Upload
truongnga
View
252
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN LIMBAH BIJI SALAK (Salacca zalacca) SEBAGAI
ADSORBEN Cu DENGAN METODE BATCH
BIDANG KEGIATAN:
PKM-P
Diusulkan Oleh:
1. Alfa Tegar Augusta I 0512006/2012
2. Mita Anggraini Cahyaningrum I 0512036/2012
3. Rizqa Amalia Devi I 0512054/2012
4. Shabika Pangestika Ramadhani I 0513047/2013
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
ii
NIDN 0024097904
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN KULIT MUKA ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................. 2
1.5 Manfaat ............................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biji Salak ......................................................................................... 3
2.2 Syarat Adsorben .............................................................................. 4
2.3 Tembaga (Cu) .................................................................................. 4
2.4 Metode Batch ................................................................................... 5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................ 6
3.2 Lokasi .............................................................................................. 6
3.3 Cara Kerja ........................................................................................ 6
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
LAMPIRAN
iv
RINGKASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji biji salak (Salacca zallaca)
sebagai absorben Cu(II) dengan menggunakan metode batch. Biji salak dipreparasi
hingga menjadi serbuk. Serbuk biji salak dicuci dengan aqua DM dan metanol.
Setelah itu diayak dengan variasi ukuran partikel 125, 180, 250 dan 425 μm.
Beberapa parameter variasi yang digunakan adalah pengaruh waktu kontak,
konsentrasi larutan Cu(II), ukuran partikel, laju alir dalam proses adsorpsi untuk
mendapatkan kondisi optimum adsorpsi. Konsentrasi ion logam pada semua
perlakuan ditentukan dengan Spektrofotometer UV-Vis. Produk ini dapat
diimplementasikan dalam industri sebagai alternatif adsorber yang alami, ramah
lingkungan, murah, dan efektif untuk digunakan pada proses pengolahan limbah.
Kata kunci: Biji salak, Adsorpsi, Metode Batch, UV-VIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dengan semakin berkembangnya industri, seperti industri kertas, tekstil,
penyamak kulit dan sebagainya, semakin banyak pula logam berat yang dibuang
sebagai limbah. Logam yang dimaksud adalah timbal (Pb), kromium (Cr), tembaga
(Cu), kadmium (Cd), nikel (Ni), dan seng (Zn). Limbah ini akan menyebabkan
pencemaran serius terhadap lingkungan jika kandungan logam berat yang terdapat di
dalamnya melebihi ambang batas dan akan menyebabkan penyakit serius bagi
manusia apabila terakumulasi di dalam tubuh. Limbah cair yang mengandung logam
berat juga akan memberikan pengaruh yang berbahaya terhadap lingkungan. Hal ini
dikarenakan logam-logam tersebut bersifat tahan lama dan keracunannya bisa
bertahan dalam waktu yang sangat lama pula.
Logam Cuprum (tembaga) merupakan salah satu logam berat yang
keberadaan dalam lingkungan dapat berasal dari pembuangan air limbah industri
kimia yang berasal dari industri penyamakan kulit, pelapisan logam, tekstil, maupun
industry cat. Dalam air limbah, tembaga dapat diemukan sebagai Cu(I), Cu(II), dan
Cu(III) yang berbentuk padat, namun keberadaan tembaga(III) sangat jarang
ditemukan. Tembaga bersifat toksik dan berdampak buruk bagi tubuh, yaitu dalam
jumlah besar dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lidah. Kadar maksimum yang
diperbolehkan adalah 0,05-1,5 ppm. Keracunan sistemik dapat meluas terhadap
kerusakan serabut darah (kapiler), kerusakan ginjal, saraf sentral, dan diikuti pula
dengan depresi,dan dapat meyebebkan kematian. Beberapa metode kimia maupun
biologis telah dicoba untuk mengambil logam berat khususnya Cu(II) yang terdapat
di dalam limbah, diantaranya adsorpsi, pertukaran ion, pemisahan dengan membran.
Proses adsorpsi lebih banyak dipakai dalam industri karena lebih ekonomis
Kebanyakan adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah alumina,
karbon aktif, silica gel, dan zeolit. Adsorben tersebut mempunyai kemampuan
adsorpsi yang baik tetapi tidak ekonomis. Dewasa ini sedang digalakkan penelitian
mengenai penggunaan adsorben alternatif yang berasal dari alam, dimana selain
memiliki kemampuan adsorpsi yang baik juga ekonomis. Salah satunya adalah
dengan memanfaatkan limbah biji salak sebagai adsorben alami logam Cu.
Salak merupakan salah satu komoditas buah asli dari Indonesia. Menurut
Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2013), produksi salak di Indonesia dalam
3 tahun terakhir, 2010, 2011, dan 2012 berturut-turut mencapai 749.876, 1.082.115,
dan 1.035.406 ton. Saat ini salak tidak hanya dikonsumsi sebagai buah meja saja
tetapi juga banyak diolah menjadi panganan lain seperti keripik, manisan, jus, dan
2
lain-lain. Edible portion dari buah salak hanya berkisar antara 56-65% (Supriyadi et
al., 2002). Sehingga, limbah salak dapat mencapai 35-44% dari jumlah salak yang
diolah atau dikonsumsi. Biji salak memiliki porsi sebesar 25-30%, sedangkan kulit
salak memiliki porsi 10-14% dari bobot total buah salak (Supriyadi et al., 2002).
Berdasarkan perbandingan jumlah tersebut, biji salak memiliki potensi yang lebih
besar untuk dimanfaatkan daripada kulit salak.Namun pemanfaatan biji dari buah
salak kurang mendapat perhatian dikarenakan bentuknya yang keras dan kasar. Oleh
karena itu untuk meningkatkan nilai ekonomis dari tumbuhan ini, biji salak
dimanfaatkan sebagai absorben Cu(II) dengan menggunakan metode batch yang
diharapkan mampu mengoptimalkan usaha dari pengolahan limbah lingkungan.
Salak termasuk dalam angiospermae yaitu tumbuhan berbiji tertutup.
Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang memiliki struktur dinding sel yang
kaku yang tersusun dari senyawa selulosa. Selulosa adalah komponen struktur utama
pada dinding sel tumbuhan dan unsur yang paling berlimpah. Selulosa mempunyai
kemampuan untuk mengadsorpsi logam berat. Selain itu menurut afrizal (2008),
berdasarkan percobaan sebelumnya telah diketahui bahwa kayu dan komponenya,
seperti selulosa, lignin, hemiselulosa, dan sebagainya, telah digunakan dalam industri
penjernihan air untuk menghilangkan logam berat seperti Cu(II), Pb(II), Cd(II),
Cr(III) dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, ekstrak selulosa yang berasal dari
biji salak dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kandungan logam Cr(VI) dalam air
ataupun limbah.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana kemampuan serbuk
biji salak (Salacca zallaca) sebagai adsorben pada adsorbat Cu(II).
1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan ini adalah bertujuan untuk menguji biji salak (Salacca
zallaca) sebagai absorben Cu(II) dengan menggunakan metode batch.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Dari PKM ini diharapkan dapat diperoleh suatu produk berupa produk biji
salak sebagai adsorben logam Cu(II). Produk ini dapat diimplementasikan dalam
industri sebagai alternatif adsorber yang alami, ramah lingkungan, murah, dan efektif
untuk digunakan pada proses pengolahan limbah.
3
1.5 Manfaat
Serbuk biji salak yang dimanfaatkan sebagai adsorben Cu(II) diharapkan
dapat menjadi alternatif solusi untuk masalah pencemaran lingkungan akibat
kontaminasi logam berat khususnya tembaga. Selain itu pemanfaatan biji salak ini
juga diharapkan dapat mengurangi limbah sisa produksi olahan buah salak, yakni biji
salak, yang selama ini hanya dibuang begitu saja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biji Salak
Buah Salak terdiri atas 3 bagian utama yakni kulit buah, daging buah dan biji.
Pada salak, biji berwarna kehitaman dan memiliki struktur sebagian cembung dan
sebagian datar. Dan pada tiap 1 daging buah, hanya terdapat 1 biji. Biji salak
termasuk dalam biji yang mengalami dormansi sekunder, yakni proses penghentian
pertumbuhan oleh keadaan lingkungan yang terjadi pada saat biji telah matang dan
dalam proses imbibisi biji. Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama
sebulan setengah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Aji,2012),
bahwa kandungan pada biji salak yakni selulosa.
Selulosa mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi logam berat. Selain itu
menurut afrizal (2008), berdasarkan percobaan sebelumnya telah diketahui bahwa
kayu dan komponenya, seperti selulosa, lignin, hemiselulosa, dan sebagainya, telah
digunakan dalam industri penjernihan air untuk menghilangkan logam berat seperti
Cu(II), Pb(II), Cd(II), Cr(III) dan sebagainya. Dan sebagai tambahan akan kandungan
biji salak yakni air 54,84%, lemak 0,48%, protein 4,22%, karbohidrat 38,9%.
(Ariel,2012).
4
2.2 Syarat Adsorben
Adsorben dari bahan alam yang ramah lingkungan atau material hasil limbah
industry merupakan bahan yang potensial untuk digunakan. Adapun syarat sebagai
adsorben memiliki luas permukaan adsorben yang luas, volume internal yang besar,
yang ditunjukkan dengan porositas. Kekuatan mekanis yang baik serta ketahanan
terhadap abrasi merupakan sifat yang penting, mengingat adsorben akan mengalami
proses regenerasi berulang-ulang pada saat digunakan. Agar dapat memisahkan bahan
dengan baik, maka adsorben harus memiliki kemampuan transfer massa yang baik
(Yang, 2003).
2.3 Tembaga (Cu)
Menurut penelitian Sciban, dkk (2006), logam berat yang biasanya terdapat
dalam limbah industri yaitu ion logam Cu(II) sebesar 18,9 mg/L berada pada pH 7,89
(Shingchen dan Shiaou, 2007) juga menyebutkan kandungan logam berat dalam
limbah industri ion Cu(II) sebesar 20,3 mg/L berada pada sekitar pH 2. Heidmann
dkk, (2008) menyebutkan kandungan Cu(II) sebesar 50 – 250 mg/L pada pH 4,5 –
7,5.
Secara alamiah Cu masuk ke dalam badan perairan sebagai akibat dari
peristiwa erosi atau pengikisan batu mineral. Dalam kondisi normal, keberadaan Cu
dalam perairan ditemukan dalam bentuk senyawa CuCO2, Cu(OH)2, dan lain-lain.
Bila dalam badan perairan terjadi peningkatan kelarutan Cu melebihi ambang
seharusnya, maka akan terjadi peristiwa biomagnifikasi terhadap biota-biota perairan.
Berdasarkan literatur diatas nampak bahwa logam Cu(II) selalu ada didalam
limbah dengan jumlah yang sangat tinggi. Tembaga (Cu) bersifat racun terhadap
semua tumbuhan pada konsentrasi larutan diatas 0,1 ppm, bersifat racun pada domba
pada konsentrasi diatas 20 ppm, mematikan biota laut sepert fitoplankton pada
konsentrasi diatas 0,01 ppm
Tembaga bersifat toksik dan berdampak buruk bagi tubuh, yaitu dalam jumlah
besar dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lidah. Kadar maksimum yang
diperbolehkan adalah 0,05-1,5 ppm. Keracunan sistemik dapat meluas terhadap
5
kerusakan serabut darah (kapiler), kerusakan ginjal, saraf sentral, dan diikuti pula
dengan depresi. Keracunan logam Cu secara kronis menimbulkan penyakit wilson
dan kinsky (Edward, 2001). Apabila keracunan dalam jumlah kecil terus-menerus
dapat menimbulkan pigmentary cirrhosis hati (hati mengeras). Bentuk tembaga yang
paling beracun adalah debu Cu yang dapat menyebabkan kematian pada dosis 3,5
mg/kg. pada manusia efek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh
debu atau uap logam Cu adalah terganggunya pada jalur pernafasan sebelah atas dan
terjadinya kerusakan atropik pada selaput lender yang berhubungan dengan hidung
(Palar, 2004)
2.4 Metode Batch
Pengolahan limbah cair dengan metode adsorption merupakan teknologi yang
mudah dan sesuai untuk mengolah limbah cair industri. Penggunaan adsorben yang
murah dan ramah lingkungan perlu dilakukan agar biaya proses adsorpsi dapat
ditekan (Amuda dan Ibrahim, 2005). Metode adsorpsi ini melibatkan interaksi antara
analit dengan permukaan zat padat (adsorben). Menurut Sawitri et al. (2006), pada
umumnya pengolahan limbah dilakukan dengan cara koagulasi, flokulasi kemudian
sedimentasi. Namun metode tersebut kurang efektif apabila diterapkan pada larutan
yang memiliki konsentrasi logam berat antara 1–1000 mg/L dan membutuhkan bahan
kimia dalam jumlah besar. Dibandingkan dengan metode-metode yang lain, adsorpsi
merupakan metode yang paling banyak digunakan karena metode ini aman, tidak
memberikan efek samping yang membahayakan kesehatan, tidak memerlukan
peralatan yang rumit dan mahal, mudah pengerjaaannya dan dapat didaur ulang
(Erdawati, 2008).
Pengikatan ion logam oleh biosorpsi dapat dilakukan dengan metode batch
maupun metode kolom. Metode kolom dipandang lebih aplikatif dibanding dengan
metode batch. Namun timbul masalah ketika biomassa dikemas di dalam kolom,
biosorpsi akan memadat dan menyebabkan penurunan laju alir secara signifikan
(Gardea-Torresdeyet al.,1998). Oleh karena itu pada penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi dan ukuran absorben dengan menggunakan metode batch.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan ini adalah wadah maserasi, plastik
wrap, gunting, kertas tisu, corong, kertas saring whatman no 42, gelas beaker,
pipet volume, pipet tets, cawan arloji, neraca analitik, oven, kaca pengaduk,
alumunium foil, seperangkat alat ayakan (Restsch), buret 25 ml (kolom),
statif, klem, megnetic stirer, Instrumen spektrofotometer UV-VIS .
3.1.2.Bahan
Bahan yang digunakan adalah biji buah salak, CuSO4.5H2O, aqua DM, dan
metanol 99%
3.2 Lokasi
Pelaksanaan di lakukan di Laboratoriun Dasar Teknik Kimia Univeritas Sebelas
Maret Surakarta.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Adsorben Biji Salak
Biji salak dipisahkan dari buahnya. Kemudian didestruksi dengan cara
dihancurkan menjadi beberapa bagian kecil. Lalu dihaluskan hingga menjadi
serbuk. Serbuk biji salak tersebut dicuci menggunakan aqua DM dan metanol
99% beberapa kali hingga menghasilkan filtrat tak berwarna. Sampel tersebut
dioven sampai kering setiap kali pergantian pelarut. Setelah itu masing-
masing sampel yang sudah kering diayak dengan variasi ukuran 125 μm, 180
μm, 250 μm, dan 425 μm.
3.3.2 Pembuatan Larutan induk Cu(II) 500 ppm
Larutan stok cuprum 500 ppm dibuat dengan menimbang CuSO4.5H2O
sebanyak 1,2475 gram yang dilarutkan menggunakan aqua DM hingga
volumenya 500 mL.
3.3.3 Pembuatan Larutan Kurva Kalibrasi
Larutan Cu(II) 500 ppm dipipet sebanyak 0,1; 0,3; 0,5; 1 dan 1,5 ml,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan dengan
menambahkan aqua DM sampai tanda batas sehingga diperoleh larutan Cu(II)
dengan konsentrasi 1; 3; 5; 10 dan 15 ppm untuk diukur nilai serapannya
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-700 nm.
3.3.4 Studi Adsorpsi Metode Batch
3.3.4.1 Pengaruh Waktu Kontak
7
Adsorben biji salak ukuran 180 μm ditimbang 1 gram kemudian masing-
masing dimasukkan dalam 20 mL larutan Cu(II) 50 ppm, distirer dengan
variasi waktu 15, 30, 45, 60, 90, 120 , dan 180 menit. Larutan disaring dan
filtratnya dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
300-700 nm.
3.3.4.2 Pengaruh Konsentrasi
Adsorben Biji Salak ukuran 180 μm ditimbang 2 gram kemudian masing-
masing dimasukkan dalam 40 ml larutan Cu(II) dengan variasi konsentrasi
15, 30, 50, 70, 100, 150, dan 200 ppm. kemudian distirer sampai batas waktu
serapan optimum. Larutan disaring dan filtratnya dianalisa dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-700 nm. Perlakuan
diulangi dua kali.
3.3.4.3 Pengaruh Ukuran Adsorben
Adsorben biji salak ditimbang sebanyak 2 gram dengan variasi ukuran 125
μm, 180 μm, dan 250 μm, dan 425 μm. Setiap variabel dimasukkan masing-
masing ke dalam 40 ml larutan Cu(II) 30 ppm, kemudian distirer sampai batas
waktu serapan optimum. Larutan disaring dan filtratnya dianalisa dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-700 nm. Perlakuan
diulangi dua kali.
8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 2.159.000,00
2 Bahan habis pakai 445.500,00
3 Perjalanan 1.100.000,00
4 Lain-lain 421.000,00
Jumlah 4.125.000,00
4.2 Jadwal Kegiatan
Keterangan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
bahan baku
Persiapan
peralatan
Persiapan
pereaksi
Penelitian
Analisa hasil
Laporan
akhir
Publikasi
9
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, ―Selulosa Bakterial Nata de Coco Sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi
Logam Cr(III)‖. (2008). Jurusan kimia, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta.
Aji, B.K. dan F. Kurniawan. 2012. Pemanfaatan Serbuk Biji Salak (Salacca zalacca)
sebagai Adsorben Cr(VI) dengan Metode Batch dan Kolom. Jurnal Sains
POMITS. 1 (1): 1-6.
Amuda, O.S. and Ibrahim, A.O., (2006), Industrial wastewater treatment using
natural material as adsorbent, African Journal of Biotechnology, Vol. 5 (16),
pp. 1483-1487
Ariel N.A.K dan Stefani O. 2012. Kandungan Gizi Biji Salak (Salacca edulis)
Ditelaah dari Berbagai Metode Pelunakan Biji.
Erdawati,‖Kapasitas Adsorpsi Kitosan dan Nanomagnetik Kitosan terhadap Ion
Ni(II)‖,(2008) Prosiding, Seminar Nasional Sains dan Teknologi Universitas
Lampung, Lampung
Gardea-Torresdey, J.L., Tieman, J.H. Gonzales, J.A., Henning and
M.S.Towsend.,‖Removal Of Copper Ions From Solution By Silica-
Immobilized Medicago Sativa (Alfalfa)‖,(1998) Departement Of Chemistry,
University of Texas at El Paso.
Heidmann, Ilona, Wolfgang Calmano, (2008),” Removal of Zn(II), Cu(II), Ni(II),
Ag(I) and Cr(VI) present in aqueous solutions by aluminium
electrocoagulation”, Journal of Hazardous Materials, P.934-941
Mc Donald, P., A. Edwards dan J. F. D. Green haigh. 2001. Animal Nutrition. 4th Ed,
Longman Scientific and Technical. Copublishing in The USA with John Wiley
and Sons. Inc. New York.
Palar , H. 2004. Pencemaran dan Toksilogi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta
Sawitri, Dewi Erina dan Sutrisno, Tri.,‖Adsorpsi Khrom (VI) dari Limbah Cair
Industri Pelapisan Logam dengan Arang Eceng Gondok (Eichornia
10
crossipes)‖, (2006) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro Semarang
Sciban, M., Radetic, B., Kevresan, Z., dan Klasnja, M. 2006. “Adsorption of Heavy
Metals From electroplating wastewater by Wood Sawdus”. Journal of
Bioresource Tecnohlogy. 98, hal.402-409.
Shingchen, Shiao, (2007),.”Chromate reduction by waste iron from electroplating
wastewater using plug flow reactor”, Journal of Hazardous Materials, P.
1092-1097
Xirokostas, N., Korkolis, A., Diamantopoulou, L.,Zarkathoula, Th., and Moutsatsou,
A., (2003).”Characterisation of metal retention agents and study of their
application in liquid wastes”. Global Nest: the Int.J., Vol 5, No 1.pp. 29-37
Yang, R.T., (2003). Adsorbents: fundamentals and Applications, John Wiley & Sons,
Inc., pp. 86-88
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Ketua Pelaksana Kegiatan
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Alfa Tegar Augusta
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NIM I0512006
5. Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 7 Juni 1994
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/ HP 081915456710
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Bunda Hati
Kudus
SMP N 8
Magelang
SMA N 1
Magelang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
2000-2006 2006-2009 2009-2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian Dikti.
Surakarta, September 2014
Pengusul,
(Alfa Tegar Augusta)
NIM. I0512006
Anggota Pelaksana Kegiatan 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Mita Anggraini Cahyaningrum
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NIM I0512036
5. Tempat dan Tanggal
Lahir
Surakarta, 31 Mei 1994
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/ HP 0085702424318
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Laweyan
Surakarta
SMP N 19
Surakarta
SMA N 4
Surakarta
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
2000-2006 2006-2009 2009-2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian Dikti.
Surakarta, September 2014
Pengusul,
(Mita Anggraini C)
NIM. I0512036
Anggota Pelaksana Kegiatan 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Rizqa Amalia Devi
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NIM I0512054
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pekalongan, 13 September 1994
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/ HP 08561776692
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Panjang
Wetan 02
SMP N 02
Pekalongan
SMA N 1
Pekalongan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
2000-2006 2006-2009 2009-2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Kewirausahaan Dikti.
Surakarta, September 2014
Pengusul,
(Rizqa Amalia Devi)
NIM. I0512054
Anggota Pelaksana Kegiatan 3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Shabika Pangestika Ramadhani
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NIM I0513047
5. Tempat dan Tanggal
Lahir
Muara Enim, 2 Februari 1996
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/ HP 082186310234
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 11 Muara
Enim
SMP N 1 Muara
Enim
SMA N 1
Muara Enim
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
2001-2007 2007-2010 2010-2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Kewirausahaan Dikti.
Surakarta, September 2014
Pengusul,
(Shabika Pangestika R)
NIM.I0513047
Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Mujtahid Kaavessina, ST, MT, Ph.D
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NIDN 0024097904
5. Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 24 September 1979
6. E-mail [email protected]
7. Nomor Telepon/ HP 085854672032
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Univ. Gadjah
Mada (UGM)
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember (ITS)
King Saud
University (KSU)
Bidang Ilmu T Kimia T Kimia T Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1998-2003 2005-2007 2008-2013
Judul Skripsi/Thesis/
Disertasi
Prarancangan
Pabrik Gas
Sintesa dari
Batubara
Pembuatan
microsphere
polistiren
dengan proses
presipitasi
antisolvent
superkritis
Synthesis and
characterization
of biodegradable
poly(lactic acid)
and its
engineering
applications
Nama Pembimbing/
Promotor
-. Dr. Ir. Sarto
M.Sc
-. Dr.Ir.
Sumarno, M.Eng
-. Ir. Lindu
Sunarko, MS
-. Prof. Dr. Saeed
M. Alzahrani
-. Prof. Dr. Rabeh
Al Elleithy
-. Dr. Ilias Ali
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 Regional Symposium
on Chemical
Engineering 14th,
Production of microsphere
polystyrene by supercritical
antisolvent precipitation
process: ASES method
Yogyakarta, 4-5
December 2007
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
( Rp) Keterangan
Sewa
peralatan
penunjang
(UV Vis)
Mengukur
adsorbansi dan
analisa hasil
studi
6 jam 150.000,00 900.000,00
Blender
Philip [HR
2108]
Menghaluskan
biji salak
menjadi serbuk
1 buah 441.900,00 450.000,00
Pengayak
Menyaring
serbuk agar
didapat ukuran
serbuk yang
seragam
3 buah 15.000,00 45.000,00
Loyang
untuk
mengoven
Wadah untuk
menampung biji
salak saat dioven
2 buah 50.000,00 150.000,00
Gunting Untuk keperluan
memotong 2 buah 10.000,00 20 000,00
Alumunium
foil ukuran
8x8
Menutup serbuk
biji salak pada
wadah maserasi
10 buah 35.000,00 350.000,00
Kertas tisu Untuk sterilisai
alat 10 buah 14.000,00 140.000,00
Kertas saring
Untuk
memisahkan
serbuk biji salak
dari filtrate saat
pencucian
1 kotak
(100 lembar) 34.000,00 34.000,00
Wadah
Maserasi
Untuk wadah
saat
menegeringkan
2 buah 35.000,00 70.000,00
SUB TOTAL (Rp) 2.159.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp) Keterangan
Biji buah
salak
Bahan baku utama
adsorben 30 kg 6.000,00 180.000,00
CuSO4.5H2O Untuk membuat
larutan induk 3 kg 35.000,00 105.000,00
Aqua DM Mencuci serbuk biji
salak
1 jerigen
(20 liter) 60.000,00 60.000,00
Metanol 99% Mencuci serbuk biji
salak 10 liter 10.000,00 100.000,00
SUB TOTAL (Rp) 445.000,00
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp) Keterangan
Perjalanan ke
Yogyakarta
membeli peralatan
penunjang dan
bahan
3 300.000,00 900.000,00
Perjalanan
sekitar kota
Surakarta
membeli peralatan
penunjang dan
bahan
1 200.000,00 200.000,00
SUB TOTAL (Rp) 1.100.000,00
4. Lain – lain
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp) Keterangan
Kertas HVS mencetak laporan 2 38.000,00 76.000,00
Tinta printer
hitam mencetak laporan 1 35.000,00 35.000,00
Tinta printer
warna mencetak laporan 2 40.000,00 80.000,00
Bolpoin
menulis
perkembangan
pelaksanaan
5 15,000,00 75.000,00
Logbook
mencatat
perkembangan
pelaksanaan
1 20.000,00 20.000,00
Penggandaan
proposal
sebagai arsip
pelaksanaan 5 7.500,00 37.500,00
Penggandaan
proposal
hasil
melaporkan hasil
pelaksanaan 5 4.500,00 22.500,00
Dokumentasi sebagai arsip
dokumentasi 1 60.000,00 60.000,00
CD sebagai arsip dalam
bentuk file 3 5.000,00 15.000,00
SUB TOTAL(Rp) 421.000,00
Total Keseluruhan 4.125.000,00
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam /
minggu)
Uraian Tugas
1 Alfa Tegar
Augusta/
I 0512006
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
12 Mengatur dan
mengontrol
pelaksanaan
kegiatan
Melaksanakan
kegiatan
2 Mita Anggraini
Cahyaningrum/
I 0512036
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
12 Mencatat
hasil
pelaksanaan
Mengatur
keuangan
Melaksanakan
kegiatan
3 Rizqa Amalia
Devi/
I 0512054
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
12 Mencari
literatur
sebagai
penunjang
pelaksanaan
kegiatan
Melaksanakan
kegiatan
4 Shabika
Pangestika
Ramadhani/
I 0513047
Teknik
Kimia
Teknik
Kimia
12 Mencari
literatur
sebagai
penunjang
pelaksanaan
kegiatan
Melaksanakan
kegiatan