36
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE TRANSPORT LAYER DAN ELECTRON TRANSPORT LAYER TERHADAP LUMINANSI PADA BLUE ORGANIC LIGHT EMITTING DIODE SEMINAR YEFA SISTER 1106014614 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK DESEMBER 2014

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PENGGUNAAN HOLE TRANSPORT LAYER DAN ELECTRON

TRANSPORT LAYER TERHADAP LUMINANSI PADA BLUE ORGANIC LIGHT

EMITTING DIODE

SEMINAR

YEFA SISTER

1106014614

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

DEPOK

DESEMBER 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PENGGUNAAN HOLE TRANSPORT LAYER DAN ELECTRON

TRANSPORT LAYER TERHADAP LUMINANSI PADA BLUE ORGANIC LIGHT

EMITTING DIODE

SEMINAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik

Sarjana Teknik

YEFA SISTER

1106014614

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

KEKHUSUSAN ELEKTRONIKA

DEPOK

DESEMBER 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Seminar ini adalah hasil karya saya sendiri

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : YEFA SISTER

NPM : 1106014614

Tanda Tangan :

Tanggal : Desember 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

iii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

Seminar ini diajukan oleh

Nama

NPM

Program Studi

Judul

:

:

:

:

Yefa Sister

1106014614

Teknik Elektro

Pengaruh Penggunaan Hole Transport Layer dan Electron

Transport Layer terhadap Luminansi pada Blue Organic Light

Emitting Diode

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan

untk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro,

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Pembimbing : Dr.Eng. Arief Udhiarto S.T., M.T. ( )

NIP :

Ditetapkan di : Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok

Tanggal : 31 Desember 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas seminar yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Hole Transport Layer dan Electron Transport Layer

terhadap Luminansi pada Blue Organic Light Emitting Diode” dengan baik dan

tepat waktu. Seminar ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik

Universitas Indonesia.

Banyak saran dan motivasi penulis terima dari berbagai pihak yang sangat

berperan dalam penyusunan seminar ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan

terima kasih banyak kepada:

1. Dr.Eng. Arief Udhiarto S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, memberi masukan, memotivasi, dan sangat

membantu untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan seminar ini

sehingga menjadi lebih baik.

2. Dr. Ir. Retno Wigajatri P, M.T. yang telah menyediakan waktu untuk

berdiskusi dan memberikan referensi tambahan mengenai materi cahaya

kepada penulis.

3. Orangtua, keluarga dan teman-teman atas doa dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap Allah Yang Maha Kuasa berkenan memberi

balasan atas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga seminar

ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

khususnya di Indonesia.

Depok, Desember 2014

Penulis

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

v Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama :

Program Studi :

Judul :

Yefa Sister

Teknik Elektro

Pengaruh Penggunaan Hole Transport Layer dan Electron

Transport Layer terhadap Luminansi pada Blue Organic Light

Emitting Diode

Organic Light Emitting Diode merupakan sebuah teknologi baru di bidang

optoelektronika yang dapat digunakan sebagai display maupun lighting device.

OLED tersusun dari beberapa organic layer yang terdapat di antara anoda dan

katodanya. Organik layer tersebut berupa Hole Transport Layer, Emissive Layer

dan Electron Transport Layer. Pada seminar ini dirancang sebuah struktur

Organic Light Emitting Diode yang menghasilkan warna biru dengan luminansi

tinggi. Struktur yang dibuat terdiri dari satu emissive layer menggunakan Blue

Fluorescent Emitter. Berdasarkan struktur tersebut kemudian dilihat pengaruh

penggunaan Hole Transport Layer dan Electron Transport Layer terhadap

luminansi. Luminansi maksimum diperoleh ketika menggunakan HTL sebesar

49.543 cd/m2.

Kata Kunci : Organic Light Emitting Diode, luminansi, hole transport layer,

emissive layer, electron transport layer

ABSTRACT

Name :

Study Program :

Title :

Yefa Sister

Electrical Engineering

Influence of Hole Transport Layer and Electron Transport

Layer of the luminance at the Blue Organic Light Emitting

Diode

Organic Light Emitting Diode is a new optolectronics technology that can be used

as a displays and lighting devices. OLED composed of several organic layer

contained between the anode and the cathode. The organic layer are Hole

Transport Layer,Emissive Layer and Electron Transport Layer. This seminar

designed an OLED structure that produces a blue color with high luminance.

Structure created consist an emissive layer using Blue Fluorescent Emitter. Based

on the structure seen the influence using Hole transport Layer and Electron

Transport Layer of the luminance. Maximum luminance of 49.543 cd/m2

obtained

.when using HTL

Keywords : Organic Light Emitting Diode, luminansi, hole transport layer,

emissive layer, electron transport layer

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

vi Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ x

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.4 Metodologi ............................................................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB 2 ..................................................................................................................... 4

DASAR TEORI ...................................................................................................... 4

2.1.1 Definisi cahaya .................................................................................. 4

2.1.2 Pengukuran Cahaya .......................................................................... 5

2.2 Organic Light Emitting Diode (OLED) ................................................... 7

2.2.1 Struktur OLED .................................................................................. 8

2.2.2 Prinsip Kerja OLED ........................................................................ 10

2.2.3 Istilah –Istilah dalam simulasi OLED ............................................. 11

2.3 SimOLED ............................................................................................... 11

BAB 3 ................................................................................................................... 13

PERANCANGAN STRUKTUR OLED ............................................................... 13

3.1 Perancangan Struktur Dasar ................................................................... 13

3.2 Penggunaan Hole Transport Layer (HTL) ............................................. 15

3.3 Penggunaan Electron Transport Layer (ETL) ........................................ 15

3.4 Penambahan HTL dan ETL pada stuktur dasar ...................................... 16

BAB 4 ................................................................................................................... 18

HASIL DAN ANALISA ....................................................................................... 18

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

vii Universitas Indonesia

BAB 5 ................................................................................................................... 24

KESIMPULAN ..................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

viii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik ............................................... 4

Gambar 2.2 1 Steradian (sudut ruang) .................................................................... 6

Gambar 2.3 Struktur Dasar OLED .......................................................................... 8

Gambar 2.4 Prinsip kerja OLED ........................................................................... 11

Gambar 3.1 Struktur devais acuan ........................................................................ 14

Gambar 3.2 Struktur dasar pada simulasi terdiri dari satu organic layer ............. 14

Gambar 3.3 Penambahan NPB sebagai HTL pada struktur dasar ........................ 15

Gambar 3.4 Penambahan ETM sebagai ETL pada struktur dasar ........................ 16

Gambar 3.5 Struktur blue OLED menggunakan HTL dan ETL ........................... 16

Gambar 3.6 Diagram alir perancangan struktur .................................................... 17

Gambar 4.1 Current density dan luminance untuk ketebalan BFE 1-15 nm ........ 18

Gambar 4.2 Variasi ketebalan NPB dengan BFE 5nm ......................................... 19

Gambar 4.3 Variasi ketebalan ETM dengan BFE 5 nm........................................ 20

Gambar 4.4 Perbandingan Luminansi untuk 4 buah struktur ............................... 21

Gambar 4.5 Perbandingan current density untuk 4 struktur ................................. 21

Gambar 4.6 Perbandingan current efficiency untuk 4 struktur ............................. 22

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

ix Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Radiometri dan Fotometri ....................................................................... 5

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil dari 4 struktur ....................................................... 23

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

x Universitas Indonesia

DAFTAR SINGKATAN

A/ m2 : Ampere/ meter persegi

BFE : Blue Fluorescent Emitter

cd/A : candela/ Ampere

cd/m2 :candela / meter persegi

cm/s : centimeter / second

ETL : Electron Transport Layer

ETM : Electron Transport Material

HTL : Hole Transport Layer

LiF-Al : Lithium Fluoride

OLED : Organic Light Emitting Diode

nm : nanometer

mA/cm2 : miliAmper e/ centimeter persegi

mm : milimeter

PEDOT-PSS : poly (3,4-ethylenedioxythiophene)-poly(styrene sulfonate)

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Light Emitting Diode (LED) merupakan divais elektronika yang

memanfaatkan prinsip kerja p-n junction. Ketika diberikan tegangan maka akan

terjadi fenomena rekombinasi elektron dan hole yang menghasilkan cahaya.

Cahaya yang dihasilkan berasal dari pelepasan energi oleh elektron yang berada di

pita konduksi menuju hole yang berada di pita valensi. Tingkat keterangan LED

ditentukan oleh seberapa banyak rekombinasi elektron dan hole yang terjadi. Pada

awalnya LED hanya berupa panel cahaya indikator, namun sekarang LED dapat

dijumpai dalam berbagai bentuk, ukuran, tingkat keluaran cahaya dan beragam

warna, sehingga dapat digunakan untuk sistem traffic signalling, pencahayaan

pada automobile dan aplikasi lainnya [1].

Semakin banyaknya penggunaan LED untuk berbagai keperluan

mendorong peningkatan kualitas LED. Perkembangan LED tidak hanya dari segi

power dan efisiensi namun juga dari material yang digunakan. Inovasi terbaru dan

sedang dikembangkan untuk LED adalah penggunaan material organik sebagai

bahan yang menghasilkan emisi cahaya pada LED. Jenis LED yang terbuat dari

bahan organik ini dikenal dengan nama Organic Light Emitting Diode (OLED).

Material organik adalah material yang memiliki atom karbon di dalam

molekulnya. OLED merupakan rekayasa di bidang optoelekronika yang bertujuan

untuk menggantikan sumber pencahayaan konvensional dengan sumber cahaya

yang lebih efisien [2]. Beberapa keunggulan OLED dibandingkan dengan LCD

dan teknologi display lainnya yaitu sifat self-emitting, efisiensi luminansi yang

tinggi, tampilan warna lebih banyak, sudut pengamatan yang lebih luas, kontras

tinggi, konsumsi daya rendah, lebih ringan dan fleksibel [3].

Lapisan organik pada OLED terletak di antara anoda dan katoda yang akan

memancarkan cahaya jika diberikan tegangan akibat sifat konduktif dari bahan

organik tersebut. Organic layer pada OLED biasanya terdiri dari 3 jenis layer

yaitu Hole Trasnport Layer, Emissive Layer dan Electron Transport Layer.

Struktur OLED yang paling sederhana hanya terdiri dari 1 emissive layer. Pada

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

2

Universitas Indonesia

beberapa struktur HTL dan ETL berfungsi untuk meningkatkan performa dari

OLED yaitu untuk menghasilkan luminansi yang lebih tinggi.

Oleh karena itu dirancanglah sebuah struktur OLED yang paling

sederhana. Struktur ini berupa sebuah struktur dasar yang hanya terdiri dari satu

emissive layer menghasilkan satu jenis warna. Kemudian pada struktur dasar

tersebut ditambahkan Hole Transport Layer dan Electron Transport Layer untuk

mengetahui pengaruh dari kedua jenis layer tersebut terhadap luminansi, current

density dan current efficiency. Struktur yang dibuat dibandingkan untuk

memperoleh rancangan struktur yang paling bagus dengan luminansi yang tinggi

1.2 Tujuan

Riset ini bertujuan untuk mengetaui pengaruh dari penggunaan Hole

Transport Layer dan Electron Transport Layer pada sebuah blue OLED yang

hanya terdiri dari sebuah emissive layer.

1.3 Batasan Masalah

Riset yang dilakukan dibatasi pada pembuatan struktur OLED yang dapat

menghasilkan warna biru. Penggunaan HTL dan ETL yang diamati hanya satu

layer. Ketebalan maksimum yang diamati untuk setiap jenis layer pada masing-

masing struktur adalah adalah 10 nm. Simulasi model menggunakan perangkat

lunak SimOLED.

1.4 Metodologi

Metode yang digunakan dalam riset ini dijelaskan pada butir-butir berikut:

1. Mempelajari dasar teori tentang Organic Light Emitting Diode dan cahaya

serta satuan-satuan pengukuran cahaya yang berkaitan dengan OLED.

2. Berdasarkan butir satu, dilakukan perancangan struktur OLED untuk

menghasilkan satu jenis warna dan digunakan HTL dan ETL untuk

mengetahui pengaruh kedua layer tersebut terhadap struktur dasar.

3. Setelah perancangan struktur, dilakukan simulasi untuk menemukan

ketebalan masing-masing layer yang dapat menghasilkan luminansi paling

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

3

Universitas Indonesia

tinggi. Kemudian dibandingkan pengaruh penggunaan kedua layer

terhadap struktur dasar.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi dalam empat bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 berisi pendahuluan yang di dalamnya mencakup latar belakang, tujuan,

batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan; BAB 2 berisi dasar

teori yang menjelaskan tentang teori cahaya dan OLED; BAB 3 berisi

perancangan struktur OLED dan BAB 4 berisi tentang simulasi dan analisa dari

struktur yang telah dirancang.

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

4 Universitas Indonesia

BAB 2

DASAR TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan riset ini, sekaligus

sebagai literatur guna merancang dan membuat simulasi dari Organic Light

Emitting Diode.

2.1 Teori Cahaya

2.1.1 Definisi cahaya

Cahaya didefinisikan sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik yang

sensitif bagi penglihatan mata manusia. Spektrum elektromagnetik terdiri dari

sinar gamma hingga gelombang radio yang terlihat pada Gambar 2.1. Semua

radiasi elektromagnetik mentransmisikan energi dan pada ruang hampa memiliki

kecepatan [4]. Cahaya tampak mempunyai panjang

gelombang yang berada di antara Ultraviolet dan Inframerah dengan rentang

panjang gelombang berkisar antara 380 nm (biru) sampai dengan 760 nm (merah)

[5]. Frekuensi dari cahaya tampak berbanding terbalik dengan panjang

gelombangnya. Frekuensi tertinggi dimiliki oleh cahaya biru dan frekuensi paling

rendah adalah warna merah.

Gambar 2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik [6]

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

5

Universitas Indonesia

2.1.2 Pengukuran Cahaya

Dalam pengukuran cahaya terdapat dua konsep dasar yaitu radiometri dan

fotometri. Radiometri berkaitan dengan energi radiasi misalnya radiasi

elektromagnetik pada setiap panjang gelombang sedangkan fotometri hanya

terbatas pada rentang cahaya tampak dengan memperhatikan respon mata [4].

Unit dasar dari daya pada radiometri adalah watt dimana pada fotometri dikenal

dengan lumen, keduanya berada pada dimensi yang setara. Tabel 2.1

menampilkan dimensi dari radiometri dan fotometri.

Tabel 2.1 Radiometri dan Fotometri

Radiometri Fotometri

Term Satuan Term Satuan

Radiant energy J = Ws Luminous energy lms

Radiant energy density J/m3 Luminous energy density lms/m

3

Radiant Flux W Luminous Flux lm

Radiant Exitance W/m2 Luminous exitance lm/m

2

Irradiance W/m2 Illuminance lm/m

2 (lx)

Radiant Intensity W/sr Luminous intensity lm/sr

Beberapa istilah dalam pengukuran cahaya antara lain :

1. Fluks Cahaya (Φ)

Fluks cahaya merupakan pengukuran dalam fotometri yang

menyatakan besarnya daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya.

Dikenal dalam satuan lumen (lm). Pada radiometri jumlah daya yang

dipancarkan oleh suatu sumber cahaya disebut dengan radiasi yang

dinyatakan dalam satuan watt (W). Besarnya energi radiasi diukur dalam

satuan Joule (watt per second).

2. Intensitas Cahaya (I)

Intensitas cahaya dinyatakan dalam satuan candela (cd) yang

menunjukkan banyaknya fluks cahaya yang melalui satu sudut ruang.

Candela merupakan satuan dasar dalam pengukuran cahaya. 1 candela

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

6

Universitas Indonesia

menyatakan 1 lumen cahaya yang melalui 1 steradian sudut ruang. Pada

radiometri intensitas cahaya dikenal dengan intensitas radiasi yang

dinyatakan dalam watt per steradian.

I = Intensitas cahaya (candela)

Φ = fluks cahaya (lumen)

Ω = jumlah steradian suatu sudut ruang

3. Steradian (Sudut Ruang Ω)

Steradian merupakan sebuah satuan yang menyatakan volume yang

dibentuk oleh sebuah bidang pada permukaan bola seluas r2 dengan titik

pusat bola berjari-jari r. Gambar 2.2 menunjukkan 1 steradian (Ω) yang

besarnya sama dengan A/r2

dengan A adalah luas bidang.

Gambar 2.2 1 Steradian (sudut ruang) [7]

4. Luminansi

Luminansi merupakan jumlah fluks cahaya dari suatu sumber yang

mengenai permukaan sebuah bidang. Dapat juga diartikan sebagai tingkat

keterangan cahaya yang sampai ke pengamat. Luminansi dinyatakan

dalam cd/m2.

L = Luminansi (candela/m2)

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

7

Universitas Indonesia

I = Intensitas cahaya (candela)

A = luas permukaan bidang yang dikenai cahaya (m2)

5. Iluminansi atau Intensitas penerangan (E)

Iluminansi merupakan jumlah fluks cahaya yang mengenai permukaan

sebuah bidang, dinyatakan dalam lux (lumen / m2). Perbedaan luminansi

dengan iluminansi terletak pada sudut ruang yang dilalui cahaya. Pada

luminansi yang diukur adalah jumlah cahaya yang mengenai sebuah

bidang dalam satu sudut ruang (satu arah tertentu). Sedangkan iluminansi

mengukur jumlah fluks cahaya yang mengenai permukaan bidang tanpa

memperhatikan sudut ruang.

E = Iluminansi (lux)

Φ =Fluks cahaya ( lumen)

A = Luas bidang yang dikenai cahaya (m2)

6. Luminesensi atau Fluoresensi

Luminesensi merupakan emisi cahaya oleh suatu zat yang tidak

berasal dari panas, disebut juga sebagai bentuk radiasi benda dingin.

Pancaran cahaya tersebut terjadi ketika pada sebuah materi ditambahkan

sejumlah energi, dimana kelebihan energi tersebut akan dipancarkan

kembali dalam bentuk cahaya. Luminesensi hanya terjadi selama proses

eksitasi. Ada beberapa penyebab luminesensi diantaranya arus listrik

(electroluminescence) dan penyerapan foton (photoluminscence).

2.2 Organic Light Emitting Diode (OLED)

Organic Light Emitting Diode merupakan LED dimana lapisan emisi

elektroluminensi terbuat dari senyawa organik yang dapat mengemisikan cahaya

ketika mengalir arus listrik. Penemuan OLED bertujuan untuk menggantikan

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

8

Universitas Indonesia

sumber pencahayaan konvensional seperti lampu pijar dan lampu neon dengan

sumber cahaya semikonduktor yang lebih efisien. Kelebihan utama dari OLED

untuk aplikasi display adalah kemampuan untuk memancarkan cahaya sendiri,

efisiensi luminansi yang tinggi, tampilan warna lebih banyak, sudut penglihatan

yang lebih lebar, kontras tinggi, konsumsi daya rendah, lebih ringan dan fleksibel

[2].

2.2.1 Struktur OLED

Bentuk fisik OLED berupa thin film yang terdiri tumpukan dari beberapa

lapisan dengan 3 bagian dasar yaitu substrat, elektroda dan bahan organik.

Elektroda yang digunakan ada dua jenis yaitu anoda dan katoda. Gambar 2.1

merupakan struktur dasar dimana lapisan yang berada di antara katoda dan anoda

merupakan bahan organik.

Chatode

Electron Transport Layer

Emissive Layer

Hole Transport Layer

Anode

Substrate

Gambar 2.3 Struktur Dasar OLED

a. Substrat

Merupakan lapisan dasar yang berfungsi sebagai penyangga dan

untuk melindungi keseluruhan struktur OLED. Beberapa bahan yang dapat

dijadikan sebagai substrat adalah kaca, plastik dan kertas foil.

b. Anoda

Merupakan elektroda positif yang diletakkan di atas substrat.

Material yang digunakan sebagai anoda bersifat transparan agar dapat

meneruskan cahaya dan memiliki work function yang tinggi. Bahan yang

sering digunakan sebagai anoda adalah Indium Tin Oxide (ITO). Bahan

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

9

Universitas Indonesia

anoda yang sedang dikembangkan sebagai pengganti ITO adalah poly-

(3,4-ethylenedioxidythiophene)-poly (styrene sulfonate) (PEDOT-PSS).

PEDOT-PSS merupakan sebuah bahan konduktor organik yang nilai

konduktifitasnya dapat dinaikkan dengan menambahkan pelarut yang titik

didihnya lebih tinggi dari titik didih air [8].

c. Hole Transport Layer

Lapisan ini digunakan sebagai media yang dilalui oleh hole untuk

mencapai emissive layer. Bahan yang biasa digunakan untuk layer ini

adalah kelas aromatic amines [5]

d. Emissive Layer

Merupakan lapisan tempat berekombinasinya elektron dan hole.

Pada lapisan ini cahaya diemisikan dan warna cahaya yang dipancarkan

tergantung dari jenis bahan organik yang digunakan sebagai emissive

layer. Zona rekombinasi pada berbagai struktur OLED tidak sama. Hal ini

disebabkan karena perbedaan kecepatan hole dan elektron melalui media

HTL dan ETL [9]. Kecepatan elektron tersebut dipengaruhi oleh

karakteristik material organik yang digunakan sebagai ETL dan HTL.

Variasi dari struktur OLED tergantung dari lapisan emisinya.

Secara umum jenis OLED dibedakan berdasarkan jumlah emissive layer

yang digunakan yaitu single layer dan multi layer. Pada single layer hanya

satu emissive layer yang digunakan dan hanya menghasilkan satu warna.

Sedangkan multi layer tersusun dari beberapa emissive layer sehingga

warna yang dihasilkan bervariasi tergantung jumlah layer. Ada tiga warna

dasar yang dapat digunakan untuk membentuk warna OLED yaitu merah,

hijau dan biru. Gabungan dari ketiga warna tersebut menghasilkan warna

putih. Semakin banyak tumpukan emissive layer maka semakin banyak

pula warna yang dapat dihasikan oleh OLED tetapi proses fabrikasinya

akan semakin rumit.

Beberapa bahan yang biasanya digunakan sebagai emissive layer

adalah poly[2-methoxy-5-(2-ethylhexyloxy)-1,4-phenylenevinylene](MEH-

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

10

Universitas Indonesia

PPV), tris -(8-hydroxyquinoline) aluminum (Alq3) dan poly(9,9-

dioctylfluorene) (PFO).

e. Electron Transport Layer

Merupakan lapisan yang berfungsi sebagai media yang dilalui

elektron untuk mencapai emissive layer. Pada beberapa struktur lapisan ini

dapat dihilangkan tergantung dari karakteristik emissive layer yang dapat

langsung menerima elektron dari katoda.

f. Katoda

Katoda merupakan eletroda negatif yang berada diatas lapisan

organik. Katoda harus memiliki work function yang rendah agar proses

rekombinasi hole dan elektron terjadi pada interface antara kedua bahan

organik. Bahan yang biasa digunakan sebagai katoda adalah bahan metal

seperti Al, LiF, MgAu, Ca, Ag, MgAg.

2.2.2 Prinsip Kerja OLED

OLED bekerja berdasarkan prinsip elektroluminansi dimana ketika

diberikan catu daya akan mengalir arus listrik yang menyebabkan emisi cahaya.

Tegangan diberikan pada elektroda, catu negatif dihubungkan dengan katoda dan

catu positif dihubungkan dengan anoda. Dengan menggunakan tegangan bias,

hole akan diinjeksikan ke highest occupied molecular orbital (HOMO) pada HTL

sedangkan elektron akan diinjeksikan ke lowest unoccupied molecular orbital

(LUMO) pada ETL. HOMO dan LUMO dianalogikan sama dengan pita valensi

dan pita konduksi yang terdapat pada material anorganik.

Elektron dan hole akan menuju ke emissive layer dimana kecepatan

tempuh keduanya berbeda [9]. Kecepatan tempuh ini dipengaruhi oleh

karakteristik material yang dilalui. Ketika mencapai emissive layer, elektron dan

hole akan berekombinasi. Pada proses rekombinasi tersebut elektron melepaskan

sejumlah energi yang dipancarkan dalam bentuk cahaya. Besarnya emisi cahaya

diukur sebagai luminansi yang dinyatakan dalam candela per m2.

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

11

Universitas Indonesia

HTLEmissive

LayerETL

Anoda

Katoda

Elektron

Hole

Gambar 2.4 Prinsip kerja OLED

2.2.3 Istilah –Istilah dalam simulasi OLED

Berikut ini adalah istilah istilah yang digunakan dalam simulasi OLED

yaitu :

1. Current density

Merupakan ukuran yang digunakan untuk menyatakan jumlah arus yang

mengalir pada satuan luas bidang. Pada simulasi ini current density

dinyatakan dengan mA/cm2.

2. Current Efficiency

Merupakan ukuran jumlah fluks cahaya yang dihasilkan pada setiap 1 A

arus yang mengalir. Pada simulasi ini dinyatakan dalam cd/A. Semakin

tinggi nilai current eficiency maka semakin baik performa dari divais

karena fluks cahaya yang dihasilkan menyatakan banyaknya hole dan

elektron yang berekombinasi.

3. Spektral Angular

Menyatakan panjang gelombang cahaya yang dihasilkan oleh simulasi dari

sebuah divais. Berdasarkan panjang gelombang tersebut maka dapat

diklasifikasikan warna cahaya yang dihasilkan. Panjang gelombang cahaya

yang dapat diukur adalah pada rentang cahaya tampak yaitu dari 400 nm

hingga 700 nm.

2.3 SimOLED

SimOLED merupakan simulator yang digunakan untuk simulasi Organic

Light Emitting Diode. Pada SimOLED terdapat beberapa bahan yang dapat

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

12

Universitas Indonesia

digunakan sebagai material penyusun OLED mulai dari substrat, anoda, organic

layer dan katoda. Selain itu terdapat juga material outcoupling layer yang

digunakan sebagai layer diantara anoda dan substrat.

SimOLED terdiri dari beberapa menu yang digunakan untuk mengatur

parameter yang ingin digunakan. Ada dua karakterisitik yang dapat dilihat pada

simulator ini yaitu karakteristik optik dan karakteristik elektris. Keduanya berguna

untuk melihat fenomena yang terjadi pada layer-layer organik sebagai material

penyusun OLED.

Pada OLED terdapat menu yang digunakan untuk mengatur parameter

yang ingin diamati misalnya rentang tegangan yang ingin diukur, panjang

gelombang dan ketebalan. Output pada simulasi yang diamati antara lain

luminansi, current density, current efficiency dan spectral radiance. Hasil yang

ditampilkan berupa grafik yang mudah diamati. Selain itu, output yang diperoleh

dapat dilihat dalam bentuk angka untuk melihat detail dari hasil yang ditampilkan

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

13 Universitas Indonesia

BAB 3

PERANCANGAN STRUKTUR OLED

Pada seminar ini dilakukan perancangan sebuah struktur OLED

menggunakan perangkat lunak SimOLED versi 4.5.0. Simulasi ini akan dilakukan

melalui tahapan-tahapan berikut :

1. Penentuan struktur divais yang disimulasikan

Pada tahap ini dilakukan penentuan struktur dasar divais yang digunakan

dalam simulasi dan struktur lainnya yang akan digunakan sebagai

perbandingan.

2. Penentuan parameter yang akan digunakan untuk simulasi

Parameter yang digunakan pada simulasi ini adalah luminansi, current

density dan current efficiency.

3. Simulasi

Simulasi dilakukan untuk mendapatkan data dari struktur yang dirancang.

4. Pengolahan data dan analisa

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data yang didapatkan dari simulasi

untuk mendapatkan perbandingan hasil. Kemudian dilakukan analisa pada

data yang telah diolah untuk mendapatkan kesimpulan.

Struktur yang dirancang merupakan struktur paling sederhana untuk

menghasilkan satu jenis warna. Terdapat 4 simulasi dengan 4 struktur yang

berbeda yaitu perancangan struktur dasar, penggunaan HTL, penggunaan ETL

serta penggunaan HTL dan ETL pada struktur dasar. Penambahan HTL dan ETL

bertujuan untuk mengukur pengaruh dari kedua layer terhadap luminansi dari

struktur dasar.

3.1 Perancangan Struktur Dasar

Struktur Organic Light Emitting Diode paling sederhana hanya tersusun

dari satu layer organik yang berfungsi sebagai emissive layer. Pada simulasi ini

digunakan material yang menghasilkan warna biru dimana struktur yang dibuat

diacu dari sebuah jurnal.

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

14

Universitas Indonesia

Struktur yang difabrikasi oleh Kazumi et al. ditampilkan pada Gambar 3.1,

terdiri dari satu emissive layer menggunakan poly(9,9-dioctylfluorene) (PFO)

yang dapat memancarkan warna biru. Bahan metal yang digunakan sebagai katoda

adalah Lithium Fluoride (LiF) dengan ketebalan 0,8 nm dan Aluminium (Al)

dengan ketebalan 70 nm. Anoda menggunakan bahan PEDOT-PSS dengan

ketebalan 200 nm dan substrat terbuat dari glass dengan ketebalan 1,2 mm. Dari

hasil eksperimen diperoleh hasil luminansi maksimum sebesar 500 cd/m2 dengan

current density sebesar 3000 A/m2.

LiF-AL

PFO (Organic Layer)

PEDOT-PSS (Anode)

Glass (Substrate)

Gambar 3.1 Struktur devais acuan [8]

Berdasarkan struktur pada Gambar 3.1 dibuatlah sebuah simulasi yang

dapat menghasilkan warna biru menggunakan bahan anoda, katoda dan substrat

yang sama. PFO sebagai emissive layer diganti dengan material Blue

Fluorescent Emitter (BFE). Struktur pada simulasi diperlihatkan pada Gambar

3.2. Simulasi ini bertujuan untuk mendapatkan ketebalan dari BFE yang dapat

menghasilkan luminansi paling tinggi. Pada simulasi ketebalan Blue Fluorescent

Emitter divariasikan antara 1 nm hingga 15 nm.

Gambar 3.2 Struktur dasar pada simulasi terdiri dari satu organic layer

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

15

Universitas Indonesia

3.2 Penggunaan Hole Transport Layer (HTL)

Hole Transport Layer (HTL) digunakan untuk meningkatkan luminansi

pada sebuah struktur OLED. Oleh karena itu pada struktur dasar digunakan HTL

untuk melihat pengaruh HTL terhadap luminansi dan current density yang

ditampilkan pada Gambar 3.3. Material organik yang digunakan sebagai HTL

adalah N,N’-diphenyl-N,N’-bis(1-naphtyl)-1,1’-biphenyl-4,4”-diamine (NPB).

NPB ini diletakkan di antara PEDOT-PSS dan Blue Fluorecent Emitter dengan

ketebalan divariasikan antara 1-10 nm untuk mendapatkan ketebalan yang dapat

menghasilkan luminansi paling tinggi. Struktur ini menggunakan BFE dengan

ketebalan maksimum yang diperoleh dari struktur pertama.

Gambar 3.3 Penambahan NPB sebagai HTL pada struktur dasar

3.3 Penggunaan Electron Transport Layer (ETL)

Selain penggunaan HTL digunakan juga Electron Transport Layer untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap luminansi. Pada simulasi ini digunakan

Electron Transport Material (ETM) sebagai Electron Transport Layer yang

diletakkan di antara LiF-Al dan Blue Fluorescent Emitter. Ketebalan BFE yang

digunakan adalah ketebalan BFE maksimum dari simulasi yang dilakukan pada

struktur dasar dengan ETM divariasikan dari 1 nm hingga 10 nm.

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

16

Universitas Indonesia

Gambar 3.4 Penambahan ETM sebagai ETL pada struktur dasar

3.4 Penambahan HTL dan ETL pada stuktur dasar

Berdasarkan ketiga percobaan sebelumnya, dibuat simulasi menggunakan

HTL dan ETL dengan susunan layer PEDOT-PSS, NPB, BFE, ETM dan LiF-Al.

Ketebalan dari layer organik yang digunakan merupakan ketebalan yang dapat

menghasilkan luminansi maksimum dari percobaan sebelumnya. Gambar 3.5

merupakan tampilan struktur menggunakan 3 organic layer.

Gambar 3.5 Struktur blue OLED menggunakan HTL dan ETL

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

17

Universitas Indonesia

Keseluruhan proses yang dilakukan pada seminar ini ditampilkan pada

digram alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.6 seperti berikut

Penentuan Struktur Dasar

Pengukuran parameter

pada struktur dasar

Pengukuran parameter

Penambahan HTL pada

struktur dasar

Penambahan ETL pada

struktur dasar

Penambahan HTL dan ETL

pada struktur dasar

Penentuan Parameter

Pengukuran parameter

Pengukuran parameter

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.6 Diagram alir perancangan struktur

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

18 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN ANALISA

Berdasarkan perancangan dan simulasi empat buah struktur Organic Light

Emiting Diode diperoleh hasil yang dijelaskan sebagai berikut.

4.1 Struktur Dasar

Simulasi untuk struktur dasar menggunakan sebuah Blue Fluorescent

Emitter sebagai emissive layer yang menghasilkan luminansi dan current density .

Luminansi diukur dengan variasi ketebalan Blue Fluorescent Emitter 1 nm hingga

15 nm. Gambar 4.1 menampilkan nilai current density dan luminansi untuk setiap

ketebalan BFE yang dicuplik pada tegangan 10 V. Luminansi tertinggi dicapai

pada ketebalan 5 nm sebesar 30.613 cd/m2

dengan current density 1,653 x 105

mA/cm2.

Gambar 4.1 Current density dan luminance untuk ketebalan BFE 1-15 nm

Ketebalan BFE 5 nm yang menghasilkan luminansi maksimum pada

struktur dasar dijadikan sebagai referensi untuk mengukur pengaruh penggunaan

HTL dan ETL terhadap luminansi

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

19

Universitas Indonesia

a. Penggunaan HTL

Penggunaan HTL dapat meningkatkan luminansi pada struktur dasar. Pada

simulasi ini digunakan BFE dengan ketebalan 5 nm dan NPB menghasilkan

luminansi maksimum pada ketebalan 1 nm. Luminansi tertinggi yang diukur pada

tegangan 10 V adalah 49.543 cd/m2

dengan current density sebesar 3,055 x 105

mA/cm2. Gambar 4.2 menampilkan hasil simulasi dengan variasi ketebalan NPB

1-10 nm.

Gambar 4.2 Variasi ketebalan NPB dengan BFE 5nm

b. Penggunaan ETL

Penggunaan ETL pada struktur ketigadari simulasi ini menghasilkan

luminansi paling tinggi ketika ketebalan ETM sebesar 1 nm. Luminansi yang

dihasilkan adalah sebesar 30.031 cd/m2

dengan current density 1,249 x 10

5

mA/cm2 yang diukur pada tegangan 10 V. Luminansi yang dihasilkan tidak lebih

besar dibandingkan dengan luminansi yang dihasilkan pada struktur dasar. Hal ini

menyebabkan penggunaan ETL tidak efisien untukstruktur OLED ini. Pengukuran

hasil luminansi menggunakan ETL ditampilkan pada Gambar 4.3.

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

20

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 Variasi ketebalan ETM dengan BFE 5 nm

c. Penggunaan HTL dan ETL

Berdasarkan ketiga struktur yang telah disimulasikan sebelumnya maka

dibuat struktur yang menggunakan HTL dan ETL sekaligus untuk melihat

pengaruh terhadap luminansi yang dihasilkan. HTL dan ETL yang digunakan

adalah setebal 1 nm dengan BFE 5 nm. Hasil yang diperoleh adalah sebesar

39.770 cd/m2

dengan current efficiency 1,801 x 10

5 mA/cm

2 yang diukur pada

tegangan 10 V.

Gambar 4.4 merupakan perbandingan luminansi yang diperoleh dari

keempat struktur yang telah disimulasikan. Luminansi tertinggi diperoleh ketika

menggunakan HTL yang ditempatkan di antara BFE dan anoda. Luminansi kedua

diperoleh pada struktur HTL,BFE dan ETL.

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

21

Universitas Indonesia

Gambar 4.4 Perbandingan Luminansi untuk 4 buah struktur

Current density dan current efficiency dari grafik perbandingan untuk

keempat hasil luminansi ditampilkan pada Gambar 4.5 dan 4.6

Gambar 4.5 Perbandingan current density untuk 4 struktur

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

22

Universitas Indonesia

Gambar 4.6 Perbandingan current efficiency untuk 4 struktur

Keempat jenis struktur di atas menghasilkan warna biru pada panjang

gelombang dengan peak value pada 420 nm hingga 480 nm. Spektral angular

yang dihasilkan ditampilkan pada Gambar 4.7 berikut

Gambar 4.7 Spektral Angularyang menghasilkan warna biru

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

23

Universitas Indonesia

Hasil simulasi untuk keempat jenis struktur tersebut ditampilkan pada

Tabel 4.1. Luminansi dan current density yang paling tinggi diperoleh dari

struktur yang menggunakan HTL. Penggunaan ETLpada struktur blue OLED

dengan BFE sebagai emissive layer menyebabkan penurunan luminansi

dibandingkan hasil yang diperoleh tanpa ETL.Sementara penggunaan HTL dan

ETL menghasilkan luminansi yang lebih rendah dibandingkan dengan

penggunaan HTL saja. Tabel 4.1 menampilkan hasil yang diperole pada

pengukuran 10 Volt dengan ketebalan BFE 5 nm dan ketebalan HTL dan ETL

sebesar 1 nm. Ketebalan tersebut menrupakan ketebalan yang menghasilkan

luminansi paling tinggi padasetiap struktur.

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil dari 4 struktur

No Struktur Luminance

[cd/m2]

Current density

[mA/cm2]

Current Efficiency

[cd/A]

1 BFE 30.613 1,653 x 105 0,01852

2 HTL + BFE 49.543 3,055 x 105 0,01622

3 BFE + ETL 30.031 1,249 x 105 0,02405

4 HTL + BFE + ETL 39.770 1,801 x 105 0,02209

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

24 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN

Setelah dilakukan perancangan dan simulasi dapat ditarik kesimpulan

bahwa pada pengukuran pengaruh HTL dan ETL terhadap struktur blue OLED

menggunakan BFE sebagai emissive layer, diperoleh hasil luminansi maksimum

ketika digunakan HTL dengan ketebalan 1 nm. Penggunaan HTL yang diletakkan

di antara anoda dan BFE menghasilkan luminansi sebesar 49.543 cd/m2.

Sedangkan dengan penggunaan ETL yang ditempatkan di antara BFE dan katoda

menghasilkan luminansi sebesar 30.031 cd/m2. Penggunaan bersama kedua layer

tersebut menghasilkan luminansi sebesar 39.770 cd/m2. Sementara hasil luminansi

yang diperoleh pada penggunaan BFE sebagai single layer menghasilkan

luminansi sebesar 330.613 cd/m2. Hasil tersebut dicuplik pada tegangan 10 V.

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENGGUNAAN HOLE …ee.ui.ac.id/online/semtafull/20150104095925-sm10069-tp1-YefaSister...iv Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

DAFTAR PUSTAKA

[1] A.A Gaertner, “LED Measurement Issues”, National Research Council of

Canada, April 2002

[2] Arnob Islam, Mamun Rabbani, et al., “A Review on Fabrication Process of

Organic Light Emitting Diodes,” IEEE,2013

[3] B. Geffroy, P. le Roy, and C. Prat, “Organic Light-Emitting Diode

(OLED) Technology: Materials, Devices and Display Technologies,”

Polymer International, Vol. 55, no. 6, pp. 572–582, 2006.

[4] Smith,Warrent.J,” Modern Optical Engineering Fourth Edition, Mc Graw

Hill, California :2008

[5] L.Hung and C.Chen, “Recent Progress of Molecular Organic

Electroluminescent Materials and Devices,” Materials Science and

Engineering, R: Reports, vol. 39, no. 5, pp. 143–222, 2002.

[6] http://www.pro-lite.co.uk

[7] Alex Ryer,”Light Measurement Handbook,” International Light Inc, 1998

[8] Kazumi Aoba, Hideki Sakai, Takashi Ohmori and Hayato Hyakutake,

“Organic Transparent Electrodes Applied to Polymer Light Emitting

Diodes” Journal of Surface Science and Nanotechnology, vol. 12, pp.57-

62, 2014.

[9] Michio Matsumura and Yukitoshi Jinde, “Volltage Dependence of Light-

Emitting Zone in Aluminum-Hydroxyquinoline Layers of Organic

Heterojunction EL Device,” IEEE Transcationalon Electron Devices, Vo.

44, no.8, August 1997.