Upload
marcellraymond
View
386
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tuli konduktif
Citation preview
TULI KONDUKTIFTULI KONDUKTIF
Telinga luar a. Atresia liang telingab. Sumbatan oleh
serumen c. Otitis eksterna
sirkumskriptad. Osteoma liang telinga
Telinga tengah a. Tuba kotor /
sumbatanb. Otitis mediac. Otosklerosisd. Timpanoskleorise. Dislokasi tulang
pendengaran
Microtia & Atresia Liang TelingaMicrotia & Atresia Liang Telinga
Microtia pinna yang sangat kecil
Atresia tdk ada pinna
Hampir selalu bersamaan
E/ absen atau inkomplit pembentukan kanal telinga luar.
Gejala malformasi telinga luar
T/ rekonstruksi bedah. CT scan melihat apakah bedah akan meningkatkan kualitas pendengaran
Stadium 1,2,3
Sumbatan karena Sumbatan karena SerumenSerumen
Obstruksi kanal telinga karena serumen
Etiopatof/ kanal telinga penuh dengan folikel rambut dan glandula produksi serumen. Serumen ekstra yang menutupi kanal telinga
Gejala/ Earache, sensasi penuh, tinnitus, ggn pendengaran sebagian
P.fisik dan penunjang/ otoskopi
Rx/ melunakan serumen jika keras . Irigasi dengan air (dingin atau panas . KI irgasi MT terkena (tkt infeksi)
Osteoma telingaOsteoma telinga
Manifest / discrete, pedunculated asimptomatik.
Gejala baru muncul jika kanal tersumbat.
Histologi lamellar + kanal fibrovaskular multipel
OtosklerosisOtosklerosis
Pertumbuhan abnormal tulang di telinga tengah
E/ herediter (gene COLIA1), perubahan hormonal (kehamilan)
Patfis/ kebanyakan mengenai stapes, menganggu jalannya gel.suara ke telinga dalam. tuli konduktif
Dpt m’sebab tuli sensorineural jarang! (rusak sel sensori dan serat saraf telinga dalam)
Gejala Tuli (ggn pendengaran) bertahap. Mulai dari
suara rendah / bisikan Pusing Keseimbangan terganggu Tinnitus
Diagnosa Anamnesa (gejala) P.audiologi indentifikasi, mengukur,
rehabilitasi kerusakan pendengaran dan fungsi keseimbangan
CT DD lain
T/ Medikamentosa fluoride oral , kalsium, vit D
kontrol tuli Stapedectomy (ganti tulang abnormal dengan
alat prothetic supaya gelombang suara dapat dihantarkan)
Stapedotomy laser lubang di stapes
Prognosis buruk tanpa pengobatan . Bedah mengembalikan setengah fungsi pendengaran
Komplikasi Tuli total, Infeksi , Pusing, nyeri, blood clot
TINITUSTINITUS
Slh 1 btk g3 pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dr luar, dpt berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan bunyi mendenging, menderu, mendesis.
KLASIFIKASI Tinitus objektif bila suara tsb dpt didengar o/
pemeriksa / dgn auskultasi di sekitar telinga, bsifat vibratorik, berasal dr transmisi vibrasi sistem muskuler dan KV disekitar telinga.
Tinitus subjektif bila suara tsb hanya didengar o/ pasien sendiri sering tjd bsifat non vibratorik, disebabkan o/ proses iritatif / degeneratif tr. auditorius mulai dr sel2 rmbt getar koklea s/d pusat pendengaran.
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
Tjd aktivitas elektrik pd area auditorius yg menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun impuls yg ada bkn berasal dr bunyi eksternal yg ditransformasikan, tp berasal dr sumber impuls abN didlm tubuh pasien sendiri (dr kelainan telinga).
Tinitus dgn nada rendah spt bergemuruh atau nada tinggi (berdengung). Tinitus nada rendah + g3 konduksi tjd pd
sumbatan liang telinga k/ serumen, tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis.
Tinitus nada rendah + pulsasi tanpa g3 pendengaran gejala dini tumor jugulare !!!
Dapat terus menerus / hilang timbul terdengar.
Dihubungkan dgn tuli sensorineural dan k/ g3 konduksi, biasanya berupa nada rendah.
Jk disertai inflamasi, bunyi dengung terasa berdenyut.
e/ lainnya : g3 vaskular ditelinga tengah, ototoksik, HT endolimfatik pd peny. Meniere, g3 keseimbangan endokrin.
Faktor ResikoFaktor Resiko
Tuli bawaan
Tuli rubella
Tuli dan kelahiran prematur
Tuli ototoksik
DIAGNOSISDIAGNOSIS
Anamnesis Kualitas dan kuantitas tinitus Lokasi suara tinitus (uni / bilateral / tdk dpt ditentukan
scr pasti Sifatnya apakah mendenging / menderu /
mendesis ??? Lamanya 5 menit PATOLOGIK !!!! Frekuensi (intermitten / menetap) apakah mg3 atau b+ berat waktu siang / malam hari Gejala lain yg menyertai Riwayat minum obat sblmnya Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma
akustik, infeksi telinga, dan operasi telinga.
Pemeriksaan Fisik THT dan otoskopi
Pemeriksaan Penala
Audiometri nada murni
Audiometri tutur
Bila perlu : OAE, BERA, ENG
Pemeriksaan laboratorium
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Tujuan : u/ menghilangkan penyebab tinitus dan atau m(-) keparahan ak/ tinitus.
Tinnitus Retraining Therapy memicu dan menjaga reaksi habituasi dan persepsi tinitus dan atau suara lingk yg mg3. Habituasi diperoleh sbg hasil modifikasi hub
sistem auditorik ke sistem limbik dan sistem saraf otonom.
Tdk dpt menghilangkan tinitus dgn sempurna, tp dpt memberikan perbaiakan yg bermakna p↓ toleransi thd suara.
4 cara pengobatan 4 cara pengobatan tinitus tinitus
Psikologik dgn konsultasi u/ meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tdk membahayakan, mengajarkan relaksasi stiap hr.
Elektrofisiologik memberi stimulus elektroakustik dgn intensitas suara yg > keras dr tinitusnya, dpt dgn ABD atau tinitus masker.
th/ medikamentosa blm ada kesepakatan u/ m↑ aliran darah koklea, transquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin, dan mineral. Pd [asien yg tdrnya sgt tg3 obat penenang / obat tdr.
Tindakan bedah pd tumor akustik neuroma
Tuli SensorineuralTuli Sensorineuralpenurunan pendengaran atau gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan atau
kerusakan pada koklea (rumah siput), saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses
sebagaimana mestinya.
EtiologiEtiologi
Kongenital
Didapat : Penyakit pembuluh darah (penyakit
vaskular) Kekebalan penyakit Infeksi Cedera Meniere's disease Multiple sclerosis Penggunaan obat-obatan tertentu Tumor
TULI SENSORINEURALTULI SENSORINEURAL
Gejala Gejala
Pada bayi dengan tuli bawaan, kegagalan untuk menanggapi suara
Pada bayi dengan tuli bawaan, tidak ada suara-suara mengoceh bayi atau bayi lainnya
Mendengar suara yang tenang, terdistorsi dan kurang jelas
Nada tinggi kurang terdengar
Bunyi "s", "f", dan "z" tidak mendengar
Pidato mungkin sulit untuk memahami jika ada kebisingan latar belakang
Tinnitus
Vertigo (pusing dan kehilangan keseimbangan)
Klasifikasi Klasifikasi
Tuli sensorineural koklea Aplasia(kongenital) Labirintis Intoksikasi obat Tuli mendadak Trauma kapitis Trauma akustik Pajanan bising
Tuli sensorineural retrokoklea Neuroma akustik Tumor sudut pons
cerebelum Mieloma multiple Cedere, perdarahan
otak, dan kelainan otak lainnya
Diagnosis Diagnosis
Pemeriksaan telinga menyeluruh, catatan riwayat medis pasien dan bertanya tentang masalah pendengaran mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
Tergantung pada kondisi pasien dan usia, mendengar tes, CT scan kepala atau kepala MRI, dan EEG
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan audiologi khusus
○ Tuli koklea terjadi peningkatan sensitifitas pendengaran yang berlebihan di atas ambang dengar.
○ Tuli retrokoklea saraf pendengaran yang cepat lelah jika di rangsang terus, bila istirahatpulih
○ Macam2nya : tes sisi, tes ABLB, tes kelelahan, audiometri tutur, audiometri bekessy
Pemeriksaan audiometri objektif (audiometri impedans, elektrokokleografi, evoked response audiometry, otoacoustic emission)
Pemeriksaan tuli anorganik Audiologi anak
Tata laksana :menggunakan alat bantu dengar atau implan koklea.
Gangguan Pendengaran Gangguan Pendengaran Akibat Obat OtotoksikAkibat Obat Ototoksik
Gejala : Tinitus Gangguan pendengaran Vertigo
Bilateral, tapi tidak jarang unilateral.
Bersifat tuli sensorineural.
Antibiotika aminoglikosida, loop diuretics adalah 2 dari obat ototoksik yang potesial berbahaya dan biasa ditemukan.
Mekanisme OtotoksikMekanisme Ototoksik
PENATALAKSANAAN TULI PENATALAKSANAAN TULI AKIBAT OTOTOKSIKAKIBAT OTOTOKSIK
Pencegahan : Yang termasuk :
Mempertimbangkan penggunaan obat ototoksik Menilai kerentanan ps Memonitor ESO secara dini dengan perhatikan gejala
keracunan telinga dalam yang timbul seperti tinitus, kurang pendengaran, vertigo
Ps yang menunjukkan gejala harus evaluasi audiologik dan hentikan pengobatan
Prognosis Tergantung :
Jenis obat Jumlah dan lama pengobatan Kerentanan ps
Umumnya prognosis tidak begitu baik, malah mungkin buruk.
PRESBIAKUSISPRESBIAKUSIS
Tuli sensorineural frekuensi tinggi, biasanya mulai pada usia 65 tahun, dan simetris.
Presbiakusis Presbiakusis
Etiologi: proses degenerasi dan bersifat multifaktor.
Epidemiologi Biasanya terjadi pada usia > 60 tahun. Progesifitas penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perempuan.
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
Terjadi perubahan struktur koklea dan nervus akustik Atrofi dan degenerasi
sel-sel penunjang pada organ Corti
Perubahan vaskular pada stria vaskularis
Berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf
Gejala klinikGejala klinik
Keluhan utama berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif, simetris pada kedua telinga, yang saat dimulainya tidak disadari.1,2,7
Keluhan lain Tinnitus. Cocktail party deafness Terkadang suara pria terdengar seperti suara
wanita. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul
rasa nyeri di telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan ( recruitment ).
Klasifikasi: Jenis Patologi
Sensorik Lesi terbatas pada koklea.
Neural Sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang.
Metabolik (strial presbycusis)
Atrofi stria vaskularis.
Potensial mikrofonik menurun.
Fungsi sel dan keseimbangan biokimia dan bioelektrik koklea berkurang
Mekanik (cochlear persbycusis)
Perubahan gerakan mekanik duktus koklearis.
Atrofi ligamentum spiralis
Membran basilaris kaku.
DiagnosisDiagnosis
Anamnesa riwayat paparan
berulang terhadap kebisingan seperti latar belakang pekerjaan menjadi anggota militer, pekerja industri dan sebagainya.
riwayat penggunaan obat-obatan yang bersifat ototoksik
Otoskopik membran timpani suram, mobilitas b(-)
Test Penala tuli sensorineural
Audiometri nada murni tuli saraf nada tinggi, bilateral, simetris.
Pd tahap awal p↓ yg tajam stlh frekuensi 2000 Hz.
Audiogram garis ambang dengar pd jenis metabolik dan mekanik > datar, kmd pd tahap berikutnya berangsur2 tjd p↓.
Pd smua jenis presbikusis tahap lanjut tjd p↓ pd frekuensi yg > rendah.
Audiometri tutur g3 diskriminasi wicara.
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Pemasangan alat bantu dengar
Latihan membaca gerak bibir
Latihan mendengar
Diberikan pengertian untuk orang sekitarnya agar berbicara dengan jelas, kata-kata yang singkat, dan tidak terlampau keras
Tuli Tuli campurcampur
TULI MENDADAKTULI MENDADAK
Penyebab : tidak diketahui
Biasanya unilateral
Penurunan pendengaran sensorineural 30 dB atau lebih, paling sedikit 3 frekwensi berturut-turut pada pemeriksaan
audiometri dan berlangsung dalam waktu < 3 hari.
Koklea bersifat permanen
Etiologi Tuli MendadakEtiologi Tuli Mendadak
Iskemia koklea penyebab utama (spasme trombosis / perdarahan arteri auditiva interna)
Infeksi virus kerusakan pada organ korti, membran tektorial, selubung mielin saraf akustik
Trauma kepala Trauma bising yg keras Perubahan tekanan atmosfer Autoimun Obat ototoksik Penyakit Menier Neuroma akustik
DiagnosisDiagnosis
Anamnesis : Proses terjadinya ketulian Gejala yg menyerupai Faktor predisposisi
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan pada telinga yg sakit
Pemeriksaan pendengaran (audiologi) : Test penala :
Rinne positif Weber lateralisasi ke telinga yg sehat Schwabach memendekKesan : tuli sensorineural
audiometri nada murni : Tuli sensorineural ringan – berat
Test SISI (short increment sensitivity index) Score 100 % / <70% Kesan : dapat ditemukan rekrutmen
Test tone decay / refleks kelelahan negatif Kesan : bukan tuli retrokoklea
Audiometri tutur (speech audimetry) SDS (speech discrimination score) < 100% Kesan : tuli sensorineural
Audiometri impedans Timpanogram tipe A (normal) refleks stapedius ipsilateral + / - ,
sedangkan kontra lateral + Kesan : tuli sensorineural koklea
BERA (pada anak) tuli sensorineural ringan – berat
ENG (elektronistagmografi) paresis kanal
CT-scan dan MRI menyingkirkan diagnostik seperti neuroma akustik dan malformasi tulang temporal
Pemeriksaan lab : memeriksa kemungkinan infeksi virus, bakteri, hiperlipidemia, hiperfibrinogen, hipotiroid, peny. Autoimun dan faal hemostasis
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN Tirah baring sempurna istirahat fisik dan mental (2
minggu) menghilangkan / mengurangi stress
Vasodilatansia yg cukup kuat disertai dengan pemberian tablet vasodilator oral setiap hari
Pemberian prednison (tapering off tiap 3 hari) hati2 pada pasien DM
Vit C
Neurobion
Diet rendah garam dan kolesterol
Inhalasi oksigen
Hipertorik oksigen terapi (HB)
Evaluasi pendengaranEvaluasi pendengaran
Dilakukan setiap minggu selama 1 bln
Sangat baik perbaikan > 30 dB pada 5 frekwensi
Sembuh perbaikan < 30 dB pada frekwensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan < 25 dB pada frekwensi 4000 Hz
Baik rata-rata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekwensi
Tidak ada perbaikan perbaikan < 10 dB pada 5 frekwensi
Bila gangguan tidak sembuh dengan pengobatan pemasangan alat bantu dengar (hearing – aid)
Bila dengan alat bantu dengar masih belum bisa berkomunikasi secara adekuat psikoterapi agar dapat menerima keadaan
Rehabilitasi pendengaran
Rehabilitasi suara mengendalikan volume, nada dan intonasi
PROGNOSISPROGNOSIS Tergantung pada :
Kecepatan pemberian obat Respon pengobatan 2 minggu pertama Usia Derajat tuli saraf Faktor predisposisi
> 2 minggu kemungkinan sembuh > kecil
Tidak sembuh pasien DM, pasien dengan pengobatan ototoksik yg cukup lama, pasien dengan kadar darah yg tinggi, pasien dengan viskositas darah yg tinggi, dsb
Pasien yg cepat mendapat pengobatan kortikosteroid / vasodilator kesembuhan >
Usia muda angka perbaikan >
Tuli sensorineural berat dan sangat berat prognosis > buruk dibanding dengan tuli sensorineural nada rendah
MENIERE’S DISEASEMENIERE’S DISEASE
Suatu sindrom yg terdiri dari
vertigo
tinitus
tuli sensoneural
Etiologipeningkatan volume endolimfa serta ada gangguan biokimia dari cairan endolimfa dan gangguan klinik pd membran labirin(masih belum jelas)
Patofisiologi adanya hidrops endolimfa pd koklea dan vestibulum mendadak & hilang timbul, disebabkan oleh Meningkatnya tekanan hidrostatik pd ujung
arteri Berkurangnya tekanan osmotik di dlm
kapiler Meningkatnya tekanan ruang ekstrakapiler Jalan keluar sakus endolimfatikut tersumbat
penimbunan cairan endolimfa
Gambaran klinisGambaran klinis
Serangan pertama sangat berat(vertigo+muntah)
Vertigo hilang timbul Serangan kedua lebih ringan dari serangan
pertama(gejala vertigo secara periodik berangsur lebih baik)
Setiap serangan disertai gangguan pendengaran dan hilang saat serangan berhenti
Ada tinitus(berdenging) yang kadang kadang menetap meskipun diluar serangan
Perasaan penuh dalam telinga
Diagnosis Banding Diagnosis Banding meniere Tumor N
VIIISklerosis multiple
Neuritis vestibular
VPPJ
VERTIGO
Periodik,makin lama makin lemah
Periodik,makin lama makin kuat
Periodik,intensitas serangan sama kuat
Tidak periodik,makin lama makin lemah, hanya pada permulaan penyakit
Tiba-tiba saat perubahan posisi kepala
DiagnosisDiagnosis Anamnesa
Vertigo hilang timbul Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf Hanya pada sindrom meniere terdapat perbaikan tuli
sensorineural
Pemeriksaan Tes gliserinmembuktikan adanya hidrops,u/
menentukan prognosis perlu/tidaknya tindakan operatif pada pembuatan shunt
Bila ada hidropsoperasi uji weber lateralisasi ke sisi berlawanan dengan
sisi yang mengalami kehilangan pendengaran.
Audiogram kehilangan pendengaran sensorineural pada telinga yang sakit.
Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit meniere
Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.
CT scan atau MRI kepala Elektroensefalografi Stimulasi kalorik
TatalaksanaTatalaksana
Sedatif & antiemetik pada stadium awal
Obat vasodilator perifer u/mengurangi tekanan hidrops endolimfa
hidrops endolimfa disalurkan ke tempat lain dengan shunt
Antiiskemi &neurotonik
u/vertigo yg disebabkan rangsangan dari perputaran lehertraksi leher dan fisioterapi
DD Gangguan DD Gangguan pendengaran pendengaran SensorineuralSensorineural
Presbiakusis Tidak diketahui Gradual Bilateral, frek tinggi, downsloping
Congenital hearing loss Genetik, infeksi prenata, terpapar toksik, trauma lahir
Muncul saat lahir Bervariasi
Noise-induced hearing loss Terpapar suara keras Gradual, tinnitus Bilateral frek tinggi, notch at 3000-4000hz
Tuli mendadak Infeki virus, trauma, vaskular, obat
Mendadak, kegawatdaruratan
Bervariasi, unilateral, bilateral
Neoplastik Akustik neuroma, tumor lain Gradual, tinnitus Unilateral
Meniere’s Tdk diketahui (endolymphaticdrops)
Fluktuasi, progresif, tinnitus, vertigo
Hilang frek rendah, upsloping/flat
Ototoksisitas Obat kemoterapi, aminoglikosid, furosemid, salisilat,kuinine
Tinnitus, vertigo, nistagmus Bilateral, simetrik, frekuensi tinggi
Dll Infeksi, gagal ginjal, trauma kepala, genetik, idiopatik
Gradual, penyakit tertentu bervariasi
Hereditary Hearing Hereditary Hearing ImpairmentImpairment
EpidemiologiEpidemiologi
1 – 3 kasus per 1000 anak
>60% tuli prelingual disebabkan karena kelainan kongenital
50% SNHL pada masa kanak-kanak terjadi dari faktor genetik
75-80% diturunkan dari autosom resesif, 18-20% autosom dominan dan sisanya dari kromosom X
Malformasi Telinga Malformasi Telinga dalamdalam
Koklea dibentuk sempurna pada minggu ke-9 usia gestasi
Gangguan perkembangan tuli
20% anak dengan SNHL mengalami malformasi telinga dalam
Michel aplasia Agenesis komplit dari
bagian keras tulang temporal
Telinga tengah dan luar mungkin tidak terlibat
Kemungkinan kelainan terjadi sebelum akhir minggu ke-3 usia gestasi
Telinga yang terkena tuli
Autosom dominan
Mondini aplasia Deformitas koklea
hanya ditemukan membran basal
Tidak ditemukan septum interscalar
Duktus endolimfe membesar
Kelainan diduga terjadi sekitar minggu ke-6 gestasi
Autosom dominan Ditemukan juga di
Pendred’s, waardenburg’s, treacher collins dan wildervaank’s syndrome
Scheibe aplasia Dikenal juga sebagai
cochleosaccular dysplasia atau pars inferior dysplasia
Labirin tulang dan pars superior labirin membran normal
Organ corti tidak sempurna dengan deformitas membran tektorial dan kolapsnya membran vestibuler
Bentuk paling umum dari aplasia telinga dalam
Autosom resesif
Alexander aplasia Diferensiasi duktus
koklea terbatas sampai basal coil
Ditemukan kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi
Enlarged vestibular aqueduct Terkait dengan onset
awal SNHL, biasanya progresif dan bilateral
Tuli progresif akibat dari perubahan hidrodinamik dan gangguan labirin membran
Koklea dan kanalis semisirkularis juga abnormal
Autosom dominan, resesif juga ditemukan
Terkait dengan sindrom pendred
Semisircular canal Malformation SCC dibentuk pada
minggu ke-6 Superior dibentuk
duluan, lateral terakhir
Deformitas paling sering lateral
Deformitas superior selalu diikuti dengan lateral
KlasifikasiKlasifikasi
Sindrom dan non sindrom
Terbagi atas Autosom dominan Autosom resesif X-linked disorder Multifactorial disorder Mitochondrial disorder
EtiologiEtiologi
Autosom DominanAutosom Dominan
Waardenburg’s Waardenburg’s syndromesyndrome
Bertanggung jawab atas >3% gangguan pendengaran pada anak-anak
Insiden 1/4000 kelahiran Uni/bilateral SNHL Pigmentary features : heterokromia iridis,
premature graying, vitiligo Craniofacial features : dystopia canthorum,
broad nasal root, synophyrs
Waardenburg’s syndrome 3 tipe
Tipe 1: kongenital SNHL, heterochromia iridis, white forelock, dystopia canthorum, patchy hypopigmentation
Tipe 2: dystopia canthorum tidak ditemukan Tipe 3: mikrosefali, deformitas kepala, retardasi
mental + gejala tipe 1 SNHL ditemukan pada 20% tipe 1 dan 50%
tipe 2 Tipe 1 dan 3 mutasi gen PAX3 pada
kromosom 2q Tipe 2 mutasi gen MITF pada kromosom
3q Gen lain yang mungkin terkait -EDN3,
EDNRB, and SOX10
Stickler syndromeStickler syndrome
Karakteristik : cleft palate, micrognathia, severe myopia, retinal detachment, cataract, marfanoid habitus
Severe HL 15% ; less severe 80% Mutasi gen COL2AI pada kromosom 12 Mutasi gen COLIIA6 pada kromosom 6 juga
memberikan gejala serupa
Branchio-oto-renal Branchio-oto-renal syndromesyndrome
2% anak HL Ear pits Cervical fistula Renal agenesis or
minor dysplasia 75% pasien HL Mutasi gen EYA1 pada
kromosom 8q
Treacher collins Treacher collins syndromesyndrome
Facial malformation Downward slanting
palpebral fissure, lower eyelids, hypoplastic mandible, malformation of ear/ear canal, dental malocclusion, cleft palate
Bilateral dan simetris Malformasi tulang
sering Gen TCOF1 pada
kromosom 5q
Autosom RecessiveAutosom Recessive
Usher syndrome
Prevalence of 3.5 per 100,000 population
Affects 16,000 deaf and blind persons in the US
Syndrome characterized by SNHL and retinitis pigmentosa
Three subtypes divided based on severity of progression of the hearing loss and extent of vestibular involvement Type 1- congenital
bilateral profound HL and absent vestibular function
Type 2- moderate losses and normal vestibular function
Type 3- progressive HL and variable vestibular function
Linkage analysis reveals 5 genes for type 1, 2 for type 2, and 1 for type 3
Pendred syndrome
Includes thyroid goiter and profound SNHL
HL progressive in 15% of patients
Majority of patients bilateral moderate to severe HL
HL is associated with abnormal iodine metabolism resulting in euthyroid goiter, which is treated with exogenous thyroid hormone
CT scan reveals that most patients have Mondini deformity or enlarged vestibular aqueduct
A gene was localized to chromosome 7q in recessively transmitted families, mutations in PDS gene (sulfate transporter) have also been shown to cause this disorder
Jervell and Lange-Jervell and Lange-neilsen syndromeneilsen syndrome
Rare Consists of profound SNHL and syncope
episodes cardiac conduction defect ECG large T waves and prolonged QT
interval Cardiac beta-adrenergic blockers ECG should be done on all children with
uncertain etiology of hearing loss Genetic disorder of KVLQT 1 (potassium
channel) gene on chromosome 11p; gene KCNE1 also responsible for the disorder
Sex-Linked DisorderSex-Linked Disorder
Norrie syndrome Includes
congenital/rapidly progressive blindness,pseudoglioma, opacification, and ocular degeneration resulting in microphthalmia
1/3 affected patients progressive SNHL in second or third decade
Gene has been localized to chromosome Xp
Otopalatodigital syndrome Includes
hypertelorism, craniofacial deformity involving supraorbital area, flat midface, small nose, and cleft palate
Patients short stature, broad fingers and toes that vary in length
CHL seen due to ossicular malformations
Gene found on chromosome Xq
Wilbervaank syndrome
Fused cervical vertebrae, SNHL or mixed hearing impairment, and cranial nerve 6 paralysis causing retraction of the eye on lateral gaze
Most commonly seen in the female because of high mortality in affected males
Hearing impairment related to bony malformations of the inner ear
Alport syndrome
Involves hearing impairment associated with varying degrees of renal involvement
HL may not become evident until the second decade of life
Renal disease usually asymptomatic until causes renal insufficiency
Defects in collagen type IV genes COL4A5, COL4A3, and COL4A4 have been found to cause the disorder
Multifactorial genetic Multifactorial genetic disorderdisorder
Combination genetic + environment
Includes clefting syndrome/microtia/hemifacial microsomia
Other increase susceptibility to hearing loss and hyperlipidemia
Mitochondrial disorderMitochondrial disorder
Mutation in the mitochondrial genome can affect energy production through ATP synthesis and oxidative phosphorylation
Typically involves progressive neuromuscular degeneration with ataxia, ophthalmoplegia, and progressive HL
Nearly all mitochondria come from the mothers' egg and she transmits them to all offspring
Other mutations have been found to produce increased sensitivity to ototoxic effects of aminoglycosides
perasaan berputar, pusing 7 keliling
KLASIFIKASI : Vertigo spontan bila vertigo timbul tanpa
pemberian rangsang, rangsangannya timbul dr penyakitnya sendiri, c/ peny. meniere ok/ tekanan endolimfa yg meninggi.
Vertigo posisi k/ perubahan posisi kepala timbul krn perangsangan pd kupula kanalis semi sirkularis oleh debris / pd kelainan servikal.
Vertigo kalori ditemukan vertigo pd pemeriksaan kalori.
VERTIGOVERTIGO
Adalah gangguan keseimbangan perifer, tiba2 pd perubahan posisi kepala, dgn posisi tertentu dpt menimbulkan vertigonya.
Sangat berat, hanya beberapa dtk, mual, muntah
Peny. degeneratif idiopatik, yg diderita usia dewasa muda dan usia lanjut.
Trauma kepala penyebab ke 2 terbanyak !!!
e/ labirinitis virus, neuritis vestibuler, paska stapedectomi, fistula perilimfa dan peny. meniere .
VERTIGO POSISI PAROKSISMAL JINAKVERTIGO POSISI PAROKSISMAL JINAK
Perasat dix hallpike > sering digunakan krn posisi kepala sangat sempurna u/ canalith repositioning treatment PDH kanan pd bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior
kanan PDH kiri pd bidang posterior kiri
Perasat side lying untuk VPPJ pd kanal posterior dan anterior SL kanan kepala pd posisi dimana kanalis anterior kiri /
posterior kanan pd bidang tegak lurus garis horizontal dgn kanal posterior pd posisi paling bawah
SL kiri kepala pd posisi dmna kanalis anterior kanan dan kanalis posterior kiri pd bidang tegak lurus garis horizontal dgn kanal posterior pd posisi paling bawah
Perasat roll dix hallpike u/ kanal horizontal
Untuk mengobservasi respon di stagmus pd kacamata frenzel yg dipakai dlm ruangan gelap dan > baik bila di rekam dgn sistem vidio infra merah.
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang
Perasat HallpikePerasat Hallpike
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
3 macam perasat dilakukan : Canalith Repositioning Treatment Perasat Liberatory memindahkan otolit dr
kanal semisirkularis Latihan Brandt Daroff
Perasat Liberatory KananPerasat Liberatory Kanan
Canalith Repositioning Treatment
Latihan Brandt DaroffLatihan Brandt Daroff
MOTION SICKNESSMOTION SICKNESS(SEA SICK, AIR SICK, (SEA SICK, AIR SICK,
CAR SICK)CAR SICK)
Dapat timbul tiba-tiba pada orang-orang yang bepergian dengan kendaraan, mis. Mobil, pesawat, terutama kapal/perahu Rasa mual Keringat dingin Pusing Muntah
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
Pergerakan di artikan oleh otak melalui 3 jalur yang berbeda dari sistem saraf yang menerima sinyal dari: Telinga dalam (sensing motion, acceleration, and
gravity), Mata (penglihatan) Jaringan terdalam dari permukaan tubuh
(proprioceptors).
Ketika tubuh sengaja melakukan gerakan, cthnya ketika sedang berjalan, input dari ketiga jalur tadi akan dikoordinasi oleh otak.
Tapi ketika terjadi gerakan yang tidak disengaja, seperti saat di dalam kendaraan, maka otak tidak melakukan koordinasi. Terjadi konflik antara jalur-jalur tersebut sehingga menimbulkan apa yang disebut motion sickness
TERAPITERAPI
Antihistamin : Antagonis reseptor H1 Diphenhydramine Dimenhydrinate ES utama: sedasi
PENCEGAHANPENCEGAHAN
Hindari makan dan minum berlebihan (terutama makanan berat, pedas / berlemak)
Hindari memakan makanan yang berbau tajam.
Pilih tempat duduk yang sebisa mungkin menghasilkan sedikit pergerakan.
Jangan duduk menghadap arah yang berlawanan dengan laju kendaraan
Jika di mobil, duduklah di depan kalau bisa
Jangan membaca selama perjalanan
Terkadang memusatkan pandangan ke satu titik dapat membantu meringankan mual
Jika memungkinkan, aliran udara segar sangat membantu mencegah mabuk kendaraan
Jangan berdekatan dengan orang yang sedang mabuk kendaraan
Dapat meminum obat yang mencegah mabuk kendaraan sebelum melakukan perjalanan
GANGGUAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PENDENGARAN PADA MASA BAYI & ANAKMASA BAYI & ANAK
Kadang disertai keterbelakangan mental, gangguan emosional, maupun afasia perkembangan
Dibedakan atas tuli sebagian dan tuli total
Umumnya diketahui terlebih dahulu sbg keterlambatan bicara
ETIOLOGIETIOLOGI
Masa prenatal Genetik herediter Non genetik (infeksi,
kelainan anatomi, kekurangan zat gizi)
Masa post natal Infeksi bakterial/viral:
Rubella, campak, parotis, infeksi otak
Perdarahan telinga tengah
Trauma temporal
Masa perinatal Prematuritas BBLR ( < 2500 gr ) Tindakan dengan alat
pada proses kelahiran (ekstraksi vakum, forsep)
Hiperbilirubinemia ( > 20 mg/100 ml)
Asfiksia Anoksia otak
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PENUNJANGPENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan pada usia sedini mungkin (masa prasekolah)
Free field test menilai kemampuan anak dalam berespons thd sumber bunyi tsb
Behavioral observation 0-6 bln
Conditioned test 2-4 thn
Audiometri nada murni anak > 4 thn yang kooperatif
BERA memberikan informasi objektif mengenai fungsi pendengaran bayi baru lahir
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Habilitasi sedini mungkin
Alat bantu dengar anak dengan tuli saraf berat
Penilaian tingkat kecerdasan
Pemasangan implant koklea tuli saraf berat bilateral
Rehabilitasi pasca bedah terapi wicara dan mendengar selama 6 bln
Evaluasi pasca bedah
Kalibrasi alat bantu dengar
Kelumpuhan Nervus Kelumpuhan Nervus Fasial PeriferFasial Perifer
Merupakan kelumpuhan otot-otot wajah, sehingga wajah ps tidak simetris.
Ini adalah gejala, jadi harus cari penyebabnya dan menentukan derajat kelumpuhannya.
Penanganan secara dini, operatif maupun konservatif akan menentukan keberhasilan dalam pengobatan.
Pemeriksaan fungsi N. fasialis Tujuannya menentukan letak lesi dan derajat
kelumpuhannya. Derajat kelumpuhan ditetapkan berdasar hasil
pemeriksaan fungsi motorik yang dihitung dalam persen.
Berikut macam-macam pemeriksaannya : Pemeriksaan fungsi saraf motorik :
Membandingkan antara kanan dan kiri gerakan 10 otot utama wajah yang bertanggung jawab untuk terciptanya mimik dan ekspresi wajah seseorang
Tonus Pada keadaan istirahat tanpa kontraksi, tonus otot
menentukan kesempurnaan mimik / ekspresi muka
Sinkinesis Merupakan komplikasi dari paresis fasialis yang sering
dijumpai
Hemispasme Merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada
penyembuhan paresis fasialis yang berat
Gustometri Sistem pengecapan pada 2/3 anterior lidah
dipersarafi oleh N. korda timpani, salah 1 cabang N. fasialis. Pada pemeriksaan fungsi N. korda timpani adalah perbedaan ambang rangsang kanan dan kiri. Beda 50% antara ke2 sisi adalah patologis
SCHIRMER test (Naso-Lacrymal Reflex) Dianggap sebagai pemeriksaan terbaik untuk
mengetahui fungsi serabut pada simpatis dari N. fasialis yang disalurkan melalui N. petrosus superfisialis mayor setinggi ganglion genikulatum.
Jika ada beda kanan dan kiri >= 50% dianggap patologis.
Refleks Stapedius Untuk menilainya digunakan elektroakustik
impedans meter, dengan memberi rangsang pada M. stapedius, untuk mengetahui fungsi N. stapedius cabang N VII.
EtiologiEtiologi
Mungkin : Kongenital (biasanya irreversibel dan bersamaan
dengan anomali pada telinga dan tulang pendengaran)
Infeksi (di intrakranial seperti sindrom Ramsay Hunt, herpes optikus / telinga tengah seperti OMSK yang merusak kanal Fallopi)
Tumor (intrakranial : tumor serebelopontin, neuroma akustik, neuriloma ; ekstrakranial : tumor telinga, tumor parotis)
Trauma (fraktur pars petrosa os temporal karena trauma kepala)
Gangguan pembuluh darah (trombosis arteri karotis, arteri maksilaris, arteri serebri media)
Idiopatik (= Bell’s palsy) Yang terbanyak di Indonesia : idiopatik, radang,
trauma
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Pengobatannya dikelompokkan sbb : Pada kasus dengan gangguan hantaran ringan
dan fungsi motor masih baik, pengobatan ditujukan untuk menghilangkan edema saraf dengan memakai obat : anti edem, vasodilantasia, neurotronika
Pada kasus dengan gangguan hantaran berat / sudah terjadi denervasi total, tindakan operatif segera lakukan dengan teknik dekompresi N VII transmastoid
AUDIOMETRIAUDIOMETRI
Untuk mengetahui apakah pendengaran normal atau tuli, jenis, dan derajat ketulian
Derajat ketulian dihitung dengan indeks Fletcher, yaitu rata-rata pendengaran pada frekuensi 500, 1000, dan 2000 Hz
AUDIOLOGI KHUSUSAUDIOLOGI KHUSUS
Untuk membedakan tuli koklea dan retrokoklea Audiometri khusus (tes Tone Decay, tes
Short Increment, Sensitivity Index (SISI), tes Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)
Audiometri tutur Audiometri Bekessy Audiometry Obyektif (audiometri
impedans, elektrokokleografi, brain evoke response audiometry / BERA)
Pemeriksaan tuli anorganik (tes Stenger, audiometri nada murni secara berulang, impedans)
Pemeriksaan audiometri anak
AUDIOMETRI NADA AUDIOMETRI NADA MURNIMURNI
Alat: audiometer
Audiometer nada murni: suatu alat yang menghasilkan bunyi yang relatif bebas bising ataupun energi suara pada kelebihan nada
Tujuan pemeriksaan: menentukan tingkat intensitas terendah dalam dB dari tiap frekuensi yang masih dapat didengar (ambang bunyi)
Audiogram: gbrn kepekaan pendengaran pada berbagai frekuensi
Audiogram dapat diinterpretasikan sesuai derajat ketulian, pola & konfigurasi ketulian, serta hubungan hantran tulang-udara
Tuli konduktif murni: derajat gangguan hingga 70 dB
Gangguan > 70 dB selalu mengandung komponen sensorineural
Interpretasi klasik (hubungan antara ambang hantaran udara dan hantaran tulang): Ambang hantaran tulang >
peka daripada ambang hantaran udara sebesar > 10 Db tuli konduktif
Ambang hantaran tulang = ambang hantaran udara, keduanya abnormal tuli sensorineural
Ambang hantaran tulang ber << namun masih lebih baik dari ambang hantaran udara sebesar > 10 dB tuli campuran / kombinasi
Kesimpulan dan SaranKesimpulan dan Saran
Seorang laki-laki, 45 tahun, kemungkinan mengalami tuli sensorineural mendadak (sudden sensorineural hearing loss)
Berdasarkan : Tanda dan gejala kehilangan pendengaran
mendadak Pemeriksaan fisik liang telinga – telinga tengah Normal Pemeriksaan audiometri nada murni
Pergi ke spesialis THT
Obati sesuai penyebab : neurotropik, vitamin C &E.
Daftar PustakaDaftar Pustaka
Efiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta : FKUI, 2007.
Boeis. Buku Ajar THT. Edisi 6. Jakarta :EGC, 1989.
TERIMA KASIHTERIMA KASIH