Author
nashqonash
View
40
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tb
Tuberkulosis Paru
Definisi adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis.
Epidemiologi global WHO global health emergency. 1/3 penduduk dunia. Indonesia ke-3 setelah China dan India. Muncul atau meningkat dikarenakan :
- kemiskinan pd berbagai penduduk- meningkatnya jumlah penduduk- perlindungan kesehatan tdk mencukupi pd penduduk yg rentan terutama di negara miskin- pendidikan mengenai TB di antara dokter tidak memadai- kurangnya biaya untuk obat, sarana diaognostik, dan pengawasan kasus TB- adanya epidemi HIV terutama di Afrika dan Asia.
- Tiap detik 1 orang terinfeksi oleh kuman TB- Setiap hari > 23 ribu orang menderita TB aktif dan 5
ribu orang meninggal - 16 juta menderita TB aktif- 8,7 juta kasus baru setiap tahun- 3,5 juta TB paru- 1,7 juta kematian akibat TB setiap tahun- Ttidak terkontrol : 25 tahun lagi TB akan
membunuh 40 juta orang
EtiologiMycobacterium tuberculosis Dindingnya terdiri atas :
- lipid menjadi BTA dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.- peptidoglikan- arabinomannan
Tahan hidup pada udara kering dan dingin (tahan bertahun-tahun dalam lemari es)krn kuman dalam sifat dormant (dpt bangkit lagi.
Di dalam jaringan, hidup sbg parasit intraseluler sitoplasma makrofag (banyak lipid).
Anaerob predileksi TB di apikal paru karena tekanan O2nya lbh tinggi dr bagian lain.
Cara Penularan Melalui inhalasi basil yg mengandung
dorplet nuclei yg didapat dari penderita dgn batuk berdarah atau berdahak yg mengandung BTA paling sering TB paru.
Melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang).
KlasifikasiDi Indonesia, yg sering dipakai adalah berdasarkan atas : 1) Hasil pemeriksaan bakteriologik
· pemeriksaan mikroskopik langsung (M). · basil biakan (B).
2) Gambaran radiologik · radiologik (R) + : TB paru. · radiologik (R) - : tidak TB paru.Juga dicatat : - stabil/membaik/memburuk (seri foto)
- kavitas (+ )/(--).
3) Keadaan klinis penderita · klinis (+ ) : TB paru · klinis (--) : tidak TB paru
4) Riwayat pengobatan · sejak kapan mendapat pengobatan. · sejak kapan selesai pengobatan. · pengobatan adekuat/tidak. · belum pernah mendapat pengobatan.
Berdasarkan pada faktor-faktor yang telah disebutkan, maka TB paru digolongkan dalam 3 kelas, yaitu :
1) TB paru Mencakup semua kasus TB paru aktif.
2) Bekas TB paruMencakup penderita dengan M/B (--), R (--) atau (+), stabil pada seri foto, Klinis (--), mungkin ada riwayat TB yang lampau dan pengobatan (--), adekuat, tidak adekuat, atau tidak teratur.
3) TB paru tersangka.Mencakup penderita yang : M (-)/B belum ada basil atau belum diperiksa, R (+) dengan kavitas (+) atau (--), klinis (+) dan pengobatan (--) atau (+).
PatogenesisTuberkulosis primeradalah suatu bentuk penyakit yang berkembang mula-mula
pada seseorang yang tidak terpapar dan karenanya seseorang yang belum tersensitisasi.
Kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi dorplet nuclei dlm udara sekitar bila terhisap org sehat, menempel pd saluran napas atau jaringan paru.
Dihadapi oleh netrofil dan makrofag. Menetap di jaringan paru berkembang biak masuk
ke organ tubuh lainnya.
Yg bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil / fokus ghon (dpt terjadi di setiap bagian jaringan paru) timbul peradangan saluran getah bening menuju hillus (limfangitis lokal) pembesaran kelenjar getah bening hillus (limfangitis regional).
limfangitis lokal + limfangitis regional = kompleks primer (ranke) 3-8 minggu.
Kompleks primer ini dapat menjadi : Sembuh tanpa cacat banyak terjadi. Sembuh dengan sedikit bekas (garis2 fibrotik,
kalsifikasi hillus). Berkomplikasi dan menyebar kemana-mana.
- per kontinuitatum- secara bronkogen atau tertelan bersama
sputum- secara limfogen- secara hematogen
Tuberkulosis sekunderadalah pola penyakit yang berkembang pada
host yang dahulunya sudah tersensitisasi. Kuman dormant pada tuberkulosis primer muncul
bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi TB sekunder.
Reinfeksi mencapai 90%. Terjadi karena imunitas menururn (malnutrisi,
alkohol, maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal).
Manifestasi KlinikGejala respiratorika. Batuk
- timbul paling dini dan paling sering dikeluhkan.- terjadi karena iritasi bronkus.- diperlukan untuk mengeluarkan produk2 radang. - mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah- darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.- terjadi karena pecahnya pembuluh darah. - berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas- ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada- timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura pleuritis.
Gejala sistemika. Demam
- gejala yang sering dijumpai.- biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza.- hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain- yaitu keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Pemeriksaan Fisik Konjungtiva mata atau kulit pucat karena
anemia Subfebris BB menurun Ronki basah didaerah kelainan terutama
apeks paru
Pemeriksaan radiologis Bayangan lesi terutama pada apeks paru Bayangan berawan atau berbercak (sarang2 pneumonia) Bayangan berupa bulatan dengan batas tegas (tuberkuloma) Terdapat kavitas tunggal atau banyak (berupa cincin
berdinding tipis, lama2 sklerotik & tampak menebal. Bila terjadi fibrosis, terlihat bayangan bergaris2)
Terdapat kalsifikasi (bercak2 padat dengan densitas tinggi) Bayangan abnormal menetap pada foto toraks ulang setelah
beberapa minggu.
Pemeriksaan laboratoriumDarah Saat TB aktif : WBC sdkt ↑, diff count bergeser ke
kiri, limfosit masih d bwh normal, LED ↑. Saat TB mulai sembuh : WBC kembali normal,
limfosit masih tinggi, LED mulai normal. Hasil lain : anemia normokrom normositer ringan,
gama globulin ↑, Na serum ↓.SputumTes Tubekulin
Tujuan :
1. Menyembuhkan penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan risiko penularan
Penatalaksanaan
Obat setiap hari Diawasi langsung mencegah kekebalan obat Penderita menular tidak menular dalam waktu
2 minggu Penderita BTA positif BTA negatif (konversi)
pada akhir pengobatan intensif
Pengobatan intensif
Obat dalam jangka waktu lebih lama
Jenis obat lebih sedikit
Mencegah kekambuhan
Tahap lanjutan
Jenis dan Dosis ObatJenis dan Dosis Obat
Isoniazid ( INH, H ) Bakterisid , membunuh 90% populasi kuman
dalam beberapa hari pengobatan Sangat efektif pada kuman yang metabolit
aktif yaitu sedang berkembang Dosis :
Harian : 5 mg/Kg BB Intermiten : 10 mg/kg BB
Rifampisin ( R ) Rifampisin ( R ) Bakterisid, dapat membunuh kuman semi dormatBakterisid, dapat membunuh kuman semi dormatDosis : 10 mg /Kg BB , harian maupun intermitenDosis : 10 mg /Kg BB , harian maupun intermiten
Pirazinamid ( Z )Pirazinamid ( Z )Bakterisid, dapat membunuh kuman ekstra dan intra Bakterisid, dapat membunuh kuman ekstra dan intra sel dengan suasana asamsel dengan suasana asamDosis :Dosis :
Harian 25 mg/ Kg BBHarian 25 mg/ Kg BBIntermiten 35 mg/ kg BBIntermiten 35 mg/ kg BB
Streptomisin ( S )Bersifat bakterisidDosis :Harian dan intermiten sama yaitu 15 mg/ Kg BBUsia sampai 60 tahun : 0,75 gr/ hari
> 60 tahun : 0,5 gr / hari
Etambutol ( E )Bersifat bakteriostatikDosis :
Harian : 15 mg/ Kg BB Intermiten : 30 mg / Kg BB
1. TB paru, kasus baru, BTA positif
2. TB paru, BTA negatif, foto toraks lesi luas
3. TB ekstra paru berat
Kategori 1
1. Kasus kambuh atau gagal dengan sputum
BTA (+)
2. Kasus putus berobat
Kategori 2
1. TB paru, kasus baru, BTA negatif, foto toraks lesi minimal
2. TB ekstra paru ringan
Kategori 3
Kategori 4 TB kronik
KATEGORI 1 2RHZS(E) / 4H3R3Jika setelah 2 bulan tetap BTA (+), fase intensif diperpanjang dengan 4 minggu lagi.
KATEGORI 2 2RHZES / 1RHZE / 5H3R3E3Jika setelah 12 minggu tetap BTA (+), fase intensif dilanjutkan 1 bulan lagi.Jika setelah 4 bulan tetap BTA (+), semua obat dihentikan selama 2-3 hari dan dilakukan kultur sputum untuk uji kepekaan.
KATEGORI 3 (2RHZ / 4H3R3)
KATEGORI 4 (untuk seumur hidup diberi H saja atau sesuai rekomendasi WHO untuk pengobatan TB resistensi ganda)
Komplikasi Komplikasi dini :
- pleuritis- efusi pleura- empiema- laringitis- usus- Poncet’s arthropathy
Komplikasi lanjut :- obstruksi jalan napas- kerusakan parenkim berat- kor pulmonal- amiloidosis- karsinoma paru- sindrom gagal napas dewasa
PencegahanPencegahan TB tergantung pada: Menghindari kontak dengan penderita aktif TBC. Menggunakan obat-obatan sebagai langkah
pencegahan pada kasus berisiko tinggi. Menjaga standar hidup yang baik. Kasus baru dan pasien yang berpotensi tertular
diidentifikasi melalui penggunaan dan interpretasi tes kulit tuberkulin yang tepat.
Imunisasi BCG (Bacille Calmette – Guérin).