35
Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Paru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tb

Citation preview

Page 1: Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Paru

Page 2: Tuberkulosis Paru

Definisi adalah penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis.

Page 3: Tuberkulosis Paru

Epidemiologi global WHO global health emergency. 1/3 penduduk dunia. Indonesia ke-3 setelah China dan India. Muncul atau meningkat dikarenakan :

- kemiskinan pd berbagai penduduk- meningkatnya jumlah penduduk- perlindungan kesehatan tdk mencukupi pd penduduk yg rentan terutama di negara miskin- pendidikan mengenai TB di antara dokter tidak memadai- kurangnya biaya untuk obat, sarana diaognostik, dan pengawasan kasus TB- adanya epidemi HIV terutama di Afrika dan Asia.

Page 4: Tuberkulosis Paru

- Tiap detik 1 orang terinfeksi oleh kuman TB- Setiap hari > 23 ribu orang menderita TB aktif dan 5

ribu orang meninggal - 16 juta menderita TB aktif- 8,7 juta kasus baru setiap tahun- 3,5 juta TB paru- 1,7 juta kematian akibat TB setiap tahun- Ttidak terkontrol : 25 tahun lagi TB akan

membunuh 40 juta orang

Page 5: Tuberkulosis Paru

EtiologiMycobacterium tuberculosis Dindingnya terdiri atas :

- lipid menjadi BTA dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.- peptidoglikan- arabinomannan

Tahan hidup pada udara kering dan dingin (tahan bertahun-tahun dalam lemari es)krn kuman dalam sifat dormant (dpt bangkit lagi.

Page 6: Tuberkulosis Paru

Di dalam jaringan, hidup sbg parasit intraseluler sitoplasma makrofag (banyak lipid).

Anaerob predileksi TB di apikal paru karena tekanan O2nya lbh tinggi dr bagian lain.

Page 7: Tuberkulosis Paru

Cara Penularan Melalui inhalasi basil yg mengandung

dorplet nuclei yg didapat dari penderita dgn batuk berdarah atau berdahak yg mengandung BTA paling sering TB paru.

Melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang).

Page 8: Tuberkulosis Paru

KlasifikasiDi Indonesia, yg sering dipakai adalah berdasarkan atas : 1) Hasil pemeriksaan bakteriologik

· pemeriksaan mikroskopik langsung (M). · basil biakan (B).

2) Gambaran radiologik · radiologik (R) + : TB paru. · radiologik (R) - : tidak TB paru.Juga dicatat : - stabil/membaik/memburuk (seri foto)

- kavitas (+ )/(--).

Page 9: Tuberkulosis Paru

3) Keadaan klinis penderita · klinis (+ ) : TB paru · klinis (--) : tidak TB paru

4) Riwayat pengobatan · sejak kapan mendapat pengobatan. · sejak kapan selesai pengobatan. · pengobatan adekuat/tidak. · belum pernah mendapat pengobatan.

Page 10: Tuberkulosis Paru

Berdasarkan pada faktor-faktor yang telah disebutkan, maka TB paru digolongkan dalam 3 kelas, yaitu :

1) TB paru Mencakup semua kasus TB paru aktif.

2) Bekas TB paruMencakup penderita dengan M/B (--), R (--) atau (+), stabil pada seri foto, Klinis (--), mungkin ada riwayat TB yang lampau dan pengobatan (--), adekuat, tidak adekuat, atau tidak teratur.

3) TB paru tersangka.Mencakup penderita yang : M (-)/B belum ada basil atau belum diperiksa, R (+) dengan kavitas (+) atau (--), klinis (+) dan pengobatan (--) atau (+).

Page 11: Tuberkulosis Paru

PatogenesisTuberkulosis primeradalah suatu bentuk penyakit yang berkembang mula-mula

pada seseorang yang tidak terpapar dan karenanya seseorang yang belum tersensitisasi.

Kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi dorplet nuclei dlm udara sekitar bila terhisap org sehat, menempel pd saluran napas atau jaringan paru.

Dihadapi oleh netrofil dan makrofag. Menetap di jaringan paru berkembang biak masuk

ke organ tubuh lainnya.

Page 12: Tuberkulosis Paru

Yg bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil / fokus ghon (dpt terjadi di setiap bagian jaringan paru) timbul peradangan saluran getah bening menuju hillus (limfangitis lokal) pembesaran kelenjar getah bening hillus (limfangitis regional).

limfangitis lokal + limfangitis regional = kompleks primer (ranke) 3-8 minggu.

Page 13: Tuberkulosis Paru

Kompleks primer ini dapat menjadi : Sembuh tanpa cacat banyak terjadi. Sembuh dengan sedikit bekas (garis2 fibrotik,

kalsifikasi hillus). Berkomplikasi dan menyebar kemana-mana.

- per kontinuitatum- secara bronkogen atau tertelan bersama

sputum- secara limfogen- secara hematogen

Page 14: Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis sekunderadalah pola penyakit yang berkembang pada

host yang dahulunya sudah tersensitisasi. Kuman dormant pada tuberkulosis primer muncul

bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi TB sekunder.

Reinfeksi mencapai 90%. Terjadi karena imunitas menururn (malnutrisi,

alkohol, maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal).

Page 15: Tuberkulosis Paru

Manifestasi KlinikGejala respiratorika. Batuk

- timbul paling dini dan paling sering dikeluhkan.- terjadi karena iritasi bronkus.- diperlukan untuk mengeluarkan produk2 radang. - mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

Page 16: Tuberkulosis Paru

b. Batuk darah- darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.- terjadi karena pecahnya pembuluh darah. - berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

Page 17: Tuberkulosis Paru

c. Sesak napas- ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

d. Nyeri dada- timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura pleuritis.

Page 18: Tuberkulosis Paru

Gejala sistemika. Demam

- gejala yang sering dijumpai.- biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza.- hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

b. Gejala sistemik lain- yaitu keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.

Page 19: Tuberkulosis Paru

Pemeriksaan Fisik Konjungtiva mata atau kulit pucat karena

anemia Subfebris BB menurun Ronki basah didaerah kelainan terutama

apeks paru

Page 20: Tuberkulosis Paru

Pemeriksaan radiologis Bayangan lesi terutama pada apeks paru Bayangan berawan atau berbercak (sarang2 pneumonia) Bayangan berupa bulatan dengan batas tegas (tuberkuloma) Terdapat kavitas tunggal atau banyak (berupa cincin

berdinding tipis, lama2 sklerotik & tampak menebal. Bila terjadi fibrosis, terlihat bayangan bergaris2)

Terdapat kalsifikasi (bercak2 padat dengan densitas tinggi) Bayangan abnormal menetap pada foto toraks ulang setelah

beberapa minggu.

Page 21: Tuberkulosis Paru

Pemeriksaan laboratoriumDarah Saat TB aktif : WBC sdkt ↑, diff count bergeser ke

kiri, limfosit masih d bwh normal, LED ↑. Saat TB mulai sembuh : WBC kembali normal,

limfosit masih tinggi, LED mulai normal. Hasil lain : anemia normokrom normositer ringan,

gama globulin ↑, Na serum ↓.SputumTes Tubekulin

Page 22: Tuberkulosis Paru

Tujuan :

1. Menyembuhkan penderita

2. Mencegah kematian

3. Mencegah kekambuhan

4. Menurunkan risiko penularan

Penatalaksanaan

Page 23: Tuberkulosis Paru

Obat setiap hari Diawasi langsung mencegah kekebalan obat Penderita menular tidak menular dalam waktu

2 minggu Penderita BTA positif BTA negatif (konversi)

pada akhir pengobatan intensif

Pengobatan intensif

Page 24: Tuberkulosis Paru

Obat dalam jangka waktu lebih lama

Jenis obat lebih sedikit

Mencegah kekambuhan

Tahap lanjutan

Page 25: Tuberkulosis Paru

Jenis dan Dosis ObatJenis dan Dosis Obat

Isoniazid ( INH, H ) Bakterisid , membunuh 90% populasi kuman

dalam beberapa hari pengobatan Sangat efektif pada kuman yang metabolit

aktif yaitu sedang berkembang Dosis :

Harian : 5 mg/Kg BB Intermiten : 10 mg/kg BB

Page 26: Tuberkulosis Paru

Rifampisin ( R ) Rifampisin ( R ) Bakterisid, dapat membunuh kuman semi dormatBakterisid, dapat membunuh kuman semi dormatDosis : 10 mg /Kg BB , harian maupun intermitenDosis : 10 mg /Kg BB , harian maupun intermiten

Pirazinamid ( Z )Pirazinamid ( Z )Bakterisid, dapat membunuh kuman ekstra dan intra Bakterisid, dapat membunuh kuman ekstra dan intra sel dengan suasana asamsel dengan suasana asamDosis :Dosis :

Harian 25 mg/ Kg BBHarian 25 mg/ Kg BBIntermiten 35 mg/ kg BBIntermiten 35 mg/ kg BB

Page 27: Tuberkulosis Paru

Streptomisin ( S )Bersifat bakterisidDosis :Harian dan intermiten sama yaitu 15 mg/ Kg BBUsia sampai 60 tahun : 0,75 gr/ hari

> 60 tahun : 0,5 gr / hari

Etambutol ( E )Bersifat bakteriostatikDosis :

Harian : 15 mg/ Kg BB Intermiten : 30 mg / Kg BB

Page 28: Tuberkulosis Paru

1. TB paru, kasus baru, BTA positif

2. TB paru, BTA negatif, foto toraks lesi luas

3. TB ekstra paru berat

Kategori 1

Page 29: Tuberkulosis Paru

1. Kasus kambuh atau gagal dengan sputum

BTA (+)

2. Kasus putus berobat

Kategori 2

Page 30: Tuberkulosis Paru

1. TB paru, kasus baru, BTA negatif, foto toraks lesi minimal

2. TB ekstra paru ringan

Kategori 3

Page 31: Tuberkulosis Paru

Kategori 4 TB kronik

Page 32: Tuberkulosis Paru

KATEGORI 1 2RHZS(E) / 4H3R3Jika setelah 2 bulan tetap BTA (+), fase intensif diperpanjang dengan 4 minggu lagi.

KATEGORI 2 2RHZES / 1RHZE / 5H3R3E3Jika setelah 12 minggu tetap BTA (+), fase intensif dilanjutkan 1 bulan lagi.Jika setelah 4 bulan tetap BTA (+), semua obat dihentikan selama 2-3 hari dan dilakukan kultur sputum untuk uji kepekaan.

Page 33: Tuberkulosis Paru

KATEGORI 3 (2RHZ / 4H3R3)

KATEGORI 4 (untuk seumur hidup diberi H saja atau sesuai rekomendasi WHO untuk pengobatan TB resistensi ganda)

Page 34: Tuberkulosis Paru

Komplikasi Komplikasi dini :

- pleuritis- efusi pleura- empiema- laringitis- usus- Poncet’s arthropathy

Komplikasi lanjut :- obstruksi jalan napas- kerusakan parenkim berat- kor pulmonal- amiloidosis- karsinoma paru- sindrom gagal napas dewasa

Page 35: Tuberkulosis Paru

PencegahanPencegahan TB tergantung pada: Menghindari kontak dengan penderita aktif TBC. Menggunakan obat-obatan sebagai langkah

pencegahan pada kasus berisiko tinggi. Menjaga standar hidup yang baik. Kasus baru dan pasien yang berpotensi tertular

diidentifikasi melalui penggunaan dan interpretasi tes kulit tuberkulin yang tepat.

Imunisasi BCG (Bacille Calmette – Guérin).