Upload
dwinovriadi
View
350
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
TUGAS IIMATERIAL TEKNIK
OLEHFERI FARIZA1015021064
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG2015
Judul: Analisis Uji Ketahanan Lelah Baja Karbon Sedang AISI 1045 Dengan Perlakuan Panas Full Annealing Menggunakan Alat Rotary BendingDari: Jaya Sukmana
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jaya Sukmana, metode yang digunakan adalah Full Annealing terhadap material baja karbon sedang AISI 1045. spesimen pada pengujian ini menggunakan standard JIS Z2201 No.14A untuk uji tarik dan standard ASTM E-466 untuk uji fatik.
Gambar 1. Dimensi spesimen stadard JIS Z2201 No.14A
Gambar 2. Dimensi spesimen standard ASTM E-466
Benda uji tarik dan uji fatik dibuat dengan menggunakan mesin bubut konensional selanjutnya diuji tarik dengan menggunakan mesin uji tarik. Dari pengujian tarik yang dilakukan maka akan didapat nilai tegangan ultimate dan tegangan yield dari bahan yang diuji.
PROSEDUR PENGUJIAN
Sebelum pengujian dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembentukan terhadap spesimen uji dengan dimensi yang mengacu pada standar JIS Z2201 No. 14A untuk uji tarik seperti yang terlihat pada gambar 8, dan standar ASTM E 466 untuk uji fatik seperti yang terlihat pada gambar 1 dan 2. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kekasaran permukaan terhadap seluruh spesimen (uji tarik dan uji fatik) dengan toleransi maksimal nilai kekasaran sebesar 30 m. Adapun prosedur pengujian kekasaran permukaan specimen adalah sebagai berikut :1. Membersihkan permukaan spesimen dengan bensin atau alkohol untuk meghilangkan kotoran pada spesimen dan sisa serpihan material pada saat pembentukan.2. Meletakkan spesimen pada permukaan yang rata.3. Menghidupkan surface tester.4. Meletakkan surface tester diatas permukaan spesimen secara tegak lurus dari arah makan mata pahat, kemudian menekan tombol start untuk memulai pengambilan data, dan mencatat nilai hasil pengukuran yang tertera pada layar surface tester. Adapun bagian spesimen yang dilakukan pengujian kekasaran adalah hanya pada bagian tengah spesimen5. Mengulangi langkah 4 pada beberapa bagian dari spesimen yang mewakili seluruh permukaan yang diuji.6. Mengulangi langkah 4 dan 5 terhadap seluruh spesimen yang akan diuji.Kemudian spesimen yang telah dilakukan uji kekasaran dan memenuhi batas nilai toleransi, diberikan perlakuan panas dengan metode full annealing pada suhu 900o C dengan waktu penahanan temperatur (holding time) selama 15 menit.Setelah proses perlakuan panas dilakukan, dilanjutkan dengan pengujian kekuatan tarik pada spesimen untuk mengetahui nilai dari ultimate tensile strength (UTS) dari baja aisi 1045 yang telah diberikan perlakuan panas dengan metode annealing, uji tarik dilakukan sebanyak tiga kali pengujian (tiga spesimen uji) untuk memperoleh nilai yang mendekati akurat. Adapun nilai hasil pengujian tersebut akan digunakan untuk menentukan nilai beban yang akan diberikan pada spesimen yang hendak dilakukan pengujian fatik.Adapun beban yang akan diberikan pada saat uji fatik mengacu pada standar ASTM E 1823-13 mengenai standar terminologi terkait dengan kelelahan dan pengujian fraktur yaitu sebesar 20%, 30%, 40%, dan 50%, 60% dalam satuan Kilogram (Kg) dari nilai UTS. Berikut merupakan persamaan yang digunakan dalam menentukan berat beban yang akan diberikan:
Dimana: = Tegangan lentur ( kg/cm2)W = Beban lentur (kg)d = Diameter benda uji (cm)L = Panjang benda uji (cm)
Kemudian pengujian dilanjutkan dengan melakukan pengujian lelah pada spesimen. Adapun langkah-langkah dari pengujian fatik yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :1. Memasang spesimen pada mesin uji fatik.2. Memasang beban.3. Menghidupkan mesin bersamaan dengan menghidupkan penghitung waktu untuk memulai pengujian.4. Melihat putaran motor secara berkala untuk menentukan putaran stabil dari motor.5. Saat material patah seketika pula mematikan motor dan menghentikan penghitung waktu.6. Mencatat waktu dan rpm yang tertera pada indikator.7. Menandai material untuk pengujian pertama.8. Mengulangi langkah 2-7 untuk pengujian menggunakan beban selanjutnya.9. Mencatat seluruh data dan kejadian selama pengambilan data.Setelah pengujian lelah selesai dilakukan, dilakukan pengambilan gambar makro, terhadap permukaan patahan pada spesimen uji fatik yang mencapai endurance limit. Dan selanjutnya dilakukan analisa terhadap pola patahan yang terjadi.Tabel 1. Data hasil pengujian kekerasan permukaan spesimen uji fatikNoSpesimenNilai kekerasan permukaan (m)
1Uji tarik
2Uji Fatik
Tabel 2. Data hasil pengujian kekuatan tarikNomor PengujianDiameter Spesimen Uji (mm)Nilai UTS (N/mm2)
Rata-rata
Tabel 3. Nilai PemebananNoUTS (N/mm2)(5%) tegangan (MPa)dLW
(mm)(mm)(kg)
120%
230%
340%
450%
560%
Tabel 4. Data hasil pengujian kekuatan fatikNoPembebanan (Kg)RPMWaktu (menit)SiklusSiklusrata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Hasil pengujianTabel 5. Hasil uji tarik Baja AISI 1045 dengan perlakuan panas full annealingNomor PengujianDiameter Spesimen Uji (mm)Nilai UTS (N/mm2)
Anil 15.97580.818503
Anil 25.75686.0154871
Anil 35.78673.0117421
Rata-rata646.6152441
Gambar 3. Grafik hasil uji tarik baja AISI 1045 Pengujian Anil 1
Gambar 4. Grafik hasil uji tarik baja AISI 1045 Pengujian Anil 2
Gambar 5. Grafik hasil uji tarik baja AISI 1045 Pengujian Anil 3
Tabel 6. Nilai pebebanan yang diberikan pada pengujian fatikNoUTS (N/mm2)(5%) tegangan (MPa)dLW
(mm)(mm)(kg)
1646.615244120%129,32382255,77528
230%193,98582258,66292
340%285,646822511,5506
450%323,308822514,4382
560%387,969822517,3259
Tabel 7. Hasil pengujian fatik baja AISI 1045 full annealingNoPembebanan (Kg)RPMWaktu (menit)SiklusSiklusrata-rata
117,31.50066,8102.00095.585
268,23102.345
356,1484.210
414,421.500127,33190.995186.155
5121,41182.115
6123,57185.355
711,541.500213,46320.190353.075
8292,50438.750
9200,19300.285
108,651.5004,48671.220690.615
11215,19654.870
12497,17745.755
135,771.500741,761.112.6451.112.645
14
15
Gambar 6. Diagram hasil pengujian fatik baja AISI 1045 Full Annealing
Tabel 8. Perbandingan nilai ketahanan fatik baja AISI 1045 tanpa perlakuan panas terhadap baja AISI 1045 dengan perlakuan panas full annealing.NoJenisPembebananSiklus
1Tanpa perlakuan20%519120
30%518940
40%205703,4
50%127184,4
60%89342
2Full annealing20%1.112.645
30%690.615
40%353.075
50%168.155
60%95.585
Gambar 7. Perbandingan ketahanan fatik baja AISI 1045 tanpa perlakuan panas terhadap baja AISI 1045 dengan perakuan panas full annealing
KesimpulanDari pengujian tersebut didapat kesimpulan sebagai berikut:1. Nilai kekuatan fatik dari baja AISI 1045 yang diberikan proses perlakuan panas annealing mencapai nilai ketahan lelah maksimum pada 1.112.645 siklus pada pembebanan 20% dari UTS.2. Faktor pembebanan sangat mempengaruhi hasil pengujian, hal ini terlihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai pembebanan, maka semakin cepat material mengalami kegagalan.3. Dari pola patahan yang telah diamati, diketahui bahwa terjadi transisi jenis patahan (ductile to brittle tension) antara pembebanan 40% dan pembebanan 50% yang menunjukkan bahwa pembebanan maksimum 40% menghasilkan patah ulet, dan pembebanan minimum 50% menghasilkan patah getas.4. Baja AISI 1045 yang diberi perlakuan panas full annealing memiliki nilai ketahan lelah yang lebih baik dari baja AISI 1045 tanpa perlakuan panas.