25
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH BIJI SALAK (Salacca zalacca) SEBAGAI ADSORBEN Cu DENGAN METODE BATCH BIDANG KEGIATAN: PKM-P Diusulkan Oleh: 1. Alfa Tegar Augusta I 0512006/2012 2. Mita Anggraini Cahyaningrum I 0512036/2012 3. Rizqa Amalia Devi I 0512054/2012 4. Shabika Pangestika Ramadhani I 0513047/2013 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH BIJI SALAK (Salacca zalacca) SEBAGAI

ADSORBEN Cu DENGAN METODE BATCH

BIDANG KEGIATAN:

PKM-P

Diusulkan Oleh:

1. Alfa Tegar Augusta I 0512006/2012

2. Mita Anggraini Cahyaningrum I 0512036/2012

3. Rizqa Amalia Devi I 0512054/2012

4. Shabika Pangestika Ramadhani I 0513047/2013

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

ii

NIDN 0024097904

Page 3: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN KULIT MUKA ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

RINGKASAN .................................................................................................. iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................. 2

1.5 Manfaat ............................................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biji Salak ......................................................................................... 3

2.2 Syarat Adsorben .............................................................................. 4

2.3 Tembaga (Cu) .................................................................................. 4

2.4 Metode Batch ................................................................................... 5

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan ................................................................................ 6

3.2 Lokasi .............................................................................................. 6

3.3 Cara Kerja ........................................................................................ 6

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya ............................................................................... 8

4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

LAMPIRAN

Page 4: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

iv

RINGKASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji biji salak (Salacca zallaca)

sebagai absorben Cu(II) dengan menggunakan metode batch. Biji salak dipreparasi

hingga menjadi serbuk. Serbuk biji salak dicuci dengan aqua DM dan metanol.

Setelah itu diayak dengan variasi ukuran partikel 125, 180, 250 dan 425 μm.

Beberapa parameter variasi yang digunakan adalah pengaruh waktu kontak,

konsentrasi larutan Cu(II), ukuran partikel, laju alir dalam proses adsorpsi untuk

mendapatkan kondisi optimum adsorpsi. Konsentrasi ion logam pada semua

perlakuan ditentukan dengan Spektrofotometer UV-Vis. Produk ini dapat

diimplementasikan dalam industri sebagai alternatif adsorber yang alami, ramah

lingkungan, murah, dan efektif untuk digunakan pada proses pengolahan limbah.

Kata kunci: Biji salak, Adsorpsi, Metode Batch, UV-VIS

Page 5: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dengan semakin berkembangnya industri, seperti industri kertas, tekstil,

penyamak kulit dan sebagainya, semakin banyak pula logam berat yang dibuang

sebagai limbah. Logam yang dimaksud adalah timbal (Pb), kromium (Cr), tembaga

(Cu), kadmium (Cd), nikel (Ni), dan seng (Zn). Limbah ini akan menyebabkan

pencemaran serius terhadap lingkungan jika kandungan logam berat yang terdapat di

dalamnya melebihi ambang batas dan akan menyebabkan penyakit serius bagi

manusia apabila terakumulasi di dalam tubuh. Limbah cair yang mengandung logam

berat juga akan memberikan pengaruh yang berbahaya terhadap lingkungan. Hal ini

dikarenakan logam-logam tersebut bersifat tahan lama dan keracunannya bisa

bertahan dalam waktu yang sangat lama pula.

Logam Cuprum (tembaga) merupakan salah satu logam berat yang

keberadaan dalam lingkungan dapat berasal dari pembuangan air limbah industri

kimia yang berasal dari industri penyamakan kulit, pelapisan logam, tekstil, maupun

industry cat. Dalam air limbah, tembaga dapat diemukan sebagai Cu(I), Cu(II), dan

Cu(III) yang berbentuk padat, namun keberadaan tembaga(III) sangat jarang

ditemukan. Tembaga bersifat toksik dan berdampak buruk bagi tubuh, yaitu dalam

jumlah besar dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lidah. Kadar maksimum yang

diperbolehkan adalah 0,05-1,5 ppm. Keracunan sistemik dapat meluas terhadap

kerusakan serabut darah (kapiler), kerusakan ginjal, saraf sentral, dan diikuti pula

dengan depresi,dan dapat meyebebkan kematian. Beberapa metode kimia maupun

biologis telah dicoba untuk mengambil logam berat khususnya Cu(II) yang terdapat

di dalam limbah, diantaranya adsorpsi, pertukaran ion, pemisahan dengan membran.

Proses adsorpsi lebih banyak dipakai dalam industri karena lebih ekonomis

Kebanyakan adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah alumina,

karbon aktif, silica gel, dan zeolit. Adsorben tersebut mempunyai kemampuan

adsorpsi yang baik tetapi tidak ekonomis. Dewasa ini sedang digalakkan penelitian

mengenai penggunaan adsorben alternatif yang berasal dari alam, dimana selain

memiliki kemampuan adsorpsi yang baik juga ekonomis. Salah satunya adalah

dengan memanfaatkan limbah biji salak sebagai adsorben alami logam Cu.

Salak merupakan salah satu komoditas buah asli dari Indonesia. Menurut

Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2013), produksi salak di Indonesia dalam

3 tahun terakhir, 2010, 2011, dan 2012 berturut-turut mencapai 749.876, 1.082.115,

dan 1.035.406 ton. Saat ini salak tidak hanya dikonsumsi sebagai buah meja saja

tetapi juga banyak diolah menjadi panganan lain seperti keripik, manisan, jus, dan

Page 6: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

2

lain-lain. Edible portion dari buah salak hanya berkisar antara 56-65% (Supriyadi et

al., 2002). Sehingga, limbah salak dapat mencapai 35-44% dari jumlah salak yang

diolah atau dikonsumsi. Biji salak memiliki porsi sebesar 25-30%, sedangkan kulit

salak memiliki porsi 10-14% dari bobot total buah salak (Supriyadi et al., 2002).

Berdasarkan perbandingan jumlah tersebut, biji salak memiliki potensi yang lebih

besar untuk dimanfaatkan daripada kulit salak.Namun pemanfaatan biji dari buah

salak kurang mendapat perhatian dikarenakan bentuknya yang keras dan kasar. Oleh

karena itu untuk meningkatkan nilai ekonomis dari tumbuhan ini, biji salak

dimanfaatkan sebagai absorben Cu(II) dengan menggunakan metode batch yang

diharapkan mampu mengoptimalkan usaha dari pengolahan limbah lingkungan.

Salak termasuk dalam angiospermae yaitu tumbuhan berbiji tertutup.

Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang memiliki struktur dinding sel yang

kaku yang tersusun dari senyawa selulosa. Selulosa adalah komponen struktur utama

pada dinding sel tumbuhan dan unsur yang paling berlimpah. Selulosa mempunyai

kemampuan untuk mengadsorpsi logam berat. Selain itu menurut afrizal (2008),

berdasarkan percobaan sebelumnya telah diketahui bahwa kayu dan komponenya,

seperti selulosa, lignin, hemiselulosa, dan sebagainya, telah digunakan dalam industri

penjernihan air untuk menghilangkan logam berat seperti Cu(II), Pb(II), Cd(II),

Cr(III) dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, ekstrak selulosa yang berasal dari

biji salak dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kandungan logam Cr(VI) dalam air

ataupun limbah.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana kemampuan serbuk

biji salak (Salacca zallaca) sebagai adsorben pada adsorbat Cu(II).

1.3 Tujuan

Tujuan pelaksanaan ini adalah bertujuan untuk menguji biji salak (Salacca

zallaca) sebagai absorben Cu(II) dengan menggunakan metode batch.

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Dari PKM ini diharapkan dapat diperoleh suatu produk berupa produk biji

salak sebagai adsorben logam Cu(II). Produk ini dapat diimplementasikan dalam

industri sebagai alternatif adsorber yang alami, ramah lingkungan, murah, dan efektif

untuk digunakan pada proses pengolahan limbah.

Page 7: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

3

1.5 Manfaat

Serbuk biji salak yang dimanfaatkan sebagai adsorben Cu(II) diharapkan

dapat menjadi alternatif solusi untuk masalah pencemaran lingkungan akibat

kontaminasi logam berat khususnya tembaga. Selain itu pemanfaatan biji salak ini

juga diharapkan dapat mengurangi limbah sisa produksi olahan buah salak, yakni biji

salak, yang selama ini hanya dibuang begitu saja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biji Salak

Buah Salak terdiri atas 3 bagian utama yakni kulit buah, daging buah dan biji.

Pada salak, biji berwarna kehitaman dan memiliki struktur sebagian cembung dan

sebagian datar. Dan pada tiap 1 daging buah, hanya terdapat 1 biji. Biji salak

termasuk dalam biji yang mengalami dormansi sekunder, yakni proses penghentian

pertumbuhan oleh keadaan lingkungan yang terjadi pada saat biji telah matang dan

dalam proses imbibisi biji. Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

sebulan setengah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Aji,2012),

bahwa kandungan pada biji salak yakni selulosa.

Selulosa mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi logam berat. Selain itu

menurut afrizal (2008), berdasarkan percobaan sebelumnya telah diketahui bahwa

kayu dan komponenya, seperti selulosa, lignin, hemiselulosa, dan sebagainya, telah

digunakan dalam industri penjernihan air untuk menghilangkan logam berat seperti

Cu(II), Pb(II), Cd(II), Cr(III) dan sebagainya. Dan sebagai tambahan akan kandungan

biji salak yakni air 54,84%, lemak 0,48%, protein 4,22%, karbohidrat 38,9%.

(Ariel,2012).

Page 8: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

4

2.2 Syarat Adsorben

Adsorben dari bahan alam yang ramah lingkungan atau material hasil limbah

industry merupakan bahan yang potensial untuk digunakan. Adapun syarat sebagai

adsorben memiliki luas permukaan adsorben yang luas, volume internal yang besar,

yang ditunjukkan dengan porositas. Kekuatan mekanis yang baik serta ketahanan

terhadap abrasi merupakan sifat yang penting, mengingat adsorben akan mengalami

proses regenerasi berulang-ulang pada saat digunakan. Agar dapat memisahkan bahan

dengan baik, maka adsorben harus memiliki kemampuan transfer massa yang baik

(Yang, 2003).

2.3 Tembaga (Cu)

Menurut penelitian Sciban, dkk (2006), logam berat yang biasanya terdapat

dalam limbah industri yaitu ion logam Cu(II) sebesar 18,9 mg/L berada pada pH 7,89

(Shingchen dan Shiaou, 2007) juga menyebutkan kandungan logam berat dalam

limbah industri ion Cu(II) sebesar 20,3 mg/L berada pada sekitar pH 2. Heidmann

dkk, (2008) menyebutkan kandungan Cu(II) sebesar 50 – 250 mg/L pada pH 4,5 –

7,5.

Secara alamiah Cu masuk ke dalam badan perairan sebagai akibat dari

peristiwa erosi atau pengikisan batu mineral. Dalam kondisi normal, keberadaan Cu

dalam perairan ditemukan dalam bentuk senyawa CuCO2, Cu(OH)2, dan lain-lain.

Bila dalam badan perairan terjadi peningkatan kelarutan Cu melebihi ambang

seharusnya, maka akan terjadi peristiwa biomagnifikasi terhadap biota-biota perairan.

Berdasarkan literatur diatas nampak bahwa logam Cu(II) selalu ada didalam

limbah dengan jumlah yang sangat tinggi. Tembaga (Cu) bersifat racun terhadap

semua tumbuhan pada konsentrasi larutan diatas 0,1 ppm, bersifat racun pada domba

pada konsentrasi diatas 20 ppm, mematikan biota laut sepert fitoplankton pada

konsentrasi diatas 0,01 ppm

Tembaga bersifat toksik dan berdampak buruk bagi tubuh, yaitu dalam jumlah

besar dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lidah. Kadar maksimum yang

diperbolehkan adalah 0,05-1,5 ppm. Keracunan sistemik dapat meluas terhadap

Page 9: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

5

kerusakan serabut darah (kapiler), kerusakan ginjal, saraf sentral, dan diikuti pula

dengan depresi. Keracunan logam Cu secara kronis menimbulkan penyakit wilson

dan kinsky (Edward, 2001). Apabila keracunan dalam jumlah kecil terus-menerus

dapat menimbulkan pigmentary cirrhosis hati (hati mengeras). Bentuk tembaga yang

paling beracun adalah debu Cu yang dapat menyebabkan kematian pada dosis 3,5

mg/kg. pada manusia efek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh

debu atau uap logam Cu adalah terganggunya pada jalur pernafasan sebelah atas dan

terjadinya kerusakan atropik pada selaput lender yang berhubungan dengan hidung

(Palar, 2004)

2.4 Metode Batch

Pengolahan limbah cair dengan metode adsorption merupakan teknologi yang

mudah dan sesuai untuk mengolah limbah cair industri. Penggunaan adsorben yang

murah dan ramah lingkungan perlu dilakukan agar biaya proses adsorpsi dapat

ditekan (Amuda dan Ibrahim, 2005). Metode adsorpsi ini melibatkan interaksi antara

analit dengan permukaan zat padat (adsorben). Menurut Sawitri et al. (2006), pada

umumnya pengolahan limbah dilakukan dengan cara koagulasi, flokulasi kemudian

sedimentasi. Namun metode tersebut kurang efektif apabila diterapkan pada larutan

yang memiliki konsentrasi logam berat antara 1–1000 mg/L dan membutuhkan bahan

kimia dalam jumlah besar. Dibandingkan dengan metode-metode yang lain, adsorpsi

merupakan metode yang paling banyak digunakan karena metode ini aman, tidak

memberikan efek samping yang membahayakan kesehatan, tidak memerlukan

peralatan yang rumit dan mahal, mudah pengerjaaannya dan dapat didaur ulang

(Erdawati, 2008).

Pengikatan ion logam oleh biosorpsi dapat dilakukan dengan metode batch

maupun metode kolom. Metode kolom dipandang lebih aplikatif dibanding dengan

metode batch. Namun timbul masalah ketika biomassa dikemas di dalam kolom,

biosorpsi akan memadat dan menyebabkan penurunan laju alir secara signifikan

(Gardea-Torresdeyet al.,1998). Oleh karena itu pada penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh konsentrasi dan ukuran absorben dengan menggunakan metode batch.

Page 10: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

6

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan ini adalah wadah maserasi, plastik

wrap, gunting, kertas tisu, corong, kertas saring whatman no 42, gelas beaker,

pipet volume, pipet tets, cawan arloji, neraca analitik, oven, kaca pengaduk,

alumunium foil, seperangkat alat ayakan (Restsch), buret 25 ml (kolom),

statif, klem, megnetic stirer, Instrumen spektrofotometer UV-VIS .

3.1.2.Bahan

Bahan yang digunakan adalah biji buah salak, CuSO4.5H2O, aqua DM, dan

metanol 99%

3.2 Lokasi

Pelaksanaan di lakukan di Laboratoriun Dasar Teknik Kimia Univeritas Sebelas

Maret Surakarta.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pembuatan Adsorben Biji Salak

Biji salak dipisahkan dari buahnya. Kemudian didestruksi dengan cara

dihancurkan menjadi beberapa bagian kecil. Lalu dihaluskan hingga menjadi

serbuk. Serbuk biji salak tersebut dicuci menggunakan aqua DM dan metanol

99% beberapa kali hingga menghasilkan filtrat tak berwarna. Sampel tersebut

dioven sampai kering setiap kali pergantian pelarut. Setelah itu masing-

masing sampel yang sudah kering diayak dengan variasi ukuran 125 μm, 180

μm, 250 μm, dan 425 μm.

3.3.2 Pembuatan Larutan induk Cu(II) 500 ppm

Larutan stok cuprum 500 ppm dibuat dengan menimbang CuSO4.5H2O

sebanyak 1,2475 gram yang dilarutkan menggunakan aqua DM hingga

volumenya 500 mL.

3.3.3 Pembuatan Larutan Kurva Kalibrasi

Larutan Cu(II) 500 ppm dipipet sebanyak 0,1; 0,3; 0,5; 1 dan 1,5 ml,

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan dengan

menambahkan aqua DM sampai tanda batas sehingga diperoleh larutan Cu(II)

dengan konsentrasi 1; 3; 5; 10 dan 15 ppm untuk diukur nilai serapannya

dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-700 nm.

3.3.4 Studi Adsorpsi Metode Batch

3.3.4.1 Pengaruh Waktu Kontak

Page 11: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

7

Adsorben biji salak ukuran 180 μm ditimbang 1 gram kemudian masing-

masing dimasukkan dalam 20 mL larutan Cu(II) 50 ppm, distirer dengan

variasi waktu 15, 30, 45, 60, 90, 120 , dan 180 menit. Larutan disaring dan

filtratnya dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

300-700 nm.

3.3.4.2 Pengaruh Konsentrasi

Adsorben Biji Salak ukuran 180 μm ditimbang 2 gram kemudian masing-

masing dimasukkan dalam 40 ml larutan Cu(II) dengan variasi konsentrasi

15, 30, 50, 70, 100, 150, dan 200 ppm. kemudian distirer sampai batas waktu

serapan optimum. Larutan disaring dan filtratnya dianalisa dengan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-700 nm. Perlakuan

diulangi dua kali.

3.3.4.3 Pengaruh Ukuran Adsorben

Adsorben biji salak ditimbang sebanyak 2 gram dengan variasi ukuran 125

μm, 180 μm, dan 250 μm, dan 425 μm. Setiap variabel dimasukkan masing-

masing ke dalam 40 ml larutan Cu(II) 30 ppm, kemudian distirer sampai batas

waktu serapan optimum. Larutan disaring dan filtratnya dianalisa dengan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 300-700 nm. Perlakuan

diulangi dua kali.

Page 12: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

8

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang 2.159.000,00

2 Bahan habis pakai 445.500,00

3 Perjalanan 1.100.000,00

4 Lain-lain 421.000,00

Jumlah 4.125.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

Keterangan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

bahan baku

Persiapan

peralatan

Persiapan

pereaksi

Penelitian

Analisa hasil

Laporan

akhir

Publikasi

Page 13: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

9

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, ―Selulosa Bakterial Nata de Coco Sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi

Logam Cr(III)‖. (2008). Jurusan kimia, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta.

Aji, B.K. dan F. Kurniawan. 2012. Pemanfaatan Serbuk Biji Salak (Salacca zalacca)

sebagai Adsorben Cr(VI) dengan Metode Batch dan Kolom. Jurnal Sains

POMITS. 1 (1): 1-6.

Amuda, O.S. and Ibrahim, A.O., (2006), Industrial wastewater treatment using

natural material as adsorbent, African Journal of Biotechnology, Vol. 5 (16),

pp. 1483-1487

Ariel N.A.K dan Stefani O. 2012. Kandungan Gizi Biji Salak (Salacca edulis)

Ditelaah dari Berbagai Metode Pelunakan Biji.

Erdawati,‖Kapasitas Adsorpsi Kitosan dan Nanomagnetik Kitosan terhadap Ion

Ni(II)‖,(2008) Prosiding, Seminar Nasional Sains dan Teknologi Universitas

Lampung, Lampung

Gardea-Torresdey, J.L., Tieman, J.H. Gonzales, J.A., Henning and

M.S.Towsend.,‖Removal Of Copper Ions From Solution By Silica-

Immobilized Medicago Sativa (Alfalfa)‖,(1998) Departement Of Chemistry,

University of Texas at El Paso.

Heidmann, Ilona, Wolfgang Calmano, (2008),” Removal of Zn(II), Cu(II), Ni(II),

Ag(I) and Cr(VI) present in aqueous solutions by aluminium

electrocoagulation”, Journal of Hazardous Materials, P.934-941

Mc Donald, P., A. Edwards dan J. F. D. Green haigh. 2001. Animal Nutrition. 4th Ed,

Longman Scientific and Technical. Copublishing in The USA with John Wiley

and Sons. Inc. New York.

Palar , H. 2004. Pencemaran dan Toksilogi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta

Sawitri, Dewi Erina dan Sutrisno, Tri.,‖Adsorpsi Khrom (VI) dari Limbah Cair

Industri Pelapisan Logam dengan Arang Eceng Gondok (Eichornia

Page 14: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

10

crossipes)‖, (2006) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Diponegoro Semarang

Sciban, M., Radetic, B., Kevresan, Z., dan Klasnja, M. 2006. “Adsorption of Heavy

Metals From electroplating wastewater by Wood Sawdus”. Journal of

Bioresource Tecnohlogy. 98, hal.402-409.

Shingchen, Shiao, (2007),.”Chromate reduction by waste iron from electroplating

wastewater using plug flow reactor”, Journal of Hazardous Materials, P.

1092-1097

Xirokostas, N., Korkolis, A., Diamantopoulou, L.,Zarkathoula, Th., and Moutsatsou,

A., (2003).”Characterisation of metal retention agents and study of their

application in liquid wastes”. Global Nest: the Int.J., Vol 5, No 1.pp. 29-37

Yang, R.T., (2003). Adsorbents: fundamentals and Applications, John Wiley & Sons,

Inc., pp. 86-88

Page 15: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

Ketua Pelaksana Kegiatan

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Alfa Tegar Augusta

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Program Studi Teknik Kimia

4. NIM I0512006

5. Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 7 Juni 1994

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/ HP 081915456710

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Bunda Hati

Kudus

SMP N 8

Magelang

SMA N 1

Magelang

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-

Lulus

2000-2006 2006-2009 2009-2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian

biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian Dikti.

Surakarta, September 2014

Pengusul,

(Alfa Tegar Augusta)

NIM. I0512006

Page 16: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Anggota Pelaksana Kegiatan 1

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Mita Anggraini Cahyaningrum

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Teknik Kimia

4. NIM I0512036

5. Tempat dan Tanggal

Lahir

Surakarta, 31 Mei 1994

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/ HP 0085702424318

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N Laweyan

Surakarta

SMP N 19

Surakarta

SMA N 4

Surakarta

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-

Lulus

2000-2006 2006-2009 2009-2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian Dikti.

Surakarta, September 2014

Pengusul,

(Mita Anggraini C)

NIM. I0512036

Page 17: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Anggota Pelaksana Kegiatan 2

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Rizqa Amalia Devi

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Teknik Kimia

4. NIM I0512054

5. Tempat dan Tanggal Lahir Pekalongan, 13 September 1994

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/ HP 08561776692

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N Panjang

Wetan 02

SMP N 02

Pekalongan

SMA N 1

Pekalongan

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-

Lulus

2000-2006 2006-2009 2009-2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Kewirausahaan Dikti.

Surakarta, September 2014

Pengusul,

(Rizqa Amalia Devi)

NIM. I0512054

Page 18: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Anggota Pelaksana Kegiatan 3

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Shabika Pangestika Ramadhani

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Teknik Kimia

4. NIM I0513047

5. Tempat dan Tanggal

Lahir

Muara Enim, 2 Februari 1996

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/ HP 082186310234

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 11 Muara

Enim

SMP N 1 Muara

Enim

SMA N 1

Muara Enim

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-

Lulus

2001-2007 2007-2010 2010-2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Kewirausahaan Dikti.

Surakarta, September 2014

Pengusul,

(Shabika Pangestika R)

NIM.I0513047

Page 19: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Mujtahid Kaavessina, ST, MT, Ph.D

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Program Studi Teknik Kimia

4. NIDN 0024097904

5. Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 24 September 1979

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/ HP 085854672032

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

Univ. Gadjah

Mada (UGM)

Institut

Teknologi

Sepuluh

Nopember (ITS)

King Saud

University (KSU)

Bidang Ilmu T Kimia T Kimia T Kimia

Tahun Masuk-Lulus 1998-2003 2005-2007 2008-2013

Judul Skripsi/Thesis/

Disertasi

Prarancangan

Pabrik Gas

Sintesa dari

Batubara

Pembuatan

microsphere

polistiren

dengan proses

presipitasi

antisolvent

superkritis

Synthesis and

characterization

of biodegradable

poly(lactic acid)

and its

engineering

applications

Nama Pembimbing/

Promotor

-. Dr. Ir. Sarto

M.Sc

-. Dr.Ir.

Sumarno, M.Eng

-. Ir. Lindu

Sunarko, MS

-. Prof. Dr. Saeed

M. Alzahrani

-. Prof. Dr. Rabeh

Al Elleithy

-. Dr. Ilias Ali

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Pertemuan

Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 Regional Symposium

on Chemical

Engineering 14th,

Production of microsphere

polystyrene by supercritical

antisolvent precipitation

process: ASES method

Yogyakarta, 4-5

December 2007

Page 20: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama
Page 21: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan

( Rp) Keterangan

Sewa

peralatan

penunjang

(UV Vis)

Mengukur

adsorbansi dan

analisa hasil

studi

6 jam 150.000,00 900.000,00

Blender

Philip [HR

2108]

Menghaluskan

biji salak

menjadi serbuk

1 buah 441.900,00 450.000,00

Pengayak

Menyaring

serbuk agar

didapat ukuran

serbuk yang

seragam

3 buah 15.000,00 45.000,00

Loyang

untuk

mengoven

Wadah untuk

menampung biji

salak saat dioven

2 buah 50.000,00 150.000,00

Gunting Untuk keperluan

memotong 2 buah 10.000,00 20 000,00

Alumunium

foil ukuran

8x8

Menutup serbuk

biji salak pada

wadah maserasi

10 buah 35.000,00 350.000,00

Kertas tisu Untuk sterilisai

alat 10 buah 14.000,00 140.000,00

Kertas saring

Untuk

memisahkan

serbuk biji salak

dari filtrate saat

pencucian

1 kotak

(100 lembar) 34.000,00 34.000,00

Wadah

Maserasi

Untuk wadah

saat

menegeringkan

2 buah 35.000,00 70.000,00

SUB TOTAL (Rp) 2.159.000,00

Page 22: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan

(Rp) Keterangan

Biji buah

salak

Bahan baku utama

adsorben 30 kg 6.000,00 180.000,00

CuSO4.5H2O Untuk membuat

larutan induk 3 kg 35.000,00 105.000,00

Aqua DM Mencuci serbuk biji

salak

1 jerigen

(20 liter) 60.000,00 60.000,00

Metanol 99% Mencuci serbuk biji

salak 10 liter 10.000,00 100.000,00

SUB TOTAL (Rp) 445.000,00

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan

(Rp) Keterangan

Perjalanan ke

Yogyakarta

membeli peralatan

penunjang dan

bahan

3 300.000,00 900.000,00

Perjalanan

sekitar kota

Surakarta

membeli peralatan

penunjang dan

bahan

1 200.000,00 200.000,00

SUB TOTAL (Rp) 1.100.000,00

4. Lain – lain

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan

(Rp) Keterangan

Kertas HVS mencetak laporan 2 38.000,00 76.000,00

Tinta printer

hitam mencetak laporan 1 35.000,00 35.000,00

Tinta printer

warna mencetak laporan 2 40.000,00 80.000,00

Bolpoin

menulis

perkembangan

pelaksanaan

5 15,000,00 75.000,00

Logbook

mencatat

perkembangan

pelaksanaan

1 20.000,00 20.000,00

Penggandaan

proposal

sebagai arsip

pelaksanaan 5 7.500,00 37.500,00

Penggandaan

proposal

hasil

melaporkan hasil

pelaksanaan 5 4.500,00 22.500,00

Page 23: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Dokumentasi sebagai arsip

dokumentasi 1 60.000,00 60.000,00

CD sebagai arsip dalam

bentuk file 3 5.000,00 15.000,00

SUB TOTAL(Rp) 421.000,00

Total Keseluruhan 4.125.000,00

Page 24: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam /

minggu)

Uraian Tugas

1 Alfa Tegar

Augusta/

I 0512006

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

12 Mengatur dan

mengontrol

pelaksanaan

kegiatan

Melaksanakan

kegiatan

2 Mita Anggraini

Cahyaningrum/

I 0512036

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

12 Mencatat

hasil

pelaksanaan

Mengatur

keuangan

Melaksanakan

kegiatan

3 Rizqa Amalia

Devi/

I 0512054

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

12 Mencari

literatur

sebagai

penunjang

pelaksanaan

kegiatan

Melaksanakan

kegiatan

4 Shabika

Pangestika

Ramadhani/

I 0513047

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

12 Mencari

literatur

sebagai

penunjang

pelaksanaan

kegiatan

Melaksanakan

kegiatan

Page 25: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014pkm.uns.ac.id/.../I0512006_001027_PEMANFAATAN_LIMBAH_BIJI_SALAK_.pdf · 3.3 Cara Kerja ... Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama