Tugas Studi Kelayakan Oded

Embed Size (px)

Citation preview

Nama : Detria Wulandari NPM : 260112110094 Kelas : B STUDI KELAYAKAN Dalam upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaran upaya kesehatan ini salah satunya ditunjang oleh sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu apotek. Keberadaan sebuah apotek yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling dan informasi obat dapat membantu masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Apotek menjadi salah satu sarana bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang obat sehingga apoteker dituntut untuk bekerja secara profesional dalam melayani masyarakat. Hal ini disebabkan karena apotek adalah salah satu tempat pendistribusian dan sarana pelayanan obat serta perbekalan Farmasi lainnya. Disamping itu juga apotek merupakan wadah formal tempat pengabdian profesi seorang apoteker untuk melakukan praktek dan pengembangan profesinya. Apoteker sebagai pengelola apotek dan sumber informasi bagi masyarakat harus selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya baik dalam bidang farmasi sendiri, maupun bidang manajerial serta hubungan antarpersonal sehingga dengan kemampuan tersebut diharapkan apoteker dapat menjadi sumber informasi obat dan kesehatan lainnya yang lengkap serta terpercaya bagi masyarakat luas. Dalam konteks peranan apoteker sebagai salah satu elemen pekerja Farmasi maka perkembangan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan akan membawa dampak pada model interaksi apoteker dengan pasiennya. Secara umum kualitas pelayanan hanya dapat terlaksana dengan baik apabila ada manajemen yang efektif dan efisien. Pelayanan Farmasi yang baik adalah sifat pelayanan yang berorientasi langsung dalam proses penggunaan obat kepada pasien yang bertujuan menjamin keamanan, efektivitas, dan kerasionalan penggunaan obat dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita. Apotek EMPEEN FARMA memberikan pelayanan produk, dan pelayanan kefarmasian yang berbasis pada pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat dan konseling. Keunggulan dari apotek EMPEEN FARMA yaitu selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang diwujudkan melalui pelayanan pharmaceutical care, melalui pendekatan personal, pelayanan apotek yang ramah, suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan. Lokasi apotek EMPEEN FARMA terletak di jalan AH. Nasution Kel. Sindangjaya. Kec. Mandalajati-Bandung. Lokasi apotek ini strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepan. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan apotek EMPEEN FARMA adalah sebesar Rp. 69.450.000,- sumber investasi tersebut berasal dari modal milik pribadi.

Langkah-langkah: Tetapkan visi dan misi apotek Buat analisa SWOT Analisa potensi pasarnya dan analisa Distribusi resep Strategi pemasarannya. Tetapkan struktur karyawannya antara lain APOTEKER ASISTEN APOTEKER KARYAWAN UMUM

Analisis finansialnya Dana investasi 70.000.000 rp Harga rata2 tiap R/ 50.000 rp Harga rata2 OTC 8.000 rp Jumlah resep per hari diasumsikan rata-rata 5 lembar Disekitar apotek jumlah penduduk kira2 4.500 jiwa. Sarana penunjang yang diperlukan apotek kira2 20.000.000,- rp Modal kerja kira2 50.000.000,- rp Tetapkan biaya pengelolaan (listrik, air, telepon, pajak penjualan, dll) Jasa profesi apoteker 1.500 rb per bulan Asisten apoteker 800 rb per bulan. Karyawan umum 500 rb per bulan.

TUGAS SAUDARA: Menetapkan studi kelayakan berdasarkan perhitungan sbb Pay Back Period (PP) ROI (% untuk 1 tahun) dengan asumsi kredit untuk investasi berkisar antara 28,5% per tahun Break Event Point (BEP)

I.

PENDAHULUAN Dalam upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.Penyelenggaraan upaya kesehatan ini salah satunya ditunjang oleh sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu apotek. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, maka definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya. Keberadaan sebuah apotek yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling dan informasi obat dapat membantu masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Apotek menjadi salah satu sarana bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang obat sehingga apoteker dituntut untuk bekerja secara professional dalam melayani masyarakat.Hal ini disebabkan karena apotek adalah salah satu tempat pendistribusian dan sarana pelayanan obat serta perbekalan Farmasi lainnya.Disamping itu juga apotek merupakan wadah formal tempat pengabdian profesi seorang apoteker untuk melakukan praktek dan pengembangan profesinya. Apoteker sebagai pengelola apotek dan sumber informasi bagi masyarakat harus selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya baik dalam bidang Farmasi sendiri, maupun bidang manajerial serta hubungan antarpersonal sehingga dengan kemampuan tersebut diharapkan apoteker dapat menjadi sumber informasi obat dan kesehatan lainnya yang lengkap serta terpercaya bagi masyarakat luas. Dalam konteks peranan apoteker sebagai salah satu elemen pekerja Farmasi maka perkembangan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan akan membawa dampak pada model interaksi apoteker dengan pasiennya. Secara umum kualitas pelayanan hanya dapat terlaksana dengan baik apabila ada manajemen yang efektif dan efisien. Pelayanan Farmasi yang baik adalah sifat pelayanan yang berorientasi langung dalam proses penggunaan obat kepada pasien yang bertujuan menjamin keamanan, efektifitas, dan kerasionalan penggunaan obat dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita.

II.

VISI DAN MISI A. Visi Menjadi apotek yang memberikan pelayanan kefarmasian secara langsung untuk menjamin keamanan, efektivitas, dan kerasionalan penggunaan obat, serta selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. B. Misi 1. Memberikan pelayanan produk dan pelayanan kefarmasian yang berbasis Pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat dan konseling, pendekatan personal, pelayanan apotek yang tepa, cepat, dan ramah, serta didukung dengan suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan. 2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan selalu menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita. 3. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. C. Tujuan Pendirian Apotek 1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker. 2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyrakat dengan berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi farmasis. 3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat.

III.

ASPEK LOKASI Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek EMPEEN FARMA, terletak di Jalan AH. NAsution, Kelurahan Sindangjaya, Kecamatan MAndalajati, Bandung. Lokasi apotek stragis dan akan menentukan keberhasilan apotekdan erat hubungannya dengan aspek pasar. Data-data yang mendukung lokasi berdirinya apotek ini adalah sebagai berikut : 1. Kepadatan Penduduk Lokasi apotek ini strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepan.

2. Perkiraan Jumlah Pasien Jumlah penduduk disekitar apotek kira-kira sebanyak 4.500 jiwa. Sehingga prediksi pasien yang akandatang ke apotek EMPEEN FARMA kira-kira sebanyak 65 orang per hari. 3. Tingkat Sosial dan Ekonomi Tingkat sosial seperti aspek pendidikan dan tingkat ekonomi penduduk sekitar relatif baik, terbukti dengan terus berkembangnya daerah pemukiman penduduk. 4. Pelayanan Kesehatan Lain Sudah terdapat balai pengobatan, serta puskesmas di daerah pemukiman penduduk. 5. Jumlah Pesaing Belum terdapat apotek disekitar wilayah. 6. Aman Lokasi apotek EMPEEN FARMA relative cukup aman, karena berdekatan dengan sentra pelayanan kepolisian daerah. 7. Mudah Dijangkau Lokasi spotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan, bisa dijangkau dengan berbagai kendaraan umum.Apotek ini juga memiliki area parkir yang cukup luas.

IV.

ANALISIS SWOT Berdasarkan datadata yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah dan aspek lain yang terkait pendirian apotek, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan (SWOT ANALISIS). A. Kekuatan (Strength) Yang menjadi kekuatan apotek EMPEEN FARMA adalah sebagai berikut : 1. Berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang

diwujudkan melalui pelayanan pharmaceutical care, 2. Pelayanan dilakukan dengan cara pendekatan personal, pelayanan apotek yang ramah, cepat, dan tepat,

3. Letak apotek yang berada di jalan AH. NAsution, Kelurahan Sindangjaya, Kecamatan MAndalajati, Bandung yang berada dipinggir jalan, sehingga ramai dilalui hilir mudik penduduk dan pengendara kendaraan bermotor, 4. Suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan, 5. Petugas apotek yang handal dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah berpengalaman dan tenagatenaga muda yang penuh semangat dan kreatif, serta selalu menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan pasien, 6. Apoteker yang selalu standby di apotek, siap memberikan layanan dan konsultasi seputar obat. B. Kelemahan (Weekness) 1. Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai langganan yang loyal. 2. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan atau waralaba, C. Peluang (Opportunity) 1. Belum terdapat apotek lain yang didirikan di sekitar tempat pendirian apotek EMPEEN FARMA, 2. Pasien yang berada di wilayah pemukiman sekitar apotek EMPEEN FARMA akan dapat menjadi pelanggan, begitu pula pasien yang berasal dari balai pengobatan serta puskesmas di wilayah tersebut akan datang ke apotek EMPEEN FARMA. D. Ancaman (Threaths) Karena daerah yang akan dibangun apotek EMPEEN FARMA ini terus berkembang, sehingga menjadi target pemasaran para pelaku bisnis, dan besar kemungkinan akan banyak pesaing dari apotek lain yang akan berdiri di wilayah ini.

V.

ANALISIS POTENSI PASAR DAN DISTRIBUSI RESEP A. Potensi pasar Letak yang sangat strategis dari Apotek EMPEEN FARMA menjadikan apotek ini cukup menjanjikan dalam hal potensi pasar. Perkiraan konsumen:

Jumlah penduduk di wilayah pemukiman kurang lebih sebanyak 4.500 jiwa. Karena terdapat balai pengobatan dan puskesmas, diasumsikan untuk awal berdiri, jumlah resep per hari rata-rata sebanyak 5 lembar. Karena jumlah penduduk banyak dan wilayah terus berkembang kebutuhan obat yang diperlukan masyarakat selain resep, juga obat-obat bebas dan bebas terbatas.

B. Market Share Jumlah pesaing di sekitar apotek EMPEEN FARMA belum ada. Asumsi : konsumen Apotek EMPEEN FARMA adalah 175 pasien setiap hari, baik yang menebus resep dokter maupun pembelian OTC dan komiditi lain.

VI.

STRATEGI PEMASARAN 1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien, 2. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah lain di masa yang akan datang, 3. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan pegobatan mandiri, 4. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat, 5. Memberikan informasi dan konsultasi obat, 6. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat, 7. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja, 8. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

VII.

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenag kerja yang sesuai bidangnya, oelh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang efektif dan efisian sehingga tujuan organisasi tercapai. Apotek BERSAMA merekrut 4 karyawan dengan susunan sebagai berikut : - Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang - Asisten Apoteker : 2 orang - Karyawan Umum : 1 orang Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :

1. Jam kerja : 07.00 22.00 (hari minggu dan hari libur tutup), 2. Volume pekerjaan : Jumlah pasien setiap hari : 175 pasien, dengan pasien resep 5 orang, dan non resep 150 orang, Setiap pasien resep membutuhkan waktu : 15 menit, sehingga : Waktu untuk 5 pasien : 15 x 5 = 75 menit = 1 jam 15 menit Setiap pasien non resep membutuhkan waktu : 5 menit, sehingga : Waktu untuk pasien non resep : 170 x 5 = 850 menit = 14 jam 10 menit. 3. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya), 4. Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri.Kerjasama antar karyawan harus diiaga sehingga dapat menciptakan suasanakerja yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien.Karenanya diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dankewajiban serta rasa memiliki terhadapapotekdari para karyawan. Untuk itukemempuan manajerial dari apoteker sangat diperlukan. VIII. ANALISIS FINANSIAL 1. Sarana fisik Tanah dan gedung, misalnya Biaya perlengkapan untuk : - Peralatan dan perlengkapan untuk resep - Perabotan apotek - Peralatan kantor - Perlengkapan ruang praktek dokter - Buku-buku wajib/farmasi Modal Tetap Total 2. Tenaga personalia pertahun Apoteker 1 orang @ Rp. 1.500.000 Asisten Apoteker 2 orang @Rp.800.000 Karyawan biasa 1 orang @ Rp. 500.000 Total Rp Rp Rp Rp 18.000.000 19.200.000 6.000.000 43.200.000 + Rp. 50.000.000 + Rp. 320.000.000 Rp. 250.000.000 Rp. 20.000.000

3. Biaya pengelolaan Tahun ke 1 a. Gaji pegawai b. Pajak pendapatan 10% c. Pajak bumi dan bangunan d. Biaya listrik + air + telepon f. Perlengkapan (Administrasi, alat-alat kebersihan dll) Total Perhitungan-perhitungan : 1. Modal Modal tetap Modal kerja Modal sarana penunjang Total 2. Biaya pengelolaan terdiri dari Biaya personalia Biaya pengelolaan Total 3. Omzet Obat dengan resep Obat OTC Total : = Rp = Rp Rp 75.000.000 408.000.000 483.000.000,+ : : 5 resep x Rp 50.000 x (25 hari x 12) 170 x Rp 8.000 x (25 hari x 12) 4. HPP (Harga Pokok Penjualan) Faktor harga jual resep tunai = 1,23 : Rp. : Rp. : Rp. 43.200.000 7.020.000 50.220.000 + : Rp. : Rp. : Rp. 70.000.000 50.000.000 20.000.000 + Rp Rp Rp Rp Rp Rp 43.200.000 4.320.000 200.000 2.000.000 500.000 50.220.000 +

: Rp. 140.000.000

1,23 1 HPP = (100 %)- 100% x 1,23 = 100% - 18,6% = 81,4 % Maka HPP : 81,4 % dari Rp. 483.000.000 = Rp. 393.162.000 5. Laba = Omzet HPP Biaya Pengelolaan = Rp. 483.000.000 - Rp. 393.162.000 Rp 50.220.000

= Rp. 39.618.000,6. Payback Periode (PP) adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup investasi dengan menggunakan aliran kas yang akan diterima. Payback Periode (PP) = total investasi x 1 tahun laba netto Payback Periode : a. Tanpa uang tanah gedung : Rp. 140.000.000 x 1 tahun = 3 tahun 6 bulan Rp. 39.618.000 b. Dengan uang tanah dan gedung : Rp. 390.000.000 x 1 tahun = 9 tahun 7 bulan Rp. 39.618.000 7. Return On Investment (ROI) adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih pertyahun dengan nilai investasi. ROI = laba / total investasi x 100 % ROI = Rp. 39.618.000,- x 100% = 28,51 % Rp. 140.000.000,8. Break Point Even (BEP) adalah suatu titik yang mengganmbarkan bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak memperoleh kerugian. Untuk mengetahui resep pertahun atau perbulan maupun perhari melalui langkahlangkah sebagai berikut : Biaya variabel adalah modal (modal tetap + biaya tetap) = Rp. 140.000.000 ( Rp50.000.000 + Rp. 50.220.000) = Rp. 39.780.000 BEP =

1xFC VC 1 R

Keterangan : FC = Fix Cost atau Biaya Tetap VC = Variable Cost atau Biaya Variable R = Reveue atau Pendapatan1xRp.50 .220 .000 Rp.39 .780 .000 1 Rp.320 .000 .000

BEP =

= Rp. 57.349.226

Persen BEP untuk mengetahui persentase keuntungan dalam 1 tahun. % BEP = =FC R VCRp.50 .220 .000 x 100% Rp 320 .000 .000 Rp.57 .349 .226

= 19,12% Kapasitas BEP untuk mengetahui jumlah resep yang diterima dalam per tahuan atau per bulan atau per hari. Harga resep diasumsikan RP. 50.000,-. Kapasitas BEP = % BEP x jumlah resep pertahun = % BEP x (Pendapatan : harga resep) = 19,12 % x (Rp. 320.000.000:Rp. 50.000) = 122.368 lembar resep/tahun = 408 resep/bulan (diasumsikan 1 bulan 30 hari) = 14 lembar resep/hari