28
Trend Keperawatan Komunitas 2.1.1 Pengertian Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalamberbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti “always trade in the direction of the trend”, “never buck the trend”, atau “the trend is your friend”. Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori. Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan” (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang menentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping (sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yang menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang dimaksud disini adalah tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan trough.

Trend Keperawatan Komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Trend Keperawatan Komunitas

Trend Keperawatan Komunitas

            2.1.1 Pengertian

                        Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalamberbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama       yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi           dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti “always            trade in the direction of the trend”, “never buck the trend”, atau “the trend is your friend”.             Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan      tren dan mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori.

                        Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama        yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidak   berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag.    Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak            (peak/top) dan “tembusan” (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang    menentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping            (sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah     tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yang           menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak dan             through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang cenderung    menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang dimaksud disini adalah           tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan trough.

                        Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming, actual,    dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

            2.1.2 Kasus

Dalam rangka memantapkan sistem Siaga, Dinas Kesehatan Kota Cimahi menyelenggarakan Pelatihan Pengorganisasian Desa Siaga pada tanggal 23 – 25 April 2008 di Aula Puskesmas Cimahi Tengah.

Hadir membuka acara dr. Hj. Endang Kesuma Wardani, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Dalam sambutannya dr. Endang mengatakan bahwa sistem Siaga merupakan pengembangan dari Gerakan Sayang Ibu (GSI). Dengan mengedepankan partisipasi masyarakat, bukan hanya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saja yang terus ditekan dalam sistem Siaga, tetapi bagaimana Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat pun dapat meningkat. Melalui pelatihan yang difasilitasi oleh Health Services Program (SHP) ini, diharapkan Kota Cimahi dapat memenuhi target pembentukan sistem Siaga di seluruh tingkatan Rukun Warga.

3

Page 2: Trend Keperawatan Komunitas

Pada tahun 2006 dan 2007, terdapat masing-masing 10 kasus kematian ibu bersalin di Kota Cimahi. Sejak awal tahun 2008 hingga hari pelaksanaan pelatihan ini, tercatat 1 kasus kematian ibu bersalin di Kecamatan Cimahi Selatan. Hal ini terungkap

saat paparan Kebijakan Desa Siaga Provinsi Jawa Barat oleh drg. Pratiwi, M.Kes., Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Cimahi.

Diundang sebagai peserta pelatihan adalah perwakilan PKK Kota Cimahi, BPMKB Kota Cimahi, Kesra Kota Cimahi, 3 Kecamatan di Kota Cimahi, 15 Ketua LPM tingkat kelurahan di Kota Cimahi, tenaga kesehatan Puskesmas di Kota Cimahi, dan Ketua Yayasan Eureka Indonesia (YEI) sebagai LSM kesehatan yang berkedudukan di Kota Cimahi.

Setelah paparan Kebijakan Desa Siaga Provinsi Jawa Barat, Materi pelatihan Desa Siaga disampaikan secara lengkap meliputi: Konsep, Komponen, dan Pesan Desa Siaga; Pemberdayaan Masyarakat dalam Sistem Desa Siaga; Pengorganisasian Masyarakat; Survey Mawas Diri (SMD); Musyawarah Masyarakat Desa (MMD); Format Alat Bantu dan Mekanisme Desa Siaga; Peran dan Fungsi Fasilitator Desa Siaga; Pendampingan dan Pelaporan Desa Siaga.

Di akhir pelatihan, disepakati pula Rencana Tindak Lanjut pengorganisasian RW Siaga. Peserta pelatihan berbagi tugas sebagai fasilitator untuk menggarap pengorganisasian 1 (satu) RW menjadi RW Siaga di masing-masing kelurahan tempat domisili atau wilayah kerjanya.

Selain mendapatkan tugas bersama-sama dengan fasilitator LPM Kelurahan Leuwigajah untuk menggarap RW 17, rencananya YEI pun akan turut membantu HSP dalam pendampingan perorganisasian RW Siaga di 14 kelurahan lainnya. Dengan pendampingan, diharapkan 15 RW yang dimaksud akan sukses digarap untuk kemudian direplikasi di semua RW lainnya yang belum mengorganisasikan sistem Siaga.

            2.1.3 Deskripsi Kasus

Sebuah program desa siaga yang dikhususkan bagi para ibu melahirkan ini merupakan sebuah hasil dari sebuah pemikiran yang sangat kontributif dalam menangani masalah – masalah yang terjadi pada ibu melahirkan. Desa siaga ini sangat fungsional dalam mengadakan sedikit pemulihan terhadap kondisi fisik para ibu melahirkan dimana yang pada usianya sekarang, ibu melahirkan sudah mengalami beberapa penurunan kualitas terhadap fungsi dari beberapa bagian anggota tubuhnya. Pemulihan anggota gerak dan peningkatan kebugaran adalah tonggak yang mendasari adanya desa siaga ini.

4

2.1.4 Teori

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila

Page 3: Trend Keperawatan Komunitas

desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007).

Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain (Depkes, 2007).Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan:

1.      Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan

2.      Kejadian Luar Biasa (KLB) dan faktor resikonya termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.

3.      Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor resikonya termasuk kurang gizi.

4.      Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan.

5.      Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.

6.      Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir.Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

5

Page 4: Trend Keperawatan Komunitas

Kriteria Desa SiagaKriteria desa siaga meliputi :1.    Adanya forum masyarakat desa2.    Adanya pelayanan  kesehatan dasar3.    Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat4.    Dibina Puskesmas Poned5.    Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat.6.    Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat.7.    Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.8.    Memiliki lingkungan yang sehat.9.    Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.

Tahapan desa siaga :

1.      Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa, pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.

2.      Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned, serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.

3.      Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.

4.      Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa siaga.

            2.1.5 Opini

Ditinjau dari kondisi fisik pada ibu melahirkan yang mengalami banyak sekali penurunan kualitas, program semacam desa siaga yang kini tengah menjadi tren dalam ruang lingkup kesehatan, merupakan sebuah hal inovatif dan mampu bersifat progresif terhadap kondisi fisik para ibu melahirkan untuk menuju titik dimana keadaan kesehatan akan membaik dan dapat sedikit dikendalikan. Setidaknya banyak sekali hal yang bisa dikembangkan dari program ini seperti kolaborasi antara kegiatan fisik dan pemenuhan nutrisi yang diaplikasikan dalam pengaturan pola dan porsi makan.

2.2 Isu Keperawatan Komunitas

            2.2.1 Pengertian

                                    Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.

Page 5: Trend Keperawatan Komunitas

                                    Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.

6

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah yang    dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :

1. Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;

2. Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;

3. Kabar, desas-desus.

Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau  akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat. Jadi,            isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani          atau     desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

           

2.1.2 Kasus

                        Senin, 15 Desember 2008 | 22:45 WIB

ENDE, SENIN - Sekitar 220 warga Desa Wolotopo, di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur ditemukan menderita penyakit kulit scabies atau kudis. Banyaknya kasus scabies itu ditemukan setelah digelar pengobatan

gratis kerja sama antara Puskesmas Rukun Lima, Ende dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu, di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.

Dalam pengobatan gratis itu tercatat warga yang memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya wilayah Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.

"Tapi di Desa Wolotopo ternyata banyak warga yang menderita scabies," kata Kepala Puskesmas Rukun Lima, Ende Heny Ratnawati, Senin (15/12), di Ende.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Ellya Dewi ketika dikonfirmasi menjelaskan, kawasan Wolotopo memang banyak ditemukan kasus scabies. Relevansi munculnya kasus penyakit kulit dan diare biasanya terkait dengan ketersediaan air. Wilayah Wolotopo merupakan daerah yang sulit bagi warga setempat untuk mengakses air bersih, kata Dewi.

            2.1.3 Deskripsi Kasus

Page 6: Trend Keperawatan Komunitas

            Banyaknya kasus scabies itu ditemukan setelah digelar pengobatan gratis kerja sama antara Puskesmas Rukun Lima, Ende dengan

7

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu, di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.

Dalam pengobatan gratis itu tercatat warga yang memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya wilayah Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.

            2.1.4 Teori

Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan padakulit

Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri berbentuk hampir bulat dengan 8 kaki pendek, pipih, berukuran (300–600 μ) x (250-400 μ) pada betina, dan (200- 240 μ) x (150-200 μ) pada jantan, biasanya hidup di lapisan epidermis. Permukaan dorsal dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan lekukan terutama bentuk garis melintang sehingga menghasilkan sejumlah skala segitiga kecil. Selain itu, pada betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4 sedangkan pada jantan, bulu cambuk hanya terdapat pada pasangan kaki ke-3

2.1.5 Opini

Sabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau. Tungau tersebut akan bereaksi pada mala hari, sehingga yang terkena penyakit scabies mengalami susah tidur dan akan selalu terasa gatal. Di siang hari tungau akan istirahat. Penularan tungau biasanya melalui baju, handuk, dll.

Isu Aspek Legal

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya. 

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet. 

Page 7: Trend Keperawatan Komunitas

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : 

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga 

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya 

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email 

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

2.2 Tren dan Isu Keperawatan Komunitas 

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut. 

Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masayrakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan. 

Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional menggambarkan trend an praktik keperawatan. 

Tren yang sedang dibicarakan adalah: 

1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional 

Page 8: Trend Keperawatan Komunitas

2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan 

3. Puskesmas Idaman 

2.2.1 Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional 

Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan komunitas. 

Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge,1987). 

Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990) . 

Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat perawtan professional. 

Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991). 

Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan. 

2.2.2 Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan 

Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat. 

Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat 

1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan perubahan

Page 9: Trend Keperawatan Komunitas

dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar. 

2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung, kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika. 

3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai perubahan-perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat. 

4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000. 

5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau wewenang pada perawat. 

6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain. 

2.3 Puskesmas Idamam 

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”. 

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal. 

Visi dan Misi Puskesmas Idaman 

1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik

Page 10: Trend Keperawatan Komunitas

pelanggan eksternal maupun internal. 

2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai berikut:

· Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk mengetahui seberapa besar potensipasar yang akan kita layani. 

· Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi pelanggan perlu diketahui untuk mengetahui budaya , perilaku dankebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. 

· Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman.Pola pikir semua pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai polapikir yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di Puskesmas Idaman. 

· Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan dan memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di garis depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang pertama yang kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pelayanankesehatan di Puskesmas Idaman. 

· Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada Pelanggan.Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”, maka hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan. 

· Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan ”Customer Market Relationship”.Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin baik, akan menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan membuat pelanggan menjadi loyal. 

· Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 

Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus berubah, untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan tersebut, sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang memuaskan pelanggan. 

Manfaat Puskesmas Idaman 

1. Bagi Masyarakat 

a. Mendapat pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau 

Page 11: Trend Keperawatan Komunitas

b. Masyarakat mampu mendapat pelayanan kesehatan sesuai keinginan 

c. Masyarakat tidak mampu/maskin mendapat pelayanan kesehatan standard 

2. Bagi Pemerintah Daerah 

a. Pemerintah Daerah dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat 

b. Meningkatkan citra Puskesmas, citra Pemerintah Daerah serta meningkatkan daya saing 

c. Pemberian subsidi pada masyarakat miskin lebih efektif dan efisien 

3. Bagi Tenaga Kesehatan 

a. Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat 

b. Motivasi Tenaga kesehatan meningkat 

c. Kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat 

d. Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan: profesioanal sesuaidengan pendidikannya, unggul dalam prestasi serta sopan dan santun dalam memberikan pelayanan. 

e. Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus untuk dokter dan dokter gigi memakai jas dokter pada saat melayani pasien. 

f. Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik berblister 

g. Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan penuh simpati dibantu sepenuhnya keperluaanya datang ke Puskesmas. 

h. Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dan keinginan pelanggan 

i. Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika dan semangat/motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pelayanan prima di Puskesmas 

j. Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-AC, sehingga member kenyamanan pada pasien dan tenaga kesehatan yang melayaninya 

k. Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapai sarana hiburan yang sesuai dengan harapan pasien 

l. Kamar mandi dan WC bersih, tidak bau dan cukup air, serta dibersihkan setiap hari 

Page 12: Trend Keperawatan Komunitas

m. Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana asri dan segar. 

n. Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan ditindaklanjuti dengan pertemuan pemecahan masalah di Dinas Kesehatan 

o. Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali serta ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan kesehatan 

p. Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK Menkes RI No: 128/MENKES/SK/II/2004 tentang: Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 

Upaya dan Azas Penyelenggaraan 

1. Upaya Kesehatan 

Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Idaman upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yakni: 

a. Upaya Kesehatan wajib adalah upaya kesehatan yang wajib dillaksanakan oleh Puskesmas Idaman, upaya kesehatan wajib tersebut adalah: 

a) Upaya Promosi Kesehatan 

b) Upaya Kesehatan Lingkugan 

c) Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga Berencana 

d) Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat 

e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 

f) Upaya Pengobata 

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan inovatif berdasarkan permasalahan kesehatan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. 

a) Upaya Kesehatan Sekolah 

b) Upaya Kesehatan Olah Raga 

Page 13: Trend Keperawatan Komunitas

c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat 

d) Upaya Kesehatan Kerja 

e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 

f) Upaya Kesehatan Jiwa 

g) Upaya Kesehatan Mata 

h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut 

i) Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional 

2. Azas Penyelenggaraan 

a. Azas pertanggungawaban wilayah, artinya Puskesmas Idaman bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. 

b. Azas pemberdayaan masyararakat, artinya Puskesmas Idaman wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. 

c. Azas keterpaduan, artinya penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu baik keterpaduan lintas program aupun lintas sektor. 

d. Azas rujukan, artinya untuk menyelesaikan berbagai masalah kesehatan di Puskesmas yang mempunyai kemampuan terbatas, perlu ditopang oleh azas rujukan, baik rujukan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat. 

3. Upaya Peningkatan Mutu

a. Fokus utama peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Idaman, terletak pada dua aspek: 

a) Peningkatan wawasan dan ketrampilan tenaga kesehatan, serta 

b) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan 

b. Memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan yang fokus pada pelanggan, artinya perbaikan manajemen ditujukan untuk memberikan kepuasan pada pelanggan 

Page 14: Trend Keperawatan Komunitas

c. Kepuasan pelanggan dapat diperoleh jika pelayanan kesehatan dapat mengatasi hal-hal yang tidak disukai pelanggan 

d. Pelanggan yang puas akan menjadi loyal yang juga berakibat pada peningkatan kunjungan 

e. eningkatan kunjungan akan berakibat bertambahnya pendapatan bagi Puskesmas Idaman Pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan disamping memberi insentif pada tenaga kesehatan

Trend Keperawatan Komunitas

1. Pengertian

Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti “always trade in the direction of the trend”, “never buck the trend”, atau “the trend is your friend”.      Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori.

            Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag.     Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan” (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang     menentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping (sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yang menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang dimaksud disini adalah tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan trough.

            Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

2.Kasus

Dalam rangka memantapkan sistem Siaga, Dinas Kesehatan Kota Cimahi menyelenggarakan Pelatihan Pengorganisasian Desa Siaga pada tanggal 23 – 25 April 2008 di Aula Puskesmas Cimahi Tengah.

Page 15: Trend Keperawatan Komunitas

Hadir membuka acara dr. Hj. Endang Kesuma Wardani, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Dalam sambutannya dr. Endang mengatakan bahwa sistem Siaga merupakan pengembangan dari Gerakan Sayang Ibu (GSI). Dengan mengedepankan partisipasi masyarakat, bukan hanya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saja yang terus ditekan dalam sistem Siaga, tetapi bagaimana Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat pun dapat meningkat. Melalui pelatihan yang difasilitasi oleh Health Services Program (SHP) ini, diharapkan Kota Cimahi dapat memenuhi target pembentukan sistem Siaga di seluruh tingkatan Rukun Warga.

Pada tahun 2006 dan 2007, terdapat masing-masing 10 kasus kematian ibu bersalin di Kota Cimahi. Sejak awal tahun 2008 hingga hari pelaksanaan pelatihan ini, tercatat 1 kasus kematian ibu bersalin di Kecamatan Cimahi Selatan. Hal ini terungkap

saat paparan Kebijakan Desa Siaga Provinsi Jawa Barat oleh drg. Pratiwi, M.Kes., Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Cimahi.

Diundang sebagai peserta pelatihan adalah perwakilan PKK Kota Cimahi, BPMKB Kota Cimahi, Kesra Kota Cimahi, 3 Kecamatan di Kota Cimahi, 15 Ketua LPM tingkat kelurahan di Kota Cimahi, tenaga kesehatan Puskesmas di Kota Cimahi, dan Ketua Yayasan Eureka Indonesia (YEI) sebagai LSM kesehatan yang berkedudukan di Kota Cimahi.

Setelah paparan Kebijakan Desa Siaga Provinsi Jawa Barat, Materi pelatihan Desa Siaga disampaikan secara lengkap meliputi: Konsep, Komponen, dan Pesan Desa Siaga; Pemberdayaan Masyarakat dalam Sistem Desa Siaga; Pengorganisasian Masyarakat; Survey Mawas Diri (SMD); Musyawarah Masyarakat Desa (MMD); Format Alat Bantu dan Mekanisme Desa Siaga; Peran dan Fungsi Fasilitator Desa Siaga; Pendampingan dan Pelaporan Desa Siaga.

Di akhir pelatihan, disepakati pula Rencana Tindak Lanjut pengorganisasian RW Siaga. Peserta pelatihan berbagi tugas sebagai fasilitator untuk menggarap pengorganisasian 1 (satu) RW menjadi RW Siaga di masing-masing kelurahan tempat domisili atau wilayah kerjanya.

Selain mendapatkan tugas bersama-sama dengan fasilitator LPM Kelurahan Leuwigajah untuk menggarap RW 17, rencananya YEI pun akan turut membantu HSP dalam pendampingan perorganisasian RW Siaga di 14 kelurahan lainnya. Dengan pendampingan, diharapkan 15 RW yang dimaksud akan sukses digarap untuk kemudian direplikasi di semua RW lainnya yang belum mengorganisasikan sistem Siaga.

3. Deskripsi Kasus

Sebuah program desa siaga yang dikhususkan bagi para ibu melahirkan ini merupakan sebuah hasil dari sebuah pemikiran yang sangat kontributif dalam menangani masalah – masalah yang terjadi pada ibu melahirkan. Desa siaga ini sangat fungsional dalam mengadakan sedikit pemulihan terhadap kondisi fisik para ibu melahirkan dimana yang pada usianya sekarang, ibu melahirkan sudah mengalami beberapa penurunan kualitas terhadap fungsi dari beberapa bagian anggota tubuhnya. Pemulihan anggota gerak dan peningkatan kebugaran adalah tonggak yang mendasari adanya desa siaga ini.

4.Teori

Page 16: Trend Keperawatan Komunitas

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007).

Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain (Depkes, 2007).Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan:

1.            Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan

2.            Kejadian Luar Biasa (KLB) dan faktor resikonya termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.

3.            Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor resikonya termasuk kurang gizi.

4.            Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan.

5.            Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.

6.            Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir.Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

5. Kriteria Desa SiagaKriteria desa siaga meliputi :1.    Adanya forum masyarakat desa2.    Adanya pelayanan  kesehatan dasar3.    Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat

Page 17: Trend Keperawatan Komunitas

4.    Dibina Puskesmas Poned5.    Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat.6.    Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat.7.    Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.8.    Memiliki lingkungan yang sehat.9.    Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.

Tahapan desa siaga :

Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa, pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.

Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned, serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.

Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.

Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa siaga.

5. Opini

Ditinjau dari kondisi fisik pada ibu melahirkan yang mengalami banyak sekali penurunan kualitas, program semacam desa siaga yang kini tengah menjadi tren dalam ruang lingkup kesehatan, merupakan sebuah hal inovatif dan mampu bersifat progresif terhadap kondisi fisik para ibu melahirkan untuk menuju titik dimana keadaan kesehatan akan membaik dan dapat sedikit dikendalikan. Setidaknya banyak sekali hal yang bisa dikembangkan dari program ini seperti kolaborasi antara kegiatan fisik dan pemenuhan nutrisi yang diaplikasikan dalam pengaturan pola dan porsi makan.

2.Isu Keperawatan Komunitas

1. Pengertian

                        Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.

                        Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah yang    dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :

Page 18: Trend Keperawatan Komunitas

Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;

Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;

Kabar, desas-desus.

Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau   akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat. Jadi,            isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani             atau    desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

2 Kasus

                        Senin, 15 Desember 2008 | 22:45 WIB

ENDE, SENIN - Sekitar 220 warga Desa Wolotopo, di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur ditemukan menderita penyakit kulit scabies atau kudis. Banyaknya kasus scabies itu ditemukan setelah digelar pengobatan

ratis kerja sama antara Puskesmas Rukun Lima, Ende dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu, di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.

Dalam pengobatan gratis itu tercatat warga yang memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya wilayah Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.

"Tapi di Desa Wolotopo ternyata banyak warga yang menderita scabies," kata Kepala Puskesmas Rukun Lima, Ende Heny Ratnawati, Senin (15/12), di Ende.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Ellya Dewi ketika dikonfirmasi menjelaskan, kawasan Wolotopo memang banyak ditemukan kasus scabies. Relevansi munculnya kasus penyakit kulit dan diare biasanya terkait dengan ketersediaan air. Wilayah Wolotopo merupakan daerah yang sulit bagi warga setempat untuk mengakses air bersih, kata Dewi.

3 Deskripsi Kasus

Banyaknya kasus scabies itu ditemukan setelah digelar pengobatan gratis kerja sama antara Puskesmas Rukun Lima, Ende dengan

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu, di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.

Dalam pengobatan gratis itu tercatat warga yang memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya wilayah Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.

4 Teori

Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit

Page 19: Trend Keperawatan Komunitas

Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri berbentuk hampir bulat dengan 8 kakipendek, pipih, berukuran (300–600 μ) x (250-400 μ) pada betina, dan (200- 240 μ) x (150-200 μ) pada jantan, biasanya hidup di lapisan epidermis. Permukaan dorsal dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan lekukan terutama bentuk garis melintang sehingga menghasilkan sejumlah skalasegitiga kecil. Selain itu, pada betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4 sedangkan pada jantan, bulu cambuk hanya terdapat pada pasangan kaki ke-3

5 Opini

Sabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau. Tungau tersebut akan bereaksi pada mala hari, sehingga yang terkena penyakit scabies mengalami susah tidur dan akan selalu terasa gatal. Di siang hari tungau akan istirahat. Penularan tungau biasanya melalui baju, handuk, dll.