tugas penelitian siska

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa, agama dan ras. Itulah yang menandakan adanya heterogenitas atau keanekaragaman di Indonesia. Kemajemukan atau keanekaragaman suku bangsa yang dimaksud terlihat dari jumlah suku bangsa lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang bermacam-macam. Dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya atau sekitar 50% adalah suku bangsa etnis Jawa, sisanya adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia di luar jawa seperti suku Makassar Bugis (3.68%), Batak (2.04%), Blai (1.88%), Aceh (1.4%) dan suku-suku lainnya. Kemajemukan tersebut tentunya akan dapat kita temui di setiap wilayah dan tempat di seluruh nusantara tidak terkecuali juga di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang merupakan sebuah kampus tempat belajar dan menimba ilmu serta pengalaman. Apabila ditinjau dari segi asal daerah komunitas terbesar dalam kampus tersebut diisi oleh mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa dan sisanya yang berasal dari luar pulau jawa. Secara umum tentunya akan terdapat banyak perbedaan diantara kedua komunitas besar tersebut. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk menelaah lebih jauh lagi mengenai perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara kedua kelompok komunitas tersebut dan alasan apa saja yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut khususnya perbedaan dari segi pengeluaran(pola konsumsi) antara mahasiswa yang berasal dari pulau jawa dengan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa yang menjadi fokus utama bahasan peneliti disini. 2. Rumusan Masalah Adakah perbedaan pola konsumsi antara mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang berasal dari pulau jawa maupun dari luar pulau jawa dan alasan apa saja yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut?

3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah memang terdapat perbedaan pola konsumsi antara mahasiswa yang berasal dari pulau jawa dan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa dianalisis dari segi pengeluaran. b. Untuk menganalisis penyebab perbedaan pola konsumsi antara mahasiswa yang berasal dari pulau jawa dan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa. c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi antara mahasiswa yang berasal dari pulau jawa dan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa tersebut. 4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Meningkatkan statistika khususnya. b. Meningkatkan dan menggali kreatifitas/potensi mahasiswa dalam berbagai ilmu khususnya yang mengharuskan mahasiswa untuk meneliti hal-hal menarik ataupun masalah yang ada disekelilingnya agar dapat melatih kemampuan menemukan solusi atas berbagai bentuk permasalahan khususnya yang berhubungan dengan bidang ilmu statistika nonparametrik. c. Sebagai modal bagi akhir mahasiswa menulis agar menghasilkan agar dapat penelitianpenelitian yang berkualitas dan sebagai bekal untuk membuat penelitian/tugas Indonesia. skripsi menamatkan pendidikan dan lulus untuk dapat mengabdikan diri untuk bangsa keaktifan mahasiswa dan dalam mempelajari bidang

pada

umumnya

ilmu

statistika

nonparametrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pola Konsumsi Pola konsumsi merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi itu sendiri merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat tinggi atau rendahnya permintaan seseorang terhadap barang atau jasa tertentu. Tingkat konsumsi akan sangat berpengaruh pola dan gaya hidup konsumen. Tingkat konsumsi biasanya disesuaikan dengan pendapatan, pengeluaran, harga produk dan tingkat kebutuhannya. Pola konsumsi merupakan suatu bentuk kegiatan dalam kehidupan manusia di dunia yang dinyatakan dalam aktivitas, minat dan pendapat/opini seseorang. Secara sederhana gaya hidup digunakan untuk menggambarkan seseorang, sekelompok orang yang saling berinteraksi. Menurut Prasetijo (2005:56) pola konsumsi secara sederhana didefinisikan sebagai bagaimana seseorang hidup (how one lives), termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya, bagaimana ia mengalokasikan waktunya dan sebagainya. Kindra, dkk (dalam Prasetijo, 2005:56) juga member definisi pola konsumsi sebagai bentuk dari aktivitas, minat dan pendapat konsumen yang konsisten dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang dianutnya. Kata kuncinya; aktivitas dan konsisten. Keduanya dapat digunakan oleh pemasar sebagai perilaku konsumen yang dapat diprediksi. Hal ini merupakan alat pemasar alat pemasar yang efektif untuk segmentasi. Jadi, pola konsumsi juga merupakan kecenderungan konsumen dalam berperilaku di pasar dan didalam merespon usaha-usaha pemasaran yang dapat diprediksi. Pola konsumsi adalah ekspresi keluar dari nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan konsumsi. Dalam menggambarkan pola konsumsi, dapat dilihat bagaimana mereka hidup dan mengekspresikan nilai-nilai yang dianutnya untuk memuaskan kebutuhannya. Menurut Mowen dan Minor (2001) pola konsumsi didefinisikan secara sederhana sebagai bagaimana seseorang hidup. Pola konsumsi menunjukkan bagaimana

seseorang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Pola konsumsi dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan. Kebutuhan pada umumnya tetap seumur hidup, setelah sebelumnya dibentuk dimasa kecil. Perubahan ini bias terjadi karena nilai-nilai yang dianut konsumen yang berubah akibat pengaruh lingkungan. Jadi dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa pola konsumsi adalah gambaran secara umum mengenai aktifitas konsumsi seseorang yang dipengaruhi oleh pendapatan, harga barang dan faktor lingkungan.

1. Pengertian Mahasiswa Menurut id.Wikipedia.org, mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Susantoro (2003) mengatakan bahwa mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwannya yang dapat melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis, dan rasional. Kenniston (dalam Morgan dkk,1986) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah suatu periode yang disebut studenthood (masa belajar) yang terjadi hanya pada individu yang memasuki post secondary education dan belum masuk ke dalam dunia kerja yang menetap. Mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain (Kartono,1985): a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia. b. Yang karena kesempatan diatas diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja. c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi. d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan professional.

BAB III METODE PENELITIAN1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Analisis Perbedaan Pola Konsumsi Mahasiswa STIS dari Faktor Pengeluaran Ditinjau dari Asal Daerah ini berlangsung selama kurang lebih tiga minggu yaitu pada tanggal 10 Juni 2010 sampai dengan 1 Juli 2010 di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta. Adapun alasan peneliti menetapkan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik sebagai lokasi penelitian adalah dengan pertimbangan sebagai berikut : Lokasi penelitian merupakan kawasan yang mudah dijangkau oleh peneliti karena merupakan tempat kuliah para peneliti. Penelitian di lokasi tersebut tidak membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang besar karena alasan pada poin diatas. 2. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada sejumlah responden. Adapun responden tersebut dipilih secara acak (random) dengan menggunakan teknik Two Stages Cluster Sampling. Data yang peneliti peroleh dari setiap responden diolah dalam bentuk ranking (skala ordinal).

Skala likert yang digunakan berupa ranking 1 sampai dengan ranking 5 dengan rincian sebagai berikut: 1 : responden yang termasuk dalam kategori sangat hemat dengan pengeluaran berkisar antara. 2 : responden yang termasuk dalam kategori hemat dengan pengeluaran berkisar antara. 3 : responden yang termasuk dalam kategori sedang dengan pengeluaran berkisar antara. 4 : responden yang termasuk dalam kategori boros dengan pengeluaran berkisar antara. 5 : responden yang termasuk dalam kategori sangat boros dengan pengeluaran berkisar antara.

Kemudian pengeluaran masing-masing responden diklasifikasikan kedalam kategori-kategori diatas. Bila ada data(ranking) yang nilainya sama maka pembuatan ranking didasarkan pada nilai rata-rata dari ranking data tersebut. Data ini kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis nonparametrik yang sesuai dengan karakteristik data dan tujuan penelitian untuk membuktikan apakah ada perbedaan pola konsumsi dari pengeluaran mahasiswa STIS yang berasal dari pulau jawa dan luar pulau jawa.

3. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh mahasiswa STIS dari tingkat I sampai dengan tingkat IV. Sedangkan sampel penelitian yang diambil berjumlah 60 orang. Seluruh responden dibagi dalam dua populasi yang sama dimana 30 orang mewakili populasi I adalah responden yang berasal dari pulau jawa dan populasi II adalah responden yang berasal dari luar pulau jawa. Jumlah sampel ini dianggap sudah cukup mewakili populasi yang ingin diteliti.

4. Desain / Urutan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian kuesioner kepada seluruh responden. Kuesioner yang dipakai telah dirancang khusus untuk disesuaikan dengan data yang dibutuhkan peneliti. Data yang terkumpul dari hasil kuesioner

kemudian

diolah

dan

dianalisis

dengan

menggunakan

metode-metode

nonparametrik. Kemudian peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan datadata yang didapat dari para responden. Dalam penelitian ini mengungkapkan fakta yang jelas mengenai pengeluaran pada setiap objek penelitian. Adapun kuesioner yang diajukan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh para responden (terlampir di bagian akhir penelitian).

5. Teknik Analisis Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, data kemudian dianalisis dengan analisis nonparametrik. Dengan menguji data pengeluaran mahasiswa dengan beberapa uji nonparametrik, kemudian sebagai hasil akhir penelitian. Adapun uji nonparametrik yang digunakan adalah sebagai berikut : mempresentasikan hasil penelitian didepan kelas

a. U-Mann whitney U-Mann Whitney adalah salah satu teknik nonparametrik untuk menguji apakah dua kelompok data yang independent berasal dari populasi yang sama atau mempunyai distribusi yang sama. H0 : Lokasi kedua populasi sama H1 : Lokasi kedua populasi tidak sama (uji 2 arah) H1 : Lokasi populasi 1 sebelah kanan dari populasi 2 atau sebaliknya (uji 1 arah) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel besar (n1=n2=30) sehingga statistik uji yang digunakan adalah pendekatan dari distribusi normal standar, yaitu :

Dimana

dan atau

Keputusan : Tolak Ho jika Z > atau Z < (Uji satu arah)

Tolak Ho jika Z >

dan Z < -

(Uji dua arah)

b. Wilcoxon Rank Sum Test Digunakan untuk membandingkan dua kelompok independent apakah berasal dari populasi yang sama. H0 : Lokasi kedua populasi sama H1 : Lokasi kedua populasi tidak sama (uji 2 arah) H1 : Lokasi populasi 1 sebelah kanan dari populasi 2 atau sebaliknya (uji 1 arah) Tahapan : 1. Ranking seluruh observasi 2. Nila observasi terkecil diberi ranking 1, 2, dst 3. Nila sama dirata-ratakan 4. Jumlah ranking untuk setiap kelompok sample, kemudian salah satu jumlah ranking digiunakan sebagai statistik uji (T) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel besar (n1=n2=30) sehingga statistik uji yang digunakan adalah pendekatan dari distribusi normal standar, yaitu :

Dimana Keputusan : Tolak Ho jika Z > Tolak Ho jika Z > c. Uji independensi ( Uji

dan

atau Z < dan Z < )

(Uji satu arah) (Uji dua arah)

Digunakan untuk menentukan apakah ada cukup bukti untuk menyatakan bahwa dua variable kualitatif saling berhubungan. H0 : Tidak ada hubungan antara dua variable dalam populasi H1 : ada hubungan antara dua variable dalam populasi Statistik Uji :

Dimana Tolak H0 jika :

dan

BAB IV ANALISIS DATAUJI U-MANN WHITNEY : Pengeluaran mahasiswa yang berasal dari pulau jawa sama dengan atau lebih besar dari pengeluaran mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa. : Pengeluaran mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa lebih besar dari pengeluaran mahasiswa yang berasal dari pulau jawa. Data pengeluaran responden : Obverv asi 1 Jawa 355000 Rank 1 Luar Jawa 39000 0 Rank 2

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

425000 510000 592000 620000 620000 630000 640000 646000 672000 720000 725000 740000 740000 750000 800000 830000 900000 930000 970000 1020000 1090000 1150000 1150000 1200000 1200000

3 6.5 11 12.5 12.5 14 15 16 18 19 20 21.5 21.5 24 26 27 30.5 32.5 36 41 44 46.5 46.5 50 50

50000 0 50800 0 51000 0 57000 0 59000 0 59000 0 65000 0 75000 0 75000 0 84000 0 87000 0 90000 0 93000 0 95000 0 96500 0 10000 00 10000 00 10000 00 10000 00 10450 00 10700 00 11150 00 11800 00 12000 00 14500

4 5 6.5 8 9.5 9.5 17 24 24 28 29 30.5 32.5 34 35 38.5 38.5 38.5 38.5 42 43 45 48 50 55

27 28 29 30

1240000 1300000 1400000 2250000

52 53 54 59

00 15000 00 18000 00 19000 00 24500 00

56 57 58 60

= 863,5 = 966,5 = = 30

statistik uji dimana = =

sehingga

dari table normal diketahui Z> terima

=

= 1,645

Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95% belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa Pengeluaran mahasiswa dari luar pulau jawa lebih besar dai pengeluaran mahasiswa dari pulau jawa. Wilcoxon Rank Sum Test

Data pengeluaran mahasiswa dari pulau jawa dalam betuk skala likert. Observ asi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skala 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 Ranking 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 32,5 32,5 32,5 Observa si 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 skala 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 Ranking 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 51,5 51,5 51,5 51,5 51,5 51,5 51,5 59,5

Data pengeluaran mahasiswa dari luar pulau jawa dalam betuk skala likert. Observ asi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 skala 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 Ranking 10 10 10 10 10 10 10 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 observa si 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skala 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 5 Ranking 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 51,5 51,5 51,5 51,5 51,5 58 59,5

Keterangan skala:

1 = Sangat hemat 2 = Hemat 3 = Rata-rata 4 = Boros 5 = Sangat boros

:

Pengeluaran mahasiswa dari luar jawa sama dengan pengeluaran mahasiswa

dari pulau jawa.

: Pengeluaran mahasiswa dari luar pulau jawa lebih besar dai pengeluaranmahasiswa dari pulau jawa Dengan = 0,05

Wilayah kritik Statistik Uji

; E (T)=

Kita pakai nilai

T paling Kecil

yaitu :

Perhitungan

E (T)= 915

= = 67,63874629

= -3,06776Dimana

Karena Keputusan : terima

Kesimpulan

: Dengan tingkat kepercayaan 95% belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa Pengeluaran mahasiswa dari luar pulau jawa lebih besar dai pengeluaran mahasiswa dari pulau jawa

Uji Independensi H0 : Tidak ada hubungan antara asal daerah dengan pola konsumsi mahasiswa STIS. H1 : Ada Hubungan antara asal daerah dengan pola konsumsi mahasiswa STIS. Digunakan = 5 % Tabel kontingensi : Jawa 9 Sangat Hemat ,5 12 13 Hemat Rata-rata Boros Sangat boros Total 10 6 7 0,5 0 1 1 30 1 30 1 1 1 60 5 0,5 12 16 6 12 7 13 26 Luar jawa 9,5 19 Total

Statistik Uji,

Sehingga,

= 4,033738r=2 ; c=5 sehingga df= 1.5=5

Tolak H0 jika Diketahui bahwa Karena Keputusan: Terima Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asal daerah dengan pola konsumsi mahasiswa STIS 4,033738

BAB IV PENYEBAB KESAMAAN POLA KONSUMSI DITINJAU DARI SEGI PENGELUARAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK Pola konsumsi dalam hal ini juga dapat dijadikan indikator untuk mengukur kesejahteraan mahasiswa STIS terutama adalah pengeluaran untuk konsumsi makanan. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran mahasiswa dapat memberikan gambaran kesejahteraan dari mahasiswa tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa walaupun bukan hanya kebutuhan yang serba mencukupi yang berpengaruh terhadap prestasi,kinerja dan pengembangan potensi pada mahasiswa namun tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan yang mencukupi termasuk salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi, kinerja dan pengembangan potensi pada mahasiswa. Besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran mahasiswa dapat memberikan gambaran kesejahteraan mahasiswa tersebut. Maksudnya disini adalah proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengindikasikan bahwa masih rendahnya ukuran kesejahteraan terhadap mahasiswa tersebut. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan seorang mahasiswa, semakin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan apabila dibandingkan dengan semua pengeluaran diluar pengeluaran untuk makanan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seorang mahasiswa akan semakin sejahtera apabila presentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan presentase pengeluaran untuk non makanan. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan seorang mahasiswa akan semakin mudah baginya untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas guna menunjang prestasi yang ingin dicapainya sehingga akan lebih mudah bagi mahasiswa tersebut untuk memaksimalkan kinerja dan potensi yang ada pada dirinya. Berdasarkan penelitian mengenai pola konsumsi yang ditinjau dari segi pengeluaran mahasiswa STIS, peneliti mendapat kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pola konsumsi atau pengeluaran antara mahasiswa STIS baik yang berasal dari pulau jawa maupun yang berasal dari luar pualu jawa. Secara umum, peneliti disini mengartikan bahwa pola konsumsi adalah gambaran secara umum mengenai aktifitas konsumsi seseorang yang dipengaruhi oleh pendapatan, harga barang dan faktor lingkungan. 1. PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWA STIS

Apabila ditinjau dari segi pendapatan atau lebih tepat kita menyebutnya uang saku di kalangan mahasiswa yang termasuk salah satu aspek yang mempengaruhi pola konsumsi maka populasi yang menjadi objek penelitian disini adalah mahasiswa STIS dimana setiap mahasiswa mendapatkan uang tunjangan setiap bulannya atau yang lebih popular disebut sebagai yang uang tunjangan ikatan dinas dimana uang tunjangan tersebut diberikan dalam jumlah yang sama terhadap seluruh mahasiswa, walaupun tidak semua mahasiswa menggantungkan hidupnya hanya pada uang ikatan dinas atau dengan kata lain sebagian mahasiswa masih mendapatkan uang tambahan dari orang tuanya namun, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi dalam hal ini pengeluaran mahasiswa. Baik mahasiswa yang berasal dari pulau jawa maupun mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa secara rata-rata memiliki uang saku (pemasukan) yang sama setiap bulannya. Tentunya hal tersebutlah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan pola konsumsi (pengeluaran) antara mahasiwa yang berasal dari pulau jawa maupun mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa. 2. PENGARUH HARGA BARANG TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWA STIS Apabila ditinjau dari segi pengaruh harga barang terhadap pola konsumsi mahasiswa STIS, peneliti disini melakukan pengamatan singkat terhadap hargaharga barang yang terdapat di sekitar lingkungan dimana mahasiswa tersebut membeli barang dan jasa demi memenuhi kebutuhannya. Peneliti disini menyimpulkan bahwa rata-rata harga barang yang termasuk dalam kebutuhan mahasiswa termasuk juga haga makanan pokok beserta lauk-pauk yang merupakan kebutuhan utama mahasiswa dapat dikatakan sama secara rata-rata. Perbedaan harga antara yang ditetapkan antara seorang penjual dengan penjual lainnya yang masih dalam lingkungan sekitar kampus pada umumnya tidak terlalu jauh, sehingga hal ini juga yang menyebabkan tidak adanya perbedaan pola konsumsi (pengeluaran) antara mahasiwa yang berasal dari pulau jawa dengan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa. 3. PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWA STIS Apabila ditinjau dari segi pengaruh faktor lingkungan terhadap pola konsumsi mahasiswa STIS, menurut pengamatan peneliti lingkungan disekitar kampus STIS dimana sebagian besar mahasiswa STIS tinggal adalah lingkungan yang standard dimana penduduk yang tinggal di daerah tersebut adalah penduduk dengan taraf hidup standard dan tidak berlebih-lebihan sehingga hal tersebut juga berpengaruh pada gaya hidup mahasiswa STIS yang tidak belelih-lebihan atau dengan kata lain gaya hidup yang standard. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan konsumsi(pengeluaran) antara mahasiswa yang berasal dari pulau jawa dengan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa.

BAB V PENUTUP A. KesimpulanSetelah menulis menyelesaikan pembahasan dalam penelitian ini, kiranya dapat diambil kesimpulan : 5. Terdapat perbedaan pola konsumsi antara mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang berasal dari pulau jawa maupun dari luar pulau jawa. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tingkat pengeluaran yang digunakan untuk biaya hidup sehari-hari dimana mahasiswa yang berasal dari pulau jawa memiliki tingkat pengeluaran yang sama dengan atau lebih besar dari pengeluaran mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa. 6. Alasan-alasan yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut

diantaranya adalah karena pengaruh dari lingkungan tempat dimana mahasiswa tersebut dibesarkan, seperti gaya hidup keluarga, temanteman, dan orang lain yang sering berinteraksi dengan para

mahasiswa tersebut dan secara tidak langsung memberi pengaruh terhadap kebiasaan mahasiswa tersebut sehingga mempengaruhi gaya hidupnya saat ini. Sebagai contoh, mahasiswa yang berasala dari pulau jawa memiliki akses yang lebih mudah dalam memperoleh informasi, transportasi, dan lain sebagainya dibandingkan mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa sehingga memudahkan mereka untuk memperoleh berbagai barang atau jasa yang mereka inginkan. Hal tersebut tentunya menyebabkan tingkat pengeluaran menjadi lebih tinggi. Sementara mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa, meskipun mereka memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap barang atau jasa yang sama dengan mahasiswa yang berasal dari pulau jawa, namun karena keterbatasan akses informasi, transportasi, dan lain sebagainya, maka mereka pada akhirnya tidak dapat memperoleh barang atau jasa tersebut. Fenomena di atas mencerminkan bahwa mahasiswa yng berasal dari pulau jawa pada umumnya memiliki gaya hidup yang lebih tinggi yang merupakan kebiasaan yang dibawa sejak kecil.

B. Saran-saranSebagai mahasiswa yang masih menggantungkan hidup pada orang tua, sebaiknya para mahasiswa lebih bijaksana dalam menggunakan uang yang ia peroleh baik dari orang tua, maupun uang saku yang didapatkan dari kampus setiap bulannya, sehingga tidak terlalu membebani orang tua.

C. PenutupPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini.

Ungkapan

terimakasih penulis sampaikan

kepada semua pihak yang

membantu terselesaikannya penelitian ini. Penulis berharap, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi penulis sendiri. Tidak lupa penulis mohon maaf, apabila dalam penyusunan kalimat maupun bahasanya masih banyak dijumpai kekeliruan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna perbaikan di masa mendatang.