Upload
buibao
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TUGAS AKHIR
PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD)
KOTA MEDAN
Oleh :
Rizki Nirwana 112102148
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmad dan hidayah-Nya serta shalawat beriring salam
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan meneliti “ PENGAWASAN INTERNAL
GAJI DAN UPAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
(BPKD) KOTA MEDAN”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya (Amd) pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Peneliti dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu hingga selesainya Tugas Akhir ini. Karena tanpa
adanya bantuan dari semua pihak mungkin peneliti akan mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Melalui lembaran ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma
III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku sekretaris prodi dan
pembimbing yang telah membantu peneliti dalam memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penelitian Tugas Akhir ini.
iii
4. Bapak Arfan Anshari Rangkuti, SE. yang telah memberikan data-data
yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini
5. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan untuk (Alm) Ayahanda Zakaria
Nasution, Ibunda tercinta Siti Rojia Siregar, yang telah memberikan kasih
sayang serta dorongan yang sangat berarti bagi peneliti, dengan kesabaran
dan kasih sayang mereka telah mengobarkan semangat peneliti mulai dari
persiapan hingga selesainya Tugas Akhir ini.
6. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang dan kakak, yaitu:
Ahmad Adi Hamdan Nst, Erlina Nst, Abdul Hamid Nst, Abdullah Sani
Nst, Andi Ariansyah Nst, dan Masdalena Nst yang telah memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
7. Ucapan terima kasih juga peneliti ucapkan kepada sahabat-sahabat 5 (lima)
Serangkai : Tribudi Astuti, Lita Selafiana, Alfria Sitompul, Ely Lasa, Fitri
Annisa yang selalu berjuang bersama-sama dalam menyusun Tugas Akhir.
Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penelitian Tugas Akhir ini. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian ini,
semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Agustus 2014 Peneliti
( Rizki Nirwana ) Nim: 112102148
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………......... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..... iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. vi
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah...………………………….. 1
B. Rumusan Masalah .………………………………… 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...………………….. 3
1. Tujuan Penelitian ..…………………………... 3
2. Manfaat Penelitian ………………………….. 4
D. Rencana Penulisan …..………..…………………….. 4
1. Jadwal Survey/Observasi…..………………... 4
2. Rencana Isi ………………………………….. 5
BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD)
KOTA MEDAN………………………………………… 7
A. Sejarah Ringkas Instansi........…………………………. 7
B. Visi dan Misi ………………………………………….. 8
1. Visi …………………………………………..... 8
2. Misi …………………………………………… 12
C. Struktur dan Bagan Organisasi Instansi...…………... 15
v
1. Struktur Organisasi …………………………… 15
2. Bagan Organisasi ……………………………... 16
D. Job Description BPKD Kota Medan………………. 17
E. Jaringan Kegiatan…….. ………………………….... 34
F. Kinerja Terkini ……………………………………... 35
G. Rencana Kegiatan ………............................................ 35
BAB III : PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA
BADAN PENGELOLA KEUNGAN DAERAH KOTA
(BPKD) MEDAN……………………………………….. 36
A. Pengertian Gaji dan Upah…………………………... 36
B. Unsur-unsur Gaji dan Upah………………………... . 38
C. Perhitungan Gaji dan Upah ………………………… 40
D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah ……………….... 42
E. Pengawasan Internal Gaji dan Upah…………………. 50
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN………………………… 56
A. Kesimpulan..…………………………………………... 56
B. Saran…………………………………………………... 56
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 58
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir............. 4
3.1. Contoh Perhitungan Gaji dan Upah ………………………........ 41
3.2. Perhitungan Uang Lembur dan Uang Makan …………………. 42
3.3. Contoh Surat Pengantar SPP-LS Gaji dan Tunjangan ……........ 46
3.4. Contoh Ringkasan SPP-LS Gaji dan Tunjangan …………….... 47
3.5. Contoh Rincian SPP-LS Gaji dan Tunjangan ………………… 48
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Bagan BPKD Kota Medan………………………………….. 16
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum tujuan didirikannya Badan Pengelola Keungan Daerah (BPKD)
Kota Medan adalah untuk dapat mewujudkan sumber daya aparatur pemerintahan
kota medan yang profesional, berwawasan manajemen pengelolaan keungan yang
sistematis, efisien dan efektif. Dalam aktivitasnya untuk menjalankan operasi
perusahaan/instansi tersebut tentunya ada beberapa faktor mutlak yang
dibutuhkan, adapun faktor – faktor tersebut antara lain modal, tenaga kerja dan
aktivitas lainnya.
Apabila membicarakan tenaga kerja, maka hal tersebut tidak terlepas dari perihal
gaji karyawan yang sangat mempengaruhi prestasi dan kinerja karyawan karna
jika tenaga kerja tersebut tidak mendapatkan gaji yang sesuai dengan jasa yang
diberikannya kepada BPKD Kota Medan ataupun terdapat pemotongan atas gaji
yang tidak jelas maka tenaga kerja mungkin akan mengambil tindakan yang dapat
mempengaruhi kinerja BPKD Kota Medan seperti menuntut kenaikan gaji melalui
demonstrasi karyawan, mengurangi kegiatan kerja, dan usaha – usaha lain yang
terkadang bertentangan dengan ketentuan – ketentuan BPKD Kota Medan
sehingga kegiatan operasional BPKD tersebut menjadi terhalang.
Untuk mengatasi kekeliruan akibat tidak teliti dan tidak tepatnya penetapan,
penggolongan, pencatatan serta pembayaran atas gaji, maka perlu diatur tingkatan
kerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian juga mengenai
ketentuan-ketentuan untuk kesejahteraan sosial para karyawannya harus
ix
ditetapklan kebijakan-kebijakan maupun sistem dan prosedur yang didukung
dengan formulir-formulir atau catatan-catatan yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku pada Insatansi tersebut. Dalam suatu Insatansi yang besar, pimpinan
Insatansi tidak mungkin mengendalikan secara menyeluruh terhadap biaya tenaga
kerja. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengawasan internal yang memadai
terhadap gaji dan upah.
Pengawasan intern gaji ini diupayakan agar dapat terjalinnya hubungan yang
harmonis antara Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan dengan
tenaga kerja. Pemberian gaji, tunjangan, insentif, bonus dan lain-lain merupakan
salah satu usaha Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan untuk
memotivasi kinerja para pegawai dengan adanya pengawasan intern yang tegas
dan objektif.
Tujuan utama diadakannya pengawasan gaji dan upah adalah untuk mengevaluasi
ada atau tidaknya penyimpangan terhadap sistem penggajian dan pengupahan
yang memberikan masukan untuk koreksi atau perbaikan bagi pihak yang
berkepentingan, untuk mengantisipasinya perusahaan memerlukan sistem
pengawasan internal gaji dan upah agar dapat tercipta hubungan yang harmonis
antara pegawai dengan pimpinannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam
penyusunan Tugas Akhir ini penulis memilih judul: “PENGAWASAN
INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN
DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN”.
x
B. Rumusan Masalah
Pengawasan gaji dan upah sangatlah penting dilakukan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya penyelewengan terhadap penetapan sampai
perindistribusian gaji yang dapat merugikan tenaga kerja atau instansi itu sendiri.
Dengan adanya pengawasan yang tegas dan objektif, perusahaan/instansi dapat
mendorong pegawai untuk semakin produktif lagi dan bertindak jujur terhadap
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan hal tersebut di atas
maka panulis mencoba untuk membahas permasalahan “ Apakah Pengawasan
Gaji dan Upah yang Diterapkan pada Badan Pengelola Keungan Daerah (BPKD)
Kota Medan telah Memenuhi Syarat untuk Terciptanya Pengawasan Internal yang
Baik?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui prosedur dan penggajian yang diterapkan di
BPKD Kota Medan.
b. Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian internal atas
penggajian yang ditetapkan perusahaan telah sesuai dengan syarat
unuk memenuhi pengawasan internal yang baik.
c. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terkait dalam mengawasi
internal gaji dan upah
xi
2. Manfaat penelitian
Manfaat Penilitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah :
a. Bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan praktis mengenai
pengawasan internal gaji dan upah.
b. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan
yang berarti.
c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengadakan
penelitian di masa mendatang
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal survey/observasi
Sebelum penelitian dimulai, peneliti terlebih dahulu menyusun jadwal penelitian.
Adapun yang penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No Keterangan Juni Juli
I II III IV V VI VII
1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2. Pengajuan Judul Tugas Akhir
3. Permohonan Izin Riset
4. Penunjukan Dosen Pembimbing
5. Pengumpulan Data
6. Penyusunan Tugas Akhir
7. Bimbingan Tugas Akhir
8. Penyelesaian Tugas Akhir
xii
2. Rencana isi
Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal
ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah
ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena
itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan secara singkat latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitan, jadwal penelitian dan rencana isi.
BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA
MEDAN
Pada bab ini diuraikan tentang gambaran perumusan yang meliputi sejarah
singkat, visi dan misi, struktur dan bagan organisasi Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Kota Medan, job description, jaringan kegiatan , kinerja kegiatan
terkini, dan rencana kegiatan.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Dalam bab ini penulis membandingkan teori dengan praktek pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan mengenai pengertian gaji dan
upah, unsur – unsur gaji dan upah, penghitungan gaji dan upah, prosedur
pencatatan gaji dan upah serta pengawasan intern gaji dan upah.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan tugas akhir ini. Penulis akan
memberikan kesimpulan yang didasarkan dari penjelasan bab terdahulu dan
xiii
mencoba memberikan saran. Saran yang dirasakan perlu unutk efektivitas
lembaga pendidikan tinggi negeri dimasa yang akan datang.
xiv
BAB II
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN
A. Sejarah Ringkas Instansi
Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil
yaitu bagian keuangan secretariat daerah kotaMedan dengan tugas pokoknya
mengelola keuangan pemerintah kota medan. Mengingat pada saat itu potensi
tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu kompleks maka
bagian keuangan kota medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu: anggaran,
perbendaharaan, gaji, verifikasi, pembukuan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk kota medan, maka melalui peraturan daerah kota medan, bagian
tersebut diatas ditingkatkan menjadi badan pengelola daerah keuangan yang tugas
pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota medan.
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu sebagai konteks
pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
(good govermance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan
daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan
berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan
daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan
dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan
daerah. Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan berkeinginan agar setiap
Aparatur Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan
xv
baik, berdayaguna dan berhasilguna yang didukung dengan Kelembagaan
Perangkat Daerah yang efektif dan efisien sehingga dapat terwujud pelayanan
Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur
pengeloaan keuangan serta standar operasional dan prosedur (SOP).
B. Visi dan Misi
1. Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana instansi pemerintah harus
dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah
pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan oleh Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan. Penetapan Visi mencerminkan apa yang ingin
dicapai, memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, berorientasi terhadap
masa depan dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen
dilingkungan Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan.
Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan dirumuskan untuk
mendukung Visi dan Misi Kota Medan Secara dimensional pernyataan visi
berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa
lalu. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan Visi ini tentunya sangat ditentukan
oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan.
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan berkeinginan agar setiap
Aparatur Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan
baik, berdayaguna dan berhasilguna yang didukung dengan Kelembagaan
Perangkat Daerah yang efektif dan efisien sehingga dapat terwujud pelayanan
Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur
xvi
pengeloaan keuangan serta standar operasional dan prosedur (SOP). Sejalan
dengan Visi dan Misi Kota Medan, maka Visi Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai berikut :
“ TERWUJUDNYA SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KOTA
MEDAN YANG PROFESIONAL, BERWAWASAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN KEUANGAN YANG SISTEMATIS, EFISIEN DAN
EFEKTIF ”
Rasionalitas Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan sebagaimana di
atas adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional.
Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama dalam
menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/Regulasi maupun fungsi
Pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang perananan dalam
rangka menumbuh kembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk
menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini. Untuk
memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil bagian dalam proses
globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu
faktor penting yang harus dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan adalah sumber
daya aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan
administrasi.
b. Sumber daya aparatur pemerintah Kota Medan yang berwawasan
manajemen pengelolaan keuangan.
xvii
Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya aparatur
yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus
dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan
berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa,
bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Faktor-faktor
tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota Medan yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk
menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi
aparaturnya sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan masyarakat Kota
Medan mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota sebagaimana Visi dan
Misi Kota Medan yaitu ” Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli
dan sejahtera ”.
c. Sumber daya aparatur pemerintah Kota Medan yang berpengabdian.
Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan
pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses
pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan
secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur
khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka
membangun persatuan dan kesatuan Bangsa. Oleh karena itu profesionalisme
sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut tidak semata hanya
membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu dan teknologi tetapi juga
sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa
xviii
dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan
kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah
tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih
baik ke depan sehingga penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan
dibidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan
aparatur.
d. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan
diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk
menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh karena peningkatan capaian
kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang
kompetensi, menguasai perkembangan ilmu dan teknologi tetapi juga sangat
penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan
negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan
pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan
masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik.
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat
meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.
e. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah.
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu sebagai konteks
pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
(good govermance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan
daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan
xix
berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan
daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan
dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan
daerah.
2. Misi
Adapun Misi dari BPKD KOTA MEDAN adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan
keuangan daerah Kota Medan.
b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi
yang lebih baik.
c. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Medan.
Ketiga Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di atas dapat
dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut :
a. Peningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan
aparatur pemerintah Kota Medan.
Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi perkantoran
merupakan penunjang kelancaran tugas – tugas pelayanan bagi aparatur sebagai
aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai
dengan sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administrasi dan aparatur
dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun dan dapat
xx
menerapkan mutu pelayanan administrasi serta peningkatan kualitas pelayanan
publik.
b. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan
keuangan daerah Kota Medan.
Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan harus memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kinerja sehingga
dapat terlihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur pemerintah
semakin memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun pengalaman
yang sesuai dengan ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban
sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang
pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien dan efektif.
c. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi
yang lebih baik.
Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan untuk
meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan pelayanan umum Pemerintah
Kota Medan kepada masyarakat dengan pelayanan yang prima, terjangkau dan
adil, maka disadari bahwa pada prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh
sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang secara langsung berinteraksi
dengan sistem teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas
pelayanan yang harus dilakukannya. Oleh karenanya motivasi, disiplin dan
kualitas sumber daya aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan
penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang good govermance.
xxi
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi perangkat
daerah Kota Medan.
Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja organisasi akan selalu
ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan
disamping adanya peran penting faktor-faktor lain. Oleh karena itu, peningkatan
kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan mutlak harus dilakukan.
Dalam batasan Misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas dari
makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah Kota Medan sehingga
terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan. Menempatkan aparatur pada suatu
gugus kerja yang jelas, peningkatan karier dan kesejahteraan yang sesuai dengan
prestasi aparatur, kepuasan kerja, budaya organisasi yang mendukung peningkatan
kinerja dan sebagainya merupakan faktor-faktor yang secara simultan berkorelasi
dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan.
C. Struktur dan Bagan Organisasi Instansi
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja yang tepat sesuia
dengan keahlian, kecakapan, dan membatasi kegiatan kerja dan wilayah kerja
setiap karyawan. Struktur organisasi BPKD Kota Medan terdiri dari :
a. Badan
b. Sekretariat, membawahkan :
1) Sub Bagian Umum;
2) Sub Bagian Keuangan;
xxii
3) Sub Bagian Penyusunan Program;
c. Bidang Anggaran, membawahkan :
1) Sub Bidang Pendapatan;
2) Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;
3) Sub Bidang Belanja Langsung.
d. Bidang Perbendaharaan, membawahkan :
1) Sub Bidang Gaji;
2) Sub Bidang Belanja;
3) Sub Bidang Verifikasi dan Kas.
e. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan :
1) Sub Bidang Akuntansi;
2) Sub Bidang Pelaporan.
f. Unit Pelaksana Teknis (UPT);
g. Kelompok Jabatan Fungsional
xxiii
2. Bagan organisasi
Gambar 2.1
Bagan Organisasi BPKD Kota Medan Sumber : www.pemkomedan.co.id
D. Job Description BPKD Kota Medan
Berikut ini adalah beberapa tugas pokok dan fungsi BPKD Kota Medan, yaitu :
1. Badan
a. Tugas Pokok Badan
BPKD mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah lingkup
nggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.
b. Fungsi Badan
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang PKD
xxiv
2) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah
daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah (PKD)
3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang pengelolaan keuangan
4) Penyusunan dan penyelenggaraan administrasikeuangan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban pengelolaan
keuangan daerah
5) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan
daerah; dan
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat
a. Tugas Pokok Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup
kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan
penyusunan program.
b. Fungsi Sekretariat
1) penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;
2) pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD;
3) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4) pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD;
xxv
5) pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;
6) pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi
kesekretariatan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,
keuangan dan kerumahtanggaan BPKD;
7) pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bidang
kesekretariatan;
8) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;
c. Bidang sekretariat ini dibagi kepada sub bagian
1) Sub Bagian Umum
a) Tugas Pokok Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat lingkup administrasi umum.
b) Fungsi Sub Bagian Umum
(1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
umum;
(3) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan
tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan,
penyelenggaraan kerumahtanggaan dan keprotokolan
BPKD;
(4) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, pengembangan
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian;
xxvi
(5) Pengelolaan administrasi kepegawaian;
(6) Pelaksanaan hubungan masyarakat;
(7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
(8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Sub Bagian Keuangan
a) Tugas Pokok Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
b) Fungsi Sub Bagian Keuangan
(1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Keuangan;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan
administrasi keuangan;
(3) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
meliputi kegiatanpenyusunan rencana, penyusunan
bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi;
(4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan
administrasi keuangan;
(5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas; dan
(6) Penyusunan laporan keuangan BPKD;
xxvii
(7) Pelaksana tugas selaku Pejabat Penatausahaan
Keuangan SKPD;
(8) Penyiapan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
(9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Sub Bagian Penyusunan Program
a) Tugas Pokok Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian ini melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan
program dan pelaporan.
b) Fungsi Sub Bagian Penyusunan Program
(1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Penyusunan Program;
(2) pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup
penyusunan rencana, program dan kegiatan BPKD;
(3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program
BPKD;
(4) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian;
(5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
(6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
xxviii
3. Bidang Anggaran
a. Tugas Pokok Bidang Anggaran
Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD
lingkup pendapatan, belanja tidak langsung dan belanja langsung.
b. Fungsi Bidang Anggaran
1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Anggaran;
2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi
pendapatan dan pembiayaan, belanja tidak langsung dan belanja
langsung;
3) Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas
Plafon Anggaran
4) Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD);
5) Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD;
6) Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan
Perubahan APBD atas usulan SKPD;
7) Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA SKPD;
8) Penyiapan SPD sesuai DPA/DPPA SKPD;
9) Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD;
10) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran;
11) Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
xxix
12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Anggaran ini dibagi ke dalam 3 (tiga) Sub bagian, yaitu :
1) Sub Bagian Pendapatan
a) Tugas Pokok Sub Bagian Pendapatan
Sub Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan.
b) Fungsi Sub Bagian Pendapatan
(1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Pendapatan;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan
dan penerimaan pembiayaan;
(3) Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyusunan rencana dan program PAD, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah;
(4) Pengkoordinasian RKA Pendapatan SKPD;
(5) Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran
pendapatan dan penerimaan pembiayaan;
(6) Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan
pembiayaan SKPD;
(7) Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai
DPA/DPPA SKPD;
xxx
(8) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan
pembiayaan;
(9) Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang
berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan
pembiayaan;
(10) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
lingkup pendapatan dan pembiayaan;
(11) Pelaksanaaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
(12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Sub Bidang Bealanja Tidak Langsung
a) Tugas Pokok Sub Bidang Bealanja Tidak Langsung
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung melaksanakan sebagian tugas Bidang
Anggaran lingkup belanja tidak langsung.
b) Fungsi Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
(1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Belanja Tidak Langsung;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak
langsung;
(3) Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD;
(4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran
belanja tidak langsung dengan SKPD;
xxxi
(5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan
DPA/DPPA belanja tidak langsung SKPD;
(6) Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai
DPA/DPPA SKPD;
(7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung;
(8) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
lingkup belanja tidak langsung;
(9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
(10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Sub bidang Belanja
a) Tugas Pokok Sub Bidang Belanja
Sub Bidang ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Anggaran lingkup belanja langsung.
b) Fungsi Sub Bidang Belanja
(1) penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Belanja Langsung;
(2) penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja
langsung;
(3) pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD;
(4) pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran
belanja langsung dengan SKPD;
xxxii
(5) pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan
DPA/DPPA belanja langsung SKPD;
(6) penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA
SKPD;
(7) penyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung;
(8) penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran
lingkup belanja langsung;
(9) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
(10) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuaidengan tugas dan fungsinya.
4. Bidang Perbendaharaan
a. Tugas Pokok Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas.
b. Fungsi Bidang Perbendaharaan
1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang
Perbendaharaan;
2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan;
3) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja,
verifikasi dan kas;
4) Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan
pengeluaran pembiayaan;
xxxiii
5) Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi
dan kas;
6) Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak
langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan;
7) Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD;
8) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan;
9) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi;
10) Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Perbendaharaan ini dibagi ke dalam 2 (dua) Sub Bidang, yaitu
1) Sub bidang Gaji
a) Tugas pokok sub bidang Gaji
Sub Bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Perbendaharaan lingkup gaji.
b) Fungsi Sub Bidang Gaji
(1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Gaji;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai;
(3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di
bidang gaji;
xxxiv
(4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji
dari SKPD;
(5) Penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji;
(6) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji
SKPD;
(7) Penyelesaian permasalahan lingkup gaji;
(8) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah
tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup
gaji;
(9) Penyiapan bahan untuk penerbitan SKPP gaji;
(10) Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal
(11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuaidengan tugas dan fungsinya.
(12) Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji;
(13) Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan lingkup gaji;
2) Sub Bidang Belanja
a) Tugas pokok Sub Bidang Belanja
Sub bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala bidang Perbendaharaan.
b) Fungsi Sub Bidang Belanja
(1) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja
xxxv
(2) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang
Belanja.
(3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di
bidang belanja.
(4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM belanja
dari SKPD.
(5) Penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar
(SPM) belanja.
(6) Penyiapan bahan penerbitan SP2D belanja.
(7) Penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
belanja.
(8) Penyiapan bahan penyelesaian masalah tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup belanja.
(9) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran
belanja.
(10) Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan lingkup belanja.
(11) Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan monitoring.
(12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Sub Bidang Verifikasi dan Kas
a) Tugas Pokok Sub Bidang Verifikasi dan Kas
xxxvi
Sub Bidang Verifikasi dan Kas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas
b) Fungsi Sub Bidang Verifikasi dan Kas
(1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Verifikasi dan Kas;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verifikasi dan
kas;
(3) Penyiapan register SP2D bidang verifikasi dan kas;
(4) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di
bidang verifikasi dan kas;
(5) Penyiapan bahan penerbitan SP2D dibidang verifikasi dan
kas;
(6) Pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban
belanja;
(7) Pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD;
(8) Penyusunan laporan arus kas secara periodik;
(9) Penyusunan laporan kinerja program bidang
perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas;
(10) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran
verifikasi dan kas;
(11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
xxxvii
(12) Pencatatan data penerimaan dan belanja kedalam buku
register serta membuat laporan harian tentang penerimaan
dan belanja daerah;
(13) Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode;
(14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuaidengan tugas dan fungsinya
5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
a. Tugas pokok Bidang Akuntansi dan Kas
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup
akuntansi dan pelaporan.
b. Fungsi Bidang Akuntansi dan Kas
1) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan
Pelaporan;
2) pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang akuntansi dan
pelaporan;
3) Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi dan asistensi sistem
penatausahaan akuntansi pemerintah daerah;
4) Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan
penyusunan Laporan Keuangan Daerah;
5) Penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan
keuangan serta bidang penatausahaan keuangan;
6) Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan
pengesahan surat pertanggung jawaban pendapatan;
xxxviii
7) Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan
manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
8) Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan;
9) Penyusunan laporan realisasi APBD setiap semester dan prognosis
6 (enam) bulan berikutnya;
10) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan;
11) Pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan
pengendalian di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan;dan
12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Akuntansi dan Kas dibagi kedalam dua (2) Sub Bagian :
1) Sub Bagian Akuntansi
a) Tugas pokok Sub Bagian Akuntansi
Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup akuntansi.
b) Fungsi Sub Bagian Akuntansi
(1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Akuntansi;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan
kebijakan lingkup akuntansi;
(3) Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit;
xxxix
(4) Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD
dalam rangka pengelolaan anggaran kas;
(5) Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
(6) Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan;
(7) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup akuntansi;
(8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;dan
(9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuaidengan tugas dan fungsinya.
2) Sub Bidang Pelaporan
a) Tugas pokok Sub Bidang Pelaporan
Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup pelaporan.
b) Fungsi Sub Bagian Pelaporan
(1) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelaporan;
(2) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang
Pelaporan;
(3) Penghimpunan dan pengolahan data serta informasi yang
berhubungan dengan laporan keuangan daerah;
(4) Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan
keuangan SKPD dengan laporan keuangan SKPKD;
xl
(5) Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua
unit pelaksana secara integrasi;
(6) Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester
dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya;
(7) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan
berkala tentang laporan keuangan daerah;
(8) Penyusunan laporan keuangan tahunan;
(9) Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
(10) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi
dan pelaporan lingkup pelaporan;
(11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
6. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan
ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Tugas pokok Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan
b. Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional
1) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam Pasal 37, terdiri
dari sejumlah tenaga
xli
2) fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
3) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1),
dipimpin oleh Tenaga
4) Fungsional Senior yang dihunjuk.
5) Jumlah tenaga fungsional tersebut pada ayat (1), ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
6) Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat (1), diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
E. Jaringan Kegiatan
Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan Secara umum tujuan
didirikannya adalah untuk dapat mewujudkan sumber daya aparatur pemerintahan
kota medan yang profesional, berwawasan manajemen pengelolaan keungan yang
sistematis, efisien dan efektif. BPKD Kota Medan berorientasi kepada pelayanan
mutu dalam mengelola data keungan daerah dan menciptakan aparatur pemerintah
yang berwawasan dan berpengalaman.
Dengan menghasilkan aparatur pemerintah yang berwawasan diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi aparatur diberbagai SKPD dan meningkatkan motivasi
PNS untuk meningkatkan karier, dan dapat menyediakan data keungan daerah
dengan baik.
xlii
F. Kinerja Terkini
Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu Pendampingan
Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Medan untuk
meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD tahun anggaran 2014
dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Manajemen dan
Keuangan Daerah).
G. Rencana Usaha/Kegiatan
Rencana kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, yaitu:
1. Program pelayanan administrasi perkantoran
2. Program peningkatan sarana dan pra sarana aparatur
3. Program peningkatan disiplin aparatur
4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
5. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keungan daerah
xliii
BAB III
PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
(BPKD) KOTA MEDAN
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan memperkerjakan orang yang disebut
pegawai atau buruh, secara umum disebut karyawan. Dalam hal ini pegawai,
buruh ataupun karyawan tersebut menjual jasa tenaga yang dipunyainya untuk
mendapatkan imbalan yang disebut gaji atau upah. Perusahaan yang
memperkerjakan orang-orang tersebut, disebut sebagai majikan atau pemberi
kerja. Sebagai Pemberi kerja, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk
membayar gaji atau upah sebagai imbalan atas tenaga kerja yang telah ia
manfaatkan, motong gaji atau upah dan menanggung iuran-iuran yang ditetapkan
pemerintah sebagai akibat hubungan kerja tersebut, misalnya iuran untuk akses,
memotong dari gaji atau upah yang dibayarkan kepada pegawai atau buruhnya,
pajak penghasilan yang dikenakan atas gaji dan upah tersebut dan kemudian
menyetorkannya ke kas Negara.
A. Pengertian Gaji dan Upah
Menurut penulis gaji merupakan pembayaran yang diberikan kepada seorang
pegawai atas jasa yang diberikannya kepada suatu instansi, gaji biasanya
dibayarkan kepada pegawai yang diberikan tugas-tugas administratif dan para
pemimpin, Gaji biasanya dibayarkan secara tetap perbulan. Sedangkan imbalan
yang diberikan kepada buruh-buruh yang melakukan pekerjaan kasar disebut
upah, Upah biasanya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah
satuan produk yang dihasilkan oleh buruh.
xliv
Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang pengertian gaji dan upah,
yaitu :
Menurut Mulyadi (2001:377) adalah :
“ gaji pada umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, dan dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya dibayarkan berdasarkan hari atau jumlah kerja suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan”
Menurut Warren, Reeve, Fess (2006:11-8) yaitu:
“Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajerial,
administrasi atau jasa lain yang serupa. Istilah upah biasanya digunakan untuk
pembayaran kepada lapangan (pekerja kasar) baik yang terlatih maupun yang
tidak terlatih”.
Menurut Charlhes T. Horngren, Dkk (1997:570) yaitu:
”Gaji merupakan pendapatan jumlahnya dihitung pertahun, perbulan, atau
perminggu, sedangkan upah merupakan pendapatan pegawai yang dihitung
berdasarkan tarif per jam”.
Menurut Soemarsoe (2003:288) yaitu:
”Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi
tugas-tugas administratif dan pimpinan. Pada umumnya jumlah gaji ditetapkan
secara bulanan atau tahunan. Imbalan yang diberikan kepada buruh yang
melakukan perkerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan phisik
biasanya disebut upah”.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa istilah
gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajemen,
xlv
administrative, atau jasa-jasa yang serupa. Sedangkan imbalan kepada karyawan
lapangan (tenaga kerja kasar), baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik,
biasanya disebut upah (wages) yang didasarkan atas jumlah jam kerja mingguan /
borongan. Dengan demikian upah yang diterima setiap karyawan dapat berubah-
ubah dari satu periode ke periode lainnya tergantung hasil kerja mereka masing-
masing.
B. Unsur-Unsur Gaji dan Upah
Pegawai/karyawan adalah suatu aset perusahaan/instansi, oleh karena itu harus
diperhatikan sebaik-baiknya tenaga dan keahlian yang diberikan karyawan harus
sesuai dengan imbalan atau penilaian. Perusahaan/instansi membeli jasa para
karyawan maka dapat menjamin kesejahteraan dan kelangsungan hidup
keluarganya dengan pemberian berupa gaji,upah dan tunjangan-tunjangan lainnya.
Selain penting bagi karyawan, gaji dan upah penting pula bagi perusahaan karena
merupakan komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga ekstra untuk
menghindari terjadinya penyelewengan.
Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, gaji penting bagi
pegawai karena merupakan nilai karya atau prestasi mereka sebagai motivator
mereka. Gaji merupakan komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga
ekstra untuk mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan, dalam masyarakat
masih banyak menganggap bahwa istilah gaji merupakan balas jasa yang
diberikan oleh atasan kepada pegawai. Unsur – unsur gaji pada
perusahaan/instansi milik Negara dan swasta memiliki perbedaan. Adapun unsur-
unsur gaji pada Badan Pengelola Keuangan Kota Medan, yaitu :
xlvi
1. Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang
diangkat dalam satu pangkat/ golongan ruang atau masa kerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku,
2. Tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/
CPNS yang beristri/ besuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Tunjangan suami/istri = 10 % x Gaji Pokok
3. Tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/ CPNS
yang mempunyai anak ( anak kandung, anak tiri, dan anak angkat )
yang belum berusia 22 tahun dan tidak atau belum pernah menikah dan
tidak mempunyai penghasilan sendiri.
Tunjangan anak = 2% x Gaji Pokok
( untuk setiap anak maksimal 2 anak)
4. Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan
yang berlaku.
5. Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan jabatan yang diberikan
kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan fungsional
sebagaimana diatur dalam keputusan menteri yang membidangi
pendayagunaan aparatur negara.
xlvii
6. Tunjangan jabatan struktural adalah tunjangan yang berdasarkan pada
sekretariat daerah, dinas daerah dan lembaga teknis lainnya,
7. Tunjangan pajak penghasilan adalah tunjangan ini biasanya disubsidi
oleh pemerintah, tapi dimasukkan juga kedalam potongan,
8. Tunjangan beras adalah tunjangan pangan yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil dalam bentuk natura ( beras ) sebesar 10 kg per
jiwa dalam bentuk natura ( uang ).
a. 10Kg untuk pegawai yang bersangkutan
b. 10Kg untuk istri / suami
c. 10Kg untuk setiap anak, maksimal 2 anak
9. Lembur adalah upah yang dibayarkan karyawan yang melebihi jam
kerja biasa yang telah ditetapkan sebelumnya.
C. Perhitungan Gaji dan Upah
Perhitungan gaji yang dilakukan di Badan Pengelola Keuangan (BPKD) Kota
Medan telah menggunakan sistem komputerisasi yang telah diaplikasikan pada
Perusahaan/instansi tersebut dan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
Pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan dan
pencatatan gaji setiap pegawai pada kantor tersebut mengingat teknologi
informasi saat ini sudah semakin canggih. Perhitungan gaji bagi setiap pegawai
dapat dilakukan secara manual yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Contoh Perhitungan Gaji dan Upah
Penghasilan :
xlviii
Gaji pokok Rp xxx
Tunjangan suami/istri Rp xxx
Tunjangan anak Rp xxx
Tunjangan jabatan Rp xxx
Tunjangan beras* Rp xxx
Tunjangan PPH Rp xxx
Pembulatan Rp xxx
Jumlah Penghasilan Rp xxx
Potongan :
Iuran wajib** Rp xxx
Iuran Asuransi Rp xxx
PPH Pasal 21 Rp xxx
Iuran perumahan Rp xxx
Jumlah Potongan (Rp xxx)
Total gaji bersih Rp xxx
Keterangan :
*Tunjangan diukur berdasarkan harga beras per kilogram
**Iuran wajib = 10% x Gaji pokok + Tunjangan istri dan Anak
Perhitungan gaji yang telah dijelaskan diatas merupakan perhitungan gaji bagi
pegawai tetap Badan Pengelola Keuangan (BPKD) Kota Medan. Bagi pegawai
honor, perhitungan gaji berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
yang telah dianggarkan oleh bagian BPKD Kota Medan.
Penetapan gaji bagi pegawai tetap berdasarkan golongan setiap pegawai dan
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Penentuan gaji bagi
pegawai honor dianggarkan dan dibatasi tingkat kewajaran dan beban tugas,
perhitungan besarnya honor berdasarkan standar yang telah ditetapkan dengan
xlix
Keputusan Kepala Daerah, sedangkan untuk perhitungan uang lembur pada
Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, yaitu:
Tabel 3.2 Perhitungan Uang Lembur dan Uang Makan
No Golongan Uang Lembur (RP)
Uang Makan (Lembur>2 jam)
(Rp) 1 Golongan IV 13.000 per jam 25.000 Per orang 2 Golongan III 11.000 per jam 25.000 Per orang 3 Golongan II 9.000 per jam 25.000 Per orang 4 Golongan I 7.000 per jam 25.000 Per orang 5 Pegawai Non-PNS 7.000 per jam 25.000 Per orang 1. Waktu kerja lembur maksimal 5 (lima) jam sehari atau 25 (dua
puluh) jam seminggu 2. Pada hari libur tarif uang lembur dihitung sebesar 20% perjam
dari tariff lembur hari kerja
D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah
Pada Badan Pengelola Keuangan (BPKD) Kota Medan, prosedur pencatatan gaji
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagian Kepegawaian
a. Data Karyawan
Bagian personalia menugaskan pegawainya untuk menilai pengawasan intern gaji
dan upah ini sejak menerima pegawai – pegawai yang diperlukan perusahaan,
sehingga perusahaan mendapat pegawai yang tepat sesuai kebutuhan perusahaan.
Data karyawan tersebut dicatat mulai dari nama, nomor pegawai, status karyawan
tersebut ( kawin, tidak kawin, anak yang dimiliki) yang diperlukan untuk
menentukan PTKP, bagian penetapan dan keterangan lainnya.
b. Pegawai Pencatatan Gaji dan Upah
l
Perusahaan memberlakukan kartu jam kerja setiap harinya yang bertujuan untuk
mencegah penyelewengan pencatatan kehadiran karyawan. Perusahaan juga
menggunakan system komputerisasi dalam menghitung gaji dan upah karyawan
serta jumlah hari dari tiap karyawan. Data – data karyawan dan hal – hal sebagai
data pembayaran gaji karyawan.
2. Bendahara Pengeluaran
a. Pembuatan SPP-LS Gaji dan Tunjangan
Bendahara Pengeluaran disini mempersiapkan Surat Perintah Pembayaran
Langsung Gaji dan Tunjangan (SPP-LS Gaji dan Tunjangan) beserta dokumen-
dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS Gaji
danTunjangan, yaitu :
1) Salinan SPD.
2) Surat pernyataan Pengguna Anggaran.
3) Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji yang terdiri atas :
a) pembayaran gaji induk;
b) gaji susulan;
c) kekurangan gaji;
d) gaji terusan;
e) SK CPNS
li
f) uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji
induk/gaji susulan/ kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
g) SK PNS;
h) SK kenaikan pangkat;
i) SK jabatan;
j) kenaikan gaji berkala;
k) surat pernyataan pelantikan;
l) surat pernyataan masih menduduki jabatan;
m) surat pernyataan melaksanakan tugas;
n) daftar keluarga (KP4);
o) fotokopi surat nikah;
p) fotokopi akte kelahiran;
q) surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji;
r) daftar potongan sewa rumah dinas;
s) surat keterangan masih sekolah/kuliah;
t) surat pindah;
u) surat kematian;
v) SSP PPh Pasal 21; dan
lii
b. Pembuatan Dokumen SPP-LS Gaji dan Tunjangan
Dokumen SPP lembar-lembar yang harus disiapkan dan diisi oleh Bendahara
Pengeluaran. Masing-asing bagian mempunyai kolom-kolom yang harus diisi
disesuaikan dengan jenis SPP yang diajukan. SPP tersebut kemudian dibuat 4
rangkap dengan distribusi; Lembar asli untuk Pengguna Anggaran (PPK), Salinan
1 untuk Kuasa BUD, Salinan 2 untuk Bendahara Pengeluaran, dan Salinan 3
untuk arsip.
c. Pengisian SPP-LS Gaji dan Tunjangan ke Register SPP
Setelah SPP-LS Gaji dan Tunjangan ke Register SPP disiapkan dan dilengkapi,
Bendahara Pengeluaran mencatata SPP-LS Gaji dan Tunjangan ke Register SPP.
Setelah bendahara pengeluaran melengkapi semua berkas yang diperlukan
kemudian bendahara pengeluaran akan mengajukan berkas tersebut kepada kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan – Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD)
Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) bertugas untuk mencatat
transaksi-transaksi berdasarkan bukti-bukti yang terkait, memposting jurnal-jurnal
kedalam buku besar, dan membuat laporan keungan. Setelah dokumen-dokumen
diterima oleh PPK-SKPD dari bendahara pengeluaran maka tugas PPK-SKPD
adalah menguji kelengkapan dokumen, kemudian PPK-SKPD membuat SPM
(Surat Perintah Membayar) atas SPP (Surat Perintah Pembayaran) yang telah
diuji kelengkapan dan kebenarannya untuk diajukan ke penggguna anggaran.
Pengguna anggaran bertugas untuk mengotorisasi penerbitan SPM yang kemudian
liii
akan di ajuakan kebendahara pengaluaran untuk diterbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D).
Tabel 3.3
Contoh Surat Penganntar SPP-LS Gaji dan Tunjangan
PEMERINTAH KOTA MEDAN SURAT PERMINTAAN PERMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN
TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : …………….. Tahun .......
SURAT PENGANTAR Kepada Yth. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran SKPD ……………….. Di Tempat Dengan memperhatikan Peraturan Walikota Nomor ………. Tahun ....... tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut: a. Urusan Pemerintahan :…………………...........….... b. SKPD :……………………..........…. c. Tahun Anggaran : …………………………... d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : …………………………... e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………. (terbilang:……….…………) f. Untuk keperluan bulan : …………………………... g. Nama Bendahara Pengeluaran : …………………………... h. Jumlah Pembayaran Yang Dimint : Rp …………….... (terbilang: …………… ..…) i. Nama dan Nomor Rekening Bank : …………………………... ......………… , …………… Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
liv
Tabel 3.4
Contoh Ringaksan SPP-LS Gaji dan Tunjangan
PEMERINTAH KOTA MEDAN SURAT PERMINTAAN PERMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN) Nomor : ……………… Tahun …….
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD I. Rp ……………….. RINGKASAN SPD No. Urut Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana 1 2 JUMLAH II. Rp ……………… I-II. Rp…………….. RINGKASAN SP2D SP2D Peruntukan UP SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa JUMLAH III. Rp …………….. II-III Rp……………
……………., ………….. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
lv
Tabel 3.4 Contoh Rincian SPP-LS Gaji dan Tunjangan
PEMERINTAH KOTA MEDAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN) Nomor: ………………….. Tahun .......
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA BULAN :
NO Kode Rekening (Rincian Obyek) Uraian Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6. TOTAL
…………… , ………………….. Bendahara Pengeluaran (Nama Lengkap) NIP.
4. Bendahara Umum Daerah
Benadahara Umum bertugas menerbitkan SP2D dan membuat bukti pengeluaran,
verifikasi bukti pengeluaran, dan keabsahan bukti pengeluaran. Setelah semuanya
sudah lengkap maka bendahara umum daerah membuat Surat Pertanggung
lvi
Jawaban (SPJ). SP2D kemudian diberikan kembali ke PPK-SKPD untuk dicairkan
kemudian diberikan langsung kepada pihak ketiga atau penerima gaji.
5. Internal Auditor
Dalam hal gaji auditor ini akan mengawasi apakah prosedur, pencatatan, dan
pendistribusian gaji telah dijalankan sebagaimana yang telah ditentukan.
Adapun bagian-bagian yang diperhatikan dalam memilih prosedur pencatatan gaji
menurut Usry (1999; 23-24) adalah sebagai berikut:
1. Time Keeping Departement
Tugas departemen ini adalah mengumpulkan atau menggabungkan data tentang
jumlah perincian waktu menyelesaikan suatu tugas kerja, hasil produksi atau
produksi dalam suatu departemen perusahaan tertentu,
2. Payroll Departement
Tugas departemen ini adalah menjabarkan jumlah gaji dan menjatahkan jumlah
gaji tiap-tiap tugas, proses dari departemen pekerjaan, prosedur dan fungsi-fungsi
departemen tersebut ditentukan oleh keserbarumitan perusahaan. Departemen gaji
dan upah diwajibkan menyelenggarakan tugas pencatatan klasifikasi tugas,
departemen perusahaan dan tarif upah untuk tiap pekerjaan. Daftar gaji dan upah
suatu perusahaan disusun berdasarkan Clock Card atau kartu waktu kerja atau
berdasarkan komputer,
3. Cost Departement
Tugas departemen ini mencatat pegawai bagian gaji yang harus ditempatkan pada
masing-masing departemen produksi, untuk membantu pekerjaan mengumpulkan
dan mengklasifikasi biaya upah. Dengan memakai kartu rangkuman, kartu waktu
lvii
dan menjabarkan biaya produksi dan jasa-jasa untuk tiap pesanan karyawan, unit
output, kegiatan departemen dan masing-masing jenis produk.
Menurut penulis, prosedur pencatatan gaji yang ada pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan (BPKD) dengan prosedur pencatatan gaji yang
dijalankan oleh bagian-bagian yang terpisah sehingga tidak terjadinya
penyelewengan. Sedangkan menurut teori hanya menjelaskan departemen-
departemennya. Oleh karena itu prosedur yang dijalankan oleh Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan (BPKD) udah sesuai.
E. Pengawasan Internal Gaji dan Upah
Istilah Internal Control diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai kontrol
intern atau sering juga ditulis sebagai pengawasan intern atau pengendalian intern.
Secara umum pengawasan intern bertujuan untuk meminimumkan kesalahan –
kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi dalam perusahaan.
Sebelum membahas lebih lanjut penulis memberikan beberapa pengertian dari
pengawasan intern. Berikut adalh pengertian pengawasan internal menurut
beberapa tokoh, yaitu :
Menurut Hall (2011:181) Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System)
terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya :
1. Menjaga aktiva perusahaan
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi
akuntansi
3. Mendorong efisisensi dalam operasional perusahaan
lviii
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang
ditetapkan oleh pihak manajemen.”
Menurut Gondodiyoto (2007:181), yauitu :
“Pengendalian Intern (internal control) digunakan dalam pengertian luas yaitu
sebagai mekanisme untuk mendukung kebijakan perusahaan, pengamanan aset
perusahaan, pendukung mutu opersai dan sebagai persyaratan dicapainya tujuan
perusahaan”.
Sedangkan menurut Suharli (2006:174), yaitu :
“Sistem Pengawasan Intern adalah seluruh sistem dan prosedur yang ditetapkan
manajemen untuk menjaga harta perusahaan dari kelalaian/kesalahan (errors),
kecirangan (frauds), ataupun kejahatan (irregularities)”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud
pengawasan gaji dan upah adalah meliputi struktur organisasi dan semua cara–
cara dan alat–alat yang dikoordinasikan terutama yang menyangkut dan
berhubungan langsung dengan gaji dan upah.
Untuk terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah dengan baik maka perlu
diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan mulai dari awal
sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang, hal ini penting
untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan terjadinya
penyelewengan. Penerimaan karyawan tidak boleh dilakukan oleh bagian yang
membutuhkan.
Adapun bagian-bagian yang berhubungan dengan pengawasan intern gaji dan
upah menurut Sjamsu Alam Makka adalah:
lix
1. Bagian Kepegawaian
Bagian kepegawaiana memegang peranan yang penting dalam kegiatan
penggajian dan oengupahan. Bagian ini bertuga untuknmencari, menyeleksi, dan
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tariff gaji dan
upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan
pemberhentian karyawan.
2. Bagian Pencatat Waktu
Bagian ini berfungsi untuk menyelenggarakan pencatatan waktu hadir bagi semua
pegawai/karyawan perusahaan.
3. Bagian Gaji dan Upah
Bagian ini berfungsi untuk menghitung penghasilan tiap karyawan selama jangka
waktu pembayaran gaji dan upah. Hasil perhitungan ini dituangkan dalam daftar
gaji dan upah untuk kemudian diserahkan kebagian utang guna pembuatan bukti
kas keluar yang dipakai sebagia dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada
karyawan.
4. Bagian Utang
Bagian ini berfungsi untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang
telah tercantum dalam daftar gaji dan upah. Bagian ini membuat bukti kas keluar
yang member otorisasi kepada bagian kassa untuk membayarkan gaji dan upah
kepda karyawan seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.
5. Bagian Kassa
lx
Bagian kassa berfungsi untuk mengisi cek guna pemayaran gaji dan upah dan
menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tesebut kemudian dimasukkan ke
dalam amplop gaji dan upah karyawan, kemudian dibagikan kepada karyawan.
6. Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya
Mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya
berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dari kartu jam kerja
7. Bagian Jurnal, Buku Besar, dan Laporan
Berfungsi untuk mencatat gaji dan upah dalam jurnal umum.
Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, sistem
pengawasan internal gaji dan upah dan bagian-bagian yang berhubungan, yaitu:
1. Kepegawaian
Apabila ada suatu bagian dalam perusahaan yang membutuhkan karyawan baru
harus mengajukan formulir permintaan tenaga kerja baru kepada bagian
kepegawaian. Dari formulir tersebut harus disetujui oleh kepala bagian yang
membutuhkan. Bagian kepegawaian berdasarkan formulir permintaan karyawan
baru dengan cara mencari karyawan baru dengan melihat surat-surat permohonan
yang sudah ada.
Tetapi bila permohonan belum ada masuk, bagian kepegawaian mencari karyawan
baru dengan menghubungi sumber tenaga kerja seperti:
a. Teman – teman pegawai perusahaan
b. Badan –badan penempatan tenaga kerja
c. Advertensi
lxi
d. Dan lain-lain
Berdasarkan surat permohonan yang masuk tersebut, kemudian bagian
kepegawaian menyelenggarakan test untu kemampuan calon-calon karyawan dan
berdasarkan hail test diumumkan beberapa karyawan yang diterima. Dan mereka
diminta untuk mengikuti test kesehatan, calon karyawan yang dinyatakan lulus
test dan pemeriksaan kesehatan diserahkan kepada bagian-bagian yang
membutuhkan untuk selanjutnya diwawancarai. Berdasarkan hasil wawancara ini,
bagian yang membutuhkan karyawan baru memutuskan karyawan yang diterima.
2. Bagian Gaji dan Upah
Setiap penghasilan gaji dan upah karyawan/pegawai dihitung pada bagian gaji dan
upah, kemudian hasil perhitungan ini dituangkan kedalam daftar gaji dan upah.
3. Bagian Kassa
Bagian ini bertugas untuk membuat SP2D pembayaran gaji dan upah, kemudian
SP2D dibawa ke bank untuk diuangkan untuk kemudian uangnya dibagikan
kepada karyawan/pegawai atau pihak ketiga.
4. Bagian Akuntansi
Bagian ini berfungsi untuk melakukan pembukuan atau memposting jurnal atas
pembayaran gaji dan upah pada karena upah dan gaji diterima langsung oleh
pihak ketiga langsung maka tidak ada jurnal penerimaan uang yang telah
dicairkan dibendahara penegeluaran, berikut adalah jurnal untuk mencatat
pembayaran upah dan gaji, yaitu
lxii
Sistem pengawasan intern gaji dan upah yang dilakukan Badan Pengelola
Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan sudah sesuai dengan teori yang Peneliti
sajikan dan pengawasan intern gaji dan upah yang dilakukan instansi sudah
memenuhi syarat sebagai pengawasan internal yang baik.
Belanja LS Gaji dan Tunjangan xxx
R/K Pusat xxx
lxiii
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah memaparkan uraian tugas diatas, berdasarkan penjelasan uraian tugas
tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
1. pengawasan intern gaji dan upah pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Kota Medan telah memenuhi syarat sebagai
pengawsan internal yang baik.
2. pengawasan terhadap gaji dan upah pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) Kota Medan tidak dilaksanakan oleh satu Bagian
Pengawas Intern melainkan beberapa Bagian Pengawasan Intern.
3. unsur-unsur gaji dan upah telah terpenuhi dengan baik dengan adanya
pemberian tunjangan-tunjangan, bonus, upah lembur, serta fasilitas
lainnya.
4. sistem dan prosedur pencatatan gaji dan upah telah dilakukan dengan
sebaik- baiknya, serta sistem penyerahan gaji dan upah pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan diberikan langsung
kepada masing-masing karyawan.
lxiv
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis pada tugas akhir ini sebagai masukan bagi
Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan dimasa yang akan
datang adalah sebagai berikut :
1. sebaiknya pengawasan intern gaji dan upah yang efektif harus selalu
ditingkatkan serta tetap diterapkan untuk menghindari adanya
kesalahan pencatatan dan agar pelaksanaan penggajian tidak terlambat.
2. seharusnya dalam pelaksanaan pengawasan intern pihak-pihak yang
terlibat didalamnya adalah pihak-pihak yang berkompeten atau yang
lebih tahu mengenai masalah pengawasan intern yaitu satuan
pengawasan intern.
3. sebaiknya pemberian unsur-unsur gaji dan upah harus tetap
dipertahankan karena dengan dipenuhinya unsur-unsur gaji dan upah,
maka karyawan dapat termotifasi untuk bekerja dan mencapai target
kerja serta kesejahteraan karyawan terjamin.
4. dengan dilakukannya pemberian gaji dan upah langsung karyawan,
maka keamanan atas gaji dan upah karyawan terjamin.
lxv
DAFTAR PUSTAKA
Alam makka, sjamsu, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa Dan Dagang, Edisi Pertama, Cetakan ketiga, Penebit Graha Ilmu, Yogyaakarta. Ginting, Paham, Syafirzal Helmi Situmorang, 2006, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Penerbit USU Press, Medan. Hall, James A, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Horngren, Charles T, Dkk., 1997. Akuntansi Di Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ranuwihardjo, sukadji, 1990. Sistem Akuntansi, Proyek Pengembangan Pendidikan Akntaunsi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Soemarsoe S.R, 2003. Akuntasi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Warren, Reeve, Fees, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.