14
TUGAS PENGANTAR ARSITEKTUR BANGUNAN NEGARA JEPANG WIDIYA ANGGREANY 1TB03 29313260 FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

Tugas Pengantar Arsitektur 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Pengantar Arsitektur 2

TUGAS PENGANTAR ARSITEKTUR

BANGUNAN NEGARA JEPANG

WIDIYA ANGGREANY

1TB03

29313260

FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2013

Page 2: Tugas Pengantar Arsitektur 2

MUSIM-MUSIM DI JEPANG

Jepang adalah salah satu negara yang mempunyai empat musim.Jangka waktu antara 4 musim tersebut, kurang lebih 3 bulan.4 musim itu adalah, Musim Semi (Spring, 春, haru) Musim Panas (Summer, 夏, natsu) Musim Gugur (Autumn, 秋, aki) Musim Dingin (Winter, 冬, fuyu).

1) Musim Semi

Musim Semi dimulai sekitar bulan Maret, dan orang Jepang menyambutnya dengan gembira, karena hari-hari dingin dan tidak bersahabat telah berakhir. Musim Semi ditandai dengan munculnya kuncup-kuncup bunga pohon plum (梅, ume). Dan setelah bunga pohon plum berakhir, muncul kuncup-kuncup bunga paling terkenal di Jepang, bunga Sakura (桜). Musim Semi juga merupakan musim awal dari sekolah, kerja, pembukuan dll. Misal tahun ajaran baru sekolah di Jepang, dimulai tanggal 1 April, demikian juga pembukuan perusahaan dll.

2) Musim Panas

Musim Panas diawali dengan musim hujan sekitar seminggu, yang disebut Tsuyu (梅雨). Musim Panas di Jepang bisa mencapai suhu maximum 35oC, dengan kelembapan lebih dari 90%. So, gag perlu olahraga angkat besi, dengan duduk diam saja, sudah sukses membuat kita mengeluarkan keringat. Musim Panas dimulai sekitar bulan Juni ditandai dengan pohon-pohon hijau dan nyanyian ribut serangga yang bernama ‘Semi’. Sekolah di Jepang memberi libur Musim Panas sekitar sebulan. Salah satu aktivitas yang disukai kaum muda Jepang di Musim Panas adalah bermain ke pantai dan ke laut. Meski di tiap musim juga diadakan festival, Musim Panas adalah musim dengan jumlah festival terbanyak dan tersemarak. Di seluruh kepulauan Jepang diadakan berbagai macam festival dan kembang api. 

3) Musim Gugur

Musim Gugur, ditandai dengan mulai rontoknya dedaunan di pohon-pohon, dan berakhirnya hari panas dan lembab. Berawal sekitar bulan September. Musim ini terkenal dengan daun yang berubah warna jadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momiji (紅葉). Para binatang liar seperti beruang, mengumpulkan persediaan makanan untuk ditimbun selama mereka tidur jangka lama di Musim Dingin. Hari2 kelabu di Musim Gugur ini sering buat hati jadi romantis.... 

4) Musim Dingin

Musim Dingin, ditandai dengan turunnya butir-butir salju pertama di awal Desember. Di jaman dulu, Musim Dingin ini adalah musim yang paling berat, dan mungkin paling banyak menelan korban jiwa karena ganasnya cobaan alam dengan hawa dingin dan badai salju. Di beberapa daerah seperti Hokkaido di utara, suhu udara bisa mencapai -20oC. Rata-rata aktivitas orang-orang Jepang di musim dingin ini, adalah bermain ski, snowboard, dan es skating. Serta Onsen / hot spring (Pemandian air panas).

Page 3: Tugas Pengantar Arsitektur 2

ARSITEKTUR JEPANG

Jepang dengan segala kemajuan yang dicapainya tetap memberikan penghormatan terhadap leluhurnya. Hal ini tercermin dari beberapa arsitektur Jepang yang bisa selaras serta berdampingan dengan kemajuan yang dicapai.

Iklim empat musim dan kondisi geografis Jepang yang terbatas menjadi dasar terciptanya bangunan yang tahan cuaca, gempa, dan multiguna. Arsitektur Jepang senantiasa terus mengeksploitasi pembaharuan yang berpacu dengan teknologi, tekanan alam, dan kondisi geografis, namun secara bijaksana mampu berdampingan dan selaras dengan tradisi.

Page 4: Tugas Pengantar Arsitektur 2

Jepang kerap dilanda berbagai bencana alam berat seperti taifun, letusan gunung api, dan gempa bumi. Bencana demikian bisa menelan banyak korban jiwa, seperti Gempa Bumi Kobe Januari 1995, maka rakyat Jepang terus berupaya keras selama bertahun-tahun agar kerusakan akibat bencana dapat ditekan seminimalnya. Jepang menerapkanteknologi canggih untuk merancang bangunan-bangunan yang tahan-gempa dan mengamati jalur angin badai dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Ternyata penggunaaan bahan baku kayu sebagai bahan utama rumah-rumah di Jepang juga disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca di sana. Karena sering terjadi gempa, maka material terbaik yang dapat digunakan adalah kayu, karena kayu cenderung akan lebih lentur. Rumah di daerah dingin macam eropa atau jepang biasanya serba tertutup, beratap/berplafon rendah. Sebagai negara langganan gempa, Pemerintah Jepang memiliki aturan mengenai konstruksi bangunan yang disebut dengan Building Standard Law (BSL). Dalam ketentuan tersebut diatur mengenai perhitungan struktur bangunan yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang ingin mendirikan bangunan di Jepang, agar tahan terhadap gempa. Inilah yang menyebabkan mengapa masyarakat Jepang memilih berdiam diri di dalam bangunan saat gempa terjadi, karena mereka percaya akan kekuatan bangunan terhadap gempa.

KONSEP RUANG ARSITEKTUR JEPANG

Konsep ruang Jepang pada arsitektur Jepang didesain bersifat fleksibel, tidak ada pemisah ruang yang bersifat permanen. Dinding dipisahkan oleh pemisah ruang transparan untuk menunjukan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara desain eksterior dan interior. Jika ada beberapa ruang yang tidak bersifat fleksibel berarti raung tersebut sudah disesuaikan dengan fungsi masing-masing ruang.Pola Grid digunakan pada perencanaan denah rumah tinggal. Pola ini merupakan komponen utama pada perancangan rumah tinggal Jepang yang saling berhubungan.

Page 5: Tugas Pengantar Arsitektur 2

Pola Grid dimensi ruang

Ukuran standar per-grid kurang lebih 3 feet x 3 feet (1 Feet/kaki = 27,5 cm) dan dimensi standar ruang :

Tatami (1 tikar) = 3 kaki x 6 kaki.

Alcove (tokonoma) = 3 kaki sampai 6 kaki.

Lemari dinding = 3 kaki x 6 kaki.

Bath = 6 kaki x 6 kaki.

Toilet = 3 kaki x 4½ atau 6 kaki 9lebar).

Teras = 3 , 4 ½ atau 6 kaki (lebar).

Koridor = 3 atau 4 ½ kaki (lebar).

Fusuma = 3 kaki x 6 kaki.

Shoji = 3 kaki x 6 kaki.

Ruang dibuat tidak terlalu tinggi karena kondisi iklim di Jepang (4 musim). Ruang pada rumah tinggal Jepang dibuat dengan ketinggian 7 kaki sampai 8 kaki. Pada ruang minum teh ketinggian ruangan dibuat antara 6 sampai 7 kaki. (1 kaki = 27,5 cm).

Page 6: Tugas Pengantar Arsitektur 2

hall "Genkan"

Entrance hall "Genkan" yang merupakan salah satu ciri dari arsitektur Jepang dan merupakan kebudayaan Jepang, mempunyai ukuran min 10-15 tsubo ( 33-50 sq.m = 356-534 sq.ft). Dapat dikembangkan 10% dari keseluruhan luas lantai. Lantai terbuat dari beton/batu kerikil yang dicampur semen. Ketinggian entrance hall biasanya 1-2 papan kayu dengan maksud untuk membedakan entrance hall dengan ruang keluarga. Biasanya terdapat tempat penyimpanan sepatu yang diletakkan di samping entrance hall.

Ruang Penerima “Zashiki” dan Ruang Tamu “Kyakuma”, Mempunyai ukuran 8 tikar tatami yang didalamnya terdapat alcove (tokonoma) dan rak-rak ornamen. Pada rumah tinggal yang lebih besar runag penerima berubah fungsi menjadi ruang lain dan keduanya dibatasi oleh fusuma.

Ruang Keluarga “Tsugi-No-Ma” Mempunyai fungsi fleksibel (dapat berubah fungsi menjadi ruang makan pada siang hari, ruang tidur anak-anak, dan ruang tidur orang tua (pada malam hari).

Ruang Makan “Shokudo” dan Ruang Masak “Chanoma” berfungsi sebagai tempat makan seluruh anggota keluarga dan tempat minum teh.

Ruang Minum Teh “Chashitsu” , yang berfungsi untuk melakukan upacara minum teh. Ruang ini merupakan ruangan yang bersifat sakral sesuai dengan kepercayaan masyarakat Jepang. Ukuran standar ruang minum teh : 4½ tikar tatami  atau ± 3 kaki x 6 kaki (91,44 x 182,82 cm) dengan tinggi ruang 6 kaki. Ukuran pintu ruang minum teh, tinggi 28 inci = 70 cm dan lebar 24 inci = 60 cm, Pintu yang kecil merupakan simbol keseimbangan dan perdamaian.

Untuk Kamar mandi di Jepang, pada umumnya, didesain dan digunakan secara bersama-sama untuk seluruh anggota keluarga.

SHOJI

Page 7: Tugas Pengantar Arsitektur 2

Shoji (arti harfiah: penyekat ruang), Pada arsitektur Jepang, Shoji adalah panel dari rangka kayu berlapis kertas transparan. Kertas pelapis dapat berupa washi atau kertas bercampur serat sintetis. Dalam arsitektur tradisional Jepang, shoji berfungsi sebagai pintu dorong, atau ketika dipasang permanen sebagai jendela atau partisi. Shoji yang dikenal sekarang ini, dulunya disebut akarishoji karena dalam keadaan tertutup, shoji masih tembus cahaya.

Akhir abad ke-12 hingga awal abad ke-13, orang mulai membuat partisi yang hanya ditempel kertas atau sutra pada salah satu sisinya, dan dikenal hingga sekarang sebagai akarishoji. Partisi seperti ini cukup untuk menjaga privasi orang yang berada di dalam dan melindungi ruangan dari pengaruh udara luar.

Shoji membuat ruangan jadi terang karena sinar matahari dapat menembus shoji dan juga dapat menyerap kelembapan dan insulator terhadap panas dan dingin.

Bila kertas pelapis rusak, kertas lama bisa dilepas dan diganti dengan kertas baru. Ketika tidak diperlukan, shoji bisa dilepas dengan mudah karena ringan. Luas ruangan yang disekat dengan shoji bisa diubah-ubah sesuai keperluan. 

Jika shoji difungsi sebagai pintu dorong, shoji dipasang di antara rel kayu; rel bagian atas disebut kamoi dan rel bagian bawah disebut shikii. 

Saat ini pemakaian shoji mulai berkurang, hal ini karena adanya kaca dan tirai, terutama setelah dibuat shoji yang memakai kaca. 

Berdasarkan fungsinya, shoji juga diberi nama seperti: yukimi shoji yang sebagian dibuat dari kaca agar untuk melihat keadaan salju di luar.

FILOSOFI ARSITEKTUR JEPANG

Page 8: Tugas Pengantar Arsitektur 2

A Compass Rose

Menurut kepercayaan Jepang, arah mata angin mempunyai peran yang penting dalam perencanaan bangunan khususnya ruang dalam dengan menggunakan A Compass Rose. PanduanA Compass Rose ini menentukan sisi baik dan sisi buruk dalam penempatan ruang.

Pintu masuk diusahakan berada di Selatan disesuaikan denganA Compass Rose sebagai kebudayaan dan sistem kepercayaan di Jepang.

Arah Selatan pada A Compass Rose memiliki filosofi yang artinya adalah “kedatangan” (ri), sehingga letak entrance khususnya pada bangunan umum, bangunan ritual dan banguanan pemerintahan berada pada bagian selatan.

Kamar mandi tidak ditempatkan di bagian Timur Laut karena menurut kepercayaan Jepang (kebudayaan) dapat menimbulkan penyakit.

Taman dibuat di bagian Timur Laut yang diyakini sebagai penangkal setan dan dapat diyakini membawa keberuntungan bagi anggota keluarga.

Perletakan taman tidak boleh berada di arah Barat Daya karena membawa dampak yang buruk yaitu kemiskinan.

Ruang minum teh “Chashitsu” pada arsitektur Jepang tradisional berbeda dengan arsiterktur Jepang modern, di sini ruang minum teh letaknya tidak diharuskan pada sisi/ samping bangunan.

Perluasan bangunan dapat dilakukan kecuali ke arah Timur Laut karena menurut kepercayaan Jepang apabila perluasan dilakukan pada arah tersebut dapat menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

FASADE (DINDING) ARSITEKTUR JEPANG

FILOSOFI :

Fasade atau wajah pada arsitektur Jepang, tampak depan bangunan merupakan media perantara antara ruang luar dan ruang dalam yang

Page 9: Tugas Pengantar Arsitektur 2

membentuk karakter tertentu , selain itu juga merupakan wujud dari hubungan antara kesan visual luar bangunan dengan fungsi bangunan tersebut. Dinding merupakan wujud dari hubungan antara kesan visual luar bangunan dengan fungsi bangunan tersebut .Dinding merupakan wujud bidang dalam penampilannya dapat berbentuk horisontal maupun vertikal dan biasanya dinding bersifat fleksibel yang mudah dapat dipindahkan. 

KONSEP : 

Dinding pada arsitektur Jepang terbuat dari material yang berasal dari alam seperti kayu dan kertas shoji Supaya lebih menarik biasanya diberi tekstur, warna maupun ornamen atau detail tertentu.

Mulai berkembangnya material selain kayu dan kertas shoji, seperti dipakainya material kaca, Corrugated steel, kramik dll.

Prinsip desain material yang dipakai sesuai dengan iklim empat musimnya dan bersifat ringan dengan konsep simplicityyang masih dipertahankan.

Mulai dipakainya dinding dengan meterial yang lebih kokoh ( sebagai aspek keamanan). Seperti dinding bata yang diplester.

BENTUK ATAP ARSITEKTUR JEPANG

FILOSOFI:

Arsitektur Jepang kuno menggunakan atap jerami dan ranting-ranting pohon. Pada abad pertengahan, Jepang menggunakan atap kayu, hinoki ( cypress ) dan sugi (cedar ). Bentuk-bentuk atap ini banyak digunakan pada bangunan pertanian, kuil dan bangunan-bangunan suci.Atap genteng dalam bentuk maru garawa memasuki Jepang bersamaan dengan kebudayaan Budha dari Cina pada awal abad ke 6, tapi diperlukan waktu lebih dari satu milenium untuk menggunakan atap pada bangunan rumah tinggal.

KONSEP :

Page 10: Tugas Pengantar Arsitektur 2

- Terdapat tipe atap Jepang yaitu:

  a. Kirizuma / Gabled roof / Atap pelana

  b. Yosemunu /hipped roof / Atap perisai

  c. Iramoya /Atap gabungan antara pelana dan perisai

  d. Koshiore-kirizuma / Mansard dan atap Kabuto-zukiri / Helmet

Page 11: Tugas Pengantar Arsitektur 2

- Bentuk atap tradisional masih dipakai ( atap Perisai , Pelana dan gabungan dari Perisai dan Pelana ) dengan material yang lebih bervariasi

- Sudut atap lebih rendah lebih rendah ±300

- Berkembangnya bentuk atap yang dipengaruhi oleh arsitektur Barat, seperti adanya atap mansard ( Konshiore-krizuma), atap lengkung, dll