60
Trauma Bola Mata

Trauma Bola Mata FINISH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hi

Citation preview

Page 1: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Bola Mata

Page 2: Trauma Bola Mata FINISH

Sistem Penglihatan Manusia

Page 3: Trauma Bola Mata FINISH

Anatomi MataBola mata terdiri atas :

Dinding mata, terdiri dari :– Kornea dan sclera

– Selaput khoroid, korpus siliaris, iris dan pupil

Medium tempat cahaya lewat, terdiri dari :– Kornea

– Aqueous humour

– Lensa

– Vitreous humour

Jaringan Nervosa, terdiri dari :– Sel-sel saraf retina

– Serat saraf yang menjalar melalui sel-sel ini.

Page 4: Trauma Bola Mata FINISH

Anatomi Mata

Dinding Orbita terdiri dari :

Atap Orbita, yaitu tulang frontal

(terdapat sinus frontalis)

Dinding Lateral, yaitu tulang sphenoidal dan tulang zygomatikus

Dinding Medial, yaitu tulang eithmoidal yang tipis (terdapat sinus eithmoidaldan sphenoidal)

Dasar Orbita, yaitu tulang maksilaris dan zygomatikus.

Pada tulang maksilaris terdapat sinus maksilaris.

Kelenjar lakrimalis terdapat dalam fossa lakrimalis di bagian anterior atap orbita.

Page 5: Trauma Bola Mata FINISH

Kelopak Mata

Fungsi : melindungi bola mata dari trauma, serta mengeluarkan sekresi

kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.

Terdapat beberapa bagian antara lain : kelenjar sebasea, kelenjar keringat atau

kelenjar Moll, kelenjar zeis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjar

Meibom pada tarsus.

Kelopak mata menutup secara reflex jika mata terancam. Aksi mengedipkan mata

menjaga kornea tetap bersih melalui produksi air mata.

Page 6: Trauma Bola Mata FINISH

Konjungtiva Konjungtiva atau selaput lendir mata adalah membran yang menutupi

sklera dan kelopak bagian belakang.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang bersifat membasahi bola

mata terutama kornea dihasilkan oleh sel Goblet.

Fungsi konjungtiva:

Proteksi pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata.

Mengandung banyak pembuluh darah. Laserasi kecil di konjungtiva

sembuh dengan cepat dan mungkin dapat menutupi cedera penetrasi

dari bola mata.

Page 7: Trauma Bola Mata FINISH
Page 8: Trauma Bola Mata FINISH

Apparatus Lakrimalis

Sistem sekresi air mata atau lakrimal

terletak di daerah temporal bola

mata.

Fungsi air mata:

Mencuci & melumasi air mata.

Komposisi air mata: 98% air; 1,5% NaCl,

dan enzim lisosim yang mempunyai efek

antibakteri.

Page 9: Trauma Bola Mata FINISH

Kornea Kornea merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera

yang bersifat transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola

mata.

Kornea berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata.

Lapisan-lapisan kornea:

Epitel

Membrana Bowman

Stroma

Membrana descemet

Endotelium

Page 10: Trauma Bola Mata FINISH

Bilik-bilik Dalam Mata

• Bola mata mempunyai 2 bilik

yaitu : Bilik mata depan yang merupakan

ruangan dibatasi oleh kornea, iris,

lensa dan pupil serta berisi humor

aquos yang membawa makanan

untuk jaringan mata sebelah depan.

Kemudian bilik mata belakang yang

paling sempit pada mata.

Page 11: Trauma Bola Mata FINISH

Uvea• Uvea merupakan lapis vaskuler di dalam bola

mata yang banyak mengandung pembuluh darah yaitu : iris, badan siliar, koroid.

Page 12: Trauma Bola Mata FINISH

Lensa

• Letak : di depan badan kaca dan di

belakang iris.

• Merupakan bangunan lunak, bening,

bikonveks (cembung), yang dilapisi oleh

kapsul tipis yang homogen.

• Lensa dibungkus suatu kapsul, yang

merupakan Membran bening yang

menutup lensa dengan erat dan tebal pada

permukaan anterior.

Page 13: Trauma Bola Mata FINISH

Retina • Lapisan paling dalam pada mata : lapisan

penerima cahaya.Membran lunak, rapuh, tipis.

Tebal dari 0,4 mm dekat masuknya saraf optikus

smpai 0,1 mm pada orra serata.

• Elemen peka cahaya mengandung sel-sel batang

dan kerucut.

• Sel batang untuk intensitas cahaya rendah.

• Sel kerucut: untuk penglihatan cahaya terang dan

untuk penglihatan warna. Letak di pusat retina.

Page 14: Trauma Bola Mata FINISH

Saraf dan Otot Bola Mata

• Selain saraf optik, ada saraf kranial yang membantu dalam pengoperasian dan

gerakan bola mata yaitu : Saraf okulomotor (III)

Troklearis (IV)

Abdusens (VI) dan

Trigeminal (V)

Page 15: Trauma Bola Mata FINISH

PEMERIKSAAN AWAL PADA TRAUMA MATA

• Anamnesis

Mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera

sesudah cedera ?

Apakah gangguan penglihatan bersifat progresif lambat atau berawitan

mendadak ?

Harus dicurigai adanya benda asing intraocular apabila terdapat riwayat

memalu, mengasah atau ledakan.

Cedera pada anak dengan riwayat yang tidak sesuai dengan cedera yang

diderita harus menimbulkan kecurigaan adanya penganiayaan anak.

Page 16: Trauma Bola Mata FINISH

Pemeriksaan fisik

• Dimulai dengan adanya pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan.

• Periksa motilitas mata dan sensasi kulit periorbita, dan lakukan palpasi untuk

mencari defek pada bagian tepi tulang orbita.

• Oftalmoskop langsung dan tidak langsung digunakan untu mengamati lensa,

korpus viterus, duktus optikus, dan retina.

• Apabila tidak tersedia slit lamp di ruang darurat, maka senter, kaca pembesar, atau

oftalmoskop langsung pada +10 (nomor gelap) dapat digunakan untuk memeriksa

adanya cedera di permukaan tarsal kelopak dan segmen anterior

Page 17: Trauma Bola Mata FINISH

Klasifikasi Trauma Mata

Trauma mekanik

• trauma system lakrimalis

• laserasi konjungtiva

• benda asing kornea dan konjungtiva

• erosi kornea

• trauma non penetrasi dan trauma

tumpul

• trauma dinding dasar orbita

• trauma penetrasi/trauma tajam

Trauma kimia

• trauma asam

• trauma alkali

Trauma fisik

•luka akibat radiasi

Page 18: Trauma Bola Mata FINISH

TRAUMA SISTEM LAKRIMALIS

Etiologi:

• laserasi dan mata berair pada kantus medialis (seperti pada gigitan anjing atau

pecahan kaca) dapat membelah duktus lakrimalis.

• Terputusnya pungtum dan kanalikulus lakrimalis biasanya disebabkan akibat luka

bakar dan trauma kimiawi.

• Trauma sakus lakrimalis atau kelenjar lakrimal biasanya berhubungan dengan

trauma craniofacial (seperti pada kecelakaan lalu lintas).

• Dakriosistitis umumnya merupakan sekuele yang dapat diterapi dengan

pembedahan.

Page 19: Trauma Bola Mata FINISH

Gejala klinis : Epifora (mata berair), demam, penglihatan kabur,

terdapat benjolan pada sudut bagian dalam kelopak mata

Pengobatan:

• Trauma system lakrimal dapat diperbaiki dengan pembedahan

menggunakan mikroskop. Sebuah silicon berbentuk cincin dipasang

di dalan kanalikulus menggunakan probe khusus. Silicon stent ini

dibiarkan in situ selama 3-4 bulan kemudian diangkat. Pembedahan

palpebra dan sitem lakrimal harus dilakukan oleh oftalmologis

Page 20: Trauma Bola Mata FINISH

TRAUMA TUMPUL PADA MATA

Hematoma Kelopak

• Trauma dapat akibat pukula tinju, ataupun benda-benda keras lainnya.

• Keadaan ini memberikan bentuk yang menakutkan pada pasien, dapat tidak

berbahaya ataupun sangat berbahaya karena mungkin ada kelainan lain di

belakangnya.

• Pada hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres dingin untuk

menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telah lama, untuk

memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompres hangat pada kelopak mata

Page 21: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Tumpul Konjungtiva

Edema konjungtiva

Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva

Pada edema konjungtiva dapat diberikan dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva. Pada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan insisi sehingga cairan konjungtiva kemotik keluar melali insisi tersebut

Page 22: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Tumpul Konjungtiva

Hematoma subkonjungtiva

Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah

yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva, seperti arteri

konjungtiva dan arteri episklera.

Pecahnya pembuluh darah ini dapat akibat batuk rejan, trauma tumpul

basis kranii (hematoma kaca mata), atau pada keadaan pembuluh darah

yang rentan dan mudah pecah.

Bila perdarahan ini terjadi akiba trauma tumpul maka perlu dipastikan

bahwa tidak terdapat robekan di bawah jaringan konjungtiva atau

sklera.

Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva ialah dengan kompres

hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam

1-2 minggu tanpa diobati

Page 23: Trauma Bola Mata FINISH

3. Trauma tumpul pada kornea

1. Edema konea

• Keluhan : penglihatan kabur, terlihatnya

pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya

yang dilihat.

• Kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido

yang positif.

• Terapi : larutan hipertonik, asetazolamide (bila

terdapat peninggian tekanan bola mata), dan

analgetik

Page 24: Trauma Bola Mata FINISH

2. Erosi Kornea :

• Keadaan terkelupasnya epitel kornea yang diakibatkan

oleh gesekan keras pada epitel kornea.

• Gejala : Nyeri, mata berair, dengan blefarospasme,

lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan akan terganggu .

• Pemeriksaan flouresens : warna hijau (+)

• Penatalaksanaan : antibiotik spektrum luas, bebat

mata,

* Pemakaian lensa kontak lembek pada pasien dengan

erosi rekuren sangat bermanfaat, karena dapat

mempertahankan epitel berada di tempat dan tidak

dipengaruhi kedipan kelopak mata

Page 25: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma tumpul uvea

1. iridoplegia Kelumpuhan otot sfingter pupil sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis.• Gejala : pupil anisokor, tidak bereaksi terhadap

sinar. • Keluhan : susah melihat dekat, silau.• Penatalaksanaan : istirahatkan mata +

roboransia

Page 26: Trauma Bola Mata FINISH

2. Iridodialisis :

Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada

pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah

• Gejala : pupil lonjong

• Keluhan : penglihatan ganda

• Penatalaksanaan: tindakan operatif untuk reposisi pangkal iris

Page 27: Trauma Bola Mata FINISH

5. Hifema

Hifema darah di dalam bilik mata

depan dapat terjadi akibat trauma tumpul

yang merobek pembuluh darah iris atau badan

siliar

Page 28: Trauma Bola Mata FINISH
Page 29: Trauma Bola Mata FINISH

Gejala : nyeri, epifora, blefarospasme, penlihatan

menurun,

Penatalaksanaan : tirah baring dengan elevasi

kepala 30derajat , koagulasi, dan mata ditutup,

asetazolamide,

Penatalaksanaan : parasintesis

Komplikasi : rebleeding sinderosis bulbi

Page 30: Trauma Bola Mata FINISH
Page 31: Trauma Bola Mata FINISH

6. Trauma tumpul pada lensa

1. Dislokasi lensa akibat terjadi pada putusnya zonula Zinn

yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu

2. Subluksasi lensa lensa berpindah tempat dapat

mengakibatkan glukoma sekunder dimana terjadi

penutupan sudut bilik mata oleh lensa yang mencembung

Page 32: Trauma Bola Mata FINISH

3. Luksasi lensa anterior seluruh zonula Zinn di

sekitar ekuator putus maka lensa dapat masuk ke

dalam bilik mata depan

4. Luksasi lensa posterior lensa jatuh ke dalam

badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus

posterior fundus okuli gejala mata afakia dan

melihat normal dengan lensa +12,0 dioptri untuk

jauh.

Page 33: Trauma Bola Mata FINISH

5. Katarak trauma Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular

anterior ataupun posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti

bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang

disebut cincin Vossius (ciccin berpigmen tepat dibelakang pupil, akibat

deposit pigmen iris pada dataran depan lensa sesudah trauma )

• Penatalaksanaan :

– Ekstraksi lensa

– Bila tidak terjadi penyulit, dapat ditunggu smpai mata tenang,

sedangkan pada anak resiko untuk terjadi ambliopia di pasang lensa

intra okuler

Page 34: Trauma Bola Mata FINISH

7. Trauma tumpul retina dan koroid

1. Edema retina dan koroid warna retina lebih abu-abu sulit melihat jaringan koroid

melalui retina yang sembab.

• Visus menurun dan akan normal kembali setelah beberapa waktu, akan tetapi

dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel

pigmen epitel.

• Berbeda dengan oklusi arteri retina sentral dimana terdapat edema retina kecuali

daerah makula, sehingga pada keadaan ini akan terlihat cherry red spot yang

berwarna merah. Edema retina akibat trauma tumpul juga mengakibatkan edema

makula sehingga tidak terdapat cherry red spot

Page 35: Trauma Bola Mata FINISH

2. Ablasi Retina

• Terlepasnya sel epitel pigmen dari neurosensoris retina

• Keluhan : adanya selaput yang seperti tabir mengganggu lapang

pandangnya. Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam

penglihatan akan menurun.

Page 36: Trauma Bola Mata FINISH

Penatalaksnaan ablasio retina

1. Retinopeksi pneumatik menyuntikan gelembung gas ke dalam vitreus (untuk robekan tunggal superior)

2. Scleral buckle penjahitan sabuk silikon mengelilingi sclera sehingga terjadi tekanan pada robekan retina

3. Vitrektomi dilakukan insisi pada sclera dan humor viterus diganti dengan jelly yang dimasukan ke dalam viterus body.

Page 37: Trauma Bola Mata FINISH

8. Trauma Koroid• Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat

merupakan akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus

posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik.

• Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka

tajam penglihatan akan turun dengan sangat.

Page 38: Trauma Bola Mata FINISH

4. TRAUMA MATA NON

PENETRASI

Page 39: Trauma Bola Mata FINISH

1. Abrasi

• Abrasi dari kelopak mata, kornea, atau konjungtiva tidak

membutuhkan pembedahan. Luka harus dibersihkan dari

benda asing

• Abrasi kornea menyebabkan nyeri yang hebat dan dapat

mengarah ke erosi kornea

– Anastesi topikal saat dilakukan pemeriksaan

– Ointment antibiotik oftalmika

– Plester mata

Page 40: Trauma Bola Mata FINISH

2. kontusi • Sering tidak kelihatan pada pemeriksaan superficial. Pemeriksaan yang hati-hati

dan follow up yang adekuat harus dilakukan.

• Akibat cidera kontusi : hemoragi dan pembengkakan kelopak mata, hemoragik

subkonjungtival, edema kornea, hemoragi bilik anterior (hyphema), dll

• Penatalaksanaan : Pasien dengan hemoragi intraocular harus tirah baring total

selama 4-5 hari dengan kedua mata diplester untuk mengurangi perdarahan lebih

lanjut.

• Cyclopegic short-acting seperti hemotropine 5% dapat digunakan. Asetazolamid,

manitol, dan obat sistemik lain yang dapat enurunkan tekanan bola mata mungkin

diperlukan

Page 41: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Tembus Bola Mata

• Laserasio Laserasi tanpa prolaps jaringan:

Dapat diperbaiki dengan jahitan menggunakan benang silk atau catgut (tanpa adanya bukti prolaps intraocular dan jika lukanya bersih dan kelihatan bebas dari kontaminasi)

Midriatik sebaiknya diberikan dan larutan antibiotic harus dimasukkan ke dalam kantung konjungtiva lalu pinggir mata diplester. Pasien harus tirah baring untuk beberapa hari dan antibiotik sistemik diberikan untuk mengurangi infeksi intraocular.

Page 42: Trauma Bola Mata FINISH

o Laserasi dengan prolaps: jika sebagian kecil dari iris prolaps melalui luka, maka harus dipegang

dengan forsep dan dipotong tepat pada batas luka. Jaringan uvea dalam jumlah yang sedikit juga dapat dibuang dengan cara yang sama.

Luka harus ditutup dengan cara yang sama seperti menutup luka pada laserasi tanpa prolaps.

Jika lukanya luas dan kehilangan isi intraocular berat sehingga prognosis fungsi mata buruk, maka eviserasi dan enukleasi diindikasikan sebagai prosedur pembedahan utama.

Page 43: Trauma Bola Mata FINISH

• Benda asing intraokular Benda asing yang tertanam di dalam mata harus dapat diidentifikasi. partikel

besi dan tembaga harus segera dikeluarkan untuk mencegah disorganisasi dari jaringan okuler akibat perubahan degenerative (siderosis karena besi dan chalcosis karena tembaga).

Adanya keluhan tidak nyaman pada mata dengan penurunan tajam penglihatan dan adanya riwayat terkena pantulan baja harus dicurigai terdapat benda asing intraokular.

Page 44: Trauma Bola Mata FINISH

Jika benda asing terletak di anerior zonula, sebaiknya disingkirkan melalui insisi ke dalam bilik depan melalui limbus. Jika berlokasi di belakang lensa dan di depan ekuator, sebaiknya disingkirkan melalui area pars plana yang terdekat dengan benda asing. Jika benda asing terletak di posterior ekuator, sebaiknya disingkirkan langsung dari dinding bola mata terdekat, kecuali daerah tersebut adalah macula.

Jika benda asing tersebut memiliki sifat magnetic, magnet yang sudah dsterilkan dapat digunakan didekat daerah keluar luka untuk membantu menyingkirkan benda asing tersebut. Jika bukan benda yang bersifat magnetic, forsep kecil dapat digunakan dengan trauma yang minimal. Setiap kerusakan di retina harus didiatermi atau fotokoagulasi untuk mencegah pelepasan retina.

Page 45: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Kimia• Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat

terpapar bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang merusak struktur bola mata tersebut.

• Pengaruh bahan kimia terhadap mata bergantung pada: PH Kecepatan Jumlah bahan kimia yang mengenai mata.

Page 46: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Asam

Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH <7

Asam cenderung berikatan dengan protein dan menyebabkan koagulasi protein plasma. Koagulasi protein ini sebagai barrier yang membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut.

Luka yang terjadi hanya berbatas pada permukaan luar saja

Page 47: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Asam

• Etiologi bahan kimia asam

Asam sulfur Asam hidlokrida (HCL) Asam nitrat Asam asetat (CH3COOH) Asam kromat (Cr2O3) Asam hidroflorida

Page 48: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Asam

• Tatalaksana

Periksa pH dengan kertas lakmus Irigasi jaringan yang terkena. Irigasi dapat dilakukan dengan

garam fisiologi atau air bersih lainnya paling sedikit 15-30 menit.

Bersihkan sisa zat kimia di fornix konjungtiva dengan cottonbud

Biasanya trauma akibat zat kimia asam akan normal kembali sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.

Page 49: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Basa atau Alkali

Trauma akibat bahan kimia basa akan mengakibatkan kerusakan yang sangat berbahaya pada mata. Alkali akan menembus kornea dengan cepat karena memiliki sifat baik hydrophilic dan lipophilic lalu menembus bilik mata depan dan sampai pada jaringan retina.

Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen korena.

Bahan kimia alkali akan mengakibatkan proses penyabunan (saponifikasi).

Page 50: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Basa atau Alkali

• Etiologi bahan kimia basa

Semen Soda kuat Amonia NaOH CaOH Cairan pembersih dalam rumah tangga

Page 51: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Basa atau Alkali

• Menurut klasifikasi Hughes1. Derajat I: prognosis baik, terdapat erosi epitel kornea, tidak ada iskemia dan nekrosis

kornea ataupun konjungtiva2. Derajat II: prognosis baik, pada kornea terdapat kekeruhan yang ringan, iskemia 1/3

limbus3. Derajat III: prognosis baik, kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris dan pupil

secara jelas, terdapat iskemia 1/3 sampai ½ limbus dan nekrosis ringan kornea dan konjungtiva

4. Derajat IV: prognosis buruk, kekeruhan kornea sampai pupil tidak dapat diihat, konjungtiva dan sclera pucat, iskemia > ½ limbus.

• Menurut klasifikasi Thoft1. Derajat I: hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata.2. Derajat II: hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea3. Derajat III: hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea.4. Derajat IV: konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%.

Page 52: Trauma Bola Mata FINISH
Page 53: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Basa atau Alkali

• Penyulit yang dapat timbul pada trauma alkali adalah simblefaron, kekeruhan kornea, edema dan neovaskularisai kornea, katarak, disertai ftisis bola mata

• Tatalaksana Pemeriksaan pH dengan kertas lakmus Irigasi dengan garam fisiologis selama mungkin (2000ml

selama 30 menit) Antibiotik untuk mencegah infeksi

Page 54: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Radiasi Elektromagnetik

• Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah:

Sinar infra merah Sinar Ultraviolet Sinar –X dan sinar terionisasi

Page 55: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma Sinar Infra Merah

Akibat sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari, dan pada saat bekerja di pemanggangan. Kerusakan ini dapat terjadi akibat terkonsentrasinya sinar infra merah terlihat. Absorpsi sinar infra merah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan eksfoliasi kapsul lensa. Akibat sinar ini pada lensa, maka katarak mudah terjadi pada pekerja industri gelas dan pemanggangan logam.

Sinar infra merah akan mengakibatkan keratitis superfisial, katarak kortikal anterior-posterior dan koagulasi pada koroid.

Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang sudah terjadi, kecuali mencegah terkenanya mata oleh sinar infra merah ini. Steroid sistemik dan lokal diberikan untuk mencegah terbentuknya jaringan parut pada makula atau untuk mengurangi gejala radang yang timbul.

Page 56: Trauma Bola Mata FINISH

Trauma sinar ultra violet ( sinar las )

Sinar ultra violet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat, mempunyai panjang gelombang antara 250-295 nM. Sinar ultra violet akan segera merusak epitel kornea. Sinar ultra violet biasanya memberikan kerusakan terbatas pada kornea, sehinga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata terlihat. Kerusakan ini akan segera baik kembali setelah beberapa waktu, dan tidak akan memberikan gangguan ketajaman pengelihatan yang menetap.

Pasien yang telah terkena sinar ultra violet akan memberikan keluhan 4-10 jam setelah trauma. Pasien akan mrasa mata sangat sakit, mata seperti kelilipan atau seperti kemasukan pasir, fotofobia, blefarospasme dan konjungtiva kemotik. Kornea akan menunjukan adanya infiltrat pada permukaannya, yang kadang-kadang disertai dengan kornea yang keruh dan uji floresensi positif.

Page 57: Trauma Bola Mata FINISH

• Keratitis teutama terdapat pada fisura palpebra. Pupil akan terlihat miosis, tajam penglihatan akan terganggu. Keratitis ini akan sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama kerusakan dapat permanen sehingga akan memberikan kekeruhan pada kornea. Gambaran keratitis menjadi semakin berat akibat efek kumulatif radiasi sinar UV .

• Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal, analgetik, dan mata ditutup selama 2-3 hari. Biasanya sembuh setelah 48 jam.

Page 58: Trauma Bola Mata FINISH

• Sinar ionisasi dan sinar-X Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk:

- Sinar alfa yang dapat diabaikan- Sinar beta yang dapat menembus 1cm jaringan- Sinar gamma- Sinar-x

Sinar ionisasi dan sinar-x dapat menyebabkan katarak dan rusaknya retina. Dosis katarak toksigenik bervariasi sesuai dengan energi dan tipe sinar, lensa yang lebih mudah dan lebih peka. Akibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel secara tidak normal. Sedangkan sel baru yang berasal dar sel germinatif lensa tidak menjadi jarang.

Sinar-x merusak retina dengan gambaran seperti kerusakan yang diakibatkan diabetes melitus berupa dilatasi kapilar, perdarahan, mikroaneuris mata , dan eksudat.

Page 59: Trauma Bola Mata FINISH

Luka bakar akibat sinar-x dapat merusak kornea, yang mengakibatkan kerusakan permanen yang sukar diamati. Biasanya akan terlihat sebagai keratitis dengan iridosiklitis ringan. Pada keadaan yang berat akan mengakibatkan parut konjungtiva atrofi sel goblet yang akan menggangu fungsi air mata.

Pengobatan yang diberikan adalah antibiotik topikal dengan steroid 3 kali sehari dan sikloplegik 1 kali sehari. Bila terjadi simblefaron pada konjungtifa dilakukan tindakan pembedahan.

Page 60: Trauma Bola Mata FINISH

Terima Kasih