Tropis LBM 1 Master

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    1/15

    LBM 1

    SHIVERING FEVER

    STEP 1

    STEP 2

    1.Mengapa pasien mengeluh demam 1 minggu?Febris atau demam pada umumnya diartikan sebagai suhu tubuh diatas 37,2C.

    Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah

    terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan

    hasil dari suatu reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu

    protein yang identik dengan interleukin-1 (IL-1). Di dalam hipotalamus zat ini merangsangpelepasan asam arachidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 (PG

    E2) yang langsung dapat menyebabkan pireksia (Dorland, 2002; Nelwan, 2007).

    Demam umumnya terjadi akibat adanya rangsangan untuk meningkatkan suhu

    tubuh atau adanya gangguan pada pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus. Pada pasien,

    demam terjadi akibat adanya rangsangan terhadap metabolisme asam arachidonat oleh

    pirogen endogen (IL-1) yang dirangsang oleh pirogen eksogen yang ada pada toksin bakteri

    atau agen infeksius lainnya. Sifat demam yang remiten terjadi akibat siklus agen infeksius,

    dalam hal ini bakteri, dan ritme aktivitas host. Seperti misalnya, demam terjadi di sore

    hingga malam hari karena pada waktu tersebut metabolisme tubuh telah menurun, sehingga

    suhu tubuh ikut menurun. Akibatnya, tubuh mengkompensasi set point palsu yang di set

    oleh bakteri dengan mekanisme demam. Sedangkan menggigil adalah salah satu mekanismetermogenesis dalam usaha meningkatkan suhu. Pada umumnya menggigil terjadi pada

    demam yang suhunya jauh dari nilai normal.

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    2/15

    1.2. Pola demam

    Interpretasi pola demam sulit karena berbagai alasan, di antaranya anak telah mendapat antipiretik

    sehingga mengubah pola, atau pengukuran suhu secara serial dilakukan di tempat yang berbeda.

    Akan tetapi bila pola demam dapat dikenali, walaupun tidak patognomonis untuk infeksi tertentu,

    informasi ini dapat menjadi petunjuk diagnosis yang berguna (Tabel 2.).1

    Tabel 2. Pola demam yang ditemukan pada penyakit

    Pola demam Penyakit

    Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

    Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    3/15

    Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

    Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

    Quotidian Malaria karena P.vivax

    Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal,juvenile rheumathoid arthritis,

    beberapa drug fever(contoh karbamazepin)

    Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

    Demam rekuren Familial Mediterranean fever

    Penilaian pola demam meliputi tipe awitan (perlahan-lahan atau tiba-tiba), variasi derajat suhu

    selama periode 24 jam dan selama episode kesakitan, siklus demam, dan respons terapi. Gambaran

    pola demam klasik meliputi:1,2,6-8

    Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained feverditandai oleh peningkatan suhu tubuh yangmenetap dengan fluktuasi maksimal 0,4

    oC selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu normal

    biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.

    Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)

    Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal denganfluktuasi melebihi 0,5

    oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering

    ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu (Gambar 2.). Variasi

    diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    4/15

    Gambar 2. Demam remiten

    Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, danpuncaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua yang

    ditemukan di praktek klinis.

    Gambar 3. Demam intermiten

    Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkanperbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar.

    Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang terjadisetiap hari.

    Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam)

    Gambar 4. Demam quotidian

    Undulant fevermenggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap tinggi selamabeberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.

    Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama demam melebihiyang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya > 10 hari untuk infeksi saluran nafas atas.

    Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satupenyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem organ

    multipel.

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    5/15

    Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda (camelbackfever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan contoh klasik dari pola demam ini.

    Gambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue, demam kuning, Colorado tick

    fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan African hemorrhagic fever(Marburg, Ebola,

    dan demam Lassa).

    Relapsingfeverdan demam periodik:o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau

    irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau

    beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana

    digunakan bila demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari

    ke-4) (Gambar 5.)dan brucellosis.

    Gambar 5. Pola demam malaria

    o Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yangdisebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu (louse-

    borne RF) atau tick(tick-borne RF).

    Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)

    Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-tiba

    berlangsung selama 3 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi yang

    hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-borne feverdan 39,5

    oC

    pada louse-borne. Gejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri perut, dan

    perubahan kesadaran. Resolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-Herxheimer

    reaction (JHR) selama beberapa jam (6 8 jam), yang umumnya mengikuti pengobatan

    antibiotik. Reaksi ini disebabkan oleh pelepasan endotoxin saat organisme dihancurkan

    oleh antibiotik. JHR sangat sering ditemukan setelah mengobati pasien syphillis. Reaksi

    ini lebih jarang terlihat pada kasus leptospirosis, Lyme disease, dan brucellosis. Gejala

    bervariasi dari demam ringan dan fatigue sampai reaksi anafilaktikfull-blown.

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    6/15

    o Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum minus danStreptobacillus moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 10 minggu sebelum awitan gejala

    merupakan petunjuk diagnosis.

    o Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887, padaawalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit pasien dengan

    penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk LH. Pola terdiri dariepisode rekuren dari demam yang berlangsung 3 10 hari, diikuti oleh periode afebril

    dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan

    destruksi jaringan atau berhubungan dengan anemia hemolitik.

    Gambar 7. Pola demam penyakit Hodgkin (pola Pel-Ebstein).

    2.Mengapa pada pasien ditemukan palpebrapucat,sklera ikterik dan splenomegali?Splenomegali. Pembesaran limpa merupakan gejala khas terutama pada malaria yang

    menahun. Perubahan limpa biasanya disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian limpa

    berubah warna menjadi hitam, karena pigmen yang ditimbun dalam eritsosit yang

    mengandung kapiler dan sinusoid. Eritsoit yang tampaknya normal dan yang mengandung

    parasit dan butir-butir hemozoin tampak dalam histiosit di pulpa dan sel epitel sinusoid.

    Pigmen tampak bebas atau dalam sel fagosit raksasa. Hiperplasia, sinu smelebar dan kadang-

    kadang trombus dalam kapiler dan fokus nekrosis tampak dalam pulpa limpa. Pada malaria

    menahun jaringan ikat bertambah tebal, sehingga limpa menjadi keras.

    Anemia. Pada malaria dapat terjadi anemia. Derajat anemia tergantung pada spesies parasit

    yang menyebabkannya. Anemia terutama tampak jelas pada malaria falsiparum dengan

    penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat dan pada malaria menahun. Jenis anemia pada

    malaria adalah hemolitik, normokrom dan normositik. Pada serangan akut kadar

    hemoglobin turun secara mendadak.

    Anemia disebabkan beberapa faktor :

    a. Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung parasit

    terjadi di dalam limpa, dalam hal ini faktor auto imun memegang peran.

    b. Reduced survival time, maksudnya eritrosit normal yang tidak mengandung parasit tidak

    dapat hidup lama.

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    7/15

    c. Diseritropoesis yakni gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis

    dalam sumsum tulang, retikulosit tidak dapat dilepaskan dalam peredaran darah perifer.

    Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah

    merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan. Ikterus yang

    timbul sering disebut ikterus hemolitik. Konyugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung

    normal, tetapi suplai bilirubin tak terkonyugasi melampaui kemampuan hati. Akibatnya

    kadar bilirubin tak terkonyugasi dalam darah meningkat. Meskipun demikian kadar bilirubin

    serum jarang melebihi 5 mg/100 ml pada penderita hemolitik berat, dan ikterus yang timbul

    bersifat ringan, berwarna kuning pucat. Karena bilirubin tak terkonyugasi tidak (larut dalam

    air, maka tidak dapat diekskresikan ke dalam kemih, dan bilirubinuria tidak terjadi. Tetapi

    pembentukan urobilinogen menjadi meningkat (akibat.peningkatan beban bilirubin

    terhadap hati peningkatan konyugasi dan ekskresi), yang lanjutnya mengakibatkan

    peningkatan ekskresi dalam feses dan kemih. Kemih dan feses dapat berwarna gelap.

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    8/15

    3.Mengapa demam naik turun dan menggigil danberkeringat?Menggigil sebenarnya respon dari sistem pengaturan suhu tubuh yang berpusat di

    hipotalamus [terletak di otak]. Hipotalamus adalah kelenjar yang bertugas mengatur tinggi

    rendahnya suhu tubuh, jika cuaca panas suhu tubuh akan dikontrol untuk berada di level

    serendah mungkin [dalam batasan normal] dengan cara berkeringat, namun jika suhu

    lingkungan dingin maka suhu tubuh akan dinaikkan salah satu caranya adalah menggigil.

    Saat terjadi demam dimana suhu tubuh menjadi lebih tinggi mengakibatkan suhu udara dilingkungan luar menjadi terasa lebih dingin. Suhu yang lebih rendah ini direspon oleh kulit

    Ano heles betina

    ookinet

    oocyst

    s orozoit

    Makro & mikro ametosit

    manusia hepar

    tro ozoit

    hipnozoit

    Skizon hepar

    merozoit

    eritrosit

    Sel RES dilimpa

    Makro & mikro ametosit

    Fagositosis dan filtrasi

    anemi

    sirkulasi

    lisis

    GPI

    merozoit

    skizon

    lasma

    PfEMP-1

    cytoadherence

    CD36,trombospondin,ICAM-1,VCAM,ELAM-

    1,glycosaminoglycan chondroitin sulfate A

    endotel

    Rosette formationsquestrin

    EP

    TNF-alfadan IL-1

    demam

    Hambatan eritro oesis

    Complement mediated

    immune com lex

    eritrofa ositosis

    hemolisis

    Agregat imun

    com lex di s leensplenomegaly

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    9/15

    dan melaporkan ke pusat saraf khususnya bagian hipotalamus, dengan cepat hipotalamus

    akan merespon dan memerintah beberapa sistem agar tubuh tidak terganggu oleh suhu

    lingkungan yang lebih rendah.

    Caranya, hipotalamus memberi perintah pada saraf pusat yang diteruskan ke saraf tepi

    untuk menggerakkan otot di bawah kulit yang merasakan kedinginan sehingga terjadilah

    menggigil. Dengan menggigil akan menciptakan kalori sehingga mampu mengkonpensasi

    suhu dingin yang dirasakan.

    Menggigil juga sering terjadi saat cuaca dingin dengan proses terjadi yang sama yaitu

    Sumber:http://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-

    terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAK

    http://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAKhttp://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAKhttp://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAKhttp://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAKhttp://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAKhttp://www.emingko.com/2012/06/proses-mengapa-bisa-terjadinya.html#ixzz2Qqj4BqAK
  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    10/15

    Adams Diagnosis Fisik

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    11/15

    4.Apa Pencegahan yg diberikan oleh dokter?Cara mencegah penyakit malaria menurut Depkes RI,2004:

    1. Menghindari gigitan nyamuk

    a. Tidur memakai kelambu

    b. Memakai obat anti nyamuk

    c. Mengolesi badan dengan obat anti nyamuk (repelen)

    d. Memasang kawat kasa

    e. Menjauhkan kandang ternak dari rumah

    f. Jangan berada diluar rumah pada malam hari. Apabila pada malam hari sebaiknya

    memakai pakaian yang tertutup (menggunakan lengan panjang) atau memakai obat anti

    nyamuk oles (repelen)

    2. Pengobatan Pencegahan

    Minum obat pencegahan

    3. Pencegahan Massal

    a) Membersihkan lingkungan

    b) Membersihkan lumut

    c) Menimbun genangan air

    d) Penyuluhan untuk mencegah munculnya tempat berkembangbiak nyamuk.

    Pencegahan penyakit malaria menurut Prabowo (2004) adalah mengoles atau refelent

    keseluruh tubuh pada saat sore dan malam hari, membersihkan lingkungan tempat tinggal

    dari genangan air, menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk malaria, dam memasangkawat kasa diventilasi rumah.

    5.Mengapa ditemukan hasil apusan darah tepi ygabnormal?pemeriksaan lain?The classic and most used diagnostic test for malaria is the blood smear on a microscope

    slide that is stained (Giemsa stain) to show the parasites inside red blood cells (see Figure 2).

    Figure 2: CDC slide of a Giemsa stained smear of red blood cells showing Plasmodiummalariae and Plasmodium falciparum parasites. SOURCE: CDC/Steven Glenn, Laboratory &

    Consultation Division

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    12/15

    Although this test is easily done, correct results are dependent on the technical skill of the

    lab technician who prepares and examines the slides with a microscope. Other tests based

    on immunologic principles exist; including RDTs (rapid diagnostic tests) approved for use in

    the U.S. in 2007 and polymerase chain reaction (PCR) tests. These are not yet widely

    available and are more expensive than the traditional Giemsa blood smear. Some

    investigators suggest such immunologic based tests be confirmed with a Giemsa blood

    smear.

    www.medicinenet.com

    6. apakah penyakit yg dulu berhubungan dg penyakit yg sekarang?

    7.Apa hubungan sakit yg diderita dg 3 bulan yg lalupergi ke papua?Sebaran malaria dibedakan menjadi daerah non endemis dan endemis. Daerah dikatakan

    non endemis bila di daerah itu tidak terdapat penularan malaria atau angka kejadian malaria

    (Annual Parasite Incident = API ) nol. Termasuk daerah non endemis adalah provinsi DKI

    Jakarta, Bali, dan Kepri (Barelang Binkar).

    Sedangkan daerah endemis malaria dibedakan menjadi endemis tinggi, endemis sedang dan

    endemis rendah.

    Dikatakan endemis tinggi bila API-nya lebih besar dari 50 per 1.000 penduduk yaitu di

    Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sumatera Utara (Kab. Nias dan Nias

    Selatan), dan NTT.

    http://www.medicinenet.com/http://www.medicinenet.com/http://www.medicinenet.com/
  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    13/15

    Endemis Sedang bila API-nya berkisar antara 1 sampai kurang dari 50 per 1.000 penduduk

    yaitu di provinsi Aceh (Kab. Siemeulu), Bangka Belitung, Kepri (Kab. Lingga), Jambi (Kab.

    Batang Hari, Merangin, dan Sorolangun), Kalimantan Tengah (Kab. Sukamara, Kota waringin

    barat), Mura), Sulteng (Kab. Toli-toli, Banggai, Banggai Kepulauan, Poso), Sultra (Kab. Muna),

    NTB (Sumbawa Barat, Dompu, Kab.Bima, dan Sumbawa), Jawa Tengah (Wonosobo,

    Banjarnegara, Banyumas, Pekalongan dan Sragen), Jawa Barat (Sukabumi, Garut, dan

    Ciamis).

    Endemis rendah bila API-nya 0 - 1 per 1.000, diantaranya sebagian Jawa, Kalimantan dan

    Sulawesi.

    http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1055-bersama-%20kita-berantas-

    malaria.pdf

    8. Pengobatan apa yg diberikan oleh dokter sehingga keadaan pasien membaik?9.Apa hubungannya dengan gigitan

    nyamuk?penyakit yg mungkin disebabkan oleh

    gigitan nyamuk?

    Penyakit ini disebut dengan penyakit yang berbasis lingkungan. Lingkungan berperan

    penting dalam transmisi penularan penyakit ini. Semakin bersih lingkungan disekitar kita

    maka semakin kecil pula pula populasi nyamuk disekitar kita sehingga semakin kecil

    kemungkinan kita akan digigit oleh nyamuk penular dan terhindar dari beberapa peyakit

    yang di sebutkan di bawah ini. Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat ditularkan

    oleh nyamuk :

    Malaria. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis. Plasmodium

    ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat, yang ditularkan oleh nyamuk genus

    Anopheles, juga penyakit ini dapat berakibat kematian. Pada saat ini nyamuk penular

    http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1055-bersama-%20kita-berantas-malaria.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1055-bersama-%20kita-berantas-malaria.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1055-bersama-%20kita-berantas-malaria.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1055-bersama-%20kita-berantas-malaria.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1055-bersama-%20kita-berantas-malaria.pdf
  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    14/15

    (vektor) malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari genus Anopheles,

    yang diduga sebagai vector penular malaria ada 4 spesies (yaitu An. sundaicus, An.

    subpictus, An. aconitus dan An. maculatus)

    Demam berdarah Dengue. Demam Berdarah Dengaue adalah penyakit menular yang

    disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes

    albopictus, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah,

    gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah,

    bahklan dapat berakibat kematian.

    Filariasis. Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang

    mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki membesar seperti kaki gajah) yang ditularkan

    oleh berbagai jenis nyamuk, di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari

    genus Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia.

    Chikungunya. Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri otot yang

    bersifat epidemik dan endemic yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh

    beberapa jenis nyamuk yaitu Ae. Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp..

    Meski pun penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat menimbulkan rasa

    nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan dan dapat berlangsung

    selama 2 bulan.

    Encepalitis. Salah satu jenis penyakit Encephalitis adalah Jepenese Encephalitis (JE).

    Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan

    oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk genus Culex.

    10.DD?Videoooo................

  • 7/27/2019 Tropis LBM 1 Master

    15/15

    STEP 4

    Gigitan anopheles

    yg infected

    Merozoit di darah

    Skizon di hati

    Serang eritrosit

    Di hepar perkembangan

    asexual

    Pelepasa sporozoit ke

    dalam darah

    infeksi

    splenomegali

    demam

    Sklera ikterikPalpebra pucat

    Anemia hemolitik

    Tempat endemis

    Perkembangan di

    nyamuk