22
Ulkus Kornea Perforasi Dear the docter who examine me before,,,why u so dare give me the mark smallest than other,,dont u know i spent my whole night ,, but thanks Allah my heart not hurted anymore,,,i tried to do my best,,.i try to answer for the questions,,but all nothing,,why only see from one side,,,at least im enjoyed to make this ,,i dedicated this for my patient,,, >.> monosit Limfosit radang kronis Eosinoifil radang alergi Terapi : Natamycin Natacen (aspergilus) Solmazol (candida) Injeksi conjungtiva Terapi : Gol quinolon (tiap 15’ kalo mengancam perforasi) Vitamin A Air mata buatan Sekitar 1 mingguan setelah kejadian, pasien mengatakan dimatanya tampak ada sesuatu yang berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kecil, letaknya ditepi, putih-putihnya semakin hari semakin membesar menjalar menutupi seluruh permukaan warna hitam di mata kanannya. Keluhan juga disertai dengan kotoran cair, gatal, mata berair, dan mata kanan pasien tidak dapat melihat normal hanya dapat melihat saat gelap dan terang, nyeri dan terasa pegal terutama saat terkena sinar matahari. Ulkus jamur Ulkus bakteri Ulkus virus Ulkus tidak beraturan Kotor Endotelial plaq Putih keabuan Lesi satelit Furtheral aid Hipopion tidak rata Batas tidak tegas Lokasi marginal Ulkus beraturan Lebih bersih

Ulkus Kornea Perforasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ulkus

Citation preview

Page 1: Ulkus Kornea Perforasi

Ulkus Kornea Perforasi

Dear the docter who examine me before,,,why u so dare give me the mark smallest than

other,,dont u know i spent my whole night ,, but thanks Allah my heart not hurted anymore,,,i

tried to do my best,,.i try to answer for the questions,,but all nothing,,why only see from one

side,,,at least im enjoyed to make this ,,i dedicated this for my patient,,, >.> monosit

Limfosit radang kronis

Eosinoifil radang alergi

Terapi :

Natamycin

Natacen (aspergilus)

Solmazol (candida)

Injeksi conjungtiva Terapi :

Gol quinolon

(tiap 15’ kalo mengancam perforasi)

Vitamin A

Air mata buatan

Sekitar 1 mingguan setelah kejadian, pasien mengatakan dimatanya tampak ada sesuatu

yang berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kecil, letaknya ditepi, putih-putihnya

semakin hari semakin membesar menjalar menutupi seluruh permukaan warna hitam di mata

kanannya. Keluhan juga disertai dengan kotoran cair, gatal, mata berair, dan mata kanan

pasien tidak dapat melihat normal hanya dapat melihat saat gelap dan terang, nyeri dan

terasa pegal terutama saat terkena sinar matahari.

Ulkus jamur Ulkus bakteri Ulkus virus

Ulkus tidak beraturan

Kotor

Endotelial plaq

Putih keabuan

Lesi satelit

Furtheral aid

Hipopion tidak rata

Batas tidak tegas

Lokasi marginal Ulkus beraturan

Lebih bersih

Hipopion rata

Batas tegas

Lokasi sentral Dendritik

Page 2: Ulkus Kornea Perforasi

Geografik

Jadi banyak

Natamycin eye drop

Natacen salep (asperg)

Solmazol Cendofenikol

Gentamycin

Mycetin

Air mata buatan

Vitamin A (Cendo lytre dan Cendo fresh) Acyclovir – oral, salep

Sekitar 2 mingguan setelah kejadian, pasien mengatakan putih-putih dimatanya semakin

meluas, menutupi hampir seluruh permukaan warna hitam di mata kanannya. Keluhan juga

disertai keluar cairan dari mata, nyeri pada mata dirasakan hilang timbul, dan kelopak mata

menjadi bengkak. Keluhan tidak disertai nyeri saat menggerakan bola matanya dan demam

disangkal pasien, rasa nyeri yang hebat menjalar ke kepala , mual dan muntah.

Anamnesis ini mau diarahkan bahwa ulkus korneanya sudah mengarah ke komplikasi

yaitu ,,,perforasi,,,dan diagnosis banding dengan ,,terjadinya Glaukoma sekunder dan

endoftalmitis (lebih dalam lagi),,,

Pada pasien ini ulkus kornea dapat terjadi perforasi ,,perforasi cairan CoA dapat mengalir ke

luar iris ,,(TIOnya bisa menurun ,,) dan iris mengikuti gerakan ini ke depan sehingga iris

melekat pada luka kornea yang perforasi dan disebut iris prolaps yang menyumbat fistel (saat

tersumbat ,,TIOnya meningkat,,dan hasil tes fistel harusnya (+),,pada pemeriksaan adanya

fistel pada ulkus korea ,,setelah pemberian fluoroscein bola mata harus ditekan sedikit untuk

untuk melepaskan fibrin dari fistel sehingga cairan CoA dapat mengalir keluar melalui fistel

seperti air mancur ,,pada tempat ulkus dengan fistel tersebut,,))

Kejadian ini berulang-ulang dari keluhan akan dirasakan nyeri,,,bahkan bisa nyeri hebat

menjalar ke kepala karena itu sebagai tanda ke arah Glaukoma sekunder ,,,terjadi

peningkatan TIO karena peradangan uveitis anterior ,,sehingga tersumbatnya trabekulum

oleh sel2 radang yang terdapat di CoA,,

namun pada tempat perforasi kornea dan iris prolaps daat terjadi jaringan parut , maka

disebut leukoma adherens dimana pada tempat tersebut terjadi penyempitan sudut CoA oleh

adanya sinekia anterior menyebabkan aliran balik cairan di sudut CoA menjadi terganggu ,

yang dapat menyebabakn timbulnya peninggian tekanan intraokular dan menjadi glaukoma

sekunder ,,,

leukoma adherens tidak kuat , adanya glaukoma sekunder tidak kuat , adanya glaukoma

sekunder dapat menyebabkan menonjolnya leukoma tersebut yang disebut stafiloma kornea

yang tampak seperti anggur,,

(tapi pada pasien ini belum terjadi glaukoma sekunder,,,dari keluhan yang tidak sampai nyeri

hebat ke kepala belakang, mual, muntah ,pem.of : TIO tidak meningkat ,,,kornea edema (-) ,

tidak menonjol (tidak kearah stafiloma ) ,,tapi tampak adanya leukoma adherens ,,,sikatrik

berwarna putih seperti porselen) ..

Page 3: Ulkus Kornea Perforasi

Uveitis

non granulomatosis Glaukoma sekunder Endoftalmitis

Peradangan pada traktus uvealis ,,umunya tidak ditemukan bakteri patogen dan karena

berespon baik terhadap terapi kortikosteroid Peningkatan TIO yg tjd sebagai salah satu

manifestasi penyakit mata lain

Terapi :

Analgetika sistemik secukupnya untuk rasa sakit, dan kacamata gelap untuk fotofobia. Pupil

harus tetap dilebarkan . Kesanggupan atropin untuk menghilangkan spasme siliaris tdk ada

bandingnya . Sekali sudah reda , terapi dilanjutkan dengan dilatator kerja singkat seperti

cyclopentolate untuk mencegah spasme dan terbentuknya sinekia posterior. Tetes steroid

lokal biasnya cukup efektif untuk kerja antiradanya pada kasus berat dan tidak responsif,

dapat diberikan suntikan steroid periokuler dan kadang-kadang sekali bahkan steroid

sistemik.

Penanganan komplikasi :

Glaukoma adalah komplikasi yang umum. Terapi terhadap uveitis sangat penting, khususnya

melebarkan pupil dengan atropin (bukan mengecilkan , seperti pada glaukoma Terapi :

berupa pengontrolan TIO dgn cara medis maupun bedah , tetapi juga mengatasi penyakit yg

mendasari apabila mungkin

Pada pasien ini , yang mendukung ,,,

Anamnesis : onsetnya khas akut, dengan rasa sakit, injeksi, fotofobia, dan penglihatan kabur .

Terdapat kemerahan sirkumkorneal yang disebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh limbus.

Yang menyingkirkan tidak ditemukan seperti yg didapat pd uveitis :

Anam : riwayata Tb (-), Artritis (-) , Tokso (-)

P.Of: deposit putih halus (presipitat keratik “”KP’’) pada permukaan posterior kornea dapat

dilihat dengan

slitlamp atau dengan kaca pembesar (-)

pupilnya kecil dan mungkin terdapat kumpulan fibrin dengan sel di kamera anterior(-) , Jika

terdapat pupil tidak teratur menunjukan adanya sinekia posterior.

Komplikasi dan sekuele

Uveitis anterior dapat menimbulkan synekia anterior perifer , yang menghalangi humor aquos

keluar di sudut kamera anterior dan berakibat glaukoma dengan memungkinkan

berkumpulnya humor aquos dibelakang iris , sehingga menonjolkan iris ke depan . Pelebaran

pupil sejak dini dan terus menerus mengurangi kemungkinan timbulnya sinekia posterior …

Pada pasien ini bisa disebabkan Glaukoma akibat kelainan traktus uvealis,

Pada uveitis tekanan intraokular biasanya lebih rendah darpada normal karena corpus siliare

yang meradang kurang berfungsi dengan baik. Jalinan trabekukar dapat tersumbat oleh sel-

sel radang dari CoA ,,disertai edema sekunder,,atau kadang-kadang dalam proses

peradangan secara spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis),,Uveitis kronik atau

rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula , sinekia anterior perifer dan

kadang-kadang neovaskularisasi sudut , yang semuanya meningkatkan glaukoma sekunder .

Seklusi pupil akibat sinekia posterior 360 derajad menyebabkan iris bombe dan glaukoma

Page 4: Ulkus Kornea Perforasi

sudut tertutup akut,,,

Terapi terutama ditujukan kepada pengontrolan uveitis disertai pemberian terapi glaukoma

sesuai keperluan, dan menghindari miotik karena dapat meningkatkan kemungkinan

pembentukan sinekia posterior. Terapi jangka panjang , termasuk tindakan bedah , sering

perlu dilakukan karena kerusakan jalinan trabekula yang ireversibel.

Penutupan sudut akut akibat penutupan pupil dapat dipulihkan oleh midriasis intensif tetapi

sering memerlukan iridektomi perifer dengan laser atau iridektomi bedah

Penutupan sudut akut akibat penutupan pupil dapat dipulihkan oleh midriasis intensif tetapi

sering memerlukan iridotomi perifer dengan laser atau iridektomi bedah. Setiap uveitis

dengan kecendringan pembentukan sinekia posterior harus diterapi dengan midriatikum

sewaktu uveitisnya aktif untuk mengurangi risiko penutupan pupil.

Px dengan :

Cara digital

tonometri Schiotz

Gonioskopi Px dengan :

Gonioskopi

Riwayat pengobatan : pasien sempat berobat ke mantri dan diberi obat tetes mata dan obat

yang diminum

Kemungkinan ulkus bisa dicetuskan karena penggunaan kortikosteroid yang bisa terdapat

dalam xitrol,,kita curigai apakah pasien pernah dibeikan obat dgn kandungan kortikosteroid

Efek kortikosteroid :

– Dapat mengendalikan respon peradangan yang merusak

– Memberi peluang terjadinya replikasi virus,,,jadi kalau diduga penyebab ada karena virus

harus disertai dengan antivirus

– Dapat mempermudah perlunakan kornea sehingga meningkatkan risiko perforasi kornea

– Mempersingkat perjalanan penyakit , mengurangi gejala yang sering hebat

– Steroid dapat mengganggu mitosis epitel

– Efek plasebo menyamarkan penyakit

– Menumbuhkan jamur pada pasien DM

– Dapat menyebabkan gangguan mekanisme pertahanan

– Perubahan struktus kornea

. Riwayat memelihara hewan peliharaan seperti kucing disangkal oleh pasien.

Kalo memelihara maka indikasi chex Ig G dan Ig M tokso untuk mengarah apakah ada

dasar utk mengarah uveitis

• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit serupa, DM, Alergi, sering nyeri sendi, batuk lama, gangguan pada gigi dan

telinga disangkal.

Pasien DM diberi steroid bisa tumbuh jamur

• Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa disangkal

Page 5: Ulkus Kornea Perforasi

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

• Keadaan Umum : Sedang…………………………………………….

• Kesadaran : Compos mentis…………………………………

• Tanda Vital : ……………………………………………………….

Tekanan darah : 120/70 mmHg………………………………….

Nadi : 82x / menit ……………………………………..

Suhu : 36,5 °C…………………………………………….

Frekuensi Pernapasan : 20 kali/menit…………………………………….

Berat badan : 51 kg………………………………………………

Biasanya ulkus timbul pada orang-orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal,

pada pasien ini perawakannya kurus ,,maka keadaan umunya harus diperbaiki dengan

makanan yang bergizi , udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang

mengandung A.B kompleks dan C

• Kepala : Normocephal……………………………………

• Mata : (lihat status oftalmologi)…………………..

• Telinga Hidung Tenggorok : tidak ada kelainan…………………………….

• Gigi Geligi : tidak ada kelainan…………………………….

• Leher : tidak teraba pembesaran kgb………………

• Toraks dan Abdomen : tidak ada kelainan…………………………….

• Ekstremitas : tidak ada kelainan……………………………..

IV. Status optalmologi

OD

Gerakan

Sejajar ke segala arah

1/tak terhingga, proyeksi baik ke segala arah

Normal per palpasi

Normal, tumbuh teratur, madarosis (-)

sikatriks (-)

Normal,

tumbuh teratur,

trikiasis (-)

Udem (+),

hiperemis (+),

hordeolum (-),

kalazion (-),

blefarospasme (+),

ektropion (-),

entropion (-),

ptosis (-),

Page 6: Ulkus Kornea Perforasi

lagoftalmus (-)

Udem (+),

hiperemis (+),

Sekret (+) purulen,

hordeolum (-),

kalazion (-),

blefarospasme (+),

ektropion (-),

entropion (-),

ptosis (-),

lagoftalmus (-)

Normal

Trikiasis (-),

entropion (-),

ektropion (-)

Folikel (-),

papil (-),

injeksi (+)

Folikel (-),

papil (-),

injeksi (+)

Injeksi silier (+),

injeksi konjungtiva (+), pdarahan sub konjungtiva (-), chemosis (-)

Keruh,

edema (-),

infiltrat (-),

Sikatriks (+),

Ulkus (+)

tepi tidak beraturan,

kotor, luas hampir seluruh permukaan cornea, lokasi sedikit ke perifer, warna putih keabuan,

lesi satelit (-),

endotelial plaq (-),

fredery edge (-)

Tes sensibilitas (+)

Tes fluoroscein : tidak dilakukan (karena tidak tersedia)

Tes Fistel : tidak dilakukan (karena tidak tersedia)

Dangkal,

Hipopion (-),

hifema (-)

Prolapsus iris (+)

Page 7: Ulkus Kornea Perforasi

Sulit dinilai,

reflek cahaya langsung (-), reflek cahaya tdk lgsung (-)

Sulit dinilai

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Posisi/Hirsberg

ortofori

Visus

TIO

Supracilia

cilia

Palpebra superior

Palpebra inferior

Blefarospasme : kedipan kelopak yang keras da hilang waktu tidur , renjatan otot orbikularis

okuli leopak akibat spasme, letih atau rentan. Merupakan tindakan memejamkan matayang

kuat tidak disadari , yang dapat berlangsung beberapa detik sampai beberapa jam,,terjadi

bila terdapat :

Erosi kornea, uveitis anterior, glaukoma akut, glaukoma kongenital

Fisura palpebra

Margo palpebra

Konjungtiva tarsal superior

Konjungtiva tarsal inferior

Konjungtiva bulbi

Kornea

Tanda adanya tes fistel

Tes fistel (+)

CoA dangkal

Iris prolaps

TIO menurun

BMD

Page 8: Ulkus Kornea Perforasi

Iris

Pupil

Lensa

Vitreus

fundus

Gerakan

Sejajar ke segala arah

6/12

Normal per palpasi

Normal, tumbuh teratur, madarosis (-),

sikatriks (-)

Normal,

tumbuh teratur,

trikiasis (-)

Udem (-),

hiperemis (-)

hordeolum (-),

kalazion (-),

blefarospasme (-),

ektropion (-),

entropion (-),

ptosis (-),

lagoftalmus (-)

Udem (-),

hiperemis (-),

Sekret (-) purulen,

hordeolum (-),

kalazion (-),

blefarospasme(-),

ektropion (-),

entropion (-),

ptosis (-),

lagoftalmus (-)

Normal

Trikiasis (-),

entropion (-),

ektropion (-)

Page 9: Ulkus Kornea Perforasi

Folikel (-),

papil (-),

injeksi (-)

Folikel (-),

papil (-),

injeksi (-)

Tenang,

injeksi silier (-),

injeksi konjungtiva (-), prdarahan sub konjungtiva(-), chemosis (-)

Jernih, edema (-), infiiltrat (-)

Dalam,

hipopion (-),

hifema (-)

Kripti jelas,

normal,

sinekia anterior (-),

sinekia posterior (-)

Bulat, isokor,

Reflek cahaya langsung (+), reflek cahaya tdk lgsung (+)

Jernih,

shadow test (+)

Sulit dievaluasi

Reflex fundus (+),

Papil saraf optik bentuk bulat batas tegas

Retina berwarna kuning orange eksudat (-)

Perdarahan (-)

Sikatriks (-)

AV retina sentralis 2:3

Cup disk ratio 0,3

Refelek fovea (+)

I. RESUME

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan status oftalmologi :

Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan mata kanan merah dan tidak dapat melihat sejak 14 hari

sebelum datang ke poliklinik mata. Pasien mengatakan mata merah, nyeri, berair, pegal,

keluar kotoran cair. Pasien mengatakan terkena percikan biji padi pada mata kanan 21 hari

SMRS. 1 minggu setelah terkena terdapat putih-putih di mata kanannya yang semakin hari

semakin melebar hampir menutupi seluruh warna hitam mata kanannya.

Pemeriksaan fisik :

Page 10: Ulkus Kornea Perforasi

Pasien tampak sakit sedang, TD 120/70 mmHg, N:82x/menit, S:36,5 , R:20x/m

Pemeriksaan ophtalmologi :

OD OS

Gerakan bola mata

Sejajar ke segala arah

1/tak terhingga, proyeksi baik

Normal per palpasi

Normal

Normal

Edema (+),

hiperemis (+),

blefarospasme (+) kontaksi otot yang tidak lazim yang ditandai dengan spasme oersisten

atau repetitif dari musculus orbiculsris oculi,,bila spasme cenderung kuat makin kuat dan

makin sering, berakibat muka meringis dan mata tertutup.

Edema (+),

hiperemis (+),

sekret purulen (+)

Normal

Sekret purulen (+)

Injeksi (+)

Injeksi (+)

Injeksi konjungtiva (+), injeksi silier (+),

Keruh

Sikatriks (+),1. Tidak ada tanda-tanda radang 2.edem kornea (-) 3.permukaan mengkilat ,

licin, berwarna abu-abu putih 4.batasnya jelas, kadang seperti terpecah

Ulkus (+) , sikatriks (+)

tepi tidak beraturan, kotor, luas hampir seluruh permukaan cornea,

lokasi sedikit ke perifer, warna putih keabuan,

Tes sensibilitas (+)

Dangkal, hipopion (-)

Prolapsus iris

Sulit dinilai

Sulit dinilai

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Hirsberg

ortofori

Visus

Page 11: Ulkus Kornea Perforasi

TIO

Supracilia

cilia

Palpebra superior

Palpebra inferior

Fisura palpebra

Margo palpebra

Konjungtiva tarsal superior

Konjungtiva tarsal inferior

Konjungtiva bulbi

Kornea

BMD

Iris

Pupil

Lensa

Vitreus

fundus

Gerakan bola mata

Sejajar ke segala arah

6/12

Normal per palpasi

Normal

Normal

Tak ada kelainan

Tak ada kelainan

Normal

Tak ada kelainan

Tak ada kelainan

Tak ada kelainan

Tak ada kelainan

Jernih

Dalam

Kripti jelas

Page 12: Ulkus Kornea Perforasi

Bulat, isokor, reflek cahaya langsung (+), reflek cahaya tidak langsung (+)

Jernih, shadow test (+)

Sulit dievaluasi

Reflex fundus (+),

Papil saraf optik bentuk bulat batas tegas

Retina berwarna kuning orange eksudat (-)

Perdarahan (-)

Sikatriks (-)

AV retina sentralis 2:3

Cup disk ratio 0,3

Refelek fovea (+)

TIO

Bila terdapat abnormalitas rigiditas okukar, maka akan mempengaruhi ketepatan hasil

pengukuran TIO. Untuk mata dengan rigiditas okular (E) yang anbormal, maka hasil tonometri

masih perlu dikoreksi. Koreksi dilakukan dengan melakukan cara pengukuran tonometri

diferensial yaitu : pengukuran tonometri Schitz menggunakan beban yang berbeda dan hasil

pengukuran dilihat pada monogram Friden wald.

Hendaknya selalu dipikirkan beberapa kemungkinan adanya faktor yang dapat menimbulkan

penyimpangan hasil pengukuran dalam menginterpretasi nilai TIO dari hasil pengukuran. Bila

terdapat hasil yang meragukan, maka harus diteliti beberapa kemungkinan penyebabnya

sebagai berikut :

1. Alat tidak ditera terlebih dahulu sebelum digunakan dan ada bagian yang rusak, seperti

plunger tidak bergerak bebas karena kotor dsb

2. Penderita tidak tenang karena tidak mendapatkan penjelasan sebelum pemeriksaan

sehingga menyebabkan perubahan tonus otot orbikularis dan otot bola mata.

3. Adanya kelainan kornea seperti sikatrik, megalokornea, mikrokornea, edema kornea dan

kelainan rigiditas okular lainnya.

4. Pemeriksa tidak mengerjakan tekhnik pengukuran yang baik.

Berdasarkan data hasil penelitian epidemiologi didapatkan bahwa rata-rata nilai TIO adalah

kira-kira 16 mmHg dengan standard devisi 3 mmHg. Tekanan intraokular merupakan faktor

risiko untuk terjadinya kerusakan saraf optik pada penyakit glaukoma.

Tes-tes untuk ulkus kornea

Tes Fluorosensi :

Memasukan kertas yang mengandung fluoroscein steril ke dalam sakus konjungtiva inferior

setelah terlebih dahulu diberi anastesi lokal (pantokain drops) pasien disuruh mengedip

beberapa waktu kertas fluorosensi dicabut pada tempat ulkus tampak berwarna hijau

Tes Fistel

Pemeriksaan adanya fistel pada ulkus kornea ,,untuk perforasi atau tidak pemberian

fluoroscein bola mata harus ditekan sedikit untuk melepaskan fibrinnya dari fistel cairan

CoA dapat mengalir keluar mll fistel seperti air mancur pada tempat ulkus dengan fistel

Page 13: Ulkus Kornea Perforasi

Tes Placido

Pasien membelakangi sumber cahaya pemeriksaan menghadap pasien dg jarak pendek ,

sambik memegang alat placido dipasang didepan mata pasien pemeriksa melihat

bayangan placido Didepan

Konjungtiva bulbi

Ulkus kornea ada yg :

non perforata kalau sembuh dapat timbulkan nebula,makula, leukoma

perforata kalau sembuh dapat timbulkan leukoma adherens dan stafiloma kornea

Karena ada ulkus maka kornea akan menipis , menonjol, timbulkan keraktasi,,,ulkus

mendalam sampai membran descemet,,timbulkan descematokelr

Pembagian sikatriks/jaringan parut

1.Nebula timbul bika ulkus tidak begitu dalam dan tampak sebagain bercak seperti awan

yang hanya dapat dilihat dikamar gelap dengan cahaya buatan

2.Makula terjadi bila ulkus lebih dalam dan tampak sebagai bercak putih yang tampak

dikamar biasa

3.Leukoma Didapat bila ulkus lebih dalam lagi dan tampak sebagai bercak putih seperti

porselen , yang tampak dari jauh

DD infiltrat dan sikatriks

Infiltrat Sikatriks

1.Ada tanda-tanda radang :

Injeksi perikornea

Lakrimasi

Fotofobia

Blefarospasme

Sakit

2. edema kornea (+)

3. permukaan suram, tidak licin, berwarna abu-abu

4.batasnya tidak jelas ,,oleh karena ada pinggir yang berinti 1. Tidak ada tanda-tanda radang

2.edem kornea (-)

3.permukaan mengkilat , licin, berwarna abu-abu putih

4.batasnya jelas, kadang seperti terpecah

Injeksi konjungtiva Injeksi siliar

Asal arteri konjungtiva posterior

Menyertai kll konjungtiva

Secret mukopurulen/purulenta

Merah difornix mengurang ke limbus

Warna merah muda

Membentuk anastomose (cabang-cabang anastomose)

Berkelok-kelok

Page 14: Ulkus Kornea Perforasi

Mudah dilihat

Dapat digerakan pada palpasi infeksi

Vasokonstriktor Arteri siliaris anterior

Kll kornea, iris, badan siliar, glaukoma

Tidak ada, lakrimasi (+)

Merah di limbus ke forniks ke forniks berkurang

Merah tua

Tidak ada anastomose (rambut-rambut halus)

Garis-garis halus

Tidak tampak jelas

Tidak dapat digerakan

Tidak kecil karena profunda

Funduskopi

Papil saraf optik : warna, bentuk, batas papil, ukuran (cup-disc ratio)

Warna : normal, merah kekuningan dengan bagian temporal lebih terang dari bagian nasal

Bentuk : Bulat

Batas papil : tegas

Pada bagian tengah papil terdapat cup fisiologik dengan diameter jorizontal – vertikal cup

(3-3 mm) berbanding dengan diameter horizontal – vertikal papil saraf optik (10-10)

dinyatakan dengan 0,3 – 0,3

Pembuluh darah retina : warna pembuluh darah arteri tampak merah terang, vena merah tua.

Tidak ada selubung pembuluh darah (sheath). Perbandingan kaliber pembuluh arteri/vena

(A/V) adalah 2:3 (2/3)

Retina : warna merah oranye, dinilai apakah terdapat kelainan pada retina seperti edema

retina , eksudat, perdarahan, sikatriks , abalsio dan lain2

Makula : refleks fovea positif

Dinilai apakah terdapat kelainan pada makula sperti refleks fovea menurun atau negatif atau

eksudat di dan sekitar makula

V. DIAGNOSA KERJA

Ulkus kornea perforata e.c suspect jamur OD

DIAGNOSIS BANDING

Endoftalmitis

Ulkus kornea e.c suspek bakteri OD…………………………………………………………..

Apa dasar2 kita mendiagnosis Ulkus kornea perforasi e.c suspect jamur OD ??

Dari anamnesis :

Pekerjaan pasien : petani ,,dimana kemungkinan ulkus kornea fungi hanya timbul bila kornea

kemasukan sangat banyak organisme – suatu peristiwa yang masih mungkin timbul di daerah

pertanian,, riwayat terkena percikan biji padi , tanaman : hifa jamur ,,,onset : tidak

berlangsung cepat seperti pada bakteri yang progresif,,riwayat pengobatan : sudah diberi

Page 15: Ulkus Kornea Perforasi

obat ,,kemungkinan diberikan obat yg mengandung kortikosteroid,, karena mata yang belum

terpengaruh kortikosteroid masih dapat mengatasi masukan organisme sedikit-sedikit

Fungus

P.Oftalmologi :Ulkus fungi itu indolent; nyata ; bercabang-cabang; ditengah-tengah ada

tonjolan, dengan infiltrat kelabu, sering dengan hipopion , lipatan descemet, peradangan

nyata pada bola mata, ulserasi superfisial, dan didalam stroma ada lesi-lesi satelit (umumnya

infiltrat di tempat-tempat yang jauh dari ulserasi ), lesi utama dan juga lesi satelit—

merupakan plaq endotel dengan tepian tidak teratur dibawah lesi kornea utama , disertai lesi

kamera anterior yang hebat dan abses kornea.

>> pada p.oftal pasien ini tidak didapatkan hipopion apa saja kemungkinan-kemungkinan

yang terjadi??

kemungkinan sebelumnya terjadi hipopion (+) bisa terjadi pada saat ini ,,hipopion sulit

dinilai ,,karena tertutup oleh ulcus yang sudah terbentuk sikatrik leukoma adherens ,,yang

mengarah kemungkinan untuk lesi sudah tidak aktif lagi,, pada pasien ini diberikan sulfas

atropin untuk mengantisipasi bila terjadinya peradangan pada CoA yang akan membentuk

hipopion,,,dan perlekatan iris ke depan,,,

Kalaupun sebelumnya hipopion bisa saja (-) karena sedang tidak meradang

>> bisakah sikatrik dan ifiltrat terjadi bersamaan??

>> Apa yang meragukan e.c bukan fungus ??

>> Apa dasar mencurigai e.c bakteri dan dijadikan diag banding ??

OS

Normal perpalpasi

Edema (+),

hiperemis (+),

blefarospasme (+)

Edema (+),

hiperemis (+),

sekret purulen (+)

Normal

Sekret purulen (+)

Injeksi (+)

Injeksi (+)

Injeksi konjungtiva (+), injeksi silier (+),

chemosis(+)

Keruh

Sikatriks (+),

Ulkus (+)

tepi tidak beraturan, kotor, luas hampir seluruh permukaan cornea,

lokasi sedikit ke perifer, warna putih keabuan,

Page 16: Ulkus Kornea Perforasi

Tes sensibilitas (+)

Dangkal, hipopion (-)

Prolapsus iris

Sulit dinilai

Sulit dinilai

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi TIO

Palpebra superior

Palpebra inferior

Fisura palpebra

Margo palpebra

Konjungtiva tarsal superior

Konjungtiva tarsal inferior

Konjungtiva bulbi

Kornea

BMD

Iris

Pupil

Lensa

Vitreus

Fundus

Pemeriksaan lab pada fungus :

1. Pemeriksaan mikroskopik dari kerokan kornea dengan KOH 10% akan didapatkan hifa

2. Biakan pada agar Sabouraud pada 37 derajad celcius dari kerokan pinggir ulkus kornea,

terlihat jamurnya.

Penyebabnya diduga : candida, aspergilus, nocardia, cephalosporum

Ulkus jamur Ulkus bakteri

Ulkus tidak beraturan

Kotor

Endotelial plaq

Putih keabuan

Lesi satelit

Furtheral aid

Hipopion tidak rata

Batas tidak tegas

Lokasi marginal Ulkus beraturan

Lebih bersih

Page 17: Ulkus Kornea Perforasi

Hipopion rata

Batas tegas

Lokasi sentral

Natamycin eye drop

Natacen salep (asperg)

Solmazol Cendofenikol

Gentamycin

Mycetin

Air mata buatan

Vitamin A (Cendo lytre dan Cendo fresh)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan KOH …………………………………………………………………………………..

Pemeriksaan lab pada fungus :

1. Pemeriksaan mikroskopik dari kerokan kornea dengan KOH 10% didapatkan hifa

2. Biakan pada agar Sabouraud pada 37 derjad celcius dari kerokan pinggir ulkus kornea,

terlihat jamurnya.

• Pemeriksaan gram …………………………………………………………………………………..

Bakteri yang paling sering dietmukan :

1. Diplokok pneumonia

2. Streptokok hemolitikus

3. Pseudomonas aeroginosa

4. Moraxella liquefaciens

5. Klebsiela pneumoniae

• Pemeriksaan tes resistensi ………………………………………………………………………..

Pemeriksaan bakteriologik :

Harus dilakukan pemeriksaan hapusan langsung , pembiakan, tes resistensi. Dari

pemeriksaan hapusan langsung dapat diketahui kuman penyebabnya.

Bila tidak terdapat kumannya, dari macam-macam sel yang ditemukan , dapat diketahui kira-

kira penyebab keratitisnya,

Bila banyak monositnya diduga akibat virus

– Leukosit PMN kemungkinan akibat bakteri

– Eosinofil , menunjukan radang akibat alergi

– Limfosit terdapat radang kronis

Dengan melakukan pembiakan dan tes resistensi , dapat diketahui kuman penyebab , juga

obatnya yang tepat guna , dengan demikian pengobatan menjadi lebih terarah.

• USG bola mata

VII. PENATALAKSANAAN

Rawat inap

Untuk memantau pemberian obat , dan untuk mencegah lebih jauh perkembangan ulkus

kearah yang lebih buruk

Page 18: Ulkus Kornea Perforasi

Medikamentosa

Antibiotik :

Ciprofloxaxin eye drop 4gtt dd I

Ciprofloxaxin oral tab 2x500mg

Gentamisin eye drop 4gtt dd I Ab gram negative

Antibiotik golongan quinolon ,, broad spectrum,,diberikan bila keadaan sudah berat ,,

mencegah eye drop ,, komplikasi lebih lanjut (endoftalmitis,,panoftalmitis). Diberikan ab

broad spektrum s.d didapat hasil kultur tetes mata diberi setiap jam siang dan malamuntuk

beberapa hari pertama dan frekuensinya dikurangi bila sudah tampak perbaikan klinis. Dan

kita memonitor respon klinis dari pengobtan dengan antibiotik. Dan kita memonitor respon

klinis dari pengobatan dengan antibiotik :

1. Penumpulan infiltrat stroma

2. Berkurangya edema stroma dan plaq inflamasi endotelial

3. Re-epitelisasi

4. Terhentinya penipisan kornea

Glaukon tab 2×1

Pada pasien ini bisa terjadi kearah Glaukoma akibat kelainan traktus uvealis,Pada uveitis

tekanan intraokular biasanya lebih rendah darpada normal karena corpus siliare yang

meradang kurang berfungsi dengan baik. Jalinan trabekukar dapat tersumbat oleh sel-sel

radang dari CoA ,,disertai edema sekunder,,atau kadang-kadang dalam proses peradangan

secara spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis),,Uveitis kronik atau rekuren

menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula , sinekia anterior perifer dan kadang-

kadang neovaskularisasi sudut , yang semuanya meningkatkan glaukoma sekunder . Seklusi

pupil akibat sinekia posterior 360 derajad menyebabkan iris bombe dan glaukoma sudut

tertutup akut,,,

Terapi terutama ditujukan kepada pengontrolan uveitis disertai pemberian terapi glaukoma

sesuai keperluan, dan menghindari miotik karena dapat meningkatkan kemungkinan

pembentukan sinekia posterior. Terapi jangka panjang , termasuk tindakan bedah , sering

perlu dilakukan karena kerusakan jalinan trabekula yang ireversibel.

Penutupan sudut akut akibat penutupan pupil dapat dipulihkan oleh midriasis intensif tetapi

sering memerlukan iridotomi perifer dengan laser atau iridektomi bedah. Setiap uveitis

dengan kecendringan pembentukan sinekia posterior harus diterapi dengan midriatikum

sewaktu uveitisnya aktif untuk mengurangi risiko penutupan pupil

Sulfas atropin Cendo tropin eye drop 4 gtt dd I

peringatan efeknya lama sekali , dapat memicu glaukoma ,,, ( pada pasien ini kan ulkus

kornea perforata yang dapat terjadi ke arah glaukoma sekunder,,jadi fikirkan efek

sampingnya,,perhatikan keluhan pasien bila datang kontrol selanjutnya,, ) merupakan

midriatik dan siklopegik ,,, sebagai antimuskarinik melebarkan pupil dan melumpuhkan otot

siliaris,,atropin kerjanya lebih lama juga digunakan untuk pengobatan uveitis anterior

terutama untuk mencegah sinekia posterior,,,

1. Sebagai dekongestan pada tempat peradangan kongesti berkurang nyeri menurun

Page 19: Ulkus Kornea Perforasi

2. Sebagai midriasil untuk melepaskan sinekia posterior yang ada dan mencegah

pembentukan yang baru

3. Sebagai paralisator untuk melumpuhkan otot sfingter pupil + otot siliaris akomodasi (-)

mata tidak berakomodasi , istirahat penyembuhan lebih cepat.

Air mata artifisial Lyters 1 gtt/2jam

Bila mata terasa terasa kering untuk merangsang re-epitelisasi merangsang jaringan

sikatriks untuk sembuh

Non Medikamentosa

Tidak boleh bebat mata

Mata boleh ditutup dengan kasa steril , untuk mengurangi rangsangan dan memberikan

kehangatan supaya luka cepat sembuh ..tetapi tidak boleh bebat mata,,,karena pada pasien

ini,,ulkusnya superfisial ,,bahkan kemungkinan mencapai dalam,,,dan bisa terjadi

pembentukan sekret yang banyak,,jangan dibalut,,karena ulkus dapat mendalam

Perhatikan keluhan-keluhan ke arah komplikasi

Membersihkan mata dari kotoran

Membersihkan agar tidak membiarkan fokus infeksi menetap dan tetap menhindari

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder

Anjuran untuk rencana : keratoplasti

Indikasi keratoplasti adalah setiap kelainan atau kekruhan kornea yang menyebabkan

kemunduran tajam penglihatan , serta memenuhi beberapa kriteria

1. Kemunduran visus yang cukup menganggu pekerjaan penderita

2. Kelainan kornea yang menganggu mental penderita

3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia

Sebagai patokan diambil ketajama penglihatan kurang dari 5/60 . Dikenal beberapa

kontraindikasi untuk melakukan keratopalsti seperti :

1. Tidak terdapat proyeksi sina

2. Xerosis dan tidak terdapatnya lapisan air mata

Bagaimana terapinya ???

1.Pengobatan konstitusi – krn umunya biasanya timbul pd org dengan keadaan umum kurang

normal , maka :

– keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi , udara yang baik,

limgkungan yang sehat, pemerian roboransia yang menagdung vitamin A, B kompleks dan C

– Pada ulkus-ulksu yg disebabkan kuman-kuman yang virulen , yang tidak sembuh dengan

pengobatan yang biasa dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau sepuluh (10 cc) susu steril

yang disuntikam intravena dan hasilnya cukup baik , tetapi jangan melebihi 39,5 derajad

celcius . akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya antibodi dalam badan dan

luka menjadi lekas sembuh.

2. Terhadap keadaan lokal

benda asing harus segera harus dihilangkangkan , erosi kornea harus diobati,konjungtivitis

dakriostitis harus diobati, infeksi lokal pada hidung, tengorokan, dll harud segera dihilangkan .

pada mata diberikan sulfas atropin ( bekerjanya 1-2 minggu)

Page 20: Ulkus Kornea Perforasi

Untuk menghindari penjalaran ulkus ??

1.Kauterisasi a. Zat kimia (iodine, larutan murni asam karbolik, larutan trikloraasetat , b

Dengan panas (lihat cauterisastion ) memakai elektrokauter atau thermophore. Dengan

instrumen ini , ujung alatnya yang mengandung panas , disentuhkan pada pinggir ulkus

sampai berwarna keputih-putihan

2. Pengerokan epitrl yang sakit dengan spatel atau kuret kalazion

Parasentesa ,, dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obatan , tidak menunjukan perbaikan

,,dengan bermaksud mengganti cairan CoA yang lama dengan yang baru ,, yang banyak

mengandung antibodi .. dengan harapan luka adapat sembuh .

Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva dapat dilakukan dengan tujuan memberikan

perlindungan dan nutrisi pada ulkus, untuk mempercepat penyembuhan , yang dapat dilepas

kembali , bila luka telah sembuh.

Bolehkah kita memberikan salep mata ??

May’s parera mengatakan , pada pengobatan ulkus kornea sebaiknya tidak diberikan salep

mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea

lagi . Menurut pendapatmya juga .

Perlu kah kita memasang perban pada ulkus kornea??

Perlu pada ulkus kornea yang yang bersih tanpa sekret

Tidak perlu dilakukan pada lesi infektif yang supuratif, karena : dapat menghalangi pengaliran

sekret infeksi tersebut , memberikan media yang baik terhadap perkembang biakan kuman

penyebabnya .

Terapi “ bila seseorang dengan ulkus kornea , mengalami perforasi spontan , berikan sulfas

atropin, antibiotika dan balut yang kuat. Segera masuk tempat tidur dan jangan melakukan

gerakan-gerakan .Bila perforasinya disertai dengan prolaps iris dan baru saja , maka padanya

dilakukan :

– Iridektomi dari iris yang prolaps

– Iris reposisi

– Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva

– Beri sulfas atropin dan salep antibiotika. Balut yang kuat.

Kapan tidak dilakukan iridektomi dari iris yang prolaps??

Bila terjadi perforasi dengan prolapsus iris yang telah berlangsung lama , kita obati seperti

ulkus biasa, tetapi prolapsus iris dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh , menjadi leukoma

adherens . Antibiotik juga diberikan secara sistemik.

VIII. SARAN

Menganjurkan memakai pelindung mata Menjaga mata tetap steril

Hindari terkena air untuk sementara waktu, jika terasa kering gunakan tetes mata pelumas

untuk menjag amata tetap lembab

Untuk menghindari dari terkontaminasi infeksi sekunder

Lebih banyak istirahat dan makan yang bergizi

Untuk memperbaiki keadaan umum

Kontrol setelah 1-2 minggu pengobatan

Page 21: Ulkus Kornea Perforasi

IX. PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam……………………………………………………..

• Ad functionam : dubia ad malam……………………………………………………..

• Ad sanationam : dubia ad malam……………………………………………………..

• Ad cosmeticam : dubia ad malam …………………………………………………….