Upload
ayuherwan
View
257
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
Bagian Ilmu Bedah Tugas Kelompok Stase BTKV
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Karsinoma Paru
Disusun oleh:
Ayu Herwan Mardatillah (0910015020)
Hardin (0910015022)
Famela Asditaliana (0910015058)
Pembimbing:
dr. Ivan Joalsen, Sp.B,TKV
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. Y.S.
Usia: 61 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Alamat: Tarakan
Agama: Katholik
Status : Kawin
Pekerjaan: Pensiunan PNS
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 08.00 WITA di Ruang Anggrek RSUD AWS Samarinda..
a. Keluhan Utama: nyeri pada dada
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri pada semua bagian dadanya sejak 6 bulan yang lalu SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul, namun belakang nyeri yang dirasakan semakin sering dan lama. Nyeri juga dirasakan menjalar ke daerah leher, tangan, dan dada bagian belakang. Nyeri yang dirasakan tidak terpengaruh aktifitas pasien.
Tidak ada sesak napas, tidak ada demam, batuk hanya sesekali dan tidak terlalu mengganggu pasien. Menurut pengakuan pasien berat badannya menurun dalam 2 bulan terakhir (dari 75 kg menjadi 71 kg), nafsu makan sedikit menurun. Tidak ada keluhan pada BAB dan BAK.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa: Disangkal
Alergi: Disangkal
Diabetes Mellitus: Diakui (sejak 5 tahun yang lalu)
Hipertensi: Disangkal
Jantung: Belum Tahu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa: Disangkal
Alergi: Disangkal
Diabetes mellitus: Diakui (saudara kandung pasien)
Hipertensi: Diakui ( pasien sendiri)
Jantung: Disangkal
e. Riwayat Pribadi
Perokok aktif: Diakui (dari muda sampai 1995)
Olah raga: Diakui (jalan santai setiap pagi)
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan mempunyai 2 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung oleh ASKES (Kesan Ekonomi Cukup)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemerikaan fisik dilakukan tanggal 18 Maret 2015 Pukul 19.00 di Ruang Anggrek RSUD AWS Samarinda
Keadaan Umum:
Kesadaran: Compos Mentis
GCS: 15 (E 4, V 5, M 6)
Vital sign:
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 86x/menit, irama regular, isi dan tegangan kuat
RR: 20x/menit
Suhu: 36,50C secara aksiler
BB: 71 kg
TB: 170 cm
Status Generalisata:
Kulit: Warna sawo matang,
Kepala: dbn
Mata : Corpus alienum(-/-); konjungtiva: anemis (-/-), hiperemis (-/-), ikterik (-/-); Reflek cahaya (+/+); Pupil isokor 3mm/3mm
Hidung: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
Telinga: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), sekret (-/-)
Mulut: Lembab (+), sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)
Leher:Limfonodi(-), pembesaran tiroid (-), otot bantu
pernafasan (-)
Status Internus:
Thorax:
Cor:
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi: IC teraba di SIC VI 2 cm LMCS, kuat angkat
Perkusi:
Batas atas jantung: ICS II Linea parasternal sinistra
Pinggang jantung: ICS III Linea parasternal sinistra
Batas kiri bawah jantung: ICS VI 2 cm medial Linea mid
clavicula sinistra
Batas kanan bawah jantung: ICS IV Linea sternalis dextra
Auskultasi: BJ I & II normal & murni, bising (-), gallop (-)
Pulmo
Dextra
Sinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Simetris statis & dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal kanan = kiri
Sonor seluruh lapang paru
SDparu vesikuler (+), suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-)
Simetris statis & dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal kanan = kiri
Sonor seluruh lapang paru
SDparu vesikuler (+),suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-)
Abdomen:
Inspeksi: Dinding abdomen datar, massa (-), warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar
Auskultasi: Bising usus (+) normal (15x/menit)
Perkusi: Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+),
ascites (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak teraba
Ekstremitas
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Ikterik
-/-
-/-
Spider nevi
-/-
-/-
Ptekie
-/-
-/-
Varises
-/-
-/-
Clubbing Finger
+/+
+/+
Gerakan
Bebas/Bebas
Bebas/Bebas
Kekuatan
5/5/5
5/5/5
Tonus
Normotoni
Normotoni
Refleks Fisiologis
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Refleks Patologis
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hematologi
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
Hemoglobin
14.5
14.0-18.0
g/dl
Leukosit
9.5
4.0-10
Ribu
Hematokrit
44.3
40-58
%
Trombosit
247
200-400
Ribu
MCV
89.3
80-90
Mikro m3
MCH
30.6
27-34
Pg
MCHC
34.3
32-36
g/dl
RDW
11.5
10-16
%
MPV
7.2
7-11
Mikro m3
Limfosit
2.4
1.7-3.5
10^3/mikroL
Monosit
0.4
0.2-0.6
10^3/mikroL
Granulosit
4.3
2.5-7.0
10^3/mikroL
Limfosit%
33.8
25-35
%
Monosit%
5.1
4-6
%
Granulosit%
61.1
50-80
%
Globulin
2.64
2.0-4.0
g/dl
Uric Acid
4.40
2-7
mg/dl
Cholesterol
164
< 200 dianjurkan
200-240 Risiko sedang
>240 Risiko tinggi
mg/dl
HDL cholesterol
36
40-75
mg/dl
LDL cholesterol
65
< 130 dianjurkan
130-159 Risiko sedang
160 Risiko tinggi
mg/dl
Trigliserid Acid
311
70-140
mg/dl
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI RUJUKAN
HBsAg
Non-reaktif
Non-reaktif
AbHIV
Non-reaktif
Negatif
CEA
72,28
10 ng/ml
2. Serologi
3. Histopatologi
Sudah dilakukan pengambilan sampel jaringan.
Mikroskopis: terdiri dari sel-sel epitel squamous yang pleomorfik, kromatin inti sangat kasar, anak inti prominent, sitoplasma luas berkelompok dan tersebar dengan latar belakang eritrosit.
Kesimpulan:
Tu. Paru dextra ( non small cell lung cancer- karsinoma sel skuamus)
4. Radiologi
Foto Thorax
CT Scan
DIAGNOSIS BANDING
Karsinoma Sel Basal
DIAGNOSIS
Karsinoma Paru Sel Skuamos
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologis
a. IVFD RL 20tpm
b. Inj. Codein 3x10 mg
c. Paracetamol 3x500mg tab.
d. Glimepirid 2 mg 1-0-0
e. Metformin 3x500mg
f. Amitriptilin 1 x 25mg
2. Bedah
Pasien direncanakan untuk dilakukan op pada hari Senin (23-03-2015)
3. Non-farmakologis
a. Diet rendah gula dan rendah garam
PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam: ad malam
2. Quo ad Sanam: dubia ad malam
3. Quo ad Cosmeticam: dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru). (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003). Kata kanker paru digunakan untuk mendefinisikan tumor yang muncul dari epitel saluran nafas (bronkus, bronkiolus, dan alveoli). (Minna & Schiller, 2010). Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok. (Ferlay, Bray, Pisani, & Parkin, 2004).
2. Etiologi
Etiologi sebenarnya dari karsinoma paru belum diketahui, tapi ada tiga faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insidensi penyakit ini : merokok, bahaya industri, dan polusi udara. Dari faktor-faktor ini merokok agaknya yang memegang peranan paling penting yaitu 35 % dari seluruh kasus.
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90 % kasus karsinoma paru pada pria dan sekitar 70 % kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang di hisap semakin besar resiko untuk menderita karsinoma paru, hanya sebagian kecil karsinoma paru (sekitar 10-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, eter, gas mustard, dan pancaran oven arang bisa menyebabkan karsinoma paru meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab karsinoma paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang karsinoma paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang parunya telah memiliki jaringan parut akibat penyakit paru lainnya seperti tuberkulosis dan fibrosis.
2. Klasifikasi
Small cell lung cancer (SCLC)
Gambaran histologis SCLC yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit sekali tanpa nukleoli. Disebut juga oat cell carcinoma karena bentuknya mirip bentuk biji gandum, sel kecil ini cenderung berkumpul disekeliling pembuluhdarah halus menyerupai pseudoroset. Sel-sel yang bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang terlepas menyebabkan warna gelap disekitar pembuluh darah.
Non small cell lung cancer (NSCLC)
Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan bridge intra selular. Studi sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuamosa ke karsinoma in situ.
Adenokarsinoma
Khas dengan bentuk formasi glandular dan kecenderungan kearah pembentukan konfigurasi papilar. Biasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (carcinoma embryonic antigen) karsinoma ini bias dibedakan dari mesotelioma.
Karsinoma bronkoalveolar
Merupakan sub tipe adenokarsinoma, sel karsinoma bentuk ini mengikuti permukaan alveolar tanpa menginvasi atau merusak jaringan paru.
Karsinoma sel besar
Suatu sub tipe dengan gambaran histologis yang dibuat secara eksklusion. Karsinoma sel besar termasuk NSCLC tetapi tanpa gambaran deferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplastik tak berdiferensiasi, biasanya disertai dengan infiltrasi sel netrofil.
Patologi
Menurut klasifikasi WHO, kanker paru epitelial terdiri dari 4 tipe sel utama: small cell lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC) termasuk adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, dan large cell carcinoma. Empat jenis kanker ini menyumbang sekitar 90% dari semua kanker paru epitelial. Sisanya adalah karsinoma yang tidak terdiferensiasi, karsinoid, tumor kelenjar bronkus.
Gambar 1. Klasifikasi Kanker Paru
Semua tipe kanker paru dapat ditemukan pada perokok aktif maupun bekas perokok aktif. Karsinoma sel skuamos dan karsinoma sel kecil dihubungkan dengan penggunaan tembakau yang berat. Karsinoma skuamos dulunya merupakan jenis NSCLC yang paling sering didiagnosa, tetapi dengan adanya penurunan konsumsi rokok dan penggunaan filter rokok yang berbeda, adenokarsinoma telah menggantikan karsinoma sel skuamos sebagai kanker yang paling sering ditemukan di Amerika Utara. Insidensi dari SCLC juga mengalami penurunan. Diantara wanita dan usia dewasa muda ( 2 but 3 cm
> 3 but 5 cm
> 5 but 7 cm
> 7 cm
Pleural or pericardial invasion
Visceral pleura
Parietal pleura
Mediastinal pleura
Parietal pericardium
Central airway invasion
Tumor extending into mainstem bronchus > 2 cm from carina
Tumor extending into mainstem bronchus 2 cm from carina
Tumor extending to carina
Lung atelectasis
Tumor causing atelectasis of less than entire lung
Tumor causing atelectasis of entire lung
Soft tissue invasion
Chest wall and superior sulcus
Diaphragm
Mediastinum
Heart or great vessels
Trachea
Esophagus
Osseous invasion
Rib
Vertebral body
Nerve invasion
Phrenic nerve
Recurrent laryngeal nerve
Satellite nodules
Same lobe
Same lung, different lobe
Lymph node designation
No lymphadenopathy
Ipsilateral, peripheral, or hilarinterlobar zone involvement
Ipsilateral upper, aorticopulmonary, lower, or subcarinal zone involvement
Supraclavicular or contralateral upper, aorticopulmonary, lower, hilarinterlobar, or peripheral zone involvement
Metastatic disease designation
Contralateral lung metastases
Pleural or pericardial dissemination
Distant metastases
T1
T1
T2
T2
T2
T2
T3
T3
T3
T2
T3
T4
T2
T3
T3
T3
T4
T4
T4
T4
T3
T4
T3
T4
T4
M1
N0
N1
N2
N3
M1
T4
M1
T1aa
T1ba
T2aa
T2ba
T3a
T2ab or T2bC
T3
T3
T3
T2ab or T2bC
T3
T4
T2ab or T2bC
T3
T3
T3
T4
T4
T4
T4
T3
T4
T3
T4
T3
T4
N0
N1
N2
N3
M1a
M1a
M1b
77d
71d
58d
49d
35d
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
NAe
28f
22f
56g
38g
22g
6g
3h
2h
1h
NoteCells in bold indicate a change in the designation from the sixth edition. NA indicates not applicable.
aT designation is listed for tumors completely surrounded by lung. Designation can increase depending on presence and extent of invasion.
bT2a designation if tumor measures 5 cm in long-axis diameter.
cT2b designation if tumor measures > 5 cm but 7 cm in long-axis diameter.
dSurvival based on patients staged pathologically with complete resection of tumor (R0) and no nodal or extranodal metastatic disease (N0M0).
eIndividual survival statistics not calculated due to limited information. As a group, 5-year survival rate in patients pathologically staged with a T3 and T4 designation
(excluding those with tumors > 7 cm or satellite nodules), any R, any N, and M0 was 31% and 22%, respectively.
fSurvival based on patients staged pathologically with complete or incomplete resection of tumor (any R), any nodal disease (any N), and M0.
gSurvival based on patients staged pathologically with any tumor designation (any T) and M0.
hSurvival based on patients staged clinically with any T and any N.
Tabel 1. Seventh Edition of the TNM Classification of Lung Cancer Compared With the Sixth Edition.
Sistem staging juga mengalami revisi sebagaimana dijelaskan pada Tabel 2.
Stage in Seventh Edition
Stage in
Sixth Edition
N0
N1
N2
N3
T1a
T1b
T2a
T2b
T3 (> 7 cm)
T3 (invasion)
T3 (satellite nodule, same lobe)
T4 (invasion)
T4 (ipsilateral nodule, different lobe)
M1a (pleural or pericardial dissemination) M1a (contralateral lung nodules) M1b (distant metastatic disease)
T1
T1
T2
T2
T2
T3
T4
T4
M1
T4
M1
M1
I A
I A
I B
II A
II B (I B)
II B
III B (III A)
III A (III B)
III A (IV)
IV (III B)
IV
IV
II A
II A
II A (II B)
II B
III A (II B)
III A
III A (III B)
III A (III B)
III A (IV)
IV (III B)
IV
IV
III A
III A
III A
III A
III A
III A
III A (III B)
III B
III B (IV)
IV (III B)
IV
IV
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B (IV)
IV (III B)
IV
IV
NoteCells in bold indicate a change in the stage from the sixth edition. Adjacent stage in parentheses represents staging from the sixth edition.
Tabel 2. Revisions to Stage Groupings in the Seventh Edition of the TNM Classification for Lung Tumors Compared With the Sixth Edition.
Penatalaksanaan
Penentuan modalitas terapi yang akan diberikan pada penderita tergantung pada:
1. Jenis histologi kanker paru
2. Stadium kanker.
3. Status performance.
4. Fasilitas dan pengalaman dokter.
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa15 :
1. Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
2. Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4. Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi
Adapun penanganan Kanker paru yang dapat dilakukan adalah:
1. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk NSCLC stadium I dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality therapy, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat.
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis. Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah mengetahui toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD).
2. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus. Pada terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternatif terapi kuratif.
Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk meringankan keluhan penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.
3. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien SCLC atau dengan metastase luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance status) harus lebih dari 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat dilakukan.
Geftinib dapat digunakan untuk terapi lini pertama pada pasien NSCLC, yang dipilih berdasarkan mutasi EGFR yang mampu meningkat angka kelangsungan hidup, dengan toksisitas yang dapat diterima, dibandingkan dengan kemoterapi laiinya. 2
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah5:
a. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
b. Respons obyektif satu obat antikanker sebesar 15%
c. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
d. Terapi harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 siklus pada penilaian terjadi tumor progresif.
Prognosis
Prognosis secara keseluruhan bagi pasien-pasien dengan karsinoma paru adalah buruk dan hanya sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, meskipun telah diperkenalkan berbagai agen-agen kemoterapi yang baru. Dengan demikian, penekanan harus diberikan pada pencegahan. Tenaga-tenaga kesehatan harus menganjurkan masyrakat untuk tidak merokok atau hidup dalam lingkungan yang tercemar polusi industri. Tindakan-tindakan protektif harus dilakukan bagi mereka yang bekerja dengan asbes, uranium, kromium, dan materi karsinogenik lainnya.
Berikut ini gambaran prognosis dengan menggunakan klasifikasi TNM terbaru :
Factor
Median Survival (mo)
Five-Year Survival Rate (%)
TNM stage
IA
IB
IIA
IIB
IIIA
Cell type
Bronchoalveolar carcinoma
Adenocarcinoma
Squamous cell carcinoma
Large cell carcinoma
Adenosquamous carcinoma
Sex
Female
Male
Age (y)
< 70
70
95
75
44
29
19
83
45
44
34
26
66
40
49
38
66
56
43
35
23
61
44
43
41
29
52
41
46
38
Tabel 3. Prognostic Factors of Survival in Pathologically Staged Patients With NonSmall Cell Lung Carcinoma.