5
Perubahan Pola Tidur Pada Mahasiswa Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA UNLAM Fhadilla Muhammad/J1F11226 Program Studi S1 Ilmu Komputer,Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat Jalan Jendral Ahmad Yani Km. 35,800 Banjarbaru Telp/fax (0511) 4773112 [email protected] AbstrakKebanyakan dari mahasiswa FMIPA Unlam banyak mengaku perubahan pola tidur dikarenakan banyaknya kegiatan dan tugas- tuigas dari kampus yang tidak sama saat sekolah menengah. Terdapat perbedaan antara perubahan pola tidur dengan insomnia. Hal ini yang sering salah artikan oleh mahasiswa. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini maka akan dapat diketahui Mahasiswa FMIPA UNLAM yang mengalami perubahan pola tidur Kata Kunciinsomnia, jadwal, pola, perubahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya mahasiswa yang mengaku berkurangnya jam tidur dikarenakan menyelesaikan tugas perkuliahan hingga larut malam. Dan sebagian dari beberapa mahasiswa mengaku perubahan jam tidur dikarenakan ada beberapa kegiatan non- akademik seperti rapat organisasi berlangsung hingga larut malam, membuat mahasiswa mau tidak mau merubah jam tidur mereka. Hal ini kebanyakan terjadi pada mahasiswa tingkat awal yang notabene sebagai mahasiswa mempunya jadwal praktikum dan mata kuliah lebih banyak daripada mahasiswa tingkat menengah. Mahasiwa tingkat akhir pun tak luput dari perubahan jam tidur mereka dikarenakan mereka harus mengejar deadline untuk Tugas Akhir Mereka. Dan para mahasiswa sering menybut kondisi mereka ini sebagai gejala insomnia Dan perubahan jadwal jam istirahat ini biasanya terbawa sampai ke weekend . Jadwal yang biasanya bisa untuk tidur lebih awal, tetapi mahasiswa yang biasanya begadang akan sulit untuk tidur lebih awal. Biasanya mereka akan menyibukkan diri dan menyesuaikan jam tidur seperti hari biasa ketika hendak ber- istirahat, entah itu membuka berulang kali jejaring sosial atau pun menonton film hingga larut malam sehingga jam tidur pun sama ketika hari- hari biasa. Kebiasaan- kebiasaan seperti ini membuat mahasiswa mengalami perubahan pola tidur mereka. B. Perumusan Masalah Adakah hubungan antara Tugas perkuliahan dengan Perubahan pola jam Tidur Seberapa besarnya pengaruhnya membuka smartphone ketika hendak tidur Kebiasaaan- kebiasaan yang dilakukan ketika mendapat waktu Luang Kebiasaaan mahasiswa yang dilakukan sebelum tidur? C. Manfaat dan Tujuan Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat membedakan antara insomnia dan perubahan pola tidur pada mahasiswa. Dengan melakukan penelitian ini maka dapat diketahui berapa banyak mahasiswa yang mengalami perubahan tidur dan penyebabnya D. Batasan Masalah Penelitian ini hanya ditujukan untuk kepada mahasiswa Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam yang aktif dan masih mengerjakan tugas tugas akademik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Tidur Normal pada Remaja Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan fisiologik aktif yang ditandai dengan adanya fluktuasi yang dinamik pada parameter susunan syaraf pusat, hemodinamik, ventilasi dan metabolik. Fase tidur terbagi menjadi dua macam yaitu rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Berdasarkan studi pola gelombang otak NREM terbagi menjadi beberapa tingkat dimulai dari keadaan mengantuk sampai tidur nyenyak. Tingkat awal (tingkat I dan II) adalah mudah terbangun dan bahkan tidak menyadari bila sedang tertidur. Tingkat lanjutan (tingkat III dan IV) ialah sangat sulit dibangunkan, dan apabila dibangunkan akan disorientasi dan bingung. [2] Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan serta proses penyembuhan. Lamanya kebutuhan tidur bervariasi antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi optimal. Pola tidur remaja perlu perhatian lebih karena berhubungan pada performa sekolah. Pada 20 tahun terakhir ini, para peneliti mengenai tidur menyadari perbedaan perubahan pola tidur pada remaja. Perubahan tersebut ialah jam biologis remaja atau disebut irama sirkadian. Pada permulaan masa

Tugas akhir kuliah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Tugas akhir kuliah

Perubahan Pola Tidur Pada Mahasiswa Studi Kasus :

Mahasiswa FMIPA UNLAM Fhadilla Muhammad/J1F11226

Program Studi S1 Ilmu Komputer,Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat

Jalan Jendral Ahmad Yani Km. 35,800 Banjarbaru Telp/fax (0511) 4773112

[email protected]

Abstrak—Kebanyakan dari mahasiswa FMIPA Unlam banyak

mengaku perubahan pola tidur dikarenakan banyaknya

kegiatan dan tugas- tuigas dari kampus yang tidak sama saat

sekolah menengah. Terdapat perbedaan antara perubahan pola

tidur dengan insomnia. Hal ini yang sering salah artikan oleh

mahasiswa. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini maka

akan dapat diketahui Mahasiswa FMIPA UNLAM yang

mengalami perubahan pola tidur

Kata Kunci— insomnia, jadwal, pola, perubahan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya mahasiswa yang mengaku berkurangnya jam tidur

dikarenakan menyelesaikan tugas perkuliahan hingga larut

malam. Dan sebagian dari beberapa mahasiswa mengaku

perubahan jam tidur dikarenakan ada beberapa kegiatan non-

akademik seperti rapat organisasi berlangsung hingga larut

malam, membuat mahasiswa mau tidak mau merubah jam

tidur mereka.

Hal ini kebanyakan terjadi pada mahasiswa tingkat awal yang

notabene sebagai mahasiswa mempunya jadwal

praktikum dan mata kuliah lebih banyak daripada mahasiswa

tingkat menengah. Mahasiwa tingkat akhir pun tak luput dari

perubahan jam tidur mereka dikarenakan mereka harus

mengejar deadline untuk Tugas Akhir Mereka. Dan para

mahasiswa sering menybut kondisi mereka ini sebagai gejala

insomnia

Dan perubahan jadwal jam istirahat ini biasanya terbawa

sampai ke weekend . Jadwal yang biasanya bisa untuk tidur

lebih awal, tetapi mahasiswa yang biasanya begadang akan

sulit untuk tidur lebih awal. Biasanya mereka akan

menyibukkan diri dan menyesuaikan jam tidur seperti hari

biasa ketika hendak ber- istirahat, entah itu membuka

berulang kali jejaring sosial atau pun menonton film hingga

larut malam sehingga jam tidur pun sama ketika hari- hari

biasa. Kebiasaan- kebiasaan seperti ini membuat mahasiswa

mengalami perubahan pola tidur mereka.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara Tugas perkuliahan dengan

Perubahan pola jam Tidur

Seberapa besarnya pengaruhnya membuka smartphone

ketika hendak tidur

Kebiasaaan- kebiasaan yang dilakukan ketika mendapat

waktu Luang

Kebiasaaan mahasiswa yang dilakukan sebelum tidur?

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat

membedakan antara insomnia dan perubahan pola tidur

pada mahasiswa. Dengan melakukan penelitian ini maka

dapat diketahui berapa banyak mahasiswa yang

mengalami perubahan tidur dan penyebabnya

D. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya ditujukan untuk kepada mahasiswa

Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam yang aktif

dan masih mengerjakan tugas tugas akademik

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Tidur Normal pada Remaja

Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi

kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan

suatu keadaan fisiologik aktif yang ditandai dengan adanya

fluktuasi yang dinamik pada parameter susunan syaraf pusat,

hemodinamik, ventilasi dan metabolik.

Fase tidur terbagi menjadi dua macam yaitu rapid eye

movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM).

Berdasarkan studi pola gelombang otak NREM terbagi

menjadi beberapa tingkat dimulai dari keadaan mengantuk

sampai tidur nyenyak. Tingkat awal (tingkat I dan II) adalah

mudah terbangun dan bahkan tidak menyadari bila sedang

tertidur. Tingkat lanjutan (tingkat III dan IV) ialah sangat sulit

dibangunkan, dan apabila dibangunkan akan disorientasi dan

bingung. [2]

Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur

merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan serta

proses penyembuhan. Lamanya kebutuhan tidur bervariasi

antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama

tidur yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi

optimal.

Pola tidur remaja perlu perhatian lebih karena berhubungan

pada performa sekolah. Pada 20 tahun terakhir ini, para

peneliti mengenai tidur menyadari perbedaan perubahan pola

tidur pada remaja. Perubahan tersebut ialah jam biologis

remaja atau disebut irama sirkadian. Pada permulaan masa

Page 2: Tugas akhir kuliah

pubertas, fase tidurnya menjadi telat. Untuk terjatuh tidur

menjadi lebih malam dan bangun tidur lebih telat pada pagi

hari. Dan remaja tersebut lebih waspada pada malam hari dan

menjadi lebih susah tidur.

B. Remaja

WHO mendefinisikan remaja (adolescent) sebagai individu

berusia 10 sampai 19 tahun dan dewasa muda (youth) 15

sampai 24 tahun. Dua kelompok umur yang tumpang-tindih

ini digolongkan sebagai pemuda (young people) yang

mencakup usia 10 sampai 24 tahun. [3]

Secara garis besar, fase remaja dibagi menjadi tiga periode

penting, yaitu fase awal, pertengahan, dan lanjut; yang

masing-masing memiliki karakteristik dalam hal biologis,

psikologis, dan isu sosial.

Berdasarkan Nelson dkk,

penggolongan fase remaja dibagi menjadi fase remaja awal,

yaitu usia 10 sampai 13 tahun; fase remaja pertengahan, yaitu

usia 14 sampai 16 tahun dan fase remaja lanjut, yaitu usia 17

samapi 20 tahun hingga seterusnya.

C. Defenisi Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang

dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas,

atau waktu tidur pada seorang individu.

Pada kelompok

remaja, kurangnya durasi tidur juga dapat terjadi akibat

adanya perubahan gaya hidup. Kualitas tidur inadekuat adalah

fragmentasi dan terputusnya tidur akibat periode singkat

terjaga di malam hari yang sering dan berulang. [1]

D. Epidemiologi Gangguan Tidur

Studi yang dilaksanakan oleh Liu X dkk di SMU di provinsi

Shandong, Cina. Hasil studi menyatakan rata-rata lama tidur

di malam hari adalah 7,64 jam dan menurun dengan

meningkatnya usia. [1]

Penelitian yang dilakukan oleh Johnson EO dkk pada remaja

13 hingga 16 tahun mengenai epidemiologi insomnia sesuai

DSM-IV pada remaja menunjukkan bahwa prevalensi

insomnia adalah 10,7% dengan usia median timbulnya

insomnia adalah 11 tahun.Penelitian Halbower dan Marcus

yang menyatakan gangguan tidur yang paling banyak

ditemukan pada remaja adalah insomnia.

E. Klasifikasi Gangguan Tidur

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan

Jiwa di Indonesia III WHO (PPDGJ III), gangguan tidur

secara garis besar dibagi dua, yaitu dissomnia dan parasomnia.

[1]Dissomnia merupakan suatu kondisi psikogenik primer

dengan ciri gangguan utama pada jumlah, kualitas, atau waktu

tidur yang terkait faktor emosional. Termasuk dalam golongan

ini antara lain adalah insomnia, hipersomnia, dan gangguan

jadwal tidur. Parasomnia merupakan peristiwa episodik

abnormal yang terjadi selama masa tidur. Termasuk dalam

golongan ini adalah somnabulisme, teror tidur, dan mimpi

buruk. Penggolongan gangguan tidur lain berdasarkan PPDGJ

III adalah gangguan tidur organik, gangguan nonpsikogenik

termasuk narkolepsi dan katapleksi, apne waktu tidur,

gangguan pergerakan episodik termasuk mioklonus nokturnal,

dan enuresis. [1]

Menurut DSM IV-TR (American Psychiatric

Association)gangguan tidur dibagi menjadi insomnia primer,

hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur yang

berhubungan dengan pernapasan, gangguan tidur irama

sirkadian, gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur,

gangguan tidur berjalan, gangguan tidur terkait kondisi medis,

dan gangguan tidur yang diinduksi zat.Sedangkan, Nelson dkk

membuat klasifikasi gangguan tidur spesifik pada anak dan

remaja, karena pola gangguan tidur pada anak berbeda dengan

pola gangguan tidur pada dewasa. Pola tidur mengalami

perubahan yang progresif seiring bertambahnya usia; dari masa

bayi, anak, hingga remaja; kearah pola tidur dewasa, yaitu

durasi tidur yang berkurang, siklus tidur yang lebih panjang,

dan berkurangnya waktu tidur siang.

F. Etiologi dan Faktor Resiko

Gangguan tidur pada remaja dipengaruhi berbagai faktor baik

medis maupun nonmedis. Penelitian di Jepang oleh Ohida T

dkk pada tahun 2004 menunjukkan beberapa faktor risiko

terjadinya gangguan tidur, yaitu jenis kelamin perempuan,

siswa tingkat SMU, dan gaya hidup yang tidak sehat (stres

psikologis, merokok dan minum alkohol).

Penelitian di Cina

oleh Liu X pada tahun 2000 juga menunjukkan hal yang

serupa.

Pubertas sebagai salah satu ciri yang dialami oleh remaja juga

memberikan pengaruh terhadap timbulnya gangguan tidur.

Hipersomnia adalah lebih sering terjadi pada remaja dan

dewasa muda sedangkan insomnia lebih umum terjadi pada

orang dewasa.

Pada analisis eksploratif insomnia dan

perkembangan pubertas oleh Johnson EO dkk, didapatkan

hasil bahwa menstruasi meningkatkan risiko insomnia.

Anak perempuan mengalami gangguan tidur dan kelelahan di

siang hari lebih tinggi dari laki-laki. Hal ini diperkirakan

karena perempuan memiliki risiko lebih tinggi dalam

mengalami kelelahan terkait pubertas, prevalensi gangguan

mental yang lebih tinggi serta lebih sensitif terhadap masalah

keluarga, dan tingginya tuntutan dalam kehidupan keluarga

dan pergaulan.

Patten dkk melakukan penelitian berbasis populasi secara

longitudinal dengan Teenage Attitudes and Practices Survey

pada remaja berusia 12 hingga 18 tahun untuk mengevaluasi

faktor yang berkaitan dengan perkembangan dan persistensi

gangguan tidur pada remaja.Hasil penelitian menunjukkan

jenis kelamin perempuan dan gejala depresi yang jelas

berhubungan dengan perkembangan, persistensi serta

frekuensi dari gangguan tidur. Merokok menunjukkan

hubungan yang bergantung dosis dalam perkembangan dan

frekuensi gangguan tidur. [1]

Kualitas tidur juga dapat dipengaruhi berbagai hal di

lingkungan sekitar. Rangsangan sensorik dari lingkungan

seperti bunyi, cahaya, pergerakan, dan bau dapat

mempengaruhi inisiasi dan kualitas tidur. Lokasi tidur juga

Page 3: Tugas akhir kuliah

mempengaruhi kualitas tidur seperti dikamar atau pada

transportasi umum. Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan

adalah keadaan sosial ekonomi dan lingkungan sekitar seperti

kelembaban, suhu dingin, kumuh, kepadatan dan bising.

Johnson dkk

melakukan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara menonton televisi dengan gangguan tidur

pada remaja dan dewasa muda dengan metode penelitian

prostektif longitudinal dengan cara wawancara. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menonton televisi

lebih atau sama dengan 3 jam per hari memiliki peningkatan

risiko gangguan tidur yang bermakna pada saat dewasa,

sedangkan remaja yang membatasi menonton televisi hingga 1

jam atau kurang mengalami penurunan risiko gangguan tidur

saat dewasa yang bermakna. [1] Berbagai keadaan medis juga

dapat menyebabkan timbulnya gangguan tidur. Sebanyak 35-

50% individu dengan kelainan neuropsikiatri mengalami

gangguan tidur.

G. Dampak Gangguan Tidur pada Remaja

Tidur berhubungan dengan kualitas dan kuantitas morbiditas

dan mortalitas. Menurut data epidemiologi tidur yang kurang

dari 6 jam atau tidur yang lebih dari 9 jam perhari, erat

hubungannya dengan peningkatan mortalitas. [2]

Kualitas dan kuantitas tidur yang kurang pada anak dapat

mengakibatkan terjadinya rasa kantuk yang berlebihan di

siang hari dan penurunan tingkat atensi di siang

hari.Gangguan pola tidur berupa pola tidur yang berlebihan

dapat menimbulkan efek negatif pada performa di sekolah,

fungsi kognitif, dan mood sehingga dapat menimbulkan

konsekuensi serius lainnya seperti peningkatan angka kejadian

kecelakaan mobil dan motor. [2]

Dari hasil penelitian disebutkan bahwa berkurangnya waktu

tidur dan jadwal tidur yang tidak teratur terkait erat dengan

performa sekolah yang buruk pada remaja. Selain itu, pada

penelitian sebelumnya terhadap siswa SMU didapatkan bahwa

siswa yang mendapat peringkat akademik yang baik memiliki

jadwal tidur yang lebih teratur dan waktu tidur yang lebih

panjang dengan waktu tidur lebih awal dibandingkan dengan

siswa dengan peringkat akademik yang lebih rendah.Dari hasil

penelitian didapatkan bahwa terdapat keterkaitan antara pola

tidur atau bangun dan kemampuan persepsi mereka di sekolah

dan mempengaruhi hasil peringkat akademik dan nilai ujian

mereka.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas FMIPA Universitas

Lambung Mangkurat. Sampel dari penelitian ini adalah remaja

yang berusia 16 – 21 tahun yang juga Mahasiswa aktif.

Sampel diambil dari 15 orang laki- laki dan juga 15 orang

perempuan secara isi. Dari sampel juga diberikan kuesioner

yang berisikan Penilaian pola Tidur. Kuesioner langsung diisi

di Sekolah dan Kampus. Penilaian gangguan tidur dilakukan

dengan menggunakan kuesioner Sleep Disturbances Scale for

Children yang dimodifikasi berupa terjemahan ke dalam

bahasa Indonesia yang sudah divalidasi dan dinilai

realibilitasnya. Data yang sudah didapat di lakukan proses

perhitungan dengan metode perbandingan dengan SPSS.

Mahasiswa FMIPA Unlam secara acak dengan tahun

angkatan, Program Studi, dan juga Indeks Prestasi (IP) yang

diraih selama perkuliahan di Fakultas MIPA Unlam. Metode

pengambilan sampel yang digunakan pada Penelitian kali ini

adalah menggunakan Metode Pemilihan sampel non

Probabilitas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah hasil dari pembagian kuesioner untuk

mengetahui mahasiswa FMIPA mengalami perubahan pola

tidur selama mengikuti kegiatan perkuliahandan kegiatan non

akademik lainnya

A. Hasil

Pengumpulan data menghasilkan 30 responden saja dari

responden yang ditentukan yaitu 56 orang responden dari

seluruh program studi yang ada di Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang

jadi responden sibuk mengerjakan tugas akhir perkuliahan dan

juga banyak yang bersedia mengisi Kuesioner yang sudah

disediakan.

Ada 26,67 pemilih berusia dari 19 20 tahun dan 70%

diantaranya tidak tidur siang. Sebanyak 86,67% responden

memiliki kebiasaan bermain gadget sebelum tidur. Pada

TABEL.III diketahui sebanyak 93,33% hanya mengalami

perubahan pola tidur

TABLE I. TABEL RESPONDEN MAHASISWA

Tabel Karakteristik koresponden

Karakteristik n %

Jenis Kelamin

Laki- laki

Perempuan

17 13

56,68 43,33

Kelompok Usia

Usia17

Usia 18

Usia 19

Usia 20

Usia 21

Usia 22

2

9 8

8

3 0

6,666667

30

26,666667 26,666667

10

0

Merupakan anggota UKM

Ya

Tidak/Belum

16

14

53,333333 46,666667

Kebiasaan Tidur Siang

Ya

Tidak

9

21

30

70

Memiliki TV di kost/rumah

Ya

Tidak

13 17

43,33

56,68

Memiliki kebiasaan bermain

gadget sebelum tidur

Ya

Tidak

26

4

86,666667

13,333333

TABLE II. TABEL HASIL KUESIONER

Table Pertanyaaan Hasil Kuesioner

Pertanyaan Kuesioner n %

Page 4: Tugas akhir kuliah

Table Pertanyaaan Hasil Kuesioner

Pertanyaan Kuesioner n %

Kesulitan untuk memulai tidur

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

9

8

9 4

30

26,666667 30

13,333333

Tiba-tiba terbangun pada malam

hari

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

26

2

1 1

86,666667

6,6666667 3,3333333

3,3333333

Bisa terbangun lebih awal/dini

hari

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

21

7

1 1

70

23,333333 3,3333333

3,3333333

Merasa mengantuk di siang hari

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

5

13

7

5

16,666667

43,333333

23,333333

16,666667

Sakit kepala pada siang hari

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

24 6

0

0

80 20

Merasa kurang puas dengan

tidur anda

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

1

3

13 13

3,3333333

10

43,333333

43,333333

Merasa kurang nyaman/gelisah

saat tidur

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

15

10 2

3

50

33,333333 6,6666667

10

Table Pertanyaaan Hasil Kuesioner

Pertanyaan Kuesioner n %

Selalu

Mendapat mimpi buruk

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

6

23 0

1

20 76,666667

-

3,3333333

Badan terasa lemah, letih,

kurang tenaga setelah tidur

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

13

15 0

2

43,333333

50

6,6666667

Jadwal jam tidur sampai bangun

tidak beraturan

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

4

9 16

1

13,333333

30 53,333333

3,3333333

Tidur selama 6 jam dalam

semalam

Tidak pernah

Kadang kadang

Sering

Selalu

3

8 10

9

10

26,666667

33,333333

30

TABLE III. TABEL HASIL PENELITIAN

Table Column Head

Hasil n %

Perubahan Pola Tidur 27 93,333333

Insomnia 3 10

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil kuesioner dan beberapa pertanyaan lisan.

Dari 56 orang yang telah ditentukan menjadi koresponden.

Hanya 30 orang saja yang bersedia untuk menjadi responden

pada penelitian kali ini. Hal ini dikarenakan banyak responden

yang memiliki kesibukan lain dan juga sudah pulang ke

kampung halaman

Pada pengambilan responden diambil dengan menggunakan

survey research. Dengan Setiap program studi diambil dari

angkatan 2010,2011,201 dan angkatan 2013. Dengan setiap

angkatan mendapat dua lembar kuesioner, sehingga di total

menjadi 56 responden.

Page 5: Tugas akhir kuliah

Dari responden terdapat 17 responden laki- laki dan 13 orang

responden peremuan dari setiap prodi. Sebanyak 30%

responden mengaku tidak tidur siang selama berkuliah di

MIPA. Dan Sebanyak 56,68 % tidak mempunyai TV karena

kebanyak responden anak kost. Dan sebanyak 86,6667%

responden memiliki kebiasaan bermain gadget sebelum tidur.

Dari kuesioner yang di berikan sebanyak 26 orang mengaku

tidak pernah terbangun pada saat malam har dan sebanyak

76,6667% mengaku hanya kadang kadang mengalami mimpi

buruk. Hal ini merupaakan tanda bahwa responden tidak

memiliki insomnia hanya saja mengalami pola perubahan

tidur saja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Jadi dari penelitian yang dilakukan, para mahasiswa

Fakultas FMIPA UNLAM Banjarbaru hanya mengalami

perubahan pola tidur yang biasa terjadi pada akhir masa puber

(17-21 tahun) . Perubahan pola tidur ini akan berakhir seiring

berjalannya waktu

B. Saran

Untuk mencari koresponden dan pembagian kuesioner

sebaiknya sesuai dengan target yang ditentukan. Dan

pembagian kuesioner sebaiknya jangan saat akhir masa

perkuliahan karena koresponden akan sulit mengisi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dawson P. Sleep and sleep disorders in children and

adolescents: information for parents and educators. Dalam:

National Association of School Psychologists. Helping children

at home and school II: handouts for familiesand educators.

Bethesda: NASP; 2004.h.301-10.

[2] LeBourgeois MK, Giannotti F, Cortesi F, Wolfson AR, Harsh J.

The relationship between reported sleep quality and sleep

hygiene in Italian and American adolescents. Pediatrics 2005

;115:257-65. Didapat

dari:http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/115/1/

S1/257.

[3] Nutter DA. Sleep disorder: problems associated with other

disorders. Updated: Apr 4, 2007. Available from URL:

http://emedicine.medscape.com/article/916611-overview

.