85
UPAYA DUA KOREA MEMBANGUN PERDAMAIAN PASCA PENUTUPAN KOMPLEKS INDUSTRI KAESONG 2016 (Skripsi) Oleh Eka Supriyanti FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

UPAYA DUA KOREA MEMBANGUN PERDAMAIAN PASCA PENUTUPAN ...digilib.unila.ac.id/54399/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bergabung dalam kegiatan tingkat universitas yakni

Embed Size (px)

Citation preview

UPAYA DUA KOREA MEMBANGUN PERDAMAIAN PASCA

PENUTUPAN KOMPLEKS INDUSTRI KAESONG 2016

(Skripsi)

Oleh

Eka Supriyanti

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

UPAYA DUA KOREA MEMBANGUN PERDAMAIAN PASCA

PENUTUPAN KOMPLEKS INDUSTRI KAESONG 2016

Oleh

EKA SUPRIYANTI

Kompleks Industri Kaesong merupakan proyek kerjasama pertukaran

Dua Korea 12 tahun sejak 2004 yang kemudian ditutup pada tahun 2016.

Pasca Penutupan Kompleks Industri Kaesong Dua Korea melakukan

upaya membangun perdamaian dengan rekonsiliasi. Penelitian ini

berusaha menjawab upaya Dua Korea membangun perdamaian pasca

penutupan Kompleks Industri Kaesong. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui upaya Dua Korea membangun perdamaian dalam

proses rekonsiliasi pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016.

Peneliti menggunakan konsep rekonsiliasi dimana proses rekonsiliasi

melibatkan lima point yakni pengakuan Dua Korea, membangun relasi,

membangun visi bersama, merubah sikap dan perubahan secara

substansial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan

menggunakan pengambilan data sekunder. Penelitian ini menghasilkan

bahwa telah terjadi perubahan dalam bidang sosial budaya yakni: upacara

pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang dan Asian Games

2018, Konser K-pop di Pyongyang, menjalin kembali hubungan darah

antar masyarakatnya melalui reuni keluarga terpisah. Dalam bidang

politik adalah terbukanya saluran komunikasi kelautan, perayaan parade

Korea Utara tanpa adanya rudal, diresmikannya Kantor Perwakilan

Bersama di Kaesong dan bertransformasinya Zona Dimiliterisasi menjadi

Zona Perdamaian. Kemudian dalam bidang ekonomi terdapat pertukaran

dan kerjasama terdapat pengembangan secara lebih lanjut.

Kata kunci: Dua Korea, Rekonsiliasi, Perdamaian

ABSTRACT

THE EFFORTS TWO KOREAS PEACE BUILDING POST THE

CLOSURE KAESONG INDUSTRIAL COMPLEX 2016

By:

EKA SUPRIYANTI

The Kaesong Industrial Complex is a 12-year two-Korea exchange

cooperation project since 2004 which was closed in 2016. After the

Closing of the Two Kaesong Industrial Complex, Korea made an effort

to build peace with reconciliation. This research is trying to answer the

efforts of the Two Koreas to build peace after the closure of the Kaesong

Industrial Complex. The purpose of this study was to find out the efforts

of the two Koreas to build peace in the reconciliation process after the

closure of the 2016 Kaesong Industrial Complex. build relationships,

build a shared vision, change attitudes and changes substantially. This

research is descriptive qualitative research and uses secondary data

collection. The research resulted in changes in the socio-cultural field:

the opening ceremony of the Pyeongchang Winter Olympics and the

2018 Asian Games, the K-pop Concert in Pyongyang, re-establishing

blood relations between its people through separate family reunions. In

the political field is the opening of maritime communication channels,

the celebration of the North Korean parade without missiles, the

inauguration of the Joint Representative Office in Kaesong and the

transformation of the Militarized Zone into a Peace Zone. Then in the

economic field there are exchanges and cooperation there is further

development.

Keyword: Two Korea, Reconciliation, Peace

UPAYA DUA KOREA MEMBANGUN PERDAMAIAN PASCA

PENUTUPAN KOMPLEKS INDUSTRI KAESONG 2016

Oleh

EKA SUPRIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pada

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Eka Supriyanti. Lahir di Metro

pada tanggal 28 September 1996 sebagai anak pertama

dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak

Supardi dan Ibu Juliyanti.

Pendidikan Formal yang pernah ditempuh penulis dimulai

dari Taman Kanak-Kanak Aisyah Kota Metro, kemudian

ke jenjang Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Metro Pusat pada tahun 2002

dan lulus di tahun 2008. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di Mts Negeri Metro di Batanghari pada tahun 2008 dan lulus di tahun

2011. Selanjutnya, pada tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1

Pekalongan Lampung Timur pada tahun 2011 dan lulus di tahun 2014.

Penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan terdaftar

sebagai mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur masuk Mandiri.

Penulis bergabung dalam kegiatan tingkat universitas yakni TEKNOKRA dan

penulis aktif bergabung dalam HMJ HI Departemen HRD. Penulis juga tergabung

dalam komunitas tari Corpous Motum sejahun 2014 dan mendapatkan

mendapatkan penghargaan Juara I Tari Tradisional dalam acara Dies Natalis

FISIP Unila 2016.

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas

kemampuannya (QS Al-Baqarah: 285)

Semua proses pasti dapat dilewati

(Moh. Nizar, 2018)

Perbedaan bukan menjadi alasan untuk tidak dapat hidup damai berdampingan (Eka Supriyanti, 2018)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederhana ini untuk

Kedua orang tuaku tercinta,

Bapak Supardi dan Ibu Juliyanti

saudaraku tercinta Adi Dwi Lesmana

sebagai tanda bakti dan cinta kasihku,

serta Almamater tercinta

Universitas Lampung.

SANWACANA

Alhamdulillahirabil’alamin, puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Dua Korea Membangun

Perdamaian Pasca Penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016” ini.

Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW

sebagai suri tauladan yang baik bagi umatnya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi

dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari sempurna sebagai bentuk adanya keterbatasan kemampuan

serta sebagai motivasi untuk lebih baik dan terus belajar kedepannya. Penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembacanya dan sebagai

perkembangan penelitian dalam kajian ilmu sosial dan ilmu politik khususnya

pada ilmu hubungan internasional.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung yang selalu memberikan motivasi , kritik dan saran, serta

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Moh. Nizar, M.A., selaku Dosen Pembimbing Kedua Skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk membantu, membimbing, mengarahkan,

memberikan kritik dan saran serta motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Agus Hadiawan., selaku Dosen Pembahas/ Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Ibu Dwi Wahyu Handayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu menjadi tempat untuk konsultasi, berbagi cerita. Terima kasih

atas motivasi dan semangat untuk menjadi hebat.

6. Seluruh jajaran dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas

Lampung dan staf Mba Ata atas dukungan pembelajaran selama

menempuh perkuliahan, serta membantu dalam proses administrasi selama

perkuliahan

7. Bapak Supardi sebagai Bapak yang selalu memberikan semangat setiap

proses perjalanan hidup, mengajarkan anak-anaknya untuk jujur, kuat, dan

mandiri dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Meskipun perjalanan

hidup selama ini yang tidak pernah terlewati bersama meski kita seringkali

tidak dalam kondisi yang berdekatan. Terimakasih bapak selalu

menyempatkan waktu dan menyisakan materinya untuk selalu mendorong

Eka menjadi lebih baik terutama dalam hal pendidikan. Terima kasih atas

do’a serta dukungan yang telah diberikan untuk dapat menyelesaikan

pendidikan sejauh ini. Semoga dengan menyelesaikan pendidikan sejauh

ini Eka bisa membahagiakan Bapak. Semoga dengan menyelesaikan

tulisan ini Eka sudah mampu mewujudkan cita-cita Bapak memiliki anak

yang memiliki gelar Sarjana meski bukan dari jurusan yang Bapak

inginkan. Sekali lagi tidak hentinya Eka mengucapkan terimakasih untuk

Bapak atas semua yang telah diberikan. Terimakasih telah bekerja keras

untuk menjadikan Eka sebagai anak yang berpendidikan. Semoga Bapak

selalu diberi kesehatan dan diberkahi rahmat serta senantiasa dalam

perlindungan Allah SWT.

8. Ibu Juliyanti sebagai Ibu yang tidak bosan memberikan semangat hingga

Eka menyelesaikan tulisan ini. Terimakasih atas semangat serta dukungan

sehingga Eka mampu menyelesaikan tugas meskipun Eka tetap masih saja

terdapat kekurangan dan belum mampu membahagiakan Ibu selama ini.

Semoga dengan skripsi ini dapat sedikit memberikan kebahagiaan bagi Ibu

dengan ini Ibu memiliki anak yang bergelar Sarjana. Dukungan Ibu telah

mengantarkan Eka untuk dapat segera menyelesaikan kuliah ini dan

terimakasih atas semua doa, ridho, dukungan, dan materi yang selama ini

telah Ibu berikan untuk Eka. Terimakasih telah bekerja keras untuk

menjadikan Eka sebagai anak yang berpendidikan. Semoga Ibu selalu

diberkahi rahmat dan senantiasa dalam perlindungan Allah SWT serta

cinta dan kasih-Nya.

9. Adi Dwi Lesmana sebagai adik yang telah memberikan semangat untuk

segera menyelesaikan pendidikan S1 ini. Terimakasih telah selalu

memberikan dukungan, semangat dan terimakasih telah menjadi adik yang

baik dan menghibur dalam kondisi terjatuh pun. Semangat kuliahnya dan

semoga kita semua selalu diberikan jalan dan kemudahan untuk

menggapai cita-cita dan menjadi kebanggaan kedua orang tua.

10. Sahabat yang selalu menemani dalam suka dan duka, serta proses belajar

dilingkungan kampus Endani Agustina, Putri Dumora N, Binanda Firsty

A, Rita Widiyanti, Yuni Ardiani, Biyes Nurul A, dan Rima Silviana A.

Terima kasih atas waktu kalian, kenangan yang telah kita lalui bersama,

dan pembelajaran dalam hidup yang telah kalian berikan. Kalian sangat

berperan dalam proses menuju baik dan dewasa hingga menjadi Eka yang

sekarang. Semoga kedepannya persaudaraan kita akan tetap terjaga.

11. Sahabat Cantik Nurmajayanti yang mendengarkan keluh kesah masa

kuliah serta memotivasi dalam menyelesaikan skripsi, serta Chaobella:

Ana Nur L, San Maulina, Anita Triani, Maria Ayu, dan Asri Meiwulantari.

Terimakasih atas waktu kalian untuk dapat mendengar keluh kesah selama

proses penyelesaian skripsi.

12. Penyemangat dan pengingat dalam pengerjaan skripsi Ahmad Romadon.

Terimakasih atas waktu dan mau bersedia sebagai pengingat dalam

pengerjaan skripsi. Terimakasih telah mendoakan, dan menemani

berproses dalam mencapai target. Semoga kita diberikan kemudahan untuk

mencapai target selanjutnya.

13. Teman seperjuangan Hani, Mbak Tia, Oni, Azka, Amel, Hediati, Disya,

dan Puspa terimakasih sudah mau berbagi ilmu, memberikan kebahagian

baik dalam lingkungan kampus atau di luar kampus.

14. Kak Samuel, Eris, Kak Yudi, Kak Desi, Kak Supran, Kak Venti, Kak

Desma dan Kak Arum terimakasih kalian telah menyemangati dan pernah

menjadi bagian dari proses penyelesaian skripsi. Terimakasih atas

dukungan kalian semoga kita dimudahkan untuk tahapan kehidupan

selanjutnya.

15. Healing dalam penyelesaian skripsi SEVENTEEN yang musiknya selalu

menemani dalam proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

16. Sahabat yang menemani perjalanan perkuliahan ada Rangers: M. Suprani,

Vasco, Citra, Putri, Agung, Ziea, Rina, Chindy, Binanda Firsty, Mitha

serta 14 Anggota Corpous Motum yang selalu memberikan hiburan dan

berproses dalam kegiatan diluar pembelajaran dikampus. Terimakasih atas

kenangan, semoga silahturahmi akan terjalin dan kita semua dimudahkan

untuk tahapan kehidupan selanjutnya.

17. Seluruh teman-teman Jurusan Hubungan Internasional angkatan 2014,

semoga kita semua bisa menggapai mimpi kita masing-masing dan sukses

dengan jalannya masing-masing.

18. Semua pihak yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam bentuk

apapun.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah

diberikan oleh semua pihak yang membantu dalam proses yang dijalani oleh

penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 29 Oktober 2018

Penulis,

Eka Supriyanti

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. v

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... vi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 13

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 14

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 14

1.5 Kegunaan Penelitian .................................................................... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PenelitianTerdahulu ..................................................................... 16

2.2 Landasan Konseptual ................................................................... 21

2.2.1 Konsep Rekonsiliasi ...................................................... 21

2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................... 24

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian ............................................................................. 27

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................... 28

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 30

3.5 Teknik Analisis Data.................................................................... 30

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Sunshine Policy .............................................. 34

4.2 Gambaran Umum Kompleks Industri Kaesong ........................... 39

4.3 Penutupan Kompleks Industri Kaesong ....................................... 44

4.4 Hubungan dua Korea Pasca Penutupan ....................................... 52

Kompleks Industri Kaesong 2016

4.5 Proses Perubahan Kepemimpinan Korea Selatan ........................ 55

iii

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Insiasi dan Pandangan Dua Korea dalam Perdamaian

Pasca Penutupan Kompleks Industri Kaesong ............................. 57

5.2 Upaya Dua Korea Membangun Perdamaian dalam

Proses Rekonsiliasi Pasca Penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016............................................................................... 69

5.2.1 Pengakuan Dua Korea untuk Membangun

Perdamaian .................................................................... 69

5.2.2 Membangun Relasi Positif ............................................. 73

5.2.3 Pembangunan Visi Bersama Melalui Pertemuan

Tingkat Tinggi Dua Korea ............................................ 76

5.2.4 Perubahan Sikap Dua Korea Pasca

Pertemuan Tingkat Tinggi ............................................. 80

5.2.5 Perubahan Substansial Hubungan Dua Korea ............... 82

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 92

6.2 Saran ............................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Letak Geografis Kompleks Industri Kaesong ............................................ 5

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 26

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kesepakatan dalam Joint Declaration ....................................................... 4

1.2 Timeline ketegangan Dua Korea ................................................................ 6

1.3 Jumlah Pekerja di Kompleks Industri Kaesong 2011-2015 ....................... 9

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................ 19

4.1 Konsep Hyundai Tiga Tahap Pertama dari Master Plan

untuk Kompleks Industri Kaesong ............................................................ 41

4.2 Jumlah Perusahaan di Kompleks Industri Kaesong ................................... 44

4.3 Uji Coba Senjata Nuklir Korea Utara ........................................................ 48

5.1 Presiden Korea Selatan 1998-2017 ............................................................ 63

5.2 Kebijakan Semenanjung Korea dari Moon Jae In ...................................... 65

5.3 Hasil Pertemuan Dua Korea 2018 .............................................................. 76

5.4 Perubahan Substansial Dua Korea ............................................................. 83

vi

DAFTAR SINGKATAN

AS : Amerika Serikat.

ha : hektar

KIC : Kaesong Industry Complex.

K-pop : Korean pop

KTT : Konferensi Tingkat Tinggi.

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PTT : Pertemuan Tingkat Tinggi

US : Uni Soviet.

USD :United States of Dollar

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketegangan Dua Korea telah terjadi pasca Perang Dunia II, ketegangan

berawal seiring dengan berakhirnya penjajahan Jepang di Korea, sehingga sejak

saat itu Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (US) mengambil alih wilayah

tersebut. Dampak dimulainya ketegangan tersebut menjadikan Korea menjadi dua

negara yakni US untuk Korea Utara dan AS untuk Korea Selatan pada garis litang

38 derajat (The Academy of Korean Studies, 2014: 6). Pembagian Dua Korea tidak

terlepas dari pengaruh ideologi yang disebarluaskan oleh AS dan US. Perbedaan

ideologi Dua Korea menyebabkan hubungan Dua Korea dipenuhi dengan

konfrontasi dan ketegangan militer. Hingga pecahnya Perang Korea 1950 -1953.

Ketegangan militer yang terjadi antara Dua Korea menemui titik akhir setelah tiga

tahun berperang melalui Perjanjian Genjatan Senjata (YangSeung-Yoon, 2005:

141).

Upaya membangun perdamaian kemudian dilanjutkan dengan Joint

Communique. Joint Communique merupakan upaya yang dilakukan untuk

mendamaikan melalui dialog untuk mencapai reunifikasi. Dalam dialog tersebut

reunifikasi dilakukan berdasarkan tiga prinsip yakni independen dari campur

tangan pihak asing, dilakukan dengan menggunakan cara – cara yang damai, dan

2

persatuan nasional. Joint Communique merupakan salah satu upaya untuk

membangun kepercayaan Dua Korea untuk dapat reunifikasi karena melihat

bahwa Korea merupakan satu negara. Reunifikasi dapat dicapai apabila Dua

Korea telah siap dan memiliki kepercayaan yang cukup pada masing-masing

negaranya. Meskipun demikian hasil dialog Joint Communique belum sepenuhnya

dapat diimplementasikan oleh Dua Korea karena masih kurangnya kepercayaan

Dua Korea untuk mencapai reunifikasi (Yong-Pyo, 2008:145). Joint Communique

belum berhasil dilakukan karena Dua Korea memiliki kepentingannya masing-

masing.

Upaya mendamaikan Dua Korea kemudian berlanjut pada Basic

Aggreement. Upaya yang dilakukan dengan pendekatan militer dan ekonomi

melalui kesepakatan untuk mengurangi ancaman yang terjadi di Semenanjung

Korea. Basic Agreement berisi tentang Agreement on Reconciliaton, Non

Aggression, and Exchange and Cooperation, penegasan perjanjian The Armistice

Agreement, dan menerapkan reunifikasi pada Joint Communique (Yong-Pyo,

2008:145). Kesepakatan ini dapat mengurangi ancaman yang terjadi di

Semenanjung Korea. Ancaman tersebut berupa senjata nuklir Korea Utara dan

kekuatan militer Dua Korea. Ancaman nuklir tersebut muncul ketika Korea Utara

melakukan penarikan diri dari perjanjian non-proliferasi nuklir pada bulan Maret

1993. Kemudian, berkembang menjadi krisis keamanan Korea Utara (Yong-Pyo,

2008:146).

Pasca krisis keamanan Korea Utara Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung

mengeluarkan kebijakan Sunshine Policy pada tahun 1998. Moon menyebutkan

bahwa Sunshine Policy merupakan sebuah kebijakan yang dibuat untuk membuat

3

interaksi kerjasama, menurunkan ketegangan militer, melakukan pertukaran dan

kerjasama, serta membangun perdamaian dengan membangun kepercayaan

dengan Korea Utara. Sunshine Policy bertujuan untuk melunakkan Korea Utara

dengan meningkatkan interaksi dan bantuan ekonomi. Inti dari kebijakan ini

merupakan peningkatan privatisasi ekonomi, hubungan kebudayaan yang dapat

mendukung dalam kontribusi jangka panjang menuju rekonsiliasi (David, 1999:

131).

Sunshine Policy didasarkan pada tiga prinsip utama berdasarkan pidato Kim

Dae Jung pada pelantikannya. Tiga prinsip utama tersebut adalah; (1) Korea

Selatan tidak akan mentoleransi segala tindakan provokasi militer dari Korea

Utara; (2) Prinsip unifikasi tanpa menggunakan ancaman dan kekerasan

melainkan dengan terus membujuk Korea Utara untuk menuju dialog dan

kerjasama; (3) Korea Selatan akan mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi

Dua Korea (Pearl, 2014: 1).

Sunshine Policy di implementasikan melalui kontak secara langsung oleh

Dua Korea. Kontak secara langsung tersebut dengan diselenggarakannya Joint

Declaration pada 13 – 15 Juni 2000 (Young Whan, 2001: 9). Joint Declaration

merupakan pertemuan yang dilakukan oleh Dua Korea yang diselenggarakan oleh

Kim Dae Jung di Pyongyang. Joint Declaration dilakukan sebagai bentuk langkah

dari Sunshine Policy. Dalam pertemuan tersebut kedua pemimpin Korea

menganggap bahwa pertemuan dan pembicaraan dalam KTT sangat penting

dalam membangun hubungan yang damai antara Dua Korea yang menghasilkan

kesepakatan sebagai berikut:

4

Tabel 1.1 Kesepakatan dalam Joint Declaration

No. Bentuk Kesepakatan Cara merealisasikan

1. Penyelesaian masalah reunifikasi Reunifikasi dilakukan secara independen melalui

upaya bersama kedua negara Korea.

2. Pencapaian reunifikasi Terdapat elemen umum dalam reunifikasi dengan

memberikan ruang untuk mempromosikan

reunifikasi dengan cara Utara dan Selatan.

3. Penyelesaian permasalahan

kemanusiaan

Dengan melakukan kunjungan antar dua negara

Korea.

4. Kesepakatan untuk saling percaya Mempromosikan pembangunan ekonomi melalui

kerjasama, dan pertukaran dalam bidang

kewarganegaraan, budaya, olahraga, kesehatan,

lingkungan dan bidang lainnya

5. Melaksanakan perjanjian Mengadakan dialog kembali antara pihak

berwenang antara kedua negara Korea.

Sumber:https://www.usip.org/sites/default/files/file/resources/collections/peace_agreeme

nts/n_skorea06152000.pdf pada 10 April 2018

Rekonsiliasi akan terwujud melalui beberapa proses. Menurut Bloomfield,

proses rekonsiliasi diantaranya adalah dengan membangun hubungan kembali,

dan membangun hubungan damai dengan musuh (Tsabit A, 2016: 163).

Hubungan yang telah dibangun dengan melalui upaya Korea Selatan membuat

kebijakan luar negeri Sunshine Policy. Kebijakan ini menggunakan pendekatan

kerjasama ekonomi yang menghasilkan kesepakatan untuk membangun proyek

Kompleks Industri Kaesong.

Pertemuan Dua Korea kembali dilakukan pada 10 Agustus 2000. Pertemuan

tersebut merupakan kelanjutan dari Joint Declaration. Dalam pertemuan ini Korea

Selatan diwakili oleh Hyundai. Hyundai sebagai salah satu perusahaan swasta

Korea Selatan dalam bidang industri. Kesepakatan yang dihasilkan pada

pertemuan ini adalah keterlibatan Hyundai untuk berinvestasi dalam

pembangunan Kompleks Industri Kaesong (Kim Hong, 2006: 41).

Pasca pembangunan Kompleks Industri Kaesong yang dibangun secara

bertahap. Pada tahun 2004 kompleks industri tersebut telah resmi dibuka. Pada

gambar 1.1 yang dapat menjelaskan letak geografis Kompleks Industri Kaesong

5

yang terletak di Kota Kaesong Korea Utara dan berdekatan dengan Zona

Dimiliterisasi yang berada pada garis bewarna merah. Kompleks Industri Kaesong

merupakan kesepakatan kerjasama Dua Korea yang kemudian pengusaha yang

ada di Korea Selatan diizinkan oleh Kim Dae Jung mendirikan perusahaan di

Kawasan Kaesong, Korea Utara untuk membantu perekonomian Korea Utara.

Kompleks Industri Kaesong masih tetap beroperasi meski masa kepemimpinan

Kim Dae Jung berakhir pada tahun 2003 (Kim Hong, 2006: 41).

Gambar 1.1 Letak Geografis Kompleks Industri Kaesong

Sumber: Manyin, Mark E. and Nanto, Dick K.2011.The Kaesong North-South

Korean Industrial Complex.USA.Congressional Research Service

Pasca dibukanya Kompleks Industri Kaesong hubungan Dua Korea masih

tetap mengalami ketegangan. Ketegangan tersebut berupa uji coba nuklir, insiden

kekerasan, dan latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS. Beberapa

ketegangan tersebut tidak berdampak terhadap Kompleks Industri Kaesong yang

dapat dilihat pada tabel 1.2. Berikut merupakan tabel timeline ketegangan Dua

Korea tersebut terjadi pada:

6

Tabel 1.2 Timeline ketegangan Dua Korea

No. Waktu Kejadian Tindakan Status Kompleks

Industri Kaesong

1. 9 Oktober 2006. Uji coba nuklir dari bahan plutomium

oleh Korea Utara.

Bertahan.

2. 25 Mei 2009. Uji coba nuklir dari bahan plutomium

oleh Korea Utara.

Bertahan.

3. 26 Maret 2010. Insiden tenggelamnya kapal patroli

Cheonan Korea Selatan.

Bertahan.

4. 7 April 2013. Protes Korea Utara terhadap latihan

gabungan militer Korea Selatan dan AS.

Ditutup.

5. 10 Febuari 2016. Respon Korea Selatan terhadap Korea

Utara uji coba peluncuran rudal misil

balistik dan bom hidrogen.

Ditutup.

Sumber: Diolah oleh peneliti

Meskipun terdapat ketegangan, Kompleks Industri Kaesong mampu

bertahan hingga tahun 2013. Berdasarkan pada tabel tersebut ketegangan yang

terjadi pada tahun 2006 hingga 2010 berupa uji coba nuklir yang dilakukan oleh

Korea Utara sebelum melakukan uji coba nuklir dari bahan plutomium Korea

Utara melakukan uji coba rudal nya jenis Taepodong-2 dan Unha-3/ (CSIS,

2017:1). Kemudian, ketegangan Dua Korea yang tidak berdampak pada

Kompleks Industri Kaesong lainnya adalah insiden tenggelamnya kapal patroli

Cheonan milik Korea Selatan yang terjadi pada 26 Maret 2010. Pada insiden

tersebut Korea Selatan menganggap Korea Utara sebagai penyebab dari

tenggelamnya Kapal Cheonan. Setelah sebulan peneliti Korea Selatan telah

mengkonfirmasi bahwa penyebab ledakan sebelum Kapal Cheonan tenggelam

adalah berasal dari eksternal atau berasal dari luar kapal (CSIS: 2010:1).

Pernyataan tersebut yang membuat ketegangan Dua Korea makin bertambah

karena memicu spekulasi bahwa Kapal Cheonan dipukul torpedo oleh Korea

Utara (CSIS, 2010:1).

7

Sebelum ketegangan yang terjadi pada tahun 2013 Kompleks Industri

Kaesong masih bertahan. Dengan bertahannya Kompleks Industri Kaesong,

kerjasama antar Dua Korea masih dapat berlanjut dan mampu memberikan

dampak positif terhadap perekonomian Dua Korea. Dengan hal tersebut Dua

Korea hingga pada tahun 2013 masih melakukan interaksi secara kerjasama pada

Kompleks Industri Kaesong ditengah ketegangan yang terjadi oleh Dua Korea.

Namun, ketegangan yang terjadi pada tahun 2013 membuat aktivitas

industri di Kaesong menjadi terganggu. Kompleks Industri Kaesong ditutup

sebagai respon protes terhadap Korea Selatan. Korea Selatan yang melakukan

latihan gabungan militer AS dan Korea Selatan di Korea Selatan pada 11 Maret

2013 – 30 April 2013 (Muhammad, 2017: 3). Korea Utara menganggap latihan

gabungan tersebut sebagai ancaman invasi dan tindakan provokasi Korea Selatan

untuk menyerang Korea Utara. Reaksi yang diberikan oleh Korea Utara adalah

memutus jalur komunikasi militer dengan Korea Selatan pada 27 Maret 2013,

selain itu Korea Utara menutup hotline Palang Merah dengan Korea Selatan.

Pemutusan jalur komunikasi ini berdampak pada empat saluran telepon yang

digunakan oleh Dua Korea untuk mengatur lalu lintas pekerja dan kargo setiap

hari yang melintas di Kaesong. Dengan adanya pemutusan komunikasi ini

semakin meningkatkan ketegangan Dua Korea hingga pada 7 April 2013

Kompleks Industri Kaesong telah resmi ditutup (Muhammad, 2017: 4). Penutupan

tersebut terjadi dengan aksi Korea Utara yang menarik 50.000 pekerjanya dari

Kaesong dan melakukan blokade akses masuk ke Kaesong yang dilakukan oleh

Korea Utara untuk Korea Selatan.

8

Penutupan Kompleks Industri Kaesong menimbulkan kerugian bagi Dua

Korea. Bagi Korea Utara kerugian tersebut berupa hilangnya upah tenaga

kerjanya, maka Korea Utara akan kehilangan pendapatan valuta asing dari

Kompleks Industri Kaesong. Sedangkan bagi Korea Selatan kerugiannya adalah

pihak perusahaan swasta Korea Selatan yang telah menanam modal sebesar 380

milyar won. Sementara itu Korea Selatan juga telah mengeluarkan biaya 120

milyar won untuk membangun infrastruktur di Kompleks Industri Kaesong.

Pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong Korea Utara mengadakan

perundingan dengan Korea Selatan. Dalam perundingan tersebut Korea Utara

memberikan pernyataan bahwa untuk menormalisasikan kembali Kompleks

Industri Kaesong yang telah ditutup selama beberapa pekan. Hingga pada 14

Agustus 2013 kompleks industri ini kembali dibuka setelah Dua Korea telah

melakukan pertemuan (BBC, 2013:1). Dengan dibukanya kembali kompleks

industri ini upaya Dua Korea dalam membangun perdamaian melalui kerjasama

dan pertukaran dapat berlajut.

Pembangunan perdamaian dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan

ekonomi karena negara akan selalu berinteraksi melalui kegiatan ekonomi

(Michael, 2005:23). Interaksi yang dilakukan dapat berupa pertukaran produk dan

pendistribusian barang yang dapat menguntungkan bagi Dua Korea. Keuntungan

dapat dilihat dari Kompleks Industri Kaesong yang memiliki keistimewaan untuk

Dua Korea yakni sebagai zona bebas bea, tidak ada pembatasan mata uang asing

atau kredit, hak kepemilikan properti yang dijamin oleh pemerintah, tidak

membutuhkan visa untuk keluar masuk area, kemudian apabila terdapat

pelanggaran hukum yang dilakukan oleh warga Korea Selatan di Kompleks

9

Industri Kaesong maka tidak akan ditindaklanjuti oleh pihak Korea Utara tetapi

sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Korea Selatan (Michael, 2005:23).

Dengan keistimewaan tersebut Kompleks Industri Kaesong berhasil

meningkatkan interaksi dengan Korea Utara melalui pendekatan ekonomi.

Keberhasilan Kompleks Industri Kaesong dapat dilihat dari perkembangan

kawasan industri yang pesat, pada tahun 2005 hanya ada 18 perusahaan Korea

Selatan yang melakukan produksi, kemudian jumlah perusahaan tersebut

meningkat pesat menjadi 121 perusahaan pada tahun 2013 (M. Wroble,

2014:135). Peningkatan total produksi terjadi pada tahun 2005 USD 1.491.000

menjadi 469.500.000 pada tahun 2014 (Amri, 2016: 16).

Tabel 1.3 Jumlah Pekerja di Kompleks Industri Kaesong 2011-2015

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Tenaga

Kerja Korea

Utara

49.866 53.400 52.329 53.947 54.357

Tenaga

Kerja Korea

Selatan

800 800 750 815 809

Sumber: http://www.unikorea.go.kr/eng_unikorea/relations/statistics/gic/ pada 10 Januari

2018

Keberhasilan lainnya adalah peningkatan jumlah pekerja di Kompleks

Industri Kaesong. Peningkatan jumlah pekerja dari Korea Utara cenderung

meningkat hingga pada 2015 menjadi 54.357 total pekerja dari Korea Utara yang

dapat memberikan lapangan pekerjaan tersendiri bagi warga Korea Utara. Tidak

hanya bagi Korea Utara pekerja dalam kompleks industri tersebut juga terdapat

pekerja dari Korea Selatan.

Interaksi positif antara Dua Korea di Kompleks Industri Kaesong dapat

bertahan hingga awal 2016. Sebagai puncak ketegangan Dua Korea terjadi pada 6

10

Januari 2016. Ketegangan tersebut disebabkan Korea Utara kembali melakukan

uji coba nuklir dengan meluncurkan satelit dan kemudian dilanjutkan dengan

peluncuran sebuah roket uji coba teknologi misil balistik pada 8 Febuari 2016

(Dinar, 2017: 8). Program pengembangan senjata nuklir yang dilakukan oleh

Korea Utara dapat mengancam keamanan Dua Korea yang tidak menutup

kemungkinan bahwa akan ada uji coba nuklir yang akan terus dilakukan oleh

pihak Korea Utara. Hingga pada akhirnya uji coba nuklir yang dilakukan oleh

Korea Utara berdampak pada Kompleks Industri Kaesong.

Dampak yang ditimbulkan dari uji coba nuklir Korea Utara adalah

pemberian sanksi oleh Korea Selatan terhadap Korea Utara untuk menghentikan

operasi kerjasama yang berjalan di Kompleks Industri Kaesong. Kompleks

industri tersebut ditutup pada 10 Febuari 2016. Penghentian Kompleks Industri

Kaesong merupakan bentuk sanksi tegas untuk menghentikan dampak yang

ditimbulkan dari uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara yang mengancam

keamanan Semenanjung Korea (Dinar, 2017: 14).

Penghentian Kompleks Industri Kaesong direspon oleh pengusaha-

pengusaha dari Korea Selatan. Mereka meminta pemerintah Korea Selatan pada

masa pemerintahan Park Geun Hye untuk membuka kembali Kompleks Industri

Kaesong (Reuters: 2018). Permintaan pembukaan kembali kompleks industri

tersebut dilakukan oleh pengusaha–pengusaha Korea Selatan karena melihat

kerugian dari dampak penutupan kompleks industri tersebut yang hampir

mencapai 786 miliar won (Yonhap: 2017). Kerugiannya berupa asset perusahaan,

dan lahan yang dimiliki oleh Korea Selatan di kompleks industri tersebut, dan

kerugian lainnya berupa bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi.

11

Upaya pengusaha–pengusaha Korea Selatan untuk membuka kembali

Kompleks Industri Kaesong tidak dilakukan oleh Park Geun Hye dengan alasan

keamanan. Respon yang diberikan oleh Park Geun Hye terhadap pengusaha-

pengusaha Korea Selatan adalah dengan memutuskan untuk menawarkan

tambahan 66 miliar won dana kepada perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di

taman pabrik di samping bantuan pemerintah sebelumnya 517,3 miliar won

sebagai bentuk ganti rugi dari penutupan Kompleks Industri Kaesong (Yonhap:

2017). Alasan keamanan yang dipertimbangkan oleh Park Geun Hye adalah

bentuk cara untuk mencegah uji coba nuklir lainnya yang akan dilakukan oleh

Korea Utara dan menghentikan dampak yang ditimbulkan dari uji coba nuklir

yang dilakukan Korea Utara yang mengancam keamanan Semenanjung Korea

(Dinar, 2017: 14).

Diadakannya pergantian presiden Korea Selatan melalui Pemilu untuk

menggantikan Presiden Park Geun Hye memunculkan upaya lainnya dalam

membangun perdamaian. Park Geun Hye dimakzulkan karena kasus korupsi, pada

10 Maret 2017 (BBC: 2017). Hingga pada akhirnya Presiden yang terpilih adalah

Moon Jae In yang resmi menjadi presiden Korea Selatan pada 10 Mei 2017 yang

berasal dari Partai Demokrat Korea beraliran politik liberal (BBC: 2017).

Pergantian presiden ini membuat upaya baru dalam membangun perdamaian Dua

Korea karena latar belakang partai yang berbeda dari presiden sebelumnya.

Pasca resminya Moon Jae In menjadi presiden Korea Selatan memunculkan

upaya untuk membangun kembali rekonsiliasi. Moon Jae In memberikan upaya

untuk rekonsiliasi dengan Korea Utara yang menggunakan pendekatan berbeda

dari presiden sebelumnya Park Geun Hye yang berasal dari Partai Saenuri

12

konservatif. Moon Jae In mencanangkan perdamaian berkelanjutan di

Semenanjung Korea dan terus mendesak respons Korea Utara (Kompas: 2018).

Langkah yang dilakukan Moon Jae In dengan mengusulkan Olimpiade Musim

Dingin Pyeongchang 2018 sebagai terobosan guna mewujudkan perdamaian

(Kompas: 2018).

Usulan Moon Jae In melalui Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang dalam

membangun perdamaian berjalan sesuai yang diharapkan. Respon positif

diberikan kepada Moon Jae In oleh presiden Korea Utara Kim Jong Un adalah

dengan pidato awal tahun yang menyatakan bahwa keinginannya untuk

mengirimkan kontingen atlet Korea Utara pada Olimpiade Musim Dingin

Pyeongchang 2018 (Kompas: 2018). Hingga pada olimpiade tersebut pertama

kalinya terbentuk tim gabungan hoki es perempuan Dua Korea (Kompas: 2018).

Interaksi yang dibangun melalui olimpiade tersebut dijadikan sebagai kesempatan

untuk membuka dialog antar Dua Korea.

Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 dijadikan sebagai sarana

untuk membahas Pertemuan Tingkat Tinggi (PTT) antara Dua Korea. Dengan

melihat respon positif terkait dengan olimpiade tersebut Pemerintah Korea Selatan

menjadikan PTT Dua Korea untuk mewujudkan denuklirisasi, perdamaian, dan

mengeratkan hubungan Dua Korea (Kompas: 2018). PTT Dua Korea dijadwalkan

pada 27 April 2018 di desa Panmunjom wilayah perbatasan (Kompas: 2018).

Melalui PTT Dua Korea dapat menjadikan permulaan yang baik untuk

memulihkan kepercayaan yang baik antara Dua Korea.

13

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terlihat bahwa terdapat poin-poin

penting dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:

a) Penutupan Kompleks Industri Kaesong tahun 2013 merupakan bentuk

protes dari Korea Utara yang menganggap bahwa latihan gabungan yang

dilakukan oleh Korea Selatan dan AS akan mengancam Korea Utara.

b) Kompleks Industri Kaesong ditutup kembali pada tahun 2016. Penutupan

tersebut merupakan bentuk respon Korea Selatan terhadap uji coba nuklir

yang dilakukan oleh Korea Utara.

c) Penutupan Kompleks Industri Kaesong menimbulkan kerugian bagi Dua

Korea terutama bagi pengusaha Korea Selatan sebagai respon dari

penutupan tersebut pengusaha Korea Selatan melakukan upaya dengan

mengajukan permintaan kepada Pemerintah Korea Selatan pada masa

kepemimpinan Park Geun Hye untuk membuka kembali Kompleks

Industri Kaesong. Proposal tersebut tidak direspon oleh Park Geun Hye

dengan mempertimbangkan alasan keamanan.

d) Pergantian Presiden Korea Selatan menjadi Moon Jae In memunculkan

upaya rekonsiliasi perdamaian Dua Korea dalam membangun perdamaian

Dua Korea karena pendekatan yang dilakukan oleh Moon Jae In terhadap

Korea Utara dengan melakukan pendekatan dialog dan mempromosikan

integrasi ekonomi.

14

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti membuat sebuah rumusan masalah,

yaitu: Bagaimana upaya Dua Korea dalam membangun perdamaian pasca

penutupan Kompleks Industri Kaesong tahun 2016?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya Dua Korea membangun perdamaian

dalam proses rekonsiliasi pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menjelaskan

pemberhentian ketegangan dan konflik menjadi perdamaian melalui

proses rekonsiliasi dengan melibatkan kerjasama dalam berbagai

bidang seperti: sosial budaya, politik, dan ekonomi serta melibatkan

non state actor.

1.5.2 Secara Praktis

a) Penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi dan

menambah pengetahuan mengenai upaya Dua Korea dalam

membangun perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016.

15

b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

penulis dan pembaca tentang langkah yang dilakukan Dua Korea

membangun perdamaian dalam proses rekonsiliasi pasca penutupan

Kompleks Industri Kaesong 2016.

16

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menjelaskan upaya Dua Korea membangun perdamaian pasca

penutupan Kompleks Industri Kaesong tahun 2016. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan lima literatur dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema

yang sama.

Pertama, penelitian dilakukan oleh Young Whan Kihl seorang Professor

Ilmu Politik dari Iowa State University berjudul “Overcoming the Cold War

Legacy in Korea? The Inter-Korean Summit One Year Later”. Dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa Sunshine Policy merupakan salah satu

kebijakan baru yang dikeluarkan oleh salah satu pemimpin di Semenanjung Korea

untuk membangun perdamaian antara Dua Korea. Salah satu langkah yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah pertemuan pada 13-15 Juni 2000 yang

dihasilkan adalah pertemuan secara damai dengan menggunakan cara negosiasi.

Pertemuan tersebut sebagai pertemuan pertama dari Korean War 1950-1953

dengan cara negosiasi. Dalam pertemuan tersebut memunculkan tanda – tanda

perubahan cara baru yang digunakan dengan pendekatan kerja sama ekonomi di

Semenanjung Korea. Pendekatan tersebut digunakan untuk membuka tertutupnya

17

hubungan kerjasama Korea Utara. Konferensi Tingkat Tinggi antar korea

dilakukan dimaksudkan untuk mempercepat proses hubungan damai antar kedua

negara Korea dengan melalui tiga cara penting yakni, Pertama, pergeseran dari

konfrontasi menuju rekonsiliasi; Kedua, normalisasi hubungan pemerintah ke

pemeritah dan Ketiga, awal proses untuk mengakhiri perang dingin di

Semenanjung Korea dengan ditandai titik balik hubungan Dua Korea.

Sumbangsih penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan Dua Korea

melalui Sunshine Policy yang dilakukan dengan cara kerjasama kemudian

pertemuan puncaknya adalah pada KTT Dua Korea pada tahun 2000.

Kedua, penelitian dari Mark E. Manyin dari Congressional Research Service

yang berjudul The Kaesong North-South Korean Industrial Complex. Penelitian

ini menyebutkan bahwa Kaesong Industrial Complex (KIC) merupakan kompleks

industri yang terletak berdekatan dengan Zona Dimiliterisasi. Hingga pada tahun

2010 ketegangan yang terjadi antara Dua Korea terkait dengan insiden

tenggelamnya Kapal Cheonan kompleks industri tersebut masih bertahan. Pada

akhir tahun 2010 lebih dari 120 perusahaan Korea yang sedang memperkerjakan

lebih dari 47.000 pekerja dari Korea Utara untuk dapat memproduksi produk di

Kaesong. KIC dalam penelitian ini dinyatakan dapat membantu menjaga stabilitas

keamanan dan ekonomi di Semenanjung Korea. KIC yang pada akhirnya dapat

meluas diluar taman dan mengekspos puluhan ribu orang Korea Utara dapat

melihat pengaruh luar, bisnis yang berorientasi pasar. Sumbangsih penelitian ini

adalah untuk menjelaskan bahwa interaksi positif Dua Korea masih terjalin meski

ketegangan telah terjadi pada tahun 2010 melalui KIC.

18

Ketiga, penelitian dari Dong Hyung Lee dilakukan pada berjudul “ The

Korean Sunshine Policy: Its Light and Shade” dalam penelitian ini berisi tentang

Sunshine Policy sebagai kebijakan luar negeri Korea Selatan untuk Korea Utara,

kemudian kebijakan tersebut sebagai langkah untuk reunifikasi Korea yang

kemudian Dong Hyung Lee memberikan kritik kebijakan luar negeri Kim Dae

Jung untuk memperhatikan dalam membuat kebijakan luar negeri dengan melihat

stabilitas keamanan Korea Selatan terhadap Korea Utara perlu

diperhatikan.Kemudian dalam melakukan pertimbangan menyelsaikan konflik

dapat dengan langkah – langkah legal dan institusional dengan menggunakan

kerjasama ekonomi, dan Dua Korea harus menuntut kesepakatan untuk tidak

menutup kerjasama yang ada. Sumbangsih penelitian ini adalah untuk

menjelaskan bahwa Sunshine Policy untuk lebih memperhatikan langkah

institusional agar tidak tertutupnya kerjasama Dua Korea yang telah terjalin.

Keempat, penelitian dari Didin Indah Kurniawati dari Universitas Jember

berjudul “Kerjasama Investasi Di Kaesong Industrial Park Dan Prospek

Perdamaian Korea (Joint Investment In The Kaesong Industrial Park And The

Prospect Of A Korean Peace)”. Penelitian ini melihat bahwa perang di

Semenanjung Korea dipengaruhi oleh negara besar seperti Jepang, China, dan

Russia. Ketiga negara tersebut berusaha untuk mengintervensi melalui

ideologinya dan ingin menguasai seluruh dari Semenanjung Korea. Usaha yang

dilakukan untuk menyatukan Korea sudah dengan melalui cara militer dengan

terjadinya Perang Korea pada 1950-1953, kemudian dihentikan dengan Perjanjian

Genjatan Senjata, yang dapat pecah kembali. Kemudian penelitian ini berfokus

pada kepemimpinan Park Geun Hye dan melihat bahwa dengan upaya yang

19

dilakukan oleh Kim Dae Jung melalui Sunshine Policy yang menghasilkan

kerjasama Dua Korea untuk membangun Kaesong Industry Complex. Kerjasama

ini merupakan integrasi pada bidang non politik. Yang dalam realisasinya

diharapkan akan semakin luas, dan pihak yang terlibat mendapat keuntungan serta

dapat mencegah terjadinya perang di Semenanjung Korea. Kemudian pada 12

Febuari 2013 Kaesong sempat ditutup, dan dibuka kembali pada 7 Juli 2013.

Sumbangsih penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa KIC merupakan

bentuk upaya Dua Korea untuk mencegah terjadinya perang melalui keuntungan

yang didapatkan oleh Dua Korea.

Kelima, penelitian dari Muhammad Farid Arpan dari Universitas Riau yang

berjudul Motivasi Korea Utara Memutuskan Hubungan Kerjasama dengan Korea

Selatan Di Kawasan Industri Kaesong. Penelitian ini berfokus pada latar belakang

penutupan Kompleks Industri Kaesong pada 2013 yang merupakan respon dari

Korea Utara terhadap latihan gabungan yang dilakukan oleh AS dan Korea

Selatan. Latihan tersebut dianggap dapat mengancam keamanan Korea Utara.

Kemudian dampak yang ditimbulkan adalah kerugian bagi Korea Utara dengan

sekitar 50.000 pekerja Korea Utara tidak mendapat upah kerja sehingga tidak

mendapatkan pemasukan bagi Korea Utara. Sumbangsih penelitian ini adalah

untuk menjelaskan latar belakang penutupan KIC.

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No.

(1)

Nama dan Tahun

Penelitian

(2)

Judul

(3)

Fokus

(4)

Hasil

(5)

1.

Young Whan Kihl,

2011

Overcoming the Cold

War Legacy in Korea?

The Inter-Korean

Summit One Year Later.

Konferensi Tingkat

Tinggi Dua Korea

dilakukan

dimaksudkan untuk

Pendekatan yang

digunakan dalam

rekonsiliasi dengan

cara yang berbeda

20

(1) (2)

(3) (4)

(5)

mempercepat proses

hubungan damai

Dua Korea.

yakni dengan

negosiasi. Negosiasi

untuk membuka

hubungan kerjasama

melalui KTT Dua

Korea.

2.

Mark E. Manyin,

2011.

The Kaesong North-

South Korean Industrial

Complex.

KIC dalam

penelitian ini

dinyatakan dapat

membantu menjaga

stabilitas keamanan

dan ekonomi di

Semenanjung

Korea.

KIC mampu bertahan

meskipun ketegangan

terjadi pada tahun

2010 yakni insiden

tenggelamnya Kapal

Cheonan. Kapal

selam yang

ditenggelamkan oleh

Korea Utara milik

Korea Selatan.

3.

Dong Hyung Lee,

2003

The Korean Sunshine

Policy: Its Light and

Shade.

Kritik terhadap

kebijakan luar

negeri Korea

Selatan terhadap

Korea Utara

Sunshine Policy.

Dua Korea

membutuhkan

langkah legal untuk

dapat

mempertahankan

hubungan kerjasama

Dua Korea.

4.

Didin Indah

Kurniawati , 2013.

Kerjasama Investasi Di

Kaesong Industrial Park

Dan Prospek

Perdamaian Korea

(Joint Investment In The

Kaesong Industrial Park

And The Prospect Of A

Korean Peace).

Kerjasama investasi

KIC pada masa

pemerintahan Park

Geun Hye.

KIC merupakan

kerjasama integrasi

pada bidang non

politik. Yang dalam

realisasinya

diharapkan akan

semakin luas, dan

pihak yang terlibat

mendapat keuntungan

serta dapat mencegah

terjadinya perang di

Semenanjung Korea.

Kemudian pada 12

Febuari 2013

Kaesong sempat

ditutup, dan dibuka

kembali pada 7 Juli

2013.

5.

Muhammad Farid

Arpan, 2017

Motivasi Korea Utara

Memutuskan Hubungan

Kerjasama Dengan

Korea Selatan Di

Kawasan Industri

Kaesong.

Latar belakang

penutupan

Kompleks Industri

Kaesong pada 2013.

Penutupan tersebut

merupakan respon

dari Korea Utara

terhadap latihan

gabungan yang

dilakukan oleh AS

dan Korea Selatan.

Latihan tersebut

dianggap dapat

mengancam

keamanan Korea

Utara.

21

Dari kelima tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa pada penelitian

terdahulu yang pertama, memfokuskan pada dialog yang dilakukan dalam KTT

Korea yang berisikan rancangan untuk memperbaiki hubungan Dua Korea.

Penelitian kedua, berfokus pada peran KIC dalam stabilitas keamanan dan

ekonomi Dua Korea. Penelitian ketiga, berfokus pada kritik peneliti terhadap

kebijakan luar negri Kim Dae Jung. Kritik tersebut untuk ditujukan kepada Kim

Dae Jung lebih melakukan pertimbangan penyelesaian konflik secara legal dan

institusional. Penelitian keempat, berfokus pada kerjasama investasi Kaesong

Industry Complex pada masa kepemimpinan Park Geun Hye. Penelitian kelima,

berfokus pada motivasi Korea Utara dalam menutup Kompleks Industri Kaesong

pada tahun 2013.

Penelitian terdahulu berfokus pada Sunshine Policy, hubungan Dua Korea

melalui Kompleks Industri Kaesong dan menjelaskan penutupan Kompleks

Industri Kaesong. Kemudian, pada penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini

akan menjelaskan lebih spesifik yaitu membahas mengenai upaya yang dilakukan

Dua Korea dalam membangun perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016 yang sejauh ini belum pernah dilakukan oleh para peneliti

terdahulu.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Konsep Rekonsiliasi

Daniel menyebutkan bahwa secara konseptual rekonsiliasi merupakan

gagasan politik yang lahir karena kepercayaan bahwa masa depan yang

lebih baik akan sulit diraih apabila tanpa didahului oleh usaha untuk

22

menyelesaikan permasalahan dimasa lalu (Daniel, 2003:1). Staub

menyebutkan bahwa rekonsiliasi dimaknai sebagai proses penerimaan

antara pihak yang berkonflik, dan proses penerimaan tersebut dapat melalui

interaksi positif untuk mewujudkan hubungan yang konstruktif (Tsabit A,

2016:163).

Thompson mengemukakan bahwa rekonsiliasi akan dapat berjalan

lancar dengan memperhatikan lingkungan dari konflik yang terjadi (Adrian,

2012:84). Salah satunya adalah masyarakat yang mendukung rekonsiliasi

tanpa adanya hal tersebut rekonsiliasi akan mustahil dapat dibangun.

Rekonsiliasi yang telah dibangun akan kembali hancur apabila tidak

memperhatikan faktor tersebut.

Johan Galtung dalam Handbook of Peace and Conflict Studies

memberikan penjelasan mengenai rekonsiliasi yang dapat dianggap sebagai

pemulihan hubungan menuju perdamaian, kemudian negara yang

mengalami ketegangan setidaknya untuk tidak saling merugikan dan tidak

melakukan balas dendam. Cara tersebut dianggap sebagai cara untuk

kembali bersama melakukan kerjasama secara harmonis (Galtung,

2005:174).

Rekonsiliasi adalah proses menangani hubungan konflik dan

menangani masalah yang mengakibatkan perpecahan, rekonsiliasi juga

merupakan tindakan yang bentuknya sukarela yang dan sifatnya tidak

memaksa (IDEA, 2003:3).

23

Brandon Hamber menyatakan bahwa untuk menjalankan rekonsiliasi

umumnya melibatkan dan dapat dikatakan berhasil apabila telah

menjalankan lima point proses rekonsiliasi. Lima point tersebut adalah

(Hamber, 2004:3):

1. Mengakui bahwa akan membangun perdamaian.

Proses rekonsiliasi berawal dari pengakuan dari pihak yang

berkonflik. Pengakuan tersebut dilakukan oleh Dua Korea dapat

saling terbuka untuk membangun perdamaian.

2. Membangun relasi.

Rekonsiliasi akan berjalan apabila negara yang pernah mengalami

konflik membangun relasi pada kegiatan yang lebih positif dan

melakukan pembaruan setelah ketegangan.

3. Membangun visi bersama.

Proses rekonsiliasi melibatkan pembangunan visi bersama agar

negara yang mengalami ketegangan dapat saling terbuka untuk

menerima keyakinan politik yang berbeda untuk dapat membangun

visi bersama.

4. Merubah sikap secara signifikan.

Dalam melakukan rekonsiliasi akan menghasilkan perubahan sikap

secara signifikan. Hal yang ditekankan pada perubahan sikap

dilihat dari negara yang berkonflik untuk dapat menghilangkan

kecurigaan, ketakutan, dan kekerasan.

24

5. Perubahan negara yang berkonflik secara substansial.

Point terakhir ini merupakan hasil dari rekonsiliasi dimana terdapat

perubahan secara substansi di bidang sosial budaya, politik, dan

ekonomi.

Penelitian ini menggunakan konsep dari Brandon Hamber yang dapat

menjelaskan upaya Dua Korea membangun perdamaian pasca penutupan

Kompleks Industri Kaesong 2016. Lima point dalam proses rekonsiliasi

Brandon Hamber akan secara kompleks membantu analisis peneliti

mengenai upaya yang telah dilakukan oleh Dua Korea membangun

perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016 sehingga

dapat melihat perubahan hubungan yang terjadi setelah melakukan lima

point tersebut.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada kerangka pikir ini, peneliti akan mencoba menjelaskan permasalahan

penelitian yaitu untuk mengetahui upaya Dua Korea membangun perdamaian

pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong tahun 2016. Permasalahan tersebut

akan diteliti dengan menggunakan konsep rekonsiliasi. Kemudian untuk

menjawab rumusan masalah di atas peneliti akan menjelaskan upaya yang

dilakukan oleh Dua Korea dalam membangun perdamaian dengan upaya

rekonsiliasi.

Kerangka pikir diawali dengan Kompleks Industri Kaesong ketegangan

yang terjadi pada 2016 ketegangan tersebut berawal dari Korea Selatan yang

25

menutup Kompleks Industri Kaesong sebagai respon dari uji coba nuklir yang

dilakukan oleh Korea Utara. Uji coba nuklir tersebut akan berdampak pada

keamanan Semenanjung Korea.

Dengan ditutupnya Kompleks Industri Kaesong menimbulkan kerugian bagi

Dua Korea. Kerugiannya berupa Korea Utara tidak memiliki cadangan devisa dan

pekerja Korea Utara yang tidak mendapat upah serta dari pihak Korea Selatan

mengalami kerugian secara finansial dengan kehilangan investor, dan dana yang

telah dikeluarkan untuk membangun kompleks industri tersebut. Kemudian,

penutupan tersebut mendapat respon dari pengusaha Korea Selatan melakukan

upaya dengan mengajukan permintaan terhadap rezim Park Geun Hye untuk

membuka kembali Kompleks Industri Kaesong. Proposal tersebut tidak direspon

oleh Park Geun Hye dengan mempertimbangkan alasan keamanan. Pada 9

Desember 2016 Presiden Park Geun Hye dimakzulkan kemudian diadakan

kembali Pemilu hingga terpilihnya Presiden Korea Selatan Moon Jae In pada 10

Mei 2017. Pergantian Presiden Korea Selatan memunculkan upaya membangun

perdamaian Dua Korea

Perubahan presiden Korea Selatan menjadi Moon Jae In membuka kembali

rekonsiliasi Dua Korea. Upaya Dua Korea akan dijelaskan dengan menggunakan

lima proses rekonsiliasi. Lima proses rekonsiliasi yang telah dijalankan oleh Dua

Korea menghasilkan perubahan secara substansial dalam bidang sosial budaya,

politik, dan ekonomi Dua Korea.

26

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran

Perubahan secara substansial

Dua Korea dalam bidang sosial

budaya, politik, dan ekonomi.

Pergantian presiden menjadi

Moon Jae In yang beraliran

liberal menggunakan pendekatan

dialog dengan Korea Utara.

Penutupan

Kompleks Industri

Kaesong 2016

Konsep Rekonsiliasi

Proses rekonsiliasi meliputi:

1. Pengakuan

2. Pembangunan relasi

3. Visi bersama

4. Perubahan sikap

5. Perubahan secara substansial.

27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif merupakan

jenis penelitian yang menemukan berbagai hasil yang tidak diperoleh dengan

menggunakan data statistik, sehingga penelitian yang menggunakan metode ini

lebih ditekankan untuk mendeskripsikan objek penelitiannya (Strauss, 2003:39).

Metode penelitian ini digunakan untuk mencocokkan realita empirik dengan teori

yang berlaku dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

(Moleong, 2014: 131). Melalui metode ini, peneliti memaparkan kejadian tersebut

melalui data-data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti untuk

mengidentifikasi masalah dan menentukan langkah-langkah berikutnya dalam

pengambilan kesimpulan. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan deksriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang diamati. (Lexy J, 2000:3). Penelitian kualitatif

dengan analisa deskriptif akan menafsirkan dan menuturkan data yang

bersangkutan dengan pengaruh terhadap suatu kondisi. (Sugiyono, 2012:243).

Selanjutnya penelitian kualitatif akan memahami fenomena yang terjadi

pada subjek penelitian misalnya perilaku, tindakan, presepsi yang disajikan

28

dengan bentuk kata-kata ataupun bahasa. Peneliti melakukan pembahasan dengan

menggambarkan masalah secara umum terlebih dahulu kemudian

menggambarkan masalah secara khusus berdasarkan pemaparan yang telah

disampaikan sebelumnya. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan upaya Dua Korea membangun perdamaian pasca

penutupan Kompleks Industri Kaesong tahun 2016.

3.2 Fokus Penelitian

Untuk menghindari pelebaran pembahasan dalam penelitian peneliti

memfokuskan penelitian kepada upaya yang dilakukan Dua korea dalam

membangun perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong tahun

2016, kompleks tersebut merupakan kerjasama yang dihasilkan dari Sunshine

Policy. Batasan dalam penelitian ini adalah tahun 2016-2018. Peneliti

menggunakan konsep yang menjelaskan proses rekonsiliasi dari Brandon Hamber

untuk menganalisis upaya Dua Korea membangun perdamaian pasca penutupan

Kompleks Industri Kaesong 2016. Brandon Hamber menyatakan bahwa proses

rekonsiliasi dikatakan berhasil apabila telah menjalankan lima proses yakni:

1. Mengakui bahwa akan membangun perdamaian.

Point ini berisi tentang pernyataan Dua Korea terkait membangun

perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016.

2. Membangun relasi.

Point ini beriskan tentang relasi yang dibangun antar Dua Korea

maupun Dua Korea dengan lingkungan eksternal seperti negara-

29

negara Semenanjung Korea pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016.

3. Membangun visi bersama.

Point ini akan memaparkan pembangunan visi bersama yang

dilakukan oleh Dua Korea melalui Pertemuan Tingkat Tinggi

pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016.

4. Merubah sikap secara signifikan.

Point ini akan memaparkan perubahan sikap yang terjadi pada Dua

Korea pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016.

5. Perubahan secara substansial.

Point ini akan memaparkan perubahan substansial atau perubahan

secara nyata yang terjadi pada Dua Korea dalam bidang sosial

budaya, politik, dan ekonomi pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder.

Penulis memperoleh data tersebut melalui berbagai sumber yaitu: jurnal, buku,

laporan tertulis dan dokumen-dokumen berkaitan dengan objek yang diteliti,

penulis memperoleh data dengan browsing dari situs berita seperti: BBC, KBS,

Yonhap, KCNA, CNN, dan Harian Kompas, kemudian pada situs resmi seperti:

unikorea.go.kr, icid.org, cia.gov, MOFA.kr, NCNK.org terutama yang berkaitan

dengan upaya Dua Korea dalam membangun perdamaian pasca penutupan

Kompleks Industri Kaesong tahun 2016.

30

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Valid atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada jenis – jenis

pengumpulan data yang diguakan sebagai pemilihannya menggunakan metode

yang sesuai yang berasal dari sumber data (Bagong, 2005:186). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Studi literatur, yaitu pengumpulan data dari sejumlah literatur berupa

buku, jurnal, artikel, surat kabar, dan artikel.

2) Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan

dokumen-dokumen resmi, seperti data yang dihimpun melalui laporan,

data hasil pertemuan KTT Dua Korea, laporan, data dari Pemerintah

Dua Korea serta pihak yang berkaitan dan dapat diakses melalui

internet.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara

sistematis yang dapat diperoleh dari hasil dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori yang kemudian dijabarkan ke dalam

unit-unit (Sugiyono, 2012:244). Setelah dibagi menjadi kategori, dilanjutkan

dengan menyusun ke dalam pola sehingga peneliti akan mendapatkan jawaban

dari permasalahan yang diteliti dan dapat dipahami oleh pembaca

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data

kualitatif. Menurut Miles dan Huberman, analisis dalam penelitian kualitatif

merupakan suatu proses kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

31

berkesinambungan, dan interaktif yang disebut dengan cyclical analysis (Tresiana,

2013:119). Model ini memiliki empat tahapan analisis sebagai berikut:

1) Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data/informasi terkait

dengan upaya yang dilakukan Dua Korea dalam membangun perdamaian pada

pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016.

2). Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang ada

dalam bentuk catatan dan dokumen (Tresiana, 2013:120). Dalam tahap ini, data

mentah yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber baik buku, dokumen,

dan gambar terkait Dua Korea disortir dan dipusatkan kepada upaya Dua Korea

dalam membangun perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong

tahun 2016.

3). Tampilan Data

Kegiatan penyajian data/informasi dalam bentuk yang terorganisasi dengan

baik sehingga kegiatan pengambilan kesimpulan dalam bentuk narasi atas

kategori dan pola tertentu menurut pandangan informan dapat dilakukan

(Tresiana, 2013:120). Dalam tahap ini, data yang telah direduksi akan

ditampilkan dan siap untuk dianalisis.

4). Penarikan Kesimpulan

Kegiatan pembuatan kesimpulan dalam bentuk narasi berdasarkan data

dan melakukan interpretasi berdasarkan sudut pandang peneliti dengan

mengkaitkan konsep yang digunakan oleh peneliti. Peneliti menafsirkan makna

32

dari masing-masing data yang didapat. Setelah mendapatkan makna dari

masing-masing data tersebut, peneliti menyusunnya dalam kalimat sistematis

yang kemudian data tersebut merupakan dukungan bagi argumen peneliti.

Makna penting yang didapatkan peneliti dari data literatur dan dokumen resmi

dikaitkan dengan konsep rekonsiliasi serta pembahasan yang terdiri atas dua

sub bagian yaitu inisiasi dan pandangan Dua Korea dalam perdamaian pasca

penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016, dan upaya membangun

perdamaian dalam proses rekonsiliasi pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016.

33

IV. GAMBARAN UMUM

Gambaran umum penelitian ini diawali dari kebijakan luar negeri Korea

Selatan Sunshine Policy. Pada tahun 1998 Kim Dae Jung merumuskan kebijakan

luar negerinya yakni Sunshine Policy. Kebijakan luar negeri tersebut bertujuan

untuk meningkatkan hubungan Korea Selatan dan Korea Utara serta melakukan

rekonsiliasi melalui pemisahan antara ekonomi dan politik. Sunshine Policy

menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan kerjasama Kompleks Industri

Kaesong. Kompleks Industri Kaesong merupakan bentuk rekonsiliasi yang

dibangun oleh Dua Korea. Kerjasama yang dijalin dalam kompleks industri

tersebut berupa Korea Selatan memberikan bantuan berupa teknologi, kemudian

Korea Utara memberikan bantuan berupa dengan memberikan tenaga kerja

murah. Interaksi yang dibangun oleh Dua Korea tersebut berlangsung selama

sembilan tahun.

Hingga pada akhirnya pada tahun 2013 ditutup sementara oleh Korea Utara.

Penutupan tersebut terjadi pada 7 April 2013 yang merupakan bentuk protes dari

Korea Utara terhadap latihan gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan dan

AS. Penutupan tersebut berlangsung selama empat bulan dan dibuka kembali

pada 14 Agustus 2013. Pasca penutupan tersebut, kompleks industri beroperasi

kembali secara normal.

34

Uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara berdampak terhadap

pengoperasian Kompleks Industri Kaesong. Korea Utara melakukan uji coba

nuklirnya pada 6 Januari 2016 (CSIS, 2017:1). Uji coba nuklir tersebut direspon

oleh presiden Korea Selatan Park Geun Hye dengan memberikan sanksi tegas

berupa dengan menutup Kompleks Industri Kaesong. Park Geun Hye

menganggap bahwa uji coba nuklir tersebut dapat mengancam keamanan

Semenanjung Korea. Penutupan tersebut merupakan salah satu cara untuk

mencegah investasi dari Korea Selatan dalam kompleks industri untuk

mengembangkan nuklir dan rudal Korea Utara (BBC, 2016:1).

Pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016 hubungan Dua Korea

mengalami ketegangan. Ketegangannya berupa Park Geun Hye Presiden Korea

Selatan yang menutup komunikasi dengan Korea Utara sebelum pihaknya

menghentikan program uji coba nuklirnya. Hingga pada akhirnya presiden Korea

Selatan berganti menjadi Moon Jae In, interaksi dan dialog Dua Korea kembali

terbuka.

4.1 Gambaran Umum Sunshine Policy

Sunshine Policy merupakan kebijakan luar negeri Korea Selatan dengan

Korea Utara yang dirumuskan pada tahun 1998. Presiden Korea Selatan Kim Dae

Jung merumuskan sebuah kebijakan luar negri yang dinamakan Sunshine Policy

terhadap hubungannya dengan Korea Utara. Kebijakan tersebut awalnya bernama

Policy of Reconciliation and Cooperation toward North Korea, tetapi dalam

perkembangannya kebijakan tersebut lebih dikenal dengan Sunshine Policy

(Yang, 2000:1). Sunshine Policy berasal dari cerita fabel karangan Aesop yang

35

berjudul Angin dan Matahari. Dalam kebijakan tersebut Kim Dae Jung ingin

Korea Selatan untuk lebih menjadi matahari dalam menghadapi Korea Utara

daripada menjadi angin, sinar matahari akan dapat menghangatkan hubungan

dengan Korea Utara.

Sunshine Policy bertujuan untuk melunakkan Korea Utara. Korea Selatan

melakukan pendekatan dengan meningkatkan interaksi dan bantuan ekonomi. Inti

dari kebijakan ini merupakan peningkatan privatisasi ekonomi, hubungan

kebudayaan yang dapat mendukung dalam kontribusi jangka panjang menuju

rekonsiliasi (David, 1999: 131). Presiden Kim Dae Jung menetapkan tiga prinsip

yang digunakan dalam menjalankan kebijakannya yakni, pertama, tidak adanya

toleransi terhadap provokasi angkatan bersenjata kedua, Absorption Unification

yang akan dilakukan oleh Korea Selatan, ketiga, melakukan segala upaya untuk

kerjasama dan berinteraksi damai antara Dua Korea (Tong, 2007:347).

Di dalam upacara pelantikannya, Presiden Kim Dae Jung mencetuskan ide

untuk membentuk Sunshine Policy yang berdasarkan pada tiga prinsip. Prinsip

pertama yakni Korea Selatan tidak akan menoleransi segala tindakan provokasi

militer dari Korea Utara, dengan adanya postur keamanan yang kuat Korea

Selatan akan berusaha mencegah serta merespon provokasi bersenjata sebelum hal

tersebut terjadi. Prinsip kedua yakni Korea Selatan akan melakukan Absorption

Unification merupakan prinsip dari Korea Selatan tidak ingin mencelakai Korea

Utara. Dalam hal ini, Korea Selatan berusaha untuk mendirikan perdamaian

dengan Korea Utara dengan hidup berdampingan sebagai landasan unifikasi,

kemudian untuk dapat terus membujuk Korea Utara untuk menuju dialog dan

kerjasama. Prinsip ketiga yakni, Korea Selatan akan mempromosikan perdamaian

36

dan rekonsiliasi Dua Korea. Ketiga prinsip tersebut yang menyampaikan bahwa

menjaga dan menghormati kedaulatan masing-masing Negara adalah hal yang

penting.

Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam penerapan Sunshine

Policy, tiga prinsip di atas kemudian diperluas kembali oleh Kementerian

Unifikasi Korea menjadi enam prinsip Unifikasi Korea. Prinsip pertama yakni

mencapai keamanan nasional dan kerjasama dan rekonsiliasi bagi Dua Korea

secara bersama-sama. Prinsip kedua yakni dengan mewujudkan kehidupan yang

damai bagi Dua Korea. Prinsip ketiga yakni dengan menciptakan sebuah

lingkungan yang memungkinkan perubahan Korea Utara. Prinsip keempat yakni

dengan mencapai kebaikan bersama Dua Korea. Prinsip kelima merupakan

dengan mendapat dukungan dari dunia internasional atas dibentuknya serta

pengimplementasian Sunshine Policy. Prinsip terakhir yang keenam yakni dengan

mewujudkan consensus nasional bersama Korea Utara.

Setelah diperluas menjadi enam prinsip, Sunshine Policy memiliki kunci

dalam aktivitasnya. Dengan adanya kunci aktivitas tersebut, diharapkan para

pelaku kebijakan tersebut dapat terarah dan sesuai dengan tujuan awal. Lima

kunci aktivitas tersebut adalah (1) Memulai komunikasi kembali antara kedua

pemerintah yang sempat terputus lama akibat Perang Korea di tahun 1950-1953;

(2) Memicu usaha dari Korea Selatan (3) Mempertemukan kembali keluarga yang

terpisah akibat perang ditahun 1950-1953 (4) Memberikan bantuan makanan dan

kemanusiaan untuk Korea Utara, sebagai bentuk pendekatan untuk memulai

hubungan yang baik. (5) Melakukan kerjasama internasional, mengurangi

ketegangan serta tetap berusaha menjaga perdamaian di Semenanjung Korea.

37

Presiden Kim Dae Jung mempercayai bahwa untuk melakukan reunifikasi

Korea membutuhkan waktu yang lama, sehingga kebijakan yang dirumuskannya

dijalankan dengan sabar dan dengan terus melakukan komunikasi yang baik

dengan pihak Korea Utara. Tujuan Kim membentuk Sunshine Policy adalah untuk

mengajak Korea utara supaya lebih terbuka dengan masyarakat internasional. Kim

Dae Jung melakukan dialog dan komunikasi agar kebijakannya dapat

menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Selain menjalankan

Sunshine Policy sebagai kebijakan nya terhadap rekonsiliasi Korea, Kim juga

terus melakukan pertahanan militer dengan cara aliansi dengan AS, hal ini

dilakukan untuk menimbulkan lingkungan aman bagi Korea Utara untuk

membuka dan mengejar reformasi. Dengan optimis, Kim meyakini bahwa dengan

terus “menyinari” Korea Utara dengan matahari, giat mendekati Korea Utara

dengan memberikan bantuan, maka lambat laun Korea Utara akan menunjukan

perubahan.

Dengan adanya kebijakan Sunshine Policy Dua Korea menunjukkan adanya

penurunan ketegangan. Hal ini yang menandakan bahwa upaya perdamaian di

Korea Utara dan Korea Selatan mulai mendapat respon yang baik dari kedua

belah pihak negara. Keberhasilan upaya perdamaian tersebut dilanjutkan dengan

adanya pertemuan puncak Joint Declaration di Pyongyang oleh presiden Kim

Dae Jung dan Kim Jong Il yang dilaksanakan pada 15 Juni 2000. Pertemuan

puncak tersebut merupakan perwujudan dari Sunshine Policy Korea Selatan

terhadap Korea Utara (Chang, 2012 :342). Joint Declaration merupakan

pertemuan Dua Korea yang membahas tentang masalah politik dan sosial (Kook-

Shin, 2001: 141). Dalam pertemuan tersebut Kim Dae Jung dan Kim Jong Il

38

menguraikan rencana untuk menyatukan kembali keluarga yang terpisah dan

untuk terlibat dalam pertukaran dan kerjasama Dua Korea. Rencana tersebut

berupa dengan melakukan peningkatan hubungan kerjasama Dua Korea yang

kemudian disepakati pada pertemuan selanjutnya.

Dengan menggunakan tiga prinsip Sunshine Policy menghasilkan

kesepakatan untuk membuka proyek kerjasama antar Dua Korea. Kesepakatan

tersebut merupakan dengan memulihkan bidang ekonomi sebagai usaha untuk

menyatukan Korea. Kesepakatan tersebut dengan membuat suatu bentuk

kerjasama ekonomi yang berlokasi di Kota Kaesong Korea Utara dengan nama

Kompleks Industri Kaesong. Kerjasama ekonomi ini merupakan integrasi dalam

bidang non politik yang diharapkan akan semakin meluas integrasinya apabila

unit-unit yang terlibat mendapatkan keuntungan dan keterlibatannya dalam

integrasi tersebut.

Kim Dae Jung dalam hal ini mengizinkan perusahaan-perusahaan

perorangan untuk melakukan kerjasama. Kerjasama yang dilakukan adalah

dengan penanaman modal dengan pihak Korea Utara dengan prinsip timbal balik

sebagai upaya pemberian bantuan untuk Korea Utara. Perlu diketahui bahwa

Sunshine Policy juga dibentuk karena keinginan pribadi Kim yang ingin

mendamaikan Dua Korea dengan tulus hati tanpa adanya tindakan kekerasan.

Pemimpin Dua Korea yang pada saat itu dipimpin oleh Kim Jong-Il sebagai

pemimpin Korea Utara dan Kim Dae-Jung sebagai pemimpin Korea Selatan

menunjukkan adanya penurunan insiden yang terjadi diantara keduanya. Hal ini

menandakan bahwa upaya perdamaian di Korea Utara dan Korea Selatan mulai

membawa respon yang cukup baik. Keberhasilan upaya perdamaian itu

39

dilanjutkan dengan adanya Pertemuan Tingkat Tinggi (PTT) yang disebt dengan

pertemuan puncak bagi Dua Korea di Pyongyang oleh presiden Kim Dae-Jung

dan Kim Jong-Il pada tanggal 15 Juni 2000 yang menghasilkan adanya Joint

Declaration Dua Korea sebagai hasil pertemuan puncak tersebut. Pertemuan Dua

Korea pada tahun 2000 dan proyeknya secara luas diakui sebagai perwujudan dari

Sunshine Policy Korea Selatan terhadap Korea Utara. Pertemuan yang diadakan di

Pyongyang saat itu merupakan sejarah penting bagi Dua Korea, sebab pertemuan

kedua pemimpin negara tersebut untuk pertama kalinya diselenggarakan setelah

adanya pemisahan Semenanjung Korea sejak tahun 1945.

4.2 Gambaran Umum Kompleks Industri Kaesong

Kompleks Industri Kaesong dihasilkan dari sebuah kesepakatan pada hasil

Joint Declaration untuk membangun Kompleks Industri Kaesong.Pada 10

Agustus 2000 diadakan pertemuan lanjutan dari Joint Declaration yang bertujuan

untuk membangun Kompleks Industri Kaesong. Hyundai Grup merupakan

perusahaan swasta dari Korea Selatan yang mewakili Korea Selatan dalam

pertemuan lanjutan tersebut sebagai investor dalam pembangunan Kompleks

Industri Kaesong. Kompleks Industri Kaesong terletak sekitar 106 mil sebelah

tenggara dari Pyongyang dan 43 mil utara dari Seoul di seberang Zona

Demiliterisasi di Korea Utara (Mark E, 2011:6).

Pembangunan akan dilaksanakan menyesuaikan kesiapan dari Dua Korea

yang mulai menjalin kerjasama ini. Pada 22 Agustus 2000 Hyundai sebagai

investor dari Korea Selatan menandatangani pendirian Kompleks Industri

40

Kaesong dengan komite Perdamaian Chonsun Asia Pasifik Korea Utara serta

melakukan pembayaran awal pada bulan Juni sebesar USD 500 juta untuk lahan

seluas 6,400 hektar (ha) sebagai lahan industri dan 9,600 ha sebagai Zona

Pendukung. Sesuai kesepakatan Zona Pendukung merupakan zona yang akan

dibangun untuk kepentingan-kepentingan para pekerja di Kompleks Industri

Kaesong. Kemudian, Zona Pendukung tersebut terdiri dari Zona Hunian yang

merupakan tempat tinggal seluas 960 ha (untuk sekitar 30.000 staf manajemen

Korea Selatan yang tinggal di Kompleks Industri Kaesong), Zona Perdagangan

seluas 240 ha (sebagai lahan untuk pembangunan kantor, hotel, ruang rapat,

restoran), kawasan wisata seluas 1.200 ha (resor golf, taman hiburan, taman

damai), ekspansi tambahan seluas 4.000 ha, dan Kota Kaesong yang ada seluas

3.200 ha.

Tujuan dari Kompleks Industri Kaesong untuk mengembangkan sebuah

taman industri antara Dua Korea. Kompleks industri tersebut merupakan

kesepakatan bisnis Korea Selatan yang dapat memproduksi produk dengan

menggunakan tenaga kerja Korea Utara. Selain itu kompleks industri tersebut

dapat meredakan ketegangan di Zona Demiliterisasi. Meskipun dimulai dari

perusahaan swasta, namun pemerintah juga terlibat dalam kompleks industri

tersebut (Mark E, 2011:6). Dengan adanya modal, teknologi, dan juga sumber-

sumber alam dari pihak Korea Selatan dan tenaga kerja dari pihak warga Korea

Utara, kerjasama ekonomi Dua Korea ini diharapkan dapat memberikan

keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan adanya kegiatan kerjasama ekonomi

Dua Korea akan berguna untuk memulihkan ekonomi Korea Utara dan hubungan

Dua Korea.

41

Hyundai mencanangkan tiga tahapan dalam pembangunan Kompleks

Industri Kaesong. Berikut merupakan tabel konsep Master Plan yang diterapkan

pada Kompleks Industri Kaesong (Mark E. Manyin. 2011:7).

Tabel 4.1 Konsep Hyundai Tiga Tahap Pertama dari Master Plan untuk

Kompleks Industri Kaesong

Tahun Tahap 1

2002-2007

Tahap2

2006-2009

Tahap 3

2008-2012

Total lahan pada

penyelesaian

800 hektar di Zona

Industri. Kota

Kaesong sebagai Zona

Pendukung

1.200 hektar di

Kawasan Industri 800

hektar di Zona

Pendukung

4.400 hektar di Zona

Industri 1.600 hektar

di Zona Pendukung.

Total Perusahaan

ROK dalam Tahap

Penyelesaian

300 500 700

Jumlah Pekerja

Korea Utara dalam

Tahap Penyelesaian

100.000 150.000 200.000

Sumber: https://fas.org/sgp/crs/row/RL34093.pdf pada 10 April 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga tahapan dari Master Plan

pada pembangunan Kompleks Industri Kaesong.Pada tahapan pertama merupakan

pada lahan 800 ha yang digunakan oleh 300 perusahaan Korea Selatan yang

beroperasi di kompleks tersebut. Kemudian, pada tahapan ketiga dalam rencana

panggilan untuk sebanyak 4.800 ha di kawasan industri dengan sebanyak 1.500

perusahaan mempekerjakan 350.000 pekerja Korea Utara dan memproduksi

senilai US $ 16 produk per tahun. Hal ini juga termasuk 2.200 ha di Zona

Pendukung dengan fasilitas perumahan (asrama), perusahaan komersial (hotel,

restoran, kantor, ruang konferensi), dan fasilitas wisata (golf, dan taman). Master

Plan juga mencakup Zona Perluasan 1.600 ha untuk keperluan industri dan 4.000

ha untuk dukungan. Ini akan digunakan setelah fase 3 dan akan sebuah

menampung 500 perusahaan tambahan, 150.000 karyawan, dan diperkirakan

produksi sebesar $4 miliar per tahun. Menghitung zona ekspansi, jumlah total

42

untuk Master Plan akan 6.400 ha untuk Kawasan Industri (10 mil persegi), 6.200

hektar untuk Zona Pendukung, 2.000 perusahaan, 500.000 pekerja, dan $20 miliar

per tahun dalam produk. Zona industri dan pendukung bersama-sama mencakup

area seluas sekitar seperlima ukuran Washington, DC (Mark E. Manyin. 2011:6).

Pada pertengahan 2006, terdapat 1800 perusahaan telah diterapkan untuk

masuk ke Kompleks Industri Kaesong serta telah meminta 5.112 ha. Dari jumlah

1.800 perusahaan, 365 berada di mekanik manufaktur (suku cadang mobil, baut,

dll), 298 di pakaian, 261 di tekstil, 198 dalam elektronik, dan 112 dalam bahan

kimia (karet, plastik, dll). Produk lain yang akan diproduksi meliputi sepatu, tas,

mainan, aksesoris, dan produk lainnya (Mark E. Manyin. 2011:7).Terdapat 15

perusahaan yang beroperasi di Kompleks Industri di Kaesong pada tahun 2006

produknya yang berupa Daewha Fuel Pump (suku cadang kendaraan bermotor),

SJ Tech (komponen semikonduktor kontainer), Hosan Ace (fan coils), Sonoko

Cuisine Ware (alat dapur), Samduk trading (alas kaki), TS Precision Machinery

(cetakan komponen semikonduktor), Magic Micro (rakitan lampu untuk monitor

LCD), Bucheon Industrial (kawat harness), Taesung Industri (wadah kosmetik),

Shinwon (pakaian), Munchang Co (pakaian), Romanson (jam tangan, perhiasan),

JY Solutec (mobil komponen dan cetakan), Yongin Elektronik (transformer,

kumparan), dan JCCOM (komponen komunikasi) (Mark E. Manyin. 2011:7).

Kemudian perkembangan Kompleks Industri Kaesong dapat dilihat dari

dengan dimulainya transmisi tegangan tinggi listrik untuk digunakan oleh

perusahaan di kompleks industri tersebut. Pada bulan Desember 2006, Korea

Electric Power Corporation yang terhubung dengan Korea Utara dan Korea

Selatan dengan kabel listrik transmisi 100.000 kilowatt dan pada bulan Juni 2007

43

telah dimulai transmisi tegangan tinggi listrik untuk digunakan oleh perusahaan di

kompleks industri tersebut. Kemudian, Pada bulan Desember 2007, Dua Korea

mengumumkan layanan kereta harian di Zona Demiliterisasi yang disepanjang

jalur rel yang baru-baru ini akan menghubungkan kembali Dua Korea.

Rencananya kereta ini untuk menghubungkan kompleks industri tersebut ke

Korea Selatan di selatan dan ke Cina di utara. Saat ini, kereta berakhir di selatan

dari Kaesong, di Bongdong, yang tidak memiliki fasilitas pemuatan. Sementara

itu, Kaesong terhubung ke Korea Selatan dengan jalan yang memiliki ribuan

kendaraan per hari yang melewati pos pemeriksaan (Mark E. Manyin. 2011:7).

Kompleks Industri Kaesong telah resmi dibuka pada tahun 2004. Dalam

pengoperasiannya kompleks industri tersebut mampu bertahan pada tahun 2013

meski ketegangan Dua Korea terjadi pada tahun 2006 dan 2009 (CSIS, 2017:1).

Ketegangan tersebut berupa uji coba rudal yang dilakukan oleh Korea Utara yang

dapat mengancam keamanan Semenanjung Korea. Ketegangan lainnya adalah

pada tahun 2010 di mana terjadi insiden kekerasan dan tenggelamnya Kapal

Cheonan milik Korea Selatan yang membuat hubungan dua Negara Korea

mengalami ketegangan dan tidak berdampak terhadap pengoperasian Kompleks

Industri Kaesong.

44

Tabel 4.2 Jumlah Perusahaan di Kompleks Industri Kaesong

Tahun Jumlah Perusahaan

2005 18

2006 30

2007 65

2008 93

2009 117

2010 121

2011 123

2012 123

2013 123

2014 125

2015 125

Sumber: http://unikorea.go.kr/eng_unikorea/relations/statistics/gic/ pada 20

Agustus 2017

Keberhasilan Kompleks Industri Kaesong dapat dilihat dari perkembangan

kawasan industrinya. Kaawasan industri tersebut mengalami perkembangan yang

sangat pesat pada tabel 4.1, pada tahun 2005 hanya terddapat 18 perusahaan

Korea Selatan yang berproduksi, hingga jumlah tersebut meningkat hampir

sepuluh kali lipat, lima tahun kemudian menjadi 121 perusahaan. Kemudian,

jumlah perusahaan terus meningkat menjadi 123 perusahaan pada tahun 2013.

Total produksi pun meningkat dari USD 1.491.000 ditahun 2005 menjadi USD

469.500.000 pada tahun 2012. Jumlah nilai produksi sejak 2005 hingga 2014

mencapai USD 2,6 miliar, dengan nilai ekspor sebesar USD 262 juta (Dinar,

2017: 35).

4.3 Penutupan Kompleks Industri Kaesong

Ketegangan Dua Korea terjadi pada tahun 2013 yang berdampak pada

Kompleks Industri Kaesong. Ketegangan tersebut berdampak terhadap penutupan

Kompleks Industri Kaesong oleh Korea Utara. Penutupan tersebut merupakan

bentuk protes yang dilakukan oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan yang

45

melakukan latihan gabungan militer pada 11 Maret 2013 – 30 April

2013(Muhammad, 2017: 3). Korea Utara melihat bahwa latihan gabungan

tersebut memberikan ancaman invasi serta sebagai bentuk tindakan provokasi

yang bertujuan untuk menyerang Korea Utara yang sebelumnya melakukan uji

coba nuklir. Penutupan tersebut diawali dengan Korea Utara memutus jalur

komunikasi militer oleh dengan Korea Selatan pada 27 Maret 2013, selain itu

Korea Utara menutup hotline Palang Merah dengan Korea Selatan.

Pemutusan jalur komunikasi ini berdampak pada empat saluran telepon.

Empat saluran telepon yaang diputus tersebut merupakan saluran yang digunakan

oleh Dua Korea untuk mengatur lalu lintas pekerja dan kargo setiap hari yang

melintas di Kaesong. Dengan adanya pemutusan komunikasi ini semakin

meningkatkan ketegangan Dua Korea hingga pada 7 April 2013 Kompleks

Industri Kaesong telah resmi ditutup (Muhammad, 2017: 4). Penutupan tersebut

terjadi dengan Korea Utara menarik 50.000 pekerjanya dari Kaesong dan

melakukan blokade akses masuk ke Kaesong yang dilakukan oleh Korea Utara

untuk Korea Selatan.

Seiring berjalannya waktu ketegangan Dua Korea menurun. Menurunnya

ketegangan Dua Korea dapat dilihat dari pihak Korea Utara yang memberikan

pernyataan bahwa untuk mengadakan perundingan untuk menormalisasi

Kompleks Industri Kaesong kembali yang telah ditutup selama beberapa pekan.

Hingga pada 14 Agustus 2013 Kompleks Industri Kaesong kembali dibuka

setelah Dua Korea telah melakukan pertemuan (BBC, 2013:1). Dengan dibukanya

kembali Kompleks Industri Kaesong upaya Dua Korea dalam membangun

perdamaian melalui kerjasama dapat berlajut.

46

Ketegangan antara Dua Korea kembali terjadi pada tahun 2016. Ketegangan

tersebut berdampak terhadap penutupan Kompleks Industri Kaesong oleh Korea

Selatan. Penutupan tersebut merupakan bentuk respon terhadap Korea Utara yang

melakukan uji coba nuklirnya pada 6 Januari 2016. Ketegangan tersebut

disebabkan Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklir dengan meluncurkan

satelit dan kemudian dilanjutkan dengan peluncuran sebuah roket uji coba

teknologi misil balistik pada 8 Febuari 2016 (Dinar, 2017: 8). Kompleks industri

tersebut ditutup pada 10 Febuari 2016. Penutupan kompleks industri tersebut

merupakan salah satu bentuk cara untuk mencegah investasi dari Korea Selatan

dalam Kompleks Industri Kaesong tidak digunakan untuk mengambangkan nuklir

dan rudal Korea Utara (BBC: 2016). Selain itu penghentian Kompleks Industri

Kaesong merupakan bentuk sanksi tegas untuk menghentikan uji coba nuklir yang

mengancam keamanan Semenanjung Korea (Dinar, 2017: 14).

Penutupan Kompleks Industri Kaesong pada tahun 2016 terjadi pada

kepemimpinan Park Geun Hye. Pada pemerintahanPark Geun Hye pendekatan

yang dilakukan dengan Korea Utara berbeda dengan sebelumnya. Park Geun Hye

merupakan Presiden Korea Selatan yang resmi dilantik pada 25 Februari 2013.

Pendekatan yang dilakukan oleh Park Geun Hye adalah dengan merumuskan

kebijakan luar negri Trust Politik Policy. Trust Politik Policy merupakan cara

yang digunakan untuk membangun kepercayaan sebagai cara untuk

mempromosikan kerja sama institusional pada level yang lebih tinggi dan

kolaborasi yang diharapkan kedepannya bisa mencapai level bangsa antar

kawasan (South Korean Ministy of Foreign Policy: 1). Hal tersebut sesuai dengan

47

pidato yang disampaikan oleh presiden tersebut pada pelantikannya sebagai

Presiden Korea Selatan pada 25 Februari 2013.

The“ era of happiness for the people” that I dream of is one that ushers in an era of

happiness on the Korean Peninsula and indeed throughout the global village.We will build

even more solid ties of trust with the United States, China, Japan, Russia and other

countries of Asia and Oceania by reducing tension and conflict to build peace and

cooperation in Asia. ("Era kebahagiaan bagi orang-orang" yang saya impikan adalah salah

satunya mengantar pada era kebahagiaan di Semenanjung Korea dan memang di seluruh

masyarakat global. Kami akan membangun ikatan kepercayaan yang lebih solid dengan

Amerika Serikat, China, Jepang. , Rusia dan negara-negara Asia dan Oceania lainnya

dengan mengurangi ketegangan dan konflik untuk membangun perdamaian dan kerja sama

di Asia). (South Korean Ministy of Foreign Policy: 1)

Berdasarkan pidato tersebut Park ingin mewujudkan era yang dapat

membahagiakan bagi seluruh masyarakat di Semenanjung Korea dan bagi seluruh

masyarakat global. Presiden Park ingin membangun hubungan yang lebih erat lagi

dengan azas kepercayaan seperti dengan Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang,

Rusia dan berbagai negara di Asia dan Ocenia dengan menurunkan tensi konflik

yang ada agar bisa membangun perdamaian dan kerja sama di Asia maupun dunia

(Ihsan, 2017: 1).

Kebijakan luar negeri “Trust Politik policy” Korea Selatan tediri dari tiga

kerangka besar yang salah satunya adalah Trust building Processon the Korean

Peninsula.Trust building Process on the Korean Peninsula merupakan cara yang

digunakan untuk membangun kepercayaan antara Korea Selatan dengan Korea

Utara. Kepercayaan tersebut dibangun secara bertahap di Semenanjung Korea

yang didasari pencegahan dari segala tindakan provokatif oleh Korea Utara (South

Korea‟s Ministry of Unification, 2013:2). Menurut Park, trust dapat dibangun

melalui dialog dan perjanjian yang telah ada sebelumnya sehingga nantinya Korea

Utara bisa menerima norma-norma internasional dan bisa mengambil pilihan yang

tepat dalam menjalankan pemerintahan.

48

Pada awal pemerintahannya Park Geun Hye telah menghadapi berbagai

ancaman dari Korea Utara. Ancaman tersebut berupa uji coba nuklir ketiga yang

dilakukan pada 12 Febuari 2013 (CSIS: 2017:1). Presiden Korea Selatan

menyampaikan keinginannya untuk membangun hubungan hubungan antar Korea

dengan menciptakan denuklirisasi. Pemerintahan Park Geun Hye mengajak Korea

Utara untuk menghentikan program nuklirnya. Nuklir Korea Utara dapat

mengancam keamanan Semenanjung Korea, seperti dengan getaran yang

ditimbulkan berkelanjutan pada 6,3 SR yang dapat dirasakan hingga wilayah

Tiongkok (BBC: 2017). Secara geografis, Korea Selatan berdekatan secara

langsung dengan Korea Utara hal ini dapat mempengaruhi pada ancaman nuklir

yang dilakukan oleh Korea Utara sehingga pemerintah Korea Selatan untuk Korea

Utara menghentikan program nuklirnya karena dapat mengancam Korea Selatan

maupun tetangga lainnya di Semenanjung Korea.

Tabel 4.3 Uji Coba Senjata Nuklir Korea Utara

No. Tanggal Jenis Rudal

1. 5 Juli 2006 Taepodong-2

2. 9 Oktober 2006 Nuclear Test

3. 5 April 2009 Taepodong-2 / Unha-3/

4. 25 Mei 2009 Nuclear Test

5. 12 Febuari 2013 Nuclear Test

6. 6 Januari 2016 Nuclear Test

7. 7 Febuari 2016 Taepodong-2 / Unha-3/

8. 9 September 2016 Nuclear Test

9. 3 September 2017 Nuclear Test

Sumber: https://missilethreat.csis.org/north-korea-missile-launches-1984-present/ pada 1

Mei 2018

Korea Utara telah mengembangkan nuklir sebagai senjata. Dapat dilihat dari

uji coba tembak tujuh hingga sepuluh rudal jarak jauh jenis Taepodong-2 pada 5

Juli 2006 (CSIS, 2017:1). Kemudian dilanjutkan dengan uji coba nuklir oleh

49

Korea Utara pada 9 Oktober 2006 (CSIS, 2017:1). Uji coba nuklir tersebut

merupakan uji coba nuklir pertama yang dilakukan oleh Korea Utara dengan

menggunakan plutonium (Nytimes, 2013:1). Korea Utara menyatakan bahwa

telah berhasil menguji senjata nuklirnya. Hasil dari uji coba nuklir tersebut

dilaporkan 1-2 kiloton TNT (BBC,2017:1).

Korea Utara telah melanjutkan program nuklirnya dengan melakukan uji

coba nuklir keduanya. Uji coba nuklir kedua dilakukan pada 25 Mei 2009

dinyatakan berhasil oleh Korea Utara sebesar 2.4 kiloton (CSIS, 2017:1). Uji coba

nuklir tersebut masih sama dengan menggunakan plutonium (Nytimes, 2013).

Sebelum melakukan uji coba nuklirnya Korea Utara melakukan uji coba rudal

jenis Taepodong-2 dan roket jenis Unha-3 pada 5 April 2009 (CSIS, 2017:1).

Korea Utara mengatakan bahwa akan melanjutkan peluncuran roket jarak

jauh dan uji coba nuklirnya. Uji coba nuklir ketiga dilakukan kembali oleh Korea

Utara pada 12 Febuari 2013 (BBC,2017:1). Uji coba nuklir tersebut dilakukan

sebesar 6-9 kiloton (CSIS, 2017:1). Kemudian uji coba nuklir kembali dilakukan

pada 6 Januari 2016. Uji coba nuklir bom hidrogen tersebut menghasilkan 7-10

kiloton (Mary, 2016:1). Selain melakukan uji coba nuklir Korea Utara juga

melakukan uji coba rudal jenis Taepodong-2 dan Unha-3 pada 7 Febuari 2016.

Dilanjutkan kembali dengan uji coba nuklir pada 9 September 2016 yang

menghasilkan 10 kiloton kemudian uji coba nuklir dilakukan pada 3 September

2017 100-140 kiloton (CSIS,2017:1). Uji coba nuklir pada tahun 2017 tersebut

merupakan uji coba nuklir yang dapat mengancam keamanan Semenanjung

Korea.

50

Konsekuensi tegas diberikan apabila terjadi ancaman nuklir dan tindakan

provokasi. Respon yang diberikan oleh Korea Selatan adalah dengan melakukan

tindakan tegas untuk menutup Kompleks Industri Kaesong yang telah beroperasi

lebih dari dua dekade menjadi simbol kerjasama damai di Semenanjung Korea.

Sesuai dengan arah kebijakan Trust building Process, Korea Selatan berupaya

untuk memberikan tindakan tegas terhadap pengembangan program nuklir Korea

Utara untuk dapat berhenti. Penutupan Kompleks Industri Kaesong ini merupakan

akhir dari kerjasama di Semenanjung Korea. Adanya pelanggaran dalam upaya

membangun rasa saling percaya yang sebelumnya disetujui oleh kedua negara di

Semenanjung Korea, membawa kembali ketegangan hubungan Dua Korea.

Provokasi yang selalu dilakukan oleh Korea Utara menjadi faktor berakhirnya

kebijakan serta kerjasama yang ada, dan menjadi faktor untuk Korea Selatan

dalam memberlakukan kebijakan penutupan Kompleks Industri Kaesong.

Pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong Dua Korea secara tidak

langsung mengalami kerugian. Kerugiannya berupa dari perusahaan Korea

Selatan yang telah kehilangan 380 milyar won yang merupakan modal yang sudah

ditanamkan di Kompleks Industri Kaesong dan biaya tersebut termaksuk

pembayaran biaya fasilitas produksi (JOM, 2018). Kemudian bagi Korea Utara

tenaga kerjanya yang berjumlah 50.000 kehilangan upah yang berdampak pada

valuta asing Korea Utara yang didapatkan dari Kompleks Industri Kaesong.

Menteri Penyatuan Korea, Hong Yong-pyo menyebutkan bahwa sejak dimulainya

produksi tahun 2004 Kaesong telah memberikan pemasukan sekitar tujuh triliun

untuk Korea Utara (BBC, 2016).

51

Dengan ditutupnya Kompleks Industri Kaesong respon yang diberikan oleh

Park Geun Hye terhadap pengusaha-pengusaha Korea Selatan adalah dengan

memutuskan untuk menawarkan tambahan 66 miliar won dana kepada

perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di taman pabrik di samping bantuan

pemerintah sebelumnya 517,3 miliar won sebagai bentuk ganti rugi dari

penutupan Kompleks Industri Kaesong (Yonhap: 2017).

Pihak yang dirugikan dari Korea Selatan adalah pengusaha kemudian

melakukan bentuk protes terhadap rezim Park Geun Hye. Protes yang dikeluarkan

pengusaha berupa dengan meminta dukungan bagi rezim Park untuk membuka

kembali Kompleks Industri Kaesong. Namun, pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016 hubungan Dua Korea mengalami ketegangan. Bentuk konkret

ketegangan Dua Korea dapat dilihat dari dengan tidak membuka kembali

Kompleks Industri Kaesong meski pengusaha-pengusaha kompleks industri

tersebut meminta Park Geun Hye untuk membuka kembali kompleks industri

tersebut (Yonhap: 2017). respon yang diberikan oleh Park Geun Hye terhadap

pengusaha-pengusaha Korea Selatan adalah dengan memutuskan untuk

menawarkan tambahan 66 miliar won dana kepada perusahaan-perusahaan yang

berinvestasi di taman pabrik di samping bantuan pemerintah sebelumnya 517,3

miliar won sebagai bentuk ganti rugi dari penutupan Kompleks Industri Kaesong

(Yonhap: 2017). Respon yang diberikan oleh Park Geun Hye terhadap pengusaha-

pengusaha Korea Selatan adalah dengan memutuskan untuk menawarkan

tambahan 66 miliar won dana kepada perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di

taman pabrik di samping bantuan pemerintah sebelumnya 517,3 miliar won

sebagai bentuk ganti rugi dari penutupan Kompleks Industri Kaesong (Yonhap:

52

2017). Selain itu, bentuk ketegangan lainnya adalah pengusiran tenaga kerja

Korea Selatan di Kaesong dan pembekuan asset yang dilakukan oleh Korea Utara

(BBC, 2016).

4.4 Hubungan dua Korea Pasca Penutupan Kompleks Industri Kaesong

2016

Pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong 2016 hubungan Dua Korea

mengalami ketegangan. Ketegangan dapat dilihat dari dengan tidak membuka

kembali Kompleks Industri Kaesong meski pengusaha-pengusaha kompleks

industri tersebut meminta Park Geun Hye untuk membuka kembali kompleks

industri tersebut (Yonhap: 2017). Park Geun Hye merupakan presiden Korea

Selatan yang sekaligus menutup kompleks industri tersebut.

Kompleks industri tersebut ditutup dengan adanya alasan keamanan dimana

uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara dapat mengancam keamanan

Semenanjung Korea. Alasan lainnya adalah terdapat dugaan dari hasil keuntungan

yang didapatkan oleh Korea Utara dari Kompleks Industri Kaesong digunakan

sebagai dana untuk mengembangkan nuklir. Alasan penutupan Kompleks Industri

Kaesong merupakan salah satu upaya untuk menghentikan pengembangan

program nuklir yang dilakukan dapat mengancam keamanan warganya

(BBC,2016:1). Maka untuk melindungi warganya Korea Selatan akan membuka

kembali dialog dan kerjasama dengan Korea Utara apabila Korea Utara berhenti

untuk mengembangkan nuklirnya.

53

Seiring berjalannya waktu komunikasi kedua Negara Korea kembali

terbuka. Terbukanya kembali hubungan dua Korea berhubungan dengan

pergantian Presiden Korea Selatan. Presiden Korea Selatan berganti menjadi

Moon Jae In yang memiliki latar belakang pemimpin yang bersifat liberalis (BBC:

2017). Dengan adanya pergantian presiden ini menunjang terhadap rekonsiliasi

pasca ditutupnya kompleks industri Kaesong. Hubungan dua Korea memunculkan

sinyal rekonsiliasi akan kembali dilakukan. Dapat dilihat dari upaya yang

diberikan oleh Moon Jae In melalui pernyataan yang diberikan bahwa Presiden

Korea Selatan tersebut mencanangkan perdamaian berkelanjutan di Semenanjung

Korea dan mendesak respons Korea Utara (Kompas: 2018).

Kebijakan Semenanjung Korea dari Moon Jae In merupakan awal dari

upaya yang diberikan oleh Korea Selatan terhadap Korea Utara. Melalui kebijakan

tersebut Korea Selatan akan terus melakukan interaksi-interaksi positif yang

berbeda dari kepemimpinan sebelumnya yang hanya melihat bahwa keamanan

yang lebih penting daripada kerjasama dan dialog yang lebih terbuka.

Kebijakan Semenanjung Korea dari Moon Jae In merupakan kebijakan

jangka panjang dan komprehensif oleh Korea Selatan. Kebijakan tersebut

dirumuskan untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung

Korea termaksuk Korea Utara (Ministry of Unification, 2017:1). Tiga prinsip

yang digunakan dalam kebijakan tersebut adalah pencegahan isu nuklir Korea

Utara dan perdamaian yang berkelanjutan, perkembangan hubungan Dua Korea

yang konsisten, serta perwujudan komunitas ekonomi baru di Semenanjung

Korea. Empat strategi yang digunakan adalah dengan pendekatan secara bertahap

dan komprehensif, kemajuan bersama antara hubungan Dua Korea dan isu nuklir

54

Korea Utara, pencapaian yang konsisten dan sistematis serta penciptaan landasan

unifikasi secara damai melalui kerja sama yang saling menguntungkan. Lima

prinsip adalah penyelesaian isu Semenanjung Korea dengan dipimpin oleh Korea

Selatan, penjagaan perdamaian melalui keamanan yang kuat, perkembangan

hubungan Dua Korea berdasarkan dengan saling menghargai, perwujudan

kesepakatan dan komunikasi antara masyarakat, dan pelaksanaan kebijakan

melalui kerja sama dengan masyarakat internasional (KBS, 2017:1).

Presiden Moon Jae In membuka rekonsiliasi melalui Olimpiade Musim

Dingin Pyeongchang. Olimpiade tersebut dilaksanakan pada 9-25 Febuari 2018

(BBC: 2018: 1). Sebelum Olimpiade tersebut dilaksanakan Moon Jae In

menjadikan olimpiade tersebut sebagai terobosan guna untuk mewujudkan

perdamaian oleh Moon Jae In (Tempo, 2018:1). Respon dari Korea Utara adalah

dengan memberikan respon positif berupa dengan menawarkan pembicaraan

untuk mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang

(Tempo:.2018:1). Hingga menghasilkan keikutsertaan Korea Utara dalam

olimpiade tersebut dengan mengirimkan 10 atlet hoki es. Kemudian, respon dari

Korea Selatan adalah dengan mengirimkan dua atlet dalam olimpiade tersebut

hingga pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin kedua negara Korea berada

pada satu bendera unifikasi (BBC, 2018:1). Momen olimpiade tersebut juga

digunakan oleh Moon Jae In untuk membahas terkait dengan PTT Dua Korea.

PTT dua Negara Korea merupakan bentuk dari menurunnya ketegangan dua

Korea. Agenda pembahasan PTT tersebut adalah dengan membahas terkait

denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea (KBS, 2018:1). PTT tersebut

akan dilaksanakan pada 25April 2018. PTT akan dilaksanakan di Panmunjom

55

yang diberikan julukan sebagai rumah perdamaian karena akan berlangsung

pertemuan dua Negara Korea secara damai.

4.5 Proses Perubahan Kepemimpinan Korea Selatan

Park Geun Hye merupakan presiden Korea Selatan yang ke 11 yang berasal

dari partai konservatif, Saenuri. Park terpilih sebagai presiden pada Desember

2012 dan dilantik menjadi presiden perempuan yang pertama di Semenanjung

Korea (Nytimes, 2012:1). Berbeda dengan kebijakan beberapa presiden Korea

sebelumnya, Park Geun Hye menerapakan kebijakan luar negeri baru yang ia

sebut dengan Trust politik Policy. Grand Strategy pada masa kepemimpinan Park

Geun Hye ini merupakan kebijakan pertahahan dan keamanan yang kuat,

memastikan pelaksanaan trust diplomacy, dan membangun rasa saling percaya

dalam menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea. Pada pilar strong

deterrence/defense bahwa Korea Selatan berdasar dari pertahanan yang kuat akan

merespon dengan tegas segala bentuk pelanggaran Korea Utara yang

membahayakan perdamaian.

Dalam pemerintahan Park Geun Hye seimbang antara keamanan dan

ekonomi. Dengan melihat background Partai Saenuri berisi kaum-kaum

konservatif yang pro terhadap bisnis terutama Chaebol. Chaebol merupakan

kelompok perusahaan terbesar yang ada di Korea Selatan seperti, Samsung, LG,

dan Hyundai (Britannica, 2017:1). Banyak Chaebol yang memiliki setidaknya

satu anggota keluarga yang bertugas sbagai anggota dewan atau mentri kabinet.

Kemudian, pada bidang pertahanan Park menutup Kompleks Industri Kaesong

56

pada tahun 2016. Penutupan tersebut merupakan respon yang diberikan oleh

Korea Selatan terhadap Korea Utara yang mengembangkan nuklirnya karena

dianggap dapat mengancam keamanan Semenanjung Korea. Langkah tersebut

diambil untuk menindaklanjuti kebijakan dari Park yang akan melindungi

keamanan warganya.

Park Geun Hye telah resmi dimakzulkan oleh Mahkamah Konstitusi Korea

karena terlibat dalam skandal korupsi. Pemakzulan Park disahkan oleh Mahkamah

Konstitusi Korea pada 10 Maret 2017 (BBC, 2017:1). Park memiliki kedekatan

dengan Choi Soon-sil, dan kedekatan ini yang digunakan oleh Park berkolusi

untuk menekan sejumlah perusahaan di Korea Selatan memberikan imbalan atas

kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah Park (BBC, 2017:1). Choi yangg

tidak memiliki jabatan publik, tetapi dapat memiliki akses terhadap dokumen

resmi negara, termaksuk dalam mengedit naskah pidato Park (BBC, 2017:1).

Hingga pada akhirnya Presiden Park dimakzulkan, dengan melihat bahwa

tindakan Park telah merusak kepercayaan publik.

Presiden Korea Selatan berganti menjadi Moon Jae In melalui Pemilu yang

dilaksanakan pada 10 Mei 2017. Moon memenangkan Pemilu dengan

mendapatkan 41,4 persen suara diantara 13 kandidat (CNN, 2017:1). Moon Jae In

beraliran liberal yang berasal dari Partai Demokrat Korea yang bersifat untuk

damai dengan Korea Utara. Presiden Moon menggunakan pendekatan yang

berbeda dari sebelumnya yang beraliran konservatif yang cenderung lebih tertutup

dengan Korea Utara.

92

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang berjudul

“Upaya Dua Korea Membangun Perdamaian Pasca Penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016” berikut kesimpulannya adalah:

1. Dua Korea telah melakukan upaya membangun perdamaian pasca

penutupan Kompleks Industri Kaesong melalui pernyataan Moon Jae

In dan Kim Jong Un dalam pidatonya untuk membuka dialog dan

meningkatkan hubungan Dua Korea.

2. Dua Korea telah membangun relasi yang positif melalui dialog

selanjutnya relasi yang dibangun juga melibatkan AS, China, Rusia,

Inggris dalam membangun perdamaian dengan penyelesaian isu nuklir.

3. Dua Korea telah melalui proses persamaan visi dengan melalui

Deklarasi Panmunjeom untuk Perdamaian, Kemakmuran dan Unifikasi

Semenanjung Korea dan Deklarasi Bersama Pyongyang yang

menyepakati akan menggunakan cara-cara damai tanpa adanya

kekerasan dalam menuju perdamaian serta kesepakatan untuk

denuklirisasi Semenanjung Korea.

93

4. Setelah mengembangkan visi bersama Dua Korea telah melakukan

perubahan sikap yang lebih terbuka, kekeluargaan, dan solid dalam

membangun perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri Kaesong

2016.

5. Pada proses akhir rekonsiliasi Dua Korea menghasilkan perubahan

secara substansial atau nyata. Dalam bidang sosial budaya terjadi

perubahan diantaranya adalah Upacara pembukaan Olimpiade Musim

Dingin Pyeongchang dan Asian Games 2018, Konser K-pop di

Pyongyang, menjalin kembali hubungan darah antar masyarakatnya

melalui reuni keluarga terpisah. Dalam bidang politik adalah

terbukanya saluran komunikasi kelautan, perayaan parade Korea Utara

tanpa adanya rudal, diresmikannya Kantor Perwakilan Bersama di

Kaesong dan bertransformasinya Zona Dimiliterisasi menjadi Zona

Perdamaian. Kemudian dalam bidang ekonomi terdapat pertukaran dan

kerjasama terdapat pengembangan secara lebih lanjut.

6.2 Saran

Peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Dua Korea agar lebih memperjelas pengakuan bagi Dua Korea

membangun perdamaian untuk mendapatkan dukungan dunia

internasional, kemudian Dua Korea lebih meningkatkan pembangunan

relasi yang positif dengan negara lain.

2. Dua Korea agar meningkatkan pengembangan visi bersama melalui

rutin berdialog supaya dapat lebih terbuka, kekeluargaan, dan solid

94

dalam membangun perdamaian pasca penutupan Kompleks Industri

Kaesong 2016.

3. Dua Korea agar meningkatkan promosi perdamaian dan denuklirisasi

Korea Utara secara rutin berdialog dan pertemuan dengan organisasi

internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Tsabit A. 2016. Sejarah Kontroversial di Indonesia: Perspektif Pendidikan.

Jakarta.Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Almond and Schuster. 1983. New Twentieth Century Dictionary of the English

Language. New York. Unabridged.

Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada.

Burchill, Scoth. 2001. Theories of International Relations. New York. Palgrave.

Carlsnaes, Walter. 2013. Handbook Hubungan Internasional. Bandung. Nusa Media

Cooperation.Angola.Sida

Cossa, Ralph A. 1999. U.S-Korea-Japan-Relations Building toward A “Virtual

Alliance”. Washingtonn DC. Archetype Press

Jackson, Robert and Georg Soresen. 2013. Introduction to International Relations.

UK. Oxford University Press.

Layanan Informasi Kebudayaan Korea. 2012. Korea Dulu dan Sekarang. Seoul.

Republic of Korea.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya.

Nikitin, Mary Beth D. 2016. North Korea's January 6, 2016, Nuclear Test.

Federation of American Scienticts

Song, dan Moon. 2001. Understanding Korean Politics: an Introdunction. USA.

State University of New York Press.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV. Alfabeta.

Sundawa, Dadang. 2008. Contextual Teaching and Learning Pendidikan

Kewarganegaraan. Jakarta. Gramedia.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.

Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Tresiana, N. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandar Lampung. Lembaga

Penelitian Universitas Lampung.

Yang Seung-Yoon. 2005. Masyarakat Politik dan Pemerintahan Korea: Sebuah

Pengantar. Yogyakarta. GadjahMada University.

Yap, Jen Po. 2017. Courts and Democracies in Asia. New York.Cambridge

University Press

Yukhoon, Kim. 2007. Korean History for International Citizens. Seoul. Northeast

Asia Found.

Jurnal

Arpan, Muhammad. 2017. Motivasi Korea Utara Memutuskan Hubungan Kerjasama

Dengan Korea Selatan Di Kawasan Industri Kaesong dalam Universitas Riau.

Vol V No 1.

Ciprian, Gabriel. 2015. Theoretical Perspectives On Economic Cooperation pada

CES Working Papers.Volume VII Issue 3.

David, G Brown. 1999. A Year of Foreboding Developments. Asian Survey

Journal.Vol 39 No.1.

Hakim, Amri. 2014. Studi Eksplanatif Proses Integrasi Korea dalam Teori Liberal

Fungsional. International Society.Vol 3 No1.

Hong, Yong-Pyo. 2008. Why Have Attempts to Settle Inter-Korean Conflict Failed?:

Lessons for Peace Building in the Korean Peninsula. The Korean Journal of

International Relations. Vol 48 No 5.

Kihl, Young Whan. 2001. Overcoming the Cold War Legacy in Korea? The Inter-

Korean Summit One Year Later. International Journal of Korean Studies.

Volume V No 2.

Kook-Shin, Kim . 2001. Political Future of the Korean Peninsula A New Challenge

to Unification Strategies. International Journal of Korean Studies.Vol V No 2

Little, Adrian. 2012. Disjunctured Narratives:Rethinking Reconciliation And Conflict

Transformation. Sage Publications.Vol.33 No1.

Manyin, Mark E. and Nanto, Dick K. 2011. The Kaesong North-South Korean

Industrial Complex. USA. Congressional Research Service

Moon, Chung In. 2011. Between Principle And Pragmatism: What Went Wrong With

The Lee Myung-Bak Government's North Korean Policy?.Journal Of

International And Area Studies. Vol 18 No2.

Nack, Kim Hong. 2006. South-North Korean Relations Under The Roh Moo Hyun

Goverment dalam International Journal of Korean Studies. Vol.X No1.

Nam Sung-Wook. 2001. Theory and practice: Kaesong and Inter-Korean Economic

Cooperation. East Asian Review. Vol 13 No 13.

Pearl, Jinju Kwon. 2014. The Re-Evalution of The Sunshine Policy: Failure or

Success?dalam The Public Sphere.

Pugh, Michael Eugene. 2005. The Political Economy of Peacebuilding: A Critical

Theory Perspective pada International Journal of Peace Studies.Vol 10 No2.

Ralph, M. Wroble. 2014. Ten Years of Kaesong Industrial Complex: A brief History

of the Last Economic Cooperation of the Korean Penisula. Economic and

Environmental Studies.Zwickau. Vol.14 No2.

Situsberita/internet

(2nd LD) Businessmen call for probe into shutdown of factory park in N. Korea. 2017

diakses melalui http://english.yonhapnews.co.kr/search1/2603000000.html? cid

=AEN20171229005952320

(5th LD) Moon Jae-in seen sure to win S. Korea's presidential election. 2017 diakses

melalui http://english.yonhapnews.co.kr/news/2017/05/09/0200000000AEN201

70509007655315.html

(News Focus) North Korean leader shifts policy focus to economy. 2018 diakses

melalui http://m.yna.co.kr/mob2/en/contents_en.jsp?cid=AEN20180421002500

315&site=0200000000&mobile

(News Focus) Six months into office, Moon keeps steady hand onreforms. 2017

diakses melalui http://english.yonhapnews.co.kr/news/2017/11/09/020000000

0AEN20171109004000315.html

2018 Olympic Winter Games. 2018 diakses melalui http://www.iihf.com/home-of-

hockey/championships/olympics.html

A Secretive Country Gives Experts Few Clues to Judge Its Nuclear Program. 2013

diakses melalui https://www.nytimes.com/2013/02/13/world/asia/despite-claim

s-of-third-blast-north-korean-nuclear-program-remains-a-mystery.html

Acara reuni keluarga terpisah ke-21 dilaksanakan. 2018 diakses melalui http:

//world.kbs.co.kr/service/contents_view.htm?lang=i&menu_cate=issues&id=&

board_seq=345198

Apa yang membuat mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dipenjara selama

24 tahun?. 2018 diakses melalui https://www.bbc.com/indonesia/dunia-43618

151

BukuPetunjuk tentang Kebijakan Semenanjung Korea Diterbitkan. 2017 diakses

melalui http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Po_detail.htm?No =480 8

7

China Looms Over Response to Nuclear Test by North Korea. 2013 diakses melalui

https://www.nytimes.com/2013/02/13/world/asia/north-korea-nuclear-test. html

County Profile – Republic of Korea - ICID diakses melalui http://www.icid.org/korea

_profile100214.pdf

Democratic Party of Korea. 2017 diakses melalui https://www.britannica.com

/topic/Democratic-Party-of-Korea

Ferdiana T, Dinar.Kebijakan Korea Selatan Terhadap Korea Utara Terkait Kasus

Penutupan KawasanIndustri Kaesong Pada Masa Pemerintahan Presiden Park

Geun Hye pada http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/1

1753/11.JURNAL%20english.pdf?sequence=11&isAllowed=y.

Full text of the U.S.-North Korea agreement signed by Trump, Kim. 2018 diakses

melalui https://www.google.com/amp/s/www.nbcnews.com/news/amp/ncna882

246

Harian Kompas. Denuklirisasi Isu Utama. 18 September 2018

Harian Kompas. Dialog AS dan Korut Kembali Dihidupkan. 21 September 2018

Harian Kompas. Dua Korea Semakin Erat. 15 September 2018

Harian Kompas. Kim-Moon Bertemu Lagi.7 September 2018

Harian Kompas. Korut Berjanji Buka Akses Proyek Nuklir. 20 September 2018

Harian Kompas. Menjelang Parade Militer di Pyongyang. 9 September 2018

Harian Kompas. Moon-Kim Ingin Hasil Nyata. 19 September 2018

Inaugural Address to the Nation by President Moon Jae-in. 2017 diakses

melalui http://overseas.mofa.go.kr/au-en/brd/m_3304/view.do?seq=752868

&srchFr=&srchTo=&srchWord=&srchTp=&multi_itm_seq

=0&itm_seq_1=0&itm_seq_2=0&company_cd=&company

_nm=&page=4

Kapal Korea Selatan tenggelam. 2010 diakses melalui http://www.bbc.com/ind

onesia/dunia/2010/03/100326_koreaclash

Kim Jong Un's 2018 New Year's Address. 2018 diakses melalui

https://www.ncnk.org/node/1427

Korea di Dunia pada intl.ikorea.ac.kr/korean/UserFiles/Korea_in_the_World

_may.pdf.

Korea Mulai Bicarakan Industri Kaesong. 2013 diakses melalui http://www

.bbc.com/indonesia/majalah/2013/09/130902_bisnis_kaesong

Korea Utara Gelar Parade Militer Tanpa Rudal Balistik. 2018 diakses melalui

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/09/15383821/korea-utara-gelar-

parade-militer-tanpa-rudal-balistik

Korea Utara Kirim Adik Kim Jong-Un Hadiri Pembukaan Olimpiade Di Korea

Selatan. 2018 diakses di http://www.bbc.com/indonesia/dunia-42973319

Korea Utara Lucuti Program Nuklir, Fokuske Ekonomi. 2018 diakses

melalui http://www.beritasatu.com/dunia/489368-korea-utara-lucuti-program-

nuklir-fokus-ke-ekonomi.htm

Korut Sepakat Kirim Kontingen Atlet Untuk Olimpiade. 2018 diakses melalui

http://www.bbc.com/indonesia/dunia-42616927

KTT Antar-Korea di Pyongyang. 2018 diakses melalui http://world.kbs.co.kr/

special/northkorea/contents/archives/summit/summit_2018_3.htm?lang=i

KTT Kim-Trump: Pemimpin Korea Utara kemungkinan akan diundang ke AS. 2018

diakses melalui https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/

dunia-44408705

Liberal Wins South Korean Presidency As Opponents. 2017 diakses melalui

https://www.npr.org/sections/thetwo-way/2017/05/09/527576788/liberal-wins-

south-korean-presidency-as-opponents-concede

Liberty Korea Party. 2017 diakses melalui https://www.britannica.

com/topic/Saenuri-Party

Moon Jae-in’s Policy on the Korean Peninsula. 2017 diakses melalui

http://www.unikorea.go.kr/eng_unikorea/policylssues/koreanpeninsula/goals/

Moon Jae-in’s Policy on the Korean Peninsula. 2017 diakses melalui

http://www.unikorea.go.kr/eng_unikorea/policylssues/koreanpeninsula/strategie

s/

Moon Jae-in’s Policy on the Korean Peninsula. 2017 diakses melalui

http://www.unikorea.go.kr/eng_unikorea/policylssues/koreanpeninsula/principl

es/

North Korea Demolishes Its Nuclear Test Site In A 'Huge Explosion'. 2018 diakses

melalui https://www.npr.org/sections/parallels/2018/05/24/613465473/north-

korea-demolishes-its-nuclear-test-site-in-a-huge-explosion

North Korean Missile Launches & Nuclear Tests: 1984-Present.2017 diakses melalui

https://missilethreat.csis.org/north-korea-missile-launches-1984-present/

North Korea's conflict with the South: timeline. 2017 diakses melalui

https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/southkorea/8153048/North-

Koreas-conflict-with-the-South-timeline.html

Park Geun-hye -- from conservative icon to dethroned president. 2018 diakses

melalui http://english.yonhapnews.co.kr/national/2018/04/06/24/0301000000

AEN20180406004800315F.html

Parlemen Korsel memakzulkan presiden Park. 2016 diakses melalui https:

//www.bbc.com/indonesia/indonesia-38259536

Peace Agreements Digital Collection. 2000 diakses melalui

https://www.usip.org/sites/default/files/file/resources/collections/peace_agreem

ents/n_skorea06152000.pdf

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye 'berperan' dalamskandal.2016

diaksesmelaluihttps://www.bbc.com/indonesia/dunia-38045290

Presiden Korea Selatan Park Geun-hyeresmidipecatkarenaskandal.2017 diakses

melalui https://www.bbc.com/indonesia/dunia-39227516

Saluran komunikasi maritime antar-Korea kembali beroperasi normal setelah 10

tahun. 2018 diakses melalui http://world.kbs.co.kr/special/northkorea

/contents/news/news_view.htm?lang=i&No=67911

Security Council Tightens Sanctions on Democratic People’s Republic of

Korea, Unanimously Adopting Resolution 2397 (2017). 2017 diakses melalui

https://www.un.org/press/en/2017/sc13141.doc.htm

Situasi panas AS-Korut: Apakah kita perlu khawatir?. 2017 diakses melalui

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-40884109

South Korea’s Left in Disarray. 2017 diakses melalui https://www.nytimes.

com/2017/06/13/opinion/south-korea-moon-jae-in.html

The Kaesong North-South Korean Industrial Complex.2011 diakses melalui

https://fas.org/sgp/crs/row/RL34093.pdf

The Korean War: An Overview. 2011 diakeses melalui http://www.bbc.co.uk

/history/worldwars/coldwar/korea_hickey_01.shtml#top

The Sinking of the Cheonan. 2010 diakses melalui https://www.csis. org/analysis

/sinking-cheonan

The World Factbook: Korea, South. 2017 diakses melalui https://www.

cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ks.html

Timeline on North Korea’s Nuclear Program. 2014 https://www.nytimes.

com/interactive/2014/11/20/world/asia/northkorea-timeline.html?_r=1%20-

%20/#/time238_7128#time238_10529

Two Koreas to Remove Mines in DMZ to Implement Military Agreement.2018

diaksesmelaluihttp://world.kbs.co.kr/service/news_view.htm?lang=e&Seqm

Code=13554

Uji rudal Korea Utara, PBB memberlakukan sanksi baru. 2017 diakses melalui

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-42464264

Volume Perdagangan Korea Utara Turun 15% Untuk Tahun Lalu. 2018 diakses melalui

http://world.kbs.co.kr/service/news_view.htm?lang=i&Seq_Code=50851

Warga Korea Selatan memilih presiden barusetelah skandal besar. 2017 diakses

melalui https://www.bbc.com/indonesia/dunia-39853564

We need to go back: South Korean firms dream of returning North. 2017 diakses

malalui https://www.reuters.com/article/us-olympics-2018-northkorea-kaesong/

we-sneed-to-go-back-south-korean-firms-dream-of-returning-north-

idUSKBN1FS188

What to Know About the Sanctions on North Korea.2018 diakses melalui

https://www.cfr.org/backgrounder/what-know-about-sanctions-north-korea

Will Moon’s South Korean Charm Offensive Spread North?. 2017

diaksesmelaluihttp://www.scmp.com/week-

asia/geopolitics/article/2099368/will-moons-south-korean-charm-offensive-

spread-north