52
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH TEORI PEMESINAN DASAR MATERIAL ALAT POTONG DAN TIPE KERUSAKANNYA Disusun Oleh : Kukuh Bangun Sudrajat 15503241061 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK i

Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Material Alat Potong

Citation preview

Page 1: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH TEORI PEMESINAN DASAR

MATERIAL ALAT POTONG DAN TIPE KERUSAKANNYA

Disusun Oleh :

Kukuh Bangun Sudrajat

15503241061

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

i

Page 2: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan

tugas individu tentang Material Alat Potong dan Tipe Kerusakannya ini dengan

baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Saya berterima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Teori

Pemesinan Dasar UNY yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan saya tentang alat – alat potong, fungsi serta jenis – jenis

kerusakannya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas individu

ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami

berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan tugas individu yang

akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas individu sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya tugas individu yang telah saya tulis ini dapat berguna

bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Dan juga dapat memenuhi

tugas individu dalam Mata Kuliah Pemesinan Dasar ini. Sebelumnya kami mohon

maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami

memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, September 2015

Penyusun

ii

Page 3: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

I.1 Latar Belakang.............................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah........................................................................................1

I.3 Batasan Masalah...........................................................................................2

I.4 Tujuan...........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

ISI.............................................................................................................................3

2.1 Alat Potong Perkakas...................................................................................3

2.2 Material Alat Potong....................................................................................3

2.2.1 Faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan material alat

potong...............................................................................................3

2.2.2 Sifat Material Alat Potong................................................................3

2.2.3 Jenis Material Perkakas Potong........................................................3

2.3 Alat Potong Mesin Bubut............................................................................5

2.3.1 Pahat Bubut ......................................................................................5

2.4 Alat Potong Mesin Frais.............................................................................13

2.4.1 Macam – macam Pisau Frais..........................................................13

2.5 Alat Potong Mesin Bor...............................................................................22

2.5.1 Macam – macam mata bor..............................................................22

2.6 Kerusakan pada Pahat................................................................................28

BAB III...................................................................................................................31

PENUTUP..............................................................................................................31

3.1 Kesimpulan.................................................................................................31

3.1 Saran...........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

iii

Page 4: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat Potong Perkakas adalah suatu alat yang digunakan untuk

memproses suatu benda kerja untuk membetuk benda kerja tersebut sesuai

dengan yang kita inginkan berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dibuat

dan diteliti. Untuk menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan yang

kita inginkan, diperlukan alat potong dengan material tertentu menimbang

dari jenis benda kerja yang akan dibuat.

Pada kegiatan proses produksi menggunakan mesin perkakas, alat

potong merupakan salahsatu jenis alat yang mutlak diperlukan untuk

melakukan proses produksinya. Berbagai macam dan bentuk alat potong yang

digunakan pada proses produksi, yang masing-masing alat potong akan

berpengaruh terhadap bentuk hasil produksinya.

Alat potong berfungsi untuk menyayat/memotong benda kerja sesuai

dengan tuntutan bentuk dan ukuran pada gambar kerja. Alat potong perkakas

adalah alat yang langsung bersentuhan dengan benda kerja sehingga rawan

akan kerusakan.

Kerusakan alat potong perkakas dapat diperlambat dengan memilih

material penyusun yang tepat. Oleh karena itu sangat perlu untuk mengetahui

material alat potong dan fungsinya. Serta agar terhindar dari kerusakan tentu

saja kita juga harus mengenal seperti apa kerusakan yang akan terjadi dan

penyebabnya.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahannya adalah karena kita belum mengenal dan mengetahui

tentang alat potong perkakas dan macam – macam kerusakannya. Sehingga

kita dapat menggunakannya secara efektif dan efisien serta dapat

mengantisipasi jika terjadi kerusakan pada alat potong.

1

Page 5: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

1.3 Batasan Masalah

Dalam tugas individu ini ditetapkan batasan – batasan masalah sebagai

berikut :

1. Definisi Alat Potong Perkakas.

2. Macam – macam material alat potong pada mesin bubut, frais, dan bor

beserta pengertian dan fungsi.

3. Jenis – jenis kerusakan alat potong dan penyebabnya.

1.4 Tujuan

Tujuan dari tugas individu ini adalah :

1. Memenuhi tugas individu pemesinan dasar yang diberikan oleh dosen.

2. Mengetahui dan mengenal material alat potong dan tipe – tipe

kerusakannya.

2

Page 6: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

BAB II

ISI

2.1 Alat Potong Perkakas

Alat Potong Perkakas adalah suatu alat yang digunakan untuk memproses

suatu benda kerja untuk membetuk benda kerja tersebut sesuai dengan yang kita

inginkan berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dibuat dan diteliti.

Pemgertian Pahat atau perkakas potong (Cutting Tool) adalah alat atau benda

yang digunakan untuk memotong material atau benda kerja dalam proses

pemesinan.

2.2 Material Alat Potong

Sebelum kita menggunakan alat potong maka kita harus mengetahui dahulu

bahan-bahan atau material untuk membuat alat potong tersebut.

2.2.1 Faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan material alat potong :

1. Material atau bahan dari benda kerja/product.

2. Kualitas/kehalusan permukaan.

3. Kecepatan potong/Cutting Speed (Cs) yang dikehendaki.

4. Frekuensi penggunaan.

5. Harga.

2.2.2 Sifat Material Alat Potong

1. Keras / Hardness 

Mampu mempertahankan kekerasannya dalam suhu pemotongan,

sehingga tidak deformasi. 

2. Ulet / Toughness 

Mampu menahan beban kejut akibat pemotongan maupun vibrasi. 

3. Tahan aus / Wear resistance 

Mampu digunakan pada umur pakainya sebelum terjadi kerusakan. 

4. Tahan terhadap bahan kimia 

Kemampuan untuk tidak bereaksi terhadap bahan-bahan kimia pada saat

proses pemotongan.

3

Page 7: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

2.2.3 Jenis Material Perkakas Potong :

1. Carbon and Medium-Alloy Steels

Biasa disebut juga baja karbon paduan, sudah digunakan sejak 1880

sebagai twist drill, tap, broaching dan reamer. Murah, dan mudah

dibentuk. Kekerasan terhadap panas rendah,tahan aus rendah. Kecepatan

potong rendah. Cocok untuk mengerjakan material yang lunak.

2. High Speed Steel / HSS

Diproduksi pertamakali tahun 1900-an, dapat dikeraskan dengan ketebalan

yg bervariasi, tahan aus dan keuletan cukup baik, harga relatif murah.

3. Cast Cobalt Alloys

Diperkenalkan pertamakali pada tahun 1915, komposisi 38-53%cobalt, 30-

33% chromium, 10-20% tungsten, memiliki kekerasan dan tahan aus yang

baik sensitif terhadap beban kejut.

4. Carbide

Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1930-an, memiliki kecepatan

potong yang tinggi, kekerasan tinggi, tahan panas tinggi, memiliki

modulus elastis tinggi, dan penghantar panas yang baik

Jenis bahan carbide :

- Tungsten carbide (WC)

- Titanium carbide (TiC)

5. Alumina based ceramic

Diperkenalkan pada awal tahun 1950-an. Unsur utamanya aluminum

oxide, dapat ditambahkan unsur titanium carbide dan zirconium oxide

untuk meningkatkan keuletan dan thermal shock, Memiliki ketahanan

abrasi dan panas yang tinggi. Kecepatan potong tinggi. Rentan terhadap

beban kejut, vibrasi dan thermal shock. Dikembangkan tahun 1960-an

yaitu Cermets (Black ceramic), memiliki sifat kimiawi yang stabil, sangat

getas dan mahal.

4

Page 8: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

6. Cubic Boron Nitride (cBN)

Diperkenalkan pada tahun 1962, digunakan sebagai material abrasive

ketebalan 0,5 – 1 mm dengan proses sinter, getas dan kurang ulet, rentan

vibrasi dan thermal shock, disarankan menggunakan cBN dalam kondisi

kering.

7. Silicon Nitride Based Ceramic (SiN)

Dikembangkan pada tahun 1970-an, komposisi silicon nitride + aluminum

oxide, yttrium oxide, dan titanium carbide. Kuat, tahan temperatur tinggi

dan tahan thermal shock.

8. Diamond

Dikenal sebagai diamond indusri/sintetik merupakan material paling

keras tahan aus, mampu menjaga ketajaman mata potongnya,

kecepatan potong tinggi, kontinyu digunakan untuk proses finishing

dengan tuntutan kualitas permukaan dan akurasi ukuran yang tinggi.

2.3 Alat Potong Mesin Bubut

Pada proses pembubutan, selain alat potong pahat bubut terdapat beberapa

jenis alat potong lain yang digunakan diantaranya: senter bor (centre drill), mata

bor (twist drill), konter bor(counter bore), rimer (reamer), kontersing (counter

sink) dan lain-lain.

2.3.1 Pahat Bubut

Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan pada

proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat

membuat benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tututan pekerjaan

misalanya, dapat digunakan untuk membubut permukaan/ facing, rata,

bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar lubang, ulir dan memotong.

Kemampuan/performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material yang

digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan

bagaimana apakah teknik penggunaanya sudah sesuai petunjuk dalam

katalog.

5

Page 9: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

1. Bahan/ Material Pahat Bubut

Macam-macam pahat bubut dilihat dari jenis material/ bahan yang

digunakanmeliputi: Baja karbon, Baja kecepatan tinggi/ High Speed Steels

(HSS), Paduan cor nonferro (cast nonferrous alloys; cast carbides),

Karbida (cemented carbides; hardmetals), Keramik (ceramics), CBN

(cubic boron nitrides), dan Intan (sintered diamonds & natural diamond)

a) Baja karbon

Yang termasuk dalam kelompok baja karbon adalah High Carbon Steel

(HCS) dan Carbon Tool Steels (CTS). Baja jenis ini menggandung karbon

yang relative tinggi (0,7% – 1,4% C) dengan prosentasi unsur lain relatif

rendah yaitu Mn, W dan Cr masing-masing 2% sehingga mampu memiliki

kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses perlakuan panas

pada suhutertentu, strukur bahan akan bertransformasi menjadi martensit

dengan hasil kekerasan antara 500 ÷ 1000 HV. Karena mertensitik akan

melunak pada temperature sekitar 250ºC, maka baja karbon jenis ini hanya

dapat digunakan pada kecepatan potong yang rendah (10 m/menit) dan

hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak atau kayu.

b) Baja Kecepatan Tinggi/ High Speed Steel (HSS)

Pada sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur

paduan Crome (Cr) dan Tungsten/ Wolfram (W) dengan melalui proses

penuangan (molten metallurgy) selanjutnya dilakukan pengerolan atau

penempaan dibentuk menjadi batang segi empat atau silinder. Pada kondisi

masih bahan (raw material), baja tersebut diproses secara pemesinan

menjadi berbagai bentuk pahat bubut. Setelah proses perlakukan panas

dilaksanakan, kekerasannya akan menjadi cukup tinggi sehingga dapat

digunakan untuk kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tiga

kali kecepatan potong pahat CTS. Baja Kecepatan Tinggi (High Speed

Steel – HSS) apabila dilihat dari komposisinya dapat dibagai menjadi dua

yaitu, Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) Konvensional dan

Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) Spesial.

6

Page 10: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

HSS Konvensional: Baja Kecepatan Tinggi (HSS) Konvesional, terbagi

menjadi dua yaitu:

– Molibdenum HSS

– Tungsten HSS

HSS Spesial: Baja Kecepatan Tinggi Konvesional (HSS) Spesial, terbagi

menjadi enam yaitu:

– Cobalt Added HSS

– High Vanadium HSS

– High Hardess Co HSS

– Cast HSS

– Powdered HSS

– Coated HSS

c) Paduan Cor Nonferro

Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara sifat yang dimiliki HSS dan

Karbida (Cemented Carbide), sehingga didalam penggunaannya memiliki

karakteristik tersendiri karena karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai

ketahanan panas (hot hardness) dan ketahanan aus (wear resistance) yang

terlalu rendah. Jenis material ini di bentuk dengan cara dituang menjadi

bentuk-bentuk yang tertentu, misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian

diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Baja paduan nonferro terdiri

dari empat macam elemen/ unsur utama diantaranya:

Cobalt (Co):

Unsur cobalt,berfungsi sebagai pelarut bagi unsure-unsur lainnya.

Chrom (Cr):

Unsur chrom (10% s.d 35%), berfungsi sebagai pembetuk karbida

Tungsten/ Wolfram (W):

Unsur tungsten/ wolfram (10% s.d 25%), berfungsi sebagai pembentuk

karbida dan menaikan karbida secara menyeluruh.

7

Page 11: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

Karbon (C):

Apabila terdapat unsur karbon (1%) akan menghasilkan jenis baja yang

masih relaitif lunak, dan apabila terdapat unsur karbon (3%) akan

menghasilkan jenis yang relatif keras serta tahan aus.

d) Karbida

Jenis karbida yang “disemen” (Cemented Carbides) merupakan bahan

pahat yang dibuat dengan cara menyinter (sintering) serbuk karbida

(Nitrida, Oksida) dengan bahan pengikat yang umumnya dari Cobalt (Co).

Dengan cara Carburizing masing-masing bahan dasar (serbuk) Tungsten

(Wolfram,W) Tintanium (Ti), Tantalum (Ta) dibuat menjadi karbida yang

kemudian digiling (ball mill) dan disaring. Salah satu atau campuaran

serbuk karbida tersebut kemudian di campur dengan bahan pengikat (Co)

dan dicetak tekan dengan memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu

dilakukan presintering (1000º C) pemanasan mula untuk menguapkan

bahan pelumas dan kemudian sintering (1600º C) sehingga bentuk keeping

(sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (Cold atau HIP) akan menyusut

menjadi sekitar 80% dari volume semula. Hot Hardness karbida yang

disemen (diikat) ini hanya akan menurun bila terjadi pelunakan elemen

pengikat. Semakin besar prosentase pengikat Co maka kekerasannya

menurun dan sebaliknya keuletannya membaik. Ada tiga jenis utama pahat

karbida sisipan, yaitu:

Karbida Tungsten:

Karbida tungsten merupakan jenis pahat karbida untuk memotong besi

tuang.

Karbida Tungsten Paduan:

Karbida tungsten paduan merupakan jenis karbida untuk pememotongan

baja.

Karbida lapis:

Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang di lapis (satu

atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih rapuh

tetapi ketahanan terhadap panasnya (hot hardness) tinggi.

8

Page 12: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

e) Keramik (Ceramics)

Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan

nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah semua material

selain metal atau material organik, yang mencakup juga berbagai jenis

karbida, nitride, oksida, boride dan silicon serta karbon. Keramik secara

garis besar dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu:

Keramik tradisional

Keramik tradisional yang merupakan barang pecah belah peralatan rumah

tangga

Keramik industri

Keramik industri digunakan untuk berbagai untuk berbagai keperluan

sebagai komponen dari peralatan, mesin dan perkakas termasuk perkakas

potong atau pahat. Keramik mempunyai karakteristik yang lain daripada

metal atau polimer (plastik, karet) karena perbedaan ikatan atom-atomnya,

ikatannya dapat berupaikatan kovalen, ionic, gabungan kovalen & ionic,

ataupaun sekunder. Selain sebagai perkakas potong, beberapa contoh jenis

keramik adalah sebagai berikut :

Kertamik tradisional (dari ubin sampai dengan keramik untuk

menambal gigi)

Gelas (gelas optic, lensa, serat)

Bahan tahan api (bata pelindung tandur/ tungku)

Keramik oksida (pahat potong, isolator, besi, lempengan untuk

mikroelektronik dan kapasitor)

Karemik oksida paduan

Karbida, nitride, boride dan silica

Karbon

f) Cubic Boron Nitride (CBN)

Cubic Boron Nitride (CBN) termasuk jenis keramik. Dibuat dengan

penekanan panas (HIP, 60 kbar, 1500ºC) sehingga bentuk grafit putih

nitride boron dengan strukrur atom heksagonal berubah menjadi struktur

kubik. Pahat sisipan CBN dapat dibuat dengan menyinter serbuk BN tanpa

9

Page 13: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

atau dengan material pengikat, TiN atau Co. Ketahanan panas (Hot

hardness) CBN ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan jenis pahat

yang lain.

g) Intan

Sintered diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan tiruan

dengan pengikat Co (5% – 10%). Tahan panas (Hot hardness) sangat

tinggi dan tahan terhadap deformasi plastic. Sifat ini ditentukan oleh besar

butir intan serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan

pada temperature tinggi akan berubah menjadi graphit dan mudah ter-

difusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk

memotong bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok untuk ultra high

precision & mirror finish cutting bagi benda kerja nonferro (Al Alloys, Cu

Alloys, Plastics dan Rubber).

2. Pahat Bubut Standar ISO

Jenis pahat bubut menurut standar ISO, terdapat 9 (sembilan) type

diantaranya: ISO 1, ISO 2, ISO 3, ISO 4, ISO 5, ISO 6, ISO 7, ISO 8 dan

ISO 9. Ilustrasi penggunaan dari berbagai jenis pahat bubut standar ISO

dapat dilihat pada (Gambar 2.11).

Keterangan:

– Pahat ISO 1

Pahat ISO 1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil

sudut bidangnya (plane angle)sebesar 75º. Pada umumnya pahat jenis ini

10

Page 14: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

digunakan untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak

memerlukan siku atau 90º.

– Pahat ISO 2

Pahat ISO 2 digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang

(pembubutan permukaan/ facing) dengan hasil sudut bidangnya (plane

angle) sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk membubut

champer atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).

– Pahat ISO 3

Pahat ISO 3 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dan

melintang dengan sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93º. Pada

proses pembubutan melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil

yang siku (90º) pada sudut bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan

pahat menjahui sumbu senter.

– Pahat ISO 4

Pahat ISO 4 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan

pemakanan relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)

sebesar 0º.Pahat jenis ini pada umumnya hanya digunakan untuk proses

finising.

– Pahat ISO 5

Pahat ISO 5 digunakan untuk proses pembubutan melintang menuju

sumbu senter dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Jenis

pahat ini pada umumnya hanya digunakan untuk meratakan permukaan

benda kerja atau memfacing.

– Pahat ISO 6

Pahat ISO 6 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan

hasilsudut bidangnya (plane angle) sebesar 90º, sehingga padaproses

pembubutan bertingkat yang selisih diameternya tidak terlalu besar dan

11

Page 15: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

hasil sudut bidangnya dikehendaki siku (90º) pahatnya tidak perlu

digerakkan menjahui sumbu senter.

– Pahat ISO 7

Pahat ISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu

center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Pahat jenis

ini dapat juga digunakan untuk memotong pada benda kerja yang memilki

diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.

– Pahat ISO 8

Pahat ISO 8 digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus dengan

hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75º.

– Pahat ISO 9

Pahat ISO 9 digunakan untukproses pembesaran lubang tidak tembus

dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95º.

3. Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan dibrasing

Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan dibrasing, pembuatannya

hanya pada bagian ujung yang terbuat dari pahat bubut sisipan, kemudian

diikatkan dengan cara dibrassing pada ujung badan/ bodi. Contoh macam-

macam bentuk pahat bubut sisipan yang sudah dibrasing pada tangkai/

bodinya dapat dilihat pada gambar.

12

Page 16: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

4. Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan diklem/ dibaut

Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan diklem/ dibaut, pengikatannya

yaitu dengan cara pahat bubut sisipan klem/ dibaut diselipkan pada

pemegang/ holder. Contoh macam-macam pahat bubut sisipan pengikatan

diklem/ dibaut terpasang pada pemegannya untukpembubutan bidang luar

dapat dilihat pada dan terpasang pada pemegangnya untuk pembubutan

bidang dalam dapat dilihat pada gambar.

2.4 Alat potong mesin Frais

Alat potong yang digunakan pada waktu mengefreis ialah pisau freis.

Umumnya bentuk pisau freis bulat panjang dan disekililingnya bergerigi yang

beralur. Pada lubangnya tedapat alur untuk kedudukan pasak agar pisau freis tidak

ikut berputar. Bahan pisau freis umumnya terbuat dari HSS, atau Karbida.

2.4.1 Macam – macam Pisau Frais

1. Pisau frais jari / end mill cutter.

13

Page 17: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

- Mempunyai gagang silindris ataupun konus dengan diameter sisi

potong 0.25 – 63 mm

- Cutter roughing mempunyai alur-alur pada sisi potong bagian samping

dan chamfer pada bagian ujung sisi potong muka

- Cutter finishing tidak beralur dan sisi potong muka lancip.

- Pemasangan dengan collet adaptor atau quick change arbor untuk

gagang silindris

- Pemasangan dengan sleeve adaptor untuk gagang konus.

- Kegunaan :

a. Digunakan untuk penyayatan muka ataupun samping

b. Pembuatan alur (sesuai dengan diameter cutter)

c. Pembuatan step dan bidang miring

d. Pembuatan radius dalam sesuai dengan jari-jari cutter

e. Sebagai boring tool

2. Pisau frais keong / shell end mill

- Mempunyai lubang yang digunakan untuk dipasang pada stub arbor,

dengan diameter lubang mulai dari 16, 22, 27 dan 32 mm

- Diameter cutter mulai dari 30 – 160mm

- Cutter roughing mempunyai alur-alur pada sisi potong bagian samping

dan chamfer pada bagian ujung sisi potong muka

14

Page 18: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

- Cutter finishing tidak beralur dan sisi potong muka lancip.

- Kegunaan :

a. Digunakan untuk penyayatan muka ataupun samping

b. Pembuatan alur (sesuai dengan diameter cutter)

c. Pembuatan step dan bidang miring

d. Pembuatan radius dalam sesuai dengan jari-jari cutter

e. Sebagai boring tool

3. Pisau muka / face mill

- Mempunyai lubang seperti shell end mill.

- Diameter cutter diatas 63 mm

- Tidak mempunyai sisi potong samping.

- Ujung sisi potong berbentuk chamfer.

- Kegunaan :

Membuat bidang rata /bidang miring yang luas

4. Pisau frais jari 2 mata potong / end mill 2 lips

- Bentuk sama dengan endmill pada umumnya

- Panjang sisi potong muka tidak sama

- Pada umumnya finishing

- Diameter cutter mulai 0.25 – 30

15

Page 19: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

- Kegunaan :

a. Membuat lubang tanpa membuat lubang awalan

b. Memperbaiki lubang yang salah.

c. Sebagai boring tool

5. Pisau frais sudut / angle cutter

- Satu sudut / single angle

a. Dovetail cutter

- Bergagang silindris maupun berlubang seperti shell end mill

- Sudut pembentukan 45, 50, 55, 60, 75

- Kegunaan :

Pembuatan alur ekor burung pada bagian-bagian mesin

b. Reverse dovetail / cutter chamfer

- Bergagang silindris maupun berlubang seperti shell end mill

- Sudut pembentukan 45, 60, 75

- Kegunaan :

Membuat bidang miring dengan sudut istimewa (chamfer)

16

Page 20: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

- Dua sudut / double angle

a. Prisma cutter.

- Berlubang seperti shell end mill

- Sudut pembentukan 45-45, 45-60, 30-60 dsb.

- Kegunaan :

a. Membuat alur V

b. Membuat alur helic pada pembuatan cutter

b. Pisau frais jari 2 sudut / double angle end mill

- Bergagang silindris maupun konus

- Sudut pembentukan bervariasi

- Digolongkan sebagai special tool

- Kegunaan :

Membuat sudut yang sulit dikerjakan.

6. Pisau profil / profil cutter

a. Endmill Ballnose / pisau radius jari

- Bergagang silindris atau konus

- Umumnya dua mata potong

- Kegunaan :

17

Page 21: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

a. Membuat alur radius

b. Membuat radius di bagian pojok.

b. Convex radius / radius dalam

- Berlubang seperti shell end mill

- Bermata potong banyak seperti disc cutter.

- Kegunaan :

a. Membuat alur radius

b. Membuat radius di bagian pojok.

c. Corner radius / radius pinggir

- Bergagang silindris atau konus

- Berbentuk mirip dengan counter sink

- Kegunaan :

Pembentukan radius bagian pinggir benda kerja

18

Page 22: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

d. Concave radius / radius luar

- Berlubang seperti shell end mill

- Bermata potong banyak seperti disc cutter.

- Kegunaan :

Pembentukan radius luar setengah lingkaran

e. Gear module cutter / pisau modul roda gigi

- Berlubang seperti shell end mill

- Bermata potong banyak seperti disc cutter.

- Kegunaan :

Pembentukan alur-alur roda gigi lurus maupun helic

f. Gear module end mill cutter / pisau jari modul roda gigi

- Bergagang silindris atau konus

- Berbentuk mirip dengan counter sink

- Kegunaan :

Pembentukan alur-alur roda gigi lurus maupun helic

19

Page 23: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

g. T-Slot Cutter

- Bergagang silindris / konus

- Kegunaan :

a. Pembuatan alur T

b. Pembuatan alur pasak (woodruff)

h. Disc Cutter

- Berlubang seperti shell end mill

- Berbentuk piringan bergerigi

- Kegunaan :

Membuat alur

i. Circular saw / sliting saw

20

Page 24: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

- Berlubang seperti shel end mill

- Mirip dengan disc cutter dengan gerigi yg lebih banyak

- Lebih tipis dari disc cutter

- Kegunaan

a. Membuat alut tipis dan dalam

b. Memotong benda kerja

7. Horizontal milling cutter

- Plain mill cutter / slab mill cutter / pisau mantel

- Bentuk sama dengan shell end mill

- Tidak mempunyai sisi potong bagian muka

- Kegunaan :

a. Membuat bidang rata

b. Membuat bidang miring

c. Membuat step

2.5 Alat Potong Mesin Bor

21

Page 25: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

Alat potong pada mesin bor pada umumnya berupa mata bor. Mata bor adalah

bagian yang langsung bersentuhan dengan benda kerja. Seperti alat potong

lainnya.

Mata bor dapat dibagi menjadi dua yaitu mata bor untuk melubangi dan mata

bor untuk memotong.

2.5.1 Macam – macam mata bor

1. Mata Bor Beton ( Mansory Drill Bit / Concrete Drill Bit )

Digunakan untuk pengeboran pada beton dan aneka batuan.

Ciri umum dari mata bor beton adalah ujung mata bor beton terdapat

mata pisau tumpul, biasa terbuat dari bahan yang memiliki karakteristik

sangat keras, karena penggunaan mata bor ini selain berputar juga

memukul.

Mata bor beton dibedakan dari fungsi alat yang digunakan, biasa hanya

berbeda di bagian pangkal, bentuk yang standar digunakan untuk unit bor

beton biasa (impact drill / hammer drill) untuk bentuk yang khusus seperti

SDS drill bit digunakan untuk unit SDS drill atau Demolition Drill.

2. Mata Bor Metal Standar

Digunakan untuk pengeboran aneka metal seperti plat besi, aluminium,

kuningan, plastik, acrylic, dsb.

Mata bor metal masih dibedakan dari jenis material bahan, hanya saja

yang umum dipasaran adalah HSS ( High Speed Steel ) atau HSS-Co

( Cobalt ) walaupun ada type khusus untuk material tertentu.

HSS-Co lebih keras daripada HSS biasa, sehingga dalam penggunaan

lebih awet dan tentunya dari segi harga lebih mahal dari HSS biasa.

Mata bor besi standar berbentuk cylinder rata ( straight shank ) yang

biasa digunakan pada unit bor tangan, bor duduk atau mesin-mesin metal

22

Page 26: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

processing lainnya, bentuk yang khusus hanya berbeda pada bagian

pangkal, seperti kerucut ( taper shank ) digunakan sesuai dengan unit

mesin bor atau mesin metal processing lainnya.

3. Mata Bor Besi Khusus

- Mata Bor Besi Putaran Berlawanan Jarum Jam

Mirip dengan mata bor metal standar hanya saja arah putaran

berlawanan jarum jam.

- Subland Drill

Mata bor bertingkat dengan dua ukuran diameter.

- Center Drill Bit

Mata bor bertingkat dengan sudut kemiringan, berfungsi untuk

centering, biasa digunakan pada mesin bubut ( lathe machine )

- Countersink Bit

Mata bor sudut, digunakan untuk menghilangkan ketajaman /

merapikan tepi lubang hasil pengeboran.

- Deburring Tool

Berfungsi sama dengan countersink bit.

23

Page 27: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

4. Mata Bor Kayu – Standar

Digunakan untuk pengeboran pada aneka jenis kayu, plastik, acrylic,

atau material lunak lainnya.

Ciri umum pada mata bor kayu standar terletak pada ujungnya yang

memiliki bentuk runcing dibagian tengahnya, beralur dua ( two flute ) dan

memiliki alur lebih lebar daripada mata bor besi.

Yang umum dipasaran adalah model standar dengan bahan HSS yang

digunakan untuk unit bor tangan, untuk jenis lain yang digunakan pada

mesin-mesin perkayuan, perbedaan hanya ada pada bagian pangkal dari

mata bor, walaupun ada juga type yang berujung tungsten tip.

Biasa digunakan dengan putaran mesin ( rpm ) yang tinggi.

5. Mata Bor Kayu - Auger Bit

Digunakan untuk pengeboran pada aneka jenis kayu atau material

lunak lainnya.

Diameter ukuran lebih besar daripada mata bor kayu standar.

Berbentuk ulir tunggal ( single flute )

Biasa digunakan dengan putaran mesin ( rpm ) rendah.

6. Mata Bor Kayu - Flat Bit

Digunakan untuk pengeboran pada aneka jenis kayu atau material

lunak lainnya.

24

Page 28: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

Diameter ukuran lebih besar daripada mata bor kayu standar.

Berbentuk pipih rata ( flat )

Selain type satu flat bit satu ukuran diameter ada juga type adjustable

flat bit, yaitu satu flat bit dapat digunakan untuk berbagai ukuran.

Biasa digunakan menggunakan bor tangan manual dengan putaran

( rpm ) yang sangat rendah, tidak disarankan menggunakan bor tangan /

bor listrik.

7. Mata Bor Kayu – Forstner Bit – Hinge Borring Bit

Digunakan untuk membuat lubang pada kayu, plastik, acrylic atau

material lunak lainnya. dengan diameter tertentu, biasa untuk ukuran

diameter yang cukup besar, dimana sudah tidak tersedia ukuran diameter

mata bor kayu standar.

Dapat digunakan untuk membuat lubang cekung dan lubang tembus.

Sisa ( wise ) dari hasil proses pelubangan menggunakan forstner bit /

hinge borring bit berupa material debu, tidak seperti sisa proses hole saw.

Biasa digunakan dengan putaran mesin ( rpm ) yang tinggi sampai

sangat tinggi.

8. Mata Bor Kayu Khusus

- Chisel Bit

Digunakan untuk membuat lubang berbentuk kotak pada kayu.

25

Page 29: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

Digunakan pada mesin Hollow Chisel Mortiser.

- Mortiser Bit

Digunakan untuk membuat lubang geser pada kayu.

Digunakan pada mesin Mortising.

- Router Bit

Digunakan untuk membuat aneka bentuk profile pada kayu atau

material lunak lainnya.

Digunakan pada mesin Router atau Trimmer.

9. Mata Bor Kaca

Untuk melubangi kaca, bentuk seperti tombak sehingga sering disebut

mata bor tombak.

10. Hole Saw Metal

Digunakan untuk membuat lubang pada metal dengan diameter

tertentu, biasa untuk ukuran diameter yang cukup besar.

Jenis dari hole saw metal biasa dari jenis bahan pembuatnya, seperti

HSS atau tungsten tip, untuk penggunaan ke plat tipis dan besi lunak biasa

digunakan jenis Bi-metal hole saw.

Sisa ( wise ) dari hasil proses pelubangan menggunakan hole saw

masih berupa material solid yang tertingal pada bagian dalam hole saw.

26

Page 30: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

11. Hole Saw Kayu

Digunakan untuk membuat lubang pada kayu, plastik, acrylic atau

material lunak lainnya. dengan diameter tertentu, biasa untuk ukuran

diameter yang cukup besar, dimana sudah tidak tersedia ukuran diameter

mata bor kayu standar.

Kekurangan dari hole saw adalah pada keterbatasan ketebalan, dan

cocok digunakan untuk fungsi membuat lubang, tidak dapat digunakan

untuk membuat lubang cekung.

Sisa ( wise ) dari hasil proses pelubangan menggunakan hole saw

masih berupa material solid yang tertingal pada bagian dalam hole saw.

12. Core Drill Bit\

Mirip dengan hole saw hanya saja digunakan untuk membuat lubang

pada beton, dinding, marmer, granit, atau aneka jenis batuan lainnya,

dengan diameter tertentu, biasa untuk ukuran diameter yang cukup besar.

Untuk setiap type core drill bit bentuk hampir sama, hanya saja biasa

dibedakan menurut aplikasi benda kerja, type untuk melubangi dinding

lain dengan type untuk melubangi granit, dan seterusnya.

13. Diamond Drill Bit / Diamond Core Bit

Mirip dengan hole saw hanya saja digunakan untuk membuat lubang

pada kaca, keramik lantai, marmer atau granit dengan diameter tertentu,

27

Page 31: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

biasa untuk ukuran diameter yang cukup besar, sering disebut dengan hole

saw kaca.

2.6 Kerusakan Pada Pahat

Kerusakan pahat potong selama operasi pemesinan tidak dapat dihindarkan,

akan tetapi dapat diminimalisir. Fenomena kerusakan akibat impact pada saat

pahat potong pertama sekali menyayat benda kerja belum banyak informasi yang

telah diperoleh

Berikut adalah Macam - macam kerusakan Pahat:

1. Kerusakan karena retak/patah (fracture failure), terjadi bila gaya potong (Fc)

terlalu tinggi.

2. Kerusakan karena temperatur (temperature failure), terjadi bila temperatur

akibat gesekan terlalu tinggi.

3. Aus karena pemakaian berulang-ulang (gradual wear); pemakaian yang

berulang-ulang dapat menyebabkan ketajaman perkakas berkurang.

Ketajaman berkurang menyebabkan efisiensi pemakaian berkurang dan

temperatur meningkat akibat gaya gesekan bertambah, maka akan terjadi

kerusakan

Berikut kerusakan pada tool disertai identifikasi dan penyebabnya

Identifikasi:

1. Abrasif Wear

Bentuk ini ditemukan pada permukaan mata pahat yang berkecepatan rendah

dan permukaannya sangat kasar. Biasanya menciptakan BUE chip.Chipnya

tersebut tidak membentuk spiral. .

Penyebab:

Pengelasan bagian material kepada tool yang menyebabkan terlepasnya tool

28

Page 32: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

2. Adesi Wear

Identifikasi: dalam,banyak terdapat goresan - goresan yang terlihat secara

jelas di atas permukaan tool. Goresan - goresan tersebut juga dapat muncul secara

dominan di depan baris

Penyebab: terjadi akibat adanya gaya tekan dan panas yang tinggi sehingga

perkakas mengalami keausan akibat adanya partikel-partikel kecil material

perkakas yang lepas dari permukaannya dan melekat pada bagian benda kerja. Hal

ini biasa terjadi antara serpihan dengan permukaan garuk perkakas.

3. Difusi

Proses difusi prosesnya hampir sama dengan adesi, tetapi disini yang

melepaskan diri adalah atom-atom material perkakas, berdifusi menuju serpihan

sehingga kekerasan perkakas berkurang. Bila proses ini berlanjut secara terus-

menerus, maka akan mudah mengalami adesi dan abrasi. Difusi adalah merupakan

penyebab terjadinya keausan dalam bentuk lubang (crater wear) pada perkakas.

Deformasi plastik terjadi karena ada peningkatan temperatur yang tinggi

akibat gesekan, maka material perkakas menjadi lunak dan mudah mengalami

deformasi plastik. Deformasi plastik merupakan penyebab utama terjadinya

keausan panggul (flank wear).

4. Built Up Edge

Identifikasi : masalah ini pada umumnya yaitu diidentifikasi oleh bagian kecil

material terhadap permukaan tool.Bue selalu menyebabkan chip

Penyebab : kecepatan pemahatan yang rendah,lemahnya aksi yang digunakan

5. Chipping ware

Identifikasi: masalah ini pada umumnya terlihat sisi yang menajam.bentuknya

irregular sepanjang sisinya

Penyebab: getaran yang terjadi pada cutting edge

29

Page 33: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

6. Flaking

Identifikasi:Munculnya Chip pada tool itu sendiri yang dapat memengaruhi

proses permesinan pada tool

Penyebab : karena sering digunakan dan biasanya terjadi pada tool keramik

7. Spalling

Identifikasi : Bentuk ini ditandai dengan adanya terkikisnya lapisan - lapisan

Penyebab : Terjadinya delaminasi terhadap lapisan oleh lapisan lain

8. Thermal Cracking

Identifikasi : terdapat beberapa retakan retakan

Penyebab : yaitu karena peningkatan suhu yang diakibatkan oleh proses

pemotongannya

9. Deformation Wear

Identifikasi : Terdapat suatu perbedaan pola dari yang sebenarnya yang

terlihat kental

Penyebabnya: juga merupakan Suhu yang tinggi

10. Cobalt leaching wear

Identifikasi : pengaruh yang rendah yang terdapat pada cutting edge, grove -

grovenya muncul dan membuat Kerusakan

Penyebab: Reaksi cobalt dengan amino alkohol yang merupakan zat sisa dari

proses permesinan.

30

Page 34: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa sesuai dengan tugas individu tentang material alat potong dan tipe

kerusakannya penulis menyimpulkan bahwa sangat perlu untuk mengenal dan

memahami material alat potong dan kerusakannya menimbang manfaat material

alat potong dalam kesesuaian dengan benda kerja dan bahaya kerusakan alat

potong yang sangat berbahaya.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang tugas individu di

atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di

pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap

penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan tugas

individu yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari tugas individu adalah

daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka

tugas individu.

31

Page 35: Tugas Individu Pemesinan Dasar 'Material Alat Potong

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2006. MESIN PERKAKAS BENGKEL Buku Acuan untuk Siswa

Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Elias dan R Rachmad M. 1978. Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1

Untuk Bagian Mesin Sekolah Teknologi Menengah Sekolah Menengah

Pembangunan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan

https://www.google.co.id

https://gurupujaz.wordpress.com/2015/03/07/mengenal-pahat-bubut/

http://pras-tpm.blogspot.co.id/2010/02/proses-pemilihan-material-pahat.html

http://teknik-manufaktur.blogspot.co.id/2012/09/perkakas-potong.html

http://tek-enginering.blogspot.co.id/2012/12/alat-potong-logam.html

http://hilmanburhanudin.blogspot.co.id/2011/09/macam-macam-alat-potong-dan-

fungsinya.html

http://diobubut.blogspot.co.id/2015/06/macam-macam-alat-potong-pada-mesin-

bubut.html

http://machiningtool.blogspot.co.id/2014/10/alat-potong-mesin-frais-frais-

milling.html

http://fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html

http://indopowertools.com/news/12/JENIS-MATA-BOR-DAN-

KENGGUNAANNYA

http://leciazarin.blogspot.co.id/2014/03/kerusakan-pada-pahat.html

32