Upload
gitajaya14
View
87
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tumor parotis free
Citation preview
A. Anatomi Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar. Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan
bentuknya irregular, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah
meatus akustik eksternus diantara mandibula dan otot sternokleidomastoideus.4
Gambar 2.1
Proyeksi Kelenjar Parotis Terhadap Organ Lain5
Kelenjar parotis bentuknya bervariasi, jika dilihat dari lateral 50% berbentuk segitiga, 30%
bagian atas dan bawahnya membulat. Biasanya kelenjar parotis berbentuk seperti piramida
terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut: permukaan superior yang kecil,
superficial, anteromedial, dan posteromedial. Bentuk konkav pada permukaan superior
berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustik eksternus dan bagian posterior
dari sendi temporomandibular. Disini saraf auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis.
Permukaan superfisialnya ditutup oleh kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang
fasial dari saraf aurikuler, nodus limfatikus parotis superficial, dan batas bawah dari platisma.4
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit
melapisi tepi posterior muskulus masseter. Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh telinga,
prosesus mastoid, dan tepi anterior muskulus stemokleidomastoideus. Bagian dalam yang
merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring, dibatasi oleh prosesus stiloideus dan
ligamentum stilomandibular, muskulus digastrikus, serta selubung karotis. Di bagian anterior
lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial ptetygoideus. Bagian lateral hanya
ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus. Jaringan ikat dan jaringan lemak dari fasia
leher dalam membungkus kelenjar ini. Kelenjar parotis berhubungan erat dengan struktur
penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna beserta cabangnya, arteri karotis eksterna
beserta cabangnya, kelenjar limfa, cabang auriculotemporalis dari nervus trigerninus dan nervus
fasialis.4
Pendarahan kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-cabang di
dekat kelenjar parotis. Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui vena yang keluar
dari kelenjar parotis. 4
Nodul kelenjar lime ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis (kelenjar
preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri. Ada 10 kelenjar limfatik yang
terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar ditemukan pada bagian superficial dari kelenjar
diatas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis. Kelenjar limfe yang berasal dari kelenjar
parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas.4
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang petrosus
dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otik. Serabut postganglionic mencapai
kelenjar melalui saraf auriculotemporal.4
Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan
Stensen’s duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2; lokasi biasanya ditandai oleh
papilla kecil. 4
Gambar 2.2
Muara dari duktus parotis5
B. Fisiologi Kelenjar Parotis
Setiap hari diproduksi 1 sampai 2 liter air liur dan hampir semuanya ditelan dan direabsorbsi.
Proses sekresi dibawah kendali saraf otonom. Makanan dalam mulut merangsang serabut saraf
yang berakhir pada nucleus pada traktus solitaries dan pada akhirnya merangsang nukleus saliva
pada otak tengah. Pengeluaran air liur juga dirangsang oleh penglihatan, penciuman melalui
impuls dari kerja korteks pada nukleus saliva batang otak. Aktivitas simpatis yang terus
menerus menghambat produksi air lir seperti pada kecemasan yang menyebabkan mulut kering.
Obat-obatan yang menghambat aktivitas parasimpatis juga menghambat produksi air liur seperti
obat antidepresan, tranquillizers, dan obat analgesic opiate dapat menyebabkan mulut kering
(Xerostomia).7
Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk seperti lapisan gel pada mukosa oral dan
membasahi makanan (lubrikasi). Lubrikasi penting untuk mengunyah dan pembentukan bolus
makanan sehingga memudahkan untuk ditelan. Air liur juga mengandung amylase, yang
berperan dalam pencernaan karbohidrat. Air lir mengandung enzim antibakteri seperti lysozyme
dan immunoglobulin yang membantu mencegah infeksi serius dan mengantur flora bakteri
yang menetap di mulut. Saluran air liur relative impermeabel terhadap air dan mensekresi
kalium, bikarbonat,kalsium, magnesium, ion fosfat dan air. Jadi produk akhir dari kelenjar air
liur adalah hipotonik, cairan yang bersifat basa yang kaya akan kalsium dan fosfat. Komposisi
ini penting untuk mencegah demineralisasi enamel gigi.7
Gambar 2.3
Struktur mikroskopis kelenjar air liur7
C. Definisi
Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru
suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.8
D. Epidemiologi
Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi, persentasenya kurang dari 3% dari seluruh
keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenajar liur berkaitan dengan
paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada. Sebagian besar tumor pada kelenjar
liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan
80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic adenomas).8,9,10,11
E. Presentasi
Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pembesaran menyeluruh atau
berulang dari kelenjar yang terkena sepertinya akibat kalkulus atau peradangan dan pembesaran
kelenjar air liur global yang jarang dapat dilihat pada penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, myxoedema, sindroma Cushing, dan peminum alcohol. Pembesaran kelenjar parotis
juga dapat dilihat pada anorexia nervosa. Pasien dengan tumor jinak atau keganasan derajat
rendah dapat menampilkan gejala pertumbuhan massa yang lambat untuk beberapa tahun.12,13
Pertumbuhan yang cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan ke
arah keganasan, tetapi bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII)
umumnya sebagai indikator dari keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3% dari
seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk. Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat meluas
ke area retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati
ruangan parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf kranial bagian bawah dapat terjadi
berupa disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur
disekitarnya seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksternal, dan sendi temporomandibular.
Tumor ganas dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan parapharyngeal dan ke
rangkaian jugular bagian dalam, dan ke pre-post facial nodes. 13
Gambar 3.1
Adenoma Pleomorphic 14
Menurut Armstrong et al, sebanyak 16 % dari pasien dengan tumor parotis dan 8% pasien
dengan tumor pada submandibula atau sub lingual secara klinis menunjukkan keterlibatan
kelenjar limfe pada penampilannya.15
D. Pemeriksaan
Pada anamnesis harus ditanyakan mengenai radiasi terdahulu pada daerah kepala-leher, operasi
yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah dan penyakit tertentu yang dapat menimbulkan
pembengkakan kelenjar ini (diabetes,sirosis,hepatitis, alkoholisme). Juga obat-obat seperti
opiate, antihipertensi, derivate fenotiazin, diazepam, dan klordiazepoksid dapat menyebabkan
pembengkakan, karena obat-obat ini menurunkan fungsi kelenjar ludah.16
Dengan inspeksi dalam keadaan istirahat dan pada gerakan dapat ditentukan apakah ada
pembengkakan abnormal dan dimana, bagaimana keadaan kulit dan selaput lendir di atasnya
dan bagaimana keadaan fungsi nervus fasialis. Kadang-kadang pada inspeksi sudah jelas adanya
fiksasi ke jaringan sekitarnya, dan langsung tampak adanya trismus. Penderita juga harus
diperiksa dari belakang, untuk dapat melihat asimetrisitas yangmungkin lolos dari perhatian
kita.16
Palpasi yang dilakukan dengan teliti dapat mengarah ke penilaian lokalisasi tumor dengan tepat,
ukuran (dalam cm), bentuknya, konsistensi, dan hubungan dengan sekelilingnya. Jika mungkin
palpasi harus dilakukan bimanual. Palpasi secara sistematis dari leher untuk limfadenopati dan
tumor Warthin yang jarang terjadi juga harus dilakukan. Berikut ini kelainan patologi yang
dapat terjadi :16
1. Penyakit dengan metastase ke kelenjar lymph
2. Reactive lymph nodes
3. HIV infection
4. Sarcoidosis
5. Masseteric hypertrophy
6. Prominent transverse cervical process of C1
7. Chronic parotitis
8. Lymphangioma (paediatric)
9. Haemangioma.
E. Pemeriksaan Pelengkap
Pemeriksaan sitologik (biopsi jarum kecil) sangat penting dalam diagnostic pembengkakan yang
dicurigai tumor kelenjar ludah. Dengan metode ini pada umumnya dapat dicapai diagnosis kerja
sementara. Dan pada mayoritas tumor klinis dan sitologik benigna, tidak diperlukan lagi
pemeriksaan tambahan dengan pencitraan. 16
Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang, tau
mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang
mengalami kalsifikasi). Foto toraks diperlukan untuk menemukan kemungkinan metastasis
hematogen. Dengan ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh
gambaran mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi,
letaknya di dalam atau di luar kelenjar limfe. Adenoma pleomorf dapat dibedakan dari tumor
kelenjar ludah yang lain dengan MRI. Metode ini tidak dapat membedakan antara tumor
benigna dan maligna. Pemeriksaan dengan rontgen kontras glandula parotidea dan glandula
submandibularis (sialografi) diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik) atau
kalsifikasi dan dapat mempunyai arti untuk diagnosis diferensial.16
F. Tumor Jinak Kelenjar Liur
a. Pada Anak-Anak
Tumor kelenjar jinak yang paling sering pada anak-anak adalah hemangioma kelenjar parotis.
Kulit terletak di bawah massa mempunyai perubahan warna kebiru-biruan, dan kemungkinan
terdapat fluktuasi dalam ukuran dari massa bila anak menangis. Tumor ini akan menunjukkan
peningkatan ukuran yang sedikit demi sedikit selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupan, tetapi mulai tampak resolusinya pada usia dua tahun. Yang mirip dengan
hemangioma adalah limfangioma, yang juga timbul pada daerah kelenjar parotis. Adenoma
pleomorfik merupakan tumor ketiga terbanyak yang ditemui, dan paling sering tumor padat,
ditemukan pada anak-anak. Tumor jinak lain termasuk neurofibroma dan lipoma. Tumor
kelenjar liur pada anak-anak paling sering mengenai kelenjar parotis, sedang daerah
submandibula dan kelenjar liur minor jarang terjadi.
b. Pada Dewasa
1. Adenoma Pleomorfik
Tumor campur jinak ini menyebabkan 75 % kelenjar parotis, baik jinak maupun ganas pada
dewasa. Kelainan ini paling sering pada daerah parotis, dimana tampak sebagai pembengkakan
tanpa nyeri yang bertahan untuk waktu lama di daerah depan telinga atau daerah kaudal kelenjar
parotis. Tumor ini tidak menimbulkan rasa nyeri atau kelemahan saraf fasialis. Pada daerah
parotis, meskipun diklasifikasikan sebagai tumor jinak, dalam ukurannya tumor dapat
bertambah besar dan menjadi destruktif setempat. Reseksi bedah total merupakan satu-satunya
terapi. Perawatan sebaiknya dilakukan untuk mencegah cedera pada saraf fasialis dan saraf
dilindungi walaupun jika letaknya sudah berdekatan dengan tumor.1,13
Tumor dapat berkembang pertama kali pada lobus profunda dan meluas ke daerah
retromandibula. Pada keadaan ini saraf fasialis dilindugi secara hati-hati dan di retraksi dengan
lembut sehingga tumor dapat diangkat dari lokasinya yang dalam ke ruang parafaringeal.
Kadang-kadang adenoma pleomorfik lobus profunda tampak di dalam mulut. Hal ini dapat kita
sadari dengan adanya deviasi palatum mole dan arkus tonsilaris ke garis tengah oleh massa
lateral dari daerah tonsil. Reseksi sebaiknya dilakukan melalui leher daripada melalui dalam
mulut. Ketika mengangkat tumor parotis, seluruh lobus superficial, atau bagian kelenjar lateral
dari saraf fasialis, diangkat sekaligus untuk keperluan biopsy, dipotong dengan
mempertahankan saraf fasialis. Pemeriksaan patologis dari pemotongan beku tidak dapat
memberikan asal tumor yang sebenarnya dan operasi radikal mungkin dibutuhkan jika hasil
pemotongan permanen sudah diperoleh. “Pelepasan” adenoma pleomorfik pada lobus
superficial kelenjar parotis tidak dianjurkan karena kemungkinan kekambuhan yang tinggi.1,13
Secara histologi, adenoma pleomorfik berasal dari bagian distal saluran liur, termasuk
saluran intercalated dan asini. Campuran dari epitel, mioepitel dan bagian stroma diwakilkan
dengan namanya: tumor campur jinak. Dari ketiga jenis diatas dapat lebih mendominasi
dibandingkan jenis lain namun ketiga jenis tersebut harus ada untuk mengkonfirmasi
diagnosis.1,13
Pada saat operasi massa tumor tampak berkapsul, tetapi pemeriksaan patologis
menunjukkan perluasan keluar kapsul. Jika seluruh tumor dengan massa kelenjar parotis yang
normal mengelilingi tumor direseksi, insidens kekabuhannya kurang dari 8 persen.
Seadandainya adenoma pleomorfik kambuh, terdapat kemungkinan cedera yang besar pada
paling sedikit satu dari bagian saraf fasialis ketika tumor direseksi ulang.1,13
Meskipun tumor ini dianggap jinak, terdapat kasus kekambuhan yang berkali-kali
dengan pertumbuhan yang berlebihan di mana tumor meluas dan mengenai daerah kanalis
eksterna dan dapat meluas ke rongga mulut dan ruang parafaringeal. Tumor yang kambuh dapat
mengalami degenerasi maligna, tetapi insidens ini kurang dari 6 persen. Terapi iradiasi terhadap
tumor yang kambuh berulang kali dan tidak dapat direseksi diberikan pengobatan paliatif.1,13
Gambar 3.2
Adenoma Pleomorfik 18
Diagnosis banding untuk adenoma pleomorfik adalah neoplasma maligna: karsinoma
kistik adenoid, adenokarsinoma polimorfik derajat rendah, neoplasma adnexa dalam, dan
neoplasma mesenkimal. Komplikasi yang jarang dari adenoma pleomorfik adalah perubahan ke
arah ganas yaitu karsinoma ex-pelomorfik adenoma (carcinoma ex-pleomorphic adenoma) atau
nama lainnya tumor campur jinak yang bermetastasis (benign metastazing mixed tumors).19
Prognosis adenoma pleomorfik adalah sempurna, dengan angka kesembuhan mencapai
96 %.19
2. Limfomatosum Adenokistoma Papilar (Tumor Warthin)
Tumor jinak kelenjar liur lain yang relative sering. Tumor ini paling sering terjadi pada
pria usia 50-60 tahun dan ada hubunganya dengan faktor resiko merokok. Tumor ini juga
merupakan tumor yang paling sering terjadi bilateral. Tumor ini dikenali berdasarkan
histologinya dengan adanya struktur papil yang tersusun dari lapisan ganda sel granular
eusinofil atau onkosit, perubahan kistik, dan infiltrasi limfostik yang matang.19
Gambar 3.4
Gambaran histopatologi tumor warthin pada kelenjar parotis 20
Tumor ini berasal dari epitel duktus ektopik. CT-Scan dapat menunjukkan suatu massa dengan
batas jelas pada bagian postero-inferior dari lobus superficial parotis. Jika pemeriksaan
radiosialografi dilakukan maka dapat dilihat peningkatan aktivitas yang berhubungan dengan
adanya onkosit dan peningkatan isi dari mitokondrianya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histology.19
Gambar 3.5
Tumor Warthin 21
Terapi terdiri dari reseksi bedah dengan melindungi saraf fasialis. Tumor ini berkapsul
dan tidak mungkin kambuh.
Tumor jinak kelenjar liur lain yaitu:1,19
1. Adenoma oksifil (sel asidofilik)
2. Adenoma sel serosa
3. Onkositoma
Terapi serupa pada adenoma pleomorfik.
Ruang parafaringeus merupakan daerah asal primer untuk tumor jinak. Paling sering
adalah tumor kelenjar liur yang timbul dari lobus profunda kelenjar parotis dan meluas ke dalam
ruang parafaringeal. Tumor yang berasal neurogenik seperti schwanoma mungkin berasal pada
daerah ini dari saraf vagus atau jaras simpatetik servikalis. Tumor ini nampak sebagai massa
lunak yang menekan dinding faring lateral ke arah medial. Tumor ini sebaiknya dilakukan
pendekatan melalui leher daripada dalam mulut karena adanya pembuluh darah yang besar dan
saraf kranialis yang penting pada ruang ini. Arteriogram pendahuluan tidak hanya
menunjukkan efek tumor pada lokasi dari arteri karotis interna tapi juga berguna dalam
mendeteksi tumor kemodektoma atau tumor neurogenik dalam ruangan ini.1
Tumor yang paling sering pada ruang parafaringeal adalah adenoma pleomorfik. Kedua
yang tersering adalah karsinoma adenokistik maligna. Kelompok terbesar dari tumor-tumor lain
adalah yang berasal dari neurogenik, seperti schwanoma dan neuroma. Beberapa tumor dari
ruangan parafaringeal sebaiknya ditangani, melalui pendekatan trans-servikal eksternal.
Tindakan ini akan memberikan control yang lebih baik terhadap pembuluh darah utama pada
daerah ini. Juga mencegah metastasis tumor, yang dapat terjadi pada pendekatan melalui
transoral. Karena edema pasca operasi yang luas dapat terjadi, sering dibutuhkan trakeostomi.1
Tabel 3.1 Perbedaan Massa-Massa Pada Kelenjar Liur16
Jinak Kemungkinan Keganasan
Meningkat
Ganas
1.Parotis
2.Usia Muda
3.Wanita
4.Fungsi saraf
fasialis utuh
5.Kistik
6.Durasinya lama
(>2 tahun)
7.Asimptomatik
8.Tidak adenopati
1. Submandibula
2. Paresis
3. Keras
4. tumbuh cepat
5. Rasa tidak enak
1. Kelenjar liur minor
2. Lebih tua
3. Pria
4. Paralisis
5. Keras seperti batu
6. Onset cepat
7. Nyeri
8. Adenopati servikal
G. Tumor Ganas Pada Kelenjar Liur
1. Tumor Ganas Kelenjar Liur pada Anak
A.1 Karsinoma mukoepidermoid
Tumor ganas parotis pada anak jarang. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Tumor ini merupakan jenis terbanyak dari
keganasan kelenjar liur yang diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling tinggi didapat
pada usia antara dekade 30-40. Hampir 75% pasien mempunyai gejala pembengkakan yang
asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan paralisis nervus fasialis.
Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan intralobar duktus saliva. Tumor ini tidak
berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %. Penentuan derajat
keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri atas derajat rendah,menengah, dan tinggi.1,22
Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk oval,batas tegas, dan adanya
cairan mukoid). Tumor derajat menengah dan derajat tinggi ditandai dengan adanya proses
infiltratif. Pasien-pasien usia muda biasanya berderajat rendah.22
Pada keadaan tertentu,bahkan setelah dilakukan reseksi adekuat, jika terdapat bukti
penyakit metastasis, terapi radiasi pasca-operasi disarankan. Perlu dipertimbangkan secara hati-
hati untuk memberikan radiasi pada anak untuk mendapatkan gambaran komplikasi potensial
yang akan datang. Pada keadaan tertentu seperti jika timbul invasive pada saraf atau pembuluh
darah, atau timbulnya penyakit metastasis perlu dilakukan radiasi.22
A.2 Adenokarsinoma
Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak. Tumor ini terdapat pada 4 %
dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien tanapa
gejala (80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau dibawahnya, 30 %
pasien berkembang metastasis ke nodus servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis, dan
15 % merasa sakit pada wajahnya. 22,23,24
Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained sel duktus.
Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang secara keseluruhan
mempunyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel asini dan karsinoma adenokistik pada
awalnya hampir mempunyai perjalanan penyakit yang jinak, dengan harapan hidup yang lama,
hanya menunjukkan kekambuhan terakhir pada daerah yang pertama kali timbul atau distal dari
daerah tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi adekuat,total, regional. 22,23,24
b. Tumor Ganas Kelenjar Liur pada Dewasa
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan bahwa massa dalam kelenjar liur menjadi ganas
bertambah besar, pada umumnya yang sering terjadi pada orang dengan usia 40 tahun adalah 25
% tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh
tumor kelenjar liur minor adalah ganas.1
Berdasarkan derajat keganasannya, tumor kelenjar liur dapat dibagi menjadi derajat tinggi,
sedang, dan rendah.1
1. Tumor ganas derajat tinggi
Yang termasuk derajat tinggi yaitu:1
1. Karsinoma mukoepidermoid
2. Karsinoma sel skuamosa
3. Adenokarsinoma yang tidak berdiferensiasi
4. Karsinoma adenokistik (silindroma)
Karsinoma adenokistik (silindroma) merupakan tumor kelenjar liur spesifik yang termasuk
tumor dengan potensial ganas derajat tinggi. Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh tumor
parotis, 15 % tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur minor. Sebagian dari pasien
merasa asimptomatik, walaupun sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau di
bawahnya. Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus, 25 % terdapat rasa sakit di wajah, 20 %
terdapat keterlibatan nervus fasialis, dan metastasis limfatik terjadi sebanyak 15 %. Tumor ini
ditandai dengan penyebaran perineural awal. Asal tumor ini dipikirkan dari sel mioepitel.
Terdapat 3 pola pertumbuhan yaitu: cribriform, solid, dan tubular. Tumor ini berbeda dari
tumor-tumor sebelumnya karena mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai oleh
kekambuhan lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita
dengan karsinoma adenokistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga lima tahun,
angka harapan hidup yang secara keseluruhan sepuluh tahun ditemukan kurang dari 20
persen.1,22
Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor primer, jika perlu
struktur vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan bahkan tulang temporalis. Agar
eksisi yang sempurna pada tumor-tumor ganas ini, bagian saraf fasialis yang berdekatan dengan
tumor harus dieksisi. Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf dapat
dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf fasialis tersebut. Jika
telah menunjukkan paralisis saraf fasialis, maka prognosisnya buruk.1
Tabel 3.2 Tumor-Tumor Ganas Kelenjar Liur Pada Orang Dewasa1
1. Karsinoma mukoepidermoid
Derajat rendah
Derajat tinggi
2. Karsinoma adenokistik
3. Kanker sel asini
4. Adenokarsinoma
Menghasilkan mucus
Tidak berdiferensiasi
5. Karsinoma yang timbul pada adenoma pleomorfik
6. Karsinoma sel clear
7. Karsinoma sel skuamosa
2. Tumor ganas derajat sedang dan rendah
Yang termasuk jenis tumor derajat ini adalah karsinoma mukoepidermoid dan karsinoma sel
asini. Jika tumor-tumor ini terjadi pada daerah kelenjar parotis,dilakukan parotidektomi total
dan saraf fasialis dilindingi jika perlindingan ini tidak membahayakan reseksi total dari
keganasan. Invasi langsung pada saraf akan menghalangi perlindungan bagian saraf tersebut.
Potongan beku harus dilakukan untuk menyingkirkan adanya invasi saraf, dan invasi ini selalu
terjadi pada bagian kranial. Jika memungkinkan dilakukan cangkok saraf pada waktu reseksi
bedah.1
Pembedahan leher radikal bukan merupakan bagian rutin dari reseksi awal untuk
keganasan parotis tetapi dibutuhkan jika teraba adanya metastasis servikal atau jika terdapat
kekambuhan tumor ganas pada daerah parotis. Pembedahan leher radikal digabung dengan
reseksi parotis radikal yang luas. Jika pada waktu operasi ditemukan bahwa salah satunya
berhubungan dengan tumor ganas parotis, prosedur yang lebih disukai adalah parotidektomi
total denga pengangkatan sekitarnya, jaringan lunak yang berdekatan. Saraf fasialis dilindungi
jika tidak membahayakan reseksi tumor. Cangkok saraf fasialis dilakukan jika mungkin,
khususnya jika jaras saraf harus direseksi. Jika mungkin, bagian dari mata dilindungi, karena ini
akan menyebabkan sejumlah masalah yang besar pasca-operasi. Nodus digastrikus bagian atas
dan nodus-nodus di daerah kelenjar parotis diangkat pada waktu prosedur operasi awal. Jika
nodus-nodus ini menunjukkan keganasa, dianjurkan pembedahan leher radikal komplit atau
pengobatan radiasi pasca-operasi. 1
Karsinoma mukoepidermoid derajat tinggi dan karsinoma sel skuamosa merupakan
tumor yang kemungkinan besar dapat menimbulkan metastasis servikal. Terdapat insiden
sebesar 40 % adanya metastasis untuk karsinoma sel skuamosa dan 16 % untuk karsinoma
mukoepidermoid derajat tinggi. Karsinoma adenokistik, adenokarsinoma, dan karsinoma asini
dapat bermetastasis langsung ke leher tetapi kemungkinan besar menyebar oleh karena
perluasan langsung. Tumor ini juga kemungkinan besar menimbulkan metastasis secara
hematogen ke paru-paru. Dilakukan reseksi untuk tumor-tumor parotis ini dan nodus
subdigastrikus. Jika pada saat itu ditemukan terdapat metastasis, dapat dilakukan pembedahan
leher total.1
Paralisis saraf fasialis merupakan tanda prognosis buruk, hal ini juga merupakan indikasi
dari kemungkinan terbesar adanya metastasis servikal dan merupakan indikasi untuk dilakukan
pembedahan leher radikal.1
Untuk terapi pasca-operasi dianjurkan terapi radiasi untuk kebanyakan tumor parotis
ganas. Terapi radiasi tambahan dapat menurunkan angka kekambuhan total. Terapi radiasi
bukan merupakan terapi pengganti untuk reseksi bedah yang adekuat dan tidak menurunkan
angka kekambuhan jika batas tumor positif. 1
Prognosis untuk dewasa dengan tumor parotis ganas tergantung dari stadium dan ukuran
tumor pada saat ditemukan, ada atau tidaknya paralisis saraf fasialis, dan menunjukkan
metastasis servikal. Patologi spesifik dari tumor penting dalam memastikan harapan hidup dan
prosedur operasi yang luas diperlukan. Keluhan awal dari nyeri dalam beberapa penelitian
menunukkan tanda prognosis yang buruk. 1,15,16,19
Tabel 3.3 Klasifikasi TNM dari Tumor Kelenjar Liur1
T
T0 Tidak ada tumor primer
T1 Ukuran tumor ≤ 2 cm, penyebaran ekstra parenkim (-)
T2 Ukuran tumor 2-4 cm, penyebaran ekstra parenkim (-)
T3 Ukuran tumor 4-6 cm, atau ada penyebaran ekstra parenkim tanpa adanya keterlibatan N.VII
T4 a Ukuran tumor ≥ 6 cm, tanpa perluasan lokal
T4 b Ukuran tumor ≥ 6 cm, atau ada keterlibatan N.VII , atau ada infiltrasi intracranial
N
Nx Metastasis KGB belum dapat ditentukan
N0 Metastasis KGB (-)
N1 Metastasis KGB < 3 cm, ipsilateral, soliter
N2 Metastasis KGB 3-6 cm soliter/multipel, ipsilateral/kontralateral/bilateral
N2 a Metastasis KGB 3-6 cm soliter, ipsilateral
N2 b Metastasis KGB 3-6 cm multipel, ipsilateral
N2 c Metastasis KGB 3-6 cm multipel, bilateral
N3 Metastasis KGB ≥ 6 cm
M
M0 Metastasi jauh (-)
M1 Metastasis jauh (+)
2.1 Karsinoma sel asini
Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis. Tumor ini menyerang lebih banyak wanita
dibanding pria. Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6. Terdapat metastasis ke nodus
servikal pada 15% kasus. Tanda patologik khas adalah adanya amiloid. Asal mula sel ini
dipikirkan dari komponen serosa asinar dan sel duktus intercalated.24
2.2 Karsinoma sel skuamosa
Umumnya terjadi pada pria usia tua dan ditandai dengan pertumbuhan cepat. Insiden metastasis
ke nodus limfatikus sebanyak 47 %. Tumor ini biasanya terdapat pada kelenjar parotis. Tumor
ini dipikirkan berasal dari sel duktus ekskretorius.24
2.3 Karsinoma duktus saliva
Tumor ini jarang, menyerupai kanker duktus mammae. Duktus Stensen lebih sering terkena
dibandingkan dengan duktus Wharton. Tumor ini memiliki kecenderungan untuk terjadi
berulang pada tempat yang sama (35%) dan dapat berkembang ke metastasis jauh (62%),
dengan hanya 23 % pasien yang dapat hidup selama 3 tahun. 22,24
2.4 Karsinoma mioepitel
Tumor ini jarang. Tumor ini unik karena terdapat diferensiasi mioepitel dengan struktur
immunohisto-kimia dan struktur ultra yang unik. Diobati dengan radiasi pasca operasi dan
kemoterapi jika diindikasikan.24
2.5 Onkositoma maligna
Serupa dengan variasi benigna kecuali ditandai dengan adanya metastasis jauh, metastasis ke
nodus servikal, dan pembuluh darah, saraf, atau invasi ke limfatik.24
2.6 Lesi limfoepitel maligna
Tumor ini jarang, ditandai dengan adanya area jinak dan ganas pada satu tumor. Bagian maligna
mewakili kanker anaplastik yang berasal dari duktal. Metastasis ke nodus limfatikus telah
berulang kali ditemukan.24
2.7 Limfoma maligna
Limfoma maligna primer dari kelenjar saliva jarang, pada umumnya di dapat pada lelaki usia
tua. Hal ini juga diamati pada sekitar 5-10% pasien dengan tumor Warthin kelenjar parotis.
Terapi optimal adalah biopsy dengan terapi radiasi pada daerah itu. Prognosis lebih baik untuk
limfoma kelenjar saliva daripada limfoma nodus dengan penampilan histology yang mirip. 23,24
2.8 Metastasis ke Kelenjar Parotis dari tempat lain
Kelenjar parotis dapat menjadi tempat metastasis dari keganasan yang berasal dari kulit, ginjal,
paru, payudara, prostat, dan saluran pencernaan.24
H. Komplikasi sesudah parotidektomi
a. Sindroma Frey
Gustatory sweating saat parotidektomi terdapat pada 50 % pasien. Terjadi re-inervasi silang
pada system persarafan otonom kelenjar parotis yang terjadi setelah dilakukan parotidektomi.
Saraf parasimpatis, yang dirangsang oleh bau dan rasa dari makanan sekarang menginervasi
kelenjar keringat dan pembuluh darah melalui asetilkolin, lalu mengakibatkan keringatan dan
kemerahan pada kulit di atas area tersebut.22
b. Paralisis/Paresis nervus fasialis
Kejadian paralisis/paresis nervus paresis setelah operasi tumor saliva jinak biasanya kecil
(<5%).>22.24
I. Terapi tambahan
Karena banyaknya sub tipe histology dari keganasan parotis, pernyataan umum yang berkaitan
dengan kegunaan terapi tambahan tidak dapat dibuat. Jika dapat di bedah, pembedahan adalah
modalitas utama dalam pengobatan untuk sebagian besar tumor ganas kelenjar parotis. Indikasi
umum untuk terapi radiasi pasca operasi yaitu:24
1. Diameter terbesar tumor > 4 cm
2. Tumor derajat tinggi
3. Invasi tumor ke struktur lokal, limfatik, saraf, dan pembuluh darah
4. Tumor berada sangat dekat dengan saraf
5. Tumor berasal dari dalam atau luar lobus dalam
6.Tumor muncul kembali setelah dilakukan reseksi ulang
7. Batas yang positif dari pemeriksaan akhir patologi
8. Keterlibatan nodus limfatikus regional
Tidak ada kemoterapi yang telah terbukti efektif sebagai modalitas terapi tunggal. Untuk
beberapa sub tipe histology, beberapa ahli menyarankan kombinasi antara kemoterapi dan
radiasi. Saat ini, penggunaan immunoterapi sedang dalam tahap percobaan. 24
J. Prognosis
Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1% kasus. Namun,
jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul residif lokal. Hal ini terutama dapat
terjadi jika hanya dikerjakan enukleasi sederhana. Pada operasi ulang terdapat kemungkinan
yang lebih besar kerusakan saraf penting seperti nervus fasialis dan dalam beberapa kasus
residif demikian adalah maligna. 16,19,22,23,24
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology, perluasan lokal dan besarnya
tumor dan jumlah metastasis kelenjar leher. Jika sebelum penanganan tumor maligna telah ada
kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya lebih buruk. Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira 5%,
namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya. 16,24
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aboutcancer.com/salivary_anatomy_nett.gif.Accesed May 14 , 2011
http://www.aboutcancer.com/parotid_anatomy_cummings2.jpg. Accesed May 14 , 2011
http://www.aboutcancer,com/parotid_anatomy_0509.gif.Accsed May 14,2011
http://ilmubedah.info/kanker-kelenjar-liur-pengobatan-20110203.html. Accesed May 14 , 2011
http://koasku.blogspot.com/2008/12/referat-tht-tumor-parotis.html . Accesed May 14,2011