Upload
phungnhi
View
243
Download
4
Embed Size (px)
i
TUGAS AKHIR
MODIFIKASI PERANGKAT KELISTRIKAN
MESIN CUCI PRIMUS 20KG
DENGAN MENGGUNAKAN PLC DAN HMI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
disusun oleh :
JOANNES CHRYSOSTOMUS HADI PRABOWO
NIM : 125114054
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
ELECTRIC CIRCUIT MODIFICATION OF PRIMUS
WASHING MACHINE 20 KG USED PLC AND HMI
In partial fulfilment of the requirements
for the degree of Sarjana Teknik
Electrical Engineering Study Program
JOANNES CHRYSOSTOMUS HADI PRABOWO
NIM : 125114054
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
MODIFIKASI PERANGKAT KELISTRIKAN
MESIN CUCI PRIMUS 20KG
DENGAN MENGGUNAKAN PLC DAN HMI
Oleh :
JOANNES CHRYSOSTOMUS HADI PRABOWO
NIM : 125114054
telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Bernadeta Wuri Harini, M.T. Tanggal: ---------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
MODIFIKASI PERANGKAT KELISTRIKAN
MESIN CUCI PRIMUS 20KG
DENGAN MENGGUNAKAN PLC DAN HMI
Disusun oleh :
JOANNES CHRYSOSTOMUS HADI PRABOWO
NIM : 125114054
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 30 Oktober 2015
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Petrus Setyo Prabowo, M.T. -----------------------------
Sekretaris : Martanto, M.T. -----------------------------
Anggota : Bernadeta Wuri Harini, M.T. -----------------------------
Yogyakarta,
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Joannes Chrysostomus Hadi Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Joannes Chrysostomus Hadi Prabowo
Nomor Mahasiswa : 125114054
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul :
MODIFIKASI PERANGKAT KELISTRIKAN
MESIN CUCI PRIMUS 20KG
DENGAN MENGGUNAKAN PLC DAN HMI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkal data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberika royalty kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Joannes Chrysostomus Hadi Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
Motto :
Selalu ada kesempatan yang kedua bagi yang Percaya
dan yang gigih berusaha untuk Mencarinya
Skripsi ini kupersembahkan untuk……
Yesus Kristus Pembimbingku yang setia
Isteriku dan anakku yang tercinta
Teman-teman ATMI yang aku banggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Bisnis jasa laundry atau jasa pencucian pakaian mulai marak dan berkembang pesat,
dari skala kecil berupa bisnis rumahan sampai dengan skala besar berupa industri penyedia
jasa laundry bagi Rumah Sakit, Hotel ataupun industri garment. Kebutuhan mesin cuci
dengan kapasitas besar diperlukan, salah satunya dengan memodifikasi mesin cuci lama
merek Primus kapasitas 20kg model front loader yang telah rusak kontrolnya. Dimodifikasi
dengan menambahkan pintu side door, sensor, aktuator dan intergrasi kontrol PLC dengan
HMI.
Pada penelitian ini, modifikasi yang dilakukan adalah penambahan sensor-sensor
untuk pengamanan, sensor ketinggian air, valve untuk keluar masuk air, motor induksi tiga
fasa sebagai penggerak tabung dengan inverter sebagai pengatur kecepatan, penambahan
kontrol sistem dan sensor pemanas air, agar terbentuk sistem baru yang dapat diintergrasikan
dengan PLC dan HMI sebagai kontrol sistemnya.
Modifikasi perangkat kelistrikan mesin cuci Primus 20kg dapat berfungsi, semua
sensor dan actuator dapat dilakukan, dan dapat dintergrasi kontrol PLC dan HMI dengan
tingkat keberhasilan 100%. Penyimpangan yang terjadi antara suhu yang diinginkan dengan
suhu terukur adalah 6,78 %. Kemampuan dispenser untuk memompa cairan sebanyak 4,6
ml/detik. Penyimpangan putaran rendah 14,8%, penyimpangan putaran sedang 1,56% dan
penyimpangan putaran tinggi 1,6%.
Kata Kunci : Modifikasi mesin cuci, PLC, HMI, Primus 20kg, front loader, penambahan
pintu side door.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Business laundry service or clothes washing services began to bloom and thrive, from
small scale in the form of home-based business to industrial laundry services, that’s provided
for hospitals, hotels or garment industry. Needs a washing machine with a large capacity is
required, either by modifying the old washing machine brand Primus 20kg capacity front
loader models that have been damaged control. Modified by adding a side entrance door,
sensors, actuators and control integration with HMI PLC.
In this study, the modifications made is the addition of sensors for security, sensor
water level, valve to come out into the water, three phase induction motor as the driving tube
with the inverter as speed control, the addition of the control system and sensors water heater,
in order to form a new system which can be integrated in the PLC and HMI as a new control
system.
Modification of electrical devices Primus 20kg washing machine can function, all
sensors and actuators can be done, and can be integrated with PLC control and HMI with a
100% success rate. Deviations between the desired temperature with the measured
temperature is 6.78%. Ability to pump fluid dispenser of 4.6 ml / sec. Deviations 1.67% for
low speed rotation, 0.22% deviation for middle speed rotation and 0.04% deviation for high
speed rotation.
Keywords: Modification of a washing machine, PLC, HMI, Primus 20kg, front loader, side
entrance door.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karuniaNya,
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian yang berupa tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa
Jurusan Teknik Elektro untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan, gagasan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya kepada penulis.
2. Istri dan anakku tercinta Aria yang telah memberikan dorongan kepada penulis.
3. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
4. Bernadeta Wuri Harini, M.T. selaku pembimbing I yang telah bersedia memberikan
pengarahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan tugas akhir.
5. Romo T. Agus Sriyono SJ, M.A, M.Hum. yang telah memberikan bantuan berupa dana
selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas bantuan, bimbingan,
kritik dan saran.
Semoga Tuhan membalas kebaikan anda
Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta
menyempurnakan tulisan. Semoga tugas ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lebih
lanjut oleh peneliti lain sehingga tulisan ini dapat lebih bermanfaat.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Peneliti,
Joannes Chrysostomus Hadi Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul (Bahasa Indonesia)……………………………………………… i
Halaman Sampul (Bahasa Inggris)………………………………………………… ii
Halaman Persetujuan ……………………………………………………………… iii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………… iv
Pernyataan Keaslian Karya………………………………………………………… v
Halaman Persembahan..…………………………………………………………… vi
Intisari …………………………………………………………………………….. vii
Abstract ……………………………………………………………………..……. viii
Kata Pengantar ………………………………………………………..………….. ix
Daftar Isi…………………………………………………………………………… xi
Daftar Gambar……………………………………………………………………... xiv
Daftar Tabel……………………………………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………. ………………………………………….…… 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………….…….………. 3
1.3. Batasan Masalah …...…………………………………………….…… 3
1.4. Metodologi Penelitian…………………………………………….…… 4
BAB II DASAR TEORI
2.1. Mesin Cuci ……………………………………………………….…… 5
2.2. PLC ……………….…………………………………….…….………. 6
2.3. HMI …………………………………………………………….……... 6
2.4. Relai .…………………………………………………………….…… 7
2.5. Kontaktor………….…………………………………….…….………. 7
2.6. Solid State Relay……………………………………………….……... 8
2.7. TOR ……………………………………………………………..…… 9
2.8. Kontrol Suhu…….…………………………………….…….………. 10
2.8.1. Kontrol On-Off………………………………….…….………. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.9. Pemanas Elektrik...…………………………………………….……... 11
2.10. Presure Level Switch………………………………..……….……... 12
2.11. Motor Induksi 3 Fasa………………………………………….….… 14
2.12. Inverter .………….…………………………………….…….………. 15
2.13. Emergency Stop……………………………………………….……... 16
2.14. Solenoid …………………………………………………………….. 16
2.15. Kran Solenoid .….…………………………………….…….………. 16
2.16. Chemical Dispenser ………………………………………….……... 17
2.17. Alarm Buzzer ……………………………………………………….. 18
2.18. Mini Circuit Breaker (MCB) ………………………….…….………. 18
2.19. Limit Switch ………………………………………………….……... 20
2.20. Induktif Proximity Sensor ………………………………………….. 20
BAB III RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Hasil Wawancara …… ………………………………………….…… 21
3.2. Modifikasi Teknik Mesin Cuci ………………………….….………… 24
3.3. Perancangan Mekanik ………………………………………….……... 25
3.4. Perancangan Hardware ….…………………………….…….……….. 27
3.4.1. Rangkaian Daya 3 Fasa ……………………………….……... 27
3.4.2. Rangkaian Daya Kontrol, Sensor dan Aktuator…….….……... 28
3.4.3. Rangkaian Signal Output Input PLC ………………….……... 29
3.5. Pengujian dan Analisa Sistem ……………………………………... 32
3.5.1. On-Off Input PLC ……..……………………………….……... 33
3.5.2. Putaran Motor ………………………………………….……... 34
3.5.3. Karakteristik Kontrol Suhu ………….………………….……... 35
3.5.4. Level Sensor ………….……………………………….……... 35
3.5.5. Chemical Dispenser ……………………….………….……... 35
3.5.6. Aktuator Solenoid Valve ………….………………….……... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Bentuk Fisik dan Pengawatan Mesin Cuci …………………….…… 37
4.1.1. Bentuk Fisik Mesin Cuci Primus 20Kg …..…….…….………. 37
4.1.2. Cara Penggunaan Alat …….………...………….…….………. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.2. Pengujian Sistem …………………………………………….…… 44
4.2.1. Input Output PLC ……………………………….…….………. 44
4.2.2. Diagram pengawatan …………………………….…….………. 45
4.2.3. Putaran Motor ………………………...………….…….………. 46
4.2.4. Level Sensor ……………………...………….…….….………. 51
4.2.5. Pengaturan Suhu …………...………...………….…….………. 53
4.2.6. Dispenser ……………………………………….…….………. 54
4.2.7. Aktuator dan Valve ..………………...………….…….………. 54
4.3. Analisa Hasil Pengujian………………………………………….…… 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ………….………………………………………….…… 60
5.2 Saran ……………..…………………………………….…….………. 60
DAFTAR PUSTAKA …………………….………………………………….…. 62
LAMPIRAN ……….…………………….………………………………….…. 63
Lampiran 4.a. Diagram Pengawatan Tegangan 3 Fasa
Lampiran 4.b. Power Supplay Wiring Diagram
Lampiran 4.c. Diagram Pengawatan Input PLC
Lampiran 4.d. Diagram Pengawatan Input PLC
Lampiran 4.e. Diagram Pengawatan Output PLC
Lampiran 4.f. Diagram Pengawatan Output PLC
Lampiran 4.g. Data perbandingan Waktu dan Volume Air Pompa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Mesin Cuci Primus Sebelum Diperbaiki ............................................ 2
Gambar 1.2. Unit Pengendali Electro-mechanical Mesin Cuci Primus .................... 2
Gambar 1.3. Mesin Cuci Primus 20 Kg .................................................................... 3
Gambar 1.4. PLC Mitsubishi FX 3U-48M ................................................................ 4
Gambar 2.1. Relai 12V .............................................................................................. 7
Gambar 2.2. Kontaktor .............................................................................................. 8
Gambar 2.3. Diagram SSR ........................................................................................ 9
Gambar 2.4. SSR-40DA-H ........................................................................................ 9
Gambar 2.5. TOR ...................................................................................................... 9
Gambar 2.6. Termokontrol dengan termokopel ........................................................ 10
Gambar 2.7. Kontroler On-Off .................................................................................. 10
Gambar 2.8. Kontroler On-Off Hysteresis ................................................................. 11
Gambar 2.9. Pemanas Elektrik .................................................................................. 12
Gambar 2.10. Diagram Referensi Tekanan Batas Atas dan Bawah .......................... 13
Gambar 2.11. Sensor Level Dungs LGW 150 A4 ..................................................... 13
Gambar 2.12. Motor 3 Fasa Sangkar Tupai............................................................... 14
Gambar 2.13. Tombol Emergency Stop .................................................................... 16
Gambar 2.14. Solenoid .............................................................................................. 16
Gambar 2.15. Rangkaian Sederhana dan Prinsip Kran Solenoid .............................. 17
Gambar 2.16. Solenoid Valve ................................................................................... 17
Gambar 2.17. Chemical dispenser Knight One Shot OS-100 L/S ............................ 18
Gambar 2.18. Buzzer Piezoelectric ........................................................................... 18
Gambar 2.19. Design MCB ....................................................................................... 19
Gambar 2.20. Macam-macam MCB.......................................................................... 19
Gambar 2.21. Simbol dan Contoh Limit Switch ........................................................ 20
Gambar 2.22. Catu Daya Proximity Sensor ............................................................... 20
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem ............................................................................ 24
Gambar 3.2. Dimensi Mesin Cuci ............................................................................. 26
Gambar 3.3. Rancangan Mesin Cuci Tampak Belakang ........................................... 26
Gambar 3.4. Diagram Pengawatan Sumber Tegangan 3 Fasa .................................. 27
Gambar 3.5. Power Supply Wiring Diagram ............................................................ 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 3.6. Diagram Pengawatan Input PLC .......................................................... 29
Gambar 3.7. Diagram Pengawatan Input PLC .......................................................... 30
Gambar 3.8. Diagram Pengawatan Output PLC........................................................ 31
Gambar 3.9. Diagram Pengawatan Output PLC........................................................ 32
Gambar 3.10. Pengukuran Tegangan ........................................................................ 34
Gambar 3.11. Pengukuran Arus ................................................................................ 34
Gambar 3.12. Pengukuran Arus dengan Tang Arus .................................................. 34
Gambar 3.13. Tachometer ......................................................................................... 35
Gambar 4.1. Perbandingan Rancangan Mesin Cuci Primus ...................................... 37
Gambar 4.2 Perbandingan Rancangan Pintu Samping .............................................. 38
Gambar 4.3 Letak Sensor dan Aktuator Pintu ........................................................... 38
Gambar 4.4. Sistem Pengunci Pintu Depan ............................................................... 39
Gambar 4.5. Bentuk Fisik Mesin Cuci Bagian Belakang .......................................... 39
Gambar 4.6. Kotak Kontrol Utama ........................................................................... 40
Gambar 4.7. Tampilan Awal HMI ............................................................................ 41
Gambar 4.8. Tampilan HMI Manual ......................................................................... 41
Gambar 4.9. Hubungan dan Kombinasi Port Pada Inverter ...................................... 48
Gambar 4.10. Kombinasi Biner Kecepatan Inverter ................................................. 48
Gambar 4.11. Grafik Perbandingan Waktu dan Volume Air Pompa ........................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel Spesifikasi HMI Omron seri NB .................................................... 7
Tabel 3.1. Urutan Proses Mesin Cuci. ....................................................................... 22
Table 4.1 Tegangan Input PLC.................................................................................. 44
Table 4.2 Tegangan Output PLC ............................................................................... 44
Tabel 4.3 Perhitungan Frekuensi Motor .................................................................... 46
Tabel 4.4 Pengaturan Parameter Inverter .................................................................. 47
Tabel 4.5. Perbandingan Putaran Motor .................................................................... 49
Tabel 4.6. Perbandingan Putaran Tabung .................................................................. 49
Tabel 4.7. Kecepatan Tabung Terhadap Pengereman ............................................... 50
Tabel 4.8. Kerja Sensor Tekanan............................................................................... 52
Tabel 4.9. Waktu Pembuangan Air ........................................................................... 52
Tabel 4.10. Perbandingan Suhu dan Waktu Pemanasan ........................................... 53
Tabel 4.11. Fungsi Aktuator dan Valve ..................................................................... 54
Tabel 4.12. Perbandingan Putaran Tabung Pada Beban Kain Basah ........................ 56
Tabel 4.13. Pengaturan Parameter Untuk Mesin Cuci .............................................. 56
Tabel 4.14. Kerja Pintu Samping Terhadap Perubahan Sr1 ...................................... 57
Tabel 4.15. Kerja Putaran Washing 40 rpm ............................................................... 57
Tabel 4.16. Kerja Putaran Pre Spinning 150 rpm ...................................................... 57
Tabel 4.17. Kerja Putaran Spinning 250 rpm ............................................................ 58
Tabel 4.18. Hasil Pengamatan Sistem ....................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis jasa laundry atau jasa pencucian pakaian mulai marak dan berkembang pesat,
dari skala kecil berupa bisnis rumahan sampai dengan skala besar berupa industri penyedia
jasa laundry bagi Rumah Sakit, Hotel ataupun industri garment. Untuk skala rumahan mesin
cuci mengunakan mesin cuci yang sudah umum di pasaran dengan kapasitas di bawah 20
kg, sedangkan skala industri mengunakan mesin dengan kapasitas diatas 20 kg dengan fungsi
yang disesuaikan kebutuhan serta menggunakan kontrol mesin yang dapat diprogram dan
disesuaikan dengan pemakai.
Dalam perkembangannya mesin cuci dibuat agar mudah untuk digunakan. Dalam
segi bisnis mesin cuci bukan hanya kemudahan penggunaan saja yang dibutuhkan tetapi
bagaimana mesin cuci tersebut sebagai pencetak pendapatan menjadi lebih efisisen dan
terkontrol adalah sebuah tantangan dan peluang kedepan.
PT ATMI SOLO sebagai sebuah perusahan jasa yang dapat membuat dan
memperbaiki mesin industri, memperoleh pesanan dari PT. Aqualis Fabricare berupa
modifikasi mesin cuci dengan kapasitas 20 kg dengan spesifikasi menggunakan kontrol
PLC. Pelanggan tersebut mengharapkan mesin cuci ini mempunyai kemampuan untuk
washing atau mencuci, rising atau membilas, soaking atau merendam, spinning atau
memeras dan juga drying atau mengeringkan yang sudah terprogram, mudah dijalankan dan
dapat dipilih oleh pemakainya. Disamping itu untuk kebutuhan teknis dan efisiensi mesin
cuci tersebut dirancang agar dapat berkomunikasi dengan komputer sehingga program mesin
cuci dapat secara mudah diatur dan kerja mesin tersebut dapat dipantau.
Berdasar kebutuhan PT. Aqualis Fabricare tersebut, penulis berusaha untuk
memodifikasi sebuah mesin cuci merk PRIMUS dengan kapasitas 20 Kg menjadi sebuah
mesin cuci baru dimana sistem kelistrikan mesin cuci tersebut siap terintegrasi dengan
sebuah control PLC dan HMI sehingga didapat sebuah Mesin cuci baru yang dapat diatur
dan disesuaikan dengan kebutuhan PT. Aqualis Fabricare.
Dalam sebuah jurnal penelitian dengan judul Design Model of Automation Washer
for Two Tubes Aperture (Twin Tube Top Loader) Microcontroller Based ATMEGA32 oleh
Nando dkk [1], yang merealisasikan sebuah model otomatisasi mesin cuci dua tabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bukaan atas (twin tube top loader) yang dapat mengatur operasional isi ulang air cucian dan
mengatur proses pencucian secara berulang dengan otomatis berbasis mikrokontroler
ATMega32. Yang diharapkan penulis dari tugas akhir ini adalah lebih dari pengaturan isi
ulang air cucian. Mesin cuci Primus 20 kg yang akan diteliti sudah mempunyai fungsi mesin
cuci standart yaitu satu tabung bukaan depan (Single Tube Front Loader) diperlihatkan pada
gambar 1.1 dengan kontrol manual berupa electro-mechanical controls (knobs)
diperlihatkan pada gambar 1.2 untuk program yang diinginkan dan tanpa pemanas air dan
dalam keadaan telah rusak.
Gambar 1.1. Mesin Cuci Primus Sebelum Diperbaiki
Gambar 1.2. Unit Pengendali Electro-mechanical Mesin Cuci Primus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Untuk meningkatkan kinerja mesin cuci, mesin cuci tersebut akan diintegrasikan
dengan PLC dan HMI sehingga dapat diperoleh mesin cuci yang baru, yang dapat diatur
dan disesuaikan dengan kebutuhan industri jasa laundry. Untuk mewujudkan hal ini, mesin
cuci yang ada akan dilengkapi dengan sensor dan aktuator sehingga mesin cuci siap
diintegrasikan dengan PLC.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan suatu sistem kelistrikan mesin cuci
yang dapat dikontrol oleh sebuah PLC.
Manfaat dari penelitian ini bagi PT ATMI SOLO adalah menyediakan sebuah mesin
cuci yang efektif dan dapat dirakit dengan sistem PLC terintergrasi sebagai solusi terhadap
kebutuhan pelanggan serta pengembangan produk untuk menambah nilai jual suatu produk
tersebut.
1.3. Batasan Masalah
Agar Tugas Akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari
kompleksnya permasalahan yang muncul, maka diperlukan adanya batasan-batasan masalah
yang sesuai dengan judul dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah adalah:
1. Mesin cuci yang digunakan adalah mesin cuci Single Tube Front Loader merek Primus
dengan kemampuan loading 20 Kg.
Gambar 1.3. Mesin cuci Primus 20 Kg
2. Input terdiri dari sensor ketinggian air 3 buah untuk 3 level, sensor suhu air, sensor
keamanan pintu, emergency stop.
3. Output terdiri dari valve air masuk, valve buangan, pemanas air, inverter, Chemical
dispenser
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4. PLC yang akan diintegrasikan adalah PLC Mitsubishi FX 3U 48MR/ES-A.
Gambar 1.4. PLC Mitsubishi FX 3U-48M
5. Variabel yang diteliti adalah tentang output masing-masing sensor, kinerja aktuator dan
pengawatan kelistrikan
1.4. Metodologi Penelitian
Berdasar pada tujuan yang akan dicapai metode-metode yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Studi literatur, yaitu mempelajari dan membaca tentang sensor, aktuator, motor, PLC
dan HMI yang akan diinstal pada mesin cuci serta standarisasi pengawatan
2. Wawancara, yaitu dengan cara mendapatkan data dan masukan dengan mewancarai
nara sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir
dalam hal ini pelanggan dan marketing dari PT ATMI SOLO.
3. Perancangan, yaitu tahapan perancangan jalur kelistrikan
4. Pembuatan hardware, meliputi modifikasi tabung untuk instalasi pemanas,
termokontrol dan level air. Penambahan liquid chemical dispenser dengan 3 jenis
bahan kimia.
5. Proses pengambilan data, yatu proses pengujian terhadap sistem. Data diambil dari
kinerja sistem untuk menguji keefektifan sistem yang ada.
6. Analisis dan penyimpulan hasil percobaan. Analisis data dilakukan dengan
membandingkan data yang diperoleh dengan data sheet dari sensor dan aktuator
sehingga didapat fungsi yang paling optimal dan dibandingkan dengan kebutuhan
sesuai spesifikasi input dan output PLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab II
DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan peralatan yang digunakan
dalam Tugas Akhir ini
2.1. Mesin Cuci [2]
Sejarah mesin cuci elektrik pertama diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 1908.
Mesin cuci pertama tersebut mempunyai pengerak motor dibagian atas. Tahun 1920 mesin
cuci berkembang lagi dengan sistem tabung horisontal silinder. Pada akhir 1940 mesin cuci
berkembang mengunakan impeller. Di tahun 1950, mulai ditambahkan unit pemanas dan
pemeras automatis, ditahun itu beberapa model mesin cuci mempunyai unit pemeras yang
terpisah tabung pencucian. Di tahun 1960, mesin cuci sudah sangat berkembang dengan
pilihan tombol/selektor fungsi mencuci, membilas dan memeras yang dijalankan dalam satu
tabung, pertama dibuat dengan tabung vertikal (top loader) dan kemudian berkembang pula
dengan tabung horisontal (front loader).
Pada abad ke 20 teknologi mesin cuci terus berkembang, pengunaan selektor control
electro-mechanical digantikan dengan elektronik push-buttons. Mesin cuci terbaru hanya
membutuhkan sedikit air dan dapat bekerja optimal dengan walau tidak menggunakan air
panas, sehingga mengurangi waktu proses dan menjadi lebih efisien. Mesin cuci juga
diprogram dengan cycle / tahapan proses yang menyesuaikan bahan kain yang akan dicuci
seperti sutra, wool, katun, jeans dan bahan lain.
Mesin cuci Primus yang dimodifikasi oleh penulis mempunyai spesifikasi sebagai
berikut: [3]
1. Kapasitas : 20 kg
2. Sumber listrik : 3 fasa 3x380-480V 50/60Hz
3. Pilihan pencucian : 5 pilihan program
4. Suhu air masuk : normal, dipanaskan 60 derajat celcius sesuai dengan pilihan
program
5. Detergen : 3 jenis cairan kimia (disediakan dari pelanggan)
6. Volume air maksimal : 200 Liter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.2. PLC
PLC (Programmable Logic Controller) ialah rangkaian elektronik berbasis
mikroprosesor yang beroperasi secara digital, menggunakan programmable memory untuk
menyimpan instruksi yang berorientasi kepada pengguna, untuk melakukan fungsi khusus
seperti logika, sequencing, timing, arithmetic, melalui input baik analog maupun discrete /
digital, untuk berbagai proses permesinan. Keuntungan utama penggunaan PLC ialah sistem
kendali dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan tanpa harus mengubah komponen dasar
pengendalinya. Dikarenakan sangat fleksibel terhadap variasi sistem kendali maka menjadi
hemat biaya. Kelebihan PLC yang lain ialah :
1. Tahan terhadap lingkungan kerja yang keras serta suhu, getaran, dan kebisingan yang
dinamis.
2. Input / output sudah tersedia di unit PLC.
3. Bahasa program dan pemrograman mudah dipahami.
Spesifikasi PLC Mitsubishi FX 3U 48MR/ES-A adalah sebagai berikut [4]
1. Teganggan PLC : 24V DC +20%, -30% 35W
2. Jumlah I/O : 54 buah
3. Jenis I/O : Relay
4. Tegangan Input : 24V DC +20%, -30%
5. Tegangan Output : < 30V DC atau <240V AC
6. Tegangan Input : 24V DC +20%, -30%
2.3. HMI
Human Machine Interface (HMI) adalah sistem yang menghubungkan antara
manusia dan teknologi mesin. HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi status baik
dengan manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat real time. Tugas dari
Human Machine Interface (HMI) yaitu membuat visualisasi dari teknologi atau sistem secara
nyata. Sehingga dengan desain HMI dapat disesuaikan sehingga memudahkan pekerjaan fisik.
Tujuan dari HMI adalah untuk meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui
tampilan touch panel dan memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem.
HMI yang digunakan adalah seri OMRON NB5Q-TW00B dengan spesifikasi
elektronis berdasar table 2.1 spesifikasi HMI Omron seri NB [5] membutuhkan teganggan
sumber 24V DC +15%, -15% 6W.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel 2.1. Tabel Spesifikasi HMI Omron Seri NB
2.4. Relai [6]
Relai pengendali elektromekanis (EMR = electromechanical relay) adalah sebuah
saklar magnetis yang dapat dikendalikan dengan permberian energy elektromagnetis,
bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 2.1. Relai terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
4. Koil : lilitan dari relai
5. Common : bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan
normal)
6. Kontak : terdiri dari Normally Close dan Normally Open
NC (Normally Closed) merupakan saklar dari relai yang dalam keadaan normal
(relai tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Sedangkan NO (Normally Open)
merupakan saklar dari relai yang dalam keadaan normal (relai tidak diberi tegangan)
tidak terhubung dengan common.
Gambar 2.1. Relay 12V
2.5. Kontaktor [6]
Kontaktor Magnet adalah suatu alat yang sangat sering dipakai di industri. Industri-
industri besar pasti sangat bergantung pada alat ini. Melalui alat inilah, kita dengan mudah
dapat mengendalikan beban yang berat seperti motor 3 fasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pada dasarnya, prinsip kerja magnetic contactor ini sama dengan sebuah relai, yaitu
menghubung dan memutuskan aliran listrik. Demikian juga dengan aktuator, alat ini
menggunakan suatu coil (kumparan) yang bila dialiri listrik kumparan tersebut
memunculkan medan magnet. Medan magnet inilah yang dapat mengendalikan kontak-
kontak yang ada pada magnetic contactor.
Yang membuat Kontaktor Magnet berbeda dengan relai adalah, Kontaktor Magnet
mempunyai kontak NO utama, yaitu kontak yang mungkin dibuat khusus untuk mengontrol
sebuah motor 3 phase.
Gambar 2.2. Kontaktor
2.6. Solid State Relay (SSR) [6]
Pengertian dan fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relai
elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di
industri-industri sebagai piranti pengendali. Namun relai elektro mekanik memiliki banyak
keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup
kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relai. Karena
keterbatasan ini, banyak produsen relai menawarkan perangkat solid state relay dengan
semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau output transistor sebagai
pengganti saklar kontak mekanik. Prinsip kerja solid state relay dengan menggunakan
TRIAC dapat dilihat dalam gambar 2.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2.3. Diagram SSR
Gambar 2.4. SSR-40DA-H
2.7. TOR [6]
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka terhadap
suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas
yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan
listrik jika terjadi beban lebih. Contoh Thermal overload relay (TOR) dapat dilihat pada
gambar 2.5.
Gambar 2.5. TOR
TOR mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu:
1. Pelindung beban lebih / Overload
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance
3. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
2.8. Kontrol Suhu [6]
Kontrol suhu digunakan unrtuk mempertahankan suhu tertentu didalam suatu proses
atau perlindungan terhadap kondisi suhu berlebihan. Pengontrol suhu terdapat tiga bagian
yang saling berhubungan yaitu unit pengontrol, unit pemanas dan unit sensor dimana sensor
bisa berupa termokopel atau RTD. Gambar 2.6. mengilustrasikan unit control, unit pemanas
dan unit sensor. Cara kerjanya membandingkan suhu sesungguhnya dengan suhu kontrol
yang dikehendaki atau titik penyetelan.
Gambar 2.6. Termokontrol Dengan Termokopel
2.8.1 Kontrol On-Off
Pengontrol on–off akan menghidupkan pemanas ketika suhu di bawah titik
penyetelan dan mati apabila suhu mencapai titik penyetelan. Kontrol jenis ini digunakan
pada sistem dimana kontrol presisi tidak diperlukan, pada sistem dengan masa yang begitu
besar sehingga suhu berubah sangat lambat atau untuk sebagai alarm suhu
Kontroler on-off ada dua macam yaitu:
1. Kontroler On-off Murni
Gambar 2.7. Kontroler On-Off
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
𝑈(𝑡) = 𝑈1 untuk 𝑟(𝑡) > 0 (2.1)
𝑈(𝑡) = 𝑈2 untuk 𝑟(𝑡) < 0 (2.2)
2. Kontroler On-off Hysterisis
Gambar 2.8. Kontroler On-off hysteresis
Kontroler On-off hysteresis adalah sistem yang memiliki penyimpanan yang memiliki efek
kepada output dengan perubahan input yang sama, secara sederhana histeresis yaitu perubahan input
yang konstan menghasilkan perubahan output yang berbeda.
2.9. Pemanas Elektrik [7]
Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi
panas. Prinsip kerja elemen panas adalah arus listrik yang mengalir pada elemen menjumpai
resistansinya, sehingga menghasilkan panas pada elemen. Sebagian besar elemen pemanas
menggunakan bahan nichrome 80/20 (80% nikel, 20% kromium) dalam bentuk kawat, pita,
atau strip. 80/20 nichrome merupakan bahan yang baik, karena memiliki ketahanan yang
relatif tinggi dan membentuk lapisan kromium oksida ketika dipanaskan untuk pertama
kalinya, sehingga bahan di bawah kawat tidak akan teroksidasi untuk mencegah kawat
terputus atau terbakar. Gambar 2.9. merupakan salah satu contoh pemanas listrik dengan
elemen pemanas berbentuk kawat didalamnya.
Perhitungan daya elemen pemanas menggunakan prinsip hukum ohm.
P = V . I (2.3)
P = Daya (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (ampere)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2.9. Pemanas Elektrik
𝑄 = 𝑚.𝐶. ∆𝑡 (2.4)
𝑃 = (𝑚. 𝐶. ∆𝑡)/(𝑇) (2.5)
Q = kalor (Joule)
P = Daya (Watt = Joule/detik)
m = masa benda (kg)
c = kalor spesifik air (333 kJ/kg)
∆𝑡 = perubahan suhu (oC)
T = waktu (detik)
2.10. Pressure Level Switch [8]
Pressure Level Switch merupakan sebuah switch atau saklar yang bekerja dengan
sistem perbedaan tekanan. Saklar elektronik pada sensor ini akan hidup atau mati ketika
pengaturan refensi tekanan dilakukan pada batas atas atau bawah. Gambar 2.10
menunjukkan diagram referensi tekanan batas atas dan batas bawah dimana sensor akan
bekerja.
Dalam ilmu fisika tekanan mempunyai rumusan sebagai berikut
𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ (2.6)
P = Tekanan (N/m2 = Pa)
ρ = Masa jenis cairan 1x103 ( kg/m3)
h = ketinggian cairan (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 2.10. Diagram Referensi Tekanan Batas Atas dan Bawah
Salah satu contoh sensor tekanan dapat dilihat pada gambar 2.11 sensor level Dungs Seri
LGW150 A4 dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:
Tekanan Maksimal : 500 mbar (50 kPa)
Rentang pengaturan : 30 – 150 mbar
Pengunaan : air dan gas
Temperatur kerja : -150C sampai dengan +700C
Tegangan switch : 10 – 250 V AC dan 12 – 48 V DC
Gambar 2.11. Sensor Level Dungs LGW 150 A4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.11. Motor Induksi 3 Fasa [9]
Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan dalam
dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai konstruksi yang sederhana,
kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi
mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Motor induksi memiliki beberapa
parameter yang bersifat non-linier, terutama resistansi rotor, yang memiliki nilai bervariasi
untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor
induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC.
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas
penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator.
Gambar 2.12. Motor 3 Fasa Sangkar Tupai
Belitan stator terdiri dari 3 kelompok lilitan yang berdiri sendiri dengan posisi sudut
1200. Ketika dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron
𝑛𝑠 = 120.𝑓
𝑝 (2.7)
ns = kecepatan sinkron
f = frekuensi
p = jumlah pole
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar
mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Stator
Rotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
𝑠 =𝑛𝑠−𝑛
𝑛𝑠 (2.8)
s = Slip
ns = kecepatan sinkron
n = kecepatan rotor
𝑛 = 𝑛𝑠. (1 − 𝑠) (2.9)
2.12. Inverter
Inverter merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah sumber tegangan searah
(Direct Current – DC) menjadi tegangan bolak-balik (Alernating Current – AC) yang
frekuensinya dapat diubah-ubah. Inverter disusun dari perangkat elektronik (thyristor atau
SCR) yang mengatur daya DC, On dan OFF sehingga dapat menghasilkan daya luaran AC
yang dapat dikontrol frekuensi maupun tegangannya. Inverter ini selanjutnya digunakan
untuk mencatu motor induksi. Dengan adanya perubahan kecepatan putaran dari motor
induksi sesuai dengan persamaan kecepatan motor sinkron.
Menurut Rashid [10], terdapat tiga jenis inverter, yaitu: (1) inverter sumber arus
(Current Source Inverter-CSI), (2) inverter tegangan variabel (Variable Voltage Inverter-
VVI), dan (3) inverter lebar pulsa termodulasi (Pulse Widht Modulation-PWM). Jika
digunakan untuk sumber motor induksi, CSI digunakan untuk pengendali arus pada motor,
VVI untuk mengontrol tegangan dan frekuensi pada motor untuk menghasilkan operasi
kecepatan variabel, dan inverter PWM merupakan inverter penyempurnaan dari inverter
VVI, baik pada bagian input tegangan dan output penggerak frekuensi variabel. Inverter
PWM merupakan inverter yang paling rumit dan paling mahal jika dibandingkan dengan
kedua jenis inverter lain.
Sumber catu ideal yang diinginkan pada keluaran inverter sebenarnya adalah
gelombang sinus murni. Gelombang yang tidak sinus murni menyebabkan berbagai kerugian
seperti overheat, penurunan faktor daya, penurunan efisiensi dan lain-lain.
Dalam pengunaannya Inverter mengatur frekuensi pada motor sehingga kecepatan
yang dihasilkan motor dapat dikendalikan sesuai frekuesnsi pengaturan sesuai dengan rumus
kecepatan motor sinkron 2.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.13. Emergency Stop
Emergency Stop adalah sebuah saklar mekanis yang digunakan untuk memutus
mematikan mesin bila terjadi situasi bahaya yang tidak dapat dimatikan secara prosedural.
Emergency stop atau E-stop didesign sedemikian rupa sehingga mudah terlihat dengan
warna kombinasi merah dan kuning, dapat diaktifkan dengan mudah dan cepat. Emergency
stop berupa saklar tekan dengan tipe NC atau NO, saat ditekan akan memutus aliaran listrik
dan secara mekanis akan mempertahankan posisi masuk terkunci sebelum dilepaskan
dengan memutar saklar tersebut.
Gambar 2.13. Tombol Emergency Stop
2.14. Solenoid [11]
Solenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau arus listrik
menjadi gerak mekanis linear. Solenoid disusun dari kumparan dengan inti besi yang dapat
bergerak. Apabila kumparan diberi arus inti / jangkar akan ditarik ke dalam kumparan.
Besarnya gaya tarik atau dorong yang dihasilkan solenoid ditentukan dengan jumlah lilitan
kawat tembaga dan besar arus yang mengalir melalui kumparan.
Gambar 2.14. Solenoid
2.15. Kran Solenoid [11]
Kran Solenoid adalah kombinasi dari dua unit fungsional, solenoida
(elektromagnet) dengan inti atau plunger-nya dan badan katup (valve) yang berisi lubang
mulut pada tempat piringan atau stop kontak ditempatkan untuk menghalangi atau
mengizinkan aliran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Aliran melalui lubang mulut adalah dihentikan atau diijkan dengan gerak inti
solenoid. Apabila solenoid diberi aliran listrik inti akan ditarik ke dalam kumparan solenoid
untuk membuka kran, pegas mengembalikan kran pada posisi asli yaitu tertutup apabila arus
listrik berhenti.
Gambar 2.15. Rangkaian Sederhana dan Prinsip Kran Solenoid
Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus listrik
yang sesuai dengan tegangan kerja (kebanyakan tegangan kerja solenoid valve adalah
100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24VDC). Saat
diberi tegangan, pin akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari kumparan
selenoida.
Gambar 2.16. Solenoid Valve
2.16. Chemical dispencer
Chemical dispenser menggunakan merek Knight tipe One Shot OS-100 L/S.
Dispenser jenis ini menggunakan pengendali mikroprosesor, dan sangat tepat untuk
penggunaan injeksi bahan kimia pada mesin cuci. Fitur kendali yang tersedia diantaranya
pump timer, delay timer, dan lock out time. Sinyal input pemicu kerja pompa adalah 14 –
240 VAC. [12].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.17. Chemical Dispenser Knight One Shot OS-100 L/S
2.17. Alaram Buzzer [13]
Buzzer atau beeper adalah sebuah alat pembakit sinyal suara yang bertujuan sebagai
penanda atau pemberi peringatan secara suara. Buzzer disematkan dalam sistem rangkaian
alaram, timer dan peringatan konfirmasi terhadap inputan pengguna. Suara yang dihasilkan
dibangkitkan dari bebeapa macam cara yaitu secara mekanik, elektomekanik dan
piezoelectric.
Gambar 2.18. Buzzer Piezoelectric
2.18. Mini Circuit Breaker (MCB) [14]
MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara termal dan elektromagnetis,
pengaman termal berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat.
MCB dalam kerjanya membatasi arus lebih menggunakan gerakan dwilogam untuk
memutus rangkaian. Dwilogamini akan bekerja dari panas yang diterima oleh karena energi
listrik yang timbul. Pemutusan termal terjadi pada saat terjadi gangguan arus lebih pada
rangkaian secara terus-menerus. Gambar 2.19. dapat dilihat rancangan dari sebuah MCB dan
cara kerjanya adalah sebagai berikut: (4) Bimetal blade akan melengkung akibat pemanasan
oleh arus lebih secara kontinyu pada elemen dwi logam ini. Bengkokkan itu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menggerakkan lever sampai (3)Release Pawl berubah posisi sehingga (6) Moving Contact
Arm membuka memutuskan rangkaian.
Gambar 2.19. Design MCB
Keterangan gambar:
1. Sambungan Masuk
2. Trip Koil
3. Tuas Pemutus Kontak
4. Batang Bimetal / Bimetal Blade
5. Kontak tetap
6. Lengan Kontak yang bergerak
7. Kisi pemadam busur
8. Tuas pengunci rail bus
9. Sambungan Keluar
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub unuk pengaman 1 fasa, sedang untuk
pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga
apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lain akan ikut terputus.
Gambar 2.20. Macam-macam MCB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.19. Limit Switch [6]
Limit switch adalah sensor mekanis, yaitu sensor yang akan memberikan perubahan
elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Limit switch digunakan sebagai
sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak.
Gambar 2.21. Simbol dan Contoh Limit Switch
Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek, limit switch diaktifkan dengan
penekanan pada tombolnya, dipasang pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya
sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan aliran listrik pada rangkaian tersebut. Limit
switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close)
dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.
2.20. Inductive Proximity Sensor
Inductive proximity sensor yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya
target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik, sensor jenis ini biasanya terdiri dari
alat elektonis solid-state yang terbungkus rapat untuk menlindunginya dari pengaruh
getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Gambar 2.22. menunjukkan
bagaimana proximity sensor dihubungkan dengan sumber tegangan
Gambar 2.22. Catu Daya Proximity Sensor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Bab III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Hasil Wawancara
Dalam Wawancara dengan Direktur PT Aqualis Fabricare, Bapak Teddy Tjoegito,
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Pelanggan memberikan batasan tentang banyaknya volume air yang dimasukkan ke
dalam ruang pencucian untuk 3 (tiga) kondisi volume cucian, yaitu : low, medium, dan
high. Selanjutnya, untuk menentukan perbandingan antara volume air dan volume
cucian perlu dilakukan percobaan.
b. Durasi pencucian yang diminta tidak termasuk proses pemanasan air. Sedangkan suhu
air yang digunakan untuk proses pencucian adalah 60 derajat selsius.
c. Jenis cucian dibedakan berdasarkan bahan atau material kain, yaitu : wool (selimut,
handuk), katun (sprei), sutra (korden), lycra (pakaian), linen (sprei, bed cover). Oleh
karena itu ketersediaan pilihan program pencucian harus mengakomodir jenis-jenis
kain tersebut. Pelanggan meminta agar disediakan sebanyak 5 (lima) nomor program
yang dapat diisi dengan parameter-parameter pencucian sesuai dengan jenis cucian.
d. Perlu dicantumkan waktu proses pencucian / time remaining washing process agar
operator bisa dengan mudah memantau jalannya proses pencucian.
e. Disediakan tombol emergency stop untuk keamanan pengoperasian.
f. Jika terjadi putusnya sumber listrik atau mati listrik, maka proses pencucian harus
dapat diteruskan tanpa harus memulai dari awal.
g. Selama proses pencucian tidak menggunakan detergen, melainkan menggunakan
cairan kimia yang telah disediakan oleh PT. Aqualis Fabricare. Cairan kimia yang
dipergunakan sejumlah 3 (tiga) jenis, penggunaannya disesuaikan dengan jenis kain.
Pengaturan jenis cairan kimia dan besarnya volume yang dimasukkan dilakukan oleh
ahli cuci PT. Aqualis Fabricare.
h. Mesin cuci menggunakan 2 pintu, yaitu pintu samping untuk memasukkan pakaian
kotor dan pintu depan untuk mengambil pakaian yang sudah tercuci bersih. Tujuan
dari 2 pintu tersebut adalah untuk mencegah terjadinya kontaminasi kotoran kepada
pakaian yang sudah di cuci bersih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Urutan gerakan sequence mesin cuci berikut penggunaan air, cairan kimia, putaran
ruang cuci, arah putaran, dan durasi tiap proses dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Urutan Proses Mesin Cuci. [3].
No Proses
Water
in
valve
Water
out
valve
Water
level
Kimia
1
Kimia
2
Kimia
3
Putaran
(rpm)
Arah
Putaran Durasi
1
Pre wash 1
ON OFF 1 OFF OFF OFF 50 CW/CCW s.d. level 1 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
2
Pre wash 2
ON OFF 1 ON OFF OFF 50 CW/CCW s.d. level 1 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
3
Main wash 1
ON OFF optional OFF ON OFF 50 CW/CCW s.d. level 3 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
4
Main wash 2
ON OFF optional OFF ON OFF 50 CW/CCW s.d. level 3 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
5
Rinse 1 ON OFF optional OFF OFF OFF 50 CW/CCW s.d. level 3 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
6
Rinse 2 ON OFF optional OFF OFF OFF 50 CW/CCW s.d. level 3 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
7
Final rinse
ON OFF 1 OFF OFF ON 50 CW/CCW s.d. level 2 tercapai + optional
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional
150 CW optional
8 Extract OFF ON OFF OFF OFF OFF
50 CW optional
150 CW optional
700 CW optional
Penjelasan masing-masing proses sebagai berikut :
a. Pra pencucian / pre wash
Pra pencucian atau pre wash adalah sebuah proses tahap awal untuk melarutkan kotoran
yang melekat pada kain. Pra pencucian dilakukan 2 (dua) kali. Pra pencucian yang
pertama adalah gerakan mencuci dengan air, sedangkan pra pencucian yang kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adalah gerakan mencuci dengan air ditambah dengan cairan kimia 1. Gerakan mencuci
ialah gerakan berputarnya ruang pencucian secara bolak-balik (CW dan CCW) dengan
putaran tertentu dan dalam periode tertentu. Proses pra pencucian diakhiri dengan
gerakan pemerasan dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air dan cairan kimia
yang tertinggal di cucian.
b. Pencucian utama / main wash
Pencucian utama atau main wash adalah sebuah proses mencuci yang sesungguhnya.
Dalam prosesnya, air dan cairan kimia 2 dimasukkan ke dalam ruang pencucian,
kemudian dilanjutkan dengan gerakan mencuci. Proses main wash diakhiri dengan
gerakan pemerasan. Siklus proses main wash dilakukan 2 (kali), sehingga terdapat main
wash pertama dan main wash kedua.
c. Pembilasan / rinse
Pembilasan atau rinse adalah proses melepaskan kotoran dan sisa cairan kimia dari
cucian. Proses yang dilakukan dalam rinse diawali dengan masuknya air ke dalam ruang
pencucian, kemudian dilanjutkan dengan berputarnya ruang pencucian secara bolak-
balik (CW dan CCW) dengan putaran tertentu dan dalam periode tertentu. Proses rinse
diakhiri dengan gerakan pemerasan. Siklus proses rinse dilakukan 2 (kali), sehingga
terdapat proses rinse pertama dan rinse kedua.
d. Pembilasan akhir / final rinse
Pembilasan akhir atau final rinse adalah proses membilas cucian dengan cairan kimia
yang berfungsi sebagai pelembut kain. Proses yang dilakukan adalah masuknya air dan
cairan kimia 3, kemudian ruang pencucian berputar beberapa saat agar cairan kimia 3
dapat tercampur dengan baik ke dalam cucian.
e. Pemerasan / extract
Pemerasan atau extract adalah proses memeras cucian agar terjadi pelepasan air dari
kain. Prosesnya diawali dengan berputarnya ruang pencucian dengan putaran tertentu
selama beberapa saat agar beban kain tersebar merata di sekeliling ruang pencucian.
Kemudian gerakan dilanjutkan dengan berputarnya ruang pencucian pada putaran dan
periode tertentu sampai dengan kadar air di dalam cucian berkurang.
f. Drain / pembuangan air. Drain atau pembuangan air adalah proses mengeluarkan air
dari ruang cuci. Seluruh jenis proses kecuali proses extract / pemerasan selalu diakhiri
dengan proses drain / pembuangan air. Proses ini disertai dengan gerakan berputarnya
ruang pencucian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada kolom water level (Tabel 3.1.), yang dimaksud dengan optional ialah pilihan
level ketinggian air yang disesuaikan dengan banyaknya kain yang akan dicuci. Jika kain
yang akan dicuci dalam jumlah sedikit, maka operator dapat menggunakan level 1. Jika kain
yang akan dicuci dalam jumlah sedang, maka operator dapat menggunakan level 2. Jika kain
yang akan dicuci dalam jumlah besar, maka operator menggunakan level 3. Sedangkan pada
kolom durasi, yang dimaksud dengan optional ialah durasi pada proses terkait dimungkinkan
untuk diatur sesuai dengan kebutuhan. Bagian-bagian yang dimungkinkan untuk dilakukan
pengaturan ini nantinya disebut sebagai parameter proses. Parameter proses ini nantinya
disimpan ke dalam 5 (lima) program yang disediakan.
3.2. Modifikasi Teknis Mesin Cuci
Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur PT Aqualis Fabricare, Bapak Teddy
Tjoegito, maka mesin cuci yang ada dilengkapi dengan sistem pemanas, chemical dispenser,
sensor level air, PLC dan HMI. Blok diagram sistem dapat ditunjukkan dalam gambar 3.1
SISTEM MEKANIK
HIGHLEVELSENSOR
MEDLEVELSENSOR
LOWLEVELSENSOR
INVERTER
MOTOR
WATERINVALVE
WATEROUTVALVE
THERMOCONTROL
ELECTRICHEATER
SOLENOIDLOCK
DISP.CHEM.1
DISP.CHEM.2
PLC
HMI
DC Power SupplyInput 220VACOutput 24 VDC
POWER SUPPLY220 VAC /
1 Phase / 50 HZ
EMERGENCY STOP
LS lock
LS Unlock
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
Dalam satu sistem besar mesin cuci Penulis pokok bahasan tugas akhir dapat dilihat
pada blok diagram di dalam garis putus-putus, yang sesuai dengan batasan masalah tugas
Bagian yang diteliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
akhir ini. Berikut penjelasan dari blok diagram sistem yang menjadi pokok bahasan tugas
akhir ini.
1. Termokontrol digunakan untuk mengatur dan memberi inputan ke sistem tentang suhu
air, ttermokontrol mengatur kapan pemanas hidup dan mati serta daya yang diberikan
ke pemanas
2. Emergency stop berfungi sebagai penghenti seluruh sistem jika diaktifkan
3. Inverter merupakan rangkaian perantara dan pengatur untuk mengaktifkan motor
induksi tiga fasa
4. Motor sebagai penggerak putaran mesin
5. Chemical Dispenser untuk memasukkan sabun cair ke dalam mesin cuci, chemical
dispenser ada 3 buah penggunaannya disesuaikan dengan jenis kain. Pengaturan jenis
cairan kimia dan besarnya volume yang dimasukkan dilakukan oleh ahli cuci PT.
Aqualis Fabricare.
6. Limit switch berfungsi sebangai sensor pengontrol posisi pintu. Pintu mesin cuci perlu
diketahui posisinya apakah dalam keadaan terbuka atau dalam keadaan tertutup.
7. Solenoid lock berfungi untuk mengunci pritu mesin cuci sehingga tidak dapat dibuka
dalam keadaan bekerja.
8. Solenoid water valve untuk memasukkan dan mengeluarkan air ke dalam mesin cuci
9. Water level berfungsi sebagai pemberi input PLC tentang ketinggian air
3.3. Perancangan Mekanik
Rancangan mesin cuci mengunakan material sheet metal dengan perpaduan stainless
steel dan metal yang dilapisi powder coating. Gambar 3.2. mengilustrasikan rancangan
mesin cuci yang sedang dikerjakan penulis, dimensi luar mesin cuci rancangan adalah
1096mm x 1042mm x 1653mm. Gambar 3.3. mengilustrasikan modifikasi yang dilakukan
yaitu dengan menambahkan pintu samping, sistem pemanas, 3 buah level sensor, 2 buah
chemical dispenser, penambahan valve, PLC dan HMI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 3.2. Dimensi Mesin Cuci
Gambar 3.3. Rancangan Mesin Cuci Tampak Belakang
Keterangan Gambar 3.3.
1. Pintu samping
2. Tabung mesin Cuci
3. Valve air masuk
4. Pemanas / Heater
5. Level Sensor
6. Valve drain / pembuangan
8
8
2
7 4
5
3
6
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
7. Motor penggerak
8. Chemical Dispenser
3.4. Perancangan Hardware
Perancangan rangangkaian pengawatan dibagai menjadi tiga bagian besar yaitu
rangkaian daya tiga fasa, rangkaian daya kontrol, sensor dan aktuator dan rangkaian signal
input output PLC.
3.4.1. Rangkaian Daya 3 Fasa
R1 S1 T1
ECC2 F R
Main Switch
CC
2
Y5Y4
R0 S0 T0
E
MCB1
R S T
N
380VAC 3 PHASE
R1 S1 T1
N
MB
CR1
BRK1
BRK2
3 Phase Motor Induction
220/380VAC 50Hz
13,87/8,03A
Power : 3,7 KW
HP : 5
Pole : 4
Rpm : 1440 Rpm
IP : 55
- +MCB 5
SSR
3 Phase
R1
S1
T1
R10
S10
T10
Water Heater 2000W / 220VAC
R10
S10
T10
Water Heater 2000W / 220VAC
Water Heater 2000W / 220VAC
R
S
T
U
V
W
CR2
+-OUT -
OUT +
OUT1
Thermocontrol
MCB 5
SSR
3 Phase
R1
S1
T1
R10
S10
T10
Water Heater 2000W / 220VAC
R10
S10
T10
Water Heater 2000W / 220VAC
Water Heater 2000W / 220VAC
R
S
T
U
V
W
CR2
+-OUT -
OUT +
OUT1
Thermocontrol
MCB 2
Inverter
TOSHIBA
VF-S15
L1
L2
L3
U
V
W
S1 S2 S3
MC1 OL
R1
S1
T1
U
V
W
R10
S10
T10
R11
S11
T11
Y10 Y11
Y12
R100
N100
MCB 4
MCB 3
MCB 4
MCB 3
Gambar 3.4. Diagram Pengawatan Sumber Tegangan 3 Fasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Rangkaian daya 3 fasa merupakan rangkaian utama untuk sumber tegangan sistem,
sebagai sumber penggerak motor dan pemanas seperti terlihat dalam diagram rancangan
pengawatan gambar 3.4. diatas.
3.4.2. Rangkaian Daya Kontrol, Sensor dan Aktuator
Rangkaian membutuhkan Power Supply untuk mengaktifkan sistem. Tegangan
masukan yang dibutuhkan adalah 220 VAC. PLC dan HMI membutuhkan tegangan 24
VDC, dan inverter menggunakan tegangan sumber 220 VAC dapat dilihat pada diagram
rencana pengawatan 3.5. dibawah ini.
R1 N
R1 N
DCPS
Input 220VAC
Output 5VDC
5VDC
0VDC
MC 2
Master On
Thermocontrol
Chemical
Dispenser 2
Chemical
Dispenser 1
DCPS
Input 220VAC
Output 24VDC
24VDC
0VDC
G
PLC
HMI
INVERTER
Valve Inlet CR
Valve Outlet CR
Solenoid CR
G 24VDC 0VDC
5VDC 0VDC
Gambar 3.5. Power Supply Wiring Diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.4.3. Rangkaian Signal Output Input PLC
Rangkaian signal input merupakan rangkaian masukan dari sensor kepada PLC,
rangkaian input tersebut ditunjukkan oleh gambar 3.6. dan gambar 3.7.
Proximity Sensor 1
Input X0-X17
S/S Box Operation
X0 Emergency Stop
X1 Overload Alarm
-
-
X4
-
X5
LS Front Door Close
X6
LS Front Door Lock
X7
Reach Temperature
X10
-
X11
LS Side Door Close
X12
X13
X14
Medium Water Level
X15
High Water Level
X16
24V
X17
0V
-
24V0V
EMG
OL
M Wlev
LS1
LS2
Zerro Pos
Low Water LevelL Wlev
H Wlev
-
X2
X3
Proximity Sensor 2
Thc
Gambar 3.6. Diagram Pengawatan Input PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Input X20-X27
S/S Box Operation
X20 -
X21 -
X22
X23
X24
X25
X26
X27
24V0V
24V0V
-
-
-
-
-
-
Gambar 3.7. Diagram Pengawatan Input PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Rangkaian sinyal output merupakan rangkaian keluaran PLC kepada aktuator dan
inverter, rangkaian output tersebut ditunjukkan oleh gambar 3.8. dan gambar 3.9.
Ouput Y0-Y13
Com 0
Y0Lampu Run Indicator
Com 1
Y1
Com 2
Break Y2
Lampu Error Indicator
Y3
Com 3
Y4
-
Y5
Y6
Y7
Com 4
Y10
Y11
Y12
Y13-
R100 N100
Speed 3
Speed 2
Speed 1
-
-
Motor CCW
Motor CW
F
R
S1
S2
S3
CR1
Gambar 3.8. Diagram Pengawatan Output PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Output Y14-Y27
Com 5
Y14Buzzer
Y15Heater
Y16
Y17
Com 6
Y20
Y21
Y22
Y23
Y24
Y25
Y26
Y27
Input Water 1
Drain
Lock Door
R100 N100
Pump 2
Pump 2
Open Door
-
Chemical 1
Chemical 2
Input Water 2
Motor Run
Input Water 3
Drain Valve
Door Open
Door Lock
Inlet Valve
Inlet Valve
Inlet Valve
Gambar 3.9. Diagram Pengawatan Output PLC
3.5. Pengujian dan Analisa sistem
Modifikasi teknis mesin cuci dalam tugas akhir ini dipersiapakan untuk dapat
diintergrasikan dengan PLC controller. Tugas akhir ini dapat dinyatakan berhasil bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
spesifikasi teknis serta kinerja dari sensor dan aktuator sesuai dengan kebutuhan dari PLC.
Alat-alat yang akan digunakan untuk pengujian atara lain:
1. Multitester
2. Termometer
3. Tachometer
4. Tang Arus
5. Stopwatch
6. Gelas ukur
Berikut cara pengujian kinerja sensor dan aktuator serta alat uji yang digunakan
3.5.1. On-Off Input PLC
Sensor dalam sistem mesin cuci ini dapat dibaca oleh PLC dan dinyatakan ON
apabila mempunyai tegangan keluaran sebesar 24V DC dengan toleransi + 20% dan -30%
dengan besaran arus 7mA atau lebih. Sehingga toleransi tegangan input pada PLC adalah
sebagai berikut:
Batas tegangan atas = 24V DC + 24 * 20% V DC
= 24V DC + 4,8V DC
= 28,8V DC
Batas tegangan bawah = 24V DC – 24 * 30% V DC
= 24V DC – 7,2V DC
= 16,8V DC
Jadi range tegangan yang dibutuhkan sebagai masukan dari PLC adalah 16,8 – 28,8V DC
Cara pengukuran tegangan masukan dan keluaran PLC adalah mengunakan alat
multitester dengan cara diparalel terhadap keluaran dari sensor dan switch yang
diintegrasikan seperti terlihat dalam gambar 3.10. sedangkan cara pengukuran arus dengan
cara menserikan multitester tersebut dengan sensor dan switch yang akan diukur seperti
terlihat dalam gambar 3.11. atau dengan menggunakan tang arus seperti terlihat pada gambar
3.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 3.10. Pengukuran Tegangan
Gambar 3.11. Pengukuran Arus
Gambar 3.12. Pengukuran Arus Dengan Tang Arus
Metoda ini akan dilakukan pada semua keluaran sensor dan juga semua masukan
aktuator.
3.5.2. Putaran Motor
Kebutuhan putaran motor akan diukur menggunakan tachometer. Pengujian putaran
motor bertujuan untuk memberikan referensi pengaturan frekuensi inverter agar diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
arah putaran motor dan kecepatan putaran drum yang sesuai dari kebutuhan sistem.
Pengujian putaran dilakukan dengan mengubah parameter inverter, pemberian beban dan air
sesuai dengan tiga level kecepatan dan tiga level ketinggian air sehingga akan diperoleh
matrik data yang akan dianalisa lebih lanjut untuk kepentingan pemrograman PLC.
Gambar 3.13. Tachometer
3.5.3. Karakteristik kontrol suhu
Penggunaan termokontrol dengan sistem kontrol On-Off hysterisis dibutuhkan dua
batasan suhu agar kebutuhan sistem terjaga. Termokontrol yang digunakan secara
karakteristik menyerupai sebuah saklar On-Off, sehingga pengujian yang akan dilakukan
mengunakan metoda on-off input PLC (sub bab 3.5.1). Kebutuhan lebih lanjut adalah
analsisa kebutuhan jumlah heater serta daya yang dibutuhkan heater terhadap waktu
mencapai suhu yang dibutuhkan. Alat yang digunakan untuk pengujian karakteristik kontrol
suhu antara lain: termometer, tang ampere dan stopwatch. Tujuannya adalah memberikan
rekomendasi tentang jumlah heater yang efektif.
3.5.4. Level Sensor
Level sensor yang digunakan mempuyai karakteristik menyerupai sebuah saklar On-
Off, saklar akan ON apabila sensor diatur pada batas tekanan atas yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan volume air, sehingga pengujian yang akan dilakukan mengunakan metoda
on-off input PLC (sub bab 3.5.1). Kinerja sensor diukur dengan membandingkan volume air
yang dimasukkan kedalam tabung pencucian.
3.5.5. Chemical Dispenser
Chemical dispenser berfungsi untuk menentukan jumlah chemical yang dibutuhkan
selama proses. Pengetesan diperlukan untuk menentukan lama waktu dispenser bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk memperoleh takaran yang diperlukan sistem. Pengetesan mengunakan stopwatch dan
gelas ukur.
3.5.6. Aktuator Solenoid valve
Solenoid valve merupakan kran dengan mekanisme elektronis, saat solenoid valve
dialiri listrik akan membuka kran sehingga aliran air dapat mengalir. Pengetesan dilakukan
untuk mengetahui apakah valve terbuka sempurna saat dialiri listrik dan tertutup dengan
sempurna saat aliran listrik diputus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil realisasi serta pengamatan dari hasil modifikasi mesin
cuci Primus 20 kg dengan mengunakan PLC dan HMI. Hasil pengamatan berupa pengujiaan
fungsi mesin dan kesiapan sistem untuk diintergrasikan dengan pemograman PLC yang telah
ada.
4.1. Bentuk Fisik dan Pengawatan Mesin Cuci
4.1.1. Bentuk Fisik Mesin Cuci Primus 20kg
Hasil proses modifikasi yang dilakukan terdapat beberapa perubahan yang mendasar
yaitu loading kain kotor dari atas dan unloading kain bersih dari depan, perubahan tersebut
mengakibatkan perubahan fisik dari mesin cuci serta penambahan komponen. Perubahan
fisik yaitu penambahan pintu samping dan penambahan sensor Pintu. Perbandingan dari
design sebelum dan realisasinya ditunjukkan pada gambar 4.1. dan gambar 4.2.
Gambar 4.1. Perbandingan Rancangan Mesin Cuci Primus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4.2 Perbandingan Rancangan Pintu Samping
Peletakan komponen-komponen modifikasi berupa sensor pintu dan aktuator, HMI,
thermocontrol, HMI, emergency switch dan lampu indikator. Mesin cuci pada bagian depan
ditunjukkan pada gambar 4.3. Sensor pintu dan solenoid membentuk sistem penguncian dan
keamanan sehingga kerusakan dan kecelakaan dapat diminimalisir. Sistem penguncian
ditunjukkan pada gambar 4.4
Gambar 4.3 Letak Sensor dan aktuator pintu
Sensor Pintu Samping
Sensor Pintu Depan
HMI
Lampu indikator
Emergency Switch
Buzzer
Thermocontrol
Lampu indikator
Push Button
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 4.4. Sistem Pengunci Pintu Depan
Pada bagian belakang merupakan peletakan kotak kontrol utama, motor Induksi beserta
break-nya, solenoid valve air masuk dan keluar, water heater dan thermocouple
Gambar 4.5. Bentuk Fisik Mesin Cuci Bagian Belakang
Kontrol utama
Tabung luar
Air Masuk
Heater
Drain Motor Induksi
dan break
Over Flow
Solenoid Door Open
LS Lock Door
Plat Pengaman
Tuas Pengunci
Solenoid Door Lock
LS Close Door
Sensor Home
Posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kotak kontrol utama terdiri dari komponen inverter, MCB, TOR, kontaktor, kontak
relai, PLC dan power supplay. Tata letak pada kotak control utama dapat dilihat pada gambar
4.6.
Gambar 4.6. Kotak Kontrol Utama
Keterangan gambar 4.6.
1. Inverter
2. MCB heater
3. MCB Inverter
4. MCB Box Operation
5. TOR
6. Kontaktor Motor Induksi
7. Kontaktor Box Operation
8. PLC
9. Kontak Relay Break
10. Kontak Relay Heater
11. Power supplay 24VDC
4.1.2. Cara Penggunaan Alat
Untuk mengoperasikan Mesin Cuci saat awal perlu dilakukan tiga tahapan yaitu:
1. Persiapan
Pada pengoperasian awal Mesin cuci perlu dilakukan instalasi air ke 3 valve air
masuk dan instalasi kelistrikan 3 fasa. Tanam kaki-kaki mesin dengan angkur ke lantai.
8
1 2 3 4 5 6 7
9
10
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lakukan pengecekan terhadap sambungan 3 fasa agar putaran motor sesuai dengan putaran
sistem. Siapkan sistem drainase agar air pembuangan dapat mengalir pada selokan
pembuangan. Siapkan 2 jenis chemical sesuai kebutuhan pencucian pada pompa hisap.
Lakukan pemeriksaan ulang terhadap air, listrik, kaki-kaki, drainase dan chemical setelah
dipastian baik berarti mesin cuci siap dijalankan.
2. Manual
Pastikan pintu depan dan pintu samping tertutup dengan kencang. Hidupkan mesin
cuci dengan memutar Main switch pada posisi 1 agar daya listrik masuk ke sistem. Tekan
Operation Push Button warna hijau pada deretan lampu indikator. Tunggu sampai layar HMI
menyala seperti gambar 4.7.
Gambar 4.7. Tampilan Awal HMI
Lepas emergency stop button, kemudian Pilih pada layar HMI pada manual
sehingga tampilan HMI akan terlihat seperti gambar 4.8.
Gambar 4.8. Tampilan HMI Manual
Mode manual dapat dijalankan dengan fungsi sebagai berikut:
Rotation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pilihan ini digunakan untuk peninjauan kecepatan dan arah putaran tabung, SP1
untuk washing speed 30 rpm, SP2 untuk pre spinning 150 rpm dan SP3 untuk
spinning 250 rpm.
Chemical
Chemical digunakan untuk mempersiapkan chemical agar siap masuk ke dalam
tabung
Water In
Water in digunkan untuk peninjaunan fungsi water valve in dan level sensor. Level
1 untuk cucian kering dibawah 7 kg, level 2 untuk cucian kering antara 7 sampai
dengan 14 kg dan level 3 untuk cucian kering antara 14 kg sampai dengan 20 kg.
Drain
Digunakan untuk membuka valve drain sehingga mengeluarkan air dalam tabung,
sebelum peninjauan fungsi water level drain harus dipilih pada posisi close.
Door
Door digunakan untuk membuka dan menutup pengunci pintu depan.
Home Position
Pilihan ini digunakan untuk menepatkan pintu samping dalam tabung sejajar dengan
posisi pintu samping mesin cuci sehingga pintu dalam tabung pada posisi yang dapat
dibuka.
3. Automatis dengan program sequent
Untuk menjalankan mode automatis posisi tabung harus dalam home position
dilakukan dengan memilih Program pada layar HMI. Pakaian kotor dimasukkan dari pintu
samping, kemuadian pintu samping ditutup rapat setelah itu mesin cuci siap dijalankan
secara automatis. Saat di jalankan secara umum sequent program adalah sebagai berikut:
a. Pra pencucian / pre wash
Proses pra pencucian diawali dengan pengisisan air dan dipanaskan sampai dengan suhu
preset dari thermocontrol. Pra pencucian dilakukan 2 (dua) kali. Pra pencucian yang
pertama adalah gerakan mencuci dengan air, sedangkan pra pencucian yang kedua
adalah gerakan mencuci dengan air ditambah dengan cairan kimia 1. Gerakan mencuci
ialah gerakan berputarnya ruang pencucian secara bolak-balik (CW dan CCW) dengan
putaran tertentu dan dalam periode tertentu. dan diakhiri dengan gerakan pemerasan
dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air dan cairan kimia yang tertinggal di
cucian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Pencucian utama / main wash
Pencucian utama atau main wash adalah sebuah proses mencuci yang sesungguhnya.
Dalam prosesnya, air dan cairan kimia 2 dimasukkan ke dalam ruang pencucian,
kemudian dilanjutkan dengan gerakan mencuci. Proses main wash diakhiri dengan
gerakan pemerasan. Siklus proses main wash dilakukan 2 (kali), sehingga terdapat main
wash pertama dan main wash kedua.
c. Pembilasan / rinse
Pembilasan atau rinse adalah proses melepaskan kotoran dan sisa cairan kimia dari
cucian. Proses yang dilakukan dalam rinse diawali dengan masuknya air ke dalam ruang
pencucian, kemudian dilanjutkan dengan berputarnya ruang pencucian secara bolak-
balik (CW dan CCW) dengan putaran tertentu dan dalam periode tertentu. Proses rinse
diakhiri dengan gerakan pemerasan. Siklus proses rinse dilakukan 2 (kali), sehingga
terdapat proses rinse pertama dan rinse kedua.
d. Pembilasan akhir / final rinse
Pembilasan akhir atau final rinse adalah proses membilas cucian dengan cairan kimia
yang berfungsi sebagai pelembut kain. Proses yang dilakukan adalah masuknya air dan
cairan kimia 3, kemudian ruang pencucian berputar beberapa saat agar cairan kimia 3
dapat tercampur dengan baik ke dalam cucian.
e. Pemerasan / extract
Pemerasan atau extract adalah proses memeras cucian agar terjadi pelepasan air dari
kain. Prosesnya diawali dengan berputarnya ruang pencucian dengan putaran tertentu
selama beberapa saat agar beban kain tersebar merata di sekeliling ruang pencucian.
Kemudian gerakan dilanjutkan dengan berputarnya ruang pencucian pada putaran dan
periode tertentu sampai dengan kadar air di dalam cucian berkurang.
f. Drain / pembuangan air.
Drain atau pembuangan air adalah proses mengeluarkan air dari ruang cuci. Seluruh
jenis proses kecuali proses extract / pemerasan selalu diakhiri dengan proses drain /
pembuangan air. Proses ini disertai dengan gerakan berputarnya ruang pencucian.
Selanjutnya ruang pencucian akan berputar pelan untuk memposisikan pintu samping
pada home position. Setelah tercapai motor akan terkunci oleh break selanjutnya
solenoid pengunci akan melepaskan kuncian sehingga pintu depan akan mudah dibuka.
Pakaian bersih sudah dapat diambil dari pintu depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dengan proses penggunaan mesin cuci secara manual ataupun automatis dan secara
percobaan yang dilakukan menegaskan bahwa penambahan pintu samping tidak
mempengaruhi fungsi sehingga dapat disimpulkan bahwa modifikasi fisik berhasil 100%.
4.2. Pengujian Sistem
Pengujian sistem Mesin Cuci dilakukan dengan menjalankan secara manual dan
automatis sehingga fungsi komponen PLC, HMI, sensor dan aktuator dapat diamati.
4.2.1. Input Output PLC
Modifikasi dan pengawatan mesin cuci primus 20kg dinyatakan berhasil jika input
dan output PLC sesuai dengan spesifikasi range dari PLC. Hasil pengukuran input / output
PLC dapat dilihat pada table 4.1 dan table 4.2
Table 4.1 Tegangan Input PLC
No Input PLC Tegangan
masukan Sensor 16,8 – 28,8 VDC
1 X0 Emergency switch 24 V DC OK
2 X1 Overload 23,85 V DC OK
3 X2 Home posisi 20,88 V DC OK
4 X4 Low water level 24,13 V DC OK
5 X5 Medium water level 24,13 V DC OK
6 X6 High water level 24,13 V DC OK
7 X12 Reach temperature 24,13 V DC OK
8 X14 Ls front door close 20,88 V DC OK
9 X15 Ls front door lock 20,88 V DC OK
10 X16 Ls side door close 20,88 V DC OK
Table 4.2 Tegangan Output PLC
No Ouput PLC Tegangan
keluaran output
<30 V DC atau
<240 V AC
1 Y0 Lampu run indicator 228,9 V AC OK
2 Y1 Lampu error indicator 228,4 V AC OK
3 Y2 Break 232,1 V AC OK
4 Y4 Motor CW 23,7 V DC OK
5 Y5 Motor CCW 23,7 V DC OK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.2 (Lanjutan) Tegangan Output PLC
No Ouput PLC Tegangan
keluaran output
<30 V DC atau
<240 V AC
6 Y10 Speed 1 23,7 V DC OK
7 Y11 Speed 2 23,7 V DC OK
8 Y12 Speed 3 23,7 V DC OK
9 Y14 Buzzer 232,1 V AC OK
10 Y15 Heater 233,2 V AC OK
11 Y17 Input water 3 233,2 V AC OK
12 Y20 Input water 1 232,8 V AC OK
13 Y21 Input water 2 232,6 V AC OK
14 Y22 Drain 233,1 V AC OK
15 Y23 Chemical 1 233,1 V AC OK
16 Y24 Chemical 2 232,8 V AC OK
17 Y26 Solenoid open door 232,8 V AC OK
18 Y27 Solenoid lock door 232,6 V AC OK
Berdasar pada tabel 4.1. semua keluaran sensor untuk kebutuhan input PLC diantara
batasan tegangan input minimal dan maksimal yang diijinkan. Tegangan masukan sensor
diukur saat sensor bekerja. Dan berdasar pada table 4.2. output dari PLC berada dibawah
batas tegangan atas baik tegangan DC maupun tegangan AC. Tegangan keluaran output
diukur pada daya masukan ke output ataupun aktuator. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa keberhasian input – output PLC adalah 100%.
4.2.2. Diagram Pengawatan
Selama proses modifikasi susunan pengawatan mengalami perubahan, dari
rancangan sebelumnya.
Perubahan pada wiring diagram daya 3 fasa yaitu penambahan jumlah pemanas
menjadi 6 buah agar kecepatan pemanasan air meningkat. Diagram pengawatan daya
ditunjukkan pada lampiran 4.a.
Diagram pengawatan untuk Power Supplay mengalami perubahan yaitu penambahan
indikator lampu, switching serta input untuk solenoid valve karena solenoid valve
mengunakan daya 220V. Power Supplay Wiring diagram yang baru ditunjukkan
pada lampiran 4.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sedangkan diagram pengawatan untuk input dan output PLC pada lampiran 4.c.,
lampiran 4.d., lampiran 4.e., dan lampiran 4.f. tidak mengalami perubahan.
4.2.3. Putaran Motor
Pengujian motor induksi digunakan untuk mengetahui faktor slip, yaitu
perbandingan atara kecepatan ideal terhadap pengujian motor induksi tanpa beban. Berdasar
persamaan 2.7 maka kecepatan sinkron dapat dihitung sebagai berikut:
𝒏𝒔 = 𝟏𝟐𝟎.𝒇
𝒑
𝒏𝒔 = 𝟏𝟐𝟎.𝟓𝟎
𝟒
= 1500 rpm
Hasil pengujian tanpa beban diperoleh n = 1500, sehingga bila dimasukan persamaan
2.8 dapat diperoleh angka slip sebagai berikut:
𝑠 =𝑛𝑠 − 𝑛
𝑛𝑠
=1500−𝑛
1500
= 0
Rasio antara Motor dengan Tabung =
n:nr = 6:1
Putaran yang diinginkan dapat dilihat dari Tabel perhitungan frekuensi 4.3
Tabel 4.3 Perhitungan Frekuensi Motor
No. Putaran Tabung
Hitung
(Rpm)
Putaran Motor
Hitung
(Rpm)
Putaran motor
Terukur
(Rpm)
Frekuensi
Inverter (Hz)
1 5 30 30 1
2 40 240 240 8
3 150 900 900 30
4 250 1500 1500 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dari perhitungan tabel 4.3. menunjukkan bahwa pengaturan frekuensi pada inverter
sebanding dengan kecepatan putaran tabung yang diharapkan karena tidak ada faktor slips
pada putaran motor listrik tanpa beban.
Inverter yang digunakan adalah merek Toshiba seri TOSVERT VF-S15 agar dapat
digunakan dengan kolaborasi perintah dari plc maka parameter yang ada didalamnya harus
dirubah dapat dilihat dari table 4.4 pengarturan inverter.
Tabel 4.4 Pengaturan Parameter Inverter
Title Fuction Adjustment Range Selection Setting
Cnod Command mode section 0: Terminal block
1: Panel keypad
2: RS485 communication
3: CANopen communication
4: Communication optional
0
Fnod Frequency setting mode
selection 1
0: Setting dial 1
1: Terminal VIA
2: Terminal VIB
3: Setting dial 2
4: RS485 communication
5: Up/Down from external
logic input
6: CANopen communication
7: Communication optional
5
8: Terminal VIC
9,10: -
11: Pulse train input
12,13: -
14: Sr0
Sr1 Preset-speed frequency 1 1
Sr2 Preset-speed frequency 2 8
Sr3 Preset-speed frequency 3 30
Sr4 Preset-speed frequency 4 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasar tidak adanya faktor slips maka pengisisan parameter frekuensi pada Sr1,
Sr2, Sr3 dan Sr4 sesuai dengan perhitungan tabel 4.3. Kecepatan Sr1, Sr2, Sr3 dan Sr4
diaktifkan dengan menghubungkan port CC/Common pada inverter dengan kombinasi
binnary code dari port S1, S2 dan S3. Untuk putaran searah jarum jam/Clock Wise (CW)
ataupun putaran berlawanan jarum jam/Counter Clock Wise (CCW) diaktifkan dengan
menghubungkan port CC dengan port forward (F) untuk CW dan menghubungkan port CC
dengan port reward (R) untuk CCW.
Gambar 4.9. Hubungan dan Kombinasi Port Pada Inverter
Gambar 4.9. menunjukkan cara menghubungkan port CC ke port-port lain sehingga
didapatkan kombinasi biner untuk menentukan kecepatan dan arah putaran motor. Gambar
4.10. menunjukkan maksimal kombinasi yang terjadi.
Gambar 4.10. Kombinasi Biner Kecepatan Inverter
Dari gambar 4.10. untuk kebutuhan mesin cuci ini hanya menbutuhkan 4 kecepatan
saja sehingga setup inverter yang diperlukan hanya Sr1 sampai dengan Sr4 sesuai tabel 4.4.
Tanda “o” pada gambar 4.10. menunjukkan nilai 1 atau dalam artian mudahnya
menghubungkan port CC dengan port yang bertanda “o”. menghubungkan port-port yang
diinginkan dan yang dibutuhkan diatur pada program PLC dengan mengaktifkan output Y4
untuk CW, Y5 untuk CCW serta kombinasi berdasarkan gambar 4.10. pada output Y10
untuk S1, Y11 untuk S2 dan Y12 untuk S3 karena dalam instalasi hardware PLC kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
common 3 dan common 4 PLC dihubungkan dengan port CC inverter. Lebih jelas dapat
dilihat pada lampiran 4e. Diagram output PLC instalasi yang akan menentukan kombinasi
yang akan terjadi. Dikarenakan kombinasi yang dibutuhkan hanya 4 kecepatan maka port
RES tidak diaktifkan dan tidak dikoneksikan dengan PLC.
Dari pengaturan kecepatan seperti pada tabel 4.4. dilakukan percobaan dan
pengukuran kecepatan tabung dengan hasil pengukuran tercatat pada tabel 4.5. Pada
percobaan tersebut juga diperoleh batas kecepatan aman tabung hanya sebesar 250 rpm saja
dengan pengaturan Sr4 pada 50Hz. Mengapa dinyatakan aman karena batas kecepatan
tersebut batas kecepatan tabung tidak bergetar. Kondisi ini terjadi karena selama percobaan
dijalankan kaki-kaki mesin cuci tidak dapat ditanam pada lantai dikarenakan kondisi tempat.
Tabel 4.5. Perbandingan putaran motor
No. Putaran Motor
Terprogram
(Rpm)
Putaran Motor
Terukur
(Rpm)
Penyimpangan
1 30 26 13,33 %
2 240 238 0,83 %
3 900 896 0,44 %
4 1500 1495 0,33 %
Rata – rata error 3,74 %
Berdasar pada hasil percobaan tabel 4.5. diperoleh rata – rata error atau rata – rata
penyimpangan putaran motor sebesar 3,74 %.
Tabel 4.6. Perbandingan putaran tabung
No. Putaran Tabung
Terprogram
(Rpm)
Putaran Tabung
Terukur
(Rpm)
Penyimpangan
1 5 4 20 %
2 40 39 2,5 %
3 150 148 1,33 %
4 250 247,4 1,04 %
Rata – rata error 6,22 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasar pada hasil percobaan tabel 4.6. diperoleh rata – rata penyimpangan putaran
tabung sebesar 6,22 %
Kecepatan saat menuju home position sangat berpengaruh pada ketepatan posisi
pintu tabung buka samping. Jika tidak tepat akan membuat pintu dalam tabung untuk akses
masuk ke samping tidak dapat terbuka sempurna atau bahkan tidak dapat dibuka sama sekali.
Karenanya dibutuhkan pengaturan frekuensi inverter agar kecepatan tabung dapat sesuai.
Pengujian kecepatan terhadap ketepatan akses pintu samping tabung dapat dilihat pada tabel
4.7. Tabel 4.7 berisi tentang putaran tabung dibanding dengan jarak home position dan
keadaan/kondisi pintu serta kondisi akhir sensor setelah putaran berhenti.
Tabel 4.7 Kecepatan Tabung Terhadap Pengereman
Sr 0 Putaran
Tabung
Jarak Sensor
Terhadap titik
Home Position
Kondisi
akhir
Sensor
Kondisi Pintu
samping dalam
(Hz) (Rpm) (cm)
1,8 8 5 OFF tidak bisa dibuka
1,7 7,5 4 OFF tidak bisa dibuka
1,6 7 4 OFF tidak bisa dibuka
1,5 6,5 4 OFF tidak bisa dibuka
1,4 6 3 OFF tidak bisa dibuka
1,3 5,5 2 OFF tidak bisa dibuka
1,2 5 1,5 OFF bisa dibuka
1,1 4,5 1 OFF bisa dibuka
1 4 1 OFF bisa dibuka
0,9 3,5 0,5 ON bisa dibuka
0,8 3 0,5 ON bisa dibuka
0,7 2,5 0 ON bisa dibuka
0,6 2 -0,5 ON bisa dibuka
0,5 1,5 -0,5 ON bisa dibuka
0,4 0 - OFF tidak bisa dibuka
0,2 0 - OFF tidak bisa dibuka
0 0 - OFF tidak bisa dibuka
Berdasar tabel 4.7. penalaan frekuensi inverter yang diijinkan agar pintu samping
dalam tabung dapat dibuka secara sempurna adalah antara 0,5 Hz sampai dengan 1,2 Hz.
Ketepatan pintu samping terjadi bila gaya momentum pengereman lebih besar atau sama
dengan gaya momentum putar tabung. Kondisi akhir sensor On artinya sensor masih
mendeteksi titik home position karena lebarnya home position sebesar 1cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.2.4. Level Sensor
Level sensor menggunakan sensor tekanan merek Dungs Seri LGW150 A4 dengan
data statistik tekanan 30 mbar – 150 mbar sehingga range ketinggian air yang dapat tercakup
oleh sensor dapat dihitung sebagimana dapat dihitung berdasar persamaan 2.6.
ℎ =𝑃
𝜌. 𝑔
Minimum ketinggian air=
30 mbar atau sama dengan 3000 Pa sehingga ketinggian air minimum adalah
ℎ =3000
1000.9,81
= 0,306 meter
= 30,6 cm
Maksimum ketingian air=
150 mbar atau sama dengan 15000 Pa sehingga tinggi air maksimum adalah
ℎ =3000
1000.9,81
= 1,529 meter
= 152,9 cm
Berdasar persamaan 2.6 maka kepresisian dari sensor tekanan dapat dihitung dengan
melihat garis angka penunjuk tekanan yang mempunyai selisih ukuran sebesar 10 mbar atau
sama dengan 1000 Pa sehingga perbedaan tinggi akan berpengaruh adalah
∆ℎ =𝑃
𝜌. 𝑔
=1000
1000. 9,81
= 0,102 meter
= 10,2 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari posisi tabung dan sensor memiliki ketinggian 16 cm sehingga tekanan air yang
terisi akan dapat dideteksi oleh sensor jika tabung terisi air minimal 14 cm. Diameter tabung
sebesar 100cm dengan ketinggian air maksimal yaitu pada lubang over flow adalah sebesar
75cm, sehingga ketinggian air maksimal akan dideteksi oleh sensor sebesar;
𝑃 = 𝜌. 𝑔. ℎ
= 1000 . 9,81 .(0,75+0,16)
= 8927.1 Pa
= 89,27 mbar
Berdasar level air yang ditentukan yaitu untuk low level sebesar 30 mbar, untuk medium
level sebesar 40 mbar dan high level sebesar 50 mbar maka kinerja sensor ketinggian diuji
dengan metode percobaan. Hasil uji sensor dapat dilihat pada table 4.8.
Tabel 4.8. Kerja Sensor Tekanan
Level Pengaturan Sensor Tinggi air Volume air
Air (mbar) (cm) (liter)
Low 30 15 26
Medium 40 25 60
High 50 34,5 104
Dengan percobaan tabel 4.8. diperoleh kesimpulan bahwa sensor tekanan
mendeteksi perbedaan ketinggian air bukan pada volume yang dihasilkan dan kepresisian
sensor sesuai dengan perhitungan teoritisnya. Artinya spesifikasi teknis dari sensor tekanan
merek Dungs Seri LGW150 A4 dapat digunakan 100%. Namun spesifikasi sesor yang
digunakan mempunyai range atas yang terlalu tinggi.
Waktu pembuangan air setelah proses prewash ataupun washing perlu diketahui
untuk memberikan referensi setup pada pemrograman PLC. Lama waktu pembuangan dapat
dilihat pada tabel 4.9. berikut
Tabel 4.9. Waktu Pembuangan Air
Air
Volume air
(Liter)
Waktu air sampai
dengan menetes
(Menit)
Waktu air sampai
dengan tidak menetes
(Menit)
Low 26 0:25 0:33
Medium 60 0:46 1:07
High 104 1:17 1:30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasar hasil percobaan tabel 4.9. waktu drain / waktu pembuangan air tiap
levelnya berbeda. Waktu air sampai dengan menetes adalah waktu minimal yang dibutuhkan
saat proses drain / waktu pembuangan air karena dalam tabung sudah tidak terdapat air. Low
level diperlukan waktu minimal 25 detik, untuk medium level diperlukan waktu minimal 46
detik dan untuk high level diperlukan waktu minimal 1:17 menit. Waktu air sampai dengan
tidak menetes adalah patokan waktu maksimal untuk optimalisasi proses, keadaan air tidak
menetes bearti air di saluran pembuangan / drain sudah benar – benar habis. Low level
diperlukan waktu maksimal 33 detik, untuk medium level diperlukan waktu maksimal 1:07
menit dan untuk high level diperlukan waktu maksimal 1:30 menit.
4.2.5. Pengaturan Suhu
Intergrasi antara thermocontrol, thermocouple dan heater menghasilkan sistem
pemanas yang dihasilkan. Kerja sistem pemanas dapat dilihat pada table 4.10
Tabel 4.10 Perbandingan Suhu dan Waktu Pemanasan
Level air Volume
Air
(Liter)
Suhu
Awal
(0C)
Suhu
Indikator
(0C)
Suhu
Terukur
(0C)
Penyimpangan Waktu
(Menit)
Low 26 31 60 55,8 7 % 06:54
Middle 60 30 60 56,2 6,33 % 16:24
High 104 30 60 55,8 7 % 22:45
Rata – rata penyimpangan 6,78 %
Berdasar pada tabel 4.10 error ataupun penyimpangan yang terjadi antara suhu setup
dengan suhu terukur adalah 6,78 %. Perbedaan suhu yang terukur lebih rendah dari suhu
indikator terjadi karena suhu indicator diukur dari thermocouple tipe K yang dekat dengan
heater sedangkan suhu terukur adalah suhu dipermukaan. Pengukuran suhu dekat heater
tidak dapat dilakukan karena desin tabung yang tertutup. Suhu air tidak merata pada bawah
dengan bagian permukaanya. Waktu yang dicatat pada tabel 4.10. adalah waktu patokan
minimal untuk proses pencucian mengunakan air panas 60 0C. dari hasil percobaan tersebut
disimpulkan bahwa waktu minimal untuk low level adalah 6:54 menit, medium level adalah
16:24 menit dan untuk high level adalah 22:45 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.2.6. Dispenser
Chemical dispenser yang digunakan adalah merek Knight tipe One Shot OS-100 L/S
dari pengujian fungsi dapat dilihat dari grafik pada gambar 4.9. dengan data lengkap pada
lampiran 4.g
Gambar 4.11. Grafik Perbandingan Waktu dan Volume Air Pompa
Dari gambar 4.11. dapat ditarik kesimpulan bahwa chemical dispenser Knight tipe
One Shot OS-100 L/S mempunyai kemampuan untuk memompa cairan sebanyak
4,6 ml/detik.
4.2.7. Aktuator dan Valve
Aktuator dan valve yang terpasang pada mesin cuci diamati dengan menjalankan
mode manual. Hasil dari pengamatan dapat dilihat pada table 4.11.
Tabel 4.11. Fungsi Aktuator dan Valve
No Perintah Program Aktuator / valve yang
bekerja
Hasil
1 Air Masuk Water Valve 1 ON
Water Valve 2 ON
Water Valve 3 ON
Drain Valve OFF
y = -4,6151x + 1935,5
1700
1750
1800
1850
1900
1950
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Water Level
Water Level Linear (Water Level)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.11. (Lanjutan) Fungsi Aktuator dan Valve
No Perintah Program Aktuator / valve yang
bekerja
Hasil
2 Air keluar Water Valve 1 OFF
Water Valve 2 OFF
Water Valve 3 OFF
Drain Valve ON
3 Pintu terbuka Solenoid Open Door ON
Solenoid Lock Door OFF
4 Pintu tetutup Solenoid Open Door OFF
Solenoid Lock Door ON
Berdasar pada tabel 4.11. dapat ditarik kesimpulan bahwa aktuator solenoid berhasil
100%. Tabel 4.11. menunjukkan kerja aktuator berdasarkan program yang telah diisikan
pada PLC. Dinyatakan 100% berhasil sebab semua aktuator dapat membuka dan menutup
dengan sempurna.
4.3. Analisa Hasil Pengujian
Untuk memperoleh parameter yang tepat pada pengaturan program PLC terhadap
sistem mesin cuci diperlukan sebuah pengujian dengan mengunakan beban kain sesuai
dengan kebutuhan kemampuan sistem yaitu:
Low Level Water untuk kain kotor 7kg kering
Medium Level water untuk kain kotor >7 sampai dengan 14 kg kering
High Level Water untuk kain kotor >14 kg sampai dengan 20 kg kering
Berdasar ketentuan awal setup untuk dasar frekuensi inverter terhadap kecepatan
putar tabung yang dikehendaki adalah sebagai berikut:
Sr1 adalah setup home posisi dengan kecepatan tabung sesuai percobaan
Sr2 adalah washing speed dengan kecepatan tabung 40 rpm
Sr3 adalah pre spinning speed dengan kecepatan tabung 150 rpm
Sr4 adalah spinning speed dengan kecepatan tabung diatas 250 rpm
Berdasar ketentuan awal tersebuat maka dilakukan percobaan dengan hasil tertera
pada table 4.12. Percobaan dilakukan untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna mesin cuci. Dari hasil percobaan akan
diberikan rekomendasi kepada pemrogram agar mesin cuci berjalan sesuai dengan ketentuan
awal yang telah ditetapkan oleh pengguna yaitu PT Aqualis Fabricare.
Tabel 4.12. Perbandingan Putaran Tabung Beban Kain Basah
Level
Kain
kering
(Kg)
Volume
air
(Liter)
Kain + Air Kain Basah
Sr2 = 40 rpm Sr3 = 150 rpm Sr4 = 250 rpm
Tabung SSE % Tabung SSE% Tabung SSE%
Low 7 40 36,4 9 148 1,33 246 1,6
Medium 14 88 33,8 15,5 148 1,33 246 1,6
High 20 144 32 20 147 2
tidak
balance n/a
Rata – rata error 14,8 1,56 1,6
Pengujian dengan putaran tabung 250 rpm pada beban kain 20 kg tidak dapat
dilakukan karena tabung tidak balance sehingga mesin bergetar dan bergerak hal ini
disebabkan mesin cuci yang kaki-kaki tidak terikat dengan lantai.
Berdasar Tabel 4.12 agar putaran tabung saat proses mengunakan beban kain sesuai
dengan pengunaan sehari – hari maka untuk rpm rendah Sr2 perlu dinaikkan 14,8%, untuk
rpm sedang Sr3 perlu dinaikkan 1,56% dan untuk Sr4 perlu dinaikan 1,6%.
Bedasar dari pengujian dan percobaan maka dapat diperoleh beberapa rekomendasi
parameter untuk program PLC sehingga mesin cuci dapat beroperasi secara maksimal adalah
dapat dijelaskan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Pengaturan Parameter Mesin Cuci
Level
Level
Sensor Setup Frekuensi Inverter Chemical Minimal Waktu
Home Low Med High Dispenser
Air mbar Sr1 Sr2 Sr3 Sr4 Drain Heating
Low 30 0,9 9 31 51 4,6 ml/dt 0:25 6:54
Medium 40 0,9 9 31 51 4,6 ml/dt 0:46 16:24
High 50 0,9 9 31 51 4,6 ml/dt 1:17 22:45
Tabel 4.13. merupakan rekomendasi parameter yang harus diatur pada sensor,
inverter serta PLC. Jarum penunjuk sensor ketinggian air perlu diatur sensor low pada 30
mbar, sensor medium pada 40 mbar dan sensor high pada 50 mbar. Parameter inverter
dirubah menjadi Sr1 0,9 Hz, Sr2 9 Hz, Sr3 31 Hz dan Sr4 51 Hz. Kebutuhan untuk chemical
disesuaikan dengan volume chemical yang dibutuhkan dengan kecepatan aliran 4,6 ml/detik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Parameter waktu pada program PLC untuk drain perlu diatur 25 detik untuk program low,
46 detik program medium dan 1:17 menit untuk program high. Sedangkan waktu pemanasan
air pada program PLC juga harus disesuaikan dengan rekomendasi 6:54 menit untuk low,
16:24 menit untuk medium dan 22:45 menit untuk high.
Berdasar dari pengaturan parameter tabel 4.13. dilakukan perubahan parameter pada
inverter mesin cuci dan dilakukan pengujian ulang untuk di didapat angka penyimpangan
terbaru. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14. untuk diatur ulang Sr1,
tabel 4.15. untuk diatur ulang Sr2, tabel 4.16. untuk diatur ulang Sr3 dan tabel 4.16. untuk
diatur ulang Sr4.
Tabel 4.14. Kerja Pintu Samping Terhadap Perubahan Sr1
Level Sensor (mbar)
Sr1
(Hz)
Putaran tabung (rpm)
Jarak Sensor Home Position
(Cm) Fungsi Pintu
30 0,9 3 0,5 Dapat dibuka
40 0,9 2,5 0 Dapat dibuka
50 0,9 2,4 0 Dapat dibuka
Tabel 4.14. menunjukkan pengaturan baru Sr1 membuat fungsi pintu samping tepat
pada posisi yang diharapkan sehingga pintu samping dapat dibuka.
Tabel 4.15. Kerja Putaran Washing 40 rpm
Level sensor (mbar)
Sr2 (Hz)
Putaran Tabung Terukur (rpm)
SSE (%)
30 9 41 2,5
40 9 40 0
50 9 39 2,5
Rata-rata penyimpangan 1,67
Tabel 4.15. menunjukkan penyimpangan kecepatan putaran washing sebesar 1,67%
Tabel 4.16. Kerja Putaran Pre Spinning 150 rpm
Level sensor (mbar)
Sr3 (Hz)
Putaran Tabung Terukur (rpm)
SSE (%)
30 31 150 0
40 31 150 0
50 31 149 0,67
Rata-rata penyimpangan 0,22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.16. menunjukkan penyimpangan kecepatan putaran pre spinning sebesar
0,22%
Tabel 4.17. Kerja Putaran Spinning 250 rpm
Level sensor (mbar)
Sr4 (Hz)
Putaran Tabung Terukur (rpm)
SSE (%)
30 51 250 0
40 51 250 0
50 51 249 0,13
Rata-rata penyimpangan 0,04
Tabel 4.17. menunjukkan penyimpangan kecepatan putaran spinning sebesar 0,04%
Pengujian sistem automatis dilakukan dengan memasukkan program PLC dan HMI
sehingga membentuk sebuah sistem yang utuh dengan Hasil pengujian sistem pada table
4.18.
Tabel 4.18. Hasil Pengamatan Sistem
No Proses
Water
in
valve
Water
out
valve
Water
level
Kimia
1
Kimia
2
Kimia
3
Putaran
(rpm)
Arah
Putaran
Hasil
Pengamatan
1
Pre wash 1
ON OFF 1 OFF OFF OFF 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
2
Pre wash 2
ON OFF 1 ON OFF OFF 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
3
Main wash 1
ON OFF optional OFF ON OFF 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
4
Main wash 2
ON OFF optional OFF ON OFF 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
5
Rinse 1 ON OFF optional OFF OFF OFF 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
6
Rinse 2 ON OFF optional OFF OFF OFF 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.18. (Lanjutan) Hasil Pengamatan sistem
No Proses
Water
in
valve
Water
out
valve
Water
level
Kimia
1
Kimia
2
Kimia
3
Putaran
(rpm)
Arah
Putaran
Hasil
Pengamatan
7
Final rinse
ON OFF 1 OFF OFF ON 40 CW/CCW Berjalan
Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
8 Extract OFF ON OFF OFF OFF OFF
40 CW Berjalan
150 CW Berjalan
250 CW Berjalan
Berdasar tabel 4.18. memberikan informasi tentang keberhasilan sinkronisasi
pemrograman PLC dengan hardware berupa sensor dan aktuator mesin cuci, sehingga
menguatkan kesimpulan bahwa modifikasi mesin cuci berupa penambahan pintu samping,
penggantian kontrol PLC dan HMI 100% berhasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari tugas akhir yang dibuat dan saran untuk
penyempurnaan produk dan penelitian lebih lanjut
5.1. Kesimpulan
Berdasar data yang diambil kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Modifikasi fisik, penambahan pintu samping dan penggantian control mekanis
dengan kontrol elektronis yaitu PLC dan HMI berhasil 100% terbukti dengan proses
penggunaan mesin cuci secara manual ataupun automatis dapat dilakukan.
2. Input – output PLC sesuai dengan tegangan yang diijinkan.
3. Penalaan frekuensi inverter yang diijinkan agar pintu samping dalam tabung dapat
dibuka secara sempurna adalah antara 0,5 Hz sampai dengan 1,2 Hz.
4. Penggunaan sensor tekanan dapat digunakan 100% terbukti secara percobaan.
5. Penyimpangan yang terjadi antara suhu yang diinginkan dengan suhu terukur adalah
6,78 %.
6. Kemampuan dispenser untuk memompa cairan sebanyak 4,6 ml/detik.
7. Penyimpangan putaran rendah 1.67%, penyimpangan putaran sedang 0.22% dan
penyimpangan putaran tinggi 0.04%.
8. sinkronisasi pemrograman PLC dengan hardware berupa sensor dan aktuator mesin
cuci berhasil 100% terbukti dengan berjalannya program yang diisikan dalam PLC.
5.2. Saran
Saran dari penulis:
1. Berdasar pada range maksimal sensor yang terlalu tinggi maka sensor water level
diganti dengan sensor serupa yang mempunyai range lebih kecil yaitu 2,5 – 50 mbar
yaitu sensor level Dungs Seri LGW 50 A4/2 dengan merubah dudukan sensor sejajar
dengan dasar tabung.
2. Penambahan fungsi intelegensi seperti fuzzy logic dapat dilakukan dengan
menambahkan sensor dan logika untuk menganalisa jenis pakaian dan berat pakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang masuk selanjutnya menentukan waktu kerja, volume air, volume chemical dan
jumlah heater yang bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ferry Nando, Ageng Sadnowo R., S.T., M.T, Yulliarto Raharjo, S.T., M.T., 2012
DESIGN MODEL OF AUTOMATION WASHER FOR TWO TUBES APERTURE
(TWIN TUBE TOP LOADER) MICROCONTROLLER BASED ATMEGA32,
Volume 6, no 2, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.
[2] Stalmans, M. & Guhl, W. (2003). An Introduction to the Historical Developments
of Laundry. Household and Personal Care Today, hal.17-22
[3] Wawancara Direktur PT Aqualis Fabricare, Bapak Teddy Tjoegito
[4] Mitsubishi Electric Corporation, FX3U Series Programmable Controllers User’s
Manual, Himeji, Japan.
[5] OMRON, Programable Terminal NB Series, OMRON Corporation, Tokyo, Japan
[6] Sumanto, 2002, Elektronik Industri, Frank D. Petruzella, ANDI Yogyakarta.
[7] Chris Woodford, September 2003, Heating Elements,
http://www.explainthatstuff.com//heating-elements.html diakses 23 Mei 2015
[8] Karl Dungs GmbH & Co. KG, Differential pressure switches for air, flue and
exhaust gases. Pressure switch for gas. LGW A4, Germany.
[9] Rockwell Automation, 1996, Application Basic of Operation of Three-Phases
Induction Motors, Sprecher +Schuh AG Rockwell Automation, Aarau.
[10] Rashid, MH 1998. Power Electronics: Circuit, Devices, and Applications, New
Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
[11] Ir. Djoko Achyanto M.Sc.EE. Edisi keempat 1992, Mesin-Mesin Listrik, A.E.
Fitzgerald, Charles Kingley, Jr., Stephen D. Umans, Erlangga, jakarta
[12] One Shot (OS-100 L/S) Instruction Manual, Knight LLC, 20531 Crescent Bay
Drive, Lake Forest, USA.
[13] Wikipedia, the free encyclopedia , BUZZER, http://en.wikipedia.org/wiki/Buzzer
diakses 11 April 2015.
[14] Ismansyah, 2009, Perancangan Instalasi Listrik Pada Rumah Dengan Daya Listrik
Besar, Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4a
HDI 210915
-
-Sub Title
Remarks
chk
val
rev
Title
ATMI-Solodwg no page
name/date
name/date
ELECTRIC DIAGRAM
dwnname/date Washing Machine PRIMUS 20kg
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
| | | | | | | | | | |P
ON
ML
KJ
HG
FE
DC
BA
||
||
||
||
||
||
||
1 OF 6
R1 S1 T1 E
CC2 F R
Main Switch
CC
2
Y5Y4
R0 S0 T0 E
MCB1
R S T
N
380VAC 3 PHASE
R1 S1 T1 N
MB
CR1
BRK1
BRK2
3 Phase Motor Induction
220/380VAC 50Hz
13,87/8,03A
Power : 3,7 KW
HP : 5
Pole : 4
Rpm : 1440 Rpm
IP : 55
- +MCB 5
SSR
3 Phase
R1
S1
T1
R20
S20
T20
Water Heater 2000W / 220VAC
R20
S20
T20
Water Heater 2000W / 220VAC
Water Heater 2000W / 220VAC
R
S
T
U
V
W
MCB 5
SSR
3 Phase
R1
S1
T1
R20
S20
T20
Water Heater 2000W / 220VAC
R20
S20
T20
Water Heater 2000W / 220VAC
Water Heater 2000W / 220VAC
R
S
T
U
V
W
CR2
+-OUT -
OUT +
OUT1
Thermocontrol
MCB 2
Inverter
TOSHIBA
VF-S15
L1
L2
L3
U
V
W
S1 S2 S3
MC1 OL
R1
S1
T1
U
V
W
R10
S10
T10
R11
S11
T11
Y10 Y11 Y12
R100
N100
MCB 4
MCB 3
MCB 4
MCB 3
+ -
+ -
Diagram Pengawatan Tegangan 3 Fasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4b
HDI 210915
-
-
R S T N
R1 S1 T1 N
380VAC 3 PHASE
PLC FX3G-40MMitsubishi
MCB6 4A Power On/Off
BO
CR0
PL1
Power On
PL2
PL Error
MC 2
Master On
R1 R2 R3
N
NR3
R5
Sub Title
Remarks
chk
val
rev
Title
ATMI-Solodwg no page
name/date
name/date
ELECTRIC DIAGRAM
dwnname/date
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
| | | | | | | | | | |P
ON
ML
KJ
HG
FE
DC
BA
||
||
||
||
||
||
||
1 OF 6
Thermocontrol
Chemical
Dispenser 2
Chemical
Dispenser 1CR7
CR8
Valve Water
1CR4
Valve Water
2CR5
Valve Water
3CR3
Solenoid
DoorCR10
Valve DrainCR6
Solenoid
DoorCR11
DCPS
Input 220VAC
Output 24VDC
0VDC 24VDC
HMI Omron
NB5Q-TW00B
24VDC
0VDC
R100
N100
R100
R100
N100
N100
Washing Machine PRIMUS 20kg
R4
EMG
R100
N100
R100
N100
R100
N100
R100
N100
R100
N100
R100
N100
Power Supplay Wiring Diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4c
HDI 210915
-
-Sub Title
Remarks
chk
val
rev
Title
ATMI-Solodwg no page
name/date
name/date
ELECTRIC DIAGRAM
dwnname/date Washing Machine PRIMUS 20kg
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
| | | | | | | | | | |P
ON
ML
KJ
HG
FE
DC
BA
||
||
||
||
||
||
||
1 OF 6
Proximity Sensor 1
Input X0-X17
S/S Box Operation
X0 Emergency Stop
X1 Overload Alarm
-
-
X4
-
X5
LS Front Door Close
X6
LS Front Door Lock
X7
Reach Temperature
X10
-
X11
LS Side Door Close
X12
X13
X14
Medium Water Level
X15
High Water Level
X16
24V
X17
0V
-
24V0V
EMG
OL
M Wlev
LS1
LS2
Zerro Pos
Low Water LevelL Wlev
H Wlev
-
X2
X3
Proximity Sensor 2
Thc
Diagram Pengawatan Input PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4d
HDI 210915
-
-Sub Title
Remarks
chk
val
rev
Title
ATMI-Solodwg no page
name/date
name/date
ELECTRIC DIAGRAM
dwnname/date Washing Machine PRIMUS 20kg
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
| | | | | | | | | | |P
ON
ML
KJ
HG
FE
DC
BA
||
||
||
||
||
||
||
1 OF 6
Input X20-X27
S/S Box Operation
X20 -
X21 -
X22
X23
X24
X25
X26
X27
24V0V
24V0V
-
-
-
-
-
-
Diagram Pengawatan Input PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4e
HDI 210915
-
-Sub Title
Remarks
chk
val
rev
Title
ATMI-Solodwg no page
name/date
name/date
ELECTRIC DIAGRAM
dwnname/date Washing Machine PRIMUS 20kg
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
| | | | | | | | | | |P
ON
ML
KJ
HG
FE
DC
BA
||
||
||
||
||
||
||
1 OF 6
Ouput Y0-Y13
Com 0
Y0Lampu Run Indicator
Com 1
Y1
Com 2
Break Y2
Lampu Error Indicator
Y3
Com 3
Y4
-
Y5
Y6
Y7
Com 4
Y10
Y11
Y12
Y13-
R100 N100
Speed 3
Speed 2
Speed 1
-
-
Motor CCW
Motor CW
CC
Inverter
R
Inverter
S1
Inverter
S2
Inverter
S3
Inverter
CR2
F
Inverter
Diagram Pengawatan Output PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4f
HDI 210915
-
-Sub Title
Remarks
chk
val
rev
Title
ATMI-Solodwg no page
name/date
name/date
ELECTRIC DIAGRAM
dwnname/date Washing Machine PRIMUS 20kg
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
| | | | | | | | | | |P
ON
ML
KJ
HG
FE
DC
BA
||
||
||
||
||
||
||
1 OF 6
Output Y14-Y27
Com 5
Y14Buzzer
Y15Heater
Y16
Y17
Com 6
Y20
Y21
Y22
Y23
Y24
Y25
Y26
Y27
Input Water 1
Drain
Lock Door
R100 N100
Open Door
-
Chemical 1
Chemical 2
Input Water 2
Motor Run
Input Water 3CR3
MC1
CR1
Buzzer
CR4
CR5
CR6
CR7
CR8
CR9
CR10
CR11
Diagram Pengawatan Output PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4g
Data Perbandingan Waktu dan Volume Air Pompa
Detik Volume
(ml)
1 1940
2 1940
3 1920
4 1920
5 1920
6 1900
7 1900
8 1900
9 1880
10 1880
11 1880
12 1880
13 1880
14 1860
15 1860
16 1860
17 1860
18 1860
19 1840
20 1840
21 1840
22 1840
23 1840
24 1820
25 1820
26 1820
27 1820
28 1800
29 1800
30 1800
31 1800
32 1780
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI