46
TUMOR HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tumor

Citation preview

Page 1: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

TUMOR HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

Page 2: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

PENDAHULUAN Tumor hidung dan paranasalis, baik jinak maupun ganas, jarang

ditemukan. Dari seluruh kejadian tumor ganas, hanya 0,5 % merupakan tumor ganas hidung dan paranasalis dan 3% dari tumor ganas di kepala dan leher.

Sering ditemukan pada laki-laki dengan rasio ♂ : ♀ = 2 : 1. Tumor jinak dan tumor ganas hidung & sinus paranasal jarang

terjadi, tetapi perlu diketahui untuk:○ Membedakan tumor jinak atau ganas○ Mengenali gejala dini tumor ganas dirujuk ke dokter THT

Page 3: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

ANATOMI HIDUNG DAN SINUS

Page 4: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

ANATOMI HIDUNG DAN SINUS

Page 5: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

ETIOLOGI

Belum diketahui secara pasti

Diduga :- Faktor Genetik- Zat hasil industri : nikel, debu kayu,

formaldehid, kromium, minyak isopropil, dll- Alkohol- Makanan yang diasinkan dan diasap

Page 6: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

KLASIFIKASI TUMOR HIDUNG DAN SINUS

PARANASALIS

Page 7: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

TUMOR JINAK

Tumor jinak dan ganas di cavum nasi dan sinus dapat berasl dari epitel dan non epitel.

Tumor jinak epitelial : Adenoma, Papiloma. Tumor jinak non epitelial : Fibroma,

Angiofibroma, Hemangioma, Osteoma, Diplasia fibrosa.

Page 8: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

PapilomaMirip polip, Banyak ditemukan di lateral cavum nasi

Hiperplasi epitel respiratori,

Obstruksi nasi unilateral

Usia 40-70 tahun

2 jenis papiloma :

1. Eksofitik / Fungiform

2. Endofitik / Papiloma inverted : destruktif, residif, bisa menjadi ganas

Page 9: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Papilloma squamosa○ Primer terdapat pada daerah alar/vestibular○ Mungkin disebabkan oleh virus○ Merupakan papilloma yang rapuh, berasal

dari epitel berlapis pipih, ○ bentuk mirip polip nasi namun lebih vaskuler,

padat dan tidak mengkilap○ Diagnosa dan terapi: eksisi lesi dengan

anestesi lokal

Page 10: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Papilloma Schneiderian○ Berasal dari epitel respiratorium

(schneiderian) dan terkait dengan HPV 6 dan 11,

○ Dapat berubah menjadi ganas pada 10-15% kasus,

○ Polip/massa unilateral,○ Terapi dengan eksisi lesi, namun didapatkan

tingkat rekuren yang signifikan. Pembedahan yang lama mencakup rhinotomy terbuka, maxilloectomy medial dan maxilloectomy, sekarang pembedahan cenderung dilakukan secara endoskopik.

Page 11: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

○ Tiga tipe:Septal Papilloma; 50% dari schneiderian papilloma. Dapat

berbentuk exofitik, verrucoid, bertangkai atau sessile. Predileksi pada pria dengan usia 20 sampai 50 tahun. Secara histology mirip papilloma squamosa/verruca vulgaris

Inverting papilloma; 47% dari schneiderian papilloma. Massa polipoid “bulky” (besar, tebal), berwarna merah keabu-abuan biasanya ditemukan pada dinding lateral cavum nasi. Usia 40-70 tahun. Epithelium menginvasi jaringan sekitarnya (inverting)

Cylindrical papilloma; 3% dari kasus, Lesi papillary berwarna merah coklat pada dinding lateral cavum nasi/sinus. Predileksi pada pria, usia 40-70 tahun.

Page 12: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

INVERTED PAPILOMA- Papiloma inverted merupakan kelainan yang bermakna secara klinis

- Massa polipoid “bulky” (besar, tebal), berwarna merah keabu-abuan biasanya ditemukan pada dinding lateral cavum nasi.

- Usia 40-70 tahun.

- Epithelium menginvasi jaringan sekitarnya (inverting).

- Adanya tendensi untuk menjadi maligna (15 %) dan kekambuhan.

- Dx : Biopsi

- Tx : Operasi

Page 13: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Papiloma(A) Gambaran endoskopik dari massa.

(B) CT-scan potongan axial setinggi sinus Sphenoid

Page 14: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

AngiofibromaAngiofibroma Nasofaring Juvenilis

Tumor jinak namun agresifBanyak pada pria remaja.Penyebab : tidak diketahui, dicurigai

faktor hormonal.Asal : dinding posterolateral atap

nasofaringMassa berwarna merah keunguan dan

licin

Page 15: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

• Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal • Dari Epitel:

Squamous Cell Carcinoma Adeno CarcinomaAdeno Cystic CarcinomaUndifferentiated Carcinoma

• Dari Mesenkhim (Non Epitel):Osteo SarcomaChondro SarcomaLymphoma Maligna

57%

18%

10%

Page 16: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Squamous Cell Carcinoma (SCC)- Tumor ganas yang paling sering

terjadi, dapat bertumbuh dari vestibulum nasi, dinding lateral cavum nasi (paling sering) atau septum nasi.

- Terkait dengan paparan lingkungan (debu kayu dan nickel).

- Terapi gabungan pembedahan dan radioterapi

Page 17: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Adenocarcinoma

40-68% dari neoplasma pada sinus ethmoidalis.

Biasa ditemukan pada cavum nasi bagian superior.

Terkait dengan tukang kayu dan pekerja mebel. Paparan terhadap nickel, chromium dan hidrokarbon juga dapat memicu terjadinya AdenoCa.

Terapi utama: pembedahan. Radio terapi direkomendasikan bila ada sisa pada batas pembedahan; untuk stadium lanjut, aggresif atau lesi yang luas dan yang mengenai dura dan cricriform plate.

MRI T2-weighted potongan koronal menunjukkan masa pada nasoethmoid yang ekspansif sampai menginfiltrasi dasar dari sinus frontalis kanan dan sinus maksilaris kanan. Pasien ini menderita adenocarcinoma.

Page 18: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

CT scan dan gambaran Histo PA

(A) Adenocarcinoma pada cavum nasi dekstra (panah putih). (B) Gambaran Histopatologi yang khas pada adenocarcinoma : struktur glanduler yang back-to-back.

Page 19: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

• Adeno Cystic Carcinoma (ACC)

-Tumor kelenjar minor yang paling sering. Umumnya berasal dari antrum sinus maksilaris, dapat juga dari palatum dan cavum oris.

- ACC maksila berkembang lambat, agrseif secara local dengan kecenderungan tinggi penyebaran perineural dan hematogenous.

- Terapi pilihan merupakan kombinasi reseksi en blok dan radioterapi.

- Angka rekurens dan metastasis dapat mencapai >85%, jarang metastasis ke KGB.

Page 20: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

STAGING TUMOR GANASBerdasarkan TNM, dapat ditentukan stadiumnya,

yaitu○ Stadium dini stadium 1 dan 2○ Stadium lanjut stadium 3 dan 4

Lebih dari 90 % pasien datang dalam stadium lanjut ( stadium 3 dan 4 ) dan sulit menentukan asal tumor primernya karena hampir seluruh hidung dan sinus paranasal sudah terkena tumor

Page 21: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

STADIUM TNM

Stadium 0

Tis N0 M0

Stadium I T1 N0 M0

Stadium II

T2 N0 M0

Stadium III

T3 N0 M0

T1,2,3 N1 M0

Stadium IV

T4 N0,1 M0

Page 22: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Klasifikasi TNM Tumor Primer (T)

TX : Tumor primer tidak dapat ditentukan

T0 : Tidak tampak tumor primer

Tis : Karsinoma in situ

Sinus Maksilaris T1 :Tumor terbatas pada mukosa sinus maksilaris

tanpa erosi dan destruksi tulang T2 : Tumor menyebabkan erosi dan destruksi tulang

hingga palatum dan atau meatus media tanpa melibatkan dinding posterior sinus maksilaris dan fossa pterigoid.

Page 23: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

T3 : Tumor menginvasi dinding posterior tulang (sinus maksilaris, jaringan subkutaneus, dinding dasar dan medial orbita, fossa pterigoid, sinus etmoidalis.)

T4a : Tumor menginvasi bagian anterior ( orbita, kulit pipi, fossa pterigoid, fossa infratemporal, fossa kribriformis, sinus sfenoidalis atau frontal.)

T4b : Tumor menginvasi salah satu dari : apeks orbita, duramater, otak, fossa kranial medial, nervus kranialis selain dari divisi maksilaris nervus trigeminal V2, nasofaring atau klivus.

Page 24: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Kavum Nasi dan Sinus Etmoidalis T1 : Tumor terbatas pada salah satu bagian dengan

atau tanpa invasi tulang.

T2 : Tumor berada di dua bagian dalam satu regio atau tumor meluas dan melibatkan daerah nasoetmoidal kompleks, dengan atau tanpa invasi tulang.

T3 : Tumor menginvasi dinding medial atau dasar orbita, sinus maksilaris, palatum atau fossa kribriformis.

Page 25: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

T4a : Tumor menginvasi salah satu dari bagian anterior orbita, kulit hidung atau pipi, meluas minimal ke fossa kranialis anterior, fossa pterigoid, sinus sfenoidalis atau frontal.

T4b : Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, dura, otak, fossa kranial medial, nervus kranialis selain dari V2, nasofaring atau klivus

Page 26: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Kelenjar getah bening regional (N)

NX Tidak dapat ditentukan pembesaran kelenjar

N0 Tidak ada pembesaran kelenjar

N1 Pembesaran kelenjar ipsilateral ≤3 cm

N2a Metastasis satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm

N2b Metastasis multipel kelanjar ipsilateral, tidak lebih dari 6 cm

N2c Metastasis kelenjar bilateral atau kontralateral, tidak lebih dari 6 cm

N3 Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm.

Page 27: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Metastasis Jauh (M)

MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 Terdapat metastasis jauh

Page 28: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

MANIFESTASI KLINIS

Hidung dan sinus paranasalis Massa memenuhi rongga hidung dan mendesak

septum nasi Obstruksi hidung unilateral dan rhinorrhea

yang progresifSekret bercampur darah atau epistaxis , nyeri

wajahTumor yang besar dapat mendesak tulang

hidung sehingga terjadi deformitas hidungKhas pada tumor ganas ingusnya berbau

karena mengandung jaringan nekrotik

Page 29: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Oral Invasi ke daerah maxilla

○ Penonjolan atau ulkus di palatum atau di prosessus alveolaris

○ Gigi geligi goyah atau gigi palsu tidak pas lagi

○ Nyeri gigi yang tidak hilang meskipun gigi telah dicabut

Page 30: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

INTRACRANIAL (FOSSA CRANII ANTERIOR)

Inflitrasi melalui basis crania dan menuju fossa crania anterior

Nyeri kepala hebat Likuorea yaitu cairan otak yang keluar melalui

hidung Jika perluasan ke fossa kranii media maka

nervus otak lainnya juga akan terkena Jika tumor meluas ke belakang terjadi trismus,

akibat terkenanya musculus Pterigoideus Interna disertai anestesi atau parestesi daerah yang dipersarafi nervus Maxilaris dan Mandibularis

Page 31: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Orbital :

Kompresi bagian apex rongga orbita dan penjepitan ductus nasolacrimalis

Diplopia Proptosis Ophtalmoplegi Gangguan visus epifora

Page 32: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Wajah dan sekitar rongga hidung: Invasi ke jaringan lunak di depan dinding

anterior cavum nasi. bengkak dan penebalan pada pipi dan hidung

Penutupan ostium tuba eustachius OMS Metastasis ke KGB biasanya KGB

jugulodigastrikus massa pada leher

Page 33: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

PEMERIKSAAN1. Inspeksi wajah penderita

asimetriproptosispendorongan bola matapendorongan dinding lateral cavum

nasi

Page 34: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

2. Palpasi (dengan sarung tangan)

palpasi gusi rahang atas dan palatum apa ada nyeri tekan?

Page 35: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

3. Rhinoskopi Anterior dan posterior

= Masa permukaan licin merupakan tanda tumor jinak, atau permukaan benjol-benjol, rapuh, dan mudah berdarah pertanda tumor ganas.

Page 36: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

4. Nasoendoskopi dan Sinuskopi

= membantu menemukan tumor dini

Page 37: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

5. Pemeriksaan pembesaran kelenjar leher

Page 38: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Foto polos sinus paranasal2. CT scan3. MRI

Page 39: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

DIAGNOSADiagnosa Pasti : HistopatologiDengan cara Biopsi :

- langsung : jika tumor tampak di cavum nasi / cavum oris- Tidak langsung : Sinuskopi

Operasi Caldwell-LucCatatan :

Jika curiga tumor vaskuler (Angiofibroma) – Diagnosa : Angiografi

Page 40: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal
Page 41: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

TERAPI Tumor Jinak

Pembedahan Tumor Ganas

(tergantung jenis, lokalisasi & perluasan)1.Operasi : morbiditas tinggi

Rinotomi lateralMaksilektomi parsialMaksilektomi totalMaksilektomi total + eksenterasi bulbi

2.Radiasi3.Kemoterapi bermanfaat pada tumor ganas dengan

metastase atau residif

Pembedahan, sering bersama dengan radiasi, kemoterapi sebagai ajuvan sampai saat ini masih merupakan pengobatan utama untuk keganasan hidung dan paranasalis.

Page 42: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Kontraindikasi pembedahan: Lymfoma, kecuali bila massa tumor

menyebar sedemikian rupa dapat menyebabkan kerusakan fungsi yang signifikan atau potensi menyebabkan kematian.

Mengenai intracranial secara extensive Adanya penyakit komorbid yang

menyebabkan tingginya resiko untuk di operasi.

Page 43: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

PROGNOSAPada umumnya kurang baik karena :

1. Diagnosis terlambat

2. Sulit dievaluasi

3. Sifat tumor agresif dan mudah kambuh

Faktor yang mempengaruhi :○ Perbedaan diagnosis histologi ○ Asal tumor primer○ Perluasan tumor○ Pengobatan yang diberikan sebelumnya○ Sifat tumor yg mudah kambuh dan agresif○ Terapi ajuvan yang diberikan○ Status imunologi○ Lamanya follow up

Page 44: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Letak tumor & prognosisnya

Suprastruktur

Mesostruktur

Infrastruktur

Sebileau’s Three Planes

Level I ke level II prognosis makin jelek

Page 45: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

Ohngren’s PlaneAnterior prognosisnya baik

Posterior prognosisnya jelek

Page 46: Tumor Hidung Dan Sinus Paranasal

TERIMA KASIH