21
A. IDENTITAS PEMRAKARSA 1. Nama Perusahaan : PT Agro Lestari Mandiri 2. Nama Penanggung jawab : Tuan Jenardi Purnama 3. Alamat Kantor : Plaza BII, Menara 2, Lantai 30, JL. M.H. Thamrin Kav.22 No. 51 4. Telp/fax : 3925777 B. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN 1. Nama Rencana Usaha atau Kegiatan PT Agro Lestari Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak kelapa sawit. 2. Lokasi Rencana Usaha dan Kegiatan PT ALM beralamat di Plaza BII, Menara 2, Lantai 30, Jl. M.H. Thamrin Kav. 22 No. 51, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Kotamadya Jakarta Pusat 10350. Kantor Perwakilannya beralamat di Jl. Dr. Sutomo, Gang Kamboja No.67 A, Ketapang, Kalimantan Barat. Secara geografis, areal PT Agro Lestari Mandiri terletak antara 02 0 04’46” - 02 o 10’07” LS dan 110 o 32’12” - 110 o 38’20’ BT. Gambar 1. Peta Lokasi PT Agro Lestari Mandiri

Ukl Upl Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ukl Upl Sawit

A. IDENTITAS PEMRAKARSA

1. Nama Perusahaan : PT Agro Lestari Mandiri

2. Nama Penanggung jawab : Tuan Jenardi Purnama

3. Alamat Kantor : Plaza BII, Menara 2, Lantai 30, JL. M.H.

Thamrin Kav.22 No. 51

4. Telp/fax : 3925777

B. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN

1. Nama Rencana Usaha atau Kegiatan

PT Agro Lestari Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

industri minyak kelapa sawit.

2. Lokasi Rencana Usaha dan Kegiatan

PT ALM beralamat di Plaza BII, Menara 2, Lantai 30, Jl. M.H.

Thamrin Kav. 22 No. 51, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng,

Kotamadya Jakarta Pusat 10350. Kantor Perwakilannya beralamat di Jl. Dr.

Sutomo, Gang Kamboja No.67 A, Ketapang, Kalimantan Barat. Secara

geografis, areal PT Agro Lestari Mandiri terletak antara 02004’46” - 02o10’07” LS

dan 110o32’12” - 110o38’20’ BT.

Gambar 1. Peta Lokasi PT Agro Lestari Mandiri

Page 2: Ukl Upl Sawit

Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT ALM terletak pada hamparan lahan di Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :Sebelah Utara : berbatasan dengan lahan PT Sepanjang Inti SuryaSebelah Selatan : berbatasan dengan lahan PT Arthur BorneoSebelah Timur : berbatasan dengan lahan PT Sawit Jaya MakmurSebelah Barat : berbatasan dengan PT Golden Youth Plantation

dan PT Ladang Sawit Mas

3. Skala Usaha atau Kegiatan

Kegiatan PT ALM utama adalah penanaman dan pemanenan pohon kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah ("CPO") dan palm kernel, dan pemurnian CPO menjadi nilai tambah produk seperti minyak goreng, margarin dan shortening. Luas area perkebunan PT ALM 137.543 hektar. Sedangkan , produksi buah sawit  mencapai 641.084 ton (termasuk produksi plasma) kapasitas produksi 162.087 ton CPO per tahun, dan inti sawit (PKO) sebesar 34.881 ton untuk inti sawit.

Untuk pembangkit tenaga listrik menggunakan 1 (Satu) unit Turbin kapasitas 900 KW dan 2 (dua) unit  diesel generator set 350 KW (400 KVA) dan 200 KW. Sedangkan sumber air bersih menggunakan air sungai yang telah diolah terlebih dahulu. Apabila sungainya kecil maka harus dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung air  + 30.000 M3, sehingga tidak kesulitan untuk supply kebutuhan  air. Untuk kapasitas 30 – 60 Ton TBS per jam diperlukan + 60 m3 air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut muat 25 hari kerja, berarti cukup menampung kebutuhan air selama 1 (satu) bulan. 

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha atau Kegiatan Bahan baku

Hampir semua bagian pohon kelapa sawit dapat dijadikan bahan baku industri. Hasil utama pohon kelapa sawit adalah buah kelapa sawit. Dari buahnya dapat diperoleh minyak untuk bahan baku industri pangan maupun non pangan. Buah kelapa sawit juga menghasilkan sabut untuk industri bubur kertas (pulp), dinding partisi (particle board) atau dibakar sebagai energi yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin di pabrik pengolahan kelapa sawitnya sendiri. Sludge atau lumpur endapan sisa bahan olah, yang diperoleh dari ampas setelah minyak sawit diambil, masih dapat digunakan untuk

Page 3: Ukl Upl Sawit

bahan baku industri pupuk atau dijadikan pakan ternak. Minyak sawit juga dapat digunakan sebagai bahan utama biodiesel atau bahan bakar nabati pengganti minyak solar. Dari biji buah kelapa sawit dapat dihasilkan inti sawit yang merupakan minyak sawit untuk minyak makanan kualitas utama dan bahan baku mentega. Bungkil atau ampas bijinya dapat digunakan sebagai pupuk dan pakan ternak. Cangkang biji kelapa bisa dijadikan karbon aktif, bahan baku industri kimia, atau bahan pengisi. Sedangkan tandan kosong dan batang sawit masih memiliki kegunaan yang banyak, misalnya untuk bahan baku industri kertas, bahan pengisi, atau sebagai bahan bakar mesin untuk pabrik itu sendiri.

Proses dalam kegiatan industri kelapa sawit1. Tahap Pra Konstruksi

a. Persiapanb. Perolehan lahan

2. Tahap Konstruksia. Pembukaan lahanb. Pembibitan tanaman kelapa sawitc. Penanamand. Panen

3. Tahap Pasca Konstruksia. Pra produksi

1) Rekrutmen tenaga kerja lapangan2) Mobilisasi hasil panen dan produksi

b. Produksi1) Stasiun Penimbangan dan Sortasi2) Stasiun Loading Ramp3) Stasiun Perebusan4) Stasiun Perontokan Buah dari Tandan5) Stasiun Pengolahan Minyak dari Daging Buah6) Stasiun Pemurnian Minyak 7) Stasiun Pengolahan Inti Sawit8) Pendistribusian Hasil Produksi ke Konsumen

C. KEGIATAN-KEGIATAN INDUSTRI KELAPA SAWIT

1. TAHAP PRA KONSTRUKSI

a. Persiapan

Page 4: Ukl Upl Sawit

Deskripsi : Kegiatan awal pembangunan kebun kelapa sawit adalah studi

kelayakan. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan lokasi dan mencocokkan

kesesuaian lingkungan untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Dalam kegiatan

ini juga dikumpulkan data mengenai ketersediaan sumber air, akses jalan dan

faktor pendukung lainnya. Membuat perencanaan luas kebun dan tata ruang yang

berkaitan dengan pembagian areal untuk lokasi pembibitan, jaringan jalan dan

jembatan, bangunan konservasi, tata air atau drainase, komplek perkantoran dan

perumahan, pabrik.

Dampak : hutan yang seharusnya tempat tinggal flora dan fauna beralih

fungsi menjadi lahan perkebunan yang menyebabkan terancamnya habitat flora

dan fauna tersebut.

b. Perolehan Lahan

Deskripsi : Sebelum melakukan pembukaan lahan pada tahap awal

pembangunan kebun, perusahaan bersama dengan Pemda telah melakukan

sosialisasi dengan masyarakat untuk melakukan inventarisasi lahan yang dimiliki,

dikuasai, pernah diusahakan, serta memiliki tanam tumbuh. Kemudian, untuk

lahan-lahan yang tidak termasuk hasil inventarisasi disetujui bersama sebagai

tanah negara dan perusahaan diizinkan oleh masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat

dan kepala desa untuk membukanya terlebih dahulu terutama pada areal kosong

dan lahan kritis. Terhadap lahan-lahan yang telah terinventarisasi sebagai milik,

atau pernah dikuasai, atau memiliki tanam tumbuh, atau pernah diusahakan oleh

anggota masyarakat, maka perusahaan melakukan negosiasi pelepasan lahan.

Lahan yang dikuasai masyarakat umumnya hanya didasarkan pada hak

tradisional yaitu karena mereka atau orang tua mereka pernah membuka lahan

tersebut untuk kegiatan perladangan.

Kegiatan inventarisasi penguasaan lahan ini dikoordinasikan dengan

satuan tugas (Satgas) dan satuan pelaksanaan (Satlak) yang dibentuk oleh

pemerintah Kabupaten. Setelah data inventarisasi lahan tersebut diperoleh,

perusahaan membuat peta untuk mengetahui lahan-lahan yang dikuasai

masyarakat dan bersedia diserahkan ke perusahaan, lahan-lahan yang dikuasai

masyarakat dan tidak bersedia diserahkan ke perusahaan, dan tanah negara.

Page 5: Ukl Upl Sawit

Lahan-lahan yang dikuasai masyarakat dan tidak bersedia diserahkan ke

perusahaan ditetapkan sebagai enclave.

Dampak : Urusan perolehan lahan tak jarang menimbulkan sengketa di

antara penduduk. Masyarakat yang menolak menjual lahan akan berseberangan

posisi dengan masyarakat lain yang mau menjual lahannya. Hal ini tentu dapat

merusak kerukunan penduduk. Persengketaan antarpenduduk dapat juga terjadi

akibat status kepemilikan tanah yang tidak jelas. Lahan yang sama diakui oleh

dua pihak atau lebih. Transaksi jual-beli lahan akan mempengaruhi tingkat

pendapatan masyarakat. Sebagai konsekuensi, hak dan kepemilikan masyarakat

terhadap lahan tersebut akan hilang. Jika kebetulan lahan itu merupakan bagian

dari tanah pertanian, perkebunan, atau lahan yang digunakan masyarakat asli,

kegiatan bisa berdampak langsung pada pola mata pencarian mereka sebelumnya.

2. TAHAP KONSTRUKSI

a. Pembukaan Lahan

Deskripsi : Tahap paling penting dalam membangun kebun kelapa sawit

adalah ketika pembukaan lahan. Saat pembukaan lahan, ada dua kegiatan yang

perlu mendapat perhatian, yaitu pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) dan

konservasi lahan dan air. Hal yang penting diperhatikan dalam membuka lahan

tanpa pembakaran adalah tatacara dan tahapan teknis kegiatan yang disusun

secara bertahap dan sistematis. Pada topografi areal yang bergelombang atau

berbukit, sebelum dilakukan penanaman, diharuskan menerapkan teknik

konservasi lahan dan air. Konservasi lahan penting untuk mencegah longsor,

erosi, dan banjir. Konservasi lahan juga sangat bermanfaat untuk perawatan

tanaman di kemudian hari. Pilihan teknik dan waktu konservasi tanah sangatlah

penting. Jika teknik yang dilakukan salah, akan bisa berakibat sebaliknya. Pada

musim hujan, daerah dengan kemiringan lebih dari 15% menjadi sangat rawan

jika vegetasi penutup tanahnya dibuka. Daerah dengan kemiringan lebih dari 30%

atau sebelah kiri dan kanan daerah aliran sungai selebar 200 m, tidak boleh

dibuka. Daerah ini selain bermanfaat untuk habitat satwa juga penting untuk

mencegah kerusakan vegetasi penutup tanah. Lahan yang perlu mendapat

perhatian untuk dikonservasi terutama yang memiliki bentuk berombak dan

berbukit dengan kemiringan lereng 8 – 30%. Konservasi lahan dapat dilakukan

Page 6: Ukl Upl Sawit

secara fisik dan biologi. Konservasi secara fisik dilakukan dengan membuat teras

dan saluran untuk jalan air.

Dampak : Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dimulai

dengan pembukaan lahan. Kegiatan pembukaan lahan akan mengubah tutupan

lahan (land coverage). Pembukaan lahan di dekat kawasan hutan akan sangat

berpengaruh pada populasi dan sebaran hewan dan tumbuhan terutama yang

dilindungi oleh undang-undang. Perkebunan kelapa sawit akan mengganti fl ora-

fauna yang beragam dengan pohon-pohon kelapa sawit yang monokultur. Hal

tersebut menyebabkan perubahan perilaku pada satwa liar karena terjadinya

perubahan habitat. Di beberapa tempat terjadi kemunculan kembali satwa yang

dilindung seperti gajah, orangutan, atau harimau pada lokasi tersebut. Munculnya

satwa liar di kebun kelapa sawit akan menimbulkan banyak gangguan. Jika

pembukaan lahan dilakukan dengan pembakaran hutan dapat menyebabkan

kebakaran hutan dan lahan , menimbulkan polusi udara, kematian satwa yang

menghuni hutan tersebut dan hilangnya struktur kesuburan tanah. Teknik

konservasi lahan dan air yang salah dapat menyebabkan longsor, erosi dan banjir.

b. Pembibitan kelapa sawit

Deskipsi : Bibit kelapa sawit biasanya disediakan dalam bentuk

kecambah. Untuk tanaman dengan kerapatan 130 pohon per ha, diperlukan

180–185 kecambah per ha. Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan

dengan menggunakan satu atau dua tahap pembibitan. Untuk pembibitan

menggunakan satu tahap (single stage), dilakukan dengan menanam bibit

langsung pada polybag ukuran besar (50 cm x 40 cm). Sedangkan untuk

sistem pembibitan dua tahap (double stage), bibit ditanam pada polybag

kecil (22 cm x 14 cm) selama sekitar 3 bulan, setelah itu baru dipindahkan

ke polybag besar. Pembibitan dua tahap memiliki keuntungan karena dapat

mengatur ketersediaan bibit dan dapat dilakukan seleksi bibit yang baik.

Dampak : Pada saat tanaman mulai tumbuh biasanya sudah mulai

dibutuhkan pemupukan dan penyemprotan pestisida. Untuk mencegah

Page 7: Ukl Upl Sawit

perkembangan hama dan penyakit, penyemprotan biasanya dilakukan seminggu

sekali. Penggunaan pestisida berlebihan dapat mencemari tanah.

c. Penanaman

- Persiapan penanamanDeskipsi : Persiapan penanaman dilakukan dengan membuat

petak-petak barisan tempat lokasi tanaman akan ditanam. Pembuatan ini biasa disebut dengan mengajir atau memancang. Sebelum mengajir, biasanya dibuat blok-blok dan jalan rintisan. Setiap blok memiliki luas sekitar 400 m x 400 m atau lebih. Kepadatan tanaman biasanya 130 tanaman per ha pada jarak tanam 9,5 m x 9,5 m dengan sistem segitiga.

Dampak : Apabila tidak dilakukan persiapan penanaman, bibit yang akan ditanam tidak sesuai dengan lahan, maka tanaman kelapa sawit akan mengalami kesulitan untuk tumbuh.

- Pembuatan lubang tanamanDeskipsi : Pembuatan lubang tanam dilakukan 2 (dua)

minggu sebelum penanaman. Lubang tanam biasanya berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Dalam radius 1,5 m, di sekitar titik tanam, harus dibersihkan gulma atau tanaman pengganggu.

Dampak : Dilakukan pembuatan lubang 2 minggu sebelum penanaman agar bibit dapan menyesuaikan kondisi tanah yang baru dan agar tanaman kelapa sawit tidak terganggu oleh gulma dan tanaman yang mengganggu atau merugikan bagi tanaman kelapa sawit. Pencemaran air permukaan oleh pupuk dan pestisida.

- Penanaman

Deskipsi : Pelaksanaan penanaman diusahakan pada musim hujan untuk menjaga agar tanaman mendapat cukup air. Penanaman bibit dilakukan oleh satu regu yang terdiri dari 3 orang pekerja untuk membuat lubang, membawa kecambah, dan menutup tanah.

Dampak : Agar tanaman kelapa sawit tidak kekeringan dan tumbuh subur menghasilkan buah yang terbaik.

Page 8: Ukl Upl Sawit

- Pemeliharaan Deskipsi : Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

(TBM) Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman yang baru ditanam dari bibit sampai berumur 30-36 bulan. Selama masa TBM, Saat pemeliharaan TBM, biasanya dilakukan juga seleksi tanaman untuk memilih tanaman yang berkualitas baik. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan. Panen yang menguntungkan secara ekonomis baru terjadi pada saat tanaman berumur 2,5 tahun. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM meliputi pengendalian tanaman liar yang mengganggu (gulma), pemangkasan pelepah, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pemeliharaan jalan rintisan.

Dampak : Ketika kelapa sawit mulai ditanam, penggunaan

pupuk dan pestisida (termasuk insektisida dan herbisida) akan meningkat

menyebabkan dampak negatif kualitas dan kuantitas air permukaan dan

bawah permukaan, morfologi lahan, stabilitas lahan, dan sifat fi sik dan

kimiawi tanah.

d. Panen Deskipsi : Tanaman kelapa sawit sudah dapat berbuah produktif

setelah umur 3 tahun. Puncak produksi terbaik adalah setelah umur 5 (lima) tahun. Saat itu, jumlah tandan yang dapat dipanen sudah mencapai lebih dari 60%, atau berat rata-rata tandan sudah lebih dari 3 kilogram. Pengangkutan tandan buah segar (TBS) menuju pabrik biasanya menggunakan truk. Untuk menghasilkan persentase perolehan minyak (rendemen) yang baik, buah segar yang baru dipetik harus segera dikirim ke pabrik. Oleh karena itu, kegiatan pengiriman buah segar dari kebun ke pabrik dilakukan siang dan malam. Pada umur 5 tahun, pohon kelapa sawit dapat berbuah sepanjang tahun. Musim panen paling rendah biasanya hanya terjadi pada bulan Januari sampai Juni. Pada bulan-bulan itu, kegiatan lalu lintas pengangkut buah dari kebun relatif lebih sepi.

Dampak : berupa kotoran seperti daun-daunan, tandan buah segar yang busuk atau kering dan kegiatan pengangkutan TBS yang dilakukan siang dan malam menyebabkan kebisingan dan gangguan lalu lintas

Page 9: Ukl Upl Sawit

jalan, serta kemungkinan dapat merusak jalan karena dilewati oleh truk yang mengangkut TBS dengan kapasitas besar.

3. TAHAP PASCA KONSTRUKSIa. Pra Produksi

1) Rekrutment Tenaga Kerja LapanganProses pencarian dan penerimaan tenaga produksi

operasional melalui survey dan observasi langsung di sekitar lokasi pembangunan kebun, proses dilaksanakan sesuai prosedur dan standart pemilihan SDM yang telah ditentukan.

Dampak: lebih kepada dampak sosial berupa penerimaan oleh masyarakat, peningkatan pendapatan ataupun perubahan pola pencaharian sekitar perkebunan, dan terjadinya interaksi antara pemrakarsa dengan penduduk dan penduduk dengan penduduk.

2) Mobilisasi hasil panen dan produksiProses mobilisasi berupa kegiatan transportasi dan pemindahan

barang hasil panen maupun produksi yang dilakukan baik menggunakan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor.

Dampak: Dampak negatif berkaitan dengan kenyamanan kawasan. Gangguan tersebut akibat lalu lalangnya kendaraan pengangkut di jalan yang dekat dengan pemukiman, dapat berlangsung mulai tahap konstruksi sampai tahap beroperasinya perkebunan. Di tahap konstruksi, berlangsung pada saat dilakukannya mobilisasi alat dan bahan. Pada tahap operasi, berlangsung ketika pengangkutan hasil dari kebun ke pabrik. Apalagi saat kegiatan panen kelapa sawit berlangsung setiap hari. Sifat dampak tidak tetap dan lokal. Biasanya hanya terjadi pada daerah lintasan antara kebun dan pabrik.

Page 10: Ukl Upl Sawit

b. Produksi

Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Page 11: Ukl Upl Sawit

Setelah di panen tandan buah segar (TBS) segera dikirim ke pabrik, terdiri

dari beberapa bagian untuk proses pengolahan kelapa sawit yaitu :

1) Stasiun Penimbangan dan SortasiSetelah buah kelapa sawit sampai di pabrik, petugas langsung melakukan

penimbangan. Jenis timbangan yang digunakan adalah timbangan secara komputerisasi (digital). Truk yang membawa (TBS) masuk melalui jembatan penimbangan satu persatu secara digital. Truk yang telah melalui jembatan timbang akan di bongkar muatan TBSnya dilapangan pelataran. Untuk menjaga kualitas produk akhir maka setelah pembongkaran akan dilakukan sortasi. Buah yang lolos sortir akan masuk ke bagian pemasakan dengan menggunakan lori atau kereta pengangkut. Bagian yang tidak lolos akan dibuang dan dikeringkan menjadi bahan bakar ketel uap.

Dampak : menghasilkan limbah padat yaitu berupa TBS yang tidak lolos penyortiran. Kualitas udara menurun akibat debu.

2) Stasiun Loading RampTBS yang telah ditimbang atau sortasi, kemudian ditampung ke loading

ramp. Loading ramp adalah tempat penimbunan yang lantainya berkisi-kisi yang posisinya dibuat miring serta dilengkapi sekat, pintu yang digerakkan oleh pompa hidrolik. Fungsi loading ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum diolah.

Tujuan dibuat miring adalah untuk mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, sedangkan lantai berkisi untuk mengurangi kadar kotoran (tanah, pasir, daun) yang melekat di TBS tersebut. Lori merupakan alat penampungan TBS yang akan direbus atau sebagai penampungan TBS yang tidak tertampung di loading ramp.

Dampak : pada tahap ini dihasilkan debu, penurunan kualitas udara, kotoran berupa tanah, pasir, daun.

3) Stasiun PerebusanTandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori

rebusan yamg terbuat dari plat baja berlubang- lubang (cage) dan langsung dimasukkan dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2,2 sampai 3,0 kg/cm2. Proses perebusab ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak. Disamping itu juga dimaksudkan agar bauh mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dan biji. Proses ini berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air. Yang berkekuatan

Page 12: Ukl Upl Sawit

antara 280 sampai 290 kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0,5 % minyak ikutan pada temperatur tinggi. Tandan buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam Threser dengan menggunakan Hois-ting Crane.

Dampak : Pada tahap menghasilkan limbah cair berupa kondensat, kualitas fisik seperti kebisingan akibat mesin perebusan, asap akibat bahan bakar perebusan, kelembaban tinggi, panas, debu.

4) Stasiun Perontokan Buah dari TandanBuah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan

menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher), hasil stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sistem ini bekerja dengan cara tandan kosong / EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incenerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.

Dampak : menghasilkan kebisingan, limbah padat berupa tandan kosong, tangkai tandan, debu.

5) Stasiun Pengolahan Minyak dari Daging BuahBrondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor

dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini dimasudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80o- 90o

C. Setelah masa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengeprasan (Scew Press) agar minyakkeluar dari biji dan fibre. Untuk proses pengeprasan ini perlu tambahan panas sekitar 10 % s/d 15 % terhadap kapasitas pengeprasan. Dari pengeprasan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.

Sebelum minyak kasar tesebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan (Vibrating Screen), sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Deperincarper).

Page 13: Ukl Upl Sawit

Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa jenis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.

Dampak : menghasilkan limbah cair berupa sludge, limbah padat berupa ampas dan biji, panas dan kelembaban udara.

6) Stasiun Pemurnian Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk

memisahkan kotoran /solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standart. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).

Dampak : menghasilkan limbah cair

7) Stasiun Pengolahan Inti SawitAmpas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam

Depericaper melalui Cake Brake Conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60o – 80o C selama 18 – 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 %.

Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya. Biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator (proses pemisahan debu dan cangkang halus) utuk memisahkan cangkang halus , biji utuh dengan cangkang /inti. Masa cangkang bercampur inti dimasukkan ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50oC, 60oC dan 70oC dalam waktu 14 – 16 jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan

Page 14: Ukl Upl Sawit

melalui Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.

Dampak : kelembaban tinggi, limbah padat berupa biji, cangkang, debu, kebisingan dari mesin, debu.

8) Pendistribusian Hasil ProduksiSetelah diolah minyak siap untuk dikemas dengan mesin dan disimpan

dalam gudang penyimpanan hasil produk untuk didistribusikan ke distributor bahan pangan dan akhirnya sampai ke konsumen. Pengangkutan produk ke distributor adalah dengan menggunakan truk.

Dampak : di dalam gudang penyimpanan kemungkinan terjadi kontaminasi antara komponen yang tidak diinginkan dengan produk, mis : tikus, hama gudang, debu, dll. Pada saat pengangkutan dengan truk mengganggu kenyamanan warga sekitar,

.

.

.