22
Namun demikian, menurut H. Asep Rachmat M.S., Agrabinta, berada di Cianjur selatan yang memiliki areal binaan komoditas kelapa seluas 878,48 ha. Melihat situasi yang kurang menguntungkan ini ia mencari terobosan, untuk mendongkrak nilai jual buah kelapa itu ketimbang kopranya. Sebuah gudang penimbunan kopra, ia ubah menjadi sebuah laboratorium yang sangat sederhana. Di laboratoirum kecil inilah, ia mengutak-atik buah kelapa menjadi beberapa produk. Salah satu di antaranya adalah membuat minyak " keletik". Namun minyak yang ia buat lain dari yang lain, yaitu tanpa proses pembakaran alias tidak menggunakan api dan dibuat dari kelapa segar. Pada percobaan pertama, ia menyiapkan tabung air mineral kemudian memarut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air, kemudian dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara "santan prima" dengan air. Santan prima (kental) itu, derajat keasamannya diturunkan, hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan " biang cuka" (cuka makan). Campuran ini kemudian dibiarkan 12 s.d 24 jam. Dalam proses kimia dan

tugas khusus VCO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vco

Citation preview

Page 1: tugas khusus VCO

Namun demikian, menurut H. Asep Rachmat M.S., Agrabinta, berada di Cianjur

selatan yang memiliki areal binaan komoditas kelapa seluas 878,48 ha. Melihat

situasi yang kurang menguntungkan ini ia mencari terobosan, untuk mendongkrak

nilai jual buah kelapa itu ketimbang kopranya.

Sebuah gudang penimbunan kopra, ia ubah menjadi sebuah laboratorium yang sangat

sederhana. Di laboratoirum kecil inilah, ia mengutak-atik buah kelapa menjadi

beberapa produk. Salah satu di antaranya adalah membuat minyak " keletik". Namun

minyak yang ia buat lain dari yang lain, yaitu tanpa proses pembakaran alias tidak

menggunakan api dan dibuat dari kelapa segar.

Pada percobaan pertama, ia menyiapkan tabung air mineral kemudian memarut

beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan

dengan air, kemudian dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara "santan

prima" dengan air.

Santan prima (kental) itu, derajat keasamannya diturunkan, hingga suasana asam (pH

4,2), dengan menggunakan " biang cuka" (cuka makan). Campuran ini kemudian

dibiarkan 12 s.d 24 jam. Dalam proses kimia dan biologis ini, santan prima terpisah

menjadi tiga bagian. Pada lapisan bawah air, kemudian galendo dan di bagian atasnya

minyak murni.

Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa halus, lewat keran yang sudah disiapkan

sebelumnya. Minyak yang terkumpul, kemudian dihangatkan selama selama 15 menit

ditambah antioksidan. Minyak yang dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dijual ke

konsumen.

Menurut Asep, proses ini masih dapat dilanjutkan ke proses pembuatan minyak

berikutnya. "Ternyata galendo atau blondo itu, mengandung mikroba aktif untuk

pembuatan minyak fermentasi. Dalam proses ini, galendo cair diduga mengandung

Page 2: tugas khusus VCO

sejumlah mikroba ’pemecah minyak’, yang sangat aktif dalam proses

fermentasi ini", katanya.

Hal ini terbukti, ketika galendo cair disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon

dan biarkan hingga kering. Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12

jam dalam kehangatan temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan

terpisah sendiri. Proses selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga

panas kuku selama 15 menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas.

Tampaknya, kerja keras Asep ini tidak mau setengah-setengah. Untuk keamanan

konsumen, ia mengirimkan contoh ke POM (Pengawasan Obat dan Makanan) Depkes

Jabar dan memperoleh sertifikat aman untuk dikonsumsi. Di Deperindag memperoleh

sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia), bahkan dari MUI memperoleh sertifikat

"halal" untuk dikonsumsi.

Dari POM-Depkes,ia memperoleh salinan lengkap hasil penelitian unsur yang

dikandung oleh minyak keletik tanpa api ini, yaitu kandungan air 0,13%, asam laurat

0,30%. Sementara kandungan logamnya, Fe 0,52 mg/kg, timbal < 0,0030, Tembaga<

0,0100, seng < 0,0100, timah <0,6000, air raksa <0,0005 arsen negatif dan kolesterol

negatif.

Jadi minyak keletik yang dihasilkan dari proses fermentasi ini bebas kolesterol dan

logam berat.

-----------------------

Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan mendemonstrasikan cara pembuatan

minyak kelapa dengan teknik pancingan. Yang dimaksud dengan teknik pancingan di

sini ialah lapisan minyak dipancing untuk berpisah dengan lapisan air dengan cara

mencampurkan satu bagian minyak goreng yang bermutu ke dalam 15 bagian santan

kental (mengandung sedikit air).

Page 3: tugas khusus VCO

Pengolahan minyak dengan teknik pancingan dari 3 butir kelapa bisa menghasilkan

minyak sedikitnya satu botol sirup (300-350 ml). Khalayak sasaran memiliki motivasi

dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka tertarik pada cara

pembuatan minyak kelapa yang lebih efisien dan dapat menghasilkan minyak yang

bermutu (berwarna jernih dan berbau enak). Pembuatan minyak kelapa dengan teknik

pancingan dapat menghemat biaya produksi karena cara tersebut tidak memerlukan

bahan bakar yang banyak dan hanya memerlukan sedikit air. Penghematan air ini

sangat dirasakan masyarakat karena di lokasi kegiatan kebutuhan air minum harus

dibeli. Kegiatan ini juga membantu pemerintah kecamatan dalam memasyarakatkan

alat pengepres santan kelapa.

--------------------

Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak nabati

yang dibuat dari buah kelapa (Cocos nucifera L).

Proses pembuatanya dimulai dari pemilihan buah kelapa,

kelapa tua segar adalah bahan baku terbaik. Kupas

kulit arinya yang berwarna kecoklatan. Parut dan peras

menggunakan mesin pemeras santan (coco milk expeller)

atau dengan tangan secara manual. Perasan santan

kental kemudian dimasak dengan suhu dibawah 60oC.

Tanpa proses pemutihan dan hidrogenasi. Proses

pemanasan santan akan menghasilkan endapan yang berupa

air, belondo atau protein kelapa berupa endapan dan

lapisan minyak murni berwarna bening pada lapisan

paling atas. Hasil minyak tidak mempunyai rasa, dan

beraroma khas kelapa. Minyak inilah yang dikenal

dengan sebutan minyak perawan atau VCO.

Proses pembuatan VCO juga bisa dilakukan dengan

Page 4: tugas khusus VCO

proses dingin tanpa pemanasan. Langkah pertama memeras

santan menggunakan air kelapa, proses berikutnya

menambahkan enzim poligalakturonase, protease atau

pektinase. Enzim ini bisa diperoleh dari getah pepaya

(papain), buah nanas (ananase) atau kepiting sungai

atau yuyu. Selain enzim, fermentasi juga bisa

dilakukan dengan menabahkan starter khamir

Saccharomyces cereviseae atau ragi roti. Fermentasikan

dalam suhu 30oC – 35oC selama 12 jam. Diamkan selama

satu malam, paginya tinggal memisahkan blondo dengan

minyak kelapa murni.

Adapun cara pembuatan minyak kelapa murni sangat sederhana, yaitu dengan

fermentasi krim dari santan kelapa dengan menggunakan minyak pemancing, akan

dihasilkan minyak yang berwarna jernih. Prospek produksi minyak kelapa murni di

PULAU NIAS cukup bagus mengingat produksi kelapa di PULAU NIAS sangat

melimpah.

LANGKAH PEMBUATAN ;

1. Daging kelapa yang sudah cukup tua (warna kulit coklat) dikupas kulitnya.

2. Daging kelapa diparut, kemudian tambahkan air dengan perbandingan 1 kg kelapa

dan 2 liter air bersih, diperas untuk diambil santannya.

3. Santan dibiarkan selama 1 jam, hingga terbentuk dua lapisan yaitu bagian atas

berupa krim dan bagian bawah air.

4. Air dipisahkan dari krimnya dengan cara mengalirkan air dari bagian bawah

Page 5: tugas khusus VCO

wadah.

5. Tambahkan minyak pemancing sebanyak satu sendok makan kedalam krim dan

diaduk.

6. Air dipisahkan dari campuran minyak dan blondo dengan cara mengalirkan air dari

bagian bawah wadah.

7. Minyak dipisahkan dari blondonya dengan cara disaring menggunakan kain saring.

8. Blondo yang terpisah masih mengandung minyak yang bisa dikeluarkan dengan

cara memanaskan blondo pada suhu 100 derajat Celcius selama 10 - 15 menit untuk

menggumpalkan blondonya.

9. Minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai minyak pancingan pada

pembuatannya minyak berikutnya.

----------------------------------

Penggunaan alat parutan kelapa bertenaga listrik dapat menghemat tenaga dan waktu. Satu buah kelapa dapat diparut dalam waktu hanya 2-4 menit, sedangkan jika menggunakan alat tradisonal, kukuran kayu bergerigi besi, memerlukan waktu 10-12 menit. Demikian pula alat peras kelapa dengan tenaga hidraulik (dongkrak botol ukuran 5 ton) dapat memeras kelapa sebanyak 15-25 buah per menit, sedangkan perasan tradisional (menggunakan tangan) memerlukan waktu satu jam serta hasilnya tidak maksimum.

Penggunaan alat dan teknik yang dicobakan juga menghasilkan minyak kelapa dengan kuantitas dan mutu yang lebih baik dibandingkan dengan cara tradisional. Dari 30 buah kelapa yang diolah dihasilkan 15 liter sari santan kelapa. Fermentasi yang dilakukan dengan ragi roti 10 g untuk 15 liter santan selama 1 jam,

Page 6: tugas khusus VCO

dilanjutkan dengan pemasakan sampai minyak kelapa keluar (timbul warna cokelat keemasan pada ampas, gelendo) dan pengepresan memerlukan waktu 1 jam. Cara tradisional memerlukan waktu lebih lama, yaitu lebih dari 1,5 jam sampai 2 jam dan hasil minyak kelapa sebanyak 5 liter. Selain waktu yang lebih hemat, produksi minyak kelapa sistem fermentasi juga dapat menghemat bahan bakar sampai 70%. Demikian pula minyak kelapa yang dihasilkan mutunya lebih baik. Minyak dapat disimpan sampai 70 hari, aromanya baik, tidak berubah warna, menghantarkan panas dengan baik, dan rasanya gurih.

---------------------

Proses pembuatan

Berbeda dari minyak kelapa biasa yang terbuat dari kopra, VCO diproses dari buah kelapa tua yang masih segar yang baru dipetik. Buah kelapa itu terlebih dulu dikupas sabutnya, tempurung, dan kulit arinya.

Daging buahnya yang putih diparut, kemudian diperas dengan mesin pemeras santan (coco milk expeller) yang didesain khusus hingga diperoleh santan kental. Coco milk expeller sangat efektif karena dapat dioperasikan secara terus-menerus dengan kapasitas hingga 2.000 butir kelapa per hari.

Kelapa santan yang berupa krim ini lalu dimasak pada suhu sekitar 950 derajat Celsius sampai dihasilkan minyak. Minyak yang dihasilkan itu dipisahkan dari air lewat proses penguapan hingga dihasilkan minyak kelapa murni yang disebut VCO. Untuk menghasilkan satu liter VCO dibutuhkan 10-15 butir kelapa.

Pada tahap pemisahan minyak dan air ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu meliputi perebusan, fermentasi, pendinginan, pengadukan secara mekanis, dan pemberian enzim. Metode yang digunakan di Filipina adalah fermentasi secara tradisional. Santan yang diambil dari buah kelapa yang masih segar difermentasi selama 24 hingga 36 jam. Fermentasi buah kelapa dilakukan oleh mikroba yang secara alami terdapat dalam buah ini.

Selama waktu itu, air dipisahkan dari minyak. Minyak kemudian sedikit dipanaskan dalam waktu singkat untuk membersihkan larutan dan kemudian sedikit disaring. Dengan cara fermentasi, pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa minyak kelapa murni ini berkualitas sangat tinggi, yaitu mengandung asam laurik sekitar 50 hingga 55 persen.

Karena proses pembuatannya tidak menggunakan pemanasan yang tinggi dan lama, maka selain menghasilkan lemak-lemak berantai sedang (MCFA), keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung dalam daging buah kelapa dapat tetap mempertahankan.

VCO mempunyai sifat tahan terhadap panas, cahaya, oksigen, dan tahan terhadap proses degradasi. Dengan sifat itu, minyak ini dapat disimpan pada suhu kamar selama bertahun-

Page 7: tugas khusus VCO

tahun. Dalam pemanfaatannya, VCO dapat dikonsumsi secara langsung atau dipakai untuk memasak. (yun)

--------------------------------

Menurut berbagai referensi, VCO terbuat dari daging kelapa yang masih segar. Proses pembuatannya dilakukan dalam suhu yang rendah. Cara membuatnya, daging buah kelapa diperas santannya, lalu dipanaskan dengan suhu rendah. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan tekanan mekanis atau sentrifugasi.

Proses pembuatan minyak kelapa murni ini sama sekali tidak menggunakan zat kimia organis dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang dihasilkan lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Jika membeku, warna minyak kelapa ini putih murni. Sedangkan jika cair, VCO tidak berwarna (bening).

-----------------

Ada beberapa metode pembuatan virgin coconut oil. Pertama adalah metode basah, dimana kelapa diparut dan diambil santannya, kemudian dilakukan proses pengendapan hingga terpisah antara minyak dan airnya. Biasanya untuk proses ini digunakan pemantik minyak yang sudah jadi. Kedua adalah metode kering, yaitu dengan memarut kelapa, mengeringkannya dengan suhu 40 derajat Celcius dan hembusan udara kering, kemudian mengepres dengan tekanan tinggi.

Kedua proses tersebut biasanya harus diakhiri dengan penyaringan untuk memisahkan gum dan kotoran yang masih tersisa. Dilihat dari prosesnya memang tidak ada titik kritis keharamannya. Namun tidak menutup kemungkinan minyak tersebut ditambahkan antioksidan atau bahan pengawet lain. Antioksidan yang berasal dari tokoferol perlu dicermati sumber dan bahan pelapisnya. Saat ini sudah ada beberapa VCO yang mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Anda dapat melihatnya di website LPPOM MUI.

----------------------

Pembuatan secara fermentasiCara Pembuatan

      Pembuatan minyak kelapa bioproses dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut : kelapa diparut, ditambah dengan air hangat (temperatur 35-37 derajat celcius) dengan perbandingan 1:1 (berat) dan diperas. Santan yang diperoleh dibiarkan selama kurang lebih 30 menit sehingga didapat krim yang mengapung diatas larutan bawah yang agak jernih. Larutan bawah ini kemudian dikeluarkan dengan dekantasi, sedangkan krim yang tertinggal diinokulasi dengan inokulum LIPI sebanyak 2% w/v, serta diinkubasi selama 6 jam. Pada akhir akan diperoleh beberapa fraksi yaitu : minyak galendo (fraksi protein yang juga mengandung air dan minyak), dan fraksi air. Akan tetapi dalam praktek fraksi galendo ini terbagi dua yaitu, galendo yang sedikit air (mengapung diatas minyak), dan galendo yang kaya air (diperbatasan antara minyak dan air).

      Minyak dikeluarkan dengan dekantasi sampai batas galendo atas bertemu dengan galendo

Page 8: tugas khusus VCO

bawah. Gabungan galendo ini kemudian diambil dengan cara skimming, dekantasi, atau setrifugasi untuk kemudian dihangatkan dan difiltrasi untuk memperoleh minyak yang masih terkandung.---------------------

Cara Pembuatan <!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Kelapa dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah

dengan kulit sabut dan tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah dikupas ditempatkan di dalam satu wadah dan siap untuk diparut. (Gambar 1)

<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Kelapa diparut dan dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar, agar hasil parutan tidak berhamburan. (Gambar 2)

<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Parutan kelapa dicampur dengan air bersih sebanyak 3 liter, lalu diperas. Hasil perasan kelapa ditampung di dalam Toples Plastik. Proses pemerasan (Gambar 3) kelapa ini dilakukan dua kali. Jadi, ampas hasil perasan pertama dicampur lagi dengan 3 liter air bersih, lalu diperas dan hasil perasan disaring (Gambar 4) dan ditampung di dalam Toples Plastik. (Gambar 5). Proses pemerasan ini sangat penting dan harus segera dilakukan, karena jika hasil parutan kelapa terlalu lama  didiamkan rasanya akan asam dan tidak bisa menghasilkan VCO.

<!--[if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Air hasil perasan yang ada di Toples Plastik didiamkan sekitar 2 jam, sehingga terdapat 2 lapisan (Gambar 6). Lapisan atas adalah Kanil Kepala Santan dan bagian bawah adalah air yang harus dibuang dengan selang (Gambar 7)

<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Setelah air terbuang, santan di mixer selama setengah jam (Gambar 8). Tujuannya untuk memisahkan antara santan air dan minyak. Setelah di mixer, diendapkan sekitar 3 – 4 jam. Dari hasil endapan tersebut, akan tampak terjadi 3 lapisan, yaitu : lapisan pertama berada paling bawah adalah air, lapisan kedua berada ditengah adalah santan dan lapisan ketiga yang paling atas adalah minyak.

<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Minyak yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus ditampung di tempat bersih dan hieginis (Toples Plastik atau lainnya). Cara mengambil minyak dengan memasukana selang kecil, lalu disedot dan ditampung dalam wadah yang telah disiapkan.

<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Untuk menghindari masuknya bakteri dan membuang kadar air, lakukan penyaringan. Penyaringan ini sangat penting agar selain kadar air bisa mencapai 0,015%, juga supaya minyak tidak berbau tengik.

<!--[if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Botol yang akan digunakan untuk VCO harus benar-benar bersih dan disterilkan terlebih dahulu. Kalau botol sudah siap, masukan VCO ke dalam botol dengan berbagai ukuran secara perlahan-lahan.

<!--[if !supportLists]-->5.       <!--[endif]-->Sebelum VCO di dalam botol dibawa ke pasar  untuk dijual. Sebaiknya botol diberi label terlebih dahulu. Isi label antara lain berupa : nama produk, komposisi, manfaat dan tangal kadaluwarsa. Dengan adanya label diharapkan selain dapat memberikan informasi juga memberikan daya tarik bagi konsumen sehingga mau membelinya.

<!--[if !supportLists]-->6.       <!--[endif]--> Agar VCO bisa digunakan dalam waktu lama, tutup botol VCO rapat-rapat dan simpan di tempat kering dan terhindar dari sinar matahari.

<!--[if !supportLists]-->7.       <!--[endif]-->Cara penggunaan VCO untuk menjaga kesehatan atau menyembuhkan berbagai penyakit adalah : minum VCO satu sendok teh dua kali sehari.

--------------------

Page 9: tugas khusus VCO

TAHAPAN PEMBUATAN VCO

Teknik pembuatan VCO dilakukan dengan cara pemanasan bertahap dan terkontrol.

1. Persiapan bahan baku

Bahan utama pembuatan VCO adalah buah kelapa segar yang sudah tua atau matang dengan ciri-ciri sabut

berwarna coklat dan buah belum ada yang berkecambah. Umur buah kelapa berkisar 11-12 bulan. Buah kelapa

yang demikian akan menghasilkan rendemen minyak yang banyak.

2. Pembuatan santan

Santan dibuat dengan cara kelapa dikupas don diparut dengan mesin pemarut kemudian diperas dengan air bersih

dengan perbandingan air don kelapa 2: 1. Pemisahan suntan don ampas kelapa dilakukan dengan cara disaring

menggunnkan kain atau saringan.

3. Pemisahan krim

Santan ditempatkan dalam wadah plastik atau ember plastik transparan. Penggunaan wadah /ember plastik

transparan bertujuan agar bahan santan dalam wadah akan tampak dari luar. Dengan demikian pemisahan santan

dengan krim akan mudah diamati. Santan didiamkan selama 3 jam. Setelah 3 jam suntan akan terpisah men jadi

tiga lapisan yaitu krim (kaya minyak), lapisan tengah berupa skim (kaya protein) dan lapisan bawah berupa

endapan. Bagian yang dimanfaatkan untuk pembuatan VCO adalah krim. Krim dipisahkan dengan menggunakan

selang plastik kecil, satu ujung selang diletakkan pada lapisan krim dan u jung lain pada wadah penampung.

4. Pemanasan krim santan

Krim merupakan bagian santan yang kaya minyak. Agar kandungan minyak dapat diambil dari krim maka

diperlukan proses pemanasan pada suhu 80 - 100 ° C. Pemanasan dapat dilakukan di atas api menggunakan

wajan yang baru (tidak bekas pengolahan produk lain). Hal ini dilakukan untuk menghindari perubahan dan warna

dari minyak yang dihasilkan. Pengadukan dilakukan secara terus menerus. Lama pemanasan santan sampai

diperoleh minyak yang belum matang adalah 3 jam ditandai terbentuknya blondo. Blondo yang terbentuk masih

berwarna putih dan masih mengandung minyak 10 - 15 %. Untuk mengeluarkan minyak dari blondo dilakukan

pengepresan blondo. Bahan minyak didinginkan dan disaring sebanyak tiga kali dengan menggunakan kertas

saring.

5. Pemanasan minyak

Untuk mendapatkan minyak murni, minyak yang belum matang dipanaskan kembali. Pemanasan dilakukan pada

suhu 80 - 100° C sampai minyak berwarna bening. Bila masih ada blondo, blondonya berwarna coklat muda.

6. Penyaringan minyak

Page 10: tugas khusus VCO

Minyak (VCO) yang berwarna bening diangkat dan didinginkan. Setelah dingin minyak disaring dengan kertas

saring dan ditampung dengan wadah kaca. Kertas saring dapat diperoleh di apotik. Agar penyaringan efisien,

sebaiknya wadah penampungnya berupa gelas atau wadah kaca yang bermulut kecil.

7. Pengemasan

Setelah disaring beberapa kali (3 - 4 kali) VCO yang diperoleh berwarna bening dikemas dengan menggunakan

botol-botol dari bahan plastik atau kaca dengan ukuran sesuai selera dan ditutup kedap serta dilabel. Selan jutnya

VCO siap dipasarkan.

-------------------------

Sementara itu, cara pembuatannya pun tergolong mudah. Yaitu, daging buah kelapa diparut untuk diambil santannya. Setelah itu santan yang diperoleh dibiarkan selama 1 jam sehingga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak, lapisan tengah berupa protein dan lapisan bawah yang isinya air. Kemudian lapisan atas dan lapisan tengah diambil sedangkan lapisan bawah dibuang.

Selanjutnya, campuran lapisan atas dan lapisan tengah ditambahkan dengan ragi roti sebanyak 1.5 gram atau satu sendok teh untuk setiap 1 kg kelapa parut lalu diaduk. Campuran dibiarkan selama 5-6 jam (proses ini disebut pemeraman atau peragian). Setelah terbentuk 3 lapisan seperti diatas, proses kemudian dilanjutkan dengan memanaskan 2 lapisan atas yaitu lapisan minyak dan lapisan proteinnya selama 10 menit.

Dalam pemanasan ini, terjadi penguapan air dan protein menggumpal (disebut galendo). Lalu minyak disaring dan galendo diperas. Untuk meminimalkan air yang masih terkandung didalamnya, minyak dapat dipanaskan lagi selama 5 menit.

Masih ada satu keuntungan lagi yaitu, lapisan bawah hasil pemeraman yang berupa air dapat digunakan kembali sebagai sumber ragi untuk proses pembuatan minyak berikutnya. Menurut Sugiyono, air ini hanya dapat digunakan sebanyak 4 kali, setelah itu sudah tidak dapat dikompromikan lagi.

"Proses ini menghasilkan minyak sebanyak 15 % dari berat kelapa parut yang diolah. Dan minyak yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu minyak goreng Indonesia."

----------------------------

Cara PembuatanTahap pembuatan VCO secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan kelapa, pembuatan VCO, serta penyaringan.

1. Pembuatan santan kelapa:

Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut.

a).Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita

Page 11: tugas khusus VCO

inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan dan media tanam

b).Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata de coco.

c) Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil. Pada proses ini juga akan menghasilkan tempurung sebagai hasil sampingnya. Tempurung kelapa masih bisa dimanfaaatkan untuk pembuatan arang dan asap cair.

d) Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis.

e) Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Apabila memungkinkan, bisa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang diperoleh lebih banyak.

f) Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak.

g) Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.

h) Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.

2. Pembuatan VCO

Page 12: tugas khusus VCO

Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut:

a) Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang kita tahu, bahwa berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya.

b) Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110° C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata.

c) Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi bahan pangan, misalnya untuk pembuatan kue. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak.

3. Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo dan kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna VCO. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a) Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan hati-hati karena ditakutkan tumpah.

b) Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain.

---------------------

Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan pemanasan meliputi pembuatan santan dan pemisahan krim santan. Santan yang telah diperoleh didiamkan selama 2-3 jam sampai memisah antara krim santan dengan skimnya. Skim santan bisa dibuang dan krim santan dipanaskan hingga terlihat adanya pemisahan antara blondo dengan minyak. Agar hasil minyak lebih bagus, saring minyak untuk memisahkannya dengan blondo. Minyak

Page 13: tugas khusus VCO

dipanaskan pada suhu 100-110 oC. Minyak didinginkan dan disaring dengan kertas saring.

Teknik Pengolahan tanpa Pemanasan: Proses pengolahan dengan menggunakan enzim atau mikroba penghasil enzim-enzim yang berperan pada pemisahan ikatan lemak, protein, dan karbohidrat. Pada proses ini digunakan minyak pancing dan batu zeolit. Minyak pancing merupakan minyak yang telah mengandung mikroba pengurai untuk memecahkan emulsi santan sehingga minyak dapat terpisah. Mikroba pengurai yang digunakan berupa Candida utilis, Sacharomyces cerevisiae, atau Lactobacillus. Prses pengolahan diawali dengan pembuatan santan dengan perbandingan kelapa dan air 1 kg : 4-6 liter air, selanjutnya santan didiamkan 2 jam sampai diperoleh krim santan. Krim santan dicampur dengan minyak pancing, campuran tersebut difermentasikan selama 10-12 jam. Setelah melalui proses fermentasi campuran tersebut akan terdiri dari tiga lapisan yakni lapisan atas berupa minyak kelapa murni, lapisan tengah blondo, dan lapisan bawah berupa air. Minyak kelapa murni yng diperoleh belum sempurna karena masih bercampur dengan kotoran, untuk itu diperlukan penyaringan dan penjernihan dengan zeolit atau filtrat.

Teknik Pengolahan dengan Fermentasi dan Pemanasan Proses pengolahan minyak kelapa murni ini diawali dengan proses fermentasi krim santan selama 24 jam dengan menggunakan media starter air kelapa yang telah didiamkan 2-4 jam dengan jumlah 10% dari jumlah krim santan. Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak mentah dan pemanasan minyak.-----------------------

Pembuatan Minyak Kelapa

Pembuatan minyak kelapa diawali dengan pembuatan santan kelapa yang merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak (disebut krim) dengan bagian yang miskin dengan minyak(disebut skim). Krim lebih ringan dibanding skim sehingga krim berada pada bagian atas dan skim di bawah.Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana.

a. Cara Basah TradisionalDaging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan minyak dari santan dengan pemanasan. Santan dipanaskan sehingga airnya menguap dan tinggal padatan yang menggumpal. Gumpalan padatan ini disebut blondo (galendo). Minyak dipisahkan dari blondo dengan cara penyaringan. Blondo masih banyak mengandung minyak sehingga masih bisa diambil minyaknya dengan cara diperas.

b. Cara Basah SentrifugasiPemisahan minyak dari santan dapat dilakukan dengan sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm sehingga terjadi pemisahan

Page 14: tugas khusus VCO

krim dari skim. Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih.

c. Cara Basah Fermentasi (Tanpa Menggunakan Api)Siapkan tabung air mineral kemudian parut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air dan dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara “santan prima” dengan air. Santan prima (kental) itu, keasamannya diturunkan hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan cuka makan. Campuran ini kemudian dibiarkan 12 - 24 jam. Dalam proses ini, santan prima terpisah menjadi tiga bagian. Lapisan bawah berupa air, kemudian galendo dan di bagian atasnya minyak murni. Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa halus, lewat keran yang sudah disiapkan sebelumnya. Minyak yang terkumpul, kemudian dihangatkan selama selama 15 menit ditambah antioksidan. Minyak yang dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dikonsumsi. Proses ini masih dapat dilanjutkan ke proses pembuatan minyak berikutnya. Galendo atau blondo itu mengandung mikroba aktif untuk pembuatan minyak fermentasi. Galendo cair disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon dan dibiarkan hingga kering. Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12 jam dalam kehangatan temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan terpisah sendiri. Proses selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga panas kuku selama 15 menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas.

Dari POM-Depkes, diperoleh salinan lengkap hasil penelitian unsur yang dikandung oleh minyak kelentik tanpa api ini, yaitu kandungan air 0,13%, asam laurat 0,30%. Sementara kandungan logamnya, Fe 0,52 mg/kg, timbal< 0,0030, Tembaga< 0,0100, seng <0,0100, timah<0,6000, air aksa<0,0005 arsen negatif dan kolesterol negatif. Jadi, minyak kelentik yang dihasilkan dari proses fermentasi ini bebas kolesterol dan logam berat.

------------------------------

Berikut cara pembuatan dengan metode pemancingan :

1. Pilih kelapa yang cukup umur dan segar, cuci bersih dan diparut

2. Santankan dengan menambah 2 liter air untuk tiap 1 kg kelapa parut

Page 15: tugas khusus VCO

3. Taruh santan di wadah plastik tembus pandang dan diamkan selama 2~3 jam, sehingga terbentuk dua lapisan : krim santan dan air.

4. Ambil krim santan dengan cara menyendok perlahan-lahan. Simpan di wadah plastik yang tembus pandang.

5. Campur krim santan dengan minyak Vco (yang sudah jadi) dengan perbandingan 5 : 1, kemudian aduk rata selama 20 menit.

6. Biarkan dan lihat reaksinya. Mulai pada jam ke-6~8, pada wadah akan terbentuk 3 lapisan : Minyak murni(K-1), blondo (K-2) dan air.

7. Sendoki minyak perlahan-lahan lalu saring dengan kertas saring. Minyak ini yang disebut Vco (K-1). Minyak akan terus terbentuk sampai lebih kurang jam ke-12~16.

8. Setelah selesai pisahkan dan ambil blondo. Masak blodndo dengan api sedang. Blondo ini bisa menghasilkan minyak kualitas kedua (K-2).--------------------

Cara Pembuatan

1. Buah kelapa matang dikupas, dipisahkan daging buah dari tempurung. Dikeluarkan taesta dari daging kelapa dengan menggunakan pisau, diperoleh daging buah tanpa testa.

2. Daging buah berupa testa dicuci, ditiriskan dan diparut. Hasil parut ditambahkan dengan air dengan perbandingan 1 : 1, penambhan air dilakukan untuk mempermudah pengepresan santan. Pengepresan hasil parutan diperoleh santan.

3. Santan dipanaskan atau dimasak, jika terlihat sudah mulai terjadi pemisahan minyak dengan blondo.

4. Minyak hasil pemisahan ini belum matang, sehingga perlu dilanjutkan pemanasan sampai diperoleh minyak matang yang berwarna bening. Minyak didinginkan dan disaring.

5. Selanjutnya minyak dimasukkan ke dalam oven untuk dipanaskan pada suhu 105-115øC selama 30 menit. Cara ini dilakukan untuk menurunkan.

Page 16: tugas khusus VCO

---------------------