23
PENATALAKSANAAN PASIEN BEDAH OROMAKSILOFASIAL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3: NURDIANA (04081004035) TEGUH WIBOWO (04081004045) IFADAH (04081004036) MARGARETH T S (04081004046) R A LAILA FITRIYANTI (04081004037) DANIA PERBRIANA (04081004047) DWI MAYANGSARI (04081004039) VINNY ANGGRAINE (04081004049) ALISA ZAYADI (04081004040) FIRTYA MAHARANI (04081004050) DESY NATALINA SINAGA (04081004041) OKTIA HERLINA (04081004051) AULIA CHANDRA DAHANA (04081004042) ECA TRIANI (04081004053) ANNISA AMALIA (04081004043) DINOVAN MAROS LUBIS (04081004055) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN

Tugas Bm Non Revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Bm Non Revisi

PENATALAKSANAAN PASIEN BEDAH OROMAKSILOFASIAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3:

NURDIANA (04081004035) TEGUH WIBOWO (04081004045)

IFADAH (04081004036) MARGARETH T S (04081004046)

R A LAILA FITRIYANTI (04081004037) DANIA PERBRIANA (04081004047)

DWI MAYANGSARI (04081004039) VINNY ANGGRAINE (04081004049)

ALISA ZAYADI (04081004040) FIRTYA MAHARANI (04081004050)

DESY NATALINA SINAGA (04081004041) OKTIA HERLINA (04081004051)

AULIA CHANDRA DAHANA (04081004042) ECA TRIANI (04081004053)

ANNISA AMALIA (04081004043) DINOVAN MAROS LUBIS (04081004055)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Tugas Bm Non Revisi

BAB IPENDAHULUAN

Banyak prosedur bedah mulut yang bisa dilakukan dengan aman di tempat praktek dokter

gigi, beberapa prosedur dan beberapa pasien tertentu membutuhkan penanganan di rumah sakit,

baik untuk pembedahan itu sendiri maupun untuk keselamatan penderita. Pembedahan yang

harus dilakukan di rumah sakit adalah pembedahan yang membutuhkan kondisi asepsis yang

sangat tinggi atau prosedur pembedahan yang membutuhkan pemberian antibiotic secara

intravena, misalnya graft tulang dan kulit, penanganan infeksi parah, dan kasus-kasus yang

membutuhkan anestesi umum dalam jangka waktu lama. Pasien yang mengalami gangguan

kesehatan mungkin membutuhkan penanganan di rumah sakit, untuk prosedur yang relatif minor.

Keputusan untuk merawatinapkan pasien didasarkan atas penilaian perorangan, dan biasanya

dilakukan bersama dengan dokter umum yang merawat pasien tersebut.

Penatalaksanaan pasien bedah oromaksilofasial tidak jauh berbeda dengan

penatalaksanaan pasien bedah pada umumnya, yaitu terdiri dari tahap pre-operative (sebelum

operasi), operative (saat operasi), dan post-operative (sesudah operasi).

Page 3: Tugas Bm Non Revisi

BAB IIPEMBAHASAN

1. Tahap Pre Operative Pada tahap ini, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan. Baik persiapan pada

pasien, operator, dan peralatan serta ruang operasi. Persiapan yang matang dan baik akan

mengurangi resiko kegagalan operasi ataupun komplikasi yang bisa terjadi setelah

operasi selesai dilakukan.

Persiapan PasienPersiapan pada pasien sebelum operasi meliputi : anamnesa, pemeriksaan riwayat

dan fisik, hasil laboratorium dan radiografi, pemeriksaan

temperatur/tekanan/pernapasan, diet, antibiotik profilaksis, sedasi, izin operasi,

dan konsultasi.

Anamnesa

Anamnesa pada pasien sangat penting dalam menentukan penyakit pasien.

Karena pada saat anamnesa kita dapat mengetahui berbagai macam hal yang

menyangkut penyakit pasien. Hal-hal yang ditanyakan pada pasien saat

anamnesa yaitu nama dan alamat pasien, keluhan utama, keluhan sampingan,

sejarah gigi sebelumnya, sejarah pengobatan, dan sejarah penyakit dalam

keluarga, serta status sosial pasien tersebut.

Pemeriksaan Oromaksilofasial dan Fisik

Pemeriksaan Oromaksilofasial meliputi, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.

Pemeriksaan ekstra-oral dimulai dengan rabaan pada muka termasuk rahang

bawah, rahang atas, kemudian mencatat tentang segala kelainan seperti

ketidaksamaan antara kiri dan kanan, atau kelumpuhan dari otot-otot muka.

Pergerakan mata dan reaksi-reaksi pupil diamati bersama-sama dengan

beberapa kesukaran di saat bernapas. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada

sendi temporomandibular, sinus-sinus rahang, limphonodus, dan bibir.

Page 4: Tugas Bm Non Revisi

Pemeriksaan Intraoral adalah memeriksa status gigi geligi, selaput mukosa,

jaringan periodontal, lidah, dan sebagainya.

Selain melakukan pemeriksaan oromaksilofasial, hal yang tidak boleh

terlewati saat akan melakukan tindakan bedah adalah pemeriksaan fisik yang

biasanya dilakukan oleh dokter umum maupun dokter spesialis yang biasa

menangani pasien. Pemeriksan fisik ini dilakukan sebelum pembedahan atau

dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk ke rumah sakit.

Hasil Laboratorium dan Radiografi

Hasil pemeriksaan laboratoris dan foto sinar-X sangat penting untuk

menunjang hasil pemeriksaan fisik dan dapat mempertegas diagnosis

sementara yang sudah ditentukan sebelumnya, sehingga akan berpengaruh

juga terhadap rencana perawatan.

Hasil pemeriksaan laboratoris dan foto sinar-X ditambahkan dalam bagan dan

merupakan catatan permanen dalam pelayanan kesehatan.

Pemeriksaan Keadaan Umum

Sebelum dilakukan pembedahan, setiap pasien wajib dicatat temperatur,

tekanan darah, dan pernapasannya secara teratur untuk mengatahui

perkembangan keadaan pasien menjelang operasi. Sehingga jika terdapat

kelainan dapat segera diatasi dan kembali dipersiapkan untuk menjalani

operasi.

Diet

Pasien yang akan dioperasi sebelum dilakukan anestesi harus menjaga pola

makannya. Jika pasien yang akan dioperasi kekurangan kekuatannya, maka

harus diberi minuman glukosa sebelum injeksi anestesi dilakukan. Tetapi jika

yang dilakukan adalah general anestesi, maka pasien disarankan untuk

berpuasa pada saat malam (apabila operasi akan dilakukan pada pagi hari).

Atau tidak boleh makan selama 4-6 jam sebelum operasi.

Page 5: Tugas Bm Non Revisi

Persiapan Kulit

Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan

pada waktu malam menjelang operasi. Rambut kumis dan rambut didagu

harus dicukur, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang akan

dioperasi.

Antibiotik Profilaksis

Meskipun trauma rongga mulut yang ringan misalnya akibat makan, sikat

gigi, dapat menyebabkan bakteriemia, risiko yang benar-benar merupakan

ancaman bagi pasien adalah bila keutuhan mukosa terputus dan ada

perdarahan saat operasi dilakukan. Untuk mengurangi ancaman bakteriemia,

digunakan antibiotik profilaktik pada pasien yang mengalami gangguan

mekanisme pertahanan tubuh pada kondisi-kondisi yang mudah mengalami

serangan infeksi.

Pasien dengan kelainan jantung merupakan kasus terbanyak, cenderung

memerlukan perhatian yang lebih banyak. Termasuk dalam kelompok tersebut

adalah pasien dengan penyakit jantung congenital, penyakit katup jantung,

atau riwayat pernah terserang demam rematik. Terapi antibiotik profilaktik

pada pasien-pasien tersebut diarahkan untuk pencegahan endokarditis

bakterial subakut.

Kondisi-kondisi yang memerlukan terapi antibiotik profilaktik selain

penderita kelainan jantung adalah para penderita AIDS, pecandu alkohol

kronis, pasien yang menerima pengobatan antineoplastik atau imunosupresan,

pasien sesudah dilakukan transplantasi organ, pasien dengan protesa atau

sendi implant, dan pasien penderita diabetes tidak terkontrol.

Sedasi

Page 6: Tugas Bm Non Revisi

Kecemasan dan ketakutan paling sering ditemukan pada pasien-pasien

bedah oromaksilofasial. Perasaan ini selalu ada dengan derajat dan manifestasi

yang berbeda-beda. Ketakutan bisa berkisar antara ketakutan normal sampai

dengan kehilangan kontrol total, sedangkan gejala yang ditunjukkan mulai

dari banyak bicara, tangan gemetar, sampai dengan histeria dan syok. Oleh

karena itu cara mengatasinya tergantung situasinya. Pada kebanyakan kasus,

kontrol kecemasan yang memadai bisa didapat dari sikap operator yaitu

menujukkan ketenangan dan kepercayaan diri, serta menunjukkan watak yang

baik hati, sabar, dan menentramkan hati. Apabila tindakan-tindakan tersebut

dianggap masih kurang memadai atau apabila ada situasi yang khusus,

misalnya gangguan jantung atau hipertensi, maka diperlukan sedasi oral atau

inhalasi oksida nitrous oksigen. Keamanan, keterampilan atau pengalaman

dan keterbatasan yang disebabkan karena tuduhan malpraktik secara efektif

membatasi pemakaian sedasi pra-bedah melalui rute tersebut.

Obat-obatan yang digunakan untuk pramedikasi oral meliputi narkotik,

antihistamin, obat-obatan anxiolytic, misalnya benzodiazepine. Kecemasan

yang ringan bisa diatasi dengan obat-obatan tersebut. Walaupun sulit untuk

menentukan dosisnya pada satu kunjungan, kadar dosis dapat dinaikkan atau

diturunkan pada kunjungan berikutnya, apabila dibutuhkan untuk

mendapatkan aksi optimal. Untuk meningkatkan efektivitas, obat yang

dimaksud diberikan pada sore hari sebelum dilakukan pembedahan.

Kemudian diulang lagi 1-2 jam sebelum prosedur pembedahan dengan dosis

yang sedikit dikurangi. Untuk itu wajib diketahui sifat-sifat farmakologis obat

yang digunakan, misalnya waktu timbulnya aksi, cara kerjanya, durasi,

metabolisme, ekskresi, dan efek sampingnya.

Izin Operasi

Formulir persetujuan tertulis harus didapatkan sebelum melakukan suatu

prosedur. Agar efektif, persetujuan dikemukakan lebih sebagai sebagai suatu

konseling sebelum pelaksanaan operasi, dan bukan sekedar tindakan

pelengkap administrative. Alasan harus dilakukannya operasi, sifat operasi,

Page 7: Tugas Bm Non Revisi

hasil yang diperkirakan, dan komplikasi yang mungkin timbul harus

dijelaskan secara lengkap dan terus terang kepada pasien atau orang yang

akan menandatangani persetujuan tertulis tersebut. Orang-orang yang terlibat

diberikan kesempatan untuk bertanya tentang prosedur atau segi-segi yang

terkait. Ketidakrincian persetujuan yang dimintakan akan melemahkan segi

hukum nantinya. Orangtua, kerabat, atau wali sah pasien harus memberikan

persetujuan untuk pasien yang tidak bisa memberikan persetujuan sendiri,

yaitu anak-anak, penderita kelainan mental, dan pasien yang tidak sadar.

Penandatanganan persetujuan harus disaksikan oleh orang lain selain ahli atau

dokter bedah yang akan melakukan operasi. Formulir persetujuan disertakan

sebagai dokumen tetap dalam catatan medis.

Konsultasi

Ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu yang mengharuskan seorang

dokter gigi (dalam hal ini dokter bedah mulut) melakukan konsultasi kepada

seorang dokter ahli atau spesialis, baik seorang haematologist, dokter spesialis

penyakit dalam, ataupun dokter spesialis jantung. Pasien-pasien ini disebut

pasien resiko tinggi, yaitu pasien-pasien yang menderita penyakit

kardiovaskular, penyakit pulmonal, kelainan neurologis, disfungsi endokrin,

kelainan koagulasi darah, anemia, penyakit ginjal dan transplantasi, alergi,

serta kehamilan.

Konsep konsultasi atau berbagi tanggung jawab untuk penatalaksanaan

pasien merupakan hal yang sangat penting bagi dokter gigi. Konsultasi

biasanya harus segera dilakukan, yaitu pada hari diajukannya permintaan.

Permohonan konsultasi menyatakan semua penemuan yang pasti dan alasan

utama dari pengajuan permohonan konsultasi atau bantuan tersebut. Jawaban

dari konsultan idealnya singkat dan langsung pada sasaran, yaitu secara detail

menjawab alasan utama permohonan tersebut. Konsultan dapat memberikan

persetujuan terhadap perubahan cara penanganan, dan kadang-kadang

menawarkan ikut memantau keadaan pasien.

Page 8: Tugas Bm Non Revisi

Persiapan Peralatan dan Operator Persiapan operator

Sebelum memasuki ruang bedah, ahli bedah melepas pakaian luar dan

memakai pakaian bedah yang steril, termasuk penutup sepatu dan penutup

kepala. Ruang steril atau substeril terletak berdekatan dengan ruang bedah.

Ruangan tersebut dilengkapi dengan masker, sikat dan bak penyikat

dengan wadah sabun dan air yang dikontrol menggunakan kaki atau lutut.

Ahli bedah memasang masker dan pelindung mata dan menyesuaikannya

agar tidak mengganggu. Kemudian dilakukan penyikatan pada kedua

tangan selama 5 sampai 10 menit untuk mengurangi bakteri sekecil

mungkin sebelum mengenakan sarung tangan. Dengan menggunakan

sabun bedah atau sabun antibakteri dan sikat steril, tangan serta lengan

bawah disikat hingga mencapai tepat di atas siku. Setelah penyabunan,

tangan dan lengan dibilas hingga air menetes dari siku. Kuku jari tangan

dibersihkan menggunakan kikir kuku di bawah guyuran air.

Persiapan peralatan

Alat-alat yang akan digunakan pada operasi disterilkan lalu disusun di

tempat yang steril di dalam kamar operasi. Sterilisasi alat bertujuan

membunuh semua mikroorganisme. Teknik sterilisasi yang digunakan

yaitu dengan menggunakan autoclave atau tekanan uap, juga

menggunakan metode kimia dan fisika yaitu pemanasan basah, pemanasan

kering, serta radiasi gamma (digunakan dalam perdagangan untuk

sterilisasi alat yang dipaketkan seperti scalp blades). Sterilisasi dengan

cara perebusan sudah jarang digunakan karena hanya sebagai desinfectan

dan tidak membunuh organisme spora.

Persiapan Ruang Operasi

Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel,

dinding dan furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang

biasa digunakan sudah tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan

Page 9: Tugas Bm Non Revisi

dijaga tetap 18-21° C, tetapi ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah

sakit harus menggunakan AC untuk mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah

ruang operasi seharusnya terdapat ruang perawatan dengan staf perawat yang

berpengalaman dimana pasien diletakkan pada tempat tidur yang bisa didorong

sehingga jika terjadi sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi. Sinar yang

digunakan menghasilkan penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan

sinarnya mudah diarahkan ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat

sinar sehingga operator dengan mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista

atau antrum.

Radiographic viewing box

Diletakkan di depan meja operator sehingga dokter dapat melihat hasilnya tanpa pindah

dari meja operator. Dengan menggunakan cahaya, titik dapat menunjukkan hasil roentgen

pada pasien.

Dental engine

Dental engine yang digunakan adalah berupa sterilisable surgical motors and handpiece.

Untuk membersihkan dan mempercepat pemotongan tulang tanpa panas yang berlebihan,

digunakan bur yang telah dicuci dengan air steril mengalir secara terus menerus.

Peralatan elektrik

Peralatan elektrik di ruang operasi harus dipastikan dalam keadaan baik dan dapat bekerja

secara maksimal. Periksa kembali apakah kabel-kabel sudah tersambung seluruhnya agar

tidak terjadi kesalahan fatal saat operasi akibat ada suatu alat yang ternyata tidak bekerja

karena tidak tersambung dengan listrik. Periksa pula seluruh selubung kabel, jangan

sampai ada yang terbuka dan mengakibatkan korsleting atau bahkan ledakan di dalam

ruang operasi.

Lasers

Laser modern memberikan hasil yang baik untuk diseksi jaringan lunak. Sel pada daerah

yang dipotong diuapkan dengan hanya sedikit kerusakan di bagian lain. Pada eksisi di

dalam mulut dengan laser, relatif menurunkan rasa sakit setelah operasi dan menurunkan

pembengkakan jaringan. Setiap individu di dalam ruang operasi seharusnya mengenakan

laser proof glasses untuk melindungi mata selama penggunaan laser. Endotracheal tube

Page 10: Tugas Bm Non Revisi

juga harus dilindungi untuk menghindari kebocoran, dan metal instrument harus dihindari

untuk menurunkan kemungkinan refleksi sinar.

2. Tahap Operative TIM OPERASI

Terdiri dari :

Dokter bedah

Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi pasien, pelaksanaan operasi, dan

keamanan untuk pasien saat operasi.

Anaesthetist (tim anestesi)

Bertanggung jawab untuk anestesi pasien, memilih bahan anestesi, meresepkan

premedikasi, dan melakukan anestesi umum.

Asisten dokter bedah

Harus berasal dari lulusan yang berkualitas atau anggota dari staf perawat.

Scrub nurse

Merupakan anggota dari tim sterilisasi operasi dan bertanggung jawab memberikan

peralatan yang digunakan, mempersiapkan penjahitan dan melakukan tugas-tugas

lain yang membutuhkan asisten yang berpakaian steril dan memakai sarung tangan.

Scrub nurse seringkali berperan serta secara langsung dalam pembedahan, dengan

melakukan retraksi, mengirigasi, atau menjalankan peralatan suction (penyedot).

Sirkulator

Adalah anggota tim nonsteril yang melengkapi tim operasi dalam hal peralatan dan

bahan-bahan yang tidak memungkinkan dilakukan oleh tim steril. Sirkulator

bertugas memasangkan lampu kepala dan menghubungkan peralatan-peralatan

tertentu seperti handpiece, gergaji, dermatom, dan kauter.

ANESTESI

Anestesi yang digunakan dalam bedah/operasi oromaksilofasial adalah anestesi local

dan anestesi umum. Pada anestesi umum digunakan alat bantu pernapasan yaitu

endotracheal tube dan tim anestesi bertanggung jawab akan hal ini.

Biasanya terdapat hubungan khusus antara ahli anestesi dengan ahli bedah mulut,

yang berdasar atas pelatihan di bagian oral dan maksilofasial secara khusus. Ahli

Page 11: Tugas Bm Non Revisi

anestesi bertanggung jawab penuh dalam mempertahankan jalan napas selama

pembedahan. Selain jalan napas, kondisi pasien dikontrol lebih jauh secara intravena dan

dengan peralatan elektronik canggih untuk memantau tanda-tanda vital serta parameter

fisiologis lainnya.

Kode etik mengharuskan ahli bedah untuk memberitahu ahli anestesi tentang semua

obat yang disuntikkan (bahan anestesi lokal dengan vasokonstriktor), komplikasi

tertentu yang timbul, misalnya kehilangan darah akut, dan perkiraan waktu penyelesaian

prosedur. Ahli anestesi juga bertanggung jawab atas pemberian cairan selama

pelaksanaan pembedahan dan dapat memilih antara pemberian darah atau plasma

expander berdasarkan perhitungan kehilangan darah, tanda-tanda vital, hasil

pemeriksaan laboratoris, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

PERSIAPAN DAN PENUTUPAN

Setelah penyikatan tangan selesai, maka ahli bedah (operator) sudah dalam keadaan

steril dan tidak diperkenankan menurunkan tangannya di bawah batas pinggang atau

menyentuh sesuatu kecuali baju operasi dan sarung tangan yang steril. Dibutuhkan meja

penyangga (mayo stand) yang tertutup kain steril, di atasnya diletakkan sarung tangan,

sabun, larutan saline, handuk, spons, dan barang-barang lain yang dibutuhkan, yang

kesemuanya steril, untuk mempermudah penyiapan daerah operasi.

Rambut pada daerah pembedahan biasanya dicukur sebelum pasien masuk ke ruang

bedah karena tidak diperbolehkan adanya rambut pada daerah bedah yang steril (kecuali

alis mata). Petugas ruang operasi mempersiapkan, menyelubungi, dan mengisolasi

daerah yang akan dibedah dengan handuk steril. Sabun bedah dicairkan dengan saline

steril, dan pada wadah cairan tersebut ditambahkan spons. Untuk prosedur yang

dilakukan di rongga mulut, muka bagian bawah dan daerah servikal atas pertama-tama

digosok. Setelah member tahu tim anestesi, anggota tim bedah menyedot cairan rongga

mulut dan faring, lalu memasukkan throat pack (biasanya berupa vaginal pack yang

basah). Rongga mulut kemudian digosok dengan kuat. Irigasi saline dan penyedotan

juga bisa digunakan.

Daerah pembedahan ditutup oleh seorang anggota tim bedah yang telah

menggunakan gaun dan sarung tangan bedah. Langkah awal, daerah operasi diisolir

Page 12: Tugas Bm Non Revisi

dengan menggunakan handuk, kain atau kertas steril. Bila operasi yang dilakukan

terbatas pada prosedur di rongga mulut saja, seringkali hanya mulut yang dibiarkan

terbuka. Kemudian ditempatkan kertas penutup sepanjang tubuh dengan ujung terpisah,

diikuti oleh penutup kepala berukuran pendek. Kertas penutup seringkali dilengkapi

dengan tepi berperekat, sehingga mempermudah stabilisasinya. Kadang digunakan

penutup plastik, opak, bila akan dilakukan insisi kulit. Penutup dapat diberi stabilisasi

tambahan menggunakan penjepit handuk atau dengan cara menjahitnya ke kulit di

bawahnya. Bila dibawah penutup merupakan bagian mata, mata harus dilindungi dengan

salep mata dan merekatkan pelupuk mata untuk mencegah abrasi kornea.

GAUN DAN SARUNG TANGAN BEDAH

Operator bisa memakai sendiri gaun bedah atau dengan dibantu oleh scrub nurse,

demikian juga dengan pemakaian sarung tangan. Tangan dikeringkan menggunakan

handuk dengan bantuan scrub nurse atau diletakkan di dekat gaun. Gaun dari kertas saat

ini merupakan standar dan dipakai dengan bagian dalam menghadap keluar. Operator

dapat memakainya sendiri dengan cara memegang gaun dan memasukkan bagian lengan

lebih dahulu. Gaun bedah ini dikancingkan dengan bantuan sirkulator nonsteril.

Kemudian ahli bedah memakai sarung tangan seperti biasa.

OPERASI

Semua anggota tim operasi harus bekerja dengan posisi yang nyaman untuk

menghindari kelelahan. Mulut pasien dapat dibiarkan terbuka dengan menggunakan

rubber prop yang diletakkan diantara gigi molar. Untuk operasi dengan anestesi lokal,

rubber prop digunakan untuk menenangkan otot dan sendi pasien. Untuk operasi dengan

anestesi umum, mulut tidak boleh dibuka dengan paksa karena akan mengakibatkan

fraktur gigi dan kerusakan TMJ. Tekanan intraoral di atas mental protuberance akan

membuka mulut dengan lembut dan dapat menggerakkan sendi.

PERTIMBANGAN KHUSUS

Ada pertimbangan-pertimbangan khusus dalam prosedur bedah mulut. Misalnya,

kepala harus stabil. Keadaan ini dicapai dengan menempatkan satu penyangga kepala

Page 13: Tugas Bm Non Revisi

berbentuk seperti donat (gulungan spons) atau bantalan karet busa. Ahli bedah harus

bisa melakukan operasi dari kedua sisi wajah pasien, yang mengharuskan penempatan

kedua lengan di atas meja di bawah penutup. Untuk mendapatkan jalan masuk ke

lambung, dimasukkan tabung nasogaster, yang berfungsi untuk evakuasi isi lambung

atau sebagai jalan pemberian makanan nantinya. Meski tidak terbatas hanya pada

prosedur bedah mulut, kateter kandung kemih harus dipasang jika lama operasi

diperkirakan melebihi 3-4 jam.

3. Tahap Post Operative

AKHIR PROSEDUR

Pada akhir pembedahan, ahli bedah membuat catatan yang menegaskan bahwa

semua rencana operasi sudah dilaksanakan dan member tahu tim anestesi bahwa ia akan

selesai. Ahli bedah kemudian memastikan semua perdarahan telah dapat dikontrol dan

memeriksa bahwa pack atau drain yang tertinggal di mulut atau daerah yang luka berada

pada tempatnya, juga memastikan tidak ada alat-alat operasi dan kotoran yang tertinggal

di dalam mulut pasien. Dengan persetujuan tim anestesi, pack dapat dibuka dan debrid

di lapisan superficial dikeluarkan dari mulut.

Setelah itu, dipasang pembalut pada luka operasi pasien dan penutup dilepas.

Anggota tim steril melepas gaun bedah terlebih dahulu, dan meletakkannya dalam

keranjang yang telah disediakan. Sarung tangan kemudian dilepas tanpa menyentuh

bagian luar, permukaan operasi, dan kemudian dibuang. Alat pemantau dilepas, selang

iv dilepas, dan kantung kateter urine (jika dipasang) dipindah ke kereta. Pasien dipindah

ke kereta dorong dengan ahli anestesi selalu berada di sebelah kepala pasien. Salah

seorang ahli bedah biasanya berdiri di bagian kaki pasien untuk membantu

memindahkan pasien ke ruang pemulihan.

LAPORAN

Setelah pasien sampai pada ruang pemulihan, ahli anestesi memberikan kepada

perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien, catatan anestesi dan laporan lisan

terperinci yang menggambarkan kondisi pasien pada akhir pembedahan, yaitu meliputi

tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dan pertimbangan khusus lainnya. Perawatan di

Page 14: Tugas Bm Non Revisi

ruang pemulihan dilakukan dengan menyediakan satu perawat khusus bagi satu pasien,

dan kemajuan pasien direkam secara cermat pada catatan perawat.

PERAWATAN INTENSIF

Pasien yang telah sampai pada ruang pemulihan dan sudah sadar harus segera diberi

asupan makanan baik melalui infus ataupun secara oral untuk menghindari muntah atau

nausea. Nausea dapat timbul setelah pasien menjalani anestesi umum dan ini dapat

dikontrol dengan penggunaan medikasi anti-emetik intravena seperti ondansteron atau

intramuscular agen, prochlorperazine.

Pemberian terapi analgesik post-operative sangat dianjurkan apabila bagian dari

prosedur tersebut diketahui dapat mengakibatkan rasa sakit. Contoh obat-obatan yang

digunakan untuk terapi analgesik post-operative adalah ibuprofen dan paracetamol.

Karena sifat prosedur yang dijalani, lama operasi, atau komplikasi yang terjadi, atau

karena kondisi pasien sangat lemah, beberapa pasien ditempatkan pada ruang perawatan

intensif (ICU) atau ruang perawatan bedah intensif (SICU). Kemampuan pemantauan

dan kelengkapan petugas jaga dari fasilitas semacam ini memberikan pelayanan atau

perawatan maksimum yang terus menerus bagi pasien pasca bedah yang sangat lemah.

Sebagaimana di ruang pemulihan biasa, perawatan yang dilakukan adalah satu perawat

untuk satu pasien, dan pemantauan serta pengamatan dilakukan terus menerus.

Page 15: Tugas Bm Non Revisi

BAB IIIKesimpulan

Prosedur bedah oromaksilofasial merupakan suatu prosedur yang banyak mengandung tantangan, terlebih jika terdapat perawatan tambahan karena adanya pasien resiko tinggi. Kondisi-kondisi umum yang terjadi pada pasien mengharuskan dokter gigi untuk membiasakan diri dengan proses-proses penyakit dan keterkaitannya dengan oromaksilofasial.

Persiapan-persiapan yang dilakukan baik sebelum, selama, maupun setelah operasi dilakukan sangatlah penting untuk mencegah ancaman-ancaman potensial dari penyakit-penyakit menular dan pencegahan kontaminasi silang.

Datar PustakaPedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.

Miloro, Michael. 2004. Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Surgery -2nd ed.- . London : BC Decker.