan faktor-faktor penyebabnya.

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk

mengetahui tanggapan mereka terhadap penerapan metode Cooperative

Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita.

Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga

dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam (Nana

Sudjana, 2009: 68).

c. Angket

Melalui angket yang berisi daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh

peneliti, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara jujur dan

objektif. Penggunaan angket bertujuan untuk mengetahui sikap dan

tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis berita sebelum dan

sesudah diberi metode Cooperative Reading and Composition (CIRC).

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta

informan menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian yang digunakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan

data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak memungkinkan

untuk diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian ini ditetapkan

pada siswa kelas VIII D yang berjumlah 34 siswa.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d. Dokumen

Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah

didapatkan dari hasil observasi. Dokumen yang dimaksud berupa berbagai

catatan lapangan pembelajaran menulis teks berita oleh guru di dalam

kelas.

2. Teknik Tes

Sarwiji Suwandi (2008: 49) menyatakan bahwa tes merupakan suatu

bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa

yang sedang dites. Teknik tes digunakan dengan maksud untuk mengetahui

perubahan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran menulis teks

berita melalui metode Cooperative Reading and Composition (CIRC).

Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data dengan

menggunakan tes adalah menyiapkan perangkat bahan tes, menilainya serta

mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran.

F. Teknik Uji Validitas Data

Untuk memeroleh data yang valid, dalam penelitian ini digunakan teknik-

teknik sebagai berikut:

1. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh

melalui sumber yang sama dengan cara atau teknik yang berbeda. Teknik

ini digunakan untuk membandingkan data yang telah diperoleh dari hasil

observasi dengan data yang diperoleh melalui wawancara, angket, dan

analisis dokumen.

2. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data adalah uji validitas data dengan mengecek

data yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik ini digunakan untuk

menguji data yang diperoleh dari sumber data yang berbeda, yaitu guru,

siswa, dan dokumen.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis dan teknik deskripsi komparatif. Data yang berupa hasil observasi

dan wawancara diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Data kualitatif dianalisis

dengan teknik analisis kritis. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk

mengetahui hasil dari tindakan tiap siklus dengan indikator ketercapaian yang

telah ditetapkan sebelumnya sekaligus mengungkapkan kelebihan dan kelemahan

kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Hasil analisis tersebut dijadikan dasar untuk menentukan tindakan yang

akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada tindakan yang telah

dilaksanakan pada siklus sebelumnya. Tindakan atau perbaikan yang akan

dilakukan disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

Data yang berupa kuantitatif yang berupa hasil tes dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis deskriptif komparatif

dilakukan dengan membandingkan nilai tes pada setiap siklus yang telah

dilakukan.

H. Indikator Keberhasilan

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zani (2006: 105-106) berpendapat

bahwa yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap

berhasil adalah hal-hal sebagai berikut: (1) daya serap terhadap bahan pengajaran

yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun

kelompok; (2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional

khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan dalam

penelitian ini. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari dua

indikator, yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan hasil.

Indikator ini ditentukan berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru dengan

mempertimbangkan kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Enco Mulyasa (2009: 101-102) mengungkapkan bahwa kualitas

pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran

dikatakan berhasil jika seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta

didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran.

Dilihat dari segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil jika sebagian besar (75%)

siswa mengalami perubahan positif dan out put yang bermutu tinggi serta

mendapatkan ketuntasan sesuai dengan criteria yang telah ditentukan.

Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keaktifan siswa

selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan

materi, serta minat dan motivasi siswa pada saat menngikuti kegiatan

pembelajaran. Sedangkan kualitas hasil yang diukur dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Siswa dikatakan berhasil dalam

menulis berita jika mendapatkan nilai ≥ 75 dan siswa dinyatakan tidak berhasil

(belum lulus) jika mendapatkan nilai di bawah 75 (KKM yang ditetapkan adalah ≥

75). Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses

Tabel 6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses

Aspek yang diukur Persentase Keterangan

1. Keaktifan siswa selama apersepsi

75% Diamati ketika kegiatan apersepsi berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif selama apersepsi.

2. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi

75% Diamati ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif pada saat guru menyampaikan materi.

3. Minat dan motivasi siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran

75% Diamati ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil

Tabel 7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil

Aspek yang diukur

Persentase Keterangan

1. Isi

75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.

2. Organisasi 75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.

3. Kosakata 75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.

4. Pengbahasaan 75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.

5. Mekanik (ejaaan)

75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.

I. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur penelitian sebagai

berikut:

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mendatangi SMP Negeri 1 Plaosan untuk

meminta izin penelitian kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian

tindakan kelas di SMP tersebut. Peneliti meminta izin dengan disertai surat

izin penelitian dari Dekan FKIP UNS. Peneliti juga melampirkan proposal

penelitian. Pada tahap persiapan ini, peneliti juga menemui guru Bahasa

Indonesia kelas VIII D untuk merencanakan dan mempersiapkan kegiatan

survei awal.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Survei awal

Pada tahap ini peneliti melakukan survei awal pada siswa kelas VIII D.

Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan siswa

dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan yang dilakukan dalam survei

awal ini adalah mengamati jalannya pembelajaran menulis berita dan

menganalisis hasil pretes yang dilaksanakan oleh guru.

3. Pelaksanaan Siklus

Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti direncanakan ada tiga

siklus, yakni siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus mencakup empat

tahap, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap

observasi, dan (4) tahap refleksi. Keempat tahap tersebut akan diuraikan

sebagai berikut:

a. Rancangan siklus I

1) Tahap perencanaan tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti bersama guru

bahasa Indonesia menyusun rencana penerapan metode Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) yang akan diterapkan

dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan-kegiatan dalam tahap

perencanaan adalah sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) menulis berita.

b) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis

berita dengan menggunakan metode Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC).

c) Peneliti bersama guru menyusun pedoman penilaian yang meliputi

penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses terdiri dari

tiga aspek, yaitu (1) keaktifan siswa selama apersepsi; (2) keaktifan

dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi; dan (3)

minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sedangkan penilaian hasil juga terdiri dari lima aspek, yaitu (1) isi,

(2) organisasi, (3) kosakata, (4) pengbahasaan, dan (5) mekanik.

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran menulis berita

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

disusun bersama peneliti dengan menerapkan metode Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC).

3) Tahap observasi dan interpretasi

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung dan

penginterpretasian terhadap tindakan guru dan siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengetahui

kelemahan dan kelebihan dari penerapan tindakan.

4) Tahap analisis dan refleksi

Suharsimi Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa refleksi adalah

mengingat dan menerangkan kembali suatu tindakan persis seperti apa

yang telah dicatat dalam observasi. Pada tahap ini dilakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran dan juga hasil pembelajaran. Tahap

refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil obsrvasi dan interpretasi

sehingga akan diperoleh kesimpulan mengenai bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian yang telah mencapai atau sesuai dengan tujuan

penelitian.

b. Rancangan siklus II

Pada sikus II perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil

yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus

tersebut.

c. Rancangan siklus III

Pada sikus III perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil yang

telah dicapai pada siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut.

4. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran pada setiap siklus yang dilaksanakan oleh guru. Peneliti

mengamati apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa saat pembelajaran

menulis berita berlangsung.

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

5. Penyusunan laporan

Pada tahap ini, peneliti membuat atau menyusun laporan berdasarkan

kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. Prosedur penelitian tindakan

kelas secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 74)

Permasalahan

Permasalahan baru hasil refleksi

Apabila permasalahan belum terselesaiakan

Perencanaan tindakan I

Pengamatan/ mengumpulkan data I

Pelaksanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Perencanaan tindakan II

Pengamatan/ mengumpulkan data II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Refleksi I

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang telah dipaparkan dalam bab I akan disajikan dalam bab IV. Sebelum hasil

penelitian dipaparkan, pada bab ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai

kondisi awal (pratindakan) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D

SMP Negeri 1 Plaosan. Dengan demikian, dalam bab ini akan diuraikan tentang:

(1) kondisi awal pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri

Plaosan; (2) pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil

penelitian. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing

siklus terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan survei awal.

Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis teks berita

serta untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Dalam survei awal

ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1) mengamati proses pembelajaran

menulis teks berita di kelas; (2) membagikan angket untuk diisi siswa; dan (3) melakukan

wawancara dengan guru dan siswa.

Kegiatan survei awal ini menjadi dasar untuk menentukan tindakan apa saja yang

akan dilakukan pada pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Survei

awal dilakukan pada hari Jumat, 4 Februari 2011. Survei awal merupakan kegiatan yang

dilaksanakan untuk mengawali penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pratindakan yang

dilakukan oleh peneliti meliputi: pembahasan mengenai permasalahan dalam

pembelajaran menulis teks berita dan pembahasan mengenai upaya peningkatan kualitas

pembelajaran menulis teks berita.

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1. Pembahasan mengenai permasalahan dalam pembelajaran menulis teks

berita

Sebelum proses penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan

survei awal. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal

pembelajaran menulis teks berita serta untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dalam menulis teks berita. Kondisi awal ini digunakan sebagai acuan

untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk perbaikan. Survei

awal dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Februari 2011 pukul 09.45-11.05 WIB.

Survei awal dilakukan dengan mengobservasi pembelajaran menulis teks berita

di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

wawancara dengan guru pengampu dan siswa kelas VIII D.

Observasi dilaksanakan pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia

terutama pembelajaran menulis teks berita. Dalam observasi ini, peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif dengan mengambil posisi di tempat duduk

paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti tidak mengganggu jalannya

kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut. Peneliti melakukan pengamatan

selama pembelaran menulis teks berita berlangsung. Segala kejadian yang

terjadi pada saat survei awal peneliti amati dan mencatatnya dalam lembar

observasi. Setelah melakukan kegiatan observasi, peneliti melakukan

wawancara dengan guru pengampu dan siswa-siswa untuk mengetahui

tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis teks berita yang telah

dilaksanakan.

Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan keadaaan

sebagai berikut:

a. Kedisiplinan dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis

teks berita

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama

pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa kedisplinan dan kesiapan siswa

dalam mengikuti pelajaran masih minim. Hal ini ditunjukkan dengan

kondisi siswa yang tidak segera berbaris ketika guru sudah sampai di

depan kelas. Beberapa siswa juga masih mengenakan pakaian olahraga.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Sebagian siswa belum mengenakan seragam yang seharusnya dikenakan di

kelas. Hal ini membuat guru marah sehingga siswa-siswa tersebut tidak

diizinkan untuk mengikuti pelajaran dan diminta meninggalkan kelas.

Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran nampak pada

saat guru memulai kegiatan belajar mengajar. Pada saat guru membuka

pelajaran, beberapa siswa sibuk mengobrol atau berbicara sendiri dengan

teman sebangkunya. Selain itu, sebagian besar siswa juga tidak segera

menyiapkan buku bahasa Indonesia ketika pelajaran sudah dimulai.

b. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat survei

awal terlihat bahwa siswa kurang berminat terhadap pembelajaran menulis

teks berita. Hanya beberapa siswa saja yang tampak memerhatikan atau

fokus terhadap penjelasan guru. Hal tersebut bisa dilihat dari sikap siswa

selama mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang meletakkan kepala di

meja, melamun, melihat lukisan, berbicara sendiri dengan teman

sebangku, dan sibuk berdandan atau bercermin di kaca.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru pada hari Jumat, 4

Februari 2011 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang berminat

dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis berita. Hal

tersebut merupakan kendala atau kesulitan yang selalu dihadapi guru

ketika mengajar.

Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita

juga diperkuat dengan hasil angket dan hasil wawancara siswa mengenai

tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis teks berita. Hasil angket

menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau sebesar 63%

siswa kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran

11 halaman 173). Sementara itu, dari hasil wawancara yang dilakukan

dengan siswa diketahui bahwa mereka kurang tertarik dengan

pembelajaran menulis teks berita karena guru hanya menggunakan metode

ceramah atau sekadar menjelaskan saja.

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Hal di atas membuat siswa kurang bisa memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Selain itu, guru terlalu singkat dalam menjelaskan

atau kurang detail. Guru tidak memberikan contoh terlebih dahulu.

Kurangnya minat atau antusias siswa juga disebabkan kurangnya media

yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Guru hanya menggunakan buku

paket atau LKS. Siswa berharap guru menggunakan media yang bervariasi

dalam pembelajaran menulis teks berita seperti radio, TV, atau surat kabar.

c. Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis teks berita

Berdasarkan hasil observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan

siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal ini dapat

dilihat dari sedikitnya siswa yang berani bertanya pada guru. Siswa belum

berani menanggapi pertanyaan atau respon yang diberikan oleh guru. Pada

umumnya para siswa menjawab pertanyaan dari guru secara bersama-sama.

Saat pembelajaran berlangsung terlihat bahwa banyak siswa yang

tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya

atau mengungkapkan pendapat mereka. Siswa hanya diam saja ketika guru

bertanya sehingga guru sering kali guru harus menunjuk beberapa siswa

untuk menjawab pertanyaan. Dari 27 siswa hanya 5 siswa atau 19% siswa

yang berani menjawab pertanyaan dari guru.

Respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru masih

sangat kurang. Misalnya, ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita

yang telah dibacakan, siswa hanya diam belum berani menjawab secara

individu sehingga guru pun menjawabnya sendiri dan menjelaskannya pada

siswa.

d. Penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks berita

Berdasarkan hasil observasi pratindakan, media yang digunakan oleh

guru dalam pembelajaran menulis teks berita masih terbatas. Guru hanya

menggunakan buku paket bahasa Indonesia atau LKS untuk menyampaikan

materi menulis berita pada siswa. Hal ini akan menimbulkan kurangnya

informasi yang bisa diserap oleh siswa.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan

bahwa guru menggunakan media yang bervariasi dalam pembelajaran

menulis teks berita seperti TV, tape recorder, dan surat kabar. Hal tersebut

juga diperkuat dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa sebanyak 17

siswa dari 27 siswa atau sebesar 63% siswa menginginkan adanya media

yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran 11

halaman 173).

e. Penggunaan metode dalam pembelajaran menulis teks berita

Pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh guru

pada saat survei awal menunjukkan bahwa guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar,

siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Secara umum

pembelajaran masih bersifat konvensional dan berpusat pada guru (teacher

centered), yakni guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan

kemudian mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa

diketahui bahwa siswa berharap diterapkan metode pembelajaran diskusi

atau kooperatif. Mereka mengungkapkan bahwa metode diskusi atau kerja

kelompok memang jarang diterapkan oleh guru dalam kelas. Selain itu,

dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa menunjukkan bahwa sebesar

55% siswa atau 15 dari 27 siswa menginginkan penerapan metode

kooperatif atau kerja sama dalam pembelajaran menulis teks berita (lihat

lampiran 11 halaman 173).

Interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa masih minim. Guru

kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya

ketika membaca berita, guru tidak meminta salah satu siswa untuk

membacanya tetapi guru memilih untuk membaca sendiri. Guru

menjelaskan materi berita pada siswa, membahas unsur-unsur berita,

kemudian menyuruh siswa untuk menukis berita yang mereka ingat. Hal

ini kurang sesuai karena menulis merupakan proses berbahasa yang terdiri

dari tiga tahap, yakni tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan

(penyuntingan).

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

f. Pengelolaan kelas

Ketika pembelajaran berlangsung interaksi antara guru dan murid

kurang optimal. Pembelajaran didominasi oleh guru dan masih berpusat

pada guru. Komunikasi yang terjadi selama pembelajaran masih bersifat

satu arah. Selain itu, posisi guru pada saat mengajar lebih banyak di depan

kelas sehingga kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan.

Pada umumnya guru sering duduk di meja guru sehingga siswa yang

duduk di belakang tidak fokus terhadap pembelajaran. Mereka bergurau

atau berbicara sendiri dengan teman sebangku. Sebagian siswa pun kurang

serius dalam mengerjakan tugas dari guru. Ketika diminta untuk menulis

berita, siswa becanda sendiri dengan temannya.

2. Pembahasan mengenai upaya peningkatan pembelajaran menulis teks

berita

Berdasarkan tes yang dilakukan pada saat kegiatan pratindakan

diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP

Negeri 1 Plaosan masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari perolehan

nilai akhir tes kemampuan menulis teks berita. Hasil tes menunjukkna bahwa

hanya 6 siswa (22%) yang mendapatkan nilai 75 ke atas, sedangkan 21 siswa

(78%) siswa yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang

didapat juga masih rendah yaitu 66,3% (lihat lampiran 7 halaman 149).

Berdasarkan hasil perolehan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan siswa dalam menulis teks berita masih tergolong rendah. Adapun

penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita di antaranya

adalah dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebagai berikut:

a. Pengelolaan kelas masih bersifat individu

Guru belum menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pernyataan siswa yang telah

diwawancarai oleh peneliti bahwa guru jarang menerapkan metode diskusi

atau kerja kelompok dalam kelas.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Interaksi antara guru dan siswa masih minim

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada survei awal

tampak bahwa pembelajaran menulis teks berita masih berpusat pada guru.

Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Selama pembelajaran guru hanya memberi penjelasan pada siswa dan

siswa kurang merespon ketika guru memberikan pertanyaan atau meminta

siswa untuk memberikan pendapat mereka.

c. Keterbatasan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Guru hanya menggunakan sumber berupa buku teks atau LKS

ketika mengajar. Guru belum memanfaatkan media lain sebagai penunjang

pembelajaran menulis teks berita seperti surat kabar, tape recorder, VCD

player, dsb.

d. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih didominasi dengan

metode ceramah.

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa guru belum tampak menggunakan metode yang inovatif dalam

mengajar. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga

siswa merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan pretes yang dilakukan pada survei awal diketahui bahwa

kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan menulis teks berita tersebut

tampak pada indikator berikut ini:

a. Siswa jarang membaca berita atau mendengarkan berita

Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa dari 27 siswa hanya 3

siswa (11%) yang sering membaca, sedangkan 24 siswa (89%) jarang

membaca berita. Hal tersebut, juga diperkuat dengan hasil wawancara

dengan guru bahwa rata-rata siswa malam membaca berita atau

mendengarkan berita (lihat lampiran 11 halaman 173).

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

b. Siswa mengalami kesulitan untuk menulis tubuh berita

Ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang menanyakan

bagian mana dari teks berita yang disebut dengan tubuh berita. Mereka

belum bisa membedakan antara teras berita dan tubuh berita.

c. Siswa Kesulitan dalam mengembangkan dan mengorganisasikan gagasan

Selama kegiatan menulis berlangsung, sebagian besar siswa masih

mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan menulis. Mereka tampak

bingung memilih berita apa yang akan meraka tulis. Hal ini dapat dilihat

dari hasil tulisan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengalami

kesulitan dalam menulis sebuah teks berita. Pada umumnya siswa hanya

menuliskan berita secara gasis besarnya saja. Siswa kurang mendetail

dalam menuliskan berita.

Pada saat kegiatan menulis teks berita berlangsung, guru belum

menerapkan tahapan-tahapan dalam proses menulis, yakni tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan atau

penyuntingan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks

berita. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan mengenai berita,

membacakan contoh berita kemudian menyuruh siswa untuk menulis

berita yang pernah siswa baca atau lihat kemudian siswa diminta untuk

mengumpulkan tugasnya.

d. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa sebagian besar

siswa belum menggunakan ejaan yang tepat. Hal ini disebabkan karena

minimnya pengetahuan siswa mengenai ejaan yang tepat. Hal ini juga

diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu yang

mengungkapkan bahwa para siswa sering melakukan kesalahan-kesalahan

dalam penggunaan ejaan dalam menulis.

Hasil pekerjaan siswa juga memperlihatkan bahwa kesalahan-

kesalahan ejaan banyak ditemukan, seperti penulisan huruf besar dan huruf

kecil yang tidak tepat, penggunaan tanda baca, dan yang paling banyak

adalah penggunaan singkatan-singkatan yang tidak lazim.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan hasil uji pratindakan di atas, diperlukan solusi atau upaya

untuk meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran

menulis teks berita. Selanjutnya peneliti dengan guru melakukan diskusi untuk

mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis

teks berita di kelasa VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan hasil diskusi

yang telah dilakukan antara peneliti dan guru, disepakati bahwa peneliti akan

melaksanakan penelitian bersama guru kelas sebagai kolaborator dengan

menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composistion

(CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1

Plaosan.

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada survei awal

maka perlu diadakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam

pembelajaran menulis teks berita. Tindakan tersebut bertujuan untuk

meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita.

Pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan melalui tiga siklus yang berkelanjutan

mulai dari siklus pertama, kedua, dan ketiga. Setiap siklus terdiri dari empat tahap

yang saling berkaitan, yaitu (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan

tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan peneliti bersama Ibu

Eko Hetik, S.Pd pada hari Kamis, 10 Februari 2011. Perencanaan

dilaksanakan di ruang guru SMP Negeri 1 Plaosan. Pada kesempatan ini

peneliti berdiskuisi dengan guru. Hal-hal yang didiskusikan antara lain:

1) Peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan.

2) Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dengan guru bahwa akan

diterapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

(CIRC) dalam pembelajaran menulis berita serta menjelaskan langkah-

langkah yang terdapat dalam metode tersebut.

3) Peneliti bersama guru menyusun RPP untuk siklus I.

4) Guru dan peneliti memilih berita yang akan dijadikan materi untuk siklus I.

5) Peneliti bersama guru menyusun atau membuat lembar penilaian siswa,

yaitu berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk

menilai kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Instrumen tes ini

berupa penugasan baik secara kelompok ataupun individu. Sedangkan

instrumen nontes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam

pembelajaran menulis teks berita. Instrumen nontes berbentuk lembar

observasi dengan kriterian penilaian yang sudah ditentukan.

6) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Adapun urutan tindakan yang akan diterapkan dalam siklus I adalah

sebagai berikut:

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3) Guru memotivasi agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita.

5) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita disertai dengan contoh.

6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang.

7) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC.

8) Guru membagikan surat kabar pada tiap-tiap kelompok.

9) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan olahraga.

10) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih

oleh kelompok.

11) Semua kelompok mengumpulkan surat kabar pada guru.

12) Guru menyuruh siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita (berupa

5W + 1 H).

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

13) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita

berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa

mereka sendiri.

14) Sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk

menyunting pekerjaannya.

15) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di

depan kelas.

16) Kelompok lain memberi tanggapan.

17) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

18) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan kegiatan perencanaan ini, juga disepakati bahwa siklus

pertama akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit) yakni

pada hari Rabu 16 Januari 2011.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan perencanaan, tindakan siklus I dilaksanakan pada hari

Rabu 16 Februari 2011 di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Tindakan

akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit), yakni pada jam

pertama sampai dengan jam ketiga (06.45 ─ 08.45 WIB). Pembelajaran

dilaksanakan berdasarkan skenario yang telah dibuat dan disepakati oleh guru

dan peneliti pada tahap perencanaan.

Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah berita yang berjudul

”Demo Mahasiswa”. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

pembelajaran menulis berita siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyuruh

ketua kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar

dimulai.

2) Guru memeriksa kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak masuk.

3) Guru mengingatkan kembali pelajaran mengenai menulis berita yang telah

dilaksanakan pada minggu sebelumnya.

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

4) Guru menjelaskan unsur 5W+1H. Kemudian guru juga menjelaskan mengenai

bagian yang ada dalam teks berita, meliputi judul berita, teras berita (inti

berita), dan tubuh berita (rincian dari teras berita). Guru menambahkan bahwa

bagian dalam teks berita juga bisa ditambah dengan ekor berita.

5) Guru meminta siswa untuk membuka buku paket halaman 129 yang berisi

berita “Demo Mahasiswa”. Karena tidak semua siswa mempunyai buku paket,

maka guru meminta siswa yang dalam satu bangku ada dua buku untuk

meminjamkan salah satu buku tersebut pada siswa yang tidak mempunyai

buku.

6) Setelah itu guru menyuruh siswa yang bernomor urut 15, yakni Bagus untuk

membaca berita tersebut. Ketika diminta untuk membaca berita, siswa tersebut

sama sekali belum siap. Hal ini ditandai dengan kebingungan saat ia disuruh

membaca. Bagus tidak tahu halaman berapa yang disuruh untuk dibaca.

Akhirnya guru memberitahu halaman berapa yang harus dibaca. Siswa lain pun

mulai menyimak berita yang dibacakan oleh Bagus.

7) Baru membaca setengah berita, guru meminta siswa yang bernomor urut 16

yang bernama Key Aji untuk meneruskan membaca berita.

8) Guru memberi contoh pada siswa unsur 5W + 1 H pada siswa berdasarkan teks

berita tersebut. Selain itu guru juga menunjukkan bagian mana yang merupakan

judul berita, teras berita, dan tubuh berita.

9) Guru membagi kelas menjadi delapan kelompok dan menjelaskan mekanisme

kerja kelompok dengan menggunakan metode CIRC.

10) Guru membagikan surat kabar dan meminta masing-masing kelomppok untuk

membaca berita yang bertemakan olahraga. Dari berita yang dipilih,

diidentifikasi unsur 5W + 1 H.

11) Guru menyuruh masing-masing anggota kelompok untuk menulis pokok-

pokok berita yang telah didiskusikan menjadi sebuah berita dengan

menggunakan bahasa siswa sendiiri.

12) Siswa diminta untuk menyunting hasil pekerjaannya.

13) Masing-masing kelompok mempresentasikan berita yang telah ditulis dan

kelompok yang lain menanggapi.

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Februari 2011 yang

berlangsung selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit) pada jam pertama sampai

dengan jam ketiga (06.45 ─ 08.45 WIB) di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1

Plaosan. Kegiatan peneliti selama kegiatan observasi adalah mengamati kegiatan

pembelajaran menulis berita siswa kelas VIII D dengan menggunakan metode

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pada siklus

I ini, guru memberikan materi menulis berita dengan tema “Demo Mahasiswa”.

Peneliti mengamati jalannya pembelajaran menulis berita yang

berlangsung selama tiga jam pelajaran. Selain itu, peneliti juga mengamati aktivitas

guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam observasi ini, peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di bangku paling belakang. Hal ini

bertujuan agar peneliti tidakn mengganggu aktivitas siswa maupun guru selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, secara garis besar

diperoleh gambaran mengenai jalannya pembelajaran menulis berita dengan

menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),

sebagai berikut:

1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan

digunakan sebagai pedoman di dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut,

sebelumnya telah disusun oleh guru dan peneliti. Guru berusaha melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun bersama peneliti.

2) Pelaksanaan tindakan I berlangsung dalam satu kali pertemuan dan siswa yang

hadir pada saat pembelajaran berlangsung sejumlah 30 siswa.

3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada

awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat

kembali pembelajaran meulis berita yang telah dilaksanakan pada pertemuan

sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, hanya beberapa siswa saja yang

merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

4) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita

kemudian guru bersama siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita

yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita

yang berupa 5W+1H, hanya sedikit siswa yang berani mengacungkan

tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru.

5) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil sesuai dengan kelompok yang

telah ditetapkan berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan berdasarkan

jenis kelamin siswa. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen.

6) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang

dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Pada saat guru

menjelaskan cara kerja kelompok, hanya beberapa siswa saja yang

memperhatikan. Sebagian siswa sibuk mengobrol sendiri dengan teman

satu kelompok. Guru membagikan surat kabar pada tiap-tiap kelompok

dan meminta masing-masing kelompok unmtuk memilih satu berita yang

bertemakan olahraga.

7) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah

dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan

bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, tampak

bahwa hanya satu atau dua orang siswa daja dalam kelompok yang aktif.

Anggota kelompok yang lain pasif. Sebagian siswa kurang serius dalam

mengerjakan tugas. Mereka berbicara sendiri dengan teman satu

kelompok.

8) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk

presentasi, banyak siswa yang mengeluh. Mereka tampak masih ragu-ragu

dan malu untuk menju membacakan berita.

9) Kelompok lain yang tidak maju, memberikan tanggapan terhadap

kelompok yang presentasi.

10) Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan beberapa

kelemahan baik dari guru maupun dari siswa, yaitu:

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

a. Kelemahan dari pihak guru, yaitu:

(1).Guru kurang bisa memantau dan mengontrol siswa secara

keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di depan.

(2). Guru terlihat kurang ramah atau luwes sehingga siswa terlihat kaku

untuk beraktualisasi.

(3). Guru belum bisa membangkitkan semangat atau motivasi siswa

secara optimal, terutama dalam hal memberikan tanggapan atau

menanggapi. Stimulus yang diberikan guru kurang direspon oleh

siswa. Selain itu, sebagian siswa tampak enggan ketika diminta

untuk menulis berita.

(4). Guru kurang tegas terhadap siswa yang kurang serius dalam

mengikuti pembelajaran atau siswa yang hanya becanda saja. Hal

ini membuat siswa rame karena guru tidak mengingatkan siswa

yang ramai.

(5). Guru belum banyak memberikan balikan atau tanggapan terhadap

hasil pekerjaan siswa.

b. Kelemahan dari pihak siswa, yaitu:

(1). Sebagian besar siswa belum sepenuhnya fokus atau konsentrasi

dalam mengikuti pembelajaran.

(2). Hanya beberapa siswa saja yang tampak sungguh-sungguh dan

antusias dalam mengikuti pembelajaran.

(3). Siswa kurang serius selama berdiskusi. Pada saat diskusi

berlangsung, tidak semua anggota kelompok aktif dalam bekerja.

Hanya beberapa anggota saja yang aktif, sebagian anggota

kelompok ada yang mengobrol atau bermain sendiri dengan teman

satu kelompok ketika kegiatan berdiskusi sedang berlangsung.

(4). Siswa masih tampak ragu-ragu atau belum mempunyai keberanian

untuk membacakan berita di depan kelas.

(5). Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat

diketahui beberapa kekurangan, yang meliputi :

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

(a) Siswa kurang detail dalam menulis berita. Siswa belum bisa

mengembangkan pokok-pokok isi berita.

(b) Judul berita yang digunakan kurang bervariasi. Siswa masih

menggunakan judul berita yang sama dengan judul berita yang

mereka baca di surat kabar.

(c) Masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat,

seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang

tepat, penggunaan singkatan yang tidak lazim.

11) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

menulis berita, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam

pelaksanaan siklus I, sebagai berikut (lihat lampiran 21 halaman 215):

a) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi yang dinyatakan dengan

kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa

menjawab pertanyaan dari guru dan memberikan respon terhadap

stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 14 siswa

atau sekitar 45%, sedangkan 17 siswa atau sekitar 55% lainnya hanya

diam saja ketika apersepsi dan tidak merespon pertanyaan dari guru.

b) Siswa yang aktif pada saat mengikuti pelajaran yang dinyatakan dengan

kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa

untuk memperhatikan, memberikan respon atau tanggapan, menjawab

pertanyaan sebanyak 13 siswa atau 42%, sedangkan 18 siswa atau

sebesar 58% lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman

sebangku, tidak menjawab pertanyaan dari guru maupun

memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini didasarkan selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran

yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan, dan semangat

dalam menger jakan setiap tugas yang diberikan oleh guru sebesar 15

siswa atau 48%, sedangkan 16 siswa atau 52% lainnya kurang antusias

dan sungguh-sungguh.

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa atau sebesar 42%, sedangkan 18

siswa atau sekitar 58% lainnya belum tuntas karena msih mendapatkan

nilai dibawah KKM, yakni 75.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi pada siklus I, dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan

baik proses maupun hasil belajar yang memuaskan seperti yang diharapkan.

Selain itu, masih terdapat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam

pelaksanaan siklus I. Hal ini ditandai oleh beberapa hal, yakni sebagai berikut:

1) Masih sedikit siswa yang mampu memperoleh nilai di atas batas ketuntasan

minimal ( KKM). Dari 31 siswa, hanya 13 siswa atau 42% yang mampu

mencapai batas minimal. Sedangkan 18 siswa atau sebesar 58% belum

mencapai ketuntasan (lihat lampiran 22 halaman 216).

2) Siswa kurang serius dan kurang konsentrasi ketika guru memberi penjelasan.

Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa ada yang berbicara

dengan teman sebangku.

3) Keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung tampak masih kurang. Hal

ini nampak pada saat guru memberika pertanyaan pada siswa, hanya sedikit

siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, pada saat

diskusi kelompok berlangsung banyak siswa yang tidak sungguh-sunggguh.

4) Kemampuan guru mengelola kelas melalui penerapan metode CIRC masih

kurang. Guru belum menjelaskan secara rinci penerapan metode CIRC

sehingga pada saat pelaksanaannya, siswa masih tampak bingung dengan

metode tersebut.

Berdasarkan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan yang

diharapkan dari kegiatan pembelajaran belum tercapai. Suasana pembelajaran

melalui penerapan metode CIRC belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu,

peneliti dan juga guru sebagai kolaborator melakukan refleksi untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

1) Sebaiknya posisi guru pada saat pembelajaran berlangsung tidak hanya

berada pada titik tertentu saja. Guru perlu berkeliling agar dapat

memantau siswa secara keseluruhan.

2) Guru sebaiknya lebih berinteraksi dengan siswa. Kondisi tersebut bisa

menciptakan suasana pembelajaran yang tidak kaku atau menegangkan.

3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dengan lebih melibatkan

siswa dalam pembelajaran, misalnya dengan meminta salah satu siswa

membaca contoh berita, meminta siswa untuk menanggapi ataupun

memberikan pertanyaan. Selain itu, agar siswa lebih fokus maka guru

sebaiknya juga dapat mengondisikan kelas sehingga kondisi kelas

menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya siswa berani merespon

stimulus atau pertanyaan dari guru.

4) Guru diharapkan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atau kontrol

pada saat kerja kelompok berlangsung. Selain itu, guru lebih rinci atau

jelas dalam menyampaikan penerapan metode CIRC dalam pembelajaran

menulis teks berita pada siswa.

5) Sebaiknya guru mengingatkan atau menegur siswa yang kurang serius

dalam mengikutipembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan menyebut

atau memanggil siswa yang bersangkutan atau diberi pertanyaan.

Adapun dari hasil belajar siswa dalam menulis teks berita mulai

ada peningkatan meskipun masih kurang. Hal ini ditandai dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa dibandingkan dengan nilai pretes pada saat

survei awal.

Pada siklus I ini, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan

sebesar 2,8, yakni dari 66, 3 menjadi 69,1 dan nilai tertinggi siswa yang diraih

siswa pada siklus I adalah 80.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus

I dikatakan belum berhasil karena belum mencapai hasil yang maksimal.

Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan

pada survei awal. Akan tetapi, nilai rata-rata menulis teks berita siswa masih

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

jauh dari batas minimal ketuntasan hasil belajar (KKM=75). Oleh karena itu,

siklus II sebagai perbaikan proses belajar pada siklus I perlu dilaksanakan.

Berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai kolaborator dan peneliti, siklus

II akan dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2011.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I yang telah

dilaksanakan maka disepakati bahwa siklus II perlu dilaksanakan.

Perencanaan dan persiapan tindakan siklus II dilakukan antar peneliti dan

guru kelas selaku kolaborator pada hari Sabtu, 26 Februari 2011 di ruang guru

SMP Negeri 1 Plaosan. Dalam kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan

hasil observasi dan releksi terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan

menerapkan metode CIRC yang dilakukan pada siklus I. Peneliti

menyampaikan kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran menulis teks

berita yang telah dilaksanakan di kelas.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, akhirnya disepakati

beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan

pada siklus I. Hal-hal yang disepakati tersebut, antara lain:

1) Agar guru dapat memantau siswa secara keseluruhan, sebaiknya posisi

guru tidak hanya didominasi di depan, akan tetapi juga di belakang. Hal ini

bertujuan agar siswa yang duduk di belakang tidak bermain sendiri.

2) Agar kegiatan pembelajaran tidak berlangsung kaku atau menegangkan,

sebaiknya guru lebih bersifat luwes dalam mengajar, misalnya bisa dengan

cara diselingi dengan humor.

3) Untuk dapat lebih mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan

ataupun pertanyaan, sebaiknya guru memberikan pertanyaan yang memicu

adanya jawaban secara individu (tidak kolektif). Guru perlu memberikan

umpan atau pun motivasi atau menghimbau agar para siswa berani

mengungkapkan gagasannya secara individu.

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

4) Agar siswa tidak ramai sendiri, guru perlu bersikap tegas atau pun

menegur siswa yang ramai sendiri. Hal tersebut sering terjadi pada siswa

yang duduk di belakang.

5) Guru perlu mengontrol jalannya diskusi kelompok agar semua anggota

kelompok berpartisipatif dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut bertujuan

agar diskusi kelompok tidak hanya didominasi oleh siswa tertentu.

Pada perencanaan tindakan ini, guru bersama peneliti menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran menulis teks berita

dengan menerapkan metode CIRC. Dalam diskusi yang dilakukan antara

peneliti dan guru disepakati bahwa siklus II akan dilaksanakan pada hari

Rabu, 3 Maret 2011. Siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 ×

40 menit). Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam.

2) Guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

5) Guru menyampaikan kekurangan atau mengevaluasi pembelajaran menulis

teks berita yang telah dilaksanakan sebelumnya.

6) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

7) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita.

8) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita.

9) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ribuan Siswa SMP Ikut Try

Out” pada siswa.

10) Guru meminta salah satu siswa membaca teks berita.

11) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat

dalam teks berita tersebut

12) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC

13) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang.

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

14) Guru membagikan kliping yang bertema pendidikan pada tiap-tiap

kelompok.

15) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan pendidikan.

16) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh

kelompok.

17) Semua kelompok mengumpulkan kliping pada guru.

18) Guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan pokok-pokok isi berita

yang telah dibaca yang meliputi 5W+1H.

19) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita

berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa

mereka sendiri.

20) Sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk

menyunting pekerjaannya.

21) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di

depan kelas.

22) Kelompok lain memberi tanggapan.

23) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

24) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan yang direncanakan maka tindakan siklus II

dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pada

jam pelajaran pertama sampai jam ketiga (06.45-08.45 WIB). Pelaksanaan

tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran

menulis teks berita pada tindakan siklus II ini sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru

meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu.

2) Guru mengondisikan kelas terlebih dahulu kemudian melakukan presensi.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

4) Guru guru mengulas sejenak mengenai pembelajaran yang telah dilakukan

pada siklus I.

5) Guru menyampaikan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan

sebelumnya.

6) Guru bersama siswa mengulang kembali mengenai materi unsur-unsur

berita.

7) Guru bertanya tentang bagian-bagian dari sebuah teks berita, yakni tediri

dari judul berita, teras berita, tubuh berita, dan bisa juga ditambah dengan

ekor berita. Guru menjelaskan bahwa judul berita tidak harus dibuat sama

persis seperti berita yang dibaca. Akan tetapi, judul berita harus disesuaikan

dengan isi berita. Kemudian guru menjelaskan bahwa teras berita

merupakan isi, dan tubuh berita merupakan rincian secara mendetail. Guru

juga menambahkan bahwa dalam menulis sebuah teks berita itu harus rinci,

jelas, dan mendetail.

8) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ribuan Siswa SMP Ikut Try

Out”. Teks tersebut dipilih karena sesuai dengan tema berita dalam

pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan, yakni bertema pendidikan.

9) Guru menyuruh siswa membaca kan unsur teks berita tersebut kemudian

siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam

teks berita tersebut.

10) Setelah selesai membaca, guru menanyakan unsur 5W+1H yang telah

ditemukan siswa. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Dita

menjawab unsur what, siswa yang bernama Niken menjawab unsur when,

siswa yang bernama Aulina menjawan unsur where, diikuti dengan siswa

yang bernama Devi menjawab unsur why dan siswa yang bernama

Muhammad Ridwan menjawab unsur where. Sedangkan unsur who

dijawab secara bersama-sama. Guru menanyakan mengapa hanya beberapa

siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Para siswa bahwa

mereka takut salah. Akhirnya, guru menekankan pada siswa untuk lebih

berani dan menegaskan pada siswa untuk tidak takut salah karena dari salah

itulah siswa menjadi tahu.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

11) Guru meminta salah satu siswa membuat alternatif judul lain yang bisa

dibuat berdasarkan teks berita tersebut kemudian siswa yang bernama

Dita mengacungkan tangan dan menjawab judul berita lain yang bisa

dibuat adalah ”Persiapan Ujian Nasional”. Sekali lagi guru menegaskan

pada siswa bahwa judul berita bisa dibuat bervariasi, yang penting sesuai

dengan isi berita.

12) Guru menyampaikan kembali agar para siswa menggunakan ejaan yang

benar dalam menulis berita. Guru mengingatkan siswa untuk tidak

menggunakan kembali ejaan-ejaan yang tidak baku.

13) Guru menjelaskan hakikat metode CIRC yang akan diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks berita, kemudian guru menjelaskan mekanisme

metode CIRC.

14) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok seperti siklus I,

15) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Pendidikan” pada semua

kelompok.

16) Guru menyuruh siswa memilih satu berita dari kliping tersebut dan

meminta siswa membaca berita yang telah dipilih.

17) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi pokok-pokok

isi berita yang teleh dibaca.

18) Para siswa mulai mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca

19) Setelah selesai mengidentifikasi pokok-pokok berita, siswa diminta untuk

mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi sebuah teks berita

dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.

20) Guru mengingatkan kembali agar siswa menggunakan ejaan dengan

tepat. Sesekali guru mencairkan suasana dengan mengatakan pada para

siswa jika mereka pandai menulis berita kelak mereka bisa menjadi

wartawan.

21) Sewaktu siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling kelas untuk

membimbing dan mengontrol jalannya diskusi kelompok. Guru menegur

siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas dan guru juga

menjawab pertanyaan dari siswa yang kurang paham.

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

22) Sebelum mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa diminta untuk

menyunting teks berita yang telah disusun.

23) Siswa mewakili kelompoknya masing-masing untuk mempresentasikan

hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan.

Kelompok yang tidak maju mulai menanggapi berita yang dibaca teman,

meskipun hanya kelompok tertentu saja yang memberikan tanggapan

(belum merata).

24) Siswa yang maju menjawab pertanyaan atau menanggapi pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kelompok lain.

25) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian

menutup pelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pukul 06.45-

08.45 WIB di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Kegiatan yang

dilakukan peneliti selama tahap observasi, yaitu mengamati jalannya kegiatan

pembelajaran menulis teks berita kelas VIII D dengan penerapan metode

pembelajaran CIRC. Pada saat pembelajaran guru mengajarkan materi

menulis teks berita dengan tema ”Pendidikan”.

Observasi difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, observasi pada siklus II ini

bertujuan untuk mengetahui apakah kelemahan atau kekurangan yang

terdapat pada siklus I susah dapat diatasi atau belum. Dalam kegiatan

observasi tersebut, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di

bangku paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengamati

kegiatan pembelajaran secara menyeluruh tanpa harus mengganggu jalannya

kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis basar diperoleh

gambaran mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

1) Pelaksanaan tindakan II berlangsung selama satu kali pertemuan dan

diikuti oleh 33 siswa.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang telah dibuat.

3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada

awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat

kembali pembelajaran meulis berita yang telah dilaksanakan pada pertemuan

sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, sudah ada beberapa siswa yang

merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.

4) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita kemudian

guru meminta siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita yang ada di buku

paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H,

beberapa siswa sudah berani mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan

dari guru.

5) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang dilakukan

dengan menggunakan metode CIRC. Penjelasan dilakukan oleh guru sebelum

siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa

memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak bicara sendiri dengan teman satu

kelompok.

6) Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang telah ditentukan seperti

pembelajaran sebelumnya.

7) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Pendidikan” pada tiap-tiap

kelompok.

8) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah dibaca

kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan bahasa

mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana kelas sudah

tampak kondusif meskipun masih ada beberapa siswa kurang sibuk bermain

sendiri atau berbicara sendiri dengan teman satu kelompok.

9) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk presentasi, suasana kelas terlihat

tertib. Beberapa kelompok sudah mulai maju tanpa harus disuruh ataupun

diminta terlebih dahulu untuk maju.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

10) Kelompok lain yang tidak maju, memberikan tanggapan terhadap

kelompok yang presentasi

11) Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan

beberapakelemahan baik dari guru maupun dari siswa, yaitu:

a) Kelemahan dari pihak guru, yaitu:

(1). Guru sudah mulai mampu menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif dan kooperatif. Akan tetapi, masih ada beberapa

siswa yang belum sepenuhnya aktif dan tertib.

(2). Guru telah berusaha membangkitkan minat, keaktifan, dan

kesungguhan siswa walaupun belum maksimal. Hal ini terutama

terlihat pada saat guru menyampaikan materi, masih ditemukan

satu beberapa siswa yang duduk di bagian belakang, mereka sibuk

melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran.

(3). Guru belum memberikan penghargaan pada siswa ketika siswa

bisa menjawab atau siswa sudah maju mempresentasikan berita

yang telah ditulis. Hal ini terlihat saat siswa sudah selesai

mempresentasikan berita, guru tidak memberikan applause pada

siswa. Pemberian applause atau penghargaan bisa

membangkitkan semangat siswa sehingga hal tersebut perlu

dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Kelemahan dari pihak siswa, yaitu:

(1). Beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam

mengikuti pembelajaran terutama pada saat guru menjelaskan

materi. Beberapa siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain,

seperti berbicara sendiri dengan teman sebangku bahkan ada salah

satu dari siswa yang sempat tertidur.

(2). Belum semua siswa yang ikut menjawab pertanyaan dari guru.

Hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari

guru.

(3). Hanya beberapa kelompok saja yang memberikan tanggapan atau

pertanyaan terhadap teman yang mempresentasikan berita.

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

(4). Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat

diketahui beberapa kekurangan, yang meliputi :

(a) Meskipun siswa sudah cukup detail dalam menulis sebuah teks

berita, akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang lengkap

dalam menulis sebuah berita. Di antara mereka ada yang belum

menuliskan salah satu unsur dari 5W+1H.

(b) Judul berita yang digunakan sudah bervariasi. Akan tetapi,

sebagian besar judul berita yang ditulis siswa kurang tepat

dalam hal penulisannya.

(c) Masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat,

seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang

tepat, penggunaan singkatan yang tidak lazim.

12) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

menulis teks berita, diperoleh gambaran ketercapaiana indikator dalam

pelaksanaan siklus II sebagai berikut (lihat lampiran 33 halaman 260):

a) Siswa yang menunjukkan keaktifan selama kegiatan apersepsi yang

diindikatori oleh kemauan siswa menjaawab pertanyaan dari guru dan

memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat

apersepsi sebanyak 20 siswa atau 61%, sedangkan 13 siswa atau

sebesar 39% hanya diam saja ketika apersepsi dan tidak merespon

ketika guru melakukan kegiatan apersepsi.

b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran

menulis teks berita diindikatori kemauan siswa untuk memperhatikan,

memberikan respon atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan.

Selain itu, keaktifan siswa juga dilihat dari kemampuan siswa untuk

terlibat secara aktif dalam mendiskusikan pokok-pokok berita. Siswa

yang menunjukkan keaktifan selama pembelajaran sebanyak 22 siswa

atau 67%, sedangkan 11 siswa atau sebesar 33% lainnya tampak hanya

berbicara sendiri dengan teman sebangku, tidak menjawab pertanyaan

dari guru maupun memperhatikan penjelasan dari guru.

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

c) Pada siklus II ini, siswa sudah terlihat lebih antusias dan partisipatif terhadap

pembelajaran menulis teks berita dengan metode CIRC dibandingkan dengan

sikkus I. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran diindikatori oleh adanya

kesungguhan, keantusiasan, dan semangat dalam mengerjakan setiap tugas

yang diberikan oleh guru 24 siswa atau sekitar 73%, sedangkan 9 siswa atau

sekitar 27% lainnya kurang antusias dan sungguh-sungguh.

d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau sebesar 67%, sedangkan 11 siswa

atau sekitar 33% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai

dibawah KKM, yakni 75 (lihat lampiran 34 halaman 261).

d. Analisis dan Refleksi

Bersasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran menulis teks berita pada siklus II, baik kualitas proses maupun kualitas

hasil menunjukkan adanya peningkatan. Kualitas pembelajaran menulis teks berita

lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan

pada masing-masing indikator yang telah ditetapkan oleh guru dan peneliti. Penjelasan

secara rinci sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dalam pembelajaran menulis teks

berita melalui penerapan metode CIRC pada siklus II mengalami peningkatan

dari 45% (pada siklus I) menjadi 61%. Siswa pada tahap ini tampak lebih aktif

memberikan respon saat guru melakukan kegiatan apersepsi.

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran pada siklus II

mengalami peningkatan dari 42% (pada siklus I) menjadi 67%. Pada sikus ini,

beberapa siswa mulai berani mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dari guru.

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II mengalami

peningkatan dari 48% (pada siklus I) menjadi 73%. Pada siklus ini siswa tampak

sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun

individu. Selain di atas, minat dan motivasi siswa diindikatori siswa yang tepat

waktu dalam mengumpulkan tugas.

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis teks

berita pada siklus II telah mencapai 67% dibandingkan dengan siklus I

hanya 42%. Seperti siklus sebelumnya, pada siklus II ini siswa menulis

teks berita berdasarkan berita yang dibaca. Selain itu, dalam siklus II ini

media yang digunakan berupa kliping. Hal ini bertujuan agar siswa lebih

efektif dalam memilih berita. Penggunaan media tersebut, dipandang

cukup efektif karena pada siklus II nilai rata-rata siswa juga mengalami

peningkatan sebesar 5,2 dari 66,3 ( siklus I) menjadi 74,3 (siklus II). Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 84 dan nilai terendahnya 64 (lihat

lampiran 34 halaman 261).

Meskipun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada

beberapa indikator yang berhubungan dengan kualitas proses maupun kualitas

hasil pembelajaran menulis teks berita, akan tetapi dalam siklus ini siswa yang

telah mendapatkan ketuntasan belajar belum mencapai indikator yang telah

ditentukan. Hal ini didasarkan pada hasil menulis teks berita siswa, yakni siswa

yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa.

Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan siklus III sebagai proses

perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tindakan siklus III diharapkan dapat

meningkatakan kemampuan siswa baik proses maupun hasil belajar siswa serta

dapat mengatasi permasalahan atau pun kekurangan-kekurangan yang terdapat

dalam siklus II. Adapun hal-hal yang dirumuskan berdasarkan kegiatan

observasi dan refleksi yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan siklus II

serta untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks

berita pada siklus berikutnya maka ada beberapa hal yeng perlu dilakukan,

yakni sebagai berikut;

1) Pada siklus II masih ada sebagian siswa yang kurang merespon pertanyaan

atau stimulus yang diberikan oleh guru. Sebagian siswa juga belum berani

mengungkapkan pendapatnya. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu

meotivasi siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa sehingga

siswa tidak merasa takut salah.

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

2) Guru lebih meningkatkan intensitasnya dalam mengontrol kelompok dan

memberikan pengarahan.

3) Guru sebaiknya memberikan penghargaan berupa applause atau tepuk

tangan secara bersama-sama pada siswa yang bertanya, menjawab

pertanyaan maupun memberikan tanggapan, dan mempresentasikan berita.

Pemberian penghargaan berupa applause bisa membuat siswa menjadi

lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4) Guru perlu menegaskan kembali pada siswa bahwa dalam menulis sebuah

teks berita harus lengkap, yakni memuat unsur 5W+1H. Hal ini bertujuan

agar dalam tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus III, siswa sudah

lengkap dalam menulis sebuah teks berita.

5) Agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan judul berita, guru hendaknya

memberikan penjelasan atau menyampaikan contoh penulisan judul yang

benar.

6) Ketidaktepatan penggunaan ejaan oleh siswa sebagian masih ditemukan

pada siklus II ini. Berkaitan dengan hal tersebut, guru sebaiknya

menekankan kembali tentang penggunaan ejaan yang baik dan benar,

seperti penulisan huruf besar dan hurur kecil, kata depan dan awalan, serta

penggunaan singkatan yang tidak lazim. Dengan demikian, kesalahan

dalam penggunaan ejaan bisa diminimalisasi.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi siklus II, disepakati bahwa siklus III perlu

dilaksanakan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari Sabtu

12 Maret 2011 di riang guru SMP Negeri 1 Plaosan, setelah peneliti

menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang

dilakukan pada siklus II. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan

yang terdapat dalam pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan.

Kemudian peneliti bersama guru berdiskusi untuk mengatasi kekurangan

yang masih ditemukan pada siklus sebelumnya.

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Pada perencanaan tindakan ini, guru dan peneliti menyusun

Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) menulis berita dengan menerapkan

metode CIRC. Dalam diskusi antara guru dan peneliti disepakati bahwa guru

akan menggunakan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di

Yogya” sebagai contoh sebelum siswa disuruh untuk menulis teks berita.

Teks berita tersebut dipilih karena temanya sesuai dengan tema pembelajaran

yang telah ditentukan, yakni bertema “Lingkungan”.

Dalam diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru disepakati

pula bahwa siklus III akan dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2011.

Siklus III dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit). Adapun

urutan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam siklus II

adalah sebagai berikut:

1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam.

2) Guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

5) Guru menyampaikan kekurangan atau mengevaluasi pembelajaran menulis

teks berita yang telah dilaksanakan sebelumnya.

6) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

7) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita.

8) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita .

9) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di

Yogya” pada siswa.

10) Guru meminta salah satu siswa membaca teks berita.

11) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat

dalam teks berita tersebut.

12) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC.

13) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok berjumlah 4-5 orang.

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

14) Guru membagikan kliping yang bertema pendidikan pada tiap-tiap

kelompok.

15) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan pendidikan.

16) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh

kelompok.

17) Semua kelompok mengumpulkan kliping pada guru.

18) Guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan pokok-pokok isi berita

yang telah dibaca yang meliputi 5W+1H.

19) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita

berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa

mereka sendiri.

20) Sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk

menukarkan hasil tulisannya dengan teman satu kelompk unntuk disunting

pekerjaannya.

21) Setelah selsesai ditukarkan, siswa memperbaiki teks berita yang telah

ditulis

22) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di

depan kelas.

23) Kelompok lain memberi tanggapan.

24) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

25) Siswa diminta untuk mengisi angket.

26) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan yang direncanakan maka tindakan siklus II

dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pada

jam pelajaran pertama sampai jam ketiga (06.45 - 08.45 WIB). Pelaksanaan

tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran

menulis teks berita pada tindakan siklus II ini sebagai berikut:

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru

meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu.

2) Guru mengondisikan kelas terlebih dahulu kemudian melakukan presensi.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kemudian

guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4) Guru guru mengulas sejenak mengenai pembelajaran yang telah dilakukan

pada siklus II.

5) Guru menyampaikan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan

sebelumnya.

6) Guru bersama siswa mengulang kembali mengenai materi unsur-unsur

berita

7) Guru bertanya tentang bagian-bagian dari sebuah teks berita, yakni tediri

dari judul berita, teras berita, tubuh berita, dan bisa juga ditambah dengan

ekor berita.

8) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di

Yogya”. Teks tersebut dipilih karena sesuai dengan tema berita dalam

pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan, yakni bertema

“Lingkungan”.

9) Guru menyuruh siswa yang sudah menerima teks berita untuk segera

membaca teks berita tersebut.

10) Guru menyuruh siswa membaca teks nberita tersebut kemudian siswa

diminta untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam teks

berita tersebut. Kemudian guru menegaskan bahwa unsur 5W+1H wajib

ada dalam sebuah berita. Sebuah berita harus jelas, mendetail, dan

lengkap.

11) Guru bertanya pada siswa apakah teks berita yang telah dibaca lengkap

atau tidak, siswa secara serentak menjawab pertanyaan dari guru bahwa

teks berita tersebut sudah lengkap.

12) Setelah selesai membaca, guru menanyakan unsur 5W+1H yang telah

ditemukan siswa. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Dita

menjawab unsur who, siswa yang bernama Aulina menjawab unsur why,

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

siswa yang bernama Eva menjawan unsur how. Guru mengingatkan

kembali pada siswa bahwa judul bisa dibuat bervariasi sesuai dengan isi

berita

13) Guru menjelaskan mengenai penulisan judul yang benar.

14) Guru memberikan contoh penulisan judul yang salah di papan tulis.

“Andaikan aku Bisa Terbang”. Kemudian guru bertanya pada siswa

apakah judul yang ditulis benar atau salah. Tidak lama kemudian siswa

yang bernama Rarendra mengacungkan tangan dan menjawan “salah”.

Guru pun meminta siswa tersebut untuk membetulkan judul yang ditulis

oleh guru. Ia membetulkan judul tersebut dengan menuliskan “Andaikan

Aku Bisa Terbang”. Guru mempersilakan siswa tersebut kembali ke

tempat duduknya dengan memberikan applause bersama siswa-siswa

yang lain pada siswa yang bernama Rarendra tersebut.

15) Guru menyampaikan kembali agar para siswa menggunakan ejaan yang

benar dalam menulis berita. Guru mengingatkan siswa untuk tidak

menggunakan kembali ejaan-ejaan yang tidak baku.

16) Guru menjelaskan hakikat metode CIRC yang akan diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks berita, kemudian guru menjelaskan mekanisme

metode CIRC.

17) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok seperti siklus I

18) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Lingkungan” pada semua

kelompok.

19) Guru menyuruh siswa memilih satu berita dari kliping tersebut dan

meminta siswa membaca berita yang telah dipilih.

20) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi pokok-pokok

isi berita yang teleh dibaca.

21) Para siswa mulai mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca

22) Setelah selesai mengidentifikasi pokok-pokok berita, siswa diminta untuk

mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi sebuah teks berits dengan

menggunakan bahasa mereka sendiri.

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

23) Guru mengingatkan kembali agar siswa menggunakan ejaan dengan tepat

dan berita yang ditulis harus lengkap. Sesekali guru mencairkan suasana

dengan mengajak becanda salah satu siswa yang bernama Amirul

Mustaqim. Siswa yang lain pun tampak senang.

24) Sewaktu siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling kelas untuk

membimbing dan mengontrol jalannya diskusi kelompok. Guru menegur

siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas dan guru juga

menjawab pertanyaan dari siswa yang kurang paham.

25) Sebelum mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa diminta untuk

menukarkan pekerjaannya pada teman satu kelompok untuk disunting .

26) Setelah dikembalikan, siswa mulai membetulkan pekerjaan mereka

masing-masing.

27) Siswa mewakili kelompoknya masing-masing untuk mempresentasikan

hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan.

Kelompok yang tidak maju mulai menanggapi berita yang dibaca teman.

Dalam hal ini, semua kelompok memberikan tanggapan terhadap berita

yang disampaikan oleh teman.

28) Siswa yang maju menjawab pertanyaan atau menanggapi pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kelompok lain.

29) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan .

30) Siswa diminta untuk mengisi angket, kemudian guru menutup pelajaran..

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis teks berita

dengan menggunakan metode CIRC yang berlangsung pada hari Rabu, 16

Maret 2011 pukul 06.45 – 08.45 WIB ( jam pelajaran pertama sampai ketiga)

di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Seperti siklus-siklus

sebelumnya, observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran

menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC, kegiatan yang

dilaksanakan guru, serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Di samping itu, kegiatan observasi ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kekurangan yang terdapat pada siklus II sudah dapat teratasi

atau belum. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku

paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengamati kegiatan

pembelajaran secara menyeluruh tanpa harus mengganggu jalannya kegiatan

belajar mengajar.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh

gambaran mengenai jalannya kegiatan belajar mengajr sebagai berikut:

1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dijadikan pedoman saat mengajar.

2) Pelaksanaan tindakan II berlangsung selama satu kali pertemuan dan diikuti

oleh 32 siswa.

3) Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang

telah disusun bersama peneliti.

4) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Pada awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab

dengan siswa mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa

mengingat-ingat kembali pembelajaran menulis berita yang telah

dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini,

hampir semua siswa merespon atau menanggapi apa yang disampaikan oleh

guru. Para siswa menjawab secara serentak atau bersama-sama pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

5) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita

kemudian guru membagikan contoh teks berita pada siswa.

Setelah selesai membaca, guru meminta siswa mengidentifikasi pokok-

pokok isi berita yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai

unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H, beberapa siswa sudah berani

mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam hal

ini, sudah ada perkembangan karena siswa tidak hanya sekadar menjawab

pertanyaan, akan tetapi setelah menjawab mereka juga menjawab sekaligus

membuat kalimat pertanyaan yang berhubungan dengan jawaban.

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

6) Guru telah memberikan contoh penulisan judul berita yang benar terlebih

dahulu sebelum siswa mengerjakan tugas. Hal ini bertujuan agar judul

berita yang ditulis siswa tidak banyak yang salah seperti yang terjadi pada

siklus II

7) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang

dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Penjelasan dilakukan oleh

guru sebelum siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hal ini

bertujuan agar siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak bicara

sendiri dengan teman satu kelompok.

8) Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang telah ditentukan

seperti pembelajaran sebelumnya.

9) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Lingkungan” pada tiap-tiap

kelompok.

10) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah

dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan

bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana

kelas sudah tampak tenang dan kondusif.

11) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk

presentasi, suasana kelas terlihat tertib. Para siswa mulai maju tanpa harus

disuruh ataupun diminta terlebih dahulu untuk maju.

12) Semua kelompok sudah berpartisipasi memberikan tanggapan terhadap

kelompok yang presentasi. Mereka tanpa ragu-ragu atau malu-malu

memberi tanggapan denngan mengacungkan tangan terlebih dahulu

kemudian beridiri dan mengungkapkan tanggapan mereka. Guru dan siswa

memberi applause pada siswa yang maju maupun siswa yang memberikan

tanggapan.

13) Guru sudah mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif dan

kooperatif. Selain itu, guru mampu membangkitkan minat, antusias, dan

kesungguhan siswa dalam megikuti pembelajaran. Hal ini ditandai

keberanian siswa bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, membenarkan

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

judul berita, dan keberanian siswa menanggapi berita yang disampaikan

oleh teman. Selain itu, guru juga sudah memberikan penghargaan berupa

applause pada siswa yang maju ataupun bertanya.

14) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hampir semua siswa

mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Interaksi maupun respon siswa

terhadap siswa juga semakin baik.

15) Dapat dikataakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus III sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini

menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi kekurangan-kekurangan

yang terjadi pada siklus sebelumnya.

16) Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus

III ini dapat dilihat dari beberapa indikator, sebagai berikut (lihat lampiran

45 halaman 304) :

a) Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat kegiatan apersepsi yang

diindikatori oleh kemauan siswa menjaawab pertanyaan dari guru dan

memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat

apersepsi sebanyak 27 siswa atau 84%, sedangkan 5 siswa atau sebesar

16% kurang merespon pertanyaan dari guru .

b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran

menulis teks berita diindikatori kemauan siswa untuk memperhatikan,

memberikan respon atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan. Selain

itu, keaktifan siswa juga dilihat dari kemampuan siswa untuk terlibat

secara aktif dalam mendiskusikan pokok-pokok berita, berani maju

mempresentasikan berita, dan menanggapi berita yang disampaikan

oleh teman. Siswa yang menunjukkan keaktifan selama pembelajaran

sebanyak 26 siswa atau 81%, sedangkan 6 siswa atau sebesar 19%

lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman sebangku, tidak

menjawab pertanyaan dari guru maupun memperhatikan penjelasan dari

guru, dan juga melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran.

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

c) Pada siklus III siswa terlihat lebih antusias terhadap pembelajaran menulis

teks berita dengan penerapan metode CIRC dibandingkan dengan siklus

sebelumnya. Minat dan motivasi siswa, peneliti nilai dari antusias dan

kesungguhan siswa dalam mengerjakan setiap langkah dalam metode CIRC.

Siswa yang menunjukkan minat terhadap pembelajaran menulis teks berita

dengan metode CIRC sebanyak 29 siswa atau 91%, sedangkan yang 3 siswa

atau 9% lainnya masih tampak kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran. Minat siswa juga diperlihatkan dari hasil angket yang

menunjukkan bahwa 30 siswa atau 84% siswa menyukai metode Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) yang digunakan dalam

pembelajaran menulis teks berita.

d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 27 siswa atau sebesar 87%, sedangkan 5 siswa

atau sekitar 13% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di

bawah KKM, yakni 75 (lihat lampiran 46 halaman 305).

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkna hasil observasi pada siklus III, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC sudah

mengalami peningkatan yang signifikan. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

lancar. Kualitas pembelajaran pada siklus III bisa dikatakan lebih baik dibandingkan

dengan siklus-silus sebelumnya, baik siklus I maupun siklus II. Hal ini dapat dilihat

dari adanya peningkatan pada masing-masing indikator sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dalam pembelajaran menulis teks

berita melalui penerapan metode CIRC pada siklus II mengalami peningkatan

dari 61% (pada siklus II) menjadi 84%. Penerapan metode CIRC dapat membuat

siswa aktif selama kegiatan apersepsi. Hal ini tampak pada antusias para siswa

saat menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian besar siswa sudah merespon apa

yang dikatakan oleh guru ketika guru memberikan rangsangan atau pertanyaan.

2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran pada siklus II

mengalami peningkatan dari 67% (pada siklus II) menjadi 81%. Berdasarkan

pengamatan selama pembelajaran berlangsung, para siswa sudah terlihat aktif

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dalam mengikuti pembelajaran. Mereka sudah berani bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, partisipasi seluruh anggota

kelompok sudah cukup bagus. Berdasarkan pengamatan peneliti, ketika

kerja kelompok berlangsung tidak ada siswa yang bermain sendiri.

3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II

mengalami peningkatan dari 73% (pada siklus II menjadi 91%). Hal ini

bisa dilihat dari antusias dan semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu.

4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis teks

berita pada siklus III telah mencapai 87% dibandingkan dengan siklus II

hanya 67%. Seperti siklus sebelumnya, pada siklus III ini siswa menulis

teks berita berdasarkan berita yang dibaca. Pada siklus ini guru

memberikan contoh penulisan judul terlebih dahulu sehingga sebagian

besar siswa sudah benar dalam menulis judul berita. Selain itu, berita yang

ditulis siswa sudah detail dan lengkap. Pada siklus ini, nilai rata-rata siswa

juga mengalami peningkatan sebesar 5,2 dari 74,3 ( siklus II) menjadi 79,5

(siklus III). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 89 dan nilai

terendahnya 70.

Berdasarkan hasil analisis di atas, tindakan pada siklus III dikatakan

berhasil. Hal ini didasarkan atas indikator keberhasilan proses dan hasil belajar

yang telah dicapai siswa. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada

beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas sudah

mencapai batas ketuntasan. Meskipun, dalam pelaksanaan siklus III ini masih

terlihat beberapa siswa yang masih pasif saat mengikuti pembelajaran maupun

pada saat kerja kelompok dan belum mendapatkan nilai ketuntasan. Namun,

secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus III sudah

berhasil dan sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan

yakni 75%. Oleh karena itu, penelitian ini selesai pada siklus III.

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode CIRC dapat meningkatkan

kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus I,

siklus II, dan siklus III. Dengan demikian, penelitian ini berhasil menjawab

rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan uraian kegiatan

sebagai berikut: peneliti mengadakan survei awal sebelum melaksanakan

tindakan siklus I. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dan

permasalahan yang terjadi di lapangan. Berdasarkan survei awal tersebut,

peneliti mengetahui bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran menulis

teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan

permasalahan tersebut, peneliti dan guru berkolaborasi untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru,

disepakati bahwa akan diterapkan metode CIRC dalam pembelajaran menulis

teks berita.

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti bersama guru kelas sebagai

kolaboratot menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Siklus I ini

merupakan tindakan awal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

ditemukan dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas tersebut.

Berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti pada siklus I ini

tema yang digunakan dalam materi menulis teks berita adalah “Olahraga”.

Tema ini dipilih karena dipandang sebagai tema yang dekat dengan kehidupan

siswa dan tidak asing lagi bagi para siswa. Demikian juga, dengan tugas

menulis teks berita siswa juga mengenai berita olahraga yang dikembangkan

berdasarkan pokok-pokok berita dari berita yang dibaca. Kemudian masing-

masing perwakilan kelompok menyampaiakan berita yang ditulis di depan

kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan. Pada siklus ini

pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Berdasarkan pelaksanaan siklus satu tersebut diperoleh deskripsi hasil

pembelajaran menulis teks berita yang menyatakan bahwa, masih terdapat

kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menulis

teks berita dengan menerapkan metode CIRC yang dilaksanakan pada siklus

satu. Kelemahan tersebut berasal dari guru maupun siswa. Kekurangan yang

ditemukan dari pihak guru, yaitu: (1) guru kurang bisa memantau dan

mengontrol siswa secara keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di

depan; (2) guru terlihat kurang ramah atau luwes sehingga siswa terlihat kaku

untuk beraktualisasi; (3) guru belum bisa membangkitkan semangat atau

motivasi siswa secara optimal, terutama dalam hal memberikan tanggapan atau

menanggapi. Stimulus yang diberikan guru kurang direspon oleh siswa; (4)

guru kurang tegas terhadap siswa yang kurang serius dalam mengikuti

pembelajaran atau siswa yang hanya becanda saja; dan (5) guru belum banyak

memberikan balikan atau tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Kelemahan yang ditemukan dari siswa yaitu: (1) sebagian besar siswa

belum sepenuhnya fokus atau konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran; (2)

hanya beberapa siswa saja yang tampak sungguh-sungguh dan antusias dalam

mengikuti pembelajaran; (3) siswa kurang serius selama berdiskusi. Pada saat

diskusi berlangsung, tidak semua anggota kelompok aktif dalam bekerja.

Hanya beberapa anggota saja yang aktif, sebagian anggota kelompok ada yang

mengobrol atau bermain sendiri dengan teman satu kelompok ketika kegiatan

berdiskusi sedang berlangsung; (4) siswa masih tampak ragu-ragu atau belum

mempunyai keberanian untuk membacakan berita di depan kelas; dan (5)

berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat diketahui bahwa

siswa kurang detail dalam menulis berita, judul yang digunakan masih sama

dengan teks berita yang dibaca, dan banyak ditemui kesalahan penggunaan

ejaan.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan

pada siklus I ini merupakan faktor penyebab kurang maksimalnya kualitas

proses dan hasil kemampuan menulis berita siswa. Hal ini didasarkan pada

jumlah siswa yang telah memperoleh nilai ≥75 (dinyatakan tuntas) dalam

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

menulis teks berita hanya 13 siswa atau sekitar 42 % dari jumlah keseluruhan

(lihat lampiran 22 halaman 216), kemudian peniliti bersama guru mengevaluasi

dan merefleksikan kekurangan yang terdapat dalam siklus I tersebut, sehingga

menghasilkan perencanaan pembelajaran baru, melalui perencanaan baru ini

diharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

pelaksanaan siklus I.

Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan

yang terjadi selama pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini guru masih

menerapkan metode CIRC. Berbeda dengan siklus I, pada siklus ini tema yang

diambil adalah “Pendidikan”. Adapun tugas yang dikerjakan siswa pada siklus

II sama dengan tugas yang dikerjakan pada siklus I, yakni menulis teks berita

kemudian mempresentasikannya. Meskipun menulis teks berita bersifat

individu, tetapi terlebih dahulu siswa dibuat berkelompok. Hal ini bertujuan

agar siswa dapat bertukar pikiran atau mendiskusikan mengenai pokok-pokok

atau unsur-unsur berita yang dibaca kemudian mengembangkannya menjadi

teks berita.

Berdasarkan pengamatan pada siklus II terlihat bahwa terjadi

peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita dari siklus I.

Peningkatan proses dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada

apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi

pembelajaran serta minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran.

Sedangkan peningkatan hasil dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang

telah mencapai ketuntasan belajar dalam menulis teks berita yakni 22 siswa

atau sebesar 67 % (lihat lampiran 34 halaman 261).

Meskipun dalam siklus II ini sudah ada peningkatan baik proses

maupun hasil pembelajaran, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih

ditemukan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan baik yang

berasal dari guru maupun siswa. Kelemahan dari pihak guru yakni; (1) guru

sudah mulai mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan

kooperatif. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya

aktif dan tertib; (2) guru belum maksimal dalam membangkitkan minat,

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

keaktifan, dan kesungguhan siswa; (3) guru belum memberikan penghargaan

pada siswa ketika siswa bisa menjawab, merespon pertanyaan dari guru, atau

pada saat siswa sudah maju mempresentasikan berita yang telah ditulis.

Sementara itu, kelemahan dari pihak siswa, yaitu: (1) beberapa siswa

masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam mengikuti pembelajaran

terutama pada saat guru menjelaskan materi; (2) belum semua siswa yang ikut

menjawab pertanyaan dari guru, hanya beberapa siswa saja yang berani

menjawab pertanyaan dari guru; (3) hanya beberapa kelompok saja yang

memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap teman yang

mempresentasikan berita; (4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis

berita, dapat diketahui beberapa kekurangan, seperti: siswa yang kurang

lengkap dalam menulis berita, sebagian besar judul berita yang ditulis siswa

kurang tepat dalam hal penulisannya, dan masih banyak ditemui penggunaan

ejaan yang kurang tepat.

Bedasarkan hal di atas, peneliti bersama guru berdiskusi untuk

membuat pencanaan yang baru. Perencanaan ini bertujuan untuk mengatasi

segala kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus III

ini, guru dan peneliti berusaha untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan

yang terjadi selama pelaksanaan pembalajaran menulis berita pada siklus I.

Pada pelaksanaan siklus III guru masih menerapkan metode CIRC dalam

menulis berita. Tema yang diambil dalam siklus ini adalah “Lingkungan”.

Berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya siswa menukarkan hasil

pekerjaannya dengan teman satu kelompok untuk disunting.

Berdasarkan pelaksanaan siklus III terlihat adanya peningkatan kualitas

proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita. Peningkatan proses dapat

dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat apersepsi, keaktifan dan

perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, serta

minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Sedangkan,

peningkatan hasil dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah

mencapai penuntasan belajar dalam menulis teks berita. Pada siklus ini, siswa

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 28 siswa atau sebesar 87 %

(lihat lampiran 46 halaman 303).

Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan

bahwa penerapan metode pembelajaran CIRC dalam pembelajaran menulis

teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan telah berhasil. Keberhasilan

metode pembelajaran CIRC dalam upaya meningkatkan kualitas, proses, dan

hasil pembelajaran menulis teks berita dapat dilihat dari indikator-indikator

sebagai berikut.

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa

yang mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik dan baik pada masing-

masing indikator selama kegiatan pembelajaran. Adapun bentuk keaktifan

diamati meliputi sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

keaktifan dalam merespon, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, dan

semangat serta antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.

a. Meningkatnya keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan apersepsi

Pada survei awal atau pada saat tindakan belum dilakukan, siswa

kurang antuasias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini nampak pada

ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan siswa kurang

merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.

Keaktifan siswa dalam mengikuti apersepsi dari siklus I hingga siklus

III mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase

keaktifan siswa antarsiklus, yaitu 45 % atau sebanyak 14 siswa (siklus

I) menjadi 61% atau sebanyak 20 siswa (siklus I) dan mencapai 84%

atau sebanyak 27 siswa (siklus III).

b. Meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa dalam mengikuti

pembelajaran menulis teks berita

Pada waktu survei awal, banyak siswa yang kurang fokus dan aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Banyak siswa yang berbicara

sendiri dengan teman sebangku atau melakukan aktivitas lain di luar

pembelajaran. Hal ini, tampak pada ketidakantusiasan siswa untuk

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

bertanya atau pun menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru

bertanya, tidak ada satu pun siswa yang berani mengacungkan jari

untuk menjawab pertanyaan dari guru. Mereka harus ditunjuk terlebih

dahulu oleh guru. Setelah dilakukan tindakan, siswa terlihat lebih aktif

dalam mengikuti pembelajaran. Mereka berani mengajukan pertanyaan

maupun menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, para siswa juga

berani memberikan tanggapan terhadap berita yang disampaikan teman.

Peningkatan keaktifan dan perhatian siswa selama mengikuti

pembelajaran dapat dilihat dari persentase keaktifan, yakni 42% atau

sebanyak 13 siswa (siklus I), 67% atau 22 siswa (siklus II), dan 81%

atau 26 siswa (siklus III).

c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis teks berita

Pada awalnya, pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak

monoton sehingga membuat siswa kurang serius dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini ditandai dengan siswa yang berbicara sendiri

dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung, mengantuk, dan

melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran. Kondisi tersebut

disebabkan karena guru belum menerapkan metode pembelajaran yang

inovatif. Guru lebih banyak menjelaskan kemudian dilanjutkan dengan

tugas menulis teks berita yang hanya sekedar mengingat-ingat tanpa

memanfaatkan suatu media sehingga siswa mengalami kesulitan.

Penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita

membuat siswa lebih antusias dan aktif. Setelah diterapkan metode

CIRC siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari kesungguhan siswa dalam

mengerjakan setiap tugas, siswa tampak fokus selama pembelajaran

berlangsung, dan keberanian siswa bertanya, menjawab pertanyaan

maupun memberikan tanggapan.

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Setelah diterapkan metode CIRC siswa menjadi lebih aktif dan

antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Hal ini

disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak sekadar

mengingat-ingat berita untuk ditulis, tetapi siswa juga dibantu dengan

media berupa surat kabar dan kliping. Penggunaan media tersebut

memudahkan siswa dalam mencari unsur-unsusr berita.

Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan metode

pembelajaran CIRC dapat membangkitkan minta dan motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Hal ini didasarkan

pada pengamatan peneliti saat pembelajaran berlangsung pada masing-

masing siklus. Pada siklus I siswa yang tampak berminat dan memiliki

motivasi saat mengikuti pembelajaran sebanyak 15 siswa atau 48% dan

pada siklus II meningkat menjadi 67% atau sebanyak 22 siswa. Pada

siklus terakhir juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan,

yakni sebesar 91% atau 29 siswa.

Adapun peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita

dalam pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III dapat digambarkan

pada rekapitulasi data dalam bentuk tabel dan grafik berikut ini.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis

Teks Berita dalam Pelaksanaan Siklus I, siklus II, dan siklus III

No Indikator Persentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1 Keaktifan siswa selama apersepsi 45% 61% 84%

2 Keaktifan dan perhatian siswa pada

saat guru menyampaikan materi

42% 67% 81%

3 Minat dan motivasi siswa saat

mengikuti kegiatan pembelajaran

48% 73% 91%

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambar 3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran

Menulis Teks Berita

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita

Kemampuan siswa dalam menulis teks berita pada penelitian ini

meningkat setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menerapkam metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan dilengkapi

dengan media berupa surat kabar dan kliping. Peningkatan kualitas hasil

belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari

siklus I sampai dengan siklus III. Peningkatan kemampuan siswa dalam

menulis teks berita dinilai berdasarkan pada beberapa kriteria, yakni isi,

organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan penguasaan ejaan (mekanik).

a. Isi

Siswa mampu menentukan ide tulisan dan mengembangkannya

setelah diberi tindakan dengan memanfaatkan media surat kabar dan

kliping. Teks berita yang disertai dengan gambar membuat siswa lebih

tertarik dalam membaca berita. Berdasarkan berita yang dibaca tersebut

siswa menemukan pokok-pokok berita yang nantinya akan dikembangkan

menjjadi sebuah teks berita.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Keaktifan siswa selama apersepsi

Keaktifan dan perhatian siswa

pada saat mengikuti pelajaran

Minat dan motivasi siswa

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Siswa telah mampu mengungkapkan isi berita dengan baik sesuai

dengan berita yang dibaca. Pada saat pretes siswa menulis berita hanya

berdasarkan pada peristiwa yang diingat saja tanpa adanya media yang

digunakan sebagai penunjang. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa

mengalami kesulitan dalam menulis teks berita.

Berbeda dengan saat diterapkan metode CIRC, para siswa dituntut

untuk berkerja sama menemukan unsur-unsur berita berdasarkan berita

dari surat kabar maupun kliping yang telah dibaca terlebih dahulu

kemudian mengembangkannya menjadi sebuah teks berita. Dengan adanya

media tersebut siswa mampu menemukan dan membedakan unsur 5W+1H

yang terdapat dalam sebuah berita sehingga ketika menulis berita, mereka

mampu menulis berita secara lengakap (memuat unsur 5W+1H).

b. Organisasi

Hasil pekerjaan siswa yang berupa teks berita pada tiap siklus

menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan tulisan dengan

baik. Teks berita yang ditulis siswa komunikatif dan mudah dipahami,

meskipun masih ada beberapa pekerjaan siswa yang gagasannya masih

meloncat-loncat atau belum sistematis.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa terlihat bahwa siswa telah

mampu menuangkan ide mereka berdasarkan berita yang dibaca. Pada saat

pretes gagasan yang dikemukakan siswa sangat minim, kurang padat atau

detail, dan tidak urut atau meloncat-loncat. Hal ini disebabkan karena para

siswa hanya mengandalkan ingatan mereka dalam menulis.

Sebelum diadakan tindakan guru belum menerapkan tahapan-

tahapan dalam kegiatan menulis. Siswa langsung disuruh untuk menulis

tanpa didahului dengan membuat kerangka terlebih dahulu. Hal tersebut

mengakibatkan siswa kesulitan dalam menulis. Akan tetapi, setelah

diterapkan metode CIRC, siswa lebih mudah dalam menulis karena

didahului dengan membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Hasil

pekerjaan siswa menunjukkan bahwa berita yang mereka tulis lebih detail

dan urut.

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

c. Kosakata

Sebelum diberi tindakan, banyak ditemukan ketidaktepatan dalam

pemilihan kosakata. Sebagian besar siswa masih menggunakan kosakata

yang tidak baku (group, February, scor, dsb). Akan tetapi, setelah diberi

tindakan kesalahan tersebut telah dapat diminimalkan sehingga tulisan

siswa menjadi lebih jelas dan mudah dipahami (maknanya tidak kabur).

d. Pengembangan bahasa

Siswa mampu mengembangkan bahasa dengan baik. Hal ini

ditandai dengan berita yang ditulis oleh siswa lebih kompleks. Pada saat

diadakan pretes pada kegiatan survei awal, hasil pekerjaan siswa

menunjukkan bahwa bahasa yang mereka gunakan masih sederhana dan

hanya berupa garis-garis besarnya saja. Akan tetapi setelah diberi

tindakan, bahasa yang digunakan lebih efektif sehingga tidak

mengaburkan makna.

e. Mekanik (ejaan)

Pada saat survei awal banyak ditemukan kesalahan penggunaan

ejaan. Banyak siswa yang masih kurang tepat dalam menggunakan ejaan,

seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil dan singkatan-singkatan

yang tidak lazim. Selain itu, siswa juga belum bisa membedakan

penggunaan antara di- sebagai kata depan dan di- sebagai awalan. Siswa

juga banyak yang masih salah dalam meuliskan judul berita. Hal tersebut

disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa mengenai ejaan.

Penggunaan metode CIRC dalam penelitian ini melibatkan siswa

untuk membaca berita terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan secara tidak

langsung siswa mengetahui bagaimana bahasa yang digunakan dalam

berita, kosakata maupun dalam hal penulisan ejaan-ejaan. Setelah diberi

tindakan, siswa sudah mulai bisa lebih cermat dalam menulis. Mereka

tidak menggunakan singkatan-singkatan yang tidak lazim. Judul berita

yang mereka tulis sudah bervariasi dan sesuai dengan aturan penulisan

judul.

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Peningkatan yang terjadi pada kriteria-kriteria di atas, berjalan linier

dengan peningkatan nilai atau kualitas siswa dalam menulis teks berita. Pada

saat survei awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks berita

kurang memuaskan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah siswa yang telah

mendapatkan nilai yang sudah mencapai ketuntasan belajar (≥75), yakni hanya

6 siswa atau 22%.

Setelah diberi tindakan, mulai ada peningkatan yang signifikan dari

siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai ≥75

sebanyak 13 siswa atau 43%. Pada siklus II kemampuan menulis teks berita

siswa mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada persentase ketuntasan hasil

belajar siswa yang mencapai 67% atau 22 siswa. Pada siklus III persentase

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 87% atau 27 siswa.

Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Kondisi tersebut

ditandai dengan semakin meningkatnya siswa yang mendapatkan nilai

ketuntasan belajar.

Peningkatan dari setiap aspek penulisan di atas menjadikan

kemampuan siswa dalam menulis teks berita juga mengalami peningkatan. Hal

ini ditandai dengan meningkatnya nilai siswa dalam menulis teks berita yang

diperoleh dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Peningkatan nilai siswa dari

sklus pertama ke siklus berikutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur

kemampuan siswa dalam menulis teks berita.

Tabel 8. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita

Indikator Persentase

Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III

Kemampuan siswa

dalam menulis teks

berita

22% 42% 67% 87%

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Gambar 4. Grafik Tabulasi Nilai Menulis Teks Berita

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis

teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Hal ini diindikatori

dengan adanya peningkatan kualitas proses dalam pembelajaran sebagai

berikut:

a. Meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi

Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keaktifan siswa pada saat

guru melakukan kegiatan apersepsi pada siklus I, siklus II, dan siklus III.

Perentase keaktifan siswa selama apersepsi yang diperoleh pada masing-

masing siklus, yaitu 45% (pada siklus I), 61% (pada siklus II), dan

84%(pada siklus III).

b. Meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran

Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keaktifan dan perhatian

siswa selama pembelajaran menulis teks berita berlangsung pada siklus I,

siklus II, dan siklus III. Peningkatan keaktifan dan perhatian siswa pada saat

mengikuti pelajaran dapat dilihat dari perbandingan antarsiklus, yaitu 42%

(pada siklus I), 67% (siklus II), dan 81% (pada siklus III).

c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan

pembelajaran

Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya minat dan motivasi siswa

saat mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita pada siklus I,

siklus II, dan siklus III. Perbandingan persentase keaktifan siswa

antarsiklus, yaitu 48% (pada siklus I), 73% (pada siklus II, dan 91% ((pada

siklus III).

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

2. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis teks berita. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang

memperoleh sesuai dengan ketuntasan belajar (≥75). Pada siklus I jumlah

siswa yang mendapatkan nilai ≥75 sebanyak 13 siswa atau 42%, pada siklus

II kemampuan menulis teks bterita siswa mengalami peningkatan menjadi

67% atau 22 siswa, dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa

meningkat menjadi 87% atau 27 siswa. Selain itu, nilai rata-rata siswa juga

mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa

69,1, siklus II 74,3, dan siklus III mencapai 79,5.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini meliputi: (1) implikasi teoretis; (2) implikasi

paedagogis; dan (3) implikasi praktis. Uraian mengenai implikasi tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) terbukti dapat meningkatkan pembelajaran menulis teks berita. Hal ini

dikarenakan metode CIRC memberikan kesempatan pada siswa untuk

memberikan tanggapan mereka mengenai pokok-pokok berita yang telah

dibaca. Di samping itu, penerapan metode CIRC dapat melatih siswa untuk

saling bekerja sama dengan temannya sehingga dapat membuat siswa lebih

aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, faktor yang menentukan keberhasilan penerapan

metode CIRC tidak hanya ditentukan oleh guru sebagai fasilitator dalam

pembelajaran, tetapi siswa juga mempunyai peran penting dalam pembelajaran.

Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam menyampaikan dan

mengembangkan materi pembelajaran, keterampilan guru dalam mengelola

kelas, dan penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran. Faktor dari siswa

meliputi: keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa

pada saat guru menympaikan materi, minat dan motivasi siswa saat mengikuti

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain

sehingga harus diupayakan secara maksimal agar kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis teks berita dapat tercapai.

Hal di atas sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad

(2006:3) yang menyatakan bahwa keberhasilan motivasi dan peningkatan hasil

pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara

lain: keberhasilan guru dalam mengelola kelas, metode pembelajaran, media

pembelajaran, sumber belajar, dan siswa itu sendri. Faktor-faktor terebut saling

terkait satu sama lain.

2. Implikasi Paedagogis

Pembelajaran menulis teks berita yang dilaksanakan oleh guru membuat

siswa jenuh dan kurang aktif karena guru belum menerapkan metode yang

inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Selama ini siswa hanya mendengarkan

penjelasan dari guru, memperhatikan contoh teks berita yang diberikan oleh

guru, kemudian mulai menulis teks berita. Pada saat melaksanakan kegiatan

menulis teks berita, banyak siswa yang masih bingung dalam menulis sebuah

teks berita.

Melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) siswa diminta untuk membaca teks berita terlebih dahulu,

mengidentifikasi unsur-unsur pokok berita yang dibaca tersebut bersama

anggota kelompok, kemudian mengembangkan unsur-unsur pokok berita yang

telah dibaca menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas. Setelah

menyusun teks berita, siswa diminta untuk membacakan berita yang telah

disusun di depan kelas. Selain itu, metode Cooperative Integrated Reading

and Compositioiatan (CIRC) mampu melatih siswa untuk melakukan kegiatan

diskusi kelompok dan memudahkan siswa dalam menentukan atau

mengidentifikasi unsur-unsur pokok yang terdapat dalam teks berita.

Penelitian yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

mengenai penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita membuktikan bahwa dengan

menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks

berita yang telah dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran tidak hanya sekadar

mendengarkan penjelasan materi dari guru, tetapi siswa dituntut untuk terlibat secara

aktif dalam pembelajaran.

Sesuai dengan Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran

tidak lagi berpusat pada guru (teacher centerd), tetapi pembelajaran berpusat pada

siswa (student centered). Guru dituntut untuk dapat menerapkan metode-metode

yang inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, salah satunya melalui

penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat

mengoptimalkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita.

3. Implikasi Praktis

Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat memanfaatkan

metode-metode pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat

meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran. Dilihat dari segi

proses, penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kektifan, perhatian, serta

minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari segi hasil dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Melalui metode CIRC,

siswa lebih mudah dalam menemukan atau mengidentifikasi unsur-unsur pokok

berita kemudian mengembangkan atau menyusun unsur-unsur pokok tersebut

menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas.

Penelitian mengenai penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks

berita ini dapat memberikan gambaran bahwa keberhasilan kegiatan pembelajaran

tidak hanya tergantung pada ketersampaian materi saja, akan tetapi penggunaan

metode yang tepat juga berpengaruh dalam menentukan kualitas pembelajaran.

Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif permasalaha sejenis

dalam pembelajaran, terutama pembelajaran membaca dan menulis.

C. Saran

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, perlu

dilakukan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis

teks berita . penulis menyarankan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah

a. Kepala sekolah sebaiknya selalu memantau kemampuan guru dalam

mengajar agar bisa mengetahui kualitas pembelajaran menulis teks berita

yang telah dilaksanakan oleh guru.

b. Kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi pada guru agar dapat

melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran menulis teks berita.

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan metode

pembelajaran yang inovatif.

b. Guru dapat menemukan dan memilih metode pembelajaran lain yang lebih

kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis teks berita sehingga siswa tidak mengalami

kejenuhan.

c. Guru sebaiknya memilih metode dan sumber belajar yang relevan dengan

materi menulis berita yang diajarkan untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

d. Guru sebaiknya menggunakan media dalam pembelajaran teks berita yang

bervariasi sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.

3. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh teks berita.

b. Siswa hendaknya lebih berpartisipatif dalam melakukan kegiatan diskusi

selama pembelajaran menulis teks berita berlangsung.

c. Siswa sebaiknya lebih berpartisipatif dalam menciptakan pembelajaran

menulis teks berita yang kondusif.

d. Siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran menulis teks berita di kelas

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

e. Siswa sebaiknya selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

informasi melaui berbagai media, baik media cetak maupun media

elektronik untuk mendukung pembelajaran menulis teks berita.

4. Bagi peneliti lain

a. Peneliti yang lain hendaknya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

dengan metode CIRC dengan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan

dan dapat berkolaborasi dengan guru secara optimal.

b. Peneliti lain diharapkan mampu menciptakan metode pembelajaran baru

yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan menulis teks

berita.

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Amin Suyitno. 2004. “Keunggulan Metode CIRC”. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2139254-kelebihan-dan-kelemahan-circ, diunduh 4 Mei 2011

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persasuatda

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Burhan Nurgiyantoro. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Canadian Council on Learning. 2009. “Lesson in Learning”. http://www.ccl-cca.ca/pdfs/LessonsInLearning/09_23_09EN.pdf, diunduh 25 April 2011

Djuharie Setiawan. 2001. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya

Enco Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Etin Solihatin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

Ghaith, Ghazi M. 2005. “Cooperative Learning for the Disaffected ESL/ EFL

Learner”. The International Journal on School Disaffection. Vol 3 No 2

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press

Kessler, Carolyn. 1992. Cooperative Language Learning: A Teacher Resource

Book. United States of Amerika: Prentice Hall Regents

Korib Farhan. 2005. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang (tidak diterbitkan)

Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Ras Siregar. 1992. Bahasa Pers Bahasa Indonesia Jurnalistik: Kerangka Teori Dasar. Jakarta: PT Grafikatama Jaya.

Resty. 2009. Komik Tanpa Teks Solusi Baru Merangsang Anak Menulis Tanpa Teks. http://msrestyshare.wordpress.com/2010/10/16/komik-tanpa-teks-solusi-baru-merangsang-anak-untuk-menulis/#more-694. Diunduh Senin, 27 Desember 2010.

Rini Susanti Wulandari. 2010. “Metode Cooperative Integrated Reading and Composition untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Memahami Karya Sastra”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 27 No1

Rosini B Abu. 2007. ”The Effects of Cooperative Learning Methods on Achievement, Retention, and Attitudes of Home Economics Students in North Carolina”. Journal of Vocational and Technical Education. Volume 13, Number 2

Sabarti Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Sarwiji Suwandi. 2009. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka

Slavin , Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonnesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga uriamiharja. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud

Sumarni. 2010. “Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII E Semester Genap pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana (tidak diterbitkan)

Suprayekti. 2006. “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif”. Jurnal Pendidikan Penabur, Tahun ke-V, No. 07, Desember 2006

Suriamiharja, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud

Suwarsih Madya. 2009. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta

Suyitno dan Purwadi. 1998. Dasar-Dasar Komposisi. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret

Swandono. 2007. “Upaya Guru dalam Meningkatkan Pengajaran Menulis Lewat Pendekatan Keterampilan Proses di SMP Negeri 10 Surakarta”. Jurnal Paedagogia. Jilid 10, Nomor 2, Agustus 2007

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Totok Djuroto. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahar Prize

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wigati. 2010. ”Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku Harian pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana (tidak diterbitkan)

Yant Mujiyanto, Budhi Setiawan, Purwadi, dan Edy Suryanto. 1999. Puspa Ragam Bahasa Indonesia. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret

Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya