Ukkie - Modul Mp Lbm 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mp

Citation preview

Ukkie modul MP lbm 3

Ukkie modul MP lbm 32015LBM 3 - STEP 11. Penelitian Observational Penelitian yang dilakukan menurut keadaan apa adanya, tidak ada intervensi variabel yang diteliti.2. Penelitian Experimental Penelitian yang dilakukan dengan adanya intervensi atau perlakuan.3. Kriteria Inklusi Kriteria sampel yang masuk dalam kriteria penelitian. 4. Kriteria Ekslusi Kriteria sampel yang tidak masuk dalam kriteria penelitian.5. Valid Suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan dalam suatu instrumen.6. Reliable Penelitian yang dilakukan secara berulan ulang dan hasilnya sama.7. Variabel Luar Variabel yang hanya mempengaruhi salah satu variabel atau tidak keduanya.

STEP 21. Apa saja jenis design penelitian?2. Apa saja isi dari bab 3? Dan jelaskan!3. Apa saja jenis jenis dari populasi?4. Bagaimana cara menentukan kriteria inklusi dan ekslusi?5. Bagaimana cara mengendalikan variabel luar?6. Bagaimana cara pengambilan sampel yang baik?7. Bagaimana cara mengetahui besaran sampel?8. Apa saja syarat syarat sampel yang baik?9. Apa saja kesalahan yang dapat terjadi di pengambilan sampel?10. Bagaimana cara menguji Questioner menjadi valid?11. Bagaimana karakteristik suatu data dikatakan reliable?12. Apa saja syarat syarat instrument penelitian?

STEP 31. Apa saja jenis design penelitian? Experimental: Memberikan perlakuan terhadap penelitiannya itu. Murni: Mengendalikan variable luar. Kuasi / Semu: Tidak semua variable luar dapat dikendalikan sehingga mempengaruhi hasilAda 3 variabel:TercobaDipelajari efek akibat perlakuanExperimentalTahapan:Identifikasi variabel penelitian (harus tau masing masing variabel dalam experimental itu) Penetapan subject (Menggunakan mencit atau yang lain? Populasi penelitian (mau seberapa besar, 5 kelompok? Atau berapa kelompok?) Pemilihan sampel yang benar Pemilihan rancangan experimental. Observational: Hanya mengamati saja, tidak memberi perlakuan. Kita tidak melakukan intervensi terhadap variable secara langsung / tidak diberikan dengan sengaja. Analitik: Menganalisis hubungan sebab akibat Deskriptif: Observational cross-sectional: menguji variabel bebas dan tergantung dalam satu waktu. (Dalam perhitungan-nya menggunakan PR)Observational case-control: dilihat efeknya terlebih dahulu. Diteliti variable tergantung dulu baru dicari variable bebas nya. Retrospektif. (Menggunakan OR)Observational kohort: dikatakan design penelitian yang paling bagus, karena dari awal di ikutin hingga akhir. Prospektif. (Menggunakan RR)

DESAIN BERBEDA DENGAN JENISContoh desain Penelitian Observational: Kohort, Cross-sectional, Case-controlContoh desain Penelitian Eksperimental: Pre-Post, dll

2. Apa saja isi dari bab 3? Dan jelaskan! Menentukan design penelitian Apakah Experimental atau Observational? Waktu dan tempat Penelitiannya dimana dan kapan? Eg; di RISA pada tanggal berapa, harus jelas. Populasi dan sample Populasi target dan yang terjangkau Penentuan sampelnya bagaimana? Kriteria inklusi dan eksklusi Inklusi: apa saja yang dapat masuk ke sampel penelitian kita. Ekslusi: apa saja yang tidak termasuk ke sampel penelitian kita. Besar sample Menjelaskan besar sample dengan rumus atau dengan aplikasi. Cara kerja yang umum cara penelitian Cara perlakuan terhadap sampel penelitiannya bagaimana? Alokasi: Mana yang dijadikan sampel penelitian, mana yang dijadikan sampel perlakuan. Pengukuran dan intervensi Kriteria penghentian Identifikasi variable Ditulis variable variable yang ada dipenelitian tersebut Definisi operasional Esensinya adalah yang dapat di analisis Menjelaskan semua mulai dari sampelnya apa, perlakuannya bagaimana, dll. Detail dari penelitian yang diteliti. Semua konsep yang ada didalam penelitian harus dibatasi dalam arti dibuat konsep yang jelas untuk menghindari makna ganda. AnalisisKonsep Operasional? Apakah masuk ke definisi operasional atau tidak? Jelaskan!3. Apa saja jenis jenis dari populasi? Populasi Target Penerapan hasilnya dibatasi oleh karekteristik demografis (eg; usia, jenis kelamin) Populasi Terjangkau Populasi yang penelitiannya dibatasi oleh tempat dan waktu. (eg; ada pasien yang menderita DHF, di RISA pada tahun 2002, pada populasi terjangkaunya diambil menjadi sampel)4. Bagaimana cara menentukan kriteria inklusi dan ekslusi? Inklusi: menenapkan kriteria yang dapat masuk kedalam sampel penelitian kita. Ekslusi: menetapkan kriteria untuk dieliminasi dari sampel penelitian kita.5. Bagaimana cara mengendalikan variabel luar? Cara mengendalikan variabel luar adalah meng-homogen-kan variabel yang mempengaruhi.Kelemahannya: sampel menjadi lebih sedikit kuantitasnya.

Validitas interna: untuk mengetahui hasil penelitian bias atau tidak. Dikatakan baik jika kita dapat mengendalikan/menyama ratakan variabel luar. Validitas eksterna: bagaimana suatu sampel mencakup populasi yang kita ambil sebelumnya. Dikatakan baik jika dapat digeneralisasi dengan baik.

BIAS ADA BERAPA MACAM? DI DETAILKAN / JELASKAN!

6. Bagaimana cara pengambilan sampel yang baik? Probability: dapat diuji dengan parametrik. Simple random sampling: mencari sampel sesuai kebutuhan kita. Proposionate Stratified Random Sampling Disproposionate Stratified Random Sampling Cluster Sampling: Dapat mengambil salah satu wilayah. Eg; hubungan merokok terhadap hipertensi. Disemarang, mengambil tempat di genuk, namun genuk disini masih terlalu luas, sehingga perlu disempitkan lagi seperti genuk sari atau genuk....... Non-probability: ada yang dapat diuji dengan parametrik dan ada yang tidak. Insidental Sampling Consecutive Sampling: mempertimbangkan inklusi dan ekslusi penelitian tersebut. Convenient Sampling: tidak mempertimbangkan inklusi dan ekslusi penelitian tersebut. Snow-ball Sampling: Sampel dari kecil hingga menjadi besar. (Eg; dari mulut ke mulut)7. Bagaimana cara mengetahui besaran sampel?8. Apa saja syarat syarat sampel yang baik?9. Apa saja kesalahan yang dapat terjadi di pengambilan sampel?10. Bagaimana cara menguji Questioner menjadi valid?11. Bagaimana karakteristik suatu data dikatakan reliable?12. Apa saja syarat syarat instrument penelitian?

1. AnalitikDeskriptifMurniKuasiCara KerjaAnalisisSampelInklusiEkslusiPopulasiDesign PenelitianEksperimentalObservational

1. Apa saja jenis design penelitian?Desain Penelitian1. Desain penelitiana. DefinisiMerupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga menuntun peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

b. Manfaat Merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian Merupakan alat bagi peneliti unutk mengontrol atau mengandalikan perlbagai variabel yang berpengaruh pada suatu penelitianDASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

c. Macam1. Observasional Laporan khusus Serikasus Studi cross sectional Studi kasus kontrol Studi kohort Mata analisa2. Intervensional Uji klinis Intervensi Pendidikan Perilaku Kesehatan MasyarakatDASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

2. Apa saja isi dari bab 3? Dan jelaskan!BAB III : METODE PENELITIANPenulis menjelaskan komponen-komponen dalam penelitian yang memuat : Jenis Penelitian; Diungkapkan tentang jenis penelitian yang dipergunakan oleh peneliti. Variabel dan Indikator Penelitian; Memuat tentang konsep / variabel penelitian dan indikator serta skala pengukuran yang dipergunakan. Populasi dan Sampel Penelitian; Pada bagian ini dijelaskan secara devinitif populasi, besar sampel yang diambil serta tehnik dan cara pengambilan sampelnya. Sumber Data; Mengemukakan tentang sumber data yang akan digunakan dalam penelitian seperti sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik Pengumpulan Data; Mengemukakan tentang tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data seperti kuesioner, wawancara, pengamatan dan sebagainya. Metode Analisa Data; Mengemukakan metode yang digunakan untuk mengolah data seperti data kualitatif ataupun metode kuantitatif.

3. Apa saja jenis jenis dari populasi?POPULASI PENELITIANPopulasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi meliputi sekelompok manusia, binatang, benda atau keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan Peneliti sebagai subyek penelitian dan menjadi target kesimpulan dari hasil suatu penelitian.Menurut Arikunto (2006:130), dilihat dari segi jumlah populasi dapat dibedakan antara lain: Jumlah terhingga, yang terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu, contohnya: Semua mahasiswa yang mengikuti demonstrasi. Jumlah tak hingga, terdiri dari elemen yang sulit dicari jumlahnya,contohnya: Jumlah pecandu narkoba yang meninggal di dunia.Selain itu, jenis-jenis populasi juga dapat digolongkan menjadi: Populasi sampling, contoh apabila kita mengambil mahasiswa sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota mahasiswa yang merupakan anggota BEM, maka seluruh mahasiswa adalah populasi sampling Populasi sasaran, berdasarkan contoh di atas, maka seluruh BEM adalah populasi sasaran.

Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.a. Populasi homogenPopulasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.b. Populasi heterogenPopulasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative).Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).

4. Bagaimana cara menentukan kriteria inklusi dan ekslusi?Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :a. Kriteria inklusiKriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapatmewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagaisampel (Notoatmodjo, 2002) yaitu :CONTOHa. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :1) Wanita yang telah mengalami masa menopause usia 45-55 tahun.2) Sehat jasmani dan rohani.3) Mempunyai pasangan hidup.4) Berdomisili di Desa Blerong Kecamatan Guntur KabupatenDemak.5) Bersedia menjadi informan.b. Kriteria eksklusiKriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidakdapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampelpenelitian (Notoatmodjo, 2002).Kriteria eksklusi penelitian ini adalah wanita menopause dalamkeadaan sakit fisik dan kejiwaan.Metodologi penelitian kesehatan - notoatmodjo5. Bagaimana cara mengendalikan variabel luar?PengendalianPengendalian adalah inti metode eksperimen. Tanpa pengendalian kita tidak mungkin dapat menilai secara tegas pengaruh variabel bebas. Tujuan pengendalian dalam eksperimen adalah untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki. Dibandingkan dengan bidang pendidikan , kondisi yang mendasari hokum variabel tunggal ini lebih mungkin dipenuhi dalam bidang ilmu-ilmu eksakta.Misalkan kita ingin menguji hipotesis yang menyatakan bahwa anak-anak yang diajar dengan metode induktif (kelompok A) akan menunjukan hasil yang lebih tinggi dalam mempelajari konsep-konsep ilmiah jika dibandingkan dengan anak yang diajar dengan metode deduktif (kelompok B). Agar kita dapat menarik kesimpulan tentang hubungan variabel bebas dan variabel terikat, kita harus mengendalikan pengaruh setiap variabel-luar yaitu variabel yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penyelidikan, tetapi mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Pengendalian (control) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan cara-cara yang digunakan peneliti untuk menghilangkan pengaruh yang berbeda dari semua variabel yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penyelidikan.Usaha pertama kita harus diarahkan untuk mengendalikan perbedaan-perbedaan yang relevan yang sudah ada sebelumnya diantara subyek-subyek yang digunakan dalam eksperimen. Ada lima prosedur yang biasa digunakan untuk meningkatkan kesamaan antara kelompok-kelompok yang akan dihadapakan kepada bebagai situasi eksperimental, yaitu :

1.Penempatan secara acak2.Pemadanan teracak ( randomized matching )3.Pemilihan yang homogeny4.Analisis kovariansi5.Penggunaan subyek sebagai pengendali mereka sendiri.9.1.2Mengendalikan Perbedaan Antar-Subyek9.1.2.1 Penempatan Secara acakPenempatan secara acak adalah penempatan subyek ke dalam kelompok sedemikian rupa sehingga, untuk setiap kali penempatan, setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditempatkan dikelompok mana pun. Istilah pengacakan ( randomization ) sering digunakan sebagai sinonim bagi istilah penempatan secara acak ini.Untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang teracak (randomized), peneliti dapat memberikan nomor kepada semua subyek yang ada, kemudian dari tabel bilangan acak, peneliti menarik angka-angka yang perlu diperlukan bagi kelompok eksperimen dan kelompok pengendali (control group). Setelah subyek ditempatkan ke dalam kelompok secara acak, maka kelompok kelompok tersebut dapat dianggap secara statistic sepadan (statistically equivalent). Secara statistic sepadan tidak berarti bahwa kelompok-kelompok tersebut benar-benar sepadan, melainkan berarti bahwa setiap perbedaan yangada diantara kelompok-kelompok tersebut terjadi secara kebetulan belaka, bukan disebabkan oleh bias peneliti, pilihan subyek, atau faktor-faktor lainnya. Apabila penempatan secara acak telah dilakukan, maka setiap perbedaan yang ada diantara kelompok itu sebelum diberikanya perlakuan adalah fungsi dari faktor kebetulan belaka.9.1.2.2Pemadanan TeracakProsedur penempatan subyek ke dalam kelompok yang lain adalah dengan memadankan setiap subyek berdasarkan sebanyak mungkin variabel luar yang dianggap dapat mempengaruhi variabel teriakat.Pemadanan adalah metode untuk mengendalikan sebagian perbedaan antar subyek, namun masihada lagi beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi oleh peneliti. Yang pertama adalah menentukan variabel atau variabel-variabel apa yang akan digunakan untuk memadankan. Variabel yang dipakai sebagai patokan pembandingan subyek ini pada dasarnya harus ada hubunganya denganvaribel terikat.Persoalan lain yang muncul adalah seberapa dekat kita memadankan subyek berdasarkan variabel-variabel tersebut. Pemadankan yang dekat akan meningkatkan ketepatan metode tetapi, sementara itu juga akan meningkatkan jumlah subyek yang tidak dapat dipadankan. Hal ini akan mengurangi besarnya sampel dan memasukan bias penarikan sampel ke dalam penyelidikan itu.9.1.2.3Prosedur PemadananPeneliti harus menentukan prosedur pemadaman yang layak dalam setiap keadaan tertentu :Metode yang biasa dipakai adalah prosedur pribadi ke pribadi. Dalam prosedur ini kita berusaha mencari dua orang subyek yang skornya berada dalam batas yang telah ditentukan.Prosedur pemadanan lain kadang-kadang digunakan adalah memadankan kelompok, bukan individu, berdasarkan variabel yang relevan.Metode pemadanan yang ketiga adalah penempatan semua subyek berdasarkan urutan skor mereka dalam variabel yang disepadankan. Dua subyek yang pertama dipilih dari daftar urut (tanpa memperhatikan perbedaan skor yang sebenarnya) untuk dijadikan pasangan pertama. Salah satu dari pasangan ini kemudian secara acak dimasukan ke dalam kelompok coba sedangkan yanglain kelompok pengendali.9.1.2.4Pemilihan Yang HomogenMetode lain yang dipakai untuk membuat kelompok-kelompok menjadi sepadan pada variabel-luar adalah pemilihan sampel yang sejauh mengkin homogen pada variabel tersebut. Pemilihan homogen merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan variabel luar, cara ini mempunyai kelemahan, yakni mengurangi luasnya jangkauan generalisasi hasil studi tersebut kepada situasi yang lain. Apabila seorang peneliti menyelidiki keefektifan suatu metode pengajaran dengan menggunakan sampel yang homogen seperti itu. Seperti halnya dengan pemadanan, eksperimen sejati mensyaratkan bahwa subyek-subyek itu dipilihterlbih dahulu, baru kemudian secara acak diberi perlakuan.9.1.2.5Analisis KovariansiBentuk pengendalian lainya adalah metode statistic yang disebut analisis kovariansi (analysis of covariance). Analisis kovariansi adalah suatu metode untuk menganalisis perbedaan variabel-terikat diantara kelompok-kelompok eksperimen, sesudah memperhitungkan setiap perbedaan ukuran pra-tes atau ukuran variabel terikat relevan lainnya yang telah ada sebelumnya diantara kelompok-kelompok tersebut. Ukuran yang dipakai untuk pengendalian seperti itu disebut covariate.9.1.2.6Penggunaan Subyek Sebagai Pengendali Mereka SendiriMetode ini adalah metode pengendalian yang efisien, tetapi dalam beberapa keadaan, metode ini tidak dapat digunakan. Dalam beberapa tipe penyelidikan, pemberian suatu kondisi eksperimental kepada subyek akan membuat subyek tersebut tidak dapat lagi kondisi eksperimental lain.9.1.3Mengendalikan Perbedaan SituasionalPerbedaan antar subyek perlu juga mengendalikan setiap variabel luar yang mungkin terjadi dalam eksperimen itu sendiri. Apabila dalam suatu eksperimen, variabel-variabel situasional ini tidak dikendalikan, maka orang tidak dapat memastikan apakah variabel bebas ataukah perbedaan incidental yang terdapat dalam kelompok-kelompok itu yang menyebabkan perbedaan dalam varibel terikat tersebut.Ada tiga metode yang biasanya dipakai guna mengendalikan variabel situasional yang mungkin dapat mengacaukan penelitian. Peneliti dapat :1.Menjaga agar keadaan variabel tersebut tetap seperti semula2.Mengacak variabel tersebut3.Memanipulasi variabel tersebut secara sistematis dan terpisah dari variabel bebas yang utamaMetode untuk mengendalikan variabel-luar yaitu dengan memasukan lebih banyak variabel ke dalam eksperimen. Meskipun akan menambah kompleksnya penyelidikan, cara ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi tambahan tentang pengaruh variabel-variabel tersebut dengan variabel bebas utama.9.1.4ManipulasiManipulasi suatu variabel menunjuk pada tindakan yang sengajadilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian pendidikan dan ilmu perilaku lainnya. Pemanipulasian variabel mempunyai bentuk khas dimana peneliti memberikan seperangkat kondisi yang bermacam itu disebut variabel bebas, variabel eksperimental atau variabel perlakuan.9.1.5PengamatanPengamatan dilakukan terhadap cirri-ciri tingkah laku subyek yang diteliti. Pengamatan yang sedapat mungkin bersifat kuantitas itulah variabel lainnya. Variabel teriakt dalam penelitian sering berupa hasil dari sesuatu, misalnya hasil belajar.

6. Bagaimana cara pengambilan sampel yang baik?Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua:1.Probability Sampling atau Random Samplinga. Simple random sampling, pengambilan sample secara acak sederhana, ialah sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sample. Metode yang digunakan dengan cara undian, ordinal, tabel bilangan random.b. Proportionate stratified random sampling, misal dengan siswa sebagai sampelnya maka perlu ada kalsifikasi siswa berdasar strata (misal kelas I, II dan III)c. Disproportional stratified random sampling.d. Area Sampling, teknik pengambilan sample berdasar wilayah.e. Kluster sampling, teknik pengambilan sample berdasar gugus atau clusters, misal: sebuah penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa, dengan berbagai klaster, missal dari segi pekerjaan: Tani, Buruh, PNS, Nelayan.2.Non-Probability Sampling, terdiri dari:a. Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst)b. Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sample yang diinginkan (ditentukan).c. Sampling aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalan. untuk meminta pendapat tentang kenaikan harga sembako.d. Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasrkan atas tujuan tertentu. (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel).e. Sampling jenuh (sensus).f. Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing. Kemudian kawan tesrebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan seterusnya sampai secukupnya.

7. Bagaimana cara mengetahui besaran sampel?

8. Apa saja syarat syarat sampel yang baik?Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu :1. Representatif, adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Untuk memperoleh hasil dan kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian, maka sampel harus mewakili populasi yang ada.2. Sampel harus cukup banyak, artinya jumlahnya harus memenuhi sehingga perlu menggunakan rumus statistik. Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang digunakan untuk memnentukan besarnya sampel untuk suatu penelitian, tetapi besar kecilnya jumlah sampel akan mempengaruhi kevalidan dari hasil penelitian. Polit dan Hungler menyatakan (1993), bahwa semakin besarnya sampel yang dipergunakan semakin baik dan representatif hasil yang diperoleh. Prinsip umum yang berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian digunakan jumlah sampel sebanyak mungkin. Namun demikian penggunaan sampel sebesar 10-20% untuk subjek dengan jumlah lebih dari 1000 dipandang sudah cukup.

9. Apa saja kesalahan yang dapat terjadi di pengambilan sampel?Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika peneliti akan menentukan sampel penelitiannya : ProbabilitasAsas ini mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang dihasilkan dapat melalui pengujian statistik berdasarkan data sampel, selalu mengandung resiko salah atau ketidakpastian. Besar resiko salah atau ketidakpastian dari hasil pengujian statistik dinyatakan secara probabilitas Standart errorSecara teoritis apabila ditarik sampel dengan besar tertentu dari populasinya, maka akan didapatkan banyak kemungkinan sampel. Masing-masing sampel akan mempunyai perhitungan yang saling berbeda besarnya. Bila perhitungan yang berbeda besarnya tersebut diambil rata-ratanya, akan diperoleh nilai yang besarnya mendekati atau sama dengan parameter. Simpangan baku (standart deviation) dari distribusi kemungkinan statistik yang diperoleh dari masing-masing sampel disebut sebagaistandart error(kesalahan baku). Distribusi TeoritisDalam penentuan besar sampel, secara teoritis diperoleh banyak kemungkinan sampel yang masing-masing mempunyai perhitungan yang berbeda. Perhitungannya dapat berupa nilai rata-rata, proporsi, koefisien korelasi perbedaan dua nilai rata-rata, perbedaan dua porposi, atau nilai-nilai statistik yang lain. Statistik yang bervariasi dari sampel ke sampel, secara teoritis akan membentuk suatu distribusi yang dikenal dengan distribusu teoritis.Distribusi teoritis dari sifat yang diukur pada umumnya cenderung mengikuti distribusi normal. Walaupun distribusi sifat dalam sampel tidak normal, namun distribusi teoritis mungkin saja normal. Distribusi teoritis semakin mendekati normal dengan semakin besarnya sampel. Distribusi normal merupakan distribusi yang penting dalam analisis statistik inferensial. Pengujian statistik yang didasarkan atas distribusi normal disebut juga sebagai analisis statistik parametrik.Dalam menentukan besar sampel, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian, jumlah populasi atau sampel, tehnik sampling, jenis (skala pengukuran) data variabel dependen, tingkat kepercayaan atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi.3.Menentukan Besarnya SampelHingga saat ini belum ada kesepakatan diantar para pakar penelitian bidang ilmu keperawatan mengenai besar sampel penelitian. Didalam menentukan besarnya sampel asumsi berikut ini penting untuk dijadikan pertimbangan yaitu :1. Makin kecil sampel yang dipilih makin rendah pula kemampuan untuk membuat generalisasi atas kesimpulan penelitian, kecuali ada bukti-bukti kuat bahwa karakteristik sampel benar sama dengan karakteristik populasi diluarnya.2. Makin kecil sampel yang diambil dari sekelompok populasi, makin tinggi kecenderungan kekeliruan penarikan kesimpulan, sebaliknya makin besar ukuran sampel makin kecil kecenderungan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan.

10. Bagaimana cara menguji Questioner menjadi valid?UJI VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN

PENGERTIAN Uji Validitas Kuesioner Penelitian: adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu dilakukan uji validitas. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal) Validitas internal kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitas isi)

Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden. Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi. Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai.

PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER

PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY) Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY) Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi. Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)

PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.

CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban4. Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment

Dengan bantuan software komputer, nilai r masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung, misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil r sebagai berikut:1 = 0,8842 = 0,8933 = 0,9314 = 0,8115 = 0,9206 = 0,7057 = 0,8278 = 0,8939 = 0,86710 = 0,564

Angka r hitung dari komputer harus dibandingkan dengan r tabel (angka kritik)Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 2 = 8, untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya adalah 0,765

CARA MENENTUKAN VALIDITAS Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian masing-masing r hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan r kritis. Item dalam kuesioner dikatakan valid jika hasil r hitung lebih besar dari r kritis Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena r hitung lebih kecil dari r kritis Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan, agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

11. Bagaimana karakteristik suatu data dikatakan reliable dan valid?Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan eksternal.Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk pengujianhipotesis penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas internal dan validitas eksternal.1.Validitas InternalPengendalian terhadap validitas internal dimaksudkan agar hasilpenelitian yangdiperoleh dapat mencerminkan hasil pelakuan yangdiberikan dan dapat digeneralisasikan ke populasi pensampelan.Pengendalianvaliditasinternaldarisuatudesainpenelitiansangatdibutuhkan agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar rnerupakan akibat dari pelakuan yang diberikan. Beberapa variabel yangmengancam validitas internal sehingga harus dikendalikan dalam penelitian eksperimen adalah:a.Ciri khas subyek.Beberapa ciri khas subyek yang mempengaruhi hasil eksperimen adalah: umur, jeniskelamin, kecakapan. intelegensi, status sosial ekonomi, agama, kemampuan membaca. kematangan, dan lain-lain. pada suatu eksperimen mungkin sajakelompok-kelompok subjek yang dikenal perlakuankebetulan, mempunyai ciri khas yang berbeda, sehingga hasil yang dicapai menjadi berbeda yang disebabkan oleh ciri khas yang berbeda tersebut, bukan karena hasil perlakuan. Ciri khas respondendapat dikendalikan melalui pemilihan secara acak, melalui pengunaan kelompok yang setara, dan/atau melalui pemilihan kelas paralel yang mempunvai ciri khas yang sama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.b.Lokasi.Ancaman lokasi penelitian terjadi karena pemilihan lokasi penelitian yang berbeda, baik dari segi ketersediaan fasilitas belajar, kemampuan mengajar guru tingkat kecerdasan siswa, ataupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Pengaruh lokasi penelitian antara lain dapat dikendalikan melalui pemilihan sekolah-sekolah yangmemiliki kualifikasi yang sama, kelas yang memiliki fasilitas dan kondisi ruang belajar yang sama, dan kelas yang memiliki siswa yang memiliki kemampuan yang setarac.Instrumentasi.Penggunaan instrumen penelitian ada kalanya juga dapatmengancam validitas internal hasil perlakuan. Beberapa ancaman yang terkait dengan instrumentasi, antara lain: penggunaan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel, penggunaan instrumen, yang berbeda pada kelompok-kelompok subyek penelitian, pengujian yang dilakukan pada waktu yang berbeda, penskoran yang tidakobyektif. perbedaan kecemasan subyek terhadap tes, dan/atau pengumpul data yang berpihak pada kelompoktertentu. Pengaruh instrumentasi dikendalikan dengan cara menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, penggunaan instrumen yang sama padakelompok -kelompok subyek penelitian, pengujian dilakukan bersamaanpadakelompok-kelompoksubyekpenelitian,penskoransecara obyektif, dan/ataupenggunaan pelaksana eksperimen yangtidak berpihak pada kelompok-kelompok tertentu.d.Pengujian.Dalam penelitian eksperimen ada kalanya dilakukan dua kali tes, yaitu tes awal dan tes akhir. Pemberian tes awal ini mungkin akan mendorong siswa untuk lebih berhati-hati, lebih responsif terhadap perlakuan, lebihtermotivasi untuk belajar, atau sebagian subyek yang kuat ingatannya mungkin masih tetap mengingatjawabannya pada tes awal terutama padapenggunaan tes awal dantes akhir yang sama, akibatnya akan mempengaruhi hasil yangdicapai pada tes akhir, apapun jenis perlakuan yang diberikan.e.Sejarah. Hal ini dimaksudkan sebagai semua kejadian di luar perlakuan yang muncul bersamaan dengan pelaksanaan eksperimen sehingga sangat mungkin hasil eksperimen akan terganggu atau terkotorioleh adanya kejadian tersebut.Pengaruh sejarah dikontrol melalui pengacakan dan melalui pemberian perlakuan dalam jangkawaktu yang sama.f.Kematangan. Manusia pada umumnya selalu rnengalami perubahan. Perubahan itu berkaitan dengan proses kematangan,baik biologis maupun psikologis. Dengan bertambahnva kematangan pada subjek ini akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dengan demikian, maka perubahan yang terjadi pada variabelterikat bukan saja karena adanya eksperimen, tetapi juga disebabkan proses kematangan pada subjek yang mendapatkan perlakuan.Variabel ini dapat dikendalikan antara lain dengan cara pengacakan subyek dan/atau melalui pemberian perlakuan dalam jangka waktuyang tidak terlalu lama, namun masih memenuhi persyaratan penelitian, sehingga subyek penelitian tidak sampai mengalami perubahan fisik dan mental yang dapat mempengaruhi hasil perlakuan.g.Sikap subyek. Cara subyek dalam menanggapi dan terlibat dalam penelitian akan dapat mengancam validitas internal hasil perlakuan. Hal ini biasa dikenal dengan pengaruh "hawthome". Jika suatu kelompok subyek mengetahui statusnya sebagai kelompok eksperimenmaka mungkin mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik, atau sebaliknya mungkin akan besikap tidak perduli terhadapperlakuan itu sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan kemampuan merekayangsebenarnya. Akibatnya hasil yang dicapai dalarn kondisi seperti ini tidak akan valid secara internal. Pengaruh hawthome ini dikontrol dengan tidak memberitahukan status subyek sebagaikelompok eksperimen, melaksanakan eksperimen sesuai dengan kondisi apa adanya, dan/atau dengan menggunakan guru yang sudah dikenal siswa sehingga pembelajaran tetap berjalan sebagaimana mestinya.h.Kehilangan subyek. Ancaman ini terjadi apabila dalam proses pelaksanaan eksperimen beberapa anggota kelompok keluar karena alasan-alasan tertentu, misalnya: sakit, pindah sekolah, tidak mengikuti tes akhir, dan/atau tidak menjawab instrumen pengukuran. Keluarnya anggota kelompok ini mungkin akan mempengaruhi hasil eksperimen.Misalkan subyek yang keluar pada kelompok eksperimen memiliki skor rendah pada tes awalmaka pada tes akhir rata-rata kelompok eksperimen akan meningkat bukan karena hasilperlakuan tetap; karena keluamya beberapa subyek yang mempunyai skor rendah.i.Regresistatistik.Regresi statistik disebut juga menurun ke rata-rata adalah suatu fenomena yang kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari penetapan subyek eksperimen berdasarkan skor tertinggi dan skor terendah pada tes awal. Pada kenyataannva, subyek yang memperoleh skor tertinggi pada tes awal akan cenderung menurun. (mendekati rata-rata) pada tes akhir, sebaliknya subvek yang memperoleh skor terendah pada tes awal akan cenderung meningkat (mendekati rata-rata) pada tes akhir. Peningkatan atau penurunanskor ini mungkin disebabkan oleh antara lain: kesalahan pemilihan subyek, penggunaan instrumen yarg berbeda antara tes awal dan tesatau tes akhir, dan/atau penggunaan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel. untuk mengatasi masalah ini maka peneliti perluberhati-hati dalam memillki subyek penelitian serta menggunakan instrumen yang yang valid dan relabel, baik pada tes oval ataupun pada tes akhir.j.Harapan pelaksana eksperimen.Karena satu dan lain hal, pelaksanaeksperimen, secara sadar atau tidak sadar sangat mungkin, mempunyaipengharapantertentu atasberhasilnya eksperimen. Akibat dari adanyaharapan ini sangat mungkin tanpa sadar yang bersangkutan memberikan kunci-kuncikeberhasilankepadasubjekeksperimen.Akibatnya,hasileksperimenakandikotori oleh pengaruh harapan pelaksana eksperimen tersebut. Cara mengatasinya adalah menggunakan pelaksana eksperimen yang tidak tahu atau tidak sadar kalau dia sedang melakukan eksperimen.k.Pemilihan subyek.Dalam pemilihan subyek penelitian mungkinterjadi kesalahan. Kemampuan awal kelompok yang satu mungkinberbeda dengan kemampuan awal kelompok lainnya. Akibatnya, validitas internal hasil eksperimen akan terancam akibat dari perbedaan kemampuan awal tersebut. Ancaman ini dapat diatasidengan pemilihan subyek yang benar-benar setara, misalnyapemilihan subyek secara acak atau melalui penggunaan kelompokyang sepadan.l.Interaksi kematangan dan seleksi.Ancaman ini sering terjadi padadesain eksperimen semu, dimana kelompok-kelompok yang ditelitidiambil apa adanya tanpa melalui pengacakan (misalnya kelas yang sudah terbentuk disekolah). Kendatipun pada tes awal beberapa kelas yang dibandingkan mempunyai rata-rata kemampuan yangsetara, namun jika tingkat kematangan suatu kelas lebih cepat darikelas lainnya maka hal ini kemungkinan akan menyebabkanperbedaan hasil akhir perlakuan. Jika hal ini tidak dikendalikan makahasil penelitian ini menjadi tidak valid secara internal.

2.Validitas EksternalValiditas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti prates.Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilibatkan.Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.Pengendalian terhadap validitas eksternal dimaksudkan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diberlakukan ke situasi lain yangbelum diteliti.Validitas eksternal ini terdiri atas validitas populasi danvaliditas ekologis.Validitas populasi berarti suatu hasil penelitian dapatdigeneralisasikan kepada populasi pensampelan atau kepada populasilain yang memiliki ciri khas yang sama meskipun populasi itu belumditeliti.Validitas ekologis berarti suatu hasil peneliti harus menguraikan secara lengkap tentang kondisi pelaksanaan eksperimen itu, sehingga para pembaca dapat menilai sejauh mana hasil eksperimen itu dapat diterapkan ke situasi lain.Pengendalian terhadap validitas ekologis meliputi:a)Pengaruhperlakuan ganda, dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama atau hanya dengan memberi satu perlakuan kepada masing-masingkelompok subyek;b)pelaksana dansubyek yangmengetahuistatus mereka dalam eksperimen(hawthome effect);dikontrol dengan tidak memberitahukan keterlibatan pelaksana dan subyek dalameksperimen dan/atau pelaksanaan eksperimen disesuaikan dengankondisi yang sebenamya,c)pengaruh ciri khas pelaksana eksperimen dikendalikan dengan menggunakan pelaksana yang sama atau yangmemiliki kemampuan yang setara sebagai pelaksana eksperimen, baikpada kelompok eksperimen, ataupun pada kelompok kontrol;d)pengaruh tes awal dikendalikan dengan cara memberikan tes awal yang sama antara Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan/atau jika memungkinkan tidak memberikan tes awal,e)pengaruh ujian akhirdikendalikan dengan menggunakan instrumen, yang benar-benarmewakili materi ajar dan ujian itu sendiri dilaksanakan sesegera mungkinsetelah menberikan perlakuan.Untuk memastikan bahwa penelitian menghasilkan laporan yang valid, maka keseluruhan ancaman validitas di atas harus dikendalikanoleh peneliti. Teknik yang dilakukan sangat beragam, tergantungkebutuhan dan jenis ancaman yang muncul. Bila ancaman-ancaman inidiabaikan, sangat mungkin hasil penelitian tidak valid dan tidakmemberikan kesimpulan yang berarti.

Emzir, Prof. Dr. M.Pd. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif12. Apa saja syarat syarat instrument penelitian?

Mangbewok.tk - @simangbewokPage 16