TUGAS SOSPOL RINGKASAN

Embed Size (px)

Citation preview

Bab 5

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

A. Pengantar

Lembaga kemasyarakatan di sebut juga sosial-institution.di indonesia di kenal dengan istilah pranata sosial. Menurut koentjaraningrat,pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.norma-norma masyarakat yang mengatur pergaulan hidup,apabila di wujudkan dalam hubungan antarmanusia ,dinamakan sosial-organisation,yang selanjutnya norma-norma teersebut akan di kelompokan pada berbagai keperluan pokok kehidupan manusia.misalkan kebutuhan kekerabatan menimblkan lembagalembaga kemasyarakatan seperti keluarga batih,pelamaran,perkawinan,perceraian,dan sebagainya. Lembaga kemasyarakatan ada di setiap masyarakat,baik masyarakat yang mempunyai taraf kebudayaan yang modern,maupun yang bersahaja yang mempunyai kebutuhan pokok,yang apabila kebutuhan tersebut di kelompokan akan membentuk suatu lembaga kemasyarakatan,wujud konret lembaga kemasyarakatan di sebut juga asosiasi.ocontoh,universitas merupakan lembaga kemasyarakatan.sedang,universitas padjajaran,universitas indonesia,dan sebagainya merupakan asosiasi.

Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus

bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.

2. menjaga keutuhan masyarakat. 3. memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system

pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya. Fungsi di atas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus pula diperhatikan secara teliti lembaga-lembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan.

B. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan 1. Norma-norma masyarakat Norma yang ada di masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbedabeda. Ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya ikatnya. Pada yang terakhir, umumnya anggota-anggota masyarakat pada tidak berani melanggarnya. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian, yaitu : Cara (usage) = lebih menonjol di dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu yang dihubunginya. Kebiasaan (folkways) = mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Kebiasaan yang diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Tata kelakuan (mores) = mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Adat istiadat (custom) = tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat meningkatkan kekuatan mengikatnya. Ada sanksi penderitaan bila dilanggar.

Proses

yang

terjadi

dalam

rangka

pembentukannya

sebagai

lembaga

kemasyarakatan, yaitu sebagai berikut : 1. Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut : diketahui; dipahami atau dimengerti; ditaati; dan dihargai. 2. Norma-norma yang internalized artinya proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja, tetapi mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.

2. Sistem Pengendalian Sosial (Social Control) Pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keserasian antara staibilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau, suatu system pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan. Dari sudut sifatnya, pengendalian sosial bersifat : Preventif / Positif = suatu usaha pencegahan terhadap tejadinya gangguangangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan. Misalnya, proses sosialisasi, pendidikan formal, dan informal. Represif / Negatif = berwujud penjatuhan sanksi terhadap para warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Perwujudan pengendalian sosial adalah pemidanaan, kompensasi, terapi ataupun konsialiasi. Alat alat pengendalian sosial dapat digolongkan ke dalam paling sedikit lima

golongan, yaitu : 1) mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan; 2) memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada normanorma kemasyarakatan; 3) mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku; 4) menimbulkan rasa takut; 5) menciptakan system hukum, yaitu system tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.

C. Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum, yaitu sebagai berikut : 1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. 2. Suatu tingkah kekekalan tertentu merupakan ciri semua lembaga

kemasyarakatan. 3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. 4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. 5. Lembaga biasanya juga merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan. 6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau yang tak tertulis.

D. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan

1. Crescive instituions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari sudut perkembangannya. Crescive instituions adalah lembaga-lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contohnya yaitu hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya. Enacted institutions merupakan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lembaga piutang, lembaga perdagangan, dan lembaga pendidikan, yang semuanya berakar dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. 2. Dari sudut system nilai-nilai yang diterima masyarakat, timbul klasifikasi atas basic institutions dan subsidiary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Subsidiary institutions yang dianggap kurang penting seperti kegiatankegiatan untuk rekreasi. 3. Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan approved atau social sanctioned institutions dengan unsanctioned institutions. Approved atau social sanctioned institutions merupakan lembaga-lembaga yang diterima masyarakat seperti sekolah, perusahaan dagang, dan lain-lain. Sebaliknya adalah unsanctioned institutions yang ditolak masyarakat, walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pemeras, pencoleng, dan sebagainya. 4. Pembedaan antara general institutions dengan restricted institutions timbul apabila klasifikasi tersebut didasarkan pada factor penyebarannya. Misalnya agama merupakan general institutions, karena dikenal hampir semua masyarakat dunia. Sementara itu, agama Islam, Protestan, Katolik, Buddha dam lainnya merupakan restricted institutions karena dianut oleh masyarakat tertentu di dunia ini. 5. Berdasarkan fungsinya, terdapat pembedaan antara operative institutions dan regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti misalnya lembaga industrialisasi. Regulative institutions bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata

kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri. Contohnya lembaga-lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan, dan sebagainya.

E. Cara-cara Mempelajari Lembaga Kemasyarakatan Cara-cara pendekatan atau mempelajari lembaga kemasyarakatan dapat dirinci ke dalam : 1. Analisis historis Analisis secara historis bertujuan meneliti sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu. 2. Analisis komparatif Analisis secara komparatif bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat. 3. Analisis fungsional Analisis hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu masyarakat tertentu.

F. Conformity dan Deviation Conformity berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai-nilai masyarakat. Sebaliknya, deviation adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kaidah timbul dalam masyarakat karena diperlukan sebagai pengatur hubungan antara seseorang dengan orang lain, atau antara seseorang dengan masyarakatnya. Conformity biasanya sangat kuat dalam masyarakat yang tradisional, hal yang sama pada masyarakat di kota-kota sering dianggap sebagai penghambat kemajuan dan perkembangan.

BAB 7 KEKUASAAN, WEWENANG DAN KEPEMIMPINANA. Pengantar Sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik atau yang buruk. Sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat. Perbedaan antara kekuasaan dengan wewenang (authorithy atau legalized power) ialah bahwa setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dapat dinamakan kekuasaan. Sementara itu, wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Apabila setiap kekuasaan menjelma menjadi wewenang, susunan kekuatan masyarakat akan menjadi kaku karena tidak dapat mengikuti perubahan-perubahan yang senantiasa terjadi di dalam masyarakat. Adanya wewenang hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekeuasaan yang nyata. Kekuasaan : 1. Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat. 2. Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat, baik yang bersahaja maupun masyarakat yang kompleks. 3. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain, antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau karena terpaksa. 4. Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya.

Wewenang : Adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan masyarakat. B. HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA

Kekuasaan memiliki aneka macam bentuk dan bermacam-macam sumber. Hak milik kebendaan dan kedudukan merupakan sumber kekuasaan. Birokrasi juga merupakan salah satu sumber kekuasaan, di samping kemampuan khusus dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan yang tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hukum tertentu. Jadi, kekuasaan terdapat di mana-mana, dalam hubungan sosial maupun di dalam organisasi-organisasi sosial. Akan tetapi, pada umumnya kekuasaan yang tertinggi berada pada organisasi yang dinamakan negara. Secara formal negara mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan tertinggi. Juga negaralah yang membagi-bagikan kekuasaan yang lebih rendah derajatnya. Itulah yang dinamakan kedaulatan (sovereignity). Kedaulatan biasannya dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat yang menamakan diri the rulling class. Ini merupakan gejala yang umum dalam setiap masyarakat. Gejala lain yang tampak juga adalah perasaan tidak puas (yaitu mereka yang diperintah) mempunyai pengaruh terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dijalankan oleh the rulling class. Golongan yang berkuasa tak mungkin bertahan terus tanpa didukung oleh masyarakat. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa sifat hakikat kekuasaan dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris. Masing-masing hubungan terwujud dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai berikut. SIFAT DAN HAKIKAT KAKUASAAN 1. Simetris a. Hubungan persahabatan b. Hubungan sehari-hari c. Hubungan yang bersifat ambivalen d. Pertentangan antara mereka yang sejajar kedudukannya

2. Asimetris a. Popularitas b. Peniruan c. Mengikuti perintah d. Tunduk pada pemimpin formal atau informal e. Tunduk pada seorang ahli f. Pertentangan antara mereka yang tidak sejajar kedudukannya g. Hubungan sehari-hari Kekuasaan dapat bersumber pada bermacam-macam faktor. Apabila sumbersumber kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaannya, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut. SUMBER KEKUASAAN 1. SUMBER a. Militer, polisi, kriminal b. Ekonomi c. Politik d. Hukum e. Tradisi f. Ideologi g. Diversionary power Kekuasaan tertinggi : Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat dinamakan pula kedaulatan yang biasanya dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Oleh Gaetano Mosca disebut the rulling class. 2. KEGUNAAN a. Pengendalian kekerasan b. Mengendalikan tanah, buruh, kekayaan material, produksi c. Pengambilan keputusan d. Mempertahankan, mengubah, melancarkan interaksi e. Sistem kepercayaan nilai-nilai f. Pandangan hidup, integrasi g. Kepentingan rekreatif

C. UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antarkelompok mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu sebagai berikut. 1. Rasa Takut Rasa takut merupakan perasaan negatif karena seseorang tunduk kepada orang lain dalam keadaan terpaksa. Orang yang mempunyai rasa takut akan berbuat segala sesuatu yang sesuai dengan keinginan orang yang ditakutinya agar terhindar dari kesukaran-kesukaran yang akan menimpa dirinya, seandainya dia tidak patuh. Rasa takut juga menyebabkan orang yang bersangkutan menirukan tindakan orang yang ditakutinya. Gejala ini yang dinamakan matched dependent behavior, yang tak mempunyai tujuan konkret bagi yang melakukannya. Rasa takut merupakan gejala universal yang terdapat di mana-mana dan biasanya dipergunakan sebaik-baiknya dalam masyarakat yang mempunyai pemeritahan otoriter. 2. Rasa Cinta Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. Orang-orang lain bertindak sesuai dengan kehendak pihak yang berkuasa untuk menyenangkan semua pihak. Artinya ada titik-titik pertemuan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Rasa cinta biasanya telah mendarah daging dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Rasa cinta yang efisien harusnya dimulai dari pihak penguasa. Apabila ada suatu reaksi positif dari masyarakat yang dikuasai, kekuasaan akan dapat berjalan dengan baik dan teratur. 3. Kepercayaan Kepercayaaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif.

4. Pemujaan Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh orang-orang lain. Akan tetapi, di dalam sistem pemujaan, sesorang atau sekelompok orang yang memegang kekuassaan mempunyai dasar pemujaan dari orangorang lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidak-tidaknya dianggap benar. Keempat unsur tersebut merupakan sarana yang biasanya digunakan oleh penguasa untuk dapat menjalankan kekeuasaan yang ada di tanganya. Apabila seseorang hendak menjalankan kekuasaan, biasanya dilakukan secara langsung tanpa perantaraan. Keadaan semacam ini pada umumnya dapat dijumpai pada masyarakat-masyarakat kecil dan bersahaja, dimana para warganya saling mengenal dan belum dikenal adanya diferensiasi. Namun di dalam masyarakat yang sudah rumit, hubungan antara penguasa dengan yang dikuasai mungkin terpaksa dilaksanakan secara tidak langsung. Apabila dilihat dalam masyarakat, kekuasaan di dalam pelaksanaannya dijalankan melalui saluran-saluran tertentu. Saluran-saluran tersebut banyak sekali, tetapi kita hanya akan membatasi diri pada saluran-saluran sebagai berikut. a. Saluran Militer Apabila saluran ini yang digunakan, penguasa akan lebih banyak mempergunakan paksaan (coercion) serta kekuatan militer (military force) di dalam melaksanakan kekuasaannya. Tujuan utama adalah untuk menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat sehingga mereka tunduk kepada kemauan penguasa atau sekelompok orangorang yang dianggap sebagai penguasa. b. Saluran Ekonomi Dengan menggunakan asaluran ekonomi, penguasa berusaha untuk menguasai kehidupan masyarakat. Dengan jalan menguasai

ekonomi serta kehidupan rakyat tersebut, penguasa dapat melaksanakan peraturan-peraturannya serta akan menyalurkan perintah-perintahnya dengan dikenakan sanksi-sanksi yang tertentu. c. Saluran Politik Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat. Caranya adalah dengan memaksa atau meyakinkan masyarakat untuk menaati peraturan=peraturan yang telah dibuat oleh badan-badan yang berwenang dan sah. d. Saluran Tradisional Saluran ini biasanya merupakan saluran yang paling disukai. Dengan cara menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal di dalam sesuatu masyarakat, pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lebih lancar. Caranya adalah dengan jalan menguji tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal di dalam masyarakat , yang sudah meresap di dalam jiwa masyarakat yang bersangkutan. Dengan cara demikian, diharapkan akan dapat ditemukan suatu titik temu antara tradisi-tradisi tersebut sehingga pemerintahan akan dapat berjalan dengan lancar, yang berarti mencegah atau mengatasi reaksi negatif. e. Saluran Ideologi Penguasa-penguasa dalam masyarakat biasanya mengemukakan serangkaian ajaran-ajara atau doktrin-doktrin, yang bertujuan untuk menerangkan dan sekaligus memberi dasar pembenaran bagi pelaksanaan kekeuasaannya. Hal itu dilakukan supaya kekuasaan dapat menjelma menjadi wewenang. Setiap penguasa akan beusaha untuk dapat menerangkan ideologinya tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga institutionalized dan bahkan internalized dalam diri warga masyarakat.

f. Saluran-saluran lainnya Selain saluran-saluran komunikasi tersebut, ada pula yang dapat dipergunakan penguasa, misalnya alat-alat komunikasi massa seperti surat kabar, radio, televisi dan lain-lainnya. D. CARA-CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN

Cara-cara mempertahankan kekuasaan : 1. Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalm bidang politik, yang merugikan kedudukan penguasa. 2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan 3. Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik 4. Mengadakan konsolidasi secara hirizontal dan vertikal Cara memperkuat kedudukan : 1. Menguasai bidang-bidang kehidupan tertentu 2. Penguasaan bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan dengan paksa dan kekerasan E. BEBERAPA BENTUK LAPISAN KEKUASAAN

Setiap tahap perkembangan dari suatu masyarakat tertentu mempunyai ciri-ciri sistem lapisan kekuasaan yang khusus. Perlu pula ditambahkan bahwa kekuasaan bukanlah semata-mata berarti bahwa banyak orang tunduk di bawah penguasa. Kekuasaan selalu berarti suatu sistem lapisan bertingkat (hierarkis). Menurut Maclver, ada tiga ola umum sistem lapisan kekeuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu sebagai berikut. a. Tipe Pertama (tipe kasta) Adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang kaku dan tegas. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, di mana hampir tak terjadi gerak sosial vertikal. b. Tipe yang Kedua (tipe oligarkis)

Yaitu masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. c. Tipe yang Ketiga (tipe demokratis) Menunjukkan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil sekali. F. WEWENANG Wewenang dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusankeputusan mengenai masalah-masalah penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan. Dengan kata lain, orang yang mempunyai kewenangan bertidak sebagai orang yang memimpin atau membimbing orang banyak. 1. Wewenang Kharismatis, Tradisional dan Rasional (Menurut Max Weber) Wewenang kharismatis tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik yang tradisonal maupun rasional. Sifatnya cenderung irrasional. Adakalanya kharisma dapat hilang karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai paham yang berbeda. Perubahan-perubahan tersebut sering kali tak dapat diikuti oleh orang yang mempunyai wewenang kharismatis tadi sehingga dia tertinggal oleh kemajuan dan perkembangan masyarakat. Ciri utama wewenang tradisional : 1. Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang-orang lainnya dalam masyarakat; 2. Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi; 3. Selama tak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas. Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum disini

dipahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara. 2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi 3. Wewenang Pribadi dan Teritorial 4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh G. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kepemimpinan bisa dibedakan menjadi dua: 1. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hakhak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh suatu orang atau badan. 2. Sebagai proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.

Sifat Kepemimpinan 1. Resmi, yaitu kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan 2. Tidak resmi, yaitu kepemimpinan karena pengakuan masyarakat dan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan

BAB 8 PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

A. PENGANTAR Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik, dalam arti kurang mencolok. Adapula oerubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta adapula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai social, norma-norma social, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi social dan lain sebagainya. Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira bahwa suatu masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan cepat apabila telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi, pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru dimulai dengan pembangunan terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan pembangunan. Para sosiolohg pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat statis dengan masyarakat dinamis. Masyarakat statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat. Sedangkan masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang

kehidupan tertentu.

Perubahan yang terjadi pada masyarakat saat ini merupakan gejala yang normal. Oengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke seluruh dunia berkat adanya komunikasi modern. Kemajuan di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dapat diketahui oleh masyarakat di tempat lain dengan cepat.

B. PEMBATASAN PENGERTIAN 1. Definisi Para sosiolog maupun antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pembatasan pengertian perubahan social dan kebudayaan. Supaya tidak timbul kekaburan, pembicaraan akan dibatasi lebih dahulu pada perubahan social. Dengan demikian, diinventarisasi rumusan seperti dibawah ini: William F. Ogrburn berusaha memberikan sesuatu pengertian tertentu, walau tidak member definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besdar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsurunsur immaterial Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan prubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. Maclver membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements yang didasarkan pada kepentingan manusia yang primer dan yang sekunder. Misalnya, mesin ketik, alat pencetak, atau system keuangan merupakan utilitarian elements, karena benda-benda tersebut

tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Utilitarian elements disebut civilization, artinya semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi kehidupannya, termasuk yang didalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik, dan alat-alat material. Culture menurut Maclver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi, dan hiburan. Misalnya, sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagainya, termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan manusia.

2. Teori-Teori Perubahan Sosial Pitirim A.Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk

mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosia primer yang meyebabkan terjadinya perubahan.

C. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN Teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering

mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan-perubahan kebudayaan. Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Ruang lingkup kebudayaan lebih luas. Terdapat unsur-unsur

kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan dalam kebudayaan tidak perlu mepengaruhi sistem sosial. Masyarakat menurut Kingsley Davis, adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara

sel-sel. Apabila diambil dari definisi kebudayaan menurut Taylor, yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, perubahan-perubahankebudayaan merupakan setiap perubahan dari unsurunsur tersebut. Pada dewasa ini, proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, yaitu: 1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga sosial lainnya. Karena lembaga sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga sosial tertentu saja. Proses selanjutnya, merupakan mata rantai. 3. Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai yang baru. 4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat 5. Secara tipologis, perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Social process: the circulation of various rewards, facilities, and personnel in an existing structure b. Segmentation: the proliferation of structural untis that do not differ qualitatively from existing units

c. Structural change: the emerge of qualitatively new compelexes of roles and organization d. Changes in group structure: the shifts in the composition of groups, the level of consciousness of groups, and the relations among the groups in society.

D. BEBERAPA BENTUK PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN Perubahan sosial dan kebudayaan dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut: 1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat Perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Perubahan tersebut terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluankeperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Beberapa macam teori tenatang evolusi digolongkan sebagai berikut: a. Unilinear theories of evolution Teori inipada intinya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap sempurna. b. Universal theory of evolution Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.

c. Multilined theories of evolution Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.

Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain sebagai berikut: a. Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut c. Adanya pemimpin dapat menampung keinginan

masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat e. Harus ada momentum, yaitu saat dimana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila momentum keliru, revolusi gagal

2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar Dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

3. Perubahan Yang Dikehendaki (intended-change) atau Perubahan Yang Direncanakan (planned-change) dan Perubahan Yang Tidak Dikehendaki (unintended-change) atau Perubahan Yang Tidak Direncanakan (unplanned-change) Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang/sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin 1 atau lebih lembaga kemasyarakatan.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebab-sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya diluar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri antara lain sebagai berikut:

1. Bertambahnya atau Berkurangnya Penduduk Perubahan jumlah penduduk yang terlalu cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota, atau dari satu daerah ke daerah lain. Perpindahan penduduk menyebabkan kekosongan, misalnya, dalam bidang pembagian kerja atau stratifikasi sosial yang memengaruhi lembaga lembaga kemasyarakatan.

2. Penemuan-penemuan baru Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan dapat dibedakan menjadi discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsure kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru menjadi invention, apabila masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Apabila ditelaah lebih lanjut mengenai penemuan-penemuan baru, terlihat ada beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat. Bagi individu pendorong tersebut adalah antara lain: a. Kesadaran individu akan kekuarangan kebudayaannya b. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan c. Perangsang masyarakat. bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam

3. Pertentangan Masyarakat Konflik masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi sosial. Contoh perubahan yang disebabkan konflik adalah misalnya, pada masyarakat batak dengan sistem kekeluargaan patrilineal

murni, terdapat

adat istiadat bahwa apabila suami meninggal,

keturunannya berada di bawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya proses individualisasi terutama pada orangorang Batak yang pergi merantau, kemudian terjadi penyimpangan. Anak-anak tetap tinggal pada ibunya, walaupun hubungan antara si ibu dengan keluarga almarhum suaminya telah putus karena meninggalnya suami. Keadaan tersebut membawa perubahan besar pada peranan keluarga batih dan juga pada kedudukan wanita, yang selama ini dianggap tidak mempunyai hak apa-apa apabila dibandingkan dengan laki-laki.

4. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi Revolusi yang terjadi pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan besar Negara Rusia yang mulamula mempunyai bentik kerajaan absolute berubah mendadi dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab yang berasal dari luar masyarakat, antara lain: a. Sebab-sebab yang Berasal dari Lingkungan Alam Fisik

yang Ada di Sekitar Manusia Terjadinya bencana alam mungkin akan menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut harus meninggalkan tempatnya. Dan jika mendiami tempat baru, mereka harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru dengan kebiasaan dan budaya yang berlaku di daerah yang baru tersebut. b. Peperangan Peperangan dengan Negara lain, dapat menyebabkan Negara yang memenangkan pertempuran kan memaksakan kebudayaannya pada Negara yang kalah

c.

Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Apabila salah satu dari dua kebudayaan yang bertemu

mempunyai taraf teknologi yang lebih tingg, maka yang terjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli, tetapi lambat laun, unsure kebudayaan aslinya akan diubah dan diganti oleh unsur kebudayaan asing tersebut

F. Faktor faktor yang mempengaruhi jalanya proses perubahan 1. Faktor-faktor yang mendorong jalanya proses perubahan. a. Kontak denggan kebudayaan yang lain Salah satu prosesnya dalah diffusion.difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain,dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lain.proses tersebut merupakan pendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan-kebudayaan masyarakat manusia. Ada 2 tipe difusi ,yaitu : Intramasyarakat : proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan. Ada baru. Unsur baru yang berlawanan dengan unsur yang lama kemungkinan besar tidak akan di terima. Kedudukan individu yang menemukan unsur2 yang baru tadi aka menentukan apakah unsur baru tersebut akan di terima atau tidak. Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut. tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang mempengaruhi diterima atau tidaknya unsur2 yang

Antarmasyarakat : Adanya kontak dengan masyarakat-masyarakat tersebut. Kemampuan untuk mendemonstrasikan penemuan baru tersebut. Pengakuan akan kegunaaan penemuan baru tersebut. Ada atau tidaknya unsur2 kebudayaan yang menyaingi unsur2 baru tersebut. Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia Paksaan juga bisa di gunakan untuk menerima penemuan baru tersebut. Proses difusi memiliki perbedaan dan persamaan dengan proses

akulturasi.persamaanya adalah ke dua proses tersebut sama-sama memerlukan kontak.tetapi,pada proses difusi,kontak yang di butukan tidak harus bersifat langsug dan kontinu,sedang akulturasi memerlukan hubungan yang dekat,langsung,dan kontinu. b. Sistem pendidikan formal yang maju Pendidikan berperan penting dalam hal mengajarkan akan nilai-nilai tertentu,membuka kepada agar masyarakataan fikiran

menerima hal-hal baru,cara berfikir secara ilmiah,objektif,sehingga dapat memberikan penilaian apakah suatu kebudayaan sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atau belum. c. Sikap mengharagai karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju Seperti dengan adanya nobel,mendiring terciptanya hasil-hasil baru di indonesia. d. Tolenransi terhadap kegiatan-kegiatan yang menyimpang,yang bukan merupaka delik e. Sistem terbuka lapisan masyarakat Sistem ini memungkinkan adanya gerakan vertikal yang luas yang berarti memberikan kesempatan kepada masing2 individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.karena itu,banyak orang yang

mengadakan identifikasi terhadao orang yang berstatus tinggi,karena mereka sosialnya. f. Penduduk yang heterogen Perbedaan dalam masyarakat menyebabkan timbulnya goncangangoncangan antarmasyarakat.hal ini mendorong adanya perubahanperubahan dalam masyarakat. g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu Ketidakpuasan yang lama di masyarakat berkemungkinan menyebabkan revolusi. h. Orientasi di masa depan i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki dihupnya 2. Faktor faktor yang menghalangi terjadinya perubahan a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain Kehiduan yang terasing menyebabkan masyarakat susah menerima perubahan,karena terasa terkukung oleh pola-pola pemikiran tradisi. b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat Di karenakan masyarakat tersebut terasing,bisa jadi karena terlalu lama di jajah oleh masyarakat lain. c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan Integrasi semua unsur-unsur kebudayaan tidak ada yg bersifat sempurna.ada unsur2 yang di takutkan akan menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan pada aspek2 tertentu di masyarakat. f. Prasangka aan hal-hal yang baru atau sikap yang tertutup Misal masyarakat yang di jajah oleh bangsa barat,maka mereka akan mencurigai sesuatu yang berbau barat karena mereka trauma dengan pengalaman-pengalaman pahit selama di jajah.jadi khawatir unsurunsur yang baru dari barat tersebut akan menyebabkan masuknya ingin di perlakukan sama serperti golongan tinggi tersebut.jadi,banyak orang yang berusaha menaikan kedudukan

penjajah lagi. g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis h. Adat dan kebiasaan Adat dan kebiasaan meruapakan pola-pola perilaku anggota masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan pokonya.bila semakin efektif,maka akan muncul krisis.misal,orang yang mulai memotong padi edengan mesin akan berpengaruh kepada orang yang memotong padi dengan cara tradisional.hal ini merupakan halangan bagi introduksi alat pemotong baru yang sebenarnya lebih efisieb dab efektif.i.

Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak pungkin di perbaiki.

G. Proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan 1. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan Keserasian dan keharmonian dalammasyarakat adalah keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi.apabila ada gangguan terhadap keserasian ,masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susuann lembaga-lembaga kemasyarakatan edngan maksud menerima unsur yang baru.ada kalanya unsur lama nda baru bertentangan,dan akan berpengaruh kepada masyarakat,itu berarti adany gangguang yang brsifat kontinu trhadap keserasian masyarakat.apabila suatu ketidak serasian dapat di pulihka kembali,makan keadaan tsb di namakan adjusment. Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian dari lembagalembaga kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada di dalam masyarakat tsb.penyesuaian ini akan menunjuk kepada keadaan dimana masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan,sementara itu penyesuaian dari individu yang ada penunjuk pada usaha-usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan lembagalembaga kemasyarakatan yang telah di ubah atau di ganti agar terhindar dari disorganisasi psikologi.

2. Saluran saluran perubahan sosial dan kebudayaan saluran-saluran perubahan sosial adalah saluran yang di lewati oleh proses perubahan.saluran tersebut dalam adalah lembaga-lembagaa bidang eterusnya.lembaga kemasyarakata

ekonomi,sosial,pemerintahan,agama,rekreasi,dans

kemasyarakatan yang memperoleh nilai teritinggi akan mnjadi saluran utama bagi perubahaan sosial dan kebudayaan.perubahan lembaga akan menguba ini dan itu,karena lembaga-lembaga merupakana sistem yang terintegrasi. Lembaga lembaga tersebut merupakan struktur yang apabila mecakup hubungan antarlembga kemasyarakatan yang memmpunyai pola tertentu dan keserasian tertentu. 3. Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi ( Reintegrasi) a. Pengertian Organisasi merupaka suatu kesatuan yang fungsional.dimana sistem fungsional ini memiliki sifat berintegrasi,bersifat satu kesatuan.yang apabila ada stu bagian yangtidak dapat berfungsi,maka keseluruhan baguan akan merasakan ketimpangan tersebut.katakanlah badan merupakan suatu sistem yang fungsional,dimana apabila bagian sakit,maka bagian lain tidak akan dapat bekerja dengan baik. Suatu disorganisasi atau disintegrasi mungkin dapat di rumuskan sebagai suatu proses yang berpudarnya norma-nirma dan nilai- nilai dalam masyarakat karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.sementara itu,reorganisasi atau reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilainilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasnyarakatan yang telah mengalami perubahan. b. Suatu gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi Gambaran mengenai disorganissasi dan disintegrasi pernah di gambarkan oleh william.I.Thomas dan Florian Znaniecki dalam karya

klasiknya yang berjudul The Polis Peasant In Europe And Amerika.khusus tentang On Disorganisation ans reorganisation,mereka membentangkan pengaruh dari masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para anggotaya.karena watak atau jiwa seseorang paling tidak menggambarkan keduyaannya. Pada masyarakat tradisional,segalanya di dasarkan atas masyarakat,seluruh perbuatanya akan berasda di bawah kepentingan masnyarakat.dan juga,tradisi di masyarakat tradisional merupakan suatu hal yang sakral dan suci,sehingga mengalami perubahan yang sangat lambat dan tidak dapat berubah drastis.perubahan dari masyrakat itu. Reorganisasi tidak dapat berjalan dengan cepat,karena hanya akan menimbulkan satu hal yang sukar di kendalikan.karena itu,reorganisasi tidak dapat berjalan dengan cepat di masyarakat,karea harus membutuhkan penyesuaian terlebih dahulu.bisa saja terjadi seperti ini,yaitu pada suatu masyarakat terjadi reorganisasi senhingga norma-norma lama sudah hilang,sedang norma-norma yang baru belum terbentuk.itu meruoakan keadaaa krisis dalam masyarakat.pada keadaan tersebutkita akan mnjumpai istilan anomie, yaitu keadaan dimana tak ada pegangan terhadap apa baik dan apa yang buruk sehingga anggota-anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakan-tindakanya karena batas-batas tdak ada.anomiebisa juga terjadi pada keadaan pada saat disorganisasi meninkat ke tahap reorganisaso. Contohnya adalah norma-norma lalu lintas,kebanyakan masyarakat tidak mau mematuhi peraturan tersebut,padahal peraturan itu di buat untuk menjaga keselaman msyarakat itu sendiri.hal itu paling di jadikn sebagai indeks terhadap keadaan sampai disorganisasi masih berlangsung dan apakah meningkat ke tahap reorganisasi c. Ketidakserasan perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (cultural lag) tradisioanl menjadi masyrata yang modern akan mengakibatkan pula perubahan dalam jiwa setiap anggota masyarakat

Pada masyarakat yag mengalami perubahan,perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada kelainan-kelainan ang bersifat seimbang.dalam hal ini,dilihat bahwa ada unsur-unsur yang cepat berubah,dan ada unsur yang lambat berubah,dan pada unsur yang tidak berkaitan erat,maka dampak perubahan akan jarang di rasakan atau sedikit.misalkan,perubahan dalam cara bertani tidak berpengaruh terhadp perubahan tari-tarian nasional,akan tetapi perubahan trhadap pendidikan,akan mempengaruhi perubahan jumlah kaum buruh ynag bekerja di pabrik. Dalam hal ketidak serasian ini,akan terjadi kegoyahan apabila tidak di tangani dengan baik, dalam hubungan antar unsur-unsur tersebut sehingga keserasian akan terganggu,misalnya pertambahan penduduk tidak di sertai dengan pertambahan lapangan kerja ,maka hal ini akan menimbulkan pengangguran yang banyak,dan pada akhirnya akan berbuah kepada kejahatan kriminal. Maka,suatu erubahan harus di iringin dengan perubahan yang lainya,agar tetap serasi.sejauh aman akibat yang di timbulkan oleh ketidak serasian tergantung terhadap seberapa erat unsur-unsur tersebut integrasinya. Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat di namakan culture lag.artnya ketertingalan kebudayaan.suatu ketertinggalakn terjadi apabula laju perubahan dari 2 unsur masarakat atau budaya yang mempunyai korelasi,tidak sebanding sehingga unsur yan 1 tertinggal dari unsur yang lainyal H. Arah perubahan (direction of change) Apabila seseorang melakukan perubahan,maka harus di ketahui kemana arah nya perubahan,karena perubahan sudah pasti menjaduhi arah unsur yag di tinggalkan,lalu harus di pastikan bahwa apakah perubahan tersebut bergerak ke arah faktor yang baru,atau ke arah faktor yang sudah ada di dalam waktu yng lampau. Misalkan contohnya Sosial Change In Yogyakarta.jauh sebelum belanda datang ke indonesia,di indonesia sendiri telah mempunyai lembaga-lembaga

pendidikan tadisiona,kaum muda hidup bersama-sama di suatu podok dengan guruguru mereka di pondok tersebut,seiring berjalannya waktu,semua itu muali dipengaruhi oleh kebudayaan hindu dan budha.lalu,pada saat inslam masuk,guru-guru di pondonk tersebut muali di naakan kiai,sedang pondok nya itu sendiri di nama kan pesantren.tidak ada persyaraan khusus bagi orang-orang yang mau mengikuti pesantren ini,semua kehidupan dan perilaku santri di atur oleh kiai,di daerah yogyakarta juga tidak banyak mengalami perubahan,kecuali para santri di bolehkan mengikuti sekolah yang biasa di pagi hari,perubahan terjadi semakin nyata,sekolahsekolah seperti madrasah mulai menunutut hal-hal yang lebih bersifat duniawi seperti pelajaran sejarah,kimia,ilmu pasti,dan lain lain. Dari hal di atas tidaklah dapat disimpulkan bahwa pesantren=pesantren muali terdesak dengan sekolah-sekolah yang bersifat sekuler,dimana dalam hal ini ternyata keinginan akan pendidikan yang sekuler lebih kuat daripada generasi muda itu sendiri.sehingga sekarang sekolah tidak hanya memeningkan kehidupan akhirat saja,tetapi juga menekankan akan kehidupan duniawi. Perubahan bergerak meninggalkan faktor yang di ubahmsalah satunya yaitu dengan proses modernisasi.tetapi yang lebih di tekankan adalah apakah perubahan tersebut bergerak ke arah yang sama sekali baru,atau ke arah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. I. Modernisasi 1. Pengantar Secara teotiris,modernisasi merupakan suatu proses perubahanyang menuju kepada tipe sistem-sistem sosial,ekonomi,dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke 17 sampai abad ke 19.sistem sosial baru ini maulia di kenal pada abad ke 20 ini. Negara-negara atau masyarakat-masyarakat modern pun telah sedang mengalami proses modernisasi dari masyarakat tradisional menjadi masyarakt pra-modern.setiap negara mengalami hal yang berbeda-beda di setiap perubahan nyasesuai hukum dan situasi,tetapi asti ada unsur2 yang sama yang berlaku secara universal,dan itu juga menyangkut indonesia yan mengalami modernisasi melaui perubahan-perubaha yang di rencanakan (misalnya pembangunan 5 tahun yang di muali pada tanggal 1 april 1969 )

2. Pengertian Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas.kadang batasan nya tidak dapat di tentukan secaca mutlak.di setiap daerah batasan batasan tersebut berbeda-beda.misalnya di indonesia,modernisasi mencakup suatu mencakup pada sektor pertanian,di samping sktor lainya. Pada dasarnya,pengertian modernisasi adalah transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi ke ara pola-pola ekonomis dan politik yang menjadi ciri negara barat yang stabil. Kakterisitik umum modernisasi mencakup aspek-aspek sosiodemografis masyarakat dab aspek-aspek sosio demografis ini di gambarka dengan istilah gerakan sosial.artinya suatu proses unsru-unsur sosial ekonomis dan psikologis mulai menunjukan peluan peluang ke arah polapola baru melaui sosialisasi dan pola-pola perilaku.perwujudannya adalh aspek-aspek kehidupan modern seperti mekanisasi,mass media yang teratur,urbanisasi,peningkatan pendapatan per-kapta,dan sebagainya. Modernisas merupakan bentuk peruahan sosial.biasanya merupaka perubahan sosia yang terarah yang di daarkan pada rencana yang biasa di nma kan planning.modernisasi merupakan suatu perosalan yang harus di hadai masyarakat yang bersangkutan karena prosesnya meliputi idangbidang yang sangat luas,menyangkut proses disorganisasi,preblemaproblema sosial,konflik antar kelompok,ambatan-hambatan terhadap perubahan,dan sebagainya.

3. Disorganisasi,transformasi,dan proses dalam modernisasi Disorganisasi adalah proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat di karenakan adanya perubahanyang terjadi dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan.perwujudan disorganisasi nyaa adalahtimbulnya masalah-masalah sosial.masalah yang dirumuskan dapat dkatakan sebagai penyimpangan terhadap norma-nrma yang berlaku di masyarakat yang merupakan persoalan bagi masyarakat pada umumnya.suatu masalah sosial dalah peranan-peranan sosial khusus yang

dimliki oleh ndividu di dalam masyarakat atas dasar tradisi atau kelahiran dan juga peranan atas dasar pebedaan kelamin,yang dalam suatu proses perubahan mengalami kegoyahan.proses transformasi modernisasi terjadi juga dapat adaya menimbulkan hal seperti itu. Perlawanan terhadap terhdap akibat modernisasi.keyakinan yang kuat trhadap tradisi,sikap yang tidak toleran penyimpangan-penyimpangan,pedidikan,dan perkembangan ilmiah merupakan hal yang pentig untuk mngimbangi perkembangan teknologi dalam modernisasi,yang mana akan mencegah terjadinya ketertinggalan budaya.akan tetapi,modernisasi yang cepat juga tudak di kehendaki masyarrakat karena tidak sempat mengadakan reorganisasi. Maka demikian dapat di katakan bahwa yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan atau penolaka modernisasi adlah sikap dan nilai,kemampuan menunjukan manfaat unsur yang baru,serta kesepadanan dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada.adanya kemungkinan bahwa unsur yan baru akan bertentangan dengan pola-pola yang ada,dan kemungkinan unsur-unsur tertentu dari modernisasi menggantikan unsurnsur yang lama.

4. Beberapa syarat modernisasi Modernisasi pada hakikatnya mencakup bidang-bidang yang sangat banyak.bidang kebajksanaan yang di utmakan yang masyarakat pada tergantug masa kepada penguasa memimpin itu.namun

demikian,modernisasi hampir pasti ada melakukan disorganiasi dalam masyarakat.apalagi modernisasi yang mencakup nilai-nilai masyarakat dan norma-norma masyarakat.proses yang terlalu cpat hanya akan menyebabkan terjadinya disorganisasi terus menerus tanpa masyarakat sempat untuk melakukan reorganisasi. Moderniasi beda dengan reformasi yang menekankan pada rehabilitasi.moderniasasi bersifat reventif dan konstruktif,dan agar tida sekedar angan-angan belaka,proses modernisasi harus di proyeksikan kepada kecendrungan masyarakat di masa yang akan datang.

Syarat-syarat suaru moderniasasi adalah : 1. Cara berfikir yang ilmiah Mengkehendaki adangya pendidikan dan pengajaran yang baik. 2. Sistem administrasi negara yang baik Yang benar-benar mewujudkan brokrasi. 3. Adanya sisetem pengumpulan data yang baik dan teratur Hal ini memerlukan penelitian yang kontinu agar tak ada data yang tertinggal. 4. Penciptaan iklim yang farorable dari masyarakat Hal ni di lakukan tahap demi tahap karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan masyarakat. 5. Tingkat organisasi yang tinggi Berari 1 pihak disipin,dan yang lainya pengurangan kemerdekaan. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan sosial planning Apabila tidak dilakukan,perencnaan akan terpengaru oleh kekuatan dari kepentingan yang ingin mengubah perencaan tersebut demi golongan kecil masyarakat.

TUGAS SOSIOLOGI POLITIKRingkasan BAB 5,7,dan 8

OLEH :MARIZA FITRI 120210100115 ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN TAHUN 2011