44
OM SWASTYASTU

Tumor Otak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

56923599 Leaflet Ispa

Citation preview

TUMOR OTAK

OM SWASTYASTUTUMOR OTAKAnggota Kelompok 1Komang Nadi Karisma Suri (P07120012041)Gusti Ayu KomangTrisna Dewi (P07120012042)Putu Ayu Sintya Sandrina (P07120012043)Ni Komang Santiningsih (P07120012044)Ni Kadek Rai Widiastuti (P07120012045)Ni Putu Anom Sawitri (P07120012046)Ni Wayan Mariadnyani (P07120012047)Febi Pramita Lestari (P07120012048)Ni Wayan Ratna Widiarini (P0712001204)Putu Ade Ayu Kesari Putri (P07120012050)A. PengertianTumor cerebri / tumor otak adalah lesi intracranial setempat yang menempati ruang didalam tulang tengkorak (Baughman, Piaree, 2000)Tumor cerebri adalah lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak (Price, Slyvia, 2000)Tumor otak adalah sebuah lesi terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak (Brunner & Suddarth, 2002)Tumor otak adalah neoplasma yang berasal dari sel saraf, neuro epithelium, sel glia, saraf kranial, pembuluh darah, kelenjar pineal, hipofisis (Donna L. Wong, 2002).B. KlasifikasiTumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson,2000, yaitu : Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam system saraf pusat (misalnya euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen, sel-sel mesofel dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura dari paling penting.Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari hipofisis anterior.Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 % tumor intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10 % dari seluruh tumor otak dan dapat berasal dari sembarang tempat primer.ContinueTumor pembuluh darah antara lain :Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal yang didapat didalam atau diluar daerah otak. Tumor ini diderita sejak lahir yang lambat laun membesar.Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering dijumpai dalam serebelumSindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara hemagioblastoma serebelum, angiosmatosis retina dan kista ginjal serta pancreas.Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang jarang antara lain kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional dan dijumpai pada dasar tengkorak.C. EtiologiEtiologi pasti terjadinya tumor otak belum diketahui, namun menurut beberapa ahli dapat terjadi akibat proses primer dan sekunder.Primer :1. Gangguan pada otak2. Gangguan imunologi tubuh3. Gangguan fungsi hipofisis4. Virus5. ToksinSekunder : Metastase tumor lain, biasanya tumor paru dan payudaraD. PatofisiologiMenurut Brunner dan Suddarth 1987, gangguan neurologi pada tumor otak disebabkan oleh 2 faktor yaitu gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan TIK.1. Gagguan fokal, terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parekim otak dengan kerusakan jaringan neuron.Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan perubahan serebrovaskuler primer.D. Patofisiologi2. Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh bebrapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa karena ia mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menyebabkan oedema dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyeparan cairan tumor. E. Manifestasi KlinisMenurut Price, Sylvia Ardeson,2000 :Sakit kepalaSakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita tumor otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. 2. Nausea dan muntahTerjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan peningkatan TIK diserta pergeseran batang otak.E. Manifestasi Klinis3. PapiledemaDisebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan pada kenaikan TIK. 4. Gejala fokalTanda-tanda dan gejala-gejala tumor otak antara lainnya juga terjadi, tetapi ini lebih cenderung mempunyai nilai melokalisasi :Tumor korteks motorikTumor lobus oksipitalTumor serebelumTumor lobus frontal Tumor sudut serebroponsinTumor ventrikel dan hipotalamus

F. KOMPLIKASIMenurut Brunner dan Suddarth 1987, komplikasi yang dapat terjadi adalah :1. Peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium yang terbatas. Biasanya menimbulkan gejala-gejala neurologis seperti perdarahan dan infeksi. Penggunaan steroid oral akan menurunkan oedema serebral dan mungkin dapat mengontrol gejala tersebut.2. Adanya lesi yang mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut3. Pengobatan kemoterapi mungkin memberikan kontribusi pada oedema serebral sementara yang mungkin memerlukan peningkatan pemberian steroid atau obat anti konvulsan. Gejala yang dialami pasien secara langsung diakibatkan dengan lokasi tumor otak.G. Pemeriksaan PenunjangCT Scan, memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah ukuran dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya tumor serebral sekunder, selain itu alat ini juga member informasi tentang system ventrikuler.MRI, digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil, membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.Biopsi stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasadasarpengobatan dan informasi prognosis.Angiografi serebral, memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.G. Pemeriksaan PenunjangEEG, dapat mendekati gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.Penelitian sitologis pada CSF, untuk mendekati sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada system saraf pusat mampu menggusur sel-sel ke dalam cairan serebrospinal.Ventriculogram / Arteriografi, apabila diagnose yang diduga sedemikian rumitnya sehingga pungsi spinal atau pungsi lumbal tidak bias dilakukan karena kontra indikasi peningkatan TIK. H. PenatalaksanaanMenurut Brunner dan Suddarth 1987 :PembedahanMerupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan diagnosis definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari semua tumor menimbulkan defisit neurologis yang berat.Terapi radiasiRadioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah diangkat. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.H. Penatalaksanaan3. ImunoterapiDengan menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untuk menyerang dan menghancurkan sel tumor otal.Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.4. Pengobatan penyelidikanBCNU digabungkan dalam bentuk tablet tipis yang mematikan secra biologis untuk ditempatkan pada daerah tumor selama pembedahan kraniotomi.Penempatan kateter arteri dekat dengan tumor. Beri infus manitol untuk perusakan dari barier darah atau otak.Transplantasi sumsum tulang juga sedang digunakan dalan uji klinis untuk penatalaksanaan astrosiloma.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR OTAKA. Data Fokus Pengkajian Data DemografiIdentitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya

Riwayat Sakit dan Kesehatan1. Keluhan utama Biasanya klien mengeluh nyeri kepala

Cont2. Riwayat penyakit saat iniKlien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia.Cont3. Riwayat penyakit dahuluApakah Klien pernah mengalami pembedahan kepala

Riwayat penyakit keluargaAdakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan tumor kepala.

cont 5. Pengkajian bio- psiko-sosio-spiritualPernapasanPerubahan pola napas, Penurunan pernapasanMakanan / CairanDengan atau tanpa mual atau makanMengalami perubahan / penurunan nafsu makan Muntah secara progresif, lebih parah dipagi hari muntah (mungkin proyektif)Muntah hilang dengan bergerak dan mengubah posisi. EliminasiInkontinensia kandung kemih atau mengalami gangguan fungsi.

ContPola aktifitas dan latihanGangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran, Resiko trauma karena epilepsy, Hamiparase, ataksia, Gangguan penglihatan, Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)Pola tidur dan istirahatSusah untuk beristirahat dan atau mudah tertidurPengaturan suhu tubuhhipotermi, hipertermiKebersihan diripasien umumnya sulit melakukan kebersihan diri secara mandiri akibat kelemahan yang dialami

Cont IbadahSesuai kepercayaan pasien ProduktivitasUmumnya pasien tidak dapat melakukan produktivitasnya seperti semula akibat kelemahan dan proses penyakit yang dialami Belajar Rekreasi ContAman Gejal karena kejang, Gangguan penglihatan , Peka rangsang, cemas, mudah tersinggung Nyeri / KenyamananSakit kepala kambuhan dan progresif, pada area frontal atau oksipital, biasanya tumpul dan berdenyut memburuk saat bangun berkurang disiang hari, makin berat saat menunduhkan kepala / mengejan (defekasi, batuk, bersin)Tanda : Menangis, memutar kepala SosialisasiPasien umumnya mengalami gangguan komunikasi apabila tumor berada di daerah otak yang mempersarafi komunikasi verbal

Pemeriksaan fisikSaraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesisPenglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kaburPendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasiJantung : bradikardi, hipertensiSistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskulerSistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitusMotorik : hiperekstensi, kelemahan sendi

Data PenunjangComputer Tomografik Scaning (CT SCAN) : CT SCAN dapat memberikan informasi tentang jumlah, ukuran, dan densitas (warna gelap/terang) tumor, dapat memberikan informasi sistem ventrikuler.Magnetic Resonance Imaging (MRI) : MRI sangat penting untuk mendiagnosa tumor sampai lesi terkecil dan tumor pada batang otak dan pituitary.Elektroensefalogram (EEG) : dapat mendeteksi gelombang abnormal pada otak yang disebabkan tumor hal ini dapat mengevaluasi kajang yang ditimbulkan karena gangguan pada lobus temporal.

ContStereotatic Radiosurgery : meliputi penggunaan kerangka tiga dimensi yang meliputi lokasi tumor yang sangat tepat, kerangka Stereotatic dan dan study pencitraan multipel (sinar x) cara yang digunakan untuk menemukam tumor dan lokasinya.Pemeriksaan cytologi : dapat mendeteksi keganasan pada sel yang disebabkan tumor sistem saraf pusat.

ContPemeriksaan cairan serebrospinalDilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Biopsi stereotaktikDapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.Angiografi SerebralMemberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.Diagnosa KeperawatanPerubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.Defisit perawatan diri yang b/d kelemahan neuromuskular, menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot/koordinasi.Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan yang b/d peningkatan pemakaian energi untuk metabolisme, asupan nutrisi yang kurang, mual, dan muntah.Kecemasan yang b/d prognosis penyakitnya.Intervensi Dx 1Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilangKriteria hasil : Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adan tanda-tanda peningaktan TIK.Intervensi Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar. Pantau tanda vital tiap 4 jam. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Bantu pasien untuk menghindari / membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan / mengejan. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.

RasionalMengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP.Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan. Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK.Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbDx 2 Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan perilaku untuk mengurangi kekambuhan IntervensiTeliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk dan meredakan.Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul.Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital.Berikan kompres dingin pada kepala. Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi

Rasional karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan.Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodil

Dx 3 Kriteria hasil: Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat.IntervensiDiskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi.Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya.Rasional Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke arah proses penyembuhan.Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah berulangnya serangan.Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak mengenali bentuk terapi yang lain.Dx 4 Tujuan : Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan dini sesuai dengan tingkat kemampuan, mengidentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.IntervensiKaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADL.Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.Rencanakan tindakan untuk menangani defisit penglihatan seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat, dekatkan tempat tidur ke dingingTempatkan perabotan ke dinding, jauhkan dari jalan.Beri kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi pisau garpu, sikat dengan pegangan panjang, ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke toilet, kursi untuk mandi. Dan Kajo kemampuan komunikasi untuk BAK. Kemampuan menggunakan urinal, pispot. Antarkan ke kamar mandi bila kondisi memungkinkan

RasionalMengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri Membantu pasien memenuhi kebutuhan ADL-nya. Sekaligus meningkatkan harga diri, memandirikan klien dan menganjurkan klien untuk terus mencoba.Klien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan mampu melihat keluar masuknya orang ke ruangan.Menjaga keamanan klien bergerak di sekitar tempat tidur dan menurunkan risiko tertimpa perabotan.Mengurangi ketergantungan.Ketidakmampuan berkomunikasi dengan perawat dapat menimbul-kan masalah pengosongan kandung kemih oleh karena masalah neurogenik.Dx 5Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.Kriteria hasil: Mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh, memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratoriumIntervensi Evaluasi kemampuan makan klienObservasi/timbang berat badan jika memungkinkanMonitor keadaan otot yang menurun dan kehilangan lemak subkutanCatat pemasukan per oral jika diindikasikan. Anjurkan klien untuk makanBerikan makanan kecil dan lunakKajilah fungsi sistem gastrointestinal yang meliputi suara bising usus, catat terjadi perubahan di dalam lambung, seperti mual dan, muntah. Observasi perubahan pergerakan usus misalnya diare, konstipasi.Anjurkan pemberian cairan 2500 cc/hari selama tidak terjadi gangguan jantungAturlah diet yang diberikan sesuai keadaan klien

Rasional tanda kehilangan berat badan (7-10%) dan kekurangan intake nutrisi menunjang terjadinya masalah katabolisme, kandungan glikogen dalam otot dan kepekaan terhadap pemasangan ventilator.Menunjukkan indikasi kekurang-an energi otot dan mengurangi fungsi otot-otot pernapasan.Nafsu makan biasanya berkurang dan nutrisi yang masuk pun berkurang. Anjurkan klien memilih makanan yang disenangi dapat dimakan (bila sesuai anjuran).Mencegah terjadinya kelelahan, memudahkan masuknya makanan, dan mencegah gangguan pada lambung.Fungsi sistem gastrointestinal sangat penting untuk memasuk-kan makanan. Ventilator dapat menyebabkan kembung pada lambung dan perdarahan lambung.Mencegah terjadinya dehidrasi akibat penggunaan ventilator selama tidak sadar dan mencegah terjadinya konstipasiDiet tinggi kalori, protein, karbohidrat sangat diperlukan, selama pemasangan ventilator untuk mempertahankan fungsi otot-otot respirasi. Karbohidrat dapat berkurang dan penggunaan lemak meningkat untuk mencegah terjadinya produksi CO2 dan pengaturan sisa respirasi.

Dx 6 Tujuan: Secara subjektif melaporkan rasa cemas berkurang.Kriteria hasil: Klien mampu mengungkapkan perasaan yang kaku cara-cara yang sehat kepada perawat, klien dapat mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalahnya dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi, klien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah standar, klien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik.Intervensi MandiriIdentifikasi persepsi klien untuk menggambarkan tindakan sesuai situasi,Anjurkan klien dan keluarga untuk mengungkapkan dan meng-ekspresikan rasa takutnya, akuilah situasi yang membuat cemas dan takut.Catat reaksi dari klien/keluarga. Berikan kesempatan untuk mendiskusikan perasaannya/ konsentrasinya dan harapan masa depanIdentifikasi kemampuan koping klien/keluarga sebelumnya dan mengontrol penggunaannya.Memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi, kejelasan dari rasa takut dan mengurangi cemas yang berlebihan.Rasional Memvalidasi situasi yang nyata tanpa mengurangi pengaruh emosional. Berikan kesempatan bagi klien/keluarga untuk menerima apa yang terjadi pada dirinya serta mengurangi kecemasan.Membesarkan / menentramkan hati klien untuk membantu menghilangkan cemas yang tak berguna, mengurangi konsentrasi yang tidak jelas dan menyiapkan rencana sebagai respons dalam keadaan darurat.Anggota keluarga dengan responnya pada apa yang terjadi dan kecemasannya dapat disampaikan kepada klienMemfokuskan perhatian pada kemampuan sendiri dapat meningkatkan pengertian dalam penggunaan koping.Mungkin dibutuhkan untuk membantu jika klien / keluarga tidak dapat mengurangi cemas atau ketika klien membutuhkan alat yang lebih canggihIMPLEMENTASIImplementasi yang diberikan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah disusunEVALUASIEvaluasi merupakan proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2005).