Tugas Ijtihad

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ijtihad adalah mencurahkan daya rohani/pikiran untuk menentukan hukum Islam yang baru

Citation preview

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    1/12

    Oleh :

    Faela MaanaShufa

    10/LT 1C

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    2/12

    Beberapa waktu ini kita dibuat bingung dengan hukum bagi kaum muslim

    untuk merayakan natal ataupun hanya sekedar mengucapkan selamat natal

    untuk teman, kolega, ataupun kerabat mereka yang beragama nasrani. Ada

    yang mengatakan melakukan hal itu tidak diperbolehkan, tetapi ada jugayang membolehkan. Karena itulah khalayak umum bingung harus

    mempercayai yang mana dan beberapa waktu ini sebagian besar lebih

    mempercayai bahwa merayakan ataupun sekedar mangucapkan selamat natal

    tidak diperbolehkan.

    Dari latar belakang diataslah disini saya memilih ijtihad tentang merayakandan mengucapkan selamat natal bagi kaum muslim. Saya akan memaparkan

    pendapat dari beberapa ulama termasuk keputusan MUI dalam menyikapi hal

    ini.

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    3/12

    Memperhatikan :

    1.Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian ummat Islam dandisangka dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

    2.Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal danduduk dalam kepanitiaan Natal.

    3.Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.

    Menimbang :

    1.Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.2.Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan aqiqah dan ibadah

    agama lain.

    3.Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.4.Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.

    Memfatwakan

    1.Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akantetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan diatas.

    2.Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.3.Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak

    mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    4/12

    Menururt MUI, menikuti upacara Natal itu haram hukumnya. Untuk masalah ini para

    kaum muslim sudah pasti setuju untuk mengharamkannya karena mengikuti upacara

    Natal itu sama saja dengan kita ikut melakukan ibadah yang melakukan dan hal itu

    sudah pasti akan merusak kepercayaan kita. Namun, MUI belum memfatwakan bahwamengucapkan selmat Natal itu haram hukumnya karena dalam fatwanya tak ada

    kalimat yang menjelaskan hal itu. Dan fatawa diatas yang digunakan oleh sebagian

    besar orang adalah fatwa yang disahkan pada 7 Maret 1981. dimana fatwa itu masih

    boleh diperbaiki lagi apabila masih ada suatu hal yang masih membingungkan.

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    5/12

    Larangan mengucapkan selamat natal yang selama ini beredar didasarkan pada fatwa ulama

    Salafy yang bernama Muhammad Shalih bin Utsaimin dengan alasan bahwa mengucapkan

    selamat natal dianggap meniru tradisi orang kafir.

    http://samardi.wordpress.com/2012/12/24/fatwa-fatwa-tentang-selamat-natal/utsaimin/
  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    6/12

    Mayoritas ulama kontemporer membolehkan mengucapkan selamat Natal

    pada umat Nasrani termasuk di antaranya adalah Dr. Yusuf Qardhawi di mana diamengatakan bahwa perbedaan situasi dan kondisi dunia telah membuat Qardhawiberbeda pendapat dengan Ibnu Taimiyah atas bolehnya mengucapkan selamat pada hariraya Nasrani. Ucapan selamat dibolehkan apabila berdamai dengan umat Islamkhsusnya bagi umat Kristen yang memiliki hubungan khusus dengan seorang muslimseperti hubungan kekerabatan, bertetangga, berteman di kampus atau sekolah, kolegakerja, dan lain-lain. Mengucapkan selamat termasuk kebaikan yang tidak dilarang olehAllah bahkan termasuk perbuatan yang disenangi Allah sebagaimana sukanya pada sikap

    adil (Allah memyukai orang-orang yang bersikap adil). Apalagi, apabila mereka jugamemberi ucapan selamat pada hari raya umat Islam. Allah berfirman: Apabila kaliandihormati dengan suatu penghormatan, maka berilah penghormatan yang lebih baik.

    Qardhawi juga menjelaskan bahwa tidak ada hal yang mencegah untukmengucapkan selamat pada perayaan non-muslim akan tetapi jangan ikutmemperingati ritual agama mereka juga jangan ikut merayakan. Kita boleh hidupbersama mereka (nonmuslim) dengan melakukan sesuatu yang tidak bertentangan

    dengan syariah Allah. Maka tidak ada larangan bagi muslim mengucapkan selamat padanonmuslim dengan kalimat yang biasa yang tidak mengandung pengakuan atas agamamereka atau rela dengan hal itu. Ucapan selamat itu hanya kalimat keramahtamahanyang biasa dikenal.

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    7/12

    Kami membolehkan umat Islam mengucapkan selamat pada hari raya nonmuslim

    dengan syarat memakai kata-kata yang tidak bertentangan dengan akidah Islam.Perbuatan (ucapan selamat) ini termasuk dalam kategori ihsan (berbuat kebaikan) yang

    diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan kepada semua manusia, tanpa perbedaan.

    Berangkat dari firman Allah QS Al-Baqarah 2:83 "...serta ucapkanlah kata-kata yang

    baik kepada manusia"

    Dalil kami dalam memberi fatwa ini adalah nash (firman) Allah dalam QS An-Nahl 16:90

    "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan..." Ini adalahdalil yang jelas yang menguatkan bahwa Allah tidak melarang kita untuk berbuat baik

    kepada nonmuslim: silaturrahmi, memberi hadiah, dan menerima hadiah, dan lain-lain.

    Allah juga berfirman dalam QS Al-Mumtahanah 60:8 "Allah tidak melarang kamu untuk

    berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena

    agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang berlaku adil."

    Sementara itu, dalil yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah untuk

    melarang/mengharamkan ucapan selamat pada nonmuslim semuanya bersifat dalil

    dhanni(dhanniyah dalalah) atau dalil yang bersifat praduga; bukan dalil yang qath'i

    (pasti/eksplisit). Isi dalil bersifat umum; sama sekali tidak khusus pada masalah yang

    dibahas contohnya seperti QS Al-Furqan 25:72 "Dan orang-orang yang tidak memberikanpersaksian palsu.."

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    8/12

    Banyak pertanyaan akhir-akhir ini tentang hukum mengucapkan selamat (tahniah) pada hari

    raya umat Kristiani, sebagai jawaban dari hal tersebut inilah jawaban saya: Hukum asal dalam

    hal ini adalah boleh. Tidak ada dalil teks (Quran dan hadits Nabi) yang melarang hal itu. Seluruh

    pendapat yang saya dengar dan baca dari mereka yang melarang ucapan selamat Natal bahwa

    dalam ucapan selamat itu terkandung pengakuan pada agama mereka. Padahal yang benar

    adalah bahwa dalam ucapan selamat tidak terkandung pengakuan apapun dengan dasar sebagai

    berikut:

    Pertama, karena kita tidak pernah menganggap ucapan selamat Hari Raya mereka pada kita

    sebagai pengakuan mereka atas kebenaran Islam. Ucapan selamat Natal seorang Muslim tidak

    bermaksud sebagai pengakuan yang terkait agama. Juga bukan berarti mereka faham pada

    agama kita.

    Kedua, karena Allah menyuruh kita untuk memperlakukan mereka dengan baik seperti tersebutdengan jelas dalam QS Al-Mumthanah 60:8. Makna al-birr adalah berbuat baik secara umum.

    Artinya, Allah memerintahkan kita untuk memperlakukan mereka dengan kebaikan. Maka,

    perlakukan baik kepada non-Muslim bukan hanya boleh bahkan dianjurkan. Bagaimana mungkin

    mengucapkan selamat saja dilarang? Sudah pasti kita berharap mereka dalam keadaan baik-baik

    saja. Dan Allah menyuruh kita melakukan hal itu.

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    9/12

    Ketiga, karena Allah mensyariatkan kita untuk tahaluf (berkoalisi) dengan merekasebagaimana yang dilakukan Nabi saat beliau datang ke Madinah Al-Munawwaroh.Keempat, karena Allah memerintahkan kita untuk mengunjungi rumah mereka danmenyambut kedatangan mereka di rumah kita. Memakan makanan mereka dan menikahi

    perempuan mereka padahal dalam perkawinan terdapat mawaddah wa rahmah (rasa kasihdan sayang). Tidak ada yang mengatakan hal itu sebagai ikrar atau pengakuan bahwa agamamereka itu benar. Bagaimana semua hal itu dibolehkan sedangkan mengucapkan selamat sajadilarang?

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    10/12

    Dalam rangka interaksi sosial dan keharmonisan hubungan, Al-Quran memperkenalkan satu bentuk redaksi,

    dimana lawan bicara memahaminya sesuai dengan pandangan ataukeyakinannya, tetapi bukan seperti yang dimaksud oleh pengucapnya. Karena,

    si pengucap sendiri mengucapkan dan memahami redaksi itu sesuai dengan pandangan dan keyakinannya.

    Salah satu contoh yang dikemukakan adalah ayat-ayat yang tercantum dalam QS 34:24-25. Kalaupun non-

    Muslim memahami ucapan Selamat Natal sesuai dengan

    keyakinannya, maka biarlah demikian, karena Muslim yang memahami akidahnya akan mengucapkannya

    sesuai dengan garis keyakinannya. Memang, kearifan dibutuhkan dalam rangka interaksi sosial. Tidak

    kelirulah, dalam kacamata ini, fatwa dan larangan itu, bila ia ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan

    ternodai akidahnya. Tetapi, tidak juga salah mereka yang membolehkannya, selama pengucapnya bersikaparif bijaksana dan tetap terpelihara akidahnya, lebih-lebih jika hal tersebut merupakan tuntunan keharmonisan

    hubungan.

    Pendapat tersebut dapat diperiksa di dalam bukunya Membumikan Al Quran. Menurut ulama Islam asal Indonesia

    ini, titik tekan pengucapan selamat natal pada keharmonisan hubungan antar pemeluk agama di masyarakat.

    Menurutnya jika mengucapkan selamat natal untuk menjaga keharmonisan hubungan, sepanjang itu tidak

    melunturkan akidah, tidaklah apa.

  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    11/12

    Seorang muslim yang mengucapkan Selamat Natal kepada pemeluk Nasrani hukumnya

    boleh menurut mayoritas ulama. Yang haram adalah apabila mengikuti ritual atau

    sakramen natal. Mengucapkan Selamat Natal itu perlu bagi umat Muslim yang memiliki

    tetangga, teman kuliah/sekolah, kolega kerja, atau rekan bisnis yang beragama Nasrani

    sebagai sikap mutual respect.

    Bagi yang tidak punya hubungan apapun dengan orang Nasrani, tentu saja ucapan itutidak diperlukan.

    Adapun pendapat yang tidak membolehkan adalah pendapat sebagian kecil ulama

    umumnya yang berlatarbelakang faham Wahabi Salafiyang memang dikenal ekstrim

    dan intoleran bahkan kepada kelompok lain dalam Islam sendiri.

    http://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.htmlhttp://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.htmlhttp://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.htmlhttp://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.html
  • 5/24/2018 Tugas Ijtihad

    12/12