of 21 /21
LAPORAN TUGAS KHUSUS PERANCANGAN ULANG HE-6206 DI PLANT PVC-2 DARI WATER COOLING SYSTEM MENJADI AIR COOLED HEAT EXCHANGER (ACHE)Disusun oleh: JONATHAN/ 1206202040 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2015

Tugas Khusus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perancangan ulang HE-6206 di Plant PVC-2 PT Asahimas Chemical

Text of Tugas Khusus

  • LAPORAN TUGAS KHUSUS

    PERANCANGAN ULANG HE-6206 DI PLANT PVC-2 DARI WATER COOLING SYSTEM MENJADI AIR COOLED HEAT EXCHANGER (ACHE)

    Disusun oleh:

    JONATHAN/ 1206202040

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK, 2015

  • ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

    BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1

    1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3

    2.1 PENGATURAN DAN DESAIN MEKANIKAL ACHE .................................................. 3

    2.1.1 Fan ......................................................................................................................... 5

    2.1.2 Konstruksi Fin Tube................................................................................................ 6

    2.1.3 Tubing .................................................................................................................... 6

    2.1.4 Material Konstruksi................................................................................................. 6

    BAB 3 PERHITUNGAN DESAIN ........................................................................................... 7

    3.1 Data Fluida Panas (Udara Proses) .................................................................................... 7

    3.2 Data Fluida Dingin (Udara Ambien) ................................................................................ 7

    3.3 Asumsi Dasar ACHE yang Digunakan ............................................................................. 7

    3.4 Langkah Perhitungan ....................................................................................................... 8

    BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................... 14

    4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14

    4.2 Saran ............................................................................................................................. 15

    REFERENSI ........................................................................................................................... 17

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Typical Side Elevations of Air Coolers .................................................................. 3

    Gambar 2.2 Typical Plan Views of Air Coolers ......................................................................... 4

    Gambar 2.3 Layout Posisi Miring ............................................................................................. 5

    Gambar 3.1 Grafik untuk Mencari Nilai f ................................................................................. 9

    Gambar 3.2 Grafik untuk Mencari Nilai Faktor Y dan B ......................................................... 10

    Gambar 3.3 Grafik untuk Mencari Nilai Faktor J .................................................................... 10

    Gambar 3.4 Grafik untuk Mencari Nilai ha ............................................................................. 11

    Gambar 3.5 Grafik untuk Mencari Nilai Fp ............................................................................. 12

    Gambar 3.6 Grafik untuk Mencari Nilai DR ............................................................................ 12

  • iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan ACHE Tipe Induced Draft .............................................. 4

    Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan ACHE Tipe Forced Draft ............................................... 5

    Tabel 3.1 Data Fin Tube untuk Tube dengan OD 1 inch ............................................................ 7

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di bangku perkuliahan, seorang mahasiswa teknik kimia pasti mendapatkan

    pelajaran mengenai Perpindahan Kalor di mana mahasiswa belajar mengenai

    konduksi, konveksi dan radiasi secara lebih mendalam serta hal-hal seperti LMTD,

    koefisien perpindahan kalor (U), bilangan-bilangan tak berdimensi yang berkaitan

    dengan perpindahan panas dan pengantar mengenai heat exchanger. Barulah di mata

    kuliah Perancangan Alat Proses, proses pemilihan tipe dan perancangan sebuah heat

    exchanger lebih intens dibahas.

    Dengan melakukan On The Job Training (OJT), seorang mahasiswa

    berkesempatan untuk mengaplikasikan ilmu perpindahan kalor dan perancangan alat

    proses-nya, di mana data yang digunakan adalah data proses yang sudah berjalan di

    sebuah pabrik komersial, seperti yang terjadi pada penulis dan rekan.

    Perusahaan tempat penulis melakukan OJT, PT Asahimas Chemical, memiliki

    rencana untuk mengganti Shell and Tube Heat Exchanger dengan pendingin air atau

    water cooling system (HE-6206) di Plant PVC-2 yang sudah dalam kondisi tidak

    prima lagi menjadi Air Cooled Heat Exchanger. HE-6206 sendiri berfungsi untuk

    mendinginkan udara proses panas yang berasal dari blower untuk kemudian

    digunakan pada proses selanjutnya. Pihak ASC bertanya-tanya apakah penggantian

    jenis HE dari WCS menjadi air cooler dapat membuat proses menjadi lebih efisien

    dan ekonomis. Karena itu, penulis dan rekan diberikan tugas khusus oleh Pak Sucipto

    untuk merancang sebuah Air Cooled Heat Exchanger yang mana nanti hasilnya akan

    dijadikan bahan pertimbangan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Apa kelebihan Air Cooled Heat Exchanger (ACHE) dibandingkan dengan

    jenis HE yang lama dengan Water Cooling System (WCS)?

    Apa tipe ACHE yang dipilih dan mengapa?

    Bagaimana prosedur perhitungan untuk mendesain sebuah ACHE?

    Bagaimana spesifikasi ACHE hasil perancangan?

  • 2

    1.3 Tujuan

    Selaras dengan latar belakang yang telah dikemukakan, tujuan pihak kampus

    mengharuskan adanya pemberian tugas khusus ini, selain sebagai sebagian syarat

    kelulusan dan mendapatkan nilai untuk mata kuliah Kerja Praktek, adalah untuk

    melatih sekaligus memberikan tantangan kepada mahasiswa untuk memecahkan

    permasalahan nyata dengan data-data real (data proses plant komersial) sehingga

    mahasiswa dapat merasakan bagaimana pekerjaan dan kehidupan seorang chemical

    engineer di pabrik nantinya.

    Sedangkan goal dari tugas khusus yang diberikan pembimbing lapangan

    adalah untuk merancang sebuah Air Cooled Heat Exchanger untuk menggantikan HE-

    6206 di Plant PVC-2 yang mana saat ini berupa Shell and Tube Heat Exchanger

    dengan fluida pendinginnya adalah air (Water Cooling System). Dengan data

    spesifikasi fluida panas (udara proses) yang sama, penggantian WCS menjadi Air

    Cooler diharapkan lebih efisien dan ekonomis.

  • 3

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 PENGATURAN DAN DESAIN MEKANIKAL ACHE

    Sebuah Air Cooled Heat Exchanger (ACHE) adalah perangkat untuk membuang

    panas dari fluida langsung ke udara ambien. Hal ini berbeda dengan membuang panas ke air

    dan kemudian baru membuangnya ke udara, seperti pada Shell and Tube Heat Exchanger

    (STHE) dan sistem wet cooling tower.

    Keuntungan yang jelas dari sebuah ACHE adalah bahwa perangkat ini tidak

    memerlukan air, yang berarti bahwa pabrik yang membutuhkan kapasitas pendinginan besar

    tidak perlu berlokasi dekat pasokan air pendingin. Sebuah ACHE bisa berukuran sekecil

    radiator mobil atau cukup besar untuk membuang panas turbine exhaust steam condensation

    dari pembangkit listrik 1.200 MW.

    Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 menunjukkan elevasi umum dan gambaran dari

    horizontal ACHE yang populer digunakan. Komponen dasar ACHE terdiri dari satu atau

    lebih bagian tube yang dilengkapi oleh satu atau lebih axial flow fan, fan driver, pengurang

    kecepatan, serta struktur penutup dan pendukung.

    Gambar 2.1 Typical Side Elevations of Air Coolers

    ACHE diklasifikasikan sebagai forced draft ketika bagian tube terletak di bagian

    discharge dari fan, dan sebagai induced draft ketika bagian tube terletak pada sisi suction

    dari fan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing tipe dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan

    Tabel 2.2.

  • 4

    Gambar 2.2 Typical Plan Views of Air Coolers

    Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan ACHE Tipe Induced Draft

    Kelebihan Kekurangan

    Distribusi udara yang lebih baik di

    sepanjang bagian.

    Horsepower yang lebih besar karena fan

    terletak di udara panas.

    Kemungkinan yang lebih kecil dari udara

    panas efluen be-resirkulasi ke bagian

    intake. Udara panas dibuang ke atas sekitar

    2,5 kali kecepatan intake, atau sekitar 1500

    ft/ min.

    Suhu udara efluen harus dibatasi sampai

    200F, untuk mencegah potensi kerusakan

    pada fan blade, bearing, V-belt, atau

    komponen mekanis lainnya dalam aliran

    udara panas.

    Efek cuaca yang lebih kecil, karena 60%

    dari bagian face area tertutup.

    Akses yang lebih sulit untuk pemeliharaan

    komponen fan drive, yang mungkin harus

    dilakukan dalam udara panas yang

    dihasilkan oleh konveksi alami.

    Peningkatan kapasitas ketika terjadi fan

    failure, karena efek natural draft stack jauh

    lebih besar dengan induced draft.

    Untuk inlet fluida proses di atas 350F,

    desain forced draft harus digunakan; jika

    tidak, fan failure bisa mengakibatkan fan

    blade dan bearing bekerja pada suhu yang

    berlebihan.

    Posisi horizontal adalah posisi ACHE yang paling umum digunakan, dan umumnya

    yang paling ekonomis. Untuk fluida dengan potensi pembekuan, tube harus miring

    setidaknya 1/8 inch per kaki terhadap outlet header. Karena dalam banyak kasus tidak akan

    ada masalah terkait dengan pembekuan, dan lebih mahal untuk merancang sebuah unit

    dengan kemiringan, sebagian pendingin dirancang dengan posisi tingkat.

  • 5

    Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan ACHE Tipe Forced Draft

    Kelebihan Kekurangan

    Distribusi udara yang lebih baik di

    sepanjang bagian. Horsepower yang lebih

    rendah karena fan berada di udara dingin.

    Distribusi udara yang lebih buruk di

    sepanjang bagian.

    Aksesibilitas yang lebih baik dari

    komponen mekanis untuk pemeliharaan.

    Kemungkinan terjadinya resirkulasi udara

    panas besar, karena kecepatan discharge

    yang rendah dan tidak adanya stack.

    Adaptasi yang mudah untuk resirkulasi

    udara hangat pada iklim dingin.

    Kapabilitas natural draft yang rendah

    ketika terjadi fan failure karena efek stack

    yang kecil.

    Efek cuaca lebih besar.

    Posisi vertikal kadang digunakan ketika drainase dan head maksimum diperlukan,

    seperti untuk layanan kondensasi. Posisi miring, seperti posisi vertikal, digunakan untuk

    layanan kondensasi juga, memungkinkan drainase yang positif. Seringnya, posisi miring

    adalah 30. Sedangkan A-frame biasanya miring 60 dari horizontal (Gambar 2.3).

    Gambar 2.3 Layout Posisi Miring

    2.1.1 Fan

    Ukuran fan berkisar dari diameter 3 ft sampai 28 ft. Namun, diameter 14 ft sampai 16

    ft adalah diameter terbesar yang biasanya digunakan. Fan driver bisa berupa motor listrik,

    turbin uap, motor hidrolik, atau mesin dengan bahan bakar gas/bensin. Sebuah peredam

    kecepatan, seperti V-belt drive atau reduction gear box, diperlukan untuk menyesuaikan

    kecepatan output driver dengan kecepatan relatif lambat dari axial flow fan. Kecepatan ujung

    fan biasanya 12.000 ft/menit atau kurang. Praktek umum adalah dengan menggunakan V-belt

    drive hingga sekitar 30 bhp dan gear drive pada daya yang lebih tinggi. Ukuran individual

    driver biasanya terbatas pada 50 hp.

    Konfigurasi dua fan bay populer dijumpai, karena mereka memberikan tingkat

    keamanan terhadap fan atau driver failure dan juga metode pengendalian oleh fan staging.

  • 6

    Fan coverage adalah rasio area proyeksi fan ke bagian face yang dilayani oleh fan tersebut.

    Praktek yang baik adalah untuk menjaga rasio ini di atas 0,40 bila memungkinkan karena

    rasio yang lebih tinggi meningkatkan distribusi udara di seluruh muka bagian tube. Area

    muka (face area) adalah daerah rencana/estimasi dari permukaan perpindahan panas yang

    tersedia untuk aliran udara pada bagian face.

    2.1.2 Konstruksi Fin Tube

    Perangkat perpindahan panas adalah pada bagian tube, yang merupakan rakitan dari

    side frame, tube support, header, dan fin tube. Sirip (fin) aluminium biasanya diterapkan pada

    tube untuk memberikan permukaan ekstensi pada sisi udara, untuk mengimbangi koefisien

    perpindahan panas yang relatif rendah dari udara ke dalam tube. Ada 4 tipe konstruksi sirip

    yang umum, yaitu: tension-wrapped, embedded, extruded, dan welded.

    Tension-wrapped mungkin adalah jenis sirip yang paling umum digunakan karena

    alasan ekonomi. Tension-wrapped tubing umum digunakan untuk layanan kontinu dengan

    suhu di bawah 400F. Extruded fin adalah ikatan mekanis antara inner tube yang ter-ekspos

    ke proses dan outer tube atau sleeve (biasanya aluminium) yang diekstrusi menjadi sirip yang

    tinggi (high fin). Embedded fin adalah sebuah fin aluminium atau baja yang berlekuk ke

    dalam base tube. Embedded fin digunakan dalam layanan suhu siklik dan tinggi. Tipe lainnya

    dari fin tube yang tersedia adalah soldered, edge wrapped, dan serrated tension wrapped.

    2.1.3 Tubing

    Cooler secara umum diproduksi dengan panjang tube dari 6 ft sampai 50 ft dan lebar

    bay dari 4 ft sampai 30 ft. Penggunaan tube yang lebih panjang biasanya berujung pada

    desain yang lebih murah dibandingkan penggunaan tube yang lebih pendek.

    Diameter base tube adalah tube dengan OD 5/8 inch sampai 11/2 inch dengan

    ketinggian fin dari 1/2 inch sampai 1 inch, fin spacing 7 sampai 11 per inch, menyediakan

    extended finned surface 12 sampai 25 kali dari permukaan luar base tube (sebuah tube

    dengan OD 1 inch adalah yang paling populer, dan fin yang paling umum adalah fin dengan

    tinggi 1/2 inch atau 5/8 inch).

    Tube biasanya diatur dalam triangular pitch dengan ujung fin dari tabung yang

    berdekatan menyentuh atau dipisahkan oleh 1/16 inch sampai 1/4 inch. Pencocokan dari

    bagian tube ke sistem fan dan persyaratan perpindahan panas biasanya menghasilkan bagian

    yang memiliki kedalaman 3 sampai 8 baris fin tube, dengan 4 baris yang paling umum.

    2.1.4 Material Konstruksi

    Bahan konstruksi umum untuk header adalah carbon steel kualitas firebox, ASTM

    SA-515-70, SA-516-70. Tube umumnya terbuat dari ASTM SA-214 (ERW), SA-179

    (SMLS), carbon steel. Kisi-kisi (louver) umumnya carbon steel atau aluminium, dengan

    konstruksi carbon steel yang paling umum dan paling ekonomis. Fin biasanya aluminium.

    Baik stainless dan brass alloy memiliki aplikasi mereka masing-masing, tetapi lebih mahal

    daripada carbon steel.

  • 7

    BAB 3

    PERHITUNGAN DESAIN

    3.1 Data Fluida Panas (Udara Proses)

    Variabel Satuan Internasional

    (SI) British Unit

    Laju Alir Massa (Wt) 3822 kg/h 8426,1 lb/h

    Suhu Masuk (Tin) 88oC 190,4

    oF

    Suhu Keluar (Tout) 40oC 104

    oF

    Fouling Factor (rdt) 0,0008 m2.h.

    oC/kcal 0,004 ft

    2.h.

    oF/Btu

    Heat Load ( ) 45900 kcal/h 182100 Btu/h

    Sifat Fisik pada Tavg = 147,2oF (64

    oC)

    Cp 0,2406

    0,02

    k 0,01646

    3.2 Data Fluida Dingin (Udara Ambien)

    3.3 Asumsi Dasar ACHE yang Digunakan Tipe : forced draft, 2 kipas

    Fin Tube : 1 inch OD dengan 5/8 inch high fins

    Tube Pitch : 2,5 inch triangular () Bundle Layout : 3 tube passes, 4 rows of tubes. 6 ft long tubes

    Pressure drop maksimum yang diperbolehkan 10 psi

    Tabel 3.1 Data Fin Tube untuk Tube dengan OD 1 inch

  • 8

    Tabel 3.2 Harga U Tipikal untuk Air Cooler

    3.4 Langkah Perhitungan

    1) Memperkirakan Harga Ux (Tabel 3.2)

    Tekanan atmosfer = 14,7 psi

    Melakukan interpolasi kemudian hasilnya dikali 0,5, didapatlah Ux = 0,70

    Setelah melakukan trial and error, didapatlah nilai Ux = 0,95 yang

    digunakan pada perhitungan-perhitungan selanjutnya.

    2) Memperkirakan kenaikan suhu udara ambien

    3) Menghitung CMTD

    4) Menghitung Required Surface

  • 9

    5) Menghitung Face Area

    6) Menghitung Lebar Unit (Width)

    7) Menghitung Jumlah Tabung

    8) Menghitung Tube Side Mass Velocity

    9) Menghitung Modified Reynolds Number

    10) Menghitung Tube Side Pressure Drop

    Gambar 3.1 Grafik untuk Mencari Nilai f

  • 10

    Gambar 3.2 Grafik untuk Mencari Nilai Faktor Y dan B

    *Jika melebihi 10 psi, dilakukan trial kembali.

    11) Menghitung Tube Side Film Coefficient

    Gambar 3.3 Grafik untuk Mencari Nilai Faktor J

  • 11

    12) Menghitung Jumlah Udara yang Dibutuhkan (Air Quantity)

    13) Menghitung Air Face Mass Velocity

    14) Mencari Air Side Film Coefficient

    Gambar 3.4 Grafik untuk Mencari Nilai

    15) Menghitung Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh

    *Jika berbeda jauh, dilakukan trial kembali hingga nilai Ux estimasi sama

    dengan/mendekati Ux hasil perhitungan.

    16) Menghitung Area Minimum Kipas (Fan)

  • 12

    17) Menghitung Diameter Kipas (Fan)

    18) Menghitung Static Pressure Drop Udara Ambien Pendingin

    Gambar 3.5 Grafik untuk Mencari Nilai

    Gambar 3.6 Grafik untuk Mencari Nilai

    19) Menghitung Volume Udara Aktual

  • 13

    20) Menghitung Tekanan Total Tiap Kipas (Aproksimasi)

    21) Menghitung Brake Horse Power Tiap Kipas

    22) Menghitung Daya Motor Tiap Kipas

  • 14

    BAB 4

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan perhitungan desain yang telah dilakukan dalam Bab 3, berikut

    adalah hasil spesifikasi Air Cooled Heat Exchanger (ACHE) yang dibutuhkan untuk

    dapat mendinginkan udara proses dari suhu 88oC menjadi 40

    oC dengan laju alir massa

    sebesar 3822 kg/h, fouling factor 0,0008 m2.h.

    oC/kcal dan heat load 45900 kcal/h

    menggunakan udara ambien dengan suhu 30oC.

    Parameter Hasil

    ACHE Type forced draft, horizontal

    U 0,95 Btu/h.ft2.oF

    Ambient Air Outlet

    Temperature 98

    oF

    Tube Outer Diameter (OD) 1 inch

    Tube Pitch 2,5 inch triangular ()

    Bundle Layout 3 tube pass

    4 rows of tubes

    Fin Height 5/8 inch

    Fin Spacing 10 fins/inch

    Tube Length 6 ft

    Tubes per Row 31,5 32

    Total Tubes 128

    ACHE Width 6,6 ft

    Face Area 39,6 ft2

    Ambient Air Face Velocity 660 ft/min

    Number of Fans 2

    BHP per Fan 0,9 hp

    Motor Power per Fan 1 hp

    Gambar 4.1 Contoh Penampakan Forced Draft ACHE dengan Dua Kipas

  • 15

    4.2 Saran

    Karena perhitungan manual oleh manusia memakan banyak waktu dan

    membutuhkan ketelitian (resiko terjadi kesalahan tinggi), maka penulis menyarankan

    perhitungan dan perancangan dilakukan dengan bantuan software sehingga lebih

    akurat, resiko kesalahan kecil dan hemat waktu. Contoh software sederhana yang gratis

    adalah Air Cooled Heat Exchanger Sizing dari CheCalc. Hasil perhitungan software

    ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 (British Unit) dan Gambar 4.3 (SI).

    Gambar 4.2 Hasil Perhitungan CheCalc (British Unit)

  • 16

    Gambar 4.3 Hasil Perhitungan CheCalc (SI)

  • 17

    REFERENSI

    A.P.I. Standard 661. Air Cooled Heat Exchangers for General Refinery Services.

    Briggs, D. E., Young, E. H. Convection Heat Transfer and Pressure Drop of Air

    Flowing Across Triangular Pitch of Tubes. Chemical Engineering Progress Symposium

    Series, Volume 59, No. 41, 1963.

    Cook, E. M. Air Cooled Heat Exchangers. Chemical Engineering, May 25, 1964, p.

    137; July 6, 1964, p. 131; and August 3, 1964, p. 97.