15
Tugas Fikih kurban dan Akikah Nama kelompok: Maulida(19) Nurul Afifah T.B.(24) Novita Nur A.(25) Titania Ayuda I.(29)

Tugas Fikih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ibadah kurban dak akikah

Citation preview

Page 1: Tugas Fikih

Tugas Fikihkurban dan Akikah

Nama kelompok:Maulida(19)

Nurul Afifah T.B.(24)Novita Nur A.(25)

Titania Ayuda I.(29)

Page 2: Tugas Fikih

kurban

Akikah

Page 3: Tugas Fikih

PENGERTIAN QURBAN Menurut bahasa kata qurban berasal dari kata : Qaruba – yaqrabu – qurbanan yang artinya : dekat atau mendekat. Yakni berqurban untuk semata-mata mendekatkan diri kepada Allah SWT (bertaqarrub). Menurut istilah, qurban adalah menyembelih binatang ternak pada hari raya IdulAdha (10 Dzulhijjah) atau pada hari tasyrik (11, 12, 13Dzulhijjah) dengan maksudmendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian qurban merupakan ibadah denganmengikhlaskan sebagian hartanya dalam wujud binatang ternak, sepertikambing, sapi, kerbau, unta dan sebagainya.

Page 4: Tugas Fikih

Sejarah kurban

Kurban adalah salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Islam. Ajaran ini merupakan ibadah yang pernah dijalankan Nabi Ibrahim AS saat akan

menyembelih putranya, Ismail, sebelum diganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah SWT. Ibadah kurban sesungguhnya merupakan bentuk kepasrahan

seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Kata kurban berasal dari bahasa Arab, yakni Qaraba dengan bentuk isim mashdar ‘qurbanan’, yang berarti dekat. Karena itu, tujuan berkurban adalah untuk mendekatkan diri

kepada Allah (taqarrub ilallah).Secara istilah, sebagaimana disebutkan dalam “Ensiklopedi Tematis Dunia Islam bab Ajaran”, kurban adalah penyembelihan hewan dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Perintah untuk berkurban ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam

Alquran Surah Al-Kautsar [108] ayat 1-2.“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah

shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”Namun, bila mencermati perintah Allah tentang disyariatkannya ibadah kurban ini sesungguhnya seluruh Nabi dan Rasul Allah telah melaksanakan perintah ini.

Lihat Surah Al-Hajj [22] ayat 34.“Bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya

mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Mahaesa. Karena itu, berserah dirilah kamu kepada-Nya dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang

tunduk patuh (kepada Allah).”  Dalam Alquran dijelaskan, selain bentuk pendekatan diri kepada Allah dan syukur

atas karunia yang diberikan-Nya, kurban adalah bentuk ketakwaan seorang Muslim dan melaksanakan segala perintah Allah. “Daging-daging unta dan

darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah, Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap

hidayah-Nya kepadamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Hajj [22]: 37). 

Page 5: Tugas Fikih

Hukum Qurban

Qurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Yusuf, Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata,”Qurban itu hukumnya sunnah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (muqim),

dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji.” (Matdawam, 1984)Sebagian mujtahidin –seperti Abu Hanifah, Al Laits, Al Auza’i, dan sebagian pengikut Imam Malik– mengatakan qurban hukumnya wajib. Tapi

pendapat ini dhaif (lemah) (Matdawam, 1984).Ukuran “mampu” berqurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah

terpenuhinya kebutuhan pokok (al hajat al asasiyah) –yaitu sandang, pangan, dan papan– dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari

menjalankan sunnah qurban (Al Ja’bari, 1994) .Dasar kesunnahan qurban antara lain, firman Allah SWT :

ر( ان(ح+ و+ ب1ك+ ل3ر+ ل1 ف+ص+

Maka dirikan (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.” (TQS Al Kautsar : 2).

ل+ك9م( ن=ة; س9 و+ه9و+ ر3 3الن=ح( ب م3ر(ت9 أ9

“Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah.”(HR.At-Tirmidzi)

ع+ل+ي(ك9م( I3و+اج3ب ب ل+ي(س+ و+ ر9 الن=ح( ع+ل+ي= ك9ت3ب+

“Telah diwajibkan atasku (Nabi SAW) qurban dan ia tidak wajib atas kalian.” (HR. Ad Daruquthni)

Page 6: Tugas Fikih

Dua hadits di atas merupakan qarinah (indikasi/petunjuk) bahwa qurban adalah sunnah. Firman Allah SWT yang berbunyi “wanhar” (dan berqurbanlah kamu) dalam surat Al Kautas ayat 2 adalah tuntutan untuk melakukan qurban (thalabul fi’li). Sedang hadits At Tirmidzi, “umirtu bi an nahri wa huwa sunnatun lakum” (aku diperintahkan untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah), juga hadits Ad Daruquthni “kutiba ‘alayya an nahru wa laysa biwaajibin ‘alaykum” (telah diwajibkan atasku qurban dan ia tidak wajib atas kalian); merupakan qarinah bahwa thalabul fi’li yang ada tidak bersifat jazim (keharusan), tetapi bersifat ghairu jazim (bukan keharusan). Jadi, qurban itu sunnah, tidak wajib. Namun benar, qurban adalah wajib atas Nabi SAW, dan itu adalah salah satu khususiyat beliau (lihat Rifa’i et.al., Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, hal. 422).

Orang yang mampu berqurban tapi tidak berqurban, hukumnya makruh. Sabda Nabi SAW:

نا ال م9ص+ ب+ن= ر+ ي+ق( ال ف+ ح1 ي9ض+ ل+م( و+ ع+ة; س+ ل+ه9 ك+ان+ م+ن(

“Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA. Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih. Lihat Subulus Salam IV/91)

Perkataan Nabi “fa laa yaqrabanna musholaanaa” (janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami) adalah suatu celaan (dzamm), yaitu tidak layaknya seseorang -yang tak berqurban padahal mampu– untuk mendekati tempat sholat Idul Adh-ha. Namun ini bukan celaan yang sangat/berat (dzamm syanii’) seperti halnya predikat fahisyah (keji), atau min ‘amalisy syaithan (termasuk perbuatan syetan), atau miitatan jaahiliyatan (mati jahiliyah) dan sebagainya. Lagi pula meninggalkan sholat Idul Adh-ha tidaklah berdosa, sebab hukumnya sunnah, tidak wajib. Maka, celaan tersebut mengandung hukum makruh, bukan haram (lihat ‘Atha` ibn Khalil, Taysir Al Wushul Ila Al Ushul, hal. 24; Al Jabari, 1994).Namun hukum qurban dapat menjadi wajib, jika menjadi nadzar seseorang, sebab memenuhi nadzar adalah wajib sesuai hadits Nabi SAW :

ه3 ي+ع(ص3 ال ف+ ي+ه9 ي+ع(ص3 أ+ن( ن+ذ+ر+ و+م+ن( ل(ي9ط3ع(ه9 ف+ الل=ه+ ي9ط3يع+ أ+ن( ن+ذ+ر+ م+ن(

“Barangsiapa yang bernadzar untuk ketaatan kepada Allah, maka hendaklah ia melaksanakannya. Barangsiapa yang bernadzar untuk kemaksiatan kepada Allah, maka janganlah ia melaksanakannya.” (HR al-Bukhari, Abu Dawud, al-Tirmidzi).

Qurban juga menjadi wajib, jika seseorang (ketika membeli kambing, misalnya) berkata,”Ini milik Allah,” atau “Ini binatang qurban.”

Page 7: Tugas Fikih

Waktu penyembelihan kurbanQurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adh-ha tanggal 10 Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib),

yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW:

ين+ م ل3م3 ال(م9س( ن=ة+ س9 اب+ ص+أ+ و+ ك9ه9 ن9س9 ت+م= د( ق+ ف+ ة3 ال+ الص= ب+ع(د+ ذ+ب+ح+ و+م+ن( ه3 س3 ل3ن+ف( ذ+ب+ح+ ا إ3ن=م+ ف+ ة3 ال+ الص= ب(ل+ ق+ ذ+ب+ح+ +ن(

“Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha (10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha, maka sesungguhnya ia

telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam.” (HR. Bukhari)Sabda Nabi SAW :ذ+ب(ح; ر3يق3 الت=ش( +ي=ام3 أ lك9ل

“Semua hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah) adalah waktu untuk menyembelih qurban.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Menyembelih qurban sebaiknya pada siang hari, bukan malam hari pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan itu. Menyembelih pada malam hari hukumnya sah, tetapi makruh. Demikianlah pendapat para imam seperti Imam Abu

Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad, Abu Tsaur, dan jumhur ulama (Matdawam, 1984).Perlu dipahami, bahwa penentuan tanggal 10 Zulhijjah adalah berdasarkan ru`yat yang dilakukan oleh Amir

(penguasa) Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud hadits no.1991). Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang bersifat lokal (Indonesia saja

misalnya), tetapi mengikuti ketentuan dari Makkah. Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di seluruh dunia.

Page 8: Tugas Fikih

Syarat binatang kurbanSyarat- syarat berkurban :

1- Umurnya sudah mencukupi, untuk domba adalah enam bulan, dan kambing setahun, sedangkan sapi dua tahun dan unta lima tahun.

2- Selamat dari aib dan cacat, berdasarkan sabda Rasulullah shallawahu alihi wasallam: (Ada tiga hal yang tidak diperbolehkan dalam berkurban,

yang buta jelas kebutaannya, yang sakit jelas sakitnya, yang pincang jelas pincangnya, yang kurus yang tidak kelihatan dagingnya) Shahih,

(Lihat Shahihul Jami: 886).Ada juga cacat yang lebih ringan dari yang ini yang tidak menghalangi

keabsahannya namun makruh disembelih seperti yang patah tanduknya atau putus telinganya, atau terbelah telinganya dan lain-lain, karena

berkurban adalah taqarrub kepada Allah, sedangkan Allah itu bagus dan tidak menerima kecuali yang bagus, dan barangsiapa yang

mengagungkan syiar-syiar Islam maka itu merupakan ketakwaan hati.

Page 9: Tugas Fikih

4- Menyembelihnya diwaktu yang ditentukan, yaitu setelah sholat Idul Adha dan khutbah, bukan setelah masuk waktu sholat, sampai sebelum terbenamnya matahari

akhir hari Tasyriq yaitu hari ketiga belas bulan Dzul Hijjah berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: (barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat maka

hendaklah mengulanginya) HR Imam Bukhari dan Muslim, juga berdasarkan perkataan Ali radhiyallahu anhu: (hari-hari menyembelih adalah hari Idul Adha dan tiga hari

sesudahnya) dan ini madzhab Hasan Al-Bashri, Atha bin Abi Rabah, Auzai, dan Syafiie, dan dipilih Ibnu Mundzir semoga Allah Merahmati mereka semua.

3- Haram menjualnya: apabila hewan kurban telah ditentukan maka tidak boleh menjualnya atau menghadiahkannya kecuali menggantinya dengan yang lebih baik, jika hewan kurban beranak maka dikurbankan bersama anaknya, sebagaimana diperbolehkan menaikinya jika

perlu, dan dalilnya adalah yang dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat seorang laki yang menuntun seekor unta lalu beliau berkata : (Naikilah dia, dia berkata: dia unta kurban, lalu beliau berkata:

naikilah dia sampai kedua atau tiga kalinya).

Page 10: Tugas Fikih
Page 11: Tugas Fikih

Sunnah dan anjuran dalam berkurban

Page 12: Tugas Fikih

Hewan Qurbana.Jenis Hewan

Hewan yang boleh dijadikan qurban adalah : unta, sapi, dan kambing (atau domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan ikan, tidak boleh dijadikan qurban (Sayyid Sabiq, 1987; Al Jabari, 1994). Allah SWT

berfirman:

+ن(ع+ام3 األ( ة3 يم+ ب+ه3 م3ن( م( ه9 ق+ ز+ ر+ ا م+ ع+ل+ى الل=ه3 م+ اس( وا ل3ي+ذ(ك9ر9

 

“…supaya mereka menyebut nama Allah terhadap hewan ternak (bahimatul an’am) yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (TQS Al

Hajj : 34)

Dalam bahasa Arab, kata bahimatul an’aam (binatang ternak) hanya mencakup unta, sapi, dan kambing, bukan yang lain (Al Jabari, 1994).

Page 13: Tugas Fikih

Keutamaan QurbanBerqurban merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adh-

ha. Sabda Nabi SAW Iد+م ة3 اق+ ر+ ه3 م3ن( ل= و+ج+ ع+ز= الل=ه3 3ل+ى إ ب= أ+ح+ yال ع+م+ ر3 الن=ح( ي+و(م+ آد+م+ اب(ن9 ع+م3ل+ ا م+

“Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih dicintai

Allah selain menyembelih qurban.” (HR. At Tirmidzi) (Abdurrahman, 1990)Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu

Taimiyah berpendapat,”Menyembelih hewan pada hari raya Qurban, aqiqah (setelah mendapat anak), dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada

shadaqah yang nilainya sama.” (Al Jabari, 1994).Tetesan darah hewan qurban akan memintakan ampun bagi setiap dosa orang

yang berqurban. Sabda Nabi SAW :من تقطر قطرة باول لك يغفر فانه اضحيتك فاشهدي قومي فاطمة يا

عملته ذنب كل دمها من

“Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan…”

(HR al-Baihaqi

Page 14: Tugas Fikih

Hikmah berkurban

Page 15: Tugas Fikih

A. Ibadah Kurban / Qurban

Ibadah kurban adalah suatu aktifitas penyembelihan / menyembelih hewan ternak yang dilakukan pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah atau disebut juga hari tasyrik /

hari raya haji / lebaran haji / lebaran kurban / Idul Adha dengan niat untuk beribadah kepada Allah SWT.

Hukum ibadah kurban / qurban adalah sunat muakkad atau sunah yang penting untuk dikerjakan. Waktu pelaksanaan acara qurban adalah dari mulai matahari sejarak tombak setelah sholat idul adha tanggal 10 bulan haji sampai dengan

matahari terbenam pada tanggal 13 bulan haji.

Hewan ternak yang boleh dijadikan hewan qurban / kurban :- Kambing biasa dengan umur lebih dari dua tahun

- Biri-biri atau domba dengan umur lebih dari satu tahun atau pernah ganti gigi.- Kerbau / Kebo / Sapi dengan umur lebih dari dua tahun

- Unta dengan umur lebih dari lima tahun

Syarat-syarat sah pemilihan hewan kurban yang boleh menjadi qurban :- Badannya tidak kurus kering

- Tidak sedang hamil atau habis melahirkan anak- Kaki sehat tidak pincang

- Mata sehat tidak buta / pice / cacat lainnya- Berbadan sehat walafiat

- Kuping / daun telinga tidak terpotong