24
TUGAS MK KEWIRAUSAHAAN MODEL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA JENJANG PENDIDIKAN Disusun oleh Annisa Aryani S K4312006 Asri Nur Azizah K4312007 Choirunnisa L K4312013 Dytta Lyawati P K4312019 Kelas A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN P.MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

Tugas Mk Kewirausahaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KWU

Citation preview

Page 1: Tugas Mk Kewirausahaan

TUGAS MK KEWIRAUSAHAAN

MODEL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA JENJANG PENDIDIKAN

Disusun oleh

Annisa Aryani S K4312006

Asri Nur Azizah K4312007

Choirunnisa L K4312013

Dytta Lyawati P K4312019

Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN P.MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: Tugas Mk Kewirausahaan

<bodySKRIPSI Jurusan Manajemen - Fakultas Ekonomi UM, 2010

HALAMAN AWAL  

TENTANG  

MASUK  

DAFTAR  

CARI  

TERKINI  

ARSIP Halaman Awal > 2010 > DewiUkuran Huruf:        Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Studi Pada Siswa Kelas XI Akuntansi DiSMK PGRI 2 MalangEka Sisyoria Candra Dewi

Abstrak

ABSTRACT

 

Dewi, Eka Sisyoria Candra. 2010, The Application of Cooperative Learning Methods Group Investigation (GI) To Improve Students Achievement Of  Entrepreneurship. (A Study Of Accounting Class XI SMK Malang PGRI 2). Sarjana's Thesis, Department of Management, Study Program Of Distributive Education,  Faculty of Economics,  State University of Malang.  Advisors: (1). Drs. Dwi Djoko K, M. Si (2) Madziatul Churiyah, S. Pd, MM

 

Keywords: Cooperative Learning Group Investigation, Results of learning.

 

In life, education plays an important role because education is a vehicle to enhance and develop quality human resources. Efforts to improve the quality of this education must be accompanied with the ability and skills to support teaching and learning process. Various efforts have been made to improve the quality of education, one of which is to improve the quality of teaching and learning in schools.

Page 3: Tugas Mk Kewirausahaan

The process of learning in the classroom is still focused on the teacher as the main source of knowledge, then learning model lectures become the primary choice in the learning process, so that often the process of learning and learning achievement is not achieved as expected. So take a learning strategy that is more empowering potential students or teaching methods that actively involve students, so that it can alter the learning process that is centered on student-centered teacher who had a positive effect on students' potential and competence. One solution to overcome the dominance of teachers is to use innovative learning model that the basic concept centered on active student learning during the learning process. One such model is the Group Investigation (GI). It is expected that by using a variety of teaching and one of them by using the model of Group Investigation (GI) is, student learning outcomes will increase.

The purpose of this study are: (1) To determine the application of learning models Group Investigation (GI) on the subjects of entrepreneurship class at SMK AK XI PGRI 2 Malang. (2) To know the results of class XI student studying in SMK AK PGRI 2 Malang on entrepreneurship subjects after application of the model study Group Investigation (GI). (3) To determine what factors that support and hinder the process of implementation of the Group Investigation model learning (GI) on the subjects of entrepreneurship class at SMK AK XI PGRI 2 Malang.

The research is classroom action research (PTK) with a qualitative approach. This research was done in 2 cycles with 4 stages in each cycle which includes action planning, implementation actions, as well as observation, and reflection. The subject of this research is a class XI student of Accounting at SMK PGRI 2 Malang, amounting to 30 students. Techniques of data collection using interviews, observation, field notes, documentation, testing, and questionnaires.

From the analysis of data, it is known that the learning outcomes of students after making the learning process by using the Group Investigation model of cooperative learning increased, as evidenced in the cognitive aspect ratio value of pre-test and post-test cycle 1 who had mastery of 73.34%, which unresolved is 26.66%. And in cycle 2 percentage completeness result into an increase of 90% and to 10% unresolved.

Suggestions to give to the subject teachers of entrepreneurship are best advised to use Group Investigation method of cooperative model to improve student learning outcomes. In applying this lesson, the teacher should be able to organize time well so that learning objectives can be achieved with the maximum, the teacher should allocate appropriate time for each stage of the learning plan that will be prepared and make provision so that the efficiency of learning time awake. In addition, teachers also have to always give direction and motivation to all students, especially students who have a lower ability to get more attention, so they are motivated and more active in expressing their idea. Method Group Investigation of cooperative model requires instructional media, for that teachers need to strive to use good variety of learning media handouts, case studies, or media support for teacher learning. So that making the students interested and excited to follow the teaching and learning activities.

 

ABSTRAK

 

Dewi, Eka Sisyoria Candra 2010 Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan. (Studi Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK PGRI 2 Malang). Skripsi, Jurusan Manajemen , Program Studi Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing : (1). Drs. Djoko Dwi K, M.Si (2) Madziatul Churiyah, S.Pd, MM

 

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation, Hasil belajar.

 

Page 4: Tugas Mk Kewirausahaan

Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas pendidikan ini harus diiringi dengan kemampuan dan keterampilan yang mendukung proses belajar mengajar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan perbaikan mutu belajar-mengajar di sekolah.

Proses pembelajaran di kelas saat ini masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian model pembelajaran ceramah menjadi pilihan utama dalam proses pembelajarannya, sehingga seringkali proses belajar dan prestasi belajar yang diraih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka diperlukan sebuah strategi belajar yang yang lebih memberdayakan potensi yang dimiliki siswa atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, sehingga dapat mengubah proses pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa yang memberikan dampak positif pada potensi dan kompetensi siswa. Salah satu solusi untuk mengatasi dominansi guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang konsep dasar pembelajarannya berpusat pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Salah satunya model tersebut adalah Group Investigation (GI). Diharapkan dengan menggunakan berbagai variasi mengajar dan salah satunya dengan menggunakan model Group Investigation (GI) ini, hasil belajar siswa akan meningkat.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada mata pelajaran  kewirausahaan  kelas XI AK di SMK PGRI 2 Malang. (2)Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI AK di SMK PGRI 2 Malang pada mata pelajaran kewirausahaan setelah diterapkan model  pembelajaran Group Investigation (GI). (3)Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaanpembelajaran model Group Investigation (GI) pada mata pelajaran  kewirausahaan  kelas XI AK di SMK  PGRI 2 Malang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan 4 tahap pada masing-masing siklusnya yakni meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, sekaligus pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi di SMK PGRI 2 Malang yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumentasi, tes, dan angket.

Dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa setelah melakukan proses belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigation meningkat, terbukti pada aspek kognitif hasil perbandingan nilai pre-test dan post-test siklus 1 yang mengalami ketuntasan sebesar 73,34%, yang belum tuntas adalah 26,66%. Dan pada siklus 2 hasil presentase ketuntasan menjadi meningkat sebesar 90% dan yang belum tuntas menjadi 10%.

Saran yang dapat peneliti berikan kepada guru mata pelajaran kewirausahaan adalah sebaiknya dianjurkan menggunakan metode kooperatif model Group Investigation untuk meningkatan hasil belajar siswa. Dalam menerapkan pembelajaran ini, guru hendaknya dapat mengorganisir waktu dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, guru harus mengalokasikan waktu secara tepat untuk setiap tahap rencana pembelajaran yang akan disusun dan melakukan ketentuan tersebut sehingga efisiensi waktu pembelajaran terjaga. Selain itu guru juga harus selalu memberi arahan dan motivasi terhadap seluruh siswa, terutama siswa yang mempunyai kemampuan lebih rendah perlu mendapatkan perhatian yang lebih, agar mereka termotivasi dan lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Metode pembelajaran  kooperatif model Group Investigation membutuhkan media pembelajaran, untuk itu guru harus dapat mengupayakan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi baik handout,studi kasus, atau media pembelajaran penunjang untuk guru. Sehingga membuat peserta didik tertarik dan bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar.

 

</body

Page 5: Tugas Mk Kewirausahaan

Pamong PrajaPamong Praja adalah pengemudi pemerintahan daerah. Harus memiliki setidaknya 3 keunggulan yaitu watak, otak dan otot. Blog ini mengambil bagian untuk keunggulan otak.Sabtu, 13 Oktober 2012

UMJ-Bahan 3-4. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

1.    Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri

a.    Perkembangan pendidikan kewirausahaan

1)  Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.  

2)  Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.

3)  DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja  Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

4)  Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu  komunitas pendidikan

5)  Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah

b.    Tujuan Pendidikan Kewirausahaan

1)  Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik) sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah

2)  Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melaluikegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

3)  Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan  kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

Page 6: Tugas Mk Kewirausahaan

kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.

4)  Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.

c.    Perubahan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik

1)     Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll)

2)     Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep.

3)     Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa kompetensi dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.

4)     Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.

5)     Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.

6)     Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

2.    Integrasi Pendidikan Kewirausahaan.

a.    Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses  pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.

b.    Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.

c.    Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai-nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih

Page 7: Tugas Mk Kewirausahaan

sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.

d.    Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 nilai pokok yaitu:

1)   mandiri,

2)   kreatif

3)   pengambil resiko,

4)   kepemimpinan,

5)   orientasi pada tindakan dan

6)   kerja keras.

3.    Pentahapan integrasi

a.    Perencanaan

1)  Pada tahap perencanaan, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan.

2)  Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan.

3)  Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

b.    Pelaksanaan

1)  Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.

2)  Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat.

3)  Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

4)  Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

(a)    Mengkaji Standard Kompetisi (SK) dan Kempetensi Dasar (KD) untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.

(b)    Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SK dan KD kedalam silabus.

Page 8: Tugas Mk Kewirausahaan

(c)    Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.

(d)    Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam RPP.

4.    Media Integrasi Kewirausahaan

a.    Terintegrasi melalui kutur sekolah

1)  Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah.

2)  Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lngkungan sekolah).

b.    Terintegrasi melalui muatan lokal

1)  Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

2)  Contoh anak yang berada di  ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.

3)  Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi di dalam mata pelajaran. RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya mulok memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan.

4)  Cara menyusun RPP mulok yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP mulok yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

5)  Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.

6)  Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

c.    Terintegrasi ke dalam bahan/buku ajar/kegiatan ekskul

1)  Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran.

Page 9: Tugas Mk Kewirausahaan

2)  Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.

3)  Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.

4)  Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

5)  Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

6)  Misi ekstra kurikuler adalah :

(a)   menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka;

(b)   menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

Sumber :

1.   Akhmad Sudrajat  (Sumber: Adaptasi dan disarikan dari: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.  Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan  Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/author/akhmadsudrajat/)

2.   http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan

3.   Izzati Amperaningrum, SE, MM & Dr. Zuhad Ichyaudin, MBA.

4.      http://adesyams.blogspot.com/2009/09/hakekat-kewirausahaan.html

5.       ttp://indiradamayanti.blogspot.com/2009/07/artikel-kewirausahaan.html

Diposkan oleh Koesnan Halim   di 06.31 

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Label: UMJ - DIKWIRA

Tidak ada komentar:Poskan KomentarLink ke posting ini

Page 10: Tugas Mk Kewirausahaan

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

►     2013  (5) ▼     2012  (72)o ►     Desember  (7)o ▼     Oktober  (8) UMJ-Bahan 7. Indikator Keberhasilan (1) UMJ-Bahan 8. Indikator Keberhasilan (2) UMJ-Dikwir-Bahan-6. Pedoman Umum Keberhasilan (2) UMJ-Dikwir-Bahan 5. Pedoman Umum Keberhasilan (1) UMJ-Bahan 3-4. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah... UMJ - Kondisi Kewirausahaan Indonesia UNBOR - HAN - Bahan 4. ADMINISTRASI NEGARA (2) UNBOR - HAN - Bahan 3. ADMINISTRASI NEGARA (1) o ►     September  (6)o ►     Juni  (12)o ►     Mei  (11)o ►     April  (14)o ►     Maret  (14)

Translate

Powered

by  Translate

Pengikut

Mengenai Saya

Koesnan HalimJakarta Timur, Jakartra, Indonesia

Koesnan Abdul Halim lahir di Tasikmalaya 28 Oktober 1951. Lulus IPDN tahun 1980 dan IIP tahun1984. Gelar doktor manejemen pendidikan diselesaikan tahun 2005 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Tahun 2002-2008 menjabat Walikota Jakarta Timur kemudian dipercaya sebagai Staf Ahli Mendagri sampai tahun 2011.Jabatan sebelumnya antara lain Camat dan Kepala Biro Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.Sekarang mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta, UNKRIS dan Universitas Borobudur.

Lihat profil lengkapku

Page 11: Tugas Mk Kewirausahaan

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/11277

http://pamongmoderat.blogspot.com/2012/10/umj-bahan-3-4-pendidikan-kewirausahaan.html

tentang PENDIDIKANInfo tentang konseling, pembelajaran, dan manajemen pendidikan

isu, trend, opini, dan berita pendidikan

MenuLangsung ke isi

Beranda Admin Opini Pendidikan Forum Pengawas Sekolah Forum Konselor DAFTAR ISI Download Regulasi Pendidikan Blog dan Web Pendidikan

Beranda › PENDIDIKAN › Konsep Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Konsep Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan di SekolahPosted on 29 Juni 2011 by AKHMAD SUDRAJAT — 39 Comments ↓

A.  Konsep Kewirausahaan

Page 12: Tugas Mk Kewirausahaan

Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang.

Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan  kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu  identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:

1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),

Page 13: Tugas Mk Kewirausahaan

2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing

products or services),4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa

yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).

Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter  wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang  yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,   pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah  nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan  ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya  diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6)  keorisinalan.

Page 14: Tugas Mk Kewirausahaan

Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.B.   Pendidikan Kewirausahaan di SekolahPendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.  Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata PelajaranYang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses  pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.

Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka

Page 15: Tugas Mk Kewirausahaan

penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam)  nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.

Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan KD kedalam silabus.

Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.

Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam RPP.

Page 16: Tugas Mk Kewirausahaan

2.   Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

3.  Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan  kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.

Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat

Page 17: Tugas Mk Kewirausahaan

dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’(bazar, karya peserta didik, dll)4.   Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke PraktikDengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.5.   Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku AjarBahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.6.  Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah

Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah.

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lingkungan sekolah).

7. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal

Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan

Page 18: Tugas Mk Kewirausahaan

mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di  ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

===========

Sumber: Adaptasi dan disarikan dari:

Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.  Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan;Bahan Pelatihan  Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta.Berbagi di:

Google+

  AKHMAD SUDRAJAT

Page 19: Tugas Mk Kewirausahaan

Perihal AKHMAD SUDRAJAT

[ seorang praktisi pendidikan   di Kadugede-Kabupaten Kuningan dan seorang ayah yang sangat menyayangi kedua puterinya: DITTA NISA ROFA dan NOURMA FITRIA SABILA   ]‹ Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif di   Kelas

Tahun Pelajaran Baru di Bulan   Juli  ›

Dikaitkatakan dengan: Artikel Pendidikan, Inovasi Pembelajaran, Inovasi Pendidikan, Kinerja Kepala Sekolah,Kurikulum dan Pembelajaran, Pendidikan Karakter, Psikologi Pendidikan, Teori Pembelajaran, Teori PendidikanDitulis dalam PENDIDIKAN

39 comments on “Konsep Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah”

‹ Older comments

1. niko sinaga mengatakan:23 Agustus 2013 pada 14:43

good

2. helmiyatiherisaputra  mengatakan:10 Juni 2013 pada 08:23

good,,thank for you,,i like it

3. Puspito mengatakan:4 Mei 2013 pada 04:35

Trimakasih, saya tertarik untuk mempelajari hal ini.

4. FAISAL ABDAU SAMOSIR mengatakan:26 Maret 2013 pada 18:01

PRINSIP PENGEMBANGANNYA MENGAPA TIDAK ADA

5. baharuddin mengatakan:21 Maret 2013 pada 18:40

terima kasih

Page 20: Tugas Mk Kewirausahaan

6. Nita marwa (@nitamarwa82) mengatakan:19 Februari 2013 pada 18:16

informasi yang saya cari tidak jelas

7. rico ricardo mengatakan:16 Februari 2013 pada 11:33

ya…. lumayan menarik….. walaupun kurang tepat infonya…….. terimah kasih…..

8. AsunaYuki  mengatakan:20 Desember 2012 pada 10:58

sangat menarik, walaupun masih kurang tepat dengan yang saya cari. terima kasih infonya.

9. BungEdo  mengatakan:10 November 2012 pada 15:54

Menarik sekali membaca tulisan bapak..:-)Saya jadi semangat mengembangkan konsep wirausaha yg msih terbenam ini pak

‹ Older comments

berkunjung, berfikir dan berkomentar...

Artikel Terbaru Menimbang Pemimpin dalam Kongres ABKIN 2013 di Denpasar–   Bali Paradigma Baru Bimbingan dan   Konseling Penilaian Angka Kredit Pengawas   Sekolah Bedah Kurikulum 2013 di Pondok Pesantren Terpadu   Al-Multazam Sumpah Hakim dan Ketua Mahkamah   Konstitusi

Artikel Terpopuler

Page 21: Tugas Mk Kewirausahaan

Permendikbud No. 81A/2013 tentang Implementasi Kurikulum Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Download Permendikbud tentang Kurikulum 2013 Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model

Pembelajaran Komponen-Komponen Kurikulum

Statistik Blog 12,375,107 Kunjungan

   

© 2013 tentang PENDIDIKAN

Blog pada WordPress.com. | Tema: Responsive oleh ThemeID.

Ikuti

Follow “tentang PENDIDIKAN”

Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 4.057 pengikut lainnya.

Powered by WordPress.com

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/06/29/konsep-kewirausahaan-dan-pendidikan-kewirausahaan/

http://pendidikansekolah.web.id/guru-kewirausahaan-untuk-smksma-kurikulum-2013-telah-disiapkan