41
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT ) DENGAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS XII IPA 2 MADRASAH ALIYAH NURUL QURNAIN SUKOWONO PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika Oleh : ULFA MAZIDAH NIM : 080210192023 No HP : 085236263792 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 0

ULFA MAZIDAH (080210192023)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ULFA MAZIDAH (080210192023)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT ) DENGAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR

FISIKA KELAS XII IPA 2 MADRASAH ALIYAH NURUL QURNAIN

SUKOWONO

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Pendidikan Fisika

Oleh :

ULFA MAZIDAH

NIM : 080210192023

No HP : 085236263792

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2011

0

Page 2: ULFA MAZIDAH (080210192023)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata pelajaran fisika merupakan suatu ilmu yang ditunjukkan untuk

mempelajari semua gejala alam. Oleh karena itu, sebagian besar peristiwa alam

dalam kehidupan sehari-hari dipelajari dalam mata pelajaran fisika sehingga siswa

tidak hanya membaca, mendengar, dan menjelaskan apa yang disuruh guru dan

juga dapat mengalaminya secara langsung dan dapat membangun pengetahuan

yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Karena fisika bukan hanya

penguasaan sekumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, dan prinsip kerja saja,

tetapi juga sebagai penemuan yang dapat membangun sumber daya manuasia

yang berkualitas.

Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memiliki kualitas hasil belajar

yang rendah. Beberapa kendala dalam pembelajaran fisika antara lain adalah

penggunaan metode dan model pembelajaran oleh guru yang kurang cocok dalam

suasana kelas tersebut, media pembelajaran yang digunakan juga kurang tepat,

guru juga kurang memperhatikan minat dan perhatian siswa terhadap mata

pelajaran fisika. Sebagian besar siswa sering mengeluhkan mata pelajaran fisika

sebagai mata pelajaran yang kurang disukai dengan alasan mata pelajaran fisika

adalah mata pelajaran yang sulit karena banyaknya rumus-rumus yang harus

dihafalkan serta konsep yang susah dipahami oleh siswa. Sehingga banyak siswa

yang malas dan kurang bersemangat terhadap mata pelajaran fisika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di MA Nurul Qurnain

Sukowono diperoleh informasi bahwa diantara 2 kelas IPA disekolah tersebut

kelas XII IPA 2 adalah kelas yang memiliki aktivitas dan hasil belajar fisika yang

rendah. Hasil belajar yang rendah terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang

mencapai 40 % dari nilai SKM yang telah ditentukan yaitu 65. Hal ini disebabkan

oleh rendahnya aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan oleh : dalam aktivitas

bertanya, hanya 1-2 siswa dari 40 siswa yang bertanya; siswa yang

memperhatikan guru pada saat mengajar, hanya 15-20 siswa dari 40 siswa yang

memperhatikan penjelasan guru, 5-7 siswa bermain-main, dan 8-10 siswa

1

Page 3: ULFA MAZIDAH (080210192023)

berbicara sendiri; ketika diberi tugas, hanya 20 siswa dari 40 siswa yang

mengumpulkan tugas dengan lengkap dan 20 siswa lainnya hanya mengumpulkan

nama dan soal saja. Melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar fisika, sehingga

perlu diadakan pendekatan lebih agar siswa tidak malas dan siswa bisa semangat

dan aktif dalam pembelajaran fisika.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran fisika dapat dilakukan dengan

menerapkan pendekatan, model, metode, strategi pembelajaran dan penggunaan

media pembelajaran yang tepat. Dengan harapan, dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Sehingga dapat merubah asumsi

bahwa mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang tidak hanya berisi tentang

rumus-rumus, hukum, prinsip, dan materi hafalan, tetapi juga berisi tentang

informasi yang bermanfaat dalam menyelesaikan masalah di kelas XII IPA 2

Oleh karena itu dibutuhkan model yang relevan dalam mengatasi

permasalahan tersebut. TGT (Teams Games Tournament) adalah salah satu tipe

pembelajaran model kooperatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar dan keaktifan siswa MANQ Sukowono kelas XII IPA 2. Penerapan model

ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama

bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam

bentuk kerja individual dan diskusi. Diusahakan dinamika kelompok kohesif dan

kompak sehingga dapat menumbuhkan rasa kompetisi antar kelompok, suasana

diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games)

yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian

bodoran. Setelah selesai disajikan dalam bentuk diskusi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) dengan Metode Demonstrasi Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas

XII IPA 2 Madrasah Aliyah Nurul Qrnain Sukowono”

2

Page 4: ULFA MAZIDAH (080210192023)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dapat

dirumuskan suatu permasalahan yaitu:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament (TGT) dengan metode demonstrasi dalam

pembelajaran fisika kelas XII IPA 2 MA Nurul Qurnain Sukowono?

2. Bagaimana peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah proses

pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament)dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran fisika di

kelas XII IPA 2 MA Nurul Qurnain Sukowono?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika selama

menerapkan model koperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) di

kelas XII IPA 2 Madrasah Aliyah Nurul Qurnain Sukowono.

2. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar fisika setelah menerapkan

model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dikelas XII IPA

2 Madrasah Aliyah Nurul Qurnain Sukowono.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam rangka

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika yang lebih baik.

2. Bagi guru, sebagai solusi dan masukan dalam memilih model

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar fisika dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran fisika

3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka

mencari alternatif metode pembelajaran fisika yang efektif untuk

meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa

3

Page 5: ULFA MAZIDAH (080210192023)

4. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan

tentang peningkatan kualitas pembelajaran fisika sebagai bekal di dunia

kerja.

5. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi

mengenai alternatif cara belajar guna meningkatkan keaktivitas dan

ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajarn fisika.

6. Disamping itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bentuk penelitian lebih lanjut.

4

Page 6: ULFA MAZIDAH (080210192023)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Fisika

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik

atau murid (Sagala, 2005:61). Pembelajaran merupakan suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap antara siswa dengan

guru yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu untuk

meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang dikembangkan

melalui pengalaman belajar (Dimiyati&Moedjiono, 1999:159).

Pembelajaran fisika merupakan suatu proses belajar-mengajar tentang teori

yang menerangkan gejala alam, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor yang dikembangkan melalui pengalaman belajar.

Jadi pembelajaran fisika tidak hanya menuntut siswa untuk menghafal dan

memahami konsep saja, tetapi siswa uga harus mampu mengaplikasikan materi

fisika dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pembelajaran fisika lebih mengutamakan

peran siswa untuk memahami sendiri fakta-fakta, konsep, dan prinsip fisika yang

ditemuinya melalui bimbingan guru sesuai dengan pendekatan belajar yang

digunakan dalam proses belajar-mengajar.

2.2 Model Pembelajaran

Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola

pikir. Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan

konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang

sebagai upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus

juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variable-

variebel yang terdapat dalam teori tersebut. ( Pribadi, 2009:86 )

Joice, B dan Weil, M. (dalam Abbas, 2000:10) mendefinisikan model

pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam setting tutorial dan

untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

5

Page 7: ULFA MAZIDAH (080210192023)

buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Arends (dalam Abbas,

2000:10) menyatakan bahwa model pembelajaran mengacu kepada pendekatan

pembelajaran termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Berdasarkan definisi di atas, model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai

pedoman gurudalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,

mengelola lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat

disusun dan dikembangkanm oleh guru. Perangkat-perangkat itu meliputi buku

guru, buku siswa, lembar tugas/kerja siswa, media bantu seperti komputer,

transparansi, film, pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum dan

lain-lain.

Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:10) model pembelajaran terdiri dari

model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran kooperatif

( cooperatif learning), model pembelajaran berbasis masalah ( problem based

learning), model pembelajran diskusi (discussion), model pembelajaran strategi

(learning strategy).

2.3 Model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

2.3.1 Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan beberapa siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

6

Page 8: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Sedangkan menurut Slavin  pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang

difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman

anggota kelompok sebagai wadah siswa untuk bekerjasama dan memecahkan

suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan

kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada

waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional

yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan

pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi

oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).

Menurut Kagan (1994),pembelajaran kooperatif mempunyai banyak

manfaat,yaitu:

a. Dapat meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa

b. Dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan sosial

c. Dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan

d. Dapat meningkatkan kepercayaan diri

e. Dapat meningkatkan kemahiran teknologi.

Adapun kekurangan pembelajaran Kooperatif adalah :

a. kemungkinan akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika

mereka ditempatkan dalam kelompok

b. adanya kesan negatif pada diri siswa mengenai kegiatan kerjasama atau

belajar berkelompok

c. banyak siswa tidak senang disuruh bekerjasama dengan orang lain

d. siswa yang kurang mampu akan merasa minder jika ditempatkan dalam satu

group dengan siswa yang pandai

7

Page 9: ULFA MAZIDAH (080210192023)

2.3.2 Model Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah

suatu pembelajaran dimana setelah kehadiran guru, siswa pindah kekelompoknya

masing-masing untuk saling membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

materi yang diberikan. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu

seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain. Tiga

siswa dalam setiap turnamen akan saling bersaing. Mereka menjawab satu

pertanyaan yang sama, yang telah dibahas bersama-sama dalam kelompoknya.

Dengan cara ini setiap siswa berkesempatan menyumbangkan skor sebanyak-

banyaknya untuk kelompoknya. 

2.3.3 Unsur-unsur dalam Model Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT)

Adapun unsur-unsur dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dijelaskan sebagai berikut :

a. Sintakmatik

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ada empat tahapan yang perlu

ditempuh yaitu :

Tahap pertama : Mengajar (teach)

Pada tahap ini guru mempresentasikan atau menyampaikan materi yang

akan dipelajari, menyampaikan tujuan, tugas atau kegiatan yang akan

dilakukan oleh siswa

Tahap kedua : Belajar kelompok (team study)

Pada tahap ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok

kecilyang beranggotakan 5-6 orang. Kemudian siswa melakukan diskusi

dengan menggunakan LKS. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi untuk

memecahkan masala bersama, salaing memberikan jawaban dan mengoreksi

jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawabnya.

Tahap ketiga : Permainan (games tournament)

8

Page 10: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Pada tahap ini siswa bermain dalam sebuah tournament atar

kelompok. Tournament diikuti oleh anggota masing-masing kelompok yang

berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah sema

anggota kelompok telah menguasai materi, dimana materi-materi yang

diberikan berhubungan dengan materi yang didiskusikan. Adapun permainan

yang digunakan dalam pada tahap ini adalah permainan monopoli yang

didalamnya berisi soal-soal untuk diselesaikan oleh peserta permainan. Dalam

permainan ini digunakan kelengkapan berupa dadu, biji, dan sebuah papan

permainan monopoli yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai media. Pemain melempar dadu dan selanjutnya mata

dadu yang muncul akan menentukan nomor soal yang dijawab.

Tahap keempat : Penghargaan kelompok (team recognition)

Pada tahap ini gur mengumumkan kelompok yang menang dan

memberikan penghargaan (reward) atau hadiah kepada pemenang dalam

tournament. Kelompok yang daat mencapai finish mendapat skor tertinggi

dan mendapat penghargaan.

b. Sistem sosial

Dengan model pembelajara kooperatif tipe TGT akan menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan sehingga memungkinkan siswa

dapatbelajar lebih rileks disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab,

kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

c. Prinsip reaksi

Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah membangun ikatan

emosianal, yaitu dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

menjalin hubungan dan menyingkrkan segala ancaman dalam proses

pembelajaran. Guru juga berperan dalam menciptakan suasana psikologis

yang dapat membangkitkan respon siswa.

d. Sistem pendukung

Model pembelajaran ini dalam pelaksanaannya memerlukan segala

sarana, bahan, dan alat yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan sehingga dapat merubah lingkungan belajar yang semula

9

Page 11: ULFA MAZIDAH (080210192023)

membosankan menjadi lebih menarik dan dapat menumbuhkan semangat

belajar siswa.

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif tipe TGT melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa hars ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsur permainan. Dengan demikian model pembelajaran ini

memiliki kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT

antara lain :

a. Mengandung unsur permainan sehingga cenderung disukai siswa. Permainan

yang terdapat dalam model pembelajaran ini dapat menciptakan lingkungan

belajar yang menyenangkan sehingga dapat merubah lingkungan belajar yang

semula membosankan menjadi lebih menarik dan dapat menumbuhkan

semangat belajar siswa.

b. Adanya kelompok belajar, dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab,

kerjasama, persaingan sehat, serta belajar menerima pendapat orang lain.

c. Setiap siswa terlibat dalam games tournament, sehingga setiap siswa

mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.

Selain kelebihan-kelebihan diatas model pembelajaran kooperatif tipe

TGT juga memiliki kekrangan, yaitu : guru harus selalu mengawasi,

memperhatikan, dan membimbing agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan

efektif. Jadi, peran guru sangat besar. Agar tercipta suasana pembelajaran yang

kondusif, sebaiknya sebelum melaksanakan model pembelajaran ini siswa diberi

tugas untuk mempelajari yang akan dipelajari terlebih dahulu.

2.4 Media Permainan Ular tangga

Dalam pembelajaran fisika dikelas, dibutuhkan komunikasi dan interaksi

yang baik antar guru dan siswa. Disini guru dituntut kreatif menciptakan situasi

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk membuat siswa dapat

menyenangi mata pelajaran fisika sehingga diharapkan dapat memberikan hasil

belajar fisika yang lebih baik.

10

Page 12: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Pembelajaran dapat juga dilakukan dengan cara melakukan permainan

yang melibatkan banyak siswa dengan peran masing-masing. Dengan melibatkan

bermain, maka unsur permainan memberi kesempatan yang menyenangkan untuk

belajar yang hampir tidak disadari merupakan suatu alat yang efektif untuk

merangsang minat dan memacu siswa untuk belajar. Beberapa permainan yang

dapat digunakan sebagai metode pembelajaran antara lain bermain dengan

menggunakan alat bantu kertas, simulasi, bermain kartu, dan ular tangga,

Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan

oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan

diberi gambar. Dalam permainan ini setiap kotak berisi soal-soal yang

berhubungan dengan materi yang telah dipelajari. Bobot soal yang disajikan

berbeda-beda. Media perrmainan ular tangga diharapkan siswa dapat menikmati

proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan dan termotivasi untuk

belajar.

2.5 Model pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Media Ular Tangga

dalam Pembelajaran Fisika.

Pada penelitian ini, langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan media ular tangga dalam pembelajaran fisika adalah :

a. Persiapan

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian

kelas,biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan

ceramah,diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini ,siswa

harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan

guru,karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja

kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor

kelompok.

b. Mengajar (teach)

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian

kelas, baik dilakukan pengajaran langsung, diskusi, maupun demonstrasi.

Disamping itu, guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang

11

Page 13: ULFA MAZIDAH (080210192023)

harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. Pada saat penyajian kelas

ini siswa benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang telah

disampaikan oleh guru, karena akan embantu siswa bekerja lebih baik pada

saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan

menentukan skor kelompok

c. Belajar Kelompok (teams)

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja

dalam kelompok yang terdiri atas 5-6 orang yang anggotanya heterogen

dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, agama yang berbeda.

Dengan adanya heterogenitas, sehingga dapat memotivasi siswa untuk saling

membantu khususnya antara siswa yang berkemampuan kurang dengan siswa

yang berkemampuan lebih. Pada saat pembelajaran, fungsi kelompok adalah

untuk lebih mendalami materi bersama kelompoknya. Dalam kelompok

terjadi diskusi untuk memecahkan permasalahan bersama berdasarkan LKS/

modul yang diberikan oleh guru.

d. Permainan/ pertandingan (games tournament)

Pada turnament terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang

sedemikian rupa untuk menguji kemampuan siswa yang diperoleh dari

penyajian kelas dan belajar kelompok. Permainan yang digunakan adalah ular

tangga. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

berdasarkan materi yang telah didapatkan baik dari belajar kelompok maupun

penyajian kelas.

e. Penghargaan kelompok (recognisi)

Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau mendapat skor

tertinggi yang akan dijadikan sebagai tambahan nilai tugas.

2.6 Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika

2.6.1 Aktivitas Siswa

Aktivitas belajar siswa disekolah bervariasi. Aktifitas belajar fisika siswa

merupakan tingkah laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran fisika di

kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

12

Page 14: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Tournament (TGT). Aktivitas juga berperan dalam menentukan keberhasilan

proses belajar-mengajar

Paul B, dalam sardiman (2006: 76) membuat suatu daftar yang berisi

177 macam kegiatan yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya: membaca,

memperhatikan gambaran demonstrasi, percobaan, pelajaran, pekerjaan orang

lain;

2. Oral activities, meliputi: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi;

3. Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,

4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin;

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta diagram;

6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, melakukan kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

7. Mental activities, misalnya: menggali, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, megambil keputusan;

8. Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang diamati yaitu, mental activities,

oral activities, motor activities, listening activities.

2.6.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa merupakan taraf keberhasilan yang dicapai oleh

siswa berupa perubahan tingkah laku siswa selama mengikuti proses

pembelajaran fisika berlangsung maupun seteleh mendapatkan pengajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT), yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimana hasil belajar

diperoleh dari hasil test yaitu pre test atau post dan skor tournament. Criteria

ketuntasan hasil belajar secara perorangan apabila telah mencapai skor ≥ 70.

Presentase ketuntasan yaitu perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas dengan

13

Page 15: ULFA MAZIDAH (080210192023)

PBM FisikaBAB. Gejala dan SifatGelombang

Pembelajaran Model Kooperatif tipe TGT

Teach Team study Game tournament

Memperhatikan penjelasan guruBekerjasama memecahkan masalah Mengumpulkan skor

Suasana belajar aktif Motivasi belajar meningkat

Aktivitas belajar meningkat

Hasil belajar meningkat

Media Ular Tangga

dengan jumlah seluruh siswa kelas XII IPA 2 Madrasah Aliyah Nurul Qurnain

Sukowono setelah mencapai 75 %.

2.7 Kerangka Konseptual Penelitian

14

Page 16: ULFA MAZIDAH (080210192023)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Nurul Qurnain Sukowono

Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Semester Ganjil tahun pelajaran

2011/2012. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian sebagai berikut :

a. Adanya permasalahan proses pembelajaran di kelas XII IPA 2 sehingga perlu

adanya tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut

b. Madrasah Aliyah Nurul Qurnain Sukowono memiliki kriteria yang

memungkinkan untuk diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

3.2 Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan jenisnya. Kemudian

variabel-variabel yang sudah dibedakan tersebut didefinisikan dalam definisi

operasional variabel yang bertujuan untuk memperjelas pengertian variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, jenis variabel meliputi variabel bebas (Independent

Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable).

a. Variabel bebas : Model kooperatif tipe Teams Games Tournament

b. Variabel terikat : - Aktivitas belajar fisika siswa

- Ketuntasan hasil belajar fisika siswa

Agar penelitian ini mudah dipahami serta tidak terjadi salah pengertian,

maka perlu didefinisikan beberapa variabel yang ada dalam penelitian ini.

1. Penerapan model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

Pembelajaran Model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan

status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam

pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa belajar lebih rileks

15

Page 17: ULFA MAZIDAH (080210192023)

disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan

keterlibatan belajar.

2. Aktvitas Belajar Fisika Siswa

Aktivitas belajar siswa disekolah bervariasi. Aktifitas belajar fisika siswa

merupakan tingkah laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran fisika di

kelas dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament). Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang diamati yaitu,

memperhatikan penjelasan guru, melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan, bekerjasama dalam satu tim, berdiskusi antar teman 1 kelompok,

membuat kesimpulan.

3. Ketuntasan Hasil Belajar Fisika Siswa

Hasil belajar siswa merupakan taraf keberhasilan yang dicapai oleh siswa

berupa perubahan tingkah laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran

fisika berlangsung maupun seteleh mendapatkan pengajaran dengan menggunakan

model kooperatif TGT (Teams Games Tournament), yaitu aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor. Dimana hasil belajar diperoleh dari hasil test yaitu pre test atau

post an skor tournament. Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa kelas XII IPA 2 di

Madrasah Aliyah Nurul Qurnain adalah sebagi berikut:

a. Ketuntasan perorangan, apabila siswa telah mencapai skor ≥ 70 dari skor

maksimum 100.

b. Ketuntasan klasikal, suatu kelas dinyatakan tuntas apabila terdapat minimal

75% telah mencapai skor ≥ 70 dari skor maksimum 100.

c. Presentase ketuntasan yaitu perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas

dengan dengan jumlah seluruh siswa kelas XII IPA 2 MANQ Sukowono

setelah mencapai 75 %.

3.3 Jenis dan Desain Penelitian

3.3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

16

Page 18: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Aksi

Observasi

Refleksi

Perencanaan Ulang

Aksi

Refleksi

Observasi

Siklus 1

Siklus 2

agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran

dikelas profesional (Suyanto dalam Depdiknas (2004)).

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan atau

memperbaiki berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas. Bentuk

penelitian tindakan kelas tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan

yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

3.3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model Hopkins. Penelitian

tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat langkah yang saling

berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan

istilah satu siklus.

17

Page 19: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Gambar. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins

Siklus penelitian Model Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

dalam konsep pada pembelajaran fisika di SMA adalah:

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan tindakan yaitu sebagai

berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan saat pembelajaran

berlangsung

c. Menyusun perangkat pembelajaran (bahan ajar, RPP, LKS, lembar

observasi, media, dan sistem penilaian) dan pembuatan instumen

tindakan (pedoman observasi, pedoman wawancara)

2. Pelaksanaan Tindakan

Berupa implementasi kegiatan pembelajaran berdasarkan perencanaan

yang telah dibuat pada fase sebelumnya. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Memotivasi siswa untuk belajar

c. Guru membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok

5-6 orang

d. Guru menyampaikan materi secara garis besar

e. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok

f. Siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing

g. Terjadi diskusi kelompok dan antar kelompok

h. Guru memberikan permainan akademik

18

Page 20: ULFA MAZIDAH (080210192023)

i. Setiap kelompok yang telah dibentuk, mengirimkan wakil dari kelompok

masing-masing untuk bermain dengan perwakilan masing-masing

kelompok.

j. Setelah selesai siswa kembali ke kelompok asal dan menyampaikan

jumlah skor yang diperoleh.

k. Siswa diberi penghargaan berdasarkan skor yang diperoleh baik skor

kelompok atau skor individu

3. Kegiatan Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan

tindakan yang merupakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

kelompok selama pembelajaran berlangsung dan juga aktivitas guru mulai

proses pembelajaran sampai tes dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disediakan. Kegiatan yang dilakukan observer adalah mengamati

kegiatan siswa selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung yang

meliputi, memperhatikan penjelasan guru, melakukan kegiatan sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan, bekerjasama dalam satu tim, berdiskusi antar

teman 1 kelompok. Selain itu observer juga mengamati aktivitas guru.

Aktivitas guru yang diamati adalah untuk mengetahui apakah guru telah

melakukan sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah dibuat.

Selanjutnya dianalisis untuk mengetahui presentasi keaktivan siswa.

4. Kegiatan Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan upaya untuk mengkaji segala hal yang

terjadi dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan, menyimpulkan

hasil tes, hasil pengerjaan LKS, observasi, wawancara. Jika hasilnya

meningkat maka penelitian dinyatakan berhasil. Jika tidak maka dilanjutkan

ke siklus kedua. Tetapi jika siklus kedua belum mencapai hasil yang

diinginkan maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya dan dilakukan

analisis mengenai penyebabnya.

Siklus 2

19

Page 21: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Siklus kedua dilakukan apabila hasil-hasil yang diperoleh pada siklus

pertama tidak memenuhi target yang diinginkan. Yang didahului dengan

perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama.

1. Perencanaan

Perencanaan dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan model kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus

pertama.

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti beserta observer untuk mengamati aktivitas

siswa pada pembelajaran fisika dengan model kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament)

4. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksaan siklus kedua an jika pada

siklus kedua hasil yang diharapkan belum terpenuhi maka dibuat siklus 3

Tetapi jika pada siklus pertama sudah memenuhi hasil yang diharapkan maka

siklus kedua tidak usa dilaksanakan. Siklus kedua sebagai perbaikan dari

siklus pertama atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama.

Tindakan yang sudah baik pada siklus pertama tetap dilaksanakan

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar umtuk

memperoleh data. Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan bahan-bahan yang relevan, akuran dan sesuai dengan tujuan

penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes

3.4.1 Observasi

20

Page 22: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai aspek-aspek

tertentu, diantaranya aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Jenis

observasi dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, yaitu observasi yang

dilakukan observer sesuai RPP untuk memperoleh data penelitian

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah sebuah teknik berupa dialog yang digunakan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Hasil wawancara

ini digunakan sebagai data pendukung dalam pembahasan. Wawancara yang

digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, dimana responden atau informan

akan diberi kebebasan dalam mengutarakan pendapatnya, tetapi dibatsi oleh

patokan-patokan yang telah disiapkan oleh pewawancara (Arikunto,2006:156).

Wawancara dilakukan pada guru bidang studi fisika dan beberapa siswa kelas XII

IPA 2 untuk mengetahui respon terhadap penerapan model koperatif tipe Team

Games Tournament (TGT) dalam proses belajar-mengajar fisika.

3.4.3 Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pemgetahuan, intelegensi, kemampuan, akal yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:174). Test dalam penelitian

ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. Bentuk test berupa

tes subjektif (essay) dan test objektif (pilihan ganda). Test yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Test yang dilaksanakan sebelum

pembelajaran (pre test), bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang

dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar Tes dilaksanakan sesudah

pembelajaran (post test), bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil

belajar siswa setelah kegiatan belajar mengajar.

3.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

berupa jumlah dan nama siswa kelas XII IPA 2, nilai ulangan harian, foto

kegiatan belajar-mengajar pada penelitian tindakan kelas ini dan dokumen-

dokumen yang mendukung penelitian ini

21

Page 23: ULFA MAZIDAH (080210192023)

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data

yang telah diperoleh selama penelitian. Analisa data dalam penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif dan kualitatif maupun kuantitatif. Analisa data

secara kuantitatif diperoleh dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

a. Data aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan

menggunakan rumus :

P=n1

Nx100 %

Keterangan :

Pa : Persentase keaktivitan belajar siswa

n1 : jumlah skor yang diperoleh siswa

N : jumlah skor maksimum

Tabel 3.1 Kriteria aktivitas siswa

Persentase Aktivitas Kriteria

P ≥ 80% Sangat aktif

60% ≤ P < 80% Aktif

40% ≤ P < 60% Sedang

20% ≤ P < 40% Kurang aktif

P < 20% Sangat kurang aktif

b. Untuk menentukan besar ketuntasan hasil belajar siswa setelah pembelajaran

dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT)

digunakan rumus sebagai berikut :

E= nN

x100%

Keterangan:

E : persentasi ketuntasan belajar siswa

n : jumlah siswa yang tuntas belajar atau mencapai ≥ 75

22

Page 24: ULFA MAZIDAH (080210192023)

N : jumlah seluruh siswa

SKENARIO PEMBELAJARAN (RPP) Siklus -1

Satuan Pendidikan :MA Nurul Qurnain Sukowono

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/ Semester : Kelas XII/ Semester 1

Materi Pembelajaran : Gejala dan Sifat gelombang

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah

II. Kompetensi Dasar1.1 Mendiskriipsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum

1. Pertemuan pertama

Langkah / Fase Kegiatan guruKegiatan belajar

Alokasi

waktu

Indikator keberhasilan

Kegiatan Awal 1. Penyajian Kelas

a. Hening

b. Apersepsi dan Motivasi

c. Membacakan tujuan pembelajara

d. Membentuk

1. Guru membuka pelajaran dengan mengajak berdoa

2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi ‘’ apa yang menyebabkan benda bergetar?’’

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru meminta siswa

1. Siswa berdoa sendiri-sendiri

2. Siswa menjawab pertanyaan guru

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru

4. Siswa bergabung

1’

3’

2’

≥90% siswa berdoa sendiri-sendiri

≥85% siswa memperhatikan guru 3 orang menjawab pertanyaan guru

≥85% siswa memperhatikan

23

Page 25: ULFA MAZIDAH (080210192023)

kelompok heterogen

untuk bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya

5. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan adanya penghargaan bagi pemenang dalam tournament

dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru

5. Siswa memperhatikan penjelasan guru

2’

2’

penjelasan guru

90% siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing

≥85% siswa memperhatikan penjelasan guru

Kegiatan Inti2. Mengajar (teach)

3. Belajar kelompok (team)

1. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari (gelombang)

1. Guru membagikan LKS kepada siswa (Berdiskusi tentang gelombang)

2. Guru memantau dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi

3. Guru bersama siswa mengevaluasi hasil kerja

4. Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang benar

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru

1. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS yang diberikan oleh guru

2. Siswa bekerja bersama kelompoknya

3.

4. Siswa memperhatikan penjelasan guru

5. Siswa bertanya

25 menit

15’

10’

5’

10’

5’

≥85% siswa memperhatikan penjelasan guru

≥75% siswa mengerjakan LKS

≥75% siswa bekerja bersama kelompok

≥85% siswa memperhatikan guru

3 orang menjawab pertanyaan guru

Kegiatan penutup 1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang

1. Siswa berperan aktif menyimpulkan

2. Siswa memperhatikan

5’

5’

≥90% Siswa memperhatikan evaluasi dari guru

≥90% Siswa

24

Page 26: ULFA MAZIDAH (080210192023)

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya agar siswa mempersiapkan diri

dan melaksanakan perintah guru

memperhatikan dan melaksanakan perintah guru

2. Pertemuan pertama

Langkah / Fase Kegiatan guruKegiatan belajar

Alokasi

waktu

Indikator keberhasilan

Kegiatan Awal 1. Penyajian Kelas

a. Hening

b. Apersepsi dan Motivasi

c. Membacakan tujuan pembelajara

d. Membentuk kelompok heterogen

1. Guru membuka pelajaran dengan mengajak berdoa

2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi ‘’ apa yang terjadi jika kamu melempar matu di sungai?’’

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya

5. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan adanya penghargaan

1. Siswa berdoa sendiri-sendiri

2. Siswa menjawab pertanyaan guru

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru

4. Siswa bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru

5. Siswa memperhatikan penjelasan

1’

3’

2’

2’

2’

≥90% siswa berdoa sendiri-sendiri

≥85% siswa memperhatikan guru 3 orang menjawab pertanyaan guru

≥85% siswa memperhatikan penjelasan guru

90% siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing

≥85% siswa memperhatikan

25

Page 27: ULFA MAZIDAH (080210192023)

penjelasan guru

Kegiatan Inti2. Mengajar (teach)

3. Belajar kelompok (team)

4. Games Tournament

1. Guru mendemonstrasikan salah satu sifat gelombang

1. Guru membagikan LKS kepada siswa (Berdiskusi tentang sifat gelombang)

2. Guru memantau dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi

3. Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang benar

1. Guru meminta setiap kelompok untuk mengirimkan wakil dari kelompok masing-masing untuk bermain dengan perwakilan masing-masing kelompok.

2. Guru meminta siswa untuk melakukan tournament sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan

3. Setelah selesai guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru

1. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS yang diberikan oleh guru

2. Siswa bekerja bersama kelompoknya

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru

1. Siswa bergabung dengan perwakilan dari masing-masing kelompok. Siswa melakukan permainan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

2. Siswa melakukan tournament sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan oleh guru

3. Siswa menyampaikan skor yang telah diperoeh

10’

10’

10’

5’

40’

≥85% siswa memperhatikan penjelasan guru

≥75% siswa mengerjakan LKS

≥75% siswa bekerja bersama kelompok

≥85% siswa memperhatikan guru

≥90% Siswa melaksanakan perintah guru

≥100% Siswa melakukan tournament

≥90% Siswa menyampaikan skor

Kegiatan penutup4. Penghargaan

1. Guru memberikan 1. Siswa 5’ 2 Siswa mendapat

26

Page 28: ULFA MAZIDAH (080210192023)

Kelompok penghargaan kepada salah satu kelompok yang memiliki skor tertinggi

menerima penghargaan yang diberikan oleh guru

penghargaan

27