Upload
meshafer
View
99
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TUGAS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
Citation preview
TUGAS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(SMK3)
UNIVERSITAS ANDALAS
SMK3 DI PERUSAHAAN PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA
Oleh :
MESHA FERZICA NANDA
No. BP. 1311211013
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang tiada
hentinya melimpahkan rahmat dan karunia kepada semua makhluk-Nya. Atas taufik
dan hidayah-Nya pula saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari cara penulisan, penyusunan, penguraian, maupun isinya. Oleh sebab itu,
saya mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam proses penulisan tugas ini.
Akhirnya, saya mengharapkan semoga tugas ini dapat berguna bagi semua pihak,
baik bagi pembaca maupun saya sendiri.
Padang, Oktober 2015
Wassalam,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB 1 : PEMBAHASAN............................................................................................5
Occupational Health and Safety PT. BANGUN INDAH PERKASA
NUSANTARA.....................................................................................................5
1.1 PENDAHULUAN..............................................................................................5
1.2 ARTI DAN TUJUAN KESELAMATAN KERJA............................................5
1.3 ARTI KECELAKAAN KERJA.........................................................................6
1.4 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(SMK3).....................................................................................................................6
1.5 TUJUAN DAN SASARAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA.............................................................................................6
1.6 ELEMEN-ELEMEN SMK3...............................................................................6
1.7 KOMITMEN K3 di PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA.........7
1.8 PENGUKURAN SAFETY IMPLEMENTATION LEVEL ( SIL )...................8
1.9 TANGGUNG JAWAB.......................................................................................8
1.10 HARAPAN YANG INGIN DICAPAI.............................................................9
1.11 PROSEDUR BEKERJA YANG BERBAHAYA..........................................10
1.12 BEKERJA PADA KETINGGIAN.................................................................11
1.13 ALAT PELINDUNG DIRI (APD).................................................................12
1.14 ATURAN KESELAMATAN YANG DIGUNAKAN...................................12
1.15 SCAFFOLDING / PERANCAH....................................................................13
1.16 HOUSE KEEPING.........................................................................................13
1.17 VISI, MISI, KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)..........................................14
1.18 VISI DAN MISI.............................................................................................14
1.19 KEBIJAKAN, STRATEGI.............................................................................15
1.19.1 Prinsip-Prinsip Panduan :........................................................................15
1.19.2 Peran dan Tanggung Jawab Utama..........................................................15
1.19.3 Proses dan Alat Utama pada tingkat Korporasi.......................................15
1.19.4 Analisa Resiko.........................................................................................16
1.19.5 Kebijakan.................................................................................................16
1.19.6 Strategi.....................................................................................................16
BAB 1 : PEMBAHASAN
Occupational Health and Safety
PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA
RUKO GALAXY BUMI PERMAI J-1 / 16,
Jln. Sukosemolo 110, Surabaya ( 60119 )
PHONE : ( 031 ) 5952302, 70987544.
FAX : (031 ) 5938204
E-mail : [email protected]
1.1 PENDAHULUAN
Suatu perusahaan yang aman adalah perusahaan yang teratur dan terpelihara dengan baik
& cepat menjadi terkenal sebagai tempat naungan pekerja yang baik.
Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang terpadu dengan pekerjaan
sehari-hari (rutin), sehingga sukar untuk dipisahkan satu sama lainnya.
Pemahaman ini dimaksudkan utk memberi bimbingan pengetahuan dasar ke arah
pencegahan bahaya dan kecelakaan pada waktu kita bekerja, didukung dengan adanya isu
keselamatan dan kesehatan kerja dan lain lain.
1.2 ARTI DAN TUJUAN KESELAMATAN KERJA
Menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
manusia serta hasil karya & budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya
dan manusia pada khususnya, yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja danlingkungan,
serta cara-cara melakukan pekerjaan.
1.3 ARTI KECELAKAAN KERJA
Adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit
yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa
atauwajar dilalui.
1.4 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
1.5 TUJUAN DAN SASARAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan SMK3 Permenaker, yaitu meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah
terjadinya potensi kecelakaan kerja karena kondisi K3 tidak saja menimbulkan kerugian secara
ekonomis tetapi juga kerugian non ekonomis seperti menjadi buruknya citra perusahaan.
1.6 ELEMEN-ELEMEN SMK3
Ada beberapa elemen dari SMK3 yang harus dijalankan, antara lain :
Policy
Planning
Implementation
Checking And Corrective Action
Management Review
1.7 KOMITMEN K3 di PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA
Komitmen K3 PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA adalah suatu upaya
dalam menjaga dan memelihara kondisi kerja agar senantiasa selamat dalam bekerja dan
terhindar dari resiko kecelakaan kerja atau terkena dampak penyakit akibat lingkungan kerja
yang berpotensi penyakit.
Gugus tugas K3 yang akan dibentuk di PT. BANGUN INDAH PERKASA yang
memiliki tugas antara lain :
Melakukan usaha-usaha sistematis untuk meningkatkan keselamatan kerja.
Menyelidiki dan melaporkan bila terjadi kecelakaan kerja.
Memperbaiki kondisi yang tidak aman dan tidak sehat.
Menyediakan peralatan perlindungan kerja bila diperlukan sesuai ketentuan, misalnya
helm, jacket, sarung tangan, dsb.
Memberitahu karyawan apabila ada bahan kimia berbahaya dan sejenisnya ( Untuk
pengerjaan proyek-proyek pabrik kimia yang sedang direnovasi,dll )
Menerima masukan dari para karyawan yang mengalami langsung lingkungan kerja demi
peningkatan kondisi K3.
Memahami perilaku K3 sikap yang senantiasa mengutamakan keselamatan.
Memahami arti ergonomika yakni ilmu yang mempelajari bagaimana manusia secara
psikis dan fisik dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
Dalam komitmennya untuk melaksanakan kebijakan K3, PT. BANGUN INDAH
PERKASA NUSANTARA dapat membantu mengurangi angka kecelakaan kerja di lingkungan
kerja. Dengan sadar dan berkomitmen, perusahaan kami akan melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan kondisi kerja yang aman dan sehat.
Dengan adanya komitmen perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan peraturan K3
serta dukungan oleh kualitas SDM perusahaan dalam pelaksanaannya, faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, misalnya tidak menggunakan APD ( Alat Pelindung
Diri ) dan penggunaan peralatan yang tidak standart, sedang unsafe condition merupakan kondisi
tempat kerja yang tidak aman seperti terlalu gelap, panas, dan gangguan-gangguan faktor fisik
lingkungan tempat kerja, dapat diminimalkan bahkan dieliminasi.
Komponen-komponen dalam penerapannya di perusahaan meliputi:
Adanya komitmen perusahaan tentang K3
Adanya perencanaan tentang program-program K3
Operasi dan Implementasi K3
Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan
Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan K3 untuk pelaksanaan
berkesinambungan.
Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam penyusunan SMK3 dibagi dalam 7
tahapan, antara lain :
Mengindentifikasi resiko dan bahaya.
Mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan yang berlaku.
Menentukan target dan pelaksana program.
Melancarkan program perencanaan untuk mencapai target dan objek yang telah
ditentukan.
Mengadakan perencanaan terhadap kejadian darurat.
Peninjauan ulang terhadap target dan para pelaksana system.
Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
1.8 PENGUKURAN SAFETY IMPLEMENTATION LEVEL ( SIL )
Pelaksanaan K3 di lapangan, diukur dengan Safety Implementation Level (SIL) yang
berisi tentang kriteria dan kriteria pengukuran yang telah ditetapkan hingga nantinya ada
penilaian atau audit terhadap pelaksanaan kriteria-kriteria yang ada.
Pengkajian ini dilakukan sebagai usaha untuk lebih concern terhadap K3 dan tetap
menjaga komitmen ‘Good Safety is Good Work’.
1.9 TANGGUNG JAWAB
K3 bukan hanya tanggung jawab dari kontraktor saja, melainkan menjadi tanggung jawab
semua pihak, termasuk pengguna jasa.
1.10 HARAPAN YANG INGIN DICAPAI
Penerapan K3 dalam sistem manajemen perusahaan memberikan banyak keuntungan
selain peningkatan produktifitas kerja dan tetap terjaganya kesehatan, keselamatan kerja,
penerapan K3 juga dapat meningkatkan citra baik perusahaan yang dapat memperkuat posisi
bisnis perusahaan. Dengan komitmen penerapan K3, angka kecelakaan kerja dapat ditekan
sehingga dapat menekan biaya kompensasi akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja di dalam perusahaan akan dijadikan sebagai culture
yang harus dilaksanakan oleh seluruh karyawan perusahaan, tidak hanya mereka yang bekerja di
lapangan saja, tetapi mereka juga yang bekerja di office. Kemudian dalam mengimplementasikan
suatu program K3 dari pihak manajemen harus transparan, karena program K3 dibuat tidak
hanya untuk divisi K3 sendiri, melainkan disosialisasikan untuk seluruh karyawan, dan
manajemen perlu mengevaluasi program tersebut yang telah dijalankan, disini guna untuk
mengkroscheck kembali apakah K3 itu sudah berjalan dengan maksimal sesuai dengan standard
K3 yang berlaku, dalam mengurangi tingkat kecelakaan kerja, dan how to make of safe in
environmental work. “Intinya pekerja dan manajemen haruslah sama-sama memperhatikan K3
karena memiliki dampak pada masing-masing mereka. Peran manajemen puncak adalah paling
utama, berupa penyediaan fasilitas dan penjelasan atau sosialisasi K3 kepada semua karyawan.
Beberapa usaha yang dilakukan, misalnya :
Promosi kesehatan di tempat kerja.Tempat kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja untuk suatu keperluan suatu usaha
dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk tempat kerja, semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yg merupakan bagian atau yg berhubungan
dg tempat kerja tsb. Tempat kerja meliputi darat, laut, dalam tanah & air serta udara
Promosi kesehatan ( health promotion ) merupakan proses yang memungkinkan orang
meningkatkan kendali atas kesehatan dan memperbaiki status kesehatan mereka.
Promosi kesehatan di tempat kerja dalam artiannya adalah upaya promosi kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat
kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan
meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja :
Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, mendukung dan aman.
Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup sehat.
Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.
Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja :
Bagi perusahaan :
o Meningkatnya lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta nyaman.
o Citra perusahaan positif.
o Meningkatnya moral staf.
o Menurunnya angka absensi.
o Meningkatnya produktifitas.
o Menurunnya biaya kesehatan atau biaya asuransi.
o Pencegahan terhadap penyakit.
Bagi pekerja :
o Lingkungan tempat kerja menjadi lebih sehat.
o Meningkatnya percaya diri.
o Menurunnya strees.
o Meningkatnya semangat kerja.
o Meningkatnya kemampuan.
o Meningkatnya kesehatan.
1.11 PROSEDUR BEKERJA YANG BERBAHAYA
Bahaya di tempat kerja adalah segala sesuatu di tempat kerja dan sekelilingnya yang
dapat melukai, baik secara fisik maupun mental. Misalnya adalah ketinggian, scaffolding,
pengelasan, cutting, grounding, dan lain-lain.
Pekerja tidak dapat dilindungi apabila bahaya yang ada belum diidentifikasi dan
dievaluasi.berbagai metoda untuk melindungi pekerja atau pengendalian bahaya telah diciptakan.
Ada tiga jenis pengendalian yang kami lakukan untuk melindungi pekerja, antara lain:
1. Pengendalian Teknik
2. Pengendalian Administratif
3. Peralatan Pelindung Pekerja
Kesemua tipe pengendalian ini kami gunakan, tetapi prioritas kami berikan kepada
pengendalian teknik, sebelum metoda pengendalian yang lain diaplikasikan. Dan hal perlu
diingat bahwa yang terbaik untuk melindungi pekerja adalah “Dengan Mengendalikan Bahaya
Yang Ada, Bukan Pekerjannya”.
1.12 BEKERJA PADA KETINGGIAN
Kategori bekerja pada ketinggian adalah melakukan pekerjaan yang memiliki ketinggian
sama dengan atau lebih dari 180 cm dari permukaan tanah.
Menurut undang-undang keselamatan kerja, bekerja di ketinggian ini memerlukan fix
platform atau memakai alat pelindung diri berupa full body harness. Selain itu, bila pekerjaan
dilakukan pada tempat yang memiliki ketinggian lebih dari lima meter, diperlukan sebuah ijin
khusus, yang mana ijin ini diperlukan untuk menganalisa bahaya apa saja yang mungkin terjadi
dan menyiapkan alat pengaman yang cocok untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi bila
bekerja pada ketingian tersebut.
Terjatuh saat bekerja di ketinggian hanyalah sebuah bahaya dari berbagai rangkaian
kejadian. Bekerja pada ketinggian dapat menyebabkan pusing, dehidrasi yang pada akhirnya
akan menyebabkan kehilangan keseimbangan dan halusinasi. Dengan rangkaian kejadian inilah
yang menyebabkan seseorang yang bekerja pada ketinggian terjatuh.
Dimana pekerjaan pada ketinggian memungkinkan menyebabkan pekerja dalam bahaya,
jatuh dari ketinggian, kami pun melakukan langkah-langkah dalam pencegahannya, diantaranya:
1. Memperpertimbangkan apakah pekerjaan dapat dilakukan tanpa menyebabkan pekerja
dalam bahaya. Dengan mempertimbangkan perubahan design atau rencana ketinggian
untuk kontruksi.
2. Apabila cara diatas tidak dapat dipakai, kamipun menggunakan cara dengan membuat
system yang baik bagi pekerja kami demi keselamatannya, Yakni dengan pemakaian alat
pelindung diri / Safety Tools / APD.
1.13 ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus dikenakan
harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi training dan
pengawasan untuk menjamin APD dikenakan
Contoh dari alat pelindung diri, antara lain :
Helm keselamatan (safety helmet).
Sepatu (safety shoes).
Masker hidung.
Sabuk pengaman (safety belt).
Kacamata.
Dll.
1.14 ATURAN KESELAMATAN YANG DIGUNAKAN
Seseorang yang bekerja pada/dengan peralatan yang mempunyai bagian yang bergerak
harus mempunyai prosedur yang secara personal menjamin peralatan tersebut telah
ditiadakan enerjinya, diisolasi dan di lock out /tag out
Tidak seorangpun boleh menghentikan atau melakukan bypass suatu proses interlock
safety - baik secara mekanis maupun elektrikal.
Seseorang yang bekerja pada posisi dengan potensi terjatuh dari ketinggian 1,8 meter
atau lebih harus menggunakan peralatan pelindung diri dari terjatuh.
Seseorang yang melakukan pengelasan, pemotongan atau brazing lebih dari 6 meter dari
bahan yang mudah terbakar harus mendapatkan ijin hot work dan menerapkan
persyaratan kerjanya.
Seseorang yang memasuki ruang tertutup/confined space harus mendapatkan ijin masuk
yang sesuai dan menerapkan persyaratan kerjanya.
APD yang ditentukan harus selalu dipakai saat menjalankan proses pekerjaan atau
melakukan pekerjaan dengan sistem yang terbuka (mis. Pembersihan sumbatan material,
pekerjaan elektrikal, dll).
Pengunaan obat-obat terlarang benar-benar dilarang di lokasi kerja manapun dan tidak
diperbolehkan mengkonsumsi alkohol/obat legal lainnya yang dapat mempengaruhi
konsentrasi secara personal.
1.15 SCAFFOLDING / PERANCAH
Semua perancah didirikan, diubah atau dibongkar oleh ahli perancah yang terlatih.
Peralatan pelindung jatuh (fall arrest) dipergunakan oleh ahli perancah jika bekerja di atas
5 meter dengan sisi yang tidak terlindung (untuk pekerja lain, batas ini biasanya hanya
1.8 meter).
Memastikan semua elemen scaffolding/perancah dalam keadaan baik ( tidak rusak; tidak
berkarat; dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya ).
Sekeliling scaffolding/perancah diberi barricade, untuk melindungi pekerja yang sedang
naik ataupun turun.
Pastikan semua elemen scaffolding/perancah dipasang sebagaimana mestinya.
1.16 HOUSE KEEPING
Tergelincir, tersandung dan terjatuh adalah penyebab umum yang lain dari cedera dalam
kontruksi, hal ini dapat terjadi di/dari permukaan yang tidak rata pada lokasi proyek atau adanya
masalah dengan housekeeping yang kurang baik di area kerja.
Sebagaimana hasil dari analisa kecelakaan, tergelincir, tersandung dan terjatuh
menyebabkan hampir 30% dari cidera. Kemungkinan tergelincir, tersandung dan terjatuh dapat
dikurangi melalui prosedur housekeeping sederhana yang kami gunakan sebagai berikut :
Menjaga tempat kerja agar selalu tetap rapi.
Mempergunakan tempat pembuangan scrap dan sampah yang tersedia.
Menata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan cidera.
Pekerjaan tidak dapat dianggap selesai sampai selesai merapikannya.
Housekeeping yang baik mengarah pada keselamatan secara lebih luas.
Menumpuk dan menata material pada posisi yang stabil dan kokoh.
Meletakkan alat dan peralatan lain untuk menghindari terjatuh atau menjatuhi orang di
bawahnya.
Memasang rambu-rambu dengan jelas di pagar atau penutup lubang di lantai, atap atau
tanah.
Merapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan dan tangga dari penghalang.
Setiap pekerjaan penggalian di area kerja diberi tanda/dikelilingi dengan handrail.
Menyediakan toeboard dan railing pada semua perancah dan platform( Apabila
diperlukan ).
Saat bekerja di ketinggian menyingkirkan semua material yang dapat terlepas seperti
baut, mur, peralatan/tools, kayu-kayu,dll jika pekerjaan telah selesai.
Memastikan alat atau material disampaikan dari tangan ke tangan.
1.17 VISI, MISI, KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM KERJA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja
yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas
pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi dapat juga mengganggu proses pekerjaan kontruksi secara
menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak pada masyarakat luas
1.18 VISI DAN MISI
Visi:
Terwujudnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia pada umumnya, dan
dilingkungan kontruksi atau proyek pada khususnya.
Misi :
Meningkatkan koordinasi yang sinergis antar pengandil ( stakeholders) bidang K3.
Meningkatkan kemandirian dunia usaha dalam menerapkan K3.
Meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja di bidang K3.
1.19 KEBIJAKAN, STRATEGI
1.19.1 Prinsip-Prinsip Panduan :
Semua orang yang bekerja di lokasi kami mempunyai hak untuk mendapatkan
lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk
memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung
jawab. K3 kami nilai sebagai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja
bisnis. Setiap cedera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan
sistem kerja , peralatan , substansi, training dan supervisi yang tepat.
Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal
tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu organisasi
dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara kontinyu
meningkatkan kinerja K3.
1.19.2 Peran dan Tanggung Jawab Utama
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orang-
orang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus menerapkan
kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya. Chief Executive officer (CEO)
memikul tanggung jawab ini pada level group, ia mendukung dengan tingkat kepedulian yang
tinggi untuk menjamin bahwa dalam tiap divisi dan unit bisnis manajemen memiliki otoritas,
keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan bertanggung jawab untuk
mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan K3, memberikan
rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif.
Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka
sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan mereka.
1.19.3 Proses dan Alat Utama pada tingkat Korporasi
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya peningkatan
kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada kebijakan K3 yang merefleksikan
kebijakan korporasi dalam hal prinsip-prinsipnya, kerangka kerja, tanggung jawab, koordinasi
dan pengawasan, kewajiban ini juga mencakup Unit baru yang bergabung dengan Perusahaan.
Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan di dedikasikan dan di identifikasikan guna
mencapai target.
1.19.4 Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di identifikasikan
secara baik, terkontrol dalam organisasi, dll. Karyawan, kontraktor dan konsumen berhak dan
wajib mendapatkan informasi mengenai resiko yang ada dan langkah langkah yang diambil
untuk mengeliminasi atau meminimalkannya. Suatu sistem monitoring dan kesiagaan/alert
dipastikan tersedia, yang akan memastikan adanya kontrol pada resiko di tingkat Manajemen
sesuai tingkat keseriusannya.
1.19.5 Kebijakan
Peningkatan koordinasi berdasarkan kemitraan yang saling mendukung.
Pemberdayaan semua pihak, baik itu intern maupun ekstern, agar mampu menerapkan
dan meningkatkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Kontraktor berperan sebagai fasilitator dan regulator.
Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari manajemen perusahaan.
Pemahaman dan penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja yang berkelanjutan.
1.19.6 Strategi
Meningkatkan komitmen antara kontraktor dan tenaga kerja di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja.
Meningkatkan peran dan fungsi semua sector dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Meningkatkan kemampuan, pemahaman, sikap dan perilaku budaya keselamatan dan
kesehatan kerja dari kontraktor dan tenaga kerja.
Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja melalui manajemen risiko dan
manajemen perilaku yang berisiko.
Mengembangkan sistem penilaian keselamatan dan kesehatan kerja (Audit SMK3) di
dunia usaha.
Meningkatkan penerapan sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi.
Memberikan pemahaman mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sejak dini hingga
berkelanjutan.
Meningkatkan integrasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam semua bidang disiplin
ilmu.