29
LAPORAN PENDAHULUAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitas di Ruang Ponek Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar Tuba Ovarii Abses (TOA) Oleh Herlinda Dwi Ningrum 1050704111004

tuba ovari abses.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tuba ovari abses.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitasdi Ruang Ponek Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar

Tuba Ovarii Abses (TOA)

OlehHerlinda Dwi Ningrum

1050704111004

Jurusan Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Brawijaya

2015

Page 2: tuba ovari abses.docx

A. KONSEP DASAR ABSES TUBA OVARUM

1. Pengertian

a. Tuba adalah saluran (kamus kedokteran)

b. Tuba uterine/fallopi adalah saluran telur, berjalan di sebelah kiri dan sebelah

kanan sebuah dari sudut uterus ke samping, di tepi atas ligament lebar kea arah

sisi pelvis.

c. Ovarial adalah indung telur.

d. Ovarial/ovarium adalah alat kelamin wanita yang berbentuk biji kenali, terletak di

kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh

ligamentum latum uteri.

e. Abses adalah rongga yang terjadi karena kerusakan jaringan/bengkak

Jadi Tuba ovarial abces adalah pembekakan pada tuba ovarium yang disebabkan oleh

infeksi (Anatomi Fisiologi,2002:264).

Abses Tuba Ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang terjadi pada ovarium dan

atau tuba fallopi pada satu sisi atau kedua sisi adneksa.

2. Epidemiologi

ATO dilaporkan sebagai komplikasi PID pada lebih dari sepertiga pasien, walaupun

mungkin jarang. ATO umumnya terjadi pada wanita umur 20 hingga 40 tahun. lebih

tua dari puncak prevalensi PID. riwayat PID tampak lebih sering pada pasien dengan

TOA.

3. Etiologi dan Faktor Resiko

Abses tubo ovarian disebabkan oleh infeksi berbagai bakteri seperti spesies

Streptococcus, E.Coli, spesies Bacteroides, spesies Prevotella, spesies

Peptostreptococcuss (Mudgil, 2009).

Beberapa faktor resiko yang terkait adalah (Mudgil, 2009):

1) Pasangan seksual multipel

2) Riwayat penyakit peradangan panggul

3) Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Page 3: tuba ovari abses.docx

4) Status sosioekonomi bawah

5) Riwayat terkena penyakit menular seksual seperti gonorhea dan chlamidia

4. Gejala klinis

Gejala klinis bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari ringan sampai berat

diantaranya yaitu:

Demam tinggi dengan menggigil.

Takikardi

Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan

Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsang

peritoneum

Kadang-kadang ada tanesmi adalah anum karena proses dekat rectum dan sigmoid

5. Patofisiologi

Dengan adanya penyebaran bakteri dari vagina ke uterus lalu tuba dan atau

parametrium, terjadilah salpingitis dengan atau tanpa ooforitis, keadaan ini bisa terjadi

pada pasca abortus, pasca persalinan atau setelah tindakan genekologik sebelumnya.

Mekanisme pembentukan ATO yang pasti sukar ditentukan, tergantung sampai di

mana keterlibatan tuba infeksinya sendiri. Pada permulaan proses penyakit, lumen

tuba masih terbuka mengeluarkan eksudat yang purulen dari febriae dan menyebabkan

peritonitis, ovarium sebagaimana struktur lain dalam pelvis mengalami keradangan,

tempat ovulasi dapat sebagai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas

mengenai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan

ovarium saja, dapat pula melibatkan struktur pelvis yang lain seperti usus besar, buli-

buli atau adneksa yang lain.

Proses peradangan dapat mereda spontan atau sebagai respon pengobatan, keadaan ini

biasanya memberi perubahan anatomi disertai perlekatan fibrin terhadap organ

terdekatnya. Apabila prosesnya menghebat dapat terjadi pecahnya abses.

Page 4: tuba ovari abses.docx

6. Pemeriksaan Dan Diagnosa

a. Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah infeksi darah panggul dengan

umur antara 30-40 tahun, dimana 25-50% nya adalah nulipara.

b. Pemeriksaan laboratorium, lekositosis (60-80% dari kasus), peningkatan Leukosit

c. Foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau curiga adanya masa

di adneksa.

d. Ultrasonografi, bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau adanya masa di

adneksa melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk

evaluasi kemajuan terapi.

e. Toucher :

o Nyeri kalau portio digoyangkan

o Nyeri kiri dan kanan dari uterus

o Kadang-kadang ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tak teraba.

o Nyeri pada ovarium karena meradang.

7. Diagnosis Banding

a) ATO utuh dan belum memberikan keluhan

Kistoma ovarii, tumor ovarii

Kehamilan ektopik yang utuh

Abses peri, apendikuler

Mioma uteri

Hidrosalping

b) ATO utuh dengan keluhan :

Perforasi apendik

Perforasi divertikel / abses divertikel

Perforasi ulkus peptikum

Kelainan sistematis yang memberi ditres akut abdominal

Kista ovarii terinfeksi atau terpuhtir

Page 5: tuba ovari abses.docx

8. Penatalaksanaan

a. Curiga ATO utuh tanpa gejala

Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan : doksiklin 2x

/ 100 mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x 500 mg / hari, selama 1

minggu.

Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin

membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan

kemungkinan untuk laparatomi

b. ATO utuh dengan gejala :

Masuk rumah sakit, tirah baring posisi “semi fowler”, observasi ketat tanda

vital dan produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infuse P2

Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam

Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg /

kg BB / hari, IV/im terbagi dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan metronida xole

1 gr reksup 2x / hari atau kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5

hari metronidzal atau sefaloosporin generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan

metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari

Pengawasan ketat mengenai keberhasilan terapi

Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau pengangkatan seluruh

organ genetalia interna

c. ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain

kultur nanah

Setelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan

metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu)

9. Komplikasi

Page 6: tuba ovari abses.docx

a) ATO yang utuh :

Pecah sampai sepsis reinfeksi dikemudian hari, iteus, infertilitas kehamian ektopik

b) ATO yang pecah

Syok sepsis, abses intraabdominal, abses subkronik, abses paru / otak

10. Prognosis

a. ATO yang utuh

Pada umumnya prognosa baik, apabila dengan pengobatan medidinaslis tidak ada

perbaikan keluhan dan gejalanya maupun pengecilan tumornya lebih baik dikerjakan

laparatomi jangan ditunggu abses menjadi pecah yang mungkin perlu tindakan lebih

luas

Kemampuan fertilitas jelas menurun kemungkinan reinfeksi harus diperhitungan

apabila terapi pembedahan tak dikerjakan

b. ATO yang pecah

Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu penanganan dini dan tindakan

pembedahan untuk menurunkan angka mortalitasnya

Page 7: tuba ovari abses.docx

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas klien

nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,

pekerjaan, alamat dan nomor register.

2. Keluhan Utama

• Nyeri pada kanan dan kiri perut

• Demam

• mual dan muntah

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Mengeluhkan ada atau tidaknya gangguan atau ketidaknyamanan

b. Riwayat Penyakit dahulu

Pernah punya riwayat penyakit radang panggul,pernah menggunakan AKDR

c. Riwayat penyakit Keluarga

Ada atau tidak anggota keluarga yang pernah menderita infeksi pada organ

reproduksi

4. Riwayat obstetri

a. Menstruasi : menarche,lama,siklus,jumlah,warna dan bau

b. Riwayat perkawinan : berapa kali menikah,usia pernikahan

c. Riwayat persalinan : sesar atau normal, komplikasi intrapartum dan post

partum,infeksi post partum,penggunaan KB

Perubahan Pola Fungsi

Menurut Doenges,2000 adalah sebagai berikut:

1. aktivitas/istirahat

Page 8: tuba ovari abses.docx

Gejala : kelemahan atau keletihan, adanya perubahan pola istirahat dan jam

kebiasaan tidur. Adanya factor-faktor yang memengaruhi tidur, missal:

ansietas, nyeri, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan

2. Makanan/cairan

Gejala : Mual atau muntah, anoreksia, perubahan pada berat badan.

3. Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope

4. Nyeri/kenyamanan

Gejala : tidak ada nyeri/derajat bervariasi, misalnya : ketidaknyamanan ringan

sampai berat ( dihubungkan dengan proses penyakit )

5. Eliminasi

Gejala : perubahan pada pola defekasi, missal: darah pada feses, nyeri pada

defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misalnya : nyeri atau rasa

terbakar pada saat berkemih, hematuria.

Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

6. Pernapasan

Gejala : Merokok ( tembakau, hidup dengan seorang yang merokok), pemajanan

abses

7. Integritas ego

Gejala : factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam

penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,

depresi, menarik diri.

8. Sirkulasi

Gejala : palpitasi, nyeri dada, perubahan pada tekanan darah

Page 9: tuba ovari abses.docx

9. Keamanan

Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahri lama,

berlebihan, demam, ruam kulit/ulserasi

10. Seksualitas

Gejala : perubahan pada tingkat kepuasan

11. Interaksi sosial

Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistim pendukung, riwayat perkawinan,

masalah tentang fungsi

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan melaporkan

nyeri secara verbal

2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu

tubuh di atas kisaran normal

3. Nausea berhubungan dengan tumor intaabdomen ditandai dengan melaporkan

mual

4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan

gelisah dan gangguan tidur

5. PK : infeksi

Page 10: tuba ovari abses.docx

DAFTAR PUSTAKA

Doenges,Marilyn. 2002. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC

Bobak,2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

C.Pearce, Evelyn.2009. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Effendi hasjim Dr,dkk. 1981. Fisiologa Dan Patofisiologi Ginjal. Bandung : alumni

Price. Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Psroses Penyakit Edisi 6

Volume 2. Jakarta : EGC

Rabbins, Stanley C. Buku Ajar Patologi II . Jakarta :EGC

Rn. Sweringen. 2000. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &

Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta :EGC

T. Heather Herdman. 2013. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2012-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Interventions

Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby.

Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby

1.

Page 11: tuba ovari abses.docx

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSATUJUAN & KRITERIA

HASILINTERVENSI RASIONAL

1 Nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik

ditandai dengan melaporkan

nyeri secara verbal

Setelah diberikan asuhan

keperawatan …x 24 jam

diharapkan klien melaporkan

nyeri berkurang/dapat terkontrol

dengan criteria hasil :

NOC Label: Pain Level

- TTV dalam batas normal/ not

compromised (skala 5).

- Klien melaporkan nyerinya

berkurang terutama saat

berkemih mencapai skala 5

(none)

- Ekspresi muka terhadap nyeri

mencapai skala 5 (none).

- Pasien tampak tenang

NIC : Pain management

- Kaji TTV klien, catat jika ada

perubahan.

- Lakukan penilaian yang

komprehensif pada nyeri yang

mencakup lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, dan

intensitas nyeri.

- Observasi isyarat non verbal dari

kenyamanan terutama pada klien

dengan ketidakmampuan untuk

berkomunikasi secara efektif.

- Berikan waktu istirahat yang

cukup dan tingkat aktivitas yang

dapat di toleran

- Pastikan klien menerima

- untuk mengetahui tanda

vital klien

- untuk mengetahui sejauh

mana nyeri yang dirasakan

klien

- untuk mengetahui respon

nonverbal klien

- untuk mengurangi nyeri

klien

- untuk mengurangi nyeri

Page 12: tuba ovari abses.docx

NOC Label: Pain Control

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama......x24

jam pasien dapat mengontrol

nyeri dengan indikator:

- Mengenali faktor

penyebab

- Mengenali onset

(lamanya sakit)

- Menggunakan metode

pencegahan

- Menggunakan

metode

nonanalgetik untuk

mengurangi nyeri

- Menggunakan

analgetik sesuai

kebutuhan

- Mencari bantuan tenaga

kesehatan

- Melaporkan gejala

perawatan analgesic.

- Ajarkan klien atau keluarga

menggunakan teknik

nonfarmakologi (relaxation,

guided imagery, music therapy,

distraction, ect).

- Kendalikan factor-faktor

lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon

kenyamanan klien

NIC : A n a l g e t i c A d m i n i s t r a t i on

- tentukan lokasi, karakteristik,

kualitas, dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

- cek instruksi dokter tentang

jenis obat, dosis dan frekuensi

- cek riwayat alergi

klien

- memberitahu klien

tekhnik lain yang dapat

digunakan untuk

mengurangi nyeri

- untuk meningkatkan

kenyamanan klien

- untuk mengetahui sejauh

mana nyeri yang dirasakan

klien

- untuk memastikan obat

yang akan diberikan pada

pasien

- untuk memastikan bahwa

klien tidak mempunyai

riwayat alergi

Page 13: tuba ovari abses.docx

pada tenaga

kesehatan

- Mengenali gejala-gejala

nyeri

- Mencatat

pengalaman

nyeri sebelumnya

- Melaporkan nyeri sudah

terkontrol

- pilih analgetik yang diperlukan

atau kombinasi dari analgetik

ketika pemberian lebih dari satu

- tentukan pilihan analgetik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

- tentukan analgetik pilihan, rute

pemberian dan dosis optimal

- pilih rute pemberian secara

IV, IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

- monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgetik pertama kali

- berikan analgetik tepat waktu

terutama saat nyeri hebat

- evaluasi efektifitas analgetik,

tanda dan gejala (efek samping)

- untuk memberikan

analgetik yang tepat untuk

pasien

- untuk pengobatan nyeri

secara teratur

- mengetahui tanda vital

klien sebelum pemberian

obat

- untuk mengetahui respon

klien setelah obat

diberikan

2 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC LABEL: Infection Control

Page 14: tuba ovari abses.docx

dengan penyakit ditandai

dengan peningkatan suhu

tubuh di atas kisaran normal

keperawatan selama ...x24 jam,

diharapkan suhu tubuh pasien

menurun, dengan kriteria hasil:

NOC LABEL: vital signs

- Suhu tubuh klien berada

pada rentang normal (36-

370 C)

- Respiratori rate klien

berada pada rentang

normal(dewasa: 16-20

kali/menit)

- Tekanan darah klien

berada pada rentang

normal

NOC LABEL: thermoregulation

- Tidak terjadi perubahan

warna kulit

- Tidak terjadi peningkatan

suhu kulit

- Tidak terjadi iritabilitas

- anjurkan pasien cara pencegahan

infeksi

- kolaborasi pemberian terapi

antibiotik yang sesuai

- mempromosikan asupan gizi

yang tepat

NIC : Vital Signs Monitoring

- Observasi suhu, nadi, tekanan

darah, pernafasan.

- Beri kompres dengan air hangat

(air biasa) pada daerah axila,

lipat paha, temporal bila terjadi

panas.

- Anjurkan keluarga untuk

memakaikan pakaian yang dapat

menyerap keringat seperti katun.

- Memberikan edukasi agar

tak terjadi infeksi pd klien

- Untuk mencegah

terjadinya infeksi yang

lebih berat pd klien

- Untuk mempertahankan

intake nutrisi yang

adekuat

- Mengetahui tanda vital

klien

- Untuk mempertahankan

suhu tubuh klien di

daerah yang mempunyai

pembuluh darah besar

- Untuk meningkatkan

penguapan

Page 15: tuba ovari abses.docx

- Monitor hidrasi seperti turgor

kulit, kelembaban membran

mukosa)

- Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat anti piretik.

NOC :Temperatur Regulation

- Anjurkan penggunaan selimut

hangat untuk menyesuaikan

perubahan suhu tubuh

- Bantu pasien untuk

mendapatkan intake nutrisi dan

cairan yang adekuat

- Untuk mengetahui

kondisi kulit, agar tak

terjadi kekeringan

- Untuk mencegah

terjadinya peningkatan

suhu

- Meningkatkan penguapan

- Mempertahankan asupan

adekuat

3 Nausea berhubungan

dengan tumor intaabdomen

ditandai dengan melaporkan

mual

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ...x24 jam,

diharapkan mual pasien

berkurang dengan kriteria hasil:

NOC:

Comfort level

NIC : Fluid Management

- Monitor status nutrisi

- Monitor status hidrasi

(Kelembaban membran mukosa,

- mual membuat penurunan

nafsu makan yang

berpengaruh terhadap

status nutrisi

- mencegah terjadinya

Page 16: tuba ovari abses.docx

Hidrasi

Nutritional Status

1. Melaporkan bebas dari mual

2. Mengidentifikasi hal-hal

yang mengurangi mual

3. Nutrisi adekuat

4. Status hidrasi: hidrasi kulit

membran mukosa baik, tidak

ada rasa haus yang abnormal,

panas, urin output normal,

TD, HCT normal

vital sign adekuat)

- Anjurkan untuk makan pelan-

pelan

- Jelaskan untuk menggunakan

napas dalam untuk menekan

reflek mual

- Instruksikan untuk menghindari

bau makanan yang menyengat

- Berikan terapi IV kalau perlu

- Kolaborasi pemberian anti

emetik..

dehidrasi

- makan pelan- pelan dapat

menekan mual pasien

- nafas dalam membuat

relaksasi yang juga dapat

menurunkan mual

- bau yang menyengat akan

membuat reflek muntah

pada pasien yang

mengalami mual

- terapi iv untuk

mengkoreksi kekurangan

cairan

- terapi farmakologis di

berikan bisa mual tidak

bisa di tangani dengan

terapi nonfarmakologis

4 Kecemasan berhubungan

dengan perubahan status

kesehatan ditandai dengan

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama … x 24 jam

diharapkan keluarga klien dapat

NIC : Anxiety Reduction

- Gunakan pendekatan yang - Dengan menggunakan

pendekatan yang

Page 17: tuba ovari abses.docx

gelisah dan gangguan tidur mengontrol cemasnya dengan

kriteria hasil :

NOC :

Anxiety Control

Coping

Impulse Control

1. Keluarga klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala cemas

2. Keluarga klien mampu

mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan teknik untuk

mengontrol cemas

3. Vital sign dalam batas

normal :

1) Suhu tubuh 36,5-37,5 0C

(skala 5)

2) Respiratory rate 16-20

x/menit (skala 5)

3) Tekanan sistolik klien

menenangkan.

- Jelaskan semua prosedur

kepada keluarga klien.

- Berikan informasi factual

mengenai diagnosis, tindakan

dan prognosis.

- Dengarkan dengan penuh

perhatian.

menenangkan, kita akan

dapat membuat klien

percaya kepada kita

sehingga informasi lebih

mudah untuk kita

dapatkan.

- Keluarga klien berhak

mengetahui prosedur

yang akan dilakukan

terhadap klien, sehingga

diharapkan dapat

menurunkan tingkat

kecemasan dari keluarga.

- Keluarga klien harus

mengetahui kondisi

kesehatan klien.

- Keluarga klien

membutuhkan tempat

untuk menceritakan

segala sesuatu mengenai

Page 18: tuba ovari abses.docx

deviasi ringan (skala 4)

4) Tekanan diastolik klien

deviasi ringan (skala 4)

5) Denyut nadi radial 60-100

x/menit (skala 5)

4. Postur tubuh, ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan tingkat

aktivitas menunjukkan

berkurangnya kecemasan

- Identifikasi tingkat kecemasan

- Bantu klien mengenai situasi

yang menimbulkan kecemasan.

- Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi

- Instruksikan klien

menggunakan teknik relaksasi

kecemasannya.

- Kita perlu mengetahui

tingkat kecemasan klien

agar dapat menentukan

intervensi yang tepat bagi

klien.

- Klien memerlukan

bantuan dalam mengenal

situasi yang dapat

menimbulkan kecemasan.

- Dengan diungkapkannya

perasaan yang dialami

oleh klien kita dapat

menentukan tindakan

yang harus dilakukan.

- Teknik relaksasi

diharapkan akan dapat

menurunkan tingkat

kecemasan klien.

5 PK : infeksi Tujuan : Setelah diberikan - Ukur tanda-tanda vital - Untuk mengetahui tanda

Page 19: tuba ovari abses.docx

asuhan keperawatan selama … x

24jam diharapkan perawat dapat

meminimalkan

komplikasi yang terjadi

dengan kriteria hasil:

- Tanda-tanda vital berada

dalam

batas normal :

TD: 100 – 120 mm

Hg

Nadi: 60-100

RR : 14 – 20 x/mnt

Suhu : 36 – 37 0C

±

- Nutrisi adekuat

- Tidak ada tanda-tanda

infeksi

kalor,tumor,rubor,dolor

- Hasil lab

Eritrosit ,sedimen dan

leukosit tidak ada dalam

- Berikan terapi antibiotic sesuai

resep dokter

- Ajarkan pasien dan keluarga

mengenai tanda dan gejala

infeksi

- Tingkatkan intake nutrisi

- Pantau hasil lab b/d infeksi

- Kaji tanda-tanda infeksi; suhu

tubuh, nyeri, perdarahan, dan

pemeriksaan

labolatorium ,radiologi

vital klien

- Untuk mencegah tejadinya

infeksi yg lebih parah

- Agar klien dan keluarga

tahu tanda-tanda infeksi

dan dapat mencegahnya

- Untuk mengetahui infeksi

dari hasil lab

- Untuk mengetahui tanda

infeksi pd klien

Page 20: tuba ovari abses.docx

urin