110
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH DALAM KONTEKS KEPERAWATAN PADA JEMAAT GEREJA HKBP PASAR MINGGU RESSORT PASAR MINGGU TESIS SENANDUNG TUA RAVIKA HUTABARAT 1006748892 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DEPOK JULI, 2012 Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH DALAM KONTEKS

KEPERAWATAN PADA JEMAAT GEREJA HKBP PASAR MINGGU RESSORT

PASAR MINGGU

TESIS

SENANDUNG TUA RAVIKA HUTABARAT

1006748892

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DEPOK

JULI, 2012

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

i

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG

DAN PEMBULUH DARAH DALAM KONTEKS KEPERAWATAN PADA JEMAAT GEREJA

HKBP PASAR MINGGU RESSORT PASAR MINGGU

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Keperawatan

SENANDUNG TUA RAVIKA HUTABARAT 1006748892

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DEPOK

JULI, 2012

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa yang bertahta di Surga untuk segala berkat dan

anugrah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan tesis “Analisis faktor

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dalam konteks keperawatan pada

jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu”.

Terselesainya laporan tesis ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan

pembimbing, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada Ibu Krisna Yetti, SKp., M.App.Sc selaku

pembimbing I dan Ibu Lestari Sukmarini, S.Kp., MNS selaku pembimbing II

untuk bimbingan dan arahannya sehingga laporan tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini juga, peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Dewi Irawaty, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

2. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp., MN. selaku Ketua Program Studi Pascasarjana

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

3. Tuti Herawati, SKp, MN. selaku penguji yang telah banyak memberi

masukan kepada peneliti

4. Rita Herawati SKp, MKep. selaku penguji yang telah banyak memberi

masukan kepada peneliti

5. Staf akademik dan staf non akademik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia

6. Pendeta Ressort HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu beserta

jajarannya yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian

7. Dr. Sandri Manalu selaku penanggung jawab balai pengobatan gereja Pasar

Minggu beserta dokter dan bidan yang aktif di balai pengobatan yang yang

telah memfasilitasi dan mendukung selama proses penelitian

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa magister keperawatan angkatan 2010

khususnya program Medikal Bedah yang memberikan motivasi dan sebagai

teman diskusi dalam penyusunan laporan tesis

9. Keluargaku tercinta yang setia memberikan dukungan selama proses

pendidikan hingga penyelesaian laporan tesis

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

vi

10. Keluarga besar Akper Fatmawati yang memberikan dukungan selama proses

pendidikan hingga penyelesaian laporan tesis

11. Semua pihak yang membantu dalam proses pembuatan laporan tesis ini.

Menyadari keterbatasan sebagai manusia, peneliti menyadari bahwa laporan tesis

ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati peneliti

mengharapkan saran dan kritiknya yang membangun demi perbaikan yang akan

datang.

Jakarta, Juli 2012

Peneliti

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

viii

ABSTRAK

Senandung Tua Ravika Hutabarat Magister Ilmu Keperawatan Peminatan Medikal Bedah FIK UI

Analisis faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh dalam konteks keperawatan pada jemaat HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu Delapan puluh persen kematian penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan kematian yang tidak diketahui bahwa sebelumnya penderita mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini adanya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, memperkirakan tingkat risiko sehingga dapat dikaji lebih lanjut, dimonitoring dan diberikan intervensi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 72 orang. Uji statistik yang digunakan adalah mutivariat regresi logistik ganda. Hasil analisis didapatkan bahwa faktor riwayat keluarga dan hipertensi berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dimana faktor dominan adalah hipertensi (OR=22,76). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan perawat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendeteksi tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan memberikan pendidikan kesehatan untuk mengendalikan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Kata kunci: faktor risiko, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, perawat, tingkat risiko,

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

ix

ABSTRACT

Senandung Tua Ravika Hutabarat

Master of Nursing, specialization in Medical Surgical Nursing, Faculty of Nursing, UI

Risk factor analysing of cardiovascular disease in Nursing at Community of Church of HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Eighty percent of mortality of cardiovascular disease is an unknown mortality previously that people with cardiovascular disease. Therefore it is necessary for early detection of the riskness of cardiovascular disease, estimating the level of risk, monitoring and nursing intervention. This study aims to determine the association between risk factors and the level of riskness of cardiovascular disease. The type of research is cross sectional design with 72 respondents. The finding of the study showed that there is significant associated between result of family history, hypertension and level of riskness of cardiovascular disease and concludes that hypertension was the most predominant factor related to level of riskness of cardiovascular disease (OR=22,76). Based on the study, it is suggested that nurses need to improve their knowledge and skill in detection of the riskness of cardiovascular disease and providing heath education to prevent risk factor. Key words: cardiovascular disease, family history, hypertension, level of riskness, nurse

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

x

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ I SURAT PERNYATAAN.................................................................................. Ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. Iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... Iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... V HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... Vii ABSTRAK........................................................................................................ viii ABSTRACT ....................................................................................................... Ix DAFTAR ISI .................................................................................................... X DAFTAR TABEL ............................................................................................ Xi DAFTAR SKEMA ........................................................................................... Xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... Xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 8 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 11 2.2 Faktor Risiko ...................................................................... 12 2.2.1 Faktor Predisposisi.............................................................. 13 2.2.2 Faktor Gaya Hidup.............................................................. 14 2.2.3 Faktor Biomedikal 21 2.3 Skoring Tingkat Risiko....................................................... 24 2.4 Strategi Pencegahan............................................................ 26 2.5 Peran Perawat dalam Pencegahan....................................... 27 2.6 Kerangka Teori 30

BAB 3 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep ............................................................... 31 3.2 Hipotesis ............................................................................. 32 3.3 Definisi Operasional ........................................................... 33

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ................................................................ 36 4.2 Populasi dan Sampel .......................................................... 36 4.3 Tempat Penelitian................................................................ 37 4.4 Waktu Penelitian................................................................. 37 4.5 Etika Penelitian .................................................................. 37 4.6 Alat pengumpul data ......................................................... 38 4.7 Prosedur Pengumpulan Data.............................................. 39 4.8 Pengolahan dan Analisis Data 42

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

xi

4.8.1. Pengolahan Data ................................................................ 42 4.8.2. Analisis Data....................................................................... 43

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat ............................................................... 45 5.2 Analisis Bivariat ................................................................. 48 53

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 6.1.1 Distribusi faktor risiko........................................................ 59 6.1.2 Hubungan umur dan jenis kelamin dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah................................ 61

6.1.3 Hubungan riwayat keluarga dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah................................

62

6.1.4 Hubungan merokok dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah...............................................

63

6.1.5 Hubungan pola makan tidak sehat dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah................................

64

6.1.6 Hubungan minum alkohol dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah...............................................

65

6.1.7 Hubungan kurang aktivitas fisik dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah................................

65

6.1.8 Hubungan obesitas dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah............................................................

66

6.1.9

Hubungan dislipidemia dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah...............................................

66

6.1.10 Hubungan hipertensi dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah...............................................

67

6.1.11 Hubungan diabetes melitus dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah..............................................

68

6.1.12. Faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah................................

69

6.2. Keterbatasan Penelitian...................................................... 69 6.3 Implikasi Penelitian............................................................ 70 6.3.1 PelayananKeperawatan ...................................................... 70 6.3.2 Ilmu Keperawatan ............................................................. 70 6.3.3. Pelayanan Kesehatan Gereja.............................................. 70

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan ............................................................................ 71 7.2 Saran .................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

xii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.2.2.2. Kandungan Lemak Pada Makanan ....................................... 16 Tabel 2.2.3.1. Klasifikasi Kadar Lipid ....................................................... 21 Tabel 2.4. Intervensi Risiko .................................................................. 27 Tabel 3.3. Definisi Operasional ............................................................ 33 Tabel 5.1.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur ........... 45 Tabel 5.1.2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan .................... 46 Tabel 5.1.3. Distribusi karakteristik berdasarkan faktor risiko ................. 47 Tabel 5.2.1. Rangkuman hasil uji normalitas .......................................... 48 Tabel 5.2.2. Hubungan variabel bebas dengan terikat .............................. 49 Tabel 5.3.1. Rangkuman hasil analisis bivariat ........................................ 53 Tabel 5.3.2. Pemodelan tahap 1 ............................................................... 54 Tabel 5.3.3. Pemodelan tahap 2 ............................................................... 55 Tabel 5.3.4. Pemodelan tahap 3 ............................................................... 56 Tabel 5.3.5. Pemodelan tahap 4 ............................................................... 56 Tabel 5.3.6. Pemodelan tahap 5 ............................................................... 57 Tabel 5.3.7. Model akhir ........................................................................ 58

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

xiii

DAFTAR SKEMA

Hal

Skema 2.2. Skema Skoring WHO/ISH ................................................... 25 Skema 2.6. Kerangka Teori......................................................................... 30 Skema 3.1. Konsep Penelitian ................................................................ 31 Skema 4.7.3 Pengumpulan Data ................................................................ 42

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Penelitian Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian Lampiran 4 : Lembar Hasil Pengukuran Lampiran 5 : Lembar Pengukuran Berisiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Lampiran 6 : Lembar Skoring Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

WHO/ISH Lampiran 7 : Prosedur Pengisian Kuesioner dan Pengukuran Lampiran 8 : Uji Etik Penelitian FIK UI Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian FIK UI Lampiran 10 : Daftar riwayat hidup peneliti

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

masalah penelitian, tujuan serta manfaat penelitian.

1.1. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan sekumpulan penyakit jantung

dan pembuluh darah arteri pada jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini

terdiri dari penyakit jantung koroner, cerebrovascular disease, hipertensi,

peripheral arterial disease, penyakit jantung rheumatik, penyakit jantung bawaan,

gagal jantung, trombosis vena dalam (Brown, 2010 & Greenawalt, 2008).

Berdasarkan laporan Global atlas on cardiovascular disease prevention and

control World Health Organization (WHO) pada tahun 2011, penyakit jantung

dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian dan kecatatan nomor satu di

dunia dan angka kematian penyakit ini akan terus bertambah. Pada tahun 2008

kematian akibat penyakit jantung pembuluh darah sebesar 17,3 juta orang dan

diperkirakan pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 23, 6 juta.

Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah juga menjadi penyebab

kematian utama. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007

memperlihatkan penyakit jantung dan pembuluh darah yang terdiri dari stroke,

hipertensi, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung lainnya merupakan

penyabab kematian utama pada semua umur dan angka kejadian mencapai 31, 9

% angka kematian di Indonesia (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011).

Menurut Libby, Bonow, Mann, Zipes, dan Braunwald (2008), 80 % kematian

penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut merupakan kematian yang tidak

diketahui bahwa sebelumnya penderita mengalami penyakit jantung dan

pembuluh darah. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini adanya risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah melalui deteksi faktor risiko,

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

2

Universitas Indonesia

memperkirakan tingkat risiko sehingga dapat dikaji lebih lanjut, dimonitoring dan

diberikan intervensi yang tepat (Marteau-Kinmonth, 2002; Libby et al., 2008;

Sobbry, 2011).

Hal yang sama dengan Kemenkes RI Ditjen PP & PL (2011), Billy et al. (2008),

Marteau-Knimonth dan Sobbry (2002) menyatakan salah cara untuk

mengendalikan penyakit jantung dan pembuluh darah adalah dengan

mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini faktor risiko serta penanganan

faktor risiko tersebut. Perawat yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan mempunyai peranan dalam pengendalian penyakit jantung dan

pembuluh darah yaitu dengan mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dan memprediksi risiko sehingga dapat diberikan intervensi yang

tepat (Halcomb, Davidson, Yallop, Griffiths, & Daly, 2007).

Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah menurut Libby et al. (2008)

terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat

dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis

kelamin, dan riwayat penyakit keluarga. Sementara faktor risiko yang dapat

dimodifikasi adalah merokok, dislipidemia, tekanan darah tinggi, obesitas,

alkohol, pola makan, dan kurang aktivitas fisik.

Faktor risiko tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga berdasarkan proses

patofisiologinya yaitu faktor predisposisi, gaya hidup, dan biomedikal. Faktor

predisposisi yaitu umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, faktor gaya hidup

yaitu merokok, pola makan yang tidak sehat, minum alkohol, kurang aktivitas,

obesitas, serta faktor risiko biomedikal yaitu dislipidemia, hipertensi, dan diabetes

melitus.

Jenis kelamin merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut World Heart Federation (2012), risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah lebih besar pada laki-laki daripada perempuan akan tetapi perempuan post

menopause mempunyai risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lebih tinggi.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

3

Universitas Indonesia

Riwayat penyakit keluarga merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah (Macleod & Mcnally, 2008). Menurut Ditjen PP & PL

Kemenkes RI (2011), adanya riwayat keluarga yang mempunyai penyakit jantung

dan pembuluh darah meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit jantung

dan pembuluh darah.

Merokok adalah faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah utama yang

dapat diperbaharui (Rehill, Beck, Yeo, & Yeo, (2006). Menurut Mahan &

Escott-Stump (2008), merokok menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalan

darah, meningkatkan kadar trigliserida dan LDL, serta menurunkan kadar HDL

sehingga berisiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut

Libby et al (2008), merokok satu batang saja sehari meningkatkan risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Pola makan tidak sehat adalah pola makan yang mengandung kalori, lemak,

protein, garam yang tinggi akan tetapi rendah serat. Menurut Ditjen PP & PL

Kemenkes RI (2010), yang dimaksud dengan pola makan tidak sehat adalah

makan makanan asin ≥ 1 kali/hari, makan makanan tinggi lemak ≥ 1 kali/hari,

makan makanan/minumam manis ≥ 1 kali/hari, kurang sayur (makan sayur < 2

kali (porsi)/hari, kurang buah (< 3kali (porsi)/hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hu, Manson, dan Willett pada tahun 2001,

terdapat hubungan mengonsumsi lemak dengan kejadian penyakit jantung koroner

(WHO, 2007). Konsumsi lemak yang tinggi (lebih dari 1/3 total kalori) akan

meningkatkan saturasi lemak dalam darah (Kasim-Karakas et al. dalam WHO,

2007). Penelitian yang sama yang dilakukan Hooper et al. (2001), terdapat

hubungan angka kejadian dan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah

dengan konsumsi lemak (WHO, 2007).

Konsumsi garam yang berlebih menjadi faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stamler et al. Pada

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

4

Universitas Indonesia

tahun 1991 bahwa peningkatan konsumsi garam menyebabkan peningkatan

tekanan darah dan menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh

darah (WHO, 2007). Pernyataan yang sama dengan Libby et al. (2008), konsumsi

garam yang tinggi akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah.

Konsumsi buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan penyakit jantung dan

pembuluh darah melalui mikronutrisi, antioksidan, flavonoid, serat dan kalium

yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran (WHO, 2007). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Radhika, Sudha, Mohan Sathya, Ganesan, &

Mohan (2008) peningkatan konsumsi buah-buahan dan sayuran setiap hari

menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga jika tidak

mengonsumsi buah-buahan dan sayuran akan meningkatkan risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Kurang aktivitas fisik merupakan aktivitas sehari-hari yang ringan seperti berdiri,

berjalan pelan, mengangkat benda ringan, naik beberapa tangga tanpa melakukan

olahraga (jalan kaki, joging, lari, lari di tempat, bulu tangkis, sepak bola,

berenang, senam, sepeda) dengan lama olahraga minimal 30 menit/hari, dan

frekuensi 3 hari/minggu (Kusmana, 2006 & Physical Activity Guidelines for

Americans, 2009). Menurut laporan Wei et al dalam Brown (2010); Blair et al.

(1989); Dubbert et al. (2002; Farrell et al. (1998) dan Wannamethee & Shaper

(2001) diketahui bahwa kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah dan menyebabkan kematian pada semua kasus

penyakit jantung dan pembuluh darah.

Minum alkohol merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

(Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2010). Menurut Libby et al. (2008) minum

alkohol dua kali sehari akan menyebabkan risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah akan tetapi jika diminum frekuensi 2-7 sekali dalam seminggu maka akan

menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut Klatsky

(2009), alkohol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

5

Universitas Indonesia

jika diminum lebih dan sama dengan tiga kali sehari sesuai dengan ukuran

standar.

Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang berlebih dengan indeks masa

tubuh ≥ 27 Kg/m2 (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2010). Berdasarkan penelitian

studi kasus Framingham Heart Study pada tahun 2002 obesitas menjadi faktor

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Pernyataan yang sama menurut

Wannamethee & Shaper pada tahun 2001 terdapat saling keterkaitan antara

obesitas dengan risiko peningkatan penyakit jantung koroner, hipertensi, angina,

stroke, diabetes dan merupakan beban mayor pada kesehatan jantung dan

pembuluh darah.

Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh

darah. Peningkatan kadar kolesterol dan peningkatan kolesterol LDL serta

penurunan kadar HDL berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh

darah (Girard-Mauduit, 2010).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg (Chobanian et al., 2003). Peningkatan tekanan

darah akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Hasil

penelitian Framingham Heart Study menunjukkan bahwa tekanan darah sisitolik

130-139 mmHg dan tekanan diastolik 85-89 mmHg akan meningkatkan risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah dua kali dibandingkan dengan tekanan

darah kurang dari 120/80 mmHg (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2010).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang secara genetik

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat (Price, 2006). Menurut Bonow dan Gheorghiade (2004), penyakit

jantung dan pembuluh darah akan meningkat menjadi 2 sampai 4 kali pada

penderita diabetes melitus.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

6

Universitas Indonesia

Menurut Libby et al. (2008), seseorang akan berisiko penyakit jantung dan

pembuluh darah jika terpapar dengan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah. Perkiraan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

dapat dilakukan dengan menskoring risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Skoring tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah adalah menghitung

faktor risiko dan memperkirakan terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah

dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat dilakukan usaha pencegahan. Pada

saat ini banyak metode yang digunakan untuk menskoring tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah. Rekomendasi WHO (2007) untuk skoring tingkat

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada Asia Tenggara adalah skoring

menggunakan skema World Health Organization International Society for

Hypertension (WHO/ISH). Skoring ini memprediksi tingkat risiko penyakit

jantung dalam kurun waktu 10 tahun dan bertujuan sebagai pendekatan intervensi

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Gereja Pasar Minggu adalah suatu komunitas yang mempunyai pelayanan

kesehatan berupa balai pengobatan umum yang disebut sebagai klinik gereja yang

dibuka untuk jemaat setiap hari Sabtu dan Minggu dimana tenaga kesehatan

dalam pelayanan ini terdiri dari dokter, bidan, dan perawat. Selain pengobatan,

klinik tersebut memberikan pelayanan promosi dan pencegahan penyakit dengan

pelayanan senam pagi setiap sabtu dan pelayanan ini sudah berlangsung pada

tahun 2010. Akan tetapi berdasarkan Laporan Kerja Statistik dan Keuangan

tahun 2011 Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu pada tahun 2011

terdapat 41,7 % kematian dari jumlah total kematian pada tahun 2011di gereja

HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu merupakan akibat penyakit jantung

dan pembuluh darah (cerebrovascular disease dan penyakit jantung koroner).

Oleh karena itu perlu deteksi dini adanya penyakit jantung dan pembuluh darah

melalui deteksi faktor risiko dan skoring tingkat risiko penyakit jantung sehingga

dapat mengurangi angka kejadian dan kematian penyakit jantung dan pembuluh

darah karena. Dalam hal ini, perawat yang merupakan bagian integral dari tenaga

kesehatan mempunyai peran dalam deteksi faktor risiko penyakit jantung dan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

7

Universitas Indonesia

pembuluh darah untuk menurunkan angka kematian dan kejadian penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Berdasarkan data klinik gereja, ditemukan adanya distribusi faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah yaitu faktor biomedikal penyakit jantung dan

pembuluh (hipertensi sebesar 23, 2 %, dislipidemia 13, 4 %, diabetes melitus

sebesar 12, 3 %) dan berdasarkan hasil survei dengan wawancara dan pengisian

kuisioner pada tanggal 22 April 2012 terhadap 45 jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu yang berumur 40 tahun ke atas, terdapat faktor

gaya hidup kurang sehat yang tinggi yaitu kurang malakukan aktivitas fisik

(tidak melakukan olahraga tiga kali seminggu) sebesar 77, 78 %, makan makanan

asin setiap hari sebesar 66,76 %, makan makanan berlemak setiap hari (55,56 %),

konsumsi buah kurang dari 3 porsi setiap hari sebesar 75,56 %, konsumsi sayuran

kurang dari dua kali sehari sebesar 66,67 %, makan dan minum yang manis

sebesar 80 %, merokok sebesar 28 % dan riwayat merokok 9 %. Selain itu

ditemukan juga faktor predisposisi yang tinggi yaitu riwayat keluarga dimana

dari 45 responden terdapat 20 % yang mempunyai riwayat keluarga (orang tua)

menderita penyakit jantung dan pembuluh darah.

Mengingat tingginya angka kematian penyakit jantung dan pembuluh darah pada

jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu dan terdapat distribusi

faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (gaya hidup yang tidak sehat,

faktor biomedikal, dan faktor predisposisi) dapat dikategorikan menjadi kelompok

yang berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah dan belum

diketahuinya angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga

diperlukan suatu upaya penanganan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung

dan pembuluh darah. Oleh karena itu perawat yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan mempunyai peranan untuk melakukan pencegahan

primer dan sekunder terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu

dengan mendeteksi faktor risiko, melakukan skoring tingkat risiko serta

memberikan intervensi pencegahan yang tepat pada jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

8

Universitas Indonesia

1.2. Rumusan Masalah

Tingginya angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi

masalah kesehatan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini dan menjadi beban

ganda penyakit dimana masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani,

penyakit tidak menular semakin meningkat diantaranya penyakit jantung dan

pembuluh darah. Oleh karena itu diperlukan upaya dalam mengatasi masalah

tersebut dan perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan mempunyai peranan

dalam mengatasi masalah tersebut. Peran perawat sebagai tindakan promotif dan

preventif adalah dengan mengendalikan faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah melalui deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah di masyarakat dan melakukan skoring tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah serta memberikan edukasi dan konsultasi untuk mencegah

penyakit jantung dan pembuluh darah.

Salah satu komunitas yang berisiko tinggi mempunyai risiko penyakit jantung

dalam pembuluh darah adalah jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian penyakit jantung dan

pembuluh darah, tingginya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

baik faktor predisposisi, gaya hidup, dan faktor biomedikal dan sampai saat ini

belum diketahui penelitian terkait analisis faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

dan perawat mempunyai peranan yang penting dalam usaha pencegahan penyakit

tersebut maka peneliti ntertarik meneliti faktor-faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah pada jemaat HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

9

Universitas Indonesia

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengidentifikasi :

1.3.2.1. Karakterisistik responden (jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan).

1.3.2.2. Faktor risiko (jenis kelamin dan umur, riwayat keluarga, merokok, pola

makan yang tidak sehat, minum alkohol, kurang aktivitas, obesitas,

dislipidemia, hipertensi, dan diabetes melitus) responden sebagai faktor

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

1.3.2.3. Tingkat risikopenyakit jantung dan pembuluh darah.

1.3.2.4. Hubungan faktor risiko (jenis kelamin dan umur, riwayat keluarga,

merokok, pola makan yang tidak sehat, minum alkohol, kurang aktivitas,

obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan diabetes melitus) responden

dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

1.3.2.5. Faktor risiko yang dominan yang berhubungan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah.

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan berguna dalam pelayanan keperawatan, penelitian

keperawatan, pelayanan kesehatan klinik Gereja Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu, dan jemaat Gereja Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

1.4.1. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan peran

keperawatan dalam promotif dan preventif kesehatan yaitu mendeteksi risiko dan

tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta memberikan intervensi

keperawatan dalam pengendalian faktor risiko dan penurunan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah.

1.4.2. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai data pendahuluan untuk

penelitian keperawatan terkait efektifitas deteksi dini penyakit jantung dan

pembuluh darah dan skoring tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

10

Universitas Indonesia

1.4.3. Pelayanan Kesehatan Klinik Gereja Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi pendahuluan untuk melakukan

program pelayanan kesehatan di Klinik Gereja Pasar Minggu dalam rangka

meningkatkan kesehatan jemaat Gereja Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

11 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjuan teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah mengenai definisi penyakit

jantung dan pembuluh darah, faktor risiko, skoring risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah, strategi pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah,

peran perawat dalam pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah, serta

kerangka teori.

2.1. Definisi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Menurut Greenawalt (2008) dan Brown (2010), penyakit jantung dan pembuluh

darah merupakan sekumpulan penyakit jantung dan pembuluh darah arteri pada

jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini terdiri dari penyakit jantung

koroner, cerebrovascular disease, hipertensi, peripheral arterial disease, penyakit

jantung rheumatik, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, trombosis vena

dalam.

Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI (2011) mendefinisikan penyakit

jantung dan pembuluh darah adalah penyakit jantung dan pembuluh-pembuluh

darah dan penyakit yang termasuk dalam kelompok jantung dan pembuluh darah

adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak,

penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung rematik, gagal jantung, penyakit

jantung katup, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung bawaan,

kardiomiopati (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011).

Menurut Framingham Heart Study (2012) penyakit jantung dan pembuluh darah

secara umum adalah penyakit jantung koroner, cerebrovascular disease,

peripheral arterial disease, dan gagal jantung. Pada penelitiam ini yang dimaksud

dengan penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit jantung koroner,

cerebrovascular disease, peripheral arterial disease, dan gagal jantung.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

12

Universitas Indonesia

2.2. Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah adalah suatu kondisi yang

secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit jantung dan

pembuluh darah pada seseorang dan atau kelompok tertentu (Ditjen PP & PL

Kemenkes RI, 2011). Seseorang yang terpapar dengan salah satu faktor risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah akan berisiko terhadap penyakit jantung

dan pembuluh darah (Libby et al., 2008).

Kategori atau klasifikasi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah terdiri

dari beberapa pendapat. Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

menurut Libby et al. (2008) terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, dan riwayat penyakit keluarga, dan yang

termasuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah merokok, dislipidemia,

tekanan darah tinggi, obesitas, alkohol, pola makan, kurang aktivitas fisik.

Menurut Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2011) faktor risko penyakit jantung dan

pembuluh darah adalah riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, hipertensi,

merokok, diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, kurang aktivitas fisik, pola

makan, minum minuman beralkohol, dan stress.

Menurut Goldston & Davidson (2004), faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dibagi menjadi lima yaitu faktor gaya hidup, faktor biomedikal,

faktor farmakologi, faktor non farmakologi, dan faktor psikologi dan sosial.

Faktor risiko gaya hidup terdiri dari merokok, pola makan yang tidak sehat,

mengonsumsi alkohol, kurang aktivitas, dan obesitas (kelebihan berat badan).

Faktor risiko biomedikal adalah dislipidemia, peningkatan tekanan darah

(hipertensi), dan diabetes melitus.

Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang telah dipaparkan

sebelumnya dapat dikategorikan menjadi tiga berdasarkan proses patofisiologinya

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

13

Universitas Indonesia

yaitu faktor predisposisi, gaya hidup, dan biomedikal (Libby et al., 2008) dan

bagian faktor tersebut menjadi variabel penelitian ini.

2.2.1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi yaitu umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.

2.2.1.1. Umur

Umur merupakan faktor risiko mayor penyakit jantung dan pembuluh darah

(Davis, 2004 7 & Billy et al., 2008). Peningkatan umur akan menyebabkan

penebalan dinding ventrikel jantung, dilatasi pembuluh arteri, dan penurunan

elastisitas pembuluh darah arteri sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah. Bertambahnya umur berhubungan dengan proses

aterosklerosis dimana peningkatan umur meningkatkan proses aterosklerosis

sehingga menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko Penyakit

jantung dan pembuluh darah meningkat pada umur 55 tahun ke atas untuk laki-

laki dan di atas 65 tahun untuk perempuan (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011

& World Heart Federation, 2012).

Menurut hasil penelitian analitik Sihombing terhadap data sekunder Riskesdas

tahun 2007 diperoleh hasil bahwa resiko hipertensi meningkat pada kelompok

umur 55 tahun ke atas menderita hipertensi sebesar 8,37 kali dibandingkan

kelompok umur 18-24 tahun dengan Confidential Interval 95 %.

2.2.1.2. Jenis kelamin

Jenis kelamin mempunyai pengaruh terjadinya penyakit jantung dan pembuluh

darah. Menurut World Heart Federation (2012), risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah lebih besar pada laki-laki daripada perempuan akan tetapi

perempuan post menopause mempunyai risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah lebih tinggi. Hal ini dikarenakan perempuan yang belum mengalami

menopause terlindung oleh kadar kolesterol HDL yang tinggi sebagai pelindung

dalam mencegah aterosklerosis.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

14

Universitas Indonesia

2.2.1.3. Riwayat Keluarga

Riwayat penyakit keluarga merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah (Davis, 2004, Macleod & Mcnally, 2008). Menurut Ditjen

PP & PL Kemenkes RI (2011), adanya riwayat keluarga yang mempunyai

penyakit jantung dan pembuluh darah meningkatkan risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki

penyakit jantung dan pembuluh darah.

2.2.2. Faktor Gaya Hidup

Faktor gaya hidup yaitu merokok, pola makan yang tidak sehat, minum alkohol,

kurang aktivitas fisik, obesitas.

2.2.2.1. Merokok

Merokok adalah menghisap rokok minimal satu batang dan berhenti merokok

dalam kurun waktu kurang dari satu tahun dikategorikan sebagai perokok (WHO,

2007). Merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

utama yang dapat diperbaharui (Rehill, Beck, Yeo, & Yeo, (2006). Zat nikotin

dalam rokok menyebabkan produksi katekolamin sehingga pembuluh darah

mengalami vasokontriksi, meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan

penggunaan oksigen.

Menurut Nelms, Sucher, dan Long (2007), merokok dapat menyebabkan

kerusakan endothelial, inflamasi, dan menyebabkan aterosklerosis. Menurut

Mahan & Escott-Stump (2008), merokok menyebabkan peningkatan kadar

kolesterol dalam darah, meningkatkan kadar trigliserida dan LDL, serta

menurunkan kadar HDL sehingga berisiko terjadinya penyakit jantung dan

pembuluh darah.

Menurut Libby et al. (2008), merokok satu batang saja sehari meningkatkan risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah dan berhenti merokok kurang dari setahun

merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (WHO, 2007).

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

15

Universitas Indonesia

2.2.2.2. Pola makan yang tidak sehat

Pola makan tidak sehat adalah pola makan yang mengandung kalori, lemak,

protein, garam yang tinggi akan tetapi rendah serat. Menurut Ditjen PP & PL

Kemenkes RI (2010), yang dimaksud dengan pola makan tidak sehat adalah

makan makanan asin ≥ 1 kali/hari, makan makanan tinggi lemak ≥ 1 kali/hari,

makan makanan/minumam manis ≥ 1 kali/hari, kurang sayur (makan sayur < 2

kali (porsi)/hari, kurang buah (< 3kali (porsi)/hari.

Menurut Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2010), makanan asin yang merupakan

faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah adalah telur asin, ikan asin,

kecap asin, keripik kentang asin dan keripik sejenisnya yang mengandung garam,

keju, daging kaleng, saos tomat dan cabe. Menurut Waspadji & Suyono ( 2007),

makanan yang mengandung garam sekitar 6 gram dan merupakan faktor risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah adalah mie basah 2 gelas, mie kering 1

gelas, roti putih 3 iris, ikan asin kerung 1 potong kecil, kerang ½ gelas, corned

beef 3 sendok makan, biskuit 4 buat potong besar, keju 1 potong kecil, ham 1 ½

potong kecil, fried chicken 1 potong, kecap, tauco, air kaldu, sosis ½ potong.

Menurut penelitian, konsumsi garam yang berlebih menjadi faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Stamler et al pada tahun 1991 bahwa peningkatan konsumsi garam menyebabkan

peningkatan tekanan darah dan menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung

dan pembuluh darah (WHO, 2007). Pernyataan yang sama dengan Libby et al.

(2008), konsumsi garam yang tinggi akan meningkatkan risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah. Kadar garam yang direkomendasikan oleh WHO (2003)

adalah 5 gram setiap hari setara dengan 1 sendok teh dan menurut penelitian

Michaud et al. dalam WHO (2003), konsumsi garam 6 gram setiap hari

meningkatkan tekanan darah 5 mmHg pada umur 15-19 tahun dan meningkatkan

tekanan darah sebesar 10 mmHg pada umur 60-69 tahun.

Makanan tinggi lemak adalah sop buntut, sate, pizza, burger, makanan gorengan,

daging sosis, daging kaleng, kulit ayam/bebek, kambing, jerohan, masakan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

16

Universitas Indonesia

bersantan, kuning telur (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2010). Menurut Waspadji

& Suyono ( 2007), makanan yang mengandung lemak yang sedang dan tinggi

dirinci lebih jelas pada tabel 2.2.2.2.

Tabel 2.2.2.2. Kandungan lemak pada makanan

Bahan Makanan Ukuran Rumah

Tangga Kandungan lemak tinggi

Kandungan lemak sedang

Babat 1 potong sedang V Daging sapi 1 potong sedang V Daging kambing 1 potong sedang V Hati babi 1 potong sedang V Hati sapi 1 potong sedang V Otak 1 potong besar V Telur ayam 1 butir V Telur bebek 1 butir V Usus sapi 1 potong besar V Ham 1 ½ potong kecil V Kuning telur ayam 4 butir V Keju 1 potong kecil V Tepung susu penuh 6 sendok makan V Fried chicken 1 potong V Bebek goring 1 porsi v Rendang daging 1 porsi v Gulai Tunjang 1 porsi v Hamburger 1 porsi v Pizza 1 porsi v Mie Baso 1 porsi v Mie Pangsit 1 porsi v Martabak manis 1 porsi v Martabak telur 1 porsi v Bakwan goring 1 potong besar v Lapis legit 3 potong v Kue lumpur 3 buah v Kue sus 3 buah v Pastel 4 buah v Sumber : Waspadji, S & Suyono, S. (2007). Daftar bahan makanan penukar : petunjuk praktis perencanaan makan sehat, seimbang, dan bervariasi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hu, Manson, Willett (2001), terdapat

hubungan mengonsumsi lemak dengan kejadian penyakit jantung koroner.

Konsumsi lemak yang tinggi (lebih dari 1/3 total kalori) akan meningkatkan

saturasi lemak dalam darah (Kasim-Karakas et al., 2000). Penelitian yang sama

yang dilakukan Hooper et al. (2001), terdapat hubungan angka kejadian dan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

17

Universitas Indonesia

kematian penyakit jantung dan pembuluh darah dengan konsumsi lemak (WHO,

2007).

Konsumsi buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan penyakit jantung dan

pembuluh darah melalui mikronutrisi, antioksidan, flavonoid, serat dan kalium

yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran (WHO, 2007). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Radhika, Sudha, Mohan Sathya, Ganesan, &

Mohan, (2008) peningkatan konsumsi buah-buahan dan sayuran setiap hari

menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga jika tidak

mengonsumsi buah-buahan dan dan sayuran akan meningkatkan risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah. Porsi atau frekuensi konsumsi sayuran dan buah-

buahan yang dianjurkan Ditjen PP & PL (2011) adalah ≥ 2 porsi sayur setiap hari,

≥ 3 porsi setiap hari.

2.2.2.3. Minum Alkohol

Minum alkohol merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

(Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2010). Minuman yang mengandung alkohol

adalah bir, whiskey, anggur, cap orang tua, cap tikus, sopi, tuak (Ditjen PP & PL

Kemenkes RI, 2010). Minum alkohol 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya akan

berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Satu satuan gelas ukuran standar

mengandung 8 – 13 g etanol terdapat dalam 1 gelas/ botol kecil/ kaleng (285 –

330 ml) bir, 1 gelas piala (120 ml) anggur, 1 sloki (30 ml) whiskey (Riset

Kesehatan Dasar, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah dengan menggunakan data

sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 ditemukan

hasil bahwa minum alkohol minimal 1 bulan terakhir berisiko menderita

hipertensi sebesar 1,12 kali dibandingkan dengan tidak mengonsumsi alkohol.

Menurut Libby et al. (2008) minum alkohol dua kali sehari sesuai ukuran standar

akan menyebabkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah akan tetapi jika

diminum frekuensi 2-7 kali dalam seminggu maka akan menurunkan risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut Klatsky (2009), alkohol dapat

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

18

Universitas Indonesia

meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah jika diminum lebih

dan sama dengan tiga kali sehari.

2.2.2.4. Kurang aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan dari kontraksi

muskuloskletal sehingga meningkatkan energi dan meningkatkan kesehatan

(Physical Activity Guidelines for Americans, 2008). Pergerakan tubuh ini dibagi

menjadi dua kategori yaitu baseline activity dan health enhancing physical

activity. Baseline Activity merupakan aktivitas sehari-hari yang ringan seperti

berdiri, berjalan pelan, mengangkat benda ringan, naik beberapa tangga. Health

enhancing physical activity adalah aktivitas yang ditambah dengan aktivitas yang

meningkatkan kesehatan yaitu brisk walking atau joging, jumping rope, dancing,

yoga, bersepeda, berenang

Physical Activity Guidelines for Americans (2008) membagi empat level dari

aktivitas fisik :

1. Inactive adalah aktivitas sehari-hari yang merupakan baseline activity saja

tanpa melakukan aktivitas yang lain.

2. Low activity adalah aktivitas melebihi aktivitas baseline yaitu melakukan

aktivitas yang energik tetapi dilakukan hanya 150 menit dalam satu minggu.

Aktivitas energik yang dimaksud adalah race walking, joging, berenang, tenis,

aerobic dancing, bersepeda, jumping rope.

3. Medium Activity adalah baseline activity ditambah aktivitas yang energik

tetapi dilakukan diantara 150-300 menit dalam satu minggu

4. High activity adalah kegiatan aktivitas energik dengan intensitas lebih dari 300

menit dalam satu minggu.

Menurut Kusmana (2006) aktivitas fisik atau yang dikenal dengan olahraga

maupun aerobik adalah setiap aktivitas fisik yang dapat memacu jantung dan

peredaran darah serta pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup

lama sehingga menghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh. Adapun jenis

olahraga yang dapat meningkatkan kesehatan adalah jalan kaki, joging, lari, lari di

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

19

Universitas Indonesia

tempat, bulu tangkis, sepak bola, berenang, senam, sepeda dan nilai erobik yang

paling tinggi dan mudah dilakukan adalah berenang, berlari, joging, jalan kaki.

Pencapaian efektifitas olahraga atau aktivitas fisik harus memenuhi tiga huruf

yaitu FIT (Kusmana, 2006). FIT merupakan singkatan dari frekuensi, intensitas,

tempo. Frekuensi adalah banyaknya olahraga dalam seminggu yang member efek

latihan. Intensitas mengandung arti berat beban latihan yang diberikan agar

memberi efek tanpa membahayakan. Sedangkan yang dimaksud dengan tempo

latihan adalah jangka waktu atau lamanya latihan diberikan agar memberikan

manfaat bagi kesehatan tubuh.

Cooper sebagai penganjur olahraga erobik menyampaikan bahwa semakin sering

berolahraga maka akan semakin baik buat kesehatan. Akan tetapi setelah

melakukan pengamtaan yang lama akhirnya dia mengakui bahwa olahraga tiga

kali seminggu sudah cukup untuk kesehatan dan olahraga yang melebihi lima kali

dalam seminggu akan menimbulkan berbagai komplikasi secara psikologis

maupun fisiologis seperti cidera pada tungkai.

Kusmana (2006) menganjurkan frekuensi olahraga minimal tiga kali seminggu

pada hari yang bergantian, artinya selang sehari, hari ini olahraga, besok tidak

olahraga. Hal ini dikarenakan tubuh memerlukan pemulihan setelah selesai

olahraga sehingga memberikan kesempatan kepada otot dan persendian untuk

memulihkan diri. Hal yang sama yang dianjurkan Ditjen PP & PL Kemenkes RI

(2011), olahraga dilakukan tiga sampai empat kali dalam seminggu dengan durasi

tiga puluh menit setiap olahraga.

Intensitas atau yang dikenal dengan berat beban latihan atau dosis latihan yang

diberikan kepada setiap orang berbeda. Hal ini tergantung terhadap kekuatan

jantung. Beban yang diterima oleh jantung adalah sekitar 60-80 % dari kekuatan

maksimal jantung. Oleh karena itu olahraga sudah cukup memperbaiki atau

meningkatkan kemampuan jantung bila diberi beban antara 60-80 % dan jika

dilakukan sampai batas maksimal jantung akan menyebabkan kelemahan dan

membahayakan kesehatan (Kusmana, 2006). Tempo latihan atau jangka waktu

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

20

Universitas Indonesia

atau lamanya latihan akan mempengaruhi efektifitas olahraga. Penelitian

menunjukkan bahwa latihan antara 20-60 menit sudah dapat memperlihatkan

efektifitas dari olahraga jika dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu dan

dalam jangka waktu setengah bulan dan akan mencapai optimal jika dilakukan

selama enam bulan (Kusmana, 2006).

Berdasarkan pemaparan di atas (Kusmana, 2006 & Physical Activity Guidelines

for Americans, 2009), dapat disimpulkan bahwa kurang aktivitas fisik merupakan

aktivitas sehari-hari yang ringan seperti berdiri, berjalan pelan, mengangkat benda

ringan, naik beberapa tangga tanpa melakukan olahraga (jalan kaki, joging, lari,

lari di tempat, bulu tangkis, sepak bola, berenang, senam, sepeda) dengan lama

olahraga minimal 30 menit/ hari, dan frekuensi 3 hari/minggu. Menurut laporan

Blair et al., 1989; Dubbert et al., 2002; Farrell et al., 1998; Wannamethee &

Shaper, 2001; Wei et al., 1999 dalam Brown (2010) diketahui bahwa kurang

aktivitas fisik merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan

menyebabkan kematian pada semua kasus penyakit jantung dan pembuluh darah.

Aktivitas fisik akan memperbaiki sistem kerja jantung dan pembuluh darah

dengan meningkatkan efisiensi kerja jantung, melebarkan pembuluh darah dan

membuat kolateral atau jalan baru jika ada penyempitan pembuluh darah koroner

serta mencegah timbulnya pengumpulan darah sehingga menurunkan risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

dalam bentuk survei Monica pada tahun 1983 yang dilakukan terhadapa 2040

orang di kecamatan wilayah Jakarta Selatan menunjukkan bahwa masyarakat yang

teratur berolahraga atau bekerja fisik cukup berat mempunyai persentase terendah

untuk menderita hipertensi maupun penyakit jantung koroner (Arisman, 2008).

2.2.2.5. Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan berat badan lebih dengan indeks masa

tubuh ≥ 30 Kg/m2 (WHO, 2007) dan di Indonesai indeks masa tubuh yang

dikategorikan sebagai obesitas adalah ≥ 27 Kg/m2 (Ditjen PP & PL Kemenkes RI,

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

21

Universitas Indonesia

2010). Indeks masa tubuh merupakan suatu angka yang didapat dari hasil berat

badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.

Berdasarkan penelitian studi kasus, obesitas menjadi faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah (The Framingham Heart Study dalam Joshi, Day,

Lubowski, & Ambegaonkar (2005)). Penelitian yang sama yang dilakukan oleh

Joshi et al pada tahun di 2005 di Amerika Serikat bahwa obesitas merupakan

faktor risiko peningkatan tekanan darah dan penurunan kadar HDL. Pernyataan

yang sama menurut Wannnamethee pada tahun 2005 terdapat saling keterkaitan

antara obesitas dengan risiko peningkatan penyakit jantung koroner, hipertensi,

angina, stroke, diabetes dan merupakan beban penting pada kesehatan jantung dan

pembuluh darah. Menurut penelitian Mokdad, Ford, Bowman, Dietz, Vinicor,

Bales, et al (2003) bahwa obesitas mempengaruhi faktor risiko biomedikal yaitu

hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus.

2.2.3. Faktor Biomedikal

Faktor risiko biomedikal yaitu dislipidemia, hipertensi, dan diabetes melitus.

2.2.3.1. Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan

maupun penurunan kadar fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang

paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan

kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL.

Menurut Brown (2000), dislipidemia ditegakkan jika rasio kolesterol total

terhadap HDL adalah lebih dari 4,5 sedangkan menurut Enscyclopedia of food

(2002), diagnosis dislipidemia adalah kenaikan dari salah satu kadar lipid

(berlebihan) seperti yang terlihat dalam tabel 2.2.3.1.

Tabel 2.2.3.1. Klasifiksi kadar lipid

Parameter yang diuji Kadar ( mg/dL) Optimal Border Line Berlebihan

Kolesterol total < 200 200-240 > 240 Kolesterol HDL ≥ 60 - ≤ 40 Kolesterol LDL < 100 100-160 > 160 Rasio Kolesterol /HDL < 4,5 4,5-5,5 > 5,5 Rasio LDL/HDL < 3 3-5 > 5 Trigliserida 150 150-200 > 200

Sumber : Enscyclopedia of food dalam Arisman (2008)

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

22

Universitas Indonesia

Menurut Brown (2010), penyebab dari dislipidemia adalah faktor genetik,

obesitas, diabetes melitus, merokok, dan kurang aktivitas.

Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh

darah. Peningkatan kadar kolesterol dan peningkatan kolesterol LDL serta

penurunan kadar HDL berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh

darah (Brown, 2008 & Girard-Mauduit, 2010). Libby et al. (2008) mengatakan

bahwa dislipidemia merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah. Peningkatan kadar kolesterol LDL 1 mg/dl akan menyebabkan risiko

penyakit jantung sebesar 2-3 %, penurunan kadar kolesterol HDL sebanyak 1

mg/dl akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 3-4 %

(National Cholesterol Education Program (NCEP) dalam Libby et al. (2008)).

2.2.3.2. Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik di atas dan sama dengan

140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik di atas atau sama dengan 90

mmHg pada pasien yang mengalami penyakit diabetes melitus dan penyakit

jantung. Pasien yang menderita penyakit diabetes melitus dan penyakit jantung

harus mempunyai tekanan darah di bawah 130/90 mmHg (Rosendorf et al., 2007

dalam Ignatavicius 2010). Sedangkan menurut Chobanian, Bakris, Black,

Cushman, Green, Izzo., et al. (2003) hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg yang diukur

sebanyak dua kali dan pengukurannya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penyebab

dari hipertensi adalah perubahan gaya hidup seperti kelebihan berat badan,

kelebihan konsumsi garam, dan konsumsi alkohol yang berlebih (Chobanian et

al., 2003).

Menurut Libby et al. (2008) hipertensi merupakan silent factor dan faktor mayor

penyakit jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah akan

meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Hasil penelitian

Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

23

Universitas Indonesia

tekanan diastolik 85-89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dua kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120/80

mmHg (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011).

2.2.3.3. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang secara genetik

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat (Price, 2006). Lewis et al. (2007) mendefinisikan diabetes melitus

(DM) sebagai penyakit kronik multisistem yang berhubungan dengan

ketidaknormalan produksi insulin, adanya gangguan penggunaaan insulin atau

kedua-duanya.

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2006), gejala DM ada dua yaitu

gejala klasik atau khas dan gejala tidak khas. Gejala khas DM berupa poliuria,

polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

sebabnya. Gejala tidak khas adalah lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur

dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika gejala klasik

ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL sudah cukup

untuk menegakkan diagnosis DM. Kedua, gejala tidak klasik dengan pemeriksaan

glukosa plasma puasa (puasa diartikan tidak mendapatkan kalori sedikitnya

delapan jam), gula darah puasa ≥ 126 mg/dL. Ketiga dengan Test Toleransi

Glucose Oral (TTGO) dengan beban 75 gram., hasil gula darahnya ≥ 200 mg/dL.

Menurut Bonow dan Gheorghiade (2004), penyakit jantung dan pembuluh darah

akan meningkat menjadi 2 sampai 4 kali pada penderita DM dan penyakit jantung

dan pembuluh darah merupkan penyebab kematian utama pada penderita diabetes

melitus dan sekitar 65 % kematian diabetes melitus disebabkan oleh penyakit

jantung koroner dan stroke.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

24

Universitas Indonesia

2.3. Skoring Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Menurut Libby et al. (2008), setiap orang yang terpapar dengan faktor risiko

predisposisi, faktor gaya hidup, dan faktor biomedikal berisiko terhadap penyakit

jantung dan pembuluh darah. Rendah atau tingginya risiko harus dideteksi secara

dini sehingga dapat dilakukan intervensi preventif. Cara deteksi tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah yang mudah, aman dan murah adalah

menskoring faktor risiko (Libby et al., 2008).

Skoring risiko penyakit jantung dan pembuluh darah adalah menjumlahkan faktor

risiko dan memperkirakan tingkat terjadinya penyakit jantung dan pembuluh

darah dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat dilakukan usaha pencegahan.

Pada saat ini banyak metode yang digunakan untuk menskoring penyakit jantung

dan pembuluh darah. Rekomendasi WHO (2007) untuk skoring risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah pada Asia Tenggara adalah skoring menggunakan

skema WHO/ISH dengan memprediksi penyakit jantung dan pembuluh darah

dalam kurun waktu 10 tahun. Hasil dari skoring ini dikategorikan menjadi tingkat

risiko rendah (< 10 %), sedang (10 - 19,9 %), tinggi (20 – 29, 9 %), sangat tinggi

(≥ 30 %). Kelebihan dari model ini adalah pendekatan intervensi dari hasil skoring

penyakit jantung dan pembuluh darah dan sudah diteliti dan dapat diterapakan di

Asia Tenggara termasuk Indonesia (WHO, 2007).

Pada model skoring, variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, tekanan

darah, kadar kolesterol total, dan adanya diabetes mellitus, serta merokok.

Menurut Lindholm, & Mendis (2007), tekanan darah, kadar kolesetreol, dan

adanya diabetes dapat mewakili faktor gaya hidup yang sehat sehingga model

skoring ini sudah mewakili faktor gaya hidup yang lain selain merokok.

Setelah diskoring melalui variabel yang telah disebutkan di atas, hasil skoring

berupa risiko yang dikategorikan menjadi empat tingkat risiko yaitu rendah (< 10

%), sedang (10 - 19,9 %), tinggi (20 – 29, 9 %), sangat tinggi (≥ 30 %). Adapun

Skema dan interpretasinya adalah dijelaskan pada skema 2.3.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

25

Universitas Indonesia

Skema 2.3. Skema Skoring WHO/ISH

Kategori skoring tingkat risiko sangat tinggi dapat juga dikategorikan tanpa

menggunakan skema di atas yaitu jika pasien mempunyai penyakit atau hasil

pengukuran sebagai berikut (WHO, 2007) :

1. Pasien dengan angina pektoris, CAD, miokard infark, transient ischaemic

attacks, stroke, peripheral vascular disease.

2. Pasien dengan ventrikel hipertropy dan hipertensi retinopati.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

26

Universitas Indonesia

3. Pasien dengan total kolestrol 320 mg/dL, LDL 240 mg/dl, rasio total

kolesterol dengan HDL > 8, tekanan darah persisten > 160-170 mmHg/100-

105 mmHg.

4. Pasien diabetes melitus dengan nefropaty dan renal disease.

5. Pasien dengan gagal ginjal.

2.4. Strategi Pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Tingginya angka kematian, kejadian, dan kecatatan penyakit jantung dan

pembuluh darah merupakan masalah utama kesehatan sehingga banyak upaya

yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut (Pearson, 2007). Usaha

mengatasi masalah tersebut, WHO pada tahun 2007 telah membuat program

pencegahan melalui pengkajian atau deteksi faktor risiko, skoring faktor risiko

untuk menentukan tingkat risiko dan manajemen risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah. Secara umum program pencegahan yang dianjurkan adalah :

1. Berhenti merokok.

2. Diet makanan sehat.

3. Olahraga teratur.

4. Menurunkan indeks massa tubuh kurang dari 25 kg/m2 .

5. Menurunkan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg.

6. Menurunkan kadar kolesterol kurang dari 190 mg/dL.

7. Menurunkan kadar kolesterol LDL kurang dari 115 mg/dL.

8. Mengontrol gula darah dalam batas normal.

9. Minum obat aspirin 75 jika ada hipertensi.

Berdasarkan hasil skoring rsiko penyakit jantung dan pembuluh darah menurut

WHO/ISH (2007), intervensi yang dilakukan secara rinci dijelaskan pada Tabel

2.4.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

27

Universitas Indonesia

Tabel 2.4. Intervensi tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sesuai skoring

WHO/ISH Kategori Skoring

� 30 % 20-30 % 10-20 % < 10 % Individu yang berada pada

kategori ini mempunyai risiko sedang ke tinggi penyakit jantung

dan pembuluh darah sehingga perlu dilakukan monitor faktor risiko setiap 3 -6 bulan sekali

Individu yang berada pada kategori ini

termasuk berisiko sedang sehingga perlu dilakukan monitor faktor risiko setipa 6 – 12 bulan sekali

Individu yang berada pada kategori ini, fokus intervensi

adalah menjaga gaya hidup sehat

TIDAK MEROKOK POLA MAKAN SEHAT

Olahraga minimal 30 menit setiap hari dan disesuaikan dengan kondisi kerja PENURUNAN BERAT BADAN

MENURUNKAN FREKUENSI MINUM ALKOHOL Minum obat anti hipertensi jika TD ≥ 160/100 mmHg dan gaya hidup sehat

Jika TD ≥ 130/80 mmHg dan tidak dapat

diturunkan, minum obat hipertensi

seperti diuretik, ACE inhibitor,

Ca Channel Blocker, Beta

Blocker

Jika TD ≥ 140/90 mmHg,

minum obat hipertensi

seperti diuretik, ACE inhibitor, Ca

Channel Blocker, Beta

Blocker

Jika TD ≥ 140/90 mmHg harus tetap menjaga

gaya hidup sehat dan perlu

melakukan pemeriksaan

ulang

Jika TD ≥ 140/90 mmHg harus tetap

menjaga gaya hidup sehat dan perlu

melakukan pemeriksaan ulang setiap dua tahun

Minum obat anti kolesterol jika kolesterol total ≥ 320 mg/dL Minum Obat DM jika kadar gukosa puasa > 6 mmol/L

Sumber : World Health Organization (2007)

2.5. Peran Perawat dalam Pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh

Darah.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat

maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan (Persatuan Perawat

Nasional Indonesia (PPNI), 2010).

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

28

Universitas Indonesia

Praktik keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan untuk klien, individu,

keluarga, dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan mulai dari

yang sederhana sampai yang kompleks. Asuhan keperawatan dapat dilakukan

melalui tindakan keperawatan mandiri dan atau kolaborasi dengan tim kesehatan

dan atau dengan sektor yang lain dan praktik keperawatan dapat diberikan di

sarana kesehatan dan praktik mandiri kesehatan (PPNI, 2010).

Asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang dinamis

dan siklik meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada

berbagai kondisi baik sehat maupun sakit.

Pengkajian keperawatan dilakukan untuk mengenali masalah kesehatan yang

dihadapi klien dan penyebab timbulnya masalah tersebut. Dengan dikenalinya

masalah dan penyebabnya dengan tepat akan mendasari penyusunan rencana

tindakan dengan efektif dan efisien. Rencana tindakan keperawatan akan dibuat

berdasarkan kebutuhan klien dan pelaksanaan praktik keperawatan akan dilakukan

sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama klien, keluarga, dan perawat.

Proses keperawatan tersebut dievaluasi terus menerus dan berkesinambungan

sehingga dapat dilakukan perbaikan atau modifikasi sesuai dengan hasil evaluasi

dan tujuan yang telah ditetapkan bersama klien. Tujuan yang telah ditetapkan

dapat berupa hilangnya gejala, menurunnya risiko, tercegahnya komplikasi,

meningkatnya pengetahuan, dan atau keterampilan kesehatan serta meninggalnya

klien dengan damai dan martabat.

Perawat dalam melakukan praktik keperawatan dapat berperan sebagai perawat

pelaksana keperawatan, pengelola keperawatan dan atau kesehatan, pendidik, dan

peneliti dan dalam tugasnya berfungsi secara mandiri.

Tindakan mandiri keperawatan meliputi tindakan terapi keperawatan, observasi

keperawatan, terapi komplementer, penyuluhan kesehatan, nasehat, dan

kounseling. Tindakan kolaborasi keperawatan dengan tim kesehatan lainnya atau

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

29

Universitas Indonesia

dengan sektor terkait lain meliputi pengembangan dan pelaksanaan program

kesehatan lintas sektoral untuk peningkatan kesehatan individu, keluarga,

masyarakat, perencanaan terhadap upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan

klien bersama tenaga profesi kesehatan lain.

Perawat yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai

peranan dalam pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu dengan

mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan

mempredisikan risiko sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat (Halcomb et

al., 2007). Menurut Goldston & Davidson (2003), perawat mempunyai peranan

dalam pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah melalui pencegahan

primer, sekunder, dan tersier.

Robinson (2007) mengatakan perawat mempunyai peranan dalam skoring tingkat

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Skoring faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah mempunyai dua fungsi dalam keperawatan yaitu

mengidentifikasi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga dapat

dilakukan pengkajian lanjut dan fungsi yang kedua adalah memberikan edukasi

dan konsultasi dalam menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

yaitu memonitor faktor risiko secara berkala, memberikan edukasi megenai gaya

hidup sehat (pola makan sehat, berhenti merokok, menurunkan frekuensi minum

alkohol, menurunkan berat badan, dan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga)

sebanyak 3 kali seminggu. June David, seorang perawat jantung dalam Robinson

(2007) mengatakan bahwa skoring faktor risiko berguna untuk mengetahui

masalah kesehatan dan membantu pelayanan kesehatan menangani masalah

kesehatan tersebut.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

30

Universitas Indonesia

2.6. KERANGKA TEORI

Dari tinjuan pustaka yang telah dipaparkan di atas dapat dirangkum menjadi

kerangka teori penelitian. Adapun kerangka teori penelitian adalah sebagai

berikut.

Skema 2.6. Kerangka Teori

Sumber : Diolah dari Libby et al. (2008), World Health Organization (2007), Goldston & Davidson (2004), Robinson (2007) dengan modifikasi penulis dari tinjuan pustaka

Faktor predisposisi : Umur Jenis kelamin Riwayat keluarga

Faktor biomedikal Dislipidemia Hipertensi Diabetes melitus

Faktor gaya hidup Merokok Pola makan yang tidak sehat Minum alkohol Kurang aktivitas fisik Obesitas

Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Skoring (tingkat) Risiko WHO/ISH • Rendah • Sedang • Tinggi • Sangat

Tinggi

Faktor psikologi dan sosial

Faktor Non Farmakologis

Faktor Farmakologis

Intervensi WHO/ISH

� Monitor faktor risiko secara berkala

� Pola Makan sehat � Berhenti merokok � Menurunkan frekuensi

minum alkohol � Menurunkan berat badan � Aktivitas fisik (olahraga)

3x/minggu

� Minum obat anti kolesterol

� Minum obat hipertensi

� Minum obat DM

Intervensi keperawatan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

31 Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bab ini menguraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi

operasional.

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini mencakup dua variabel yaitu variabel terikat dan

variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh yang terdiri faktor predisposisi (umur, jenis kelamin, dan riwayat

keluarga), faktor gaya hidup (merokok, pola makan yang tidak sehat, minum

alkohol, kurang aktivitas, obesitas), serta faktor biomedikal (dislipidemia,

hipertensi, dan diabetes melitus). Variabel terikat adalah tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah (rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi). Adapun

kerangka konsepnya adalah sebagai berikut :

Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor predisposisi Umur dan jenis kelamin

Riwayat keluarga

Faktor gaya hidup Merokok Pola makan yang tidak sehat Minum alkohol Kurang aktivitas fisik Obesitas

Faktor biomedikal Dislipidemia Hipertensi Diabetes melitus

Variabel Bebas Variabel Terikat

Tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

32

Universitas Indonesia

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1. Umur dan jenis kelamin mempunyai hubungan dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

3.2.2. Riwayat keluarga mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu.

3.2.3. Merokok mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu.

3.2.4. Pola makan yang tidak sehat mempunyai hubungan dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

3.2.5. Minum alkohol mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu.

3.2.6. Kurang aktivitas fisik mempunyai hubungan dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

3.2.7. Obesitas mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu.

3.2.8. Dislipidemia mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu.

3.2.9. Hipertensi mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu.

3.2.10. Diabetes Melitus mempunyai hubungan dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

33

Universitas Indonesia

3.2.11. Faktor risiko (umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, pola

makan yang tidak sehat, minum alkohol, kurang aktivitas, obesitas,

dislipidemia hipertensi, diabetes melitus) menjadi faktor dominan yang

berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.3. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat dan Cara Ukur

Hasil ukur Skala

Umur dan jenis kelamin

Umur adalah jumlah tahun yang telah dilalui sejak lahir sampai saat penelitian dan jenis kelamin yang dimiliki responden sejak lahir

Alat ukur : Kuisioner Cara ukur : Isi kuisioner

0: ≥ 55 tahun pada laki-laki dan ≥ 65 tahun pada perempuan 01: < 55 tahun pada laki-laki dan < 65 tahun pada perempuan

Nominal

Riwayat keluarga

Adanya riwayat anggota keluarga yaitu orang tua kandung dan saudara kandung yang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah

Alat ukur : Kuisioner Cara ukur : Isi kuisioner

0 : memiliki riwayat keluarga 1 : tidak memiliki riwayat keluarga

Nominal

Merokok Merokok minimal satu batang rokok sehari sampai responden diteliti atau mempunyai riwayat merokok kurang dari satu tahun sebelum penelitian dilakukan

Alat ukur : Kuisioner Cara ukur : Isi kuisioner

0 : merokok 1 : tidak merokok

Nominal

Pola makan tidak sehat

Makan makanan yang asin, makanan makanan tinggi lemak, makan sayur < 2 kali atau 2 porsi/ hari, makan buah < 3 kali atau porsi/ hari

Alat ukur : Kuisioner Cara ukur : Isi kuisioner

0 : pola makan tidak sehat 1 : pola makan sehat

Nominal

Minum Alkohol

Meminum alkohol minimal dua kali sehari sesuai ukuran standar

Alat ukur : Kuisioner Cara ukur : Isi kuisioner

0: minum alkohol 1: tidak minum alkohol

Nominal

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

34

Universitas Indonesia

Kurang Aktivitas Fisik

Tidak melakukan salah satu olahraga dengan lama olahraga minimal 30 menit dan frekuensi 3 kali/minggu

Alat ukur : Kuisioner Cara ukur : Isi kuisioner

0 : kurang aktivitas fisik 1: aktivitas fisik baik

Nominal

Obesitas Peningkatan Indeks Masa Tubuh ≥ 27 Kg/m2

Alat ukur : Indeks masa tubuh Cara ukur : menghitung indeks masa tubuh dengan satuan Kg/m2

0 : obesitas 1 : tidak obesitas

Nominal

Dislipidemia

Kenaikan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL Kadar kolesterol total yang diperikasa setelah puasa 12 jam

Cara ukur : mengukur kadar kolesterol darah Alat ukur : Fresh Capillary Blood Cholesterol Test

0 : dislipidemia 1 : tidak dislipidemia

Nominal

Hipertensi Peningkatan tekanan darah sistolik di atas dan sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik di atas atau sama dengan 90 mmHg dan atau sudah terdiagnosa penyakit hipertensi

Cara : Isi kuesioner, Mengukur tekanan darah pada saat responden dalam keadaan relax dan dilakukan sebanyak dua kali Alat ukur : kuesioner, tensimeter air raksa

0 : hipertensi 1 : tidak hipertensi

Nominal

Diabetes Melitus

Peningkatan kadar glukosa plasma puasa gula darah puasa ≥ 126 mg/dL dan atau sudah terdiagnosa penyakit DM

Cara ukur : Isi kuesioner dan mengukur kadar gula darah pusa Alat ukur : Fresh Capillary Blood Glocose Test

0 : diabetes melitus 1 : tidak diabetes melitus

Nominal

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

35

Universitas Indonesia

Berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Responden yang mempunyai salah satu faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, pola makan yang tidak sehat, minum alkohol, kurang aktivitas, dislipidemia,

Cara ukur : Menjumlahkan skor Alat ukur : lembar pengukuran berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah

1: berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah 0 : tidak berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Nominal

Tingkat risiko

Penilaian tingkat risiko dengan menggunakan skema WHO/ISH yang terdiri dari risiko rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi

Cara ukur : mengukur tingkat risiko Alat ukur : skema skoring risiko penyakit jantung dan pembuluh darah WHO/ISH

0 : sedang (10-19,9%) 1 : rendah (< 10 %),

Ordinal

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

36 Universitas Indonesia

BAB 4

METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel, tempat penelitian,

waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpul data, prosedur pengumpulan

data, dan analisis data.

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional cross sectional yaitu

melakukan observasi dan analisis faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah dan memprediksi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat

Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu yang terdiri dari jemaat dewasa yang beribadah di ibadah Umum

dan berdasarkan data pelayanan Zending Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu, jemaat dewasa yang menikah (prediksi umur ≥ 40 tahun) yang

aktif beribadah pada tanggal 15 April 2012 adalah sebanyak 420 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel dalam peneltian ini adalah jemaat dewasa HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu yang memenuhi kriteria inklusi sampel. Adapun kriteri inklusi dan

eksklusi adalah sebagai berikut :

Kriteria Inklusi :

1. Berumur lebih dan sama dengan 40 tahun

2. Bersedia mengikuti penelitian

3. Dapat membaca dan menulis

Kriteria eksklusi :

1. Menolak penelitian selama proses penelitian berlangsung.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

37

Universitas Indonesia

Besarnya sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah rumus sampel

estimasi proporsi dengan simple random sampling (Sastroasmoro & Ismail, 2010)

� =��

�. PQ

��

Keterangan :

n = jumlah sampel

z α = tingkat kemaknaan (5 %)

d = tingkat ketetapan absolut yang dikehendaki (10 %)

P = proporsi yang berisiko ( 50 % karena sebelumnya tidak diketahui)

Q = proporsi yang tidak berisiko

Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebesar 97 responden sedangkan

dalam penelitian jumlah respoden yang diperoleh adalah sebanyak 72 responden

sehingga tingkat ketetapan absolut menjadi berubah dari 0,1 menjadi 0,12.

4.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu Jakarta.

4.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu yaitu pada pada tanggal 19 Juni sampai

dengan 3 Juli 2012.

4.5. Etika Penelitian

Pertimbangan etika penelitian, meyakini bahwa responden dilindungi, dengan

memperhatikan aspek beneficience, freedom from harm, right to determination,

right to privacy, informed consent, right to fair treatment (Polit, Beck, & Hungler

2001). Sebelum penelitian, peneliti mengajukan permohonan uji etik dari komite

etik peneliti FIK UI. Sebagai upaya melindungi hak asasi dan kesejahteraan

responden maka peneliti melengkapi dengan bukti dalam bentuk surat keterangan

lolos kaji etik dari FIK UI dan surat izin penelitian dari FIK UI dan Gereja HKBP

Pasar Minggu Ressort HKBP Pasar Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

38

Universitas Indonesia

Pada penelitian ini, reponden diberi informasi tentang tujuan penelitian, manfaat,

dan harapan peneliti terhadap responden. Responden diberi kebebasan untuk

menentukan kesediaan mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela dan tanpa

paksaan dari pihak manapun. Setelah diberi penjelasan semua responden (72

responden) bersedia bersedia mengikuti penelitian.

Pada penelitian ini juga, respoden memperoleh manfaat yaitu responden

mengetahui status kesehatan sehingga dapat melakukan usaha peningkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pada penelitian ini peneliti melindungi

responden sehingga responden bebas dari rasa tidak aman dan bahaya. Sebelum

penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan prosedur penelitian kepada responden.

Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap risiko yang

mungkin terjadi akibat perlakuan penelitian selama 20 menit. Pada penelitian

tidak ditemukan adanya bahaya yang diakibatkan perlakuan penelitian.

Penelitian ini menjaga kerahasiaan informasi responden sehingga data yang

ditemukan tidak disebarluaskan dan yang mengetahui adalah peneliti dan data ini

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan data responden akan

dihanguskan dalam jangka waktu lima tahun.

Pada penelitian ini, responden mendapat perlakukan penelitian yang sama, yaitu

mengisi kuesioner, diukur berat badan dan tinggi badan, diukur tekanan darah,

kadar kolesterol total, dan kadar gula darah puasa serta menskoring tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah.

4.6. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dari penelitian ini adalah kuesioner (Lampiran 3), lembar

hasil pengukuran (Lampiran 4), lembar pengukuran berisiko penyakit jantung dan

pembuluh darah (Lampiran 5), lembar skoring tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah WHO/ISH (Lampiran 6), timbangan berat badan injak digital

untuk mengukur berat badan, meteran (microtoise) untuk mengukur tinggi badan,

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

39

Universitas Indonesia

tensi meter air raksa dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah, Fresh

Capillary Blood Glocose Test untuk mengukur gula darah dan Fresh Capillary

Blood Cholesterol Test untuk mengukur kadar kolesterol total.

Kuesioner terdiri dari bagian yaitu bagian I dan bagian II. Kuesioner bagian I

sekaligus merupakan faktor predisposisi, dan faktor biomedikal. Kuesioner yang

hanya memuat karakteristik responden adalah kuesioner bagian I2-I3. Kuesioner

yang memuat karakteristik responden sekaligus faktor predisposisi terdapat pada

kuesioner I4-I6 dan kuesioner yang memuat karakteristik responden dan faktor

biomedikal terdapat pada kuesioner I7.

Faktor predisposisi umur dan jenis kelamin akan diskoring bersama-sama dengan

nilai 0 jika umur < 55 tahun pada laki-laki dan < 65 tahun pada perempuan. Skor

1 jika umur ≥ 55 tahun pada laki-laki dan ≥ 65 tahun pada perempuan. Faktor

riwayat keluarga akan diberi skor 1 jika responden memiliki riwayat keluarga

(orang tua kandung dan saudara kandung) penyakit jantung dan pembuluh darah

(penyakit jantung koroner, cerebrovascular disease, peripheral arterial disease,

penyakit jantung rheumatik, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, trombosis

vena dalam) dan diberi skor 0 jika tidak memiliki riwayat keluarga penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Kuesioner bagian II merupakan alat pengumpul data faktor gaya hidup. II1-2

merupakan pernyataan faktor merokok. Jika jawaban pernyataan dijawab “tidak”

maka akan diberi skor 0 dan dikategorikan menjadi tidak merokok dan jika

pernyataan dijawab “ya” akan diberi skor 1 dan dikategorikan menjadi merokok.

Kuesioner II2-II6 merupakan pernyataan faktor pola makan tidak sehat.

Pernyataan ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif ada

pada pernyataan II3, II4 dan setiap pernyataan jawaban yang dijawab “tidak”

diberi skor 0 dan jawaban “ya” akan diberi skor 1. Pernyataan negatif ada pada

pernyataan II5 dan II6 dan setiap pernyataan jawaban yang dijawab “tidak” diberi

skor 1 dan jawaban “ya” akan diberi skor 0 lalu skor dijumlahkan. Jika jumlah

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

40

Universitas Indonesia

skor 0 maka dikategorikan pola makan sehat dan jika lebih dan sama dengan satu

maka akan dikategorikan pola makan tidak sehat.

Kuesioner II7-II8 merupakan pernyataan faktor minum alkohol. Pernyataan terdiri

dari pernyataan posistif. Setiap pernyataan positif dengan jawaban “ya” akan

diberi skor 1 dan jawaban “tidak” akan diberi skor 0. Jika skor lebih dan sama

dengan 2 dikategorikan menjadi minum alkohol dan jika kurang dan sama dengan

1 dikategorikan menjadi tidak minum alkohol.

Kuesioner II9-II12 merupakan pernyataan faktor kurang aktivitas fisik.

Pernyataan terdiri dari pernyataan posistif dan negatif, Pernyataan negatif ada di

pernyataan II9, pernyataan positif ada pernyataan II10-II12. Dikategorikan

menjadi aktivitas fisik baik jika jawaban pernyataan negatif “tidak ” dan ketiga

jawaban pernyataan positif “ya” Dikategorikan aktivitas kurang jika jawaban

pernyataan negatif “ya” dan jawaban ketiga pernyataan positif “tidak”.

Lembar hasil pengukuran merupakan alat pengumpul data untuk faktor obesitas,

dislipidemia, hipertensi, dan diabetes melitus. Dikategorikan menjadi obesitas dan

diberi skor 1 jika dalam pengukuran indeks masa tubuh ≥ 27 Kg/ m2 .

Dikategorikan menjadi dislipidemia dan diberi skor jika hasil pengukuran kadar

kolesterol darah ≥ 200 mg/dL. Dikategorikan menjadi hipertensi dan diberi skor 1

jika hasil pengukuran tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Dikategorikan menjadi

diabetes melitus jika hasil pengukuran kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL.

Kuesioner penelitian ini tidak dilakukan uji instrumen lagi dikarenakan

merupakan kuesioner yang diadopsi dari instrumen dari buku pedoman deteksi

dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (Ditjen PP dan PL

Kemenkes RI, 2010) dan instrumen dari pedoman pengisian kuesioner riset

kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) dimana intrumen ini sudah dilakukan untuk

mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

41

Universitas Indonesia

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1. Tahap administrasi

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan setelah lolos uji etik dari Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia. Data responden dikumpulkan oleh peneliti di

klinik gereja HKBP Pasar Minggu.

4.7.2. Tahap pemilihan sampel

Pemilihan responden dilakukan dengan pemberitahuan di warta jemaat kebaktian

ibadah umum dan kebaktian kategorial lalu diberikan penjelasan mengenai

penlitian untuk menyetujui mengikuti penelitian .

4.7.3. Tahap Pelaksanaan

Langkah awal pemilihan responden adalah dengan cara menginformasikan

melalui warta jemaat adanya penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah” dengan persyaratan yang memenuhi

kriteria inklusi (berumur lebih dan sama dengan 40 tahun, bersedia mengikuti

penelitian, dapat membaca dan menulis pada saat kebaktian ibadah umum di hari

minggu, kebaktian kategorial di hari selasa, rabu, kamis, dan jumat dan senam

pagi di hari sabtu. Jemaat yang memenuhi kriteria inklusi datang ke klinik untuk

dijadikan responden penelitian pada setiap hari pada pukul 07.00-09 WIB dalam

kurun waktu penelitian (19 Juni sampai 3 Juli 2012)

Responden yang memenuhi kriteria inklusi dijelaskan tujuan, manfaat dan

prosedur penelitian lalu menandatangani informed consent, kemudian responden

diminta untuk mengisi kuesioner dan peneliti memberikan penjelasan lebih lanjut

pada responden yang tidak mengerti dengan pertanyaan penelitian lalu responden

dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pengukuran tekanan darah

sebanyak dua kali. Setelah itu responden dijelaskan untuk datang pada hari

berikutnya dengan kondisi puasa makan selama 12 jam untuk mengukur kadar

kolestrol total dan pengukuran gula darah puasa kemudian dilakukan skoring.

Adapun tahapan pengumpulan data lebih rinci digambarkan dalam skema 4.7.3.

(skema pengumpulan data) dan penjelasan cara mengisi kuesioner, cara

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

42

Universitas Indonesia

pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pengukuran tekanan darah, pengukuran

kadar gula dan kadar kolesterol dan skoring risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah dijelaskan di lampiran 7.

Skema 4.7.3. Skema Pengumpulan Data

4.8. Pengolahan dan Analisis Data

4.8.1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari proses ; editing, coding,

processing, dan cleaning data.

4.8.1.1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner

maupun hasil pemeriksaan yang meliputi kelengkapan semua jawaban pertanyaan,

Responden yang memenuhi kriteria inklusi

Dijelaskan tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian

Informed Consent

Mengisi

kuesioner

Mengukur tekanan darah sebanyak 2 kali Mengukur BB & TB

Mengukur kadar dula darah puasa Mengukur kadar kolesterol total

Skoring WHO/ISH

Warta Jemaat

Puasa 12 jam

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

43

Universitas Indonesia

kejelasan jawaban pertanyaan, relevansi pertanyaan dengan jawaban, dan

konsistensi dari jawaban.

4.8.1.2. Coding

Coding merupakan mengklarifikasikan dan memberi kode terhadap jawaban yang

diberikan responden. Kegunaan coding untuk memudahkan saat analisis data dan

mempercepat saat memasukan data. Dalam penelitian ini coding yang digunakan

adalah angka 0 dan 1, misalnya untuk variabel hipertensi angka 0 adalah

hipertensi dan angka 1 adalah tidak hipertensi.

4.8.1.3. Processing

Processing merupakan proses memasukan data untuk selanjutnya dianalisis.

Proses pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data ke paket komputer

(software) sehingga data dapat teranalisis.

4.8.1.4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan penegecekan kembali data yang

sudah dimasukkan sehingga diketahui adanya kesalahan pada saat pemrosesan

data. Proses pembersihan data dilakukan dengan tiga tahap yaitu mengetahui

missing data dengan melakukan distribusi frekuensi dari variabel yang ada,

mengetahui variasi data dengan mengeluarkan distribusi frekuensi masing-masing

variabel, dan yang terakhir adalah mengetahui konsistensi data dengan

menghubungkan dua variabel.

4.8.2. Analisis Data

Setelah dilakukan pengolaha data, tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah

analisis data. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.

4.8.2.1. Analisis Univariat

Tujuan analisis univariat adalah untuk mendeskripsikan karakteristik respoden

(umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan), tingkat risiko, dan factor

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

44

Universitas Indonesia

risiko. Adapun jenis analisis univariat yang digunakan adalah analisa data

presentasi karena data penelitiannya bersifat kategorik dan untuk umur, analisa

yang digunakan adalah mean, median, modus dikarenakan datanya bersifat

numerik.

4.8.2.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat akan digunakan untuk melihat variabel bebas mempunyai

hubungan dengan variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis bivariat, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas data. Setelah dilakukan uji normalitas, data

menunjukkan terdistribusi normal maka dilakukan uji statistik Chi square.

4.8.2.3. Analisis Multivariat

Analisis ini akan digunakan untuk melihat faktor risiko mana yang menjadi faktor

risiko yang paling dominan berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah. Dalam penelitian ini, analisis multivariat yang dilakukan

adalah analisis multivariat uji regresi logistik ganda dengan model prediksi.

Model ini digunakan karena penelitian ini terdiri dari banyak variabel bebas yang

akan memprediksi variabel terikat yang bersifat kategorik (Hastono, 2007).

Adapun langkah-langkah dalam analisis multivariat adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel bebas dengan

variabel terikat. Bila hasil uji bivariat mempunyai nilai p < 0,25, maka

variabel tersebut dapat masuk model multivariat akan tetapi jika nilai p >

0,25 tetapi secara substansi dianggap penting maka dapat dimasukkan dalam

uji multivariate.

2. Memilih variabel yang dianggap penting yang masuk dalam model dengan

cara mempertahankan variabel yang mempunyai nilai p < 0,05 dan

mengeluarkan variabel yang mempunyai nilai p > 0,05. Pengeluaran

variabel ini tidak dilakukan serentak, namun dilakukan secara bertahap

dimulai dari variabel yang mempunyai nilai p terbesar.

3. Setelah memperoleh model yang memuat variabel penting, maka langkah

terakhir adalah melakukan uji interaksi lalu melakukan pemodelan akhir.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

45 Universitas Indonesia

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di klinik

gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu ini. Penelitian ini merupakan

penelitian analitik observasional cross sectional cross dengan metode sampling

concecutive sampling pada tanggal 19 Juni sampai dengan awal 3 Juli 2012 dan

jumlah responden yang terkumpul adalah 72 responden. Setelah data terkumpul

dan diolah, sebanyak 72 responden (100%) responden berisiko terhadap penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Adapun hasil dari penelitian tersesebut akan dijelaskan pada bab ini.

5.1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini akan menggambarkan analisa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan karakteristik demografi (umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pekerjaan), karakteristik variabel yang diteliti yaitu variabel bebas

(umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, pola makan yang tidak

sehat, minum alkohol, kurang aktivitas, obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan

diabetes melitus), variabel terikat (tingkat risiko rendah, sedang)

Tabel 5.1.1.

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur di gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu tahun 2012

(n =72) Mean Median Modus Strandar Deviasi Minimum Maximum

58,29 59,50 62 8,948 40 78

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan bahwa distribusi umur responden

paling banyak pada umur 62 tahun, umur yang paling muda adalah umur 40 tahun

dan umur paling tua adalah 78 tahun. Rata-rata umur adalah 58,29 tahun, median

59,50 tahun, dan standar deviasi 8,9 tahun.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

46

Universitas Indonesia

Tabel 5.1.2. Distribusi karakteristik resonden berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan di gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu tahun 2012

(n = 72)

Variabel n (%) Jenis kelamin Laki- laki 24 33,3 Perempuan 48 66,7 Tingkat pendidikan SD 3 4,2 SMP 10 13,9 SMA 32 44,4 Akademi 8 11,1 Sarjana 17 23,6 Pasca Sarjana 2 2,8 Pekerjaan Pensiunan 14 19,4 Tidak bekerja (IRT) 33 45,8 Tenaga pengajar 3 4,2 Tenaga kesehatan 4 5,6 Pegawai Swasta dan Sipil 7 9,7 Wiraswasta 9 12,5 Pendeta 2 2,8

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan bahwa jenis kelamin responden

perempuan lebih banyak dibandingkan dari laki-laki yaitu perempuan sebanyak

66,7 % dan laki-laki sebsesar 33,3 %. Distribusi pendidikan terakhir responden

terbanyak di tingkat pendidikan SMA (44,4 %), diikuti Sarjana (23,6 %), SMP

(13,9 %), Akademi (11,1%), dan Pasca Sarjana (2,8 %) dan distribusi status

pekerjaan responden terbanyak adalah tidak bekerja (IRT) sebanyak (45,8 %),

diikuti pensiunan (19,4 %), wiraswasta (12,5 %), pegawai swasta dan sipil (9,7

%), tenaga kesehatan (5,6 %), tenaga pengajar (4,2 %), dan pendeta (2%).

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

47

Universitas Indonesia

5.1.3. Distribusi faktor risiko dan tingkat risiko di gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu tahun 2012

(n =72)

Variabel n % Umur dan jenis kelamin ≥ 55 tahun pada laki-laki dan ≥ 65 tahun pada perempuan

23 31,9

< 55 tahun pada laki-laki dan < 65 tahun pada perempuan

49 68,1

Riwayat keluarga Ya 22 30,6 Tidak 50 69,4 Merokok Ya 11 30,6 Tidak 61 69,4 Pola makan tidak sehat Ya 60 83,3 Tidak 12 16,7 Minum alcohol Ya 0 0 Tidak 72 100 Kurang aktivitas fisik Ya 51 70,8 Tidak 21 29,2 Obesitas Ya 22 30,6 Tidak 50 69,4 Dislipidemia Ya 18 25 Tidak 54 75 Hipertensi Ya 18 25 Tidak 54 75 Diabetes melitus Ya 8 11,3 Tidak 64 18,9 Tingkat Risiko Rendah 58 80,6 Sedang 14 19,4

Berdasarkan tabel 5.1.3. di atas dapat digambarkan bahwa distribusi umur dan

jenis kelamin yang berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu umur ≥ 55

tahun pada laki-laki dan umur ≥ 65 tahun pada perempuan sebesar 31, 9 %,

faktor riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh darah adalah sebesar 30,6

%, faktor merokok sebesar 15,3 % dan yang tidak merokok sebesar 84,7 %.,

faktor pola makan tidak sehat sebesar 83,3 %, minum alkohol sebesar 0 %,

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

48

Universitas Indonesia

aktivitas fisik kurang yaitu responden yang tidak melakukan salah satu jenis

olahraga secara rutin dengan durasi olahraga minimal 30 menit dan frekuensi

minimal 3 kali dalam seminggu sebesar 70,8 %, faktor obesitas sebesar 30,6 %

faktor dislipidemia sebesar 25 %, faktor hipertensi sebesar 25 % dan faktor

diabetes melitus sebesar 11,1 % dan distribusi responden dan distribusi tingkat

risiko rendah penyakit jantung dan pembuluh darah adalah tingkat risiko rendah

sebesar 80,6 %, dan tingkat risiko sedang sebesar 19,4 %.

5.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat akan digunakan untuk menggambarkan hubungan variabel bebas

dengan variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis bivariat, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas akan tetapi minum alkohol tidak dilakukan uji normalitas

karena variabel tersebut konstan yaitu (100 % tidak minum alkohol). Berikut ini

adalah tabel yang merangkum hasil uji normalitas variabel.

Tabel 5.2.1.

Rangkuman hasil uji normalitas Variabel p value

Umur dan jenis kelamin 0,432 Riwayat keluarga 0,439 Merokok 0,511 Pola makan tidak sehat 0,505 Kurang aktivitas fisik 0,446 Obesitas 0,439 Dislipidemia 0,467 Hipertensi 0.467 Diabetes melitus 0,526 Tingkat risiko 0,493 * Bermakna pada α > 0,05

Berdasarkan tabel di atas, digambarkan bahwa semua variabel mempunyai p value

> 0,05 sehingga semua variabel dapat diuji dengan Chi square untuk melihat

hubungan variabel bebas (umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok,

pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, dislipidemia, hipertensi,

diabetes melitus) dengan variabel terikat (tingkat risiko : rendah dan sedang).

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

49

Universitas Indonesia

Setelah dilakukan uji normalitas makan variabel yang tersdistribusi normal

tersebut dilakukan uji Chi square untuk melihat hubungan variabel bebas (umur

dan jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, pola makan tidak sehat, kurang

aktivitas fisik, obesitas, dislipidemia, hipertensi, diabetes melitus) dengan variabel

terikat (skoring risiko: rendah dan sedang).

Adapun hasil uji statistik dari penelitian ini terangkum pada tabel 5.2.2. di bawah

ini.

Tabel 5.2.2. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat

(n=72) Variabel Tingkat Risiko OR CI 95 % p value

Sedang Rendah n % n %

Umur dan jenis kelamin Ya 7 30,4 16 69,6 2,63 0,8-8,68 0,195 Tidak 7 14,3 42 85,7 Riwayat keluarga Ya 9 40,9 13 59,1 6,23 1,78-21,87 0,006 * Tidak 5 10 45 90 Merokok Ya 5 45,5 6 54,5 4,81 1,21-19,17 0,051 Tidak 9 14,8 52 85,2 Pola makan tidak sehat Ya 10 16,7 50 83,3 0,4 0,10-1,59 0,351 Tidak 4 19,4 8 66,7 Aktivitas fisik kurang Ya 11 21,6 40 78,4 1,65 0,41-6,64 0,702 Tidak 3 14,3 18 85,7 Obesitas Ya 4 18,2 18 81,8 0,89 0,25-3,22 1 Tidak 10 20 40 80 Dislipidemia Ya 4 22,2 14 77,8 1,26 0,34-4,64 1 Tidak 10 18,5 44 81,5 Hipertensi Ya 8 44,4 10 55,6 6,4 1,81-22,54 0,006* Tidak 6 11,1 48 88,9 Diabetes melitus Ya 3 37,5 5 62,5 2,89 0,6-13,92 0,371 Tidak 11 17,2 53 82,8 * Bermakana pada α < 0,05

Tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden yang mempunyai umur dan jenis

kelamin yang berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 7

responden (30, 4 %) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan

pembuluh darah, sedangkan responden yang mempunyai umur dan jenis kelamin

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

50

Universitas Indonesia

yang tidak berisiko terdapat 7 responden (14,3 %) yang mempunyai tingkat risiko

sedang penyakit jantung dan pembuluh darah. Proporsi ini secara statistik tidak

berbeda, tampak dari nilai p = 0,195 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan

tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP

Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Berdasarkan hasil analisis riwayat keluarga dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden yang memiliki

riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 9 responden

(40,9 %) mempunyai tingkat risiko sedang sedangkan responden yang tidak

mempunyai riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 5 responden

(10 %). Proporsi ini secara statistik berbeda, tampak dari nilai p = 0,006 (p <

0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara riwayat

keluarga dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat

gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu dimana OR = 6,23 pada CI 95

% yang mempunyai arti bahwa diyakini pada interval 95 %, responden yang

mempunyai riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah berpeluang sebesar

6,23 kali mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah

jika dibandingkan dengan responden yang tidak mempunyai riwayat keluarga

penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu.

Berdasarkan hasil analisis merokok dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden yang merokok

sebanyak 5 responden (45,5 %) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit

jantung dan pembuluh darah sedangkan yang tidak merokok sebanyak 9

responden (14,8 %). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p

= 0,51 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara merokok dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

51

Universitas Indonesia

Berdasarkan hasil analisis hubungan pola makan tidak sehat dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden

yang mempunyai pola makan tidak sehat sebanyak 10 responden (16,7 %)

mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah

sedangkan yang mempunyai pola makan sehat sebanyak 4 responden (19,4 %).

Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p = 0,351 (p > 0,05).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak ada hubungan antara

pola makan tidak sehat dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara variabel aktivitas fisik kurang dengan

tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan

bahwa responden yang mempunyai aktivitas fisik kurang sebanyak 11 responden

(21,6 %) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah

sedangkan responden yang mempunyai aktivitas fisik baik sebanyak 3 responden

(14,3 %). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p = 0,702 (p

> 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara

aktivitas fisik kurang dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara obesitas dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden

yang obesitas sebanyak 4 responden (18,2 %) mempunyai tingkat risiko sedang

penyakit jantung dan pembuluh darah sedangkan tidak obesitas sebanyak 10

responden (20 %). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p =

1 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

antara obesitas dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada

jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara dislipidemia dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden

yang dislipidemia sebanyak 4 responden (22,2 %) mempunyai tingkat risiko

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

52

Universitas Indonesia

sedang penyakit jantung dan pembuluh darah sedangkan tidak dislipidemia

sebanyak 10 responden (18,5 %). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda,

tampak dari nilai p = 1 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan antara dislipidemia dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu.

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara hipertensi dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden

hipertensi sebanyak 8 responden (44,4 %) mempunyai tingkat risiko sedang

sedangkan tidak hipertensi sebanyak 6 responden (11,1 %). Proporsi ini secara

statistik berbeda, tampak dari nilai p = 0,006 (p < 0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu dimana OR = 6,4 pada CI 95 % yang mempunyai arti

bahwa diyakini pada interval 95 %, responden yang menderita hipertensi

berpeluang sebesar 6,4 kali mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung

dan pembuluh darah jika dibandingkan dengan responden yang tidak menderita

hipertensi pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara diabetes melitus dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden

yang menderita diabetes melitus sebanyak 3 responden (37,5 %) mempunyai

tingkat risiko sedang sedangkan responden yang tidak menderita diabetes melitus

sebanyak 11 responden (17,2 %). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda,

tampak dari nilai p = 0,371 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara diabetes melitus dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

53

Universitas Indonesia

5.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat ini digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh

bersama-sama seluruh faktor risiko yang diteliti terhadap tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi

logistik. Variabel bebas yang tidak berpengaruh akan dikeluarkan dari

perhitungan. Variabel bebas yang dijadikan kandidat adalah variabel yang dalam

analisis bivariat mempunyai nila p < 0,25.

Variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariat ini sebanyak 9 variabel dan

akan terlihat lebih rinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3.1. Rangkuman hasil analisis bivariat dengan p < 0,25

Variabel OR 95 % CI p value Umur dan jenis kelamin 2,63 0,79-8,68 0,116 Riwayat keluarga 6,23 1,77-21.87 0,003 Merokok 4,81 1,20-19,17 0,030 Pola makan tidak sehat 0,40 0,1-1,588 0,207 Kurang aktivitas fisik 1,65 0,41-6,64 0,467 Obesitas 0,89 0,25-3,21 0,857 Dislipidemia 1,26 0,34-4,64 0,734 Hipertensi 6,40 1,81-22,53 0.003 Diabetes melitus 2,89 0,6-13,92 0,203

Berdasarkan tabel hasil analisis bivariat di atas, variabel yang dapat

dipertahankan untuk uji multivariat adalah variabel umur dan jenis kelamin,

riwayat keluarga, merokok, pola makan tidak sehat, hipertensi, diabetes melitus

karena p value < 0,25 akan tetapi dislipidemia dimasukkan ke dalam uji

multivariaat walaupun p value > 0,25 dikarenakan secara subtansi, variabel

tersebut akan mempengaruhi skoring tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

54

Universitas Indonesia

Tabel 5.3.2. Pemodelan tahap 1

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Umur dan jenis

kelamin 1.320 .980 1.817 1 .178 3.745 .549 25.543

Riwayat

keluarag 2.249 .951 5.590 1 .018 9.474 1.469 61.103

Merokok 1.372 1.135 1.461 1 .227 3.941 .426 36.432

Pola makan

tidak sehat -2.164 1.047 4.272 1 .039 .115 .015 .894

Dislipidemia 1.394 1.134 1.512 1 .219 4.032 .437 37.219

Hipertensi 3.362 1.031 10.629 1 .001 28.846 3.822 217.701

Diabetes melitus 1.896 1.098 2.981 1 .084 6.660 .774 57.310

Constant -5.925 2.271 6.810 1 .009 .003

Dari model tahap 1 ternyata yang dikeluarkan variabel merokok dengan nilai p

paling besar yaitu 0,227 kemudian varibel umur dan jenis kelamin, riwayat

keluarga, merokok, pola makan , hipertensi dan diabetes melitus dimasukan dalam

model multivariat berikutnya dengan hasil pada tabel 5.3.3.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

55

Universitas Indonesia

Tabel 5.3.3. Pemodelan tahap 2

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Umur dan jenis

kelamin 1.754 .912 3.700 1 .054 5.779 .967 34.524

Riwayat keluarga 2.587 .929 7.761 1 .005 13.290 2.153 82.035

Pola makan -2.145 1.027 4.367 1 .037 .117 .016 .875

Dislipidemia 1.011 1.011 1.000 1 .317 2.748 .379 19.920

Hipertensi 3.289 1.014 10.523 1 .001 26.813 3.676 195.590

Diabetes melitus 1.631 1.028 2.514 1 .113 5.107 .680 38.332

Constant -4.797 1.903 6.351 1 .012 .008

Dengan dikeluarkannya variabel merokok, ternayata ada variabel yang

mempunyai perbandingan OR lebih dari 10 % sehingga variabel merokok

dimasukkan kembali dalam model dan mengeluarkan variabel yang mempunyai

nilai p paling besar yaitu dislipidemia. Berikut ini adalah hasil model tahap 3 pada

tabel 5.3.4.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

56

Universitas Indonesia

Tabel 5.3.4. Model tahap 3

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Umjen 1.051 .962 1.194 1 .274 2.861 .434 18.852

Riwayat 2.522 .934 7.283 1 .007 12.451 1.994 77.726

Poma -2.055 1.055 3.793 1 .051 .128 .016 1.013

Hipertensi 3.125 .969 10.395 1 .001 22.757 3.405 152.096

DM 1.591 1.037 2.351 1 .125 4.907 .642 37.492

Merokok 1.046 1.069 .957 1 .328 2.847 .350 23.141

Constant -4.255 1.593 7.138 1 .008 .014

Dari hasil model tahap 4 didapatkan bahwa variabel dislipidemia tidak menaikkan

OR >10 % sehingga dislipidemia dikeluarkan dari model dan mengeluarkan nilai

p paling besar yaitu umur dan jenis kelamin.

Tabel 5.3.5 Model tahap 4

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Riwayat keluarga 2.465 .924 7.116 1 .008 11.763 1.923 71.960

Pola makan tidak

sehat -2.149 1.050 4.191 1 .041 .117 .015 .912

Hipertensi 3.044 .950 10.272 1 .001 20.984 3.262 134.973

Diabetes meltus 1.563 1.027 2.319 1 .128 4.775 .638 35.708

Merokok 1.664 .962 2.995 1 .084 5.283 .802 34.800

Constant -3.999 1.586 6.355 1 .012 .018

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

57

Universitas Indonesia

Dari hasil model di atas, umur dan jenis kelamin meningkatakan OR variabel

yang lain > 10 % sehingga variabel umur dan jenis kelamin dimasukkan kembali

dalam model berikutnya dan mengeluarkan variabel yang terbesar nilai p yaitu

diabetes melitus dan dilakukan model berikutnya yaitu model tahap 5.

Tabel 5.3.6. Model tahap 5

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Riwayat keluarga 2.522 .934 7.283 1 .007 12.451 1.994 77.726

Merokok 1.046 1.069 .957 1 .328 2.847 .350 23.141

Pola makan tidak

sehat -2.055 1.055 3.793 1 .051 .128 .016 1.013

Hipertensi 3.125 .969 10.395 1 .001 22.757 3.405 152.096

Umur dan 1.051 .962 1.194 1 .274 2.861 .434 18.852

Jenis kelamin

Constant -4.255 1.593 7.138 1 .008 .014

Setelah memuat variabel yang penting lalu dilakukan uji interaksi, uji interaksi

yang dilakukan adalah antara riwayat keluarga dengan hipertensi, merokok

dengan hipertensi, pola makan dengan hipertensi. Dari uji interaksi tersebut tidak

ada yang berinteraksi sehingga model akhir terperinci pada tabel 5.3.7.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

58

Universitas Indonesia

Tabel 5.3.7

Model Akhir

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Riwayat keluarga 2.522 .934 7.283 1 .007 12.451 1.994 77.726

Merokok 1.046 1.069 .957 1 .328 2.847 .350 23.141

Pola makan tidak

sehat -2.055 1.055 3.793 1 .051 .128 .016 1.013

Hipertensi 3.125 .969 10.395 1 .001 22.757 3.405 152.096

Umur dan 1.051 .962 1.194 1 .274 2.861 .434 18.852

Jenis kelamin

Constant -4.255 1.593 7.138 1 .008 .014

Berdasarkan tabel 5.3.7 di atas dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang

paling dominan berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah adalah hipertensi dengan OR yang paling tinggi yaitu 22,76

dengan CI 95 %, artinya hipertensi akan mempunyai peluang sebesar 22,76 %

lebih besar mempunyai tingkat risiko sedang dengan keyakinan 95 % .

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Universitas Indonesia

BAB 6

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan dijabarkan tentang pembahasan hasil penelitian,

keterbatasan penelitian, serta implikasi hasil penelitian untuk pelayanan keperawatan

di rumah sakit dan penelitian selanjutnya.

6.1. Pembahasan hasil penelitian

6.1.1. Distribusi faktor risiko

Distribusi faktor risiko umur dan jenis kelamin diperoleh data bahwa bahwa umur

dan jenis kelamin yang berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu umur ≥

55 tahun pada laki-laki dan umur ≥ 65 tahun pada perempuan sebesar 31, 9 %

sedangkan umur dan jenis kelamin yang tidak berisiko penyakit jantung dan

pembuluh darah adalah yaitu umur < 55 tahun pada laki-laki dan < 65 tahun pada

perempuan sebesar 68,1 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa umur dan jenis

kelamin mempunyai peluang sebesar 31,9 % terhadap faktor risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil ini diperoleh karena responden penelitian kebanyakan perempuan yang

berumur dibawah 65 tahun dimana perempuan yang berumur di bawah 65 tahun

tidak berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Distribusi faktor riwayat keluarga diperoleh hasil penelitian bahwa responden yang

mempunyai riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh darah adalah sebesar

30,6 % dan yang tidak mempunyai riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh

darah sebesar 69,4 %. Hal ini memperlihatkan bahwa jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu lebih sedikit mempunyai riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh

darah dibandingkan dengan jemaat yang tidak mempunyai riwayat penyakit jantung

dan pembuluh darah. Hal ini juga menggambarkan bahwa faktor risiko riwayat

keluarga mempunyai peluang sebesar 30,6 % pada jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

Distribusi merokok sebesar 15,3 % dan yang tidak merokok sebesar 84,7 %. Hal ini

memperlihatkan bahwa jemaat gereja HKBP Pasar Minggu mempunyai jemaat

59

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

60

Universitas Indonesia

perokok lebih sedikit dibandingkan dengan jemaat yang tidak perokok. Proporsi ini

lebih sedikit dibandingkan faktor risiko merokok secara nasional yaitu sebesar 23,7

% (Riskesdas, 2007). Hal ini dikarenakan proporsi responden perempuan lebih

banyak dibandingkan dengan proporsi laki-laki dimana kecenderungan merokok

pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Distribusi pola makan tidak sehat menunjukan bahwa distribusi responden yamg

mempunyai pola makan tidak sehat sebesar 83,3 % dan mempunyai pola makan

sehat sebesar 16,7 %. Proporsi ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan data

nasional (Riskesdas, 2007) dimana konsumsi makanan asin sebesar 24,5 %,

makanan berlemak sebesar 12,8 %, tidak makan sayur dan buah sebesar 93,6 %. Hal

ini memperlihatkan bahwa jemaat HKBP cenderung mempunyai pola makan tidak

sehat yaitu makan makan makanan yang asin, makanan makanan tinggi lemak,

makan sayur < 2 kali atau 2 porsi/ hari, makan buah < 3 kali atau porsi/ hari. Hal ini

dikarenakan menu makanan khas warga jemaat mengandung makanan yang asin dan

makanan berlemak.

Distribusi aktivitas fisik kurang yaitu responden yang tidak melakukan salah satu

jenis olahraga secara rutin dengan durasi olahraga minimal 30 menit dan frekuensi

minimal 3 kali dalam seminggu sebesar 70,8 % sedangkan data nasional

memperlihatkan bahwa aktifitas fisik kurang sebesar 48,2 %. Hal ini

memperlihatkan bahwa jemaat HKBP cenderung mempunyai aktivitas fisik kurang

dan proporsinya lebih besar diabndingkan dengan data nasional (Riskesdas, 2007)..

Hal ini dikarenakan karena kurangnya informasi mengenai aktivitas yang baik dan

waktu untuk melakukannya aktivitas tersebuta belim dapat menjadi prioritas hidup.

Distribusi responden yang menderita obesitas umum sebesar 30,6 % , hal ini cukup

tinggi dibandingkan dengan data nasional yaitu sebesar 19,1 %. Distribusi

responden yang menderita dislipidemia sebesar 25 % . Hal ini cukup rendah jika

dibandingkan dengan masyarakat Bali yang mempunyai tingkat kolesterol tinggi (>

191mg/dL) sebesar 83,1 % (Riskesdas, 2010) dimana budaya makan makanan

daging di Bali hampir sama dengan komunitas Batak yaitu makan daging yang

mengandung lemak tinggi. Distribusi faktor risiko hipertensi, sebesar 25 % dan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

61

Universitas Indonesia

yang tidak menderita hipertensi sebesar 75 %. Hasil tersebut menggambarkan bahwa

di jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu mempunyai jemaat

yang menderita hipertensi sebanyak 25 %. Hal ini memperlihatkan bahwa faktor

risiko hipertensi pada jemaat HKBP lebih sedikit dibandingkan dengan prevalensi

Nasional (Riskesdas, 2010).

Distribusi diabetes mellitus sebesar 11,1 % dan responden yang tidak menderita

diabetes melitus sebesar 88,9 %. Hasil tersebut menggambarkan bahwa di jemaat

gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu mempunyai jemaat yang

menderita diabetes melitus sebanyak 11,1 %.

6.1.2. Hubungan umur dan jenis kelamin dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan umur dan jenis kelamin dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai umur dan jenis kelamin yang berisiko penyakit jantung dan pembuluh

darah sebanyak 7 responden (30, 4 %) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit

jantung dan pembuluh darah sedangkan responden yang mempunyai umur dan jenis

kelamin yang tidak berisiko terdapat 7 responden (14,3 %) yang mempunyai tingkat

risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah. Proporsi ini secara statistik

tidak berbeda, tampak dari nilai p = 0,195 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan

tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini berbeda dengan dengan teori yang dikemukakan yaitu umur

merupakan faktor risiko mayor penyakit jantung dan pembuluh darah (Davis, 2004

& Billy et al., 2008). Peningkatan umur akan menyebabkan penebalan dinding

ventrikel jantung, dilatasi pembuluh arteri, dan penurunan elastisitas pembuluh

darah arteri sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Bertambahnya umur berhubungan dengan proses aterosklerosis dimana peningkatan

umur meningkatkan proses aterosklerosis sehingga menimbulkan penyakit jantung

dan pembuluh darah. Risiko Penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat pada

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

62

Universitas Indonesia

umur 55 tahun ke atas untuk laki-laki dan di atas 65 tahun untuk perempuan (Ditjen

PP & PL Kemenkes RI, 2011 & World Heart Federation, 2012) dan menurut

skoring penyakit jantung dan pembuluh WHO/ISH, umur dan jenis kelamin

berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Perbedaan teori dengan hasil penelitian dikarenakan oleh banyak faktor. Hal ini

dapat dipengaruhi oleh distribusi responden berdasarkan jenis kelamin maupun

umur. Berdasarkan jenis kelamin, distribusi proporsi perempuan lebih banyak dari

proporsi laki-laki dan distribusi responden berdasarkan umur yang kurang heterogen

yaitu proporsi umur 62 tahun lebih banyak. Faktor lain yang mempengaruhi adalah

kemungkinan dengan bertambahnya umur, pola hidup diperbaiki sehingga

peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah tidak meningkat secara

signifikan.

6.1.3. Hubungan riwayat keluarga dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis riwayat keluarga dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah menunjukkan bahwa responden yang memiliki riwayat

keluarga penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 9 responden (40,9 %)

mempunyai tingkat risiko sedang sedangkan responden yang tidak mempunyai

riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 5 responden (10 %).

Proporsi ini secara statistik berbeda, tampak dari nilai p = 0,006 (p < 0,05). Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga

dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja

HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu dimana OR = 6,23 pada CI 95 % yang

mempunyai arti bahwa diyakini pada interval 95 %, responden yang mempunyai

riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah berpeluang sebesar 6,23 kali

mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah jika

dibandingkan dengan responden yang tidak mempunyai riwayat keluarga penyakit

jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar

Minggu.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

63

Universitas Indonesia

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Davis, 2004, Macleod &

Mcnally, 2008 serta menurut Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2011), adanya riwayat

keluarga yang mempunyai penyakit jantung dan pembuluh darah meningkatkan

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dua kali lebih besar dibandingkan

dengan yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah.

6.1.4. Hubungan merokok dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis merokok dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang merokok

sebanyak 5 responden (45,5 %) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung

dan pembuluh darah sedangkan yang tidak merokok sebanyak 9 responden (14,8 %).

Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p = 0,51 (p > 0,05). Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara merokok dengan

tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Rehill, Beck, Yeo, & Yeo, (2006) yang

mengatakan merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

utama yang dapat diperbaharui. Zat nikotin dalam rokok menyebabkan produksi

katekolamin sehingga pembuluh darah mengalami vasokontriksi, meningkatkan

frekuensi denyut jantung, meningkatkan penggunaan oksigen sehingga

meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini juga berbeda

dengan Nelms, Sucher, dan Long (2007) yang mengatakan bahwa merokok dapat

menyebabkan kerusakan endothelial, inflamasi, dan menyebabkan aterosklerosis.

Kesenjangan antara hasil penelitian dan teori kemungkinan disebabkan oleh banyak

faktor dimana kerusakan endotelial produksi katekolamin sehingga pembuluh darah

mengalami vasokontriksi, meningkatkan frekuensi denyut jantung dapaaat dicegah

oleh faktor yang laian seperti pola makan yang sehat dan aktifitas yang baik. Faktor

lain yang mempengaruhi hasil yang tidak signifikan adalah jumlah sampel yang

merokok hanya sedikit (30,6 %) sehingga akan mempengaruhi hasil uji statistik.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

64

Universitas Indonesia

6.1.5. Hubungan pola makan yang tidak sehat dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan pola makan tidak sehat dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden yang mempunyai pola makan tidak sehat sebanyak 10 responden (16,7

%) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah

sedangkan yang mempunyai pola makan sehat sebanyak 4 responden (19,4 %).

Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p = 0,351 (p > 0,05).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak ada hubungan antara pola

makan tidak sehat dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada

jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Stamler et al (1991) bahwa peningkatan

konsumsi garam menyebabkan peningkatan tekanan darah dan menyebabkan risiko

terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Hu, Manson, Willett (2001), terdapat hubungan mengonsumsi lemak

dengan kejadian penyakit jantung koroner. Konsumsi lemak yang tinggi (lebih dari

1/3 total kalori) akan meningkatkan saturasi lemak dalam darah (Kasim-Karakas et

al., 2000). Penelitian yang sama yang dilakukan Hooper et al. (2001), terdapat

hubungan angka kejadian dan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah

dengan konsumsi lemak (WHO, 2007).

Hal ini kumungkinan besar disebakan oleh keterbatasan instrumen dimana pola

makan tidak sehat adalah makan makanan yang asin, makanan makanan tinggi

lemak, makan sayur < 2 kali atau 2 porsi/ hari, makan buah < 3 kali atau porsi/ hari.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Radhika, Sudha, Mohan

Sathya, Ganesan, & Mohan, (2008) peningkatan konsumsi buah-buahan dan

sayuran setiap hari menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

sehingga walaupu makan makanan yang asin dan makan makanan lemak tinggi

tidak akan meningkatkan risiko penyakit jantung jika diimbangi dengan makan

sayur dan buah.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

65

Universitas Indonesia

6.1.6. Hubungan minum alkohol dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden yang minum alkohol yaitu

minum alkohol dua kali sehari sesuai ukuran standar sebesar 0 % sehingga variabel

ini tidak dapat dianalisis. Hal ini dikarenakan karakteristik responden adalah

homogen yaitu jemaat gereja dimana terdapat keyakinan tidak boleh meminum

minuman yang dapat memabukkan.

6.1.7. Hubungan aktivitas fisik kurang dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara variabel aktivitas fisik kurang dengan

tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah menunjukkan bahwa responden

yang mempunyai aktivitas fisik kurang sebanyak 11 responden (21,6 %)

mempunyai tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah sedangkan

responden yang mempunyai aktivitas fisik baik sebanyak 3 responden (14,3 %).

Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p = 0,702 (p > 0,05).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas

fisik kurang dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada

jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hal ini berbeda dengan hasil peneltian Blair et al., 1989; Dubbert et al., 2002; Farrell

et al., 1998; Wannamethee & Shaper, 2001; Wei et al., 1999 dalam Brown (2010)

diketahui bahwa kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dan menyebabkan kematian pada semua kasus penyakit jantung dan

pembuluh darah.

Kesenjangan teori ini dengan hasil penelitian dikarenakan jemaat kemungkinan

mempunyai aktivitas fisik di rumah tangga yang banyak sehingga tidak mempunyai

waktu melakukan aktivitas fisik yang baik untuk kesehatan dan kemungkinan

aktivitas ini juga dipertimbangkan ke dalam aktivitas fisik yang baik untuk

kesehatan.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

66

Universitas Indonesia

6.1.8. Hubungan obesitas dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara obesitas dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden yang

obesitas sebanyak 4 responden (18,2 %) mempunyai tingkat risiko sedang penyakit

jantung dan pembuluh darah sedangkan tidak obesitas sebanyak 10 responden (20

%). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak dari nilai p = 1 (p > 0,05).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara obesitas

dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja

HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ditemukan yaitu berdasarkan

penelitian studi kasus The Framingham Heart Study dalam Joshi, Day, Lubowski, &

Ambegaonkar (2005), obesitas menjadi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah. Penelitian yang sama yang dilakukan oleh Joshi et al pada tahun di 2005 di

Amerika Serikat bahwa obesitas merupakan faktor risiko peningkatan tekanan darah

dan penurunan kadar HDL.

Kesenjangan hasil penelitian dan teori kemungkinan disebabkan kurangnya

responden yang menderita obesitas sehingga mempengaruhi hasil uji statistik dan

faktor lain adalah pengukuran obesitas hanya dilakukan dengan pengukuran indeks

masa tubuh (obesitas umum) tetapi pengukuran obesitas yang lain seperti lingkar

perut (obesitas sentral) tidak dilakuan sehingga akan mempengaruhi hasil.

6.1.9. Hubungan dislipidemia dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara dislipidemia dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden yang dislipidemia sebanyak 4 responden (22,2 %) mempunyai tingkat

risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah sedangkan tidak dislipidemia

sebanyak 10 responden (18,5 %). Proporsi ini secara statistik tidak berbeda, tampak

dari nilai p = 1 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

67

Universitas Indonesia

hubungan antara dislipidemia dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa dislipidemia

merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Peningkatan kadar

kolesterol LDL 1 mg/dl akan menyebabkan risiko penyakit jantung sebesar 2-3 %,

penurunan kadar kolesterol HDL sebanyak 1 mg/dl akan meningkatkan risiko

penyakit jantung koroner sebesar 3-4 % (National Cholesterol Education Program

(NCEP) dalam Libby et al. (2008) dan menurut skoring WHO/ISH peningkatan

kadar kolesterol akan mempengaruhi peningkatan besarnya skoring risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Kesenjangan teori dan hasil penelitian ini disebabkan oleh proporsi responden yang

menderita dislipidemia lebih sedikit dibandingkan dengan tidak dislipidemia

sehingga uji statistik tidak memperlihatkan hasil yang signifikan. Faktor lain yang

mempengaruhi adalah definisi operasional pada penelitian yaitu dislipidemia

merupakan peningkatan kadar kolesterol lebih dari 200 mg/dL sedangkan pada

skoring risiko WHO/ISH kadar kolesterol yang bermakna untuk peningkatan tingkat

risiko adalah kadar kolesterol lebih dari 240 mg/dL.

6.1.10. Hubungan hipertensi dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara hipertensi dengan tingkat risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah, tabel 5.2.2. menunjukkan bahwa responden hipertensi

sebanyak 8 responden (44,4 %) mempunyai tingkat risiko sedang sedangkan tidak

hipertensi sebanyak 6 responden (11,1 %). Proporsi ini secara statistik berbeda,

tampak dari nilai p = 0,006 (p < 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan antara hipertensi dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

dimana OR = 6,4 pada CI 95 % yang mempunyai arti bahwa diyakini pada interval

95 %, responden yang menderita hipertensi berpeluang sebesar 6,4 kali mempunyai

tingkat risiko sedang penyakit jantung dan pembuluh darah jika dibandingkan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

68

Universitas Indonesia

dengan responden yang tidak menderita hipertensi pada jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu hipertensi merupakan faktor mayor

penyakit jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah akan

meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Hasil penelitian

Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan

tekanan diastolik 85-89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dua kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120/80

mmHg (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011).

6.1.11. Hubungan diabetes melitus dengan tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara diabetes melitus dengan tingkat risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah, hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden yang menderita diabetes melitus sebanyak 3 responden (37,5 %)

mempunyai tingkat risiko sedang sedangkan responden yang tidak menderita

diabetes melitus sebanyak 11 responden (17,2 %). Proporsi ini secara statistik tidak

berbeda, tampak dari nilai p = 0,371 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara diabetes melitus dengan tingkat

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada jemaat gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ditemukan Menurut Bonow dan

Gheorghiade (2004), penyakit jantung dan pembuluh darah akan meningkat menjadi

2 sampai 4 kali pada penderita DM dan penyakit jantung dan pembuluh darah

merupkan penyebab kematian utama pada penderita diabetes melitus dan sekitar 65

% kematian diabetes melitus disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan stroke.

Kesenjangan ini dipengaruhi oleh distribusi diabetes melitus yang sedikit sehingga

tidak menghasilkan uji statistik yang bermakna.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

69

Universitas Indonesia

6.1.12. Faktor dominan berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung

dan pembuluh darah

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor risiko yang paling

dominan berhubungan dengan tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

adalah hipertensi dimana hipertensi akan mempunyai peluang sebesar 22,76 % lebih

besar mempunyai tingkat risiko sedang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu hipertensi merupakan faktor mayor

penyakit jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah akan

meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Hasil penelitian

Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan

tekanan diastolik 85-89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dua kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120/80

mmHg (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011).

6.2. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini adalah jumlah responden yang terbatas,

pengumpulan sampel, dan instrumen penelitian.

6.2.1. Jumlah responden yang terbatas

Pada penelitian ini jumlah responden yang memenuhi penelitian adalah hanya 72

responden sedangkan jumlah yang diinginkan dalam penelitian ini sebesar 97

sehingga ketepatan hasil analisis dari penelitian berkurang.

6.2.2. Pengumpulan sampel

Cara pengumpulan sampel adalah dengan menghimbau jemaat untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan sehingga yang datang adalah jemaat yang merasa dirinya

kurang sehat sehingga semua responden yang datang adalah yang berisiko penyakit

jantung dan pembuluh darah.

6.2.3. Intrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen yang mengacu pada

Kemenkes dan Riskesdas akan tetapi untuk pola makan yang tidak sehat dijadikan

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

70

Universitas Indonesia

menjadi satu yaitu : makan makanan asin, makan makanan tinggi lemak, kurang

makan sayur dan buah-buahan. Hal ini menjadikan hasil penelitian pada pola

makan menjadi bias.

6.3. Implikasi penlitian

6.3.1. Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini berimplikasi terhadap pelayanan keperawatan khususnya pelayanan

preventif penyakit jantung dan pembuluh darah dimana hasil penelitian ini

memberikan informasi bagi perawat bahwa faktor risiko yang mempengaruhi tingkat

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah adalah riwayat keluarga dan hipertensi.

Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

edukasi perawatan hipertensi dan cara pencegahan hipertensi sehingga penyakit

jantung dan pembuluh darah dapat dicegah. Selain hal tesebut, penelitian ini juga

memberikan informasi kepada perawat bahwa faktor risiko riwayat keluarga

merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah sehingga perawat dapat memberi edukasi khusus untuk pasien yang

mempunyai riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh darah agar menjaga

gaya hidup sehat untuk menghindari penyakit jantung dan pembuluh darah.

6.3.2. Ilmu Keperawatan

Penelitian ini membuka wacana bagi keilmuan keperawatan mengenai faktor riwayat

keluarga adalah salah satu faktor mayor selain hipertensi yang mempengaruhi

tingkat penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga perlu mengembangkan

format pengakajian keperawatan khususnya kardiovaskuler mengenai adanya

riwayat keluarga penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga dapat dideteksi

skoring risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

6.3.3. Pelayanan Kesehatan Gereja Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

Penelitian ini memberi kontribusi kepada pelayanan kesehatan di gereja HKBP

Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu mengenai status kesehatan jemaat khususnya

kesehatan kardiovaskuler sehingga dapat menjadi data pendahuluan untuk

mengembangkan pelayanan kesehatan dan mengurangi angka kematian penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Pada penelitian ini ditemukan bahwa semua responden (72 responden) berisiko

penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu dengan risiko rendah dan sedang.

Adapun karakteristik responden yaitu rata-rata umur 59 tahun (usia lanjut) dengan

jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki, pendidikan terakhir adalah tingkat

pendidikan sekolah menengah atas dan tingkat pendidikan tinggi (akademi, sarjana,

dan pasca sarjana), status pekerjaan yang terbanyak adalah tidak bekerja (ibu rumah

tangga) dan pensiunan.

Pada penelitian ini ditemukan faktor-faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah yaitu faktor umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, pola makan

yang tidak sehat, aktivitas fisik kurang, obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan

diabetes melitus dimana faktor yang terbanyak adalah pola makan tidak sehat diikuti

aktivitas fisik kurang.

Pada penelitian in juga ditemukan bahwa faktor yang berhubungan dengan tingkat

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah adalah riwayat keluarga dan hipertensi

dimana faktor dominan adalah hipertensi.

7.2. Saran

7.2.1. Pelayanan Keperawatan

Perawat perlu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mendeteksi tingkat

risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, edukasi gaya hidup sehat dan edukasi

self care of hypertension

7.2.2. Penelitian Keperawatan Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan format

pengakajian keperawatan khususnya kardiovaskuler sehingga dapat dideteksi

skoring tingkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

71

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

72

Universitas Indonesia

7.2.3. Pelayanan Kesehatan Klinik Gereja Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

Pelayanan klinik kesehatan lebih mengembangkan pelayanan promotif dan preventif

seperti pemeriksaan kesehatan secara berkala dan penyuluhan-penyuluhan gaya

hidup sehat dilakukan pada tingkat anak sekolah minggu sampai lansia, frekuensi

senam ditingkatkan menjadi tiga kali seminggu, dan menyelenggarakan pendidikan

self care of hypertension.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, M. J., Touzé, E., Mas, J., Hill, M. D., Michel, P., Bhatt, D. L., . . . Steg,

P. G. (2008). Risk factor profile and management of cerebrovascular

patients in the REACH registry. Cerebrovascular Diseases, 25(4), 366-74.

Alssema, M., Newson, R. S., P.H.D., Bakker, Stephan J L,M.D., P.H.D.,

Stehouwer, Coen D A,M.D., P.H.D., Heymans, M. W., P.H.D., Nijpels,

G., . . . Dekker, J. M., P.H.D. (2012). One risk assessment tool for

cardiovascular disease, type 2 diabetes, and chronic kidney disease.

Diabetes Care, 35(4), 741-8.

Anderson, J. T., Watson, M., & Hilleman, D. (1997). Cardiovascular risk factor

screening and intervention in african american adults. Journal of Health

Care for the Poor and Underserved, 8(3), 322-44.

Arisman. (2008). Buku Ajar Ilmu Gizi : Obesitas, Diabetes Melitus &

Dislipidemia. Jakarta : EGC.

Bauman, A., Phongsavan, P., Schoeppe, S., & Owen, N. (2006). Physical activity

measurement- a primer for health promotion. Global Health Promotion,

13(2), 92-103.

Bonow, R. O., & Gheorghiade, M. (2004). The diabetes epidemic: a national and

global crisis. Am J Med, 116 Suppl 5A, 2S-10S.

Brown, V. L. (2010). The assessment of cardiovascular disease risk in relation to

the built environment and race. University of Pittsburgh. ProQuest

Dissertations and Theses.

Capewell, S., Ford, E. S., Croft, J. B., Critchley, J. A., Greenlund, K. J., &

Labarthe, D. R. (2010). Cardiovascular risk factor trends and potential for

reducing coronary heart disease mortality in the united states of america.

World Health Organization.Bulletin of the World Health Organization,

88(2), 120-30.

Carlquist, J. F., Muhlestein, J. B., & Anderson, J. L. (2007). Lipoprotein-

associated phospholipase A2: A new biomarker for cardiovascular risk

assessment and potential therapeutic target. Expert Review of Molecular

Diagnostics, 7(5), 511-7. doi:10.1586/14737159.7.5.511.

Cash-Smith, S. (2002). Women and cardiovascular disease. Workplace Health &

Safety, 50(10), 443-8.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Cheng, H. (2012). Editorial preface to the first issue of 2012. Journal of

Cardiovascular Disease Research, 3(1), 1-2. doi:10.4103/0975-

3583.91589.

Chobanian, A. V., Bakris, G. L., Black, H. R., Cushman, W. C., Green, L. A.,

Izzo, J. L., Jr., et al. (2003). Seventh report of the Joint National

Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High

Blood Pressure. Hypertension, 42(6), 1206-1252.

Connolly, S., Jennings, C., Mead, A., Jones, J., Holden, A., Bacquer, D. D., . . .

Faergeman, O. (2008). Nurse-coordinated multidisciplinary, family-based

cardiovascular disease prevention programme (EUROACTION) for

patients with coronary heart disease and asymptomatic individuals at high

risk of cardiovascular disease: A paired, cluster-randomised controlled

trial. The Lancet, 371(9629), 1999-2012.

Damkondwar, D., Raman, R., Suganeswari, G., Kulothungan, V., & Sharma, T.

(2012). Assessing framingham cardiovascular risk scores in subjects with

diabetes and their correlation with diabetic retinopathy. Indian Journal of

Ophthalmology, 60(1), 45-8. doi:10.4103/0301-4738.91344.

Daniel, M. J. (2011). Lipid Management in Patients with Type 2 Diabetes.

American Health & Drug Benefits, 4(5), 312-321.

Davis, L. (2004). Cardiovascular Nursing Secrets. St. Louis : Elsevier Mosby.

Ditjen PP & PL Depkes. (2006). Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana

Penyakit Hipertensi. Jakarta : Ditjen PP & PL Depkes

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2010). Deteksi Dini Faktor Risiiko Penyakit

Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta : Ditjen PP & PL Kemenkes RI.

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pengendalian faktor Risiko

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta : Ditjen PP & PL

Kemenkes RI.

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2011). Profil Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan tahun 2010. Jakarta : Ditjen PP & PL Kemenkes

RI.

Edelman, D. J., Gao, Q., & Mosca, L. (2008). Predictors and barriers to timely

medical follow-up after cardiovascular disease risk factor screening

according to Race/Ethnicity. Journal of the National Medical Association,

100(5), 534-9.

Edelmen, C. L., & Mandle, C.L. (2010). Health Promotion Throughout The Life

Span. 7th

. St. Loius : Mosby Elsevier.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Framimgham Heart Study. (2012). General Cardiovascular Disease.

http://www.framinghamheartstudy.org/risk/gencardio.html.

Gaziano, T. A., Young, C. R., Fitzmaurice, G., Atwood, S., & Gaziano, J. M.

(2008). Laboratory-based versus non-laboratory-based method for

assessment of cardiovascular disease risk: The NHANES I follow-up study

cohort. The Lancet, 371(9616), 923-31.

Goldston, K., & Davidson, P. M. (2003). Guidelines for reducing risk in heart

disease: Implications for nursing practice and research. Australian Nursing

Journal, 11(6), C1-C4.

Gordon, W. J., Polansky, J. M., John Boscardin, W., Fung, K. Z., & Steinman, M.

A. (2010). Coronary risk assessment by point-based vs. equation-based

framingham models: Significant implications for clinical care. Journal of

General Internal Medicine, 25(11), 1145-51. doi:10.1007/s11606-010-

1454-2.

Greenawalt, J. A. (2008). Modifiable cardiovascular risk factors in the early

adolescent period. University of Pittsburgh). ProQuest Dissertations and

Theses.

Halcomb, E. J., Davidson, P. M., Yallop, J., Griffiths, R., & Daly, J. (2007).

Strategic directions for developing the australian general practice nurse

role in cardiovascular disease management. Contemporary Nurse : A

Journal for the Australian Nursing Profession, 26(1), 125-35.

Hastono, S.P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

Herrmann, S. (2011). Application of methods in physical activity measurement.

Arizona State University. ProQuest Dissertations and Theses.

HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu. (2011). Laporan Kerja Statistik dan

Keuangan tahun 2011 HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Jakarta : HKBP Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu.

Ignatavicius, D.D. & Workman, M. L. (2010). Medical Surgical Nursing :

Patient-Centerd Collaborative Care. St Louis : Saunders Elsevier.

Joshi, A. V., Day, D., Lubowski, T. J., & Ambegaonkar, A. (2005). Relationship

between obesity and cardiovascular risk factors: Findings from a multi-

state screening project in the united states. Current Medical Research and

Opinion, 21(11), 1755-61.

Jurkowski, J. M. (2006). Nativity and cardiovascular disease screening practices.

Journal of Immigrant and Minority Health, 8(4), 339-46.

doi:10.1007/s10903-006-9004-z.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Ki-Chul S., Kim, S. H., & Reaven, G. M. (2007). Relationship among alcohol,

body weight, and cardiovascular risk factors in 27,030 korean

men. Diabetes Care, 30(10), 2690-4.

Klatsky, A. L. (2009). Alcohol and cardiovascular diseases. Expert Review of

Cardiovascular Therapy, 7(5), 499-506. doi:10.1586/erc.09.22.

Kramer, M. K. (2007). Diabetes prevention and cardiovascular risk reduction in

primary care practice. University of Pittsburgh). ProQuest Dissertations

and Theses.

Kucia, A., Birchmore, L., Smith, J., & Davey, G. (2006). SA gets a new

cardiovascular nursing program. Australian Nursing Journal, 13(10), 35-

35.

Kusmana, D. (2006). Olahraga untuk orang sehat dan penderita penyakit jantung.

Ed. 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Lameshow, S., Hosmer, D.W., & Klar.,J. (1997). Besar Sampel Dalam Penelitian

Kesehatan, editor Gadjah Mada University Press . Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press.

Lartey-Rowser, M. (2009). The relationship between calcium intake, obesity, and

cardiovascular disease risk factors: The jackson heart study. The

University of Southern Mississippi). ProQuest Dissertations and Theses.

Lee, P. H., Macfarlane, D. J., Lam, T. H., & Stewart, S. M. (2011). Validity of the

international physical activity questionnaire short form (IPAQ-SF): A

systematic review. International Journal of Behavioral Nutrition and

Physical Activity, 8(1), 115-115. doi:10.1186/1479-5868-8-115.

Lewis et al. (2007). Medical Surgical Nursing : Assessment & Management of

Clinical Problem. St.Louis : Mosby.

Libby, P., Bonow, R.O., Mann, D.L., Zipes, D.P., & Braunwald, E. (2008).

Braunwald's heart disease : a textbook of cardiovascular medicine.

Philadelphia : Saunders Elsevier.

Lindholm, L. H., & Mendis, S. (2007). Prevention of cardiovascular disease in

developing countries. The Lancet, 370(9589), 720-2.

Macleod, H. M., & Mcnally, E. M. (2008). A pilot study of a family history risk

assessment tool for cardiovascular disease. Journal of Genetic Counseling,

17(5), 499-507. doi:10.1007/s10897-008-9174-z.

Mahan, L.K., & Escott-Stump, S. (2008). Krauses’s food nutrition & therapy

nutrition therapy. (12th

ed.). St. Louis : Saunders Elsevier.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Marshall, T. (2010). The effect of blood pressure and cholesterol variability on the

precision of framingham cardiovascular risk estimation: A simulation

study. Journal of Human Hypertension, 24(10), 631-8.

doi:10.1038/jhh.2009.114.

Marshall, T., & Rouse, A. (2002). Resource implications and health benefits of

primary prevention strategies for cardiovascular disease in people aged 30

to 74: Mathematical modelling study. British Medical Journal, 325(7357),

197-197.

Marteau, T. M., & Kinmonth, A. L. (2002). Screening for cardiovascular risk:

Public health imperative or matter for individual informed choice? British

Medical Journal, 325(7355), 78-80.

Millman, F. K. (2011). Factors associated with nurses practice intentions to

provide heart disease risk and prevention education to women

patients. Seton Hall University. ProQuest Dissertations and Theses.

Mokdad, A. H., Ford, E. S., Bowman, B. A., Dietz, W. H., Vinicor, F., Bales, V.

S., et al. (2003). Prevalence of obesity, diabetes, and obesity-related health

risk factors, 2001. Jama, 289(1), 76-79.

Molenaar, E. A., M.S.C., Hwang, S., Vasan, R. S., M.D., Grobbee, Diederick

E,M.D., P.H.D., Meigs, James B,M.D., M.P.H., DAgostino, Ralph B, SR,

PHD, . . . Fox, Caroline S,M.D., M.P.H. (2008). Burden and rates of

treatment and control of cardiovascular disease risk factors in obesity: The

framingham heart study. Diabetes Care, 31(7), 1367-72.

Mukamal, K. J. (2006). The effects of smoking and drinking on cardiovascular

disease and risk factors. Alcohol Research and Health, 29(3), 199-202.

Nelms, M., Sucher, K., & Long, S. (2007). Nutrition therapy & pathophysiology.

Belmont, CA : Thomson Brooks/Cole.

Nies, M.A., & McEwen, M. (2007). Community/Public Health Nursing :

promoting the health of population. St.Louis : Saunders Elsevier.

Pearson, T. A. (2007). The prevention of cardiovascular disease: Have we really

made progress?. Health Affairs, 26(1), 49-60.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. ( 2006). Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : Perkeni.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2010). Standar Profesi & Kode Etik

Perawat Indonesia. Jakarta : PP-PPNI.

Peterson, G. M., Fitzmaurice, K. D., Kruup, H., Jackson, S. L., & Rasiah, R. L.

(2010). Cardiovascular risk screening program in australian community

pharmacies. International Journal of Clinical Pharmacy, 32(3), 373-80.

doi:10.1007/s11096-010-9379-8.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Polit, D.F., Beck, C.T., & Hungler, B.P. (2001). Essentials of Nursing Research :

methods, appraisals, and utilization. USA : Lippincott

Pongwecharak, J., & Treeranurat, T. (2010). Screening for pre-hypertension and

elevated cardiovascular risk factors in a thai community pharmacy.

International Journal of Clinical Pharmacy, 32(3), 329-33.

doi:10.1007/s11096-010-9373-1

Popa, M. A. (2007). Modifiable factors for disability: Is there potential for

reducing racial disparities in disability in older age?.University of South

Florida. ProQuest Dissertations and Theses.

Price, S. A. ( 2006). Patofisiologi : konnsep klinis proses-proses penyakit/alih

bahasa, Brahm U. Pendi et. al; editor bahasa Indonesia, Huriawati

Hartanto…(et.al). Jakarta : EGC

Puddey, I. B., Rakic, V., Dimmitt, S. B., & Beilin, L. J. (1999). Influence of

pattern of drinking on cardiovascular disease and cardiovascular risk

factors--a review. Addiction, 94(5), 649-63.

Radhika, G., Sudha, V., Mohan Sathya, R., Ganesan, A., & Mohan, V. (2008).

Association of fruit and vegetable intake with cardiovascular risk factors

in urban south indians. The British Journal of Nutrition, 99(2), 398-405.

doi:10.1017/S0007114507803965.

Rahajeng, E. & Tuminah, S. (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di

Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59(12), 580-587.

Rehill, N., Beck, C. R., Yeo, K. R., & Yeo, W. W., (2006). The effect of chronic

tobacco smoking on arterial stiffness. British Journal of Clinical

Pharmacology, 61(6), 767-773.

Rehm, J. (2011). The Risks Associated With Alcohol Use and Alcoholism.

Alcohol Research & Health, 34(2), 135-143. Ridker, P. M., Buring, J. E.,

Rifai, N., & Cook, N. R. (2007). Development and validation of improved

algorithms for the assessment of global cardiovascular risk in women: The

reynolds risk score. JAMA, 297(6), 611-619.

Robinson, F. (2007). New tool to help identify patients at high risk of

cardiovascular disease. Practice Nurse, 34(2), 11-12.

Rodriguez-Leyva, D., Malik, A., & Tappia, P. S. (2011). Gender-related gene

expression in response to dietary fatty acids and predisposition to

atherosclerosis and cardiovascular disease. Clinical Lipidology, 6(6), 653-

664. doi:10.2217/clp.11.62.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Rigsby, B.D. (2011). Hypertension Improvement Through Healty Life Style

Modifications. The ABNF Journal.

Riset Kesehatan Dasar. (2007). Pedoman Pengisian Kuesioner Riset Kesehatan

Dasar. Jakarta : Tim Riset Kesehatan Dasar

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010). Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Jakarta : Sagung Seto.

Schaefer, E. J. (2010). Northern light: A commentary on the 2009 canadian

guidelines for the diagnosis and treatment of dyslipidemia and prevention

of cardiovascular disease in adults. Clinical Chemistry, 56(4), 502-4.

Shirato, S., & Swan, B. A. (2010). Women and cardiovascular disease: An

evidentiary review. Medsurg Nursing, 19(5), 282-6, 306.

Sihombing, M. (2010). Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi

Makanan/Minumam, dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada

Respoden Obes Usia Dewasa di Indonesia. Majalah Kedokteran

Indonesia, 60(9), 406-412.

Smith, C.M., & Maurer, F.A. (1995). Community Health Nursing : Theory and

Practise. Philadelphia : W.B. Saunders Company.

Sobbry, K. M. (2011). Assessment of cardiovascular disease risk in

firefighters. DYouville College). ProQuest Dissertations and Theses.

Unwin, N., Thomson, R., OByrne, A. M., Laker, M., & Armstrong, H. (1998).

Implications of applying widely accepted cholesterol screening and

management guidelines to a british adult population: Cross sectional study

of cardiovascular disease and risk factors. British Medical Journal,

317(7166), 1125-30.

Wannamethee, S. G., & Shaper, A. G. (2001). Physical activity in the prevention

of cardiovascular disease: an epidemiological perspective. Sports Med,

31(2), 101-114.

Waspadji, S & Suyono, S. (2007). Daftar bahan makanan penukar : petunjuk

praktis perencanaan makan sehat, seimbang, dan bervariasi. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI.

Walters, C. A. (2009). Development and validation of risk stratification indices

for cardiovascular diseases: Addressing racial disparities in mortality

rates using person-level data from four U.S. cohorts. Medical University

of South Carolina).ProQuest Dissertations and Theses.

Westerby, R. (2011). An overview of cardiovascular disease risk assessment.

Nursing Standard, 26(13), 48-55; quiz 56.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

World Health Organization. (2003). Diet, Nutrition and The prevention of

Chronic Disease. Geneva : World Health Organization

World Health Organization (2007). Prevention of Cardiovascular Disease

Guidelines for assessment and management of cardiovascular risk.

World Health Organization. (2011). Global atlas on cardiovascular disease

prevention and control. http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/

Wollin, S. D., & Jones, P. J. H. (2001). Alcohol, red wine and cardiovascular

disease. The Journal of Nutrition, 131(5), 1401-4.

World Heart Federation. (2012). Cardiovascular Disease Risk Factors. .

http://www.world-heart-federation.org/cardiovascular-

health/cardiovascular-disease-risk-factors/

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA

PENJELASAN PENELITIAN

Judul

Penelitian

: Analisis faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

dalam konteks keperwatan pada jemaat Gereja HKBP

Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

Peneliti : Senandung TRH

NPM : 1006748892

Peneliti adalah mahasiswa Program Pascasarjana Kekhususan Keperawatan

Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang

bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui faktor risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah pada Jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu Ressort

Pasar Minggu.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan yaitu

mengembangkan program pelayanan kesehatan untuk mengendalikan penyakit

jantung dan pembuluh darah dan bermanfaat untuk peningkatan kesehatan

Bapak/Ibu yaitu Bapak/Ibu dapat mengetahui status kesehatan sehingga dapat

melakukan upaya peningkatan kesehatan.

Pada penelitian ini, Bapak/Ibu akan mengisi kuesioner dan dilakukan pengukuran

berat badan dan tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kadar

kolesterol total darah, serta gula darah puasa. Pada pemeriksaan kadar kolesterol

total dan gula darah puasa, darah yang akan diambil adalah dari ujung jari yang

diambil dengan cara menusukkan jarum kecil pada ujung salah satu jari.

Penusukan ini akan memberikan sedikit rasa kurang nyaman dan akan berkurang

jika melakukan tarik nafas dalam.

Lampiran 1

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif, dan bila

mengalami ketidaknyamanan, maka Bapak/Ibu mempunyai hak untuk berhenti

dan mendapatkan intervensi keperawatan. Peneliti juga akan menjunjung tinggi

hak responden dengan menjaga kerahasiaan yang diperoleh selama proses

pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan data Bapak/Ibu akan

dimusnahkan setelah lima tahun.

Dengan penjelasan ini, peneliti mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu. Atas

kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti ucapkan terima

kasih dan semoga dengan partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini dapat

mengetahui status kesehatan dan berusaha menjaga kesehatan.

Jakarta, ...............................2012

Peneliti

Senandung TRH

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul

Penelitian

: Analisis faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

dalam konteks keperwatan pada jemaat Gereja HKBP

Pasar Minggu Ressort Pasar Minggu

Peneliti : Senandung TRH

NPM : 1006748892

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang penelitian

yang akan dilaksanakan sesuai judul di atas, saya mengetahui bahwa tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko penyakit jantung dan

pembuluh darah dalam konteks keperawatan pada jemaat Gereja HKBP Pasar

Minggu Ressort Pasar Minggu. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam

penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan dan khususnya bagi saya sebagai responden.

Saya memahami bahwa risiko yang dapat terjadi sangat kecil dan saya berhak

untuk menghentikan keikutsertaan saya dalam penelitian ini. Saya juga mengerti

bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya, dan berkas

yang mencantumkan identitas hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data

dan bila sudah tidak digunakan lagi akan dimusnahkan dan kerahasiaan data

tersebut hanya diketahui peneliti.

Selanjutnya saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan menyatakan

bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Responden

(……………………………..)

Jakarta, ……..…........2012

Peneliti

(Senandung TRH)

Lampiran 2

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

KUESIONER PENELITIAN

Analisis faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dalam konteks

keperawatan pada jemaat Gereja HKBP Pasar Minggu

Ressort Pasar Minggu

Petunjuk:

Mohon Kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi pertanyaan sesuai dengan

petunjuk di bawah ini !

I. Isian singkat

Petunjuk :

Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

pada jawaban yang tersedia.

1. Nama Responden :

2. Alamat :

3. No. Telepon :

4. Status Pendidikan :

5. Pekerjaan :

6. Umur :

7. Jenis kelamin :

8. Riwayat Penyakit Keluarga :

9. Riwayat Penyakit Responden:

II. Pilihan

Petunjuk :

Berilah tanda checklist (v) pada kurung yang tersedia apabila

pernyataan sesuai dengan kehidupan Bapak/Ibu !

1. Saya merokok minimal satu batang rokok setiap hari

Ya ( ) Tidak ( )

Jika jawaban “ya” silahkan lanjut ke pertanyaan No. 3 dan jika jawaban

“tidak” silahkan lanjut ke pertanyaan No. 2

2. Saya berhenti merokok kurang dari 1 tahun

Ya ( ) Tidak ( )

3. Dalam satu hari, minimal saya makan makanan asin sebanyak 1 kali,

seperti telur asin, sayur asin, kecap asin, kripik kentang, saos, daging

kaleng dan makanan asin lainnya.

Ya ( ) Tidak ( )

Lampiran 3

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

4. Dalam satu hari, minimal saya makan makanan tinggi leamk sebanyak 1

kali, seperti sop buntut, sate, masakan bersantan, kuning telur, kambing,

kulit ayam/bebek dan makan makanan tinggi lemak lainnya

Ya ( ) Tidak ( )

5. Saya makan sayur minimal 2 kali atau 2 porsi setiap hari

Ya ( ) Tidak ( )

6. Saya makan buah minimal 3 kali atau 3 porsi setiap hari

Ya ( ) Tidak ( )

7. Saya minum salah satu jenis alkohol : bir, whiskey, anggur, cap orang tua,

cap tikus, sopi, tuak.

Ya ( ) Tidak ( )

Jika jawaban “ya” silahkan lanjut ke pertanyaan No. 8 dan jika jawaban

“tidak” silahkan lanjut ke pertanyaan No. 9

8. Saya minum alkohol tersebut 1 bulan terakhir dua kali sehari dengan

ukuran standar seperti di bawah ini :

o 1 gelas/ botol kecil/ kaleng (285 – 330 ml) bir

o 1 gelas piala (120 ml) anggur

o 1 sloki (30 ml) whiskey

o 1 gelas/ botol kecil/ kaleng (285 – 330 ml) cap orang tua

o 1 gelas/ botol kecil/ kaleng (285 – 330 ml) cap tikus

o 1 gelas tuak

Ya ( ) Tidak ( )

9. Setiap hari saya hanya melakukan aktivitas sehari-hari yang ringan

seperti berdiri, berjalan pelan, mengangkat benda ringan, naik beberapa

tangga tanpa melakukan olahraga.

Ya ( ) Tidak ( )

10. Saya melakukan salah satu olahraga di bawah ini secara rutin

(jalan kaki, joging, lari, lari di tempat, bulu tangkis, sepak bola, berenang,

senam, sepeda)

Ya ( ) Tidak ( )

Jika jawaban “ya” silahkan lanjut ke pertanyaan No. 11 dan 12 dan jika

jawaban “tidak” pertanyaan berikutnya tidak perlu dijawab.

11. Saya melakukan olahraga tersebut dengan durasi minimal 30 menit setiap

olahraga

Ya ( ) Tidak ( )

12. Saya melakukan olahraga tersebut dengan frekuensi minimal 3-

4x/minggu

Ya ( ) Tidak ( )

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Lembar Hasil Pengukuran (Diisi oleh peneliti)

1. Berat Badan (dalam Kg) :

2. Tinggi Badan (dalam meter) :

3. Indeks Masa Tubuh (Kg/m2) :

4. Tekanan Darah (dalam mmHg)

Pengukuran Pertama :

Pengukuran Kedua :

Rata-rata tekanan darah :

5. Kadar Gula Darah Puasa

(dalam mg/dL ) :

6. Kadar Kolesterol Total

(dalam mg/dL ) :

(dalam mmol/L) :

Lampiran 4

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Lembar Pengukuran Berisiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

(Diisi oleh peneliti)

No Variabel Ya Tidak

1 Umur ≥ 55 tahun pada laki-laki

2 Umur ≥ 65 tahun pada perempuan

3 Riwayat Keluarga

4 Merokok

5 Pola makan tidak sehat

6 Minum alkohol

7 Kurang aktivitas fisik

8 Obesitas

9 Dislipidemia

10 Hipertensi

11 Diabetes Melitus

Jumlah Skor

Lampiran 5

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Lembar Skoring Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah WHO/ISH

SKORING :

Lampiran 6

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Prosedur Pengisian Kuesioner dan Pengukuran

1. Cara mengisi kuesioner

Kuesioner akan dibagikan kepada responden di klinik dan responden mengisi di

klinik sehingga jika ada pernyataan atau pertanyaan yang tidak dimengerti akan

dijelaskan kembali oleh peneliti.

2. Cara mengukur berat badan

Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan alat timbangan digital

injak. Adapun pengukurannya sebagai berikut :

a. Responden diminta melepaskan alas kaki, mengeluarkan benda-benda

berat yang ada di kantong baju/celana dan tidak menggunakan pakaian

yang berlebihan.

b. Meminta responden untuk naik ke atas timbangan, berdiri tenang, tegak,

lengan di samping badan, melihat lurus ke depan sampai muncul angka

di kaca display.

c. Menuliskan hasil pengukuran pada lembar hasil pengukuran.

3. Cara mengukur tinggi badan adalah sebagai berikut

Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan microtoise. Adapun

pengukurannya sebagai berikut :

a. Responden diminta untuk melepaskan alas kaki.

b. Responden berdiri tegak sejajar dengan garis lurus microtoise.

c. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, tangan, pantat, dan tumit

menempel pada dinding tempat microtoise dipasang dan tepat pada garis

lurus yang telah dibuat.

d. Pandang responden lurus ke depan (bila perlu peganglah dagunya) dan

kedua lengan dalam posisi tergantung bebas. Bagian atas telinga dan

mata berada pada 1 garis lurus.

e. Geser microtoise ke bawah sampai menyentuh bagian atas kepala

responden.

Lampiran 7

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

f. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah,

lurus/beratap muka dengan responden. Jika pengukur lebih pendek,

naiklah ke atas bangku kecil saat membaca hasil pengukuran.

g. Menuliskan hasil pengukuran pada lembar hasil pengukuran.

4. Cara mengukur tekanan darah

Adapun cara pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut :

a. Responden yang akan diperiksa beristirahat selama 5 menit

b. Tekanan darah diukur pada posisi dimana alat pengukur tekanan darah

setinggi jantung (Gambar 4.7.1)

c. Pasang manset tensimeter sehiungga manset melingkari 2/31engan dan

bagian bawahnya harus 2 cm di atas daerah lipatan lengan.

d. Balon spigmomanometer dipompa sampai di atas tekanan sistolik,

kemudian dibuka perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per

denyut jantung. Tekanan sistolik dicatat pada saat terdengar bunyi yang

pertama (Korotkoff I) sedangkan tekanan diastolik dicatat pada saat

bunyi tidak terdengar lagi (Korotkoff V)

e. Pengukuran tekanan darah dilakukan dua kali pengukuran dengan selang

waktu 5 sampai 20 menit pada sisi kanan dan kiri lalu dirata-rata.

5. Cara mengukur gula darah puasa dan kadar kolesterol

Pengukuran gula darah puasa dan kadar kolesterol dengan menggunakan alat

Nesco. Adapun cara pengukuran adalah sebagai berikut :

a. Aktifkan Fresh Capillary Blood Cholesterol Test untuk mengukur kadar

kolesterol total dan Fresh Capillary Blood Glucose Test yang untuk

mengukur kadar gula darah puasa

b. Masukkan chip gula dan strip gula pada alat Fresh Capillary Blood

Glucose Test

c. Masukkan chip kolesterol Fresh Capillary Blood Cholesterol Test

d. Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.

e. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

f. Masukkan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen dan atur

kedalaman jarum.

g. Gunakan tissue alkohol untuk membersihkan jari responden.

h. Tembakkan jarum pada jari sehingga darah keluar.

i. Darah disentuh pada strip gula darah dan kolesterol

j. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.

k. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.

l. Tekan daerah penusukan dengan kapas selama saatu menit dan pastikan

tidak ada lagi darah yang keluar

m. Tunggu sebentar,hasil akan keluar beberapa detik pada layar.

n. Catat pada lembar hasil pengukuran gula darah dan kolesterol.

o. Cabut jarumnya dari lancing dan stripnya dibuang.

p. Chip gula dan kolesterol disimpan ke botol lagi.

6. Cara pengukuran berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Setelah dilakukan pengisian dan kuesioner maka peneliti akan melakukan

pengukuran berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Setiap faktor risiko

dimasukkan ke dalam lembar pengukuran lalu diskor. Skor lebih dan sama dengan

1 dikategorikan menjadi berisiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan jika

skornya sama dengan 0 maka dikategorikan menjadi tidak berisiko penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

7. Cara mengukur risko penyakit jantung dan pembuluh darah

berdasarkan WHO/ISH.

Hasil dari pengukuran dan pengisiian kuesioner : umur, jenis kelamin, merokok,

riwayat diabetes melitus, tekanan darah, dan kadar kolesterol total dimasukkan ke

dalam skema lalu dilakukan skoring.

Contoh : Seorang responden laki-laki berumur 40 tahun dengan tekanan darah

sistolik 160 mmHg, merokok setiap hari, tidak menderita diabetes melitus,

kolesterol total 6 mmol/l. Setelah nilai tersebut dimasukkan dalam skema,

hasilnya adalah responden beada di skema warna merah jingga yang artinya

responden mempunyia risiko tingkat tinggi yaitu diperkirakan dalam 10 tahun

kemudian, mempunyai peluang sebesar 20-20,9 % menderita penyakit jantung

dan pembuluh darah. Hasil lebih rinci dapat di lihat pada skema di bawah.

4 5 6 7 8 4 5 6 7 8 4 5 6 7 8 4 5 6 7 8

(kadar kolesterol total dalam mmol/l)

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR RISIKO …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20301305-T30487 - Analisis faktor... · Uji statistik yang digunakan adalah ... Klasifikasi Kadar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

DATA PRIBADI

Nama : Senandung Tua Ravika Hutabarat

Tempat, Tanggal Lahir : Tarutung, 26 Januari 1985

Agama : Kristen Protestan

Status : Menikah

Alamat : Jl. Rancho Indah Dalam No. 69 Rt 06 / 02

Kel. Tanjung Barat , Jagakarsa

Jakarta Selatan 12530

Telp / Hp : 021-78842808/081318372033

PENDIDIKAN

1. 2010-2012 : Program Magister Ilmu Keperawatan Peminatan Keperawatan

Medikal Bedah Universitas Indonesia

2. 2007-2008 : Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia

3. 2003-2007 : Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

4. 2000-2003 : SMU Negeri 28 Jakarta jurusan IPA

5. 1997-2000 : SLTP Negeri 239 Jakarta

6. 1996-1997 : SDL SPG 3 Jakarta

PENGALAMAN

1. 2010- sekarang : Staff Pengajar Tetap Akper Fatmawati Jakarta

2. 2009-2010 : Perawat Pelaksana Pelayanan Jantung Terpadu

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto

Mangunkusumo (PJT-RSCM)

3. 2008-2009 : Perawat Pelaksana Rumah Sakit Pondok Indah

Jakarta

Lampiran 10

Analisis faktor..., Senandung Tua Ravika Hutabarat, FIK UI, 2012