53
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Perumusan Masalah Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Sejak saat itu, lembaga pesantren tersebut telah mengalami banyak perubahan dan memainkan berbagai macam peran dalam masyarakat Indonesia. Pada zaman walisongo, pondok pesantren memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Juga pada zaman penjajahan Belanda, hampir semua peperangan melawan pemerintah kolonial Belanda bersumber atau paling tidak dapat dukungan sepenuhnya dari pesantren (Hasbullah 1999:149). Selanjutnya, pondok pesantren berperan dalam era kebangkitan Islam di Indonesia yang menurut Prof. Azyumardi Azra telah terlihat dalam dua dekade terakhir ini. 1.2.Tujuan Penelitian: Menurut Singelton dan Straits (1999:322), tujuan studi lapangan adalah untuk: sungguh paham apa yang obyek studinya berpikir dan apa yang mereka lakukan; untuk mengerti apa yang mereka mengerti; dan untuk benar-benar memperdalam budaya mereka. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk membuat gambaran 1

Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di

Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Sejak saat itu, lembaga pesantren tersebut telah

mengalami banyak perubahan dan memainkan berbagai macam peran dalam

masyarakat Indonesia.

Pada zaman walisongo, pondok pesantren memainkan peran penting

dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Juga pada zaman penjajahan

Belanda, hampir semua peperangan melawan pemerintah kolonial Belanda

bersumber atau paling tidak dapat dukungan sepenuhnya dari pesantren

(Hasbullah 1999:149). Selanjutnya, pondok pesantren berperan dalam era

kebangkitan Islam di Indonesia yang menurut Prof. Azyumardi Azra telah terlihat

dalam dua dekade terakhir ini.

1.2.Tujuan Penelitian:

Menurut Singelton dan Straits (1999:322), tujuan studi lapangan adalah

untuk: sungguh paham apa yang obyek studinya berpikir dan apa yang mereka

lakukan; untuk mengerti apa yang mereka mengerti; dan untuk benar-benar

memperdalam budaya mereka. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk

membuat gambaran deskriptif mengenai pondok pesantren Assalam di desa Sri

Gunung Kecamatan Sungai Lilin,Musi Banyuasin,Sumatera Selatan. Saya

berharap laporan ini bermanfaat sebagai pengantar dunia pesantren yang sampai

sekarang masih belum diketahui dan dipahami masyarakat secara umum di

negara-negara Barat.

Dalam penelitian ini, saya ingin menjawab pertanyaan berikut ini:

Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok pesantren Assalam dan

perkembangnnya?

Siapa bersekolah di pondok pesantren Assalam dan mengapa mereka

memilih pendidikan agama?

1

Page 2: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Siapa pemimpin pondok pesantren Assalam dan mengapa dia mendirikan

pondok pesantren Assalam?

Apa yang diajar di pondok pesantren Assalam?

1.3.Metode Penelitian:

Metode penelitian yang digunakan dalam proyek studi lapangan ini adalah

kualitatif studi kasus. Unsur-unsur penelitian kualitatif meliputi analysis yang

terbuka dengan fokus penelitian yang bisa berubah dan banyak perhatian terhadap

penggunaan wawancara mendalam.

Ada keragaman teknik observasi dan wawancara mendalam dalam rangka

studi kasus. Teknik observasi yang saya gunakan dalam penelitian ini disebut

observasi peserta dimana peneliti menjadi peserta dalam kegiatan-kegiatan

kelompok yang akan diteliti.

Sifat positif tentang teknik observasi peserta itu adalah bahwa peneliti

lebih gampang diterima, orang yang mau diobservasi menjadi lebih terbuka,

kelompok dapat diobservasi dalam lingkungan yang natural dan peneliti mampu

memperdalam budayanya serta mengembangkan pengertian yang lebih lengkap

mengenai kegiatannya. Namun demikian, juga ada sifat negatif yang bisa

mempengaruhi kualitas hasil penelitian; misalnya, peneliti menjadi kurang

objektif karena terlalu akrab atau ada hal-hal yang lupa diobservasi karena sudah

kebiasaan.

Sebagai peserta kegiatan sehari-hari di pondok, teknik-teknik wawancara

yang paling banyak digunakan adalah wawancara non-formal karena sifatnya

flexibal, bebas terpimpin, lebih terbuka dan memang lebih cocok untuk suasana

santai yang sering saya alami. Namun demikian, teknik wawancara formal juga

digunakan dimana rancangan wawancara dipakai sehingga fokus pembicaraan

telah di tentukan dengan jelas dan bisa diarahkan oleh peneliti untuk menghindari

pembicaraan yang tidak bermanfaat.

2

Page 3: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Unsur-unsur sebuah pesantren

Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita melihat

makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan

istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari pengertian

asrama-asrama bagi para santri. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang

dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri

(Dhofier 1985:18). Maka pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal para

santri. Menurut Wahid (2001:171), “pondok pesantren mirip dengan akademi

militer atau biara (monestory, convent) dalam arti bahwa mereka yang berada di

sana mengalami suatu kondisi totalitas.”

Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak

diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di

Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa (Azra, 2001:70). Pondok pesantren

di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis. Perbedaan jenis-jenis

pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah

santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian,

ada unsur-unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren.

(Hasyim, 1998:39) Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kyai. masjid, santri,

pondok dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning), adalah elemen unik yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.

a.Kyai:

Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan

pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial.

Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak

bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta

ketrampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia

adalah tokoh sentral dalam pesantren (Hasbullah, 1999:144).

3

Page 4: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Istilah kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa (Ziemek,

1986:130). Dalam bahasa Jawa, perkataan kyai dipakai untuk tiga jenis gelar yang

berbeda, yaitu: 1.sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap

keramat; contohnya, “kyai garuda kencana” dipakai untuk sebutkan kereta emas

yang ada di Kraton Yogyakarta; 2. gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada

umumnya; 3.gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama Islam

yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam

klasik kepada para santrinya (Dhofier 1985:55).

b.Masjid

Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan erat dalam

tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin selalu memanfaatkan

masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat lembaga pendidikan

Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani,sosial dan politik, dan pendidikan Islam,

masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang sangat penting bagi

masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai “tempat yang

paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima

waktu, khutbah, dan sembahyang Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.”

(Dhofier 1985:49) Biasanya yang pertama-tama didirikan oleh seorang kyai yang

ingin mengembangkan sebuah pesantren adalah masjid. Masjid itu terletak dekat

atau di belakang rumah kyai.

c.Santri:

Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah

pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren

adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau

murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa

disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk

pondoknya.Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan

santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam

4

Page 5: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu

pelajaran di pesantren. Santri kalong biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar

pesantren jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim

ialah putera atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya

berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di

sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena

dia harus penuh cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi

sendiri tantangan yang akan dialaminya di pesantren (Dhofier, 1985:52).

d.Pondok

Definisi singkat istilah ‘pondok’ adalah tempat sederhana yang merupakan

tempat tinggal kyai bersama para santrinya (Hasbullah, 1999:142). Di Jawa,

besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok yang sangat

kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai pondok yang memiliki

tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu. Tanpa memperhatikan

berapa jumlah santri, asrama santri wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri

laki-laki.

Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama

santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah, lapangan

olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan pertenakan. Kadang-

kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan kadang-kadang oleh

penduduk desa yang bekerja sama untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat

asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk

mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri

dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus memasak sendiri,

mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan pondok.

Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam lain

5

Page 6: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

seperti sistem pendidikan di daerah Minangkabau yang disebut surau atau sistem

yang digunakan di Afghanistan (Dhofier, 1985:45).

e.Kitab-Kitab Islam Klasik

Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk

pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agama Islam dan Bahasa

Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab

kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning.

Menurut Dhofier (1985:50), “pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam

klasik…. merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam

lingkungan pesantren.” Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil

pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam

pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi

kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang

sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan

tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan

(Hasbullah, 1999:144).

Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan dalam kitab-kitab

Islam klasik, termasuk: 1.nahwu dan saraf (morfologi); 2.fiqh; 3.usul fiqh;

4.hadis; 5.tafsir; 6.tauhid; 7.tasawwuf dan etika; dan 8. cabang-cabang lain seperti

tarikh dan balaghah. Semua jenis kitab ini dapat digolongkan kedalam kelompok

menurut tingkat ajarannya, misalnya: tingkat dasar, menengah dan lanjut. Kitab

yang diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya sama (Dhofier 1985:51).

2.2.Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia

Sejak awal masuknya Islam ke Indonesia, pendidikan Islam merupakan

kepentingan tinggi bagi kaum muslimin. Tetapi hanya sedikit sekali yang dapat

kita ketahui tentang perkembangan pesantren di masa lalu, terutama sebelum

Indonesia dijajah Belanda, karena dokumentasi sejarah sangat kurang. Bukti yang

6

Page 7: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

dapat kita pastikan menunjukkan bahwa pemerintah penjajahan Belanda memang

membawa kemajuan teknologi ke Indonesia dan memperkenalkan sistem dan

metode pendidikan baru. Namun, pemerintahan Belanda tidak melaksanakan

kebijaksanaan yang mendorong sistem pendidikan yang sudah ada di Indonesia,

yaitu sistem pendidikan Islam. Malah pemerintahan penjajahan Belanda membuat

kebijaksanaan dan peraturan yang membatasi dan merugikan pendidikan Islam.

Ini bisa kita lihat dari kebijaksanaan berikut.

Pada tahun 1882 pemerintah Belanda mendirikan Priesterreden

(Pengadilan Agama) yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan

pendidikan pesantren. Tidak begitu lama setelah itu, dikeluarkan Ordonansi tahun

1905 yang berisi peraturan bahwa guru-guru agama yang akan mengajar harus

mendapatkan izin dari pemerintah setempat. Peraturan yang lebih ketat lagi dibuat

pada tahun 1925 yang membatasi siapa yang boleh memberikan pelajaran

mengaji. Akhirnya, pada tahun 1932 peraturan dikeluarkan yang dapat

memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau

yang memberikan pelajaran yang tak disukai oleh pemerintah. (Dhofier 1985:41,

Zuhairini 1997:149)

Peraturan-peraturan tersebut membuktikan kekurangan keadilan

kebijaksanaan pemerintah penjajahan Belanda terhadap pendidikan Islam di

Indonesia. Namun demikian, pendidikan pondok pesantren juga menghadapi

tantangan pada masa kemerdekaan Indonesia. Setelah penyerahan kedaulatan pada

tahun 1949, pemerintah Republik Indonesia mendorong pembangunan sekolah

umum seluas-luasnya dan membuka secara luas jabatan-jabatan dalam

administrasi modern bagi bangsa Indonesia yang terdidik dalam sekolah-sekolah

umum tersebut.. Dampak kebijaksanaan tersebut adalah bahwa kekuatan

pesantren sebagai pusat pendidikan Islam di Indonesia menurun. Ini berarti bahwa

jumlah anak-anak muda yang dulu tertarik kepada pendidikan pesantren menurun

dibandingkan dengan anak-anak muda yang ingin mengikuti pendidikan sekolah

7

Page 8: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

umum yang baru saja diperluas. Akibatnya, banyak sekali pesantren-pesantren

kecil mati sebab santrinya kurang cukup banyak (Dhofier 1985:41).

Jika kita melihat peraturan-peraturan tersebut baik yang dikeluarkan

pemerintah Belanda selama bertahun-tahun maupun yang dibuat pemerintah RI,

memang masuk akal untuk menarik kesimpulan bahwa perkembangan dan

pertumbuhan sistem pendidikan Islam, dan terutama sistem pesantren, cukup

pelan karena ternyata sangat terbatas. Akan tetapi, apa yang dapat disaksikan

dalam sejarah adalah pertumbuhan pendidikan pesantren yang kuatnya dan

pesatnya luar biasa. Seperti yang dikatakan Zuhairini (1997:150), ternyata “jiwa

Islam tetap terpelihara dengan baik” di Indonesia.

2.3.Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Dulu, pusat pendidikan Islam adalah langgar masjid atau rumah sang guru,

di mana murid-murid duduk di lantai, menghadapi sang guru, dan belajar mengaji.

Waktu mengajar biasanya diberikan pada waktu malam hari biar tidak

mengganggu pekerjaan orang tua sehari-hari. Menurut Zuhairini (1997:212),

tempat-tempat pendidikan Islam nonformal seperti inilah yang “menjadi embrio

terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren.” Ini berarti bahwa sistem

pendidikan pada pondok pesantren masih hampir sama seperti sistem pendidikan

di langgar atau masjid, hanya lebih intensif dan dalam waktu yang lebih lama.

Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem

sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan atau

wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap

murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau

pembantu kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada murid-

murid yang telah menguasai pembacaan Qurán dan kenyataan merupakan bagian

yang paling sulit sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan

disiplin pribadi dari murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan ini

sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren (Dhofier, 1985: 28).

8

Page 9: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem bandongan

atau wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru

yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam dalam

bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut halaqah yang

artinya sekelompok siswa yang belajar dibawah bimbingan seorang guru (Dhofier,

1985: 28). Sistem sorogan juga digunakan di pondok pesantren tetapi biasanya

hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual.

Pesantren sekarang ini dapat dibedakan kepada dua macam, yaitu

pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pendidikan pesantren

tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem yang tetap mempertahankan

pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Pondok

pesantren modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan

secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal (seperti madrasah).

Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk

menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren. Akhir-akhir ini

pondok pesantren mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka

renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan

yang bisa dilihat di pesantren modern termasuk: mulai akrab dengan metodologi

ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan di luar dirinya, diversifikasi

program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat

berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat (Hasbullah, 1999:155).

9

Page 10: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

BAB IIISEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN ASSALAM

3.1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Assalam

Sebelum saya membahas tentang Sejarah Pondok Pesantren Assalam.Saya

akan menjelaskan tentang Kapupaten Musi Banyuasin yang menjadi tempat

berdirinya Pondok Pesantren Assalam.

Barangkali tidak banyak yang tidak tahu Sungai Musi. Sebuah sungai

terbesar di Sumatra, bahkan di Indonesia. Atau mungkin cukup banyak yang tahu

Musi Banyuasin. Ya, Musi Banyuasin adalah sebuah kabupaten di Provinsi

Sumatra Selatan dengan ibu kota Sekayu dan jumlah penduduk sebesar 561.458

jiwa. Namanya memang mengambil nama sungai kebanggaan masyarakat

Sumatra Selatan itu. Sungai Musi memang mengalir di sebagian besar wilayah

Musi Banyuasin, terutama sebelum pemekaran wilayah ini menjadi Kabupaten

Musi Banyuasin dan Kabupeten Banyuasin beberapa tahun yang lalu. Kabupaten

ini memiliki luas wilayah 25.664,58 km² atau 15 persen dari keseluruhan luas

Provinsi Sumatra Selatan dan membentang pada lokasi 1,3° – 4° LS, 103° – 105°

BT (Muba Dalam Angka, 2010/2011: 2). Pada awalnya, Kabupaten Musi

Banyuasin berbatasan langsung dengan Kota Palembang di sebelah timur, namun

melalui Undang-Undang No. 6 Tahun 2002 di wilayah ini terjadi pemekaran

sehingga terbentuk Kabupaten Banyuasin dengan ibukota Pangkalanbalai.

Secara geografis, Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan dengan Provinsi

Jambi (Kabupaten Muara Jambi) di sebelah utara, Kabupaten Muara Enim di

selatan, Kabupaten Musi Rawas di sebelah barat dan Kabupaten Banyuasin di

sebelah timur. Sampai saat ini, Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 14

kecamatan dengan Banyung Lencir sebagai kecamatan yang memiliki wilayah

terluas (33,98%) dan Lawang Wetan sebagai kecamatan dengan wilayah terkecil

sebesar 1,63 persen (Buku Saku Profil Daerah Kab. Muba, 2011: 10). Di samping

itu, Kabupaten Musi Banyuasin juga memiliki 236 desa/kelurahan, di mana Lalan

merupakan kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan terbanyak (26 buah)

sedangkan Babat Supat merupakan kecamatan yang memiliki jumlah

10

Page 11: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

desa/kelurahan paling sedikit dibandingkan kecamatan-kecamatan lainnya (11

buah).

Sejak dahulu, Sumatera memang dikenal sebagai kawasan yang kaya

dengan beragam sumberdaya alam (natural resources) sehingga kemudian

mengemuka sebutan sebagai swarna dwipa yang berarti pulau emas terhadap

wilayah ini. Beraneka ragam jenis sumberdaya ada di pulau ini, mulai hasil

tambang, perkebunan dan lain sebagainya. Perkebunan nampaknya memang

memiliki bagian tersendiri dari pulau ini karena jika dilihat dari atas sebagian

besar kawasan ini diselimuti warna hijau dari dedaunan kelapa sawit, karet dan

beraneka ragam jenis tanaman lainnya. Meskipun demikian, karet dan kelapa

sawit menjadi komoditas dominan yang memang diusahakan di pulau yang juga

disebut Andalas ini, baik oleh pemerintah melalui PTP-PTP maupun oleh

masyarakat sendiri.

Salah satu wilayah di Pulau Sumatera yang memiliki areal perkebunan,

karet dan kelapa sawit, yang sangat besar adalah Sumatera Selatan dimana

provinsi ini berbatasan langsung dengan Lampung, Jambi, Bengkulu dan wilayah

pemekarannya, Bangka Belitung. Namun demikian, Sumatera Selatan sebenarnya

tidak hanya memiliki areal perkebunan yang luas tetapi juga mempunyai lembaga-

lembaga pendidikan yang cukup tumbuh subur di kawasan ini. Baik lembaga

pendidikan umum maupun agama seperti pesantren-pesantren layaknya yang

dapat dijumpai di Pulau Jawa.

Jika kita melakukan perjalanan darat, baik dari arah Jambi maupun dari

arah Lampung, dengan menyusuri jalan lintas timur maka kita akan menjumpai

sebuah lembaga pendidikan keagamaan (pesantren) yang memiliki peran

signifikan dalam kehidupan masyarakat wilayah ini. Jika dari arah Jambi,

pesantren ini akan dijumpai setelah melewati perbatasan kedua propinsi sekitar

satu setengah jam menggunakan angkutan umum. Sedangkan dari arah Lampung,

maka pesantren ini akan dijumpai setelah beberarapa saat melewati Kota

Palembang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Selatan.

11

Page 12: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Ya, inilah Pondok Pesantren Assalam yang terletak di Desa Sri Gunung

Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin yang didirikan pada tahun

1987. Secara geografis, PP Assalam terletak dekat perbatasan dengan Provinsi

Jambi dan berada di tengah kawasan perkebunan kelapa sawit dan sebagian kecil

perkebunan karet rakyat. PP.Assalam awalnya didirikan oleh seorang ustadz yang

pernah mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Lampung bernama KH Masrur

Musir bersama istrinya (Zamzami HM) yang berasal dari sebuah daerah di Jambi

yang saat itu masih tergolong pengantin baru dan dengan dibantu saudara iparnya

KH. Isno Jamal yang kelak menjadi pengasuh. Pada awalnya pengelolaannya,

kawasan pesantren yang masih berupa padang ilalang dengan gubuk-gubuk reot

sebagai tempat pengajaran yang terletak di tepi Jalan Lintas Timur Sumatera ini

menghadapi banyak tantangan. Salah satu yang cukup terasa adalah kecurigaan

aparat setempat bahwa pesantren ini merupakan tempat pelarian ustadz-ustadz

Talangsari Lampung sehingga memunculkan plesetan bahwa Assalam adalah Asal

Lampung. Maklum saja, saat itu kejadian penyerangan aparat keamanan terhadap

komunitas pengajian Talangsari Lampung yang diketuai oleh Warsidi masih

segar-segarnya dalam ingatan. Namun, berkat usaha yang tak kenal lelah dari

pimpinan pesantren ini, maka lambat laun stigma negatif yang beredar di

masyarakat hilang dan berganti dengan kebersamaan dan persaudaraan.

2.2.Tujuan berdiri Pondok Pesantren Assalam

Tujuan pondok pesantren Assalam adalah untuk membina ketrampilan

kemandirian para santri. Ada dua motto utama, yaitu “tanya dirimu sendiri” dan

“bantu dirimu sendiri”. Menurut pekan perkenalan yang disampaikan kepada

santri oleh seorang Kyai pesantren di sana setiap awal tahun ajaran baru, “ajaran

yang utama di dalam pondok pesantren ialah “self help”, atau “membantu diri

sendiri”. Para santri diberitahu bahwa “pemuda-pemuda yang terdidik menolong

diri sendiri dapat menghadapi masa depan dengan penuh harapan, jalan hidup

terbentang luas di mukanya.” Motto ini dipeluk sepenuhnya oleh para santri dalam

hidupnya sendiri dan juga dalam hidupnya sebagai anggota masyarakat pondok

pesantren. Di pondok, oleh karena disiplin yang tinggi sekali, mereka sanggup

12

Page 13: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

menyelenggarakan sendiri kegiatan-kegiatannya dan tidak perlu diawasi para

guru.

Sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren mempunyai peran penting

sekali dalam Islam karena ajaran Islam sangat mendorong dan menghargai orang

yang mencari ilmu. Ini jelas disebut dalam Al Qurán, surat Al-Mujadalah, ayat 11:

“…Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa

derajat…”

Dengan kalam Allah ini di belakang benaknya, KH. Abdul Malik Musir

mendirikan pondok pesantren Assalam dengan tujuan “mendidik dan mengajar

santri-santri Islam agar menjadi manusia yang:

1.Berbudi tinggi,

2. Menguasai bahasa Qur’an (bahasa Arab) dan bahasa

umum (bahasa Inggris),

3. Takwallah – takut kepada Allah,

4. Menegakkan agama Allah dan memberikan berita

kepada orang tabligh, mengajar atau paling tidak menjadi

contoh.”

3.3. Riwayat pembangunan fasilitas Pondok Pesantren Assalam

Mulai tahun 1990 dapat dikatakan tahun kebangkitan bagi PP. Assalam

karena tahun- tahun inilah pesantren mulai mendapat bantuan yang signifikan bagi

pengembangan lembaga pendidikan ini. Dimulai dengan pembangunan asrama

santri yang merupakan bantuan Menteri Kehutanan saat itu hingga pembangunan

jalan aspal di areal pesantren yang merupakan bantuan Bupati Musi Banyuasin

saat itu. Santri-santri yang berasal dari beragam daerah, baik sekitar maupun yang

jauh sekalipun, mulai berdatangan. Tercatat saat itu ada yang dari Aceh, Riau,

Jambi, Lampung dan Bangka, di samping wilayah-wilayah lain di Sumatera

Selatan. Para pengajar pun juga mulai beragam yang berasal dari beragam

pesantren di Sumatera dan Jawa, seperti PP.Darussalam Lampung,Darul Qalam

Tangerang, Gontor dan Wali Songo di Ponorogo. Hal ini ditambah lagi dengan

13

Page 14: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

pindahnya seorang ustadz karismatik yang menjadi tokoh sentral dalam

pengembangan Pesantren Darussalam Lampung, KH. Abdul Malik Musir, Lc.

Dengan demikian, lengkaplah sudah Assalam dipenuhi oleh santri-santri yang

berasal dari beragam daerah yang haus akan ilmu pengetahuan dan pengajar-

pengar yang mumpuni di bidang yang berasal dari lembaga-lembaga pendidikan

yang telah dikenal berkualitas.

PP.Assalam kini sangat jauh berbeda dengan masa-masa awal

pendiriannya. Jika dahulu satu-satunya gedung kebanggaan yang dimiliki lembaga

pendidikan Islam yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit ini adalah

masjid yang kerap menjadi tempat pelarian santri di kala hujan deras datang

karena atap pondokan yang terbuat dari ayaman daun sejenis lontar bocor, maka

kini seluruh bangunan yang ada telah permanen yang terbuat dari beton dan

bertingkat. Jika dahulu jenjang pendidikan yang dilaksanakan hanya Madrasah

Ibtidaiyah dan Madsarah Aliyah, maka sejak beberapa tahun belakangan

ditambahkan dengan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah.

ASAL-USUL TANAH KEBUN PESANTREN ASSALAM SELUAS

47,5 Ha.

1. Tahun 1998 Pesantren mendapatklan wakap tanah seluas 30 Ha. (15 Surat )

yang diakte wakafkan ke Departemen Agama tingkat II cq. KUA Sungai Lilin

2. Tahun 1992 Popndok Pesantren mendapatkan paket bantuan penanaman kebun

rambutan dan durian seluas 50 Ha. Dari Departemen Pertanian

3. Tahun 1992 untuk memenuhi pada butir ke 2 pesantren menambah tanah lagi

seluas 17,5 Ha. Dari warga Sri Gunung dengan jalan ganti rugi.

4. Tahun 1993 kebun yang sudah ditanami rambutan seluas 18 Ha

dipermasalahkan oleh PT. Hindoli yang kemudian telah diselesaikan (PT. Hindoli

mengganti tanaman pesantren yang telah dibakarnya dan meninggalkan lahan

tersebut) bukti surat terlampir.

5. Tahun 1994 kebun yang telah dibakar oleh PT. Hindoli tersebut ditanami

tanaman rambutan kembali.

14

Page 15: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

6. Tahun 1995 kebun rambutan dan durian seluas 43,5 Ha terbakar, sisanya 4 Ha

tanaman rambutan masih ada sampai sekarang.

7. Tahun 1997 Ditanami Kelapa sawit seluas 7 Ha dan sekarang sudah dipanen.

8. Tahun 2000 lahan yang kosong ditanami kelapa sawit kembali dan sebahagian

besar rusak dikarenakan dimakan tikus dan babi dan yang masih ada sekarang +

10 Ha. Sudah buah pasir.

9. Tahun 2002 Saudara Hasan menunjukkan surat tanah kepada saya (Ir.

Syahfani) sebanyak 6 surat atau 12 Ha. bahwa beliau mempunyai lahan sebanyak

12 Ha dilokasi lahan pesantren tersebut. Dan saya sebagai penanggung jawab

kebun Pesantren tahu benar asal – usulnya. Maka pernyataan Sdr. Hasan tersebut

diatas saya sangkal dan sdr. Hasan akan mengadukannya kepihak yang berwajib

dan saya persilahkan.

10. Tahun 2003 tanah yang didapat dari ganti rugi dengan warga Sri Gunung pada

butir 3 kami sertifikatkan.

11. Tahun 2004 lahan yang masih kosong (rusak dimakan babi pada penanaman

tahun 2000 ) dibuatkan jalan didalam kebun tersebut

12. Tahun 2005 warga Bentayan yang dibonceng oleh sdr. Hasan

mempersalahkan kembali tanah tersebut yang sampai sekarang belum selesai,

sehingga areal tanah pesantren yang terkena jalan PT. Gas seluas 25m x 199 m

pembayaran ganti rugi masih dipending

13. Jadi kesimpulannya lokasi tanah kebun pesantren tersebut 30 Ha. Bersuratkan

SKT dari Kades Bentayan yang diketahui oleh Camat Banyuasin III dan 16 Ha

dari penggantian warga Sri Gunung sudah disertifikatkan dan sisanya 1,5 Ha

belum bersurat

3.4.Keadaan Masyarakat sekitar

Lokasi tempat berdirinya PP. Assalam merupakan tempat yang sangat

Strategis karena selain jauh dari kebisingan kota akan tetapi tepat didepan jalan

lintas Sumatera atau Jalan Palembang-Jambi Km. 121 juga ditinjau dari segi

Ekonomi masyarakat tergolong pada tingkat menengah kebawah namun

15

Page 16: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

selangkah lebih maju disekitar Pondok adalah perkebunan Kelapa Sawit, Karet

dan Gas Alam (Pengeboran Minyak dan Gas)

Adapun masyarakat dalam bidang agama tergolong masih sangat

kurang.Kehadiran Pesantren di wilayah ini, telah banyak memberi pengaruh

positif bagi masyarakat sekitar dan kini berangsur-angsur masyarakat mengenal

Al-Islam lebih mendalam.

3.5 Keadaan Santri Kyai,Santri,dan Pondok Pesantren Assalam

Para santripun berdatangan dari berbagai daerah di Sumatera yaitu

Palembang Jambi,Riau, Ambon, Sulawesi, Bangka, Bengkulu, Lampung dan

Jawa. Hingga kini jumlah seluruh santri sebanyak 920 orang. Rinciannya 751

orang menginap di Asrama. Sisanya 169 orang di luar asrama.

Kulliyatul Muallimin-Muallimat Al-Islamiyah (KMI)

Pendidikan yang dikembangkan di pesantren ini adalah Kulliyatul Muallimin-

Muallimat Al-Islamiyah (KMI) Tafaqquh Fiddin 6 th. Diajarkan Didaktik

Metodik (Tarbiah Amaliyah & Tarbiyah Wata’lim) dikelas terakhir akan diujikan

yaitu ujian Paktik Amaliyah (Ujian Praktik Mengajar) juga meliputi Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Kurikulum yang digunakan merupakan

Kombinasi Kurikulum pesantren. Depag dan Diknas.Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK)

Jenjang Pendidikan yang ada saat ini :

1. Raudhatul Athfal (RA/TK)

2. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

3. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

4. Madrasah Aliyah (MA)

5. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS)

6. Lembaga Tahfizh Qur'an (LTQ)

Sekolah Tinggi Agama Islam Assalam (STAIS)

Seiring dengan perkembangan zaman semakin canggih, Teknologi semakin

digalakan, Pendidikan Tinggipun semakin diminati, sedangkan masih sangat

mimimnya keberadaan Lembaga Pendidikan Tinggi terutama di Daerah-daerah

yang jauh dari perkotaan. Maka demi mengatasi permasalahan tersebut untuk

16

Page 17: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga Pendidik yang berkwalitas dan Profesional

yang mampu menggali ilmu-ilmu keislaman, Yayasan Pondondok Pesantren

Assalam sejak tahun 2004 berupaya untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan

mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Assalam (STAIS), yang

berkonsentrasi pada jurusan Syari'ah Program Ahwal Asy-syakhshiyah (AS) dan

jurusan Tarbiyah Program Pendidikan Agama Islam (PAI)

Para santri mengikuti pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah pada pagi hari.

Kemudian di sore dan malam hari mendapatkan materi-materi tambahan yang

dipandu oleh Wali kelas merupakan muatan agama.dan mempersiapkan pelajaran

untuk esok hari mengerjakan tugas /PR dan lain-lain.

Program Pengembangan Pendidikan

Untuk meningkatkan kualitas SDM, Lembaga ini telah mengupayakan Lembaga

Pendidikan Tinggi Assalam (STAIS). berkonsentrasi pada Jurusan Syari'ah

Program Ahwal Asy-Syahsiah (AS) dan Jurusan Tarbiyah Program Pendidikan

Agama Islam (PAI) dan mengupayakan beasiswa.Termasuk untuk melanjutkan ke

lembaga pendidikan di Timur Tengah. Beberapa santri dan pengajar tercatat telah

berhasil melanjutkan pendidikan di Timur Tengah. Seperti di Al-Azhar Cairo

Mesir sebanyak tujuh belas orang , di Universitas Al-Iman Yaman sebanyak lima

orang, di Universitas Madinah sebanyak dua orang dan enam orang di

International Univercity Khaurthoum Of Africa Sudan.

Satu hal yang menjadi perhatian pimpinan pesantren, memperkuat basis

ekonomi .Kemandirian menjadi perhatian utama. Apalagi mereka menyadari

kendala terbesar menyangkut sektor dana. Oleh karena itu, kemandirian dalam

soal pendanaan telah di upayakan sejak pesantren berdiri.

Sumber Dana dan Usaha Ekonomi

Sumber dana untuk keperluan Penyelenggaraan dan pengelolaan Pontren

Diperoleh dari sumbangan atau iuran wajib santriwan/santriwati dan usaha

Pontren sendiri antara lain Toko Pondok / Kantin , Truk (alat angkut buah sawit

dll) 2 Unit KBU Wartel Kebun Kelapa Sawit seluas 20 Ha. dan 5 Ha. Sudah

dipanen

17

Page 18: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Program Pengembangan dan Pemberdayaan

Langkah strategis yang diambil melalui pengadaan lahan. Dengan harapan akan

dimanfaatkan untuk perkebunan.Pilihan ini didasarkan pada kondisi factual di

lokasi pesantren.

KH Masrur Musir, S.Pd.I kemudian mengembangkan lahan. Semula hanya dua

hektar, kini menjadi 71,5 hektar. Dengan cara membeli tanah penduduk sekitar

pontren.

Sumber dana untuk pembelian, utamanya di peroleh melalui aktivitas ekonomi

dari koperasi / kantin.Setiap bulannya,penghasilan koperasi dan kantin mencapai

belasan juta rupiah uang itu disisihkan untuk menjadi dana utama lahan pesantren.

Upaya ini mencapai puncaknya menjelang krisis moneter dan ekonomi tahun

1997 s/d 1998. Ketika itu, secara keseluruhan pesantren telah berhasil membeli

lahan dibeberapa kawasan sekitar hingga mencapai 66 ha.

Lahan seluas itu, meliputi 20 ha. Yang kini telah ditanami kelapa sawit

yang sampai saat ini (th. 2005) sudah dipanen hasilnya. Lalu 5 ha. Lahan kebun

karet begitu juga sampai saat ini sudah berhasil (dipanen) ditambah 4 ha. Kebun

rambutan dan hasilnya sebagian digunakan untuk dana operasional pesantren.

Sebagian lagi bakal diinvestasikan. dan 46 ha. Dicanangkan untuk kebun kelapa

sawit.

Saat ini Pimpinan Pontren (KH.Masrur Musir, S.Pd.I) tengah

mengusahakan lahan + 6200 ha, untuk kebun kelapa sawit. Bekerjasama dengan

masyarakat yang berlokasi di Kecamatan Bayung Lencir Musi Banyuasin dan

Insya Allah pembagiannya nanti 30 % Plasma untuk masyarakat dan 70 % Inti

untuk pengelola. Kerja besar itu bakal melibatkan masyarakar sekitar. Oleh karna

itu, Pimpinan pesantren telah menyiapkan sebuah konsep kerja sama. Tentunya

yang menguntungkan kedua belah pihak.dan langkah awal saat ini Pimpinan

tengah mengurus izin lokasi secara resmi kepada Bapak Bupati Musi Banyuasin.

18

Page 19: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

BAB IV

PERAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASSALAM’

4.1. Identifikasi santri

Ternyata ada banyak manfaat untuk santri-santri kalau wajib berasrama

karena suasana di pondok pantas untuk santri yang mau rajin belajar dan juga

tidak harus kuatir soal kemananan. Kewajiban berasrama itu juga memperkuat

keakraban masyarakat pondok dan mempermuda tugas kyai dalam pembinaan dan

pendorongan para santrinya.

Supaya saya lebih sanggup menjawab pertanyaan utama dalam penelitian

ini saya perlu menggambarkan siapa itu yang bersekolah di pesantren Assalam

Apakah mereka berasal dari daerah yang jauh sehingga mereka jarang pulang dan

tidak begitu dipengaruhi orangtua atau keadaan di rumah? Apakah mereka

memilih sendiri untuk berasrama di pondok pesantren dan apa alasannya? Apakah

ada yang keluar sebelum lulus dan mengapa? Dan apa cita-cita mereka?

a) Para santri berasal dari mana?

Para santri yang mondok di Assalam banyak berasal dari desa-desa di

kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ini berarti bahwa kapan-kapan

kalau ada keperluan, orang tua santri bisa mengunjungi anaknya di pondok atau

santri-santri bisa pulang. Biasanya kalau orang tua santri datang ke pondok

mereka membawa makanan banyak untuk anaknya dan teman-temannya dan

hanya main di pesantren selama beberapa jam saja. Jika santri pulang selama

waktu semester sekolah masih berlanjut, biasanya alasannya adalah karena ada

keperluan penting, misalnya kalau sakit dan harus mengambil obat dari rumah,

atau karena ada upacara keluarga seperti upacara pernikahan dan lain-lain.

Santri-santri yang berasal dari daerah jauh seperti

Lampung,Bengkulu,Jambi,Sulawesi,dan pulau Jawa tidak seberuntung santri lain

19

Page 20: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

yang berasal dari Kabupaten Musi Banyuasin sendiri. Mereka tidak mendapat

kesempatan untuk pulang, kecuali pada waktu musim libur, yaitu selama lima

puluh hari untuk bulan Ramadan, dan selama sepuluh hari pada bulan

Robiul’awwal

b)Pengaruh orangtua

Memang sudah jelas bahwa pada umumnya, para pemuda-pemudi sangat

dipengaruhi oleh orangtuanya. Dalam konteks pondok pesantren, kenyataan ini

sangat penting kalau ingin tahu siapa yang memilih pendidikan pesantren daripada

pendidikan sekolah umum. Misalnya, kalau seorang santri berasal dari keluarga

yang kaya dan sudah terbiasa dengan kehidupan yang mewah dan nyaman,

mungkin santri tersebut akan merasa keberatan kalau bersekolah di pondok

pesantren yang mementingkan kesederhanaan. Atau kalau orangtua santri adalah

orang yang sangat aktif dalam urusan masyarakat, bidang keagamaan dan sangat

rajin beragama, maka si santri tersebut mungkin akan lebih cepat memeluk ajaran

yang dia temukan di pondok karena sudah terbiasa.

Dalam survey saya bertanya tentang pekerjaan bapak dan ibu santri.

Menurut data yang dikumpulkan dari survey saya, hampir 50% Ibu santri bekerja

sebagai Ibu rumah tangga. Yang lain bagi Ibu-Ibu santri termasuk pedagang

(20%), petani (12%), penjahit (9%), wiraswasta (7%) dan lain lain. Pekerjaan

yang paling popular bagi Bapak santri adalah wiraswasta dengan 36% yang

bekerja dalam bidang itu. Kerjaan lain termasuk petani (22%), pedagang (19%),

guru (6%) dan lain lain. Data-data ini menunjukkan bahwa pada umumnya,

kerjaan yang paling sering dikerjakaan orang tua para santri (selain dari Ibu rumah

tangga) termasuk petani, pedagang dan wiraswasta. Dari informasi ini saya

menarik kesimpulan bahwa para santri yang bersekolah di Assalam berasal dari

keluarga yang pada umumnya dapat disebut kelas menengah ke bawah.

20

Page 21: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

c) Mengapa santri memilih untuk bersekolah di pesantren?

Ternyata di Assalam mayoritas santri memilih sendiri pendidikan

pesantren, dengan dorongan dari orangtua mereka. Kenyataan ini sangat

mempengaruhi suasana di pondok karena itu berarti bahwa santri-santri senang

dan siap menghadapi tantangan kehidupan di pondok pesantren. Walaupun, kalau

sudah dikatakan begitu, perlu ditanyai, mengapa para pemudi ini lebih memilih

sekolah agama daripada sekolah umum?

Dari hasil survey yang saya tunjukkan kepada para santri di Assalam dapat

saya lihat bahwa aspek-aspek pendidikan pesantren modern yang paling disukai

santri adalah kesempatan yang diberikan untuk memperdalam baik pelarajan

agama maupun pelajaran umum. Menurut salah satu santri kelas 3,

“pendidikan pesantren lebih baik karena di pesantren ilmunya bisa

digunakan untuk masalah akhirat dan duniawi.”

Hasil yang paling menarik dari survey tersebut adalah banyak santri berpendapat

bahwa sekolah umum tidak mendidik muridnya mempunyai akhlak yang kuat.

“Saya takut sekolah di luar (di sekolah umum) karena saya takut bertambah

nakal dan terjerumus dalam bujukan syetan.”

“Saya memilih sekolah pesantren karena sekolah umum hanya dapat memberi pengetahuan duniawi.”

Jawaban semacam ini memang mengirim pesan jelas kepada pemerintah dan

ketua-ketua sekolah umum!

Aspek-aspek pendidikan pondok pesantren lain yang mempengaruhi santri

untuk memilih sistem pendidikan pesantren termasuk: kedisiplinan, yang

mendorong santri-santri menjadi lebih terfokus kepada pelajarannya; keamanan,

yang rajin dijaga dan sangat penting bagi semua penghuni pondok; dan pelajaran

bahasa Arab dan bahasa Inggris. Santri-santri mementingkan pelajaran bahasa

21

Page 22: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Arab untuk mengaji dan memahami ayat-ayat kitab suci dan bahasa Inggris karena

bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang sangat bermanfaat dalam dunia

modern ini.

Pada umumnya, informasi yang saya dapat dari studi kasus ini dan kesimpulan

yang saya ambil didorong oleh kesimpulan yang diambil oleh Dhofier dalam

penelitiannya sendiri. Menurut Dhofier, (1985:52) seorang santri pergi dan

menetap di suatu pesantren karena berbagai-bagai alasan:

1.Ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam secara lebih mendalam

di bawah bimbingan kyai.

2.Ingin memperoleh pengalaman kehidupan pesantren, baik dalam bidang

pengajaran, keorganisasian maupun hubungan dengan pesantren-pesantren yang

terkenal;

3.Ingin memusatkan studinya di pesantren tanpa disibukkan oleh kewajiban

sehari-hari di rumah keluarganya.

d)Cita-cita santri

Ternyata lebih dari 90% santri mempunyai keinginan untuk melanjutkan

sekolahnya di universitas. Walaupun sebagian besar mengakui bahwa ada

kemungkinan keinginannya tidak dapat dicapai karena masalah biaya kuliah yang

pada saat ini sangat mahal. Dari bagian santri yang tidak ingin kuliah, rencananya

adalah untuk membantu orangtua di rumah atau langsung mencari pekerjaan.

Dengan soal pekerjaan, mayoritas santri bercita-cita mendapat pekerjaan

dalam bidang perguruan dan pendidikan karena di pesantren Assalam mereka

dididik biar nanti bisa mendidik. Bidang lain yang tertarik bagi beberapa santri

termasuk: jahit, kebankan, keperawatan, parawisata, komputer dan perdagangan.

Memang menarik bahwa tidak ada satupun santri yang bilang bahwa cita-citanya

adalah untuk menjadi Ibu rumah tangga, walaupun itu pekerjaan kebanyakan

Ibunya sendiri.

22

Page 23: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

d)Mengapa santri keluar sebelum lulus?

Menurut para santri, ada beberapa alasan untuk mengapa santri tidak melanjutkan

pelajarannya. Yaitu:

1. karena kurang mampu membayar biaya sekolah dan asrama yang lebih

mahal dari pada sekolah umum;

2. karena santri sudah siap menikah (ada kasus pernikahan baik yang

diatur oleh orangtua santri maupun yang diatur oleh santri itu sendiri

dengan persetujuan orang tuanya);

3. karena santri tidak belum siap atau tidak kuat mengikuti pelajaran dan

peraturan pondok pesantren untuk alasan pribadi, misalnya tidak merasa

kerasan atau belum siap keluar dari rumah dan bimbingan orang tua;

4. karena masalah dengan keluarga, misalnya ada saudara yang meninggal;

5. karena tidak naik kelas jadi tidak berniat untuk melanjutkan sekolahnya;

6. karena mau pindah ke pondok pesantren yang lain atau melanjutkan

sekolahnya di sekolah umum.

Ternyata, paling banyak santri yang keluar sebelum lulus dari Assalam

melanjutkan sekolah di sekolah umum atau tidak melanjutkan sekolahnya sama

sekali. Dari yang tidak melanjutkan sekolahnya, ada yang tinggal di rumah saja,

yang langsung bekerja atau menikah.

4.2.Peran santri dalam masyarakat

a) Masyarakat Umum

Menurut Prof. Azyumardi Azra (2001:80), santri memainkan peran

penting dalam kecenderungan islamisasi atau re-islamisasi di kalangan umat Islam

Indonesia yang, menurut dia, telah terlihat dalam dua dekade terakhir ini. Proses

‘kebangkitan Islam’ ini diindikasikan oleh bertambahnya jumlah masjid dan

tempat ibadah lainnya di Indonesia, pertumbuhan jumlah orang yang pergi haji ke

Arab Saudi, dan berdirinya organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Islam

baru, seperti Bank Islam dan Asuransi Islam. Istilah selain dari kebangkitan Islam

23

Page 24: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

yang sering dipakai di Indonesia untuk menggambarkan kecenderungan tersebut

adalah ‘santrinisasi’.

Proses santrinisasi tersebut mulai dengan santri yang mengalami re-

islamisasi selama pendidikannya di pesantren karena proses penanaman ajaran

dan praktik-praktik Islam lebih intens di lingkungan sistem pendidikan pesantren

daripada sistem pendidikan lain. Selanjutnya, santri-santri membawa pulang ilmu

dan pelajaran yang mereka dapat di pesantren dan menyampaikan kepada

keluarga dan orang tuanya. Menurut teori Prof Azyumardi Azra (2001:80), santri

bahkan “mengajarkan kepada orangtua mereka yang acapkali hanya mengetahui

sedikit tentang Islam. Umumnya orang tua merasa malu akibat ketidaktahuan

mereka mengenai ajaran dan praktik Islam tertentu. Akibatnya, agar tidak

mengecewakan sang anak, mereka mulai mempelajari Islam.”

Salah satu tujuan sistem pendidikan pondok pesantren Assalam adalah

untuk menyiapkan para santri untuk kehidupannya dalam masyarakat setelah

sudah lulus dari pesantren. Para santri dididik biar memiliki keterampilan

kemandirian dan biar mereka menghayati tugasnya dan perannya menurut ajaran

Islam di dalam masyarakat sebagai perempuan, Ibu, isteri, tetangga, pekerja dan

seorang alimSekolah-sekolah pendidikan Islam “tidak hanya memberi kontribusi

pada perbaikan pendidikan Islam di Indonesia, melainkan juga pada proses

santrinisasi masyarakat Muslim.” (Azra, 2001:79) Namun, saya merasa penting

untuk menyebut di sini bahwa peran santri dalam proses kebangkitan Islam

tersebut walaupun penting, juga terbatas dan beberapa macam fakta lain seperti

keadaan politik di Indonesia dan di arena internasional yang mempengaruhi

perkembangan agama Islam di Indonesia.

b) Masyarakat lokal

Di atas saya sudah menarik kesimpulan bahwa peran santri dalam

masyarakat adalah sebagai salah satu bagian yang mempengaruhi proses

kebangkitan Islam di Indonesia karena mereka mampu menyampaikan pelajaran

yang mereka dapatkan di pesantren untuk masyarakat. Sekarang, secara lebih

24

Page 25: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

spesifik, saya mau menyampaikan observasi saya mengenai peran santri dalam

masyarakat lokal.

Ternyata pada umumnya, hubungan di antara santri Assalam dan

masyarakat yang menetap di sekeliling pesantren di desa Sungai Lilin itu kurang.

Selain dari tetangga-tetangga yang bersaudara dengan keluarga kyai-kyai yang di

sana dan oleh karena itu sering main atau mengajar di pondok dan pemilik toko-

toko kecil di desa, jarang ada interaksi di antara para santri dan masyarakat lokal.

Pada umumnya, santri-santri jarang sekali keluar dari pondok pesantren dan

akibatnya tidak begitu kenal dan kurang terlibat dalam kehidupan masyarakat

lokal. Dari pandangan lain, masyarakat lokal juga kurang terlibat dalam urusan

pondok pesantren.

Maka kenyataan ini membuat saya ingin tahu, mengapa begitu?

Jawabannya cukup sederhana. Tujuan santri bukan untuk bergaul dengan

tetangga-tetangga pondok atau bekerja untuk mempengaruhi pendapat masyarakat

sehingga ada lebih banyak yang masuk agama Islam, tetapi untuk belajar dan

memperdalam ilmu ajaran Islam. Terletaknya pondok pesantren di tengah

masyarakat desa Sri Gunung tidak begitu mempengaruhi masyarakat tersebut dan

ternyata peran santri dalam masyarakat lokal desa Sri Gunung juga kurang

penting.

4.3.Profil kehidupan sehari-hari santri

Budaya yang diciptakan dalam sebuah pondok pesantren memang sangat

unik. Setiap pondok memiliki budaya dan suasana yang cukup berbeda walaupun

tentu ada banyak kesamaan juga. Budaya ini terutama dibuat dari fakta

lingkungan pondok yang sangat terbatas, sifat kyai dan sifat para santri. Oleh

karena lingkungan pondok sangat terbatas dan banyak waktu harus dilewatkan di

dalam satu tempat itu, maka harus ada kehormatan dan kesabaran yang tinggi

sekali. Santri-santri harus bisa bekerja sama dan saling paham untuk menciptakan

suasana yang tenang dan cocok untuk belajar dan beribadah.

25

Page 26: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Tidak ada banyak keragaman bagi para santri dalam kehidupan sehari-hari

di pondok pesantren Assalam. Jadwal sekolah dan kegiatan-kegiatan sehari-hari

tetap, jarang berubah. Jadwal harian santri diatur menurut jam salat karena salat

lima kali sehari pada waktu tertentu merupakan kewajiban bagi kaum muslim.

Kegiatan-kegiatan dasar yang memenuhi hari-hari para santri di pesantren Darur

Ridwan pada umumnya bisa dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu:

1. kegiatan pribadi, misalnya mandi, mencuci pakaian, membersihkan kamar,

makan, membaca, mengobrol dengan teman, dan istirihat;

2. kegiatan belajar, termasuk waktu belajar di kelas, mengaji di musholla dan

mengerjakan PR atau belajar sendiri;

3. kegiatan sembahyang; dan

4. kegiatan ekstrakurikuler, misalnya olahraga yang dilakukan dua kali

seminggu, pramuka, kesenian atau tugas-tugas sebagai ketua

Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat di jadwal harian dasar santri di bawah:

Jadwal Harian Dasar Santri4.15 – bangun, wudlu4.30 – salat Subuh4.40 – pengajian dipimpin Pak Kyai5.30 – mandi, membersihkan kamar…dll6.15 – sarapan6.45 – masuk ruang kelas7.00 – masuk kelas pertama12.00 – kelas terakhir selesai12.15 – wudlu12.30 – salat Dhuhur12.45 – makan siang13.00 – kelas13.45 – waktu bebas/belajar15.00 – salat Ashar15.15 – pengajian16.00 – kegiatan ekstrakurikuler17.00 – mandi, wudlu…dll17.30 – salat Maghrib17.45 – pengajian19.00 – salat Ishya19.30 – makan malam19.45 – waktu bebas/belajar22.00 – tidur

26

Page 27: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Salah satu aspek kehidupan sehari-hari para santri adalah

ketidakperluannya untuk diawasi atau dikelola oleh para guru atau Pak Kyai.

Tentu saja kadang terjadi kasus spesifik di mana Pak Kyai perlu ikut campur,

tetapi pada umumnya kedisiplinan para santri di Assalam sangat tinggi sehingga

saya tidak pernah melihat sorang santri diperintah mengerjakan sesuatu yang

seharusnya dia sudah kerjakan.

4.4.Riwayat KH. Masrur Musir Pendiri Pondok Pesantren Assalam.

Awal berdirinya Pontren ini merupakan prakarsa orang tua santri

Pesantren Moderen Darussalam Lampung. Ia adalah Bpk. Abdulah Mukiran

seorang pedagang bibit tanaman. Kepada KH. Masrur Musir – Guru Pesantren –ia

menawarkan untuk membuka pesantren didaerahnya. Namun KH. Masrur Musir

kurang tertarik dengan tawaran tersebut. Sebab ia ingin melanjutkan

pendidikannya.

Tetapi Bpk. Abdulah Mukiran terus mendesaknya. Bahkan akan

menghibahkan tanahnya seluas 2 Ha. Karena didesak terus, akhirnya KH. Masrur

Musir luluh. Apalagi setelah kakaknya – KH. Abdul Malik Musir,Lc. –

mendorongkan untuk menerima tawaran itu.

Untuk melihat keseriusan Bpk. Abdulah Mukiran, KH. Masrur Musir

bersama Kakaknya mengunjungi lokasi yang dimaksud.Keduanya kemudian

menemui tokoh-tokoh masyarakat sekitar termasuk pejabat militer. Dukungan pun

terus mengalir dari para tokoh masyarakat.

Langkah awalnya dengan mendirikan Yayasan Pondok Pesantren As-

salam .Tepatnya pada 10 Juni 1987. Lembaga itu dipimpin KH Abdul Malik

Musir, Lc. dan KH. Masrur Musir selaku sekretsris umum.Secara bergotong-

royong masyarakat ikut membantu membangun dua lokal bangunan .walau

sifatnya darurat, Tetapi berfungsi sebagai kelas dan asrama santri lokasinya Jl

Palembang-jambi Km 121 Sri Gunung,Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumatera

Selatan.Dua tahun kemudian mereka berhasil mendirikan bangunan

permanen.Tahun 1990 sebuah masjid pun telah berdiri di lingkungan Pontren

27

Page 28: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

tersebut. Sejak saat itulah Pontren Modern As-salam berkembang dengan

penambahan lokal dan bangunan lainnya hingga kini.

4.5.Visi dan Misi Pondok Pesantren AssalamVISI :

Membentuk system kehidupan yang islami berorientasikan kepada

Mardhotillah melalui proses Pendidikan dan Pengajaran yang terpadu.

MISI :

1. Memberi peringatan kepada masyarakat setelah pulang dari Pendidikan (QS. At

Taubah : 122)

2. Menanamkan Aqidah yang lurus, Ibadah yang benar, serta Akhlak yang mulia

kepada santri khususnya dan kepada masyarakat umumnya.

3. Melakukan proses dakwah yang terus menerus dan berkesinambungan kepada

seluruh lapisan masyarakat.

Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut Pondok Pesantren Assalam

menerapakan sistem pelajaran Gabungan.Ilmu pengetahuan yang diajarkan di PP

Assalam merupakan gabungan antara ilmu agama dan ilmu umum layaknya yang

ada di sekolah-sekolah umum lainnya. Mata pelajaran yang berjumlah ratusan

diajarkan di waktu-waktu sekolah dari pukul 07.30-12.00. Dalam rentang waktu

tersebut, setiap hari para santri diajarkan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum

dengan penataan pengajaran yang cukup sistematis.

Setelah melaksanakan shalat Dzuhur, layaknya yang berlaku umum di

pesantren-pesantren lainnya, para santri mulai berbaris rapi untuk mengantri

mendapatkan jatah makan siang. Setelah istirahat sebentar, aktivitas belajar

kembali dilanjutkan pada pukul 14.00-16.00 dengan mengikuti kursus-kursus

yang biasanya berupa pelajaran tambahan yang disampaikan oleh kakak-kakak

kelas V atau kelas II Madrasah Aliyah. Pada sore harinya, sehabis shalat ‘Ashar,

para santri mulai diperbolehkan beraktivitas sesuai keinginan masing-masing,

seperti berolahraga dan lain sebagainya. Kemudian, setelah melaksanakan shalat

Maghrib para santri diharuskan mengikuti pembacaan al-Qur’an atau ngaji.

28

Page 29: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

Di pagi harinya, setelah shalat Subuh menjelang persiapan masuk sekolah,

para santri mengikuti penyampaian kata-kata dalam bahasa Arab dan Inggris atau

muhadtsah. Pada malam-malam tertentu, yaitu malam Kamis dan malam Minggu,

para melaksanakan pelatihan berpidato atau muhadharah dalam bahasa Arab,

Inggris dan Indonesia. Begitu juga pada hari Kamis siangnya dimana saat itu para

pengajar mengadakan rapat rutin di kantor pesantren. Pada tingkat Madrasah

Aliyah telah ada pilihan-pilihan bagi siswanya sesuai dengan minat dan

kemampuannya, yaitu: keagamaan, IPA dan IPS. Alumni-alumni yang telah

menyelesaikan pendidikannya tersebar di berbagai lembaga pendidikan, baik di

Sumatera, Jawa bahkan luar negeri. Beberapa alumninya telah berhasil

menggondol beragam gelar kesarjanaan menengah dan tertinggi (S2 dan S3), baik

dalam maupun luar negeri.

Selain belajar Ilmu pengetahuan dan Agama pondok pesantren Assalam

membuka program ektrakurikuler untuk para santri.Program kegiatan dan

pelajaran ekstrakurikuler merupakan bagian penting sekali bagi setiap pranata

pendidikan, termasuk pesantren AssalamLewat program ekstrakurikuler tersebut,

santri dapat kesempatan untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilannya

sesuai dengan keperluaanya untuk tinggal di masyarakat umum.

Selain dari perannya sebagai bagian pelajaran yang memperluas

pengetahuan dan ketrampilan para santri, program ekstrakurikuler juga merupakan

kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan santai. Kegiatan semacam ini penting

sekali dalam perkembangan mental dan fisik seorang pemuda. Memang sudah

banyak penelitian mengenai cara pemuda-pemudi belajar dengan baik dan

ternyata tidak cukup bagi para pemuda kalau hanya diberi pelajaran di dalam

ruang kelas dengan buku-buku. Yang juga diperlukan adalah pelarajan yang bisa

didapat dari pengalamannya sendiri dan dari kegiatan yang menuntut keterlibatan

aktif.

Ada macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti para santri di

Assalam. Salah satu yang paling populer adalah pramuka di mana santri mendapat

kesempatan untuk mengikuti kemah yang diadakan di tempat di luar pondok

pesantren (misalnya di pantai).Program pramuka ini adalah bagian program

29

Page 30: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

ekstrakurikuler yang memberikan para santri kesempatan (walaupun agak singkat)

untuk melupakan buku-bukunya dan pelajaran akademiknya selama sementara

dan belajar dari dan tentang alam.

Selain pramuka, kegiatan ekstrakurikuler termasuk pelajaran ketrampilan

di mana para santri diajar berbagai macam ketrampilan praktis misalnya;

memasak, menjahit, merias, menyulam dan membuat hiasan hiasan seperti bunga.

Dari pelajaran ekstrakurikuler tersebut, para santri mendapat ketrampilan yang

bermanfaat bagi mereka untuk kehidupannya dalam masyarakat umum. Ada juga

pelajaran ekstra kurikuler khutbatul mimbariah (berpidato) di mana santri dapat

membangun perasaan percaya dirinya karena harus berani berdiri di depan banyak

orang yang kadang-kadang merupakan pengalaman yang menakutkan.

Pada setiap akhir tahun ajaran Assalam mengadakan konser bagi para

santri. Di konser ini para santri mempunyai kesempatan untuk mempertunjukkan

ketrampilan macam-macam yang mereka dapat dari kegiatan ekstra kurikulernya.

Selama konser tersebut, kegiatan ekstra kurikuler yang dipertunjukkan termasuk

kesenian, drama, karaoke dan samroh.

Secara politik, institusi PP Assalam netral alias tidak memihak kepada

salah satu partai politik mana pun. Akan tetapi, sebagian besar penghuni lembaga

pendidikan keagamaan ini merupakan pendukung utama salah satu partai politik

Islam progresif, Partai Keadilan Sejahtera. Orang-orang yang ada di PP Assalam

bahkan merupakan penggerak utama parpol Islam ini di kawasan-kawasan yang

berada Kabupaten Musi Banyuasin. Sedangkan dari aspek implementasi dan

aktualisasi ajaran agama, PP Assalam mengambil sikap netral alias berdiri di atas

semua golongan yang ada dalam Islam, khususnya di Indonesia. Inilah yang selalu

ditekankan oleh segenap pimpinan yang ada di pesantren ini. Meskipun demikian,

jika diperhatikan lebih jauh dan seksama maka aktualisasi ajaran agamanya lebih

mendekati atau cenderung ‘mirip’ apa yang dipraktekkan dalam Muhammadiyah.

Hal ini misalnya terlihat pada pelaksanaan salat Subuh yang tidak menggunakan

Qunut dan tidak adanya penyelenggaraan maulid nabi dan isra’ mi’raj layaknya

30

Page 31: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

yang umum dilakukan masyarakat. Namun demikian, hal ini sepertinya hanya

kecenderungan dalam beberapa hal saja karena pada kenyataannya tak ada

satupun pimpinan dan segenap pengajarnya yang berafiliasi dengan

Muhammadiyah.

31

Page 32: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang telah berdiri dalam rentang

waktu yang cukup lama, Pesantren Assalam telah melahirkan beragam alumni.

Alumni-alumninya tersebar di berbagai tempat di tanah air, utamanya di kawasan

Sumatera Selatan. Setamat dari pendidikan di Assalam, para alumni ini

melanjutkan pendidikannya di berbagai perguruan tinggi di tanah air, seperti di

Palembang, Jakarta, Jambi, Pekanbaru, Yogyakarta, Bandung hingga ke luar

negeri seperti Malaysia, Mesir, Sudan, Arab Saudi, Yaman dan lain sebagainya.

Adapun wadah alumni yang menjadi tempat berhimpunnya para lulusan Assalam

adalah Forsilam atau Forum Silaturrahmi Alumni Assalam. Forum ini kini

tersebar di berbagai tempat yang menjadi wadah para tamatan Assalam untuk

kembali berkumpul dan berinteraksi. Meskipun demikian, ada juga alumni yang

langsung mengabdikan dirinya di tengah-tengah masyarakat, seperti mengajar,

bekerja dan bahkan menjadi anggota legislatif.

Demikianlah, dari tempat terpencil di tengah-tengah perkebunan di

kawasan perbatasan Sumsel dan Jambi, Pesantren Assalam terus mengembangkan

diri menuju menjadi lembaga pendidikan Islam yang maju. Sumbangsih yang

diberikan Assalam tentu sangat diperlukan dalam segala bidang kehidupan yang

dijalani oleh masyarakat. Semoga Assalam terus menapaki jalan dan meretas masa

depan dalam mempersiapkan dan mengasah para generasi muda bangsa sebagai

pelanjut tongkat tanggung jawab pengelolaan bangsa ini.

32

Page 33: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

DAFTAR PUSTAKA

ArieAziz.2010.PondokPesantrenAssalam.http://aaztya.blogspot.com/2010/03/

ponpes-assalam-mutiara-sri-gunung.html ,di akses 16 Desember 2012 (Sumber

dari Internet)

Azra, Prof.Dr.Azyumardi, 2001.Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasin

Menuju Milenium Baru, Penerbit Kalimah : Jakarta.

Dhofier, Zamakhsyari.1985.Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai, LP3ES : Jakarta.

Fahrudin.2012.PesantrenAssalam.http://roedijambi.wordpress.com/2010/01/27/

pesantren-assalam-sungai-lilin-sumsel/, di akses 16 Desember 2012 (Sumber dari

Internet)

Hakim, Agus., 1996, Perbandingan Agama.CV. Diponegoro : Bandung.

Hasbullah, Drs..1999.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan Perkembanga. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, (hl 24-27,

138-161)

Wahid, Abdurrahman.2001. Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, LkiS,

Yogyakarta.

Ziemek, Manfred., 1986.Pesantren Dalam Perubahan Sosial : Jakarta.

Zuhairini, Dra., dll..1997.Sejarah Pendidikan Islam.Bumi Aksara :Jakarta.

2012.UnsurUnsurPondok.Pesantren.http://makalahmajannaii.blogspot.com/

2012/04/pesantrenkarakteristik-unsur-unsur.html,di akses 16 Desember 2012

(Sumber dari Internet)

2012.id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Musi_Banyuasin,di akses 16 Desember

2012 (Sumber dari Internet)

33

Page 34: Tugas sejarah pondok pesantren assalam

LAMPIRAN FOTO

UPACARA SALAH SATU KEGIATAN PONDOK PESANTREN ASSALAM

34