50
Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9 Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018 128 UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN Emilda Prasiska Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan E-mail : [email protected] ABSTRAK Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara. Pembentukan pendidikan karakter harus melibatkan semua pihak dalam mewujudkan pengembangan nilai luhur, budaya dan karakter bangsa. pendidikan karakter menjadi sangat mendesak untuk diterapkan secara serentak diseluruh jenjang dan tingkat pendidikan. Hal ini sebagai upaya agar kemerosotan moral dan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat dapat dihindari. Sekolah merupakan institusi pendidikan yang dipandang sebagai sarana yang paling efektif dalam pembentukan karakter peserta didik sedangkan guru merupakan pendidik yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik di sekolah. Mata pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep kehidupan, pembelajaran mengenai hubungan makhluk hidup dan lingkungan alam sekitar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis data secara mendalam mengenai upaya guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada pembelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan angket berupa instrument penilaian pendidikan karakter yang diamati saat proses pembelajaran biologi. Penelitian ini memperoleh data mengenai pemahaman guru dan penilaian pendidikan karakter pada siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada siswa berkategori sangat baik. Hal ini dilihat dari tingkat pemahaman guru dan angket penilaian karakter siswa yang berkategori sangat baik. Kata kunci : Pendidikan Karakter, Guru, Pembelajaran Biologi, SMA PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan diri seseorang dan melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan

UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI … · 2020-01-12 · pembimbing dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Dengan demikian guru memiliki

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

128

UPAYA GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA

PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN

Emilda Prasiska

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu

individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara.

Pembentukan pendidikan karakter harus melibatkan semua pihak dalam mewujudkan

pengembangan nilai luhur, budaya dan karakter bangsa. pendidikan karakter menjadi

sangat mendesak untuk diterapkan secara serentak diseluruh jenjang dan tingkat

pendidikan. Hal ini sebagai upaya agar kemerosotan moral dan perilaku dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat dapat dihindari. Sekolah

merupakan institusi pendidikan yang dipandang sebagai sarana yang paling efektif

dalam pembentukan karakter peserta didik sedangkan guru merupakan pendidik yang

memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik di sekolah. Mata

pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep

kehidupan, pembelajaran mengenai hubungan makhluk hidup dan lingkungan alam

sekitar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis data secara

mendalam mengenai upaya guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada

pembelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Oleh karena itu

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data

pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan angket berupa

instrument penilaian pendidikan karakter yang diamati saat proses pembelajaran biologi.

Penelitian ini memperoleh data mengenai pemahaman guru dan penilaian pendidikan

karakter pada siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya guru

dalam menanamkan pendidikan karakter pada siswa berkategori sangat baik. Hal ini

dilihat dari tingkat pemahaman guru dan angket penilaian karakter siswa yang

berkategori sangat baik.

Kata kunci : Pendidikan Karakter, Guru, Pembelajaran Biologi, SMA

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam

pembentukan diri seseorang dan melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

129

potensi dalam dirinya. Dengan demikian, pendidikan merupakan jembatan yang

menghubungkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan dalam hidupnya.

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang

membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat, dan

bernegara (Khan, 2010). Dengan kata lain pendidikan karakter mengajarkan anak didik

untuk dapat berpikir yang baik, berperilaku yang baik dan memiliki hati yang baik. Hal

ini sejalan dengan Pasal 3 UU Sisdiknas yang menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan karakter seharusnya diberikan dari tingkatan usia dini hingga

perguruan tinggi melalui pembelajaran serta kegiatan yang menunjang penciptaan

budaya pendidikan. Pembentukan pendidikan karakter harus melibatkan semua pihak

dalam mewujudkan pengembangan nilai luhur, budaya dan karakter bangsa. Terdapat

unsur-unsur yang berperan penting dalam proses pendidikan, yakni: peserta didik, guru,

interaktif edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode pendidikan,

serta lingkungan pendidikan (Kuneifi, 2016). Semua unsur tersebut berperan penting

dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru

dan siswa. Siswa diharapkan dapat aktif dalam proses pembelajaran, serta guru harus

dapat menciptakan proses pembelajaran yang baik dimana proses pembelajaran tersebut

melibatkan tiga komponen dari pembentukan karakter tersebut yakni: afektif, kognitif

dan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini berkaitan dengan

peranan guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber dalam proses pembelajaran

(Rohman, 2013).

Sekolah merupakan institusi pendidikan yang dipandang sebagai sarana yang

paling efektif dalam pembentukan karakter peserta didik sedangkan guru merupakan

pendidik yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik di

sekolah. Menurut Raka (2002) pendidikan karakter menjadi sangat mendesak untuk

diterapkan secara serentak diseluruh jenjang dan tingkat pendidikan. Hal ini sebagai

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

130

upaya agar kemerosotan moral dan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

serta bermasyarakat dapat dihindari.

Menurut Sutijan, dkk (2015) Pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada

setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai

pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan

konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai tidak hanya

pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam

kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Mata pelajaran Biologi merupakan

salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep kehidupan, pembelajaran

mengenai hubungan makhluk hidup dan lingkungan alam sekitar. Dengan demikian

perlu adanya penelitian tentang upaya guru dalam penanaman pendidikan karakter pada

mata pelajaran Biologi di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang bagaimana upaya guru dalam menanamkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data

pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Metode

observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung, dimana peneliti

terjun langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan dan pencatatan data

secara sistematik pada objek penelitian dengan melihat instrumen sebagai pedoman.

Berkaitan dengan observasi ini, peneliti telah menetapkan aspek-aspek tingkah laku

yang akan diamati yang kemudian akan peneliti rinci dalam pedoman sehingga

mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan, namun tidak menutup

kemungkinan adanya hal-hal lain yang belum dirumuskan dalam pedoman yang akan

dicatat oleh peneliti. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati langsung perilaku

subjek dan objek penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik wawancara terstruktur dimana peneliti pada saat melakukan

wawancara dengan guru membawa suatu instrumen yaitu pedoman wawancara. Metode

dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang tidak langsung pada subjek

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

131

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil atau mengutip dokumen yang

berhubungan dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran biologi sehingga data

tersebut dapat digunakan untuk mendukung kelengkapan data yaitu dokumen perangkat

pembelajaran guru seperti, silabus, dan RPP. Angket berupa instrument penilaian

pendidikan karakter yang diamati saat proses pembelajaran biologi. Angket ini sebagai

sumber data tambahan yang diperoleh pada saat proses pembelajaran. Dimana dari satu

kelas XI ada tiga orang siswa yang diamati berdasarkan daftar nilai rendah, sedang, dan

tinggi. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi dengan tujuan

untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan sehingga data yang diperoleh dapat

dipertanggung jawabkan. Teknik analisis data pada penelitian ini dianalisis secara

deskriptif sesuai dengan data yang diperoleh.

PEMBAHASAN

Pemahaman guru biologi mengenai pendidikan karakter dapat dilihat dari

kemampuan guru dalam menjelaskan pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan

karakter, nilai-nilai karakter serta menyimpulkan pendidikan karakter dalam

pembelajaran biologi. Adapun konsep pemahaman dalam penelitian ini adalah

pemahaman individu (Human Assesment). Pemahaman individu adalah suatu cara untuk

memahami menilai, atau menaksir karakteristik, potensi dan atau masalah-masalah

(gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu (Sutoyo, 2009). Dengan

demikian pemahaman guru biologi tentang pendidikan karakter sudah baik karena guru

biologi di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin mampu menjelaskan pengertian

pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, nilai-nilai karakter serta

menyimpulkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran biologi.

Penggunaan metode pembelajaran dengan diskusi kelompok (pembelajaran

kooperatif) sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai karakter merupakan salah satu

strategi pembelajaran yang guru lakukan agar mencapai tujuan pembelajaran.

Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh

siswa baik berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal ini sejalan dengan

Suprijono (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hana pada satu aspek kemanusian saja. Dengan demikian

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

132

strategi pembelajaran yang guru lakukan di dalam kelas selain memberikan pemahaman

konsep kepada siswa pada proses pembelajaran juga menanamkan nilai-nilai karakter

pada siswa.

Nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa sesuai dengan perangkat

pembelajaran yang disusun oleh guru pengampu mata pelajaran Biologi. Tidak ada

alokasi khusus untuk melatih dan mengajarkan pembentukan karakter karena

pembentukan karakter yang dilakukan terintegrasi melalui kurikulum yang ada. Hal ini

disebabkan karena dalam proses pembelajaran sudah terdapat unsur-unsur pendidikan

karakter yang bernilai bagi siswa baik cara pengajaran, sistem belajar, komunikasi

dalam kelas maupun dinamika pembelajaran dalam kelas secara keseluruhan.

Strategi pembelajaran yang disusun guru dalam perangkat pembelajaran

merupakan salah satu media guru untuk memberikan pembelajaran yang efektif di

dalam kelas. Menurut Slameto (2010) untuk meningkatkan cara belajar yang efektif

perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya dengan menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat sesuai dengan keadaan siswa dan lingkungan yang mendukung

dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran yang guru lakukan di dalam kelas

menggunakan metode diskusi kelompok (pembelajaran kooperatif), dimana dengan

adanya diskusi dalam proses pembelajaran akan terjadi komunikasi multiarah

antarsiswa, guru dan lingkungan belajar. Dengan demikian strategi pembelajaran

menggunakan metode diskusi kelompok merupakan salah satu fasilitas yang diberikan

guru kepada siswa untuk menciptakan pengalaman yang baik dalam proses belajar.

Metode pembelajaran diskusi kelompok (kooperatif) merupakan pembelajaran

yang berlandaskan teori Vygotsky, dimana pada proses pembelajaran siswa belajar

berinteraksi dengan siswa yang lain dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini

sejalan dengan teori Vygotsky dalam Huda (2011) yang menyatakan bahwa mental

siswa pertama kali berkembang pada level interersonal dimana mereka belajar

menginternalisasikan dan mentransformasikan interaksi interpersonal mereka dengan

orang lain, lalu pada level intra-personal dimana mereka mulai memperoleh pemahaman

dan keterampilan baru dari hasil interaksi ini. Landasan teoritis inilah yang menjadi

alasan mengapa siswa perlu diajak untuk belajar berinteraksi bersama orang dewasa

atau temannya sehingga mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas yang tidak bisa mereka

selesaikan sendiri.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

133

Hasil penilaian penanaman nilai-nilai karakter pada siswa termasuk berkategori

sangat baik. Hal ini dapat dicapai dengan sangat baik karena adanya faktor internal dan

eksternal. Faktor internal adalah kondisi atau situasi yang ada di dalam diri siswa itu

sendiri sedangkan faktor eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia,

seperti keadaan lingkungan yang baik dan teratur. Guru merupakan salah satu faktor

eksternal yang mana guru dapat menciptakan suasana yang baik bagi siswa dalam

proses belajar. Sehingga nilai-nilai karakter seperti rasa syukur, bekerjasama,

menyumbang ide, menghargai pendapat orang lain, disiplin, dan tanggung jawab dapat

terbentuk dengan sangat baik. Uno & Nurdin (2012) mengatakan bahwa sikap positif

siswa terhadap pelajaran yang diterimanya dipengaruhi oleh bagaimana cara guru dalam

menyampaikan pelajaran yang diajarkan.

Perilaku berkarakter yang siswa tunjukkan pada saat proses pembelajaran

berkategori sangat baik disebabkan karena adanya peranan guru yang selalu

mengingatkan siswa untuk selalu menanamkan nilai-nilai karakter pada saat kegiatan

pembelajaran seperti pada setiap pertemuan sebelum memulai pelajaran guru selalu

membimbing siswa untuk berdoa. Selain itu pada saat tugas kelompok, guru selalu

mengingatkan untuk selalu bekerjasama, menyumbangkan ide, menghargai pendapat

teman serta selalu disiplin dan bertanggung jawab atas segala tugas-tugas yang

diberikan oleh guru seseuai dengan skenario kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan Khan (2010 ) yang menyatakan peranan guru tidak hanya berperan sebagai

pengajar yang menyampaikan materi pengajaran tetapi juga bertindak sebagai

inspirator, inisiator, fasilitator, mediator, supervisior, evaluator, teman, sekaligus

pembimbing dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Dengan demikian guru

memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter pada

siswa.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru Biologi dalam

menanamkan pendidikan karakter pada siswa di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam menanamkan

pendidikan karakter pada siswa berkategori sangat baik. Hal ini dilihat dari tingkat

pemahaman guru dan angket penilaian karakter siswa yang berkategori sangat baik.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

134

Metode pembelajaran diskusi kelompok (pembelajaran kooperatif) merupakan salah

satu strategi pembelajaran yang guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai karakter

kepada siswa.

Adapun saran yang disampaikan bahwa bagi pihak sekolah sebaiknya

memberikan sarana dan prasarana kepada para guru untuk dapat mengadakan sosialisasi

mengenai penanaman pendidikan karakter di sekolah dan bagi peneliti selanjutnya

dalam penilaian pendidikan karakter perlu ketelitian dalam melakukan pengamatan

terhadap siswa yang diamati.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka

Cipta. Jakarta.

Erwan, Muhammad. 2013. Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Atas Oleh Guru

Bimbingan Dan Konseling (Bk). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Yogakarta.

Florida. 2013. Pemahaman Guru Sejarah Tentang Pendidikan Karakter Dalam

Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri Se-Kabupaten Pemalan. Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Semarang.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperatif Learning Metode Teknik Struktur dan Model

Terapan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Kadir, Abdul. Ahmad Fauzi. Dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Kencana

Prenadamedia Group. Jakarta.

Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., & Permana, Johar. (2011). Pendidikan Katakter

(Kajian Teori dan Praktik di Sekolah), Bandung : Remaja Rosdakarya.

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publishing.

Yogyakarta.

Kuneifi, Amin Elfahmi. 2016. Pengantar Pendidikan. Erlangga. Jakarta.

Permendiknas. 2010. Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 2 tahun 2010

tentang nilai-nilai karakter. Depdiknas. Jakarta.

Purwanto, Ngalimun. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Raka, G. at. All. 2002. Pendidikan Karakter di Sekolah Gagasan ke Tindakan. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Rohman, Muhammad & Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem

Pembelajaran. Prestasi Pusakaraya. Jakarta.

Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Alfabeta. Bandung.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

135

Samani, Muclhas & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan

Karakter.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.

Jakarta.

Smith, M. 2006. Contemporary Character Education. Principles Leadership. Vol.6,

no.5, pp. 16-20.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta

Sutijan. Hasan Makhfud. Lies Lestari. & Chumdari. 2015. Pengembangan Instrumen

Penilaian Pendidikan Karakter Terpadu. Jurnal Paedagogia, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Vol. 18 No. 2 hal.1-9

Sutoyo, Anwar.2009. Pemahamn Individu Observasi, Checklist, Kuesioner

&Sosiometri. Semarang: CV. Widya Karya.

Uno, Hamzah B. Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran

Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

UU Sisdiknas. 2003. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Pasal 1

dan 3 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

136

THE ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN SPEAKING BY

STUDENTS OF MADRASAH ALIYAH OF DARUL HIJRAH PUTRA ISLAMIC

MODERN BOARDING SCHOOL

MARTAPURA

Andrea Chandra dan Hidayatullah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected] dan [email protected]

ABSTRAK

This study aims to reveal the factors and types of grammatical errors are made by

students at The Islamic Boarding School of Darul Hijrah. Throught this research,

educators or education practitioners are expected To make the results of this research as

a material to identify and solve problems especially grammar and speaking and as a

learning model that can be used, especially for boarding school or madrasah that have

similar characteristics or the same as The Islamic Boarding School of Darul Hijrah. This

study was conducted in a descriptive using qualitative approach at Madrasah Aliyah of

Darul Hijrah Putra Islamic Modern Boarding School Martapura where the eleventh

grade students of Madrasah Aliyah Islamic Boarding School of Darul Hijrah Putra are

sellected as the subject of this research. The data was collected by observation,

interview, and documentation. The result of this research are the students were still

confused in making the agreement between subject and verb, in differentiating whether

to use the definite or indefinite articles, in deciding preposition which preposition

should be used, whether to use in, on, or at. Confused in deciding which pronoun should

be used to substitute nouns, whether it is personal, relative, possessive, or demonstrative

pronouns. The students over generalized the pluralizing of nouns. They just added the -

s/ -es without considering that there are some irregular forms of nouns pluralization.

The students applied rules in forming past time verb to conjunctions. Some factors

caused are he lack of vocabularies and grammar knowledge.

Keywords: grammatical errors, speaking, Islamic modern boarding school

INTRODUCTION

Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra boarding school is Islamic modern

boarding school which concerns on Islamic development. This Islamic college gives the

students many kinds of activities, like intellectual and spiritual activities. For examples

the students are required to study in formal schools. In daily communication the

students use like Arabic and English language. While the spiritual activities the students

are required to perform for five daily prayers in congregation. In addition, the

students are also given many kinds of religious subjects such as reciting and

memorizing holy Quran, studying fiqh, hadith and others.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

137

To master these languages well and improve their abilities this boarding school

has an additional program to apply Arabic and English as the medium of their

daily conversation beside Indonesia and regional languages. This is the way to

mastering foreign languages by doing many practices in the daily activity. Many

students come from many ethnics with their different cultural background gather in

this place to study and increase their ability. To suitable the activity which they can

share the idea, opinion and feeling, they need a certain language or choose the same

language as communication.

This study aims to reveal the factors and types of grammatical errors are made

by students at The Islamic Boarding School of Darul Hijrah, which is considered as a

boarding school not only cultivate daily Arabic as a language but also in English. So

with this research, educators or education practitioners are expected To make the results

of this research as a material to identify and solve problems especially grammar and

speaking and as a learning model that can be used, especially for boarding school or

madrasah that have similar characteristics or the same as The Islamic Boarding School

of Darul Hijrah. In addition, the results of this research can also be used as a reference

for other researchers or other advanced research in developing a better learning in the

future.

METHOD OF RESEARCH

1. Research Design

The research is included in qualitative research since it is intended to have

grammatical errors in speaking at Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic

Modern Boarding School Martapura. This study will be conducted in a descriptive

using qualitative approach.

This research is designed by using descriptive study in order to describe

something appears in the field. The researcher can describe the phenomena appear in

grammatical errors in speaking at Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra.

2. Data and Data Source

The data of this study were classified into two types. They were linguistics

and information. The linguistics data were the language use grammatical errors by the

students of Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic Modern Boarding School.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

138

The category was in the levels of phonemes, phrases, and sentences which were

obtained through observation, interview and questionnaire. Secondly, information as

data means that the data which are needed are related to the Analysis of Grammatical

Errors in Speaking English. They cover the reasons why the students produce

them, the number of students of Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic

Modern Boarding School, and the year when English began to be spoken. Those data

were obtained while conducting interview. Especially for the Student, the interview was

conducted with the students when English began to be spoken.

3. Technique of Data Collection

The technique of collecting data is the way the researcher do for collecting data

in the research. In this research, the researcher uses some technique in collecting data.

Those are observation, interview, and documentation.

The researcher observes want to know and need for gaining the information. In

the observation of this study, the researches observe the school condition and speaking

activities. So, researcher only observes those areas. Interview is needed by the

researcher to clarify about the information which gotten. It is the list of questions that is

used to get information needed for the research. Then, they are question that are asked

to get information about speaking activities. By combining those methods the

researcher can gain the detail information. Documentation is the combining collection

of the data. Documentation that is the researchers get from process of observation,

interviews, field notes, record and file from institution. In this study, the researcher

know of consisting of teaching and learning speaking activities. The next step, the

researcher processes the data.

4. Data Analysis

In analyzing data, the researcher uses qualitative approach. The result or

finding data of conducting research will be described according to the phenomena taken

from the field and synthesis the result of research.

In this data analysis the researcher analyzes by grammatical errors in speaking

at Madrasah Aliyah of Darul Hijrah Putra Islamic Modern Boarding School consisting

of the factors and types of grammatical errors are made by students. The result or the

finding of conducting research will to describe based on the phenomena taken from the

field and synthesis the result of research. The researchers want to find the teaching and

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

139

learning to improve the student ability in speaking. The conclusion is in the form of

description of the object of this study. Finally, in this step the researcher can get the

result and conclusion of the research.

RESEARCH RESULT

1. Result

This section explains about the data which were obtained while conducting

the research. The data address about how the eleventh grade students of Islamic Modern

Boarding School Darul Hijrah Putra spoke from language in students community.

1.1 Errors in using verb forms

Errors in using verb forms are the most frequent one made by the students. In

using verb forms, there are some roles to be obeyed, such as: the form of the sentence

whether it is in the active or passive form, and the tense of the sentence. These rules are

complex so that the students often make errors in this area. Some of the errors are

illustrated as follow:

NO. INCORRECT CORRECT

1. Yesterday I see she in the class I saw her in the class yesterday

2. Tomorrow I didn’t enter school I will not go to school tomorrow

3. I invite my friend to came my room I invited my friend to came my room

4. You couldn’t speaked English very

well

You couldn’t speak English very

well

Here the students made errors in producing verb 1 or infinitive. They failed to

put the infinitives. They should be in the form infinitives (to+ the simple form of the

verb). Although the tense used in past form, but there are still infinitives should be used,

the sentences should have been: in number (1) the sentence is “yesterday I see she in the

class” this sentence is errors because the word see should be saw number (2) the errors

in “tomorrow I didn’t enter school” the correct sentence should be “I will not go to

school tomorrow” in number (3) there are the errors put in “I invite my friend to came

my room” the actually invite in here must” I invited my friend to came my room”

number (4)” you couldn‟t speaked English very well” the correct sentence should be

“you couldn‟t speak English very well”.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

140

As the researcher stated above, in spoke usually use past tense since it tells

about past experiences. In the sentences below, the students failed to put the verbs in the

past form (verb2). The errors were as follows:

NO. INCORRECT CORRECT

1 One for me ketela one I bought one casava

2 Go to where is Where will you go?

3 Is there is the chili Is there the chili?

4 When your parent visiting you When is your parents are see you

5 I am buy donut one I bought one donut

In sentences above, the students failed to recognize the past form of the verbs.

They still used the simple form of the verbs. This is incorrect since in telling their past

experiences should have been number (1) “one for me ketela one”in this sentence is

incorrect because for the actually can change with bought so the correct in this sentence

is “I bought one casava” in number (2) the structure is wrong because “go to where is”

where in here is interrogative if interrogative must put in first sentence the correct is

“where will you go?” number (3) this sentence is incorrect because so much is “is there

is the chili” the actually is can put just one in first sentence “is there the chili?

Number (4) “when your parent visiting you” the sentence correct is “when is your

parents see you” in number (5) “I am buy donut one” the sentence correct is “I bought

one donut”.

Besides the infinitive forms, verb groups could also be in the forms of

irregular verb. In the sentences below, the students failed to put the verbs in the past

form (verb2) of irregular. The errors are as follows:

NO. INCORRECT CORRECT

1 Andre called by Mr. Dwi You are called by Mr. Dwi

2 Yesterday you to called by Mr.

Cholik

Mr. Cholik called you Yesterday

3 I taked my cloth in laundry I took my cloth in laundry

In sentence above the student failed to recognize the past form of the verb.

Instead of using the past form, she added the verb with –ed. This is wrong since the verb

is the irregular one. He cannot add –ed. He just generalized that the past forms of the

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

141

verbs are always added by –ed. The sentences should have been in number (1) incorrect

because “Andre, you called by Mr. Dwi” the correct is “You are called by Mr. Dwi” in

number (2) incorrect same with number one the sentence is “Yesterday you to called

by Mr. Cholik” the sentence correct is “Mr. Cholik called you yesterday” in

number (3) I taked my cloth in laundry” the correct is “I took my cloth in laundry”.

1.2 Errors in using auxiliary verbs

The student also failed to recognize the correct form of auxiliary verbs used in

their sentences. There are 2 groups here:

1. Do, be and have

2. Modal auxiliaries (can, could, may, might, must, will, ought to, and need).

Modal auxiliaries generally express a speaker’s attitudes or moods. For

example, modals can express that a speaker feels something is necessary, advisable,

permissible, possible, or probable; and in addition, they can convey the strength of these

attitudes. (Betty S azar, 1989:68)

NO. INCORRECT CORRECT

1 Her name was Azmi because she

good person

Her name is Azmi because she is

good person

2 My father don’t can come here

because his sick

My father couldn’t come here

because he was sick

3 I am very happy because can go

home

I was very happy because I could

go home

In this sentence incorrect because in number (1) “Her name was Azmi

because she good person” the correct is “her name is Azmi because she is good

person” so, in number (2) incorrect because don’t can the sentence became couldn’t the

example is “My father don’t can come here because his sick” the sentence correct is

“My father couldn‟t come here because he was sick and now in number (3) incorrect

same must there was the example is “I am very happy because can go home” the

sentence correct is “I was very happy because I could go home.

1.3 Errors in the use pronouns

Pronoun is used in a place of a noun. It refers to a noun. The main use of

pronoun is substitute nouns. The students made error in this area. They are as follow:

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

142

NO. INCORRECT CORRECT

1 Brother, that is there is egg Brother, is there egg?

2 Nothing the change No change

3 You what happen like that lo Why do you act like that?

4 One just wes Just one

In this Sentence incorrect in number (1) “Brother, that is there is egg” the

correct sentence is ”Brother, is there egg?”. Number (2) ”nothing the change” the

correct is “No change” in number (3) “you what happen like that low” in English

forbidden spoke to mix with Indonesian language it is code mixing and the correct is

“why do you act like that? Number (4) “one just wes” the sentence correct is “just one”

without wes.

2. Surface Strategy Taxonomy

Those errors are classified into the types based on surface strategy taxonomy

according to dulay. They were omission, addition, misformation and misordering. In

order to know which types belong to, it is important to show the wrong sentences.

2.1 Errors of Omission

Omission errors are characterized by absence of an item that must appear in a

well-formed sentence. These errors are indicated by absence of grammatical

morphemes in a certain construction. The errors of omission based on the data obtained

were found as follow:

NO INCORRECT CORRECT

1 I prepare my things and my shirts Finally, I prepared my own things

and my shirts

2 I and my friend visit to other room Firstly, I and my friend visited to

other room

3 I very happy I was very happy

4 We very hungry We were very hungry

5 There is ice? Is there ice?

6 Let’s go kitchen Let’s go to kitchen

In sentence (1) and (2), errors of omission occurred in regular past verb is the

omission of- ed. Because in number (1) “I prepare my things and my shirts” the

sentence correct is “finally, I prepared my own things and my shirts” and number

(2) “I and my friend visit to other room” the sentence correct is “firstly, I and my

friend visited to other room” While in sentences (3) and (4), an error of omission in

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

143

simple past tense is the omission of auxiliary verb. Because in number (3) “I very

happy” the sentence should be “I was very happy” in number (4) “we very hungry” the

sentence should be “we were very hungry” In sentences (5), error of omission occurred

in the omission of auxiliaries, example this sentence “there is ice? This sentence is

incorrect because the auxiliary must put first sentence the sentence should be “is there

ice?” in sentences (6) the error have “to” the example is “let’s go kitchen” the sentence

should be “Let’s go to Kitchen” .

2.2 Errors of Addition

Errors of addition are characterized by the presence of an item which must

appear in a well –formed sentence. Based on the data obtained were founds as follow:

NO INCORRECT CORRECT

1 My brother don’t can because his sick My brother couldn’t follow

because he was sick

2 I couldn’t speaked English very

well

I couldn’t speak English very

well

3 Last year, I have a holiday for a one

week

I spent my holiday for a week,

Last year

The example above showed that in sentences (1) “my brother don’t can

because his sick” because the students made errors of addition by applying double

marking. The correct is “my brother couldn’t follow because he was sick” in number

(2) incorrect because the students made errors of addition by applying double

marking the example in sentence “I couldn’t speaked English very well” the correct is

“I couldn’t speak English very well” These errors occur when the students give more

one marker in their tenses. While in sentence (3), the students made errors of simple

addition in which this error occur when one use an item which should not appear in a

well-formed sentence. Last year, I have a holiday for a one week” the correct is “I spent

my holiday for a week Last year”

2.3 Errors of Misformation

Errors of misformation are characterized by the use of wrong form of the

morpheme or structure. This error occur when the students supplies something although

it is incorrect. The errors of omission based on the data obtained were found as

follow:

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

144

NO INCORRECT CORRECT

1 The children reading holly Qur’an The Children are reading holly

Qur’an

2 I take after this I took after this

3 One for me ketela one I bought one cassava

The example above showed that in sentences (1) “the children reading holly

Qur’an” the correct is “the Children are reading holly Qur’an” because the students

made errors in the type regularization, in which a regular marker is used in place of an

irregular one, as children to be childs so, in sentences (2) take became took the example

is “I take after this” the correct is “I took after this” . While in sentence (3), the student

made error in the type of archi form, in which they selected one member of the class of

personal pronouns to function for several others in the class, as me for me the example

is “one for me ketela one” the correct is “I bought one casava”

2.4 Errors of Misordering

Misordering error is characterized by incorrect placement of a morpheme or

group of morphemes in an utterance. The examples were as follow:

NO INCORRECT CORRECT

1 In canteen we bought some foods We buy some foods in canteen

2 In there, Dana bought clothes and

shoes

Dana bought some clothes and

shoes there

3 One for me ketela one I bought one cassava

The examples above showed that in sentences (1) “in canteen we bought some

foods” the sentence correct is “we buy some foods in canteen” and (2) “in there, Dana

bought clothes and shoes” the sentence correct is “Dana bought some clothes

and shoes there” because the students made errors by incorrect placement of adverb of

place. Those adverbs should be placed in the end of sentence. While in sentence (3)

“one for me ketela one” the sentence correct is “I bought one casava”

3. The Causes of Error

In the process of second language learning, the learners may use any

strategies in order to get comprehensive in the target language. During the process of

second language learning, every learner always produces any errors or mistakes.

Based on the description of findings above, the researcher notes that most of the

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

145

students made errors in their speaking. Mostly, the students made errors in using verb

form and omission. A student supposed that the target language and his language

were similar so he made errors. There were many students think that speaking was

something terrible. They were often confused what and how to speak using grammar in

good.

The learner’s error may be caused by many factors. English was foreign for

students. And this is one of the possible causes of their errors. The students error in

using English tense made by bilinguals is caused by their they first think in their mother

tongue or native language first, and then they translate into English when they were

speaking in English. Indonesia language did not have verb conjugation and in

expressing idea, whether something happens at present, past and future. In Indonesian

language is only expressed by adverb of time such as sekarang, besok, kemarin and

sedang. The verbal form does not change although the adverb of time changes in

other words; there are no tenses in Indonesia language.

Besides, they did not understand about grammar, although the teacher had

taught it. Besides, the materials of the student’s English lesson were mostly taken

from the kinds of the text, and grammar an addition only. They never tried to use

grammar both in speaking and it is also the vocabularies that students have still poor

or lack.

The other causes of student’s errors are based on how to recognize the part of

speech. They still have difficulties to understand and use the functions part of speech.

In this case they cannot arrange or make their owned sentences well.

In these cases, the writer has several examples and described below. The

students produced two items rather than one were marked for the same tense i.e. they

added double marking of verb “did” and “brought” in sentences “ I did not brought

food”. They had over-generalized of verb 2 in constructing the past sentence.

The student did not know the rule. The students failed to apply the rules

correctly. For example: “in there we enjoyed with my friend” the students added “in”

on “in there” in which it should be unnecessarily. The sentence should have been” we

enjoyed with my friend” another example “after that we tired”, the student omitted to

be (were) in their sentence. It should have been “we were tired”. In the following

example: “we return home with safe”. The errors in this sentence, some students

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

146

omitted –ed in their past tense. The sentences should have been “we returned home

safely. Another example: “I very happy” and “we very happy”. From both of sentences,

the students omitted be of “was” and “were”. The examples above showed that the

students tented to elicit the sentences and used incomplete past rule. The sentences were

incorrect since the existence of past verb or past marker indicate that the sentence the

student made was in past time.

The students misunderstood the rule. As in the following example: “we were

returned home”, this sentence was past, but the form was passive the student error

was he added “were” in active past. The sentences should have been: “we returned

home”. Another example: “I was so tired but I was very happy” there was the

confusion of so and very. The sentence should have been: “I was very tired but I was

happy”

CONCLUSION

This research can be concluded that there are many grammatical errors

analysis in speaking English by the eleventh grade students of Madrasah Aliyah of

Islamic Modern Boarding School of Darul Hijrah Putra. The students were still

confused in making the agreement between subject and verb. It could be because in

Bahasa Indonesia there is no agreement between subject and verb. The students were

still confused in differentiating whether to use the definite or indefinite articles. It

could be because in Indonesian language grammar there is no definite article used.

The students still confused in deciding preposition which preposition should be used,

whether to use in, on, or at. The students over generalized the pluralizing of nouns.

They just added the -s/ -es without considering that there are some irregular forms of

nouns pluralization. The students still confused in deciding which pronoun should be

used to substitute nouns, whether it is personal, relative, possessive, or demonstrative

pronouns. The students applied rules in forming past time verb to conjunctions.

There are some factors which cause the existences of grammatical errors

analysis in speaking English by the eleventh grade students of Madrasah Aliyah of

Islamic Modern Boarding School of Darul Hijrah Putra seen from, the lack of

vocabularies and grammar knowledge which are experienced at Islamic Modern

Boarding School Darul Hijrah which shows that the existence of grammatical

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

147

errors analysis in speaking English by the eleventh grade students of Madrasah

Aliyah of Islamic Modern Boarding School of Darul Hijrah Putra.

REFERENCES

Betty, Schrampfer. 1989. Understanding and Using English Grammar. New Jersey:

Prentice Hall Regents.

Brown, Douglas. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey:

Prentice Hall Regents.

Catherine Marshall, ET. Al. 1999. Designing Qualitative Research, 3rd

ed. United

States of America: Sage.

Corder, SP. 1975. The Significance of Learner Errors: Errors Analysis. London:

Longman Group.

Dulay, Heidi. Mariana Burt. Stephen Krashen. 1982. Language Two. Oxford

University Press.

Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching. London: Longman

Group.

Lado, R. 1970. English Sentence Patterns, Understanding and Producing

English Grammatical Structures. Canada: Longman Canada Limited.

_________. 1977. Language Testing, the Construction and Use of Foreign

Language Test. Hongkong: Longman Group Limited.

Maurer, Jay. 1995. Focus on Grammar; an Advanced Course for Reference and

Practice. London: Longman Group.

Mc. Donough and Cristhoper. 2003. Material and Method in ELT. London: Black

Well.

Ramelan, 1992. Introduction to Linguistic. Semarang: IKIP Press.

Richads, Jack C. 1996. Functional English Grammar. New York: Cambridge

University Press.

_________. 1971. Error Analysis. London: Longman.

Turton, D, Nigel. 1995. ABC of Common Grammatical Errors. Thailand: Macmillan

Published Limited.

Yule, George. 1982. Explaining English Grammar, Language Two. Oxford: University

press.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

148

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBASIS ISLAMI

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA

PADA MATERI STRUKTUR ATOM

DI MA RAUDHATUSY SYUBBAN KABUPATEN BANJAR

Gusti Hadiatus Solehah dan Mohan Taufiq Mashuri

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Madrasah Aliyah sebagai salah satu komponen pendidikan menengah di Indonesia,

banyak memiliki kendala dalam proses belajar mengajar. Pada mata pelajaran kimia,

dirasakan tingkat kemampuan dan motivasi siswa dirasa kurang, hal ini tercermin dari

hasil nilai tryout siswa yang rata-rata di bawah nilai ketuntasan minimal. Penelitian ini

dilakukan dalam proses pembelajaran kimia di MA Raudhatusy Syubban semester gasal

tahun ajaran 2017/2018. Desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test

and Post-test Group Design. Pre-test digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari

motivasi belajar peserta didik sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Islami. Post-test digunakan untuk

mengetahui kondisi akhir yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran berdasarkan pada perbandingan hasil Pre-test. Data dalam penelitian ini

dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa angket motivasi belajar peserta

didik. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Islami berpengaruh terhadap prestasi dan

motivasi yang meningkat, dikarenakan kesamaan latar belakang keislaman antara obyek

penelitian dengan materi yang disampaikan. Adanya variasi model pembelajaran juga

berpengaruh menambah minat dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar.

Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, berbasis Islami, STAD, motivasi belajar kimia

PENDAHULUAN

Kondisi yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran masih terdapat banyak permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya

terfokus pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Berdasarkan pada

hasil pengamatan di kelas serta diskusi dengan beberapa guru di Madrasah Aliyah

Raudhatusy Syubban Kab. Banjar Kalsel menunjukkan bahwa proses belajar mengajar

di kelas masih memiliki beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa,

diantaranya: 1) partisipasi siswa masih rendah dalam kegiatan pembelajaran; 2)

dominasi siswa tertentu dalam proses pembelajaran; 3) siswa kurang tertarik dengan

cara guru menyampaikan materi (metode yang digunakan tidak bervariasi); dan 4)

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

149

sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk mengikuti proses belajar. Berdasarkan

permasalahan tersebut, perlu adanya solusi yang tepat untuk perbaikan dalam proses

pembelajaran di kelas yaitu perlunya meningkatkan mutu atau kualitas proses

pembelajaran.

Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pendidik dalam meningkatkan kualitas

proses pembelajaran adalah dengan menerapkan variasi model pembelajaran. Model

pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini khususnya adalah model pembelajaran yang

mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif sehingga dapat berperan dalam proses

pembelajaran. Dengan meningkatnya peran aktif siswa diharapkan akan meningkatkan

prestasi belajar yang dihasilkan. Salah satu diantara model pembelajaran yang sesuai

dengan kriteria tersebut adalah model pembelajaran kooperatif.

Selain kerjasama dalam model pembelajaran kooperatif, akhlak dan motivasi

siswa juga perlu ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah dengan

menerapkan model berrbasis Islami. Dengan mengintegrasikan model pembelajaran

kooperatif dengan basis Islami diharapkan ada korelasi positif antara prestasi, akhlak,

dan motivasi belajar siswa. Sehingga dalam hal ini dirasa sangat perlu untuk

mengangkat sebuah penelitian dengan tema “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Team Achievement Division Berbasis Islami untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Kimia”.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil nilai tryout kimia di tempat penelitian,

terdapat hasil yang kurang memuaskan. Misalnya untuk hasil tryout kimia, didapat

bahwa nilai berkisar antara 10-67,5, dengan rata-rata nilai 35,375, nilai ini masih di

bawah KKM kimia yaitu 5,5. Oleh karena hal tersebut, maka peneliti mengangkat

penelitian dengan obyek bidang studi kimia, yang juga sesuai dengan program studi

peneliti.

Student Teams Achievement Divisions merupakan metode paling sederhana

dalam pembelajaran kooperatif. Dalam STAD guru menyajikan meteri pelajaran

kemudian peserta didik bekerja dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa

setiap anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan

pemberian kuis pada seluruh peserta didik untuk dikerjakan secara mandiri. Penilaian

dalam pembelajaran ini dilakukan terhadap individu maupun terhadap pencapaian

kelompok. Rusman (2010) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

150

mengandung enam tahapan utama, yakni: (1) penyampaian tujuan dan motivasi, (2)

pembagian kelompok, (3) presentasi guru (penyampaian materi), (4) kegiatan belajar

dalam tim (kerja kelompok), (5) pemberian kuis (tes), (6) penghargaan prestasi tim.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy experimental

research) karena menerapkan perlakuan pada peserta didik yang tidak dapat

dikondisikan secara mutlak seperti dalam penelitian murni (true experimental research).

Sedangkan desain penelitian yang diterapkan adalah Pre-test and Post-test Group

Design yang terdiri dari dua kelompok sampel dengan menerapkan tes awal dan akhir

perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di MA Raudhatusy Syubban pada semester gasal

tahun ajaran 2017-2018.

Angket diberikan sebelum pemberian materi kepada responden, dimana angket

terdiri dari 36 butir soal, dengan sifat pertanyaan positif, skor menggunakan skala 1

sampai dengan 5. Angket diberikan kepada 50 orang responden, yang terbagi menjadi 2

kelas, dengan komposisi masing-masing 24 dan 26 siswa. Angket motivasi awal

kemudian dianalisis dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

Setelah angket, maka dilakukan pemberian pre test dan materi pelajaran kimia,

dalam hal ini materi struktur atom. Materi yang disampaikan pada kelas kontrol adalah

materi konsep atom Dalton dan Avogadro, sedangkan di kelas eksperimen, disampaikan

tentang teori atom Abu Hasan Al Asyari. Pada akhir penyampaian mater, diberikan

kembali angket motivasi dan post test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji validitas

Dari 36 pertanyaan angket awal yang diberikan kepada 50 responden,

berdasarkan uji reliabilitas, didapatkan bahwa terdapat 10 pertanyaan yang tidak valid,

dan 26 pertanyaan valid yang sudah mewakili setiap aspek dari angket motivasi yang

ingin digali.

Uji reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kualitas data, dimana data dengan

reliabilitas tinggi berarti bahwa data akan cenderung stabil bila diujikan kepada

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

151

responden lain. Analisis reliabilitas pada angket dihitung berdasarkan pernyataan butir

angket yang valid. Pada penelitian ini digunakan uji reliabilitas Cronbach-alpha dengan

nilai yang didapat adalah 0,84, dimana nilai ini lebih besar nilai yang umum digunakan

untuk data dengan reliabilitas baik, yaitu 0,7.

Perubahan motivasi belajar siswa

Berdasarkan angket motivasi belajar kimia yang telah dibagikan, maka dapat

dibuat histogram perbedaan antara motivasi awal dan akhir siswa, baik di kelas kontrol,

maupun di kelas eksperimen, seperti yang ditampilkan pada gambar 1 dan gambar 2

berikut. Dari kedua gambar tersebut, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen mempunyai

pengaruh motivasi yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Gambar 1. Histogram motivasi siswa kelas kontrol

Gambar 2. Histogram motivasi siswa kelas eksperimen

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

60 75 90 105 120

Fre

kue

nsi

Skor angket motivasi

Sebelum

Sesudah

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

60 75 90 105 120

Fre

kue

nsi

Skor angket motivasi

Sebelum

Sesudah

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

152

Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini, akan diujikan bagaimana pengaruh pemberian materi kimia,

baik pada kelas kontrol maupun di kelas eksperimen, sebelum dan sesudah pemberian

materi kimia. Pada kelas kontrol, rata-rata prestasi kelas naik dari 0,846 menjadi 2,962,

atau ada kenaikan 250%. Sedangkan di kelas eksperimen, juga terjadi kenaikan rata-rata

prestasi dari 1,042 menjadi 3,250, atau terjadi kenaikan sebesar 212%. Hasil pre dan

post test untuk kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada histogram gambar 3 dan

gambar 4 berikut.

Gambar 3. Histogram nilai pre dan post test kelas kontrol

Gambar 4. Histogram nilai pre dan post test kelas eksperimen

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0 1 2 3 4 5

Pre Test

Post Test

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0 1 2 3 4 5

Pre test

Post Test

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

153

Berdasarkan hasil koreksi pre dan post test, dimana kepada diberikan 5 soal yang

sama, maka didapatkan bahwa terjadi perbedaan hasil post test antara kelas kontrol

dengan kelas eksperimen. Kelas eksperimen mempunyai rata-rata skor yang lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. Dari sisi varian, kelas eksperimen mempunyai varian yang

lebih kecil, dengan artian bahwa terjadi kemampuan menjawab soal yang cenderung

lebih merata dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari uji t ini juga didapatkan bahwa

hipotesis 0 diterima, artinya ada pengaruh perlakuan pada responden.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis

Islami untuk meningkatkan motivasi belajar kimia di MA Raudhatusy Syubhan, yang

telah diuji berdasarkan statistik, didapatkan bahwa pemberian materi berbasis Islami

mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan prestasi siswa. Hal ini dimungkinkan

karena :

adanya persamaan latar belakang sekolah yang berbasis Islami dengan materi/metode

yang disampaikan. Metode kooperatif berbasis Islami, dengan bahasan pembelajaran

kimia yang dikaitkan dengan dengan dalil-dalil Islam, maka siswa dapat mengaitkan

pembelajaran Islam, seperti ilmu Quran, sehingga pembelajaran dengan metode yang

Islami akan lebih mudah dipahami oleh siswa sekolah yang berbasis Islam

adanya variasi metode pembelajaran, akan membuat siswa lebih tertarik,

dibandingkan dengan metode konvensional ceramah biasa. Dalam kondisi sehari-

hari, metode ceramah paling sering digunakan dalam dunia pendidikan. Di sisi lain,

penggunaan metode kooperatif juga akan memancing minat siswa untuk berdiskusi,

setidaknya ada motivasi untuk mencari informasi secara mandiri.

Motivasi yang lebih tinggi dalam pembelajaran kimia, berbanding lurus dengan

prestasi belajar siswa

Kendala yang dialami pada penerapan metode berbasis Islami ini adalah

kurangnya materi kimia yang bisa dikaitkan dengan dunia Islam, sehingga perlu

penggalian materi dari referensi-referensi ilmuwan Islam, dan yang mendasari

penemuan-penemuan tersebut di dalam ilmu Islam.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

154

KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis Islami berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan

prestasi belajar siswa, di MA Raudhatusy Syubban. Hal in disebabkan karena adanya

persamaan latar belakang sekolah yang berbasis Islami dengan materi/metode yang

disampaikan, yaitu metode kooperatif berbasis Islami. Variasi metode pembelajaran,

membuat siswa lebih tertarik dalam belajar kimia, dibandingkan dengan metode

konvensional ceramah biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Anderman, E. M., & Anderman, L.H. (Ed.). (2009). Psychology of Classroom Learning

an Encyclopedia. New York: Gale Cengage Learning.

Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Intan Pulungan. (2008). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa

Terhadap Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 47-52.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Press.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Situmorang, H., & Situmorang, M. (2009). Keefektifan Media Komputer dalam

Meningkatkan Penguasaan Kimia Siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada

Pengajaran Materi dan Perubahannya. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains,

45-51.

Syadzili, Hasan. 2015. Teori Atom menurut Asy’ariyyah. Jurnal Kalimah. Vol. 13, No.

2

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

155

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ PARTS OF SPEECH

MASTERY AND THEIR SPEAKING ABILITY

Hengki dan Ratna

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected] dan [email protected]

ABSTRACT

Speaking is one of language skills who has important role in communication. It is as an

interactive process of constructing meaning that involves producing, receiving and

processing information.There are many things related to speaking, one of them is parts

of speech mastery. Parts of speech (POS) is the core of sentences especially in academic

contexts. There are five types of words which are very influential in studying English at

basic level, those are noun, pronoun, verb, adverb, and adjective. If one is not able to

differentiate among noun, pronoun, verb, adverb, and adjective, it will make ambiguous

in his sentences. Then, his interlocutors are not able to understand the meaning of his

spoken. This condition leads to lacking communication.That is way mastering parts of

speech is very essential in learning English speaking.This objective of this study is to

see the correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in

speaking. The study was carry out in a population of 93 students at the third semester of

English department of FKIP UNISKA Muhammad ArsyadAl Banjari Banjarmasin.

Data collection involved test as an instrument. The kind of test were multiple choice test

to measure the students’ parts of speech mastery and interview test to measure their

ability in speaking. To achieve the purpose of this study, the data were analyzed by

using Pearson Product Moment formula with the help of SPSS. The result of analysis

shows that the correlation coefficient (r) between the two variables is .979. It means that

there is a significant correlation between the students’ parts of speech mastery and their

ability in speaking. Based on the findings, it can be concluded that the students’ parts of

speech mastery can be used to predict their ability in speaking.

Keywords: Correlation, Parts of Speech, Speaking Skill

INTRODUCTION

Background

English is one of the international languages in this world. It is used as a means

of communication among nation forinternational trade, tourism and other important

international affairs. To make us easily in communicating our idea, feeling with people

around the world, we must be able to speak English well. Speaking is one of the four

skills in English. In speaking, the learners learn to receive and convey massages.

Speaking is as an interactive process of constructing meaning that involves producing,

receiving and processing information. In Indonesia, many senior high school students

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

156

and university students from non-English department have difficulties to communicate

in English. This argument is in line with the result of the research that had been

conducted and presented by Al Nakhalah (2016) in on line journal that states that senior

high school students and university students from non-English department have

difficulties to communicate in English. The article analyzed the causes that make the

students difficult to communicate in English. One of the causes is the students do not

master parts of speech.

The main goal of teaching speaking is communicative efficiency. Teaching

speaking means helping learners develop their ability to interact successfully in the

target language.

Nowadays, many students take an English course to improve their speaking ability.

Most of them are successful although some of them are still poor.

There are many things related to speaking, one of them is parts of speech mastery. Parts

of speech (POS) is the core of sentences especially in academic contexts. There are

eight types of words classified according to their functions, named the “eight parts of

speech”, they are noun, pronoun, verbs, adjectives, adverbs, preposition, conjunctions,

and interjection or exclamation.

Nevertheless, of the eight parts of speech above, there are five types of words which are

very influential in studying English at basic level, those are noun, pronoun, verb,

adverb, and adjective.All students of English have to comprehend them perfectly

because those are regarded to be the main components of the basic structure of English

sentences. If the five types of words

are wrongly applied, the composed sentence will hardly be well understood. In other

words, if one is not able to differentiateamong noun, pronoun, verb, adverb, and

adjective, it will make ambiguous in his sentences. Then, his interlocutors are not able

to understand the meaning of his spoken. This condition leads to lacking

communication. That is way mastering parts of speech is very essential in learning

English speaking.

Based on the explanation above, it can be formulated the assumption that the

more the students master parts of speech, the more they arrange the sentences easily.

Meanwhile hypothesis in this study states that there is a significant positive correlation

between students’ parts of speech mastery and their speaking ability”

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

157

Objectives of the Research

The general purpose of this study is to investigate the correlation between the

students’ parts of speech mastery and their speaking ability. Moreover, the minor

purposes of this study are:

1. To identify the students’ parts of speech mastery.

2. To identify the students’ ability to distinguish the kinds of parts of speech.

3. To investigate whether there is any significant positive correlation between the

students’ parts of speech mastery and their speaking ability.

RESEARCH METHODOLOGY

Research Design

The study is intended to investigate the correlation between the students’ parts

of speech mastery and their speaking ability. To achieve the objective, the researchers

used correlation design. Correlation research involves collecting data in order to

determine where, and to what degree, a relationship exists between two or more

quantifiable variables. The degree of relationship is expressed as a correlation

coefficient. According to Gay and Airasian (2000:321).The purpose of correlation

research is to determine relationship between variables or to use this relationship to

make prediction. This research consists of two variables. They are the students’ parts of

speech as a predictor variable (X) and the students’ speaking ability as a criterion

variable (Y).

Population and Sample of the Research

The Population of this research is the third semester students of English

department of FKIP UNISKA Muhammad Arsyal Al Banjari Banjarmasin. The sample

was selected by using simple random sampling technique.

Instrument and Technique of Data Collection

To collect the data, the researchers used test as an instrument. There are two kinds

of test applied in this study, they are multiple choice test and interview test. Test in

the form of multiple choice was given to the students to know their parts of speech

mastery while interview test was done to identify their speaking ability. There are 20

questions for multiple choice test and 4 instructions for interview test.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

158

Scoring Technique

To determine students’ individual score for multiple choice test, the researchers used the

formula as presented below:

Number of Correct Answer

Score: X 100

Total Questions

Meanwhile to students’ individual score for interview test, the researchers used oral

language scoring rubric adapted from Hughes as presented below

a. Accent

Score Requirements

1 Pronunciation frequently unintelligible

2 Frequent gross errors and a very heavy accent make understanding difficult,

require frequent repetition.

3 Foreign accent” requires concentrated listening, and mispronunciation lead to

occasional misunderstanding and apparent errors in grammar or vocabulary

4 Marked “foreign accent” and occasional mispronunciations which do not

interfere with understanding. No conspicuous mispronunciations, but would

not be taken for a native speaker.

5

No conspicuous mispronunciations, but would not be taken for a native

speaker.

6 Native pronunciation, with no trace of “foreign accent.”

b. Grammar

Score Requirements

1

2

Grammar almost entirely inaccurate except in stock phrases.

Constant errors showing control of very few mayor patterns and frequently

preventing communication.

1

2

Grammar almost entirely inaccurate except in stock phrases.

Constant errors showing control of very few mayor patterns and frequently

preventing communication.

3 Frequent errors showing some major patterns uncontrolled and causing

occasional irritation and misunderstanding.

4 Occasional errors showing imperfect control of some patterns but no

weakness that causes misunderstanding.

5 Few errors, with no pattern of failure.

6 No more than two errors during the interview.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

159

c. Vocabulary

Score Requirements

1 Vocabulary inadequate for even the simplest conversation.

2 Vocabulary limited to basic personal and survival areas (time, food,

transportation, family, etc).

3 Choice of words sometimes inaccurate, limitations of vocabulary prevent

discussion of some common professional and social topics.

4 Professional vocabulary adequate to discuss special interest; general

vocabulary permits discussion of any non-technical subject with some

circumlocution.

5 Professional vocabulary broad and precise; general vocabulary adequate to

cope with complex practical problems and varied social situations.

6 Vocabulary apparently as accurate and extensive as that of an educated

native speaker.

d. Fluency

Score Requirements

1 Speech is so halting and fragmentary that conversation is virtually impossible.

2 Speech is very slow and uneven except for short or routine sentences.

3 Speech is frequently hesitant and jerky, sentences may be left uncompleted.

4 Speech is occasionally hesitant, with some unevenness caused by rephrasing

and grouping for words.

5 Speech is effortless and smooth, but perceptively non-native in speed and

evenness.

6 Speech on all professional and general topics as effortless and smooth as a

native speaker.

e. Comprehension

Score Requirements

1 Understand too little for the simplest type of conversation.

2 Understand only slow, very simple speech on common social and touristic

topics; requires constant repetition and rephrasing.

3

Understand careful, somewhat simplified speech when engaged in a

dialogue, but may require considerable repetition and rephrasing.

4 Understand quite well normal educated speech when engaged in a

dialogue, but require occasional repetition or rephrasing.

5 Understanding everything in normal educated conversation except for

very colloquial or low-frequency items, or exceptionally rapid or slurred

speech.

6 Understand everything in both formal and colloquial speech to be

expected of an educated native speaker.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

160

Technique of Data Analysis

To analyze the data, the researchers used Pearson Product Moment Correlation

formula with the help of SPSS to see the correlation between the students’ parts of

speech mastery and their speaking ability.Meanwhile for testing hypothesis the

researchers compared r-value with the critical value on r-table. To take conclusion the

researchers relied on the statement that if r-value is higher than critical value on r-table

the interpretation, null hypothesis is rejected.

FINDING AND DISCUSSION

Findings

Results of the Parts of Speech Test

In order to find out more about the correlation between students’ parts of speech

mastery and their ability in speaking, a correlation analysis was conducted. All the

correlations reported below were positive and significant.

From a pedagogic perspective, it is more useful for teachers to know the level of

students’ parts of speech mastery. To this end, the test score of the students in the parts

of speech mastery were calculated separately, and the results are summarized below.

Table I Overall Results of the Students’ Parts of Speech Mastery

Parts of Speech Mean Score Standard Deviatiom

Noun 81.54 14.89

Pronoun 83.08 13.50

Verb 80.00 16.00

Adverb 84.80 14.47

Adjective 91.20 13.01

Table above presents the average mean score in parts of speech test. It shows a very

clear that noun, pronoun, verb, and adverb have mean score who close to each other.

Results of Speaking Test

Table II Overall Results of the Students’ Ability in Speaking

Aspect of Speaking Mean Score Standard Deviatiom

Accent 80.00 16.20

Grammar 82.10 12.20

Vocabulary 92.10 13.27

Fluency 80.30 16.10

Comprehension 80.20 16.10

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

161

Table II presents the average mean score in speaking test. It shows a very clear that

accent, fluency, and comprehension have mean score who close to each other.

Result of Analysis

The correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in

Speaking

Correlations

Parts of Speech Speaking

PartsofSpeech Pearson Correlation 1 .979**

Sig. (2-tailed) .000

N 26 26

Speaking Pearson Correlation .979**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 26 26

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

The result of computation shows that r-value is .979. It means that the two

variables have a positive correlation. Then, to determine whether the correlation is

significant or not, the r-value compared with r-table where r-table on the subject of 26 is

.449 Since the r-value is higher than r-table, consequently the hypothesis states there is

no correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in speaking is

rejected.

The result indicates that the hypothesis states any correlation between students’

parts of speech mastery and their ability in speaking is accepted. In other words,

students who have a good knowledge of parts of speech, also have a good ability in

speaking. To sum up, the students’ parts of speech mastery can be used to predict their

ability in speaking.

Discussion

The correlation between students’ parts of speech mastery and their ability in

speaking has a significant positive correlation. All parts of speech investigated in this

study have much contribution on the students’ ability in speaking. It means that to have

a good knowledge of speaking, students should also have a good knowledge of noun,

pronoun, verb, adverb, and adjective as parts of speech. These findings have crucial

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

162

implications for the teaching of speaking and the teaching of vocabulary. The r standard

indicates that the correlation coefficient belongs to a very high category.

CLOSURE

Conclusions

Based on the result of analysis, it can be concluded that:

1. Most of the forth semester students of English Department of FKIP UNISKA have

a good knowledge of parts of speech.

2. Most of the forth semester students of English Department of FKIP UNISKA have

a good ability in speaking

3. The data interpretation shows that there is a significant positive correlation between

students’ parts of speech mastery and their ability in speaking

4. The result shows that the students’ parts of speech mastery can be used to predict

their speaking ability.

Suggestions

1. The lecturer of English Department should always remind to the students to enrich

their parts of speech mastery

2. The lecturer of Vocabulary should provide an interesting teaching method in other

to increase students’ motivation in learning.

3. The lecturer of speaking should be able to create teaching strategy to encourage

students’ participation in learning

4. All lecturers should be motivators to the students.

REFERENCES

Al Nakhalah A., M. 2016. Problems and Difficulties of Speaking that Encounter

English Language Students at Al Quds Open University. (Online) Available:

http://www.ijhssi.org/papers/v5(12)version-3/O5120396101

Brudden, P., M. 1995. Effective English Teaching. New York: The Merril Company

Gay, L., and Peter Airasian. 2000. Educational Research Competencies for Analysis

and Application. New Jersey: Prantice-Hall

MCDonough, J and Shawn, C. 1993. Material and Methods in ELT: A Teacher Guide.

Cambridge: Blackwell

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

163

Junaidah. 2014. The Correlation Between Students’ Parts of Speech Mastery and their

Speaking Ability. Published Thesis http://repository . uin-suska.ac.id/6099/7/

Retrieved on July, 22nd

2017

Luoma, S. 2004. Assessing Speaking. Cambridge: Cambridge University Press

Nunan, D. 2003. Practical English Language Teaching. Sidney:McGraw Hill

Nunan. D. 1999. Second Language Teaching & Learning. USA: Heinle&Heinle

Publisher

Richards, J., C. 1994. New Ways in Teaching Speaking. Alexandria: TESOL

Thonbury, S. 2005. How to Teach Speaking. London: Longman

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

164

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX DI SMPN 15

BANJARMASIN

Muhammad Eka Prasetia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian desktriptif kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui apakah keterampilan berbicara bisa di tingkatkan melalui layanan

bimbingan kelompok. Subjek penelitian adalah Guru Bimbingan dan Konseling SMPN

15 Banjarmasin dan Siswa Kelas IX di SMPN 15 Banjarmasin. Data dikumpulkan

dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi setelah didapat

data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan juga mencocokkan

jawaban masing-masing informan dari hasil wawancara terhadap informan kemudian

data tersebut diabsahkan dengan menggunakan tekhnik triangulasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok bisa meningkatkan keterampilan

bicara siswa dikarenakan dalam melakukan layanan bimbingan kelompok guru BK

melakukan tekhnik home room dan diskusi kelompok dimana kedua tekhnik ini

memicu siswa untuk memberikan pendapat, tanggapan, pertanyaan dan jawaban

berdasarkan topik yang diangkat. Sehingga pada waktu didalam kelas mereka mulai

berani untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat dan tanggapan selama proses

pembelajaran dalam kelas. Dengan demikian untuk meningkatkan keterampilan bicara

siswa melalui layanan bimbingan kelompok langkah yang tepat agar siswa memiliki

keterampilan bicara yang bagus.

Kata Kunci: Keterampilan berbicara, Layanan Bimbingan Kelompok

ABSTRAK

This research is a qualitative descriptive study that aims to find out whether speaking

skills can be improved through group guidance services. The subjects of the study were

Teacher Guidance and Counseling of SMPN 15 Banjarmasin and Class IX Students at

SMPN 15 Banjarmasin. Data were collected by using interview method, observation

and documentation after obtained the data then analyzed descriptively qualitative and

also match the answer of each informant from interview result to informant then data

validated by using technique triangulation. The results showed that group counseling

services can improve students' speaking skills due to in-service guidance of teacher

groups Guidance and counseling of home room techniques and group discussions where

both techniques encourage students to provide opinions, responses, questions and

answers based on the topic raised. So at the time in the class they began to dare to ask

questions and express opinions and responses during the learning process in the

classroom. Thus, to improve students' speaking skills through appropriate group

counseling services so that students have good speaking skills.

Keywords: Speaking skills, Group Guidance Services

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

165

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial, sebagai makhluk sosial manusia senantiasa

ingin berhubungan dengan manusia lainnya dan ingin mengetahui apa yang terjadi

dengan dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi dan

menjadikan komunikasi sebagai kebutuhan dasar yang penting untuk hidup

bermasyarakat. Komunikasi merupakan aktivitas manusia sehari-hari, sesama jenis

ataupun lawan jenis. Dengan demikian komunikasi adalah aktivitas yang dilakukan oleh

semua manusia dan membutuhkan sebuah keterampilan khusus agar dapat melahirkan

kesuksesan.

Salah satu interaksi yang bisa di ajarkan oleh guru kepada siswa untuk

menunjang kelancaran dalam komunikasi adalah keterampilan berbicara. Keterampilan

ini adalah suatu keterampilan ide atau gagasan secara lisan didepan kelas yang dapat

diamati dari segi keaktifan seseorang dalam berbicara. Berbicara merupakan bentuk

komunikasi verbal yang dilakukan oleh manusia dalam rangka pengungkapan gagasan

dan ide yang telah disusunnya dalam pikiran.

Keterampilan berbicara pula yang memungkinkan makhluk sosial untuk dapat

mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi masalah atau

situasi-situasi problematik yang dialami. Tanpa melibatkan diri dalam berkomunikasi,

seseorang tidak akan dapat bertanya, menjawab, melakukan pembelajaran dan

berinteraksi sebagai alat untuk mempersatukan diri dengan orang lain secara beradab,

karena prilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan

dengan orang.

Berdasarkan pengamatan peneliti ketika menemui mahasiswa bimbingan

program Praktik Lapangan pada bulan agustus 2017 dan hasil perbincangan dengan

guru BK SMPN 15 Banjarmasin. Sebagian siswa masih mengalami permasalahan dalam

mengungkapkan pendapat maupun bertanya di depan kelas pada saat proses belajar

mengajar berlangsung

Dalam hal ini peran layanan bimbingan kelompok diperlukan. Bimbingan

kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan

pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

166

menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu

mencapai perkembangan yang optimal.

Prayitno (1999) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu

kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas

mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa

yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri

dan untuk peserta lainnya. Tujuan dari bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995:

178) antara lain :

1. Mampu berbicara di depan banyak orang

2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan danlain

sebagainya kepada orang banyak

3. Belajar menghargai pendapat orang lain

4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya

5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaanyang bersifat

negatif)

6. Dapat bertenggang rasa

7. Menjadi akrab satu sama lainnya

8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi

kepentingan bersama

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah

keterampilan bicara bisa di tingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dan

tekhnik apa yang di gunakan dalam melaksanakan bimbingan kelompok guna

meningkatkan keterampilan bicara siswa kelas IX di SMPN 15 Banjarmasin. Seain itu

peneliti juga ingin mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok

yang dilakukan di SMPN 15 Banjarmasin termasuk waktu, jadwal diadakannya layanan

ini.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

kualitatif, yang bertujuan menggali atau membangun suatu proporsi atau menjelaskan

makna dibalik realita. Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

167

dilapangan. Selanjutnya, peneliti akan mendalami lebih jauh mengapa fenomena ini

terjadi. Model deskriptif kualitatif ini menekankan pada penggambaran yang utuh

(holistik), pragmatis, startegis, dan self reflective. Penelitian kualitatif di uraikan

menurut beberapa ahli. Menurut Cresswell (2009) “a qualitative study is defined as an

inquiry process of understanding a social or human problem, based on building a

complex holistic picture, formed with words, reporting detailed views of informants,

and conducted in antural setting”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yang berbentuk

deskriptif yang tujuannya adalah untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau

melukiskan objek yang diteliti secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki.

Di dalam pengumpulan data ini metode yang di gunakan peneliti, sebagaimana

lazim dalam studi kulitatif adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dalam

penelitian kualitatif lebih berupa pendapat, maka wawancara menjadi perangkat yang

sangat penting. Metode wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya

jawab dengan tatap muka secara langsung.

Peneliti dalam penelitian ini untuk mengetahui keabsahan data menggunakan

teknik Triangulasi. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisa

berdasarkan data yang di peroleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu

dirumuskan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 5 Februari 2018 sampai dengan 8

Februari 2018 dilakukan observasi terhadap siswa kelas IX di SMP Negeri 15 Kota

Banjarmasin. Observasi ini dilakukan secara berturut-turut selama 4 hari. Peneliti

melakukan observasi dan wawancara kepada guru BK, wali kelas, dan siswa yang

bersangkutan

Pengambilan data berupa wawancara dan observasi mulai dari awal hingga akhir

dilakukan oleh peneliti sendiri, kecuali data-data yang bersifat dokumentative seperti

jurnal siswa yang bermasalah, buku laporan bimbingan kelompok diperoleh melalui

guru bimbingan dan konseling selaku informan dalam melakukan penelitan ini.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

168

Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara

mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan Februari 2018. Dimana

seluruh informan yang melakukan wawancara mendalam adalah Guru BK dan Siswa

kelas IX SMPN 15 Banjarmasin.

Dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa layanan bimbingan kelompok

memang bisa membantu meningkatkan keterampilan bicara siswa baik dari memberikan

pendapat, tanggapan dan solusi serta bertanya jawab ketika terjadi proses pembelajaran

di dalam kelas. Adapun mengenai tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 15 Banjarmasin menggunakan

dua tekhnik yaitu home room dan diskusi kelompok, dimana kedua tekhnik tersebut

sangat bermanfaat dan efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Pembahasan

Keterampilan bicara merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat

berperan serta aktif dalam proses pembelajaran seperti yang sudah di sebutkan diatas.

Disinilah peran serta Guru BK sangat di perlukan untuk membantu siswa meningkatkan

keterampilan bicara mereka terutama pada saat mereka melakukan komunikasi,

memberikan pendapat maupun bertanya di dalam kelas.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan

peneliti selama kisaran waktu penelitian untuk mengetahui apakah layanan bimbingan

kelompok bisa meningkatkan keterampilan bicara siswa di ketahui bahwa layanan

bimbingan kelompok memang mampu meningkatkan keterampilan bicara akan tetapi

layanan bimbingan kelompok yang dilakukan di SMPN 15 banjarmasin masih belum

berjalan maksimal dikarenakan terbatasnya waktu dalam melakukan layanan ini.

dikarenakan dalam melakukan layanan tersebut mereka hanya di beri waktu 1 jam saja

untuk melakukan layanan bimbingan kelompok.

Menurut mereka walaupun belum tercapai sepenuhnya mereka sudah bersyukur

akan hal ini, karena bagi mereka ketika melakukan layanan bimbingan kelompok siswa

yang menjadi peserta sudah tidak lagi merasa malu bahkan mereka percaya diri dalam

mengungkapkan pendapat mereka mengenai topik yang diangkat pada saat bimbingan

kelompok, berdasarkan jawaban tersebut maka peneliti meyakini bahwa dengan layanan

bimbingan kelompok dapat meningkatkan keterampilan bicara siswa, seperti;

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

169

memberikan pendapat, bertanya dana menjawab serta memeberikan tanggapan maupun

solusi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka di peroleh kesimpulan

bahwa:

1. Keterampilan bicara siswa sangat penting di tingkatkan agar siswa dapat

berperan aktif dan turut serta dalam proses belajar dan mengajar yang dilakukan

didalam kelas agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan menarik.

2. Keterampilan bicara siswa dapat di tingkatkan melalui layanan bimbingan

kelompok yang dilakukan, dikarenakan topik-topik yang diangkat dalam

bimbingan kelompok memicu siswa untuk mau mengeluarkan pendapat,

tanggapan dan tanya jawab yang efeknya nanti akan berpengaruh terhadap

proses pembelajaran dalam kelas dimana mereka dapat berperan aktif dalam

proses pembelajaran tersebut.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator BK, bahwa ada 2 tekhnik

yang mereka lakukan ketika melakukan layanan bimbingan kelompok, yaitu

tekhnik home room dan diskusi kelompok.

4. Waktu layanan bimbingan kelompok dirasa masih belum cukup, karena dalam

melakukan layanan bimbingan kelompok diperlukan waktu minimal 2 jam,

sedangkan waktu yang di berikan di sekolah hanya 1 jam, sehingga topik yang

di diskusikan dalam bimbingan kelompok kurang maksimal.

5. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan bicara siswa meningkat setelah

diberikan layanan bimbingan kelompok. Artinya, layanan bimbingan kelompok

secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IX

SMP Negeri 15 Banjarmasin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Maman. dkk. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian.

Bandung : Pustaka Setia.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan

Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

170

Creswell, John W. 2009. Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. Newbury Park: Sage Publications.

Hallen. A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Edisi Revisi. Jakarta: Quantum Teaching

Hartinah Sitti, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok 2009, Bandung:P.T Reflika

Aditama

http://belajarpsikologi.com/manfaat-bimbingan-kelompok/

https://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/#more-125

https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/bimbingan-kelompok/

Anonim. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Margiyoto. 2015. Peningkatan Ketrampilan Berbicara Melalui Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Bermain Peran Bagi Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan-2

SMK Negeri 2 Kebumen Pada Semester 1 Tahun 2015/ 2016. Diambil dari

download. portalgaruda.org/article.php

Nazir. Moh. Metode Penelitian 2003 Jakarta; PT.Ghala Indonesia

Ningsih Suwarti. Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui metode bercerita siswa

kelas III SD Negeri 1 Beringin Jaya Kecamatan Bumi Raya Kabupaten

Morowali: Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN 2354-614X.

Diambil dari https://media.neliti.com/.../109895-ID-peningkatan-keterampilan-

berbicara-melal.pdf

Patton, MQ. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalis

Indonesia.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas

Negeri Padang.

Prayitno.dan Erman, Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konsiling. Jakarta :

Rineke Cipta

Puji Santosa., dkk. 2007. Materi dan pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Jakarta:

Universitas terbuka.

Romlah, Tatick. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: UNM

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta..

Sukardi Dewa Ketut, Desak P.E. Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sulastri.2008. Peningkatan Keterampilan Berbicara Formal Dalam Bahasa Indonesia

Melalui Gelar Wicara. Ja.karta UNJ.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

171

Winkel dan Sri hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan.Yogyakarta : Media abad

Winkel, W. S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.

Gramedia.

Yudha dan Rudiyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak TK. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

172

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAKU DALAM PENULISAN SKRIPSI

MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FKIP UNISKA BANJARMASIN

Nurhasanah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan ragam baku dalam penulisan

skripsi mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Fkip Uniska Banjarmasin dan

ingin meningkatkan dan menerapkan ragam baku dalam penulisan skripsi mahasiswa

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif. Data penelitian

berupa kutipan kata, kalimat, dan, ungkapan yang terdapat dalam skripsi mahasiswa

Bimbingan Konseling. Objek dalam penelitian ini difokuskan pada skripsi mahasiswa

FKIP, program studi Bimbingan Konseling. Langkah-langkah kerja tersebut mencakup

(1)mengumpulkan sampel kesalahan, (2)mengindentifikasi kesalahan, (3)menjelaskan

kesalahan, (4)mengklasifikasikan kesalahan, dan (5) mengevaluasi kesalahan. Bentuk

penggunaan penulisan ragam baku pada mahasiswa FKIP Uniska Prodi Bimbingan

Konseling terdapat kesalahan-kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan kata, dan

pemakaian tanda baca.

Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Mahasiswa FKIP, Ragam Baku, Skripsi

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan

tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Terjadilah interaksi yang akan menimbulkan sosialisasi sebagai akibat dari rasa paham

pada maksud dan tujuan setiap individu. Era globalisasi yang sangat pesat berpengaruh

pada penggunaan bahasa, perubahan gaya hidup, tingkah laku, dan lain sebagainya. Hal

ini menyebabkan bermunculan bahasa pergaulan yang menyimpang dari penggunaan

bahasa yang tidak sesuai dengan aturan baku. Oleh karena itu, Bahasa ilmiah

merupakan bahasa formal yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, perlu

ditanamkan di lingkungan formal. Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya

tulis ilmiah adalah ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam

dunia pendidikan. Karena penutur ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan,

bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dipelajari di sekolah/institusi pendidikan.

Ragam bahasa ini dikenal pula dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Karya tulis

ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi (tugas akhir dalam

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

173

pendidikan tinggi); laporan penelitian; makalah seminar;artikel ilmiah; makalah; dan

laporan eksekutif. Mahasiswa strata satu (S-1) dari berbagai disiplin dan bidang ilmu,

wajib menyelesaikan tugas akhir yang dinamakan skripsi. Pemakaian yang sesuai

standar kebakuan bahasa Indonesia harus digunakan dalam penulisan skripsi.

Berdasarkan pemantauan peneliti, banyak skripsi yang tidak mengikuti kaidah-kaidah

kebahasaan yang sudah terumuskan dengan baik dan jelas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menerapan metode kualitatif, karena datanya bersifat deskriptif.

Artinya, data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi yaitu berupa

kata-kata dari data yang diperoleh tidak berupa angka-angka atau koefisiensi tentang

hubungan antarvariabel. Objek dalam penelitian ini difokuskan pada lima buah skripsi

mahasiswa FKIP, program studi Bimbingan Konseling dengan inisial MD, MS, NH,

NK, dan MR. Data penelitian berupa kutipan kata, kalimat, dan, ungkapan yang terdapat

dalam skripsi mahasiswa Bimbingan Konseling lulusan tahun 2015. Langkah

mengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian ini mengadopsi langkah kerja

analisis kesalahan berbahasa yang disampaikan oleh Ellis (1986) seperti yang dikutip

dalam Tarigan dan Sulistyaningsih (1996). Langkah-langkah kerja tersebut mencakup

(1) mengumpulkan sampel kesalahan, (2) mengindentifikasi kesalahan, (3) menjelaskan

kesalahan, (4) mengklasifikasikan kesalahan, dan (5) mengevaluasi kesalahan.

Menganalisis kesalahan skripsi mahasiswa dalam pemakaian huruf, penulisan kata, dan

pemakaian tanda baca.

PEMBAHASAN

Kesalahan penulisan pada skripsi mahasiswa Fkip Uniska Program Studi

Bimbingan Konseling Banjarmasin mencakup pemakaian huruf, penulisan kata, dan

pemakaian tanda baca.

a. Pemakaian Huruf

Skripsi mahasiswa MD terdapat kesalahan pada halaman X, yaitu penulisan pada

nama “bogdan dan taylor,” “antaludin,” “Banjarmasin selatan,“ ”kalimantan selatan.”

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, nama bangsa, suku

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

174

bangsa, dan bahasa, seperti ”Bogdan dan Taylor,” “Antaludin,” “Banjarmasin

Selatan,” dan “Kalimantan Selatan.”

Skripsi mahasiswa MS terdapat kesalahan pada halaman 12 kata “tenaga,” hal 13

kata “masalah,” hal 32 kata “rumusan,” hal 33 kata “hal,” dan hal 34 kata “subjek.”

Penulisan huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung, seperti

“Tenaga,” “Masalah,” “Rumusan,” “Hal,” dan “Subjek.”

Skripsi mahasiswa NH terdapat kesalahan pada halaman 3 kata “permendiknas,”

hal 24 kata“psikologi,” hal 30 kata “tujuan,” dan 55 kata “membantu.” Penulisan

huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat, seperti “Permendiknas,”

“Psikologi,” “Tujuan,” dan “Membantu.”

Skripsi mahasiswa NK terdapat kesalahan pada halaman 27 kata “universitas

Wisconsin” yang benar “Universitas Wisconsin.” Hal 42 kata “penyajian data,”

“verifikasi” yang benar “Penyajian Data,” dan “”Verifikasi.”

Skripsi mahasiswa MR terdapat kesalahan pada hal 5 kata “ualangan akhir

sekolah,” yang benar “Ulangan Akhir Sekolah (UAS)” Hal 35 kata “sukardi” yang

benar “Sukardi.”

b. Penulisan Kata

Terdapat kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa MD di halaman ix seperti kata

“kebibasan” dan “berekpresi.” Kata yang benar yaitu “Kebebasan” dan

“berekspresi.” Kesalahan di hal 9 kata “ijin” bentuk baku ialah “izin.” Hal 11 kata

“di berikan” bentuk baku “diberikan,” kata “diberikan” merupakan kata kerja dan

merupakan awalan jadi kata di harus ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya. Hal 18 kata “diatas” bentuk baku “di atas” kata “atas” merupakan kata

keterangan dan merupakan kata depan, kata depan di harus ditulis terpisah dengan

kata yang mengikutinya.

Bentuk kesalahan penulisan pada mahasiswa MS di halaman vii yaitu kata “ijin

bentuk baku “izin,” hal xii kata” fhoto” dan “akifitas” bentuk baku “foto” dan

“aktivitas.” Hal 16 kata “mawujudkan” bentuk baku “mewujudkan,” hal 19 kata

“mempertim-bangkan” bentuk baku “mempertimbangkan,” hal 25 kata “puteri”

bentuk baku “putri,” hal 43 kata “telpon” bentuk baku “telepon,” hal 117 kata “ekstra

kurikuler” bentuk baku “ekstrakurikuler.” Kata “ekstra” ditulis serangkai dengan

kata yang mengikutinya.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

175

Kesalahan penulisan pada mahasiswa NH terdapat di halaman ix kata

”alternative” bentuk baku “alternatif,” hal 1 kata “fikir” bentuk baku “pikir,” hal 12

“memotifasi” bentuk baku “memotivasi.” Hal 14 kata “di mulainya” dan “al-Qur’an”

bentuk baku “dimulainya” dan “Al-Quran.” Hal 15 kata “perikehidupan” bentuk

baku “peri kehidupan,” kata “peri” harus ditulis terpisah dengan kata yang

mengikutinya. Hal 16 kata “dibawah,” “dapartemen,” dan “diantara” bentuk

bakunya “di bawah,” “departemen,” dan “di antara.” Hal 25 kata “social” dan

“kejalan” bentuk baku “sosial” dan “ke jalan.” Hal 27 kata “devinisi” bentuk baku

“definisi.” Hal 34 kata “personel” bentuk baku “personil.” Hal 35 kata “berfikir”

bentuk baku “berpikir.” Hal 37 kata “fikiran” bentuk baku “pikiran.” Hal 48 kata

“nara sumber” bentuk baku “narasumber,” kata “nara” harus ditulis serangkai dengan

kata yang mengikutinya.

Kesalahan penulisan mahasiswa NK terdapat di halaman vi kata “ijin” bentuk

baku “izin.” Hal 10 kata “syaiton” dan “figure” bentuk baku “setan” dan “figur.” Hal

11 kata “fundasi” bentuk baku “fondasi.” Hal 12 kata “praktek” dan “faham” bentuk

baku “praktik” dan “paham.” Hal 13 kata “disamping” bentuk baku “di samping.”

Hal 20 kata “obyek-obyek” bentuk baku “objek.” Hal 23 kata “tehnik” dan

“intelegensi” bentuk baku “teknik” dan “inteligensi.” Hal 29 kata “ketrampilan”

bentuk baku “keterampilan.” Hal 34 kata “diagnose” bentuk baku “diagnosa.” Hal 35

kata “instrument” bentuk baku “instrumen.” Hal 69 kata “karir” bentuk baku

“karier.”

Bentuk penulisan mahasiswa MR terdapat di halaman vi kata “prilaku” bentuk

baku “perilaku.” Hal 13 kata “mengekplorasi” bentuk baku “mengeksplorasi.” Hal

14 kata “disekolah” bentuk baku “di sekolah.” Hal 40 kata “berdo’a” dan “azas”

bentuk baku “berdoa” dan “asas.” Hal 55 kata “diskirptif” bentuk baku “deskirptif.”

Hal 57 kata “factor” bentuk baku “faktor.” Hal 81 kata “intrinsic” bentuk baku “

intrinsik.” Hal 84 “pasilitas”dan “kreatifitas” bentuk baku “fasilitas” dan

“kreativitas.” Hal 89 kata “phisik” bentuk baku “fisik.”

c. Pemakaian Tanda Baca

Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa MD terdapat di halaman ix yaitu

nama “Drs. H. Nurdin Ady, M.Psi” pemakaian tanda baca yang benarada tanda titik

setelah gelar ”Drs. H. Nurdin Ady, M.Psi.” Hal 18 kata “seseorang /siswa” tanda

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

176

baca “/” yang benar ditulis serangkai dengan kata sebelum atau sesudah yang

mengikutinya. Hal 18 kata “( topik )” seharusnya tanda “()”tidak diberi spasi dengan

kata di dalamnya, seperti “(topik).” Hal 42 kata “bakat,minat” apabila ada tanda baca

(,) harus diberi spasi sesudahnya, seperti “bakat, minat.” Hal 16 kata “konseling ,

baik” tanda baca (,) ditulis serangkai dengan kata sebelumnya seperti “konseling,

baik.”

Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa MS hal 21 kata “belajarnya".”

Tanda titik “.” harus berada didalam petikan seperti belajarnya." Hal 119 kata “kasus

– kasus” tanda hubung “-“ ditulis tanpa spasi sebelum dan sesudahnya seperti

“kasus-kasus.”

Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa NH terdapat di halaman ix pada

nama “Hamzah, S.Pd, M.Pd” tanda titik diletakkan setelah gelar, apabila gelarnya

lebih dari satu harus diberi tanda “,” seperti “Hamzah, S.Pd., M.Pd.” Hal 18 kata

“kitabNya” bentuk baku harus diberi tanda hubung”-“ seperti “kitab-Nya.” Hal 41

tertulis “oleh karena itu” tanpa tanda “,” bentuk bakunya “Oleh karena itu,”.

Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa NK terdapat di halaman 1 kata

“....karier”. tanda titik harus diltakkan sebelum tanda petik. Hal 12 kesalahan pada

tanda baca perginya?, apabila sudah ada tanda tanya, tanda koma tidak boleh

diletakkan setelah tanda tanya. Hal 38 terdapat kata “non manusia” bentuk baku

harus diberi tanda hubung(-) setelah kata non seperti “non-manusia.”

Bentuk kesalahan tanda baca pada mahasiswa MR terdapat di halaman 1

pendidikan". bentuk bakunya yaitu tanda titik diletakkan sebelum petikan. Hal 23

kata “drop out” apabila ada bahasa asing, maka harus dicetak miring seperti “drop

out.”

Tabel bentuk kesalahan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling

NO NAMA PEMAKAIAN

HURUF

PENULISAN

KATA

PEMAKAIAN

TANDA BACA

1 MD 170 223 99

2 MS 23 38 25

3 NH 91 77 41

4 NK 29 89 52

5 MR 51 53 63

Jumlah 364 480 280

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2018 ISBN : 978-602-52531-1-9

Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan Mei 2018

177

KESIMPULAN

Penggunaan ragam baku pada penulisan skripsi mahasiswa Program Studi

Bimbingan Konseling perlu ditingkatkan karena masih banyak kesalahan-kesalahan

yang terdapat dalam penulisan skripsi. Kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan

kata, dan pemakaian tanda baca. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bagi mahasiswa

untuk meningkatkan penulisan skripsi menggunakan ragam baku dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Abidin. 2010. Metode Pengembangan Baca. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

A.R., Syamsuddin. (1992). Studi wacana: teori-analisis-pengajaran. Bandung:

Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP.

Bachman, dkk. 2001. Keragaman Bahasa dalam Pembelajaran. Bandung:FPBS-UPI

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004.Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:

Bhineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2008. Sintaktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.Yogyakarta: PT

Mitra Jasa Niaga.

Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, Tekniknya.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sabrianto, Dirgo. 1997. Kebakuan dan Ketidak Bakuan Kalimat dalam Bahasa

Indonesia.

Yogyakarta: Mitra Gema Widya

Suprapto, MS Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.Jakarta:

Media Pressindo.

Syamsuddin AR.1992. Studi Wacana. Bandung: Mimbar Bahasa dan Seni.