of 22 /22
Namun demikian, menurut H. Asep Rachmat M.S., Agrabinta, berada di Cianjur selatan yang memiliki areal binaan komoditas kelapa seluas 878,48 ha. Melihat situasi yang kurang menguntungkan ini ia mencari terobosan, untuk mendongkrak nilai jual buah kelapa itu ketimbang kopranya. Sebuah gudang penimbunan kopra, ia ubah menjadi sebuah laboratorium yang sangat sederhana. Di laboratoirum kecil inilah, ia mengutak-atik buah kelapa menjadi beberapa produk. Salah satu di antaranya adalah membuat minyak " keletik". Namun minyak yang ia buat lain dari yang lain, yaitu tanpa proses pembakaran alias tidak menggunakan api dan dibuat dari kelapa segar. Pada percobaan pertama, ia menyiapkan tabung air mineral kemudian memarut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air, kemudian dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara "santan prima" dengan air. Santan prima (kental) itu, derajat keasamannya diturunkan, hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan " biang cuka" (cuka makan). Campuran ini kemudian dibiarkan 12 s.d 24 jam. Dalam proses kimia dan

tugas khusus VCO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vco

Text of tugas khusus VCO

Namun demikian, menurut H

Namun demikian, menurut H. Asep Rachmat M.S., Agrabinta, berada di Cianjur selatan yang memiliki areal binaan komoditas kelapa seluas 878,48 ha. Melihat situasi yang kurang menguntungkan ini ia mencari terobosan, untuk mendongkrak nilai jual buah kelapa itu ketimbang kopranya.

Sebuah gudang penimbunan kopra, ia ubah menjadi sebuah laboratorium yang sangat sederhana. Di laboratoirum kecil inilah, ia mengutak-atik buah kelapa menjadi beberapa produk. Salah satu di antaranya adalah membuat minyak " keletik". Namun minyak yang ia buat lain dari yang lain, yaitu tanpa proses pembakaran alias tidak menggunakan api dan dibuat dari kelapa segar.

Pada percobaan pertama, ia menyiapkan tabung air mineral kemudian memarut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air, kemudian dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara "santan prima" dengan air.

Santan prima (kental) itu, derajat keasamannya diturunkan, hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan " biang cuka" (cuka makan). Campuran ini kemudian dibiarkan 12 s.d 24 jam. Dalam proses kimia dan biologis ini, santan prima terpisah menjadi tiga bagian. Pada lapisan bawah air, kemudian galendo dan di bagian atasnya minyak murni.

Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa halus, lewat keran yang sudah disiapkan sebelumnya. Minyak yang terkumpul, kemudian dihangatkan selama selama 15 menit ditambah antioksidan. Minyak yang dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dijual ke konsumen.

Menurut Asep, proses ini masih dapat dilanjutkan ke proses pembuatan minyak berikutnya. "Ternyata galendo atau blondo itu, mengandung mikroba aktif untuk pembuatan minyak fermentasi. Dalam proses ini, galendo cair diduga mengandung sejumlah mikroba pemecah minyak, yang sangat aktif dalam proses fermentasi ini", katanya.

Hal ini terbukti, ketika galendo cair disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon dan biarkan hingga kering. Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12 jam dalam kehangatan temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan terpisah sendiri. Proses selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga panas kuku selama 15 menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas.

Tampaknya, kerja keras Asep ini tidak mau setengah-setengah. Untuk keamanan konsumen, ia mengirimkan contoh ke POM (Pengawasan Obat dan Makanan) Depkes Jabar dan memperoleh sertifikat aman untuk dikonsumsi. Di Deperindag memperoleh sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia), bahkan dari MUI memperoleh sertifikat "halal" untuk dikonsumsi.

Dari POM-Depkes,ia memperoleh salinan lengkap hasil penelitian unsur yang dikandung oleh minyak keletik tanpa api ini, yaitu kandungan air 0,13%, asam laurat 0,30%. Sementara kandungan logamnya, Fe 0,52 mg/kg, timbal < 0,0030, Tembaga< 0,0100, seng < 0,0100, timah 2. Kelapa diparut dan dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar, agar hasil parutan tidak berhamburan. (Gambar 2)3. Parutan kelapa dicampur dengan air bersih sebanyak 3 liter, lalu diperas. Hasil perasan kelapa ditampung di dalam Toples Plastik. Proses pemerasan (Gambar 3) kelapa ini dilakukan dua kali. Jadi, ampas hasil perasan pertama dicampur lagi dengan 3 liter air bersih, lalu diperas dan hasil perasan disaring (Gambar 4) dan ditampung di dalam Toples Plastik. (Gambar 5).

Proses pemerasan ini sangat penting dan harus segera dilakukan, karena jika hasil parutan kelapa terlalu lama didiamkan rasanya akan asam dan tidak bisa menghasilkan VCO.4. Air hasil perasan yang ada di Toples Plastik didiamkan sekitar 2 jam, sehingga terdapat 2 lapisan (Gambar 6). Lapisan atas adalah Kanil Kepala Santan dan bagian bawah adalah air yang harus dibuang dengan selang (Gambar 7)

1. Setelah air terbuang, santan di mixer selama setengah jam (Gambar 8). Tujuannya untuk memisahkan antara santan air dan minyak. Setelah di mixer, diendapkan sekitar 3 4 jam. Dari hasil endapan tersebut, akan tampak terjadi 3 lapisan, yaitu : lapisan pertama berada paling bawah adalah air, lapisan kedua berada ditengah adalah santan dan lapisan ketiga yang paling atas adalah minyak.

2. Minyak yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus ditampung di tempat bersih dan hieginis (Toples Plastik atau lainnya). Cara mengambil minyak dengan memasukana selang kecil, lalu disedot dan ditampung dalam wadah yang telah disiapkan.

3. Untuk menghindari masuknya bakteri dan membuang kadar air, lakukan penyaringan. Penyaringan ini sangat penting agar selain kadar air bisa mencapai 0,015%, juga supaya minyak tidak berbau tengik.

4. Botol yang akan digunakan untuk VCO harus benar-benar bersih dan disterilkan terlebih dahulu. Kalau botol sudah siap, masukan VCO ke dalam botol dengan berbagai ukuran secara perlahan-lahan.

5. Sebelum VCO di dalam botol dibawa ke pasar untuk dijual. Sebaiknya botol diberi label terlebih dahulu. Isi label antara lain berupa : nama produk, komposisi, manfaat dan tangal kadaluwarsa. Dengan adanya label diharapkan selain dapat memberikan informasi juga memberikan daya tarik bagi konsumen sehingga mau membelinya.

6. Agar VCO bisa digunakan dalam waktu lama, tutup botol VCO rapat-rapat dan simpan di tempat kering dan terhindar dari sinar matahari.

7. Cara penggunaan VCO untuk menjaga kesehatan atau menyembuhkan berbagai penyakit adalah : minum VCO satu sendok teh dua kali sehari.

--------------------

TAHAPAN PEMBUATAN VCOTeknik pembuatan VCO dilakukan dengan cara pemanasan bertahap dan terkontrol.

1. Persiapan bahan bakuBahan utama pembuatan VCO adalah buah kelapa segar yang sudah tua atau matang dengan ciri-ciri sabut berwarna coklat dan buah belum ada yang berkecambah. Umur buah kelapa berkisar 11-12 bulan. Buah kelapa yang demikian akan menghasilkan rendemen minyak yang banyak.

2. Pembuatan santanSantan dibuat dengan cara kelapa dikupas don diparut dengan mesin pemarut kemudian diperas dengan air bersih dengan perbandingan air don kelapa 2: 1. Pemisahan suntan don ampas kelapa dilakukan dengan cara disaring menggunnkan kain atau saringan.

3. Pemisahan krimSantan ditempatkan dalam wadah plastik atau ember plastik transparan. Penggunaan wadah /ember plastik transparan bertujuan agar bahan santan dalam wadah akan tampak dari luar. Dengan demikian pemisahan santan dengan krim akan mudah diamati. Santan didiamkan selama 3 jam. Setelah 3 jam suntan akan terpisah men jadi tiga lapisan yaitu krim (kaya minyak), lapisan tengah berupa skim (kaya protein) dan lapisan bawah berupa endapan. Bagian yang dimanfaatkan untuk pembuatan VCO adalah krim. Krim dipisahkan dengan menggunakan selang plastik kecil, satu ujung selang diletakkan pada lapisan krim dan u jung lain pada wadah penampung.

4. Pemanasan krim santanKrim merupakan bagian santan yang kaya minyak. Agar kandungan minyak dapat diambil dari krim maka diperlukan proses pemanasan pada suhu 80 - 100 C. Pemanasan dapat dilakukan di atas api menggunakan wajan yang baru (tidak bekas pengolahan produk lain). Hal ini dilakukan untuk menghindari perubahan dan warna dari minyak yang dihasilkan. Pengadukan dilakukan secara terus menerus. Lama pemanasan santan sampai diperoleh minyak yang belum matang adalah 3 jam ditandai terbentuknya blondo. Blondo yang terbentuk masih berwarna putih dan masih mengandung minyak 10 - 15 %. Untuk mengeluarkan minyak dari blondo dilakukan pengepresan blondo. Bahan minyak didinginkan dan disaring sebanyak tiga kali dengan menggunakan kertas saring.

5. Pemanasan minyakUntuk mendapatkan minyak murni, minyak yang belum matang dipanaskan kembali. Pemanasan dilakukan pada suhu 80 - 100 C sampai minyak berwarna bening. Bila masih ada blondo, blondonya berwarna coklat muda.

6. Penyaringan minyakMinyak (VCO) yang berwarna bening diangkat dan didinginkan. Setelah dingin minyak disaring dengan kertas saring dan ditampung dengan wadah kaca. Kertas saring dapat diperoleh di apotik. Agar penyaringan efisien, sebaiknya wadah penampungnya berupa gelas atau wadah kaca yang bermulut kecil.

7. PengemasanSetelah disaring beberapa kali (3 - 4 kali) VCO yang diperoleh berwarna bening dikemas dengan menggunakan botol-botol dari bahan plastik atau kaca dengan ukuran sesuai selera dan ditutup kedap serta dilabel. Selan jutnya VCO siap dipasarkan.

-------------------------

Sementara itu, cara pembuatannya pun tergolong mudah. Yaitu, daging buah kelapa diparut untuk diambil santannya. Setelah itu santan yang diperoleh dibiarkan selama 1 jam sehingga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak, lapisan tengah berupa protein dan lapisan bawah yang isinya air. Kemudian lapisan atas dan lapisan tengah diambil sedangkan lapisan bawah dibuang.

Selanjutnya, campuran lapisan atas dan lapisan tengah ditambahkan dengan ragi roti sebanyak 1.5 gram atau satu sendok teh untuk setiap 1 kg kelapa parut lalu diaduk. Campuran dibiarkan selama 5-6 jam (proses ini disebut pemeraman atau peragian). Setelah terbentuk 3 lapisan seperti diatas, proses kemudian dilanjutkan dengan memanaskan 2 lapisan atas yaitu lapisan minyak dan lapisan proteinnya selama 10 menit.

Dalam pemanasan ini, terjadi penguapan air dan protein menggumpal (disebut galendo). Lalu minyak disaring dan galendo diperas. Untuk meminimalkan air yang masih terkandung didalamnya, minyak dapat dipanaskan lagi selama 5 menit.

Masih ada satu keuntungan lagi yaitu, lapisan bawah hasil pemeraman yang berupa air dapat digunakan kembali sebagai sumber ragi untuk proses pembuatan minyak berikutnya. Menurut Sugiyono, air ini hanya dapat digunakan sebanyak 4 kali, setelah itu sudah tidak dapat dikompromikan lagi.

"Proses ini menghasilkan minyak sebanyak 15 % dari berat kelapa parut yang diolah. Dan minyak yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu minyak goreng Indonesia."

----------------------------

Cara PembuatanTahap pembuatan VCO secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan kelapa, pembuatan VCO, serta penyaringan.

1. Pembuatan santan kelapa:

Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut.

a).Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan dan media tanam

b).Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata de coco.

c) Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil. Pada proses ini juga akan menghasilkan tempurung sebagai hasil sampingnya. Tempurung kelapa masih bisa dimanfaaatkan untuk pembuatan arang dan asap cair.

d) Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis.

e) Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Apabila memungkinkan, bisa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang diperoleh lebih banyak.

f) Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak.

g) Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.

h) Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.

2. Pembuatan VCO

Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut:

a) Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang kita tahu, bahwa berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya.

b) Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110 C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata.

c) Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi bahan pangan, misalnya untuk pembuatan kue. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak.

3. Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo dan kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna VCO. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a) Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan hati-hati karena ditakutkan tumpah.

b) Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain.

---------------------

Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan pemanasan meliputi pembuatan santan dan pemisahan krim santan. Santan yang telah diperoleh didiamkan selama 2-3 jam sampai memisah antara krim santan dengan skimnya. Skim santan bisa dibuang dan krim santan dipanaskan hingga terlihat adanya pemisahan antara blondo dengan minyak. Agar hasil minyak lebih bagus, saring minyak untuk memisahkannya dengan blondo. Minyak dipanaskan pada suhu 100-110 oC. Minyak didinginkan dan disaring dengan kertas saring.

Teknik Pengolahan tanpa Pemanasan: Proses pengolahan dengan menggunakan enzim atau mikroba penghasil enzim-enzim yang berperan pada pemisahan ikatan lemak, protein, dan karbohidrat. Pada proses ini digunakan minyak pancing dan batu zeolit. Minyak pancing merupakan minyak yang telah mengandung mikroba pengurai untuk memecahkan emulsi santan sehingga minyak dapat terpisah. Mikroba pengurai yang digunakan berupa Candida utilis, Sacharomyces cerevisiae, atau Lactobacillus. Prses pengolahan diawali dengan pembuatan santan dengan perbandingan kelapa dan air 1 kg : 4-6 liter air, selanjutnya santan didiamkan 2 jam sampai diperoleh krim santan. Krim santan dicampur dengan minyak pancing, campuran tersebut difermentasikan selama 10-12 jam. Setelah melalui proses fermentasi campuran tersebut akan terdiri dari tiga lapisan yakni lapisan atas berupa minyak kelapa murni, lapisan tengah blondo, dan lapisan bawah berupa air. Minyak kelapa murni yng diperoleh belum sempurna karena masih bercampur dengan kotoran, untuk itu diperlukan penyaringan dan penjernihan dengan zeolit atau filtrat.

Teknik Pengolahan dengan Fermentasi dan Pemanasan Proses pengolahan minyak kelapa murni ini diawali dengan proses fermentasi krim santan selama 24 jam dengan menggunakan media starter air kelapa yang telah didiamkan 2-4 jam dengan jumlah 10% dari jumlah krim santan. Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak mentah dan pemanasan minyak.-----------------------Pembuatan Minyak KelapaPembuatan minyak kelapa diawali dengan pembuatan santan kelapa yang merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak (disebut krim) dengan bagian yang miskin dengan minyak(disebut skim). Krim lebih ringan dibanding skim sehingga krim berada pada bagian atas dan skim di bawah.Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana.

a. Cara Basah TradisionalDaging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan minyak dari santan dengan pemanasan. Santan dipanaskan sehingga airnya menguap dan tinggal padatan yang menggumpal. Gumpalan padatan ini disebut blondo (galendo). Minyak dipisahkan dari blondo dengan cara penyaringan. Blondo masih banyak mengandung minyak sehingga masih bisa diambil minyaknya dengan cara diperas.

b. Cara Basah SentrifugasiPemisahan minyak dari santan dapat dilakukan dengan sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm sehingga terjadi pemisahan krim dari skim. Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih.

c. Cara Basah Fermentasi (Tanpa Menggunakan Api)Siapkan tabung air mineral kemudian parut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air dan dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara santan prima dengan air. Santan prima (kental) itu, keasamannya diturunkan hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan cuka makan. Campuran ini kemudian dibiarkan 12 - 24 jam. Dalam proses ini, santan prima terpisah menjadi tiga bagian. Lapisan bawah berupa air, kemudian galendo dan di bagian atasnya minyak murni. Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa halus, lewat keran yang sudah disiapkan sebelumnya. Minyak yang terkumpul, kemudian dihangatkan selama selama 15 menit ditambah antioksidan. Minyak yang dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dikonsumsi. Proses ini masih dapat dilanjutkan ke proses pembuatan minyak berikutnya. Galendo atau blondo itu mengandung mikroba aktif untuk pembuatan minyak fermentasi. Galendo cair disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon dan dibiarkan hingga kering. Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12 jam dalam kehangatan temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan terpisah sendiri. Proses selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga panas kuku selama 15 menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas.

Dari POM-Depkes, diperoleh salinan lengkap hasil penelitian unsur yang dikandung oleh minyak kelentik tanpa api ini, yaitu kandungan air 0,13%, asam laurat 0,30%. Sementara kandungan logamnya, Fe 0,52 mg/kg, timbal< 0,0030, Tembaga< 0,0100, seng