104
UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI DALAM MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL BUDAYA BUMI SERENTAK BAK REGAM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah NUR RISDAWATI NIM: SIP.162417 PEMBIMBING: Al Husni, S.Ag., M.H.I Yudi Armasyah, S.Th.I., M.Hum PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441 H/2020 M

UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN

BATANGHARI PROVINSI JAMBI DALAM

MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL

BUDAYA BUMI SERENTAK

BAK REGAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syari’ah

NUR RISDAWATI

NIM: SIP.162417

PEMBIMBING:

Al Husni, S.Ag., M.H.I

Yudi Armasyah, S.Th.I., M.Hum

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

1441 H/2020 M

Page 2: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

ii

Page 3: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

iii

Page 4: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

iv

Page 5: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

v

MOTTO

اتقكم ان الله عليم مكم عىدالله وجعلىكم شعى باوقبا ئل لتعارفىا ان اكر اواخلقىكم مه ذكرواوثى يايهاالىاس

خبير

Artinya : “Wahai manusia. Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling

mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,

Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (Q.S Al-Hujurat : 13)1

1 Quran Surah Al-Hujurat Ayat 13

Page 6: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

vi

ABSTRAK

Nur Risdawati, NIM: SIP.162417, Upaya Lembaga Adat Desa Jangga Baru

Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Dalam Melestarikan Kearifan Lokal

Budaya Bumi Serentak Bak Regam.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peran lembaga adat desa jangga baru

kabupaten Batanghari provinsi jambi dalam melestarikan kearifan local budaya

adat serentak bak regam. Penelitian ini berlatar belakang dari perkembangan

teknologi yang modern saat ini sangat mempengaruhi masyarakat terutama

pemuda pemudi desa, sehingga sangat mempengaruhi perkembangan pelestarian

budaya adat serentak bak regam di desa jangga baru. Adapaun yang menjadi

tujuan dari penelitian ini, yaitu: ingin mengetahui apa saja kearifan lokal

masyarakat desa jangga baru terkait budaya adat serentak bak regam, ingin

mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh lembaga adat desa jangga baru

dalam pelestarian kearifan local budaya adat serentak bak regam, ingin

mengetahui upaya yang diterapkan oleh lembaga adat desa jangga baru dalam

melestarikan kearifan local budaya adat serentak bak regam. Penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan teknik

penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat

ditarik hasil dan kesimpulan sebagai berikut: Masyarakat Desa Jangga Baru

menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang diwarisi

oleh para leluhur. Hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearifan

lokal adat istiadat pada setiap prosesi pernikahan dan acara peringatan hari besar

islam. Kendala yang dihadapi lembaga adat desa jangga baru dalam pelestarian

kearifan lokal budaya adat serentak bak regam yaitu sebagai berikut: kemajuan

teknologi, partisipasi masyarakat, dan sarana dan prasarana. Upaya yang

diterapkan oleh lembaga adat desa jangga baru dalam melestarikan kearifan local

budaya adat serentak bak regam yaitu: memanfaatkan kemajuan teknologi untuk

mensosialisasikan, menginformasikan, mengenai budaya adat serentak bak regam,

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berperan langsung dalam melestarikan

kearifan lokal yang ada di Desa Jangga Baru, dan menjadikan kearifan lokal

sebagai identitas diri.

Kata kunci: Upaya Lembaga Adat, Melestarikan, Kearifan Lokal, Budaya

Page 7: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

vii

KATA PENGANTAR

حِيم حْمَهِ الره ِ الره بِسْمِ اللَّه

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : UPAYA LEMBAGA ADAT DESA

JANGGA BARU KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI DALAM

MELESTARIKAN BUDAYA BUMI SERENTAK BAK REGAM

Kemudian tidak lupa pula penulis haturkan shalawat beriring salam kepada

Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam

kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada

saat sekarang ini, terang bukan lampu yang menyinari akan tetapi terangnya

karena ilmu pengetahuan serta keimanan.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka

menyelesaikan studi Stara Satu (S1) pada Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Terwujudnya skripsi ini selain merupakan upaya kerja ilmiah

penulis sendiri juga tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan motivasi berbagai

pihak yang terkait terutama dosen pembimbing penulisan skripsi ini. Untuk itu

penulis sangat perlu menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una S.Ag., M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 8: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

viii

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H, sebagai Wakil Dekan bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.

5. Bapak Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

6. Ibu Irmawati Sagala, S.IP., M.Si dan Bapak Yudi Armansyah, S.Th.I.,

M.Hum sebagai Ketua dan Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Al Husni, S.Ag., M.H.I dan Bapak Yudi Armasyah, S.Th.I., M.Hum

sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Penulis menyadarari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karenanya kritik dan saran kontribusi dari pembaca demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT penulis memohon ampun,

dan kepada pembaca penulis mohon maaf. Semoga hasil karya tulis sederhana ini

memberi manfaat.

Jambi, Agustus 2020

Penulis

Nur Risdawati

SIP. 162417

Page 9: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

ix

PERSEMBAHAN

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Puji Syukur atas

segala rahmat dan karunia Nya yang selalu memberikan kemudahan dan

kelancaran bagi kita semua. Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

Ayahanda YANUL FAHMI dan Ibunda NURLIA doa dan harapanmu, kasih dan

sayangmu, perjuangan dan pengorbananmu membimbing ananda hingga saat ini

bisa mempersembahkan karya sederhana ini. Dan untuk keluarga besar saya yang

tersayang yang memberikanku semangat untuk terus berusaha, karena keluarga

merupakan motivasi terbesar untuk terus berjuang. Teman-teman seperjuangan

yang senantiasa hadir dalam kesulitan maupun kesenangan, kebersamaan kita

takkan terlupa. Akhirnya tugas ini terselesaikan juga berkat doa dan usaha kita

semua. Semoga jerih payah ini Bermanfaat.

Page 10: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN. .................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian ............................................................. 7

E. Kerangka Teori ........................................................................................ 8

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 16

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 21

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 21

Page 11: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xi

C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 22

D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 25

E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 27

F. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa ......................................................................................... 31

B. Letak Geografis ..................................................................................... 33

C. Orbitas/Jarak Antar Ibu Kota ................................................................ 34

D. Kependudukan ...................................................................................... 36

E. Kondisi Pemerintahan Desa .................................................................. 48

F. Visi dan Misi ......................................................................................... 51

BAB IV PEMBAHASAN

A. Kearifan lokal masyarakat Desa Jangga Baru dalam kegiatan adat

serentak bak regam ............................................................................... 58

B. Kendala yang dihadapi oleh lembaga adat desa jangga baru dalam

upaya pelestarian kearifan local budaya adat serentak bak regam ....... 60

C. Upaya yang diterapkan oleh lembaga adat desa jangga baru dalam

melestarikan kearifan local budaya adat serentak bak regam ............... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 76

B. Saran ........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xii

CURRICULUM VITAE

Page 13: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

LAD : Lembaga Adat Desa

PIR : Perkebunan Inti Rakyat

KK : Kepala Keluarga

KUPT : Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi

PJS : Pejabat Sementara

Ha : Hektar

TKD : Tanah Kas Desa

R : Restan

KM : Kilo Meter

SDM : Sumber Daya Manusia

RT : Rukun Tetangga

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BPD : Badan Permusyawaratan Desa

UU : Undang-Undang

Page 14: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jarak Antar Ibu Kota………………………………………………………34

Tabel 2. Sumber Daya Alam Berdasarkan Peraturan Bupati No. 28 Tahun 2019….35

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jiwa………………………………………37

Tabel 4. Jumlah Berdasarkan Kepala Keluarga…………………………………….37

Tabel 5. Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Jangga Baru Tahun 2018-2019……...37

Tabel 6. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Jangga

Baru Tahun 2019…………………………………………………………………...39

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Persentase……………………………...41

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut…………………….43.

Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk Desa Jangga Baru Tahun 2019…………….45

Page 15: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki kebudayaan beragam.

Indonesia memiliki suku yang sangat beragam, dengan suku yang beragam

berarti Indonesia juga memiliki tradisi-tradisi kebudayaan yang beragam pula.

Disetiap daerah tradisi-tradisi tersebut juga memiliki berbagai macam tata

cara pelaksanaannya, atau juga bisa berbeda dari segi tempat pelaksanaannya.

Namun ada juga di suatu daerah yang memiliki tata cara pelaksanaan yang

hampir sama, tetapi istilah yang digunakan berbeda. Manusia memerlukan

suatu bentuk keyakinan dalam hidupnya karena keyakinan akan melahirkan

tata nilai guna menopang hidup budayanya. Dengan keyakinan yang

sempurna, hidup manusia tidak akan ragu. Keyakinan yang benar haruslah

bersumber dari nilai yang benar.2

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta “buddhayah” yang

merupakan bentuk jamak kata budhi yang berarti budi atau akal. Jadi

kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau

akal”.3 Kebudayaan adalah perwujudan dari sebuah renungan, kerja keras dan

kearifan masyarakat dalam mengarungi dunianya. Kebudayaan yang

menjadikan suatu masyarakat memandang lingkungan hidupnya dengan

bermakna. Banyak orang yang beranggapan bahwa ekonomi, politik,

2 Munandar Sulaeman, Ilmu Budaya Dasar, Bandung, PT.Eresco, (1993), hlm.92.

3 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revisi), Jakarta, Rineka Cipta

Berat, (2016), hlm.77-78.

Page 16: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

2

teknologi, religi, dan sebagainya termasuk unsur-unsur kebudayaan.

Pemahaman seperti ini tidak mengungkapkan lebih dalam apa yang

dikandung oleh kebudayaan walaupun sebenarnya terdapat kebudayaan yang

terkandung di dalamnya.

Proses perubahan kebudayaan kemudian bertambah cepat, dan banyak

unsur baru dengan suatu ragam yang besar diberbagai tempat di dunia dalam

permasalahan ini strategi sangat diperlukan untuk menjaga kebudayaan dalam

melestarikan budaya lokal asli. Suatu strategi yang baik akan membantu

organisasi dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki. Strategi

kebudayaan menurut Van Pursen adalah siasat atau strategi manusia

menghadapi hari esok, suatu proses belajar (learing process) yang senantiasa

bersifat sinambung. Didalam proses itu, kreatifitas dan intersivitas merupakan

factor krusial kerena menyangkut berbagai pertimbangan etis atas pergeseran-

pergeseran yang terjadi dalam kebudayaan.4

Tradisi yang mewarnai corak hidup masyarakat tidak mudah diubah

walaupun setelah masuknya islam sebagai agama yang dianutnya. Banyak

budaya masyarakat yang setelah masuknya islam itu terjadi pembauran dan

penyesuaian antara budaya yang sudah ada dengan budaya islam itu sendiri.

Budaya dari hasil pembaruan inilah yang bertahan sampai sekarang sebab

dinilai mengandung unsur-unsur budaya islam didalamnya.5

4Prof.Dr.C.A Van Pursen, Strategi Kebudayaan (Culture In

Stroomverslling),Yogyakarta, Kanisius, (1988), hlm.19.

5 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers,

(2012), hlm.7-8.

Page 17: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Beragam wujud warisan budaya lokal memberi kita kesempatan untuk

mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi

di masa lalu. Masalahnya kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan,

dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan.

Dampaknya adalah banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia,

terlantar, terabaikan bahkan dilecehkan keberadaannya. kearifan lokal dapat

dipahami sebagai gagasan dan pengetahuan setempat yang bersifat bijaksana,

penuh kearifan, bernilai baik dan berbudi luhur, yang dimiliki,

dipedomankan, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat.6

Kemajuan teknologi dan mobilitas fisik, misalnya, telah dilengkapi

dengan mobilitas sosial dan intelektual yang jauh lebih padat dan intensif.

Media komunikasi yang semakin canggih telah menyebabkan masyarakat

terintegrasi ke dalam suatu tatanan yang lebih luas, dari yang bersifat lokal

menjadi global. Kondisi ini justru melahirkan kegamangan karena teknologi

secara radikal mengubah cara hidup, cara pikir, dan pola relasi antar sesama.

Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak

mungkin punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat

lama. Jadi upaya pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara

warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama. Karena upaya

pelestarian merupakan upaya memelihara untuk waktu yang sangat lama,

maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang berkelajutan.

6 Alvin Are Tunang,Skripsi,Strategi Lembaga Pemangku Adat Kota Palembang Dalam

Melestarikan Budaya Lokal Palembang (Studi Kasus Lembaga Adat Kecamatan Seberang

Ulu Kota Palembang),2018,hlm.3.

Page 18: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Untuk itu perlu ditumbuh kembangkan motivasi yang kuat untuk ikut

bergerak dan berpartisipasi malaksanakan pelestarian, antara lain:

1. Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan mewariskan warisan

budaya yang diwarisinya dari generasi sebelumnya.

2. Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi

penerus bangsa terhadap nilai-nilai sejarah kepribadian bangsa dari masa

ke masa melalui pewarisan khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara

nyata yang dapat dilihat, dikenang dan dihayati.

3. Motivasi untuk menjamin terwujudnya keragaman atau variasi lingkungan

budaya.

4. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya lokal akan meningkat

bila terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersil untuk

meningkatkan kesejahteraan pengampunya.

5. Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi

dari jati diri suatu kelompok atau masyarakat sehingga dapat

menumbuhkembangkan rasa kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang

kuat.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pelestarian budaya lokal

juga mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan

kebudayaan, sejarah dan identitas dan juga sebagai penumbuh kepedulian

Page 19: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama

diantara anggota komunitas.7

Mempertahankan kearifan lokal budaya bukanlah soal yang mudah.

Hegemoni globalisme terutama hegemoni medsos tanpa disadari sudah

menjadi bagian dari hidup. Ada kecenderungan mengendurnya nilai-nilai

moral akibat dari kemajuan iptek pada satu sisui, dan sisi lain tumbuh

kesadaran tentang pentingnya nilai-nilai tersebut.

Selain masyarakat pemilik kearifan lokal pemerintah juga diharapkan

ikut ambil bagian untuk bertanggungjawab. Melalui kebijakan dan strategi

kebudayaan pemerintah menjadi salah satu mitra penting bagi pendukung

kearifan lokal budaya agar eksistensinya tetap terjaga. Dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Dan

Pengembangan Adat Dan Lembaga Adat Bumi Serentak Bak Regam, terdapat

tugas dari lembaga adat bumi serentak bak regam.8 Berikut ini adalah pasal 5

ayat 1 peraturan daerah nomor 17 tahun 2017 “menggali dan

mengembangkan, memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya

daerah adat bumi serentak bak regam dalam upaya melestarikan kebudayaan

daerah Kabupaten Batanghari guna memperkaya khasanah kebudayaan

bangsa”. Namun di Desa Jangga Baru, pemahaman masyarakat terkait budaya

7 Alvin Are Tunang,Skripsi,Strategi Lembaga Pemangku Adat Kota Palembang Dalam

Melestarikan Budaya Lokal Palembang (Studi Kasus Lembaga Adat Kecamatan Seberang

Ulu Kota Palembang),2018,hlm.4-5.

8 Perda Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Dan Pengembangan Adat Dan

Lembaga Adat Bumi Serentak Bak Regam, Pasal 5 ayat (1).

Page 20: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

adat bumi serentak bak regam masih kurang. Bahkan masyarakat tidak

memahami apa itu budaya adat bumi serentak bak regam. Hal ini saya ketahui

dari beberapa orang yang saya wawancarai termasuk kepada pemuda yang

ada di Desa jangga Baru. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi antara

lembaga adat dan masyarakat mengenai adat bumi serentak bak regam. Maka

dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya

Lembaga Adat Desa Jangga Baru Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi

Dalam Melestarikan Kearifan Lokal Budaya Bumi Serentak Bak

Regam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan mengenai

permasalahan yang akan penulis angakat dalam proposal skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa saja kearifan lokal masyarakat Desa Jangga Baru Dalam kegiatan

adat Serentak Bak Regam?

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh lembaga adat Desa Jangga Baru

dalam pelestarian kearifan lokal budaya Serentak Bak Regam?

3. Bagaimana upaya yang diterapkan oleh lembaga adat Desa Jangga Baru

dalam melestarikan kearifan lokal budaya adat Serentak Bak Regam?

C. Batasan Masalah

Agar masalah dalam skripsi ini tidak meluas dan tepat pada sasarannya

maka penulis membatasi penulisan hanya pada upaya lembaga adat Desa

Jangga Baru Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi dalam melestarikan

Page 21: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

kearifan lokal budaya adat serentak bak regam, yaitu fokus terhadap seni

kompangan.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian skripsi ini

adalah:

1. Untuk mengetahui kearifan lokal masyarakat Desa Jangga Baru terkait

budaya adat Serentak Bak Regam.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh lembaga adat Desa Jangga

Baru dalam pelestarian kearifan lokal budaya Serentak Bak Regam.

3. Untuk mengetahui upaya yang diterapkan oleh lembaga adat Desa Jangga

Baru dalam melestarikan kearifan lokal budaya adat Serentak Bak Regam.

Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah:

1. Penelitian ini penulis lakukan untuk menambah pengetahuan serta

wawasan mengenai kearifan lokal budaya adat serentak bak regam bagi

seluruh masyarakat Desa Jangga Baru, selain untuk menambah wawasan

penelitian ini juga bertujuan agar masyarakat dapat terus melestarikan

budaya tersebut agar tidak hilang karena banyaknya budaya luar yang

sangat marak saat ini.

2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upaya atau tindakan yang

dilakukan oleh lembanga adat Desa Jangga Baru dalam melestarikan dan

memberikan wawasan mengenai budaya adat serentak bak regam.

3. Selanjutnya penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada program studi Ilmu

Page 22: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Pemerintahan, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Syaifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

A. Lembaga Adat

Menurut Adelman dan Thomas pengertian lembaga yaitu suatu bentuk

interaksi diantara manusia yang mencakup sekurang-kurangnya tiga tingkatan.

Tingkat pertama yaitu tingkatan nilai kultural yang jadi acuan buat institusi

yang lebih rendah tingkatannya. Tingkat kedua yaitu mencakup hukum dan

peraturan yang mengkhususkan pada apa yang disebut aturan main (the rules of

game). Tingkat ketiga yaitu mencakup peraturan yang bersifat kontraktual yang

digunakan dalam proses transaksi. Ketiga tingkatan dalam lembaga tersebut

disesuaikan dengan tingkat ruang linngkup lembaga dalam masyarakat.

Lembaga adalah pola organisasi untuk memenuhi berbagai keperluan manusia,

yang lahir dengan adanya berbagai budaya sebagai suatu ketetapan. Summer

telah menunjukkan bahwa lembaga adalah suatu konsep yang berpadu dengan

struktur. Menurut Mooney lembaga dibentuk berdasarkan hal-hal berikut: (1)

cara, (2) kebiasaan, (3) adat istiadat. Menurut Roucek terdapat banyak jenis

lembaga, salah satunya adalah lembaga adat. Pengertian lembaga adat adalah

sebuah organisasi kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun yang

secara wajar telah tumbuh dan berkembang didalam sejarah masyarakat yang

bersangkutan atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan

Page 23: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan didalam wilayah hukum adat

tersebut.9

B. Kearifan Lokal

Kearifan lokal menurut Haryanti Soebadio adalah sebagai suatu identitas

atau kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu

untuk menyaring dan memiliki budaya yang masuk ke dalam dirinya sendiri.

Kearifan lokal menurut Undang-Undang Nomor 32/2009 tentang perlindungan

dan pengelolahan lingkungan hidup Bab : 1 Pasal 1 Butir 30 adalah: nilai-nilai

luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain melindungi

dan mengelolah lingkungan hidup secara lestari.10

Jadi kearifan lokal dapat

dipahami sebagai gagasan dan pengetahuan setempat yang bersifat bijaksana,

penuh kearifan, bernilai baik dan berbudi luhur, yang dimiliki, dipedomankan,

dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat.

Kearifan lokal juga merupakan bagian dari konstruksi budaya. Karena itu

apresiasi terhadap kearifan lokal sebagai perekat antar masyarakat sangat

dibutuhkan. Kearifan lokal tidak saja berfungsi sebagai materi budaya yang

setiap saat bisa dimainkan oleh penggunanya, tetapi juga sebagai pendekatan

yang berbasis pada nilai-nilai lokal, bahkan penggunaan bahasa lokal juga

9 Ayu Mukhtaromi, dkk, “Sinergi Pemerintah Daerah Dan Lembaga Adat Dalam

Melaksanakan Pelestarian Kebudayaan,” Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.2,

hlm.3.

10

Christeward Alus,2014, “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan Lokal

Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat,” Journal Acta

Diurna, Vol.3, No. 4, (2014), hlm.2.

Page 24: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

berfungsi sebagai salah satu sistem operasional bagi tata kerangka kearifan

lokal secara umum.11

Kearifan lokal mengacu pada berbagai kekayaan budaya yang tumbuh

dan berkembang dalam sebuah masyarakat yang dikenal, dipercayai, dan

diakui sebagai elemen-elemen penting yang mampu mempertebal kohesi

social ditengah masyarakat. Kearifan lokal bertujuan untuk peningkatan

kesejahteraan dan menciptakan kedamaian. Kearifan lokal digali dari produk

kultural yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya,

misalnya system nilai, kepercayaan dan agama, etos kerja, bahkan bagaimana

dinamika itu berlangsung. Kearifan lokal memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Penanda identitas sebuah komunikasi.

2. Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama, dan

kepercayaan.

3. Kearifan lokal tidak bersifat memaksa, tetapi sebuah unsur kultural yang

ada dan hidup dalam masyarakat.

4. Warna kebersamaan sebuah komunitas.

5. Akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan

kelempok dengan meletakkannya diatas kebudayaan yang dimiliki.

6. Mendorong terbangunnya kebersaamaan, apresiasi sekaligus sebagai

sebuah mekanisme bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang

meredusir bahkan merusak solidaritas komunal yang dipercaya dan

11 Irwan Abdullah, dkk, Agama Dan Kearifan Lokal Dalam Tantangan Global,

Yogyakarta, Sekolah Pascasarjana UGM, (2008), hlm.7-9.

Page 25: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

disadari tumbuh diatas kesadaran bersama dari sebuah komunitas

terintegrasi.12

C. Kebudayaan

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter kebudayaan berarti

simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai,

sikap, makna, hierarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep

yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan

dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi. Manusia adalah

salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan di alam fana ini ada

empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia.13

Akal budi

merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak

dimiliki makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai

kodrat alami yang dimiliki. Budi menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia

adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan perasaan yang dapat

membedakan baik buruk sesuatu. Dengan akal budinya, manusia mampu

menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki,

mengembangkan, dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan

hidup manusia. Selain itu, akal budi pada manusia tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mampu mempertahankan serta

meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila disbanding

dengan makhluk lain. Manusia tidak sekedar homo, tetapi human (manusia

12 Maria Matildis Banda.”Artikel Upaya Kearifan Lokal Dalam Menghadapi Tantangan

Perubahan Kebuadyaan”hlm.1-2.

13 Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta Timur, Bumi

Aksara, (2015), hlm. 18.

Page 26: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

yang manusiawi). Dengan demikian, manusia memiliki dan mampu

mengembangkan sisi kemanusiaannya.

Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan.

Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam

interaksinya, baik dengan alam maupun dengan manusia lainnya. Manusia

merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia adalah pencipta kebudayaan.14

Kebudayaan adalah segala hal yang dimiliki oleh manusia yang hanya

diperoleh dengan belajar dan menggunakan akalnya. Manusia dapat

berkomunikasi, berjalan karena kemampuannya untuk berjalan dan didorong

oleh nalurinya serta terjadi secara alamiah. Para ilmuan Indonesia lebih

banyak mengenal definisi yang popular yang diajarkan dalam dunia

pendidikan yaitu definisi dari guru besar ilmu hokum adat dan sosiologi

Universitas Gadjah Mada, Djojodigoeno. Menurut Djojodigoeno definisi

kebudayaan mengandung arti cipta, rasa dan karsa. Definisi tersebut kental

dengan bahasa jawa, jadi makna yang dimaksud sulit untuk dipahami orang-

orang dipenjuru Nusantara. Disisi lain, definisi tersebut merupakan

penggalian dari kearifan lokal yang ada di Nusantara. Untuk memahami

kebudayaan ada beberapa aspek yang ditawarkan Koenjaraningrat yaitu,

pertama pikiran, pikiran adalah aspek abstrak dari tiap kebudayaan. Aspek

pikiran adalah kata yang berasal dari bahasa sansekerta budhi budhayah

adalah bentuk jamaknya. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan

pikiran dan akal. Kedua mentalitas, mentalitas adalah nilai budaya dari

14 Ibid., hlm. 21.

Page 27: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

kebudayaan. Mentalitas terbentuk dari pikiran-pikiran abstrak yang telah

dipelajari seseorang sejak awal kehidupan, yaitu sejak ia berada dalam proses

sosialisasi sebagai balita. Oleh karena itu, pikiran-pikiran yang telah tertanam

dalam-dalam tidak mudah diubah ataupun digeser oleh pikiran-pikiran yang

lain. Nilai budaya seakan-akan merupakan jiwanya yang memberi hidup

kepada seluruh kebudayaan. Kebudayaan adalah segala pikiran dan perilaku

manusia yang secara fungsional dan disfungsional ditata dalam

masyarakatnya. Kebudayaan juga masih popular dengan makna seni. Tidak

boleh dilupakan bahwa kebudayaan harus didukung dengan dua unsur yang

mutlak yaitu bahasa dan teknologi tradisional.15

Kebudayaan yang diciptakan oleh manusia dalam kelompok dan wilayah

yang berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan

hidup manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaannya

sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang

dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan

kelompok lain. Dengam demikian, kebudayaan merupakan identitas dari

persekutuan hidup manusia. Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia

akan berinteraksi dengan manusia lain. Kebudayaan yang ada ikut pula

mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia

sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal

adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran

kebudayaan. Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan,

15 Saliyo,”Konsep Diri dalam Budaya Jawa,”Buletin Psikologi,Vol.20,No.1-2,hlm.26-27.

Page 28: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara

berkesinambungan. Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui

enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses

mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem

norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaannya. Sosialisasi atau

proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu

lain dalam masyarakatnya.

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat

adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda

sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan.

Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat

perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya. Perubahan

kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan

akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran)

bukan progress (kemajuan); perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi

bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan di luar

kendali manusia.

Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-

unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau masyarakat ke

masyarakat lain. Kebudayaan kelempok masyarakat disuatu wilayah bisa

menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat

Barat masuk dan memengaruhi kebudayaan Timur. Globalisasi budaya bisa

Page 29: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.16

Nilai

Budaya dan Masyarakat

1. Definisi Nilai Budaya

Konsep budaya yang didefinisikan oleh Koentjaraningrat yaitu

keseluruuhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan

belajar. Koentjaraningrat menjelaskan nilai budaya terdiri dari konsep-

konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh

suatu masyarakat, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman

orientasi kehidupan para warga masyarakat yang bersangkutan, baik yang

kompleks maupun yang sederhana.

2. Peran Nilai Budaya dan Masyarakat

System nilai budaya adalah tingkat tertinggi dari adat istiadat, budaya

terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga

dan penting oleh masyarakat, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu

pedoman orientasi pada kehidupan masyarakat. Sehingga pedoman dari

konsep-konsep ideal, system itu menjadi pendorong yang kuat untuk

mengarahkan kehidupan warga masyarakat. Menurut Koentjaraningrat

para individu sejak kecil telah diresapi dengan nilai-nilai budaya yang

hidup dalam masyarakat karena merupakan bagian dari adat, nilai budaya

biasanya dianut oleh suatu presentase yang besar dari warga masyarakat.

3. Masyarakat dan Kebudayaan

16 Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta Timur, Bumi

Aksara, (2015), hlm. 35-37.

Page 30: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daaerah

tertentu, yang telah cukup lama, dan mempunnyai aturan-aturan yang

mengatur mereka, untuk menuju pada tujuan yang sama. Manusia

menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa

mannusia. Manusia, masyarakat dadn kebudayaan merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat lagi dipisahkan, sehingga kehidupan makhluk

social dapat berlangsung. Selain masyarakat sebagai pencipta, pendukung,

dan pemelihara serta pengembang kebudayaan, masyarakatpun berupaya

mewariskan, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan kepada

generasi-generasi selanjutnya. Pewarisan budaya ini biasa disebut dengan

Enkulturasi. Menurut Koentjaraningrat proses enkulturasi adalah proses

belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat, system

norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan. Proses ini

telah dimulai sejak awal kehidupan dalam lingkungan keluarga, dan

lingkungan masyarakat yang lebih luas.

4. Masyarakat dan Perubahan Sosial

Perubaan social adalah perubahahn yang terjadi dalam kehidupan social

dengan segala aspeknya dari satu kondisi ke kondisi yang baik yang

bersifat positif atau menuju kemajuan maupun yang bersifat negative atau

menuju kemunduran. Perubahan social dalam masyarakat merupakan

gejala alamiah yang selalu terjadi. Soekanto menyebutkan beberapa factor

penyebab terjadinya perubaan social, yaitu: (a) faktor perubahan jumlah

Page 31: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

penduduk, (b) faktor adanya penemuan-penemuan baru, (c) pertentangan,

(d) terjadi pemberontakan atau revolusi.17

F. Tinjauan Pustaka

No Penulis/Judul Kesimpulan

1 Christeward Alus/”Peran

Lembaga Adat Dalam

Pelestarian Kearifan Lokal

Suku Sahu di Desa Balison

Kecamatan Sahu

Kabupaten Halmahera

Barat”.18

dalam penelitian ini peneliti menemukan

adanya kesadaran masyarakat desa

Balison tentang pentingnya pelestarian

budaya makan bersama (syukuran) di

sasadu menunjukkan bahwa upaya

pelestarian budaya berpeluan besar

mencapai keberhasilan tetapi manajemen

kinerja lembaga adat suku sahu kurang

memuaskan sehingga tidak bisa menyusun

suatu perencanaan program pelestarian

budaya makan bersama di sasadu.

Kreatifitas masyarakat akan lebih baik

meningkat apabila ada singkronisasi

program antara lembaga adat dengan

pemerintah daerah dalam kegiatan upaya

pelestarian budaya makan bersama di

17 Ayu Mukhtaromi, dkk, “Sinergi Pemerintah Daerah Dan Lembaga Adat Dalam

Melaksanakan Pelestarian Kebudayaan,” Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.2,

hlm.4.

18 Christeward Alus, “Peran Lembaga Adat Dalam Melestarikan Kearifan Lokal

Suku Sahu Di Desa Balison Kec Sahu Kab Halmahera Barat,”jurnal acta diurnal, Vol

III.No 4.Tahun 2014.

Page 32: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

sasadu.

2 Pasca Agustina/”Upaya

Pemerintah Kampung Adat

Kuala Gasib Kecamatan

Koto Gasib Kabupaten

Siak Dalam Melestarikan

Adat Istiadat Tahun 2015-

2016”.19

Upaya pemerintah kampung adat Kuala

Gasib Kecamatan Koto Gasib Kabupaten

Siak dalam melestarikan adat istiadat

tahun 2015-2016 masih belum maksimal.

Hal ini dikarenakan belum adanya

peraturan yang lebih lanjut terkait

kampung adat selain peraturan daerah

nomor 2 tahun 2015 tentang perubahan

kampung menjadi kampung adat baik dari

pihak kabupaten maupun provinsi. Faktor-

faktor yang menghambat pengupayaan

pemerintah kampung adat kuala gasib

kecamatan koto gasib kabupaten siak

dalam melestarikan adat istiadat tahun

2015-2016,terbagi menjadi faktor internal

dan eksternal.

3 Alvin Are

Tunang/”Strategi Lembaga

Pemangku Adat Kota

Palembang Dalam

Strategi lembaga pemangku adat

Kecamatan Seberang Ulu Kota Palembang

dalam melestarikan budaya lokal

Palembang strategi yang pertama adalah

19 Pasca Agustina, Upaya Pemerintah Kampong Adat Kuala Gasip Kecamatan

Koto Gasip Kabupaten Siak Dalam Melestarikan Adat Istiadat Tahun 2015-2016, Jurnal

Fisip, Vol. 4, No. 1, Tahun 2017.

Page 33: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Melestarikan Budaya Lokal

Palembang (Studi Kasus

Lembaga Adat Kecamatan

Seberang Ulu Kota

Palembang)”.20

memberdayakan lembaga pemangku adat,

dan masyarakatnya, kemudian menyusun

program kerja, melakukan perllindungan

budaya lokal Palembang, melakukan

pengembangan budaya lokal Palembang,

melakukan mengelolaan dan pemanfaatan

budaya lokal palemnbang dan melakukan

sosialisasi adat istiadat dan kebudayaan

lokal.

Perbedaan Terhadap Penelitian Yang Saya Lakukan

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Christeward Alus yang berjudul

”Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Suku Sahu Di Desa

Balison Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat”, adapun penelitian ini

dilakukan di Desa Balisoan Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan

melibatkan 12 informan. Fokus penelitian yaitu pada upaya lembaga adat

dalam pelestarian kearifan lokal makan bersama dirumah adat (Sasahu) yang

dijelaskan dalam tiga bagian yaitu: (1) peran lembaga adat untuk

membangkitkan pemahaman masyarakat, (2) perencanaan program lembaga

adat, (3) peran lembaga adat untuk membangkitkan kreatifitas kebudayaan.

20 Alvin Are Tunang,Strategi Lembaga Pemangku Adat Kota Palembang Dalam

Melestarikan Budaya Lokal Palembang (Studi Kasus Lembaga Adat Kecamatan Seberang

Ulu I Kota Palembang), Skripsi, Tahun 2018.

Page 34: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Untuk mengumpulkan data dari informan maka peneliti menerapkan tiga

teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara dan studi dokumen.21

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Pasca Agustina yang berjudul

”Upaya Pemerintah Kampung Adat Kuala Gasib Kecamatan Koto Gasib

Kabupaten Siak Dalam Melestarikan Adat Istiadat Tahun 2015-2016”.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan beberapa

informan yang terkait dengan penelitian ini. Penelitian ini di laksanakan di

kampung adat kuala gasib kecamatan koto gasib kabupaten siak. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah: observasi,

wawancara dan dokumentasi.22

Ketiga, dalam penelitian yang dilakukan oleh Alvin Are Tunang dengan

judul “Strategi Lembaga Pemangku Adat Kota Palembang Dalam Melestarikan

Budaya Lokal Palembang (Studi Kasus Lembaga Adat Kecamatan Seberang

Ulu Kota Palembang)”. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif,

sedangkan jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif

kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja

yang berlaku. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam

pendekatan yakni pendekatan sosiologi dan pendekatan antropologi. Wilayah

penelitian yang dijadikan objek atau sasaran dalam penelitian ini adalah pada

lembaga pemangku adat kota Palembang di kecamatan seberang ulu I kota

21 Christeward Alus, “Peran Lembaga Adat Dalam Melestarikan Kearifan Lokal Suku

Sahu Di Desa Balison Kec Sahu Kab Halmahera Barat,”jurnal acta diurnal, Vol III.No 4.Tahun

2014. 22 Pasca Agustina, Upaya Pemerintah Kampong Adat Kuala Gasip Kecamatan Koto

Gasip Kabupaten Siak Dalam Melestarikan Adat Istiadat Tahun 2015-2016, Jurnal Fisip, Vol.

4, No. 1, Tahun 2017.

Page 35: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Palembang. Secara garis besar sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi

dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode yang

digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis

data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif yaitu

dengan cara menghubungkan data, membandingkan data dan

menginterpretasikannya guna menghasilkan suatu kesimpulan secara

deduktif.23

Penelitian yang saya lakukan dengan judul upaya lembaga adat desa

jangga baru kabupaten Batanghari provinsi jambi dalam melestarikan kearifan

lokal budaya bumi adat serentak bak regam. Dengan menggunakan metode

kualitatif bersifat deskriptif, melalui data primer dan data sekunder. Dalam

penelitian ini saya menggunakan studi lapangan yang dilakukan melalui

observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka melalui buku, undang-

undang dan media informasi lainnya. Adapun tujuan dari penelitian yang saya

lakukan ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya dari pemerintah dalam

upaya pelestarian budaya bumi adat serentak bak regam.

23 Alvin Are Tunang,Strategi Lembaga Pemangku Adat Kota Palembang Dalam

Melestarikan Budaya Lokal Palembang (Studi Kasus Lembaga Adat Kecamatan Seberang

Ulu I Kota Palembang), Skripsi, Tahun 2018.

Page 36: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …
Page 37: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

21

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pentingnya jenis data karena diperoleh temuan dilapangan

mengenai kaitan masalah yang diangkat dalam judul ini. Salah satu alasan

menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman peneliti dimana

metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang

tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang

sulit untuk dipahami secara memuaskan.24

Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian deskriptif memusatkan

perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya

pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

terjadi pada saat sekarang.

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau data yang

dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan

24 Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif,” Equilibrium, Vol.5, No.9, (2009),

hlm.2.

Page 38: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer

ini juga disebut data asli atau data baru.25

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-suumber yang telah ada.

Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-

laporan penelitian terdahulu.

Sumber data dari penelitian ini adalah sumber subjek dari mana data

dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang

atau narasumber. Posisi narasumber sangat penting, tidak hanya sekedar

memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Jadi sumber

data dalam penelitian ini adalah orang atau narasumber di Desa Jangga

Baru.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan usaha untuk mengumpulkan

bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian yang dapat berupa data,

fakta, gejala maupun informasi yang sifatnya valid (sebenarnya), realible

(dapat dipercaya), dan objektif (sesuai dengan kenyataan).

1. Studi Lapangan, studi lapangan ini dimaksudkan agar penulis langsung

melakukan penelitian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan.

Teknik pengumpulan data studi lapangan ditempuh dengan cara

sebagai berikut:

25 Iqbal hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, PT Bumi Aksara,

(2009), hlm.19.

Page 39: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

a. Observasi, observasi (pengamatan) adalah cara pengumpulan data

dengan terjun dan melihat langsung kelapangan (laboratorium)

terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).26

Observasi

adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau

kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-

peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang

kemudian dicatat seobjektif mungkin.

b. Wawancara, wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara

peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk

Tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan

mimic responden merupakan pola media yang melengkapi kata-

kata secara verbal. Karena itu wawancara tidak hanya menangkap

pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan,

pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh responden yang

bersangkutan.27

Adapun dalam teknik wawancara ini informan dari

penelitian yang saya lakukan adalah Kepala Desa dan LAD

(lembaga adat desa).

Informan Penelitian :

No Nama Jabatan Ket

1 Muhammad Kepala Desa

2 Imam Barowi Ketua Adat

26 Ibid., hlm.23.

27 W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta, PT Grasindo, (2007), hlm.116-119.

Page 40: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

3 Nur Syakilah Anggota LAD

4 Syamsuddin Sekretaris LAD

5 Margono Wakil BPD

6 Eka Muslimah Anggota BPD

7 Pardi Masyarakat

8 Khalimik Tokoh

masyarakat

9 Tumarno Kasi

Pemerintahan

10 Ihsan Anggota LAD

11 Munawar Da’i

12 Karyoto Kadus 1

13 Karyono Masyarakat

14 Tohir Masyarakat

15 Khoirudin Masyarakat

c. Dokumentasi, dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan

metode dokumentasi atau kepustakaan untuk memperkuat

kebenaran data yang akan dianalisis. Metode dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data dari dokumen resmi internal berupa

memo, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.

Sebagian besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sifat utama data ini tak terbatas oleh ruang

dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam.28

Teknik ini

28 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya

Ilmiah, Jakarta, Prenada Media Group, (2012), hlm.141.

Page 41: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

dilakukan untuk melengkapi teknik observasi dan teknik

wawancara secara mendalam.

2. Studi Pustaka

Yaitu dengan membaca buku, undang-undang, dan media

informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.29

Neong Muhadjir

mengemukakan pengertian analisis data sebagai upaya mencari dan

menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya

untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan

mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain. Dicermati dari pengertian

analisis data tersebut, maka dapat dipahami bahwa kegiatan analisis data

kualitatif menyatu dengan aktifitas pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, dan penyimpulan hasil penelitian.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data di lapangan tentu berkaitan dengan teknik

penggalian data, dan ia berkaitan pula dengan sumber data dan jenis

data, setidaknya sumber data dalam penelitian kualitatif berupa: (1)

kata-kata dan (2) tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

29 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, PT Bumi Aksara,

(2009), hlm.29.

Page 42: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

dokumen atau sumber data tertulis, foto dan statistik. Kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis

atau melalui perekaman video, pengambilan foto, atau film. Sedangkan

sumber data tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi

atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi, dan dokumen resmi.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemutusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung

terus- menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data

benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual

penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data

yang dipilih peneliti.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat

berupa teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik,

jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi

yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,

Page 43: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah

kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

4. Penarikan kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus

selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti

kualitatif mulai mencari arti berbeda-beda, mencatat keteraturan pola-

pola (dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-

konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.

Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka,

dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum

jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar

dengan kokoh.

Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung, dengan cara: (1) memikir ulang selama penulisan, (2)

tinjauan ulang catatan lapangan, (3) tinjauan kembali dan tukar pikiran

antar teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif,

(4) upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan

dalam seperangkat data yang lain.30

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan

dalam penulisan skripsi mempunyai sistematis sebagai berikut:

30 Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, Vol.17, No.33,

(Januari-Juni 2018), hlm.84-94.

Page 44: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Pembahasan diawali dengan Bab I, pendahuluan. Adapun pada Bab

ini berisikan tentang:

1. Latar Belakang Masalah.

2. Rumusan Masalah

3. Batasan Masalah.

4. Tujuan dan Kegunaan penelitian.

5. Kerangka Teori.

6. Tinjauan Pustaka.

Kemudian pada Bab II, membahas tentang metodologi penelitian,

dengan sub-sub sebagai berikut:

1. Pendekatan penelitian.

2. Jenis dan sumber data.

3. Teknik pengumpulan data.

4. Teknik analisis data.

5. Sistematika penulisan.

6. Jadwal penelitian.

Dalam Bab III, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian.

Dimana penelitian akan dilakukan di Desa Jangga Baru Kabupaten

Batanghari Provinsi Jambi.

Selanjutnya Bab IV berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian.

Yaitu sebagai berikut:

Page 45: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

1. Apa saja kearifan lokal masyarakat Desa Jangga Baru dalam kegiatan

adat Serentak Bak Regam.

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh lembaga adat Desa Jangga Baru

dalam pelestarian kearifan lokal budaya Serentak Bak Regam.

3. Upaya yang diterapkan oleh lembaga adat Desa Jangga Baru dalam

melestarikan kearifan lokal budaya adat Serentak Bak Regam.

Penelitian ini diakhiri dengan Bab V, yaitu Bab penutup yang terdiri

dari:

1. Kesimpulan.

2. Saran.

Serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran, dan curriculum vitae.

Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan masalah. Kesimpulan bukan

resume dari apa yang ditulis dahulu. Kesimpulan adalah jawaban masalah

dari data yang telah diperoleh.

Page 46: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

F. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan langkah-langkah dalam penelitian ini, maka

penulis menyusun jadwal penelitian sebagai berikut:

NO Nama Kegiatan

Tahun 2020-2021

Maret April Mei-

September

Oktober Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul x

2 Pembuatan

Proposal

X

3 Pengajuan Dosen

Pembimbing

x

4 Seminar Proposal x

5 Perbaikan Proposal x

6 Izin Riset X

7 Pelaksanaan Riset x

8 Penyusunan data x

9 Ujian Munaqasah

Page 47: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

31

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa

Desa Jangga Baru adalah Desa berasal dari transmigrasi Perkebunan

Inti Rakyat (PIR) pada tahun 1983 yang rata-rata penduduknya

didatangkan dari pulau Jawa, antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa

Timur yang diberangkatkan pada masa Orde Baru dan sedikit penduduk

lokal.

Jangga Baru dahulunya masih masuk dalam wilayah Durian Luncuk

pada saat masuknya transmigrasi. Maka berdasarkan program transmigrasi

pemerintah pada masa Orde Baru tersebut, wilayah Durian Luncuk

membebaskan dan/atau melepaskan sebagian wilayahnya untuk daerah

transmigrasi.

Nama Jangga Baru dari nama sungai yang melintas di tengah-tengah

Desa yang daerah ilir sungai itu sampai di Desa Jangga (Desa Jangga Aur),

karena meupakan Desa yang baru terbentuk maka diberrilah nama Jangga

Baru. Desa Jangga Baru pertama kali terbentuk pada tahun 1983 dengan

jumlah kepala keluarga lebih kurang 500 KK yang sebagian besar

merupakan warga transmigran dan sebagian penduduk lokal.31

Sebelum ada pemerintahan defenitif Desa Jangga Baru dibawah

naungan Kepala Unit Pemukiman Transmigran (KUPT). Setelah tahun

31 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 48: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

1987 maka dibentuklah Pejabat Sementara (PJS) yang saat itu dijabat oleh

bapak Ibrohim. Setelah tahun 1990 barulah dipilih Kepala Desa sebagai

pemimpin pemerintahan desa, maka berdasarkan musyawarah terpilihlah

Bapak Imam Barowi sebagai Kepala Desa pertama, beliau menjabat dari

tahun 1990 s/d 1998, kemudian dilanjutkan kembali oleh Bapak Hadi

Suyadi dari tahun 1998 s/d 2006.

Pada tahun 2006 terjadi pemilihan Kepala Desa kembali yang pada

saat itu Bapak Hadi Suyadi memenangkan kembali untuk periode yang

kedua kalinya tetapi ada beberapa kendala, maka akhirnya dipilihlah

Bapak Muhammad sebagai PJS dari tahun 2006 s/d 2008. Kemudian

Bapak Khalimi memenangkan kompetisi dalam pencalonan Kepala Desa

sehingga beliau dilantik sebagai Kepala Desa Defenitif dari tahun 2008 s/d

2011, beliau menjabat hanya 3 tahun karena mengundurkan diri dari

jabatannya sebagai Kepala Desa. Kemudian dilanjutkan oleh PJS yang

bernama Sukri yang sebelumnya menjabat sebagai Kaur Pembangunan

Desa Jangga Baru dari tahun 2011 s/d 2012. Kemudian pada bulan oktober

2012 terpilihlah Bapak Yendra Buana sebagai Kepala Desa Jangga Baru

sampai dengan tanggal 8 Agustus 2014, beliau meninggal dunia dalam

masa jabatanya sehingga diangkatlah Bapak Syaiful Amrah,S.IP sebagai

Pejabat Sementara (PJS) dari staf Kasi Pemerintahan Kecamatan Batin

XXIV sampai dengan tanggal 9 september 2016.32

32 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 49: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Pada tanggal 9 september 2016 Kepala Desa Jangga Baru Bapak

Muhammad terhitung sejak tanggal pelantikan yang masa jabatanya dari

tahun 2016 s/d 2022. Beliau juga pernah menjabat sebagai PJS Kepala

Desa Jangga Baru tahun 2006 s/d 2008.33

B. Letak Geografis

Secara geografis Desa Jangga Baru terletak dibagian tenggara

Kabupaten Batanghari dengan luas wilayah lebih kurang 3.084,73 Ha dan

berada pada posisi 1o20 lintang selatan sampai dengan 1

o40 dan

diantaranya 103o8 bujur timur sampai dengan 103

o75 bujur barat dengan

batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Jangga, Kecamatan Batin XXIV

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Terentang Baru, Kecamatan

Batin XXIV

3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Jangga, Kecamatan Batin XXIV

4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bulian Baru, Kecamatan Batin

XXIV.

Luas wilayah Desa Jangga Baru adalah ±3,084,73 Hektar yang terdiri

dari:

1. Tanah pekarangan pemukiman rakyat = ±125 Ha

2. Tanah perkebunan plasma = ±1.000 Ha

3. Tanah perkebunan lahan pangan = ±375 Ha

4. Tanah kas Desa (TKD) = ±10 Ha

33 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 50: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

5. Tanah restan (R) = ±182,23 Ha

6. Tanah Hutan Cagar Alam = ±42,5 Ha

7. Tanah HGU PTP Nusantara VI Durlu = ±1.350 Ha.

Keadaan Tepografi Desa Jangga Baru dilihat secara umum

keadaannya merupakan daerah dataran tinggi dan berbukit-bukit yang

dialiri oleh sungai yaitu biasa disebut masyarakat setempat dengan

sebutan Sungai Jangga.

Desa Jangga Baru beriklim tropis hal tersebut mempengaruhi pola

perekonomian penduduk setempat yaitu dalam bercocok tanam yang

sebagian besar masyarakat bergerak dibidang pertanian karet dan baru

sebagian kecil dibodang kelapa sawit yang baru masa tanam.

Belakangan ini harga getah yang menurub drastis membuat

perekonomian dadn pendapatan masyarakat menurun drastis.34

C. Orbitas / Jarak Antar Ibu Kota

Jarak (KM) Desa

Jangga Baru

Ibu Kota

Kecamatan

Ibu Kota

Kabupaten

Ibu Kota

provinsi

Desa

Jangga Baru

0 30 35 105

Ibu Kota

Kecamatan

30 0 40 140

Ibu Kota 35 40 0 70

34 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 51: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Kabupaten

Ibu Kota

Provinsi

105 140 70 0

Keterangan :

1. Jarak Desa Jangga Baru kepada Kecamatan berkisar 30 KM, dengan

jarak yang cukup jauh ini juga menjadi salah satu hambatan bagi

pemerintah desa, apalagi mengingat akses jalan yang sudah rusak dan

berlobang.

2. Jarak Desa Jangga Baru dengan Kabupaten memiliki akses jalan, yaitu

:

a. Akses jalan dari Desa ke Kecamatan 35 KM dan jarak Kecamatan

ke Kabupaten 40 KM, jadi akses jalan ini apabila melalui

Kecamatan berjarakn ±75 KM dan/atau memakan waktu ±21/2 jam.

Karena jalan ini seperti berputar.

b. Akses jalan langsung menuju Kabupaten sekitar 35 KM, jalan ini

merupakan jalan yang efektif dan paling banyak digunakan

masyarakat karena langsung menuju ke Kabupaten dan Provinsi

dengan perjalanan yang memakan waktu 11/2 jam dan inipun

karena kondisi jalan yang rusak parah akibat angkutan yang

melebihi kapasitas.35

35 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 52: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Tabel Sumber Daya Alam Berdasarkan Peraturan Bupati No. 28

Tahun 2016 :

NO URAIAN SUMBER DAYA ALAM VOLUME SATUAN

1 Sungai Jangga 1.500 Kg

2 Hutan cagar alam durian luncuk II 42,5 Ha

3 Perkebunan kelapa sawit PTP. Nusantara VI 1.350 Ha

4 Kebun karet masyarakat 1.075 Ha

5 Kebun kelapa sawit masyarakat 300 Ha

Cagar alam Durian Luncuk II berdasarkan letak wilayahnya berada

dalam wilayah Desa Jangga Baru dengan tumbuhan khasnya yang menjadi

objek penelitian bagi mahasiswa dalam daerah bahkan mahasiswa asing.

Hutan cagar alam Durian Luncuk II hingga saat ini kondisinya sangat

aman, ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat setempat yang tinggi

tentang pentingnya htan, sehingga iklimnya dapat terjaga dan

keseimbangan alamnya.36

D. Kependudukan

Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar pembangunan

sekaligus bisa menjadi modal pembangunan, terhitung sejak bulan juni

tahun 2019 jumlah penduduk Desa Jangga Baru ±3.278 jiwa dengan

36 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 53: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

jumlah kepala keluarga ±949 kepala keluarga. Agar dapat menjadi dasar

pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas

SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga

potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan,

khususnya pembangunan Desa Jangga Baru untuk 6 tahun kedepan.

Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain

perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta

strukturnya.

Tabel jumlah penduduk berdasarkan jumlah jiwa :

Laki-laki Perempuan Jumlah total

1.706 Jiwa 1.572 Jiwa 3.278 Jiwa

Tabel jumlah berdasarkan kepala keluarga :

Kepala keluarga laki-laki Kepala keluarga perempuan Jumlah total kepala keluarga

875 KK 61 KK 949 KK

1. Pertumbuhan jumlah penduduk

Jumlah penduduk Desa Jangga Baru cenderung meningkat karena tingkat

kelahiran lebih besar daripada kematian serta penduduk yang masuk lebih

besar dari pada penduduk yang keluar, berikut ini tabel laju pertumbuhan

penduduk Desa Jangga Baru Tahun 2018-2019 :37

37 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 54: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

No Rukun tetangga

Jumlah penduduk (Jiwa)

2018 2019

1 RT 01 140 132

2 RT 02 77 112

3 RT 03 95 100

4 RT 04 118 122

5 RT 05 120 113

6 RT 06 183 176

7 RT 07 182 162

8 RT 08 169 170

9 RT 09 139 141

10 RT 10 65 77

11 RT 11 138 142

12 RT 12 127 108

13 RT 13 129 139

14 RT 14 96 97

15 RT 15 110 125

16 RT 16 153 166

17 RT 17 135 137

18 RT 18 126 128

19 RT 19 163 175

20 RT 20 123 157

Page 55: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

21 RT 21 109 132

22 RT 22 197 142

23 RT 23 186 157

24 RT 24 96 96

25 RT 25 94 72

Jumlah Penduduk 3.270 Jiwa 3.278 Jiwa

2. Tingkat kepadatan penduduk

Persebaran penduduk di Desa Jangga Baru relative merata, secara absolut

jumlah penduduk pada tiap-tiap rukun tetangga terlihat terjadi perbedaan

jumlah penduduk, hal ini terjadi karena luas wilayah masing-masing RT

berbeda. Maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda pad tahun

2019. Sedangkan untuk RT dengan tingkat kepadatan penduduk yang

tinggi adalah RT 06, 07, 22 dan RT 23 merupakan wilayah Desa Jangga

Baru dengan tingkat kepadatan penduduk yaitu 203 jiwa per Km2.

Sementara itu RT 10 merupakan tingkat kepadatan terendah yaitu dengan

tingkat kepadatan 57 jiwa per Km2.38

3. Struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin :

Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Jangga Baru tergolong

penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk dengan

usia kelompok umur 6-10 dan 11-15 tahun merupakan yang terbanyak

jumlahnya masing-masing 387 dan 372 jiwa. Kemudian disusul penduduk

38 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 56: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

dengan usia 71 keatas yang merupakan jumlah terendah karena jumlah

kematian lebih banyak di usia ini hanya mencapai 225 jiwa. Rasio jenis

kelamin penduduk Desa Jangga Baru menunjukkan bahwa penduduk

perempuan relative lebih sedikit dibandingkan laki-laki.

Tabel struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di

Desa Jangga Baru tahun 2019 :39

No Kelompok umur Tahun 2019

LK PR Jumlah

1 0-5 207 162 369

2 6-10 137 143 280

3 11-15 191 133 324

4 16-20 148 141 289

5 21-25 130 126 256

6 26-30 160 127 287

7 31-35 142 140 282

8 36-40 133 122 255

9 41-45 100 105 205

10 46-50 101 99 201

11 51-55 92 102 194

12 56-60 76 91 167

13 61-65 43 89 132

39 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 57: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

14 66-70 33 53 86

15 71 keatas 43 59 102

Jumlah 1.736 1.601 3.337

Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan

sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan

manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu

pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting oleh

pemerintah terutama keluarga. Pada saat ini SDM di Desa Jangga Baru

cukup baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.40

4. Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat

kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya

keterampilan kewirausahaan dan pada gilirannya mendorong munculnya

lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program

pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi

pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika

pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang

40 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 58: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

lebih maju. Dibawah ini tabel yang menunjukan tingakt rata-rata

pendidikan warga Desa Jangga Baru.

Tebel tingkat penddikan penduduk berdasarkan persentase :

No Tingkat Pendidikan Persentase (o/o)

1 Tamat SD 6

2 Tamat SMP 8

3 Tamat SMA 13

4 Tamat perguruan tinggi 4

5 Pelajar SD 18

6 Pelajar SMP 17

7 Pelajar SMA 15

8 Mahasiswa 6

9 Tidak sekolah dan putus sekolah 3

10 Belum sekolah 10

Jumlah 100 o/o

Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa di Jangga Baru untuk anak

balita / usia dini 10%, penduduk yang tidak sekolah dan putus sekolah

yaitu sebesar 3%, kemudian yang memiliki bekal pendidikan dasar 18%

dan tamat SD yaitu 6%, sementara yang tamat SLTP 8% dan yang masih

belajar 17%, sementara untuk tamat SMA 13% dan yang masih belajar

Page 59: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

15%, sedang pendidikan di perguruan tinggi hanya 6%, serta yang selesai

dari perguruan tinggi hanya 4%.41

5. Kesehatan

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Jangga Baru antara lain

dapat dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan

masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indicator kesehatan

seperti maningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian

bayi.

Tahun Baik Kurang Buruk

2018 300 orang 35 orang 5 orang

2019 3.242 orang 37 orang 2 orang

6. Kehidupan Beragama

Penduduk Desa Jangga Baru yang menganut agama islam 93%, agama

Kristen 5%, agama katolik 2% sedangkan agama hindu dan budha adalah

0%. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kehidupan beragama

berjalan dengan baik, karena banyaknya kesadaran masyarakat untuk

saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang ada, baik

dalam peribadatan maupun dikehidupan sosial. Berikut tabel jumlah

penduduk berdasarkan agama yang dianut :

41 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 60: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

No Agama Jumlah penganut

1 Islam 2.898

2 Kristen 102

3 Katolik 120

4 Hindu 0

5 Budha 0

Jumlah 3120

7. Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan

pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Jangga Baru. Wanita

dan anak-anak juga berperan penting dalam laju pertumbuhan penduduk

dan tingkat kepadatan suatu daerah. Wanita dan anak dari komposisi

penduduk Desa Jangga Baru tahun 2019 jumlah penduduk wanita

mencapai 1.459 jiwa atau sekitar 40% dari total penduduk berjumlah 3.120

jiwa.

Masih tertinggal peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan anak

diberbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya

partisipasi kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu

terlihat dari prestasi pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga

masih rendah.42

8. Pertumbuhan Ekonomi

42 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 61: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Belakangan ini pertumbuhan ekonomi di Desa Jangga Baru sangat

menurun drastis, hal ini diakibatkan terjadinya bencana alam kebakaran

lahan masyarakat pada bulan oktober tahun 2019, dimana lahan atau kebun

masyarakat dengan tanaman komoditi penghasil getah kaet dilahap si jago

merah. Dengan kondisi ini pemerintah Desa Jangga Baru tidak ttinggal

diam untuk memberikan motifasi masyarakat agar tidak putus asa, salah

satunya pemerintah desa juga mencari bantuan bibit karet bersubsidi

beserta pupuk melalui kerjasama dengan dinas perkebunan bahkan bibit

kelapa sawit. Bahkan bibit lain sebagai penumpang sari seperti bibit

kedelai dan jagung, namun sangat disayangkan dari tumpang sari tersebut

tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, gagal panen akibat tanah

yang terbakar tersebut masih banyka zat asam dan zat kapur sehingga

tanaman masyarakat seperti padi juga gagal panen. Kondisi batang

berwarna kunig dan makin membusuk.

Dengan kondisi perekonomian Desa Jangga Baru yang baru saja

mengalami keterpurukan, maka kepala desa berupaya mendatangkan

pengusaha atau pihak-pihak yang ingin diajak bernitra dengan masyarakat.

Penurunan pertumbuhan ekonomi pada masyarakat salah satunya akibat

harga getah karet yang semakin menurun, sehingga hasil produktifitasa

masyarakat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup apalagi

menyangkut dengan biaya anak-anak mereka yang mengecam pendidikan

sampai dengan perguruan tinggi. Semua itu dapat dirasakan oleh sebagian

besar masyarakat yang sudah sangat minim pengahasilannya yang dipicu

Page 62: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

oleh sudah tuanya tanaman produktif mereka dan bencana kebakaran yang

telah terjadi. Namun ada sebagian masyarakat yang mampu mendirikan

usaha terutama orang yang memiliki pengeahuan yang luas, dari jenis

pekerjaan pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil

usaha yang dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari

pemerintah, inilah yang menyebabkan belum terlepas dari angka

kemiskinan.

Sebagian kecil masyarakat juga sudah mencapai keberhasilan, dimana

persentase mata pencaharian PNS mencapai 1,8% atau 57 orang baik dari

tenaga pendidik, polisi maupun pemerintah. Kesadaran masyarakat mulai

muncul akan pentingnya untuk menjangkau keberhasilan untuk mejalani

kehidupan.43

Berikut tabel mata pencarian penduduk Desa Jangga Baru tahun 2019 :

No Mata pencaharian Jumlah (org) Jumlah persentase (%)

1 Petani 622 19,95%

2 Buruh tani 144 4,65%

3 Pedagang 118 3,78%

4 Peternak 17 0,54%

5 Serabutan 239 7,65%

6 Perabot 10 0,29%

7 PNS/TNI/POLRI 57 1,82%

43 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 63: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

8 Tenaga honor 30 0,97%

9 Ibu rumah tangga 737 23,65%

10 Sopir 51 1,68%

11 Buruh bangunan 59 1,86%

12 Nelayan 0 0%

13 Pertambangan 0 0%

14 Bengkel 24 0,77%

15 Belum bekerja 822 26,32%

16 Tidak bekerja 189 6,07%

Jumlah 3120 100%

9. Pembagian Wilayah Desa

Desa Jangga Baru terdiri dari lima Dusun dengan perincian sebagai

berikut:

a. Dusun pandan kuning, terdiri dari RT. 01, 02, 03, 04, 05, dan 06.

b. Dusun pandan arun, terdiri dari RT. 07, 08, 09, 10, dan 11.

c. Dusun pandan sari, terdiri dari RT. 12, 13, 14, 15, 16, dan 21.

d. Dusun pandan wangi, terdiri dari RT. 17, 18, 19, dan 20.

e. Dusun biring kuning, terdiri dari RT. 22, 23, 24, dan 25.

Akan tetapi dusun 5 (biring kuning) merupakan dusun yang

masyarakatnya adalah karyawan PTP Nusantara VI Durian Luncuk,

namun pada pemilihan legislaitf, eksekutif, dan pemilihan kepala daerah

masyarakat tersebut yang mata pilihnya dalam acara-acara pemilu maupun

Page 64: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

pemilihan kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa Jangga Baru

mengikuti mata pilih di Deasa Jangga Baru, namun untuk segi kebutuhan

bantuan ataupun pembangunan dusun ini ditanggung oleh PTP Nusantara

VI Durian Luncuk.

PTP Nusantara VI Durian Luncuk meruupakan perusahaan yang memiliki

BUMN yang skala produktifitasnya bergerak dibidang perkebunan kelapa

sawit. PTP Nusantara VI Durian Luncuk juga merupakan perusahaan

dimana dapat berdirinya Desa Jangga Baru, Terentang Baru dan Bulian

Baru serta lima Desa lain yang memasuki wilayah Kabupaten

Sarolangun.44

44 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 65: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

E. Kondisi Pemerintahan Desa

1. Susunan struktur organisasi Pemerintah Desa Jangga Baru :45

45 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

KEPALA DESA

MUHAMMAD SEKRETARIS DESA

SUWARNO

KAUR UMUM

SLAMET

WAHYUDI

KAUR

KEUANGAN

SAPRIL SAIFUDIN

Kasi Kesra Pemuda

Dan Olahraga

ASMU’I

Kasi Pemerintahan

TUMARNO

STAF Kasi

Pemerintahan

RINI MUSTIKA

Kadus Pandan

Kuning

KARYOTO

Kadus Pandan

Sari

APRIYANTO

Kadus Pandan

Arum

BENNY

Kadus Biring

Kuning

SITI ROHAYA

Kadus Pandan

Wangi

AHMAD SUMIJAN

Ketua RT 01

Paino

Ketua RT 02

Suroto

Ketua RT 03

Tasrib

Ketua RT 06

Casrudin

Ketua RT 05

Rosidin

Ketua RT 04

Paijan Ketua RT 10

Poniam

Ketua RT 09

Ade Wahyudi

Ketua RT 08

Fredy

Ketua RT07

Edi Hartono

Ketua RT 11

Jaenudin

Ketua RT 21

Sumirih

Ketua RT 16

Sidik A

Ketua RT 15

Sakir

Ketua RT 14

Warno

Ketua RT 13

Ersi J

Ketua RT 12

Slamet R

Ketua RT 25

Slamet A

Ketua RT 24

Talata M

Ketua RT 23

Rochim

Ketua RT 22

Zulkifli

Ketua RT 20

Hartono

Ketua RT 19

Sainem

Ketua RT 18

Supardi

Ketua RT 17

Suwoto

Page 66: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

2. Susunan organisasi Badan Permusyawaratan Desa Jangga Baru :46

46 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Ketua BPD

ERSI JAMALUDIN

Wakil Ketua BPD

MARGONO

Anggota

EKA MUSLIMAH

Anggota

ROMLI

Sekretaris BPD

ELIX SOLA

Page 67: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

3. Susunan organisasi Lembaga Adat Desa Jangga Baru :47

47 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari tahun 2019

KetuaLAD

IMAM BAROWI

Sekretaris LAD

SYAMSUDDIN

Anggota

IHSAN

Anggota

NUR SYAQILAH

Anggota

JAMILIN

Anggota

MUNAWAR

Anggota

BABAN SABANA

Anggota

M. YASIR

Page 68: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

F. Visi Dan Misi

1. Visi

Visi dalam hal ini adalah visi pemeintahan Desa, yaitu visi kepala

Desa. Visi Pemerintahan Desa pada dasarnya merupakan pandangan

ideal masa depan yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah Desa dalam

periode 2016-2022. Fungsi pemerintah Desa terutama sebagai arah

bagi perjalanan pemerintah Desa dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan, tetepi suatu janji

yang harus diwujudkan dan dapat diarahkan ketercapaiannya.48

Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi stakeholder serta

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan visi Desa

Jangga Baru adalah :

“DESA JANGGA BARU YANG MANDIRI, BERIMAN DAN

BERTAQWA”

Dari Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Mandiri

Kemandirian dalam hal ini meliputi dua sisi yaitu pemerintah Desa

dan masyarakat. Oleh karena itu ketercapaian kemandirian dapat

dilihat dari adanya peningkatan kemampuan pemerintah Desa dan

meningkatkan kemampuan masyarakat agar peran serta dan/atau

partisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan Desa.

b. Beriman dan Bertaqwa

42Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 69: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Iman dan taqwa merupakan sikap manusia terhadap tuhannya.

Masyarakat Desa Jangga Baru adalah masyarakat yang beragama.

Sikap orang yang beragama adalah selalu meningkatkan dan

memelihara iman dan taqwanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu dalam membuat kebijakan pembangunan Desa juga

selalu memperhatikan hal tersebut.

Dari uraian diatas, maka ketercapaian visi kepala desa dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Makin kuatnya kelembagaan Pemerintah Desa.

2. Makin meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan.

3. Makin baiknya kebijakan-kebijakan pemerintah desa dalam

penyelenggaraan roda pemerintahan Desa.

4. Makin baiknya kualitas pembangunan desa di segala bidang.

5. Makin meningkatnya kesejahteraan kehidupan dari masyarakat.

6. Pemberdayaan sector pertanian.

7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Misi

Misi dalam hal ini adalah misi kepala desa. Misi pada dasarnya

merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari visi. Merupakan

bidang-bidang yang akan diarungi untuk menuju tercapainya visi yang

telah ditetapkan. Misi juga beberapa outpu-output yang pernah

diciptakan terlebih dahulu untuk mewujudkan visi. Misi juga

Page 70: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

merupakan beban amanah yang akan dipikul dan di selesaikan demi

terwujudnya visi yang telah dijanjikan.

Untuk mewujudkan visi kepala desa sebagaimana rumusan diatas,

maka dirumuskan misi (beban kinerja yang harus dilaksanakan)

sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pemerintahan desa yang efisien, efektif, dan

bersih dengan mengutamakan masyarakat.

b. Menigkatkan sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan

desa.

c. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam

pelaksanaan pembangunan Desa.

d. Meningkatkan kualitas sumberr daya manusia dalam pembangunan

Desa yang berkelanjutan.

e. Mengembangkan perekonomian Desa.

f. Menciptakan rasa aman, tenteram, dalam suasana kehidupan Desa

yang Demokratis dan Agamis.

Rumusan misi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :49

Misi 1: Menyelenggarakan Pemerintahan Desa Yang Efisien,

Efektif Dan Bersih

Tujuan pemerintah secara garis besar ada 3 hal yaitu:

1. Membina / mengembangkan,

49 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 71: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

2. Membangun / memberdayakan, dan

3. Melindungi seluruh masyarakat.

Untuk mewujudkan tiga tujuan tersebut maka diciptakan suatu

kelembagaan pemerintahan yang mengacu kepada prinsip-prinsip

manajemen antara lain efisien dan efektif serta prinsip “clean

government” yaitu pemerintah yang bersih, oleh karena itu aparat

pemerintah desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus harus

secara professional, produktif, dan transparan serta akuntabel.

Misi 2: meningkatkan sumber-sumber pendanaan pemeintahan

dan pembangunan desa

Dana Bagi Penyelenggaraan Pemerintah Desa merupakan elemen

mutlak yang harus ada. Visi dan misi tidak akan terwujud tanpa

tersedianya dana. Oleh karena itu pemerintahan yang kuat ditandai

cukup dan beragamnya sumber-sumber dana yang dimilikinya.

Tujuan pokok dalam kaitannya dengan penyediaan sumber dana adalah

mengembangkan sumber pendanaan pemerintahan dan pembangunan

desa dengan menggali, mengoptimalkan pendapatan asli desa dan

menggerakkan swadaya masyarakat desa serta melakukan koordinasi

dengan pemerintah atas desa.50

50 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 72: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Misi 3: mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa dan

kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan desa

Pembangunan pada dasarnya merupakan tugas pemerintah dan

masyarakat. Dalam alam demokrasi ini diharapkan peranan masyarakat

lebih dominan dalam pelaksanaan pembangunan desa. Sebagai upaya

menuju sasaran tersebut, maka salah satu langkah yang perlu dilakukan

adalah pemberdayaan masyarakat lebih terprogram dan terarah. Disisi

lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat perlu kemitraan

dengan pihak lain. Kemitraan tidak hanya memperkuat dalam hal

pendanaan, tetapi dalam kemitraan akan terjadi transfer pengetahuan,

teknologi dan manajemen yang sangat penting dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan kualitas usaha.51

Misi 4: meningkatkan sumber daya manusia dalam pembangunan

desa yang berkelanjutan

Pembangunan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara sumber

daya, teknologi dan kebijakan. Sumber daya terdiri dari sumber daya

manusia dan sumber daya non manusia. Sebagai sumber daya dan

sekaligus sebagai pengambil manfaat dari pembangunan maka

diperlukan manusia-manusia yang cerdas dan memiliki moral yang

tinggi. Upaya kongkrit untuk meningkatkan kualitas sumber daya

45Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 73: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

manusia antara lain dengan meningkatkan pendidikan, kesehatan dan

pendapatannya.

Misi 5 : mengembangkan perekonomian desa

Salah satu masalah yang mendasar yang dihadapi dalam pembangunan

desa, sebagai dampak krisis ekonomi adalah besarnya tingkat

pengangguran yang bermuara dengan meningkatnya jumlah penduduk

miskin. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan

mendasar tersebut adalah menggerakkan sector perekonomian desa

dengan memperluas akses masyarakat desa ke sumber-sumber daya

produktif, untuk pengembangan usaha seperti lahan, prasarana social

ekonomi, permodalan, informasi, teknologi, dan pasar.52

Misi 6 : menciptakan rasa aman dan tenteram dalam suasana

kehidupan masyarakat desa yang demokratis dan agamis

Pembangunan demokrasi pada umumnya akan menyentuh lapangan

antara lain politik/kekuasaan, hak dan kewajiban serta hak asasi

manusia. Sedangkan pembangunan dibidang keagamaan adalah untuk

menciptakan kehidupan masyarakat yang agamis yang akan bermuara

pada terbentuknya moral masyarakat yang tinggi. Namun demikian

dua kehidupan tersebut tidak bisa berkembang apabila selalu ada

gangguan, baik gangguan alam maupun konflik dalam masyarakat atau

dengan kata lain masyarakat tidak ada rasa aman dan tenteram. Selain

46Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 74: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

itu rasa aman dan tenteram juga mendorong produktifitas masyarakat

lebih tinggi.

Dari uraian tersebut diatas, maka pencapaian misi kepala desa dapat

dilaksanakan sebagai berikut :

1. Terselenggaranya tugas-tugas pemerintahan desa secara efektif.

2. Tersusunya program program pembangunan desa secara efektif dan

efisien.

3. Penggunaan dana yang makin terarah dan efisien/benar.

4. Terlaksananya pengawasan melekat yang efektif.

5. Meningkatnya jumlah dan keragaman sumber-sumber pendanaan

desa.

6. Meningkatnya kemandirian masyarakat, terutama dalam bidang

pendanaan pembangunan.

7. Meningkatnya ketertiban masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan.

8. Meningkatnya kemampuan masyarakat mesngakses ke sumber-

sumber daya termasuk informasi.

9. Meningkatnya usaha kemitraan yang dilakukan oleh masyarakat.

10. Meningkatnay tingkat pendidikan masyarakat.

11. Meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat.

Page 75: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

12. Berkembangnya produktifitas sector pertanian dan sektor-sektor

Rill ekonomi desa.53

53 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 76: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

58

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kearifan Lokal Masyarakat Desa Jangga Baru Dalam Kegiatan Adat

Serentak Bak Regam

Pada bidang budaya, masyarakat Desa Jangga Baru menjaga dan

menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh

para leluhur. Hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta

kearifan lokal adat istiadat pada setiap prosesi pernikahan dan acara

peringatan hari besar islam.54

1. Budaya Pada Prosesi Pernikahan

Sebelum pernikahan berlangsung, ada beberapa prosesi yang dilakukan

yang berkenaan dengan budaya yang dilakukan sejak turun temurun

dari generasi ke generasi selanjutnya. Adapun diantaranya sebagai

berikut: Hal pertama yang dilakukan yaitu prosesi lamaran dari pihak

laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Selanjutnya setelah

lamaran, rombongan dari pihak laki-laki kembali datang kepada pihak

perempuan dengan membawa seserahan yang telah diajukan oleh

pihak perempuan, prosesi ini disebut dengan ngantar adat. Dalam

prosesi pernikahan di desa Jangga Baru, diiringi oleh grup kompangan

saat arak-arak pengantin. Kompangan ini juga ikut berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan keislaman lainnya. Kegiatan kompangan ini

54 Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari Tahun 2019

Page 77: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

dilakukan oleh para pemuda-pemudi dan para pelatih yang terdapat di

grup kompangan tersebut. Kegiatan kompangan ini menjadi salah satu

hal yang ditunggu-tunggu dan menarik perhatian masyarakat dalam

prosesi pernikahan di Desa Jangga Baru. Grup kompangan ini

melakukan latihan satu kali dalam seminggu, yaitu pada malam sabtu.

Latihan dilakukan di salah satu rumah warga yang berperan sebagai

pelatih sekaligus anggota grup, yaitu di kediaman Bapak Karyono.

Kemudian latihan dilakukan setiap malam ketika ada warga yang akan

melangsungkan pernikahan. Dalam prosesi pernikah selain di iringi

dengan kompangan juga di selingi oleh penampilan pencak silat.

Pencak silat ini dilakukan oleh satu atau dua orang warga. Pencak silat

dapat menarik perhatian para tamu undangan terutama tamu dari luar

Desa Jangga Baru. Kemudian setelah prosesi kompangan dan pencak

silat dilanjutkan dengan seloko dengan berbalas pantun yang

menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan rombongan pihak laki-laki

dan penyerahan mempelai perempuan kepada pihak laki-laki.55

2. Budaya pada anak yang baru dilahirkan

Kemudian di Desa Jangga Baru terdapat kegiatan Berzanji, kegiatan

berzanji ini dilakukan untuk mengiringi acara tasyakuran bagi anak

yang baru lahir. Biasanya dilakukan pada hari ke tujuh kalahiran bayi

atau menjelang empat puluh hari. Berzanji ini dilakukan oleh para

tokoh agama dan pegawai syarak yang terdapat di Desa Jangga Baru.

55 Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku ketua LAD Desa Jangga Baru

Page 78: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Kegiatan tasyakuran ini biasa di sebut dengan marhaba. Dalam acara

ini anak yang baru dilahirkan tersebut didandani menggunakan pakaian

adat kemudian diletakkan didalam perahu kecil dan diangkat

mengelilingi tempat acara berlangsung. Acara marhaba anak ini

menggunakan beberapa perlengkapan yaitu bendera dan telur yang

diberi tulisan nama anak yang baru dilahirkan tersebut yang kemudian

dibagikan kepada masyarakat yang datang dalam acara marhaba

tersebut. Selain itu kegiatan berzanji ini juga dilakukan ketika

memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, hingga tepat pada

tanggal kelahiran Nabi SAW yaitu pada tanggal dua belas Rabiul

Awal. Kegiatan berzanji ini dilakukan setelah solat magrib hingga

masuk waktu isya.56

3. Budaya pada musibah kematian

Kemudian kearifan lokal lainnya yang terdapat di Desa Jangga Baru

yaitu kegiatan kirim doa selama tujuh hari tujuh malam setelah wafat

salah satu warga. Warga yang datang tidak perlu diundang

sebelumnya, melainkan datang dengan rasa belasungkawa dan

toleransi antar sesama. Kegiatan ini dilakukan oleh warga masyarakat

laki-laki maupun perempuan. Untuk laki-laki dilakukan pada malam

hari selepas isya, sedangkan untuk perempuan dilakukan pada sore hari

yaitu setelah waktu ashar. Tidak hanya itu, kirim doa juga dilakukan

setelah subuh. Setelah solat subuh kirim doa kembali dilakukan

56 Wawancara dengan Bapak Syamsuddin selaku sekretaris LAD Desa Jangga Baru

Page 79: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

dirumah duka, sebenarnya kegiatan setelah subuh ini dilakukan

langsung di tempat pemakaman namun karena terkendala oleh

beberapa faktor seperti hujan, maka kegiatan ini dilakukan cukup

dirumah duka.57

4. Budaya Pada Hari-Hari Besar Islam

Pada hari-hari besar islam seperti idul fitri, idul adha, di Desa Jangga

Baru pada malam takbiran selalu di adakan pawai obor oleh pelajar

dan warga masyarakat dengan mengelillingi wilayah Desa Jangga

Baru. Selain itu, dihari raya idul fitri dan idul adha juga diadakan doa

dan makan bersama dimushola atau dirumah ketua RT jika diRT

setempat tidak terdapat mushola. Dan sehari sebelum hari raya idul

fitri dan idul adha masyarakat bersama-sama berziarah ke makam

untuk memanjatkan doa dan membersihkan makam, istilah ini disebut

ke tanah layu. maulid Nabi SAW, tahun baru islam dan hari besar

lainnya, selalu diperingati dengan acara berdoa bersama dan makan

bersama untuk mengingat dan meningkatkan keimanan masyarakat.

Selain itu kegiatan ini juga dilakukan untuk pengetahuan bagi anak-

anak usia dini agar mengetahui dan menjadi penerus yang lebih baik,

harapanya kegiatan ini dapat berlangsung dari generasi ke generasi.58

57 Wawancara dengan Bapak Khalimik selaku tokoh masyarakat Desa Jangga Baru

58 Wawancara dengan Ibu Nur Syaqilah selaku anggota LAD Jangga Baru

Page 80: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

5. Budaya pada kegiatan malam ahad

Selanjutnya di Desa Jangga Baru terdapat kegiatan belajar tahsin yang

dilaksanakan setiap dua minggu sekali yaitu pada malam minggu bagi

anak-anak, pelajar dan masyarakat yang dilaksanakan dimasjid

darussalam. Kegiatan tahsin ini juga diselingi Majelis pengajian

istighozah ini dilakukan satu kali dalam dua minggu, yaitu pada

malam minggu ba’da isya. Majelis ini dilakukan di masjid Jami’

Darussalam yang terdapat di dusun satu Desa Jangga Baru. Pengajian

ini diperuntukkan bagi seluruh warga Desa Jangga Baru tidak hanya

bagi masyarakat dusun satu saja. Selain warga Desa Jangga Baru

majelis ini juga sering mengundang Da’i atau tokoh agama dari desa

tetangga untuk mengisi tausiyah singkat bagi jamaah. Kegiatan ini

sengaja dilakukan pada setiap malam minggu agar anak-anak, pelajar

dan muda-mudi ada kegiatan yang berrmanfaat dan tidak meramaikan

malam minggu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.59

B. Kendala Yang Dihadapi Oleh Lembaga Adat Desa Jangga Baru

Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Budaya Serentak Bak Regam

Dalam melestarikan budaya adat serentak bak regam lembaga adat

Desa Jangga Baru terus berupaya untuk melakukan tindakan-tindakan

yang dianggap dapat memberikan kontribusi terhadap budaya adat

59 Wawancara dengan Bapak Munawar selaku pendamping kegiatan tahsin dan istighozah

Page 81: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

serentak bak regam, khususnya di Desa Jangga Baru.60

Lembaga adat Desa

Jangga Baru terus berusaha untuk menemukan celah dibalik kemajuan

teknologi yang berkembang pesat saat ini. Namun dibalik semua usaha

yang telah dilakukan pasti ada kendala yang dihadapi.61

Adapun kendala

yang dihadapi dalam pelestarian budaya adat Serentak Bak Regam adalah

sebagai berikut :

1. Kemajuan Teknologi

Meskipun dipandang banyak memberikan manfaat, kemajuan

teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan

tertinggalnya budaya lokal. Seiring perkembangan zaman pada era

globalisasi seperti ini, masyarakat di dunia tidak terkecuali masyarakat

Desa Jangga Baru, tidak lepas untuk menggunakan gadget dalam

kelangsungan hidupnya. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan

masyarakat pasti membutuhkan gadget. Berbagai dampak pun terjadi

dari penggunaan gadget itu sendiri, yaitu salah satunya masyarakat

dapat mendapatkan informasi yang sangat cepat dari seluruh dunia.

Tetapi penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan

dampak buruk yaitu gangguan kesehatan pada pemakainya.

Ketergantungan hidup pada gadget, serta melupakan apa yang

seharusnya dilakukan seperti melestarikan budaya di Indonesia

khususnya budaya adat serentak bak regam yaitu kompangan yang ada

di Desa Jangga Baru.

60 Wawancara dengan Bapak Khoirudin selaku masyarakat Desa Jangga Baru

61 Wawancara dengan Bapak Syamsuddin selaku sekretaris LAD Jangga Baru

Page 82: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Ketergantungan terhadap penggunaan gadget membuat anak muda

zaman sekarang lupa terhapat kebudayaan. Padahal anak muda adalah

generasi penerus bangsa yang seharusnya melestarikan budaya

tersebut. Pada zaman sekarang hanya sedikit anak muda Indonesia

yang melestarikan kebudayaan di daerahnya dan banyak orang asing

yang mempelajari dan melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang ada

di Indonesia. Akibat dari kurang perhatiannya anak muda Indonesia

terhadap kebudayaannya membuat orang asing mangklaim bahwa

kebudayaan indonesia yang kurang dilestarikan dan hampir punah.

Banyak hal-hal yang menggiurkan dari teknologi ini, salah satunya

game online. Jika kita lihat saat ini banyak anak-anak remaja

berkerumun disuatu tempat, seperti di Desa Jangga Baru ini banyak

kita lihat para pemuda berkerumun di jembatan dan setiap orangnya

memegang gadget masing-masing yang digunakan untuk main game.62

Masyarakat saat ini begitu sulit untuk menghindar dari derasnya

perubahan akibat kecanggihan teknologi informasi. Suka atau tidak

suka, mau atau tidak mau, setiap orang terpaksa tercebur pada masa

yang dinamakan era globalisasi. Tidak bisa dipungkiri jika kemajuan di

era globalisasi semakin mempermudah kehidupan manusia. Kini ruang

dan waktu bukan lgi masalah, karena sudah ada alat transfortasi dan

teknologi komunikasi yang bisa membuat waktu dan jarak semakin

dekat dan singkat. Tatanan kehidupan mengarah pada proses mendunia.

62 Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua LAD Desa Jangga Baru

Page 83: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Tidak hanya berlaku untuk satu bidang, namun terjadi diberbagai

bidang kehidupan. Misalnya pada bidang politik, sosial, ekonomi,

bidang agama, dan terutama sekali pada bidang teknologi.63

Namun tidak bisa tidak bahwa akan ada dampak negative yang juga

dijalani atas kemajuan ini. Salah satunya adalah perembesan budaya

dari Negara luar ke dalam sebuah Negara yang justru memberikan efek

buruk pada generasi muda. Salah satu yang mulai terasa adalah

hilangnya kecintaan terhadap budaya lokal. Bahayanya hal ini justru

terjadi kepada generasi muda yang diharapkan menjadi penerus bangsa.

Generasi saat ini lebih memilih bermain dengan perangkat gadgetnya

dibanding mempelajari budaya.64

Memang tantangan untuk memegang teguh budaya lokal memang

begitu berat bagi generasi muda. Bagaimana tidak, perangkat teknologi

semakin menyenangkan dan memberi kemudahan dalam

penggunaanya. Game-game produk luar negeri juga terlihat lebih asik

dimainkan ketimbang kesenian lokal. Film-film dibioskop juga lebih

dianggap seru dari pada pentas seni dan drama pertunjukan.65

Perlu diketahui bahwa budaya lokal merupakan asset penting bagi

sebuah Negara. Tanpa budaya lokal, Indonesia tidak memiliki identitas

jelas dimata dunia. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus

dijaga keaslian maupun kepemilikannya. Hal tersebut menjadi sumber

informasi kehidupan yang tidak dapat digantikan. Jika terputus pada

63 Wawancara dengan Ibu Eka Muslimah Selaku Anggota Badan Permusyawaratan Desa

64

Wawancara dengan Bapak Muhammad selaku Kepala Desa Jangga Baru

65 Wawancara dengan Bapak Margono selaku Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Page 84: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

generasi saat ini, maka habislah warisan untuk generasi selanjutnya. Itu

artinya tanggungjawab untuk mempertahankan budaya lokal ada

ditangan pemuda. Tidak ada yang bisa menggantikan peran ini selain

mereka sebagai generasi penerus bangsa. Untuk itu, sangat perlu

menumbuhkan kesadaran mereka akan pentingnya kebudayaan ini dari

semua lapisan masyarakat. Menumbuhkan perasaan cinta terhadap

budaya Indonesia sudah harus dimulai sejak dini. Artinya sejak anak

masih kecil orang tua sudah harus menajarkan mereka tentang budaya-

budaya yang menjadi warisan leluhur bangsa. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara misalnya, menunjukan video kesenian, mengajakk anak ke

acara budaya, atau menceritakan dongeng-dongeng yang ada kaitannya

dengan budaya lokal.66

Pada tingkat sekolah, cara untuk menumbuhkan cinta budaya kepada

siswa-siswi dapat melalui mata pelajaran muatan lokal (kesenian)

berbasis pelestarian seni budaya setempat. Siswa nantinya dikenalkan

dengan budaya-budaya dari berbagai daerah yang ada di Indonesia

dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, bisa melalui alat music,

pementasan, atau pameran-pameran tentang budaya daerah yang ada di

daerah kita. Dengan cara ini siswa dapat mengingat melalui pengalaman

yang mereka lakukan ketika mengikuti pelajaran kesenian. Hal ini

66 Wawancara dengan Bapak Muhammad Selaku Kepala Desa Jangga Baru

Page 85: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

sangat penting untuk membangun karakter kaum muda Indonesia yang

cinta budaya.67

Pemerintah juga berperan besar dalam menumbuhkan cinta budaya

lokal pada diri pemuda. Tanpa dukungan pemerintah pemuda hanya

bisa seadanya dalam mencintai budayanya. Namun dengan dukungan

pemerintah, maka mereka akan merasa memiliki tanggungjawab besar

untuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada.68

2. Partisipasi masyarakat Desa Jangga Baru

Partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam upaya

pelestarian kegiatan kearifan lokal yang ada di Desa Jangga Baru.

Karena masyarakat lah yang berperan atas keberhasilan yang telah

dirancang oleh pemerintah. Selaku masyarakat, pak Pardi mengatakan

bahwa “pemerintah saat ini harus membimbing warga Desa Jangga

Baru terutama generasi muda agar ikut berpartisipasi dalam

melestarikan kearifan lokal yang ada di Desa Jangga Baru ini, karena

merekalah yang nantinya akan menjadi penerus bangsa”.69

Masyarakat belum sepenuhnya berpartisipasi dalam kegiatan kearifan

lokal yang terdapat di Desa Jangga Baru. Dalam kegiatan budaya

orang-orang yang berperan masih yang itu-itu saja, jadi apabila orang

tersebut tidak ada di tempat maka susah untuk mencari gantinya.

67 Wawancara dengan Ibu Nur Syaqilah selaku anggota Lembaga Adat Desa Jangga Baru

68 Wawancara dengan Bapak Muhammad selaku Kepala Desa Jangga Baru

69 Wawancara dengan Bapak Muhammad selaku Kepala Desa Jangga Baru

Page 86: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

Partisipasi masyarakat sendiri menjadi penentu keberhasilan suatu

kegiatan budaya yang sedang berlangsung.70

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan masalah atau kendala yang dihadapi

yang berkenaan dengan alat dan kelengkapan yang digunakan sebagai

penunjang terlaksananya suatu kegiatan yang akan dilakukan. Dalam

kegiatan pelestarian kompangan yang dilakukan di Desa Jangga Baru,

peralatan utama kompangan berasal dari Desa. Namun peralatan

tersebut masih belum cukup jika akan penambah atau pemperbanyak

peserta. Dengan peralatan yang seadanya tersebut grup kompangan

terus melakukan latihan rutin sekali dalam seminggu yaitu pada malam

sabtu, dan latihan setiap malam jika ada yang kegiatan pernikahan dan

bahkan khitanan.71

Dari acara pernikahan dan khitanan yang di iringi grup kompangan,

setiap penampilan, tuan rumah biasanya memberikan sedikit hadiah

berupa uang. Uang ini lah yang digunakan dan dikembangkan untuk

melengkapi kekurangan sarana dan prasarana dalam kegiatan

kompangan tersebut, baik itu untuk menambah peralatan kompangan

maupun untuk membuat seragam grup kompangan. Kemudian dari

uang tersebut juga sering digunakan untuk membuat acara kecil-

kecilan seperti kegiatan tahun baru islam, maulid Nabi dan acara islam

lainnya, kegiatan ini dilakukan selain untuk mengajarkan hari-hari

70 Wawancara dengan Bapak Pardi selaku masyarakat Desa Jangga Baru

71 Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua LAD Desa Jangga Baru

Page 87: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

besar islam kepada kalangan pemuda juga untuk sedikit menghibur

agar anggota kompangan tidak merasa bosan karena peserta

didominasi para pelajar.72

Grup kompangan yang di bentuk ini tidak hanya untuk mengisi acara

dalam Desa Jangga Baru, tetapi juga sering di undang ke beberapa

Desa tetangga untuk mengisi acara pernikahan, khitanan dan maupun

kegiatan lainnya. Grup kompangan yang ada di Desa Jangga Baru

sudah dibentuk sejak tiga tahun lalu dan masih berlangsung hingga

sekarang.73

C. Upaya Yang Diterapkan Oleh Lembaga Adat Desa Jangga Baru

Dalam Melestarikan Kearifan Lokal Budaya Adat Serentak Bak

Regam

Dari kendala-kendala yang dihadapi dalam melestarikan budaya

kompangan yang terdapat di Desa Jangga Baru, kemudian pemerintah desa

bersama-sama bermusyawarah untuk mendapatkan mufakat sesuai dengan

makna dari motto serentak bak regam yang menunjukkan watak dan adat

seiya sekata untuk mencari solusi terbaik dari masalah di hadapi.74

Lembaga Adat Desa sebagai mana yang terdapat dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Dan

Pengembangan Adat Dan Lembaga Adat Bumi Serentak Bak Regam,

72 Wawancara dengan Bapak Khalimik selaku pelatih grup kompangan

73

Wawancara dengan Bapak Muhammad selaku Kepala Desa Jangga Baru

74 Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua LAD Desa Jangga Baru

Page 88: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

mempunyai tugas yaitu pada pasal 5 ayat 1 yang berbunyi “ menggali dan

mengembangkan, memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya

daerah adat bumi serentak bak regam dalam upaya melestarikan

kebudayaan daerah kabupaten Batanghari guna memperkaya khasanah

kebudayaan bangsa”.75

Dalam melestarikan budaya adat serentak bak

regam terdapat beberapa upaya yang di terapkan oleh Lembaga Adat Desa

Jangga Baru. Adapun upaya yang diterapkan oleh Lembaga Adat Desa

Jangga Baru tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mensosialisasikan,

menginformasikan, dan bertukar pikiran mengenai budaya adat

serentak bak regam, contoh nya di desa jangga baru disetiap dusun

terdapat grup muda mudi yang digunakan untuk melestarikan budaya

adat serentak bak regam.76

Dari sini lah kemudian muncul ide untuk

mengambil manfaat dari penggunaan teknologi tersebut. Awalnya

membuat suatu grup yang berisi pemuda-pemudi yang ada di Desa

Jangga Baru yang didalamnya juga terdapat ketua dusunnya. dari grup

ini lah kemudian melahirkan suatu karya yaitu kompangan dan

diiringi dengan shalawatan yang digunakan sebagai hiburan pada

acara pernikahan, tasyakuran, maupun khitanan.77

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat, seperti yang kita ketahui

Indonesia merupakan Negara dengan aneka ragam suku dan budaya,

75 Perda Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Dan Pengembangan Adat Dan Lembaga Adat

Bumi Serentak Bak Regam, Pasal 5 ayat (1).

76

Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua LAD Desa Jangga Baru

77 Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua Adat Desa Jangga Baru

Page 89: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

maka dari itu pelestarian budaya sangatlah penting untuk

mempertahankan budaya yang sudah ada agar tidak punah. Menurut

Ibu Nur Syaqilah “terdapat beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kearifan lokal

yang terdapat di Desa Jangga Baru”.78

Adapun beberapa hal tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Mensosialisasikan kearifan lokal kepada masyarakat Desa

Jangga Baru. Sosialisasi sangat diperlukan dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Jangga Baru.

Dengan mensosialisasikan kepada masyarakat, maka

masyarakat perlahan akan menyadari betapa pentingnya

keberadaan budaya tersebut di tengah-tengah masyarakat.

Sosialisasi dilakukan untuk menambah pengetahuan

masyarakat mengenai budaya dan betapa pentingnya

pelestarian budaya agar selalu eksis keberadaannya di era

digital seperti saat ini.

Di kalangan muda-mudi sosialisasi dilakukan melalui banyak

akses, yang paling populer digunakan melalui teknologi yaitu

handphone dengan membuat grup whatsapp muda-mudi di

setiap dusun yang ada di Desa Jangga Baru. Desa jangga baru

masyaraktnya merupakan masyarakat transmigrasi dari pulau

jawa, oleh karena itu sosialisasi harus dilakukan secara

78 Wawancara dengan Ibu Syaqilah selaku anggota LAD Desa Jangga Baru

Page 90: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

bertahap. Lembaga adat tidak bisa langsung memaksakan

masyarakat untuk memahami apalagi untuk mempraktikan

adat istiadat serentak bak regam dan melupakan begitu saja

budaya asal mereka. Semua dilakukan secara bertahap mulai

dari memperkenalkan budaya adat serentak bak regam,

tentunya budaya yang ada di sini berbeda dengan budaya yang

ada di daerah asal mereka. Untuk masyarakat awam memang

sulit untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

sejak lama oleh mereka. Masyarakat awam dan lanjut usia

susah untuk mendapatkan informasi-informasi dari pihak lain,

ditambah lagi masyarakat banyak yang tidak paham

menggunakan teknologi. Namun sampai saat ini lembaga adat

desa masih terus berupaya untuk mensosialisasikan budaya

adat serentak bak regam kepada masyarakat.79

Untuk meningkatkan pengetahuan ada beberapa hal yang dapat

kita lakukan yaitu: Melatih kesadaran diri, Salah satu cara

ampuh untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita

terkait budaya yang berbeda adalah dengan mencerminkan

keyakinan kita. Setiap manusia memiliki pandangan yang akan

memengaruhi cara mereka melihat dunia sekitarnya.

Pandangan seseorang akan mendeskripsikan cara seseorang

tersebut memandang dunia. Ada banyak faktor yang mampu

79 Wawancara dengan Ibu Syaqilah selaku anggota Lad Desa Jangga Baru

Page 91: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

memengaruhi pola pikir dan sudut pandang tersebut. Beberapa

faktor yang dapat memengaruhi pola pikir kita adalah latar

belakang etnis, agama, dan usia kita. Terdapat dua faktor lain

yang juga berpotensi memengaruhi pola pikir kita adalah

tingkat pemahaman dan pendidikan kita.80

Luangkan waktu

untuk mencerminkan pola pikir kita. Melatih kesadaran diri

akan membuka mata kita terhadap hal-hal baru yang ada

didalam budaya kita sendiri. Maka setelahnya kita akan lebih

mudah menghargai perbedaan budaya yang ada disekitar kita.

Kemudian yang selanjutanya adalah dengan cara membaca

sebanyak-banyaknya, kita tahu bahwa manusia pasti akan

kesulitan menghargai sesuatu yang belum mereka kenal. Dari

membaca banyak pengetahuan yang akan kita peroleh,

terutama pengetahuan mengenai budaya yang ada di daerah

kita. Saat ini membaca tidak hanya terpaku pada buku, karena

saat ini banyak media yang dapat kita akses untuk

mendapatkan bahan bacaan yang kita inginkan. Hal lain yang

dapat kita lakukan yaitu dengan memperkaya pengetahuan

agama, agama adalah salah satu unsur kebudayaan yan

penting. Oleh karena itu, mempelajari agama yang berbeda

pasti akan meningkatkan pemahaman kita terkait budaya antar

80 Wawancara dengan Bapak Syamsuddin selaku sekretaris LAD Desa Jangga Baru

Page 92: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

agama.81

Dan hal yang tidak boleh kita lewatkan yaitu dengan

menempuh pendidikan formal untuk memperkaya pemahaman

kita. Memperkaya pengetahuan budaya melalui pendidikan

formal adalah cara yang sangat ampuh untuk meningkatkan

pengetahuan kita.82

b) Mengajak masyarakat terutama pemuda pemudi untuk ikut

serta dalam upaya pelestarian budaya. Setelah

mensosialisasikan pentingnya keberadaan budaya ditengah

masyarakat, kemudian hal berikutnya yang dilakukan adalah

mengajak masyarakat terutama pemuda pemudi untuk

berpartisipati langsung dalam melestarikan budaya di Desa

Jangga Baru. Marangkul dan mengajak masyarakat bukanlah

hal yang mudah, sesuatu yang kelihatan sepele tetapi sulit

untuk mendapatkan hasil seperti yang diharapkan dan tak

jarang pula mendapatkan penolakan. Dalam melestarikan

budaya yang ada di Desa Jangga Baru yang dilakukan oleh

kalangan pelajar dan mahasiswa juga bukanlah sesuatu yang

mudah. Masih banyak yang bersikap tidak mau tau dan bahkan

tidak ingin tau.83

c) Berusaha mempertahankan kelompok atau grup yang sudah

terbentuk. Setelah berhasil mengajak pemuda-pemudi untuk

berpartisipasi dan membuat sebuah grup, hal selanjutnya yang

81 Wawancara dengan Bapak Ihsan selaku anggota LAD Desa Jangga Baru

82

Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua Lembaga Adat Desa Jangga Baru

83 Wawancara dengan Ibu Syaqilah selaku anggota LAD Desa Jangga Baru

Page 93: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

harus dilakukan adalah berusaha mempertahankan kegiatan

kearifan lokal tersebut agar tetap berkelanjutan hingga ke

generasi-generasi selanjutnya. Bukan hal yang mudah untuk

mempertahankan sebuah grup agar tetap hidup dalam jangka

waktu yang panjang. Dikalangan usia muda masih rentan

untuk berubah pikiran ditambah lagi dengan pengaruh

pergaulan diluar dapat mengubah semangat seseorang tersebut

dalam kurun waktu yang singkat. Dalam hal ini motivasi harus

terus diberikan kepada pemuda agar tetap berpartisipasi dalam

melestarikan suatu budaya yang ada. Selain mempertahankan

yang sudah tergabung dalam sebuah grup, kemudian yang

harus dilakukan adalah terus menambah peserta agar ada

generasi-generasi baru untuk ke depannya karena tidak sedikit

juga pemuda-pemudi yang keluar daerah untuk menempuh

pendidikan yang mereka inginkan, maka mereka tidak bisa lagi

aktif mengikuti rangkaian kegiatan yang ada.84

3. Mengikuti kegiatan budaya

Untuk bisa mengenal budaya yang ada di daerah kita, setelah

mempelajari tentang budaya yang ada di daerah kita, mengikuti

kegiatan budaya adalah langkah yang tepat. Bila kita mengikuti

kegiatan budaya ini, tentu saja kita akan lebih cinta pada budaya yang

ada. Dalam mengikuti kegiatan budaya, sebaiknya kita terlibat

84 Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku ketua Lembaga Adat Desa Jangga Baru

Page 94: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

langsung di dalam sebuah kontes, sebab bila kita hanya mengikuti

kegiatan budaya sebatas sebagai peneonton atau peserta saja, kita

tidak akan mendapatkan pengalaman yang mengesankan.85

Bila kita ingin mengenal budaya yang ada di daerah kita khususnya,

cara selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan bergabung

dengan komunitas budaya yang ada disekitar anda. Ada berbagai hal

yang dapat kamu peroleh disini. Pertama, kita bisa lebih mengenal

budaya kita sebab dalam sebuah komunitas, aka nada beberapa tokoh

kebudayaan yang sering dating untuk memberi pengetahuan dan

bahkan saling bertukar pikiran mengenai kebudayaan yang ada di

Desa Jangga Baru.

Kemudian, untuk mempererat tali persaudaraan dan kekompakan

dalam melestarikan budaya, sebuah komunitas akan membuat suatu

acara tertentu, yang bertemakan budaya yang ada di Desa Jangga

Baru. Ini merupakan hal yang sangat diperlukan dan sangat

menguntungkan kita, sebab kita bisa mempelajari bagaimana budaya

yang ada di Desa kita melalui acara yang diselenggarakan sebuah

komunitas tersebut.86

4. Jadikan budaya sebagai identitas diri

Menjadikan budaya sebagai identitas diri artinya adalah kita memiliki

rasa bangga terhadap budaya lokal yang kita miliki, dengan rasa

bangga itulah kita tidak akan mudah terpengaruh terhadap budaya

85 Wawancara dengan Bapak Ihsan selaku anggota LAD Desa Jangga Baru

86 Wawancara dengan Ibu Nur Syakilah selaku anggota LAD Desa Jangga Baru

Page 95: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

asing yang masuk ke Indonesia, khususnya di Desa Jangga Baru.

Selain dengan rasa bangga kita juga bisa mensosialisasikan budaya

yang ada di Desa Jangga Baru terhadap beberapa kalangan yang

belum berminat untuk mempelajari lebih jauh mengenai budaya

tersebut.87

87

Wawancara dengan Bapak Imam Barowi selaku Ketua Lembaga Adat Desa Jangga Baru

Page 96: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian secara mendalam terhadap permasalahan

dan berdasarkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

dilapangan yang telah diuraikan pada skripsi ini, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Kearifan lokal yang terdapat di Desa Jangga Baru yaitu sebagai

berikut: budaya pada prosesi pernikahan, budaya pada anak yang baru

dilahirkan, budaya pada musibah kematian, budaya pada hari-hari

besar islam, dan budaya pada kegiatan malam ahad.

2. Kendala yang dihadapi lembaga adat desa jangga baru dalam

pelestarian kearifan lokal budaya adat serentak bak regam yang

dinyatakan oleh lembaga adat desa jangga baru adalah sebagai berikut:

Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini

memang harus kita imbangi, jika tidak kita akan tertinggal jauh dari

mereka yang terus berupaya menggunakan teknologi yang modern saat

ini, namun di samping itu kita harus tetap memperhatikan kelestarian

buday yang ada di sekeliling kita. Kemudian partisipasi masyarakat

menjadi hal yang sangat penting dalam upaya pelestarian kegiatan

kearifan lokal yang ada di Desa Jangga Baru. Karena masyarakat lah

yang berperan atas keberhasilan yang telah dirancang oleh

Page 97: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

pemerintah.yang mengaplikasikannya. Dan sarana dan prasarana

merupakan masalah atau kendala yang dihadapi yang berkenaan

dengan alat dan kelengkapan yang digunakan sebagai penunjang

terlaksananya suatu kegiatan yang akan dilakukan

3. Upaya yang diterapkan oleh lembaga adat desa jangga baru dalam

melestarikan budaya adat serentak bak regam adalah sebagai berikut:

Memanfaatkan kemajuan teknologi, contoh nya di desa jangga baru

disetiap dusun terdapat grup muda mudi yang digunakan untuk

melestarikan budaya adat serentak bak regam. Meningkatkan

partisipasi masyarakat, mengikuti kegiatan budaya, dan jadikan budaya

sebagai identitas diri.

B. Saran

Masyarakat diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi dan

mengedepankan kebudayaan yang ada dilingkungan hidup kita, karena

budaya tidak hanya sebagai kebiasaan yang dilakukan secara turun

temurun akan tetapi kebudayaan merupakan identitas bangsa. Masyarakat

tidak boleh mudah terpengaruh pada budaya asing yang saat ini marak di

kehidupan bermasyarakat. Pemerintah saat ini harus betul-betul perhatian

pada kelangsungan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya desa

jangga baru, karena di era globalisasi saat ini teknologi semakin

mengalahkan eksistensi budaya-budaya lokal yang ada di setiap daerah.

Page 98: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xv

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Dr. Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, Jakarta: Prenada Media Group, 2012.

Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta Timur:

Bumi Aksara, 2015.

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT.Bumi

Aksara, 2009.

Irwan Abdullah, dkk, Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan

Global,

Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revisi), Jakarta:

Rineka

Cipta Barat, 2016.

Munandar Sulaeman, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: PT. Eresco, 1993.

Page 99: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xvi

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja

Wali

Pers, 2012.

Prof. Dr. C. A. Van Pursen, Strategi Kebudayaan (Culture In

Stroomuerslling), Yogyakarta: Kanisius, 1988.

W. Gulo, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2007.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Perda Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembinaan

Dan Pengembangan Adat Dan Lembaga Adat Bumi Serentak Bak

Regam, Pasal 5 ayat (1).

C. Sumber Lain

Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Alhadharah, Vol.17,

No.33 (Januari-Juni 2018).

Ayu Mukhtaromi, dkk, “sinergi pemerintah daerah dan lembaga adat

Page 100: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xvii

dalam melaksanakan pelestarian kebudayaan,” jurnal administrasi

publik (JAP), Vol.1, No.2, hlm.4.

Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif,” Equilibrium, Vol.5, No.9,

(2009).

Christeward Alus, “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan

Lokal Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu Kabupaten

Halmahera Barat,” Journal Acta Diurna, Vol.3, No. 4, (2014).

Dokumen Desa Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari

Tahun 2019.

Page 101: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xviii

Lampiran-Lampiran

Wawancara dengan kepala desa dan perangkat desa.

Grup kompangan Desa Jangga Baru.

Page 102: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xix

Acara marhaba pada anak yang baru dilahirkan.

Perlengkapan acara marhaba anak.

Page 103: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xx

.

Kegiatan latihan budaya.

Page 104: UPAYA LEMBAGA ADAT DESA JANGGA BARU KABUPATEN …

xxi

DAFTAR RIWAYAT (CURRICULUM VITAE)

A. Identitas Diri

Nama : Nur Risdawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jangga Baru, 21April 1997

Alamat Asal : Desa Jangga Baru, Kecamatan Batin XXIV

Kabupaten Batanghari

Provinsi Jambi

Alamat Sekarang : Jalan Bintara, Rt 05 Rw 03

Simpang Sungai Duren, Kecematan Jaluko

Muaro jambi, Provinsi Jambi

No. Telp/HP : 0822-8144-2824

Nama Ayah : Yanul Fahmi

Nama Ibu : Nurlia

B. Riwayat Pendidikan

SD/MI, Tahun Lulus : SDN 138/1 Jangga Baru, 2010

SMP/MTs, Tahun Lulus : MTs Negeri 8 Batanghari, 2013

SMA/MA, Tahun Lulus : SMA Negeri 3 Batanghari, 2016