28
PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA PARANOID REMISI TAK SEMPURNA Penguji: dr. Bagus S. Budhi, SpKJ, MKes Disusun oleh : Yandra Wijaya 1010221057

ujian psikiatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus ujian

Citation preview

Page 1: ujian psikiatri

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID REMISI TAK SEMPURNA

Penguji:dr. Bagus S. Budhi, SpKJ, MKes

Disusun oleh :Yandra Wijaya 1010221057

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT

SOEBROTOJAKARTA

2012

Page 2: ujian psikiatri

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.J M

Umur : 49 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Alamat : Kp. Duri RT 09/04 Cengkareng, Jakarta Barat

Pekerjaan : Berdagang

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Protestan

Suku : Batak

Pendidikan terakhir : SD

Tanggal Masuk RS : 12 Oktober 2012

II. ANAMNESIS

Data diambil secara autoanamnesis pada tanggal 12 Oktober 2012 di Poli Kesehatan

Jiwa RSPAD Gatot Soebroto, alloanamnesis dengan adik ipar pasien pada tanggal 12

Oktober 2012 dan catatan Rekam Medis pasien.

RIWAYAT PSIKIATRI

A. Keluhan Utama

Pasien masih mendengar suara-suara tetapi sudah jarang.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul 10.00 WIB, pasien diantar oleh adik ipar pasien

ke Poli Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Subroto. Saat ini pasien masih mengeluhkan

mendengar suara-suara saudaranya meski sudah jarang. Terakhir mendengar suara-suara 2

hari SMRS, pada malam hari. Menurut pasien, suara-suara tersebut terdengar seperti orang

berbicara di telepon, tetapi tidak ada yang berbicara kepada pasien. Pasien mengeluh

mendengar suara-suara tersebut membuatnya tidak bisa tidur.

Selain itu pasien sering cekcok dengan tetangga sebelah rumah karena menurut pasien

tetangganya memarahi istri pasien. Sampai sekarang pasien sering marah-marah jika lewat di

depan rumah tetangganya tersebut.

2

Page 3: ujian psikiatri

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat Gangguan Psikiatri

Menurut pasien, dirinya mulai mendengar suara-suara sejak tahun 1996. Pada saat

itu pasien masih bekerja sebagai kondektur bus metromini. Awalnya pasien megaku bisa

mengabaikan suara-suara tersebut, tetapi semakin lama pasien semakin sering mendengar

suara-suara tersebut dan membuanya merasa tergangggu sehingga pasien sulit untuk tidur.

Pasien mengaku jika sulit tidur, dia mencari kesibukan di rumah, seperti mencuci popok

anaknya.

Selain mendengar suara-suara, pasien juga sering cekcok dengan tetangganya.

Menurut pasien, tetangganya sering memarahi istrinya dan pasien berkelahi dengan

tetangganya demi membela istrinya.

Pada tahun 1996 pasien berobat ke psikiater di cikini. Setelah beberapa bulan

berobat di cikini, pasien pindah berobat ke RSPAD Gatot Soebroto. Dari pengakuan pasien,

dirinya sering keluar masuk bangsal perawatan amino, dari tahun 1996-2012 lebih kurang

pasien sudah 16 kali masuk bangsal perawatan amino. Pasien mengaku tidak nyaman dirawat

dibangsal perawatan amino karena banyak nyamuk dan airnya kotor. Pasien mengaku pernah

diikat saat dirawat di bangsal perawatan amino, tetapi pasien tidak tahu kenapa diikat.

Pasien terakhir dirawat tahun 2011, dari Rekam Medis pasien diperoleh informasi

pasien dirawat karena pasien sulit tidur, meracau, dan mudah marah. Menurut pasien dirinya

tidak sakit pada waktu itu, pasien tidak tahu kenapa dia dirawat, dan merasa kesal karena

tidak suka tidur di bangsal perawatan amino. Saat itu pasien dirawat selama satu minggu.

Setelah pulang, pasien rutin kontrol ke poli kesehatan jiwa RSPAD Gatot Soebroto dan tidak

pernah dirawat inap sampai sekarang. Saat ini pasien mengaku masih mendengar suara-suara

tersebut, tetapi sudah jarang.

Riwayat Penyakit Medis

Pasien tidak pernah menderita penyakit yang secara fisioligis berhubungan dengan

keadaan saat ini.

Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif

Pasien mengatakan mulai merokok sejak SMP. Hal tersebut pasien lakukan karena

terpengaruh oleh teman-temannya. Pasien merokok makin lama makin sering frekuensinya,

dari satu batang per hari hingga sekarang dua bungkus per hari. Sampai sekarang pasien

masih suka merokok. Pasien sering diingatkan oleh dokter yang memeriksa pasien untuk

3

Page 4: ujian psikiatri

berhenti merokok, namun pasien mengatakan susah untuk berhenti merokok, apalagi

didukung oleh lingkungan terdekat pasien yang memang banyak orang merokok.

Pasien mengatakan pernah mengonsumsi minuman beralkohol, namun sejak sakit dan

minum obat pasien sudah tidak pernah mengonsumsi minuman beralkohol karena takut

berpengaruh terhadap pengobatannya.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

A. Prenatal dan Perinatal

Menurut pasien, dirinya dilahirkan cukup bulan dan tidak ada masalah. Namun pasien

tidak tahu secara rinci riwayat kehamilan dan pada saat kelahirannya dikarenakan orang

tuanya tidak pernah membahasnya. Pasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara

B. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Menurut pasien, dirinya tumbuh dan

berkembang sesuai usia dan seperti anak lainnya. Pasien tidak mengalami keterlambatan

dalam perkembangan dan diasuh oleh kedua orangtuanya.

C. Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)

Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Menurut pasien, dirinya dapat

bermain dan bersekolah seperti anak-anak lain. Pasien mempunyai banyak teman.

D. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Menurut pasien, dirinya senang

menghabiskan waktu bermainnya bersama teman-temannya dan tidak ada masalah dengan

pergaulannya.

E. Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

Menurut pasien, dirinya menamatkan bangku Sekolah di Sekolah Dasar (SD) 01

Slipi, kemudian melanjutkan ke SMP 61 Jakarta tetapi hanya sampai kelas 2 SMP.

Pasien tidak melanjutkan sekolah karena kendala biaya dan sejak saat itu pasien

bekerja sebagai kondektur bus metro mini, tetapi sejak sakit pasien hanya berdagang

di warung miliknya di dekat rumahnya.

4

Page 5: ujian psikiatri

2. Riwayat Pekerjaan

Menurut pasien, dirinya setelah putus sekolah bekerja sebagai kondektur metro mini,

pasien sering berganti-ganti jurusan metro mini. Namun, sejak sakit pasien hanya

berjualan di warung dekat rumah pasien

3. Riwayat Pernikahan

Pasien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak. Anak pertama pasien berusia

16 tahun, kini bersekolah di SMK dan tinggal dengan orang tua istri pasien, anak

kedua pasien berusia 13 tahun, kini bersekolah di SMP dan tinggal dengan adik

pasien, dan anak terakhir pasien berusia 8 tahun, kini bersekolah di SD, dan tinggal

dengan pasien dan istri

4. Agama

Pasien beragama Protestan dan menurut pasien, dirinya cukup taat menjalankan

ibadah agama di gereja tiap minggu.

5. Aktivitas Sosial

Menurut pasien, hubungan dengan tetangganya tidak baik. Pasien mengatakan

tetangganya sering marah-marah pada istri pasien sehingga pasien berkelahi dengan

tetangganya demi membela istrinya.

6. Riwayat Hukum

Menurut pasien, dirinya tidak pernah menjalani hukuman atau terlibat pelanggaran

hukum.

7. Riwayat Psikoseksual

Pasien adalah seorang yang heteroseksual, sudah menikah dan mempunyai 3 orang

anak.

8. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Hubungan pasien dengan

keluarganya menurut pasien baik-baik saja dan pasien cukup dekat dengan seluruh

keluarga. Kedua orang tua pasien sudah meninggal dan menurut pasien, tidak ada

anggota keluarga pasien yang memiliki gangguan kejiwaan.

5

Page 6: ujian psikiatri

9. Situasi Kehidupan Sekarang

Keseharian pasien hanya berdagang di warung yang didirikannya dekat rumahnya.

Pasien tinggal di rumahnya bersama istri dan anak terakhirnya.

10. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien menyadari bahwa saat ini ia berada di Poli Kesehatan Jiwa dan tahu bahwa

tempat ini adalah untuk pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasa tidak suka bila

dibawa kemari, pasien mengatakan ingin segera pulang. Pasien mempunyai

keinginan untuk menutup warungnya karena menurut pasien warungnya selalu rugi

dan merasa punya kemampuan untuk bekerja di tempat lain, meski tidak tahu harus

bekerja apa.

11. Persepsi Keluarga Tentang Diri dan Kehidupannya

Menurut adik ipar pasien, keluarga pasien mengerti akan penyakitnya dan

mendukung pasien untuk segera sembuh.

6

: tinggal bersamapasien

Page 7: ujian psikiatri

IV. STATUS MENTAL

Diperiksa pada tanggal 12 Oktober 2012

A. Deskripsi Umum

i. Penampilan

Pasien berjenis kelamin laki–laki dengan penampilan sesuai dengan usianya.

Perawakan tinggi kurus, berkulit sawo matang, rambut pendek, hitam.

Perawatan diri cukup.

ii. Prilaku dan Aktifitas Motorik

Pada saat wawancara pasien duduk tenang.

iii. Sikap terhadap Pemeriksa

Pada saat wawancara pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh pemeriksa.

B. Mood dan Afek

Mood : eutim

Afek : sesuai

Keserasian : serasi antara afek dengan isi pikir

C. Bicara

Pembicaraan spontan, artikulasi jelas, volume suara cukup, menjawab sesuai

pertanyaan.

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi auditorik diakui pasien.

E. Gangguan Pikiran

Arus Pikiran

Asosiasi longgar. Kadang-kadang pasien mengatakan hal-hal yang tidak ada

hubungannya satu sama lain.

Proses Pikiran

Tidak logis. Pasien terkadang mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak

sesuai dengan kenyataannya.

7

Page 8: ujian psikiatri

Isi Pikiran

Pasien mempunyai waham curiga dengan mengatakan bahwa tetangganya sering

memarahi istrinya.

F. SENSORIUM DAN KOGNISI

1. Taraf Kesadaran dan Kesiagaaan

Compos mentis, kesiagaan baik.

2. Orientasi

Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu pagi, siang, dan malam.

Tempat: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di Poli Kesehatan jiwa

RSPAD Gatot Subroto.

Orang : Baik, pasien dapat mengenali dan membedakan dokter pemeriksa

koas, dan perawat.

3. Daya Ingat

Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat nama sekolah dan

daerah tempat pasien tinggal selama masa kanak-kanak.

Daya ingat jangka sedang : Baik, pasien dapat mengingat siapa yang

membawa pasien ke RSPAD.

Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan

beberapa jam sebelumnya.

Daya ingat segera : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3

kata yang disebutkan pemeriksa.

4. Konsentrasi dan Perhatian

Pasien memiliki daya konsentrasi dan perhatian yang baik. Pasien dapat

melakukan pengurangan 100-7 dan seterusnya.

5. Kemampuan membaca dan menulis

Baik. Pasien dapat membaca dan menulis dengan baik.

6. Kemampuan visospasial

Kemampuan visospasial pasien baik, pasien dapat menggambarkan jam dan

menunjukkan arah jarum panjang dan pendek dengan baik.

8

Page 9: ujian psikiatri

7. Berpikir Abstrak

Baik. Pasien dapat menjelaskan arti dari kalimat “Bhineka Tunggal Ika”

8. Intelegensia dan Kemampuan Informasi

Baik. Pasien dapat menyebutkan nama Presiden RI dan Wakil Presiden RI saat

ini.

G. PENGENDALIAN IMPULS

Selama wawancara, pasien dapat mengendalikan diri dan berperilaku baik dan

sopan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

H. DAYA NILAI DAN TILIKAN

- Daya nilai sosial

Selama wawancara, daya nilai sosial pasien baik. Pasien bersikap sopan terhadap

dokter, perawat dan seluruh penghuni Poli Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot

Soebroto.

- Penilaian realita

Selama wawancara, RTA pasien terganggu.

- Tilikan

Selama wawancara dengan pasien tilikan pasien derajat 2. Pasien mengakui kalau

saat ini sedang sakit, tetapi pada saat bersamaan menyangkal bahwa ia sekarang

sedang sakit.

I. RELIABILITAS

Secara umum, pasien memberi kesan dapat dipercaya.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2012

1. Status Interna

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Status gizi : Cukup

Tanda – tanda vital :

Tekanan darah :120/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 80 kali/menit

9

Page 10: ujian psikiatri

Frekuensi Nafas : 20 kali/menit

Suhu : Afebris

Mata : Dalam batas normal

Mulut dan gigi : Dalam batas normal

Thoraks : Cor dan Pulmo dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

2. Status Neurologis

GCS : 15

Tanda rangsang meningeal : Negatif

Tanda efek ekstrapiramidal : Tidak ada

Motorik : 5/5/5/5

Sensorik : Dalam batas normal

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 49 tahun, beragama Protestan, suku

Batak, status menikah dan punya 3 orag anak, pendidikan terakhir tamat SD, pekerjaan

Pedagang, dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto karena mendengar suara-suara sehingga

membuat pasien susah tidur.

Dari keeluarga pasien, tidak ada data yang tepat mengenai riwayat gangguan

psikiatri yang dialami pasien. Adik ipar pasien yang mengantarkan pasien tidak

mengetahui riwayat psikiatri pasien. Data didapat dari keterangan pasien sendiri dan

dokumen Rekam Medis pasien. Menurut pasien , dirinya mempunyai gejala sejak tahun

1996, dan sesuai data Rekam Medik selama kurun waktu 1996-2012 pasien pernah

dirawat inap di bangsal perawatan amino sebanyak 16 kali.

Pada pemeriksaan didapatkan seorang laki-laki tampak sesuai usia dengan

perawatan diri cukup, penampilan rapi, bersikap kooperatif terhadap pemeriksa.

Pembicaraan spontan, artikulasi jelas, volume suara cukup, menjawab sesuai pertanyaan.

Mood eutim dengan afek sesuai dan serasi antara afek dengan isi pikir. Proses pikir

pasien berpikir secara tidak logis. Bentuk pikir asosiasi longgar. Terdapat gangguan isi

pikir pada pasien, dan saat ini ditemukan adanya waham curiga. Saat ini terdapat

gangguan persepsi halusinasi auditorik. Reality Test Ability pasien terganggu dengan

10

Page 11: ujian psikiatri

tilikan derajat 2. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum, status gizi, serta

tanda vital yang baik, status interna dan neurologis dalam batas normal.

VII. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola alam pikir, perasaan, dan perilaku

yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya

(disability) dalam berbagai fungsi psikososial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari

pasien.

Berdasarkan riwayat penyakit, pasien tidak pernah menderita penyakit yang secara

fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik, juga tidak

ditemukan kelainan yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak. Oleh

karena itu, gangguan mental organik dapat disingkirkan. Pada pasien tidak didapatkan

riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental

dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan.

Pada pasien didapatkan adanya gangguan dalam bentuk gangguan persepsi dan isi

pikiran. Selain itu, hubungan pasien dengan realitas di sekitarnya juga terganggu

sehingga pada pasien ini menderita gangguan psikotik.

Aksis I

Berdasarkan anamnesa riwayat perjalanan penyakit pasien dan pemeriksaan, tidak

ditemukan adanya faktor organobiologik dimana pasien tidak pernah mengalami trauma

kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak

sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik

(F00-F09) dapat disingkirkan. Pada pasien tidak didapatkan riwayat penyalahgunaan zat

psikoaktif, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat

penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.

Pada pasien didapatkan riwayat gangguan psikiatri sebelumnya dengan psikopatologi

berupa gejala positif yang menonjol seperti waham curiga dan halusinasi auditorik.

Selain itu sejak tahun 1996 pasien sudah 16 kali di rawat dengan gejala-gejala yang tidak

pernah hilang seperti pasien masih terganggu dengan suara-suara yang didengarrnya.

Terdapat gangguan isi pikir pada pasien, dan saat ini ditemukan adanya waham curiga.

Saat ini terdapat gangguan persepsi seperti halusinasi auditorik. Pada pasien dapat

disimpulkan mengalami gejala gangguan skizofrenia paranoid karena terdapat gejala

11

Page 12: ujian psikiatri

skizofrenia. Oleh karena itu, berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I

adalah F20.X4 yaitu Skizofrenia Paranoid Remisi tak sempurna

Aksis II

Belum cukup informasi untuk menegakkan diagnosis, sehingga diperlukan eksplorasi

lebih mendalam mengenai ciri kepribadian pasien.

Aksis III

Tidak ditemukan adanya kelainan atau gangguan fisik yang bermakna.

Aksis IV

Masalah dengan tetangga pasien.

Aksis V

Menurut PPDGJ-III, dinilai GAF sekarang 60-51, terdapat gejala sedang (moderate),

disabilitas sedang. Ini adalah GAF tertinggi dalam 1 tahun terakhir.

V. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I : F20.X4 Skizofrenia Paranoid dengan Remisi tak Sempurna

Aksis II : Perlu eksplorasi lebih mendalam mengenai ciri kepribadian pasien

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV :Masalah dengan tetangga pasien.

Aksis V : GAF tertinggi dalam satu tahun terakir 60-51

GAF sekarang 60-51

VI. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik : Tidak ada

2. Psikologik

- Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (+)

- Proses pikir : Asosiasi longgar

- Isi pikir : Waham curiga

- Tilikan : Derajat 2

- Mood : Eutim

12

Page 13: ujian psikiatri

3. Lingkungan dan sosioekonomi

Masalah dengan tetangga pasien, pasien juga ingin menutup warungnya karena sering

merugi.

VII. RENCANA TERAPI

a. Rawat Jalan

b. Farmakoterapi:

Risperidone 2 x 3 mg

c. Psikoedukasi:

1. Kepada pasien

Memberikan informasi dan edukasi mengenai gejala dan gangguan pada

pasien

Memberikan informasi tentang manfaat obat, pentingnya keteraturan

minum obat, dan pentingnya untuk kontrol berobat secara teratur

Memberikan informasi tentang efek samping obat dan pentingnya untuk

segera memberitahu dokter apabila muncul efek samping tersebut

2. Kepada keluarga atau orang-orang bertanggungjawab kepada pasien

Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi

pasien, penyakit yang dideritanya, perjalanan penyakit, serta prognosis

Memberikan informasi tentang manfaat obat, pentingnya keteraturan

minum obat, dan pentingnya untuk kontrol berobat secara teratur

Memberikan informasi tentang efek samping obat

Memberikan edukasi tentang pentingnya dukungan keluarga untuk

mencegah kekambuhan pada pasien

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad malam

Hal yang memperingan prognosis:

Faktor pencetus yang jelas

Pasien masih bekerja

Memiliki jaminan kesehatan untuk pengobatan

13

Page 14: ujian psikiatri

Hal yang memperburuk prognosis:

Riwayat rawat inap yang sering

Kurang patuh minum obat

IX. DISKUSI

Pada pasien ditegakkan diagnosis Skizofrenia Paranoid Remisi tak Sempurna

berdasarkan riwayat psikiatri, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan status mental pada pasien

dan disesuaikan dengan pedoman diagnostik PPDGJ III, kriteria skizofrenia, yaitu pada

pasien didapatkan riwayat gangguan psikiatri sebelumnya dengan psikopatologi berupa gejala

positif yang menonjol seperti waham curiga dan halusinasi auditorik. Selain itu sejak tahun

1996 pasien sudah 16 kali di rawat dengan gejala-gejala yang tidak pernah hilang seperti

pasien masih terganggu dengan rutinitasnya dan susah tidur. Terdapat gangguan isi pikir pada

pasien, dan saat ini ditemukan adanya waham curiga. Saat ini terdapat gangguan persepsi

seperti halusinasi auditorik. Pada pasien dapat disimpulkan mengalami gejala gangguan

skizofrenia paranoid karena terdapat gejala skizofrenia.

Dimana kriteria umum skizofrenia adalah :

- Gejala

1. Satu gejala yang amat jelas:

a. Thought echo, thought insertion/withdrawal, thought broadcasting

b. Delution of control, delution of influence, delusion of passivity, delusion

perception

c. Halusinasi auditorik

d. Waham-waham menetap jenis lainnya

2. Paling sedikit dua gejala:

a. Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja.

b. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi

atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

c. Perilaku katatonik.

d. Gejala negatif (apatis, bicara jarang, respon emosional yang tumpul/tidak wajar,

penarikan diri dari pergaulan sosial).

- Telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau lebih

- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna

dalam mutu keseluruhan dari berbagai aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai

14

Page 15: ujian psikiatri

hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri dan penarikan diri secara

sosial.

Pasien ini memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria

umum diagnosis skizofrenia, terdapat halusinasi dan atau waham yang menonjol dan terdapat

gangguan afek.

Pedoman diagnosis skizofrenia paranoid:

- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

- Sebagai tambahan:

1. Halusinasi dan atau waham harus menonjol

a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung

(humming), atau bunyi tawa (laughing).

b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain

perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of

control), dipengaruhi (delusion of influence), atau ”passivity” yang beraneka ragam

adalah yang paling khas.

2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara

relatif tidak nyata/ tidak menonjol.

Pada pasien ini memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia karena adanya riwayat

halusinasi auditorik dan visual serta waham paranoid, kebesaran, bizarre yang berlangsung

sejak tahun 2006, dimana timbulnya keluhan tersebut bukan disebabkan akibat gangguan

fisiologik langsung atau gangguan akibat penggunaan zat psikoaktif, sehingga gangguan

organik dan gangguan akibat penggunaan zat psikotik dapat disingkirkan.

Pengobatan

Penatalaksanaan pada pasien ini mencakup terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi

farmakologis yang diberikan adalah antipsikotik. Pada pasien ini diberikan antipsikotik

atipikal yaitu risperidone. Antipsikotik atipikal diberikan karena dapat mengatasi gejala

negatif yang lebih menonjol dari gejala positif pada skizofrenia paranoid, serta memiliki efek

samping ekstrapiramidal yang minimal dibandingkan antipsikotik tipikal. Pada pasien,

diberikan risperidone dengan dosis awal 2 x 3 mg per oral. Risperidone memiliki kelebihan

karena dapat diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Terapi nonfarmakologis pada

pasien ini berupa psikoedukasi kepada pasien dan keluarga atau orang-orang yang

15

Page 16: ujian psikiatri

bertanggungjawab kepada pasien. Kepada pasien diberikan informasi dan edukasi mengenai

gejala dan gangguan yang dialami pasien, tentang manfaat obat dan pentingnya keteraturan

minum obat, serta efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian obat. Diharapkan

pula pasien dapat menyampaikan keluhan kepada dokter apabila muncul efek samping yang

menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Pada keluarga atau orang-orang yang

bertanggungjawab kepada pasien juga diberikan informasi mengenai penyakit pada pasien,

faktor penyebab, perjalanan penyakit, serta prognosisnya. Informasi mengenai manfaat obat,

pentingnya keteraturan minum obat, pentingnya kontrol secara rutin, dan efek samping obat

juga disampaikan. Yang tak kalah penting adalah edukasi mengenai pentingnya peran mereka

dalam mendukung pengobatan dan mencegah kekambuhan pada pasien. Hal yang

memperingan prognosis pada pasien ini adalah adanya faktor pencetus yang jelas, pasien

masih bekerja, memiliki jaminan kesehatan untuk pengobatan. Faktor yang memperburuk

prognosis adalah kekurang patuhan minum obat, dan riwayat rawat inap yang sering.

16

Page 17: ujian psikiatri

KURVA PERJALANAN PENYAKIT

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

17

Dari tahun 1996-2012 pasien di rawat inap di bangsal perawatan Amino sebanyak 16 kali. Selama 1996-2012 pasien kurang patuh minum obat.

Tahun 1996, pasien mulai mendengar suara-suara, pada awalnya pasien mengabaikannya tetapi lama-lama pasien merasa terganggu sampai susah tidur.Pasien juga berkelahi dengan tetangganya karena menurut pasien tetangganya sering memarahi istrinya.Pada awalnya pasien berobat ke psikiater di cikini, lalu setelah beberapa bulan pindah berobat ke RSPAD Gatot Soebroto

Pasien terakhir dirawat tahun 2011 karena pasien meracau, sulit tidur, dan mudah marah. Dirawat selama lebih kurang satu minggu.

Pasien datang ke Poli Kesehatan Jiwa tanggal 12 Oktober 2012 untuk kontrol rutin. Saat datang keluhan pasien masih mendengar suara-suara tetapi sudah jarang.

Page 18: ujian psikiatri

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama. Jakarta; 1993.

2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, 8th edition. Lippincot Williams and Wilkins. Philadelphia; 1996.

3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Jakarta; 2011.

4. Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 3rd edition. Cambridge University Press. Cambridge; 2008.

18

Page 19: ujian psikiatri

19