Upload
tenriselee
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah ini berisi tentang opini pengembangan ekowisata disuatu daerah.
Citation preview
“Kawasan Hutan Mangrove yang sangat luas, tapi tidak dimanfaatkan
sebagai ekowisata”
A. Kondisi kawasan hutan mangrove daerah A
Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada tanah
berlumpur dan berpasir di daerah pantai dan muara sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut laut (Tuwo.A 2011). Ekosistem hutan
mangrove juga tergolong dinamis karena hutan mangrove dapat terus
berkembang serta mengalami suksesi sesuai dengan perubahan tempat
tumbuhnya, namun hutan mangrove juga tergolong labil, karena mudah
sekali rusak dan sulit untuk pulih kembali (Arifin, 2003).
Ekowisata merupakan salah satu produk pariwisata alternatif yang
mempunyai tujuan seiring dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan
yaitu pembangunan pariwisata yang secara ekologis memberikan manfaat
yang layak secara ekonomi dan adil secara etika, memberikan manfaat
sosial terhadap masyarakat guna memenuhi kebutuhan wisatawan dengan
tetap memperhatikan kelestarian kehidupan sosial-budaya, dan memberi
peluang bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang untuk
memanfaatkan dan mengembangkannya.
Kawasan mangrove pada daerah A memiliki luas sekitar 382,85
hektar. Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi mangrove,
didapatkan kondisi vegetasi mangrove di daerah A terdiri atas 7 famili dan
terdiri dari 10 spesies. Hutan mangrove di daerah A secara umum dapat
digambarkan dengan kerapatan pohon yang sangat baik dengan kategori
sangat padat. Nilai rata-rata kerapatan pohon adalah 3955.56 Ind/Ha
dengan spesies yang mendominasi adalah Avicennia alba, Sonneratia alba
dan Scyphiphora hydrohyllacea. sangat sesuai untuk dijadikan ekowisata
mangrove. Perlu adanya perhatian pemerintah dalam pengembangan
sarana dan prasarana yang dapat menunjang pengembangan kegiatan
ekowisata mangrove dan perlu adanya keterlibatan masyarakat di dalam
mengelola, menjaga dan melindungi ekosistem mangrove yang ada agar
terjaga kelestarian ekosistem mangrove sehingga masyarakat dapat hidup
dengan sejatera. Banyak masyarakat sekitar yang mencari hewan – hewan
laut seperti ikan, kepiting udang, dan lain – lain untuk dijadikan sebagai
makanan sehari – hari. Mangrove tersebut dapat pula di jadikan sebagai
bahan baku pembuatan kerajinan yang bernilai rupiah. Mangrove juga dapat
sebagai tempat perkembang biakan hewan laut seperti kepiting. Pada lokasi
tersebut memiliki daya dukung kawasan ekowisata dengan jumlah
pengunjung 500 orang yang dapat ditampung. Agar pengunjung mudah
mencapai tempat tersebut, sebaiknya pemerintah melakukan perbaikan
sarana dan prasarasa seperti perbaikan jalan dan penyediaan kendaraan
pariwisata khusus untuk menuju ke daera kawasan ekowisata hutan
mangrove. Akan tetapi kurangnya perhatian keberadaannya yang dapat
dijadikan sebagai kawasan ekowisata oleh pemerintah dan masyarakat di
daerah tersebut.
B. Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahannya yaitu :
1. Apa manfaat dari ekowisata hutan mangrove?
2. Bagaimana pemerintah dalam mengembangkan kawasan hutan
Mangrove menjadi ekowisata?
Manfaat yang dapat diambil dari pengembangan ekowisata hutan
mangrove adalah banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke areal yang
alami sekaligus dapat melakukan kegiatan bisnis. Kawasan ekowisata hutan
mangrove dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa.
Pemda setempat bisa menambah kas keuangan daerah dengan menjual
tiket masuk kawasan wisata, masyarakat sekitar akan dengan senang hati
membuka lapak-lapak mereka yang berisi makanan/minuman atau souvenir
khas daerah setempat. Pemandu wisata yang berasal daari masyarakat
lokal bisa mendapatkan fee dari menyewakan jasanya membawa para
wisatawan berkeliling menikmati keindahan panorama hutan Mangrove.
Rupiah juga bisa didapatkan dari menyewakan perahu bagi para wisatawan
yang ingin menikmati liukan pohon Mangrove dari atas perahu. Para
investor pun akan melirik kawasan itu untuk dijadikan area investasi, bisa
berupa penyewaan tempat menginap seperti homestay, motel, hotel, atau
cottage; tentunya dengan tetap memperhatikan adat setempat (kearifan
lokal).
Mangrove tidak hanya bermanfaat sebagai ekologis bagi kelangsungan
ekosistem pesisir dan laut, tetapi juga memberikan manfaat bagi kehidupan
ekonomi masyarakat di daerah A, saat ini hingga berkelanjutan masa yang
akan datang.
Pemerintah dalam pengembangan kawasan ekowisata tidak terlepas
dari bantuan beberapa instansi yang terkait, dimana bantuan berupa dana
ataupun tenaga sangat di butuhkan untuk terealisasinya kawasan tersebut.
Mahasiswa geografi sebagai pemunculan ide awal pengembangan kawasan
ekowisata hutan mangrove, dengan keterlibatan ini mahasiswa sangat
berperan penting dalam menyebarluaskan atau mensosialisasikan
keberadaan hutan mangrove yang sangat luas dan memiliki potensi yang
luar biasa dalam pengembangan ekowisata. Untuk investor sendiri, penyalur
dana pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove agar
pengembangan tersebut berjalan sesuai rencana dengan target yang telah
di sepakati. Sedangkan masyarakat itu sendiri sebagai pendukung
terealisasinya kawasan tersebut. Karena tanpa persetujuan masyarakat
setempat kawasan hutan mangrove berada, pengembangan ekowisata
tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar.
C. Target yang akan dicapai (outcome)
Adapun target yang akan dicapai adalah terealisasinya ekowisata
kawasan hutan mangrove pada daerah A. Dimana ada beberapa instansi
yang terkait dalam pengembangan ekowisata tersebut yang nantinya bisa
menjadi pendapatan daerah dan membantu pembangunan infrastruktur
agar banyak pengunjung yang akan datang berwisata pada kawasan
ekowisata hutan mangrove di daerah tersebut nantinya. Model
pengembangan dalam ekowisata adalah menghargai kaidah-kaidah alam
dengan melaksanakan program pembangunan dan pelestarian sumberdaya
secara terpadu (integrating, conservation and development) secara
berkelanjutan. Keterpaduan ini antara upaya konservasi sumberdaya alam
dengan pengembangan ekonomi masyarakat sehingga kegiatan ekowisata
mendukung upaya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Pembangungan ekonomi dalam konsep ekowisata adalah memberikan
peluang kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan menjadi salah
satu sumber pendapatan daerah dalam rangka otonomi serta memberikan
sumbangan devisa kepada negara dengan memanfaatkan sumberdaya
lokal secara lestari sejak perencanaan, pengelolaan dan pembagian
hasilnya. Manfaat penting lainnya daari ekosistem ini adalah sebagai
penyeimbang ekosistem darat, laut, dan udara. Ekosistem mangrove dapat
membantu pembentukan daratan baru dan hasil sedimentasi lumpur yang
dibawa oleh aliran sungai. Dengan kemampuan mengikat zat pencemaran
maka mangrove dapat berfungsi sebagaai biofilter alami, yang dapat
menetralkan dan menjernihkan kawasan perairan pesisir. Berkaitan dengan
produktivitas, ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang
sangat
D. Instansi yang terkait / Stake Holder
Ada beberapa instansi yang terkait dalam pengembangan ekowisata
hutan mangrove pada daerah A, sebagai berikut.
a. Mahasiswa, sebagai penemu potensi hutan mangrove dan
penggagas awal dari pengembangan kawasan ekowisata hutan
mangrove pada daerah A.
b. PEMDA, sebagai yang menjalankan pengembangan ekowisata
hutan mangrove pada daerah A.
c. Investor, sebagai penanam modal atau penyalur dana untuk
kelancaran pengembangan ekowisata hutan mangrove.
d. Masyarakat, sebagai pendukung dan pelestari dari
pengenbangan kawasan ekowisata hutan mangrove.
MAHASISWA PEMDA INVESTOR MASYARAKAT
MAHASISWA - ++ - ++
PEMDA + - ++ ++
INVESTOR - + - -
MASYARAKAT + ++ - -
1.1.Table hubungan
Keterangan :
- : tidak berhubungan
+ : berhubungan
++ : sangat berhubungan
a. Mahasiswa >< Pemda : hubungan Mahasiswa dan Pemda sangat
berhubungan, dimana mahasiswa berperan sebagai pihak yang
memunculkan ide dalam pengembangan ekowisata hutan mangrove yang
membutuhkan peran serta Pemda agar dapat terealisasikan. Mahasiswa
harus mampu menjelaskan potensi apa yang dapat di kelola pada
temuannya padakawasan hutan mangrove pada daerah A tersebut, Agar
pemerintah dapat memahami kondisi hutan mangrove tersebut dan
berusaha untuk merealisasikan ide tersebut.
b. Mahasiswa >< Masyarakat : hubungan Mahasiswa dan Masyarakat sangat
berhubunan, karena masyarakat merupakan factor utama dalam
pengembangan ide tersebut sebagai pihak yang akan menjaga kelestarian
kawasan ekowisata hutan mangrove daerah A yang juga nantinya para
mahasiswa tersebut ikut dalam melestarikan kawasan hutan mangrove
pada daeah tesebut.
c. Pemda >< mahasiswa : Pemda dan Mahasiswa mempunyai hubungan,
dimana Pemda membutuhkan mahasiswa sebagai penggasgas awal dalam
pengembangan ekowisata hutan mangrove dan pemerintah sebagai
pelaksana dan yang menjalankan kegiatan pengembangan.
d. Pemda >< Investor : Pemda dan Investor sangat berperan penting dalam
pengembangan ekowisata tersebut. Dimana investor menyiapkan dana
pengembangan dan dijalankan oleh pemerintah. Dana tersebut tidak hanya
pada saat awal pengembangan tetapi juga saat berjalannya ekowisata, agar
ekowisata tersebut berlangsung secara continue dan mengalami
peningkatan yang berarti.
e. Pemda >< Masyarakat : Pemda dan masyarakat sangat berhubungan
karena tanpa dukungan dari masyarakat setempat kawasan hutan
mangrove di daerah A tidak akan terealisasiakan menjadi kawasan
ekowisata.
f. Investor >< Pemda : Investor dan Pemda mempunyai hubungan, dimana
investor menyalurkan dana atau penenm modal untuk pengembangan
ekowisata dengan tujuan mencapai sesuatu yang dapat menguntungkan
satu sama lain.
g. Masyarakat >< Mahasiswa : hubungan masyarakat dan mahsiswa dalam
pengembangan ekowisata tersebut, sama-sama menjaga kelestarian
ekowisata.
h. Masyarakat >< Pemda : masyarakat dan Pemda sangat berhubungan
diamana pemerintah sebagai pengembangan ekowisata dan masyarakat
sebagai pendukung dan pelestari kawasan ekowisata hutan mangrove
daerah tersebut.