Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN KOMPENSASITERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA
PADA KINERJA AWAK KAPAL PT HUMPUSSINTERMODA TRANSPORTASI TBK
TESIS
LISDA YULIANTI0806482075
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKDEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM PASCASARJANA
JAKARTADESEMBER 2011
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN KOMPENSASITERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA
PADA KINERJA AWAK KAPAL PT HUMPUSSINTERMODA TRANSPORTASI TBK
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarMagister Ilmu Administrasi (M.A)
LISDA YULIANTI0806482075
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKDEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM PASCASARJANAKEKHUSUSAN ADMINISTRASI DAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA
JAKARTADESEMBER 2011
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
HALAMAN PERNYAT AAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama Lisda Yulianti
NPM
Tanda Tangan
TanggaI
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh :NamaNPMProgram StudiJudulTesis
Lisda Yulianti0806482075Ilmu AdministrasiPengaruh Pemberdayaan Dan Kompensasi TerhadapKepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja AwakKapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarMagister IImu Administrasi pada Program Pascasarjana Departemen IImuAdministrasi Fakultas IImuSosial dan IImu Politik Universitas Indonesia.
Pembimbing
DEWAN PENGUJI
Dr. Roy V. Sqlomo, M.Soc.Sc,J J
Dr. A. Wahyudi Atmoko, M.Si.( a~~ J
KetuaSidang
PengujiAhli Dr. Rozan Anwar MBA
SekretarisSidang : Teguh Kurniawan MSc.
Ditetapkan di Jakarta
Tanggal
ii
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Kata pertama sekali yang ingin Penulis sampaikan dalam Kata Pengantar ini
adalah Alhamdulillahi rabbil’alamiin akhirnya selesai juga tesis yang penulis buat
dengan penuh perjuangan, doa dan dukungan dari seluruh pihak yaitu dalam
penulisan dan tujuan untuk mencapai gelar Magister Sains Jurusan Administrasi
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia. Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalah
“Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Terhadap Kepuasan serta Implikasinya
pada Kinerja Awak Kapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk”. Tanpa
semangat dan bantuan tulus ikhlas dan tiada bosan-bosannya memberikan nasehat,
saran membangun dan bahkan memarahi penulis di tengah jalan yang rasanya
tidak berujung, penulis merasa akan sulit untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
Kepuasan dan kebahagiaan yang dirasakan dalam penyelesaian tesis ini serasa
menjadi pemain sepak bola yang memenangkan pertandingan plus mendapatkan
sensasi dielu-elukan oleh para supporter mania.
Oleh karenanya penulis wajib menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah dengan tulus ikhlas dan dengan penuh kesabaran dalam
memberikan bantuan, dorongan dan semangat sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Penghargaan dan terima kasih penulis tujukan kepada :
1. Dr. A. Wahyudi Atmoko, M.Si, selaku dosen pembimbing yang luar biasa
sabar menghadapi penulis yang selalu banyak alasan untuk menghindar dari
pertanyaan “kapan mau diperbaiki dan menghadap saya” atau kalimat yang
menyadarkan saya “semester ini mau beli motor baru lagi”. Tanpa kesabaran
dan kalimat-kalimat pintar untuk mengarahkan saya rasanya tesis ini tidak
akan pernah bisa selesai.
2. Dr. Roy V. Solomo, M.Soc.Sc, selaku Ketua Sidang dan Ketua Departemen
Ilmu Adminsitrasi yang telah meluangkan waktu dan kesediaannya untuk
menjadi Ketua Sidang yang bijak dalam memberikan arahan dan saran yang
jitu dalam tesis yang penulis buat.
3. Dr. Rozan Anwar MBA, selaku Penguji Ahli yang telah membaca dengan
seksama halaman setiap halaman proposal tesis dengan penuh ketelatenan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
v
dalam memberikan arahan, kritik dan ide-ide agar penulis dapat membuat
“jembatan” dari rangkaian penulisan yang coba ingin disampaikan
permasalahannya di dalam tesis.
4. Deny Wahyu Tasniawan Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Senantiasa
mengingatkan juga turut sibuk membantu penulis untuk mempersiapkan dan
memeriksa tesis sesuai aturan yang ada. Terima kasih untuk dukungan yang
tidak mengenal menyerah.
5. Dewan Direksi PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Bagoes
Krisnamoerti selaku Direktur Utama dan Permadi Soekasah selaku Direktur
yang telah memberikan ruang dan waktu untuk penulis ditengah padatnya
program kerja yang harus diselesaikan setiap harinya. Dukungan penuh
Direksi PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk membuat penulis makin
bersemangat untuk dapat menyelesaikan penulisan. Masalahnya kalau tidak
dapat menyelesaikan penulisan Direksi akan melihat penulis incompetent
untuk menjadi seorang HRD perusahaan.
6. Seluruh rekan-rekan di Divisi Crew Management Services (CMS) PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk sebagai pintu utama dan ketertarikan
penulis dalam penulisan tesis. Data dan bahan-bahan penulisan yang
dibutuhkan dan informasi secara menyeluruh mengenai keterkaitan
permasalahan yang dihadapi dalam menangani para awak kapal membuat
penulis tergerak dan tertarik untuk menggali lebih jauh dan mencoba
menemukan “benang merah” alat kompensasi untuk para awak kapal agar
loyal dan berdedikasi kepada perusahaan.
7. Teman-teman seangkatan program Pascasarjana Administrasi dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang sangat kritis, malah ada yang
sampai tega-teganya memarahi penulis karena penulis sempat jatuh dititik
terrendah selama proses penelitian. Pesannya tidak akan lupa “make it
happened”.
8. Para Narasumber : Para Perwira Kapal-kapal LNG PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk yang telah memberikan ide dan usulan untuk perbaikan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
vi
dalam pengimplementasian kebijakan bagi awak kapal dan DPP INSA
dengan data informasi yang dibutuhkan.
Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Suami, Reza Eka Satria yang sedari
awal selalu mendukung dan cenderung memaksa agar terus bersekolah dan
mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Tanpa dukungan yang luar biasa dari
suami, sampai saat ini mungkin penulis hanya seorang lulusan Sekolah Menengah
Atas. Baru-baru saja diawal bulan Desember 2011 “hunting” Universitas-
universitas terbaik untuk jenjang gelar Doktor yang cocok untuk penulis. Penulis
rasa semboyan suami untuk penulis adalah “ayo sekolaah”. Ampun…
Untuk anak-anakku tercinta Muhammad Alif Satria dan Muhammad
Akbar Malik Satria penulis ucapkan terima kasih serta peluk dan cium sayang atas
pengertian dan kebahagiaan yang telah diberikan selama ini, semoga saja apa
yang penulis lakukan dapat menjadi contoh dan motivasi untuk mendapatkan
pendidikan setinggi-tingginya kelak. Tidak lupa Penulis mengucapkan terima
kasih dari lubuk hati yang terdalam kepada orang tua H. Ahmad Yusin dan Hj.
Dra. Suharti. Kedua orang tua penulis adalah supporter yang tidak pernah pergi
meninggalkan walaupun kadang-kadang penulis kalah bertarung dalam
menghadapi hidup. Kakak dan adik-adik tercinta yang selalu penuh cinta, dan itu
sudah cukup membuat penulis bersemangat.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu, semoga tesis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu dan amal jariah bagi umat.
Jakarta, 25 Desember 2011
Penulis
Lisda Yulianti
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lisda YuliantiNPM : 0806482075Program Studi : Ilmu AdministrasiDepartemen : Ilmu AdministrasiFakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikJenis Karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Pemberdayaan Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja SertaImplikasinya Pada Kinerja Awak Kapal PT Humpuss IntermodaTransportasi Tbk
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas RoyaltiNonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat danmempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : JakartaPada tanggal : 25 Desember 2011
Yang menyatakan,
(Lisda Yulianti)
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Lisda YuliantiStudy Program : Postgraduate Administration and Human Resource
DevelopmentTitle : Influence of empowerment and compensation towards job
satisfaction and its implications on the performance of PTHumpuss Intermoda Transportasi Tbk ship crew.
This thesis discusses the existence of supply and demand phenomena that is un-balanced between the numbers of ship crew with the number of operationalvessels in Indonesian waters. The influence from supply and demand that remainsun-balanced has put sailors in a “above the wind” position.
Based on the mentioned condition, a compensation system is needed to providesailors with a sense of job satisfaction which has implications towards their workperformance. The framework used in this research paper will be: to reach thecompany goal, a compensation system is needed to support the workforce andtherefore gain their loyalty and dedication towards the company.
The research conducted in the scope of the company through the dispersion ofquestionnaires to the ship crews. The analysis result from a sample of 133deriving from a population of 893 sailors suggests that the empowerment andcompensation proved to show a positive effect on the crew’s job satisfaction andwork performance.
The rresearch results suggest that empowerment should be associated with crewperformance measurement so that when empowered it will be able to give theexpected performance. Therefore compensation should be linked to crewempowerment so that they are more motivated to work with a sense ofresponsibility to the company.
Key words :Empowerment, Compensation, Job Satisfaction, Performance, Supply andDemand, Asas Cabotage
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
ix Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Lisda YuliantiProgram Studi : Pascasarjana Administrasi dan Pengembangan
Sumber Daya ManusiaJudul : Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja serta Implikasinya pada Kinerja AwakKapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Tesis ini membahas tentang adanya fenomena supply and demand yangtidak seimbang antara jumlah awak kapal dengan jumlah kapal yangberoperasional diperairan Indonesia. Dampak dari supply and demand yang tidakseimbang tersebut telah memposisikan para Pelaut pada posisi “di atas angin”.
Berdasarkan kondisi tersebut dibutuhkan sistem kompensasi yang dapatmemberikan kepuasan kerja awak kapal dan dapat berimplikasi pada kinerja awakkapal. Dalam penulisan ini digunakan kerangka : Untuk mencapai tujuanperusahaan perlu didukung strategi kompensasi yang tepat untuk para awak kapalsehingga para awak kapal dapat loyal dan berdedikasi kepada perusahaan.
Penelitian dilaksanakan di lingkup perusahaan melalui penyebarankuesioner kepada para awak kapal. Analisis hasil terhadap 133 sampel daripopulasi 893 awak kapal menunjukkan bahwa pemberdayaan dan kompensasiterbukti positif berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan meningkatkan kinerjaawak kapal.
Hasil penelitian menyarankan agar pemberdayaan dikaitkan denganpengukuran prestasi awak kapal sehingga apabila diperdayakan maka akanmampu memberikan prestasi kerja yang diharapkan. Karena itu sebaiknyapemberdayaan dihubungkan dengan kompensasi awak kapal agar mereka lebihtermotivasi untuk bekerja dengan rasa tanggung jawab pada perusahaan.
Kata kunci :Pemberdayaan, Kompensasi, Kepuasan dan Kinerja, Supply and demand, asascabotage
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
x Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………….…………………… .HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………… iHALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iiLEMBAR PERSETUJUAN TESIS …………………………………… iiiKATA PENGANTAR …………………………………………………... ivLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……….. viiABSTRACT …………………………………………………………….. viiiABSTRAK ………………………………………………………………. ixDAFTAR ISI…………………………………………………………….. xDAFTAR GAMBAR…………………………………………………...... xiiDAFTAR TABEL ………………………………………………………. xiiiDAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..... xv
1. PENDAHULUAN……………………………………………………. 11.1. Latar Belakang Masalah………………………………………...... 11.2. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah………………… 10
1.2.1. Identifikasi Masalah……………………………………..… 101.2.2. Pembatasan Penelitian………..……………………………. 151.2.3. Rumusan Masalah…………………………………………..16
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 161.4. Kegunaan Penelitian……………………………………………… 171.5. Sistematika Penelitian………………………………..……………17
2. TINJAUAN PUSTAKA…………………..…………………………. 192.1. Pemberdayaan Pegawai………………………..…………………. 192.2. Kompensasi……………………………………………………… 252.3. Kepuasan Pegawai…………………………………………..…… 302.4. Kinerja Pegawai…………………………………………………. 452.5. Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 512.6. Hipotesis ………………………………………………………… 52
3. METODE PENELITIAN………..………………………………..... . 573.1. Metode Yang Digunakan ………………………………………… 573.2. Definisi Operasional Variabel …………………………………… 573.3. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi …………………… 633.4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 643.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ………………………….. 64
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 684.1. Hasil Analisis Deskriptif ……………………………………….. 68
4.1.1. Pemberdayaan Awak Kapal ……………………………. 684.1.2. Kompensasi Awak Kapal ………………………………. 714.1.3. Kepuasan Awak Kapal .………………………………... 754.1.4. Kinerja Awak Kapal …………………………………… 82
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
xi Universitas Indonesia
4.2. Pengujian Hipotesis ……………………………………………. 914.2.1. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kepuasan
Awak Kapal …………………………………………..… 924.2.2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan…………….. 944.2.3. Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Secara
Bersama-sama Terhadap Kepuasan Awak Kapal ….…… 964.2.4. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kinerja
Awak Kapal ……………………………………….…… 994.2.5. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Awak Kapal … 1014.2.6. Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Secara
Bersama-sama Terhadap Kinerja Awak Kapal ………… 1044.2.7. Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja Awak Kapal….… 1064.2.8. Pengaruh Pemberdayaan, Kompensasi dan Kepuasan
Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Awak Kapal…. 108
5. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. . 1125.1. Kesimpulan…………………………………………………….… 1125.2. Saran ……………………………………………………….……. 113
DAFTAR REFERENSI…………………………………………………. 114
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Para Klien Jasa Pengadaan Awak Kapal ……………….. 4Gambar 1.2. Jumlah Awak Kapal yang Dikelola oleh Divisi CMS …. 5Gambar 1.3. Proses Manajemen Kinerja – Dalam Lingkaran yang
Terintegrasi ……………………………………………… 14
Gambar 2.1. Tiga Perspektif Keefektifan …………………………….. 20Gambar 2.2. Model Konseptual Penelitian …………………………… 52
Gambar 3.1. Struktur Hubungan antara Pemberdayaan dan KompensasiAwak Kapal dengan Kepuasan Kerja dan Kinerja……….. 66
Gambar 4.1. Hasil Analisis Model Struktural Secara Keseluruhan……. 91Gambar 4.2. Hubungan Kausal Antara X1 dan Y …………………….. 93Gambar 4.3. Hubungan Kausal Antara X2 dan Y ……………………. 96Gambar 4.4. Hubungan Kausal Antara X1 dan X2 dengan Y ……….. 98Gambar 4.5. Hubungan Kausal Antara X1 dan Z …………………….. 100Gambar 4.6. Hubungan Kausal Antara X2 dan Z …………………….. 103Gambar 4.7. Hubungan Kausal Antara X1 dan X2 dengan Z ………… 105Gambar 4.8. Hubungan Kausal Antara Y dan Z ……………………… 108Gambar 4.9. Hubungan Kausal Antara X1, X2, dan Y dengan Z ……. 109
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Armada Niaga Nasional ………. 3
Tabel 2.1. Kebutuhan Pelaut dalam Lima Tahun Terakhir ……….. 6
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………….. 58Tabel 3.2. Populasi dan Sampel Awak Kapal…………………….. 64
Tabel 4.1. Tanggapan Mengenai Kesesuaian Antara Tanggung JawabDengan Kompensasi Awak Kapal ……………………….. 68
Tabel 4.2. Tanggapan Mengenai Kesesuaian Pekerjaan denganKeahlian Awak Kapal ……………………………………. 69
Tabel 4.3. Tanggapan Mengenai Pengawasan Pada Awak Kapal…… 69Tabel 4.4. Tanggapan Mengenai Kepercayaan Manajemen pada
Awak Kapal……………………………………………… 70Tabel 4.5. Tanggapan Mengenai Keeratan Hubungan Kerja antara
Manajemen dan Awak Kapal …………………………… 70Tabel 4.6. Tanggapan Mengenai Ketepatan dalam Pembinaan Awak
Kapal ……………………………………………………. 71Tabel 4.7. Kecukupan Gaji Awak Kapal ………………………….. 72Tabel 4.8. Kecukupan Uang Transport bagi Awak Kapal ………….. 72Tabel 4.9. Tunjangan Hari Raya bagi Awak Kapal ………………… 73Tabel 4.10. Kecukupan Uang Lembur Awak Kapal ………………… 73Tabel 4.11. Kesesuaian Promosi Jabatan dengan Prestasi Kerja ……. 74Tabel 4.12. Kesesuaian Imbalan dengan Jabatan bagi Awak Kapal … 74Tabel 4.13. Kesesuaian Imbalan dengan Mutasi Jabatan…………….. 75Tabel 4.14. Kepuasan Awak Kapal pada Keterlibatan dalam
Pengambilan Keputusan ………………………………… 77Tabel 4.15. Kepuasan Awak Kapal Pada Penghargaan yang diberikan 78Tabel 4.16. Kepuasan Pada Otoritas Mendapatkan Akses Informasi… 79Tabel 4.17. Kepuasan Awak Kapal pada Dorongan Pimpinan
Perusahaan ………………………………………………. 79Tabel 4.18. Kepuasan Awak Kapal pada Dukungan Fungsi Staf……. 80Tabel 4.19. Kepuasan Total Awak Kapal……………………………. 81Tabel 4.20. Ketercapaian Target Pekerjaan Awak Kapal…………… 83Tabel 4.21. Tingkat Efisiensi Waktu Kerja bagi Awak Kapal ………. 83Tabel 4.22. Ketersediaan Waktu untuk Membantu Teman Sekerja…… 84Tabel 4.23. Ketersediaan Waktu untuk Berinovasi dalam Pekerjaan…. 84Tabel 4.24. Ketelitian dalam Pekerjaan ………………………………. 85Tabel 4.25. Kerapihan hasil Pekerjaan ………………………………. 85Tabel 4.26. Ketepatan Prosedur Penyelesaian Pekerjaan …………….. 86Tabel 4.27. Kedisiplinan dalam Memelihara Peralatan Kerja ………. 86Tabel 4.28. Kedisiplinan dalam Melakukank Pekerjaan …………….. 87
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
xiv Universitas Indonesia
Tabel 4.29. Kesiapan Awak kapal Melakukan PekerjaanBerdasarkan Aturan …………………………………… 88
Tabel 4.30. Kesiapan Awak kapal untuk di Hukum Jika MelakukanKesalahan ……………………………………………… 88
Tabel 4.31 Tingkat Pengetahuan pada Standar Pekerjaan ………… 89Tabel 4.32. Tingkat Pengetahuan dalam Mengukur Kinerja ……… 90Tabel 4.33. Tingkat Keberanian atas Kebenaran…………………… 90Tabel 4.34. Pengaruh Langsung Pemberdayaan Terhadap Kepuasan 92Tabel 4.35. Koefisien Jalur X1 terhadap Y ………………………... 93Tabel 4.36. Pengaruh Langsung Kompensasi Terhadap Kepuasan… 94Tabel 4.37. Koefisien Jalur X2 Terhadap Y ……………………….. 95Tabel 4.38. Hasil Pengujian Simultan X1 dan X2 Terhadap Y …… 97Tabel 4.39. Pengaruh Variabel X1 dan X2 ke Y dan Pengaruh Diluar
Sub Variabel …………………………………………… 97Tabel 4.40. Hasil Pengujian Parsial antara X1 dan X2 Terhadap Y … 98Tabel 4.41. Koefisien Jalur X1 Terhadap Z ………………………… 100Tabel 4.42. Pengaruh Langsung dari Pemberdayaan Terhadap Kinerja 101Tabel 4.43. Pengaruh Langsung Kompensasi Terhadap Kinerja…….. 101Tabel 4.44. Koefisien Jalur X2 Terhadap Z …………………………. 103Tabel 4.45. Hasil Pengujian Simultan X1 dan X2 Terhadap Z ……… 104Tabel 4.46. Pengaruh Variabel X1 dan X2 ke Z dan Pengaruh Di luar
Sub Variabel ……………………………………………. 104Tabel 4.47. Hasil Pengujian Parsial Antara X1 dan X2 Terhadap Z… 105Tabel 4.48. Pengaruh Langsung Kepuasan Terhadap Kinerja ……… 106Tabel 4.49. Koefisien Jalur Y. Terhadap Z…………………………. 107Tabel 4.50. Hasil Pengujian Simultan X1, X2, Y Terhadap Z ……… 108Tabel 4.51. Pengaruh Variabel X1, X2 dan Y dan Pengaruh Di Luar
Sub Variabel ……………………………………………. 109Tabel 4.52. Hasil Pengujian Parsial Antara X1, X2 dan Y terhadap Z 110
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
xv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Petunjuk Pengisian KuesionerLampiran 2 Input DataLampiran 3 Reliability dan Validity TestLampiran 4 DescriptiveLampiran 5 DescriptiveLampiran 6 Hasil Pengolahan Data Uji StatistikLampiran 7 Sistem Permanent Crew
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
xi Universitas Indonesia
4.2. Pengujian Hipotesis ……………………………………………. 914.2.1. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kepuasan
Awak Kapal …………………………………………..… 924.2.2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan…………….. 944.2.3. Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Secara
Bersama-sama Terhadap Kepuasan Awak Kapal ….…… 964.2.4. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kinerja
Awak Kapal ……………………………………….…… 994.2.5. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Awak Kapal … 1014.2.6. Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Secara
Bersama-sama Terhadap Kinerja Awak Kapal ………… 1044.2.7. Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja Awak Kapal….… 1064.2.8. Pengaruh Pemberdayaan, Kompensasi dan Kepuasan
Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Awak Kapal…. 108
5. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. . 1125.1. Kesimpulan…………………………………………………….… 1125.2. Saran ……………………………………………………….……. 113
DAFTAR REFERENSI…………………………………………………. 114
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini telah terjadi paradigm shift
bagi perusahaan baik itu sektor manufaktur maupun jasa. Perusahaan tidak hanya
terpaku pada pasar domestik, tetapi juga harus mulai berpikir global, dimana
persaingan sudah tidak dapat dibatasi atau borderless. Manakala dunia berubah,
menjadi lebih kompetitif dan dinamis begitupun dunia bisnis mau tidak mau harus
melakukan penyesuaian.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang informasi,
telekomunikasi dan transportasi di era global telah menyatukan dunia kedalam
tatanan ekonomi-politik antar bangsa yang tidak terpisahkan. Pada situasi seperti
ini, laju perubahan disegala aspek terjadi sedemikian cepat. Periodisitas
kehandalan suatu rencana semakin pendek. Dunia kini semakin sempit dan tidak
ada batasan, yang tetap pada era global adalah perubahan.
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (PT HIT) menyadari
sepenuhnya bahwa di era globalisasi dalam perdagangan internasional yang
menjadi ruang gerak negara-negara berkembang sebagian besar ditentukan oleh
negara-negara industri, dan hal tersebut akan membawa dampak perubahan yang
bisa saja membawa dampak positif bagi perkembangan bisnis pelayaran ataupun
sebaliknya. Oleh karenanya berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional
yang baru dimana Word Trade Organization (WTO), Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC) dan Asean Free Trade Area (AFTA) mempunyai
ketentuan-ketentuan dasar yaitu ”keterbukaan pasar” harus dilaksanakan dengan
konsekuen agar negara berkembang seperti Indonesia benar-benar mempunyai
kesempatan untuk memanfaatkan dampak-dampak positif dari peranan bidang
perkapalan dan pelayaran niaga, terutama keterbukaan perdagangan antara negara
ASEAN yang dapat memberikan kesempatan kepada tiap negara untuk saling
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
2
Universitas Indonesia
mengisi peluang pasar yang ada sesuai kemampuan produksi masing-masing
negara.
Keuntungan dari keterbukaan pasar dapat menyebabkan peningkatan
produksi barang untuk dipasarkan ke negara yang membutuhkan. Jadi peranan
industri pelayaran semakin penting di dunia, karena kapal merupakan sarana yang
sangat tepat dalam perdagangan internasional. Penyelenggaraan angkutan laut di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan strategis. Ini
menjanjikan suatu tantangan dan peluang bagi perusahaan yang siap
menghadapinya, termasuk PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk yang
bergerak dalam bidang perkapalan.
Perkembangan jumlah perusahaan pelayaran dalam negeri di Indonesia
tidak terlepas dari peningkatan kegiatan ekspor dan juga kebijakan pemerintah
untuk mendukung jasa laut seperti diterapkannya asas cabotage1 untuk 13 jenis
komoditas utama sejak tahun 2005 diantaranya adalah kontainer, kayu, hasil
olahan primer, bahan galian tambang, angkutan muatan cair dan bahan kimia,
pengangkutan minyak dan gas bumi, batubara dan lain-lain. Asas cabotage telah
berhasil meningkatkan kontribusi sektor pengangkutan laut terhadap
pembangunan nasional baik dari sisi peningkatan armada, penguasaan atas pangsa
muatan hingga fasilitas pembiayaan. Berdasarkan data yang didapat dari INSA
(Indonesian National Shipowners Association).
Dalam Tabel 1.1. diperlihatkan meningkatnya jumlah armada niaga
nasional berbendera Indonesia termasuk jumlah pelayaran nasional. Pada tahun
2004 jumlah perusahaan pelayaran nasional tercatat sebanyak 1.453 perusahaan
tetapi setelah asas cabotage diberlakukan, jumlahnya meningkat hingga 47,2%
atau 2.140 unit2. Dimana seiring meningkatnya jumlah armada niaga nasional
berbendera Indonesia jumlah perusahaan pelayaran nasional juga melonjak.
1 Asas Cabotage adalah peraturan pemeritah yang mewajibkan angkutan laut dalam negerimenggunakan kapal berbendera Indonesia dan di awaki oleh pelaut berkewarganegaraan Indonesia(Implementasi Asas Cabotage di Indonesia, Sebuah Sukses Story, 2010 hal 7)2 Indonesian National Shipowners’Association (INSA), Implementasi Asas Cabotage di Indonesia,
Sebuah Sukses Story, 2010 hal 36.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
3
Universitas Indonesia
Tabel 1.1.Perkembangan Jumlah Armada Niaga Nasional
Periode Jumlah Kapal ( Unit)Maret 2005 6.014Maret 2009 8.321
Juli 2009 8.739Oktober 2009 9.064
Desember 2009 9.170Maret 2010 9.309
Agustus 2010 9.715Sumber : Data Kementerian Perhubungan RI
Dalam bidang pelayanan jasa perkapalan ini PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk memberikan pelayanan jasa angkutan hasil bumi berupa LNG,
Chemical, Crude Oil dan Batubara yang sebagian besar jasa pelayanannya
didedikasikan kepada Pertamina.
Awalnya PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk adalah Divisi LNG
dari PT Humpuss untuk melayani pengangkutan LNG. Tanggal 19 Mei 1986
kerjasama dengan Mitsui OSK Lines Ltd membentuk COMETCO untuk
membangun ST. Eka Putra yaitu satu kapal besar dengan kapasitas angkut
136,400 meter kubik atau dengan Dead Weight Ton (DWT) sebesar 78,988
khusus untuk mengangkut LNG Pertamina dari Bontang Kalimantan Timur ke
Yung-An Taiwan atas permintaan Chinese Petroleum Corporation (CPC)
perusahaan minyak nasional di Taiwan.
Kontrak Sewa panjang atau Long Term Time Charter (LTTC) dengan
Pertamina selama 20 tahun Kapal Eka Putra sudah berlangsung sejak 10 Januari
1990 sampai dengan 10 Januari 2010 dan telah diperpanjang sampai dengan 10
tahun ke depan yaitu sampai dengan 2020 oleh Pertamina untuk mendistribusikan
LNG dari Bontang Kalimantan Timur ke Jepang untuk memenuhi kontrak LNG
Western Buyer.
Terkait dengan jasa manajemen pengoperasian kapal seiring jalan PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk mengembangkan sayap usahanya tidak
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
4
Universitas Indonesia
hanya pengurusan manajemen pengoperasiannya saja tapi juga pengadaan awak
kapal baik untuk kapal milik sendiri maupun kapal milik perusahaan lain di bawah
satu divisi yang dibentuk khusus untuk jasa pengadaan awak kapal yaitu Divisi
CMS (Crew Management Service). Pengembangan bisnis Pengadaan Awak Kapal
awalnya adalah dilandasi untuk memfasilitasi kapal-kapal yang dimiliki oleh
perusahaan dan juga MOL yang telah bekerjasama dengan PT. Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk, namun juga berdasarkan dari Departemen
Perhubungan tahun 2008 menunjukkan adanya pertumbuhan jumlah kapal
nasional yang cukup pesat pasca penerapan asas cabotage pada bulan Maret 2005.
Dengan pertumbuhan armada yang cukup pesat tersebut diperlukan awak kapal
yang jumlahnya juga tidak sedikit dan ini menjadi peluang bisnis bagi perusahan
untuk mengembangkan jasa pengadaan jasa awak kapal di perairan Indonesia.
Berikut adalah beberapa klien jasa pengadaan awak kapal yang telah
dilayani oleh PT. HIT di bawah Divisi CMS, yaitu :
Gambar 1.1. Para Klien Jasa Pengadaan Awak Kapal
KAPAL LNG
COMETCO
1. S.S. Ekaputra
2. S.S. Dwiputra
3. S.S. Suryasatsuma
4. S.S. Surya Aki
KAPAL ASAHI
MARINE1. M.T Sunny Iris
2. M.T Sunny Leo
3. M.T Pioneer Spirit
4. M.T Sunny Dream
5. M.T Sunny Orion
KAPAL HTC
(PT. Humpuss Transportasi Curah)1. T.B Semar 1 9. T.B Semar 2
2. T.B Semar 3 10. T.B Semar 4
3. T.B Semar 5 11. T.B Semar 6
4. T.B Semar 7 12. T.B Semar 8
5. T.B Semar 9 13. T.B Semar 10
6. T.B Semar 11 14. T.B Semar 12
7. T.B Semar 15 15. T.B Semar 16
8. T.B Semar 17
KAPAL HTK
(PT. Humpuss Transportasi Kimia)
1. Asta Samudra 6. Griya Asmat
2. Catur Samudra 7. Griya Bali
3. Dasa Samudra 8. Griya Dayak
4. Nawa Samudra 9. Griya Flores
5. Sapta Samudra 10. Batang Anai
KAPAL LNG MOL1. S.S Energy Frontier
2. S.S Energy Advance
3. S.S Energy Progress
4. S.S Energy Navigator
5. S.S Senshu Maru
6. S.S LNG Vesta
7. T.S Spirit of MOL
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
5
Universitas Indonesia
Gambar 1.2. Jumlah Awak Kapal yang dikelola oleh Divisi CMS
Sumber : PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, 2010
Divisi CMS yang berjumlah 20 karyawan, sesuai data dalam gambar 1.2.
mengelola 893 orang awak kapal untuk 5 (lima) perusahaan. Dua perusahaan PT.
Humpuss Transportasi Kimia (HTK) dan PT. Humpuss Transportasi Curah (HTC)
adalah bisnis unit dari PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk., sedangkan 3
Lines bisnis lainnya COMETCO (joint venture HIT dan MOL), MOL LNG dan
ASAHI MARINE adalah perusahaan Jepang yang memakai jasa pengadaan awak
kapal Indonesia.
Divisi CMS telah menjalankan satu unit usaha agar dapat memuaskan
ataupun memberikan satisfaction guarantee kepada para Principal yang telah
memberikan kepercayaannya selama ini kepada PT HIT. Berbagai aspek telah
dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja Awak Kapal yang direkrut dari PT
HIT, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan kepada
KAPAL HUMOLCO
Officer : 58
Rating : 115
Total : 173
KAPAL MOL LNG
Officer : 55
Rating : 183
Total : 238
KAPAL ASAHI MARINE
Officer : 42
Rating : 67
Total : 109
HUMOLCO FLEET
Officer : 58
Rating : 115
Total : 173TOTAL JUMLAH AWAK KAPAL
OFFICER = 319RATING = 574
TOTAL KESELURUHAN = 893
KAPAL HTC
Officer : 89
Rating : 75
Total : 164
KAPAL HTK
Officer : 75
Rating : 134
Total : 209
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
6
Universitas Indonesia
awak kapal yang dikelola oleh perusahaan berupa Soft Skill Training3 yang telah
dikembangkan oleh Direksi terdahulu. Tujuannya tiada lain adalah makin
meningkatkan kualitas kerja para awak kapal yang dikelola oleh perusahaan.
Namun demikian kendala yang dihadapi dalam menangani para awak
kapal inipun juga tidak mudah di atasi. Sebagai gambaran dari Ketua INSA yang
dipublikasikan di harian Investor Daily tanggal 17 Maret 2009 bahwa sejak
diterapkannya asas cabotage pada Maret 2005 hingga Maret 2009 jumlah kapal
nasional tumbuh 37% atau sekitar 2.300 unit sementara itu ketersediaan awak
kapal nasional masih jauh di bawah 2.000 orang per tahun.
Tumbuhnya armada-armada di Indonesia diperlukan sedikitnya 3.674
Nahkoda Kapal dan 3.674 Kepala Kamar Mesin (KKM), selain itu untuk
mengoperasikan kapal diperlukan sedikitnya 51.436 Anak Buah Kapal (ABK)
karena perhitungan rata-rata setiap kapalnya memerlukan 14 orang ABK. Dalam
Tabel 1.4. dibawah ini berdasarkan data dari INSA terlihat bahwa untuk
pengoperasian armada-armada yang berlayar diperairan Indonesia jumlahnya
sangat besar dan masih jauh dari kebutuhan yang ada.
Tabel 1.2. Kebutuhan Pelaut dalam Lima Tahun Terakhir(Maret 2005 – Maret 2010)
Pelaut Produksi Kebutuhan Balance
Perwira 8.500 18.774 - 10.274
ABK 5.000 25.032 - 20.032
Jumlah 13.500 43.806 - 30.306
Sumber : Data INSA
Kondisi kurangnya tenaga Pelaut tersebut diperparah dengan sedikitnya
pelaut Perwira (disebut juga Officer) Indonesia yang memiliki keahlian yang siap
mengoperasikan kapal-kapal berteknologi tinggi di sektor offshore mengingat
3 Keterampilan lunak kompetensi perilaku. juga dikenal sebagai Keterampilan interpersonal, atau
keterampilan seseorang. Soft Skill Training di PT HIT lebih menekankan kepada pelatihan
keterampilan Kepemimpinan, Kerjasama Tim dan Pemecahan Masalah (buku basic soft skill
training PT HIT)
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
7
Universitas Indonesia
banyak kapal berteknologi mutakhir yang di impor untuk mendukung program
nasional asas cabotage.
Berdasarkan fakta dan data yang ada bahwa jumlah Pelaut sangat kurang
untuk memenuhi kebutuhan armada kapal di Indonesia terlebih posisi Perwira
yang memiliki keahlian untuk mengoperasikan kapal-kapal berteknologi tinggi
telah membuat para awak kapal mudah bergerak kemanapun pergi atau
bargaining position para awak kapal lebih di atas angin dan sangat mudah bagi
mereka untuk menentukan dimana yang bisa menguntungkannya.
Para karyawan di Divisi CMS tidaklah mudah menghadapi situasi kerja
dimana posisi pelamar lebih di atas angin dibandingkan yang dilamar. Toleransi
sering terpaksa dilakukan jika para awak kapal menginginkan apa yang dimaunya.
Dan hal ini adalah pangkal dari segala permasalahan yang dihadapi, dampak yang
paling terlihat adalah adanya keluhan dari para pengguna jasa yang telah
mempercayakan pengadaan awak Kapalnya kepada PT HIT. Tentu saja jika
kondisi mekanisme kerja telah mengecewakan rekan kerja tentunya dengan
sendirinya berdampak nama baik perusahaan dan pendapatan perusahaan.
Robbins dan Judge (2008:27) menyatakan bahwa pada masa kekurangan
tenaga kerja, upah dan tunjangan yang bagus tidak akan cukup untuk
mendapatkan dan mempertahankan karyawan yang terampil. Para manajer
membutuhkan strategi perekrutan dan pemeliharaan yang canggih. Selain itu,
manajer harus mengubah praktik-praktik organisasi untuk mencerminkan
kebutuhan dari angkatan kerja yang lebih tua dan memikirkan cara-cara untuk
memotivasi pekerja lebih muda yang merasa terhambat ketika kolega-kolega yang
lebih tua tidak pensiun. Perilaku Organisasi bisa membantu manajer
menyelesaikan masalah ini. Dalam pasar tenaga kerja yang ketat, manajer yang
tidak memahami perilaku manusia dan gagal memperlakukan karyawan mereka
dengan baik berisiko kehilangan semua karyawannya!
Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa ternyata masalah penanganan
dan perhatian awak kapal terhadap perusahaan yang menggunakannya merupakan
unsur yang sangat penting untuk mempertahankan bisnis. Karena itu unsur SDM
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
8
Universitas Indonesia
merupakan masalah yang paling penting dan menjadi masalah utama dalam
penelitian ini, yaitu rendahnya kinerja awak kapal.
Jika bicara tentang rendahnya kinerja awak kapal berarti yang harus
dimengerti adalah pengertian dari kinerja itu sendiri terlebih dahulu. Kinerja
adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar ”kerja”, yang
menerjemahkan dalam bahasa asing prestasi atau hasil kerja.
Donnelly, Gibson dan Ivancevich yang dikutip oleh Rivai (2011:2)
mendefinisikan kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik. Lebih lanjut dikatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri dalam
menjalankan fungsinya, tetapi berhubungan dengan kepuasan dan tingkat
kompensasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : (a) harapan
mengenai kompensasi, (b) dorongan, (c) kemampuan, kebutuhan dan sifat, (d)
persepsi terhadap tugas, (e) imbalan internal dan eksternal, (f) persepsi terhadap
tingkat kompensasi dan kepuasan kerja. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari
Mondy and Premeaux (1993) bahwa kinerja dipengaruhi oleh tujuan.
Karena itu berdasarkan beberapa pernyataan di atas, jelas bahwa
rendahnya kinerja Awak Kapal dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebagaimana
yang disebutkan di atas, namun penurunan kinerja awak kapal diduga disebabkan
oleh penetapan kompensasi oleh perusahaan dan pemberdayaan, hal ini dapat
dilihat dari kompensasi yang diberikan belum mengacu pada merit sistem, yaitu
pemberian kompensasi secara proporsional berdasarkan prestasi kerja dan
pemberdayaan yang masih kurang optimal.
Karena itu, tema yang diangkat adalah mengenai kompensasi kepada awak
kapal yang bekerja pada perusahaan (PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.)
dengan menjadikan mereka Permanent Crew atau Karyawan Tetap perusahaan
khusus untuk kapal-kapal LNG. Sistem Permanent Crew4 yaitu perlakuan sama
yang disesuaikan dengan Karyawan Tetap yang berada atau bekerja di Darat atau
4 Penjelasan tentang Sistem Permanent Crew lampiran I
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
9
Universitas Indonesia
“mirip” dengan ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun
2003.
Penetapan Permanent Crew System atau PCS khusus untuk kapal-kapal
LNG di PT. HIT merupakan satu-satunya sistem yang diberlakukan dalam jasa
angkutan perkapalan di Indonesia. Penentuan kebijakan manajemen
memberlakukan sistem PC tersebut adalah salah satu bentuk mekanisme
kompensasi yang bertujuan untuk mempertahankan para awak kapal agar loyal
dan berdedikasi kepada perusahaan.
Penentuan kebijakan kompensasi untuk mempertahankan pegawai agar
loyal dan berdedikasi dinyatakan oleh Terry & Franklin (2003:404) sebagai
berikut :
“Compensation is where “the rubber meets the road” so to speak. Money
is perceived in many different ways – from purchasing power to status
symbols to symbols of accomplishment to economic freedom. Adequate
and effective compensation can result in improved performance and
productivity, increased employee loyalty and morale and low turnover,
absenteeism and tardiness. Poor compensation can result in the exact
opposite of these desirable consequences. How to compensate employees
fairly is an age-old problem that is among the greatest challenges for a
manager.”
Dari pendapat Robbins & Judge serta Terry & Franklin dalam penanganan
ketenagakerjaan yang “supply and demand” nya tidak berimbang memang
dibutuhkan suatu pendekatan program pengembangan yang dinamis dan tepat
sasaran yang mana penerapannya melalui berbagai macam cara seperti
pemenuhan kebutuhan terhadap uang, status, keberhasilan, kondisi kerja dan
program menarik lainnya yang setiap waktu memerlukan penyesuaian sesuai
perkembangan.
Dalam dunia jasa angkutan perkapalan para awak kapal yang
mengendalikan kapal-kapal perusahaan ataupun para pemilik kapal adalah satu
dari sumber daya terpenting yang dimiliki perusahaan. Tanpa pelaut-pelaut handal
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
10
Universitas Indonesia
yang bekerja untuk perusahaan, maka manajemen teknis yang efisien akan sulit
dilakukan. Para awak kapal yang dipekerjakan telah disaring melalui uji seleksi
serta prosedur pelatihan khusus untuk kapal-kapal LNG, sehingga menghasilkan
sejumlah perwira dan awak kapal yang siap ditugaskan untuk mengoperasikan
kapal jenis tersebut. Namun demikian keterbatasan jumlah awak kapal dengan
kemampuan spesifikasi pengoperasian kapal LNG dimulai pada saat awak kapal
tersebut menjabat pada level tertentu (Second Officer dan Second Engineer)
ditambah lagi saat ini Pertamina sendiri akan mengoperasikan sendiri kapal-kapal
LNG-nya secara mandiri. Saat ini Pertamina sedang melakukan perekrutan
terhadap perwira-perwira yang berpengalaman dalam bidang jasa angkutan LNG
dengan penawaran paket remunerasi yang sangat menarik. Terbukti salah satu
karyawan perusahaan yang telah bekerja selama 5 (lima) tahun telah ikut
bergabung dengan posisi dan paket remunerasi yang “sulit ditolak”. Sehingga
akhirnya perusahaan melihat bahwa Sistem PC yang telah diterapkan
diperusahaan selama lima tahun masih pada level dipertanyakan. Apakah masih
efektif untuk dijalankan.
Merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Terry & Franklin apabila
kompensasi yang diberikan kurang tepat dan pemberdayaan kurang optimal, maka
prestasi kerja awak kapal akan menurun, dan apabila kondisi seperti ini dibiarkan
terus, maka dikhawatirkan produktivitas kerja pegawai menurun dengan drastis
yang akhirnya akan mempengaruhi pada pelayanan pelanggan pengguna awak
kapal tersebut, karena itu perlu diteliti mengenai pengaruh pemberdayaan dan
kompensasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja awak kapal. Penelitian ini
menggunakan pendekatan ilmu manajemen, khususnya Manajemen Sumber Daya
Manusia.
1.2. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Kualitas Sumber Daya Manusia yang baik sangat berperan penting dalam
segala sektor. Sumber Daya Manusia yang baik memiliki kemampuan dan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
11
Universitas Indonesia
keterampilan yang tinggi dan juga memiliki dedikasi serta pengabdian dalam
upaya pencapaian tujuan suatu perusahaan.
Awak Kapal merupakan sumber daya manusia yang memegang peranan
sangat strategis dan dominan di dalam suatu perusahaan pelayaran. Hal ini
dikarenakan Awak Kapal sebagai perencana, pelaksana dan juga sebagai
pengawas dalam tugas dan tanggung jawab disuatu armada perusahaan pelayaran.
Artinya Awak kapal dituntut untuk memiliki performa yang optimal dan
memenuhi standar internasional. Terbatasnya tenaga pelaut Indonesia baik dari
porsi pelayaran dunia maupun domestik karena terbatasnya jumlah akademi
pelayaran yang berkualitas sesuai standar dan prosedur internasional dan masuk
dalam daftar whitelist IMO (International Maritime Organization)5 serta standar
kompetensi yang perlu ditingkatkan lagi sehingga memenuhi standar yang diminta
oleh dunia yakni Standard STCW-956.
Berdasarkan Konvensi International STCW (Standard Trainning
Certification Watchkeeping for Seafarer) Code’78 Amendment’95 Annex I
menyatakan bahwa kompetensi dan kriteria tenaga Awak Kapal yang akan
bekerja di atas kapal harus memiliki Sertifikasi Pelatihan (Training) yang sesuai
dengan standar international yang diberlakukan oleh IMO.
Untuk memenuhi standar kompetensi awak kapal yang sesuai dengan
persyaratan internasional berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 045/U2002 atau Nomor 232/U/2000 menjelaskan bahwa seorang yang
berkompeten harus dapat memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Landasan kemampuan pengembangan kepribadian.
Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan ( Know how dan know why)
Kemampuan berkarya (Know to do).
5 Daftar Negara-negara yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan Training bersertifikat
untuk Awak Kapal dengan standar internasional yang telah disepakati bersama.6 Jenis Sertifikat berstandar internasional yang berlaku jika Awak Kapal berlayar di perairan
internasional
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
12
Universitas Indonesia
Kemampuan mensikapi dan berprilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri
dan mengambil dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab (Capable
to do).
Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan
menghargai nilai – nilai pluralisme dan kedamaian (Able to live together).
Terkait standar kompetensi yang tersebut di atas sejalan dengan Prayitno dan
Suprapto dalam kertas kerjanya (2002), yang mengatakan bahwa standar
kompetensi adalah spesifikasi atau sesuatu yang dibakukan, memuat persyaratan
minimal yang harus dimiliki seseorang yang akan melakukan pekerjaan tertentu
agar yang bersangkutan mempunyai kemampuan melaksanakan pekerjaan dengan
hasil baik.
Hal senada juga dikemukakan oleh Mitrani (1995) bahwa kompetensi adalah
suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan
suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Menurut Spencer & Spencer
(1993), kompetensi didefinisikan sebagai: “A competency is underlying
characteristic of an individual that is causally related to criterion-referenced
effective and / or superior performance in a job situation”.
Berdasarkan definisi tersebut, kata "underlying characteristics"
mengandung arti bahwa kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam
dan melekat pada diri seseorang serta perilaku yang diprediksi pada berbagai
keadaan dan tugas pekerjaan. Sedangkan kata "Criterion Referenced"
mengandung arti bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang
berkinerja baik dan kurang baik, yang diukur dari kriteria atau standar yang
digunakan. Dengan demikian, dapatlah kita artikan bahwa kompetensi adalah
kemampuan individual/orang perorangan untuk
mengerjakan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Sehingga dapat di formulasikan bahwa awak kapal di harapkan memiliki:
1. Kecerdasan pola berpikir
2. Keterampilan pola bertindak
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
13
Universitas Indonesia
3. Kedewasaan pola bersikap
4. Kematangan jiwa
5. Keberanian mengambil keputusan secara tepat waktu dan tepat sasaran
6. Rasa percaya diri dan bertanggung jawab.
Selain itu, Awak Kapal bertugas untuk mengabdi kepada semua
kepentingan perusahaan, masyarakat dan negara demi meningkatkan sumber daya
perusahaan, dan harus berwibawa serta bermental yang kuat. Di lain pihak Awak
kapal harus berkualitas yaitu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.
Dalam upaya meningkatkan kualitas hasil sumber daya perusahaan,
dituntut adanya peningkatan kualitas teknis maupun mental sebagai awak kapal
untuk kemajuan perusahaan, serta untuk awak kapal itu sendiri. Apalagi bagi
pelaksana di atas kapal harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam tugasnya.
Upaya ini haruslah di laksanakan dalam suatu proses yang berkesinambungan,
yang menyangkut berbagai aspek seperti kedisiplinan dan pengawasan, sehingga
dari waktu ke waktu awak kapal dapat meningkatkan kinerjanya menjadi lebih
baik dan dapat selalu di sesuaikan dengan perkembangan zaman serta tuntutan
tugas dan perannya.
Tuntutan utama dalam meningkatkan kinerja lebih baik lagi secara
berkesinambungan dinyatakan oleh Amstrong (1994:13) adalah proses yang
dikerangkakan untuk mengembangkan kinerja dari organisasi, tim dan individu
yang dikendalikan oleh para manajer lini. Hal tersebut dikuatkan oleh Mitrani,
Dalziel dan Fitt (1992:96) yang mengatakan : Performance Management is a
process or set of processes for establishing shared understanding about what to
be achieved (and how it is to be achieved), and of managing people and what
elements are included in it.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses peningkatan kinerja
adalah perlu dilakukan satu kerangka dan tentunya bukan hanya sekedar
dibicarakan lalu ke esokan harinya sudah ada hasilnya. Ini adalah membangun
suatu kerangka kinerja yang membutuhkan waktu dan konsistensi dalam proses
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
14
Universitas Indonesia
pelaksanaannya untuk mencapai ekspektasi, harapan, proses timbal balik, training
dan pengevaluasian secara terintegrasi yang diinginkan oleh suatu organisasi baik
dari perancanaan jangka pendek ataupun jangka panjang.
Gambar 1.5 berikut ini menunjukkan bahwa dalam membangun kerangka
manajemen kinerja untuk mencapai keefektifan dibutuhkan proses yang terpadu
atau terintegritas. Mitrani, Dalziel dan Fitt melihat bahwa manajemen kinerja
adalah proses lingkaran terpadu antara “Performance Planning”, “Performance
Coaching” dan “Performance Review” yang dijalankan oleh para manajer dan
karyawan untuk mendapatkan dan menghasilkan pencapaian individu dan
organisasi.
Gambar 1.3.Proses Manajemen Kinerja – dalam lingkaran yang terintegrasi
Sumber : Mitrani, Alain 1992
Kedisiplinan dan konsistensi sangat penting di terapkan agar awak kapal
dapat bekerja lebih baik sehingga kinerja pun akan meningkat. Kedisiplinan
sebagai dasar dalam membentuk awak kapal berdedikasi dan bertanggung jawab
terhadap tugasnya sudah sewajarnya di tegakkan dengan tepat. Kedisiplinan
Rencana Kinerja
Pelatihan Kinerja
Evaluasi Kinerja
- Penjelasan tanggung jawab pekerjaan
- Rencana Kerja
- - Monitoring Progres
- - Pelatihan
- - Umpan balik/masukan
- Hasil Kinerja versus Harapan
Fungsi Aplikasi Kepegawaian
Imbalan Training Rencana
Suksesi
Prosedur
Disiplin
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
15
Universitas Indonesia
sebagai salah satu upaya dalam membangun pribadi awak kapal untuk bersikap
dan berprilaku yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun
tidak tertulis yang harus di tegakkan. Hal ini harus menjadi komitmen bersama
antara awak kapal dengan atasannya (Nahkoda). Penegakan kedisiplinan ini harus
terbuka artinya semua komponen yang ada di atas kapal harus mewujudkannya.
Selain itu pengawasan juga merupakan aspek yang penting dan berperan
dalam membangun kinerja yang tinggi. Pengawasan bukanlah sesuatu yang
menakutkan dan menjadi kendala bagi awak kapal dalam menjalankan tugas,
tetapi pengawasan sebagai upaya dalam menuju hasil pekerjaan yang lebih baik
sesuai dengan standarisasi yang telah di tetapkan. Pengawasan akan sesuai dengan
target tentunya harus berdasarkan standar yang telah di tetapkan sehingga
pengawasan bukan hanya formalitas tetapi menghasilkan solusi yang dapat
memberikan masukan guna pembenahan ke depan seperti dalam perencanaan
yang dipetakan oleh Mitrani dkk harus konsisten dan terintegrasi.
Dengan demikian, di harapkan dapat terciptanya awak kapal yang
berkemampuan dan berkualitas sebagai sumber daya manusia yang mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif dan efisien baik nasional
maupun di dunia internasional. Terlebih di atas kapal sangat memerlukan disiplin
yang tinggi, ketepatan dalam keilmuan navigasi tentunya harus di upayakan agar
terlaksanakan sehingga program kerja pun selesai sesuai target. Tentunya agar
kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya
dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari awak
kapal itu sendiri dan pengawasan dari atasannya sesuai dengan aturan yang
berlaku.
1.2.2. Pembatasan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja awak kapal, seperti pengawasan, kedisiplinan, kompensasi,
pemberdayaan, kompetensi, kepuasan kerja dan manajemen kinerja. Namun
variabel yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi mencakup pemberdayaan,
kompensasi, kepuasan pegawai, dan kinerja awak kapal. Penelitian ini dilakukan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
16
Universitas Indonesia
pada bulan Februari 2010 sampai dengan Desember 2010. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah para awak kapal yang dikelola oleh Divisi CMS dari PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
1.2.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh pemberdayaan terhadap kepuasan kerja awak kapal ?
2. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja awak kapal ?
3. Bagaimana pengaruh pemberdayaan dan kompensasi secara bersama-sama
terhadap kepuasan kerja awak kapal ?
4. Bagaimana pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja awak kapal ?
5. Bagaimana pengaruh kompenasi terhadap kinerja awak kapal ?
6. Bagaimana pengaruh pemberdayaan dan kompensasi secara bersama-sama
terhadap kinerja awak kapal ?
7. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja awak kapal ?
8. Bagaimana pengaruh pemberdayaan, kompensasi, dan kepuasan kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja awak kapal?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat disusun
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan terhadap kepuasan kerja awak
kapal
2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja awak kapal
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan dan kompensasi secara bersama-
sama terhadap kepuasan kerja awak kapal
4. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja awak kapal
5. Untuk mengetahui pengaruh kompenasi terhadap kinerja awak kapal
6. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan dan kompensasi secara bersama-
sama terhadap kinerja awak kapal
7. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja awak kapal
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
17
Universitas Indonesia
8. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan, kompensasi, dan kepuasan kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja awak kapal
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam dua sudut pandang yaitu
secara akademis dan secara praktis.
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi
dalam pengembangan ilmu sumber daya manusia dalam bidang kajian
pemberdayaan, kompensasi, kepuasan kerja, dan kinerja.
2. Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. dalam penetapan sistem
kompensasi yang tepat (terbaik) bagi awak kapalnya.
1.5. Sistematika Penelitian
Hasil penelitian dituangkan ke dalam tulisan ini dengan menggunakan
sistematika sebagai berikut :
1.5.1 BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan
sistematika penelitian.
1.5.2. BAB II : Tinjauan Pustaka
Bagian ini menyajikan landasan teori yang menyangkut pemberdayaan pegawai,
kompensasi, kepuasan kerja pegawai dan kinerja tetap, serta kajian pustaka
sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
1.5.3. BAB III : Metode Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis, disusun suatu kerangka penelitian yang merupakan
operasionalisasi dari kajian teoritis/kaji literatur yang telah dilakukan sebelumnya
dan metode yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis, proses
pengumpulan data, pengukuran variabel, dan analisis statistik yang akan
digunakan untuk uji hipotesis.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
18
Universitas Indonesia
1.5.4. BAB IV : Pembahasan
Memuat hasil penelitian yang didapatkan berupa temuan-temuan dari hasil uji
hipotesis serta pembahasan yang dipadukan dengan teori.
1.5.5. BAB V : Kesimpulan dan saran
Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan penelitian, sedangkan saran
merupakan usulan-usulan perbaikan yang direkomendasikan oleh peneliti pada
pengembangan ilmu maupun implikasi manajerial.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
19 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemberdayaan Pegawai
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang harus ada dalam
suatu organisasi, bahkan sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat
penting bagi organisasi yang menjalankan operasinya. Sebagai faktor dalam
organisasi, manusia tidak dapat hanya sekedar dipandang seperti faktor-faktor
produksi yang lain, misalnya peralatan, modal, teknologi dan sebagainya, tetapi
manusia harus lebih dipandang sebagai mitra kerja dari seluruh yang ada dalam
organisasi itu.
Pentingnya pengkoordinasian sumber daya manusia dalam operasi
organisasi, karena manusia sebagai individu mempunyai kebutuhan, kepentingan,
keinginan, perasaan, sikap, perilaku yang setiap individu mempunyai perbedaan
dan semuanya ingin dipenuhi. Terlebih lagi bagi suatu organisasi yang seluruh
sumber daya utamanya adalah manusia, keluaran yang dihasilkan berupa jasa dan
yang menikmati jasa tersebut adalah masyarakat (Publik).
Antara sumber daya manusia sebagai penghasil jasa dan masyarakat
sebagai pengguna jasa tersebut tentunya mempunyai perbedaan kepentingan, yang
sulit untuk ditemukan. Jika pengguna jasa (masyarakat) merasa tidak terpenuhi
kebutuhannya, maka munculah ketidak puasan yang dapat berupa komplain,
protes, demo, acuh dan sebagainya. Oleh karena itu titik berat perhatian pimpinan
terhadap sumber daya manusia menjadi sangat penting.
Pendapat dari French yang dikutip oleh Handoko (1994;3) mengatakan
bahwa manajemen personalia sebagai perekrutan, seleksi, pengembangan dan
pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. Sedang menurut
Hedjrachman dan Husnan (1990;5) mengatakan bahwa manajemen personalia
adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan
pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan, individu dan masyarakat. Dengan demikian dari kedua definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sumber daya manusia
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
20
Universitas Indonesia
tidak lain adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam upaya mencapai
tujuan organisasi, individu dan masyarakat.
Sumber daya manusia sebagai komponen terpenting dalam organisasi
tidak dapat digantikan dengan komponen yang lain, lebih-lebih untuk organisasi
industri jasa seperti PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk., sehingga
pengelolaan terhadap sumber daya manusia ini semakin hari menjadi semakin
penting, alasannya diantaranya adalah a) Munculnya angkatan kerja baru secara
terus – menerus; b) Munculnya ketidakpuasan dari masyarakat pengguna jasa; c)
Gaya hidup yang pada saat ini mengalami perubahan drastis; d) Munculnya
berbagai peraturan perundang - undangan yang baru; e) Perubahan nilai – nilai; f)
Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja pegawai; g) Kebutuhan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sumber daya manusia sebagai individu dalam sebuah organisasi sangat
menentukan keberhasilan organisasi tersebut dalam pencapaian tujuan. Untuk itu
keefektifan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya haruslah diusahakan
melalui keefektifan individu yang ada di dalamnya. Manajer atau pimpinan harus
seoptimal mungkin mengusahakan agar para individu dalam organisasi
mempunyai kontribusi dalam pencapaian tujuan. Jika diilustrasikan tampak seperti
pada gambar berikut :
Gambar 2.1
Tiga prespektif keefektifan
Sumber : Maskat, (1993:9)
Ada berbagai perbedaan definisi pemberdayaan (empowerment) yang
dikemukakan para ahli. Menurut Noe et.al (2003) pemberdayaan adalah
merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang terhadap pekerja untuk
KeefektifanOrganisasi
KeefektifanKelompok
KeefektifanIndividu
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
21
Universitas Indonesia
mengambil keputusan menyangkut semua pengembangan produk dan
pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Khan (1997) pemberdayaan
merupakan hubungan antar personal untuk membangun kepercayaan antara
karyawan dan manajemen. Byars dan Rue (2004) memberi pengertian
empowerment merupakan bentuk desentralisasi yang melibatkan para bawahan
dalam membuat keputusan. Tows (2011) pemberdayaan merupakan hubungan
antar personal untuk membangun kepercayaan antara karyawan dan manajemen.
Sedangkan Batliwala (2007), mengemukakan bahwa dalam Pemberdayaan
pegawai mencakup dua pokok persoalan yang amat penting dalam meningkatkan
kinerja perusahaan yakni konsep pemberdayaan yang berakar komitmen dan
kepercayaan pegawai sebagai suatu strategi dalam menjalankan perusahaan.
Dalam upaya mengatasi tantangan seperti inilah diperlukan strategi
pemberdayaan pegawai dalam hal ini pemberdayaan awak kapal, dengan
dasar pandangan bahwa upaya yang dilakukan harus menyentuh langsung pada
akar persoalannya yaitu meningkatkan kemampuan pembinaan dan produktivitas
kerja, yang merupakan bagian tertinggal melalui pengembangan dan
mendinamiskan potensinya dengan kata lain pemberdayaan dan pembinaan.
Upaya berupa pengerahan sumber daya untuk meningkatkan potensi
pegawai akan meningkatkan produktivitas pegawai sehingga baik sumber daya
manusia, maupun sumber daya perusahaan lainnya dapat lebih produktif.
Dengan demikian pemberdayaan dan pembinaan tidak hanya memulihkan
dan mengembangkan nilai tambah bagi perussahaan, tetapi juga nilai tambah bagi
para pegawainya, seperti pendapat Batliwala (2007:142), bahwa pemberdayaan
pegawai adalah sebuah konsep peningkatan kepuasan kerja yang memadukan
nilai-nilai sosial, sehingga pegawai akan lebih senang dalam melakukan
pekerjaannya.
Fracaro (2006 : 5-6) mengemukakan enam langkah pemberdayaan pegawai
yaitu :
1) Analisis kebutuhan pemberdayaan
Manajemen tingkat atas memulai dari proses pemberdayaan, yaitu melihat
kebutuhan pekerjaan apa yang harus diberdayakan.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
22
Universitas Indonesia
2) Memilih pegawai yang akan diberdayakan
Memilih siapa pegawai yang bisa diberdayakan yang memungkinkan pegawai
bisa melakukan pekerjaan tersebut dan senang dalam mengerjakannya.
3) Menentukan aturan-aturan yang jelas dalam pemberdayaan
Dibuat suatu aturan yang dapat disepakati antara manajemen tingkat atas
dengan pegawai dan mendefinisikan tanggungjawab yang seperti apa yang
diberikan, otoritas dalam pengambilan keputusan yang bagaimana yang boleh
pegawai lakukan, serta kompensasi yang bagaimana yang akan didapatkan
pegawai apabila mampu melakukan pekerjaan sesuai yang diharapkan,
demikian juga sangsi-sangsinya.
4) Memberikan informasi mengenai perusahaan
Manajemen harus memberikan informasi perusahaan secara transparan kepada
pegawai yang diberdayakan, supaya mereka mengetahui kondisi perusahaan
yang sebenarnya serta apa yang ingin dicapai oleh perusahaan mencakup
transformasi visi, misi, nilai-nilai perusahaan. Manajemen juga harus
mengajarkan bagaimana mengambil keputusan pada berbagai situasi yang
dialami perusahaan dan meningkatkan kemampuan pegawai dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi.
5) Memberikan pelatihan pada pegawai yang diberdayakan
Pegawai harus mengetahui bagaimana untuk mencapai visi perusahaan, karena
itu diajarkan mengenai penggunaan dana dan pendapatan, bagaimana
bernegosiasi dengan klien, dan diajarkan bagaimana cara pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah pada situasi yang paling sulit sekalipun.
6) Memberikan inspirasi pada pegawai untuk selalu memiliki inisiatif
Memberikan semangat kepada pegawai yang diberdayakan, bangun
kedisiplinan, berikan standar prestasi dan standar kesalahan yang
diperbolehkan, serta diberikan tantangan, sehingga mereka memiliki
kepercayaan diri dan memiliki inisiatif untuk melakukan pekerjaan.
Penjelasan Forcaro di atas memperlihatkan bahwa pemberdayaan pegawai
dapat dilakukan apabila pegawai benar-benar sudah memahami tangungjawab
mereka atas pekerjaan tersebut dan mampu memecahkan permasalahan serta
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
23
Universitas Indonesia
membuat keputusan sesuai dengan wewenang mereka. Dari penjelasan di atas,
pemberdayaan pegawai akan berhasil apabila didukung oleh kompetensi pegawai
itu sendiri, serta kepercayaan diri pegawai untuk melakukannya.
Menon (2005) menjelaskan terdapat tiga faktor yang menjadi kunci
keberhasilan pemberdayaan, yaitu organizational commitment, job involvement,
and organizational citizenship behavior, dan menurut hasil penelitiannya, ternyata
perilaku organisasi dan komitmen organisasi dominan memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan pemberdayaan. Sehingga menurut Menon, pemberdayaan
pegawai yang berhasil lebih ditunjang oleh mental pegawai itu sendiri dalam
menerima tangungjawab dan wewenang, serta komitmen organisasi untuk
menerima pegawai tersebut diberdayakan, sehingga akan menciptakan suasana
kerja yang kondusif dan mendorong kebahagiaan dalam melakukan pekerjannya.
Sedangkan Towns (2011) mengemukakan kunci keberhasilan
pemberdayaan pegawai yaitu :
The key success of employee empowerment, when employees understand
the vision, mission and goals; are trained; are given decision-making
authority and are provided an environment relatively free of punitive
consequences for making a mistake; they will demonstrate more
responsibility, accountability, initiative and risk-taking.
Sehingga kunci kesuksesan pemberdayaan pegawai menurut Towns di
atas, adalah ketika pegawai memahami benar visi, misi, dan tujuan pemberdayaan
itu sendiri, mampu mengambil keputusan sesuai wewenangnya, serta mampu
memecahkan permasalahan pada situasi yang sulit sekalipun, mau untuk lebih
bertanggung jawab, terbuka serta memiliki inisiatif dan berani mengambil resiko.
Dari pernyataan di atas, konsep pemberdayaan itu sendiri dipersepsi relatif
hampir sama oleh para pakar sebelumnya, bahwa pemberdayaan menyangkut
tanggungjawab, wewenang, komitmen, kepercayaan, pengambilan keputusan,
inisiatif, dan pemecahan masalah, serta manajemen resiko.
Karena itu pada penelitian ini konsep pemberdayaan yang paling tepat
untuk awak kapal adalah konsep dari Towns (2011) yang menyatakan
pemberdayaan merupakan hubungan antar personal untuk membangun
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
24
Universitas Indonesia
kepercayaan antara karyawan dan manajemen yang diukur melalui dimensi
pemberian tanggungjawab dan wewenang, serta hubungan personel dengan
indikator sebagai berikut, kesesuaian tanggungjawab dengan kompetensi
pegawai, kesesuaian pekerjaan dengan keahlian pegawai, ketepatan keputusan
yang dibuat oleh pegawai, kepercayaan manajemen terhadap pegawai, keeratan
hubungan kerja antara manajemen dengan pegawai, dan ketepatan pembinaan
pegawai.
Konsep pemberdayaan Towns tersebut sesuai dengan kondisi pada awak
kapal di PT. Humpus Intermoda Transportasi Tbk, dimana pembinaan akan
berjalan lancar dan tepat sasaran apabila awak kapal dan manajemen memiliki
hubungan yang baik, yaitu hubungan yang dibangun atas azas kepercayaan dan
komitmen diantara manajemen dan awak kapalnya itu sendiri.
Dari definisi di atas dapat diambil beberapa hal penting dari pengertian
pemberdayaan, yaitu: pertama, pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada
karyawan. Kedua, menciptakan kondisi saling percaya antar manajemen dan
karyawan. Ketiga, adanya employee involvement yaitu melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan Kartasasmita (1996:133), mengemukakan bahwa dalam
Pemberdayaan masyarakat mencakup dua pokok persoalan yang amat penting
dalam pembangunan nasional yakni konsep pembangunan yang berakar
kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat sebagai suatu strategi dalam
menjalankan pembangunan berakarkan kerakyatan.
Pendapat Kartasasmita tersebut diyakini benar oleh pemahamannya
terhadap sejarah penyusunan serta latar belakang pemikiran para penyusun
Undang-Undang Dasar 1945, bahwa Republik Indonesia disusun berdasarkan
semangat kerakyatan, demokrasi ekonomi secara harfiah berarti kedaulatan rakyat
di bidang kehidupan ekonomi, yang dilaksanakan oleh rakyat untuk rakyat.
Akan tetapi arah perkembangan ekonomi tidak seperti yang dikehendaki
oleh konstitusi dengan sendirinya, dikarenakan oleh ketidakseimbangan dalam
kemampuan dan kesempatan guna mendapatkan peluang yang terbuka dalam
proses pembangunan, yang semakin lama semakin membesar dan semakin
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
25
Universitas Indonesia
melebarkan jurang kesenjangan. Demikian juga pemberdayaan pegawai yang
dilakukan perusahaan-perusahaan, kendala yang terjadi biasanya kekurang tepatan
antara penugasan yang diberikan dengan kemampuan yang dimiliki pegawai.
Dalam upaya mengatasi tantangan seperti inilah diperlukan strategi
pemberdayaan pegawai dalam hal ini pemberdayaan pegawai perusahaan
jasa angkutan perkapalan, dengan dasar pandangan bahwa upaya yang dilakukan
harus menyentuh langsung pada akar persoalannya yaitu meningkatkan
kemampuan pegawai dan produktivitas kerja, yang merupakan bagian tertinggal
melalui pengembangan dan mendinamiskan potensinya dengan kata lain
pemberdayaan dan pembinaan.
Upaya berupa pengerahan sumber daya untuk meningkatkan potensi
pegawai akan meningkatkan produktivitas pegawai sehingga baik sumber daya
manusia, maupun sumber daya perusahaan lainnya dapat lebih produktif.
Dengan demikian pemberdayaan dan pembinaan tidak hanya memulihkan
dan mengembangkan nilai tambah bagi perusahaan, tetapi juga nilai tambah bagi
para pegawainya, seperti pendapat Kartasasmita (1996:142), bahwa
pemberdayaan pegawai adalah sebuah konsep peningkatan kepuasan kerja yang
memadukan nilai-nilai sosial, sehingga pegawai akan lebih senang dalam
melakukan pekerjaannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini pemberdayaan
diukur melalui dimensi pemberian tanggungjawab dan wewenang, serta hubungan
personel dengan indikator sebagai berikut: kesesuaian tanggungjawab dengan
kompetensi awak kapal, kesesuaian pekerjaan dengan keahlian awak kapal,
ketepatan pengawasan pada awak kapal, kepercayaan manajemen terhadap awak
kapal, keeratan hubungan kerja antara manajemen dengan awak kapal, dan
ketepatan pembinaan awak kapal.
2.2 Kompensasi
Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan dan kinerja pegawai. Karena
itu semestinya pemberian kompensasi kepada pegawai perlu mendapat perhatian
khusus dari pihak manajemen agar kepuasan para pegawai dapat dipertahankan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
26
Universitas Indonesia
dan kinerja pegawai diharapkan akan terus meningkat. Berkaitan dengan hal
tersebut perlu diadakan penelitian mengenai variabel yang berpengaruh terhadap
kepuasan dan kinerja pegawai.
Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan
pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan
harapan awak kapal sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah
satu faktor untuk mendorong awak kapal agar memiliki kinerja yang tinggi.
Cascio (1993 ; 225) menyatakan bahwa kompensasi itu terbagi menjadi
dua, terdapat kompensasi langsung dan maupun kompensasi tidak langsung.
Kompensasi langsung terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan hari raya, uang
lembur, dan tunjangan langsung lainnya. Sedangkan kompensasi tidak langsung
terdiri dari promosi jabatan, asuransi, tunjangan jabatan, dan mutasi.
Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM), hal ini sesuai dengan pendapat Luthans
(1992:147), yang mengatakan:
“Compensation, at the end of the motivation cycle is the compensation
defined as anything that will alleviate a need and reduce a drive, thus
attaining a compensation will tend to restore physiological and
psychological balance and will reduce or cut off the drive. Eating food,
drinking water, and obtaining friends will tend to restore the balance and
reduce the corresponding drivers, food, water, and friends are the
incentives in these examples”
Kompensasi menurut Jones: bases pay on production ( i.e., printers
delwered or revenue targets achieved) healt insurance and social security :
- Pokok yang harus dibayarkan pada suatu produksi para pegawai atau untuk target
pendapatan.
- Pemasukan untuk Federal dan negara seperti asuransi kesehatan dan keamanan
sosial.
Tidak semua pegawai berkehendak untuk dipisahkan dalam waktu yang
panjang dari keluarga, teman-temannya dan sistem yang menunjang kesenangan
di rumah. Begitu pula, dorongan bergerak untuk kewajiban-kewajiban asing yang
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
27
Universitas Indonesia
teratur dikurangi hal-hal ini meliputi pula pembayaran pelayanan, terhadap
perumahan, mobil, supir dan perangsang lainnya.
Davis dan Newston (1994;135) mengemukakan bahwa kompensasi
mengingatkan antara prestasi individu, kelompok atau organisasi yaitu dapat
meliputi: upah potongan, komisi, bonus, bagi laba dan bagi produksi. Sedangkan
Siagian (1999;265) mengemukakan bahwa sistem kompensasi digolongkan
kedalam: (1) Sistem kompensasi pada tingkat individu (Piecework, bonus, komisi,
kurva kematangan, dan kompensasi bagi para eksekutif), (2) Sistem kompensasi
pada kelompok (kompensasi produksi, bagian keuntungan, dan pengurangan
biaya). Selanjutnya Robbins (1996;246) mengemukakan kompensasi yang
mengandung pengertian yang sama dengan upah variabel yaitu suatu bagian dari
upah seseorang karyawan yang didasarkan pada suatu ukuran kinerja individual
atau organisasi. Upah variabel tersebut terdiri dari upah berdasarkan potongan,
bonus, berbagai laba dan berbagai hasil.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
kompensasi adalah kompensasi yang diberikan kepada pegawai atas dasar kinerja
pegawainya. Sistem kompensasi tersebut meliputi: (1) Upah potongan
(piecework), (2) Komisi, (3) Bonus, (4) Bagian laba, (5) Bagi produksi.
1. Upah potongan (piecework), yaitu pemberian kompensasi berdasarkan jumlah
hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam unit produksi. Dasar
penghitungan ialah bahwa makin banyak unit produksi yang dihasilkan,
makin tinggi pula kompensasi yang diterimanya. Sistem ini tidak dapat
diterapkan pada pegawai bagian administrasi, atau pada pekerjaan yang telah
ditentukan.
2. Komisi yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai disamping memperoleh
gaji pokok, juga diberikan kompensasi karena keberhasilannya melaksanakan
tugas, atau pegawai yang memperoleh penghasilannya semata-mata berupa
komisi.
3. Bonus, yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja
sedemikian rupa sehingga tingkat produktivitas yang berlaku terlampui.
Bonus dibayar secara eksklusif kepada para eksekutif atau kepada semua
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
28
Universitas Indonesia
pegawai. Ada tiga cara pemberian bonus yaitu: Pertama, berdasarkan jumlah
unit produksi yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, jika jumlah
produksinya melebihi jumlah yang telah ditetapkan, pegawai menerima bonus
atas kelebihan jumlah yang dihasilkan. Kedua, apabila terjadi penghematan
waktu, yaitu jika pegawai dapat menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih
singkat dari waktu yang seharusnya, dengan alasan bahwa dengan
menghemat waktu, lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan
ketiga, berdasarkan perhitungan progresif, yaitu jika pegawai makin lama
makin mampu memproduksikan barang dalam jumlah yang semakin besar,
makin besar pula bonus yang diterimanya untuk setiap kelebihan produksi
yang dihasilkannya.
4. Kurva kematangan (maturity curve), yaitu bagi organisasi yang mengerjakan
tenaga teknikal dan profesional ilmiah. Apabila ada tenaga kerja profesional
yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai
pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, dibuat suatu kurva kinerja
pegawai. Jika kurva tersebut menunjukan bahwa kinerja pegawai mereka
lebih besar dari kinerja pegawai normal diberikan kompensasi tertentu.
Dengan demikian meskipun golongan pangkat dan gaji yang sudah maksimal,
penghasilan riilnya masih dapat ditingkatkan.
5. Bagi laba atau keuntungan, yaitu kompensasi yang diberikan berdasarkan
sesuatu rumus yang telah ditetapkan yang dirancang berdasarkan
profitabilitas atau keuntungan suatu perusahaan atau organisaasi.
6. Bagi produksi, yaitu kompensasi yang diberikan kepada produktivitas
kelompok, jika produktivitas kelompok mampu melampaui target produksi
normal maka diberikan bonus.
Dalam menyusun sistem kompensasi, ada lima faktor yang harus
dipertimbangkan sebagaimana dikemukakan Siagian (1999: 265) yaitu sebagai
berikut :
1. Tingkat upah dan gaji yang berlaku diberbagai organisasi yang ada dalam
satu wilayah tertentu. Walaupun demikian juga harus dipertimbangkan langka
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
29
Universitas Indonesia
tidaknya tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu
yang dibutuhkan oleh organisasi.
2. Tuntutan serikat kerja, yaitu sangat memungkinkan serikat pekerja berperan
dalam mengajukan tuntutan tingkat gaji/ upah yang lebih tinggi dari tingkat
yang berlaku disebabkan oleh berbagai faktor kebutuhan pekerja untuk
meningkatakn tarap hidup dan kesejahteraan anggotanya. Peranan dan
tuntuan serikat kerja perlu diperhitungkan, karena apabila tidak, para pekerja
memungkinkan akan melancarkan berbagai kegiatan yang dapat merugikan
organisasi dan pegawai itu sendiri.
3. Produktivitas, yaitu apabila para pegawai merasa tidak memperoleh
kompensasi yang wajar, sangat mungkin pegawai tidak akan bekerja keras,
sehingga produktivitasnya rendah dan dapat menimbulkan kerugian bagi
organisasi.
4. Kebijakan organisasi mengenai upah dan gaji, yaitu yang tercermin pada
jumlah uang yang dibawa pulang oleh pegawai tersebut. Berarti bukan hanya
gaji pokok yang penting, akan tetapi berbagai komponen lain dari kebijakan
organisasi, sepertti tunjangan jabatan, tunjangan istri, tunjangan anak,
tunjangan transportasi, bantuan pengobatan, bonus, tunjangan kemahalan dan
sebagainya.
5. Peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu daerah atau negara,
misalnya tingkat upah minimum, upah lembur, mempekerjakan wanita,
mempekerjakan anak dibawah umur, keselamatan kerja, hak cuti, jumlah jam
kerja dalam seminggu, hak berserikat dan sebagainya.
Semua sistem kompensasi yang baik tidak bisa dilihat dari satu sudut
kepentingan organisasi sebagai pemakai tenaga kerja saja atau kepentingan
pegawai saja, tetapi kepentingan dari berbagai pihak yang turut terlibat baik
langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan sistem kompensasi merupakan salah satu alat untuk
memotivasi para karyawan untuk mewujudkan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan itu. Kompensasi umumnya diberikan sebagai imbalan atas perilaku
kerja individual, tetapi dapat pula diberikan kepada kelompok. Sistem kompensasi
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
30
Universitas Indonesia
menghubungkan antara kompensasi dan unjuk kerja bukan senioritas ataupun
jumlah jam kerja.
Menurut Robbins (1996 ; 171) menyatakan bahwa program kompensasi
yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sederhana : aturan-aturan dalam sistem kompensasi harus ringkas, jelas dan
mudah difahami.
2. Spesifik : jangan hanya mengatakan “hasil lebih banyak” atau “hentikan
kecelakaan”. Para pegawai perlu mengetahui secara tepat tentang apa yang
harus mereka kerjakan.
3. Terjangkau : setiap pegawai harus mempunyai peluang yang wajar untuk
memperoleh kompensasi.
4. Terukur : sasaran-sasaran yang terukur adalah dasar untuk membangun
rencana-rencana atau program kompensasi. Program kompensasi akan
menjadi tidak ada manfaatnya bila hasil/kinerja pegawai spesifik tidak dapat
dikaitkan dengan rupiah yang dikeluarkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini kompensasi
diukur melalui dimensi kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung
dengan indikator kecukupan Gaji, kecukupan uang transport, tunjangan hari raya,
kecukupan uang lembur, promosi jabatan, tunjangan jabatan, dan tunjangan
Mutasi.
2.3. Kepuasan Pegawai
Setiap individu yang bekerja dalam setiap organisasi sudah sewajarnya
mengharapkan akan memperoleh segala sesuatu yang bermanfaat dan
menguntungkan bagi diri pribadinya. Pandangan mereka terhadap kondisi
lingkungan kerjanya dan perasaan puas atau tidak puas terhadap kondisi tersebut,
akan mempengaruhi perilaku mereka dalam bekerja.
Kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki (2003 : 271)
adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.
Kepuasan bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya, seseorang dapat relatif puas
dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih
aspek lainnya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
31
Universitas Indonesia
Selanjutnya Kreitner & Kinicki menjelaskan bahwa lima model kepuasan
yang menonjol akan menggolongkan penyebabnya, sebagai berikut:
a) Pemenuhan kebutuhan, model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan
oleh karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seseorang individu
untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, sebuah survai akhir-akhir ini
terhadap 30 lembaga bantuan hukum Massachusetts mengungkapkan bahwa
35 % hingga 50 % dari rekan lembaga bantuan hukum meninggalkan lembaga
itu pada tiga tahun awal karena lembaga tersebut tidak mengakomodir
kebutuhan keluarga.
Contoh ini melukiskan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat
mempengaruhi kepuasan maupun berhentinya karyawan. Walaupun model-
model ini memunculkan kontroversi, tetapi secara umum diterima bahwa
pemenuhan kebutuhan memiliki korelasi dengan kepuasan kerja.
b) Ketidakcocokan. Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil
dari harapan yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan
antara apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan,
seperti upah dan kesempatan promosi yang baik, dan apa yang pada
kenyataannya diterimanya. Pada saat harapan lebih besar daripada yang
diterima, seseorang akan tidak puas. Sebaliknya model ini memprediksikan
bahwa individu akan puas saat ia mempertahankan output yang diterimanya
melampaui harapan pribadinya. Dengan kata lain bahwa harapan yang
terpenuhi secara signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja.
c) Pencapaian nilai. Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa
kepuasan berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk
pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari seorang individu.
d) Persamaan. Dalam model ini, kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana
seorang individu diperlakukan “secara adil” di tempat kerja. Kepuasan berasal
dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan, relatif sama dengan inputnya.
Diartikan bahwa merasakan keadilan terhadap upah dan promosi secara
signifikan berkorelasi dengan kepuasan kerja.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
32
Universitas Indonesia
e) Komponen watak/genetik. Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa
kepuasan kerja merupakan sebagian dari sifat pribadi maupun faktor genetik.
Model ini menunjukkan bahwa perbedaan individu yang stabil adalah sama
pentingnya dalam menjelaskan kepuasan kerja dengan karakteristik
lingkungan kerja. Walaupun hanya sedikit penelitian yang telah menguji
pernyataan ini, hasilnya memperlihatkan hubungan yang positif dan signifikan
antara sifat pribadi / genetik dengan kepuasan kerja.
Seperti yang dikatakan oleh Robbins, ( 1997 : 184 ) “ We’ve previously
define satisfaction as an individual’s general attitude toward his or her job”
(Merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaanya).
Pernyataan Robbins tersebut merupakan pengertian kepuasan kerja secara
umum yang menggambarkan bahwa kepuasan kerja merupakan hubungan antara
individu dengan pekerjaan dan lingkungannya. Kepuasan kerja akan muncul jika
individu menyukai pekerjaan dan lingkungannya tersebut dan sebaliknya, akan
timbul rasa tidak puas dalam diri seseorang karyawan bila ia tidak menyukai
pekerjaannya, seperti yang dinyatakan oleh Cherrington ( 1989 : 306 ) “ Job
satisfaction refers basically to how much employees like their jobs “.
Mengenai definisi kepuasan kerja, Luthans ( 2002: 114 ) menekankan pada
persepsi karyawan mengenai keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari
pekerjaannya. Luthans juga menganggap bahwa kepuasan kerja merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan dalam pemahaman perilaku organisasi.
Pernyataannya adalah sebagai berikut
“Job satisfaction in a result of employees perception of how well their job
provides those things which are viewed as important. It is generally
recognized in the organizational behavior field that job satisfaction in the
most important and frequently studied attitude”.
Definisi yang lebih rinci dikemukakan oleh Davis dan Newstrom
(2002:109), yaitu :
“Job satisfaction is a set of favorable or unfavorable feeling with which
employees view their work…job satisfaction is a feeling of relatif pleasure
or pain ( “ I enjoy having a variety of task to do “ ) that differs from
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
33
Universitas Indonesia
objective thought ( “ My work is complex “ ) and behavior intentions ( “ I
plan to quit this job in three months “ )
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja timbul berdasarkan persepsi, pendapat, atau
pandangan karyawan terhadap pekerjaan dan aspek-aspeknya, yaitu keuntungan
dan manfaat apa yang dapat diberikan oleh pekerjaan dan lingkungannya.
Ahli Sumber Daya Manusia yang lain yaitu Mangkunegara (2000:117)
mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong diri karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi
dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan aspek-
aspek seperti gaji/upah yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan
dengan karyawan lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi
perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan
dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, dan pendidikan.
Sedangkan Ivancevich dan Matteson (2003:64) mendefinisikan kepuasan
kerja sebagai berikut : "Job satisfaction is an attitude that individuals have about
their jobs. It result from their perception of their jobs". Sedangkan yang dimaksud
dengan aspek-aspek pekerjaan adalah upah, peluang, promosi, supervisor, dan
teman kerja. Juga berasal dari faktor lingkungan kerja seperti kebijaksanaan dan
prosedur, afiliasi kelompok kerja, dan kondisi kerja.
Hubungan antara karyawan dengan organisasinya disebut kontrak
psikologis, karena karyawan yang menyerahkan waktu, kemampuan, ketrampilan
dan usaha mereka juga mengharapkan imbalan dari organisasi. Mengenai kontrak
psikologi, Schein seperti yang dikutip oleh Gibson et al., (2004:526) mengatakan
bahwa orang mempunyai berbagai macam harapan terhadap organisasi dan
organisasi juga mempunyai berbagai harapan dari karyawan. Harapan-harapan ini
tidak hanya meliputi berapa banyak pekerjan yang harus dilakukan dan berapa
upahnya, tetapi juga meliputi seluruh pola yang terdiri dari hak-hak istimewa, dan
kewajiban antara karyawan dengan organisasi.
Kepuasan kerja seseorang pada dasarnya tergantung kepada selisih antara
harapan, kebutuhan atau nilai dengan apa yang menurut perasaannya atau
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
34
Universitas Indonesia
persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaannya. Seseorang akan
merasa puas jika tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya
atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah terpenuhi.
Kepuasan kerja merupakan reaksi afektif individu terhadap pekerjaan dan
lingkungan kerja, yang juga meliputi sikap dan penilaian terhadap pekerjaan.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya (individual difference). Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan aspek-aspek diri
individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, batasan atau definisi kepuasan kerja
tampaknya belum ada keseragaman. Namun demikian tidaklah terdapat perbedaan
yang mendasar. Pada intinya kepuasan kerja adalah perasaan atau sikap seseorang
terhadap pekerjaannya, di mana sikap tersebut menyangkut respon terhadap
selisih dari apa yang menjadi harapannya dengan apa yang didapatkan dari
kenyataan di tempat kerja.
Kepuasan kerja memiliki banyak dimensi. Ia dapat mewakili sikap secara
menyeluruh atau mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Menurut Robbins
(1996:192), kepuasan kerja terdiri dari 5 (lima) dimensi antara lain :
a. Pekerjaan itu sendiri.
Menurut Robbins menyatakan bahwa karyawan cenderung menyukai
pekerjaan yang memberikan kesempatan pada mereka untuk membuktikan
keterampilan dan kemampuan mereka, dan menyediakan tugas-tugas yang
bervariasi, kebebasan dan umpan balik tentang hasil kerja yang mereka lakukan.
Pekerjaan yang memiliki sedikit tantangan akan cepat membosankan mereka,
sebaliknya, yang terlalu banyak tantangan akan menimbulkan frustasi dan
kegagalan. Kondisi pekerjaan yang memiliki tantangan yang moderat akan
menumbuhkan kepuasan dalam diri karyawan.
b. Upah dan promosi
Menurut Robbins, karyawan biasanya menginginkan sistem upah dan
promosi yang sesuai dengan harapan mereka. Mereka cenderung akan merasa
puas jika upah didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat kemampuan individu,
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
35
Universitas Indonesia
dan standar upah yang berlaku di lingkungan lain. Pada dasarnya, yang
diinginkan oleh karyawan bukanlah besarnya jumlah upah yang mereka terima,
tetapi pada keadilan. Demikian pula dengan sistem promosi.
Mengenai sistem upah tersebut Luthans berpendapat bahwa karyawan
biasanya melihat upah sebagai pencerminan dari bagaimana manajemen
menghargai sumbangan mereka dalam organisasi. Sedangkan mengenai promosi,
menurut Luthans lebih memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja di kalangan
eksekutif daripada karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
c. Kondisi kerja
Robbins dan Luthans (2002) sama-sama berpendapat bahwa karyawan
biasanya sangat memperhatikan lingkungan tempat kerja mereka untuk
kenyamanan pribadi dan untuk mendukung pekerjaan mereka. Mereka cenderung
lebih menyukai fisik yang aman dan nyaman. Secara umum, kondisi lingkungan
biasanya tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan kerja selama tidak benar-
benar buruk.
d. Rekan kerja, penyelia, dan atasan
Robbins menyatakan bahwa bagi kebanyakan karyawan, tempat kerja juga
merupakan tempat untuk sosialisasi, sehingga sangat penting bagi mereka untuk
memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerjasama dengan baik.
Mendukung pernyataan tersebut, Luthans menekankan pula pada pengaruh atasan
pada kepuasan kerja karyawan. Mereka biasanya mengharapkan atasan yang turut
memperhatikan kesejahteraan mereka, banyak memberikan bimbingan dan
bantuan dalam pekerjaan, dan komunikatif, serta mau melibatkan diri dalam
pekerjaan.
e. Kesesuaian antara pekerjaan dan kepribadian
Robbins menambahkan suatu unsur yang cukup penting dan berperan dalam
kepuasan kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas jika ada
kecocokan antara kepribadiannya dan pekerjaannya. Pertimbangannya adalah
bahwa karyawan merasa telah menemukan kesamaan antara bakat dan kemampuan
yang dimilikinya dengan tuntutan pekerjaannya, sehingga mereka akan merasa puas
dengan pekerjaan tersebut.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
36
Universitas Indonesia
Sedangkan menurut Dunnette (1993) kepuasan kerja mempunyai 12
(duabelas) dimensi yaitu:
a. Pekerjaan, termasuk keragaman tugas, kesempatan untuk belajar, kesempatan
untuk sukses, banyaknya tugas, kesulitan tugas, kemampuan untuk
menentukan dan mengontrol langkah atau metode dan lain-lain
b. Gaji, yaitu sistem upah yang adil, tidak kembar arti dan segaris dengan
pengharapan karyawan
c. Promosi, karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktek promosi
yang adil, memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tanggung
jawab yang lebih banyak, dan status sosial yang meningkat
d. Pengakuan, termasuk di dalamnya ganjaran bagi mereka yang berprestasi,
kredit yang ditambahkan untuk setiap tugas yang dikerjakan, kritik yang
membangun, dan seterusnya
e. Tunjangan, seperti uang pensiun, biaya kesehatan, bonus tahunan, cuti liburan,
dan lain-lain
f. Kondisi fisik kerja, yaitu jam kerja, waktu istirahat, fasilitas yang lengkap dan
modern, ventilasi, temperatur, kelembaban, lokasi
g. Penyeliaan, penyelia yang ramah, dapat memahami, menawarkan pujian untuk
kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan minat
pribadi pada karyawan
h. Rekan sekerja, yaitu seseorang yang berada pada level yang sama dalam
organisasi, atau kolega dalam profesi. Rekan sekerja yang ramah dan
mendukung serta adanya penerimaan oleh rekan sekerja mungkin amat
penting bagi seorang karyawan
i. Bawahan, yaitu seorang yang berada pada level yang lebih rendah dalam
organisasi
j. Manajemen dan perusahaan, yaitu usaha untuk memusatkan perhatian pada
kepentingan karyawan seperti halnya kebijakan mengenai tunjangan dan gaji
k. Pelanggan, termasuk di dalamnya pelajar, pasien, pembeli, dan lain-lain
l. Hal-hal yang tidak termasuk ke dalam salah satu dari dimensi-dimensi di atas
seperti keberuntungan, cuaca, mesin, perlengkapan dan lain-lain
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
37
Universitas Indonesia
Dari dimensi kepuasan kerja yang diutarakan baik oleh Robbins maupun
Dunnette pada intinya mempunyai kesamaan dimensi antara lain mengenai
pekerjaan, gaji, promosi, kondisi kerja, penyeliaan, rekan kerja, bawahan, dan
atasan. Perbedaan yang nyata adalah jika Robbins baru melihat dimensi dari
faktor internal organisasi yang banyak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan, akan tetapi Dunnette melihat dimensi yang lebih luas lagi yaitu
dari faktor ekternal organisasi yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan antara lain adalah faktor pelanggan dan hal lain seperti keberuntungan,
cuaca, mesin, perlengkapan. Selain itu juga Dunnette lebih mendefinisikan upah
dan promosi lebih spesifik lagi bahwa upah dan promosi itu tidak hanya berupa
gaji dan promosi tetapi adanya pengakuan seperti kredit yang ditambahkan untuk
setiap tugas yang dikerjakan, kritik yang membangun dan juga tunjangan seperti
uang pensiun, biaya kesehatan, bonus tahunan, cuti liburan.
Dampak yang timbul dari kepuasan kerja atau pengaruh dari kepuasan
kerja, Robbins ( 1996 ) dan Luthans ( 2002 ) menguraikan hal tersebut sebagai
berikut :
a. Kepuasan dan produktivitas.
Kepuasan kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas, artinya
kepuasan kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas karyawan.
Hubungan tersebut akan kuat bila karyawan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
luar, misalnya pekerjaan yang sangat tergantung pada mesin. Tingkat pekerjaan
juga turut mempengaruhi kekuatan hubungan antara kepuasan kerja dan
produktivitas. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang kuat terlihat pada
karyawan dengan tingkat pekerjaan yang lebih tinggi, misalnya untuk posisi
manajerial.
b. Kepuasan kerja dan turnover.
Hubungan antara kepuasan kerja dan turnover bersifat negatif, dengan
kekuatan hubungan yang moderat atau tidak terlalu kuat dan tidak pula terlalu
lemah. Ada faktor-faktor lain yang mempunyai peran dalam menentukan
hubungan antara kepuasan kerja dan turnover, seperti usia, komitmen terhadap
organisasi, kondisi perekonomian secara umum, dan kondisi pasar tenaga kerja.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
38
Universitas Indonesia
Robbins menambahkan faktor kinerja karyawan sebagai salah satu variabel antara
yang mempengaruhi kekuatan hubungan kepuasan dengan turnover, karena
organisasi cenderung akan mempertahankan karyawan terbaiknya dengan
berbagai macam kompensasi sehingga karyawan merasa puas.
c. Kepuasan kerja dengan tingkat absensi
Hubungan yang bersifat negatif antara kepuasan kerja dan tingkat absensi
memiliki kekuatan yang lebih lemah bila dibandingkan dengan hubungan antara
kepuasan kerja dengan turnover. Kekuatan hubungan tersebut dipengaruhi oleh
perasaan karyawan terhadap pekerjaan yang dijabatnya, yaitu apakah ia merasa
pekerjaannya penting atau tidak. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah jika
organisasi memiliki kebijakan untuk mengurangi upah bila karyawannya tidak
hadir.
Untuk mengetahui apakah individu merasa puas atau tidak puas dalam
situasi tertentu, biasanya digunakan empat teori, yaitu teori pemenuhan (fulfilll-
ment theory), teori imbalan (reward theory), teori kesenjangan (dicrepancy
theory), dan teori keadilan (equity theory). David J. Cherrington(1989)
menguraikan penjelasan mengenai keempat teori sebagai berikut :
a. Teori Pemenuhan ( fulfillment theory )
Berdasarkan teori ini, kepuasan kerja adalah fungsi dari kepuasan terhadap
terpenuhinya kebutuhan individu. Hal itu ditunjukkan oleh derajat kesesuaian
antara kebutuhan individu dengan tingkat dipenuhinya kebutuhan tersebut. Jika
kebutuhan individu telah dapat dipenuhi, ia akan merasakan kepuasan kerja.
Ketidakpuasan akan muncul bila kebutuhan yang penting tidak dapat dipenuhi.
Walaupun penjelasan tersebut masuk akal teori tersebut kurang dapat
digunakan untuk meramalkan kepuasan kerja. “Kebutuhan” mengacu pada
kekurangan-kekurangan intern dari sifat fisik dan psikis yang tidak dapat diamati
secara langsung. Kebutuhan biasanya dapat menerangkan perilaku. Oleh karena
itu, sulit untuk dapat mengetahui apakah individu akan memberikan respon
terhadap situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tanpa
mengetahui adanya kebutuhan itu sendiri.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
39
Universitas Indonesia
b. Teori Imbalan (Reward theory)
Kemungkinan teori yang paling dapat digunakan untuk mengetahui
kepuasan kerja adalah teori imbalan, yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja
merupakan fungsi dari imbalan yang diterima oleh seseorang. Baik jumlah
imbalan, maupun saat yang dipilih untuk memberikan imbalan, akan berpengaruh
pada tingkat kepuasan. Secara umum, individu akan lebih merasa puas bila
mereka bila mereka memperoleh imbalan yang lebih besar/tinggi.
Teori imbalan menekankan pada peran nilai-nilai dalam menentukan
kepuasan, karena nilai-nilai individu menentukan apakah peristiwa atau hasil
tertentu diberikan imbalan. Pada saat seseorang menerima nilai imbalan yang
tinggi, maka tingkat kepuasannya juga tinggi. Sedangkan seseorang tengah
dikenakan sanksi, maka ia akan merasa tidak puas.
Salah satu kekurangan dari teori imbalan adalah dalam hal mengetahui
apakah suatu kejadian tertentu akan dipersepsikan sebagai pemberian imbalan
atau hukuman bagi seseorang.
c. Teori Kesenjangan (Discrepancy theory)
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh harapan-harapan dari karyawan. Teori
discrepancy, menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari perbandingan
antara apa yang diharapkan dan apa kenyataannya. Perbandingan yang baik, yang
menunjukkan bahwa karyawan telah menerima lebih dari yang diharapkan, akan
menciptakan kepuasan kerja yang tinggi. Perbandingan yang tidak baik yang
menunjukan kenyataan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, akan
menimbulkan ketidakpuasan. Teori ini menekankan pada pentingnya pemahaman
mengenai harapan-harapan karyawan pada saat melakukan penelitian mengenai
kepuasan kerja.
d. Teori Keadilan (Equity theory)
Teori lain yang dapat digunakan untuk menentukan kepuasan kerja dengan
memfokuskan pada perbandingan relatif antara input dan hasil dari individu
dengan input dan hasil dari individu lainnya adalah teori keadilan. Jika tingkat
rasio perbandingan seseorang menunjukan keseimbangan dengan rasio orang lain,
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
40
Universitas Indonesia
maka ia akan merasa puas, sebaliknya jika terdapat adanya ketidakadilan,
seseorang akan merasa tidak puas.
Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu yang bersumber dari
dalam diri individu dan lingkungan ( Milton, 2001: 163). Bersumber dari dalam
diri individu, yaitu demography (age, sex, education; abilities (intellegence,
motor skill); personality (values, needs, interaction style). Lingkungan yaitu job
and job environment (pay, noise, variety); organization environment (climate,
promotional oportunity); occupation (prestige, power).
A. Faktor-faktor yang Bersumber dari dalam Diri Individu
(1) Demografi (Demography)
Telah banyak literatur yang membahas karakteristik individu yang
berhubungan dengan kepuasan kerja. Karakteristik individu misalnya usia,
jenis kelamin, pendidikan dan lain sebagainya. Hasil penelitian
menyimpulkan sebagai berikut :
Terdapat penurunan tingkat kepuasan kerja pada karyawan yang
memasuki usia pensiun. Sejalan dengan penambahan umur meningkat
pula tingkat kepuasan kerjanya. Terdapat perbedaan kepuasan kerja antara
karyawan wanita dan pria, karena pertimbangan norma dan aspirasi sosial
sekitarnya walaupun keduanya memperoleh gaji dan jabatan yang sama.
Berdasarkan penelitian reference group theory, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pendapat grup mengarahkan
seseorang dalam mengevaluasi gaji yang diterima dari pekerjaan. Semakin
tinggi kriteria grup, semakin rendah kadar kepuasan terhadap gaji yang
diterimanya.
(2) Kecakapan (Ability)
Hasil penelitian menyatakan kecil sekali hubungan kecakapan dengan
kepuasan kerja. Akan tetapi, dapat diasumsikan bahwa kecakapan
merupakan prediktor hasil kerja. Karyawan akan merasa puas apabila
mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan kecakapannya sesuai
dengan apa yang dirasakannya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
41
Universitas Indonesia
(3) Karakteristik Kepribadian (Personality)
Hubungan positif antara kepuasan kerja dan karakteristik kepribadian
ditentukan oleh intrinsic dan extrinsic rewards dari masing-masing
karyawan. Misalnya bagi karyawan yang telah berkeluarga, tingkat
kebutuhannya berbeda dengan karyawan yang belum berkeluarga. Pada
jabatan yang sama misalnya, karyawan tertentu merasakan pekerjaan tidak
memuaskan, sedangkan karyawan lain merasakan pekerjaan tersebut
memuaskan.
B. Faktor-faktor yang bersumber dari Lingkungan
(1) Job and job environment
a) Karyawan akan merasa puas, apabila banyak kegiatan pekerjaan yang
dapat dilakukannya. Adanya variasi dan tantangan pekerjaan yang
dapat dilakukan.
b) Faktor gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, karena faktor
gaji berfungsi untuk mengurangi ketidakpuasan walaupun faktor
tersebut ditingkatkan (Herzberg). Hal ini berarti bahwa jarang
karyawan mengekspresikan kepuasannya terhadap besarnya gaji yang
diterimanya.
c) Apabila karyawan mengetahui dengan jelas career development, maka
dapat meningkatkan kepuasan kerja.
d) Suasana kerja yang tidak menyenangkan baik komunitas dan fasilitas
yang ada dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja.
e) Kesulitan interaksi dalam menjalin hubungan yang harmonis antara
teman sekerja, atasan dan bawahan dapat menimbulkan ketidakpuasan
kerja. Gaya penyeliaan yang tidak sesuai (keras) akan menimbulkan
ketidakpuasan kerja.
(2) Organization environment.
Semakin besar organisasi, ketidakpuasan bekerja cenderung meningkat
secara moderat kecuali manajemen mengambil berbagai tindakan korektif.
Ketidakpuasan tersebut ditimbulkan dari kurang lancarnya proses
partisipasi, komunikasi, kurangnya elemen-elemen persahabatan dan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
42
Universitas Indonesia
kehangatan kelompok kerja serta koordinasi karena kekuasaan
pengambilan keputusan terletak jauh di atas karyawan, ( Hani Handoko,
2000 : 199).
Tindakan korektif untuk meningkatkan tingkat kepuasan kerja dapat
dilakukan dengan job enrichment yaitu suatu pendekatan yang dapat
memberikan tanggung jawab yang lebih besar, sehingga kebebasan dan
kemandirian karyawan meningkat. Hal ini akan mengurangi tingkat
kebosanan bekerja dan menumbuhkan self-actualization (Davis dan
Newstrom , 2002: 390).
(3) Occupational Level (Tingkat pekerjaan)
a) Tingkat pekerjaan yang tinggi akan menimbulkan kepuasan kerja yang
lebih besar daripada pekerjaan yang tingkatannya lebih rendah, karena
pada tingkat pekerjaan yang tinggi, ruang lingkup kegiatannya lebih luas
dibandingkan dengan tingkat yang rendah.
b) Kepemimpinan yang memberikan perhatian pada bawahannya akan
memberikan kepuasan kerja yang lebih besar. Sedangkan kepemimpinan
yang kurang memberikan perhatian pada bawahannya kurang
menimbulkan kepuasan.
Sedangkan yang menjadi dimensi kepuasan kerja menurut Smith, Kendall
dalam Luthans (2002 : 144) yaitu :
1. The work it self
Menurut Luthans : “the extent to which the job provides the individual
with interest task, opportunities for learning, and chance to accept
responsibility”. Isi dari pekerjaan itu merupakan sumber utama bagi kepuasan
kerja dimana pemberian tugas-tugas menarik, kesempatan belajar, dan
bertanggung jawab dapat membangkitkan motivasi sebagai umpan balik dari
pekerjaan tersebut.
2. Pay
Selanjutnya Luthans memberikan definisi “the amount of financial
renumeration that is received and the degree to whichh this is viewed as
eqitable vis-à-vis others in the organization”. Jumlah upah yang diterima dan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
43
Universitas Indonesia
tingkatannya yang terlihat sebagai penyesuaian, berbeda dengan yang lain
dalam organisasi.
3. Promotion Opportunities
Dijelaskan oleh Luthans (2002 : 145) mengatakan : “the chances for
advancement in the hierarchy”, artinya bahwa dalam melaksanakan kebijakan
pemberian kesempatan promosi kepada karyawan, maka pihak perusahaan
harus memberikan kesempatan kepada karyawannya, agar karyawan
mempunyai pegangan untuk mempromosikan dirinya.
4. Supervision
Mengenai supervisi Luthans selanjutnya mengatakan bahwa “the
abilities of the superiorto provide technical assistance and behavioral
support”, bahwa kemapuan atasan dibutuhkan untuk membantu secara teknis
maupun dukungan perilaku.
5. Co-Workers
Yaitu dukungan dari rekan kerja dan lingkungan, seperti halnya dikutip
oleh Luthans sebagai berikut: “the degree to which fellow workers are
technically proficient and social supportive”. Bagi kebanyakan karyawan,
tempat kerja merupakan tempat untuk bersosiqalisasi, sehingga penting bagi
mereka untuk memiliki rekan kerja yang dapat bekerjasama dan saling
mendukung satu sama lain.
Menurut Davis dan Newstrom (2002 : 190), bahwa teknik pengukuran
tingkat kepuasan kerja ada 2 (dua) yaitu objective and descriptive surveys.
(1) Objective Survey
Objective survey digunakan dengan cara memberikan pertanyaan dan
sekaligus memberikan alternatif jawaban (seperti jawaban pilihan berganda).
Kelemahannya mungkin tidak sesuai dengan perasaan yang sebenarnya.
Kebaikannya adalah peneliti dapat menganalisa secara statistik, mudah
dilakukan, biaya tidak besar, dapat digunakan dengan jumlah sampel
karyawan yang besar.
Teknik pengukuran kepuasan kerja dengan menggunakan objective survey
yang telah dikembangkan disebut fixed respons questions yaitu :
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
44
Universitas Indonesia
a) Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ).
MSQ merupakan salah satu jenis pengukuran kepuasan kerja. Jenis dari
pertanyaan dan jawabannya didasarkan pada asumsi bahwa kepuasan kerja
dan ketidakpuasan merupakan suatu kontinum dua kutub. Kepuasan kerja
seorang karyawan dapat dihitung dengan menggunakan skor not satisfied
= 1; slightly satisfied = 2; satisfied = 3; very satisfied = 4; extremely
satisfied = 5. MSQ memiliki 20 aspek (content and contact factors) yang
terdiri dari 100 item pertanyaan dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
atau berbagai kelompok pekerjaan.
b) Job Description Index (JDI).
JDI merupakan skala pengukuran kepuasan kerja yang menggunakan item
jawaban “Ya” atau “Tidak” atau “Tidak Tahu” terhadap kata atau
ungkapan yang menjelaskan sikap karyawan tentang pekerjaan. JDI
memiliki 5 aspek kepuasan kerja yang terdiri dari 72 item pertanyaan.
Aspek-aspek tersebut adalah, upah, promosi, pekerjaan itu sendiri,
penyelia dan rekan kerja. Skor setiap aspek kepuasan kerja dapat
diperoleh dengan menjumlahkan skor item-item pertanyaan, dan kepuasan
kerja secara keseluruhan dapat ditentukan. JDI telah banyak digunakan
terhadap beberapa variasi sampel karyawan menurut umur, jenis kelamin,
pendidikan, pendapatan serta tipe kelompok.
c) Needs Satisfaction Questionnaire (NSQ).
NSQ mendasarkan pada teori kepuasan discrepancy, yaitu setiap item
terdiri dari dua pertanyaan. Pertama, untuk seharusnya ada. Kedua, yaitu
sekarang ada. Item dalam skala ini dinilai dengan mengurangi nilai angka
responden atas seharusnya ada dengan nilai angka atas pilihan responden
terhadap yang sekarang ada. Semakin besar selisihnya semakin tidak puas
responden dengan aspek-aspek pekerjaannya. Keseluruhan tidak adanya
kepuasan kerja dapat diukur dengan menjumlahkan skor semua item.
(2) Descriptive Surveys.
Survey ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden,
guna mendapatkan respon dari karyawan dengan kata-kata sendiri.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
45
Universitas Indonesia
Pendekatan yang tidak terstruktur ini bertujuan untuk menggali perasaan dan
gagasan karyawan. Survey dilaksanakan dengan wawancara bersifat pribadi
untuk mengumpulkan data yang lebih deskripsi dari pada objektif.
Kelemahannya adalah banyak menyita waktu karena dilaksanakan dengan
wawancara perorangan dan biayanya mahal.
Dari berbagai teknik pengukuran tingkat kepuasan kerja karyawan yang
dijelaskan di atas, penulis memilih menggunakan metode pengukuran tingkat
kepuasan kerja dengan metode Objective Survey dengan alasan peneliti dapat
menganalisa secara statistik, mudah dilakukan, biaya tidak besar dan ditambah
pertanyaan terakhir dengan menggunakan Descriptive Surveys yaitu dengan cara
memberikan pertanyaan kepada responden guna mendapatkan respon dari
karyawan dengan kata-kata sendiri.
Berdasarkan keterangan di atas, maka pada penelitian ini kepuasan awak
kapal diukur melalui indikator, keterlibatan dalam pengambilan keputusan,
penghargaan, akses pada informasi, dorongan aktif atasan, dukungan dari fungsi
staf , dan kepuasan total.
2.4. Kinerja PegawaiUntuk mengetahui apakah individu - individu dalam organisasi yang
dipimpin sudah memenuhi kriteria efektif atau belum, maka diperlukan suatu
pengukuran, pengukuran dapat dilakukan jika dimiliki instrumen yang memadai.
Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan suatu tolak ukur atau
standar. Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka peran dari
individu atau sangat menentukan, sehingga uraian mengenai keefektifan hanya
akan dibahas pada tingkat individu.
Keefektifan individu sering juga disebut dengan istilah kinerja pegawai
atau Kinerja pegawai individu, dan jika dikaitkan dengan organisasi bisnis jasa
perkapalan sering disebut dengan istilah Kinerja pegawai. Selanjutnya untuk
membahas lebih lanjut mengenai kinerja pegawai, perlu disamakan terlebih dulu
pengertian mengenai kinerja pegawai .
Banyak definisi atau pengertian mengenai kinerja pegawai, pengertian
yang satu kadang berbeda atau bahkan bertentangan dengan pengertian yang lain,
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
46
Universitas Indonesia
sehingga secara umum belum ada kata sepakat mengenai pengertian kinerja
pegawai, oleh sebab itu jika kita berbicara mengenai kinerja pegawai akan muncul
suatu situasi yang bertentangan (Paradoksial).
Greenberg yang dikutip oleh M Sinungan (1986:18) mendefinisikan
kinerja pegawai sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu
tertentu dibagi dengan totalitas masukan selama periode tersebut. Kinerja pegawai
juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa,
Kinerja pegawai mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap
sumber-sumber dalam memproduksi barang dan jasa. Kinerja pegawai dalam
organisasi adalah sejauh mana sumbangan dalam organisasi itu dapat mencapai
tujuan atau sasaran organisasi.
Dengan demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa kinerja
pegawai merupakan suatu ukuran bagi dalam mengabdikan dirinya pada
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari sudut
pandang teori psikologi, kinerja pegawai merupakan proses tingkah laku kerja
seseorang sehingga ia menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari
pekerjaanya. Perbedaan antara satu individu dengan individu yang lain dapat
berbeda dikarenakan sifat-sifat individu itu sendiri atau mungkin karena situasi
yang berbeda. Dengan demikian kinerja pegawai sebenarnya dapat memuaskan
atau tidak tergantung pada faktor individu dan situasi atau lingkungan kerjanya.
Faktor individu yang sangat penting dalam kaitannya dengan Kinerja pegawai
adalah motivasi, sedangkan faktor situasi yang paling penting dalam
mempengaruhi Kinerja pegawai adalah kepemimpinan.
Kinerja pegawai pegawai administratif yang hasil pekerjaannya tidak
dapat diukur secara kualitatif absolut, maka dapat digunakan pendekatan melalui
tiga komponen, yaitu :
1) Kualitas kerja, yaitu penyelesaian pekerjaan yang dikaitkan dengan
ketelitian, kecermatan, kesesuaian standar dan lain sebagainya.
2) Kuantitas kerja, yaitu penyelesaian pekerjaan yang dikaitkan dengan waktu,
volume pekerjaan, lembur dan sebagainva.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
47
Universitas Indonesia
3) Tanggung jawab, yaitu penyelesaian pekerjaan yang dikaitkan dengan skill,
inisiatif, disiplin dalam mengikuti tata kerja yang ada dan lain sebagainya.
Menilai kerja merupakan proses yang dilakukan oleh organisasi melalui
atasan langsung sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan. Seorang pakar
manajemen sumber daya manusia berpendapat bahwa penilaian kinerja pegawai
harus dilakukan secara sistematis oleh beberapa orang ahli untuk suatu atau
beberapa tujuan tertentu. Jadi penilaian kinerja pegawai sebenarnya merupakan
prosedur formal yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan penilaian
terhadap seorang pegawai dalam jangka waktu tertentu.
Penilaian kinerja pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
pendekatan, yaitu :
1) Penilaian secara kebetulan.
Penilaian semacam ini tidak sistematis dan sering kali bersifat subyektif,
sehingga tidak jarang berakibat yang membahayakan bagi organisasi.
2) Metode tradisional yang sistematis.
Pengukuran semacam ini dikatakan relatif mempunyai obyektifitas yang
tinggi, karena dilakukan berdasarkan metode pengukuran yang rasional dan
dilakukan secara sistematis.
3) Management by objective.
Secara bersama-sama, individu dalam organisasi membuat rencana mengenai
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi. Sasaran yang telah
disepakati untuk dicapai akan diwujudkan melalui berbagai kerja yang
dilakukan oleh individu - individu tersebut. Dalam hal ini Kinerja pegawai
pegawai diukur berdasarkan pencapaian sasaran, yang kemudian dikenal
dengan nama MBS (Manajemen Berdasarkan Sasaran).
Hasil penilaian tersebut dapat saja dimanfaatkan oleh organisasi sebagai
dasar untuk mempromosikan pegawai yang dipandang mempunyai Kinerja
pegawai bagus atau sebagai kepentingan yang sifatnya untuk kemajuan organisasi.
Secara rinci Manulang (1991 ; 71) yang mengutip Bellows berpendapat
bahwa tujuan dilakukan penilaian kinerja pegawai bagi pegawai adalah :
1) Sebagai dasar penetapan gaji/upah/bonus.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
48
Universitas Indonesia
2) Sebagai alat dalam pengawasan penugasan pekerjaan.
3) Sebagai alat dalam rencana pelatihan.
4) Sebagai dasar pemberian nasehat kepada pegawai.
5) Sebagai alat pemberian perangsang.
Berdasarkan pendapat di atas, jelas pemberian kompensasi dan dasar untuk
pemberdayaan pegawai harus melihat dari kinerja pegawai tersebut, sehingga
kompensasi dan pemberdayaan bisa berdampak pada penurunan/ kenaikian
kinerja pegawai.
Pendapat yang lain mengenai dilakukannya penilaian terhadap kinerja
pegawai adalah untuk memberikan informasi - informasi dalam bentuk yang
memungkinkan untuk dilakukan perbandingan dan dapat digunakan sebagai dasar
dalam berbagai pengambilan keputusan di bidang sumber daya manusia.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa pengukuran Kinerja pegawai dilakukan
agar pegawai memandang diri mereka sendiri seperti apa adanya, mempunyai
gairah untuk
berusaha untuk memperbaiki Kinerja pegawainya dan agar pegawai bersedia ikut
dalam pembuatan rencana perbaikan Kinerja pegawai. Dalam hal ini harus ada
kesepakatan bersama mengenai rencana pengembangan Kinerja pegawai untuk
masa yang akan datang.
Penilaian Kinerja pegawai pada umumnya akan dilakukan oleh atasan
langsung dari pegawai yang bersangkutan. Masalah utama yang seringkali muncul
dalam suatu penilaian adalah kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian.
Dengan kriteria tertentu, seseorang atau pegawai dapat dikatakan mempunyai
kinerja pegawai yang tinggi atau rendah (dapat saja disebut sukses atau gagal).
Untuk pekerjaan yang sifatnya kualitatif dengan kompleksitas yang tinggi, sangat
sulit menemukan kriteria yang ideal bagi sukses atau gagalnya kinerja pegawai
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini akan
menggunakan kriteria sukses atau gagalnya kinerja pegawai melalui tiga hal
pokok, yakni kualitas kerja, kuantitas kerja dan tanggung jawab. Sedangkan
metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja pegawai dapat
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
49
Universitas Indonesia
dilakukan dengan menggunakan skala rating. Beberapa skala rating yang sering
digunakan untuk pengukuran kinerja pegawai adalah skala perilaku menurut skala
Likert15.
Penilaian yang dilakukan terhadap segala kegiatan pegawai yang pernah
dilakukan pada masa yang lalu. Metode ini mempunyai keunggulan bahwa
pengukuran dilakukan terhadap Kinerja pegawai yang telah terjadi dan sampai
derajat tertentu dapat dilakukan pengukuran. Keunggulan lainnya yaitu bahwa
pengukuran ini dapat dijadikan sebagai umpan balik, sehingga dapat digunakan
sebagai cermin untuk pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan datang.
Tinggi rendahnya Kinerja pegawai seorang pegawai dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, untuk menyederhanakan dan agar lebih terfokus, maka dalam
penilaian ini beberapa faktor yang dianggap mempunyai peran penting dalam
peningkatan Kinerja pegawai meliputi pembinaan kekuatan yang mencakup
pemberdayaan, kompensasi, dan kepuasan.
Karena itu apabila pegawai sudah merasa puas, maka mereka akan
memiliki kinerja yang baik, sebagai mana yang dikemukakan oleh Heskett,
Sasser, dan Schlesinger (1997;19) dalam “the service profit chain”
mengemukakan bahwa sangat erat sekali hubungan antara sumber daya internal
perusahaan yang menyangkut kemampuan pegawai (employee capability),
kepuasan pegawai (employee satisfaction), loyalitas pegawai (employee loyalty),
dan produktivitas pegawai (employee productivity) yang semuanya merupakan
unsur penunjang kinerja SDM yang mencakup komitmen dan kompetensi (SDM)
dengan kinerja organisasi.
Sejalan dengan itu Becker, Huselid, dan Ulrich (2001; 53) mengemukakan
dua hal penting dalam mengukur kinerja sumber daya manusia dengan
menggunakan Human Resources Scorecard (HR-Scorecard), yaitu (1) mengelola
sumber daya manusia yang merupakan asset stratejik, (2) memperlihatkan
kontribusi sumber daya manusia pada keberhasilan finansial perusahan.
15 Skala Likert adalah suatu skala yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skalayang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei., responden menentukan tingkatpersetujuan dengan memilih salah satu dari pilihan. Biasanya disediakan lima pilihan skalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
50
Universitas Indonesia
Kemudian Becker, Huselid, dan Ulrich (2001 ; 60) mengajukan empat
elemen untuk mengukur kinerja sumber daya manusia dengan menggunakan HR-
Scorecard, yaitu (1) high performance work system, (2) HR system alignment, (3)
HR efficiency, dan (4) HR deliverables.
Sedangkan Fitz-enz (2000;70) mengajukan pengukuran kinerja sumber
daya manusia dengan menggunakan modal intelektual SDM performance
measurement, melihat dari dua sisi, yaitu sisi kompetensi (required knowledge
and skills) dan komitmen ( attitudes and motivation). Selanjutnya Fitz-enz (2000 ;
4) juga menyatakan bahwa terdapat dua aspek dari modal intelektual SDM, yaitu
the economic dan spiritual. The economic side memperlihatkan learned skill dan
tool manipulation yang biasa dikatakan kompetensi SDM. Sedangkan spiritual
memperlihatkan intrinsic humanity dan motivation yang biasa disebut komitmen
SDM.
Berdasarkan kedua pengukuran kinerja SDM tersebut memiliki kesamaan,
yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya manusia yang dimiliki,
sesuai dengan pekerjaannya masing-masing (HR alignment) yang mengacu pada
kompetensi (required knowledge and skills) dan komitmen (attitudes and
motivation) yang dimiliki dengan menggunakan sistem kerja yang baik (high
performance work system).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini kinerja awak
kapal diukur melalui dimensi kuantitas kerja, kualitas kerja, dan tanggungjawab
dengan indikator ketercapaian target, efisiensi waktu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan, ketersediaan waktu untuk membantu teman sekerja, ketersediaan
waktu untuk berinovasi dalam pekerjaan, ketelitian pekerjaan, kerapihan hasil
pekerjaan, prosedur penyelesaian pekerjaan, pemeliharaan peralatan kerja,
kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan, bersedia bekerja berdasarkan peraturan,
bersedia dihukum jika melakukan kesalahan dalam pekerjaan, mengetahui standar
pekerjaan, mengetahui cara mengukur kinerja, dan berani menghadapi kebenaran.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
51
Universitas Indonesia
2.5 Kerangka Pemikiran
Pemberdayaan yang dilakukan oleh suatu organisasi memberikan suatu
kemandirian bagi para awak kapal dalam melakukan pekerjaan, bahkan apabila
pemberdayaan awak kapal dilakukan secara tepat, maka akan meningkatkan
kepuasan awak kapal itu sendiri. Demikian juga kompensasi awak kapal apabila
dilakukan secara tepat, maka akan meningkatkan kepuasan awak kapal. Apabila
kepuasan awak kapal meningkat, maka secara langsung akan meningkatkan
kinerja awak kapal, karena itu penilaian kinerja awak kapal menjadi sangat
penting.
Tujuan dilakukan penilaian kinerja awak kapal adalah sebagai dasar
penetapan gaji/upah/bonus, sebagai alat dalam pengawasan penugasan pekerjaan,
sebagai alat dalam rencana pelatihan, sebagai dasar pemberian nasehat kepada
awak kapal, dan sebagai alat pemberian perangsang.
Pemberian kompensasi dan dasar untuk pemberdayaan awak kapal harus
melihat dari kinerja awak kapal tersebut, sehingga kompensasi dan pemberdayaan
bisa berdampak pada penurunan/kenaikan kinerja awak kapal. Tinggi rendahnya
Kinerja awak kapal dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, untuk
menyederhanakan dan agar lebih terfokus, maka dalam penilaian ini beberapa
faktor yang dianggap mempunyai peran penting dalam peningkatan kinerja awak
kapal meliputi pembinaan kekuatan yang mencakup pemberdayaan, kompensasi,
dan kepuasan.
Karena itu apabila awak kapal sudah merasa puas, maka mereka akan
memiliki kinerja yang baik, sangat erat sekali hubungan antara sumber daya
internal perusahaan yang menyangkut kemampuan crew kapal (capability),
kepuasan awak kapal (satisfaction), loyalitas awak kapal (loyalty), dan
produktivitas awak kapal (productivity) yang semuanya merupakan unsur
penunjang kinerja awak kapal.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
52
Universitas Indonesia
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka rancangan model konseptual
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Model Konseptual Penelitian
2.6. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini sebagai jawaban sementara dari identifikasi
masalah nomor 1 sampai dengan 8, sehingga berdasarkan kerangka pemikiran di
atas dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 1
Kepuasan kerja merupakan hubungan antara individu dengan pekerjaan
dan lingkungannya. Kepuasan kerja akan muncul jika individu menyukai
pekerjaan dan lingkungannya tersebut dan sebaliknya, akan timbul rasa tidak puas
dalam diri seseorang individu bila ia tidak menyukai pekerjaannya. Suka atau
tidak sukanya seseorang dalam pekerjaannya, sejauh mana pemberdayaan yang
dilakukan tepat sesuai dengan kemampuan dan mental para crew kapal, sehingga
dari pernyataan di atas jelas bahwa pemberdayaan berpengaruh positif terhadap
kepuasan awak kapal. Karena itu hipotesis ke satu dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh positif pemberdayaan terhadap kepuasan awak
kapal
Kinerja awakkapal (Z)Kepuasan
awak kapal (Y)
Pemberdayaan(X1)
Kompensasi(X2)
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
53
Universitas Indonesia
Hipotesis 2
Model kepuasan yang menonjol akan menggolongkan penyebabnya, sebagai
berikut:
a) Pemenuhan kebutuhan, model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan
oleh karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seseorang individu
untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, sebuah survai akhir-akhir ini
terhadap 30 lembaga bantuan hukum Massachusetts mengungkapkan bahwa
35 % hingga 50 % dari rekan lembaga bantuan hukum meninggalkan lembaga
itu pada tiga tahun awal karena lembaga tersebut tidak mengakomodir
kebutuhan keluarga.
Contoh ini melukiskan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat
mempengaruhi kepuasan maupun berhentinya karyawan. Walaupun model-
model ini memunculkan kontroversi, tetapi secara umum diterima bahwa
pemenuhan kebutuhan memiliki korelasi dengan kepuasan kerja.
b) Ketidakcocokan. Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil
dari harapan yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan
antara apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan,
seperti upah dan kesempatan promosi yang baik, dan apa yang pada
kenyataannya diterimanya. Pada saat harapan lebih besar daripada yang
diterima, seseorang akan tidak puas. Sebaliknya model ini memprediksikan
bahwa individu akan puas saat ia mempertahankan output yang diterimanya
melampaui harapan pribadinya. Dengan kata lain bahwa harapan yang
terpenuhi secara signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja.
c) Persamaan. Dalam model ini, kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana
seorang individu diperlakukan “secara adil” di tempat kerja. Kepuasan berasal
dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan, relatif sama dengan inputnya.
Diartikan bahwa merasakan keadilan terhadap upah dan promosi secara
signifikan berkorelasi dengan kepuasan kerja.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
54
Universitas Indonesia
Berdasarkan pernyataan di atas, jelas bahwa kompensasi berpengaruh positif
terhadap kepuasan awak kapal, sehingga hipotesis dua dapat dirumuskan sebagai
berikut :
H2 : Terdapat pengaruh positif kompensasi terhadap kepuasan awak
kapal
Hipotesis 3
Suka atau tidak sukanya seseorang dalam pekerjaannya, sejauhmana
pemberdayaan yang dilakukan tepat sesuai dengan kemampuan dan mental para
awak kapal, sehingga pemberdayaan berpengaruh positif terhadap kepuasan awak
kapal.
Semua model kepuasan, kepuasan atau ketidak puasan awak kapal selalu
dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan awak kapal, sehingga kompensasi
berpengaruh positif terhadap kepuasan awak kapal.
Karena itu hipotesis ke tiga dapat dirumuskan sebagai berikut :
H3 : Terdapat pengaruh positif pemberdayaan dan kompensasi awak
kapal secara bersama-sama terhadap kepuasan awak kapal
Hipotesis 4
Tujuan dilakukan penilaian kinerja awak kapal bagi awak kapal adalah
sebagai dasar penetapan gaji/upah/bonus, sebagai alat dalam pemberdayaan,
sebagai alat dalam rencana pelatihan, sebagai dasar pemberian nasehat kepada
awak kapal, dan sebagai alat pemberian perangsang. Dari pernyataan di atas,
pemberdayaan juga dapat menentukan kinerja awak kapal.
Karena itu hipotesis keempat dapat dirumuskan sebagai berikut :
H4 : Terdapat pengaruh positif pemberdayaan terhadap kinerja awak
kapal.
Hipotesis 5
Tujuan dilakukan penilaian kinerja crew kapal bagi awak kapal adalah
sebagai dasar penetapan gaji/upah/bonus, sebagai alat dalam pemberdayaan,
sebagai alat dalam rencana pelatihan, sebagai dasar pemberian nasehat kepada
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
55
Universitas Indonesia
awak kapal, dan sebagai alat pemberian perangsang. Dari pernyataan di atas,
kompensasi juga dapat mennetukan kinerja awak kapal.
Karena itu hipotesis kelima dapat dirumuskan sebagai berikut :
H5 : Terdapat pengaruh positif kompensasi terhadap kinerja awak kapal.
Hipotesis 6
Tujuan dilakukan penilaian kinerja awak kapal bagi awak kapal adalah
sebagai dasar penetapan gaji/upah/bonus, sebagai alat dalam pemberdayaan,
sebagai alat dalam rencana pelatihan, sebagai dasar pemberian nasehat kepada
awak kapal, dan sebagai alat pemberian perangsang. Dari pernyataan di atas,
kompensasi dan pemberdayaan dapat mennetukan kinerja awak kapal.
Karena itu hipotesis keenam dapat dirumuskan sebagai berikut :
H6 : Terdapat pengaruh positif pemberdayaan dan kompensasi secara
bersama-sama terhadap kinerja awak kapal.
Hipotesis 7
Sangat erat sekali hubungan antara sumber daya internal perusahaan yang
menyangkut kemampuan awak kapal (employee capability), kepuasan awak kapal
(employee satisfaction), loyalitas awak kapal (employee loyalty), dan
produktivitas awak kapal (employee productivity) yang semuanya merupakan
unsur penunjang kinerja SDM yang mencakup komitmen dan kompetensi (SDM)
dengan kinerja organisasi.
Karena itu hipotesis ketujuh dapat dirumuskan sebagai berikut :
H7 : Terdapat pengaruh positif kepuasan terhadap kinerja awak kapal.
Hipotesis 8
Pengukuran kinerja sumber daya manusia dengan menggunakan modal
intelektual SDM performance measurement, melihat dari dua sisi, yaitu sisi
kompetensi (required knowladge and skills) dan komitmen ( attitudes and
motivation). Terdapat dua aspek dari modal intelektual SDM, yaitu the economic
dan spiritual. The economic side memperlihatkan learned skill dan tool
manipulation yang biasa dikatakan kompetensi SDM. Sedangkan spiritual
memperlihatkan intrinsic humanity dan motivation yang biasa disebut komitmen
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
56
Universitas Indonesia
SDM. Tinggi rendahnya kinerja awak kapal dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
untuk menyederhanakan dan agar lebih terfokus, maka dalam penilaian ini
beberapa faktor yang dianggap mempunyai peran penting dalam peningkatan
kinerja awak kapal meliputi pembinaan kekuatan yang mencakup pemberdayaan,
kompensasi, dan kepuasan.
Karena itu hipotesis kedelapan dapat dirumuskan sebagai berikut :
H8 : Terdapat pengaruh positif pemberdayaan, kompensasi dan
kepuasan secara bersama-sama terhadap kinerja awak kapal.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
68 Universitas Indonesia
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Deskriptif
4.1.1 Pemberdayaan Awak kapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Untuk mengetahui kondisi variabel pemberdayaan, maka peneliti
melakukan pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 6
pertanyaan yang masing masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus
dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Setelah peneliti melakukan
pengolahan data terhadap 6 buah pertanyaan tentang pemberdayaan awak kapal,
diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Tanggapan Mengenai Kesesuaian Antara Tanggungjawabdengan Kompensasi awak kapal, 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Sesuai 8 6.0Sesuai 83 62.4Cukup Sesuai 36 27.1Tidak Sesuai 6 4,5Sangat Tidak Sesuai 0 0Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan data dalam tabel 4.1 di atas pada umumnya responden yakni
62,4% menyatakan sesuai antara tanggung jawab yang diberikan dengan
kompensasi mereka. Namun tidak sedikit yang menyatakan cukup sesuai antara
tanggungjawab mereka dengan kompensasi yang mereka miliki. Hal ini
menunjukkan bahwa pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan, terutama
tanggungjawab yang diberikan dinilai sesuai dengan kompensasi yang dimiliki,
misalnya awak kapal yang diberi tanggungjawab untuk melayani pengiriman
dengan sebaik-baiknya sudah dibekali teknik-teknik pelayanan sebelumnya,
demikian juga awak kapal laut yang lainnya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
69
Tabel 4.2 Tanggapan Mengenai Kesesuaian Pekerjaan dengan keahlianAwak kapal, 2010, (n=133)
Frekuensi PersenSangat Sesuai 4 3,0Sesuai 92 69,2Cukup Sesuai 36 27,1Tidak Sesuai 1 0,8Sangat Tidak Sesuai 0 0Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan data dalam table 4.2 di atas pada umumnya responden yakni
69,2% menyatakan sesuai antara pekerjaan mereka dan keahlian yang mereka
miliki, tetapi ada juga sekitar 27,1 % awak kapal yang dijadikan responden
menyatakan cukup sesuai saja. Hal ini menunjukkan sudah adanya persiapan bagi
awak kapal dalam pekerjaannya dengan mengikuti pendidikan dan latihan,
namun walaupun begitu masih ada awak kapal yang kurang ahli dalam
melakukan pekerjaannya, sehingga pendidikan dan latihan perlu terus dilakukan,
baik secara formal in house training, maupun secara langsung terjun di lapangan.
Tabel 4.3 Tanggapan Mengenai Pengawasan Pada awak kapal, 2010(n=133)
Frekuensi PersenSangat Tepat 8 6,0Tepat 68 51,1Cukup Tepat 46 34,6Tidak Tepat 11 8,3Sangat Tidak Tepat 0 0Total Skor 133 100
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan data dalam tabel 4.3 di atas pada umumnya responden yakni
51.1% menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan perusahaan pada mereka
dinilai tepat, namun tidak sedikit (34,6%) yang menyatakan cukup tepat saja. Hal
ini menunjukkan bahwa PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk terlalu
memberikan keleluasaan kepada para awak kapalnya untuk memberikan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
70
keputusan yang terbaik bagi mereka, sehingga para awak kapal dapat berpindah
pada perusahaan yang lebih menguntungkan mereka.
Tabel 4.4 Tanggapan Mengenai Kepercayaan Manajemen pada awakkapal 2010 (n=133).
Frekuensi PersenSangat Percaya 6 4,5Percaya 59 44,4Cukup Percaya 50 37,6Kurang Percaya 15 11,3Tidak Percaya 3 2,3Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan data dalam table 4.4 di atas pada sebagian besar awak kapal
yang dijadikan responden yakni 44,4% menyatakan bahwa manajemen percaya
kepada mereka, namun tidak sedikit awak kapal yang mengaku hanya cukup
percaya saja (37,6%). Hal ini menunjukan bahwa manajemen masih belum
sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada para awak kapalnya dalam
pemberdayaan mereka, karena pada PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk ini
sudah banyak kejadian bahwa awak kapal kurang komit pada pekerjaannya, dan
mereka sering berpindah-pindah mengingat kuantitas mereka terbatas .
Tabel 4.5 Tanggapan Mengenai Keeratan Hubungan Kerja antaraManajemen dan Awak kapal 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Erat 23 17,3Erat 42 31,6Cukup Erat 37 27,8Tidak Erat 26 19,5Sangat Tidak Erat 5 3,8Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan data dalam tabel 4.5 di atas pada umumnya responden yakni
31.6% menyatakan hubungan antara manajemen dengan awak kapal erat, namun
tidak sedikit pula yang menyatakan cukup erat (27,8%) dan tidak erat (198,5%).
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
71
Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat kesenjangan dalam hubungan kerja
antara manajemen dengan awak kapal, sehingga terlihat interaksi mereka masih
relatif jarang, sehingga bagi awak kapal yang perlu pengawasan dari manajemen
merasa lebih leluasa yang akhirnya berdampak pada keteledoran kerja,
sebagaimana yang didapatkan akhir-akhir ini, seperti perpindahan awak kapal
pada perusahaan lain berdasarkan kehendak mereka sendiri dan tidak sesuai
dengan penempatan dan jadwal kerjanya.
Tabel 4.6 Tanggapan Mengenai Ketepatan dalam Pembinaan Awak kapal,2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Tepat 10 7,5Tepat 63 47,4Cukup Tepat 36 27,1Tidak Tepat 24 18,0Sangat Tidak tepat 0 0Total Skor 133 100Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan data dalam tabel 4.6 di atas, ternyata sebagaian besar awak
kapal yang dijadikan responden yakni 47,4% menyatakan bahwa Perusahaan
tepat dalam melakukan pembinaan kepada mereka. Namun tidak sedikit yang
menyatakan cukup tepat (27,1%), dan tidak tepat (67,4%). Hal ini menunjukan
bahwa adanya pembinaan yang telah dilakukan masih relatif harus disesuaikan
dengan kondisi kebutuhan saat ini, sehingga terdapat perbedaan bobot kerja
antara awak kapal yang satu dengan yang lain dalam pembinaannnya.
4.1.2. Kompensasi Awak kapal PT Humpuss Intermoda Transportasi TbkKompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan dan kinerja awak kapal.
Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada awak kapal perlu mendapat
perhatian khusus dari pihak manajemen Perusahaan agar kepuasan para awak
kapal dapat dipertahankan dan kinerja awak kapal diharapkan akan terus
meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut diuraikan deskripsi kompensasi awak
kapal sebagai berikut.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
72
Karena itu kompensasi yang diterima sesuai tugasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kecukupan Gaji Awak kapal , 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Memadai 33 24,8Memadai 53 39,8Cukup Memadai 42 31,6Tidak Memadai 4 3,0Sangat Tidak Memadai 1 0,8Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, ternyata sebagian besar awak kapal PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk yang dijadikan responden menyatakan gaji
yang dibayarkan memadai bagi mereka (39,8%), namun tidak sedikit yang
mengaku cukup memadai (31,6%), bahkan ada yang menyatakan sangat memadai
(24,8%). hal ini menunjukkan bahwa gaji awak kapal pada PT. Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk. sudah hampir mendekati standar gaji perusahaan
pengiriman laut lainnya, walaupun dari hasil wawancara pada beberapa awak
kapal standar gaji mereka masih di bawah standar gaji para awak kapal dari
Perusahaan Negara lain.
Tabel 4.8 Kecukupan Uang Transport bagi Awak Kapal, 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Memadai 27 20,3Memadai 81 60,9Cukup Memadai 18 13,5Tidak Memadai 7 5,3Sangat Tidak Memadai 0 0Total Skor 133 100Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, ternyata sebagian besar awak kapal yang
dijadikan responden menyatakan uang transport sudah memadai (60,9%), bahkan
tidak sedikit yang menyatakan sangat memadai (20,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa uang transport yang ditentukan oleh PT. Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk. di telah mencukupi apa yang diharapkan oleh para awak kapalnya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
73
Tabel 4.9 Tunjangan Hari Raya bagi Awak Kapal, 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Memadai 33 24,8Memadai 81 60,9Cukup Memadai 15 11,3Tidak Memadai 2 1,5Sangat Tidak Memadai 2 1,5Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, ternyata sebagian besar awak kapal yang
dijadikan responden menyatakan bahwa tunjangan hari raya yang mereka terima
telah memadai (60,9%), bahkan banyak juga awak kapal yang menyatakan sangat
memadai (24,8%), sedangkan awak kapal yang menyatakan cukup dan kurang
memadai hanya sedikit saja. Hal ini menunjukkan bahwa tunjangan hari raya di
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk sudah sesuai dengan harapan para awak
kapalnya.
Tabel 4.10 Kecukupan Uang Lembur Awak kapal , 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Memadai 39 29,3Memadai 61 45,9Cukup Memadai 25 18,8Tidak Memadai 7 5,3Sangat Tidak Memadai 1 0,8Total Skor 133 100Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, ternyata sebagian besar awak kapal
Perusahaan yang dijadikan responden menyatakan bahwa uang lembur yang
diberikan telah memadai (45,9%), bahkan 29,3 awak kapal yang dijadikan
responden menyatakan bahwa uang lembur yang diberlakukan sangat memadai.
Hal ini menunjukkan bahwa PT. Humpuss Intermoda Transportasi., Tbk sudah
mampu memberikan uang lembur yang layak kepada para awak kapalnya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
74
Tabel 4.11 Kesesuaian Promosi Jabatan dengan Prestasi Kerja, 2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Sesuai 40 30,1Sesuai 32 24,1Cukup Sesuai 35 26,3Tidak Sesuai 25 18,8Sangat Tidak Sesuai 1 0,8Total Skor 133 100Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, Ternyata sebagian besar awak kapal yang
dijadikan responden menyatakan bahwa promosi jabatan dengan prestasi kerja
sangat sesuai (30,1%), tetapi banyak juga awak kapal yang menyatakan sesuai
(24,1%), cukup sesuai (26,3%), dan tidak sesuai (18,8%). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat awak kapal yang merasa sangat sesuai, terdapat juga awak kapal
yang menyatakan tidak sesuai, sehingga dapat dikatakan PT. Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk. belum mampu merancang kesesuaian promosi jabatan dengan
prestasi kerja secara merata kepada para awak kapalnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa awak kapal, mereka menyatakan bahwa pada awak
kapal tingkat menengah ke bawah memiliki promosi jabatan yang sesuai dengan
prestasi kerja mereka, sedangkan awak kapal tingkat menengah ke atas, promosi
jabatan disesuaikan dengan pengalaman kerja dan senioritas dalam pekerjaan.
Tabel 4.12 Kesesuaian Imbalan dengan Jabatan bagi Awak Kapal, 2010(n=133)
Frekuensi PersenSangat Sesuai 48 36,1Sesuai 53 39,6Cukup Sesuai 26 19,5Tidak Sesuai 5 3,8Sangat Tidak Sesuai 1 0,8Total Skor 133 100Sumber : Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, ternyata terdapat 39,6% awak kapal yang
dijadikan responden menyatakan bahwa imbalan yang diberikan sudah sesuai
dengan jabatan mereka, bahkan 36,1% awak kapal yang dijadikan responden
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
75
menyatakan sangat sesuai, hanya 19,5% awak kapal saja yang menyatakan cukup
sesuasi. Hal ini memperlihatkan bahwa rancangan imbalan dan jabatan yang
diimplementasikan oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk sudah tepat
(right compencation).
Tabel 4.13 Kesesuaian Imbalan dengan Mutasi Jabatan bagi Awak Kapal,2010 (n=133)
Frekuensi PersenSangat Sesuai 40 30,1Sesuai 72 54,1Cukup Sesuai 18 13,5Tidak Sesuai 3 2,3Sangat Tidak Sesuai 0 0Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, ternyata terdapat 54,1% crew kapal yang
menyatakan bahwa imbalan yang diberikan perusahaan sudah sesuai dengan
mutasi jabatan mereka, bahkan 30,1% menyatakan sangat sesuai, dan hanya
13,5% yang menyatakan cukup sesuai. Artinya PT. Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk. telah mampu memberikan suatu imbalan pada para awak
kapalnya sesuai dengan jabatan para awak kapalnya, baik melalui mutasi jabatan,
maupun promosi jabatan, sehingga kepuasan awak kapal dalam bekerja lebih
tinggi.
4.1.3. Kepuasan Awak kapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Hubungan antara awak kapal dengan organisasinya disebut kontrak
psikologis, karena awak kapal yang menyerahkan waktu, kemampuan,
keterampilan, dan usaha mereka juga mengharapkan imbalan dari organisasi.
Mengenai kontrak psikologi, Schein seperti yang dikutip oleh Gibson et al.,
(1996:526) mengatakan bahwa orang mempunyai berbagai macam harapan
terhadap organisasi dan organisasi juga mempunyai berbagai harapan dari crew
kapal. Harapan-harapan ini tidak hanya meliputi berapa banyak pekerjan yang
harus dilakukan dan berapa upahnya, tetapi juga meliputi seluruh pola yang terdiri
dari hak-hak istimewa, dan kewajiban antara crew kapal dengan organisasi.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
76
Menurut Cherrington (1999 : 306) Kepuasan kerja seseorang pada dasarnya
tergantung kepada selisih antara harapan, kebutuhan atau nilai dengan apa yang
menurut persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaannya. Seseorang
akan merasa puas jika tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan
persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah
terpenuhi.
Sedangkan Luthans (2002:114) kepuasan kerja merupakan reaksi afektif
individu terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja, yang juga meliputi sikap dan
penilaian terhadap pekerjaan. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan kerja
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya
(individual difference). Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan dan aspek-aspek diri individu, maka ada kecenderungan
semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, batasan atau definisi
kepuasan kerja tampaknya belum ada keseragaman. Namun demikian tidaklah
terdapat perbedaan yang mendasar. Pada intinya kepuasan kerja adalah perasaan
atau sikap seseorang terhadap pekerjaannya, di mana sikap tersebut menyangkut
respon terhadap selisih dari apa yang menjadi harapannya dengan apa yang
didapatkan dari kenyataan di tempat kerja.
Pada pembahasan di bawah, maka akan diungkapkan tingkat kepuasan kerja
sebagai berikut : Pekerjaan, termasuk keragaman tugas, kesempatan untuk
belajar, kesempatan untuk sukses, banyaknya tugas, kesulitan tugas, kemampuan
untuk menentukan dan mengontrol langkah atau metode dan lain-lain. Gaji, yaitu
sistem upah yang adil, tidak kembar arti dan segaris dengan pengharapan awak
kapal. Promosi, awak kapal berusaha mendapatkan kebijakan dan praktek promosi
yang adil, memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawab
yang lebih banyak, dan status sosial yang meningkat. Pengakuan, termasuk di
dalamnya ganjaran bagi mereka yang berprestasi, kredit yang ditambahkan untuk
setiap tugas yang dikerjakan, kritik yang membangun, dan seterusnya. Tunjangan,
seperti uang pensiun, biaya kesehatan, bonus tahunan, cuti liburan, dan lain-lain.
Kondisi fisik kerja, yaitu jam kerja, waktu istirahat, fasilitas yang lengkap dan
modern, ventilasi, temperatur, kelembaban, lokasi. Penyeliaan, penyelia yang
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
77
ramah, dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik,
mendengarkan pendapat awak kapal, dan menunjukkan minat pribadi pada awak
kapal. Rekan sekerja, yaitu seseorang yang berada pada level yang sama dalam
organisasi, atau kolega dalam profesi. Rekan sekerja yang ramah dan mendukung
serta adanya penerimaan oleh rekan sekerja mungkin amat penting bagi seorang
awak kapal. Bawahan, yaitu seorang yang berada pada level yang lebih rendah
dalam organisasi. Manajemen dan perusahaan, yaitu usaha untuk memusatkan
perhatian pada kepentingan awak kapal seperti halnya kebijakan mengenai
tunjangan dan gaji. Pelanggan, termasuk di dalamnya pelajar, pasien, pembeli,
dan lain-lain.
Tabel 4.14 Kepuasan Awak kapal pada Keterlibatan dalam PengambilanKeputusan, 2010 (n=133)
Frekuensi Persen KepuasanSangat Puas 4 3,0
63.9%Puas 81 60,9Netral 38 28,6Tidak Puas 8 6,0Sangat tidak Puas 2 1,5Total Skor 133 100
Sumber : Diolah dari Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.14 terdapat 63,9% awak kapal yang dijadikan
responden merasa puas dan sangat puas telah dilibatkan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan perusahaan, sedangkan sisanya menyatakan netral dan
tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
telah melibatkan para awak kapalnya dalam pengambilan keputusan perusahaan,
serta keterlibatan mereka merupakan suatu penghargaan bagi awak kapal yang
dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Hal ini dijelaskan oleh Robbins (1996) dan Luthans (2002) menguraikan
bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas, artinya
kepuasan kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas awak kapal.
Hubungan tersebut akan kuat bila awak kapal tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
luar, misalnya pekerjaan yang sangat tergantung pada mesin. Tingkat pekerjaan
juga turut mempengaruhi kekuatan hubungan antara kepuasan kerja dan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
78
produktivitas. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang kuat terlihat pada
awak kapal dengan tingkat pekerjaan yang lebih tinggi, misalnya untuk posisi
manajerial, karena posisi ini selalu dilibatkan dalam keputusan perusahaan.
Tabel 4.15 Kepuasan Awak kapal pada Penghargaan yang Diberikan PTHumpuss Intermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Frekuensi Persen Kepuasan
Sangat Puas 3 2,3
51.9%Puas 66 49,6Netral 58 43,6Tidak Puas 6 4,5Sangat tidak Puas 0 0Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.15 di atas ternyata 49,6% crew kapal PT Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk yang dijadikan responden menyatakan puas atas
penghargaan yang diberikan Perusahaan kepada mereka, namun tidak sedikit yang
netral (43,6%), sehingga awak kapal yang menyatakan puas dan sangat puas
hanya 51,9% . Hal ini menunjukkan bahwa PT. Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk. belum optimal memberikan penghargaan kepada para awak kapalnya yang
berprestasi.
Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja awak
kapal diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu yang bersumber dari dalam
diri individu dan lingkungan (Milton, 1981:163). Menurut Milton bahwa
penghargaan pada awak kapal dari hasil pekerjaannya akan menimbulkan
kepuasan kerja.
Demikian juga menurut Siagian (2002 : 295) bahwa kepuasan kerja dapat
terwujud apabila ia mampu memberikan sumbangan penting dari hasil kerjanya
kepada perusahaan. Karena dalam pekerjaann tersebut diberikan otonomi untuk
bertindak.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
79
Tabel 4.16 Kepuasan pada Otoritas Mendapatkan Akses Informasi bagiAwak Kapal, 2010 (n=133)
Frekuensi Persen KepuasanSangat Puas 5 3,8
51.9%Puas 64 48,1Netral 45 33,8Tidak Puas 16 12,0Sangat tidak Puas 3 2,3Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, ternyata 48.1% awak kapal yang
dijadikan responden merasa puas dalam mendapatkan otoritas akses informasi dari
perusahaan, namun 33,8% awak kapal merasa biasa-biasa saja (netral), sehingga
kepuasan yang didapatkan oleh awak kapal dalam otoritas akses informasi adalah
51,9% saja. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan belum sepenuhnya
memberikan keleluasaan akses informasi kepada para awak kapalnya, karena
sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa pimpinan PT. Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk yang berhasil ditemui, mereka mengatakan bahwa
tidak semua informasi stratejik harus diketahui oleh para awak kapal dengan
berbagai alasannya.
Hill (1993 : 55) menyatakan bahwa kepuasan kerja diperoleh awak
kapal apabila kondisi kerja yang nyaman, pimpinan penuh pengertian, akses
informasi yang mudah, dan rekan-rekan kerja yang menyenangkan. Hal senada
diungkapkan oleh Johnston dalam Frasser (1994) bahwa kepuasan timbul karena
antara manajemen dan karyawannya terjadi keharmonisan melalui akses informasi
yang mudah, misalnya via web atau email. Tidak timbul pertentangan antara
karyawan dengan karyawan, antara atasan dan bawahan..
Tabel 4.17 Kepuasan Awak kapal pada Dorongan Pimpinan Perusahaan
Frekuensi Persen KepuasanSangat Puas 4 3,0
31.3%Puas 39 29,3Netral 63 47,4Tidak Puas 26 19,5Sangat tidak Puas 1 0,8Total Skor 133 100
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
80
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, ternyata awak kapal yang puas dan sangat
puas hanya 31,3% pada dorongan pimpinan Perusahaan, sedangkan 47,4% awak
kapal menyatakan biasa-biasa saja (netral) dan 19,5% awak kapal menyatakan
tidak puas dengan dorongan pimpinan Perusahaan kepada mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk belum sepenuhnya
memberikan suatu dorongan semangat kepada para awak kapalnya untuk bekerja
lebih baik, sehingga meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Vamplew dalam Frasser (1993 : 57) menyatakan awak kapal umumnya
menunjukkan kepuasan kerja karena dalam pekerjaannya diberikan kesempatan
untuk maju, cara mereka kerja dihargai manajemen. Sedangkan menurut pendapat
Kreitner (2003 : 271) kepuasan adalah hasil dari harapan yang terpenuhi, seperti
upah dan kesempatan promosi yang diberikan manajemen. Harapan yang
terpenuhi jelas mempengaruhi kepuasan seseorang crew kapal.
Tabel 4.18 Kepuasan Awak kapal pada Dukungan Fungsi Staf 2010 (n=133)
Frekuensi Persen KepuasanSangat Puas 8 6,0
30.1%Puas 32 24,1Netral 48 36,1Tidak Puas 44 33,1Sangat tidak Puas 1 0,8Total Skor 133 100Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel di tabel 4.18 ternyata kepuasan awak kapal PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk pada dukungan fungsi staf Perusahaan
hanya 30,1%, sedangkan sisanya awak kapal yang menyatakan netral dan tidak
puas sampai 69,2%. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya koordinasi
antara crew kapal dengan fungsi staf yang ada dalam Perusahaan, sehingga
kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan (human error) kerap terjadi di PT Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk sebagaimana hasil wawancara dengan awak kapal
operasional perbengkelan kapal laut, mereka menyatakan bahwa ketika
membutuhkan komponen kapal laut yang baru, maka fungsi staf terlambat
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
81
merespon kebutuhan tersebut, padahal kapal laut akan segera digunakan,
sehingga awak kapal bengkel membuat keputusan untuk melakukan kanibal
komponen dari kapal laut yang sudah tidak terpakai, sehingga resiko terjadinya
kecelakaan kapal laut akhir-akhir ini cukup besar.
Kreitner & Kinicki (2003 : 271) Gagasan yang melandasi pencapaian
nilai adalah kepuasan berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkin
dicoba dari beberapa gagasan yang timbul dari seseorang dan didukung oleh
fungsi staf Perusahaan. Brown (1996 : 238) bahwa keterlibatan karyawan dalam
pekerjaan memiliki kaitan dengan kepuasan kerja.
Tabel 4.19 Kepuasan Total Awak kapal 2010 (n=133)
Frekuensi Persen KepuasanSangat Puas 5 3,8
36.1%Puas 43 32,3Netral 65 48,9Tidak Puas 20 15,0Sangat tidak Puas 0 0Total Skor 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, ternyata kepuasan total Awak kapal PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk adalah hanya 36,1%, yaitu berasal dari
32,3% awak kapal yang merasa puas secara total dan 3,8% awak kapal yang
merasa sangat puas secara total, sedangkan sisanya yaitu 63,9% awak kapal yang
merasa biasa-biasa saja (netral) dan tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk masih belum sepenuhnya melakukan suatu
upaya untuk memberikan kepuasan kepada para awak kapalnya, karena
berdasarkan wawancara dengan pihak pimpinan Perusahaan yang berhasil ditemui
pada umumnya PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk belum melakukan
Employee Satisfaction Index (ESI) setiap tahunnya.
Barbash dalam Frasser (1993 : 48) bahwa kepuasan kerja adalah hal yang
sangat subjektif bagi setiap orang untuk bekerja penuh tantangan, pekerjaan
beranekaragam, berpindah-pindah, dan banyak penunjang bebas dalam berkarya.
Herzberg (1966) dalam Siagian (2003) telah menyatakan bahwa salah satu faktor
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
82
penting yang terlibat dalam kepuasan kerja adalah pekerjaan itu sendiri, termasuk
didalammnya keanekaragam pekerjaan untuk menunjang wawasan awak kapal itu
sendiri.
4.1.3. Kinerja Awak kapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Kinerja adalah penampilan kerja secara kualitas dan kuantitas yang
disuguhkan oleh seorang awak kapal dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja awak kapal dapat dilihat dari
segi kecakapan, keterampilan, pengetahuan dan kesungguhan awak kapal yang
bersangkutan. Karena kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung salah satu
di antaranya kinerja awak kapalnya dalam melaksanakan pekerjaan, karena awak
kapal merupakan unsur penting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian
tujuan organisasi menjadi kurang efektif apabila kinerja awak kapal tidak
maksimal dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi organisasi itu sendiri.
Oleh sebab itu prestasi kerja atau kinerja awak kapal harus benar-benar
diperhatikan.
Untuk mengukur kinerja awak kapal pada PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk melalui dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, dan
tanggungjawab, dengan menggunakan angket yang terdiri dari 14 item pernyataan
yang masing-masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan
dianggap sesuai menurut responden.
Untuk mengetahui dimensi kuantitas kerja, dilakukan pengukuran dengan
menggunakan angket yang terdiri dari 4 pernyataan yang terdiri dari yaitu
ketercapaian target, efesiensi, ketersediaan waktu membantu teman, dan
ketersediaan waktu berinovasi, dimana masing-masing indikator disertai 5
kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
83
Tabel 4.20. Ketercapaian Target Pekerjaan Awak Kapal di PT HumpussIntermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Tercapai 4 3,0Tercapai 77 57,9Cukup Tercapai 50 37,6Tidak Tercapai 2 1,5Sangat Tidak Tercapai 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.20 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan pekerjaan yang dilakukan dapat terselesaikan tepat waktu dan sesuai
dengan target. Hal ini berarti beban pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan
target (tepat waktu). Walaupun ada sebagian awak kapal yang menyatakan bahwa
beban pekerjaan dilakukan belum sesuai dengan target atau tidak sesuai waktu
yang telah ditentukan. Namun, sangat jelas bahwa beban pekerjaan yang ada,
khususnya pada Perusahaan Jasa Pengiriman dari Jepang, pada umumnya
terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tabel 4.21. Tingkat Efesiensi Waktu Kerja bagi Awak Kapal di PT.Humpuss Intermoda Transportasi., Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Efesien 3 2,3Efesien 91 68,4Cukup Efesien 37 27,8Tidak Efesieni 2 1,5Sangat Tidak Efesien 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.21 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan efesien dalam kerja mereka (68,4%), namun tidak sedikit yang
menyatakan cukup efisien saja (27,8%). Hal ini dapat diasumsikan bahwa secara
umum dalam melaksanakan pekerjaan didasarkan pada efesiensi kerja, karena
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
84
kerja yang efesien dapat berdampak pada efesiensi biaya, tetapi harus dibarengi
dengan efektivitas kerja itu sendiri, sehingga walaupun kerja tepat waktu namun
tujuan dapat tercapai.
Tabel 4.22 Ketersediaan Waktu untuk Membantu Teman Sekerja di PTHumpuss Intermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Banyak Waktu 7 5,3Ada Waktu 69 51,9Cukup Tersedia 48 36,1Sempit 9 6,8Tidak ada Waktu 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.22 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan memiliki waktu untuk membantu teman sekerja dalam pekerjaannya
(51,9%), namun terdapat juga 36,1% crew kapal yang cukup memiliki waktu
dalam membantu teman sekerja mereka. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat
anjuran dari PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk untuk memberikan
keleluasaan saling membantu sesama pekerja, terutama yang hubungan kerjanya
sangat erat, sehingga estaphet pekerjaan dari crew kapal yang satu ke awak kapal
lainnya dapat berjalan dengan lancar.
Tabel 4.23 Ketersediaan Waktu untuk Berinovasi dalam Pekerjaan diPT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Banyak Waktu 6 4,5Ada Waktu 81 60,9Cukup Memiliki Waktu 34 25,6Sempit 12 9,0Tidak ada Waktu 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
85
Tabel 4.23 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan ada waktu untuk berinovasi pada pekerjaan mereka (60,9%), namun
tidak sedikit yang hanya memiliki cukup waktu untuk berinovasi (25,6%). Hal ini
menunjukkan bahwa Perusahaan memberikan kesempatan kepada semua awak
kapal untuk melakukan inovasi yang positif untuk meningkatkan kinerja
organisasi mereka.
Tabel 4.24 Ketelitian dalam Pekerjaan, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Teliti 4 3,0Teliti 92 69,2Cukup Teliti 36 27,1Tidak Teliti 1 0,8Sangat Tidak Teliti 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.24 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan bahwa mereka teliti dalam melakukan pekerjaan mereka (69,2%),
namun tidak sedikit awak kapal yang menyatakan cukup teliti saja dalam
pekerjaan mereka (27,1%). Ini berarti secara umum awak kapal PT Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk dituntut untuk dapat lebih memiliki ketelitian yang
tinggi dalam melakukan pekerjaan mereka, karena ketidak telitian dalam
pekerjaan akan mengakibatkan kejadian yang fatal dalam jasa, yaitu sangat
berhubungan dengan nyawa para penumpangnya.
Tabel 4.25 Kerapihan Hasil Pekerjaan di PT Humpuss IntermodaTransportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Rapih 8 6,0Rapih 68 51,1Cukup Rapih 46 34,6Tidak Rapih 11 8,3Sangat Tidak Rapih 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
86
Tabel 4.25 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan rapih dalam pekerjaan mereka (51,1%), namun banyak juga awak
kapal yang menyatakan cukup rapih (34,6%). Artinya, masih terdapat ketidak
rapihan dalam pekerjaan, sehingga kesalahan-kesalahan dalam kapal laut masih
terlihat, sebagaimana hasil penyelidikan dari Dinas Perhubungan akhir-akhir ini.
Tabel 4.26 Ketepatan Prosedur Penyelesaian Pekerjaan di PT. HumpussIntermoda Transportasi., Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Tepat 6 4,5Tepat 59 44,4Cukup Tepat 50 37,6Tidak Tepat 15 11,3Sangat Tidak Tepat 3 2,3Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.26 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan prosedur penyelesaian pekerjaan di PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk sudah tepat (44,4%), namun banyak juga awak kapal yang
menyatakan hanya cukup tepat (37,6%). Hal ini memperlihatkan bahwa prosedur
penyelesaian kerja yang diberlakukan oleh Perusahaan masih harus dievaluasi lagi
dan dilakukan perbaikan-perbaikan terutama pada sistem opererasional
prosedurnya (SOP) yang sesuai dengan standar pekerjaan untuk standar layanan
laut internasional.
Tabel 4.27 Kedisiplinan dalam Memelihara Peralatan Kerja di PTHumpuss Intermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Disiplin 6 4,5Disiplin 59 44,4Cukup Disiplin 50 37,6Tidak Disiplin 15 11,3Sangat Tidak Disiplin 3 2,3Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
87
Tabel 4.27 tersebut di atas menunjukkan bahwa 44,4% awak kapal
memiliki kedisiplinan dalam memelihara peralatan kerja, namun 37,6% awak
kapal hanya cukup disiplin dalam memelihara peralatan kerja. Hal ini berarti
bahwa secara umum sebagian besar awak kapal masih harus ditingkatkan
kedisiplinan dalam memelihara peralatan kerja, serta penegakan aturan
Perusahaan atas kedisiplinan awak kapal harus ditingkatkan, sehingga peralatan
kerja yang ada masih memenuhi standar layak pakai dalam operasional kapal
laut.
Tabel 4.28 Kedisiplinan dalam Melakukan Pekerjaan di PT. Humpuss
Intermoda Transportasi., Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Disiplin 23 17,3Disiplin 42 31,6Cukup Disiplin 37 27,8Tidak Disiplin 26 19,5Sangat Tidak Disiplin 5 3,8Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.28 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
memiliki kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan mereka (31,6%), namun 19,5%
awak kapal masih tidak disiplin dan 3,8% awak kapal sangat tidak disiplin,
padahal standar pekerjaan di Perusahaan seharusnya memiliki akurasi yang tinggi
dan dibutuhkan kedisiplinan awak kapal yang sangat tinggi pula (Dishub, 2010).
Hal ini menunjukkan belum adanya kesadaran dari para awak kapal itu sendiri
akan kepentingan disiplin, serta diperkuat oleh lemahnya implementasi tindakan
(reward and punishment) aturan Perusahaan, sehingga memberikan keleluasaan
untuk tidak disiplin kepada para pekerjanya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
88
Tabel 4.29 Kesiapan Awak kapal Melakukan Pekerjaan BerdasarkanAturan 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Siap 10 7,5Siap 63 47,4Cukup Siap 36 27,1Tidak Siap 24 18,0Sangat Tidak Siap 0 0Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.29 tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar awak kapal
menyatakan siap melakukan pekerjaan berdasarkan aturan perusahaan (47,4%),
namun sebanyak 18% crew kapal yang dijadikan responden menyatakan tidak
siap. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan masih relatif belum tegas dalam
mengambil keputusan pada para awak kapal yang menyatakan tidak siap
melakukan pekerjaan dengan aturan yang dibuat, sehingga kewibawaan
manajemen kurang dihormati oleh para awak kapal tersebut.
Tabel 4.30 Kesiapan Awak kapal untuk Dihukum Jika MelakukanKesalahan, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Siap 33 24,8Siap 81 60,9Cukup Siap 15 11,3Tidak Siap 2 1,5Sangat Tidak Siap 2 1,5Total 133 100Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.30 tersebut di atas menunjukkan bahwa 60,9% awak kapal yang
dijadikan responden siap untuk dihukum apabila memiliki kesalahan, namun
terdapat juga 11,3% yang cukup siap untuk dihukum jika melakukan kesalahan.
Hal ini menunjukkan bahwa para awak kapal sudah memperlihatkan kesungguhan
dalam melakukan pekerjaan, namun pada sisi lain sebagaimana hasil wawancara
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
89
dengan beberapa manajer perusahaan, mereka menyatakan bahwa perlakuan
hukuman bagi awak kapal masih belum seimbang dengan perlakukan
penghargaan bagi mereka, sehingga Perusahaan masih belum memberlakukan
kepastian hukum yang kuat. Sebagaimana dikemukakan oleh Robbins (2003:142)
menyatakan bahwa bagi kebanyakan karyawan, kepastian hukum menjadi salah
satu kepuasan bagi mereka untuk bekerja dengan baik. Selanjutnya Gibson
(1996:157) menyatakan bahwa ada beberapa aspek yang dianggap mempengaruhi
dan memiliki karaktersitik yang sangat penting bagi kinerja karyawan salah satu
diantaranya ialah kepastian hukum.
Tabel 4.31 Tingkat Pengetahuan pada Standar Pekerjaan di PTHumpuss Intermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Tinggi 39 29,3Tinggi 61 45,9Cukup Tinggi 25 18,8Rendah 7 5,3Sangat Rendah 1 0,8Total 133 100
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Tabel 4.31 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
memiliki pengetahuan yang tinggi pada standar pekerjaan di perusahaan (45,9%),
bahkan 29,3% crew kapal memiliki pengetahuan yang sangat tinggi, walaupun
18,8% memiliki pengatahuan cukup tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa
pengetahuan yang dimiliki awak kapal sudah dapat dijadikan suatu modal dasar
untuk melakukan pekerjaan dengan baik, sehingga PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk tinggal mengarahkan para awak kapalnya dalam melakukan
pekerjaan yang baik (the right man and right place).
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
90
Tabel 4.32 Tingkat Pengetahuan dalam Mengukur Kinerja 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Tinggi 48 36,1Tinggi 53 39,8Cukup Tinggi 26 19,5Rendah 5 3,8Sangat Rendah 1 0,8Total 133 100
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Tabel 4.32 tersebut di atas menunjukan bahwa sebagian besar awak kapal
yaitu 39,8% crew kapal memiliki pengetahuan yang tinggi dalam mengukur
kinerja mereka sendiri, bahkan 36,1% awak kapal memiliki pengetahuan yang
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa para awak kapal PT Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk sudah mampu menilai diri mereka sendiri untuk
meningkatkan kinerja mereka, tinggal perusahaan menentukan target kinerja
mereka yang disesuaikan dengan kemampuan umum awak kapal, serta
menyiapkan penghargaan bagi para awak kapal yang berprestasi. Robbins
(2003:142) menyatakan bahwa bagi kebanyakan karyawan, menilai diri mereka
sendiri akan meningkatkan kinerja mereka, apabila didukung oleh perusahaan
dengan penghargaan dan dukungan moral.
Tabel 4.33 Tingkat Keberanian akan Kebenaran di PT HumpussIntermoda Transportasi Tbk, 2010 (n=133)
Tanggapan Frekuensi(Orang)
Persentase(%)
Sangat Tinggi 40 30,1Tinggi 72 54,1Cukup Tinggi 18 13,5Rendah 3 2,3Sangat Rendah 0 0Total 133 100Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
91
Tabel 4.33 tersebut di atas menunjukan bahwa 54,1% awak kapal yang
dijadikan responden memiliki keberanian yang tinggi dalam menyuarakan
kebenaran, bahkan 30,1% memiliki keberanian yang sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa para awak kapal PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
respon pada ketidakadilan yang merugikan perusahaan, serta berani
mengemukakan suatu kebenaran apabila pihak perusahaan mengeluarkan
kebijakan yang merugikan mereka sendiri maupun merugikan konsumen.
4.2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 12.0 pada
Lampiran 5, maka didapatkan model struktural analisis jalur secara keseluruhan
sebagai berikut :
Gambar 4.1. Hasil Analisis Model Struktural secara Keseluruhan
Dimana :
X1 : Pemberdayaan
X2 : Kompensasi
Y : Kepuasan Awak kapal
Z : Kinerja Awak kapal
E : Faktor Lain yang mempengaruhi Y dan Z, selain X1 dan X2.
Y
E2
X2
X1
E1
0.144
0,398
0,199
0,399
0,735
0.661
0,9250,307
0,925
Z
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
92
4.2.1. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kepuasan Awak kapal Pada PT.Humpuss Intermoda Transportasi., Tbk
Tabel 4.34 Pengaruh Langsung Pemberdayaan Terhadap Kepuasan Awakkapal , 2010 (n=133)
Interpretasi Analisis JalurKet Pengaruh %X1 Pengaruh langsung ke Y 0.158 15,8
Jumlah 0.158 15,8Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari Tabel 4.34 di atas dapat dilihat bahwa pengaruh langsung variabel
pemberdayaan terhadap kepuasan awak kapal tersebut yakni 15,8%. Hal ini
menunjukan bahwa pemberyaan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan awak
kapal. Demikian juga dilihat dari kontribusinya pemberdayaan awak kapal
terhadap kepuasan awak kapal cukup berarti, hal ini sejalan dengan pernyataan
Kartasasmita (1996:142), bahwa pemberdayaan awak kapal adalah sebuah
konsep peningkatan kepuasan kerja yang memadukan nilai-nilai sosial, sehingga
awak kapal akan lebih senang dalam melakukan pekerjaannya.
Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien korelasi antar variabel X1
dengan Y dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : x1y = 0
H1 : x1y 0
Dengan statistik uji sebagai berikut :
21
)2(
r
nrt
Dengan menggunakan rumus koefisien jalur dibawah ini
PYx1 = CR rij yxj
k
j1
Dan koefisein determinasi sebagai berikut :
ii YX
k
iYXYX rpR
1
21
= 0.158
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
93
sedangkan koefisien jalur variabel lainnya diluar variabel X1 ditentukan melalui :
pY1 = 11 YXR
= 0.918
Pengujian secara individual
hipotesis sebagai berikut :
Ho : pYx1 0
H1 : pYx1 > 0
Dan statistik uji yang digunakan adalah :
1)1( 2
1
knCRR
pt
iiYX
YXi
i
Tabel 4.35 Koefisien Jalur X1 terhadap YVariabel Koef. Jalur Sig.Level Sig.Level yang
DiperbolehkanKesimpulan
Pyx1 0.398 0,000 < 0.05 Ho ditolakSumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil perhitungan pengujian statistik di atas ternyata bahwa
pengujian signifikan (didukung data).
Secara lengkap struktur kausal antara variabel X1 dan Y digambarkan
pada gambar 4.2 sebagai berikut.
Gambar 4.2: Hubungan Kausal Antara X1 dan Y
Keterangan :
X1 = Pemberdayaan
Y = Kepuasan Kerja Awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X1 yang berpengaruh)
ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik
koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel eksogenus.
X1
Y
Є=0.918
0.398
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
94
Dari gambar struktural hubungan kausal antar variabel dengan nilai-nilai
parameter struktur di atas, maka pengaruh dari variabel penyebab ke variabel
akibat. Terbukti pemberdayaan berpengaruh terhadap kepuasan awak kapal,
walaupun kontribusi pengaruhnya relatif kecil, sehingga dapat dikatakan apabila
pemberdayaan awak kapal ditingkatkan satu tahap, maka kepuasan awak kapal
akan meningkat sebesar 15,8%.
4.2.2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Awak kapal Pada PT.Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
Tabel 4.36 Pengaruh Langsung Kompensasi Terhadap Kepuasan Awakkapal , 2010 (n=133)
Interpretasi Analisis JalurKet Pengaruh %X1 Pengaruh langsung ke Y 0.040 4,0
Jumlah 0.040 4,0Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari Tabel 4.36 di atas dapat dilihat bahwa pengaruh langsung variabel
kompensasi terhadap kepuasan awak kapal tersebut relatif kecil yakni 4,0%. Hal
ini menunjukan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan crew
kapal, walaupun kontribusinya pengaruhnya signifikan berarti hal ini
menunjukkan bahwa tidak hanya kompensasi yang menyebabkan awak kapal
perusahaan dapat merasakan kepuasan dalam kerja mereka, tetapi mungkin saja
promosi awak kapal, kondisi kerja, rekan kerja, serta kesesuaian antara pekerjaan
dan kepribadian, sebagaimana yang dikemukakan oleh (Robbins,1996:192) yang
menjadi faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja awak kapal dalam
penelitian ini.
Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien korelasi antar variabel X1
dengan Y dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : x2y = 0
H1 : x2y 0
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
95
Dengan statistik uji sebagai berikut :
21
)2(
r
nrt
Dengan menggunakan rumus koefisien jalur dibawah ini
PYx2 = CR rij yxj
k
j1
Dan koefisein determinasi sebagai berikut :
ii YX
k
iYXYX rpR
1
22
= 0.040
sedangkan koefisien jalur variabel lainnya diluar variabel X2 ditentukan melalui :
pY1 = 21 YXR
= 0.980
Pengujian secara individual
hipotesis sebagai berikut :
Ho : pYx2 0
H1 : pYx2 > 0
Dan statistik uji yang digunakan adalah :
1)1( 2
1
knCRR
pt
iiYX
YXi
i
Tabel 4.37 Koefisien Jalur X2 terhadap YVariabel Koef. Jalur Sig.Level Sig.Level yang
DiperbolehkanKesimpulan
Pyx2 0.199 0,02 < 0.05 Ho ditolakSumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil perhitungan pengujian statistik di atas ternyata bahwa
pengujian signifikan (didukung data).
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
96
Secara lengkap struktur kausal antara variabel X2 dan Y digambarkan
pada gambar 4.3 sebagai berikut.
Gambar 4.3: Hubungan Kausal Antara X1 dan Y
Keterangan :
X2 = Kompensasi Awak kapal
Y = Kepuasan Awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X2 yang berpengaruh)
ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik
koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel eksogenus.
Dari gambar struktural hubungan kausal antar variabel dengan nilai-nilai
parameter struktur di atas, maka pengaruh dari variabel penyebab ke variabel
akibat. Terbukti kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan awak kapal,
walaupun kontribusi pengaruhnya relatif sangat kecil, sehingga dapat dikatakan
apabila kompensasi awak kapal ditingkatkan satu tahap, maka kepuasan awak
kapal akan meningkat sebesar 4,0%.
4.2.3. Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Secara Bersama-Sama
Terhadap Kepuasan Kerja Awak kapal
Berdasarkan hasil analisis, ternyata didapatkan hasil pengujian secara
simultan yang terlihat pada Tabel 5.39 di bawah.
X2
Y
Є=0.980
0.199
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
97
Tabel 4.38. Hasil Pengujian Simultan X1 dan X2 terhadap Y
ANOVAb
200,827 2 100,413 12,338 ,000a
1058,000 130 8,1381258,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1, X2a.
Dependent Variable: Yb.
Sumber : Output SPSS 12.0
Dari Tabel 4.38 di atas, terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 12,338
dengan sig. Level sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
hasil pengujian simultan terbukti atau signifikan, sehingga dapat diteruskan pada
analisis lebih lanjut dengan pengujian secara parsial.
Sedangkan hasil hubungan kausal atau pengaruh secara langsung X1 dan
X2 terhadap Y, dapat dilihat pada tabel 4.40 di bawah.
Tabel 4.39 PengaruhVariabel X1 dan X2 ke Y dan Pengaruh Diluar Sub
Variabel
Interpretasi Analisis JalurKeterangan Pengaruh %
Pengaruh X1, X2 ke Y 0,160 16,0Pengaruh Diluar X1 dan X2 0,840 84,0Jumlah 1 100
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa pemberdayaan dan
kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan awak kapal yakni sebesar 16,0%,
sedangkan sisanya sebesar 84,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti oleh penulis. Namun apabila dilihat secara parsial, ternyata pemberdayaan
dominan mempengaruhi kepuasan awak kapal dari pada kompensasi awak kapal,
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.4 di bawah.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
98
Gambar 4.4. Hubungan Kausal antara X1 dan X2 dengan Y
Keterangan :
X1 = Pemberdayaan
X2 = Kompensasi
Y = Kepuasan awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X1 dan X2 yang
berpengaruh) ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya
nilai numerik koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel
eksogenus.
Sebagaimana pada gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa pemberdayaan
dominan mempengaruhi kepuasan dengan koefisien jalur sebesar 0,403, daripada
kompensasi sebesar 0,182. Namun kedua variabel tersebut terbukti mempengaruhi
kepuasan awak kapal, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.42 di bawah.
Tabel 4.40. Hasil Pengujian Parsial antara X1 dan X2 terhadap Y
Coefficientsa
12,009 2,333 5,147 ,000,104 ,065 ,182 2,701 ,039,411 ,083 ,403 4,961 ,000
(Constant)X2X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Sumber : Output SPSS 12.0
X2
Y
Є=0.916
0.182
X10.403
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
99
Berdasarkan tabel 4.40 di atas, terlihat bahwa t hitung untuk pemberdayaan adalah
sebesar 5,961 dengan sig. Level 0,000 di bawah 0,05, sehingga pemberdayaan
terbukti/ signifikan berpengaruh terhadap kepuasan awak kapal, sedangkan
kompensasi memiliki nilai t hitung sebesar 2,701 dengan sig.level sebesar 0.039
di bawah 0,05, sehingga kompensasi juga terbukti/ signifikan mempengaruhi
kepuasan awak kapal. Sehingga kepuasan awak kapal akan meningkat apabila
Perusahaan melakukan pemberdayaan awak kapal yang tepat serta memberikan
kompensasi yang sesuai dengan beban kerja awak kapal.
4.2.4. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kinerja Awak kapal Pada PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Untuk menguji pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja awak kapal
pada PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk., uji statistika analisis jalur (path
analysis) digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis yang telah
diungkapkan dalam bab sebelumnya. Dimana X1 = Pemberdayaan dan Z = kinerja
awak kapal.
Untuk mengetahui pengaruh variabel pemberdayaan terhadap kinerja awak
kapal dilakukan dengan cara menganalisis hubungan skor item variabel bebas
dengan variabel terikat. Untuk menguji hipotesis tersebut dihitung besarnya
koefisien path masing-masing variabel.
Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien korelasi variabel X1 sampai
dengan Z dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : zx1 = 0
H1 : zx1 0
Dengan statistik uji sebagai berikut :
21
)2(
r
nrt
Dengan menggunakan rumus koefisien jalur dibawah ini
Pzx1 = CR rij yxj
k
j1
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
100
Dan koefisien determinasi (KD) adalah sebagai berikut :
ii ZX
k
iZXZX rpR
1
21
= 0.541
sedangkan koefisien jalur variabel lainnya diluar variabel X1 ditentukan melalui :
pY1 = 11 YXR
= 0.677
Pengujian secara individual
hipotesis sebagai berikut :
Ho : pZx1 0
H1 : pZx1 > 0
Dan statistik uji yang digunakan adalah :
1)1( 2
1
knCRR
pt
iiZX
ZXi
i
Tabel 4.41 Koefisien Jalur X1 terhadap Z
Variabel Koef. Jalur Sig.Level Sig.Level yang
dibolehkan
Kesimpulan
pZx1 0.735 0.000 < 0.05 Ho ditolak
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil perhitungan koefisien jalur di atas ternyata bahwa pengujian
signifikan (didukung data).
Secara lengkap struktur kausal antara variabel X1 dan Y digambarkan
pada gambar 4.5 sebagai berikut.
Gambar 4.5 : Hubungan Kausal Antara X1 dan Z
X1
Z
Є=0.677
0.735
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
101
X1 = Pemberdayaan
Z = Kinerja Awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X1 yang berpengaruh)
ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik
koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel eksogenus.
Dari gambar struktural hubungan kausal antar variabel dengan nilai-nilai
parameter struktur di atas, maka pengaruh dari variabel penyebab ke variabel
akibat.
Tabel 4.42 Pengaruh Langsung dari Pemberdayaan Terhadap KinerjaAwak kapal Pada PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Interpretasi Analisis JalurKet Pengaruh %X1 Pengaruh langsung ke Z 0.541 54,1%
Jumlah 0.541 54,1%Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari Tabel 4.42 di atas dapat terlihat bahwa pengaruh langsung dari
pemberdayaan terhadap kinerja awak kapal tersebut besar yakni sebesar 54,1%.
Hal ini menunjukan bahwa pemberdayaan relatif berpengaruh besar terhadap
kinerja awak kapal pada PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa kinerja awak kapal akan meningkat sebesar 54,1% apabila
Pemberdayaan awak kapal satu tahap lebih mendukung pada prestasi kerja para
awak kapalnya.
4.2.5. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Awak kapal Pada PT.Humpuss Intermoda Transportasi., Tbk
Tabel 4.43 Pengaruh Langsung Kompensasi Terhadap Kinerja Awak kapalPada PT. Humpuss Intermoda Transportasi., Tbk
Interpretasi Analisis JalurKet Pengaruh %
X2 Pengaruh langsung ke Z 0.437 43,7
Jumlah 0.437 43,7
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
102
Dari Tabel 4.43 di atas dapat dilihat bahwa pengaruh langsung variabel
kompensasi terhadap kinerja awak kapal tersebut relatif besar yakni 43,7%. Hal
ini menunjukan bahwa kompensasi menentukan kinerja awak kapal.
Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien korelasi antar variabel X2
sampai dengan Z dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : ZX2 = 0
H1 : ZX2 0
Dengan statistik uji sebagai berikut :
21
)2(
r
nrt
Dengan menggunakan rumus koefisien jalur dibawah ini
PZx2 = CR rij yxj
k
j1
Dan koefisein determinasi sebagai berikut :
ii ZX
k
iZXZX rpR
1
22
= 0,437
sedangkan koefisien jalur variabel lainnya diluar variabel X2 ditentukan melalui :
pZ = 21 ZXR
= 0.750
Pengujian secara individual
hipotesis sebagai berikut :
Ho : pZx2 0
H1 : pZx2 > 0
Dan statistik uji yang digunakan adalah :
1)1( 2
2
2
knCRR
pt
iiZX
ZXi
i
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
103
Tabel 4.44 Koefisien Jalur X2 terhadap Z
Variabel Koef. Jalur T Hitung Sig.Level Kesimpulan
Pzx2 0.661 10.075 0.000 < 0.05 Ho ditolak
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil perhitungan pengujian statistik di atas ternyata bahwa
pengujian signifikan (didukung data).
Secara lengkap struktur kausal antara variabel X2 dan Z digambarkan
pada gambar 4.6 sebagai berikut.
Gambar 4.6 : Hubungan Kausal Antara X2 dan Z
Keterangan :
X2 = Kompensasi
Z = Kinerja Awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X2 yang berpengaruh)
ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik
koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel eksogenus.
Dari gambar struktural hubungan kausal antar variabel dengan nilai-nilai
parameter struktur di atas, maka pengaruh dari variabel penyebab ke variabel
akibat. Terbukti kompensasi berpengaruh terhadap kinerja awak kapal, serta
kontribusi pengaruhnya relatif besar, sehingga dapat dikatakan apabila
kompensasi awak kapal ditingkatkan satu tahap, maka kinerja awak kapal akan
meningkat sebesar 43,7%.
X2
Z
Є=0.563
0.661
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
104
4.2.6. Pengaruh Pemberdayaan dan Kompensasi Secara Bersama-Sama
Terhadap Kinerja Awak kapal
Berdasarkan hasil analisis, ternyata didapatkan hasil pengujian secara
simultan yang terlihat pada Tabel 5.46 di bawah.
Tabel 4.45. Hasil Pengujian Simultan X1 dan X2 terhadap Z
ANOVAb
2621,713 2 1310,856 382,849 ,000a
445,114 130 3,4243066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1, X2a.
Dependent Variable: Zb.
Sumber : Output SPSS 12.0
Dari gambar 4.45 di atas, terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 386,849
dengan sig. Level sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
hasil pengujian simultan terbukti atau signifikan, sehingga dapat diteruskan pada
analisis lebih lanjut dengan pengujian secara parsial.
Sedangkan hasil hubungan kausal atau pengaruh secara langsung X1 dan
X2 terhadap Z, dapat dilihat pada tabel 4.47 di bawah.
Tabel 4.46 PengaruhVariabel X1 dan X2 ke Z dan Pengaruh Diluar SubVariabel
Interpretasi Analisis JalurKeterangan Pengaruh %
Pengaruh X1, X2 ke Z 0,855 85,5Pengaruh Diluar X1 dan X2 0,145 14,5Jumlah 100
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa pemberdayaan dan
kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja awak kapal yakni sebesar 85,5%,
sedangkan sisanya sebesar 14,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
105
diteliti oleh penulis. Namun apabila dilihat secara parsial pemberdayaan dominan
mempengaruhi kinerja awak kapal dari pada kompensasi awak kapal,
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.7 di bawah.
Gambar 4.7 Hubungan Kausal antara X1 dan X2 dengan Z
Keterangan :
X1 = Pemberdayaan
X2 = Kompensasi
Z = Kinerja awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X1 dan X2 yang
berpengaruh) ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya
nilai numerik koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel eksogenus.
Sebagaimana pada gambar 4.7 di atas, terlihat bahwa pemberdayaan
dominan mempengaruhi kinerja dengan koefisien jalur sebesar 0,654, daripada
kompensasi sebesar 0,566. Serta kedua variabel tersebut terbukti mempengaruhi
kinerja awak kapal, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.49 di bawah.
Tabel 4.47. Hasil Pengujian Parsial antara X1 dan X2 terhadap Z
Coefficientsa
10,345 1,513 6,836 ,000,704 ,042 ,566 16,777 ,000
1,039 ,054 ,654 19,356 ,000
(Constant)X2X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Sumber : Output SPSS 12.0
X2
Z
Є=0.021
0.566
X1
0.654
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
106
Berdasarkan tabel 4.47 di atas, terlihat bahwa t hitung untuk
pemberdayaan adalah sebesar 19,356 dengan sig. Level 0,000 di bawah 0,05,
sehingga pemberdayaan terbukti/ signifikan berpengaruh terhadap kinerja awak
kapal, demikian juga kompensasi memiliki nilai t hitung sebesar 16,777 dengan
sig.level sebesar 0.00 di bawah 0,05, sehingga kompensasi juga terbukti/
signifikan mempengaruhi kinerja awak kapal. Sehingga semakin baik
pemberdayaan yang dilakukan, serta semakin sesuai kompensasi yang diberikan
dengan beban kerja awak kapal, maka kinerja awak kapal akan meningkat.
4.2.7. Pengaruh Kepuasan Terhadap Kinerja Awak Kapal Pada PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
Tabel 4.48 Pengaruh Langsung Kepuasan Terhadap Kinerja Awak kapal
Pada PT. Humpuss Intermoda Transportasi., Tbk
Interpretasi Analisis Jalur
Ket Pengaruh %
Y Pengaruh langsung ke Z 0.094 9,4
Jumlah 0.094 9,4
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari Tabel 4.48 di atas dapat dilihat bahwa pengaruh langsung variabel
kepuasan terhadap kinerja awak kapal tersebut relatif cukup kecil yakni 9,4%. Hal
ini menunjukan bahwa kepuasan kurang menentukan peningkatan kinerja awak
kapal, walaupun pengaruhnya signifikan/ berarti.
Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien korelasi antar variabel Y
sampai dengan Z dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : ZY = 0
H1 : ZY 0
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
107
Dengan statistik uji sebagai berikut :
21
)2(
r
nrt
Dengan menggunakan rumus koefisien jalur dibawah ini
PZY =
k
jzyij j
rCR1
Dan koefisein determinasi (KD) sebagai berikut :
ii ZY
k
iZYZY rpR
1
2
= 0.094
Sedangkan koefisien jalur variabel lainnya diluar variabel Y ditentukan melalui :
pZ = ZYR1
= 0.952
hipotesis sebagai berikut :
Ho : pZY 0
H1 : pZY > 0
Dan statistik uji yang digunakan adalah :
1)1( 2
knCRR
pt
iiZY
ZYi
i
Tabel 4.49 Koefisien Jalur Y terhadap Z
Variabel Koef. Jalur T Hitung Sig.Level Kesimpulan
Pzx2 0.307 3.690 0.00 <
0.05
Ho ditolak
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil perhitungan pengujian statistik di atas ternyata bahwa
pengujian signifikan (didukung data).
Secara lengkap struktur kausal antara variabel Y dan Z digambarkan
pada gambar 4.8 sebagai berikut.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
108
Gambar 4.8 : Hubungan Kausal Antara Y dan Z
Keterangan :
Y = Kepuasan
Z = Kinerja Awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel Y yang berpengaruh) ke
variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik
koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel eksogenus.
Dari gambar struktural hubungan kausal antar variabel dengan nilai-nilai
parameter struktur di atas, maka pengaruh dari variabel penyebab ke variabel
akibat. Terbukti kepuasan berpengaruh terhadap kinerja awak kapal, walaupun
kontribusi pengaruhnya relatif kecil, sehingga dapat dikatakan apabila kepuasan
awak kapal ditingkatkan satu tahap, maka kinerja awak kapal akan meningkat
sebesar 9,4%.
4.2.8. Pengaruh Pemberdayaan, Kompensasi, dan Kepuasan Kerja Secara
Bersama-Sama Terhadap Kinerja Awak kapal
Berdasarkan hasil analisis, ternyata didapatkan hasil pengujian secara
simultan yang terlihat pada Tabel 4.50 di bawah ini.
Tabel 4.50. Hasil Pengujian Simultan X1, X2, Y terhadap Z
ANOVAb
2626,347 3 875,449 256,386 ,000a
440,480 129 3,4153066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Y, X2, X1a.
Dependent Variable: Zb.
Sumber : Output SPSS 12.0
Y Z
Є=0.906
0.307
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
109
Dari gambar 4.50 di atas, terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 256,386
dengan sig. Level sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
hasil pengujian simultan terbukti atau signifikan, sehingga dapat diteruskan pada
analisis lebih lanjut dengan pengujian secara parsial.
Sedangkan hasil hubungan kausal atau pengaruh secara langsung X1, X2,
dan Y terhadap Z, dapat dilihat pada tabel 5.52 di bawah.
Tabel 4.51 PengaruhVariabel X1, X2, dan Y ke Z dan Pengaruh Diluar SubVariabel
Interpretasi Analisis JalurKeterangan Pengaruh %
Pengaruh X1, X2, Y ke Z 0,925 92,5Pengaruh Diluar X1, X2, dan Y 0,075 7,5Jumlah 1 100
Sumber : Hasil Pengolahan Statistik Program SPSS
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa pemberdayaan, kompensasi,
dan kepuasan sangat besar berpengaruh terhadap kinerja awak kapal yakni sebesar
92,5%, sedangkan sisanya hanya sebesar 7,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti oleh penulis. Namun apabila dilihat secara parsial
pemberdayaan dominan mempengaruhi kinerja awak kapal dari pada kompensasi
awak kapal dan kepuasan awak kapal, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.9 di
bawah.
Gambar 4.9. Hubungan Kausal antara X1, X2, dan Y dengan Z
X2
Z
Є=0.006
0.568
X0.636
Y
0.042
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
110
Keterangan :
X1 = Pemberdayaan
X2 = Kompensasi
Y = Kepuasan Awak kapal
Z = Kinerja awak kapal
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X1, X2, dan Y yang
berpengaruh ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya
nilai numerik koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel
eksogenus.
Sebagaimana pada gambar 4.9 di atas, terlihat bahwa kepuasan
dominan mempengaruhi kinerja dengan koefisien jalur sebesar 0,402, daripada
kompensasi sebesar 0,029 dan pemberdayaan dengan koefisien jalur sebesar
0,124. Namun hanya variabel kepuasan dan pemberdayaan yang terbukti
mempengaruhi kinerja awak kapal, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.52 di
bawah.
Tabel 4.52 Hasil Pengujian Parsial antara X1, X2, dan Y terhadap Z
Coefficientsa
9,550 1,658 5,759 ,0001,012 ,058 ,636 17,308 ,000,706 ,042 ,568 16,834 ,000,066 ,057 ,042 1,165 ,246
(Constant)X1X2Y
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Sumber : Output SPSS 12.0
Berdasarkan tabel 4.52 di atas, terlihat bahwa t hitung untuk
pemberdayaan adalah sebesar 17,308 dengan sig. Level 0,000 di bawah 0,05,
sehingga pemberdayaan terbukti/ signifikan berpengaruh terhadap kinerja awak
kapal, demikian juga kompensasi memiliki nilai t hitung sebesar 16,834 dengan
sig.level sebesar 0.000 di bawah 0,05, sehingga kompensasi juga terbukti/
signifikan mempengaruhi kinerja crew kapal. Sedangkan kepuasan kerja awak
kapal memiliki t hitung sebesar 1,165 dengan sig.level sebesar 0.246 di atas 0,05,
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
111
sehingga tidak terbukti/ tidak signifikan kepuasan berpengaruh terhadap kinerja
awak kapal. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kinerja awak kapal PT
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk ternyata bukan karena mereka merasa puas
dalam bekerja, akan tetapi mereka selalu berusaha meningkatkan kinerja mereka
karena suatu kewajiban dan kepedulian sosial mereka demi keamanan pada
pengiriman kapal laut, karena itu dominasi peningkatan kinerja awak kapal
ditentukan oleh ketepatan PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk dalam
memberdayakan para awak kapal mereka, serta pernyataan inilah yang merupakan
temuan baru dari penelitian ini.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
112 Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pemberdayaan terbukti signifikan dan positif berpengaruh terhadap kepuasan
kerja awak kapal, sehingga semakin tepat pemberdayaan awak kapal
dilakukan, maka awak kapal akan merasa semakin puas dalam bekerja.
2. Kompensasi awak kapal terbukti signifikan dan positif berpengaruh terhadap
kepuasan kerja awak kapal, namun pengaruhnya relatif kecil walaupun
signifikan, sehingga kepuasan kerja awak kapal Perusahaan PT Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk bukan selamanya berasal dari kompensasi saja.
3. Pemberdayaan dan kompensasi awak kapal terbukti signifikan dan positif
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja awak kapal,
namun apabila dilihat secara parsial ternyata pemberdayaan dominan
mempengaruhi kepuasan kerja awak kapal.
4. Pemberdayaan terbukti signifikan dan positif berpengaruh terhadap kinerja
awak kapal, sehingga semakin tepat pemberdayaan yang diberikan kepada
awak kapal, maka kinerja awak kapal akan semakin meningkat.
5. Kompensasi terbukti signifikan dan positif berpengaruh terhadap kinerja
awak Kapal, namun pengaruhnya relatif kecil walaupun signifikan, sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak selamanya kompensasi ini dapat meningkatkan
kinerja awak kapal.
6. Pemberdayaan dan kompensasi terbukti signifikan dan positif secara bersama-
sama berpengaruh terhadap kinerja awak kapal, namun apabila dilihat secara
parsial ternyata pemberdayaan dominan mempengaruhi kinerja awak kapal.
7. Kepuasan kerja terbukti berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
awak kapal, walaupun pengaruhnya relatif kecil, sehingga peningkatan kinerja
awak kapal akan terjadi walaupun kecil melalui kepuasan kerja awak kapal.
8. Pemberdayaan, kompensasi, dan kepuasan kerja terbukti secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja awak kapal, namun
pemberdayaan dominan mempengaruhi kinerja awak kapal, sedangkan
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
113
kepuasan kerja tidak terbukti mempengaruhi kinerja awak kapal apabila
dibandingkan dengan pemberdayaan dan kompensasi, sehingga peningkatan
kinerja awak kapal bukan dari kepuasan kerja awak kapal, tetapi sejauh mana
perusahaan mampu memberikan pemberdayaan yang tepat kepada para awak
kapalnya dan kompensasi yang sesuai dengan beban kerja mereka.
5.2. Saran
1. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Perusahaan PT Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk seharusnya dikaitkan dengan pengukuran prestasi kerja awak
kapal, sehingga apabila awak kapal yang diberdayakan mampu memberikan
suatu hasil prestasi kerja yang diharapkan, maka awak kapal tersebut
memperoleh penghargaan. Karena itu sebaiknya pemberdayaan merupakan
prioritas utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan kepuasan dan kinerja awak kapal.
2. Pemberdayaan yang dilakukan sebaiknya diarahkan pada pengawasan,
kepercayaan manajemen pada awak kapal, keeratan hubungan antara
manajemen dengan crew kapal, dan ketepatan dalam pembinaan pada awak
kapal, sehingga kepuasan kerja dan kinerja awak kapal akan meningkat.
3. Perusahaan disarankan untuk melakukan evaluasi kompensasi yang diberikan
dengan cara melakukan survey kompensasi pada perusahaan-perusahaan
sejenis, baik di dalam maupun luar negeri, agar sistem kompensasi yang
diberikan sesuai dengan prestasi kerja awak kapal dan standar internasional
pemberian kompensasi bagi perusahaan pelayaran.
4. Dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja awak kapal, sebaiknya
Perusahaan lebih memprioritaskan pada ketepatan mereka dalam melakukan
pemberdayaan pada para awak kapal.
5. Perusahaan juga diharapkan dapat mengkaitkan antara pemberdayaan awak
kapal dengan kinerja awak kapal itu sendiri, sehingga kinerja awak kapal akan
meningkat, misalnya awak kapal diberi tanggungjawab yang lebih dari
pekerjaan yang biasa mereka lakukan, maka tanggungjawab tersebut akan
menjadi pembelajaran bagi awak kapal yang akan meningkatkan kinerja
mereka.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
114Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
I . BUKU
1. Al Rasyid, Harun. 1998, Analisis Jalur Sebagai Sarana Statistik DalamAnalisis Kausal, LP3-UNPAD, Bandung.
2. Augustty Ferdinand, 2002, Structural Equation Model, Dalam PenelitianManajemen, Edisi 2, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
3. Bacal, Robert, 2001, Performance Management, McGraw-Hill, United State.
4. Batilwala, Srilatha, 2007, Taking The Power Out of Empowerment. India-based Civil Society Research Fellow. Hauser Center for NonprofitOrganizations, Harvard University
5. Becker, Brian E. Mark A. Huselid, and Ulrich, Dave, 2001, The HR ScorecardLinking People, Strategy, and Performance, President and Fellows of HarvardCollege, USA.
6. Bachrudin, Achmad dan Tobing, Harapan L., 2003, Analisis Data UntukPenelitian Survai dengan Menggunakan LISREL, FMIPA UNPAD, Bandung.
7. Bernardine, Jhon H, and Russel, Joice E, 2003, Human ResourceManagement, Third Edition, McGraw- Hill, Inc. New York.
8. Berry, Leonard L. & A. Parasuraman 1997, Marketing service, competingthrough quality, New York : the Free Press.
9. Bohlander, George, and Scott Snell, 2004, Managing Human Resources, 13thEdition, Thomson South-Western, USA.
10. Brown, Andrew, 1998, Organizational Culture, Pitmans Publishing, London.
11. Burack, Elmer, H., and Nicholas, J.Mathys, 1997, Human Resource Planning:A Pragmatic Approach to Manpower Staffing and Development, Fifth Edition,Branch-Park Press, New York, USA.
12. Byars, Lloyd, L and Rue W, Leslie, 2004, Human Resource Management, Int.Edition, McGraw-Hill, Boston.
13. Carrel, Michael R, Nobert F.Elbert and Robert D. Hatfield, 1995, HumanResource Management: Global Strategies for Managing Diverce Workforce,5th Edition, Prentice Hall International, New Jersey.
14. Carrel, Johnson, Andres Kusmitz and Elber, Frank t, 1997, Human ResourceManagement, Seventh Edition, Prentice Hall International, New Jersey.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
115
15. Cronin, J. Joseph & Taylor, Steven A. , 1992, Measuring Service Quality: AReexamination and Extension, Journal of Marketing, Vol. 56, 55-68.
16. Cascio F, Wayne, 2003, Managing Human Resources, McGraw-Hill Irwin,London
17. Cherrington, David J, 1999, The Management of Human Resource, FourthEdition, Prentice Hall, New York.
18. Davis, Keith, and John W.Newstroom, 2002, Organizational Behaviour,Human Behaviour at Work, 11th Edition, McGraw-Hill Irwin, New York.
19. De Cenzo, David A, and Robbins, Stephen P, 1996, Human ResourceManagement, John Willey & Sons, Inc., New York.
20. Dessler, Gary, 2000, Human Resources Management, Eighth Edition, PrenticeHall International (UK) Limited, London.
21. Fitz-enz, Jac, 2000. The ROI of Human Capital Measuring Economic Value ofEmployee Performance, AMACOM, USA.
22. Flippo, Edwin B, 1984, Personnel Management,6th Edition, McGraw-Hill,London.
23. Fracaro, Kenneth. 2006. The Real Meaning of Empowerment. ProfessionalDevelopment. Contrach Management. Tennessee.
24. George, Jennifer M, and Gareth R. Jones, 1996, Understanding and ManagingOrganizational Behaviour, First Edition, Addison-Wesley, United States.
25. Gibson, James L, and Donnely, James H, , 2004, Organizational Behaviour,Structure and Process, 11th Edition SC, Mc.Graw-Hill, London.
26. Greer, Charles R, 2001, Strategic Human Resource Management, SecondEdition, Prentice Hall, New Jersey.
27. Greenberg, Jerald., Robert, A Baron, 1999, Behaviour in Organization:Understanding and Managing The Human Side of Work, Allyn and Bacon,California.
28. Griffin, Ricky W. 1997, Management, Third Edition, Houghton MifflinCompany, Boston.
29. Handoko, Hani 2000, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi2, BPPE, Yogyakarta.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
116
30. Harrison, Roger, and Herb Stokes, 1997, Diagnosing OrganizationalCulture, Second Edition, Jossey-Bass/Pfeiffer A Wiley Company, SanFrancisco.
31. Harvey, Don and Robert Bruce Bowin, 1996, Human Resource ManagementAn Experiential Approach, Prentice-Hall, Inc. London, UK.
32. Hedjrachman dan Husnan, 1990, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisikedua, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
33. Herman Soewardi, 2000, Roda Berputar Dunia Bergulir,Kognisi BaruTimbull-Tenggelamnya Sivilisasi, Edisi Kedua, Bhakti Mandiri, Bandung.
34. Heskett. James, L and W. Earl Sasser,JR, and Leomad A. Schlesinger, 1997,The Service Profit Chain, The Free Press, New York.
35. Huczynski, Andrzej, and David Buchanan, 2001, Organizational Behaviour,Fourth Edition, Prentice Hall, London.
36. Hughes, Richard L. Rogert C. Ginnett, and Gordon J. Curphy., 1999,Leadership Enhancing The Lessons of Experience, McGraw-Hill Internationaleditions, Boston.
37. Ivancevich, John.M, 1999, Organizational Behaviour and Management, FifthEdition, Mc.Graw-Hil, Houston.
38. Jones, Gareth R, 2001, Organizational Theory, Text and Cases, ThirdEdition, Prentice Hall, Boston.
39. Jones, Sue, 1996, Developing a Learning Culture, McGraw Hill, Inc. London.
40. Khan, Lee Siauw. 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta :Andi Offset.
41. Kaplan, Robert S, and David P, Norton, 2000, Using the Balanced Scorecardas a Strategic Management System, McGraw-Hill, New York.
42. Kartasasmita, 1996, Filsafat Ilmu dan Berfikir Ilmiah, Bandung : FakulatasPertanian UNPAD.
43. Kast, Freemont E, and James E.Rosenzweig, 1995, Organization andManagement : A System and Contingency Approach, Third Edition, Mc.Graw-Hill, Tokyo, Japan.
44. Katz, Robert, 1997, Human Resource Management and Leadership, FirstEdition, Prentice Hall International, New Jersey.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
117
45. Kilman, Robert H,. and Saxton, MJ, 1995, Gaining Control of the CorporateCulture, Josse-Bass, San Fransisco, USA.
46. Kotter, John B, and James L. Heskett, 1992, Corporate Culture andPerformance, The Free Press A Division of MacMillan, Inc. New York.
47. Kreitner, C. Dennis and Ed. Kinicki, 2003, Interpreting The MotivationAssesment Inventory (MAI), Virginia : Commonwealth Training Associates.
48. Llosa, Fred E. 1998, A Theory of Leadership Effectiveness, Mc. Graw HillBook Company, New York.
49. Lohr, Sharon, L, 1999, Sampling: Design anad Analysis, Duxbury Press,USA.
50. Lovelock, Christoper, H and Laurent, K Wright, 2002, Service Marketing andManagement, Prentice-Hall International, Inc. New Jersey.
51. Luthans, Fred, 2002, Organizational Behaviour, Nineth Edition, Mc.Graw-Hill, New York.
52. Mahoney, T..A., Jerdee TH, and Carrol S.J., 1993, Development ofManagement Performance: A Research Approach. Cincinati, Ohio, SouthWestern.
53. Magginson, Leon C., 1998, Personnel Management and Human ResourceApproach, 4th Edition, Second Edition, Richard D Irwin Inc., New York.
54. Malayu SP Hasibuan, 2000, Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi 2,Masagung, Jakarta.
55. Malhotra, Narest.K, 1999, Marketing Research, an Applied Orientation,International Edition, Prentice-Hall, London.
56. Manulang, 1991, Prilaku Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.
57. Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu , 2001, Manajemen Sumber DayaManusia Perusahaan, Cetakan ke 3, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.
58. Menon, John B, 2005, Human Resource Management, The StrategicPerspective, First Edition, Harper Collins Publisher, New York.
59. Milkovich, George T, and John W, Boudreau, 1997, Human ResourceManagement, 8th Edition, Irwin, Chicago, United States.
60. Mathis, Robert L, and Jackson, Jhon H., 2003, Human Resource Management,Third Edition, South-Western, Australia.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
118
61. Minner, John B., and Donald P.Crane, 1995, Human Resource Management,The Strategic Perspective, First Edition, Harper Collins Publisher, New York.
62. Mathis, Robert L, and John H.Jackson, 2003, Human Resource Management,10th Edition, Thomson South-Western, United States.
63. Milton, G.J & Bourddreau, J.W. 2001 Human Resource Management. EighthEdition, Richard D. Irwin, a Times Mirrom Higher Education Group. Inc,Company.
64. Moorhead, Gregory, and Ricky W. Griffin, 1999, Organizational Behaviour,Managing People and Organization, Fifth Edition, A.I.T.B.S., Delhi.
65. Noe, A, Raymond, John R, Hollenbeck and Barry, Eirhart, 2003, HumanResource Management, McGraw Hill New York
66. Parasuraman, A., V.A. Zeithaml & L.L. Berry , 1985, A Conseptual Model ofService Quality and Its Implication for Future Research, Journal ofMarketing, Vol. 49 (Fall).
67. Payne, Adrian 1993, The Essence of Service Marketing and HRM, AlihBahasa, Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.
68. Porter, Michael, 1994, Competitive Advantage, Collier MacMillan Publishers,New York.
69. Rae, Leslie C., 1997, Human Resource Management, First Edition, KoganPage Limited, London.
70. Robbins, Stephen P, 2001, Organizational Behaviour, Nineth Edition,Prentice Hall, New Jersey.
71. Rollinson, Derek, and Aysen Broadfield, 2002, Organizational Behaviour andAnalysis an Integrated Approach, Second Edition, Prentice Hall, London.
72. Ruky, Achmad S., 2001, Sistem Manajemen Kinerja, PT. Gramedia PustakaUtama Jakarta.
73. Siagian Sondang P. 1999, Pengembangan Sumber Daya Insani, GunungAgung, Jakarta.
74. Sinungan, 1986, Prilaku Organisasi, Bandung Universitas Padjadjaran.
75. Schein, Edgar H. 2004. Organizational Culture and Leadership, ThirdEdition, Jhon Wiley, San Francisco.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
119
76. Schermerhorn, John R., Hunt James G., and Osborn Richard N. 1997,Managing Organizational Behaviour, Sixth Edition, John Wiley & Sons Inc.
77. Schuler, Randall, and Susan E.Jackson, 1997, Human Resource Management,Positioning for the 21st Century, 6th Edition, West Publishing, Co, New York.
78. Sekaran, Uma, 2003 Research Method for Business, International Edition,Prentice Hall, USA.
79. Shani, Russel, 2005, Organizational Behaviour, 8th Edition, Mc.Graw-Hill,Boston.
80. Simons, John,E, 2000, Performance Measurment and Control System forImple-menting Strategy and Cases, Prentice hall, London.
81. Sulastiyono, Agus, 2001, Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Alpabet,Bandung.
82.Suryadi Prawirosentono, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan,Kinerja Karyawan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
83.Towns, Pierre, 2011. The Case for a Three Dimensional EmployeeEmpowerment Model. Scientific Article. Board Member, Vice President andPartner of Onyx Global HR LLC
84. Ulrich, Dave, 1997, Human Resource Champions, Boston Harvard BusinessSchool United States.
85. Veithzal Rivai, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,Cetakan Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
86. Wendell, French J., 1998, Human Resource Management, 4th Edition,Houghton Mifflin Company, Boston, New York.
87. Werther, William B, Jr, and Keith Davis, 1996, Human Resources andPersonnel Management, Fifth Edition, McGraw- Hill, Boston, US.
88. White. Randall P, Philip Hodgson, and Stuart Crainer, 1996, The Future ofLeadership: ridding the Corporate Rapids into the 21st Century, PitmanPublishing, London
89. Yukki, Gary, 2002, Leadership in Organization, 5th Edition, Prentice HallInternational, USA.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
120
II. SERIAL
1. Anakwe, Uzoamaka P, James C Hall, and Susan M. Schor, 2000,Knowledge –Related Skill and Effective Management, InternationalJournal of Man- power, Vol. 21, No. 77, pp. 566 – 579, @ MCB UniversityPress.
2. Beech, Nic, 2000, Narrative Styles of Managers and Workers, Journal ofApplied Behavioural Science, Vol. 36, No. 2, pp. 210 – 228.
3. Berrel, Mike, Phil Wright, and Tran Thi Van Hoa, 1999, The Influence ofCulture on Managerial Behaviour, Journal of Management Development,Vol. 18, No. 7, pp. 578 – 589, @ MCB University Press.
4. Brinkman, Richard L., 2000, The Dynamic of Corporate Culture:Conception and Theory, International Journal of Social Economic, Vol.96, No. 5, @ MCB University Press.
5. Brown, F. William, and Nancy G. Dodd, 1999, Utilizing OrganizationalCulture Gap Analysis to Determine Human Resource Development Needs,Leadership Organization Development Journal, Vol. 17, No. 7, pp. 374 – 385,@ University Press.
6. Burnes, Bernard, and Hakeem James, 2002, Culture, Cognitive and theManagement Change, International Journal of Operations andProduction, Vol. 15, No. 8, pp. 14 – 33, @ MCB University Press.
7. Caldwell, Fitgerald E, 2001, “ People and Organizational Culture: AProfile Comparison Approach to Assessing Person-Organization Fit”,Academy of Management Journal, April 2001, pp. 487-513.
8. Chen, Irene Hau-Siu. 1997, The International Journal of Career Management,Vol. 6, No.4.
9. Dunnette and Terrence Deal, 1999, “Culture: A New Look through OldLenses, Journal of Applied Behavioural Science, November 1999, pp. 59.
10. Goodman, Erick A, Raymond Zammuto, and Blair D.Giffort, 2001, TheCompeting Values Framework Understanding the Impact of OrganizationalCulture on the Quality of Work Life, Organization Development Journal, Vol.19, No. 3, 11, pp. 58 – 68, MCB University Press.
11. Harris, Peter J., and Marco Mongiello, 2001, Key Performance Indicatorin Asia
12. Hatch, Mary Jo, 2001, Relation Between Organizational Culture,Identity and Image, European Journal of Marketing, Vol. 31, No. 5/6, pp.356 – 365, @ MCB University Press.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
121
13. Irani, Zahir, Sharp, M. John and Kagioglou, Mike. 1997, ImprovingBusiness Performance Through Developing a Corporate Culture, TheTQM Magazine, Vol 9, No. 3, pp. 206 – 216, London, UK.
14. Knippenberg, Daan van, 2002, Correlates of Organizational Activity,Journal of Occupational and Organizational Psychology, Vol. 73, No. 12, pp.34 –38.
15. Ladkin, Adele, 2000, Vocational Education and Food and BeverageExperince: Issues for Career Development, International Journal ofContemporary Hospitality Management, Volume 12, Number 4, pp. 226-233, Napier Univercity, Edinburgh, UK.
16. Lakomsky Gabriele, 2001, Organizational Change,Leadership and Learning:Culture as Cognitive Process, The International Journal of EducationManagement, MCB University Press, 68-77, London.
17. Le Boeuf. 1992, The Journal of HRM, Vol. 10, No. 3.
18. Lok, Peter; John Crawford, 1999, The Relationship BetweenCommitment and Organizational Culture, Subculture, Leadership Style andJob Satisfaction in Organizational Change and Development, Leadership &Organization Development Journal, Volume 20, Number 7, pp. 365-374Copyright @MCB Univercity Press, Sidney.
19. Mannen, J.Van, and Edgar H,Shein, 1997, Career Development, inImproving Life At Work, International Journa l of Human ResourceManagement, Vol No. 4. pp 59. London.
20. MauIl,R, P Brown, and R Cliffe, 2001, Organizational Culture and QualityImprovement, International Journal of Operation and ProductivityManagement, Vol. 21 No. 3, pp. 302-326, London.
21. Moshavi, Dan; James, R.Terborg, 2002, The Job Satisfaction and Performanceof Contingent and RegularCustomer Service Representatives, InternationalJournal of Service Industry Management, Volume 13, Number 4, pp. 333-347,MCB University Press, London, UK.
22. Motowidlo, Stephan J., and Walter C Borman, 2000, Contextual Performanceand Organizational Citizenship Behavior in Human Resource, HumanResource Management Review, Vol. 10, No. 1, pp. 1 – 2, Elsevier Science Inc.
23. Nixon, Bruce, 1994, Developing an Empowering Culture in Organizations, AnInternational Journal Vol 2 No.1, pp. 14-24 , MCB University Press, UnitedKingdom.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
122
24. Ogbord, John O., 2001, Critical Theory and the Hegemony of CorporateCulture, Journal of Organizational Change Management, Vol. 14, No. 6, pp.590 – 608, @ MCB University Press.
25. Onken, Marina L, 1999, Temporal Elements of Organizational Culture andImpact on Firm Performance, Journal Managerial of Psychology, Vol 14 No.3 / 4, pp. 231-243, MCB University Press, London.
26. Orpen, Christoper, 1998, , The Effects and Individual Career Management onCareer Success, International Journal of Manpower, Volume 15, Number 1,pp. 27-37, MCB University Press, London, UK.
27. Pool, Steven W., 2000, Organizational Culture and Its Relationship BetweenJob Tension in Measuring Outcomes Among Business Executive. Journal ofManagement Development, Volume 19 No. 1, pp. 32-49, MCB UniversityPress, London. Ruthreford, Sarah, 2001, Organizational Culture, WomenManagers, and Exclusion, MCB University Press P.371-382, London.
28. Sadri, Golnaz, and Brian Lees, 2001, Developing Corporate Culture, Journalof Management Development, Vol. 20, No. 10, pp. 853 – 859 @ MCBUniversity Press.
29. Shearer, Corine. S, David S Flames, and Janet B Runge, 2002, How CEOsinfluence Organizational Culture Following Acquisitions, Leadershipand Organizational Development Journal; pp. 105-113, MCB UniversityPress, London
30. Smith, Catherine R, 2001, Career Transitions of Dual – Career Couples: anEmpirical Study, Journal of Career Development Internasional, Vol. 2, No.55, pp. 229 – 237.
31. Stephen Shaw. 1990, Clarifying The Use Of Competence And CompetencyModels In Recruitment, Assessment And Staff Developmen, Industrial AndCommercial Training, Vol. 27, No. 11.
32. Teare, Richard, 1997, Designing a Contemporary Hotel Service Culture,International Journal of Service Industry Management Vol 4 No.2, pp. 63 –73, MCB University Press, United Kingdom.
33. Testa, Mark R, 2001, Satisfaction with Organizational Vision, JobSatisfaction, and Service Efforts: an Empirical Investigation Leadership,Organization Development Journal, Vol. 20, No. 3, pp. 154 – 161, MCBUniversity Press.
34. Turner, Gregory B, and Barbara Spencer, 1997. Understanding of MarketingConcept in Organizational Culture, European Journal of Marketing; Volume31 No. 2, MCB University Press, London.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
123
35. Wallace, Joseph, James Hunt, and Christoper Richard, 2002, TheRelationship Between Organizational Culture, Organizational Climate, andManagerial Values, The International Journal Sector Management, Vol. 12,No. 7, pp. 548 – 561, @ MCB University Press.
36. Watson, Sandra; Norma, D’Annunzio - Green, 1999, InternationalJournal of Contemporary Hospitality Management, Volume 8, Number 2,pp. 25-30, Napier University, Edinburgh, UK.
37. Zemke & Connelan. 2001, Journal of Business and Industrial Marketing, Vol.13, No. 4.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Lisda YuliantiTEMPAT/TANGGAL LAHIR : Rangkasbitung, 8 Juni 1970RIWAYAT PENDIDIKAN- SD NEGERI XIII, Rangkasbitung, Lulus Tahubn 1983- SMP NEGERI II, Rangkasbitung, Lulus Tahun 1986- SMA NEGERI I, Rangkasbitung, Lulus Tahun 1989- SAINT MARRY, Jakarta, Lulus Tahun 1993- UNIVERSITY OF ARKANSAS, USA, Lulus Tahun 1995- UNIVERSITAS TERBUKA, JAKARTA, Lulus Tahun 2006RIWAYAT PEKERJAAN
STAFF ADM. – PT. Continental Carbon Indonesia, Tahun 1989SEKRETARIS DIRUT – Continental Group, Tahun 1992SEKRETARIS ADV. FOR PRESDIR – PT. Chandra Asri, Tahun1995PURCHASING SUPV. – PT. Timor Putra Nasional, Tahun 1996MARKETING MGR – PT. Mandala Pratama Niaga, Tahun 2006CORP. HR, GA & MIS – PT. Humpuss Intermoda TransportasiTbk.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
Universitas Indonesia
2010 – Saat ini.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 1
Universitas Indonesia
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Mohon diisi pada setiap alternatif sesuai dengan kondisi yang sebenarnyadengan tanda silang ( cross );
2. Apabila terjadi kesalahan penandaan jawaban, lingkari jawaban yang salahtersebut dan selanjutnya memberi tanda silang pada jawaban yang palingbenar.
3. Mohon tidak ada jawaban yang terlewat.4. Kuesioner yang telah diisi mohon dikembalikan kepada orang yang
ditugaskan menyampaikan kuesioner ini kepada Bapak/Ibu/Saudara.
DAFTAR PERTANYAAN
I. VARIABEL PEMBERDAYAAN
A. Pemberian Tanggungjawab dan WewenangP1. Apakah Saudara diberi tanggungjawab dalam pekerjaan Anda yang sesuai
dengan kompetensi yang Anda miliki ?1) Sangat Tidak Sesuai2) Tidak Sesuai3) Cukup Sesuai4) Sesuai5) Sangat Sesuai
P2. Apakah pekerjaan yang saat ini Anda lakukan sesuai dengan keahlian Anda ?1) Sangat Tidak Sesuai2) Tidak Sesuai3) Cukup Sesuai4) Sesuai5) Sangat Sesuai
P3. Apakah pengawasan perusahaan pada Anda selama ini menurut Anda sudahtepat ?1) Sangat Tidak Tepat2) Tidak Tepat3) Cukup Tepat4) Tepat5) Sangat Tepat
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 1
Universitas Indonesia
B. Hubungan Personel
P4. Menurut Anda, apakah atasan Anda memberikan suatu tanggungjawabkepada Anda atas dasar kepercayaan dia pada Anda ?
1) Sangat Tidak Percaya2) Tidak Percaya3) Cukup Percaya4) Percaya5) Sangat Percaya
P5. Bagaimanakah keeratan hubungan kerja atasan Anda dengan Anda sebagaibawahannya ?1) Sangat Tidak Erat2) Tidak Erat3) Cukup Erat4) Erat5) Sangat Erat
P6. Menurut Anda, apakah pembinaan crew kapal yang selama ini Anda alamisudah tepat dengan kebutuhan Anda sebagai Crew kapal ?1) Sangat Tidak Tepat2) Tidak Tepat3) Cukup Tepat4) Tepat5) Sangat Tepat
2. VARIABEL KOMPENSASI
Petunjuk :
Tandailah setiap point pertanyaan dengan angka 1, 2, 3, 4, atau 5, dimana SangatTidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sangat SetujuPada kolom sebelah kanan jika anda merasakan kompensasi yang ideal menurutAnda.
N0. Pertanyaan JawabanBagaimana menurut Anda mengenai kompensasiyang diberikan sbb :
1 2 3 4 5
K1. Gaji pokok yang diterima sudah memadaiK2. Uang tansport yang diterima sudah memadaiK3. Tunjuangan hari raya yang terima sudah
memadaiK4. Uang lembur yang diberikan sesuai dengan
kelebihan waktu Anda
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 1
Universitas Indonesia
K5. Promosi jabatan sesuai dengan prestasi kerjaK6. Imbalan yang diterima sesuai dengan jabatanK7. Imbalan yang diterima sesuai dengan mutasi
jabatan
3. VARIABEL KEPUASAN CREW KAPALPertanyaan 1 2 3 4 5
KP1 Apakah andamerasa puasapabila dilibatkanoleh manajemendalam pengambilankeputusan ?
SangatTidakPuas
TidakPuas
Netral puas SangatPuas
KP2 Apakah anda puasdenganpenghargaan yangdiberikanperusahaan ?
SangatTidakPuas
TidakPuas
Netral puas SangatPuas
KP3 Bagaimanakepuasan Andapada aksesinformasi yangdiberikanperusahaan kepadaAnda ?
SangatTidakPuas
TidakPuas
Netral puas SangatPuas
KP4 Apakah anda puasdengan pemberiandorongan aktifatasan pada Andauntuk lebihbersemangat dalampekerjaan ?
SangatTidakPuas
TidakPuas
Netral puas SangatPuas
KP5 Apakah anda puasdengan diberidukungan darifungsi staf dalampekerjaan Anda ?
SangatTidakPuas
TidakPuas
Netral puas SangatPuas
KP6. Bagaimanakepuasan Andasecara keseluruhanpada organisasi saatini ?
SangatTidakPuas
TidakPuas
Netral puas SangatPuas
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 1
Universitas Indonesia
3. KINERJA CREW KAPAL
No. Pertanyaan Jawaban RespondenBagaimana Menurut Penilaian Anda Mengenai Prestasi Kerja Anda Saat Ini Dalam Hal :K1.
KK2.
KK3.
KK4.
KK5.
KK6
Ketercapaian target dalam pelayananpengiriman
Efisiensi waktu untuk melayanipengiriman
Ketersediaan waktu untuk membantuteman sekerja dalam melayani pengiriman
Ketersediaan waktu untuk berinnovasidalam pekerjaan
Ketelitian Anda dalam melayanipengiriman
Kerapihan hasil pekerjaan Anda dalammelayani pengiriman
1. Sangat Tidak Tercapai2. Tidak Tercapai3. Cukup Tercapai4. Tercapai5. Sangat Tercapai
1. Sangat Tidak Efisien2. Tidak Efisien3. Cukup Efisien4. Efisien5. Sangat Efisien
1. Sangat Tidak Tersediat2. Tidak Tersedia3. Cukup Tersedia4. Tersedia5. Sangat Tersedia
1. Sangat Tidak Tersedia2. Tidak Tersedia3. Cukup Tersedia4. Tersedia5. Sangat Tersedia
1. Sangat Tidak Teliiti2. Tidak Teliti3. Cukup Teliti4. Teliti5. Sangat Teliti
1. Sangat Tidak Rapih2. Tidak Rapih3. Cukup Rapih4. Rapih5. Sangat Rapih
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 1
Universitas Indonesia
No. Pertanyaan Jawaban RespondenBagaimana Menurut Penilaian Anda Mengenai Prestasi Kerja Anda Saat Ini Dalam Hal :KK7.
KK8.
KK9.
KK10
KK11.
KK12.
Ketepatan Prosedur dalam melayanipengiriman
Frekuensi Pemeliharaan peralatan kerjauntuk melayani pengiriman
Kedisiplinan dalam melayani pengiriman
Bersedia melayani pengirimanberdasarkan peraturan
Bersedia dihukum jika melakukankesalahan dalam melayani pengiriman
Mengetahui standar pelayanan pengiriman
1. Sangat Tidak Tepat2. Tidak Tepat3. Cukup Tepat4. Tepat5. Sangat Tepat
1. Sangat Jarang2. Jarang3. Cukup Sering4. Sering5. Sangat Sering
1. Sangat Tidak Disiplin2. Tidak Disiplin3. Cukup Disiplin4. Disiplin5. Sangat Disiplin
1. Sangat Tidak Bersedia2. Tidak Bersedia3. Cukup Bersedia4. Bersedia5. Sangat Bersedia
1. Sangat Tidak Bersedia2. Tidak Bersedia3. Cukup Bersedia4. Bersedia5. Sangat Bersedia
1. Sangat Tidak Mengetahui2. Tidak Mengetahui3. Cukup Mengetahui4. Mengetahui5. Sangat Mengetahui
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 1
Universitas Indonesia
No. Pertanyaan Jawaban RespondenBagaimana Menurut Penilaian Anda Mengenai Prestasi Kerja Anda Saat Ini Dalam Hal :KK13.
KK14.
Mengetahui cara mengukur kinerjapelayanan pengiriman
Berani menghadapi kebenaran dalammelayani pengiriman
1. Sangat Tidak Mengetahui2. Tidak Mengetahui3. Cukup Mengetahui4. Mengetahui5.. Sangat Mengetahui
1. Sangat Takut2. Takut3. Cukup Berani4. Berani5. Sangat Berani
Terimakasih atas partisipasinya, semoga amal baik Para Crew Kapal atas
kerjasamanya mendapat imbalan Allah S.W.T., dan mudah mudahan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam upaya menanggulangi
permasalahan crew kapal dimasa yang akan datang.
Hormat Saya,
Lisda Yulianti
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
KOMPENSASINo
1 2 3 4 5 6 7 X21 3 4 4 3 2 5 4 252 4 3 5 5 2 3 3 253 4 4 4 4 2 3 5 264 3 4 5 4 3 4 3 265 4 4 5 5 3 3 4 286 4 4 5 4 3 4 4 287 3 4 4 3 2 3 4 238 4 4 4 4 4 4 5 299 4 4 5 5 2 4 5 29
10 3 5 4 2 2 5 5 2611 4 5 5 5 3 4 4 3012 5 4 5 4 3 5 4 3013 3 4 5 3 2 4 4 2514 5 4 4 5 3 5 4 3015 3 4 4 4 2 5 5 2716 5 5 3 4 5 5 4 3117 3 2 3 3 3 5 5 2418 5 4 4 4 3 4 5 2919 5 5 4 5 4 4 3 3020 5 5 4 4 5 5 4 3220 5 5 4 4 5 5 4 3221 5 5 3 3 5 5 5 3122 3 4 4 5 4 5 5 3023 5 4 4 3 4 4 5 2924 3 5 4 5 2 5 4 2825 4 4 4 4 4 5 4 2926 4 4 4 3 3 4 4 2627 5 4 4 4 4 3 4 2828 4 5 4 4 5 5 4 3129 4 4 4 3 3 3 4 2530 3 4 4 4 3 3 4 2531 4 3 4 4 4 4 4 2732 4 4 4 4 5 5 5 3133 3 4 4 4 4 3 3 2534 4 5 4 4 4 4 3 2835 4 4 4 5 5 5 4 3136 4 4 5 4 3 4 5 2937 3 3 4 4 3 3 5 2538 5 4 4 5 4 4 5 3139 5 4 4 4 5 5 4 3140 3 2 4 5 3 3 4 2441 4 5 5 4 5 4 3 3042 4 5 4 5 5 5 4 3243 5 4 4 4 5 5 4 3144 5 4 4 5 4 5 4 3145 5 4 4 5 5 5 4 3246 5 4 4 5 5 4 4 3147 5 5 4 4 5 5 5 33
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
48 1 2 2 2 1 2 3 1349 4 4 5 5 5 4 5 3250 4 5 4 4 5 4 4 3051 4 4 4 5 5 4 5 3152 4 4 5 4 4 4 4 2953 5 4 4 5 4 5 5 3254 5 4 4 5 5 5 5 3355 5 5 4 5 5 4 4 3256 5 4 3 4 5 5 5 3157 3 4 3 4 3 4 3 2458 4 4 5 5 5 4 5 3259 3 4 4 3 4 5 4 2760 5 4 5 5 5 4 5 3361 3 3 4 4 4 5 5 2862 4 4 5 5 3 4 4 2963 4 4 5 5 4 4 5 3164 4 3 4 5 5 4 5 3065 2 2 1 1 2 1 2 1166 4 3 4 4 4 3 4 2667 3 4 3 4 3 4 5 2668 4 4 4 3 3 5 5 2869 4 4 4 5 3 4 4 2870 5 4 5 5 5 4 5 3371 4 5 4 4 4 4 4 2972 5 4 4 5 5 4 5 3271 4 5 4 4 4 4 4 2972 5 4 4 5 5 4 5 3273 4 5 4 5 5 5 4 3274 3 4 5 4 5 4 4 2975 4 4 5 4 3 3 5 2876 2 3 3 3 3 3 3 2077 3 3 5 5 4 4 5 2978 3 4 5 4 3 4 4 2779 4 4 5 3 4 5 4 2980 5 5 4 4 4 5 5 3281 3 5 4 4 3 4 4 2782 4 5 4 4 4 4 3 2883 3 4 5 4 3 4 4 2784 3 4 5 4 4 3 4 2785 4 5 4 3 4 3 3 2686 4 5 4 3 4 5 4 2987 5 4 4 5 3 4 4 2988 5 4 5 4 3 4 3 2889 3 4 3 4 3 5 4 2690 3 5 5 4 5 4 5 3191 4 4 4 2 5 5 4 2892 4 4 4 4 2 4 5 2793 3 4 4 4 4 2 4 2594 3 3 4 3 2 3 4 2295 3 4 3 3 2 3 3 2196 3 2 3 4 2 2 3 1997 5 3 3 5 2 3 2 2398 3 4 5 3 2 2 4 2399 4 4 4 5 4 5 5 31
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
100 3 4 4 3 3 4 4 25101 3 4 4 5 2 3 4 25102 4 5 4 5 4 5 4 31103 3 4 4 2 2 3 4 22104 4 5 4 5 5 3 4 30105 4 4 5 4 5 4 5 31106 3 4 4 3 3 4 4 25107 4 4 4 5 4 5 4 30108 4 5 5 4 5 5 4 32109 2 2 1 2 2 3 2 14110 5 4 5 4 5 5 4 32111 4 3 4 3 5 5 4 28112 4 4 5 4 3 5 4 29113 4 3 3 4 5 5 4 28114 4 4 3 3 4 5 5 28115 3 3 4 4 5 4 4 27116 5 4 5 4 4 5 5 32117 5 5 4 4 4 4 4 30118 4 4 4 3 2 5 4 26119 5 4 4 4 5 5 4 31120 5 4 4 4 5 4 3 29121 5 4 4 4 3 5 4 29122 3 3 2 4 2 2 3 19122 3 3 2 4 2 2 3 19123 3 3 4 3 2 3 4 22124 3 4 4 5 2 3 4 25125 2 2 3 4 5 5 5 26126 3 3 3 3 3 3 3 21127 4 5 4 4 3 4 4 28128 3 4 5 2 5 3 3 25129 3 3 4 4 3 4 4 25130 3 4 4 3 2 4 4 24131 4 4 4 5 2 5 4 28132 4 4 4 4 5 4 4 29133 4 3 4 2 3 4 5 25
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
No Pemberdayaan1 2 3 4 5 6 X1
1 3 4 3 3 3 3 192 4 5 4 3 2 4 223 4 4 3 3 4 2 204 4 4 3 3 2 3 195 3 4 2 3 4 4 206 4 4 3 2 3 4 207 4 4 3 2 3 4 208 4 4 3 3 2 3 199 4 4 3 2 3 4 2010 3 2 2 3 4 4 1811 2 3 2 3 4 4 1812 3 3 2 4 4 4 2013 3 3 2 3 3 3 1714 3 3 2 3 3 2 1614 3 3 2 3 3 2 1615 3 3 2 3 3 2 1616 4 4 4 3 2 4 2117 4 4 4 5 3 4 2418 2 4 4 3 3 3 1919 4 4 4 4 5 4 2520 4 4 4 3 4 4 2321 4 4 4 4 5 4 2522 2 4 4 4 2 3 1923 4 4 4 4 5 4 2524 4 4 4 3 2 3 2025 4 3 4 3 3 2 1926 4 4 3 2 2 2 1727 4 4 3 4 4 2 2128 4 3 3 4 4 3 2129 2 3 3 2 3 2 1530 4 3 3 1 1 2 1431 4 3 3 4 3 2 1932 3 3 2 1 1 2 1233 4 3 3 2 2 3 1734 4 3 3 2 2 2 1635 4 4 4 4 5 4 25
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
36 4 4 4 4 3 4 2337 4 4 4 4 3 4 2338 4 4 3 4 5 4 2439 4 4 4 4 5 4 2540 4 3 3 2 3 3 1841 3 4 4 2 2 2 1742 4 4 4 4 5 4 2543 4 4 4 4 5 4 2544 4 4 4 4 5 4 2545 4 4 4 4 5 4 2546 4 4 4 4 5 4 2547 4 4 4 4 4 5 2548 4 5 3 2 2 2 1849 3 3 4 4 5 4 2350 3 3 4 4 2 3 1951 4 4 5 3 4 4 2452 4 4 5 2 2 2 1953 4 3 3 3 3 3 1954 4 4 4 3 2 3 2054 4 4 4 3 2 3 2055 4 3 3 3 4 2 1956 3 3 4 4 2 3 1957 4 4 3 3 2 3 1958 3 3 4 5 4 3 2259 4 4 5 3 3 4 2360 3 3 3 4 4 4 2161 4 4 3 3 2 3 1962 3 4 4 2 3 3 1963 4 3 3 4 2 3 1964 4 4 3 3 4 3 2165 4 3 3 4 3 3 2066 4 4 3 3 4 4 2267 5 4 4 3 4 4 2468 4 4 3 3 3 5 2269 3 3 4 3 4 3 2070 3 3 4 5 4 3 2271 4 4 5 3 4 3 2372 3 3 4 4 4 3 2173 4 4 4 3 3 4 2274 3 3 4 4 4 4 22
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
75 3 4 3 4 2 5 2176 4 5 2 4 2 2 1977 5 4 4 3 3 5 2478 5 4 4 3 2 2 2079 5 4 4 3 3 4 2380 4 4 4 4 5 4 2581 4 4 4 4 3 5 2482 4 4 3 4 5 4 2483 4 4 5 3 2 2 2084 4 3 3 2 4 3 1985 2 3 3 3 4 2 1786 5 4 3 3 2 4 2187 3 4 3 4 1 4 1988 3 4 3 4 1 4 1989 4 4 3 3 3 3 2090 4 4 4 5 4 3 2491 4 4 4 4 3 3 2292 4 4 4 3 4 4 2393 3 4 4 4 4 4 2393 3 4 4 4 4 4 2394 3 4 4 4 4 4 2395 4 4 3 3 3 3 2096 4 4 5 5 5 4 2797 4 4 4 4 4 5 2598 4 4 4 4 3 4 2399 5 4 4 4 4 4 25
100 2 4 3 3 3 4 19101 3 3 4 4 4 4 22102 5 4 4 4 4 4 25103 3 4 4 4 4 4 23104 3 3 3 3 3 4 19105 4 4 3 4 4 4 23106 4 4 4 4 4 4 24107 3 4 4 4 4 4 23108 4 4 3 3 3 4 21109 5 4 3 2 2 2 18110 4 4 4 4 5 4 25111 4 4 4 4 5 4 25112 4 4 4 3 3 3 21113 3 4 4 2 2 2 17
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
114 4 4 3 4 2 2 19115 3 3 2 1 1 2 12116 4 3 4 3 3 2 19117 4 4 4 4 5 4 25118 3 3 2 4 3 4 19119 4 4 4 4 5 4 25120 4 4 4 4 5 4 25121 3 3 3 3 4 3 19122 4 4 4 3 4 4 23123 3 3 4 4 5 5 24124 3 4 4 4 5 5 25125 3 4 3 4 4 3 21126 4 4 4 3 3 3 21127 4 4 5 4 4 5 26128 4 5 5 5 5 5 29129 4 4 4 3 3 3 21130 4 4 3 3 3 3 20131 4 4 4 3 4 4 23132 3 4 4 4 4 4 23132 3 4 4 4 4 4 23133 4 4 4 4 4 4 24
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
KEPUASANno
1 2 3 4 5 6 Y1 4 4 3 2 3 3 192 3 4 2 4 3 4 203 4 3 3 4 4 3 214 4 4 4 3 2 4 215 4 4 3 3 3 3 206 4 4 3 3 2 3 197 4 3 3 3 4 2 198 3 4 4 3 4 3 219 3 3 4 2 3 4 19
10 4 3 4 3 3 3 2011 4 3 4 3 3 3 2012 3 3 4 4 3 4 2113 3 3 3 4 2 4 1914 3 3 3 4 2 4 1915 3 4 4 3 3 4 2115 3 4 4 3 3 4 2116 4 4 4 4 4 2 2217 4 3 4 3 4 4 2218 4 3 4 3 4 4 2219 4 3 4 3 4 4 2220 4 4 4 4 4 4 2421 4 4 4 4 2 4 2222 4 4 4 2 3 4 2123 4 4 4 3 2 3 2024 4 3 4 2 2 3 1825 3 3 4 2 3 3 1826 4 3 3 2 2 3 1727 3 4 3 2 2 2 1628 4 4 3 4 4 2 2129 3 3 4 4 2 2 1830 4 3 2 3 2 3 1731 4 4 3 2 3 3 1932 4 3 2 4 3 3 1933 4 3 3 2 2 2 1634 4 3 2 2 3 2 1635 3 3 3 3 3 3 18
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
36 4 4 4 4 3 4 2337 4 4 4 4 3 4 2338 4 4 4 3 2 4 2139 4 4 4 3 2 3 2040 4 3 3 2 2 2 1641 3 4 2 3 2 3 1742 4 4 4 4 4 4 2443 4 4 4 3 2 3 2044 4 4 4 3 2 4 2145 4 4 4 3 2 3 2046 4 4 4 3 2 3 2047 4 4 4 3 2 3 2048 4 3 3 2 3 2 1749 4 3 4 4 5 3 2350 3 2 4 4 4 3 2051 4 4 5 3 3 4 2352 4 3 3 2 2 2 1653 4 4 3 3 4 3 2154 3 4 4 4 3 2 2054 3 4 4 4 3 2 2055 3 3 4 3 4 4 2156 4 3 4 2 3 3 1957 3 3 4 4 2 3 1958 3 3 4 4 4 3 2159 4 4 3 3 4 4 2260 3 3 4 4 5 3 2261 4 3 4 2 2 3 1862 3 4 4 3 4 2 2063 4 4 4 3 4 4 2364 4 4 4 3 3 2 2065 5 4 3 3 2 3 2066 3 2 2 3 2 4 1667 4 4 3 4 3 2 2068 5 5 4 4 3 4 2569 4 3 3 3 4 4 2170 4 4 3 3 3 4 2171 3 3 4 3 5 4 2272 4 4 5 4 3 3 2373 3 3 5 4 3 2 2074 3 4 4 3 2 3 19
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
75 2 3 2 1 2 3 1376 4 4 3 3 3 3 2077 4 4 3 2 3 4 2078 2 3 4 4 2 3 1879 4 3 2 2 2 3 1680 4 5 4 4 2 4 2381 2 3 2 2 2 3 1482 4 3 2 3 4 3 1983 2 3 2 2 2 3 1484 2 2 1 3 2 3 1385 2 2 1 3 2 2 1286 2 2 1 3 3 2 1387 1 3 2 2 2 3 1388 1 3 2 2 1 3 1289 3 3 3 4 4 4 2190 4 4 3 2 2 2 1791 4 4 4 5 5 5 2792 4 4 4 3 3 3 2193 4 4 4 4 4 3 2393 4 4 4 4 4 3 2394 3 3 3 3 3 3 1895 5 5 5 4 4 4 2796 3 3 3 3 3 3 1897 4 4 4 5 5 5 2798 4 4 5 5 5 5 2899 5 4 4 4 3 3 23100 4 3 3 3 4 4 21101 3 3 3 2 3 3 17102 4 3 3 3 3 3 19103 4 4 4 4 4 3 23104 3 3 3 3 3 3 18105 3 3 3 3 3 3 18106 4 4 4 4 4 4 24107 3 3 3 3 3 3 18108 4 4 3 3 4 3 21109 4 3 3 2 2 3 17110 4 4 4 3 2 4 21111 4 4 4 4 4 4 24112 4 4 3 3 3 3 20113 3 4 2 3 2 3 17
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 2
114 3 4 3 2 2 2 16115 4 3 2 4 3 3 19116 3 3 4 2 3 3 18117 4 4 4 3 2 3 20118 2 2 2 3 3 4 16119 4 4 4 3 2 3 20120 4 4 4 3 2 4 21121 4 4 4 3 3 2 20122 4 4 4 4 5 5 26123 4 4 4 4 4 4 24124 3 3 3 3 3 3 18125 3 4 3 4 4 3 21126 4 4 3 3 3 4 21127 4 4 4 5 5 5 27128 4 4 4 4 4 4 24129 4 3 3 3 3 3 19130 3 3 3 3 4 4 20131 3 3 3 3 3 3 18132 3 3 3 3 3 4 19132 3 3 3 3 3 4 19133 4 4 4 4 4 4 24
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
KINERJANo
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Z1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 5 4 452 3 2 3 4 5 4 3 2 4 5 5 2 3 3 483 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 5 484 4 4 3 2 4 3 3 2 3 5 4 3 4 3 475 4 3 3 4 4 2 3 4 4 5 5 3 3 4 516 4 4 3 3 4 3 2 3 4 5 4 3 4 4 507 4 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 458 4 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 5 489 3 3 3 4 4 3 2 3 4 5 5 2 4 5 50
10 4 3 2 4 2 2 3 4 4 4 2 2 5 5 4611 3 4 2 3 3 2 3 4 4 5 5 3 4 4 4912 4 3 4 2 3 2 4 4 4 5 4 3 5 4 5113 4 3 3 4 3 2 3 3 3 5 3 2 4 4 46
LAMPIRAN 2
12 4 3 4 2 3 2 4 4 4 5 4 3 5 4 5113 4 3 3 4 3 2 3 3 3 5 3 2 4 4 4614 4 4 3 2 3 2 3 3 2 4 5 3 5 4 4715 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 2 5 5 4716 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 5 5 4 5417 4 4 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 5 5 5318 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 5119 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5520 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5721 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 5 5822 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 5 4 5 5 5623 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5724 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 5 2 5 4 5025 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 4 4 5 4 4826 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 4 4 4627 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4928 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4929 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4430 3 3 4 4 3 3 1 1 2 4 4 3 3 4 4231 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4932 4 4 3 4 3 2 1 1 2 4 4 5 5 5 4733 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 4634 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4335 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 6036 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 5 5637 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 54
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
38 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5639 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5940 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 5 3 3 4 4641 4 4 4 3 4 4 2 2 2 5 4 5 4 3 5042 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 6043 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5944 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5945 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 6046 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5947 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 6048 5 4 3 4 5 3 2 2 2 2 2 1 2 3 4049 3 4 3 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5850 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 5 4 4 5151 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5852 4 4 3 4 4 5 2 2 2 5 4 4 4 4 5153 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 5 5 5254 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 5 5 5 5 5455 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 5 5 4 4 5156 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 5 5 5 5257 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4558 4 4 5 3 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5958 4 4 5 3 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5959 4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 3 4 5 4 5460 4 4 3 2 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5561 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 5 5 5062 3 3 4 4 4 4 2 3 3 5 5 3 4 4 5163 3 3 4 3 3 3 4 2 3 5 5 4 4 5 5164 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 4 5 5665 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 1 2 1 2 3866 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5067 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5568 4 4 2 3 4 3 3 3 5 4 3 3 5 5 5169 4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 4 5370 3 4 3 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5771 4 4 5 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5572 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5773 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 5874 3 4 3 2 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5375 3 4 4 4 4 3 4 2 5 5 4 3 3 5 5376 4 4 4 4 5 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4677 4 4 3 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 5 5778 3 4 4 4 4 4 3 2 2 5 4 3 4 4 5079 4 3 3 2 4 4 3 3 4 5 3 4 5 4 5180 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5981 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5582 3 3 4 2 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 51
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
83 3 4 4 4 4 5 3 2 2 5 4 3 4 4 5184 4 3 4 5 3 3 2 4 3 5 4 4 3 4 5185 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4486 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 5 4 4987 3 4 4 5 4 3 4 1 4 4 5 3 4 4 5288 3 4 5 4 4 3 4 1 4 5 4 3 4 3 5189 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 5 4 4890 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5991 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 5 5 4 5392 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 5 5293 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5394 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 5095 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4696 3 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 2 2 3 5197 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 2 3 2 5298 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 2 2 4 5099 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 56
100 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 49101 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 5 2 3 4 47102 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 52103 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 55103 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 55104 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 5 5 3 4 56105 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 57106 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 53107 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 57108 3 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 5 5 4 54109 5 5 3 4 4 3 2 2 2 1 2 2 3 2 40110 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 60111 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 58112 4 4 4 3 4 4 3 3 3 5 4 3 5 4 53113 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4 5 5 4 48114 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 5 5 48115 4 3 3 4 3 2 1 1 2 4 4 5 4 4 44116 3 3 2 4 3 4 3 3 2 5 4 4 5 5 50117 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 57118 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 5 4 50119 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 59120 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 57121 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 5 4 52122 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 2 3 47123 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 2 3 4 52124 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 3 4 55125 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 5 5 5 55126 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 46127 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 57
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
128 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 2 5 3 3 57129 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 49130 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 48131 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 2 5 4 54132 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 55133 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 5 53
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 3
Universitas Indonesia
RELIABILITY DAN VALIDITY TEST
Reliability Test PemberdayaanCase Processing Summary
133 100,00 ,0
133 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,918 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Validity Test Pemberdayaan
Validity Test
,803**,778**,755**,712**,746**,738**
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006
Loading
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability Test KompensasiCase Processing Summary
133 100,00 ,0
133 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,766 7
Cronbach'sAlpha N of Items
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 3
Universitas Indonesia
Validity Test KompensasiValidity Test
,747**,719**,725**,742**,714**,900**,841**
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007
Loading
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability Test KepuasanCase Processing Summary
133 100,00 ,0
133 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,742 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Validity Test KepuasanValidity Test
,983**,970**,732**,710**,746**,713**
VAR00001VAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006
Loading
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Reliability Test KinerjaCase Processing Summary
133 100,00 ,0
133 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 3
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
,662 14
Cronbach'sAlpha N of Items
Validity test Kinerja
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
DescriptivesDescriptive Statistics
133 2,00 5,00 3,6992 ,65116133 2,00 5,00 3,7444 ,51719133 2,00 5,00 3,5489 ,73305133 1,00 5,00 3,3759 ,83122133 1,00 5,00 3,3910 1,09982133 2,00 5,00 3,4436 ,87398133
P1P2P3P4P5P6Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0
ValidMissing
NP1 P2 P3 P4 P5 P6
PemberdayaanP1
6 4,5 4,5 4,536 27,1 27,1 31,683 62,4 62,4 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P2
1 ,8 ,8 ,836 27,1 27,1 27,892 69,2 69,2 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P3
11 8,3 8,3 8,346 34,6 34,6 42,968 51,1 51,1 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
P4
3 2,3 2,3 2,315 11,3 11,3 13,550 37,6 37,6 51,159 44,4 44,4 95,56 4,5 4,5 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P5
5 3,8 3,8 3,826 19,5 19,5 23,337 27,8 27,8 51,142 31,6 31,6 82,723 17,3 17,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P6
24 18,0 18,0 18,036 27,1 27,1 45,163 47,4 47,4 92,510 7,5 7,5 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0 0
ValidMissing
NK1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
KompensasiK1
1 ,8 ,8 ,84 3,0 3,0 3,8
42 31,6 31,6 35,353 39,8 39,8 75,233 24,8 24,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
K2
7 5,3 5,3 5,318 13,5 13,5 18,881 60,9 60,9 79,727 20,3 20,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K3
2 1,5 1,5 1,52 1,5 1,5 3,0
15 11,3 11,3 14,381 60,9 60,9 75,233 24,8 24,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K4
1 ,8 ,8 ,87 5,3 5,3 6,0
25 18,8 18,8 24,861 45,9 45,9 70,739 29,3 29,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K5
1 ,8 ,8 ,825 18,8 18,8 19,535 26,3 26,3 45,932 24,1 24,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
K6
1 ,8 ,8 ,85 3,8 3,8 4,5
26 19,5 19,5 24,153 39,8 39,8 63,948 36,1 36,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K7
3 2,3 2,3 2,318 13,5 13,5 15,872 54,1 54,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0
ValidMissing
NKP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6
Kepuasan Awak KapalKP1
2 1,5 1,5 1,58 6,0 6,0 7,5
38 28,6 28,6 36,181 60,9 60,9 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP2
6 4,5 4,5 4,558 43,6 43,6 48,166 49,6 49,6 97,73 2,3 2,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
KP3
3 2,3 2,3 2,316 12,0 12,0 14,345 33,8 33,8 48,164 48,1 48,1 96,25 3,8 3,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP4
1 ,8 ,8 ,826 19,5 19,5 20,363 47,4 47,4 67,739 29,3 29,3 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP5
1 ,8 ,8 ,844 33,1 33,1 33,848 36,1 36,1 69,932 24,1 24,1 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP6
20 15,0 15,0 15,065 48,9 48,9 63,943 32,3 32,3 96,25 3,8 3,8 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ValidMissing
NKK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
Kinerja Awak KapalKK1
2 1,5 1,5 1,550 37,6 37,6 39,177 57,9 57,9 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK2
2 1,5 1,5 1,537 27,8 27,8 29,391 68,4 68,4 97,73 2,3 2,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK3
9 6,8 6,8 6,848 36,1 36,1 42,969 51,9 51,9 94,77 5,3 5,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK4
12 9,0 9,0 9,034 25,6 25,6 34,681 60,9 60,9 95,56 4,5 4,5 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK5
1 ,8 ,8 ,836 27,1 27,1 27,892 69,2 69,2 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
KK6
11 8,3 8,3 8,346 34,6 34,6 42,968 51,1 51,1 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK7
3 2,3 2,3 2,315 11,3 11,3 13,550 37,6 37,6 51,159 44,4 44,4 95,56 4,5 4,5 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK8
5 3,8 3,8 3,826 19,5 19,5 23,337 27,8 27,8 51,142 31,6 31,6 82,723 17,3 17,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK9
24 18,0 18,0 18,036 27,1 27,1 45,163 47,4 47,4 92,510 7,5 7,5 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
KK10
2 1,5 1,5 1,52 1,5 1,5 3,0
15 11,3 11,3 14,381 60,9 60,9 75,233 24,8 24,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK11
1 ,8 ,8 ,87 5,3 5,3 6,0
25 18,8 18,8 24,861 45,9 45,9 70,739 29,3 29,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK12
1 ,8 ,8 ,825 18,8 18,8 19,535 26,3 26,3 45,932 24,1 24,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK13
1 ,8 ,8 ,85 3,8 3,8 4,5
26 19,5 19,5 24,153 39,8 39,8 63,948 36,1 36,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 4
Universitas Indonesia
KK14
3 2,3 2,3 2,318 13,5 13,5 15,872 54,1 54,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
DescriptivesDescriptive Statistics
133 2,00 5,00 3,6992 ,65116133 2,00 5,00 3,7444 ,51719133 2,00 5,00 3,5489 ,73305133 1,00 5,00 3,3759 ,83122133 1,00 5,00 3,3910 1,09982133 2,00 5,00 3,4436 ,87398133
P1P2P3P4P5P6Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0
ValidMissing
NP1 P2 P3 P4 P5 P6
PemberdayaanP1
6 4,5 4,5 4,536 27,1 27,1 31,683 62,4 62,4 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P2
1 ,8 ,8 ,836 27,1 27,1 27,892 69,2 69,2 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P3
11 8,3 8,3 8,346 34,6 34,6 42,968 51,1 51,1 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
P4
3 2,3 2,3 2,315 11,3 11,3 13,550 37,6 37,6 51,159 44,4 44,4 95,56 4,5 4,5 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P5
5 3,8 3,8 3,826 19,5 19,5 23,337 27,8 27,8 51,142 31,6 31,6 82,723 17,3 17,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
P6
24 18,0 18,0 18,036 27,1 27,1 45,163 47,4 47,4 92,510 7,5 7,5 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0 0
ValidMissing
NK1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
KompensasiK1
1 ,8 ,8 ,84 3,0 3,0 3,8
42 31,6 31,6 35,353 39,8 39,8 75,233 24,8 24,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
K2
7 5,3 5,3 5,318 13,5 13,5 18,881 60,9 60,9 79,727 20,3 20,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K3
2 1,5 1,5 1,52 1,5 1,5 3,0
15 11,3 11,3 14,381 60,9 60,9 75,233 24,8 24,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K4
1 ,8 ,8 ,87 5,3 5,3 6,0
25 18,8 18,8 24,861 45,9 45,9 70,739 29,3 29,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K5
1 ,8 ,8 ,825 18,8 18,8 19,535 26,3 26,3 45,932 24,1 24,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
K6
1 ,8 ,8 ,85 3,8 3,8 4,5
26 19,5 19,5 24,153 39,8 39,8 63,948 36,1 36,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
K7
3 2,3 2,3 2,318 13,5 13,5 15,872 54,1 54,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0
ValidMissing
NKP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6
Kepuasan Awak KapalKP1
2 1,5 1,5 1,58 6,0 6,0 7,5
38 28,6 28,6 36,181 60,9 60,9 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP2
6 4,5 4,5 4,558 43,6 43,6 48,166 49,6 49,6 97,73 2,3 2,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
KP3
3 2,3 2,3 2,316 12,0 12,0 14,345 33,8 33,8 48,164 48,1 48,1 96,25 3,8 3,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP4
1 ,8 ,8 ,826 19,5 19,5 20,363 47,4 47,4 67,739 29,3 29,3 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP5
1 ,8 ,8 ,844 33,1 33,1 33,848 36,1 36,1 69,932 24,1 24,1 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KP6
20 15,0 15,0 15,065 48,9 48,9 63,943 32,3 32,3 96,25 3,8 3,8 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
FrequenciesStatistics
133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 133 1330 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ValidMissing
NKK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
Kinerja Awak KapalKK1
2 1,5 1,5 1,550 37,6 37,6 39,177 57,9 57,9 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK2
2 1,5 1,5 1,537 27,8 27,8 29,391 68,4 68,4 97,73 2,3 2,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK3
9 6,8 6,8 6,848 36,1 36,1 42,969 51,9 51,9 94,77 5,3 5,3 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK4
12 9,0 9,0 9,034 25,6 25,6 34,681 60,9 60,9 95,56 4,5 4,5 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK5
1 ,8 ,8 ,836 27,1 27,1 27,892 69,2 69,2 97,04 3,0 3,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
KK6
11 8,3 8,3 8,346 34,6 34,6 42,968 51,1 51,1 94,08 6,0 6,0 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK7
3 2,3 2,3 2,315 11,3 11,3 13,550 37,6 37,6 51,159 44,4 44,4 95,56 4,5 4,5 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK8
5 3,8 3,8 3,826 19,5 19,5 23,337 27,8 27,8 51,142 31,6 31,6 82,723 17,3 17,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK9
24 18,0 18,0 18,036 27,1 27,1 45,163 47,4 47,4 92,510 7,5 7,5 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
KK10
2 1,5 1,5 1,52 1,5 1,5 3,0
15 11,3 11,3 14,381 60,9 60,9 75,233 24,8 24,8 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK11
1 ,8 ,8 ,87 5,3 5,3 6,0
25 18,8 18,8 24,861 45,9 45,9 70,739 29,3 29,3 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK12
1 ,8 ,8 ,825 18,8 18,8 19,535 26,3 26,3 45,932 24,1 24,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KK13
1 ,8 ,8 ,85 3,8 3,8 4,5
26 19,5 19,5 24,153 39,8 39,8 63,948 36,1 36,1 100,0
133 100,0 100,0
1,002,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
KK14
3 2,3 2,3 2,318 13,5 13,5 15,872 54,1 54,1 69,940 30,1 30,1 100,0
133 100,0 100,0
2,003,004,005,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
HASIL PENGOLAHAN DATA UJI STATISTIK
Correlations
1 ,144. ,098
133 133,144 1,098 .133 133
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
X1
X2
X1 X2
Hipoetsis 1Variables Entered/Removedb
X1a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
,398a ,158 ,152 2,84430Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X1a.
ANOVAb
199,028 1 199,028 24,602 ,000a
1059,799 131 8,0901258,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
11,285 1,749 6,454 ,000,405 ,082 ,398 4,960 ,000
(Constant)X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 2Variables Entered/Removedb
X2a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
,199a ,040 ,042 3,09928Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X2a.
ANOVAb
,500 1 ,500 5,210 ,020a
1258,327 131 9,6061258,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
19,433 1,945 9,992 ,000,016 ,070 ,199 2,283 ,020
(Constant)X2
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 3Variables Entered/Removedb
X1, X2a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
Model Summary
,399a ,160 ,147 2,85280Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X1, X2a.
ANOVAb
200,827 2 100,413 12,338 ,000a
1058,000 130 8,1381258,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1, X2a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
12,009 2,333 5,147 ,000,104 ,065 ,182 2,701 ,039,411 ,083 ,403 4,961 ,000
(Constant)X2X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ya.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 4Variables Entered/Removedb
X1a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Zb.
Model Summary
,735a ,541 ,537 3,27940Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X1a.
ANOVAb
1657,991 1 1657,991 154,168 ,000a
1408,836 131 10,7543066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1a.
Dependent Variable: Zb.
Coefficientsa
27,089 2,016 13,435 ,0001,169 ,094 ,735 12,416 ,000
(Constant)X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 5Variables Entered/Removedb
X2a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Zb.
Model Summary
,661a ,437 ,432 3,63178Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X2a.
ANOVAb
1338,957 1 1338,957 101,514 ,000a
1727,870 131 13,1903066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2a.
Dependent Variable: Zb.
Coefficientsa
29,130 2,279 12,782 ,000,822 ,082 ,661 10,075 ,000
(Constant)X2
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 6Variables Entered/Removedb
X1, X2a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Zb.
Model Summary
,925a ,855 ,853 1,85039Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), X1, X2a.
ANOVAb
2621,713 2 1310,856 382,849 ,000a
445,114 130 3,4243066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1, X2a.
Dependent Variable: Zb.
Coefficientsa
10,345 1,513 6,836 ,000,704 ,042 ,566 16,777 ,000
1,039 ,054 ,654 19,356 ,000
(Constant)X2X1
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 7Variables Entered/Removedb
Ya . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Zb.
Model Summary
,307a ,094 ,087 4,60513Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Ya.
ANOVAb
288,682 1 288,682 13,612 ,000a
2778,145 131 21,2073066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Ya.
Dependent Variable: Zb.
Coefficientsa
42,356 2,610 16,228 ,000,479 ,130 ,307 3,690 ,000
(Constant)Y
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
Hipotesis 8Correlations
1 ,144 ,398**. ,098 ,000
133 133 133,144 1 ,020,098 . ,820133 133 133
,398** ,020 1,000 ,820 .133 133 133
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
X1
X2
Y
X1 X2 Y
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Variables Entered/Removedb
Y, X2, X1a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Zb.
Model Summary
,925a ,856 ,853 1,84786Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Y, X2, X1a.
ANOVA b
2626,347 3 875,449 256,386 ,000 a
440,480 129 3,4153066,827 132
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Y, X2, X1a.
Dependent Variable: Zb.
Coefficients a
9,550 1,658 5,759 ,0001,012 ,058 ,636 17,308 ,000
,706 ,042 ,568 16,834 ,000,066 ,057 ,042 1,165 ,246
(Constant)X1X2Y
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Za.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 7
SISTEM PERMANENT CREW
Pemberlakuan tambahan bonus Post Employment Benefit (PT. Humpuss
Intermoda Transportasi Tbk, 2010) yaitu :
a) Permanent Crew (disingkat PC) berhak mendapatkan uang pesangon jika
perusahaan memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan PC yang terdiri atas
jenis-jenis Perhitungan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) termasuk
pemberian pesangon, penghargaan masa kerja, penggantian hak dan uang
pisah.
b) PC berhak mendapatkan tunjangan layaknya karyawan tetap di darat untuk
sebagai berikut ini :
Tunjangan Hari Raya
Tunjangan cuti tahunan dan 5 (lima) tahunan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Bonus Tahunan
Dana Pensiun (DPLK)
Asuransi Jiwa
Asuransi Kesehatan (termasuk didalamnya rawat gigi, melahirkan sampai
dengan anak ke tiga)
Tunjangan kacamata & medical check up
c) Benefit khusus Perwira Tetap (Bonus, jaminan gaji laut 8 bulan dan Post
Employment Benefit/PEB). PEB adalah sebagai dana yang dicadangkan (dari
Pertamina) yang disimpan dalam bentuk Dana Pensiun (DPLK) dimana
perusahaan menyimpankan dana PEB tersebut setiap bulannya kepada
rekening masing-masing PC sehingga setiap bulan para PC dapat memeriksa
atau mengecek jumlah saldo PEB berikut pengembangan usahanya dalam
DPLK dimaksud. Nantinya PEB tersebut dapat diambil apabila PC sudah
memasuki usia pensiun 55 tahun atau pada saat PC mengundurkan diri dengan
memenuhi persyaratan sesuai yang ditetapkan (3 (tiga) bulan pemberitahuan
sebelum resign). Sehingga dari filofosi tersebut, dana PEB bukan sebagai
pendapatan tambahan namun lebih sebagai reserved fund yang tidak dapat
diambil kecuali untuk keperluan pemberian uang pisah atau pesangon
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012
LAMPIRAN 7
sehingga apabila perusahaan sedang tidak dalam kondisi yang sehat dana
tersebut masih dapat dibayarkan kepada PC.
d) Jika terjadi permasalahan hukum yang melibatkan PC di dalamnya maka
perusahaan (HITS) akan mewakili untuk berdiri atas kepentingan tersebut
dengan pembiayaan sepenuhnya dari MOLNG.
Pengaruh pemberdayaan..., Lisda Yulianti, Departemen Ilmu Administrasi, 2012